• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN PADI MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER-SHAFER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN PADI MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER-SHAFER."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN PADI MENGGUNAKAN

METODE DEMPSTER-SHAFER

Skripsi

Untuk persyaratan penelitian dan penulisan skripsi sebagai akhir proses studi S1

Program Studi Ilmu Komputer FPMIPA UPI

oleh:

Mohamad Tri Ramdhani 0807645

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

==================================================================

Sistem Pakar Berbasis Web untuk Mendiagnosa

Penyakit pada Tanaman Padi Menggunakan

Metode Dempster-Shafer

Oleh

Mohamad Tri Ramdhani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Mohamad Tri Ramdhani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN PADI MENGGUNAKAN

METODE DEMPSTER-SHAFER

Oleh:

Mohamad Tri Ramdhani

0807645

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Novi Sofia Fitriasari, M.T. NIP. 197811042010122001

Pembimbing II

Herbert, M.T. NIP. 197005022008121001

Mengetahui, Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Komputer Ketua Departemen Pendidikan Ilmu Komputer

(4)

i

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN PADI MENGGUNAKAN

METODE DEMPSTER-SHAFER

ABSTRAK

Pertanian merupakan sektor penting dalam kehidupan manusia. Salah satu komoditas pertanian adalah tanaman padi, yang menghasilkan beras. Salah satu masalah yang dihadapi adalah menurunnya produktivitas tanaman padi. Penyebabnya antara lain area persawahan yang sudah sangat jarang ditemui, terutama di kota-kota besar. Banyak lahan persawahan yang sudah diubah menjadi gedung-gedung bertingkat, perumahan, dan pabrik-pabrik. Sebagai tanaman, padi juga tidak luput dari serangan hama yang membawa penyakit di antaranya bercak daun cokelat, bercak daun cercospora, blas, busuk batang, hawar pelepah, hawar daun jingga, hawar daun bakteri, dan tungro. Sistem pakar diagnosa penyakit tanaman padi digunakan sebagai diagnosis awal dalam mengenali penyakit pada tanaman padi. Diagnosa dimulai dengan melihat gejala pada bagian tanaman tertentu, kemudian memasukkan data yang dilihat tersebut ke dalam sistem. Sistem akan mencari kemungkinan irisan penyakit berdasarkan gejala-gejala yang terlihat. Metode dempster-shafer akan memilih kemungkinan penyakit dengan nilai kepercayaan (belief) terbesar dari hasil perhitungan. Metode dempster-shafer digunakan untuk menangani ketidakpastian gejala-gejala yang terlihat pada tanaman padi. Karena hingga saat ini, proses penelitian terhadap penyakit maupun virus pembawa penyakitnya masih dilakukan sehingga akan ada kemungkinan gejala-gejala tersebut berubah atau bertambah. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil uji laboratorium dengan hasil perhitungan sistem. Dari pengujian ini, didapat nilai akurasi lebih dari 80%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem ini telah bekerja sesuai dengan aturan yang ada, sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif dalam upaya mencegah atau meminimalisir kemungkinan serangan penyakit tanaman padi semakin meluas di kemudian hari.

(5)

WEB BASED EXPERT SYSTEM FOR DIAGNOSING DISEASES OF RICE

PLANTS USING DEMPSTER-SHAFER METHOD

ABSTRACT

Agriculture is an important sector in human life. One agricultural commodity is rice crops, which produce the rice. One problem encountered is the reduced productivity of rice plants. The causes of rice fields have been very rare, especially in big cities. Many rice fields that have been transformed into storey buildings, housing and factories. As a crop, the rice was not immune from pests that carry diseases among brown leaf spot, Cercospora leaf spot, blast, stem rot, sheath blight, orange leaf blight, bacterial leaf blight and tungro. Disease diagnosis expert system of rice plants used as an initial diagnosis in recognizing the disease in rice plants. Diagnosis begins with a look at the symptoms of a particular plant, then enter the data into the system seen. The system will search for the possibility of slices of disease based on symptoms are visible. Dempster-Shafer method will choose the possibility of disease to the value of the trust (belief), the largest of the calculation results. Dempster-Shafer method used to deal with the uncertainty of the symptoms seen in rice plants. Because until now, the research on the disease or virus carrying the disease still do so there will be the possibility of these symptoms changed or increased. Testing is done by comparing the results of laboratory tests with results of the calculation system. From this test, the obtained value of more than 80% accuracy. This shows that this system has worked in accordance with existing rules, so it can be used as an alternative in an effort to prevent or minimize the possibility of disease of rice plants more widespread in the future.

(6)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

(7)

vi

3.3.1 Alat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Bahan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Proses Implementasi Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Implementasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Penentuan Nilai Kepercayaan (Belief) Error! Bookmark not defined. 4.2 Pengembangan Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Deskripsi Sistem ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Batasan Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Analisis Perangkat Lunak... Error! Bookmark not defined. 4.2.3.1 Analisis Masukan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3.2 Analisis Keluaran ... Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Pemodelan Kebutuhan... Error! Bookmark not defined.

4.2.4.1 Model Interaksi Luar ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Desain Perangkat Lunak ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Desain Data ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Implementasi ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Implementasi Antarmuka ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1.1 Implementasi Antarmuka Public.. Error! Bookmark not defined. 4.4.1.2 Implementasi Antarmuka Admin . Error! Bookmark not defined. 4.5 Pengujian ... Error! Bookmark not defined. 4.5.1 Hasil Pengujian ... Error! Bookmark not defined. 4.5.1.1 Perhitungan Manual dengan Metode Dempster-Shafer ... Error!

Bookmark not defined.

(8)

vii

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Data Gejala pada Penyakit Utama Tanaman Padi ... Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.2. Klasifikasi Gejala pada Penyakit Utama Tanaman Padi ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.3. Daftar Nilai Kepercayaan (Belief) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4. Implementasi Modul Program ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5. Pelaksanaan Pengujian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6. Hasil Pengujian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.7. Data Hasil Uji Laboratorium... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8. Hasil Uji Sikarpetadi Dinyatakan Berhasil ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.9. Hasil Uji Sikarpetadi Dinyatakan Gagal ... Error! Bookmark not

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bercak kuning dimulai pada bagian tepi daun (Suyamto, 2005) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.2. Gejala blast pada daun, bercak berbentuk belah ketupat (Suyamto,

2005) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.3. Gejala hawar pelepah daun yaitu bercak keabu-abuan berbentuk oval

memanjang atau elips di antara permukaan air dan daun (Suyamto, 2005) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.4. Bercak kehitam-hitaman pada sisi luar pelepah daun akibat infeksi

busuk batang (Suyamto, 2005) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.5. Bercak yang bersatu menyerupai gejala hawar daun bakteri (Suyamto, 2005) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.6. Daun mengalami perubahan warna menjadi kuning dimulai dari

ujung daun-daun tua (Suyamto, 2005) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.7. Arsitektur Sistem Pakar (Arhami, 2005)Error! Bookmark not

defined.

Gambar 3.1. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.2. Model Sekuensial Linier (Roger S., 2001)Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4.1. Deskripsi Umum Sistem ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.2. Context Diagram ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.3. Bagian pada Antarmuka Public... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.4. Halaman beranda aplikasi sikarpetadiError! Bookmark not

defined.

(11)

x

Gambar 4.13. Halaman Tambah Data Gejala ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.14. Halaman Data Penyakit ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.15. Halaman Rules Penyakit... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.16. Halaman Tambah Rules Gejala untuk PenyakitError! Bookmark

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena sumber makanan manusia berasal dari pertanian. Setiap tahunnya, kebutuhan manusia akan makanan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya populasi manusia. Salah satu komoditas pertanian adalah tanaman padi, yang menghasilkan beras. Beras merupakan salah satu sumber bahan makanan pokok banyak digunakan oleh manusia, termasuk di Indonesia. Oleh karenanya, sektor pertanian ini harus tetap dijaga keberadaannya.

Pada zaman sekarang ini, area persawahan sudah sangat jarang ditemui, terutama di kota-kota besar. Banyak lahan persawahan yang sudah diubah menjadi gedung-gedung bertingkat, perumahan, dan pabrik-pabrik. Kita hanya dapat menemukan area persawahan di pinggiran kota, atau di daerah terpencil yang jauh dari kota. Hal ini menjadi salah satu penyebab menurunnya angka produktivitas tanaman padi di Indonesia.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Pertanian, terdapat penurunan angka luas panen padi dari tahun 2013 hingga 2014. Tercatat, pada tahun 2013 luas panen padi di seluruh Indonesia berada pada angka 13,835,252 Ha dan turun menjadi 13,793,640 Ha di tahun 2014 atau turun sebesar 0,30%. Hal ini berimbas pada produktivitas padi yang juga ikut mengalami penurunan. Tercatat, pada tahun 2013 produktivitas padi berada pada angka 51.52 Ku/Ha dan turun menjadi 51.35 Ku/Ha di tahun 2014 atau mengalami penurunan sebesar 0.33% (Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2014).

(13)

2

serangan OPT. Dan diperkirakan akan mengalami kenaikan di tahun 2015 (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2014).

Sebenarnya, setiap penyakit pada tanaman dapat diketahui lebih awal dengan mengenali gejala-gejala yang menyerang tanaman tersebut. Namun, pada kenyataannya, para petani sering mengabaikan gejala-gejala yang timbul di awal ini karena minimnya pengetahuan dan menganggap itu merupakan hal biasa yang terjadi pada saat masa tanam. Sampai pada akhirnya, gejala tersebut menjadi semakin parah dan meluas sehingga sulit untuk dikendalikan.

Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah cukup pesat dan sudah sangat berpengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan, tidak terkecuali dengan sektor pertanian. Salah satu teknologi yang berkembang saat ini adalah kecerdasan buatan. Sistem pakar merupakan salah satu bagian dari kecerdasan buatan. Sistem pakar merupakan program-program yang bertingkah laku seperti manusia pakar / ahli (human expert) (Siswanto, 2000).

Sistem pakar adalah program kecerdasan buatan dengan basis pengetahuan (knowledge base) yang diperoleh dari pengalaman / pengetahuan pakar/ahli dalam memecahkan masalah pada bidang tertentu dan didukung mesin inferensi/inference engine yang melakukan penalaran/pelacakan terhadap sesuatu yang diberikan oleh user / pemakai, dicocokkan dengan fakta-fakta dan aturan yang ada di basis pengetahuan setelah dilakukan pencarian, sehingga dicapai kesimpulan (Siswanto, 2000).

Kemampuan sistem dalam mendiagnosa sebuah gejala memang tidak sebaik seorang ahlinya. Masih banyak hal yang tidak pasti atau tidak konsisten yang dapat menyebabkan kemungkinan kesalahan diagnosa. Ketidak konsistenan ini dapat menimbulkan pertanyaan baru tentang besarnya persentasi kepastian hasil tersebut. Perhitungan ketidakpastian sangat diperlukan dalam sistem pakar, agar hasil diagnosa sistem dapat meyakinkan seperti halnya diagnosa oleh seorang ahli.

(14)

3

Perhitungan ketidakpastian sistem dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya metode Dempster-Shafer. Berdasarkan hasil wawancara dengan pakar, bahwa di instansi terkait saat ini belum ada sistem pakar yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman padi, baik di tingkat petugas lapangan maupun tingkat petani atau pengusaha tani.

Pada penelitian terdahulu yang berjudul “Pembangunan Aplikasi Sistem

Pakar untuk Diagnosis Penyakit Tanaman Padi”, digunakan metode Forward

Chaining dalam pengambilan keputusannya. Metode ini memerlukan pohon

keputusan di setiap rule penyakitnya. Dengan penerapan pohon keputusan ini, jika ada penambahan gejala yang mengakibatkan perubahan terhadap rule-nya, maka harus dilakukan pula perubahan terhadap pohonnya. Hal ini akan membuat sistem bekerja keras untuk memperhitungkan gejala mana yang menjadi root dalam pohonnya. Karena harus dilakukan training ulang terhadap semua data yang sudah ada termasuk penambahan kriterianya.

Dengan adanya teori ketidakpastian Dempster-Shafer, jika terjadi penambahan gejala yang mengakibatkan perubahan rule, maka sistem tidak perlu melakukan perhitungan ulang untuk membuat pohon keputusannya. Karena pada teori ini tidak memerlukan pohon keputusan, melainkan hanya memerlukan angka bobot dalam setiap gejalanya. Bobot ini merupakan nilai kepakaran yang dimasukkan oleh pakar itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibuatlah “Sistem Pakar

berbasis Web untuk Mendiagnosa Penyakit pada Tanaman Padi menggunakan Metode Dempster-Shafer”. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak terkait, mulai dari petani, pengelola lahan persawahan, hingga tim penyuluh lapangan dari Kementerian pertanian yang bukan merupakan ahli / pakar dalam bidang penyakit tanaman, tanpa harus menunggu kehadiran seorang pakar di lapangan sehingga tindakan pencegahan dapat segera dilakukan dan produktivitas padi dapat semakin meningkat tiap tahunnya.

1.2 Rumusan Masalah

(15)

4

1. Bagaimana merancang dan membangun sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman padi?

2. Bagaimana mengimplementasikan metode Dempster-Shafer dalam sistem pakar diagnosa penyakit tanaman padi?

3. Bagaimana sistem ini dapat memberikan informasi mengenai OPT yang menyebabkan penyakit pada tanaman padi dan solusi untuk menanggulangi penyakit tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan akhir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Merancang dan membangun sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit tanaman padi berdasarkan gejala-gejala yang dilihat.

2. Mengimplementasikan metode Dempster-Shafer pada sistem pakar diagnosa penyakit tanaman padi.

3. Memberikan informasi berupa kemungkinan penyakit yang menyerang suatu tanaman padi.

1.4 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus, maka peneliti menentukan beberapa batasan masalah sebagai berikut:

1. Pengembangan sistem pakar ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan database MySQL.

2. Metode yang digunakan untuk sistem pakar ini adalah

Dempster-Shafer.

(16)

5

1. Eksplorasi dan Studi Literatur

Eksplorasi dan studi literatur dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep yang berkaitan dengan skripsi ini, seperti mengumpulkan data dan wawancara pakar.

2. Analisis dan Perancangan Perangkat Lunak

Analisis dan perancangan perangkat lunak dilakukan untuk menentukan permasalahan mengenai bahasa pemrograman yang akan digunakan, struktur data, input/output program, dan permasalahan teknik algoritma yang akan diimplementasikan.

3. Implementasi Program dan Pengujian Performansi

Detail mengenai implementasi program dilakukan sesuai hasil analisis pada tahapan sebelumnya. Pengujian dilakukan pada perangkat lunak berbasis pengetahuan menggunakan metode Dempster-Shafer pada penentuan jenis penyakit.

4. Hasil Akhir dan Penarikan Kesimpulan

Analisis hasil dilakukan untuk mengetahui performansi berbasis pengetahuan menggunakan metode Dempster-Shafer pada penentuan jenis penyakit, dan akan menarik kesimpulan setelah user memberikan gejala yang dilihat.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam menyusun skripsi ini, sistematika penulisan dibagi menjadi beberapa bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(17)

6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjabarkan tentang teknis pelaksanaan penelitian mulai dari alat dan bahan penelitian, desain penelitian, dan proses yang terjadi dalam pembuatan penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjabarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan beserta analisisnya. Bagian ini berisi analisis tentang bagaimana hasil penelitian dapat menjawab pertanyaan yang melatarbelakangi penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(18)

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Pada bab ini akan dipaparkan skema umum penelitian yang dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua tahapan utama yang dilakukan, pertama penelitian yang berkaitan dengan teori atau konsep ilmu yang akan diteliti, sedangkan tahapan kedua adalah penerapan teori atau konsep tersebut dengan cara perhitungan manual maupun secara komputasi. Gambaran umum kedua bagian itu dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Berikut langkah-langkah penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.

2. Mempersiapkan alat dan bahan penelitian, alat adalah perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) sedangkan bahan penelitian yaitu data-data yang telah dikumpulkan.

3. Wawancara dengan pakar.

4. Pembangunan sistem dengan metode sekuensial linier.

(19)

21

Gambar 3.1. Desain Penelitian

Rumusan Masalah

1. Membutuhkan hasil diagnosa penyakit pada tanaman padi berdasarkan gejala yang terlihat pada bagian tanaman tertentu.

Studi Literatur

1. Mempelajari metode-metode sistem pakar 2. Menentukan metode sistem pakar yang tepat

Metode 1. Dempster-Shafer

Data

1. Data gejala dan penyakit pada tanaman padi beserta cara pengendaliannya

2. Melakukan pemetaan gejala terhadap setiap penyakit.

3. Menentukan nilai belief dari masing-masing gejala, sesuai arahan pakar.

4. Melakukan diagnosa penyakit pada tanaman padi berdasarkan gejala yang terlihat pada bagian tanaman tertentu.

Tahapan Rekayasa Perangkat Lunak

Requierement Data gejala dan penyakit pada tanaman padi.

Desain

Merancang sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman padi menggunakan metode Dempster-Shafer dan menentukan hasil diagnosa .

(20)

22

Penjelasan Desain Penelitian: 1. Tahap Awal Penelitian

Penelitian dimulai dengan menentukan kebutuhan data penelitian di antaranya mencari gejala-gejala gangguan pada bagian tanaman padi, penyakit tanaman padi, setelah itu data dikumpulkan dan menyiapkan alat dan bahan penelitian. 2. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan cara mempelajari aspek-aspek yang berkaitan dengan penelitian ini, di antaranya adalah mencari jenis-jenis penyakit tanaman padi, gejala-gejala yang menyebabkan penyakit pada tanaman padi, dan teori metode dempster-shafer. Data-data yang digunakan dalam studi literatur didapat dengan cara mengumpulkan jurnal, penelusuran internet, dan buku yang berkaitan dengan topik.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan pakar yang berhubungan dengan penyakit tanaman padi, sehingga nanti pada penelitian ini data yang didapat akan lebih akurat yang tidak terpaku pada studi literatur. 4. Rekayasa Perangkat Lunak: Sekuensial Linier

Setelah itu dilanjutkan membangun perangkat lunak dari penelitian ini, dimana rekayasa perangkat lunak yang digunakan adalah sekuensial linier, yang urutannya terdiri dari analisis, desain, kode, dan tes. Pada tahap analisis yaitu mendeskripsikan perangkat lunak dan mendeskripsikan kebutuhan fungsional dan non fungsional. Pada tahap desain yaitu merancang struktur data, struktur perangkat lunak, tampilan antarmuka perangkat lunak. Pada tahap kode dilakukan penerjemahan desain perangkat lunak ke dalam bahasa pemrograman. Pada tahap ini metode dempster-shafer yang diterjemahkan ke dalam kode.

5. Tes

(21)

23

6. Sistem

Pada tahap ini sistem yang didesain telah siap digunakan.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Proses Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dan informasi yang tersedia dapat menunjang proses penelitian. Metode-metode yang digunakan untuk pengumpulan data sebagai berikut:

a. Studi Literatur

Dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep yang berkaitan dengan skripsi ini, metode Dempster-Shafer melalui literatur-literatur seperti buku (textbook), paper, dan sumber ilmiah lain seperti situs internet ataupun artikel dokumen teks yang berhubungan.

b. Wawancara

Wawancara langsung kepada pakar terhadap permasalahan yang diambil untuk mendapatkan data yang akurat mengenai penyakit tanaman padi. Proses wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan pakar dan pakar memberikan nilai belief pada setiap gejala penyakit tanaman padi.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian 3.3.1 Alat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut:

1. Laptop dengan spesifikasi:

a. Prosesor Intel® Core™ i3-2367M CPU @ 1.40GHz 1.40GHz b. RAM 4,00 GB

c. Hard disk 465 GB

d. Koneksi internet up to 21.6Mbps 2. Perangkat lunak:

a. Sistem Operasi: Windows 8.1 Pro 64-bit b. PHP Server: XAMPP versi 3.2.1

(22)

24

d. Mesin browser: Google Chrome 43.0.2357.130 m

3.3.2 Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan di antaranya: 1. Database penyakit tanaman padi dan gejalanya.

2. Parameter dari gejala penyakit tanaman padi. 3. Nilai belief dari gejala penyakit tanaman padi.

3.4 Proses Implementasi Perangkat Lunak

Model implementasi perangkat lunak dalam penelitian ini adalah proses sekuensial linier. Model sekuensial linier merupakan rekayasa perangkat lunak yang paling tua, dengan menghasilkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematis dan sekuensial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain kode, pemeliharaan, dan tes. Model ini meliputi aktivitas seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Model Sekuensial Linier (Roger S., 2001) Berikut merupakan tahapan sekuensial linier:

1. Pemodelan Sistem Informasi

Membangun syarat semua elemen sistem dan mengalokasikan ke perangkat lunak yang dibutuhkan untuk membuat sistem pakar dengan memperhatikan hubungannya dengan user, perangkat keras, dan database.

2. Analisis

(23)

dempster-25

shafer untuk setiap gejala, fungsi-fungsi yang diperlukan dalam sistem dan

tampilan antarmuka perangkat lunak. 3. Desain

Merupakan tahap menerjemahkan kebutuhan yang sudah dianalisa ke sebuah perancangan perangkat lunak. Tahap dari desain meliputi perancangan struktur data di antaranya merancang Entity Relationship Diagram (ERD), merancang struktur perangkat lunak seperti context diagram, data flow diagram (DFD), dan process specification, perancangan prosedur algoritma, perancangan

interface, perancangan sistem pakar diagnosa penyakit tanaman padi.

4. Kode

Proses pengodean (coding) merupakan proses menerjemahkan analisis dan desain yang telah dibuat ke dalam bahasa pemrograman yang dapat diproses oleh komputer. Penulis menggunakan bahasa pemrograman berbasis web, yaitu PHP: Hypertext Preprocessor dan MySQL sebagai basis data.

5. Tes

Proses ini dilakukan untuk menguji dan memastikan perangkat lunak yang telah dibuat dapat bekerja sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Selain itu proses tes ini untuk memastikan sistem akan memberikan hasil yang akurat, proses pengujian diakukan dengan blackbox serta menemukan kesalahan-kesalahan (bug) pada program yang dibuat, sehingga dapat diperbaharui.

3.5 Implementasi Penelitian

Untuk menyelesaikan penelitian ini dibutuhkan beberapa tahapan yang harus dilakukan seperti pengumpulan data, wawancara dengan seorang pakar pertanian, pemahaman metode dan algoritma, perancangan perangkat lunak. Langkah awal yang dilakukan dalam melakukan penelitian, yaitu:

a. Pengumpulan data, mencari dari berbagai sumber, baik itu dari jurnal, buku, internet, dan pakar untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan pada penelitian yaitu gangguan-gangguan pada bagian tanaman padi, gejala-gejala, dan penyakit pada tanaman padi.

(24)

26

c. Pemahaman metode dan algoritma yang dipakai, dalam penelitian ini digunakan metode dempster-shafer.

(25)

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman padi dirancang dan dibangun dengan model pengembangan perangkat lunak berupa model sekuensial linier. Dimulai dengan menganalisis hal-hal yang dibutuhkan dalam membangun sistem, yaitu kebutuhan data-data seperti data gejala, data penyakit, nilai belief, fungsi-fungsi dalam sistem, dan tampilan antarmuka sistem. Kemudian, dilakukan tahap desain meliputi perancangan

Entity Relationship Diagram (ERD), context diagram, Data Flow Diagram

(DFD), process specification, prosedur algoritma, dan interface. Selanjutnya, dilakukan proses pengodean (coding) menggunakan bahasa pemrograman berbasis web, yaitu PHP: Hypertext Preprocessor dan MySQL sebagai basis datanya. Tahapan terakhir yaitu menguji sistem dengan blackbox dan membandingkan hasil diagnosa sistem dengan hasil uji laboratorium untuk menghitung tingkat akurasi sistem.

2. Pada penelitian ini, pengguna memilih gejala yang terlihat pada tanaman padi yang akan dilakukan diagnosa oleh sistem. Apabila gejala tersebut dipilih, maka diperoleh nilai belief. Nilai belief pada setiap gejala berbeda-beda, nilai ini ditetapkan oleh seorang pakar. Nilai belief digunakan untuk perhitungan pada metode Dempster-Shafer sehingga mendapatkan nilai akhir berupa persentase kepercayaan terhadap kemungkinan penyakit yang menyerang tanaman padi.

3. Sistem ini menyimpan data penyakit beserta gejala, penyebab, dan cara menanggulangi penyakit. Sistem akan menampilkan hasil diagnosa berupa persentase kepercayaan dan nama penyakit, disertai dengan penyebab dan cara menanggulanginya, sesuai dengan data yang tersimpan di dalam database sistem.

(26)

67

Beberapa saran yang bisa disampaikan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, diantaranya:

1. Untuk saat ini aplikasi hanya dapat digunakan pada sistem berbasis web, untuk pengembangannya diharapkan nantinya sistem ini dapat bekerja pada platform lain, seperti mobile misalnya.

2. Pengembangan selanjutnya diharapkan sistem ini dapat menjadi dasar untuk peramalan produktivitas padi, minimal di tingkat Provinsi.

3. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan perbandingan antara metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode-metode untuk menentukan hasil diagnosa lainnya.

Gambar

Gambar 3.1. Desain Penelitian
Gambar 3.2. Model Sekuensial Linier (Roger S., 2001)

Referensi

Dokumen terkait

Computer games are complex cultural objects: they have rules guiding behavior, they create game worlds with values at play, and they relate to players who like to explore morals

Hasil penelitian dukungan keluarga responden pada kelompok intervensi sebelum dilakukan intervensi psychoeducative family menunjukkan bahwa sebagian besar masuk

“ Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam-Nabi

Kadar fosfat dalam sampel ditentukan dengan kurva standar yang dibuat dengan larutan standar fosfat pada berbagai tingkat konsentrasi... Nilai koefisien determinasi

Pada sub bab ini akan menjelaskan maksud dari judul skripsi ini, Jual Beli Tanah Wakaf Pemakaman Dalam Pandangan Hukum Islam Studi Di Pekon Pajajaran Kecamatan

Dalam bukunya yang berjudul Manajemen Strategi, Amirullah (2015:94) berpendapat bahwa istilah keunggulan bersaing, secara tradisional telah digambarkan sebagai faktor atau

B3 tidak melakukan penanggulangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau tidak dapat menanggulangi sebagaimana mestinya maka instansi yang bertanggung jawab dapat

Dari pengujian tersebut kemudian akan dianalisis sinyal SPWM yang dihasilkan, sinyal tegangan dan arus keluaran yang dihasilkan, serta nilai harmonisa yang timbul