PENCATATAN DAN PERDAGANGAN
PENCATATAN DAN PERDAGANGAN
OBLIGASI DAERAH
OBLIGASI DAERAH
T. GUNTUR PASARIBU
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah mempunyai hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya, namun menemui keterbatasan dalam sumber pendanaan.
Sebagian besar daerah kabupaten dan kota sangat bergantung pada dana perimbangan yang diberikan Pemerintah Pusat. Sumber pemasukan lainnya berasal dari Pendapatan Asli Daerah yang juga terbatas.
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah telah memungkinkan Pemerintah Daerah untuk melakukan pinjaman.
Alternatif pembiayaan Pemerintah Daerah melalui pasar modal:
SUMBER PENDAPATAN PEMERINTAH DAERAH
SUMBER PENDAPATAN PEMERINTAH DAERAH
Pendapatan Asli Daerah
Sumber: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan.
Dana Perimbangan: dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah, terdiri dari:
Dana Bagi Hasil: dana yang dibagihasilkan kepada Daerah berdasarkan angka presentase tertentu;
Dana Alokasi Umum: bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar Daerah;
Dana Alokasi Khusus: bertujuan untuk membantu kegiatan-kegiatan khusus di Daerah tertentu sesuai prioritas nasional.
OBLIGASI
OBLIGASI
Obligasi adalah efek bersifat utang yang diterbitkan oleh suatu pihak dengan jangka waktu pelunasan tertentu (diatas 1 tahun), disertai janji bahwa pada periode atau interval waktu tertentu akan
dibayarkan bunga (coupon) kepada pemegang obligasi, dan pada saat jatuh tempo akan dibayarkan pula pokok pinjaman (principal) kepada pemegang obligasi bersangkutan.
Obligasi adalah bagian dari Efek,
UU No. 8 1995 tentang Pasar Modal:
DASAR HUKUM PENERBITAN OBLIGASI DAERAH (1)
DASAR HUKUM PENERBITAN OBLIGASI DAERAH (1)
UNDANG-UNDANG
UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 169 ayat (2) :Pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan obligasi daerah untuk membiayai investasi yang menghasilkan penerimaan daerah
UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah
DASAR HUKUM PENERBITAN OBLIGASI DAERAH (2)
DASAR HUKUM PENERBITAN OBLIGASI DAERAH (2)
PERATURAN PEMERINTAH:
PP No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
PERATURAN MENTERI KEUANGAN:
PMK No. 45 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan dan
Mekanisme Pemantauan Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Pinjaman Daerah
PMK No. 72 Tahun 2006 tentang Batas Maksimal Jumlah Kumulatif Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Batas Maksimal Defisit APBD Masing-Masing Daerah, dan Batas Maksimal Kumulatif Pinjaman Daerah untuk Tahun Anggaran 2007
PMK No. 147 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penerbitan,
DASAR HUKUM PENERBITAN OBLIGASI DAERAH (3)
DASAR HUKUM PENERBITAN OBLIGASI DAERAH (3)
PERATURAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN:
Peraturan No. VIII.G.14 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan Daerah;
Peraturan No. VIII.G.15 tentang Pedoman Penyusunan Comfort Letter Dalam Rangka Penawaran Umum Obligasi Daerah;
Peraturan No. VIII.G.16 tentang Pedoman Penyusunan Surat Pernyataan Kepala Daerah di Bidang Akuntansi Dalam Rangka Penawaran Umum Obligasi Daerah;
Peraturan No. IX.C.12 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi
PINJAMAN DAERAH
PINJAMAN DAERAH
Pinjaman Daerah: semua transaksi yang mengakibatkan
Daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat
yang bernilai uang dari pihak lain sehingga Daerah
tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
Pemerintah Daerah dilarang melakukan pinjaman
JAMINAN ATAS PINJAMAN DAERAH
JAMINAN ATAS PINJAMAN DAERAH
Pemda dilarang memberikan jaminan atas pinjaman pihak lain;
Pendapatan Daerah dan/atau barang milik Daerah tidak boleh dijadikan jaminan Pinjaman Daerah;
Proyek yang dibiayai dari Obligasi Daerah beserta barang milik
PINJAMAN DAERAH JANGKA PANJANG
PINJAMAN DAERAH JANGKA PANJANG
Jangka waktu lebih dari satu tahun anggaran;
Pinjaman harus dilunasi pada tahun-tahun anggaran berikutnya sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman;
Digunakan untuk membiayai Proyek Investasi yang menghasilkan penerimaan;
Sumber:
APBN dan/atau pinjaman Pemerintah dari dalam/luar negeri; Pemerintah Daerah lain;
Lembaga Keuangan Bank dan bukan Bank; Masyarakat.
Persyaratan:
Jumlah Pinjaman Daerah tidak melebihi 75% dari APBD tahun sebelumnya;
Rasio proyeksi kemampuan pengembalian pinjaman paling sedikit 2,5; Tidak ada tunggakan pengembalian pinjaman yang berasal dari
pemerintah;
OBLIGASI DAERAH (1)
OBLIGASI DAERAH (1)
Pinjaman Daerah yang ditawarkan kepada publik melalui penawaran umum di pasar modal.
Hanya dapat dilakukan di pasar domestik dan dalam mata uang Rupiah.
Tidak dijamin oleh Pemerintah (Pusat).
Hanya dapat dilakukan untuk membiayai investasi sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan manfaat bagi
OBLIGASI DAERAH (2)
OBLIGASI DAERAH (2)
Penerimaan hasil penjualan Obligasi Daerah dianggarkan pada
penerimaan pembiayaan, sedangkan pembayaran pokok, bunga, dan denda atas Obligasi Daerah dianggarkan pada belanja bunga di
APBD sampai dengan Obligasi Daerah dinyatakan lunas.
Rencana penerbitan Obligasi Daerah disampaikan kepada Menteri Keuangan dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan DPRD.
Persetujuan Menteri Keuangan dilakukan setelah memperoleh pertimbangan dari Menteri Dalam Negeri.
PENGELOLAAN OBLIGASI DAERAH
PENGELOLAAN OBLIGASI DAERAH
Diselenggarakan oleh Kepala Daerah yang dapat menunjuk satuan kerja untuk mengelola Obligasi Daerah;
Pengelolaan meliputi:
Penetapan strategi dan kebijakan pengelolaan Obligasi Daerah, termasuk kebijakan pengendalian resiko;
Perencanaan dan penetapan struktur portofolio Pinjaman Daerah; Penerbitan Obligasi Daerah;
Penjualan Obligasi Daerah melalui lelang;
PERTANGGUNGJAWABAN OBLIGASI DAERAH
PERTANGGUNGJAWABAN OBLIGASI DAERAH
Kepala Daerah wajib membuat pertanggungjawaban atas: Pengelolaan Obligasi Daerah:
n Keterangan tentang portofolio Obligasi Daerah; n Laporan transaksi Obligasi Daerah di pasar modal; n Posisi Obligasi Daerah;
n Realisasi strategi dan kebijakan pengelolaan Obligasi Daerah
termasuk pengendalian resiko;
n Alokasi anggaran dan realisasinya. Dana Obligasi Daerah:
n Perkembangan pelaksanaan Kegiatan;
n Laporan keuangan Kegiatan, yang meliputi penggunaan dana dari
Obligasi Daerah, dan dana hasil penerimaan Kegiatan;
n Laporan alokasi Dana Cadangan (Pemerintah Daerah wajib
mengalokasikan Dana Cadangan atau sinking fund).
Pertanggungjawaban tersebut merupakan bagian dari
PELAPORAN DAN PUBLIKASI INFORMASI
PELAPORAN DAN PUBLIKASI INFORMASI
Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk wajib
menyampaikan laporan penerbitan, penggunaan dana
dan pembayaran kupon dan/atau pokok Obligasi Daerah
kepada Menteri Keuangan secara berkala setiap triwulan.
Kepala Daerah wajib mempublikasikan secara berkala
mengenai data Obligasi Daerah dan/atau informasi
BEBERAPA PEMBATASAN
BEBERAPA PEMBATASAN
Batas maksimal kumulatif pinjaman Pemerintah dan Pemerintah Daerah adalah 60% dari proyeksi PDB tahun yang bersangkutan (UU No. 33 Tahun 2004, PP No. 54 Tahun 2005, PMK No. 45 Tahun 2006);
Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya (UU No. 33 Tahun 2004 & PP No. 54 Tahun 2005);
Rasio proyeksi kemampuan keuangan Daerah untuk mengembalikan
pinjaman (Debt Service Coverage Ratio atau DSCR) paling sedikit 2,5 (PP No. 54 Tahun 2005);
Jumlah kumulatif defisit APBN dan APBD tidak melebihi 3% dari proyeksi PDB tahun yang bersangkutan (PMK No. 45 & 72 Tahun 2006);
Untuk tahun 2007 (PMK No. 72 Tahun 2006):
Jumlah kumulatif defisit APBN dan APBD tidak melebihi 1,5% dari
proyeksi PDB, jumlah kumulatif defisit APBD diperkirakan tidak melebihi 0,5% dari proyeksi PDB;
Batas maksimal defisit APBD masing-masing Daerah ditetapkan sebesar 5% dari perkiraan Pendapatan Daerah;
JENIS OBLIGASI DAERAH
JENIS OBLIGASI DAERAH
Tax-Backed Debt:General Obligation Debt
Appropriation-Backed Obligations
Debt Obligation Supported by Public Credit Enhancement Programs
Revenue Bonds
Hybrid & Special Bond Structures Insured Bonds
MANFAAT PENERBITAN OBLIGASI DAERAH
MANFAAT PENERBITAN OBLIGASI DAERAH
Pemerintah Daerah:
Menghimpun dana guna mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerahnya.
Masyarakat di daerah:
Dapat memanfaatkan fasilitas yang dibangun dari dana Obligasi. Investor:
Pilihan investasi yang menarik selain Obligasi Pemerintah dan Obligasi Korporasi.
Pasar Modal:
Diversifikasi instrumen yang diperdagangkan di pasar modal. Lembaga dan Profesi Penunjang:
OBLIGASI DAERAH DI AS
PENERBITAN GO & REVENUE BONDS DI AS
PENGGUNAAN DANA GO & REVENUE BONDS DI AS
PENETAPAN HARGA (
PENETAPAN HARGA (
PRICING
PRICING
) OBLIGASI DAERAH
) OBLIGASI DAERAH
Struktur kupon bunga Obligasi:
Fixed
(tetap)
Variable
(mengambang)
Dasar perhitungan:
Ditentukan dari
risk-free rate
Premium, tergantung dari:
Rating Obligasi
RATING OBLIGASI DAERAH
RATING OBLIGASI DAERAH
Pemeringkatan dilakukan oleh Lembaga Pemeringkat (di Indonesia: Pefindo, Moody’s Indonesia, Fitch Rating);
Rating menunjukkan resiko kemungkinan tidak dipenuhinya kewajiban pembayaran bunga dan pokok obligasi oleh Daerah kepada pemegang obligasi (credit risk);
Rating antara lain dihasilkan dari analisis terhadap: Proyek yang didanai Obligasi Daerah;
Prospek perekonomian Daerah dan Pendapatan Asli Daerah; RAPBD;
Kinerja keuangan Daerah;
RATING OBLIGASI DAERAH (GO) DI AS
PENERBITAN OBLIGASI DAERAH DAN PIHAK TERKAIT
PENERBITAN OBLIGASI DAERAH DAN PIHAK TERKAIT
Daerah dibantu oleh:
•Penjamin Emisi atau Financial Advisor
•Akuntan Publik
•Konsultan Hukum
•Pemeringkat Efek
Pernyataan Pendaftaran dinyatakan Efektif oleh Bapepam-LK Persetujuan DPRD & penyampaian rencana ke Menkeu Penunjukan Lembaga & Profesi Penunjang Pasar Modal Pengajuan Pernyataan Pendaftaran ke Bapepam-LK & Pencatatan ke Bursa Efek
PERSYARATAN PENCATATAN OBLIGASI DAERAH DI BES
PERSYARATAN PENCATATAN OBLIGASI DAERAH DI BES
Daerah yang melakukan Penawaran Umum Obligasi
Daerah wajib memenuhi ketentuan penerbitan
Obligasi Daerah sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang terkait.
BIAYA PENCATATAN
BIAYA PENCATATAN
Biaya pencatatan awal dan tahunan: mulai Rp10 juta sampai maksimum Rp150 juta, dengan ketentuan:
0,023% x nominal > Rp400 milyar s.d Rp600 milyar
0,024% x nominal > Rp200 milyar s.d Rp400 milyar
0,025% x nominal = Rp200 milyar
KEWAJIBAN PELAPORAN
KEWAJIBAN PELAPORAN
Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Berkala Informasi tentang:
Perubahan Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, Pimpinan unit pengelolaan Obligasi Daerah, Pimpinan Proyek dan Bendaharawan Proyek;
Perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap Daerah dan dampaknya terhadap laporan keuangan;
Perubahan batas wilayah Daerah serta perubahan nama Daerah;
Informasi material yang berkaitan dengan Proyek yang dibiayai dari penerbitan Obligasi Daerah;
Hasil pemeringkatan Obligasi Daerah (jika ada); Perubahan unit pengelolaan Obligasi Daerah;
Perubahan atas besaran rasio proyeksi kemampuan keuangan Daerah untuk mengembalikan pinjaman atau Debt Service Coverage Ratio (DSCR);
Tingkat bunga (bagi Obligasi dengan tingkat bunga mengambang);
Laporan pelaksanaan hak opsi put/call, pelaksanaan konversi obligasi (untuk convertible bond), pelaksanaan penukaran obligasi (untuk exchangable bond); Perubahan Wali Amanat;
Perubahan Perjanjian Perwaliamanatan (PWA); Rencana dan hasil pelaksanaan RUPO;
INFRASTRUKTUR PASAR SURAT UTANG DI BES
INFRASTRUKTUR PASAR SURAT UTANG DI BES
Anggota Bursa Anggota
Bursa
Investor Jual Investor Beli
Transaksi Bursa di BES Pelaporan Transaksi Obligasi
Bank Perusahaan Efek Custodian
Bapepam-LK
Konsolidasi Input Pelaporan
PARTISIPAN
Informasi: Media Massa
INFORMASI PASAR OBLIGASI DI BES (
INFORMASI PASAR OBLIGASI DI BES (
www.bes.co.id
www.bes.co.id
)
)
Price InformationINDONESIA GOVERNMENT SECURITIES YIELD CURVE (IGSYC)
OBLIGASI KORPORASI TERCATAT DI BES
OBLIGASI KORPORASI TERCATAT DI BES
54 55 92 107 105 101 101 45.39 21.74 18.87
58.79 57.76 61.51
62.68 0 20 40 60 80 100 120
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 (Q1)
Total Companies
SURAT UTANG NEGARA (SUN) TERCATAT DI BES
SURAT UTANG NEGARA (SUN) TERCATAT DI BES
25
52 52 48 49 56 58
232.78
404.03
389.91 397.16 399.86
418.75 438.82 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Total Series
AKTIVITAS PERDAGANGAN OBLIGASI KORPORASI
AKTIVITAS PERDAGANGAN OBLIGASI KORPORASI
8,512 403 23,947 17,347 14,244 6,092 1,115 14,484 33,162 3,747 8,851 5,023 4,987 2,796 2,077 2,400 -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Q1 2007
AKTIVITAS PERDAGANGAN SUN
AKTIVITAS PERDAGANGAN SUN
64,694 250,971 130,954 337,664 512,989 521,005 715,896
1,193 12,339 26,958 24,405
32,667 11,352 4,038 -100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
BURSA EFEK SURABAYA