• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok Penyakit Tanaman Apel Menggunakan Metode K-Means Berbasis Web

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kelompok Penyakit Tanaman Apel Menggunakan Metode K-Means Berbasis Web"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Kelompok Penyakit Tanaman Apel Menggunakan Metode

K-Means

Berbasis Web

Askia Sani1, Nurul Hidayat2, Ratih Kartika Dewi3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

Abstrak

Keadaan tanaman apel yang baik bisa dideteksi dengan mengidentifikasi penyakit pada apel. Salah satu metode untuk mendeteksi penyakit apel bisa dilakukan dengan K-Means. Aplikasi pengelompokan penyakit tanaman apel menggunakan metode k-means berbasis android ini dapat mempermudah mendeteksi penyakti tanaman apel, aplikasi ini berbasis android sehingga pengguna dapat dengan mudah menjalankan aplikasi ini dimana saja dan kapan saja dengan handphone pengguna. Yang mana pembahasan ini tentang membangun aplikasi sistem pendeteksi yang dapat digunakan pengguna untuk mendeteksi terdapatnya hama dalam perkebunan apel. Aplikasi sistem diganosa penyakit tanaman apel dapat menampilkan hasil diagnosis dengan cepat dan tepat berdasarkan gejala-gejala yang dimasukan oleh user. Untuk membuat hasil diagnosis menjadi sangat valid, maka data gejala yang dimasukan kedalam sistem pendukung keputusan adalah suatu data gejala, harus lengkap artinya gejala-gejala yang bisa mengarah ke suatu penyakit tersebut harus dimasukan secara lengkap, karena kesimpulan hasil diagnosis (persentase) yang ditampilkan dihitung secara otomatis oleh sistem dengan menggunakan k-means.

Kata Kunci: K-Means, Data Mining, Clustering, Diagnosis Tanaman Apel

Abstract

The state of a good apple plant can be detected by identifying the disease in apples. One method to detect apple disease can be done with K-Means. Application of apple plant disease grouping using this android based K-Means method can make it easier to detect the apple plant penyakti, this application is based on android so that users can easily run this application anywhere and anytime with the user's mobile phone. This is where the discussion is about building a detection sistem application that users can use to detect the presence of pests in apple plantations. Application of diganosa sistem of apple plant disease can display diagnosis result quickly and precisely based on the symptoms entered by user. To make the diagnosis become very valid, then the data of symptoms included into decision support sistem is a symptom data, must be complete meaning of symptoms that can lead to a disease must be entered in full, because conclusion of diagnosis result (percentage) shown counted Automatically by the sistem using K-Means.

Keywords: K-Means, Data Mining, Clustering, Diagnosis of Apple Plant

1. PENDAHULUAN

Indonesia dikenal sebagai negara penghasil buah terbesar karena tanah di Indonesia merupakan tanah yang sangat subur dan produktif serta sebagian besar rakyatnya hidup dari pertanian. Sebagian besar rakyat yang tinggal di daerah pergunungan ataupun bukit memanfaatkan kesuburan tanahnya dengan menanam buah-buahan dan pula kondisi alam,

cuaca, dan budaya masyarakatnya yang sangat mendukung sector pertanian buah-buahan.

Namun sungguh ironis dalam

penanggulangan hama terhadap buah sangatlah sulit, sehingga dalam masa panen petani buah harus memilah antara buah segar dan buah yang berhama sebelum dijual terhadap pembeli, terutama pada tanaman apel.

(2)

yang bisa memberikan suatu informasi tentang keadaan tanaman apel. Keadaan tanaman apel

yang baik bisa dideteksi dengan

mengidentifikasi penyakit pada apel. Salah satu metode untuk mendeteksi penyakit apel bisa dilakukan dengan K-Means.

Algoritma K-means merupakan salah satu algoritma dengan partitional, karena K-Means didasarkan pada penentuan jumlah awal kelompok dengan mendefinisikan nilai centroid awalnya (Madhulatha, 2012). Algoritma K -means menggunakan proses secara berulang-ulang untuk mendapatkan basis data cluster. Dibutuhkan jumlah cluster awal yang diinginkan sebagai masukan dan menghasilkan titik centroid akhir sebagai output. (HUNG et al., 2005, Saranya & Punithavalli, 2011, Eltibi & Ashour, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Hervisari, S. Musdalifah, dan I W. Sudarsana, menyimpulkan bahwa Algoritma KMeans dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit gagal ginjal kronis, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 pasien, ada 5 pasien yang menderita penyakit gagal ginjal kronis dan 5 pasien lagi dengan diagnosis gagal ginjal yang masih dapat disembuhkan.

Aplikasi ini berbasis mobile Android, sehingga pengguna dapat dengan mudah menjalankan aplikasi ini dimana saja dan kapan saja dengan handphone pengguna. Yang mana pembahasan ini tentang membangun aplikasi sistem pendeteksi yang dapat digunakan pengguna untuk mendeteksi terdapatnya hama dalam perkebunan apel.

Oleh karna itu penulis membuat aplikasi

untuk membantu pengguna melakukan

identifikasi penyakit apel melalui sistem pendeteksi, apakah tanamanya apel terkena penyakit atau tidak, dalam hal ini penulis

mengambil judul “Identifikasi penyakit apel dengan metode K-Meansberbasis android”.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Apel

Apel (Malus domestica Borkh.) termasuk rajanya buah komersial karena konsumennya luar biasa banyaknya. Di Indonesia, apel diperkenalkan oleh orang Belanda dan dikembangkan oleh orang Indonesia. Sayangnya daerah di Indonesia yang cocok ditanami apel masih sangat terbatas. Daerah Batu, Malang, merupakan sentra apel di Indonesia karena

tanaman ini banyak diusahakan sebagai suatu usaha tani. Oleh penduduk di Malang tanaman ini ditanam di pekarangan maupun di kebun (Untung, 1996). Menurut Untung (1996), dalam tatanama atau sistemik (taksonomi) tumbuhan tanaman apel, diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Sub-divisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rosales, Family : Rosaceae, Genus : Malus, Spesies : Malus domestica.

Apel diketahui mengandung beberapa vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi manusia. Sebutir apel berdiameter 5-7 cm mengandung vitamin A 900 IU/100 g, tiamin 7 mg, riboflavin 3 mg, niasin 2 mg, vitamin C 5 mg, protein 3 g, energi 58 kalori, lemak 4 g, karbohidrat 14,9 g, kalsium 6 mg, besi 3 mg, fosfor 10 mg, dan kalium 130 mg (Untung, 1996). Dengan kandungan seperti itu ada orang berpendapat bahwa tingkat keasaman yang rendah pada apel meningkatkan produksi air liur yang baik untuk kesehatan gigi. Penelitian menunjukkan bahwa memakan apel sebutir sehari memperkecil risiko terkena asma, arthritis, dan penyakit kulit (Untung, 1996). Selain dimakan segar, apel bisa diolah menjadi jam (selai), jeli, dan sari buah. Meski namanya olahan, tetapi bukan berarti yang dipakai apel busuk atau cacat. Biasanya yang diolah apel berukuran kecil atau tanaman apel hasil penjarangan. Kandungan pektin pada apel sekitar 24%. Pektin yang dapat membentuk gel bila ditambah gula pada pH tertentu, memegang peranan penting dalam industri jeli, sari buah, dan selai (Untung, 1996).

2.2 K-Means

(3)

agar mendapatkan kinerja yang lebih tinggi (HUNG et al., 2005, Saranya & Punithavalli, 2011, Eltibi & Ashour, 2011).

Berikut ini langkah-langkah yang terdapat pada algoritma K-Means (Ediyanto et al., 2013): 1. Tentukan k sebagai jumlah cluster yang dibentuk, Untuk menentukan banyaknya cluster k dilakukan dengan beberapa pertimbangan seperti pertimbangan teoritis dan konseptual yang mungkin diusulkan untuk menentukan berapa banyak cluster. 2. Tentukan k centroid (titik pusat cluster)

awal secara random Penentuan centroid awal dilakukan secara random/acak dari objekobjek yang tersedia sebanyak k cluster, kemudian untuk menghitung centroid cluster ke-i berikutnya, digunakan rumus seperti pada persamaan 1.

𝑣 =∑𝑛𝑖=1𝑋𝑖

𝑛 ; 𝑖 = 1,2,3, … 𝑛 (1) Dimana:

𝑣 : centroid pada cluster

𝑋𝑖 : objek ke-i

𝑛 : banyaknya objek/jumlah objek yang menjadi anggota cluster

3. Hitung jarak setiap objek ke masing-masing centroid dari masingmasing cluster. Untuk menghitung jarak antara objek dengan centroid dapat menggunakan Euclidian Distance seperti pada persamaan 2.

𝑑(𝑥, 𝑦) = |𝑥 − 𝑦| = √∑ (𝑋𝑖 − 𝑌𝑖)𝑛 2

4. Alokasikan masing-masing objek ke dalam centroid yang paling dekat. Untuk melakukan pengalokasian objek kedalam masing-masing cluster pada saat iterasi secara umum dapat dilakukan dengan cara hard kmeans dimana secara tegas setiap objek dinyatakan sebagai anggota.

5. Lakukan iterasi, kemudian tentukan posisi centroid baru dengan menggunakan persamaan (2)

Ulangi langkah 3 jika posisi centroid baru tidak sama

3 PERANCANGAN SISTEM

3.1 Gambaran Umum Sistem

Desain sistem klasifikasi penyakit apel orang tua menggunakan metode K-Means

ditunjukkan pada gambar 1.

server

Gambar 1. Arsitektur sistem

Sistem yang akan di buat yang terdiri dari satu aktor yaitu user sebagai pengguna sedangkan server sebagai penyimpanan dan proses data yang di dalamnya terdapat data

training, data uji dan metode K-Means. Sesuai dengan kebutuhan sistem yang diterapkan, akan digunakan dua parameter input yaitu data pengguna dan data hasil proses hitung pengguna.

User akan memasukan nilai dari variabel seperti pada data input, data input yang akan menjadi inputan dalam proses perhitungan K-Means, hasilnya akan menjadi output terhadap user

berupa hasil diagnosis penyakit tanaman apel.

3.2 Flowchart sistem

(4)

Start

Gejala, Jumlah Cluster

Cluster Penyakit Apel Menentukan centroid awal

Tempatkan setiap data pada cluster

End Hitung Jarak

Jika Cluster berubah?

Tidak

Ya

Gambar 2. Alur kerja sistem

3.3 Diagram Konteks

Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar) sistem yang akan dibuat. Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa diagram

konteks ini berisi “siapa saja yang memberi data

(dan data apa saja) ke sistem, serta kepada siapa saja informasi (dan informasi apa saja) yang

harus dihasilkan sistem. ”Jadi, yang dibutuhkan

adalah :

1) Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem.

2) Data apa saja yang akan di olah sistem. 3) Kepada siapa sistem harus memberi

informasi atau laporan.

4) Apa saja isi/ jenis laporan yang harus dihasilkan sistem.

Kata “Siapa” di atas dilambangkan dengan kotak persegi (disebut dengan terminator), dan

kata “apa” di atas dilambangkan dengan aliran data (disebut dengan data flow), dan kata

“sistem” dilambangkan dengan lingkaran

(disebut dengan process).

Data yang diinformasikan user kepada admin adalah data pengguna dan hasil proses hitung yang telah diolah menggunkan metode K-Means. Gambaran umum untuk sistem ditunjukkan pada gambar 3.

HA SIL K ME ANS

DA TA P ARA ME TER

1

SIS TEM DIA GNOSA PENYAK IT AP EL User

Gambar 3. Diagram konteks

User bertugas mengisi data pengguna pada sistem proses hitung data test yang akan di proses oleh K-Means dan menginformasikan hasil berupa penyakit yang di derita oleh tanaman apel.

4 IMPLEMENTASI

4.1 Implementasi Interface

Implementasi user interface terdiri dari beberapa tampilan pada menu-menu yang ada pada aplikasi. Desain dari user interface yang baik pada suatu sistem dapat mempermudah user untuk menggunakan sistem tersebut. Berikut user interface pada sistem yang sudah dibangun, diantaranya adalah:

a Menu Utama

(5)

Gambar 4.User interface menu utama

b Menu Dashboard

Menu dashboard merupakan menu awal untuk user, menu user berfungsi untuk menampilkan penjelasan sistem yang digunakan serta metode yang digunakan. Tampilan halaman dashboard aplikasi ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5.User interface menu dashboard

c Form Diagnosis.

Didalam form diagnosis terdapat gejala-gejala yang sudah di tentukan untuk user

melakukan diagnosis, user akan melakukan diagnosis dengan men check-list pilihan gejala sesuai gejalan yang di derita tanaman apel setelah itu sistem akan menampilkan hasil dari diagnosis yang dihitung oleh sistem menggunakan metode K-Means. Form diganosa ditunjukkan pada gambar 6.

Gambar 6. User interface menu diagnosis

d Form Hasil diagnosis

Hasil dari diagnosis menggunakan K-Means data sebelum nya setelah diklikkan proses diagnosis maka hasil dari diagnosis akan di tampilkan. Form hasil diagnosis ditunjukkan pada gambar 7.

e Form Data Gejala Penyakit

(6)

Gambar 7.User interface hasil diagnosis

Gambar 8.User interface data gejala penyakit

5 PENGUJIAN

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan sebanyak 3 kali percobaan seperti pada percobaan yang ke 3 lihat pada table pengujian. Adapun penjelasan dari setiap percobaan adalah sebagai berikut:

1. Pada percobaan 1, peneliti mencoba jumlah data training pada datababse sebanyak 80 data. Didapatkan hasil akurasi sebesar 55.00%.

2. Pada percobaan 2, peneliti mencoba jumlah data training pada datababse sebanyak 90 data. Didapatkan hasil akurasi sebesar 60.00%.

3. Pada percobaan 3, peneliti mencoba jumlah data training pada datababse sebanyak 70 data. Didapatkan hasil akurasi sebesar 53.33%.

Dari percobaan ke-1, ke-2, ke-3, diketahui bahwa semakin banyak jumlah data training maka semakin tinggi tingkat akurasi. Oleh karena itu peneliti hanya percobaan yang ke-3 karena telah menghasilkan tingkat akurasi yang lebih tinggi.

6 KESIMPULAN

Dari hasil pengujian terhadap Aplikasi Sistem diganosa penyakit tanaman apel yang dibangun, kesimpulannya adalah program aplikasi sistem diganosa penyakit tanaman apel dapat menyelesaikan masalah yaitu bisa menampilkan hasil diagnosis dengan cepat dan tepat berdasarkan gejala-gejala yang dimasukan oleh user. Untuk membuat hasil diagnosis menjadi sangat valid, maka data gejala yang dimasukan kedalam sistem pendukung keputusan adalah suatu data gejala, harus lengkap artinya gejala-gejala yang bisa mengarah ke suatu penyakit tersebut harus dimasukan secara lengkap, karena kesimpulan hasil diagnosis (persentase) yang ditampilkan dihitung secara otomatis oleh sistem dengan menggunakan k-means. Sehingga dari data gajala itulah, user bisa mengetahui penyakit tanaman apel apa yang diderita sehingga dapat di cari solusi penanganannya dan obat penyembuhnya dengan akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Davies, and Paul Beynon, Database Sistems Third Edition, Palgrave Macmillan, New York, 2004.

Dewi, Novaria Sari. 2015. Penetapan Kadar Vitamin C Dari Jus Buah Apel (Malus Domestica Borkh.) Yang Berwarna Merah Dan Hijau Secara Titrasi Dengan 2,6-Diklorofenol Indofenol Pada Beberapa Interval Waktu. Unversitas Sumatera Utara, Medan.

(7)

Iko, Pramudiono. 2003. Pengantar Data Mining: Menambang Permata Pengetahuan Di Gunung Data.

Moertini, Veronica. 2002. Data Mining Sebagai Solusi Bisnis.

Munir, Rinaldi. 2006. Diktat Kuliah IF2153 Edisi Keempat. Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tekniok Elektro dan Informatika. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Santosa, Budi. 2007. Data Mining Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan Bisnis. GrahaIlmu, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1. Arsitektur sistem
Gambar 2. Alur kerja sistem
gambar 5. Gambar 6. User interface  menu diagnosis
Gambar 7. User interface hasil diagnosis

Referensi

Dokumen terkait

Sistem akan mengelompokkan gejala penyakit tersebut ke dalam dua cluster yang belum memiliki label, tujuan pengelompokkan ini dilakukan agar data yang diolah

- Masukkan data- data gejala secara tidak lengkap, seperti memasukkan nama gejala yang valid tanpa memilih data penyakit pada combo box penyakit - Tekan

Sistem Pakar diagnosa penyakit ginekologi yang dibangun ini dapat melakukan diagnosis penyakit ginekologi berdasarkan gejala- gejala yang dirasakan user , selanjutnya sistem

Struktur Basis Data Dari Gambar 1 dapat dilihat ahwa sistem pendukung keputusan diagnosis penyakit sapi menggunakan metode KNN ini menggunakan 4 tabel utama untuk

Metode yang digunakan adalah logika fuzzy mamdani dan forward chaining , logika fuzzy Mamdani untuk menentukan nilai dan hasil diagnosis penyakit dari gejala yang ditimbulkan,

Untuk menambahkan daftar penyakit dan gejala pada penyakit kelinci, agar diagnosis pada penyakit kelinci dapat lebih maksimal. Dalam penelitian selanjutnya system

Pada tiap data gejala terdapat menu edit yang berfungsi untuk mengubah data gejala dan menu hapus yang berfu ngsi untuk menghapus data gejala Gambar 10 Halaman Tambah Data Gejala

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa Algoritma K-Means Clustering dan Topsis dapat di implementasikan kedalam Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Destinasi Wisata dengan