• Tidak ada hasil yang ditemukan

Effect of Squeeze Casting Parameter Process ( Melt Temperature, Die Temperature And Al-3,22Si ) On Microstructure, Hardness And Tensile Strength In Thin Wall Casting Aspiyansyah Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Pontianak Email : aspi_pbunyahoo.co.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Effect of Squeeze Casting Parameter Process ( Melt Temperature, Die Temperature And Al-3,22Si ) On Microstructure, Hardness And Tensile Strength In Thin Wall Casting Aspiyansyah Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Pontianak Email : aspi_pbunyahoo.co."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Effect of Squeeze Casting Parameter Process ( Melt Temperature, Die Temperature And Al-3,22%Si ) On Microstructure, Hardness And Tensile

Strength In Thin Wall Casting

Aspiyansyah

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Pontianak Email :aspi_pbun@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur tuang dan temperatur cetakan terhadap struktur mikro dan kekerasan pada pengecoran squeeze (direct squeeze casting) paduan Al-6,04%Si. Paduan dilebur pada dapur krusibel dan dituang pada temperatur 665°C, 775°C dan 855°C, pada cetakan yang berbentuk die-punch yang dipanaskan pada temperatur 220°C, 275°C dan 330°C. Tekanan diberikan sebesar 135 MPa untuk menekan logam cair yang ada pada cetakan. Struktur mikro diamati menggunakan mikroskop optik dan sifat kekerasan diuji menggunakan pengujian kekerasan Vickers. Hasil pengujian menunjukkan peningkatan temperatur tuang dan temperatur cetakan berpengaruh terhadap kekerasan dan struktur mikro. Kekerasan menurun dengan kenaikan temperatur tuang, peningkatan temperatur cetakan menyebabkan nilai kekerasan menurun dan struktur silikon semakin kasar.

Kata kunci: pengecoran squeeze, kekerasan dan struktur mikro

PENDAHULUAN

Pengecoran squeeze adalah proses pengecoran dengan memberikan tekanan saat pembekuan dan merupakan penggabungan keunggulan proses tempa (forging) dan cor (casting). Proses pengecoran squeeze mampu meningkatkan sifat fisis dan mekanis terutama pada material dengan paduan dasar aluminium dan magnesium (Ghomashchi dan Vikrov, 1998). Pengecoransqueeze pada paduan dasar aluminium mampu menghasilkan coran yang mempunyai karakteristik seperti hasil proses tempa (Yue, 1997).

(2)

Penelitian tentang pengecoran squeeze paduan Al-Si telah dilakukan oleh beberapa peneliti dintaranya Baek dan Kwon (2008); Wahyudiono dan Purwanto (2007); Chang, dkk., (2007); Raji dan Khan (2006) dan Yang (2003). Ketebalan hasil coran dengan bahan Al-Si yang diteliti bervariasi, Wahyudiono dan Purwanto (2007) meneliti benda cor dengan ketebalan 10 mm sedangkan Raji dan Khan (2006) meneliti dengan perbandingan ukuran 2,5:1 dengan ketebalan minimum yang dihasilkan 10 mm, namun penelitian benda cor tipis dengan ketebalan 3 mm pada paduan Al-6,04%Si masih belum dilakukan sedangan benda cor tipis ini digunakan secara luas pada berbagai macam produk.

Penelitian ini akan menguji paduan Al-6,04%Si pada benda cor tipis yang dihasilkan dari proses pengecoran squeeze, selanjutnya dipelajari pengaruh parameter pengecoran squeeze yaitu temperatur tuang dan temperatur cetakan hasil pengecoran terhadap struktur mikro dan kekerasan.

METODE PENELITIAN

Paduan Al-Si diuji komposisi dengan spektrometer untuk mengetahui kandungan dari paduan, hasil komposisi ditunjukkan pada table 1. Paduan dilebur dalam dapur krusibel dan dituangkan pada temperatur 655, 775 dan 885oC. Pemanasan die dan punch pada temperatur 220, 275 dan 330oC menggunakan sprayer, gambar-1 menunjukan dies dan punch yang digunakan. Colloidal grafit digunakan sebagai pelapisan cetakan untuk menghidari terjadinya keausan erosi.

Tabel 1

Komposisi Paduan Al-6,04%Si

Al Si Fe Cu Mn Mg Zn Ti Cr Ni Pb Sn

(3)

Cairan alumunium yang sudah mencapai temperatur penelitian dituang pada die, kemudian dilakukan proses penekanan menggunakan penekan hidrolis pada tekanan 135 Mpa dan ditahan selama 30 detik.

Benda hasil pengecoransqueezedipotong kemudian melalui proses pemesinan dibuat spesimen uji kekerasan dan struktur mikro. Pengujian kekerasan menggunakan Vickers Hardness dengan pembebanan 15,62 kg sedangkan pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Struktur Mikro

Struktur mikro dengan variasi temperatur tuang 665, 775 dan 885°C pada tekanan 135 Mpa diperlihatkan pada gambar-2 a, b dan c. Secara umum struktur silikon berbentuk serpih (platelike) dengan kecenderungan semakin halus seiring dengan peningkatan temperatur tuang. Struktur silikon yang semakin halus ini disebabkan oleh semakin tinggi gradien temperatur cairan dengan cetakan. Gradien temperatur yang tinggi menyebabkan laju pembekuan yang cepat yang dimungkinkan juga dapat memperhalus butir.

(a) (b) (c)

(4)

Struktur mikro paduan pada temperatur cetakan 220,275 dan 330oC ditunjukkan gambar-3 a,b dan c. Pengamatan secara umum menunjukkan dengan kenaikan temperatur cetakan terlihat mempengaruhi bentuk struktur mikro. Struktur silikon berbentuk serpihan mengalami peningkatan jumlah dan serpihan semakin kasar seiring dengan peningkatan temperatur cetakan. Pengkasaran struktur silikon ini disebabkan semakin tinggi temperatur cetakan maka perbedaan atau gradien dengan temperatur logam cair semakin rendah yang mengakibatkan laju pembekuan yang semakin lambat.

Kekerasan

Hubungan antara temperatur tuang dengan kekerasan Vickers pada variasi temperatur cetakan dengan tekanan 135 Mpa diperlihatkan pada gambar-4. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekerasan menurun dengan semakin tingginya temperatur tuang.

60 65 70 75 80

ra

sa

n

(

VH

N

)

Temperatur cetakan 220°C

Temperatur

(a) (b) (c)

Gambar 3. Struktur Mikro Spesimen pada Temperatur Tuang 775oC dengan: (a) Temperatur Cetakan 220oC; (b) Temperatur Cetakan 275oC dan

(5)

Nilai kekerasan maksimum pada temperatur tuang 665oC diperoleh pada temperatur cetakan 220oC dengan nilai 68,8502 VHN, berkurang menjadi 66,1614 VHN pada temperatur cetakan 275oC dan kekerasan minimum pada temperatur cetakan 330oC dengan nilai 63,3980 VHN. Nilai kekerasan maksimum pada temperatur tuang 775oC diperoleh pada temperatur cetakan 220°C dengan nilai 65,7255 VHN dan minimum pada temperatur cetakan 330°C dengan nilai 61,1023 VHN. Nilai kekerasan maksimum pada temperatur tuang 885oC diperoleh pada temperatur cetakan 220°C dengan nilai 64,9775 VHN dan minimum pada temperatur cetakan 330°C dengan nilai 56,1117 VHN.

Pengaruh temperatur cetakan terhadap kekerasan ditunjukkan pada gambar-5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekerasan menurun dengan semakin tingginya temperatur cetakan Nilai kekerasan maksimum pada temperatur tuang 665oC diperoleh pada temperatur cetakan 220oC dengan nilai 68,8502 VHN, berkurang menjadi 65,7255 VHN pada temperatur cetakan 275 oC dan kekerasan minimum pada temperatur cetakan 330oC dengan nilai 64,9775 VHN. Nilai kekerasan maksimum pada temperatur tuang 775oC dan 885oC dapat dilihat pada gambar-5.

Gambar 5. Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Kekerasan

Dari hasil ini struktur mikro besar pengaruhnya terhadap kekerasan, terlihat struktur silikon semakin kasar pada temperatur cetakan 330°C (gambar 3) yang mengakibatkan kekerasan semakin rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa perubahan temperatur cetakan besar pengaruhnya terhadap kekerasan produk hasil pengecoran squeeze. Pengkasaran struktur silikon ini disebabkan semakin tinggi temperatur cetakan maka perbedaan atau gradien dengan temperatur logam cair semakin rendah yang mengakibatkan laju pembekuan yang semakin lambat.

(6)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pengecoran squeeze pada benda cor tipis paduan Al–6,04%Si dengan tekanan 135 Mpa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Peningkatan temperatur tuang berpengaruh terhadap struktur silikon dan kekerasan, struktur silikon berbentuk serpih dengan kecenderungan semakin halus seiring dengan peningkatan temperatur tuang. Peningkatan temperatur menurunkan nilai kekerasan sebesar 7,9% pada temperatur tuang 665oC, 7% pada temperatur tuang 775oC, dan 13,6% pada temperatur tuang 885oC.

2. Struktur silikon semakin kasar dan kekerasan menurun dengan peningkatan temperatur cetakan. Peningkatan temperatur cetakan mengurangi nilai kekerasan sebesar 5,6% pada temperatur cetakan 665oC, 5% pada temperatur cetakan 775oC, dan 11,5% pada temperatur cetakan 885oC.

DAFTAR PUSTAKA

1. Baek Jong-Kyu and Kwon Hae-Wook “Effect of Squeeze Cast Process Parameters on Fluidity of Hypereutectic Al-Si alloy”, School of Materials Science and Engineering, vol. 24, pp. 7-11, 2008.

2. Chang K.H., Jang G.C., Lee C.H., and Lee S.H., “Temperature and Thermal Stress Distribution for Metal Mold in Squeeze Casting Process”, Institute of Technology and Science, vol.24, no. 3, pp. 347-350, 2008.

3. Ghomashchi, M.R., and Vikhrov, A., “Squeeze Casting: an Overview”, Journal of Materials Processing Technology, vol. 101, pp. 1-9. 2000.

4. Raji A., and Khan R. H., “Effects ofPouring Temperature and Squeeze Pressure on Al-8%Si Alloy Squeeze Cast Parts”, Department of Mechanical Engineering, Adamawa State, Nigeria, pp. 229-237, 2006.

Gambar

Tabel 1Komposisi Paduan Al-6,04%Si
Gambar 2. Struktur Mikro Spesimen pada Temperatur Cetakan 220oC dengan:(a) Temperatur tuang 665oC; (b) Temperatur Tuang 775oC dan(c) Temperatur Tuang 885oC
Gambar 3. Struktur Mikro Spesimen pada Temperatur Tuang 775oC dengan:(a) Temperatur Cetakan 220oC; (b) Temperatur Cetakan 275oC dan(c) Temperatur Cetakan 330oC
Gambar 5. Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Kekerasan

Referensi

Dokumen terkait

Here, our goals were to assess the relationship be- tween heterogeneity in soil water availability and the spatial patterns of three tropical palm species in an evergreen swampy

Istilah demokratis diambil dari bahasa yunani kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu demos yang bermakna rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan, dan apabila

Hal tersebut ditunjukkan bahwa hasil post-test anak yang diberi media gambar seri tentang rantai sepeda terhadap kemampuan menyimak anak kelompok B di TK

Selain itu, masalah yang paling penting bagi Indonesia adalah keamanan alur pelayaran Selat Sunda-Laut China Selatan, Selat Lombok-Laut China Selatan, dan

20402108097, Mahasiswa Jurusan Program Studi Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan

Meskipun memiliki banyak manfaat, namun pada kenyataannya belimbing wuluh tidak banyak diminati untuk dikonsumsi karena rasanya yang sangat masam.. Minat masyarakat terhadap

Alokasi ini sangat kurang, mengingat banyaknya kompetensi membaca dan menulis Jawa yang harus dikuasai oleh para siswa, (3) Pengajaran membaca dan menulis aksara Jawa