PENGENDALIAN TIKUS
DENGAN METODE
MEKANIK (LEM DAN TRAP)
DAN METODE KIMIAWI
(RODENSIDA)
Kelompok 8B / IKMA 2010
TUJUAN
A. Tujuan umum
•
Melakukan kegiatan pengendalian tikus
B. Tujuan khusus
•
Melakukan pengendalian tikus dengan
metode mekanik (Lem dan Trap)
•
Melakukan pengendalian tikus dengan
metode kimiawi (Rodensida)
•
Mengamati cara kerja pengendalian tikus
dengan metode tersebut.
•
Menganalisis hasil pengendalian tikus dengan
METODE PRAKTIKUM
Secara MEKANIK yaitu dengan :
•
Pemasangan perangkap pada
tempat-tempat yang diperkirakan tempat-tempat
bersarangnya tikus (trap).
•
Penggunaan lem tikus.
KELEMAHAN KELEBIHAN
RELATIF MAHAL AMAN (TIDAK MENGANDUNG RACUN)
CEPAT MENDATANGKAN HASIL MENGHINDARI SULIT
Secara KIMIAWI, yaitu dengan
peracunan (rodenticida).
KELEMAHAN KELEBIHAN
TIKUS MATI DENGAN
MUDAH DAN CEPAT SERINGKALI TIKUS MATI DI TEMPAT YANG TIDAK TERJANGKAU
SEHINGGA
ALAT DAN BAHAN
•
Pemasangan trap/perangkap
- Trap (perangkap tikus)
- Umpan makanan
•
Penggunaan lem tikus
-
Lem tikus
- Papan kayu
- Umpan makanan
•
Peracunan tikus (rodentisida)
- Racun tikus
•
Bahaya yang dapat ditimbulkan adalah
kerugian ekonomis secara langsung dan
merupakan vektor penyakit baik bagi
manusia maupun binatang peliharaan.
•
Bentuk kerugian yang ditimbulkan oleh tikus
antara lain :
– Menyusut atau berkurangnya barang/komoditi.
– Kontaminasi : urine,kotoran,bulu,dan bangkainya.
– Merusak wadah,instalasi dan komponen bangunan.
– Merubah bau dan rasa barang yang diserang.
•
Sejumlah penyakit yang dihubungkan atau
ditularkan melalui pengerat, antara lain :
–
Penyakit akibat bakteri. Contoh :Sampar atau
pes, tularemia (demam kelinci) dan
salmonellosis.
–
Penyakit akibat virus. Contoh : Lassa fever,
haemorragic fever, dan ensefalitis.
–
Penyakit akibat parasite. Contoh: Hymonelepis
diminuta, leishamaniasis, amebiasis,
trichinosis, dan penyakit chagas.
–
Penyakit lain contoh: Demam gigitan tikus,
•
Berikut beberapa tipe kontak dengan
tikus dan contoh penyakit yang
ditularkan akibat kontak tersebut.
•
Melalui gigitan tikus, misalnya
rat bit
fever
•
Melalui kontaminasi pada makanan atau
air, misalnya salmonellosis dan
leptospirosis.
PROSEDUR KERJA
(PERANGKAP)
1. Pasang perangkap pada malam hari di tempat-tempat yang terdapat tanda-tanda keberadaan tikus.
2. Beri umpan makanan ke dalam perangkap, misalnya ikan asin, ikan pindang, roti, dan lain-lain.
3. Hitung jumlah perangkap yang dipasang dan beri tanda dengan nomor dan nama lokasi.
4. Perangkap yang belum berisi tikus dibiarkan sampai 2 hari msing-masing 1 malam untuk memberi
kesempatan pada tikus yang ada untuk memasuki perangkap
5. Catat dan hitung jumlah tikus yang berhasil tertangkap.
6. Tikus yang tertangkap kemudian dimatikan denga cara direndam di selokan/got.
PROSEDUR KERJA (LEM
TIKUS)
1. Buka lem perangkap tikus.
2. Oleskan pada papan kayu.
3. Letakkan umpan di tengahnya.
4. Pasang di tempat yang sering dilalui
tikus. Karena bening dan tanpa bau,
tikus tidak akan curiga.
5. Ambil tikus yang tertempel. Hitung dan
catat jumlahnya.
6. Tikus kemudian dimatikan.
PROSEDUR KERJA
(RODENTISIDA)
1. Tentukan lokasi peracunan.
2. Buat peta lokasi/titik yang akan dilakukan peracunan.
3. Pemberitahuan kepada orang-orang sekitar atau yang berada di rumah tersebut untuk pengamanan. 4. Menentukan jenis dan banyaknya racun yang akan
dipakai untuk pelaksanaan peracunan.
5. Meletakkan makanan yang telah dicampur dengan racun dan diletakkan diatas lantai lokasi.
6. Pasang makanan yang telah dicampur dengan
racun tersebut di lokasi/titik yang telah ditentukan dan diberi nomor atau tanda.
7. Hitung dan catat tikus yang mati akibat keracunan. 8. Tikus kemudian dimatikan.
LOKASI PRAKTIKUM
•
Praktikum pengendalian tikus akan
dilaksanakan di salah satu rumah mahasiswi
yang berada pada Jalan Jojoran I/63 E
Surabaya.
•
Dasar peletakan trap, lem dan rodensida pada
lokasi praktikum adalah dengam memilih 3
titik yang diduga menjadi tempat jalan tikus
dan area rawan tikus.
•
Ketiga titik tersebut adalah bagian belakang
rumah sebanyak 2 (dua) titik dan bagian
WAKTU PELAKSANAAN
Praktikum pengendalian tikus
akan dilaksanakan selama satu
minggu dimulai tanggal 22
BIAYA PRAKTIKUM
Nama Alat dan Bahan
Banyaknya Harga
Trap (perangkap tikus)
3 buah Rp. 36.000, 00
Lem tikus 1 bungkus Rp 12.500, 00 Racun tikus 2 bungkus Rp 3.000, 00
Umpan makanan Rp 6.000, 00
Triplek/papan kayu 3 potong Rp 5000, 00
HASIL PRAKTIKUM
(TRAPPING)
Hari Senin, 22 April 2013
No .
Lokasi Trap Dasar peletakan Hasil
1. Didepan rumah
pojok kanan
Adanya kotoran tikus dan aroma urine tikus
Tikus tidak tertangkap
2. Dibelakang
rumah dekat saluran cuci piring
Menurut pemilik rumah, sering dilalui tikus
Tertangkap 1 ekor
3. Dibelakang
rumah didekat gentong
Terdapat aroma tikus (urine dan faces)
SELASA, 23 APRIL 2013
No. Lokasi Trap Dasar peletakan Hasil 1. Didepan
rumah pojok kanan
Adanya kotoran tikus dan aroma urine tikus
Tikus tidak tertangkap
2. Dibelakang rumah dekat saluran cuci piring
Menurut pemilik
rumah, sering dilalui tikus
Tikus tidak tertangkap
3. Dibelakang rumah
didekat gentong
Terdapat aroma tikus (urine dan faces)
HASIL METODE LEM
Hari Rabu, 24 April 2013
No. Lokasi Lem Dasar peletakan Hasil 1. Didepan rumah
pojok kanan
Adanya kotoran tikus dan aroma urine tikus
Tikus tidak
tertangkap, tetapi yang tertangkap cicak
2. Dibelakang rumah dekat saluran cuci piring
Menurut pemilik
rumah, sering dilalui tikus
Tikus tidak tertangkap
3. Dibelakang
rumah didekat gentong
Terdapat aroma tikus (urine dan faces)
Hari Kamis, 25 April 2013
No. Lokasi Lem Dasar peletakan Hasil 1. Didepan
rumah pojok kanan
Adanya kotoran tikus dan aroma urine tikus
Tikus tidak tertangkap
2. Dibelakang rumah dekat saluran cuci piring
Menurut pemilik rumah, sering dilalui tikus
Tikus tidak tertangkap
3. Dibelakang rumah
didekat gentong
Terdapat aroma tikus (urine dan faces)
HASIL METODE KIMIAWI
Hari Jumat, 26 April 2013
No. Lokasi Umpan yang diberi
racun
Dasar peletakan Hasil
1. Didepan rumah pojok kanan
Adanya kotoran tikus dan aroma urine
tikus
Umpan utuh
2. Dibelakang rumah dekat saluran cuci piring
Menurut pemilik
rumah, sering dilalui tikus
Umpan utuh
3. Dibelakang
rumah didekat gentong
Terdapat aroma tikus (urine dan faces)
Hari Sabtu, 27 April 2013
No. Lokasi
Umpan yang diberi racun
Dasar peletakan Hasil
1. Didepan
rumah pojok kanan
Adanya kotoran tikus dan aroma urine tikus
Umpan utuh
2. Dibelakang rumah dekat saluran cuci piring
Menurut pemilik
rumah, sering dilalui tikus
Umpan termakan (tinggal
setengah dari umpan awal)
3. Dibelakang
rumah didekat gentong
Terdapat aroma tikus (urine dan faces)
PEMBAHASAN (TRAPPING)
•
Umpan hari pertama
kepala ikan
•
Umpan hari kedua
pentol sapi.
•
Hasil
tikus tertangkap pada hari pertama
yaitu pada lokasi dekat saluran cuci piring
dan dekat gentong air). Pada hari kedua,
tidak satupun tikus yang tertangkap.
•
Hal ini menunjukan bahwa, umpan yang
beraroma lebih tajam lebih efektif
PEMBAHASAN (LEM)
•
Umpan hari pertama
daging ikan
(pindang),
•
Umpan hari kedua
roti.
•
Hasil
tidak seekor tikus pun yang
tertangkap dengan menggunakan
metode ini tetapi hewan lain selain tikus
seperti semut, lalat dan cicak
PEMBAHASAN (METODE
KIMIAWI)
•
Umpan hari pertama
nasi dengan tahu
goreng,
•
Umpan hari kedua nasi dengan campuran
ikan goreng.
•
Pada hari kedua, umpan pada lokasi dekat
saluran cuci piring terdapat tanda-tanda
dimakan oleh tikus (umpan tinggal setengah).
•
Namun tidak ditemukan adanya bangkai tikus
yang mati disekitar rumah. Kemungkinan besar,
tikus mati tetapi lokasi matinya tikus tersebut
cukup tersebunyi dan terpencil, sehingga
KESIMPULAN
•
Pada metode
trapping
tikus yang
tertangkap sebanyak 2 ekor (td malam
dpt lagi 1 ekor, jadi total 3 ekor),
•
Pada metode lem tidak ada tikus yang
tertangkap.
•
Pada metode rodentisida, tikus yang
memakan umpan yang telah diberi
racun tidak diketahui keberadaannya
dan tidak diketahui apakat tikus
KESIMPULAN
Dari cara kerja dan hasil praktikum dpt
disimpulkan bahwa
•
pengendalian tikus dengan menggunakan
metode
trapping
(mekanik) dianggap lebih
efektif dari pada metode yang lain, karena
hasil praktikum menunjukkan bahwa pada
metode
trapping
tikus yang tertangkap
paling banyak, yaitu sebanyak 2 ekor.
•
Selain itu metode ini aman digunakan oleh
KESIMPULAN
Dalam pengendalian tikus
harus memperhatikan
beberapa hal, antara lain lokasi
perangkap, jenis umpan,
keefektifan dan kondisi alat,
SARAN
Metode pengendalian tikus secara
mekanik (trapping dan lem) dan kimiawi
(rodentisida) paling banyak digunakan
karena mudah dilakukan di dalam lingkup
rumah tangga sehingga dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Namun,
Metode
trapping
tikus dianggap lebih
efektif. Selain itu metode trapping aman
digunakan oleh manusia, aman untuk
DOKUMENTASI
PERANGKAP TIKUS
TIKUS 1
TIKUS 3
LEM TIKUS
Pustaka
• Pengendalian Rodent Di Perusahaan.2012.
http://kesmascomunity.blogspot.com/2012/03/pengendalia n-rodent-di-perusahaan.html. <diakses tanggal 6 maret 2013 pukul 22.54 WIB>
• http://www.depkes.go.id/downloads/Pengendalian
%Tikus.pdf <diakses tanggal 8 maret 2013 pukul 14.20 WIB>
• Arif, Ahmad.2003.Pengendalian Tikus.
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=3853 <diakses tanggal 6 maret 2013 pukul 22.23 WIB>
• Petunjuk Pemberantasan Pes di Indonesia Departemen Kesehatan R.I Direktorat Jenderal PPM&PL tahun 2000 • http:// www.penyakitmenular.info/userfles/PES.pdf
Pak Darmaji
• Tujuan
• Pengendalian fsik, biologis dan kimia
• Kimia pestisida alamia, dan racun rodentsida singledose (langsung sasaran pd jantung) dan
multiple dose (melumpuhkan, mati perlahan-lahan, membutakan dll)
• Racun banyak mengandung arsenic, harus hati2.
• Hubungan dengan kesmas yg bahaya itu apanya? Urinya (lestospirosis), pinjalnya (pes), atau apanya.
• Persyaratan lingkungan perumahan peraturanya ada