1
(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dari Dosen Dr. H. Muhlisin, M.Ag.
Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam
Program Pasca Sarjana Strata Dua (S-2)
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri (STAIN) -
Pekalongan
Oleh :
Pendahuluan
1. Dalam pengertian sehari-hari, evaluasi (evaluation) dikonotasikan sebagai penilaian, meskipun evaluasi itu sebenarnya cakupan pengertiannya lebih luas dari penilaian.
2. pembelajaran dan evaluasi hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah harus menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Hingga dewasa ini, ranah afektif merupakan kawasan pendidikan yang masih sulit untuk digarap secara operasional
4. Afek merupakan karakteristik atau unsur afektif yang diukur, ia bisa berupa minat, sikap, motivasi, konsep diri, nilai, apresiasi, dan sebagainya. Afek merupakan traits psikologik yang tidak dapat diamati secara langsung.
A. Pengertian Evaluasi Ranah Afektif.
Tidak semua karakteristik afektif harus dievaluasi di sekolah. Beberapa karakteristik afektif yang perlu diperhatikan (diukur dan dinilai) terkait dengan mata pelajaran PAI di sekolah adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.
B. Teori Pengembangan Evaluasi Ranah Afektif
POKOK BAHASAN
Berkaitan dengan judul dalam makalah ini, maka pokok bahasan yang dapat diambil meliputi:
A. Penilaian Teknik Evaluasi Ranah Afektif.
B. Ciri-Ciri Penilaian Teknik Evaluasi Ranah Afektif. C. Pengembangan Teknik Evaluasi Ranah Afektif. D. Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Afektif.
Penilaian Teknik Evaluasi
Ranah Afektif
1. Teknik evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu: (1) Teknik non tes, terdiri dari: skala, kuesioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan, riwayat hidup, dan (2) Teknik tes.
2. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat (dalam arti pengukuran formal) karena perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu. 3. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima
Ciri-Ciri Penilaian Teknik
Evaluasi Ranah Afektif
6
1. Pertama, pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifkasikan sebagai ranah afektif,
2. Ada 5 tipe karakteristik afektif yang penting berdasarkan tujuannya, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral; dan
Pengembangan Teknik
Evaluasi Ranah Afektif
1. Teknik pengukuran afektif dapat dilakukan dengan berbagai ragam misal: (1) skala bertingkat (rating scale; suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan; (2) angket (questionaire; sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh siswa); (3) swalapor (berupa sejumlah pernyataan yang menggambarkan respon diri terhadap sesuatu); (4) wawancara (interview; tanya jawab atau dialog untuk menggali informasi terkait dengan afek tertentu); (5) inventori bisa disebut juga sebagai interviu tertulis; dan
Contoh Pengukuran
Ranah Penilaian Afektif
8
Pengertian Sikap
•
Sikap pada hakikatnya adalah
kecen-derungan berperilaku pada
seseo-rang.
•
Ada tiga komponen sikap, yakni
kog-nisi, afeksi, dan konasi.
•
Kognisi
berkenaan dengan
penge-tahuan seseorang tentang objek atau
stimulus yang dihadapinya.
•
Afeksi
berkenaan dengan perasaan
dalam menanggapi objek tersebut
•
konasi
berkenaan dengan
Skala Likert
10
Salah satu skala sikap yang sering
digu-nakan adalah skala Likert. Dalam skala
Likert
Pernyataan-pernyataan yang diajukan
•
pernyataan positif
•
Pernyataan negatif
Dinilai oleh subjek
•
sangat setuju
•
setuju
•
tidak punya pendapat
•
tidak setuju
Menyusun Instrumen Dengan
Skala Likert
11
•
Tentukan objek yang dituju, kemudian
tetapkan variabel yang akan diukur
den-gan skala tersebut.
•
Lakukan analisis variabel tersebut menjadi
beberapa subvariabel atau dimensi
vari-abel, lalu kembangkan indikator setiap
di-mensi tersebut.
•
Dari setiap indikator di atas, tentukan
ru-ang lingkup pernyataan sikap yru-ang
berkenaan dengan aspek kognisi, afeksi,
dan konasi terhadap objek.
•
Susunlah pernyataan untuk masing-masing
Skala Sikap
12
•
Mendukung (positif)
•
Menolak (negatif)
Pengembangan
Kisi-Kisi Sikap
13
•
pilih ranah afektif yang akan dinilai,
misal-nya sikap
•
tentukan indikator sikap
•
pilih tipe skala yang digunakan, misalnya;
skala Likert dengan lima skala, seperti
sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
se-tuju, sangat tidak setuju.
•
Tentukan nomor butir soal sesuai dengan
indikator sikap
•
Buatlah kisi-ksi instrumen dalam bentuk
matrik
•
telaah instrumen oleh teman sejawat atau
ahli di bidangnya
•
perbaiki instrumen sesuai dengan hasil
Variabel dan Sub Variabel
14
•
Contoh variabel : Sikap guru PAI
•
dikembangkan menjadi sub variabel,
misalnya:
•
sikap guru PAI terhadap kurikulum mata
pelajaran PAI,
•
sikap guru PAI terhadap model
pembela-jaran PAI,
•
sikap guru PAI terhadap media
pembe-lajaran PAI,
•
sikap guru PAI terhadap strategi
Indikator
15
•
Setiap subvariabel tersebut kemudian
di-jabarkan menjadi indikato-indikator.
Mis-alnya indikator untuk subvariabel sikap
guru PAI terhadap kurikulum mata pelajaran
PAI adalah:
•
kemauan mempelajari kurikulum PAI sebelum
mengajar
•
kemauan untuk memperdalam penguasaan
materi pelajaran PAI sesuai dengan
kuriku-lum
•
kemauan untuk menjelaskan penggunaan
konsep-konsep PAI dalam kehidupan
sehari-hari
•
senang membaca buku yang berkaitan
Pengembangan
Butir Instrumen
16
Mengembangkan butir instrumen sikap guru
PAI adalah:
•
Butir instrumen harus dibuat sesuai
den-gan komponen sikap yaitu kognisi, afeksi,
dan konasi serta jumlah butirnya
se-imbang.
•
Butir soal dibuat dalam bentuk petanyaan
positif atau pernyataan negatif.
Per-bandingan pernyataan positif dan negatif
diusahakan seimbang jumlahnya.
•
tentukan skala yang mau digunakan.
•
tentukan skoringnya.
Validasi
Teman Sejawat
No
butir Validasi konten Validasi konstruk Bahasa total
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1
18
PERNYATAAN SKOR
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Tidak punya pendapat/
ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
PERNYATAAN SKOR
Sangat Setuju 1
Setuju 2
Tidak punya pendapat/
ragu-ragu 3
Tidak Setuju 4
Sangat Tidak Setuju 5
Berdasarkan pokok bahasan dan pembahasan di atas maka dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut :
1. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding(3) valuing (4) organization (5) characterization by evalue or calue complex.
2. Langkah-langkah ini dapat dijelaskan sebagai berikut: membuat defnisi konseptual, dalam hal ini kita perlu memahami konstrak (construct) teoretik; (1) membuat defnisi operasional, (2) menentukan metode pengukuran atau penskalaan dan (3) analisis instrument.
3. Teknik pengukuran afektif dapat dilakukan dengan berbagai ragam, yaitu: (1) skala bertingkat (rating scale; suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan; (2) angket (questionaire; sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh siswa); (3) swalapor (berupa sejumlah pernyataan yang menggambarkan respon diri terhadap sesuatu); (4) wawancara (interview; tanya jawab atau dialog untuk menggali informasi terkait dengan afek tertentu); (5) inventori bisa disebut juga sebagai interviu tertulis.
4. Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: (1) Menerima (memperhatikan), (2) Merespon, (3) Menghargai dan (4) Mengorganisasi.
PENUTUP
Anderson, L.W. (1980). Assessing afective characteristics in the schools. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Arikunto, Suharsimi. 2011). Dasar-dasar evaluasi pen-didikan. Cetakan ke-V. Jakarta: Bina.
Bloom, Bejamin S., et al. (Editor) (1974). Taxonomy of edu-cational objectives handbook I cognitive domain. Eighteenth Printing. New York: David McKay Com-pany, Inc.
---. (2003). Standar kompetensi guru sekolah dasar. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan. Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 standar kompetensi
mata pelajaran pendidikan agama Islam sekolah dasar dan ibtidaiyah. Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas.
Dikmenum Diknas. (2003). Kurikulum 2004 SMA pedoman khuus pengembangan silabus dan penilaian mata pelajaran pendidikan agama Islam, Buku
7.1.Jakarta.
Hadi, utrisno. (1991). Analisis butir untuk instrumen angket, tes, dan kala nilai denga basica. Yo-gyakarta: Andi Ofset.
Shaw, Marvin E. & Wright, Jack M. (1967). Scales for the meaurement of attitudes. New York: McGraw-Hill Book Company.
Zuchdi, Darmiyati. (2000). Evaluasi belajar afektif.Yo-gyakarta.
Thank
you
Oleh: