• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinas Pendidikan | Warta Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dinas Pendidikan | Warta Pendidikan"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

WARTA

PENDIDIKAN

PROPINSI SUMATERA SELATAN

(2)

Dapur Redaksi

Penanggungjawab : Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan

Pemimpin Umum - Sekretaris Dinas Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan Pemimpin Redaksi :

Drs. Widodo M.Pd Anggota Dewan Redaksi H. Bonny Safrian SE, MM Hj. Melia Rosani, SH MM Drs. H. Aridi Akuan, MM Dr. Arwan, S.Ag, M.Pdi

Dra. Erlina, MM Koordinator Liputan : Ka. UPTD Balai Tekkom

Tim Liputan : Rusdi wahyudi M. Nur Insan Pratama

Umum : Kasubag UKP Sekretariat: Jln. Kapten A. Rivai No. 47 Telp (0711) 354137 -311089

PALEMBANG PROPINSI SUMATERA SELATAN Ujian Nasional (UN) mesti di maknai sebagai proses latihan dan ujian integritas, bukan hanya sekedar penilaian terhadap kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu. UN harus menjadi proses pembelajaran, bukan sebalilknya, belajar untuk UN.

Semangat yang perlu di kembangkan dalam UN adalah untuk kejujuran. Oleh karena itu mari kita dorong semua pihak yang terlibat dalam UN untuk jujur.

Demikian pesan Mendikbud Anies Bawesdan kepada peserta sosialisasi UN yang dilaksanakan pada hari Rabu (25/2/2015) di Gedung C Kemdikbud.

Acara yang diselenggarakan oleh Balitbang bekerjasama dengan   BSNP ini dihadiri para Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kepala LPMP, Wakil Rektor Bidang Akademik dari perguruan tinggi koordinator pemindaian lembar jawaban UN, dan perwakilan dari unsur   Panitia UN Tingkat Pusat, termasuk dari Kementerian Agama.

Dalam kesempatan tersebut, Anies Bawesdan mengatakan bahwa dalam pelaksanaan UN 2015 ada perubahan yang sangat mendasar, yaitu kelulusan siswa ditentukan oleh satuan pendidikan. Dengan demikian fungsi UN tidak lagi menentukan kelulusan. “Dengan diserahkannya

kewenangan penentuan kelulusan kepada satuan pendidikan, artinya sekolah memegang amanat yang sangat besar. Tidak boleh

disalahgunakan. 

UN merupakan bentuk pelatihan tatakelola yang baik dan ujian integritas . Dengan demikian, integritas dalam pelaksanaan UN sangat penting. Yang lebih penting lagi, jangan sampai anak-anak Indonesia kalah di mana-mana bukan karena kompetensi,

keterampilan, dan pengetahuan mereka, tetapi karena integritas mereka yang rendah”, pesan Anies.

UN dengan Kejujuran

Jawaban Atas Pertanyaan

Bagaimana Mengirim Naskah

Pembaca

Salam — Saya adalah seorang pengajar yang secara kebetulan pernah mendapatkan dan membaca Majalah Warta Pendidikan. Isinya cukup bagus dan tampilannya oke, tidak monoton seperti buletin pemerintah atau

perusahaan yang kebanyakan kaku, dan tulisannya penuh dengan bahasa ilmiah yang sulit dicerna.

Kalau boleh, saya juga ingin menyumbangkan tulisan untuk dimuat, dan bagaimana ya caranya? Trima kasih.

Anisa Sofiah Perumnas Sako Palembang

Redaktur

Menjawab pertanyaan Ibu Sofiah dalam buletin Warta Pendidikan Edisi Oktober—Desember 2014, dapat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Anisa Sofiah, yang berminat untuk menyumbangkan buah pikirannya (artikel) untuk diterbitkan di buletin kami.

2. Buletin Warta Pendidikan Dinas Pendidikan Prov. Sumsel mulai tahun 2015 akan terbit sebanyak 4 kali dalam 1 (stau) tahun / per triwulan.

3. Setiap orang dapat mengirimkan artikelnya untuk dapat diterbitkan dalam Buletin Warta pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan.

4. Artikel yang diterima oleh redaksi akan diterbitkan jika memenuhi kreteria sebagai berikut :

A. Artike l Ilmia h

1. Laporan hasil penelitian 2. Tinjauan ilmiah 3. Tulisan ilmiah populer 4. Opini

Sistematika Penulisan Laporan Hasil Penelitian :

1. Judul 2. Abstrak 3. Pendahuluan

4. Rumusan Masalah /Pertanyaan Penelitian

5. Landasan Teori 6. Metodologi

7. Analisis dan Pembahasan 8. Kesimpulan

9. Penutup Daftar Pustaka

B. Artikel ilmiah lainnya, tidak terikat dengan sistematika sebagaimana penulisan laporan hasil penelitan

5. Artikel berisi tentang dunia pendidikan

6. Membuat surat penyataan, bahwa artikel yang dibuat adalah benar-benar tulisan/karya sendiri (tidak ada unsur plagiarism/plagiat)

7. Semua Artikel yang memenuhi persyaratan untuk diterbitkan, akan diterbitkan secara bergiliran.

8. Artikel yang diterbitkan, akan mendapatkan peng hargaan (reward) dari redaksi berupa; sertifikat/surat

keterangan.

9. Artikel dikirim dalam bentuk cetak (hard Copy) dan elektronik (soft copy) atau dapat juga hanyamengirimkan soft copynya ke email tim redaksi

(3)

Indeks

UN 2015

Uji Coba CBT

Ujian

...

Hal 32

Lap. Utama

...

Hal 8-9

Kuliah Gratis,

Disambut Baik Dua

Universitas

Bimtek

...

Hal 30

Islami

...

Hal 40

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai badan independen dan professional memiliki tugas menyelenggarakan Ujian Nasional (UN). Demikian yang disampaikan Sekretaris BNSP (Bambang Suryadi) dalam bulletin BSNP Vol. IX/No. 4/Desember 2014. UN 2015 tetap dilaksanakan dengan berbagai perbaikan untuk meningkatkan kredibilitas dan kualitas penyelenggaraan UN.

Tokoh

...

Hal 42

Beasiswa pendidikan melalui program kuliah gratis yang akan digelontorkan Pemprov Sumsel dinilai kalangan akademisi, sebabagi sebuah terobosan yang memang strategis dan patut mendapatkan dukungan kalangan perguruan tinggi.

BAN-BAP Sumsel Bahas

Akreditasi Sekolah

Badan Akreditasi Sekolah dan Madrasah (BAP-S/M) Provinsi Sumatera menggelar rapat koordinasi dengan pengelola pendidikan Kabupaten/Kota. Agenda ini sabagai sarana sumbang saran bagi pengelola sekolah untuk mendapatkan akreditasi.

Pengelolaan

. ..

Hal 12

Maulid dan Penyambutan

Pegawai Pulang Haji

Kanwil Dinas Pendikan Prov Sumsel, Januari lalu menyelenggarakan kegiatan Maulid, bersamaan dengan itu dilaksanakan juga penyambutan Jamaah Haji dilingkungan Disdik Prov. Sumsel yang baru pulang dari tanah suci

Healt

...

Hal 50

Sosialisasikan

Kosmetik Sehat

kepada Pegawai

AUBEAU OSMETIK bekerjasama dengan Dharma Wanita Dinas Persatuan Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan mengadakan kegiatan Sosialisasi Perawatan Kulit Wajah dan Kaki” dengan nara sumber dr. Lanny Handoko (seorang dokter ahli di bidang kecantikan).

Bimbingan PNS Supaya Bisa

Menyusun SKP dan P2KP

Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (P2KP), diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 (PP No. 46 Tahun 2011). Peraturan ini mulai berlaku sejak diundangkan pada tanggal 11 November 2011, dan mulai wajib untuk dilaksanakan terhitung 1 Januari 2014.

Sejak menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Selatan, Ny. Hj Eliza Alex Noerdin, memiliki perhatian besar terhadap pendidikan anak usia dini di Sumatera Selatan. Salah satu program hingga sekrang terus digesa adalah program 1 desa 1 PAUD.

(4)

Kuliah Gratis, Bukan

Sekedar

Janji Politik

Program kuliah gratis yang menjadi prioritas

Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) segera

diberlakukan. Pada 2015 ini diharapkan mulai

berjalan. Payung hukum mengenai program

tersebut, sudah disetujui Pansus DPRD

Sumsel, tinggal pedoman teknis saja.

K

omitmen H. Alex Noerdin, untuk mengangkat derajat masyarakat kurang mampu melalui program pendidikan gratis, memang patut diapresiasi. Hal itu, telah

dibuktikan dengan nyata, sejak ia terpilih menjadi gubernur Sumsel periode pertama 2009-2014, seluruh sekolah SD hingga SMP, tidak boleh lagi memungut biaya apapun.

Kini, pada tahun pertama ia menjabat gubernur Sumsel, periode kedua 2014-2019, Alex Noerdin kembali membuat program yang memang ditunggu-tunggu masyarakat, yaitu Program Kuliah Gratis. Maklum, di

Sumatera Selatan masih banyak keluarga yang tidak mampu menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang pendidikan tinggi.

Tentu saja terobasan ini bukan hanya memenuhi janji politik. Tapi lebih dari itu, Gubernur Alex Noerdin telah memnunjukkan tanggungjawabnya sebagai figur pilihan dan harapan rakyat, yang selama ini menghadapi problem mahalnya biaya pendidikan.

Para wakilk rakyat di DPRD Sumsel pun mengapresiasi bahwa program ini adalah sebuah

trobosan besar. Apalagi program kuliah gratis tidak semua daerah di Indonesia bisa melakukannya. Berdasarkan catatan Warta Pendidikan, hingga sekarang, program serupa baru dilaksanakan di 9 perguruan tinggi di Indonesia, itu pun oleh universitas negeri yang ada di pulau Jawa.

Begitu apresatif para wakil rakyat terhadap program kuliah gratis ini, terlihat jelas manakala pada 13 Februari 2015, gubernur mengajukan Ranperda-nya, sebagai payung hukum untuk pelaksanaannya.

Pengajuan Raperda melalui

(5)

rapat parpirna tersebut bersamaan dengan 7 Ranperda lainnya, yaitu Raperda tentang

Ketenagalistrikan, Raperda tentang Kawasan Tanpa Rokok, Raperda tentang Jasa Konstruksi, Raperda tentang Pelestarian Kebudayaan Daerah, Raperda tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah Perhotelan Swarna Dwipa menjadi Perseroan Terbatas Swarna Dwipa, Ranperda tentang Perubahan Keenam atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumsel, dan Raperda tentang Perubahan Keempat atas

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

Menurut Gubernur Ranperda Program Kuliah Gratis, diajukan guna membantu anak-anak yang berprestasi khususnya dari

keluarga tidak mampu secara ekonomi. Setelah menerima pengajuan Ranperda ini, DPRD pun membahasanya melalui 9 fraksi, lalu kemudian membentuk Pansus.

D ise tujui

Setelah melalui proses pembahasan di tingkat Fraksi, Ranperda kuliah gratis

ini rupanya berjalan mulus. Semua Fraksi bersuara sama, yakni setuju dengan program ini, meski dengan berbagai catatan

dan saran. Seperti soal

mekanisme pelaksanaannya, agar tidak rancu dan menambrak ketentuan dan aturan mengenai pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah, melalui Mendikbud, sebelumnya.

Seperti disampaikan Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Fahlevi Maizano, SH.MH. Menurutnya program kuliah gratis penting segera diwujudkan, selain dapat

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di provinsi berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa ini, juga dapat meningkatkan daya saing pemuda Sumsel.

Dalam era globalisasi sekarang ini terutama menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015, persaingan akan semakin ketat, jika SDM di provinsi ini tidak bisa mengimbangi kemampuan orang asing hanya akan menjadi penonton dan bekerja pada posisi kurang strategis.

Pernyataan sama disampaipkai legislator dari Fraksi Nasdem, H.

Laporan Utama

Fahevi Maizano SH. MH (F-PDIP)

(6)

Tim Redaksi

Laporan Utama

Gubernur Sumsel Bedialog dengan siswi yang menanyakan pendidikan gratis.(ist)

Melinda S.Sos. Menurutnya program ini sangat membantu masyarakat miskin yang ingin mendapatkan pendidikan sesuai cita-citanya. Ia juga berharap agar

program ini dapat berlaku di semua perguruan tinggi yang ada di Sumatera Selatan.

’’Itu harapan kita, dari fraksi Nasdem. Tentu saja, program ini

juga haris melihat kemapuan keuangan daerah. jangan sampai gara-gara kuliah gratis ini

menyedot dana besar, lalu progam pembangunan bidang lainnya jadi terkendala,’’ ujarnya.

Juru bicara fraksi PAN DPRD Sumsel, Rudi Apriadi juga mengatakan program ini

diharapkan, menjadi alat pemutus mata rantai kebodohan dan kemiskinan, serta dapat

melanjutkan hidup yang lebih baik. Selanjutnya dalam sidang mendengar pendapat Pansus melalui paripurna Rabu (4/3), yang dipimpin Ketua DPRD Sumsel Giri Ramanda Kiemas dan dihadiri Gubernur Sumsel Alex Noerdin dan Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki, para wakil rakyat sepakat menyetujui Raperda Sekolah Gratis ini untuk dituangkan ke dalam Peraturan Gubernur (Pergub).

P

rogram kuliah gratis yang dilaksanakan di Sumatera Selatan pada 2015 hanya untuk masyarakat yang

berprestasi dari keluarga prasejahtera. Untuk

memastikan, calon mahasiswa yang melamar benar-benar kurang mampu, maka perlu dialkukan survei dan pendataan yang benar.

Demikian saran Anggota Komisi V DPRD Sumatera Selatan Rizal Kenedi, ketika ditanya memyusul disahkannya program kuliah gratis, oleh DPRD Sumsel.

Ia mengatakan, program ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap

masyarakat yang kuruang mampu, melanjutkan pendidikan ke jenjangan perguruan tinggi. Namun, tentu saja harus dilakukan secara selektif, agar tidak timbul kecemburuan sosial dan terkesan diskriminatif.

Untuk itu perlu penerapan

Tidak Diskriminatif dan Perlu Disurvei

persyaratan yang tegas. Artinya, jika calon mahasiswa itu tergolong berasal dari keluarga mampu, tentu tidak relevan jika bantuan ini diberikan.

’’Aartinya tidak semua orang, serta merta mendapatkan kuliah gratis. Karena itu di dalam Perda nantinya, ditegaskan ada

manajemen sendiri yang

melakukan survei siapa yang berhak memperoleh kuliah gratis ini,’’ ujar Rizal.

Ia juga menyarakan agar pihak universitas penyelenggara bersikap jeli, karena selama ini tidak sedikit pelajar dan

mahasiswa Sumsel yang sudah mendapatkan beasiswa di tempat lain. Tentu terhadap mereka tidak perlu dibiayai lagi.

Sementara mengenai kuotanya, ia menuturkan, untuk sementara ini informasinya 120 orang siswa dari Sumsel. Jika dilihat jumlah itu masih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Sumsel, oleh karena itu dari pemerintah nantinya dicari langkah-langkah alternatif, artinya pembiayaan ini tidak membebani APBD Sumsel.

’’Pemprov Sumsel bisa bekerja sama dengan pihak ketiga menggunakan dana tanggung jawab sosial

perusahaan (CSR) atau bentuk lain,’’ katanya. (*)

(7)

Laporan Utama

R

encananya program ini mulai diberlakukan pada pertengahan tahun 2015. Untuk memberlakukan program kuliah gratis ini, menurut Widodo, tahap pertama

sudah ada dua kampus perguruan tinggi negeri (PTN), yang siap mendukung. Masing-masing adalah

Universitas Islam Negeri atau UIN Raden Fatah, Palembang dan

Universitas Sriwijaya ata Unsri

Dikatakan Widodo, Dinas Pendidikan Sumsel kini terus melakukan koordinasi dengan dua pimpinan PTN tersebut. Beberapa kali pertemuan sudah dilakukan guna membahas mengenai daya tampung dan siapa mahasiswa dan berapa jumlah yang akan mendapatkan bantuan kuliah gratis tersebut. Karena kewenangan ini yang menentukan memang masing-masing pihak universitas

Soal persyaratan, yang pasti program ini memberikan prioritas kepada calon mahasiswa dari keluarga miskin atau tidak mampu dan berasal dari Sumatera Selatan.

Mengenai pembiayaan, Widodo menjelaskan pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengalokasikan dana untuk program perdana kuliah gratis yang rencananya dimulai pada Tahun Akademik 2015/2016 sebesar Rp 50 miliar.

“Karena perguruan tinggi negeri kini menerapkan uang kuliah tunggal maka program ini akan menanggung uang kuliah atau SPP nya saja yang gratis. Pada APBD Sumsel 2015 untuk program kuliah gratis ini telah dialokasikan

anggaran sebesar Rp50 miliar,” ujar Widodo.

Dikatakan untuk merealisasikan program ini, pihaknya juga

berupaya melakukan persiapan teknis dan administrasi sehingga ketika diterapkan tidak

menimbulkan masalah dan benar-benar tepat sasaran dan sesuai tujuan yang ingin dicapai yakni bisa meningkatkan kualitas sumber daya

manusia (SDM). Menurut dia, dengan diwujudkannya program kulaih gratis itu, diharapkan semua anak dari keluarga kurang mampu dapat mengakses pendidikan secara maksimal karena Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, yang

sebelumnya telah menyediakan program pendidikan gratis dari tingkat sekolah dasar hingga Sekolah Menegah Pertama

Berbicara mengenai program studi atau jurusan terkait program ini, Widodo mengatakan,

kemungkinan bidang studi itu akan disesuaikan dengan kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan daerah ini ke depan.

"Jadi, penentuan yang siap dan memperoleh bantuan kuliah gratis akan mengacu pada kebutuhan daerah untuk SDM. Misalkan, yang dibutuhkan dari jurusan teknik maka maka mahasiswa jurusan tersebut akan mendapatkannya," ujar Widodo.

Setelah menentukan jurusan dan universitas yang akan memberlakukan program kuliah gratis, Widodo mengatakan, baru bisa diketahui berapa jumlah mahasiswa penerima bantuan kuliah gratis tersebut.

Selain itu, ada juga ketentuan lain atau petunjuk pelaksanaan (Juklak) dari Disdik Sumsel, yakni bagi mahasiswa yang mengikuti program kuliah dari Pemprov Sumsel harus bisa menyelesaikan kuliah dalam waktu delapan semester atau empat tahun. Bagi yang lebih dari empat tahun mahasiswa tersebut harus

membayar sendiri uang kuliahnya.

Mahasiswa yang telah mendapat pembiayaan gratis dari Pemprov Sumsel ini harus bersungguh-sungguh melaksanakan perkuliahan dan tidak boleh drop out. Bagi mahasiswa peserta program kuliah gratis apabila dalam waktu empat tahun mahasiswa yang bersangkutan terkena drop out maka dia harus mengembalikan dana yang telah diberikan.

"Tidak ada alasan bagi masyarakat provinsi ini untuk tidak sekolah dan

mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi, semua biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan

akademis sudah disiapkan," ujar Widodo. (*)

Prodi-nya, Mengacu

pada Kebutuhan Daerah

Kepala Dinas Pendidikan

Provinsi Sumsel Drs.

Widodo MPd,

menyambut gembira

keputusan DPRD

menyetujui program

kuliah gratis. Dengan

demikian maka langkah

selanjutnya adalah

membahas soal

mekanisme dan Juklak

pelaksanaannya saja.

Kadin Pendidikan Sumsel, Drs. Widodo, M.Pd

(8)

M

eski secara teknis, pelaksanaannya mengadopsi program Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidik Misi) pemerintah pusat, namun program ini sangat membantu masyarakat yang kurang mampu,’ ’ ujar Pembantu Rektor 1 Unsri, Prof Dr Anis Saggaf, dalam satu kesempatan kepada media di Palembang

Dkatakan, hal ini tentu harus direspon baik oleh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Sumsel, seperti Unsri. Apalagi jika, prgram

Disambut Baik

Dua Universitas Negeri

ini melibatkan juga perusahaan BUMN yang ada di Sumsel, tentu akan lebih banyak para pelajar yang terbantu untuk melangkah ke jenjang perguruan tinggi.

"Seperti beasiswa Bidiksiba

dari PTBA. Jadi mekanismenya perusahaan membiayai pendidikan kepada masyarakat di sekitar operasional pabrik," ujar Anis menambahkan.

Dikatakan ada banyak kasus kita temui di lapangan, anaknya berprestasi tapi tidak mampu membayar biaya kuliah. ‘ ’ Kami (Unsri-red) tidak bisa

menggratiskan biaya kuliah karena sudah diatur pemerintah,"

jelasnya.

Anis menambahkan, dalam program Bidik Misi, beberapa syarat harus dipenuhi calon penerima beasiswa seperti prestasi akademik dan berasal dari keluarga prasejahtrta. Peserta bidik misi awalnya diusulkan sekolah dengan menimbang prestasi selama di sekolah.

Selanjutnya panitia akan melakukan verifikasi dengan mendatangi rumah peserta bidik misi. "Kami berharap data yang diberikan sekolah jangan dimanipulasi, jika terjadi

Beasiswa pendidikan melalui

pro-gram kuliah gratis yang akan

digelontorkan Pemprov Sumsel

dinilai kalangan akademisi,

sebabagi sebuah terobosan yang

memang strategis dan patut

mendapatkan dukungan kalangan

perguruan tinggi.

Laporan Utama

(9)

Laporan Khusus

kecurangan sekolah akan di blacklist selama dua tahun. Alhamdulillah tahun kemarin semuanya tidak ada yang bermasalah," terang Anis.

Seperti tahun lalu, perguruan

tinggi ini mendapatkan kuota bidik misi sebanyak 800 orang.

Namun, pihaknya kembali mengusulkan 200 mahasiswa intuk mendapatkan beasiswa ini karena tidak mampu membayar uang kuliah tunggal (UKT).

Sementara itu, terkait rencana kerjasama dengan Pemprov Sumsel, Anis mengaku belum tahu jika Unsri akan ditunjuk untuk mengembangkan program kuliah gratis. Namun dia memastikan, fasilitas yang dimiliki Unsri bisa untuk menjalankan beasiswa ini.

"Sekarang kami sudah ada apartemen mahasiswa dengan kapasitas 1.200 kamar, setiap kamar juga dilengkapi wifi

sehingga bisa menjunjang belajar," ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan Wakil Rektor I UIN Raden Fatah, Prof Drs HM Sirozi MA. Pihaknya merespon baik adanya program kuliah gratis ini, meskipun belum tahu jurusan seperti apa yang dibutuhkan dalam sasaran kuliah gratis ini.

"Banyak mahasiswa yang memiliki kualifukasi yang baik, namun terbentur pada persoalan dana. Jadi kita masih mau membicarakan hal ini dengan Gubernur terlebih dahulu," jelasnya. (*)

Rektor I Unsri, Prof Dr Anis Saggaf

Fakultas Teknik Unsri, yang juga direncanakan menampung mahasiswa kuliah gratis

(10)

G

ubernur Sumsel H Alex Noerdin saat berbicara di seminar literasi media membangun kerja sama dengan media profesional di Lembaga Penyiaran Publik RRI Palembang, Rabu (11/3) lalu, mengatakan, pendirian sekolah wartawan tingkat Asia Tenggara tersebut sudah disetujui.

Yang jelas sekarang ini sedang diproses pembangunannya

diharapkan sebelum Asian Games sudah membina para jurnalis yang ada baik lokal maupun

internasional. Sekolah ini nantinya tidak lain untuk meningkatkan kemampuan para wartawan dalam menjalankan tugas, ujarnya.

Hal ini karena Pemerintah

Sumatera Selatan dalam waktu dekat akan

memiliki Sekolah Jurnalistik ASEAN karena

sekarang ini sedang diproses pendiriannya.

Provinsi Sumsel sangat komitmen dalam meningkatkan

profesionalisme para wartawan karena di daerah ini sudah ditandatangani kerja sama

antarmedia. ’’Bukan itu saja, tetapi Sumsel yang pertama di Indonesia mendirikan Sekolah Jurnalisme Indonesia,’’ ujarnya.

Dalam seminar yang

diselenggarakan oleh Dewan Pers ini, Alex Noerdin juga mengatakan bahwa dipilihnya Palembang untuk menjadi kota pertama yang menggelar seminar literasi media ini karena pada tahun 2010 yang lalu, Kota Palembang menjadi kota pertama merintis Sekolah Jurnalis pertama di Indonesia.

“Ide untuk merintis sekolah

jurnalis itu datang dari Pemerintah Provinsi Sumsel bersama

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Pada waktu itu, pada Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-64 di Palembang, merupakan salah satu tonggak sejarah dunia Jurnalis Sumsel, dimana pada peringatan HPN tersebut, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan kuliah umum kepada 45 siswa Sekolah Jurnalis Indonesia (SJI) yang untuk pertama kali didirikan di Sumsel,” cetus Alex.

Selain menjadi dosen, SBY juga menyaksikan

penandantanganan ratifikasi 18 perusahaan pers dan MoU

Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI) antara pengurus PWI Pusat dengan Badan Dunia PBB.

“Kemudian pada tahun 2013, saat kongres jurnalis di Filipina. Gubernur Sumsel menggagas agar

Sumsel Berupaya Miliki

Sekolah Jurnalistik ASEAN

Sumsel Berupaya Miliki

(11)

Pengeloaan Pendidikan

didirikan sekolah jurnalis ASEAN. Dan Palembang terpilih agar didirikan sekolah jurnalis ASEAN tersebut,” tegas Gubernur.

Di samping itu, Sumsel juga telah melakukan kerjasama dengan sekolah jurnalis pertama dan terbaik di dunia yaitu di Misouri Amerika. Dengan adanya kerjasama ini maka akan ada pertukaran pelajar dan pengajar.

Sementara itu, Ketua Panitia yang juga Sekretaris Dewan Pers, Lumongga Sihombing

mengatakan, tujuan diadakannya acara ini adalah untuk mendorong tumbuhnya masyarakat yang cerdas dalam menyikapi perilaku pers. Kemudian mendorong peran aktif masyarkat dalam

memberantas praktek-praktek pemerasan terhadap narasumber dengan mengatasnamakan kemerdekaan pers.

“Kegiatan literasi media ini sudah dilakukan beberapa tahun

sebelumnya namun untuk tahun 2015 ini, Dewan Pers memulai kegiatan ini dari Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kota Palembang. Kami memilih Kota Palembang untuk dimulainya literasi media ini karena Kota

Palembang memiliki sejarah untuk masyarakat pers karena pada tahun 2010 yang lalu tepatnya pada Hari Pers Nasional, telah diratifikasi beberapa standar pers dan kode etik jurnalistik,” ujarnya. (*)

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin membuka Sekolah Jurnalisme Indonesia yang pertama di Indonesia Senin di Balai Diklat Provinsi Sumsel, Palembang, 9 Feb 2010 lalu.

(12)

Pengeloaan Pendidikan

BAN-BAP Sumsel Bahas

Akreditasi Sekolah & Madrasah

Badan Akreditasi Sekolah dan Madrasah

(BAP-S/M) Provinsi Sumatera menggelar rapat

koordinasi dengan pengelola pendidikan

Kabupaten/Kota. Agenda ini sabagai sarana

sumbang saran bagi pengelola sekolah untuk

mendapatkan akreditasi.

No Instansi Jumlah Peserta 1. Dinas Pendidikan Prov. Sumsel 10 2. Anggota & Sekretaris BAP 25 3. Dewan Pendidikan Prov. Sumsel 2 4. Kanwil Kemenag Prov. Sumsel 2 5. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 17 6. Kemenag KAbupaten/Kota 17 7. Unit Pelaksana Akreditasi S/M Kabupaten/Kota 17 8. Kepala SMA, SMK dan MA lulus akreditasi 2014 135

PESERTA RAPAT KOORDINASI

Tabel.1

D

alam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional secara bertahap, terencana dan terukur sesuai amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB XVI Bagian Kedua Pasal 60 tentang Akreditasi, Pemerintah melakukan akreditasi untuk menilai kelayakan program dan/atau satuan pendidikan.

Berkaitan dengan hal tersebut,

O le h :

(13)

Pengeloaan Pendidikan

R E K A P IT U L A S I JU M L A H S E K O L A H / M A D R A S A H T E R K A R E D ITA S I D A N K U A L IF IK A S I B A P -S / M P R O V IN S I S U M AT E R A S E L ATA N

s .d TA H U N 2 0 1 4

N o K a b / K o t a S a t u a n P e n d id ik a n / P ro g ra m Ju m la h P e rin g k a t A k re d it a s i Ju m la h S D M I S M P M T s S M A M A S M K S L B A B C T T

1 P a le m b a n g 3 2 2 7 8 1 5 7 2 5 1 0 1 1 2 5 3 / 1 1 9 1 1 7 5 9 / 8 5 2 2 7 6 3 7 9 1 6 4 6 8 2 5 2 B a n y u a sin 4 1 4 3 4 6 6 3 1 3 1 2 0 9 / 1 7 0 6 0 5 / 6 1 3 2 6 2 9 7 2 7 6 1 4 6 1 3 3 M u s i B a n y u a s in 4 4 8 1 8 9 3 2 8 3 7 1 0 2 0 / 3 6 0 6 5 4 / 6 7 0 9 0 4 0 5 1 7 1 4 6 7 0 4 O g a n Ilir 1 7 1 9 6 3 3 4 3 2 1 1 8 / 1 2 0 3 2 8 / 3 3 2 2 8 1 7 6 1 2 0 8 3 3 2 5 O K I 3 6 9 4 0 8 5 4 9 3 1 2 5 1 2 / 2 2 1 6 1 2 / 6 2 2 4 7 3 2 5 2 4 2 8 6 2 2 6 O K U 1 8 0 1 4 3 8 9 2 2 7 9 / 2 1 1 2 8 0 / 2 9 2 4 1 1 6 5 8 5 1 2 9 2 7 O K U T 4 3 0 7 5 7 0 5 6 2 9 2 1 2 6 / 4 6 1 7 0 8 / 7 2 8 6 7 4 4 9 2 0 7 5 7 2 8 8 O K U S 1 0 9 1 2 9 2 1 1 6 7 / 1 1 0 1 6 5 / 1 6 9 4 5 2 1 0 3 1 0 1 6 9 9 P ra b u m u lih 7 4 2 1 8 4 1 3 1 1 0 / 2 8 0 1 2 2 / 1 4 0 2 5 9 1 2 2 2 1 4 0 1 0 M u a ra E n im 4 8 3 4 8 1 0 5 2 7 3 8 1 3 2 2 / 5 3 4 7 4 0 / 7 7 1 7 3 4 3 8 2 5 3 7 7 7 1 1 1 L a h a t 2 1 0 1 6 4 7 1 3 3 1 4 1 1 / 3 4 2 3 3 4 / 3 5 7 4 3 2 0 0 1 1 3 1 3 5 7 1 2 P a g a ra la m 3 2 3 7 2 7 3 5 / 1 0 0 5 9 / 6 4 1 3 4 0 1 1 0 6 4 1 3 L u b u k L in g g a u 8 9 6 2 6 5 1 8 6 7 / 1 4 1 1 5 8 / 1 6 5 4 1 1 0 5 1 8 1 1 6 5 1 4 M u s i R a w a s 3 2 1 2 4 7 4 2 7 2 9 1 5 5 / 5 1 4 9 6 / 4 9 6 5 7 2 6 5 1 6 7 7 4 9 6 1 5 E m p a t L a w a n g 1 5 6 3 2 9 1 1 1 1 1 / 5 5 2 0 7 / 2 1 1 6 1 1 1 9 1 3 2 1 1

1 6 P a li 7 0 4 0 0 0 2 / 4 0 1 3 / 1 5 0 1 0 5 0 1 5

1 7 M u ra t a ra 0 3 1 1 1 0 0 / 0 0 6 / 6 0 2 4 0 6

J U M L A H 3 8 1 5 3 7 4 9 1 2 3 1 4 4 4 2 1 5 5 2 0 7 / 4 3 7 2 7 6 2 4 6 / 6 4 7 6 8 3 7 3 5 1 0 2 0 5 2 7 7 6 4 7 6

Pemerintah telah menetapkan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) dengan Peraturan Mendiknas Nomor 29 Tahun 2005.

BAN-S/M adalah badan

evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah

jalur formal dengan mengacu pada standar pendidikan.

Sebagai institusi yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Mendikbud, BAN-S/M bertugas merumuskan kebijakan operasional, melakukan

sosialisasi kebijakan dan melaksanakan akreditasi sekolah/

madrasah.

(14)

Pengeloaan Pendidikan

Nasional Pendidik an dan telah direvisi menjadi Peraturan

Pemerintah Nomor 23 tahun 2013, khususnya Pasal 87 ayat (2).

Sehubungan dengan hal tersebut, BAP-S/M Provinsi Sumatera Selatan pada hari Sabtu tanggal 21 Februari 2015,

mengadakan kegiatan rapat koordinasi dengan pengelola pendidikan Kabupaten/Kota.

Rapat tersebut, bertujuan untuk memberikan saran/rekomendasi kepada Kabupaten/Kota tentang akreditasi S/M, serta penyerahan Sertifikat Akreditasi kepada sekolah yang telah lulus akreditasi tahun 2014.

Rapat tersebut dihadiri oleh 225 orang peserta, dengan rincian sebagai berikut (lihat tabel.1)

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh anggota BAN-S/M, Prof. dr. Hardi Darmawan, MPH & TM, FRSTM. Dalam kegiatan

tersebut, Prof. dr. Hardi Darmawan menyampaikan materi tentang akreditasi yang diberi judul “Masalah Pendidikan di Indonesia”.

Dalam paparan materi nya, beliau menyampaikan tentang :

1. T ujua n Akreditasi

Memberikan informasi tentang kelayakan S/M atau program yang dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan

Memberikan pengakuan

peringkat kelayakan

Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada program dan/ atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait

2 . M a nfa a t

Manfaat Acuan dalam upaya peningkatan mutu S/M dan rencana pengembangan S/M Motivator agar S/M terus meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap, terencana dan kompetitif baik di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional bahkan regional dan Internasional.

- Umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan

pengembangan kinerja warga S/M dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan program S/M

- Membantu mengidentifikasi S/M dan program dalam rangka pemberian bantuan pemerintah, investigasi dana swasta dan donator atau bentuk bantuan lainnya

- Bahan informasi bagi S/M sebagai masyarakat belajar untuk meningkatkan dukungan dari pemerintah, masyarakat, maupun sector swasta dalam hal

profesionalisme, moral, tenaga dan dana

- Membantu S/M dalam menentukan dan mempermudah kepindahan peserta didik dari satu

sekolah ke sekolah lain, pertukaran guru dan kerjasama yang saling menguntungkan

3. F ungsi Akre dita si

Akuntabilitas, yaitu sebagai bentuk pertanggung jawaban S/M kepada publik, apakah layanan yang dilakukan dan diberikan oleh S/M telah memenuhi harapan atau keinginan masyarakat

Pengetahuan, yaitu sebagai informasi bagi semua pihak tentang kelayakan S/M dilihat dari berbagai unsur terkait yang mengacu pada standar minimal beserta indicator-indikatornya

Pembinaan dan

pengembangan, yaitu sebagai dasar bagi S/M, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya

peningkatan atau pengembangan mutu.

4. Prinsip Akreditasi - Objektif

- Komprehensif / Adil - Transparan

- Akuntabel

5. Komponen Akreditasi. • Standar Isi (Permen 22/2006) • Standar Proses (Permen 41/ 2017

• Standar Kompetensi Lulusan (Permen 23/2006)

• Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Permen 13/2007 tentang Kasek, Permen 16/2007 tentang guru, Permen 24/ 2008 tentang Tenaga Administrasi

• Standar Sarana dan Prasarana (Permen 24/2007)

• Standar Pengelolaan (Permen 19/2007)

• Standar Pembiayaan (PP. 48/ 2008)

• Standar Penilaian Pendidikan (Permen 20/2007)

Dalam rapat tersebut, Ketua BAP - S/M Provinsi Sumatera Selatan (Drs. H. Muhammad Sahidin), menyampaikan tentang kondisi Sekolah/Madrasah di Sumatera Selatan yang telah diakreditasi dan yang belum diakreditasi sampai dengan tahun 2014. Data dirinci dalam angka, persentase, perjenjang pendidikan dan perkabupaten/Kota.(*)

(15)

Pengeloaan Pendidikan

No JenjangS/M Jumlah Sudah Akreditasi Belum A BKualifikasiC TTA ? Ket Sekolah PK Sekolah PK Sekolah PK

1 SD 4,549 3,815 734 273 2,173 1,330 39 3,815

2 MI 595 374 221 32 168 168 6 374

3 SMP 1,227 912 315 187 483 229 13 912

4 MTs 545 314 231 30 163 112 9 314

5 SMA 528 442 86 129 210 100 3 442

6 MA 185 155 30 24 82 47 2 155

7 SMK 224 596 207 437 17 159 168 217 48 4 437

8 SLB 170 27 143 2 19 6 27

8,023 596 6,246 437 1,777 159 845 3,515 2,040 76 6,476 II. Dalam Persentase

No JenjangS/M Jumlah Sudah Akreditasi Belum A BKualifikasi C TTA ? Ket

Sekolah PK Sekolah PK Sekolah PK

1 SD 4,549 83.86 16.14 7.16 56.96 34.86 1.02 100

2 MI 595 62.86 37.14 8.56 44.92 44.92 1.60 100

3 SMP 1,227 74.33 25.67 20.50 52.96 25.11 1.43 100

4 MTs 545 57.61 42.39 9.55 51.91 35.67 2.87 100

5 SMA 528 83.71 16.29 29.19 47.51 22.62 0.68 100

6 MA 185 83.78 16.22 15.48 52.90 30.32 1.29 100

7 SMK 224 596 92.41 73.32 7.59 26.68 81.16 49.66 10.98 0.92 100

8 SLB 170 15.88 84.12 7.41 70.37 22.22 - 100

8,023 596 77.85 73.32 22.15 26.68 13.53 54.28 31.50 1.17 100

Keterangan

SMK dihtung berdasarkan Program Keahlia (PK), sehingga : 1. Jumlah S/M = (8023 -224) + 596 = 8395

2. S/M yang sudah diakreditasi = (6246 - 207) + 437 = 6476 3. S/M yang belum terakreditasi = (1777 - 17) + 159 = 1919

I. Dalam Angka

DATA SEKOLAH/MADRASAH YANG SUDAH DIAKREDITASI s.d TAHUN 2014

PROVINSI SUMATERA SELATAN

No Kab/Kota

Jenjang Pendidikan SD

? MI ? SMP ? MTs ? SMA ? MA ? SMK ? SLB ? JUMLAH N S N S N S N S N S N S N PK S PK SEK PK N S SEK PK 1 Palembang 253 69 322 2 76 78 58 99 157 2 23 25 24 77 101 4 8 12 11 40 42 79 53 119 0 11 11 759 119 2 Banyuasin 410 4 414 0 34 34 45 21 66 0 31 31 15 16 31 2 18 20 3 9 6 8 9 17 0 0 0 605 17 3 Muba 430 18 448 3 15 18 75 18 93 4 24 28 26 11 37 1 9 10 17 33 3 3 20 36 0 0 0 654 36 4 Ogan Ilir 167 4 171 0 9 9 58 5 63 2 32 34 22 10 32 0 11 11 4 5 4 7 8 12 0 0 0 328 12 5 OKI 366 3 369 0 40 40 68 17 85 2 47 49 23 8 31 3 23 26 9 18 3 4 12 22 1 0 1 613 22 6 OKU 175 5 180 3 12 15 33 5 38 1 10 11 13 9 22 1 6 7 4 12 5 9 9 21 1 0 1 283 21 7 OKUT 416 14 430 4 70 74 51 19 70 2 54 56 14 15 29 1 20 21 3 5 23 41 26 46 1 0 1 707 46 8 OKUS 109 0 109 0 1 1 27 2 29 1 1 2 9 2 11 2 2 4 2 4 5 7 7 11 0 0 0 163 11 9 Prabumulih 71 3 74 2 0 2 11 7 18 0 4 4 8 5 13 1 1 2 2 14 8 14 10 28 0 0 0 123 28 10 Muara Enim 473 10 483 16 32 48 81 24 105 4 23 27 25 13 38 1 12 13 13 34 9 19 22 53 4 0 4 740 53 11 Lahat 201 9 210 3 13 16 41 6 47 3 10 13 22 9 31 2 2 4 7 25 4 9 11 34 2 0 2 334 34 12 Pagaralam 30 2 32 0 3 3 3 4 7 0 2 2 6 1 7 1 2 3 1 5 4 5 5 10 0 0 0 59 10

13LubukLinggau 85 4 89 2 4 6 13 13 26 1 4 5 7 11 18 2 4 6 5 10 2 4 7 14 1 0 1 158 14 14 Musi Rawas 315 6 321 2 22 24 64 10 74 2 23 25 23 6 29 1 14 15 3 3 2 2 5 5 1 0 1 494 5

15EmpatLawang 153 3 156 1 2 3 28 1 29 1 0 1 9 2 11 1 0 1 1 5 0 0 1 5 2 3 5 207 5 16 Pali 7 0 7 0 0 0 3 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 2 2 4 0 0 0 13 4 17 Muratara 0 0 0 0 3 3 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0

(16)

Kurikulum

M

enteri Pendidikan dan Kebudayaan era pemerintah Soesilo Bambang Yudoyono (Muhammad Nuh), telah menetapkan bahwa kuri kulum 2013 akan diterapkan secara serentak di seluruh sekolah di Indonesia.

Untuk hal tersebut, Kemdikbud telah mempersiapkan segala sesuatunya, seperti melatih ribuan guru, dan telah menganggarkan untuk pengadaan buku kurikulum 2013 sebesar Rp 2,1 triliun

Dengan anggaran tersebut, diharapkan kurikulum 2013 dapat berjalan dengan

baik di sekolah, karena guru dan siswa akan memperoleh buku dimaksud 1 buku per

Jokowi – JK sebagai presiden dan Wakil Presiden Republik

Indonesia.

Terjadi pula perubahan

kebijakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal ini diawali dengan keluarnya surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Kerja (Anies Baswedan) nomor 179342/MPK/KR/2014. Surat dimaksud, ditujukan kepada sekolah di seluruh Indonesia.

Isi dari surat ini, intinya adalah sebagai berikut :

Menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang baru menerapkan satu

Seputar Pemberlakuan

Kurikulum 2006 dan 2013

semester, yaitu sejak tahun pelajaran 2014/2015. Sekolah-Sekolah ini supaya kembali menggunakan kuri kulum 2006. Sekolah yang termasuk kategori ini, kembali menggunakan kurikulum 2006 mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

Tetap menerapkan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang telah tiga semester ini

menerapkan, yaitu sejak tahun pelajaran 2013/2014 dan menjadikan sekolah-sekolah tersebut sebagai sekolah pengembang dan percontohan penerapan kurikulum 2013.

Pada saat kurikulum 2013 telah diperbaiki dan dimatangkan lalu sekolah-sekolah ini (dan sekolah-sekolah lain yang ditetapkan oleh pemerintah) dimulai proses penyebaran penerapan kurikulum 2013 ke sekolah lain disekitarnya. Bagi sekolah yang termasuk kategori ini, harap bersiap menjadi sekolah pengembangan dan per

contohan kurikulum 2013 sehingga siap diterapkan secara nasional dan disebarkan dari sekolah tersebut.

Catatan tambahan untuk poin kedua ini adalah sekolah yang

keberatan menjadi sekolah pengembang an dan percontohan kurikulum 2013, dengan alasan ketidaksiapan dan demi kepentingan siswa, dapat mengajukan diri kepada

Kemdikbud untuk dikecualikan. Mengembalikan tugas pengembangan kurikulum 2013 kepada Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Pengembangan kurikulum tidak ditangani oleh tim ad hoc yang bekerja jangka pendek. Kemdikbud akan melakukan perbaikan mendasar terhadap

kurikulum 2013 agar dapat dijalankan dengan baik oleh guru-guru di dalam kelas, serta mampu menjadikan proses belajar di sekolah sebagai pendidikan. Ada yang setuju dan ada yang tidak, ada yang tidak mau kembali ke kurikulum 2006 dan ingin tetap melanjutkan kurikulum 2013 walaupun sekolahnya tidak sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan.

Media cetak dan elektronikpun ramai membicarakan

permasalahan ini, mereka mem pertanyakan berbagai

permasalahan yang mungkin timbul dari kebijakan mendikbud tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut,

(17)

Kurikulum

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan 2013 pada tanggal 12 Desember 2014.

Dalam Permendikbud Nomor 160 tahun 2014 ini, kembali dipertegas tentang sekolah mana yang boleh menggunakan

kurikulum 2013 dan sekolah mana yang harus kembali menggunakan kurikulum 2006.

Mencermati pasal demi pasal dari permendikbud nomor 160 tahun 2014 tersebut, Mendikbud tetap ingin melanjutkan penerapan kurikulum 2013, namun

Mendikbud ingin penerapannya secara bertahap.

Penerapan secara bertahap tersebut, dimaksudkan agar dapat menjadi lebih baik dengan terlebih dahulu memperhatikan berbagai aspek, seperti tenaga pendidik, manajemen/kepala sekolah, tenaga kependidikan dan buku teks.

Untuk mempersiapkan sekolah agar siap dalam menerapkan kurikulum 2013, mereka akan diberikan pelatihan dan pen dampingan sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat 1, 2, dan 3.

Selanjutnya, seluruh sekolah di Indonesia pada tahun pelajaran 2019/2020 harus menerapkan kurikulum 2013, sebagaimana

diatur dalam pasal 4. Untuk suksesnya proses peralihan penerapan kurikulum 2006 ke 2013 dan pemantapan penerapan kurikulum 2013 bagi sekolah yang telah memenuhi persyaratan, Kemdikbud

mengeluarkan peraturan bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah nomor 5496/C/KR/2014 dan 7915/D/KP/ 2014 tentang Petunjuk Teknis Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan 2013 pada tanggal 22 Desember 2014.

Petunjuk teknis ini merupakan pedoman bagi sekolah dalam

melaksanakan ketentuan per aturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

Dalam Juknis ini, diatur dan dimungkinkan bagi sekolah yang telah 3 semester melaksanakan kurikulum 2013 tetapi ingin kembali menggunakan kurikulum 2006 dengan cara melapor kepada Mendikbud melalui dinas pendidikan provinsi/kabupaten/ kota sebagaimana diatur dalam pasal 2 ayat 3.

Begitu juga bagi sekolah yang baru satu semester menerapkan kurikulum 2013, tetapi tetap ingin melanjutkan menggunakan kurikulum 2013 dengan cara membuat usul untuk menjadi pelaksana kurikulum 2013 kepada Mendikbud melalui dinas

pendidikan provinsi/kabupaten/ kota sesuai kewenangannya sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat 1 s.d. 5.

Dalam juknis ini diatur pula tentang penilaian dan ketentuan kenaikan kelas bagi peserta didik dan rombongan belajar baik yang melaksanakan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 serta konversi nilainya sebagaimana diatur dalam pasal 7 ayat 1 dan 2 serta pasal 8 ayat 1, 2 dan 3. (*)

(18)

13 SMK & 2 SMA di Sumsel

Siap UN 2015 dengan CBT

Belum Semua SMA Bisa Dilaksanakan

Ujian Nasional

Dalam rangka persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2014/2015, Dinas Pendidikan Provinsi telah

melakukan rapat teknis dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota se Sumatera Selatan.

Rapat berlangsung selama 2 hari yaitu pada tanggal 2 s.d. 3 Maret 2015, bertempat di Ruang Rapat Kepala Dinas Pendidikan Prov. Sumsel.

Dalam rapat tersebut di bahas kebijakan baru tentang

pelaksanaan UN tahun pelajaran 2014 / 2015, di antaranya yaitu tentang kegunaan hasil UN dan pelaksanaan Computer Based Test (CBT)/UN dengan menggunakan komputer.

Computer Based Test (CBT), menjadi pembahasan hangat dalam rapat tersebut. Persyaratan untuk dapat menyelenggarakan UN dengan system CBT yang menuntut beberapa persyaratan

Computer Based Test

(CBT), menjadi

pembahasan hangat

dalam rapat tersebut.

Persyaratan untuk

menyelenggarakan UN

dengan system CBT

yang menuntut

beberapa persyaratan

teknis, seperti

(19)

1. Pada tahun 2015 bersifat rintisan 2. Jenjang SMP, SMA/MA, dan SMK

(ada proses verifikasi kelayakan) 3. Rasio komputer ( PC) dan siswa

adalah 1:3 dan cadangan 10% dari jumlah PC yang ada

5. Memiliki UPS yang memadai untuk PS server dan client

6. Diutamakan memiliki genset.

CBT

1. Proktor 2. Teknisi

Ujian Nasional

teknis, seperti ketersedian computer, sumber daya listrik dan lain—lainnya di sekolah,

menyebabkan sebagian besar sekolah di Sumatera Selatan menyatakan belum siap untuk melaksanakannya.

Dalam rapat tersebut,

disepakati hanya beberapa SMK saja yang siap melaksanakan UN dengan sistem CBT, sedangkan SMA belum ada yang siap.

SMK yang siap untuk melaksanakan UN dengan CBT tersebut berjumlah 13 sekolah, yaitu sebagai berikut:

1. SMKN 2 Palembang 2. SMKN 3 Palembang 3. SMKN 4 Palembang 4. SMKN 5 Palembang 5. SMKN 6 Palembang 6. SMK Swakarya Palembang 7. SMKN 1 Indralaya

8. SMKN 1 Kayuagung 9. SMKN1 OKU Selatan 10.SMKN 1 Martapura 11.SMK Muh. 3 Sukaraja 12.SMKN 1 Lahat

13. SMKN Lubuk Linggau Selanjutnya, Dalam rapat teknis yang kedua pada hari Kamis tanggal 12 Maret 2015, jumlah sekolah yang menyatakan siap untuk melaksanakan UN-CBT bertambam menjadi 15 sekolah.

2 (dua) sekolah yang baru menyatakan siap untuk

melaksanakan UN-CBT tersebut adalah SMA Xaverius 1

Palembang dan SMA Kusuma Bangsa Palembang.

Dengan demikian, sekolah penyelenggaran UN-CBT di Sumatera Selatan, tidak hanya diwakili oleh sekolah menengah kejuran (SMK), tetapi juga ada sekolah menengah atas (SMA)

Namun demikian, ke 15

sekolah yang akan menyelenggara kan UN-CBT tersebut belum bersifat final, karena masih menunggu hasil verifikasi dari Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

UN dengan sistem CBT dapat dilakukan dalam 2 cara, yaitu

offline (luar jaringan) dan online (dalam jaringan). UN CBT offline, dapat dilakukan oleh sekolah yang memenuhi syarat dengan terlebih dahulu menginstall aplikasi UN CBT tahun 2015 ke komputer di sekolahnya. UN CBT offline tidak membutuhkan adanya jaringan internet. Sedangkan UN CBT online membutuhkan ketersedian jaringan internet yang baik.

UN dengan sistem CBT, akan diselenggarakan lebih awal daripada UN PBT, yaitu pada tanggal 7—15 April 2015,

sedangkan UN PBT pada tanggal 13—15 April 2015.

Perubahan kebijakan penting

lainnya dari Kemdikbud dalam pelaksanaan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2014 / 2015 adalah tentang kegunaan hasil UN.

Dalam pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, kegunaan hasil Ujian Nasional (UN) berbunyi sebagai berikut :

1. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan

2. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya

3. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan

4. Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan

(20)

Ujian Nasional

Pemerintah Nomor 32 tahun 2013. Dalam peraturan yang baru ini, poin keempat dari pasal 68 PP 19 tahun 2005 tersebut isinya diuabh menjadi “penentu kelulusan peserta didik dari program dan atau satuan pendidikan.

Perubahan kebijakan dalam penyelenggaraan UN tahun pelajaran 2014/2015 ini, bukan hanya terbatas pada kegunaan hasil UN dan uji coba penggunaan CBT saja, tetapi juga pada aspek-aspek lainnya, seperti teknis pengawasan pelaksanaan UN, pencetakan naskah soal, sistem pengiriman naskah soal dan lainnya.

Pada UN tahun pelajaran 2014/ 2015 ini, peran Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dikurangi.

Sebelumnya, peran PTN adalah koordinator pengawasan dan koordinator pemindaian, menjadi koordinator pemindaian saja.

Begitu juga dengan peran pihak kepolisian, mereka tidak lagi terlibat langsung dalam

pelaksanaan UN, terutama pada saat pelaksanaan UN ditingkat satuan pendidikan.

Perubahan besar kebijakan dalam pelaksanaan UN tahun pelajaran 2014/2015 ini, dilatar belakangi oleh keinginan kemdikbud untuk: 1. Memperbaiki mutu pendidikan melalui berbagai alat pengukuran (bukan hanya UN)

2. Memberikan otonomi pada sekolah dan mengurangi tekanan tidak perlu

3. Memperbaiki sistem penilaian sehingga lebih bermakna

4. Ujian nasional wajib diambil minimal satu kali

5. Mendorong pembelajaran dan integritas

Kelima keinginan tersebut lahir karena adanya perbedaan antara harapan dan kenyataan dalam pelaksanaan UN sebelumnya.

Dalam pelaksanaan UN sebelumnya, diharapakan :

1. Siswa termotivasi untuk belajar

2. Guru termotivasi menuntaskan kompetensi

3. Menjadi standar kompetensi minimum nasional

4. Dapat dipakai sebagai acuan antar provinsi

5. Adanya ukuran capaian kompetensi pendidikan yang dapat dipakai antar negara Namun kenyataan yang terjadi adalah :

1. Lahirnya perilaku negatif

kecurangan

2. Lahirnya perilaku negatif teaching-to-the-test 3. Siswa menjadi korban 4. Siswa alami distress 5. Pembelajaran tidak tuntas 6. Keterbatasan standaraized

tests

(21)

Ujian Nasional

Dalam rapat teknis tersebut, pihak Kemdikbud/BSNP dan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan telah

mensosialisasikan draft Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan UN tahun pelajaran 2014/2015 kepada pihak Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota se-Sumatera Selatan.

SOP pelaksanaan UN tersebut diharapakan dapat dipahami oleh seluruh penyelenggaran UN dari seluruh jenjangnya, agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan epektif dan efesien.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi

Sumatera Selatan (Drs. Widodo, M.Pd), berpesan kepada pihak Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota agar dengan segera

mensosialisasikan POS UN 2015 tersebut kepada satuan

pendidikan (sekolah) di

lingkungannya masing-masing. Kepala Dinas Pendidikan Prov. Sumsel juga berpesan, agar Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota segera menyiapkan segala sesuatunya sehubungan dengan pelaksanaan UN tahun pelajaran 2014/2015.

Persiapan tersebut, baik bagi sekolah yang akan melaksanakan UN tahun pelajaran 2014/2015

dengan Paper Based System (PBT) maupun yang akan melaksanakannya dengan Computer Based System (CBT).

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, juga berharap penyelenggaraan UN tahun pelajaran 2014/2015 di Sumatera Selatan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Dan peserta UN tahun pelajaran 2014/2015, terutama peserta UN sekolah menengah yang jumlahnya sebanyak 99.715 orang dan berasal dari 968 sekolah semuanya dapat meraih hasil yang memuaskan. (*)

Tingkat Pusat: Penyelenggara

dan Pelaksana

Pelaksana Tingkat Provinsi

Pelaksana Tingkat

Kabupaten/Kota

Pelaksana Tingkat Satuan

Pendidikan

PANITIA UN

UN Luar Negeri

SKMendikbud

SK Gubernur

SK Bupati/

Walikota

SK Ka Dinas

Pendidikan

Peserta UN SMA/MA dan SMK

Prov. Sumsel Tahun pelajaran 2014/2015

SMA : 60.327 Peserta

SMK : 26.057 Peserta

MA : 13.331 Peserta

Penyelenggaran UN SMA/MA dan SMK

Prov. Sumsel Tahun pelajaran 2014/2015

(22)

K

ebijakan penyeleggaraan UN 2015 telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 144 Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan dan Penyelenggaraan Ujian Nasional.

Kebijakan ini diperkuat dengan hasil rapat koordinasi yang dipimpin Deputi Bidang Pendidikan dan Agama

UN 2015

Uji Coba CBT

Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) sebagai badan independen

dan professional memiliki tugas

menyelenggarakan Ujian Nasional

(UN). Demikian yang disampaikan

Sekretaris BNSP (Bambang Suryadi)

dalam bulletin BSNP Vol. IX/No. 4/

Desember 2014. UN 2015 tetap

dilaksanakan dengan berbagai

perbaikan untuk meningkatkan

kredibilitas dan kualitas

penyelenggaraan UN.

(23)

Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) tanggal 11 November 2015 di Jakarta.

Namun dengan adanya perkembangan pemikiran dan perubahan situasi pada Kabinet Kerja dibawah kepemimpinan Jokowi—JK, beberapa kebijakan Ujian Nasional (UN) mengalami perubahan. Sampai berita ini ditulis, perubahan kebijakan tersebut masih dalam proses pembahasan antara BSNP dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

BSNP sebagai penyelenggara UN selalu melakukan evaluasi untuk mengambil kebijakan dalam peningkatan kualitas

penyelenggaraan UN. Kebijakan ini ditetapkan dalam bentuk Permendikbud Nomor 144/2014 dan Prosedur Operasional Standar (POS) UN. Ada beberapa

kebijakan UN 2015, diantaranya adalah sebagai berikut.

Pertama, kisi-kisi UN 2015 disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan satuan pendidikan. Mengingat peserta UN 2015 masih menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), maka kisi-kisi UN 2015 sama dengan kisi-kisi UN 2014 sesuai dengan Surat Keputusan BSNP Nomor 0027/P/ BSNP/IX/2014 tanggal 30

September 2014.

Kisi-kisi tersebut menjadi acuan guru dalam melakukan proses belajarmengajar di kelas. Berdasarkan kisi-kisi tersebut, Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengembangkan soal UN dengan melibatkan guru yang

berpengalaman dan dosen dari perguruan tinggi.

Kedua, pelaksanaan UN 2015 selain dalam bentuk ujian tulis (paper based test), juga akan dilakukan melalui sistem daring (Computer Based Test). Namun, pelaksanaan CBT ini masih bersifat uji coba. Tujuannya adalah untuk meng optimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses penilaian sehingga dapat dilakukan efisienasi dari segi

‘ ’ Untuk sekolah/madrasah yang belum memenuhi kriteria atau persyaratan tersebut, pelaksanaan UN masih menggunakan Paper Based Test (PBT)”, ungkap Bambang Suryadi Sekretaris BSNP dalam rapat koordinasi dengan Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama

Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Jakarta.

Dengan diterapkannya CBT, tambah Bambang, dapat dilakukan efisiensi waktu, biaya, dan tenaga. Waktu pelaksanaan ujian tidak mesti harus serentak seperti sekarang ini. Hasil ujian bisa diketahui lebih cepat dan biaya ujian juga semakin murah. Yang lebih penting lagi, permasalahan penggandaan dan distribusi bahan ujian dapat diminimalisir.

Secara terpisah, Suprananto mengatakan bahwa sebagai langkah awal persiapan pelaksanaan CBT, Pusat

Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan uji coba CBT dibeberapa SMK dan SMA di Jakarta.

”Siswa-siswa sangat antusias mengikuti CBT dan UN bukan lagi sesuatu yang menakutkan bagi mereka”, ungkap Suprananto dalam rapat Pleno BSNP di Jakarta, belum lama ini.

Dalam hal ini, tambah Suprananto, Puspendik perlu menyiapkan bank soal yang lebih baik. Selain itu, pihak Direktorat terkait perlu melakukan pendataan kesiapan sekolah untuk

melaksanakan CBT Jadwal Pelaksanaan

Pelaksanaan UN SMA dan yang sederajat dilaksanakan selama tiga hari, mulai tanggal 13 sampai dengan 15 April 2015 dengan dua mata pelajaran di ujian setiap hari. UN SMP dan yang sederajat dilaksanakan selama empat hari, mulai tanggal 4 sampai dengan 7 Mei 2015, dengan satu mata pelajaran diujikan setiap hari.

Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Program Paket C dan Program Paket B dilaksanakan bersamaan dengan UN formal. (*)

waktu, tenaga, dan biaya. Ketiga, UN untuk Sekolah Keagamaan Katolik dan Kristen. Pada tahun 2015, untuk pertama kali, diadakan UN bagi siswa dari Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) dan Sekolah Menengah Theologi Kristen.

Dalam pelaksanaannya, BSNP bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bima Katolik dan Kristen Kementerian Agama, dan

puspendik. Untuk SMA Katolik, selain Bahasa Indonesia,

Matematika, dan Bahasa Inggris, materi yang diujikan adalah Kitab Suci, Doktrin Gereja Katolik dan Moral Kristiani, dan Liturgi. Sedangkan, untuk SMT Kristen, mata pelajaran ke agamaan yang diujikan meliputi Alkitab, Etika Kristen, dan Sejarah Gereja.

Keempat, peran perguruan tinggi. Berbeda dengan peran PTN Pada tahun 2014 yang meliputi pengawasan dan pemindaian Lembar Jawaban UN (LJUN), pada tahun 2015, peran PTN dibatasi pada pemindaian LJUN untuk SMA sederajat. Salah satu asalan yang mendasar dilibatkannya PTN dalam pemindaian adalah nilai hasil UN akan digunakan dalam seleksi masuk ke perguruan tinggi.

Computer Based Test dilaksanakan secara bertahap atau uji coba dengan sasaran sekolah/madrasah yang telah memenuhi infrastruktur dan kriteria atau persyaratan tertentu.

Ba mba ng S urya di S e kre ta ris BN S P

(24)

T

ak hanya siswa normal pada umumnya yang mengikuti Ujian Nasional (UN) tingkat SMA

sederajat yang akan dilaksanakan pada 13-15 April mendatang. Namun siswa yang mengikuti Sekolah Luar Biasa (SLB) pun turut serta. Dan semuanya terdaftar untuk mengikuti UN Paper Based Test (PBT).

Sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pelaksanaan UN tahun ini

dilakukan dengan dua cara, yakni PBT dan Computer Based Test (CBT). "Mereka (SLB-red) tidak ikut UN CBT, karena

menyesuaikan dengan keadaan fisik," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Drs. Widodo M.Pd melalui Sekretaris UN

Siswa SLB

Tetap

Gunakan PBT

kekurangan fisik

yang dialami siswa

SLB tentu akan

menyulitkan mereka

untuk mengikuti

pelaksanaan CBT.

Sumsel, Zawawi, Senin (9/3). Menurutnya, kekurangan fisik yang dialami siswa SLB tentu akan menyulitkan mereka untuk mengikuti pelaksanaan CBT. Guna mengantisipasi supaya tidak terjadi permasalahan pelaksanaan UN bagi siswa SLB di Sumsel diseragamkan untuk mengikuti UN dengan sistem CBT. "Tidak ada batasan, tetapi untuk

keseragaman supaya pelaksanaan UN siswa LB berjalan lancar saja," ujarnya, seperti dilansir laman tribunpalembang.com.

Ia menambahkan, untuk koli soal dan LJUN bagi siswa LB nantinya akan disesuaikan dengan kekurangan fisik yang dialami oleh masing-masing siswa. Dan tentu saja aturannya tidak seketat pelaksanaan sekolah normal. "Misalnya siswa tuna netra tentu akan mendapatkan soal dengan

huruf braille, semuanya tentu disesuaikan, tidak mungkin sama," jelasnya.

Untuk siswa SLB yang mengikuti UN di Sumsel tercatat ada sebanyak 62 siswa yang tersebar di 9 Kabupaten/Kota yaitu Palembang, Lubuk Linggau, Prabumulih, OKU, Muara Enim, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, dan OKU Timur. Sedangkan di Palembang Sendiri ada lima sekolah SLB yang siap mengikuti UN.

Lanjutnya, kategori siswa SLB yaitu diantaranya tuna netra, tuna rungu, tuna grahita ringan, tuna daksa ringan, dan tuna laras. Dan pada saat ujian juga tetap

mendapat pengawasan. "Paket soal nantinya tetap berbeda, dan diberikan perlakuan yang sama dengan siswa normal lainnya," Ujarnya. (*)

(25)

UK tersebut dilakukan sesuai dengan program keahilan yang diambil siswa tersebut sebagai salah satu syarat menyelesaikan akademik di sekolah kejuruan.

Kepala SMK Negeri 2, Drs Selamat MM mengatakan UK yang digelar di sekolahnya merupakan salah satu syarat kelulusan bagi siswa disamping nilai dari ujian nasional. SMK Negeri 2 Sekayu sendiri yang

Siswa SMK di Sekayu

Ikuti Uji Kompetensi

terdiri dari 5 program keahlian ini antara lain Teknik Pengelasan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Konstruksi Kayu, Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik dan Teknik Komputer Jaringan.

“Ujian kompetensi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ilmu yang telah didapat oleh peserta selama menempuh sekoloah,” kata Selamat, seperti dilansir tribunpalembang.com

ketika ditemui, Rabu (11/3). Lanjut Selamat, mengenai hasil UK nantinya akan menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk mempekerjakan siswa lulusan SMK. Karena UK sendiri merupakan ketentuan pemerintah pusat.

"Mereka bisa memilih. Jika ingin langsung bekerja maka bisa bekerja. Atau kalau mau lanjut kuliah juga tidak apa-apa. Intinya kami mengimbau siswa untuk serius dalam ujian praktik UK ini walaupun ini ujian praktik tidak kalah jauh dengan ujian nasional," ujarnya. UK untuk siswa SMK dijalankan sebanyak empat hari, dilakukan secara bertahap. Peserta UK ada 218 orang siswa kelas XII.

“Dengan UK ini diharapkan para siswa lebih memahami apa yang mereka kerjakan. Nantinya kemampun seperti inilah yang sangat dibutuhkan di dunia kerja,” ungkapnya. (*)

Siswa SMK Negeri 2 Sekayu tengah melakukan ujian praktik ketrampilan

(26)

Kembali ke Konsep

Ki Hajar Dewantara

Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan,

Anies Baswedan,

sangat

menyayangkan,

karena konsep

pendidikan dari Ki

Hadjar Dewantara

tidak dimanfaatkan

secara optimal di

Indo-nesia. Padahal, tiga

pilar pendidikan dan

sekolah Taman Siswa

yang diciptakan Ki

Hadjar sudah

dipraktikkan dengan

baik di Finlandia.

Ki Hajar Dewantara Nama Asli: Raden Mas Soewardi Soeryaningrat Lahir: Yogyakarta, 2 Mei 1889. Wafat: Yogyakarta, 28

April 1959

Khasanah

Anies menuturkan, pendidikan di Finlandia sangat maju dan berkembang. Mereka melakukan reformasi pada sistem pendidikan sejak 1980 hingga 2000-an. Dan pada tahun 2003, menurut hasil survei internasional yang komprehensif oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)/PISA, yang mengukur kemampuan siswa di bidang sains, membaca, dan juga matematika, menetapkan bahwa sistem pendidikan di Finlandia (Eropa Utara), sebagai sistem pendidikan terbaik dunia (jurnas.com 2 Desember 2014).

Pengembangan pendidikan yang tidak instan itu bisa diterapkan dengan baik saat ini. ’ ’ Finlandia telah mempraktikkan dengan baik konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang berupa Taman Siswa’ ’ . Begitulah pernyataan Mendikbud yang dikutip dari jawapos.com pada tanggal 6 Desember 2014.

Dalam kesempatan yang lain, sebagaimana dikutip dari Antara News pada tanggal 1 Desember 2014. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mewajibkan kalangan pendidik yang ada di Tanah Air untuk membaca buku yang ditulis Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.

"Jika kita sering menyebut

Oleh : Novi Cahyadi, M.Pd

(27)

Khasanah

sistem pendidikan yang diterapkan di Finlandia hebat, jauh sebelum itu pada 1930 konsep yang diterapkan disana telah ditulis oleh Ki Hajar Dewantora dalam

bukunya (Pendidikan)," kata Anies Baswedan.

Ia menyampaikan hal itu saat bersilaturahim dengan sekitar 650 kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten dan kota se-Indonesia di Aula Ki Hajar Dewantara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurut Anies konsep

pendidikan yang dijalankan di Finlandia sudah lama ditulis oleh Ki Hajar Dewantara, namun di Indonesia tidak dibaca, sementara di Finlandia malah dipraktikan. "Kita semua melupakan apa yang ditulis Ki Hajar Dewantara, salah satunya pendidikan itu adalah sesuatu yang menyenangkan makanya lembaga pendidikannya diberi nama taman artinya tempat yang membahagiakan," kata Mendikbud.

Begitulah pesan-pesan yang disampaikan oleh Mendikbud

tentang betapa pentingnya mengenal dan menerapkan Kosep Pendidikan dari Ki Hajar

Dewantara. Pesan - pesan tersebut bahkan diulanginya di berbagai kesempatan dan berbagai tempat. Berdasarkan hal diatas, kita dapat memahami bahwa Mendikbud menginginkan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dapat diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Sehubungan dengan hal tersebut, marilah kita pelajari dan kita kenali lebih mendalam,

Di bawah pendudukan Jepang, pada

1943 ketika Jepang membentuk Pusat

Tenaga Rakyat (Putera), Ki Hadjar

duduk sebagai salah seorang pemimpin

di situ bersama Soekarno, Hatta, K.H

Mas Mansyur. Setelah proklamasi

kemerdekaan, Ki Hadjar Dewantara

diangkat menjadi Menteri Pendidikan,

Pengadjaran dan Kebudajaan (PP dan K)

Indonesia yang pertama. Secara resmi

dunia akademik pun memberikan

penghormatan kepada Ki Hadjar dengan

memberikan gelar Doktor Honoris Causa

oleh Universitas Gadjah Mada (UGM)

pada 1957. Dua tahun setelah itu,

tepatnya pada 26 April 1959 Ki Hadjar

Dewantara meninggal dunia. Sebelum

wafat ia pernah berkata pada anaknya,

Bambang Sukowati (dalam Rahardjo,

2009: 21):

[ ] apapun yang dikatakan orang

tentang diriku (kau) wajib menerimanya.

Namun, kalau suatu ketika ada orang

meminta pendapatmu, apakah Ki Hadjar

seorang nasionalis, radikalis, sosialis,

humanis, tradisionalis ataupun

demokrat? Maka katakanlah, aku hanya

orang Indonesia biasa yang bekerja

untuk bangsa Indonesia dengan cara

Indonesia.

PESAN SEBELUM WAFAT

(28)

Khasanah

bagaimana sebenarnya konsep pendidikan dari Ki Hajar Dewantara tersebut.

Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah Pendidikan Humanistik.

Teori humanistik adalah suatu teori yang bertujuan memanusia kan manusia. Artinya perilaku tiap orang ditentukan oleh orang itu sendiri dan memahami manusia terhadap lingkungan dan dirinya sendiri. Seperti halnya dalam Paradigma pendidikan

humanistik memandang manusia sebagai ”manusia”, yakni makhluk ciptaan Tuhan dengan fitrah-fitrah tertentu (Makin, 2009: 22).

Menurut Ki Hajar Dewantara mendidik dalam arti yang sesungguhnya adalah proses memanusiakan manusia

(humanisasi), yakni peng angkatan manusia ke taraf insani. Di Dalam mendidik ada pembelajaran yang merupakan komunikasi eksistensi manusiawi yang otentik kepada manusia, untuk dimiliki,

dilanjutkan dan disempurnakan. Jadi sesungguhnya pendidikan adalah usaha bangsa ini membawa manusia Indonesia

keluar dari kebodohan, dengan membuka tabir aktual-transenden dari sifat alami manusia (humanis) (Setyo Hartanto; 4).

Pendidikan yang menjadi cita-cita Ki Hajar Dewantara adalah membentuk anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin. Luhur akal budinya serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggungjawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air serta manusia pada umumnya.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka Ki Hajar Dewantara menawarkan beberapa konsep dan teori pendidikan di antaranya “Panca Darma”, yaitu: kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan dan kemanusiaan (Adurrahman Soerjomiharjo, 1986 ; 52)

Pemikiran Ki Hajar Dewantara, tentang metode yang sesuai dengan sistem pendidikan di Indonesia adalah sistem among yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh. Metode ini secara teknik pengajaran meliputi kepala, hati dan panca indra.

Metode Asah yaitu metode pendidikan yang hanya

mengembangkan aspek intelektual.

Metode Asih yaitu metode pendidikan yang mengembangkan sikap hidup bersama dengan sesama umat dan sesama makhluk ciptaan tuhan di muka bumi, sebab setiap individu tidak akan dapat memisahkan diri dari orang kebanyakan dilingkungan sekitarnya, selain itu pendidikan juga hendaknya memperkaya berbagai hal (aspek) pada setiap individu yang mau menerima perbedaan diantara masing-masing pribadi (keunikan) dan mau menerima perbedaan latar belakang individu (inklusi; ras, suku, agama, jenis kelamin dll)

Metode asuh yaitu metode guru dalam mendidik hendaknya mampu dan mau serta rela mengorbankan kepentingan-kepentingan hidup pribadinya demi kebahagian para peserta didiknya. (Setyo Hartanto ; 6)

Untuk merealisasikan, konsep-konsepnya tersebut, Ki Hajar Dewantara mendirikan lembaga

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini R a b u tanggal Dua puluh enam bulan Agustus tahun Dua ribu lima belas, kami selaku Kelompok Kerja Badan Layanan Pengadaan (BLP) Pekerjaan Konstruksi

We show that if the random walk kernel associated with the voter model has finite γth moment for some γ > 3, then the evolution of the interface boundaries converge weakly to

microeconomics The branch of economics that examines the functioning of individual industries and the behavior of individual.. decision-making units — that is, business firms

Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijualb. Pajak

• Jika satu perusahaan oligopoli menaikkan harga, perusahaan lain tidak akan mengikutinya, oleh karenanya kurva permintaan elastik. • Jika satu perusahaan oligopoli menurunkan harga,

Selama ini tanaman yang terserang TMV sudah pasti langsung dimusnahkan dan dibuang jauh-jauh namun jangan salah karena telah dibuktikan bahwa melalui tanaman yang

Sehubungan dengan telah selesainya Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi yang dilakukan oleh Panitia Pengadaan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Merangin, dengan ini

Pelatihan SDM Organisasi, juga perlu di lakukan guna meningkatkan kualitas SDM Perusahaan,