• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL, FENOL, ASAM KARBOKSILAT, ALKALOID DAN BASA NITROGEN, SULFONAMIDA DAN BARBITURAT, DAN ANTIBIOTIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL, FENOL, ASAM KARBOKSILAT, ALKALOID DAN BASA NITROGEN, SULFONAMIDA DAN BARBITURAT, DAN ANTIBIOTIKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS INSTRUMEN

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL, FENOL, ASAM KARBOKSILAT, ALKALOID DAN BASA NITROGEN,

SULFONAMIDA DAN BARBITURAT, DAN ANTIBIOTIKA

KELOMPOK 5 SHIFT B SELASA 10.00 – 13.00 Disusun Oleh : Sausan Rihhadatulaisy 260110160067 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2017

(2)

I. Tujuan

Mengetahui cara identifikasi senyawa golongan obat alkohol, fenol, asam karboksilat, alkoid dan basa nitrogen, sulfomida dan barbiturat, dan antibiotik.

(3)

II. Data Pengamatan

No. Nama Zat Reagen Prosedur Pustaka Hasil Kriteria

1. Eksipien Pengolesan

Air

Fehling

NaOH

1. Sampel dioleskan pada

permukaan kulit 2. Identifikasi teksturnya

1. Sampel dilarutkan dalam air

2. Amati kelarutannya

1. Sampel ditetesi pereaksi fehling pada tabung reaksi

2. Amati perubahan warna

yang terjadi

1. Sampel ditetesi NaOH

pada tabung reaksi

Amilum halus Talkum menempel Lakotsa kasar (Depkes RI, 1979).

Amilum sukar larut dalam air

Talkum tidak larut

dalam air

Laktosa mudah larut dalam air (Depkes RI, 1979)

Amilum tidak bereaksi Talkum tidak bereaksi Laktosa menghasilkan endapan merah bata (Roth, 1985).

Amilum seperti gelatin Talkum tidak bereaksi

Kasar Sampel larut dalam air Endapan merah bata Lautan kuning saat dipanaskan Amilum tidak sesuai Talkum tidak sesuai Laktosa sesuai Amilum tidak sesuai Talkum tidak sesuai Laktosa sesuai Amilum tidak sesuai Talkum tidak sesuai Laktosa sesuai Amilum tidak sesuai

(4)

2. Amati perubahan warna yang terjadi

3. Sampel yang telah ditetsi NaOH dipanaskan

4. Amati perubahan warna

yang terjadi

Laktosa berubah

menjadi warna kuning jika dipanaskan (Roth, 1985). Talkum tidak sesuai Laktosa sesuai 2. Golongan Air FeCl3 Lakmus Biru H2SO4

1. Sampel dilarutkan dalam air

2. Dicium baunya dan

dioleskan pada kulit

1. Sampel direaksikan

dengan FeCl3

2. Amati perubahan warna

yang terjadi

1. Sampel dilarutkan dengan aquadest

2. Uji dengan lakmus biru 3. Perbuahan warna lakmus

diamati

1. Sampel direaksikan

dengan H2SO4 dalam

tabung reaksi

Alkahol memiliki bau khas dan dingin pada kulit (Clark, 2007).

Golongan fenol akan

membentuk senyawa

kompleks berwarna

(Kelly, 2009).

Golongan asam

karboksilat akan

merubahh lakmus biru menjadi merah (Clark, 2007).

Golongan antibiotik

akan menghasilkan

senyawa yang

Tidak berbau

alkohol dan tidak dingin dikulit Larutan coklat Lakmus biru tidak berubah (tetap biru) Tidak terjadi perubahan (larutan bening) Golongan alkohol tidak sesuai Golongan fenol tidak sesaui Golongan asam karboksilat tidak sesuai Golongan antibiotik tidak sesuai

(5)

Mayer

Koppayl Zwikker

2. Perubahan warna yang

terjadi diamati

1. Sampel direaksikan

dengan pereaksi mayer dalam tabung reaksi

2. Perubahan warna yang

terjadi diamati

1. Sampel direaksikan

dengan pereaksi koppayl zwikker dalam tabung reaksi

2. Perubahan warna yang

terjadi diamati

berwarna kuning

(Svehla, 1985).

Golongan alkaloid dan

basa nitrogen

menghasilkan endapan putih (Fessenden dan Fessenden , 1986).

Golongan sulfanamida

dan barbiturat

menghasilkan larutan berwarna merah muda (Sudarma, 2008).

Tidak bereaksi

(larutan bening)

Larutan bewarna pink atau merah muda Golongan alkaloid dan basa nitrogen tidak sesuai Golongan sulfanamida dan barbiturat sesuai

3. Zat aktif Koppayl zwikker

H2SO4 + Alpha

Naftol

1. Sampel direaksikan

dengan koppayl zwikker dalam tabung reaksi

2. Perubahan warna yang

terjadi diamati

1. Sampel direaksikan

dengan H2SO4 + Alpha

Naftol dalam tabung

reaksi

Sulfanilamid,

sulfamerazin, luminal,

dan barbital

menghasilkan larutan berwarna merah muda (Clark, 2007).

Luminal larutan dengan endapan putih (Gupta, 2014) Larutan merah muda Larutan hitam kecoklatan Sulfanilamid, sulfamerazin, luminal, dan barbital sesuai Luminal tidak sesuai Barbital tidak sesuai

(6)

Vanilin + H2SO4

CuSO4

2. Perubahan warna yang

terjadi diamati

1. Sampel direaksikan

dengan Vanilin + H2SO4 dalam tabung reaksi

2. Perbuahan warna yang

terjadi diamati

1. Sampel direaksikan

dengan CuSO4 dalam

tabung reaksi

2. Perbuhan warna yang

terjadi diamati

Barbital larutan coklat

dengan haplur

putih/kuning (Clark,

2007)

Sulfanilamid

menghasilkan larutan kuning bening (Clark, 2007) Sulfamerazin menghasilkan larutan jingga (Clark, 2007) Sulfanilamid menghasilkan larutan biru muda (Clark 2007) Sulfamerazin

menghasilkan larutan biru muda kehijauan (Clark, 2007)

Larutan orange/ jingga

Lautan biru agak kehijauan Sulfanilamid tidak sesuai Sulfamerazin sesuai Sulfanilamid tidak sesuai Sulfamerazin sesuai

(7)

III. Pembahasan

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi suatu sampel dengan menggunakan metose reaksi warna dimana yang diidentifikasi yaitu eksipien, golongan, dan zat aktif yang terdapat dalam sampel. Sampel yang diidentifikasi yaitu sampel nomor 24.

Hal yang pertama dilakukan yaitu uji eksipien dimana dilakukan uji organoleptik terlebih dahulu yang meliputi bentuk, warna, dan bau. Hasil dari uji ini yaitu sampel memiliki bentuk serbuk berwarna putih dan tidak bebau. Selain itu sampel memiliki tekstur kasar dan saat dilakukan pengolesan pada kulit, sampel tidak melekat atau menempel. Hal tersebut memungkinkan bahwa zat eksipien pada sampel yaitu laktosa, karena jika sampel halus menunjukkan amilum dan jika sampel melekat atau menempel menunjukkan talkum. Selanjutnya dilakukan uji kelarutan dalam air yang menghasilkan sampel larut dalam air. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel bersifat polar mengingat bahwa suatu senyawa polar akan larut dalam pelarut polar (air) yang mengacu terhadap prinsip like dissolve like. Selanjutnya sampel dilarutkan ke dalam I2 , dimana tidak menghasilkan perubahan. Lain halnya jika amilum, akan bereaksi dengan I2 yang menghasilkan larutan biru dengan endapan hijau. Kemudian sampel direaksikan dengan NaOH , pada reaksi ini mula-mula sampel tidak bereaksi, tetapi saat dilakukan pemanasan, sampel berubah warna menjadi kuning. Hal ini menunjukkan sampel positif memiliki eksipien yaitu laktosa.

Selanjutnya, dilakukan uji golongan terhadap sampel. Dimana golongan yang diuji yaitu alkohol, fenol, asam karboksilat, alkoid dan basa nitrogen, sulfomida dan barbiturat dan antibiotik. Hal yang pertama dilakukan yaitu uji golongan alkohol dimana alkohol adalah senyawa yang memiliki paling tidak satu gugus hidroksi pada rantai alifatik. Prinsip reaksi identifikasi golongan alkohol yaitu terbentuknya ester jika ditambahkan dengan asam karboksilat. Namun pada praktikum kali ini identifikasi terhadap golongan alkohol cukup dengan melarutkan sampel ke dalam aquadest dengan mencium aromanya dan pengolesan pada tangan. Hasil dari identifikasi ini yaitu tidak terciumnya bau alkohol dan tidak terasa dingin pada kulit. Hal ini menunjukkan bahwa sampel tidak mengandung alkohol. Selain itu, sampel no. 24 ini berupa serbuk bukan

(8)

larutan yang menunjukkan bahwa sampel bukan golongan alkohol karena alkohol hanya bisa berupa larutan.

Selanjutnya yaitu pengujian terhadap golongan fenol. Golongan fenol adalah senyawa yang memiliki paling tidak satu gugus hidroksi yang terikat pada cincin aromatik. Prinsip rekasi identifikasi uji golongan fenol yaitu dengan mereaksikan sampel dengan FeCl3 yang akan terbentuk kompleks berwarna. Namum sampel no. 24 ini ketika direaksikan dengan FeCl3 menghasilkan larutan coklat yang tidak menunjukkan kompleks wana seharusnya . Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel tidak memiliki gugus hidroksi dan bukan senyawa aromatik, maka dari itu sampel tidak termasuk golongan fenol.

Pengujian golongan selanjutnya yaitu terhadap golongan asam karboksilat. Golongan asam karboksilat adalah senyawa yang memiliki gugus karboksilat pada rantai alifatik atau aromatik. Salah satu prinsip reaksi identifikasi golongan ini yaitu asam dapat memerahkan lakmus biru. Maka dari itu, sampel diuji dengan menggunakan lakmus, dimana lakmus yang semula berwarna biru tidak menunjukkan perbubahan warna menjadi merah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel bukan senyawa asam dalam hal ini asam karboksilat, tetapi sampel bersifat basa.

Selanjutnya, dilakukan uji golongan terhadap golongan antibiotika. Reaksi umum yang dilakukan untuk senyawa golongan antibiotika adalah mereaksikannya dengan H2SO4 dan kemudian akan timbul warna-warna tertentu yang berbeda untuk setiap senyawa antibiotika. Oleh karena itu, dalam identifikasi seluruh senyawa golongan antibiotika dilakukan reaksi dengan menggunakan H2SO4 dan dihasilkan senyawa kompleks yang tidak stabil penyebab kompleks warna yang dapat bersifat reversibel dengan penambahan air. Pada saat sampel ditambahkan H2SO4 tidak menimbulkan kompleks warna yang seharusnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel tidak termasuk golongan antibiotika.

Pengujian golongan selanjutnya yaitu terhadap golongan alkaloid dan basa nitrogen. Golongan alkaloid adalah senyawa yang mengandung amina dalam struktur molekulnya sehingga bersifat basa. Identidikasi ini dilakukan menggunakan pereaksi umum yaitu pereaksi Mayer dan pereaksi Dragendorf yang akan bereaksi positif membentuk endapan dengan senyawa alkaloid. Kedua pereaksi tersebut merupakan perekasi yang umum digunakan untuk

(9)

identifikasi alkaloid. Senyawa alkaloid mempunyai kemampuan untuk

bereaksi dalam pereaksi Meyer dan Dragendorf, dikarenakan dalam

senyawa alkaloid terdapat gugus nitrogen yang masih memiliki satu pasang elektron bebas yang menyebabkan senyawa-senyawa alkaloid bersifat nukleofilik dan cenderung bersifat basa. Akibat dari hal itu, senyawa-senyawa alkaloid mampu untuk mengikat ion-ion logam berat yang bermuatan positif dan membentuk senyawa-senyawa kompleks tertentu yang berwarna. Reagen Meyer dan Dragendorf dibuat dari senyawa yang mengandung ion-ion logam berat. Namun pada praktikum kali ini yang digunakan hanya pereaksi Mayer dikarenakan Dragendorf tidak tersedia. Saat sampel direaksikan dengan pereaksi Mayer tidak terjadi perubahan (larutan tetap bening). Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel tidak termasuk kedalam golongan alkaloid dan basa nitrogen.

Dari pengujian yang telah dilakukan hanya tersisa penghujian terhadap golongan sulfonamida dan barbiturat yang menunjukkan bahwa kemungkinan besar sampel termasuk ke dalam golongan ini. Maka dari itu, dilakukan uji spesifik terhadap golongan sulfonamida dan barbiturat yaitu terhadap sulfonamid, sulfamezatin, luminal, dan barbital. Prinsip rekasi identifikasi golongan sulfonamida yaitu pengkopelan dengan reagensia p-DAB menghasilkan endapan dengan spektrum warna kuning hingga merah. Golongan sulfonamida ini bersifat amfoter artinya dapat membentuk garam dengan asam maupun dengan basa. Daya larutnya dalam air sangat kecil, garam alkalinya lebih baik, walaupun larutan ini tidak stabil karena mudah terurai. Sedangkan identifikasi golongan barbiturat yaitu pembentukkan kompleks berwarna dengan reagensia Parri. Namun, baik reagensia p-DAB maupun Parri pada praktikum kali ini tidak ada. Sehingga sampel direaksikan dengan pereaksi lainnya yaitu reaksi dengan penambahan pereaksi CuSO4, reaksi dengan pereaksi zwikker, dan reaksi dengan vanilin sulfat. Pada saat sampel direaksikan dengan pereaksi CuSO4 menghasilkan perubahan warna menjadi larutan biru muda agak kehijauan, dan ketika sampel direaksikan dengan pereaksi vanilin yang ditambahkan dengan H2SO4 menghasilkan larutan jingga. Kemudian, sampel direaksikan dengan kopplyal zwikker menghasilkan larutan merah muda. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel positif memiliki zat aktif yaitu sulfamezarin yang termasuk ke dalam golongan sulfonamida.

(10)

IV. Kesimpulan

Pada praktikum kali ini dapat mengetahui cara identifikasi senyawa golongan obat alkohol, fenol, asam karboksilat, alkaloid dan basa nitrogen, sulfonamida dan barbiturat, dan antibiotik melalui identifikasi pada sampel nomor 24 dengan menggunakan metode reaksi warna. Dimana sampel nomor 24 mengandung eksipien yaitu laktosa dan termasuk ke dalam golongan sulfonamida dengan zat aktif yaitu sulfamerazin.

(11)

Daftar Pustaka

Clark, R. 2007. Available online at

http://www.chemistryrules.me.uk/candrands/carbonyls.ht ml (Diakses pada tanggal 5 April 2017).

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Fessenden, R a l p h J dan Fessenden, Joan S. 1986. Kimia Organik

Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Gupta, R.I.C., Ali S, et al. 2014. PCR – RFLP Differentiation of Multidrug Resistent Proteus sp. Stains From Row Beef. Microbiology and

Biotechnology Vol. 2(4): 426 -430.

Kelly, dkk. 2009. Effects of Soluble Sodium Alganae. Journal

Enthoharmacologys. Vol. 4(1) : 47-54.

Roth, Hermann J. Dan Gottfried Blaschke. 1985. Analisis Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sudarma, I., dan Mulyanto. 2008. Studi Kasus Analog Sufanilamid dari Senyawa Bahan Alam Papavenin. Jurnal Ilmu Dasar Vol. 9(2). Svehla. 1985. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif

Referensi

Dokumen terkait

Senyawa alkaloid diekstraksi dengan cara maserasi dengan pelarut metanol kemudian dilakukan ektraksi cair-cair secara asam basa, selanjutnya alkaloid kasar yang diperoleh

ANISA ISMI AZIZAH Identifikasi golongan senyawa aktif dari kombinasi ekstrak buah dan daun suku Piperaceae sebagai antibakteri.. Latar Belakang : Tumbuhan obat suku

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil identifikasi golongan senyawa antioksidan pada ekstrak kasar buah pepino menunjukkan bahwa dalam ekstrak tersebut mengandung golongan senyawa asam

Reagensia Liebermann dapat digunakan untuk identifikasi senyawa yang memiliki cincin benzen terdistribusi tunggal, reagensia Liebermann akan memberikan hasil positif

Reaksi pe ndahuluan untuk identifikasi senyawa dari beberapa golongan dapat menggunakan beberapa reagensia kimia yang akan menghasilkan warna yang berbeda jika direaksikan

Selain menggunakan kertas lakmus untuk mengetahui suatu senyawa maupun larutan termasuk asam dan basa, maka dapat juga diuji menggunakan alat tes derajat keasaman (pH) yang

Hasil identifikasi golongan senyawa antioksidan pada ekstrak kasar buah pepino menunjukkan bahwa dalam ekstrak tersebut mengandung golongan senyawa asam askorbat,

Hasil skrining senyawa metabolit sekunder biji kopi robusta Identifikasi senyawa Hasil Alkaloid + Flavonoid + Saponin + Tanin + Triterprnoid + Fenol + Skrining