• Tidak ada hasil yang ditemukan

Khairun Nisa, Ovi Firdaus, Ahmadi, Hairani Akademi Analis Kesehatan Pemerintah Aceh Email: nisaghazaliagmail.com ABSTRAK - UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK BIJI DAN DAUN MENGKUDU (MORINDA CITRIFOLIA L.) SEBAGAI LARVASIDA AEDES SP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Khairun Nisa, Ovi Firdaus, Ahmadi, Hairani Akademi Analis Kesehatan Pemerintah Aceh Email: nisaghazaliagmail.com ABSTRAK - UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK BIJI DAN DAUN MENGKUDU (MORINDA CITRIFOLIA L.) SEBAGAI LARVASIDA AEDES SP."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

43

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK BIJI DAN DAUN MENGKUDU

(

MORINDA CITRIFOLIA

L.

) SEBAGAI LARVASIDA

AEDES

SP.

Khairun Nisa, Ovi Firdaus, Ahmadi, Hairani

Akademi Analis Kesehatan Pemerintah Aceh Email: nisaghazalia@gmail.com

ABSTRAK

Aedes sp. merupakan vektor dari beberapa penyakit sehingga perlu dilakukan pemberantasan. Pemberantasan dengan menggunakan larvasida sintetik dinilai masih memiliki banyak kekurangan sehingga diusahakan larvasida alami dari tumbuhan, salah satunya adalah larvasida dari ekstrak mengkudu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak biji dan daun mengkudu (Morindacitrifolia L.) terhadap kematian larva Aedes sp. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan variasi konsentrasi ekstrak biji dan daun mengkudu, sementara kematian larva diamati setelah 1, 2, dan 24 jam. Hasil penelitian dengan ekstrak biji mengkudu menunjukkan bahwa konsentrasi 2% merupakan konsentrasi paling efektif dengan tingkat kematian larva uji 100% dalam waktu 24 jam. Hasil penelitian dengan ekstrak daun mengkudu menunjukkan kematian tertinggi larva sebanyak 45% pada konsentrasi 2% dalam waktu 24 jam. Data hasil peneliian selanjutnya dianalisis dengan uji t, yang memberikan hasil t hitung > t tabel (thitung=2,364; ttabel= ). Hasil uji t menunjukkan bahwa ekstrak biji lebih efektif dibandingkan ekstrak daun mengkudu sebagai larvasida bagi Aedes sp.

Kata Kunci: efektivitas, larvasida, ekstrak, Morinda citrifolia, Aedes sp.

ABSTRACT

Aedes sp. is a vector of several diseases that need to be done toeradicate. The use of synthetic insecticides still considered to have many shortcomings that a natural larvicidal cultivated from plants, one of which is larvicidal of noni seed extract. This study aims to determine the effectiveness of extracts of seeds and leaves of noni (Morindacitrifolia L.) on the death of Aedes sp. The research used experimental methods with variations in the concentration of grains and noni leaf extracts, while larval mortality observed after 1, 2, and 24 hours. Results with noni seed extract show that a concentration of 2% is the most effective with the larvae mortality of 100% within 24 hours. Results with noni leaf extract showed the highest mortality of larvae as much as 45% at a concentration of 2% within 24 hours. It can be concluded that the extract of the seeds and leaves of Morinda citrifolia are effective on the death of Aedes sp.

Keywords: effectiveness, larvicides, extracts, Morinda citrifolia, Aedes sp.

PENDAHULUAN

Aedes adalah salah satu genus nyamuk yang mempunyai peranan penting dalam penyebaran berbagai penyakit, seperti DemamBerdarah Dengue (DBD), Filariasis,dan Yellow

(2)

44

Index disingkat HI) di daerah-daerah endemis DBD dilaporkan selalu tinggi.

Di Indonesia sendiri pada tahun 2010 jumlah kasus DBD meningkat sebanyak 156.086 kasus dengan jumlah kematian akibat DBD sebesar 1.358 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa DBD masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia hingga saat ini.2

Mengingat ancaman penyakit ini, berbagai usaha pencegahan penyakit yang ditularkan oleh Aedes sp. telah banyak dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Upaya-upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan beberapa metode, di antaranya dengan menggunakan

larvasida, yang merupakan golongan pestisida yang dapat membunuh serangga belum dewasa atau sebagai pembunuh larva. (3,4)

Pemberantasan Aedes spdengan larvasida biasanya memakai bahan kimia yang jika digunakan secara terus menerus dapat menyebabkan peningkatan resistensi, kematian hewan yang bukan target, hilang atau matinya musuh alami, polusi dan kerusakan lingkungan berupa ketidakseimbangan ekosistem, serta meningkatnya biaya yang dikeluarkan untuk pestisida.1Karena itu banyak usaha yang dilakukan untuk mencari alternatif larvasida dari bahan alami.

Keuntungan dalam

menggunakan larvasida nabati adalah karena larvasida nabati hanya sedikit meninggalkan residu pada komponen lingkungan dan bahan makanan, sehingga lebih aman daripada larvasida sintetis. Selain itu zat pestisidik dalam larvasida nabati lebih cepat terurai di alam, sehingga tidak menimbulkan resistensi pada sasaran. Bahan pembuat larvasida nabati juga mudah didapat dan disediakan di rumah sehingga memudahkan penggunaannya.5

Salah satu tanaman yang banyak manfaat dan mudah dijumpai di Indonesia adalah mengkudu

(Morinda citrifolia L.).Spesies ini mempunyai nama tersendiri di setiap negara, antara lain Noni di Hawai, Nonu atau Nono di Tahiti, Cheese Fruit di Australia, mengkudu di Indonesia dan Malaysia.6 Di Indonesia mengkudu mempunyai nama-nama tersendiri di setiap daerah seperti Jawa: (pace, bentis, kemudu), Sunda: (cangkudu), Madura: (kodhuk), Sumatra: (bangkudu, bengkudu,

pamarai), Mentawai: (neteu), Nias: (makudu), Aceh: (keumudee), Melayu: (bengkudu, mengkudu), Minangkabau: (mangkudu, bengkudu), Lampung: (mekudu), Bali: (wungkudu, tibah), Sumba: (ai kambo, manakudu,

bakudu), dan Kalimantan: (wangkudu,

mangkudu, labanau, rewonang).7 Mengkudu banyak digunakan karena kandungan senyawa-senyawa berkhasiat dalam tanaman tersebut. Hampir semua bagian tanaman mengkudu seperti akar, kulit, daun, dan bunganya mengandung berbagai macam metabolit sekunder yang berguna bagi kesehatan manusia, yakni antrakinon, alkaloid, flavonoid, scopoletin, terpenoid, asam oktanoat, vitamin C, vitamin A, karoten, asam amino, asam kaproat, asam kaprilat, asam ursolat, acubin, rutin dan proxeronin.7

Senyawa alkaloid, saponin, proxeronin, dan asam oktanoat

bersifat larvasida terhadap larva nyamuk Aedes sp.8 Senyawa alkaloid, terpenoid dan proxeronin merupakan senyawa-senyawa toksik yang dapat merusak jaringan saraf sehingga dapat menghambat proses larva menjadi pupa.9 Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jus buah mengkudu dapat mematikan larva

(3)

45 Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah ekstrak biji dan daun mengkudu (Morinda citrifolia L) dapat mematikan larva Aedes sp.

BAHAN DAN METODA

Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian dilakukan di Laboratorium Akademi Analis Kesehatan Pemerintah Aceh pada bulan Februari 2015. Bahan yang digunakan adalah biji dan daun mengkudu yang diperoleh di Desa Beurawe, Banda Aceh. Sampel berjumlah 200 larva Aedes sp. yang ditetaskan dari telur hasil pemasangan ovitrap. Data hasil penelitian diolah secara statistik dengan uji t untuk melihat perbedaan efektifitas ekstrak biji dan daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) dalam mematikan larva

Aedes sp.

Ekstraksi

Ekstraksi biji dan daun mengkudu dilakukan dengan teknik maserasi. Biji dan daun mengkudu dicuci bersih. lalu dikeringanginkan. Setelah kering masing-masing bahan diblender. Biji ditimbang seberat 300g, sedangkan daun mengkudu ditimbang seberat 150 g.

Masing-masing bahan direndam dengan alkohol 96% selama 3 hari dengan ketentuan setiap 24 jam diaduk dan hasil perendaman disaring dengan kertas saring. Hasil penyaringan diuapkan dengan cara dipekatkan di atas water bath hingga mencapai titik didih alkohol agar alkohol dapat menguap dan didapatkan ekstrak biji dan daun mengkudu dengan konsentrasi 100%.11

Uji Efektifitas

Disiapkan 5 buah wadah untuk masing-masing bahan, masing-masing dengan konsentrasi ekstrak 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 1 wadah kontrol yang berisi aquades. Pada masing-masing wadah dimasukkan 20 ekor larva

Aedes sp dan ditutup menggunakan kain kasa. Pengamatan dilakukan selama 1 jam, 2 jam dan 24 jam.

HASIL

Data hasil penelitian mengenai persentase kematian larva Aedes sp. pada berbagai konsentrasi ekstrak biji dan daun mengkudu disajikan pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1 Efektifitas ekstrak biji mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap larva

Aedes sp.

Konsentrasi ( %)

Jumlah kematian larva

Aedes sp pada pengamatan Total jumlah kematian larva

Persentase kematian larva

Aedes sp

1 jam 2 jam 24 jam

Kontrol 0 0 0 0 0 %

0,5 % 0 0 5 5 25 %

1 % 0 0 12 12 60 %

1,5 % 0 2 15 17 75 %

(4)

46

Tabel 2 Efektifitas ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap larva

Aedes sp.

Konsentrasi ( %)

Jumlah kematian larva

Aedes sp pada pengamatan Total jumlah kematian larva

Persentase kematian larva

Aedes sp

1 jam 2 jam 24 jam

Kontrol 0 0 0 0 0 %

0,5 % 0 0 0 0 0 %

1 % 0 0 3 3 15 %

1,5 % 0 1 5 6 30 %

2 % 0 2 7 9 45 %

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji dan daun mengkudu (Morinda citrifolia) memiliki daya bunuh yang cukup kuat terhadap larva nyamuk Aedes sp.

sehingga dapat direkomendasikan sebagai alternatif larvasida alami. Analisis statistik menggunakan t-test independen pada SPSS versi 17. Hasil analisis data diperoleh nilai probabilitasnya adalah; p = 0.304; α

= 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara efektifitas ekstrak biji dengan ekstrak daun mengkudu sebagai larvasida terhadap Aedes sp, yaitu bahwa ekstrak biji mengkudu secara signifikan lebih efektif sebagai larvasida Aedes sp dibandingkan ekstrak daun mengkudu. Hasil uji statistik tersebut sesuai dengan data penelitian, yaitu ekstrak biji mengkudu pada konsentrasi 2% telah dapat mematikan 100% larva Aedes sp, sedangkan ekstrak daun mengkudu pada konsentrasi yang sama hanya mampu mematikan 45% larva Aedes

sp.

Mengkudu mengandung alkaloid, saponin, tanin dan glikosida steroid. Saponin dan alkaloid merupakan racun perut bagi larva

Aedes sp. Saponin dapat menurunkan

tegangan permukaan selaput mukosa saluran pencernaan larva sehingga dinding saluran pencernaan menjadi korosif. Bila senyawa tersebut masuk dalam tubuh larva Aedes sp. maka alat

pencernaannya akan

terganggu.12Selain itu saponin juga dapat mengakibatkan ukuran larva yang mati lebih panjang sekitar 1-2 mm dibandingkan sebelum perlakuan.13

Alkaloid mampu menghambat pertumbuhan serangga (larva), terutama tiga hormon utama dalam serangga yaitu hormon otak, hormon edikson, dan hormon pertumbuhan. Tidak berkembangnya hormon tersebut dapat menyebabkan kegagalan metamorphosis. Alkaloid juga dapat mendegradasi membran sel untuk masuk ke dalam dan merusak sel serta dapat juga mengganggu sistem kerja syaraf larva dengan menghambat kerja enzim asetilkolinesterase yang akan mengganggu transmisi rangsang sehingga terjadi penurunan koordinasi otot dan menyebabkan kematian.14

(5)

47 badan.15 Hal itu ditunjukkan pada

perlakuan kontrol, larva berwarna coklat kekuningan dan bergerak aktif, sedangkan pada larva yang telah diberi perlakuan ekstrak mengkudu, tubuh larva menjadi lebih transparan dan bergerak kurang aktif.13

Selain alkaloid, senyawa

terpenoid dan proxeronin dalam tanaman mengkudu juga dapat menghambat daya makan larva

(antifedant), menghambat reseptor perasa pada daerah mulut larva sehingga menganggu pertumbuhan larva. Oleh karena itu, bila senyawa-senyawa ini masuk dalam tubuh larva, akan mengganggu alat pencernaan larva sehingga gagal mendapatkan stimulus untuk mengenali makanannya.16

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil uji statistik terlihat bahwa ada perbedaan signifikan antara efektifitas ekstrak biji mengkudu dengan ekstrak daun mengkudu sebagai larvasida terhadap Aedes sp, yaitu bahwa ekstrak biji mengkudu (Morinda citrifolia L.) secara signifikan lebih efektif sebagai larvasida Aedes sp dibandingkan ekstrak daun mengkudu. Sebagai saran, perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan pelarut polar (metanol, air) dan semipolar (etanol, aseton) untuk mengetahui efektivitas larvasida ekstrak biji mengkudu. Masyarakat diharapkan menjaga kelestarian mengkudu yang ternyata bisa difungsikan menjadi larvasida alami.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudjari, dkk. (2010). Efek Ekstrak Biji Sirsak (Annona muricata L.) Sebagai Larvasida Aedes sp.

Universitas Brawijaya Malang.

https://ml.scribd.com/.../Efek-Ekstrak-Biji-Sirsak-Ann.

Diakses pada 10 Desember 2014.

2. Depkes RI, (2010), Laporan Kasus Demam Berdarah Dengue, Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyakit Lingkungan, Jakarta: Departemen Kesehatan.

3. Gandahusada, S. dkk., (2000).

Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

4. Soedarmo, SSP., (2003). Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Jakarta: UI Press.

5. Pratiwi, Ameliana. (2013). Studi Deskriptif Penerimaan Masyarakat Terhadap Larvasida Alami. Universitas Negeri Semarang. Diakses dari http://lib.unnes.ac.id/20019/1/645 0408054.pdf pada 14 Januari 2015.

6. Widodo, H., (2013). Parasitologi Kedokteran. Yogyakarta: D-Medika.

7. Bangun, A. P. dan Sarwono, B. (2002). Khasiat & Manfaat Mengkudu. Agro Media Pustaka, Jakarta.

8. Kandi, (2006), Mengkudu Dan Multiguna, Jakarta Pusat: C.V Jasa Grafika Indonesia.

9. Subiakto, S., ( 2002). Pestisida Nabati. Pembuatan & Pemanfaatan. Balai penelitian Tanaman Hortikultura Lembang http://www.jurnalunsyiah.ac.id.

(6)

48

(Piper nigrum) terhadap kematian larva di Laboratorium. http//eprints.undip.ac.id/id/eprint/ 4926. Diakses pada tanggal 8 Januari 2015.

11. Oktaviani, dkk. (2014). Uji efektifitas Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) Sebagai Larvasida Terhadap Kematian Larva Aedes sp. Politeknik Kesehatan Bengkulu, Prodi DIII Kesehatan Lingkungan. Diakses dari

http://keslingbengkulu.blogspot.c om/ pada 10 Januari 2015.

12. Hayani, Eni & Fatimah, Tjitjah. (2004). Identifikasi Komponen Kimia Dalam Biji Mengkudu (Morindacitrifolia).Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian Tahun

2004. Diakses dari

http://balitnak.litbang.pertanian.go .id/index.php?option=com_phoca downloview=category&id=68:3& download=1122:3&start=20&Ite mid=1 pada 5 Desember 2014.

13. Aminah, ST., (2001), S. larak, D.metel, dan E. prostata sebagai Larvasida Aedes aegypti.Cermin Dunia Kedokteran. No. 131. Hal : 7 – 9. Dalam Pratama, dkk. (2009). Pemanfaatan Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Sebagai Larvasida Alami. Jurnal

Kesehatan: Vol.2, No.2, Desember 2009: 115-124. Diakses dari

http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bi tstream/handle/123456789/2071/2 .pdf?sequence=1 pada 9 Maret 2015.

14. Robinson, (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB Press.Dalam Wardani, dkk. (2010). Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Tembelekan(Lantana camara)

Terhadap Kematian Larva Aedes aegypti. Vol. 6, NO.2. Diakses dari pada 9 Maret 2015 dari: http://download.portalgaruda.org/ article.php?article=4642&val=431

15. Cania, Eka & Styanimrum, Endah. (2013). Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Legundi (Vitex trifolia) Terhadap Larva

Aedes aegypti. Medical Journal Of Lampung University: Vol.2, No.4, Februari 2013. Di akses dari http://juke.kedokteran.unila.ac.id/i ndex.php/majority/article/view/62 pada 9Maret 2015.

16.Dwi, Iriani., (2007). Efektifitas

Ekstrak Daun Pare

Gambar

Tabel 1  Efektifitas ekstrak biji mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap larva

Referensi

Dokumen terkait

Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 7, pilihlah pasangan kata paling tepat pada alternatif jawaban (A, B, C, D, E) yang memiliki jenis hubungan setara dengan pasangan

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan implementasi ini, maka akan dilakukan kegiatan evaluasi untuk melihat hasil-hasil yang dicapai selama implementasi, sekaligus

Pelatihan merupakan peningkatan ketrampilan kerja yang dibutuhkan untuk melaksanak Sesuai dengan hasil wawancara oleh peneliti dengan informan yang sudah

Berdasarkan dua definisi tersebut penulis dapat menarik simpulan bahwa bagan alir sistem adalah suatu bagan yang menjelaskan urutan dari prosedur dalam sebuah sistem

UOBM berhak untuk menambah, memadam, menggantung atau mengubah terma dan syarat Promosi ini dari semasa ke semasa, secara keseluruhan atau sebahagian mengikut budi bicara

Di dalam Pasal 1 huruf (a) UU No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil adalah mereka atau seseorang yang telah memenuhi

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sudut kemiringan selektor garuk yang memberikan nilai selektivitas terbaik untuk kerang darah ( Anadara granosa ) dan kerang bulu

jauh-jauh hari sudah menetapkan bahwa Indonesia secara keseluruhan menjadi satu wilayah hukum dengan istilah wilayatul hukmi, sehingga ada satu dari Ormas Islam di Indonesia