• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Penyakit Cacar Air dan Campak Berdasarkan Karakteristik Diagnosa Penyakit Menggunakan Metode K- Means Klustering.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Klasifikasi Penyakit Cacar Air dan Campak Berdasarkan Karakteristik Diagnosa Penyakit Menggunakan Metode K- Means Klustering."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING

HALAMAN JUDUL

KOMPETENSI REKAYASA PERANGKAT LUNAK

SKRIPSI

LUH PRIMA MEGA YANTI NIM. 1208605003

JURUSAN ILMU KOMPUTER

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA

(2)
(3)

Nama : Luh Prima Mega Yanti

NIM : 1208605003

Pembimbing I : Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si

Pembimbing II : Ida Bagus Made Mahendra, S.Kom, M.Kom

ABSTRAK

Penyakit cacar air dan campak merupakan penyakit yang mendunia. Penyakit cacar air merupakan penyakit menular yang dapat menyerang orang – orang yang belum mendapatkan imunisasi. Cacar air adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus Varicella-Zoster. Sedangkan

penyakit campak merupakan penyakit endemik di seluruh dunia, artinya penyakit ini selalu ada walaupun dalam jumlah yang kecil. Karena banyaknya persamaan yang dimiliki oleh kedua penyakit tersebut, maka penulis akan mengklasifikasikan antara penyakit cacar air dan campak secara detail. Dalam pengklasifikasian penyakit ini akan digunakan metode K-Means Clustering.

Hasil uji coba sistem dan dokter dengan membandingkan 21 data pasien yang sama dan diperoleh 18 data hasil diagnosa yang memiliki kesamaan dan 3 data hasil diagnosa yang memiliki perbedaan, sehingga dapat diperoleh nilai akurasinya sebesar 85,71%.

Kata kunci: Cacar Air, Campak, Klasifikasi, K-Means, Clustering.

(4)

4

Title : Classification of Diseases Chickenpox and Measles Characteristics Disease Diagnosis Based Method Using K-Means Clustering.

Name : Luh Prima Mega Yanti

Registration : 1208605003

First Supervisor : Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si

Second Supervisor : Ida Bagus Made Mahendra, S.Kom, M.Kom

ABSTRACT

Chickenpox and measles worldwide spread diseases. Chickenpox is a contagious disease that can affect people who have not been immunized. Chickenpox is a highly contagious disease caused by the Varicella-Zoster virus. While measles is endemic throughout the world, the disease is always there even in small quantities. Because of many similarities of the two diseases, the writer will classify between chickenpox and measles in detail. In the disease classification, it will be used the method of K-Means Clustering.

The testing results of system and doctor by comparing the same 21 patient data and it was obtained 18 data that have the same diagnosis and 3 data of different diagnosis results, so it was obtained the value of accuracy of 85.71%.

(5)

rahmat dan karunia-Nya, Proposal Tugas Akhir yang berjudul “Klasifikasi Penyakit Cacar Air dan Campak Berdasarkan Karakteristik Diagnosa Penyakit Menggunakan Metode K-Means Clustering” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu proposal ini, yaitu :

1. Bapak Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si. sebagai pembimbing 1 yang telah bersedia mengkritisi, membantu dan memeriksa serta menyempurnakan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Ida Bagus Made Mahendra, S.Kom, M.Kom. sebagai pembimbing 2 yang telah

bersedia mengkritisi, membantu dan memeriksa serta menyempurnakan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Agus Muliantara, S.Kom., M.Kom. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi sehingga memperlancar dalam proses pelaksanaan penelitian ini.

4. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen di Jurusan Ilmu Komputer yang telah meluangkan waktu turut memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini 5. Rekan saya I Wayan Pio Pratama, S.Kom yang sudah banyak membantu saya dalam

pembuatan program untuk Tugas Akhir ini.

6. Rekan – rekan mahasiswa, keluarga dan kerabat serta semua pihak yang turut serta memberi dukungan, motivasi, samangat dan kerjasama sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan waktu yang ditentukan.

Pada akhirnya penulis berharap agar adanya perbaikan pada Tugas Akhir ini mengingat keterbatasan penulis, sehingga sangat diharapkan untuk adanya kritik dan saran yang membangun untuk pencapaian yang lebih baik.

Bukit Jimbaran, April 2016

Penyusun

(6)

6

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TUGAS AKHIR ... ii

ABSTRAK ... iii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Metode Pengembangan Waterfall ... 10

2.2. Diagnosa Penyakit ... 11

2.3. Cacar Air ... 14

2.3.1. Cara Penularan Penyakit Cacar Air ... 15

2.3.2. Ciri-ciri Penyakit Cacar Air ... 16

2.3.3. Pengobatan Untuk Penderita Penyakit Cacar Air ... 16

2.3.4. Pencegahan Penyakit Cacar Air ... 17

2.4. Campak ... 18

2.4.1. Gejala Campak ... 18

2.4.2. Penyebab dan Cara Penularan Campak ... 19

(7)

2.5.1. Konsep K-Means ... 21

2.5.2. Karakteristik K-Means ... 27

2.6. Clustering ... 27

2.7. Bahasa Pemrograman C# ... 27

2.8. Database ... 28

2.9. UML (Unified Modeling Language) ... 28

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 38

3.1. Definisi Kebutuhan ... 38

3.1.1. Kebutuhan Fungsional ... 38

3.1.2. Kebutuhan non Fungsional ... 39

3.2. Perancangan Sistem ... 39

3.3. Analisis Perhitungan Metode ... 62

3.4. Perancangan Interface Sistem ... 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 67

4.1. Implementasi Sistem ... 67

4.2. Implementasi Database ... 68

4.3. Implementasi Source Code ... 71

4.4. Implementasi Desain Sistem ... 81

4.5. Pengujian Sistem ... 93

4.5.1. Black Box Testing ... 93

4.6. Pengujian Akurasi ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

(8)

8

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Gejala Penyakit ... 7

Tabel 2. 1 Parameter K-Means………..25

Tabel 3. 1 Kebutuhan Fungsional……….38

Tabel 3. 2 Bobot Gejala Penyakit ... 62

Tabel 4. 1 Spesifikasi Perangkat Lunak (Software)………67

Tabel 4. 2 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) ... 67

Tabel 4. 3 Pengujian Black Box... 94

Tabel 4. 4 Pengujian Akurasi ... 96

(9)

Gambar 2. 1 Metode Pengembangan Waterfall………..11

Gambar 2. 2 Ruam pada Campak……….19

Gambar 2. 3 Euclidean ... 24

Gambar 2. 4 Manhattan ... 24

Gambar 2. 5 Flowchart K-Means ... 26

Gambar 2. 6 Database Structure ... 28

Gambar 2. 7 Usecase Diagram ... 31

Gambar 2. 8 Activity Diagram ... 32

Gambar 2. 9 Sequence Diagram ... 33

Gambar 2. 10 Class Diagram ... 33

Gambar 2. 11 Statemachine Diagram ... 34

Gambar 2. 12 Communication Diagram ... 35

Gambar 2. 13 Deployment Diagram ... 35

Gambar 2. 14 Component Diagram ... 36

Gambar 3. 1 Usecase Diagram Sistem………..40

Gambar 3. 2 Activity Diagram Sistem “Diagnosa” ... 41

Gambar 3. 3 Activity Diagram Sistem "Training" ... 42

Gambar 3. 4 Activity Diagram Sistem "Data Dokter" ... 43

Gambar 3. 5 Class Diagram ... 44

Gambar 3. 6 Sequence Login Admin ... 45

Gambar 3. 7 Sequence Input Data Pasien ... 46

Gambar 3. 8 Sequence Input Data Dokter ... 47

Gambar 3. 9 Sequence Input Data Survei ... 48

Gambar 3. 10 Sequence Update Data Pasien ... 49

Gambar 3. 11 Sequence Update Data Dokter ... 51

Gambar 3. 12 Sequence Update Data Survei ... 52

Gambar 3. 13 Sequence Delete Data Pasien ... 54

Gambar 3. 14 Sequence Delete Data Dokter ... 55

Gambar 3. 15 Sequence Delete Data Survei ... 56

Gambar 3. 16 Sequence Login Dokter ... 57

(10)

10

Gambar 3. 20 Physical Data Model ... 61

Gambar 3. 21 Antarmuka Sistem pada Training Data ... 65

Gambar 3. 22 Antarmuka Sistem pada Klasifikasi Penyakit ... 66

Gambar 4. 1 Schema Database……….…….68

Gambar 4. 2 Tb_dokter………68

Gambar 4. 3 Tb_history ... 69

Gambar 4. 4 Tb_pasien ... 69

Gambar 4. 5 Tb_gejala_pasien... 70

Gambar 4. 6 Tb_gejala ... 70

Gambar 4. 7 Tb_survei ... 71

Gambar 4. 8 Tb_training ... 71

Gambar 4. 9 Login Page ... 81

Gambar 4. 10 Menu Page ... 82

Gambar 4. 11 Halaman Data Survei ... 83

Gambar 4. 12 Halaman Insert Data Survei ... 84

Gambar 4. 13 Halaman Insert Gejala ... 85

Gambar 4. 14 Success Training ... 86

Gambar 4. 15 Input Pasien ... 87

Gambar 4. 16 Insert Data Pasien ... 88

Gambar 4. 17 Input Gejala Penyakit ... 89

Gambar 4. 18 Output Penyakit Yang Dihasilkan ... 90

Gambar 4. 19 Data Dokter ... 91

Gambar 4. 20 Halaman Update Data Dokter ... 92

Gambar 4. 21 Validasi Hapus Data Dokter ... 93

(11)
(12)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit cacar air dan campak mungkin sudah tidak asing lagi dan merupakan penyakit yang mendunia. Penyakit cacar air merupakan penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja, terutama orang – orang yang belum mendapatkan imunisasi. Di Indonesia tidak banyak data yang mencatat kasus cacar air secara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemic cacar air pada daerah tertentu saja.

Hampir setiap orang pernah mengalami cacar air. Penyakit ini memang tidak pandang bulu, sebab dapat menyerang semua ras, segala umur, laki-laki atau perempuan, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak, remaja, orang dewasa, semuanya dapat terkena cacar air. Namun, pada umumnya penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak usia 2-8 tahun. Cacar air bawaan (kongenital) dapat terjadi pada bayi dalam kandungan ibu yang terserang cacar air. Infeksi cacar air pada bayi yang baru lahir dari seorang ibu yang sehat, jarang terjadi. (Adhien, 2012).

Cacar air adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus Varicella-Zoster. Virus ini menyebar dengan mudah dari orang-orang dengan

cacar air kepada orang lain yang tidak pernah memiliki penyakit atau menerima vaksin cacar. Virus ini menyebar di udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Hal ini juga dapat menyebar dengan menyentuh atau menghirup partikel virus yang berasal dari lepuhan cacar air.

(13)

inkubasi antara 10-21 hari, (Ainina66, 2014) diikuti dengan ruam berbintik merah pada mulanya, yang kemudian menjadi lepuh dalam waktu beberapa jam. Bintik-bintik ini biasanya timbul di badan, muka dan bagian tubuh yang lain. Banyak orang yang menderita infeksi cacar air mengalami demam dan merasa kurang sehat dan mungkin merasa gatal sekali. Siapapun yang belum pernah menderita cacar air dapat terjangkit. Dan siapapun yang pernah menderita cacar air dianggap kebal dan tidak memerlukan vaksin.

Tidak jauh berbeda dengan cacar air, campak merupakan salah satu penyakit yang cukup terkenal dan sering kali menyerang tubuh manusia. Penyakit campak merupakan penyakit endemik di seluruh dunia, artinya, penyakit ini selalu ada walaupun dalam jumlah yang kecil. Penyebab penyakit campak adalah Virus Morbili. Virus ini termasuk dalam genus Morbilivirus dan keluarga Paramyxoviridae. Virus Morbili dapat mati dengan sinar ultraviolet dan pemanasan, penularan terjadi melalui saluran pernafasan,

kontak langsung dengan cairan tubuh pasien, dan percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease).

Penyakit ini disebabkan oleh virus campak, dengan gejala berupa ruam pada kulit dan aktifasi jaringan retikuloendotelial. Etiology penyakit ini adalah virus Campak, genus Morbillivirus, family Paramyxoviridae. Penyakit

ini di awali dengan infeksi epithel saluran napas bagian atas oleh virus, menyebar ke kelenjar lympha regional bersama makrofag. Setelah mengalami

replikasi dikelenjar limfa regional, virus menyebar kedalam aliran darah,

(14)

bintik-bintik berair didalam mulut (dinding pipi), ruam (hampir) sekujur tubuh, mata merah, dan sampai mengakibatkan sakit pada tenggorokan. (Ismoedijanto, 2011)

Setiap penyakit yang muncul pada pasien harus diketahui secara jelas agar dapat ditangani dengan tepat. Tidak terkecuali penyakit kulit yang jenisnya bermacam-macam tetapi memiliki gejala yang mirip satu sama lain. Pada saat didiagnosa, tidak jarang gejala yang dirasakan pasien dapat diketahui secara keseluruhan. Kedua penyakit tersebut dipilih karena memiliki kemiripan dalam pola infeksi dan gejala yang ditimbulkan seperti ruam dan demam sehingga orang hawam mengalami kesulitan untuk mengetahui apakah penyakit yang diderita merupakan gejala cacar air atau campak. Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat mengetahui ciri-ciri penyakit cacar air dan campak, sehingga bisa melakukan pertolongan pertama sebelum pasien diperiksa oleh dokter secara lebih lanjut. Dan untuk meminimalisir dampak buruk dari penyakit ini yang bisa membahayakan kesehatan. (Ayu Maharani, 2015)

Maka penulis akan mengklasifikasikan antara penyakit cacar air dan campak secara detail. Data yang akan digunakan dalam pengklasifikasian penyakit ini adalah data gejala yang didapatkan dari literature tentang

(15)

Aturan dan metode algoritma K-Means dapat diterapkan pada sebuah program untuk mengelompokkan data-data penyakit cacar air dan campak. Langkah-langkah algoritma K-Means diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman untuk melakukan tugas clustering data. Dataset penyakit ini dimasukkan ke dalam input program, kemudian program melakukan pengolahan sesuai langkah algoritma K-Means dan hasilnya berupa cluster data. Hasil berupa cluster data inilah yang digunakan sebagai acuan gejala-gejala mana saja yang termasuk ke dalam kelompok cacar air dan campak.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu:

1. Bagaimana cara mengimplementasikan metode K-Means Clustering dalam mengklusteringkan penyakit cacar air dan campak berdasarkan karakteristik gejala penyakit?

2. Bagaimana hasil klasifikasi penyakit yang dihasilkan oleh sistem dari mendiagnosa gejala yang diderita ?

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam pengelompokkan karakteristik penyakit cacar air dan campak penulis menggunakan metode K-Means Clustering.

2. Untuk menentukan klasifikasi penyakit cacar air dan campak penulis menggunakan rule (alur) bagaimana penyakit yang dialami oleh pasien.

3. Sistem ini dibangun berbasis desktop menggunakan bahasa pemrograman C# dengan Visual Studio dan manajemen database MySQL.

(16)

5. Sistem ini memberikan hak akses yang sama kepada setiap user (dokter) untuk mendiagnosa penyakit sesuai gejala yang diderita pasien.

1.4. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan pada perumusan masalah diatas yaitu :

1. Mengimplementasikan metode K-Means Clustering dalam mengklusterkan penyakit cacar air dan campak berdasarkan karakteristik gejala penyakit.

2. Mengetahui klasifikasi penyakit tersebut dari diagnosa gejala yang diinputkan.

1.5. Manfaat

Manfaat yang di dapatkan dalam penelitian ini adalah :

1. Kita diharapkan mampu mengetahui gejala dan dampak yang disebabkan oleh penyakit cacar air dan campak.

2. Sistem ini diharapkan mampu membedakan penyakit cacar air dan

campak.

1.6. Metodologi Penelitian

Bagian ini menjelaskan mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh dalam Pengklasifikasian Karakteristik Penyakit Cacar Air dan Campak menggunakan Metode K-Means Clustering.

1.6.1. Desain Penelitian

Penelitian ini mengambil judul Klasifikasi Penyakit Cacar Air dan Campak Berdasarkan Karakteristik Diagnosa Penyakit Menggunakan Metode K-Means Clustering dengan berbasis desktop. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan

penelitian yang memusatkan perhatian pada studi kasus tertentu dengan menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studinya (Hasibuan, 2007).

(17)

masyarakat untuk mempermudah masyarakat mengetahui ciri-ciri penyakit cacar air dan campak agar masyarakat dapat mengambil tindakan lebih lanjut apabila memiliki gejala-gejala yang mendekati penyakit tersebut.

Data Gejala

Gambar 1. 1 Bagan K-Means Clustering

Bagan diatas menjelaskan tentang proses K-Means Clustering dalam menentukan gejala penyakit yang diderita.

1.6.2. Pengumpulan Data

(18)

Kedua penyakit yang didiagnosa pada aplikasi ditandai oleh ruam yang menyebar pada kulit dan demam yang dirasakan pasien. Kedua penyakit tersebut dapat dibedakan menurut pola infeksi dan kumpulan gejala tambahan yang turut menandakan kedua penyakit tersebut.

Tabel 1. 1 Gejala Penyakit

(19)

diolah lagi oleh sistem untuk mengetahui klasifikasi penyakitnya. Klasifikasi yang dilakukan sesuai dengan rule penyakit cacar air dengan rule penyakit campak.

1.6.4. Metode Yang Digunakan

Dari penelitian yang akan diteliti penyakit cacar air dan campak yang ditujukan kepada masyarakat untuk mempermudah masyarakat mengetahui ciri-ciri penyakit cacar air dan campak agar masyarakat dapat mengambil tindakan lebih lanjut apabila memiliki gejala-gejala yang mendekati penyakit tersebut. Metodologi pada penelitian ini diterapkan menggunakan waterfall model.

Pada penelitian ini digunakan teknik pengujian sistem, pengujian sistem merupakan salah satu langkah dalam metodelogi pengembangan SDLC (System Development Life Cycle). Terdapat beberapa aturan yang berfungsi sebagai tujuan pengujian perangkat lunak adalah :

1. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan pada sistem.

2. Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

3. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Tujuan utama dari test case adalah untuk mendapatkan serangkaian

pengujian yang memiliki kemungkinan tertinggi dalam memperlihatkan kesalahan pada sistem. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan 4 kategori yang berbeda pada tahap desain test case : pengujian white box, pengujian

black box, Integrasi Bottom-Up dan Integrasi Bottom Down.

Untuk pengujian akurasi yang digunakan adalah pengujian Black box untuk mengetahui bagaimana proses user interface.

(20)
(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Metode Pengembangan Waterfall

Menurut (Pressman, 2010), metode Waterfall sering disebut dengan classic life cycle. Metode ini merupakan metode pengembangan perangkat lunak

terstruktur yang paling dikenal dan banyak digunakan secara luas, tidak hanya di lingkup akademisi tetapi juga di industri. Hal ini disebabkan Waterfall merupakan metode yang tua dan matang (Huo et. al., 2004).

Menurut (Petersen et.al., 2009) metode Waterfall pertama kali diperkenalkan oleh Royce pada tahun 1970 dengan 7 (tujuh) tahapan yang berurut walaupun juga mempunyai feedback loop antar tahapan jika diperlukan (Royce, 1970). Metode ini mengalami banyak perbaikan dan perubahan diantaranya adalah perubahan langkah dari 7 (tujuh) menjadi 5 (lima) tahapan (Pressman, 2010), (Sommerville, 2011).

Metode Waterfall yang dibahas pada subbab ini merupakan metode Waterfall versi Sommerville. Pertimbangan menggunakan versi Sommerville karena metode ini merupakan versi terbaru dari metode Waterfall pada makalah ini. Metode ini mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Requirements analysis and definition

Layanan sistem, kendala, dan tujuan ditetapkan oleh hasil konsultasi dengan pengguna yang kemudian didefinisikan secara rinci dan

berfungsi sebagai spesifikasi sistem. b. System and software design

(22)

11 c. Implementation and unit testing

Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Pengujian melibatkan verifikasi bahwa setiap unit memenuhi spesifikasinya.

d. Integration and system testing

Unit-unit individu program atau program digabung dan diuji sebagai sebuah sistem lengkap untuk memastikan apakah sesuai dengan kebutuhan perangkat lunak atau tidak. Setelah pengujian, perangkat lunak dapat dikirimkan ke customer.

e. Operation and maintenance

Biasanya (walaupun tidak selalu), tahapan ini merupakan tahapan yang paling panjang. Sistem dipasang dan digunakan secara nyata. Maintenance melibatkan pembetulan kesalahan yang tidak ditemukan pada tahapan-tahapan sebelumnya, meningkatkan implementasi dari unit sistem, dan meningkatkan layanan sistem sebagai kebutuhan baru.

Gambar 2. 1 Metode Pengembangan Waterfall

1.2. Diagnosa Penyakit

Diagnosis adalah identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi atau membedakan satu penyakit atau kondisi dari yang lainnya. Penilaian dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik, tes laboratorium, atau sejenisnya, dan dapat dibantu oleh program komputer yang dirancang untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan. Istilah yang mungkin terkait dengan diagnosis :

(23)

c. Salah Diagnosis. d. Kesalahan.

e. Skala Depresi Gertiatrik

Untuk mendiagnosis suatu penyakit atau masalah kesehatan memerlukan beberapa langkah-langkah tindakan atau usaha antara lain sebagai berikut : 1. Anamnesis.

2. Pemeriksaan fisik. 3. Tes Pemeriksaan

1. Anamnesis

Pengertian anamnesis adalah suatu tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung antara tenaga kesehatan (dalam hal ini adalah yang akan mendiagnosis penyakit, misalnya: perawat, dokter) dengan penderita atau individuatau keluarga penderita. Ada dua macam tipe anamnesis untuk mendiagnosis penyakit yaitu sebagai berikut:

a. Auto anamnesis yaitu anamnesis atau tanya jawab yang ditujukan langsung kepada pasien atau penderita. Syarat-syarat dapat terjadinya auto anamnesis sehingga anamnesis dalam penentuan diagnose penyakit dapat akurat, valid dan hasil diagnosis pasti adalah pasien dalam keadaan sadar, pasien sudah dewasa dan pasien

komunikatif (mampu berkomunikasi dengan baik).

b. Allo anamnesis, yaitu anamnesis tanya jawab yang ditujukan kepada keluarga pasien misalnya orang tua penderita, teman, kerabat, sahabat. Umumnya anamnesis tipe ini dilakukan ketika : pasien atau penderita

masih anak-anak, pasien dalam keadaan tidak sadar, pasien tidak komunkatif, dan pasein yang mengalami gangguan ingatan.

Yang menjadi catatan utama dan terpenting ketika melakukan anamnesis untuk keberhasilan diagnosis penyakit adalah usahakan untuk menanyakan tentang keluhan utama yang menjadi sebab atau penyebab si pasien berobat atau masuk ke rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan.

(24)

13

Dalam menentukan diagnosis penyakit, langkah kedua adalah dengan melakukan pemeriksaan fisik dengan sopan, berada dalam ruang tertutup (untuk menjaga kerahasiaan dari keadaan yang berkaitan dengan tubuh pasien), tidak terburu-buru dan teliti. Hal-hal yang dilakukan dalam pemeriksaan fisik antara lain:

a. Inspeksi, yaitu melihat, mengamati keadaan penderita secara garis besar. Misalnya: cara pasien masuk ke rumah sakit dalam posisi jalan, tidur, dan lain sebagainya.

b. Palpasi atau perabaan, misalnya merasakan panas badan pasien, meraba adanya massa tumor, meraba adanya rasa nyeri pada bagian tertentu dari tubuh pasein.

c. Perkusi (ketukan), adalah dengan cara mengetuk bagian tubuh yang sedang diperiksa, misalnya mengetuk peruk, dada, dan lainnya untuk menemukan adanya kelainan pada fisik pasien.

d. Auskultasi (mendengarkan), yaitu dengan menggunakan alat dengan seperti stetoskop. Misalnya mendengarkan adanya bising pada pernafasan, bunyi usus, arteri/nadi, denyut jantung, dan lain-lain.

3. Test Pemeriksaan

Cara dan langkah ketiga untuk menentukan diagnosis penyakit

penderita adalah dengan melakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang ini umumnya dilakukan apabila langkah-langkah pemeriksaan penentuan diagnosis di atas belum dapat dengan pasti mendiagnosis suatu penyakit yang diderita pasien sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis pasti penyakit.

(25)

1.3. Cacar Air

Penyebab penyakit cacar air ini adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varicela-Zoster yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia, tidak hanya di Indonesia penyakit ini juga menjangkit di Australia dan mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, karena setiap musim semi, banyak anak-anak yang terserang penyakit ini di usia sekolah.

Penyakit cacar air merupakan salah satu penyakit infeksi kronis yang menyerang jaringan kulit dan selaput luar pada dinding bagian rongga mulut (mukosa). Penyakit ini ditularkan melalui aerogen atau jaringan pernafasan bagian atas. Proses perjalanan virus Varicella-Zoster masuk ke tubuh penderita umumnya adalah melalui saluran dan rongga pernafasan bagian atas, setelah itu virus mulai bergerak dengan cara multifikasi atau memperbanyak diri, kemudian menyebar ke seluruh jaringan yang merupakan saluran dari darah dan getah bening. Bila penderita tidak memiliki sistem imunitas (kekebalan tubuh) dan daya tahan tubuh yang kurang baik maka virus akan menyebar keseluruh tubuh terutama pada bagian kulit dan mukosa. (Haryo P, 2013)

Masa inkubasi cacar air mulai dari proses masuknya virus Varicella-Zoster ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala dan ciri khas umumnya berkisaran antara 2 – 3 minggu, namun semua sangat tergantung pada kondisi tubuh

penderita. Masa inkubasi untuk orang dewasa ternyata bisa lebih parah, dimana temperature suhu tubuh bisa naik sampai 35 – 40 derajat celcius, dimana pada waktu tertentu disertai dengan perasaan menggigil, seluruh badan terasa sakit, terasa nyeri diseluruh persendian tubuh, masa ini bisa berlangsung sekitar 1 minggu. (Haryo P, 2013)

(26)

15 1.3.1. Cara Penularan Penyakit Cacar Air

Penularan penyakit cacar air dapat terjadi melalui cara yaitu sebagai berikut :

1. Droplet (partikel cairan yang dikeluarkan dari mulut pada waktu bersin, batuk atau berbicara yang mengandung kuman penyakit, yaitu

virus Vericella-zoster ) yang masuk ke dalam tubuh orang sehat. 2. Melalui kontak langsung, bersentuhan dengan penderita.

Setelah masuk ke tubuh manusia, virus akan memperbanyak diri dan menyebar ke jaringan setempat melalui aliran darah dan aliran getah bening. Virus memperbanyak diri kembali hingga virus menyebar keseluruh tubuh dan terutama mencapai kulit dan selaput lendir. Periode menular 1-2 hari sebelum atau 5-6 hari setelah timbulnya ruam.

Virus ini masuk melalui saluran sistem pernafasan bagian atas. Pasca berada di saluran nafas bagian atas, virus ini akan bergerak menuju ke saluran limfe dan berusaha memperbanyak diri di bagian tersebut. Selama kurang lebih 4-7 hari, virus akan mulai bergerilya dengan memasuki area-area tubuh lainnya seperti jantung, hati, dan limfa.

Seminggu kemudian, virus ini mulai menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan juga menuju ke kulit sehingga implikasinya bisa menimbulkan begitu banyak benjolan-benjolan yang berisi cairan. Setelah itu, virus ini juga akan kembali masuk ke saluran pernafasan. Melalui saluran pernafasan inilah yang akan menyebabkan virus menyebar ke orang lain.

(27)

1.3.2. Ciri-ciri Penyakit Cacar Air

Penyakit cacar air memiliki ciri yang sangat khas yaitu munculnya benjolan kecil mirip bisul kecil namun berisi air dengan dinding tipis atau

biasanya diistilahkan dengan plentingan. Atau dalam bahasa kedokteran biasa disebut vesikel atau vesikula. Pada awalnya muncul kemerahan pada kulit

kemudian bermetamorfosis menjadi lentingan berisi cairan yang menyebar hampir keseluruh tubuh bahkan dibagian mata, hidung, dan rongga mulut. Cairan vesikel akan berubah menjadi keruh. Pada hari ke-3 atau ke-4, vesikel ini menyebar keseluruh tubuh hingga menimbulkan rasa gatal. Cairan ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin sehingga menimbulkan kekebalan sekitar 2 minggu setelah vaksinasi. Vaksin cacar air dibuat dari virus Varisela Strain Oka yang dilemahkan. Vaksin ini pertama kali dikembangkan oleh Prof

Takahashi di Jepang pada tahun 1971. Vaksin inilah yang merupakan vaksin Varisela pertama di dunia dan menjadi cikal – bakal vaksin - vaksin varisela lainnya. Cara mengobati penyakit ini adalah dengan cara membunuh semua penyebab penyakit cacar air ini. (Haryo P, 2013)

1.3.3. Pengobatan Untuk Penderita Penyakit Cacar Air

Berikut ini terdapat bebrapa cara pengobatan dan penyembuhan penyakit cacar yang penting untuk diketahui, anatara lain adalah :

1. Bila penderita cacar air adalah anak – anak maka sebaiknya beristirahat total di rumah, lebih baik tidak melakukan aktivitas di luar rumah agar tidak menular ke tubuh orang lain karena masa penularan akan berlangsung selama 5 hari sampai 1 minggu. Sejak munculnya plentingan.

2. Berikan obat penurun panas apabila penderita memiliki suhu tubuh yang tinggi (mengalami demam), seperti paracetamol 10 mg/kg berat badan (BB)/dosis, berikan 3-4 kali sehari.

3. Untuk penderita cacar air dewasa disarankan sebaiknya agar beristirahat di rumah dan diberikan obat Acylovir dengan dosis 5x800mg selama 4-5 hari. Sedangkan untuk anak 20 mg/kg BB/dosis. 4. Bila terjadi infeksi sebaiknya berikan penderita obat antibiotic seperti

(28)

17

5. Jika kulit terasa gatal akibat plentingan yang terdapat di tubuh maka sebaiknya penderita diberikan obat antihistamin loratadine dengan dosis 10 mg 1x sehari. Bisa juga memberikan CTM untuk penderita tetapi harus dalam resep yang telah dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ahli.

6. Selain meminum obat terdapat juga obat luar yaitu bedak salysil 1% terutama bedak yang menthol agar memberikan efek yang dingin pada kulit.

7. Penderita cacar diharuskan untuk banyak mengkonsumsi air putih. Meminum air putih yang banyak sudah diketahui oleh banyak orang mengenai khasiat dari air putih yang baik untuk tubuh, namun air putih yang dikonsumsi adalah air putih yang layak minum. (Haryo P, 2013).

1.3.4. Pencegahan Penyakit Cacar Air

Pencegahan dari penyakit cacar air dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi berupa vaksin Varisela pada anak bayi yang berumur antara 12 sampai 18 bulan. Sedangkan pada orang dewasa yang belum pernah mengalami penyakit cacar air serta mempunyai gangguan pada sistem kekebalan tubuh, bisa minta diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella zoster dari dokter.

Hal tersebut dilakukan karena akan dikhawatirkan terjadi hal buruk ketika terserang penyakit cacar air akibat komplikasi yang kemungkinan juga bisa

mengakibatkan kematian. Apabila disekitar lingkungan terdapat orang penderita cacar air, jika penderita bukan salah satu anggota keluarga sebaiknya menjaga jarak agar tidak mudah tertular penyakit ini. Tidak mendekati maupun

memegang benda – benda yang telah dipegang oleh penderita yang sedang mengalami penyakit cacar.

(29)

Jangan lupa untuk membersihkan dan memisahkan segala benda – benda yang memungkinkan terkontaminasi virus cacar air dari penderita yang menjadi salah satu penyebab penyakit cacar air. (Godam64, 2001-2015)

1.4. Campak

Dalam bahasa kedokteran penyakit campak sering disebut sebagai morbili, measles, atau rubeola merupakan penyakit infeksi virus yang sangat menular,

umumnya mengenai anak – anak yang ditandai dengan demam, ruam (hampir) sekujur tubuh, batuk, pilek, mata merah, dan sakit tenggorokan. Campak bisa sangat mengganggu dan mengarah pada komplikasi yang lebih serius. Gejala campak mulai muncul sekitar satu hingga dua minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh. (Ahmad Muhlisin, 2015).

1.4.1. Gejala Campak

Orang rentan yang terkena virus campak, akan mengalami gejala campak setelah 7 sampai 14 hari kemudian. Tanda dan gejala yang menjadi ciri - ciri kebiruan di tengahnya, di temukan pada lapisan dalam pipi)

i. Ruam kulit berwarna merah kecil – kecil rapat dan merata, yang hampir seluruh rubuh. (Ahmad Muhlisin, 2015)

Gejala-gejala campak diatas muncul secara berurutan, yang akan menghabiskan waktu 3 hingga 4 minggu. Berikut ini adalah urutan munculnya penyakit campak :

(30)

19

Selama 7 hingga 14 hari setelah seseorang yang rentan terpapar virus campak. Tidak terdapat gejala apapun pada tahap ini.

2. Tanda dan Gejala Nonspesifik

Campak biasanya dimulai dengan demam ringan sampai sedang, sering disertai dengan batuk terus – menerus, pilek, radang mata(konjungtivitis), sakit tenggorokan serta diare. Penyakit yang relatif ringan ini bisa berlangsung dua atau tiga hari.

3. Penyakit Akut dan Ruam

Ruam terdiri dari bintik – bintik merah kecil, beberapa diantaranya sedikit menimbul. Ruam campak dimulai dari wajah, terutama di belakang telinga dan di sepanjang garis rambut. Beberapa hari kemudian, ruam menyebar ke lengan dan badan, lalu ke paha hingga kaki. Pada saat yang sama, demam meningkat tajam, seringkali hingga mencapai 40 C.

Gambar 2. 2 Ruam pada Campak

4. Setiap orang yang mengalami penyakit campak ini akan dapat menyebarkan virus ke orang lain selama sekitar 8 hari, yaitu 4 hari sebelum ruam muncul dan 4 hari setelah ruam muncul. (Ahmad Muhlisin, 2015)

1.4.2. Penyebab dan Cara Penularan Campak

Penyebab penyakit campak adalah virus campak (measles virus) yang sanagat menular. Virus ini ditemukan pada lendir di hidung dan tenggorokan penderita campak. Oleh karena itu, penyakit campak ini menular lewat saluran pernafasan, yaitu ketika penderita campak batuk, bersin, atau berbicara, ia akan

(31)

ketika tetesan bersin, batuk yang tersentuh, kemudian tangan yang menyentuhnya digunakan untuk mengucek mata, hidung, ataupun menyentuh mulut. (Ahmad Muhlisin, 2015)

1.4.3. Pengobatan untuk Penderita Penyakit Campak

Cara pengobatan penderita penyakit campak bisa dilakukan dengan cara yaitu :

a. Istirahat, kurangi aktivitas atau kegiatan yang bisa menyita banyak waktu.

b. Banyak minum, hal ini untuk memenuhi kebutuhan cairan yang hilang melalui gejala campak, seperti: Demam, batuk pilek, dan diare. Penderita penyakit campak diharuskan untuk banyak mengkonsumsi air putih. Selain air putih, sumbet cairan yang sangant dianjurkan antara lain kuah sup, jus buah, dana lain- lain untuk mencegah dehidrasi.

Obat campak

Tidak ada obat campak yang berfungsi untuk membunuh virus penyebabnya (pengobatan causative). Namun obat campak yang digunakan yaitu yang bersifat simptomatis yaitu membantu meringankan gejala yang muncul, mempercepat pemulihan serta mengobati penyakit jika terjadi komplikasi. (Ahmad Muhlisin, 2015)

1.4.4. Pencegahan Penyakit Campak

Karena penyakit ini sangat menular, maka penderita penyakit campak harus berhati – hati, berikut ini adalah cara pencegahannya :

a. Isolasi

Karena campak sangat menular sekitar empat hari sebelum muncul ruam samapi empat hari setelahnya, maka penderita campak

(32)

21 b. Vaksinasi.

Vaksinasi atau imunisasi termasuk program imunisasi wajib, diberikan kepada bayi di atas enam bulan. Di Indonesia imunisasi campak umumnya diberikan pada usia 9 bulan. Dengan imunisasi campak ini diharapkan dapat mencegah anak agar tidak terkena penyakit campak, atau dapat mengurangi resiko komplikasi (camapk yang berat) jika ternyata tetap terkena penyakit campak. (Ahmad Muhlisin, 2015)

1.5. K-Means

Algoritma K-Means diperkenalkan oleh J.B. MacQueen pada tahun 1976, salah satu algoritma clustering sangat umum yang mengelompokkan data sesuai dengan karakteristik atau ciri-ciri bersama yang serupa. Grup data ini dinamakan sebagai cluster. Data di dalam suatu cluster mempunyai ciri-ciri (fitur, karakteristik, atribut, properti) serupa dan tidak serupa dengan data pada cluster lain. (Lunix96, 2008)

1.5.1. Konsep K-Means

Dalam statistic dan mesin pembelajaran, pengelompokan K-Means merupakan metode analisis kelompok yang mengarah pada pemartisian N objek pengamatan ke dalam K kelompok (cluster) dimana setiap objek pengamatan dimiliki oleh sebuah kelompok dengan mean (rata - rata) terdekat, mirip dengan algoritma Expectation-Maximization untuk Gaussian Mixture dimana keduanya mencoba untuk menemukan pusat dari kelompok dalam data sebanyak iterasi perbaikan yang dilakukan oleh kedua algoritma.

K-Means merupakan salah satu metode pengelompokan data nonhierarki (sekatan) yang berusaha mempartisi data yang ada ke dalam bentuk dua atau lebih kelompok. Metode ini mempartisi data ke dalam kelompok sehingga data

(33)

Pengelompokkan data dengan metode K-Means ini secara umum dilakukan dengan algoritma seperti (Eko Prasetyo, 2012):

1. Tentukan jumlah kelompok

2. Alokasikan data kedalam kelompok secara acak

3. Hitunglah pusat kelompok (sentroid atau rata- rata) dari data yang ada dimasing-masing kelompok

4. Alokasikan masing-masing data ke sentroid atau rata-rata terdekat 5. Kembali ke langkah 3, apabila masih ada data yang berpindah

kelompok, atau apabila ada perubahan nilai sentroid diatas nilai ambang yang ditentukan, atau apabila perubahan nilai pada fungsi objektif yang digunakan masih diatas nilai ambang yang ditentukan. Pada langkah 3 algoritma diatas, lokasi sentroid (titik pusat) setiap kelompok yang diambil dari rata-rata (mean) semua nilai data pada setiap fiturnya harus dihitung kembali. Jika M menyatakan jumlah data dalam suatu kelompok, i menyatakan fitur ke-i dalam sebuah kelompok, dan p menyatakan dimensi data untuk menghitung sentoid fitur ke-i digunakan formula.

kelompok, diantanya Euclidean (Bezdek, 1981), Manhanttan atau City Block (Myamoto, 1995), dan Mikowsky (Myamoto, 1995). Masing-masing cara

mempunyai kelebihan dan kekurangan. (Eko Prasetyo, 2012)

Pengukuran jarak pada ruang jarak (distance space) Euclidean menggunakan formula.

D( ) =

(34)

23

D adalah jarak anatara dan , dan | | adalah nilai mutlak. Pengukuran jarak pada ruang jarak Manhanttan menggunakan formula.

D( ) =

‖ ‖ ∑ | |

Pengukuran jarak pada ruang jarak Minkowsky menggunakan formula.

D( ) =

‖ ‖ √∑ | |

adalah parameter jarak Minkowsky. Secara umum, merupakan

parameter penentu dalam karakteristik jarak. Jika = 1,5 ruang jarak pada

Minkowsky sama dengan Manhattan. Jika = 2, ruang jaraknya akan sama

dengan Euclidean ; jika =∞, ruang jaraknya akan sama dengan ruang jarak

Chebyshev. Namum demikian, cara yang paling banyak digunakan adalah

(35)

X2

X1

Gambar 2. 3 Euclidean

Gambar 2. 4 Manhattan

Pada langkah 4 pada rumus no. 1, pengalokasian kebali data ke dalam masing-masing kelompok dalam metode K-Means didasarkan pada perbandingan jarak antara data dengan sentroid setiap kelompok yang ada. Data dialokasikan ulang secara tegas ke kelompok yang mempunyai sentroid dengan jarak terdekat dari data tersebut. Pengalokasian ini dapat dirumuskan sebagai berikut (MacQueen, 1967) : (Eko Prasetyo, 2012)

{ { }

(36)

25

Fungsi objektif yang digunakan untuk K-Means ditentukan berdasarkan jarak dan nilai keanggotaan data dalam kelompok. Fungsi objektif yang digunakan adalah sebagai berikut (MacQueen, 1967) : (Eko Prasetyo, 2012)

J =

Matlab menyediakan fungsi khusus untu melakukan pengelompokkan dengan K- Means, yaitu fungsi kmeans(). Sintaks penggunaannya adalah sebagai berikut :

1. [IDX,C,sumd,D] = kmeans (X,k)

2. [IDX,C,sumd,D] = kmeans (…,’distance’,val)

Sintaksis yang pertama merupakan sintaksis dasar, sedangkan sintaksis yang kedua digunakan untuk melengkapi sintaksis pertama untuk parameter

‘distance’. Penjelasan parameter yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Parameter K-Means Parameter Keterangan

X Matriks set data MxN, M adalah jumlah data dan N adalah jumlah fitur

K Nilai yang menyatakan jumlah kelompok

IDX Matriks Mx 1 yang menyatakan indeks kelompok yang diikuti setiap data. Nilai didalamnya mulai dari 1 sampai k. M adalah jumlah data.

C Matriks kxN yang menyatakan lokasi sentroid setiap kelompok. K adalah jumlah kelompok, dan N adalah jumlah fitur.

Sumd Matriks 1xk yang menyatakan jumlah jarak semua data yang tergabung

dalam setiap kelompok.

(37)

kelompok. M adalah jumlah data, dan k adalah jumlah kelompok.

Val Nilai untuk parameter ‘distance’. Pilihan misalnya :

1. ‘sqEuclidean’, untuk jarak Squared Euclidean, nilai default yang digunakan.

2. ‘cityblock’, untuk Manhattan (block city).

3. ‘Hamming’, untuk jarak Hamming (persentase perbedaan bit), hanya cocok untuk data biner.

Mulai

Jumlah cluster K

Tentukan Jarak setiap data terhadap setiap

Centroid

Selesai Tentukan Centroid

Kelompokkan Data berdasarkan jarak

terkecil

Objek tidak ada yang berpindah grup? Tidak

Ya

Gambar 2. 5 Flowchart K-Means

(38)

27 1.5.2. Karakteristik K-Means

Karakteristik K-Means dapat diringkas menjadi seperti berikut :

1. K-Means merupakan metode pengelompokan yang sederhana dan

dapat digunakan dengan mudah.

2. Pada set data tertentu, K-Means tidak dapat melakukan segmentasi

data dengan baik dimana hasil segmentasinya tidak dapat memberikan pola kelompok yang mewakili karakteristik bentuk alami data.

3. K-Means bisa mengalami masalah ketika mengelompokkan data yang mengandung outlier. (Eko Prasetyo, 2012).

1.6. Clustering

Proses pengelompokan sekumpulan obyek kedalam kelas-kelas obyek yang sama disebut clustering (pengelompokan). Pengklasteran merupakan satu dari sekian banyak fungsi proses data mining untuk menemukan kelompok atau identifikasi kelompok obyek yang hampir sama. Analisis kluster (Clustering) merupakan usaha untuk mengidentifikasi kelompok obyek yang mirip-mirip dan membantu menemukan pola penyebaran dan pola hubungan dalam sekumpulan data yang besar. Hal penting dalam proses pengklasteran adalah menyatakan sekumpulan pola ke kelompok yang sesuai yang berguna untuk

menemukan kesamaan dan perbedaan sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang berharga. (Narwati, 2010).

1.7. Bahasa Pemrograman C#

C# adalah bahasa pemrograman baru yang diciptakan oleh Microsoft yang

dikembangkan dibawah kepemimpinan Anders Hejlsberg yang telah menciptakan berbagai macam bahasa pemrograman termasuk Borland Turbo C++ dan orland Delphi. Bahasa C# juga telah di standarisasi secara internasional oleh ECMA. Seperti halnya bahasa pemrograman yang lain, C# bisa digunakan untuk membangun berbagai macam jenis aplikasi, seperti aplikasi berbasis windows (desktop) dan aplikasi berbasis web serta aplikasi berbasis web services.

(39)

objek dan fitur lain dari lingkungan pengembangan. Library untuk pemrograman visual c# adalah .NET Framework.

1.8. Database

Menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo (2006:103), Database didefenisikan sebagai kumpulan informasi yang terintegrasi, diorganisasikan

dan disimpan dalam suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Karena berfungsi sebagai basis penyedia informasi bagi para pemakainya. Tujuan dari desain database adalah untuk menentukan data-data yang dibutuhkan dalam sistem sehingga informasi yang dihasilkan dapat terpenuhi dengan baik. Desain database perlu dilakukan untuk menghindari pengulangan data. Adapun hirarki database adalah sebagai berikut :

Gambar 2. 6 Database Structure

Dari gambar diatas dapat dijeaskan sebagai berikut :

1. Database yaitu kumpulan dari beberapa file atau tabel yang saling berhubungan antara file yang satu dengan file yang lain.

2. File yaitu kumpulan dari record yang saling berkaitan dan memiliki format field yang sama dan sejenis.

(40)

29

4. Field yaitu suatu atribut dari record yang menunjukan suatu item dari data nilai record sebuah field.

5. Byte yaitu atribut dari field yang berupa karakter yang membentuk nilai dari sebuah field.

1.9. UML (Unified Modeling Language)

Unified Modeling Language merupakan metode pengembangan perangkat lunak (sistem informasi) dengan menggunakan metode grafis serta merupakan bahasa untuk visualisasi, spesifikasi, konstruksi serta dokumentasi (Adin05). Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa yang telah menjadi standard untuk visualisasi, menetapkan, membangun dan mendokumentasikan arti suatu sistem perangkat lunak (Hend07). Unified Modeling Language (UML) dapat didefinisikan sebagai sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak (Afif02). Unified Modeling Language (UML) merupakan standard modeling language yang terdiri dari kumpulan-kumpulan diagram, dikembangkan untuk membantu para pengembang sistem dan software agar bisa menyelesaikan tugas-tugas seperti (Joml07) :

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik

(41)

1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan aktivitas dan proses yang mungkin muncul.

2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use case diagram dan lengkapi denganrequirement, constraints dan catatan-catatan lain.

3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur fisik sistem.

4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang juga harus disediakan oleh sistem.

5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.

6. Definisikan obyek-obyek level atas package atau domain dan buatlat sequence dan atau collaboration untuk tiap alir pekerjaan, jika sebuah use case memiliki kemungkinan alir normal dan error, buat lagi satu diagram untuk masing-masing alir.

7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antarmuka bagi pengguna untuk menjalankan skenario use case.

8. Berdasarkan model–model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap package atau domain dipecah menjadi hirarki class lengkap

dengan atribut dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit test untuk menguji fungsionalitas class dan interaksi dengan class lain.

9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah component diagram pada tahap ini. Selain itu, definisikan test integrasi setiap komponen untuk meyakinkan ia dapat bereaksi dengan baik.

10.Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detailkan kemampuan dan requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan komponen ke dalam node.

(42)

31

- Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap dengan test.

- Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim pengembang tertentu.

12.Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya. Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.

13.Perangkat lunak siap dirilis.

Jenis-Jenis diagram UML dan beberapa contoh diagramnya :

1. Use case diagram

Use case diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang menggambarkan interaksi antara sistem dan aktor, use case diagram juga dapat men-deskripsikan tipe interaksi antara si pemakai sistem dengan sistemnya.

Gambar 2. 7 Usecase Diagram

2. Activity Diagram

(43)

Gambar 2. 8 Activity Diagram

3. Sequence diagram

(44)

33

Gambar 2. 9 Sequence Diagram

4. Class diagram

Class diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang digunakan untuk menampilkan kelas-kelas maupun pakaet-paket yang ada pada suatu sistem yang nantinya akan digunakan. Jadi diagram ini dapat memberikan sebuah gambaran mengenai sistem maupun relasi-relasi yang terdapat pada sistem tersebut.

(45)

5. Statemachine diagram

Statemachine diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang menggambarkan transisi maupun perubahan keadaan suatu objek pada sistem.

Gambar 2. 11 Statemachine Diagram

6. Communication diagram

(46)

35

Gambar 2. 12 Communication Diagram

7. Deployment diagram

Deployment diagram yaitu salah satu diagram pada UML yang menunjukan tata letak suatu sistem secara fisik, dapat juga dikatakan untuk menampilkan bagian-bagian softwere yang terdapat pada hardwere dan digunakan untuk menerapkan suatu sistem dan hubungan antara komponen hardwere. Jadi Deployment diagram intinya untuk menunjukan letak softwere pada hardwere yang digunakan sistem.

(47)

8. Component diagram

Component diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang menggambarkan softwere pada suatu sistem. Component diagram merupakan penerapan softwere dari satu ataupun lebih class, dan biasanya berupa file data atau .exe, source kode, table, dokumen.

Gambar 2. 14 Component Diagram

9. Object diagram

Object diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang menggambarkan objek-objek pada suatu sistem dan hubungan antarnya.

10. Composite structure diagram

Composite structure diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang menggambarkan struktur internal dari penklasifikasian (class, component atau use case) dan termasuk titik-titik interaksi penklasifikasian kebagian lainnya dari suatu sistem. Ini hampir mirip seperti class diagram akan tetapi composite structure diagram menggambarkan bagian-bagian dari individu kelas saja bukan semua kelas.

11. Interaction Overview Diagram

(48)

37

12. Package diagram

Package diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML digunakan untuk mengelompokan kelas dan juga menunjukan bagaimana elemen model akan disusun serta mengambarkan ketergantungan antara paket-paket.

13. Diagram Timing

Gambar

Tabel Akurasi……………………………………………………………………112
Gambar 1. 1 Bagan K-Means Clustering
Tabel 1. 1 Gejala Penyakit
Gambar 2. 1 Metode Pengembangan Waterfall
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasilnya menunjukkan reaktor dengan tanaman Cyperus alternifolius berjumlah lima memiliki efektivitas lebih tinggi dalam penurunan konsentrasi ammoniak dibanding

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2016 Financial Statements.. DAFTAR ISI

PT Lancar Terus membuat surat kepada PT Untung Bersama dengan isi surat sebagai beikut:Kegiatan yang dilakukan perusahaan kami adalah jasa fotokopi, untuk mengakomodasi kegiatan

[r]

Implikasi positif perubahan sosial di Kecamatan Pelayangan juga terlihat dari perkembangan visi politik masyarakat setempat, yaitu melalui keterlibatan anggota masyarakat dalam

Teknik ini dapat dilakukan secara sederhana dengan menggunting kain sesuai desain dan menggunakan lasercut untuk mendapatkan potongan kain yang lebih tajam seperti desain

Penerapan SMM dalam produksi benih diterjemahkan dalam bentuk prosedur, instruksi kerja dan form untuk merekam setiap proses produksi mulai dari pemilihan lokasi dan waktu

Diketahui Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pada sistem pengenal kata aksara sunda pada pengujian kali ini didapatkan hasil setelah dilakukan pengujian data yang