• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase dengan Kandungan Total Alkaloid dan Total Fenol Eksudat Avicennia marina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Korelasi Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase dengan Kandungan Total Alkaloid dan Total Fenol Eksudat Avicennia marina"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Korelasi Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase dengan Kandungan

Total Alkaloid dan Total Fenol Eksudat Avicennia marina

Risma Kusumadewi

*

, Khairul Anam

Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang

*Keperluan Korespondensi, emai : k_anam@undip.ac.id

ABSTRAK

Pohon api-api (Avicennia marina) merupakan salah satu jenis mangrove yang banyak tumbuh di Indonesia. Mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, triterpen dan glikosida serta memiliki aktivitas sebagai antimikroba, antifungi, antitumor dan insektisida. Pemanfaatan A.

marina sebagai obat tradisional telah lama digunakan oleh masyarakat. Eksudat A. marina

menghambat kerja enzim xantin oksidase. Golongan senyawa yang menghambat kerja enzim ini diantaranya alkaloid dan fenol. Namun belum ada informasi mengenai total kandungan alkaloid dan fenol di dalam eksudat Avicennia marina. Tujuan dari penelitian ini adalah menelaah hubungan aktivitas inhibisi xantine oksidase dengan kandungan total alkaloid dan fenol eksudat

A.marina.Penelitian ini melalui beberapa tahap. Tahap pertama pada penelitian adalah maserasi

dengan etanol 96%, penapisan fitokimia, fraksinasi secara KCV menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan metanol, penentuan kadar total fenol dan alkaloid serta uji inhibisi xantine oksidase secara spektrofotometri UV-Vis. Ekstrak eksudat A. marina memiliki rendemen 0,8872 %. Eksudat ini mengandung flavonoid, tanin, kuinon, triterpen, alkaloid dan saponin.

Hasil uji inhibisi xantine oksidase terhadap fraksi eksudat A.marina menunjukkan bahwa fraksi metanol dan ekstrak etanol memiliki aktivitas paling kuat yakni berturut-turut IC50 19,240 dan

18,098 ppm. Nilai persentase inhibisi xantine oksidase oleh ekstrak dan fraksi eksudat A. marina akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak dan fraksi eksudat A. marina. Analisis korelasi antara kadar total fenol dan total alkaloid dengan aktivitas inhibisi xantin oksidase pada eksudat A. marina menunjukkan nilai negatif, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kadar fenol total dan alkaloid total tidak diiringi dengan peningkatan aktivitas inhibisi xantin oksidase.

Kata kunci: Avicennia marina, alkaloid, total fenol, xantin oksidase

P

ENDAHULUAN

Pohon api - api (Avicennia marina) merupakan salah satu jenis mangrove yang banyak tumbuh di Indonesia dan mengandung senyawa bioaktif seperti

alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, triterpen dan glikosida dan memiliki aktivitas sebagai antimikroba, antifungi, antitumor dan insektisida [1]. Hampir semua bagian

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII

Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di

Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Program Studi Pendidikan FKIP UNS

Surakarta, 14 Mei 2016

MAKALAH

(2)

tumbuhan dapat digunakan sebagai obat tradisional [1].

Verifikasi pemanfaatan eksudat A.

marina sebagai obat tradisional telah

dilakukan. Menurut [2] melaporkan bahwa bahwa eksudat tersebut dapat digunakan sebagai obat sakit perut dengan langsung ditelan seperti kapsul. [3] melaporkan bahwa eksudat A. marina dapat digunakan sebagai obat penjarang kehamilan dengan cara menelan eksudatnya secara langsung. [4] melaporkan bahwa fraksi etil asetat eksudat

A. marina mempunyai aktivitas inhibisi

terhadap xantin oksidase. Menurut [5] menyatakan beberapa alkaloid dapat menghambat kerja enzim Xanthine Oxidase. Eksudat A. marina mengandung senyawa alkaloid, namun aktivitas alkaloid dari eksudat A. marina belum pernah dilaporkan. Sementara itu diketahui bahwa beberapa senyawa inhibitor xantin oksidase seperti allopurinol merupakan golongan senyawa alkaloid. Eksudat A. marina juga dilaporkan mengandung senyawa fenol. Golongan senyawa ini diketahui banyak memiliki sifat bioaktivitas tertentu. Kadar total alkaloid dan fenol eksudat A. marina belum pernah dilaporkan. Oleh karena itu menarik untuk ditelaah korelasi kandungan total alkaloid dan fenol eksudat A.marina dengan aktivitas inhibisi xanthine oksidase.

METODE PENELITIAN

Bahan: eksudat A. marina, etanol 96 %,

metanol (teknis), etil asetat (teknis), n-heksan (teknis), kloroform (teknis), xanthine

oxidase from bovine milk lyophilizd powder

(Sigma), substrat xantin (Sigma), allopurinol (sigma), atropine (sigma), bromocresol green, buffer fosfat, Asam Klorida (HCL) 1

N, dimetil sulfoksida (DMSO), aquades, NaOH, Amoniak, FeCl3, serbuk MgCl, BSA,

asam asetat glasial, natrium klorida, asam galat,, kalium karbonat, reagen folin-ciocalteu, Na2CO3, monohidrat natrium

karbonat, pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorf, dan silika gel G 60 (Merck).

Alat: rotary vacuum evaporator (Buchi

R-124), satu set alat maserasi, satu set alat KCV, mortar, spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu T60U), gelas ukur 100 mL, gelas ukur 250 mL, labu erlenmeyer, gelas beker, corong kaca, lampu UV 365 dan 240 nm.

Cara Kerja

Penyiapan Simplisia: Eksudat avicennia marina segar yang diperoleh pada bulan

September tahun 2015 dari Demak, Jawa Tengah ini dibersihkan dari debu dan kotoran lain, kemudian dipotong kecil.

Ekstraksi Eksudat Mangrove Avicennia

Marina: Sebanyak 6 kg eksudat avicennia

marina diekstraksi dengan etanol 96%.

Maserasi dilakukan hingga didapatkan ekstrak yang bening. Ekstrak hasil maserasi kemudian dievaporasi menggunakan rotary

vacuum evaporator pada suhu 60oC disertai

pengurangan tekanan. Ekstrak hasil evaporasi kemudian dipekatkan hingga menjadi ekstrak kental.

Penapisan Fitokimia: Penapisan fitokimia

dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder pada eksudat

A. marina. Metode penapisan fitokimia yang

digunakan sesuai dengan metode [6], meliputi uji alkaloid, flavonoid, triterpenoid dan steroid, saponin, tanin, karotenoid dan kuinon,

(3)

Fraksinasi Ekstrak Etanol menggunakan

KCV: Ekstrak kental eksudat A.marina

sebanyak 5 gram difraksinasi menggunakan KCV dengan fase diam silika gel. Sampel ekstrak dielusi berturut-turut menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan metanol. Masing- masing fraksi dipekatkan menggunakan rotaryevaporator dan diperoleh fraksi A (n-heksana), fraksi B (etil asetat) dan fraksi C (metanol)

Uji Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase:

Setiap fraksi yang didapat dari hasil KCV diuji aktivitasnya terhadap xantin oksidase dengan alopurinol digunakan sebagai kontrol positif. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri berdasarkan prosedur [7]. Pengujian dilakukan dalam kondisi aerob dan suhu 25oC.

Pembuatan Larutan Uji: Sebanyak 10 mg

sampel (ekstrak dan fraksi A, B, Cl) dilarutkan dengan aquades dalam labu ukur 100 ml sehingga diperoleh larutan induk. Selanjutnya larutan induk diencerkan menjadi konsentrasi 100 ppm, 50 ppm, 20 ppm, 10 ppm dan 5 ppm. Alopurinol digunakan sebagai kontrol positif.

Pengujian Blanko: Sebanyak 2,9 mL buffer

kalium fosfat 0,05 mM (pH 7,5) dan 0,1 mL enzim xantin oksidase 0,1 unit/mL, diprainkubasi pada suhu 25oC selama 30

menit. Setelah itu, larutan campuran ditambahkan 1 mL substrat xantin 0,15 mM dan diinkubasi pada suhu 25oC selama 30

menit. Setelah inkubasi, larutan uji ditambahkan HCl 1 N untuk menghentikan reaksi dan diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 290 nm.

Pengujian Kontrol Blanko: Sebanyak 3,0

mL larutan buffer kalium fosfat 0,05 M (pH 7,5) ditambahkan 1 mL xantin 0,15 mM (pH 7,5) dan dilakukan prainkubasi pada suhu 25oC selama 30 menit. Setelah inkubasi,

larutan uji ditambahkan HCl 1 N dan diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 290 nm.

Pengujian Sampel: Sebanyak 1 mL larutan

uji ditambahkan 2,9 mL buffer kalium fosfat (pH 7,5) dan 0,1 mL enzim xantin oksidase 0,1 unit/mL, kemudian diprainkubasi pada suhu 25oC selama 30 menit. Setelah itu,

larutan campuran ditambahkan 1 mL substrat xantin 0,15 mM dan diinkubasi pada suhu 25oC selama 30 menit. Setelah

inkubasi, larutan uji ditambahkan HCl 1 N untuk menghentikan reaksi dan diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 290 nm.

Pengujian Kontrol Sampel: Sebanyak 1

mL larutan uji ditambahkan 3 mL buffer Penapisan fitokimia merupakan uji

pendahuluan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada eksudat A. marina. Hasil penapisan fitokimia menunjukkanbahwa eksudat A. marina mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, kuinon, triterpenoid dan steroid, namun ekstrak etanolnya tidak mengandung saponin.

(4)

kalium fosfat 0,05 M dan 1 mL xantin 0,15 mM (pH 7,5) dan dilakukan prainkubasi pada suhu 25oC selama 30 menit. Setelah

inkubasi, larutan uji ditambahkan HCl 1 N dan diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 290 nm.

Satu unit aktivitas xantin oksidase didefinisikan sebagai jumlah enzim yang diperlukan untuk menghasilkan 1 mmol asam rat per menit pada suhu 25oC.

Aktivitas inhibisi xantin oksidase dihitung dengan persamaan :

% inhibisi = {(A − B) − (C − D)

(A − B) } × 100

Keterangan :

A : absorbansi blanko B : absorbansi kontrol blanko C : Absorbansi sampel

D : absorbansi kontrol sampel

Uji Kuantitatif Kadar Total Fenol:

Sebanyak 0,3 gram sampel (ekstrak dan fraksi A,B,C) dilarutkan dengan 10 mL etanol. Kemudian diambil 0,2 mL dan ditambahkan 15,8 mL aquades serta 1 mL reagen Folin-Ciocalteu lalu dikocok hingga homogen. Larutan didiamkan selama + 8 menit. Penambahan 3 mL Na2CO3 20% dan

dikocok hingga homogen. Pendiaman selama 30 menit pada suhu kamar. Dilakukan pengukuran pada panjang gelombang 765 nm. Asam galat digunakan sebagai standar.

Uji Kuantitatif Kadar Total Alkaloid:

Sebanyak 1 mg ekstrak dan fraksi A,B,C

dilarutkan dalam DMSO, kemudian

ditambahkan 1 mL HCl 2N. Larutan dipindahkan kedalam corong pemisah dan ditambahkan 5mL bromocresol green serta

5 mL buffer pospat pH 4,7. Pengocokan berturut turut dengan 1, 2, 3, 4 ml kloroform kemudian larutan ditampung pada labu 10 mL dengan penambahan kloroform hingga

tanda batas. Pengukuran dengan

spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 470 nm. Atropin digunakan sebagai standar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Sskrining tokimia getah A.

marina

Tujuan fraksinasi adalah untuk mengelompokkan senyawa dari ekstrak berdasarkan perbedaan kepolarannya. Hasil yang didapatkan adalah fraksi dari masing- masing pelarut yaitu fraksi n- heksan, etil asetat dan fraksi metanol. Setiap fraksi dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator. Hasil perhitungan massa masing-masing fraksi diketahui bahwa fraksi B (etil asetat) memiliki massa terbesar kemudian diikuti fraksi n-heksana dan metanol yakni berturut-turut sebesar 4,360 gram; 1,609 gram dan 1,453 gram.

Uji Kuantitatif Kadar Total Fenol: Telah

dilaporkan bahwa senyawa fenol seperti polifenol dapat menghambat aktivitas xantin oksidase. Menurut [8] pengujian total fenol bertujuan untuk menentukan total senyawa

Senyawa Metabolit Sekunder Getah Ekstrak Alkaloid + + Flavonoid + + Saponin + - Tanin + + Kuinon + + Steroid/ Triterpenoid + +

(5)

fenolik yang terkandung di dalam sampel, sehingga diduga apabila kandungan senyawa fenolik di dalam sampel tinggi maka aktivitas antioksidannya akan tinggi. Analisis kandungan total fenol menggunakan asam galat dalam metanol sebagai standar. Panjang gelombang yang digunakan adalah 765 nm. Kurva standar menggunakan asam galat dibuat dengan konsentrasi 300, 400, 500, 600, 700 dan 800 ppm. Dari hasil pengujian diperoleh persamaan kurva standar y = 0,0011x + 0,0441 dengan nilai R= 0,9922. Kurva standar (+)-asam galat pada analisis total fenol disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Kurva standar asam galat pada analisis total fenol

Tabel 2. Hasil pengukuran totalfenol dan total alkaloid

Jenis Fraksi Total Fenol Total Alkaloid Ekstak Etanol 66,233 13,623 Fraksi n- heksan 13,900 16,379 Fraksi etil asetat 54,779 213,478 Fraksi metanol 23,839 88,841

Berdasarkan pengukuran kadar total fenol pada sampel eksudat A. Marina dapat diketahui bahwa ekstrak etanol dan fraksi etil asetat eksudat A.marina memiliki kadar total fenol paling tinggi yaitu sebesar 66,2333 dan 54,7788 ekuivalen mg as. galat/ g ekstrak. Hal ini dimungkinkan karena dalam ekstrak etanol masih terdapat komponen beberapa senyawa yang belum terpisahkan berdasarkan kepolarannya. Sehingga pada ekstrak etanol kadar total fenol lebih tinggi dibandingkan pada setiap fraksinya.

Uji Kuantitatif Kadar Total Alkaloid:

Alkaloid adalah golongan senyawa organik yang banyak ditemukan di alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroba. Senyawa ini mempunyai efek fisiologis. Menurut [5] beberapa alkaloid dapat menghambat kerja enzim xanthine oxidase.

Analisis kandungan total alkaloid menggunakan (+)-atropin dalam kloroform sebagai standar. Panjang gelombang yang digunakan adalah 470 nm. Kurva standar menggunakan (+)-atropin dibuat dengan konsentrasi 40, 60, 80, 100 dan 120 ppm. Dari hasil pengujian diperoleh persamaan kurva standar y = 0,0023x = 0,167 dengan nilai R = 0,9246. Kurva standar (+)-atropin pada analisis total alkaloid disajikan dalam gambar 2.

Gambar 2. Kurva standar atropin pada analisis total alkaloid

y = 0,0011x + 0,0441 R = 0,9922 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 0 500 Ab so rbans i Konsentrasi (ppm) y Linear (y) y = 0,0023x + 0,167 R = 0,9246 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0 100 200 Abs o rba ns i Konsentrasi (ppm) y Linear (y)

(6)

Berdasarkan hasil pengukuran kadar total alkaloid eksudat A. marin, kadar total alkaloid tertinggi terdapat pada fraksi etil asetat dan fraksi metanol yaitu sebesar 213,478 dan 88,841 mg atropin/ g ekstrak. Total alkaloid pada fraksi etil asetat dan metanol lebih tinggi dibandingkan pada fraksi n-heksan karena kebanyakan alkaloid tidak dapat larut dalam petroleum eter atau n-heksana [9].

Uji Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase pada Allopurinol: Pada pengujian ini

digunakan allopurinol sebagai standar. Konsentrasi larutan induk dibuat 1000 ppm kemudian dilakukan pengenceran hingga diperoleh larutan standar allopurinol dengan konsentrasi 5, 10, 20, 50 dan 100 ppm. Penggunaan variasi konsentrasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi terhadap daya inhibisi.

Kurva standar allopurinol dari berbagai konsentrasi diperoleh persamaan y = 23,555x – 28,501 dengan R = 0,967656 dan diperoleh nilai IC50 sebesar 28,013 ppm.

Kurva standar allopurinol disajikan dalam gambar 3.

Gambar 3. Kurva standar allopurinol pada uji aktivitas xantine oksidase

Berdasarkan hasil pengukuran aktivitas inhibisi allopurinol meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi, pada konsentrasi 100 ppm allopurinol mampu menghambat 86,6667% aktivitas enzim xantin oksidase.

Uji Inhibisi Xantin Oksidase pada Eksudat A. marina: Larutan uji yang

digunakan adalah ekstrak dan fraksi eksudat

A. marina dalam berbagai konsentrasi.

Ragam konsentrasi yang digunakan adalah 5, 10, 20, 50 dan 100 ppm. Selain itu juga dilakukan pengamatan aktivitas enzim tanpa penambahan ekstrak (blanko) untuk melihat pengaruh inhibisi ekstrak tersebut terhadap aktivitas enzim.

Hasil uji aktivitas inhibisi xantin oksidase oleh ekstrak dan fraksi diketahui bahwa ekstrak dan fraksi yang uji memiliki serapan lebih rendah dibandingkan blanko. Daya inhibisi seluruh ekstrak dan fraksi menunjukkan bahwa hampir semua sampel memiliki potensi untuk menghambat aktivitas enzim xantin oksidase. Prosentase aktivitas inhibisi enzim xantin oksidase dari ekstrak, fraksi dan allopurinol disajikan dalam gambar 4.

Gambar 4. Prosentase aktivitas inhibisi enzim xantin oksidase dari ekstrak, fraksi

dan allopurinol y = 23,555x -28,501 R= 0,96757 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0 5 % In h ib isi X ant in Oksi d as e Ln Konsentrasi (ppm) y Linear (y) 0 20 40 60 80 100 5 10 20 50 100 % In h ib is i Xan ti n O ks id as e Konsentrasi (ppm) Fraksi A Fraksi B Fraksi C Ekstrak Allopurinol

(7)

Berdasarkan data yang diperoleh aktivitas inhibisi ekstrak dan fraksi etil asetat lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi yang lain. Dari perhitungan aktivitas inhibisi ekstrak etanol dan fraksi eksudat A. marina ditentukan nilai IC50. Nilai tersebut

menunjukkan ukuran efektifitas suatu senyawa dlam fungsi biologis untuk menghambat aktivitas suatu enzim. Ektrak etanol eksudat A. marina memiliki nilai IC50

sebesar 18,098 hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol eksudat A. marina dapat menghambat aktivitas enzim xantin oksidase, dan senyawa yang diduga dapat menghambat aktivitas xantin oksidase adalah senyawa polar yang dibuktikan pada fraksi metanol dengan nilai IC50 sebesar

19,240.

Korelasi antara Kadar Total Fenol dan Kadar Total Alkaloid terhadap Daya Inhibisi Xantin Oksidase: Analisis korelasi

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan nilai kadar total fenol dan total alkaloid terhadap daya inhibisi xantin oksidase. Kurva korelasi antara kadar total fenol dan kadar total alkaloid terhadap daya inhibisi xantin oksidase dapat dilihat pada gambar 5 dan Gambar 6.

Gambar 5. Korelasi total fenol dengan daya

inhibisi xantine oksidase

Gambar 6. Koelasi total alkaloid dengan daya inhibisi xantine oksidase

Berdasarkan kurva tersebut menunjukkan bahwa korelasi antara kadar tota fenol dan kadar total alkaloid terhadap daya inhibisi xantin oksidase bernilai negatif. Pada korelasi total alkaloid dengan daya inhibisi xantin oksidase menunjukkan semakin besar kadar total alkaloid, nilai % inhibisi xantin oksidase semakin kecil. Sedangkan pada korelasi total fenol dengan daya inhibisi xantin oksidase menunjukkan bahwa senyawa fenol memiliki pengaruh yang sedikit lebih besar pada penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase. Hal ini sesuai dengan pendapat [7] bahwa kadar total fenol seperti tanin memiliki pengaruh lebih besar terhadap penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase.

Berdasarkan analisis korelasi antara daya inhibisi xantin oksidase dengan kadar total fenol dan total alkaloid belum dapat disimpulkan bahwa senyawa golongan fenol dan alkaloid yang terdapat pada eksudat A. marina tidak bersifat aktif terhadap penghambatan enzim xantin oksidase dan diduga senyawa fenol dan alkaloid yang terkandung hanya minoritas yang aktif terhadap penghambatan enzim xantin oksidase. A C B D y = 30.614x + 5.6047 R² = 0.3554 0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 1 2 3 % In h ib isi X a n tin O k sid a se

Log asam galat eq (mg/g ekstrak tanaman) series 1 Linear (series 1) B A D C y = -5.7425x + 24.812 R² = 0.132 0 5 10 15 20 25 0 1 2 3 % In h ib isi X a n tin O k sid a se

Log atropin eq (mg/g ekstrak tanaman)

series 1 Linear (series 1)

(8)

KESIMPULAN

Hasil analisis korelasi antara aktivitas inhibisi xantin oksidase dengan total fenol dan total alkaloid secara umum btidak menunjukkan korelasi positif. Namun, grafik korelasi antara aktivitas inhibisis xantin oksidase dengan total fenol pada getah A. marina bernilai positif sehingga diperoleh informasi bahwa peningkatan kadar total fenol pada sampel memiliki pengaruh terhadap daya inhibisi xantin oksidase.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Dr. Dwi Hudiyanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro. 2. Seluruh Dosen dan staff Laboratorium

organik yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyusunan artikel ini. 3. Bapak, ibu dan adik serta teman- teman seperjuanagn yang selalu memberikan motivasi dan semangat

DAFTAR RUJUKAN

[

1] Wibowo, Cahyo., 2009, Pemanfaatan Pohon Mangrove Api-api (Avicennia Spp) Sebagai Bahan Pangan dan Obat, Hasil Penelitian IPB, Vol. 1, No. 1

[2] Sarno, Marisa., Hanifa, Sa’diah, Siti, 2013, “The Potentional Of Mangrove as Medical Plants in Sembilang Nasional Park Banyuasin South Sumatra [3] Burhanuddin, Violet., Yuliana, 2007,

Production and Qualitative Analysis Active Compound Resin Of Api-api Tree (Avicennia marian Vierth), Journal

of Borneo Forest, Vol. 8 No. 21

[4] Susilo, Dwi., 2014, Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase Eksudat Mangrove

(Avicennia Marina) dan kandungan

Kimia Fraksi Aktifnya, Hasil Peneitian Undip

[5] Paul Cos, Li Ying, Mario Calomme, Jia P. Hu, et al, 1998, Structure-Activity Relationship and Classification of Flavonoids as Inhibitors of Xanthine Oxidase and Superoxide Scavengers, Department of Pharmaceutical Sciences, University of Antwerp, Universiteitsplein 1, B-2610 Antwerp, Belgium, 71-76

[6] Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia (Terjemahan Dari : Phytochemical Methode), Bandung, Institut Teknologi Bandung

[7] Owen, P.L., Johns, T., 1999, Xanthine Oxidase Inhibitory Activity of Northeastern North American Plant Remedies Used for Gout, Journal

Ethnopharmacology, 64, 149-160

[8] Shahidi, F. And N. Marian., 1995, Food Phenolics, Sources Chemistry Effects Apllications Technomic Publ., Lancaster, Basel

TANYA JAWAB

Penanya : Yosia Adi Susetyo Pertanyaan:

Berapa konsentrasi dari enzim xantioksidase yang digunakan ? berikan alasan apakah beradasarkan produksi enzim xantinoksidase bisa pada tubuh atau apa?

(9)

Jawaban:

-Blanko yang saya gunakan adalah pelarut buffer dengan pH 7,5 ditambahkan enzim xantin, dimana blankonya tidak diketahui berapa konsentrasinya, karena blanko tidak ditambahkan sampel

-Absorbasi blanko didapatkan lebih besar dibanding dengan yang ditambahkan sampelnya. Sehingga disimpulkan bahwa blanko lebih besar untuk menginhibisi xantin oksidase. Atau serapan dari ekstrak dan fraksinya lebih rendah dari pengujian blankonya.

Konsentrasi digunakan dalam berbagai variasi yaitu 5,10,20,50, dan 100 ppm. Variasi konsentrasi ini berlaku pada allopurinal ekstrak dan fraksinya.

Penanya : Irma Ayuningtyas Pertanyaan :

Berapa perbandingan antara pelarut dan sampel Dalam proses maserasi ? Dan apa itu xantin oksidase?

Penjawab : Risma Kusuma Dewi Jawaban:

-6 kg getah avicennia marina dimaserasi dalam 3 wadah kaca besar dengan masing-masing wadah 2kg dengan perbandingan pelarut diperkirakan 1:2

-getah A.marina tidak bisa demaserasi dengan air karena sebagian besar komponen senyawayang terdapat pada getah bersifat polar atau dengan kata lain getah ini akan larut terhadap air. Sehingga dimaserasi dengan etanol 96% untuk mengambil senyawa metabolit sekundernya dalam jumlah yang banyak.

-Inhibisi xantin oksidase merupakan enzim yang menyebabkan terjadinya asam urat. Pada penelitian sebelumnya fraksi etil asetat pada getah A.marina dapat menghibisi xantin oksidase. Dan senyawa yang diduga dapat menginhibisi xantin oksidase adalah fenol dan alkaloid. Sehingga saya melakukan penelitian tersebut.

Gambar

Gambar 1. Kurva standar asam galat pada  analisis total fenol
Gambar 3. Kurva standar allopurinol pada  uji aktivitas xantine oksidase
Gambar 6. Koelasi total alkaloid dengan  daya inhibisi xantine oksidase

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat posttest terjadi peningkatan nilai, hal ini dikarenakan pada saat praktikum sebanyak dua pertemuan, mereka diberikan perlakukan dengan memperkenalkan

“Psychological Well-Being pada Guru yang Bekerja di Yayasan PESAT Nabire”. Jurnal Fakultas Psikologi

Jika t-hitung (signifikan) > 0.05, maka H0 diterima, H1 ditolak, artinya harga handphone Blackberry tidak berpengaruh terhadap tingkat kepuasan mahasiswa,

Berdasarkan data Tabel 5 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah total biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani responden usahatani kacang hijau per LLG adalah sebesar

Sistem pembelajaran merupakan sebuah proses pemberdayaan manusia untuk membangun suatu peradaban yang bermuara pada terwujudnya suatu tatanan masyarakat yang sejahtera

Uji coba dilakukan dengan melakukan pembuatan metadata OLAP pada data warehouse Foodmart yang merupakan suatu sistem database yang menangani penyimpanan dan

Reşat Nuri Güntekin’in yap ı tlar ı nda aşk, gerçek duygular ı n bir oyun kurgusunun içinde dile getirilebildiği, zaman zaman da yitirildiği bir deneyim olarak temsil

Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas berkat, rahmat, dan karunia sehingga penyusunan tesis yang berjudul "Anal isis Pengaruh Pelayanan