• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Dan Praktikum Dan fosfor.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Dan Praktikum Dan fosfor.docx"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Hari, Tanggal : Rabu, 27 September 2017

Biokimia Klinis Waktu : 11.00 – 14.00 WIB

PJP : dr. Husnawati, MSi Asisten : Chintia Ayu Puspita

M Rastra Teguh Yunisa Anugrah

FOSFAT DARAH

Kelompok 18

Rahayu Ventu Rini (G84140027)

Resty Gessya Ariani (G84140043)

Ikhsan (G84140051)

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PENDAHULUAN

Mineral merupakan komponen penting yang dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam proses metabolisme tubuhnya. Unsur mineral sangat diperlukan disamping molekul karbohidrat, lamak, protein serta vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Mineral juga disebut kadar abu karena sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu (senyawa anorganik sederhana), serta akan terjadi penggabungan dengan oksigen dan membentuk senyawa anorganik (Arifin 2008). Unsur-unsur mineral di dalam tubuh dibedakan menjadi dua jenis, yaitu makro dan mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ tubuh dan diperlukan dalam jumlah yang banyak, sedangkan mineral mikro diperlukan dalam jumlah sedikit dan terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi yang sedikit (kecil). Mineral makro diantaranya adalah kalsium (Ca), klorin (Cl), magnesium (Mg), kalium (K), fosforus (P), natrium (Na) dan sulfur (S). Mineral mikro diantaranya adalah kobalt (Co), tembaga (Cu), iodin (I), besi (Fe), mangan (Mn), selenium (Se) dan seng (Zn). Kebutuhan makromineral lebih dari 100 mg per hari, sedangkan mikromineral kurang dari 100 mg per hari (Indrasari 2006).

Salah satu mineral makro yaitu fosforus (P) memiliki konsentrasi sekitar 1% di dalam tubuh dari berat badan. Fosfor memiliki fungsi diantaranya kalsifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor pada matriks tulang, absorpsi dan transportasi zat gizi serta sistem buffer dan mengatur keseimbangan asam basa. Fosfor juga menyusun asam nukleat DNA dan RNA serta juga merupakan komponen struktural dinding sel karena berikatan dengan lipid, membentuk molekul fosfolipid (Darmono 2005). Peran lain dari fosfor yaitu dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP) dan Adenin Difosfat (ADP). Sumber fosfor adalah makanan kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, susu, kacang-kacangan dan serelia. Akibat kekurangan fosfor diantaranya akan mengalami kerapuhan tulang dan gigi dengan gejala rasa lelah serta kekurangan nafsu makan, sakit pada tulang, rakhtis pada anak dan osteomalasia pada orang dewasa (Darmono 2005).

(3)

METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, pada hari Rabu, 27 September 2017 pukul 11.00 – 14.00 WIB.

Bahan dan Alat

Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah alat gelas, penangas air, vorteks, dan spektrofotometer. Bahan yang digunakan adalah reagen campuran molibdovanadat dan HCl 5 M 1:1, larutan fosfor standar 1000 ppm, serum sapi, TCA 5%, dan akuades.

Prosedur

Pembuatan Kurva Standar

Pembuatan Larutan Standar. Larutan standar dibuat dari stok standar fosfor 1000 µg/mL menjadi tujuh tingkatan standar yakni 0 µg/mL, 10 µg/mL, 20 µg/mL, 50 µg/mL, 100 µg/mL, 150 µg/mL, dan 200 µg/mL. Standar stok diambil dan dimasukan sesuai dengan kensentrasi akhir yang diinginkan dalam labu ukur 25 mL kemudian ditambah dengan akuades hingga batas tera. Larutan lalu dihomogenisasi dengan cara mebalik-balikan labu ukur. Larutan yang telah homogen digunakan sebagai standar untuk pengukuran konsentrasi fosfor darah.

Preparasi Standar. Sebanyak 6 mL larutan standar tiap konsentrasi yang telah di buat ditambahkan dengan 6 mL akuades kemudian campuran divorteks. Setelah divorteks campuran ditambahkan dengan 2 mL reagen campuran. Larutan standar tiap konsentrasi ini kemudian dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm. Hasil pembacaan di petakan sebagai kurva standar dengan konsentrasi sebagai sumbu X dan absorbansi sebagai sumbu Y.

Pengukuran Fosfor Darah

Preparasi Blangko. Blangko untuk pengukuran fosfat darah dibuat dari 8 mL akuades yang ditambahkan dengan 2 mL reagen campuran. Campuran kemudian dihomogenkan dan dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 400 nm.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsentrasi fosfat yang terdapat dalam serum darah sapi dapat diukur menggunakan metode vanadat. Prinsip metode tersebut adalah molibdat-vanadat akan bereaksi dengan orthophosphat sehingga membentuk kompleks warna kuning dalam suasana asam. Intensitas warna yang terbentuk diukur menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 400 nm (Thakur 2014). Hasil pengukuran kurva standar fosfat dapat dilihat pada Tabel 1. Nilai absorbansi berdasarkan data pada Tabel 1 mengalami peningkatan. Semakin tinggi konsentrasi standar fosfor yang digunakan, maka nilai absorbansi yang diperoleh juga semakin tinggi. Semakin tinggi konsentrasi fosfor, maka semakin banyak kompleks warna kuning yang terbentuk antara reagen molibdat-vanadat dengan phosphat. Kompleks warna yang terbentuk terjadi dalam suasana asam, dengan adanya penambahan HCl. Fungsi penambahan HCl adalah untuk memberikan suasana asam, sehingga larutan molibdovanadat dapat bereaksi (Wilson dan Walker 2000).

Besarnya nilai absorbansi yang terukur menunjukkan bahwa semakin besar penyerapan gelombang yang ditembakkan dalam spektrofotometer. Nilai absrobansi terkoreksi diperoleh sebagai selisih antara absorbansi sampel yang terukur dengan absorbansi blanko. Nilai absorbansi standar fosfor terukur yang paling tinggi yaitu pada konsentrasi standar fosfor 150 (µg/mL) dan 200 (µg/mL). Tingginya nilai absorbansi yang diperoleh karena banyaknya kompleks ikatan yang dibentuk oleh fosfor dengan reagen molibdat-vanadat (Thakur 2014). Nilai konsentrasi standar yang tinggi menunjukkan bahwa semakin banyak µg komponen fosfor yang terlarut dalam 1 mL larutan. Kadar fosfat dalam sampel ditentukan dengan kurva standar yang dibuat dengan larutan standar fosfat pada berbagai tingkat konsentrasi. Tingkat konsentrasi yang digunakan diantaranya 0 (blanko), 10, 20, 50, 100, 150 dan 200 (µg/mL). Data nilai absorbansi yang diperoleh kemudian diplotkan pada suatu kurva yang disebut kurva standar. Persamaan garis kurva standar adalah y = a + bx dengan y adalah absorbansi dan x adalah konsentrasi. Hasil pengukuran kurva standar fosfat dapat dilihat pada Gambar 1.

Tabel 1 Absorbansi standar fosfor pada panjang gelombang 400 nm

[standar fosfor] (µg/mL) Aterukur (Å) Aterkoreksi (Å)

(5)

-A terkoreksi= A terukur - A blangko

Persamaan garis yang diperoleh yaitu y = 0.022x + 0.036 dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9996. Nilai koefisien determinasi berada pada

rentang nilai 0 sampai 1, dan dikatakan baik apabila berada di atas 0,5 (Arifin 2008). Nilai koefisien determinasi yang diperoleh dikatakan baik, sebab nilainya mendekati 1. Konsentrasi fosfor dalam sampel 1 yaitu sebesar 65.864 (µg/mL) sedangkan pada sampel 2 sebesar 58.136 (µg/mL). Kadar fosfat normal dalam darah yaitu sekitar 2.5 – 4.5 mg/dL atau 25 – 45 µg/mL (Ambeng dan Alif 2009). Kadar fosfat pada sampel 1 dan 2 berada diatas nilai rerata kadar fosfat normal. Tingginya kadar fosfat mengindikasikan sampel mengalami hiperfosfatemia, yaitu kondisi kadar fosfat dalam darah berada di atas kadar normal. Hiperfosfatemia dapat disebabkan adanya kondisi hipoparatiroidisme yang menyebabkan kadar PTH (Paratiroid Hormone) turun dan hemolisis. Selain hiperfosfatemia, juga terdapat kelainan hipofosfatemia yang merupakan kelainan yang diakibatkan rendahnya kadar fosfat dalam darah, yang disebabkan karena hiperparatiroidisme. Hiperparatiroidisme menyebabkan kadar PTH meningkat (Murray et al. 2014). Tabel 2 Konsentrasi fosfor serum darah

Sampel A terukur (Å) A terkoreksi (Å) [fosfor] (µg/mL)

(6)

= 1.485 x = 1.485 -0.0360.022 x = 65.864 µg/mL

Metabolisme fosfor dalam tubuh yaitu diabsorpsi dalam bentuk fosfat yang diatur oleh 2,5-dihidroksi vitamin D. Fosfat ikut dalam pengaturan derivat aktif vitamin D. Apabila kadar fosfat serum rendah, pembentukan 2,5-dihidroksivitamin D dalam tubulus renalis dirangsang, sehingga terjadi penambahan absorpsi fosfat dari usus. Deposisi fosfat sebagai hidroksiapatit dalam tulang diatur oleh kadar hormon paratiroid. Senyawa 2,5-dihidroksi vitamin D, memegang peranan yang memungkinkan hormon paratiroid melakukan mobilisasi kalsium dan fosfat dari tulang. Ekskresi fosfat terjadi terutama dalam ginjal. Sebanyak 80-90 (%) fosfat plasma difiltrasi pada glomerulus ginjal. Jumlah fosfat yang diekskresi dalam urin menunjukkan perbedaan antara jumlah yang difiltrasi dan yang direabsorpsi oleh tubulus proximal dan tubulus distal ginjal. Hormon paratiroid mengurangi reabsorpsi fosfat oleh tubulus renalis sehingga mengurangi efek 2,5-Dihidroksi vitamin D pada ekskresi fosfat. Apabila tidak ada efek kuat hormon paratiroid, ginjal mampu memberi respon terhadap 2,5-dihdroksi vitamin D dengan pengambilan semua fosfat yang difiltrasi (Ambeng dan Alif 2009).

Metode-metode yang digunakan dalam pengukuran kadar fosfat selain metode molibdat-vanadat yaitu diantaranya yaitu metode non reduksi, metode Direk, metode reduksi dan metode enzimatik. Metode non reduksi menggunakan senyawa ammonium molybdat sebagai reagen, dan larutan yang terbentuk tidak berwarna (colorless). Komponen reagen atau senyawa yang digunakan pada metode Direk diantaranya sodium molybdat, asam nitrat dan Trethanolamine Lauryl Sulfate. Warna larutan yang diperoleh dari campuran reagen dan fosfat yaitu kuning. Metode reduksi menggunakan komponen senyawa ammonium molibdat dan reduktor, sehingga akan membentuk kompleks warna biru antara reagen dengan fosfat. Macam-macam reduktor yang dapat digunakan diantaranya asam askorbat, methyl-p-aminophenol sulfat, ferros ammonium sulfat, amino naphtolsulfonat acid dan N-phenyl-p-phenyldiamine (semidine) HCL. Metode enzimatik menggunakan senyawa nicotinamide adenin dinucleotide phosphate (NADPH) serta disinari dengan UV yang panjangnya 340 nm (Arifin 2008).

SIMPULAN

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Ambeng YY, Alif S. 2009. Gambaran pasien batu ginjal dan batu ureter dengan fungsi ginjal normal yang dilakukan pemeriksaan kalsium, asam urat, fosfat, dalam darah dan urine per 24 jam di RSU Dr. Soetomo Surabaya Januari- Desember 2006. Media Jurnal Urologi. 10(1): 1-13.

Arifin Z. 2008. Beberapa unsur mineral esensial mikro dalam sistem biologi dan metode analisisnya. Jurnal Litbang Pertanian 27(3): 99-105.

Darmono. 2005. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press.

Indrasari SD. 2006. Kandungan mineral pada varietas unggul dan kaitannya dengan kesehatan. Iptek Tanaman Pangan 1(1): 88-99.

Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW, Weil PA. 2014. Biokimia Harper Edisi 29. Manurung LR, Mandera LI, penerjemah. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari: Harper’s Illustrated Biochemistry, 29th Ed.

Pardede SO, Chunnaedy S. 2009. Penyakit ginjal kronik pada anak. Sari Pediatri 11(3): 199-203.

Thakur RK. 2013. Estimation of phosphorus content in soil and plant [skripsi]. Jabalpur (IN): Collage of Agriculture JN Krishi Vishwa Vidyalaya.

Gambar

Tabel 1 Absorbansi standar fosfor pada panjang gelombang 400 nm[standar fosfor] (µg/mL)A (Å)A
Gambar 1 Kurva standar fosfat

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan larutan standar dibuat dengan berbagai konsentrasi dikarenakan,metode analisis yang digunakan adalah metode multipoint standar dimana dari

Kadar timbal (Pb) dan tembaga (Cu) dalam cuplikan burger sapi ditentukan dengan metode kurva kalibrasi standar yaitu dengan cara mengukur absorbansi larutan sampel,

Setelah diperoleh hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar fosfat maka absorbansi dialurkan terhadap konsentrasi larutan standar untuk mendapatkan kurva kalibrasi berupa

Kurva larutan standar N diperoleh dengan mengukur absorbansi dari larutan standar N, pada berbagai konsentrasi pada panjang gelombang maksimum yang telah ditentukan

Kadar timbal (Pb) dan tembaga (Cu) dalam cuplikan burger sapi ditentukan dengan metode kurva kalibrasi standar yaitu dengan cara mengukur absorbansi larutan sampel,

absorbansi sampel ke dalam persamaan regresi linear dari kurva kalibrasi larutan standar, sedangkan perhitungan kadar dilakukan dengan mengubah nilai konsentrasi

Alasan pemilihan penentuan konsentrasi nitrat dalam sampel air dengan metode kurva standar internal adalah karena sampel air diperkirakan mengandung bahan terlarut yang akan mengganggu

Praktikum kali ini tentang penentuan konsentrasi dalam sampel dengan menggunakan metoda spektrofotometri UV dengan mencari absorbansi dari larutan standar