ANALISIS PERILAKU KEPATUHAN, PEMAHAMAN, DAN
KEMUDAHAN WAJIB PAJAK UMKM TERHADAP
PERATURAN PEMERINTAH No. 46 TAHUN 2013
PADA KPP PRATAMA MULYOREJO
Inka Primandani, Syafi’i, Haryono
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya Srikandi_batharayudha@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji perilaku kepatuhan Wajib Pajak, pemahaman Wajib Pajak, dan kemudahan Wajib Pajak UMKM terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu yang omzetnya tidak melebihi Rp 4,8 Milyar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Variabel independen yang digunakan adalah Kepatuhan Wajib Pajak, Pemahaman Wajib Pajak, dan Kemudahan Wajib Pajak, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan pajak, pemahaman pajak. Dan kemudahan pajak berpengaruh terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.
Kata Kunci : Kepatuhan Wajib Pajak, Pemahaman Wajib Pajak, Kemudahan Wajib Pajak, Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013.
ABSTRACT
This study aims to examine the compliance behavior of Taxpayers, the understanding of Taxpayers and the ease of Taxpayer of SMEs to Government Regulation Number 46 of 2013 on Income Tax on Income from business received or obtained by Taxpayers having certain gross turnover whose turnover does not exceed Rp 4 , 8 Billion. This research uses quantitative approach. Independent variables used are Taxpayer Compliance, Taxpayer Understanding, and Ease of Taxpayer, while the dependent variable in this study is Government Regulation No. 46 of 2013. This study uses multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that tax compliance, tax understanding. And the taxability effect on Government Regulation Number 46 Year 2013.
PENDAHULUAN
Kebutuhan suatu negara yang ingin maju adalah pembangunan, baik dalam
infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan kualitas bangsa mereka. Kebutuhan tersebut
akan terpenuhi jika suatu negara memiliki sumber daya yang dapat dikelola dengan
baik dan dapat menghasilkan pendapatan atau penerimaan yang akan dirasakan oleh
semua kalangan masyarakat tanpa terkecuali. Pendapatan suatu negara salah satunya
bersumber dari pajak.Pajak adalah konstribusi wajib yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara demi
kemakmuran rakyat (Susyanti dan Dahlan, 2015:1).
Berdasarkan penjelasan diatas terlihat jelas bahwa pendapatan pajak sangat
penting dalam pembangunan suatu negara dan semua itu tidak dapat terwujud apabila
tidak ada kontribusi dari masyarakat. Konstribusi pajak inilah yang akan membantu
pemerintah membangun infrastruktur negara dan memberi subsidi kepada
masyarakat. Konstribusi pajak dalam mendanai pengeluaran negara yang terus
meningkat membutuhkan dukungan berupa peningkatan kesadaran masyarakat wajib
pajak untuk memenuhi kewajibannya secara jujur dan bertanggung jawab.
Untuk mencapai target tax ratio sebesar 19 % di tahun 2019, Direktorat
Jenderal Pajak telah melakukan berbagai macam usaha salah satunya yaitu seperti
yang dilakukan tahun 2013, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2013 pasal 2 yang menyebutkan bahwa pemerintah
mewajibkan wajib pajak baik pribadi maupun badan ( kecuali yang berbentuk badan
usaha tetap ) dengan peredaran bruto yang memenuhi kriteria di bawah ini dikenakan
PPh final sesuai Peraturan Pemerintah No. 46 :
“Wajib pajak non BUT yang menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi 4,8 milyar dalam 1 tahun pajak“.
Rumusan Masalah
1. Apakah perilaku Kepatuhan Wajib Pajak UMKM berpengaruh terhadap
penerapan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 ditinjau melalui teori
2. Apakah pengaruh pemahaman Wajib Pajak UMKM terhadap Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2013 ?
3. Apakah kemudahan perpajakan memiliki pengaruh terhadap kepatuhan formal
Wajib Pajak UMKM ?
TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Perilaku Yang Di rencanakan ( Theory off Planned Behavior)
Menurut Ajzen (2002), “Theory of planned behavior (TPB)” menjelaskan bahwa perilaku yang ditentukan oleh individu timbul karena ada minat untuk
berperilaku. Ada tiga faktor perilaku yaitu :Behavior belief merupakan
keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut.
a. Normative belief yaitu keyakinan tentang harapan normative orang lain dan
motivasi untuk memenuhi harapan tersebut.
b. Control benefits merupakan keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang
mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan dan
persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat
perilakunya tersebut (perceived power)”.
Sumber : Peneliti (2017)
Gambar 1
Model Teori Perilaku Yang Direncanakan
Teori ini mendukung perilaku wajib pajak dalam mengambil tindakan untuk
melakukan kecurangan (fraud) pasca adanya Peraturan Pemerintan Nomor 46 Tahun
2013.
Norma subyektif (Subjective Norm)
Kontrol Perilaku Persepsian (Perceived
Behavior Control) Sikap (attitude)
Niat Perilaku (Behavioral Intention)
2. Teori Atribusi
Teori atribusi memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara menentukan
penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini diarahkan untuk mengembangkan
penjelasan dari cara kita menilai orang secara berlainan, tergantung makna apa yang
kita hubungkan (atribusikan) ke suatu perilaku tertentu (Robbins dan Judge, 2007).
Teori ini mengacu pada bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang
lain atau dirinya sendiri, yang ditentukan apakah dari internal atau eksternal maka
akan terlihat pengaruhnya terhadap individu.
Penyebab perilaku tersebut dalam persepsi sosial lebih dikenal dengan istilah
dispositional attribution (penyebab internal) dan situational attributions(penyebab
eksternal) (Viniawati, 2013).Penyebab internal cenderung mengacu pada aspek
perilaku individual, sesuatu yang telah ada dalam diri seseorang seperti sifat pribadi,
persepsi diri, kemampuan, dan motivasi.Penyebab eksternal lebih mengacu pada
lingkungan yang mempengaruhi perilaku seseorang, seperti kondisi sosial, nilai
sosial, dan pandangan masyarakat.Teori ini mendukung wajib pajak dalam
melakukan kecurangan yang pasti memiliki motif dan faktor-faktor yang
mempengaruhi wajib pajak tersebut.Oleh karena itu teori atribusi relevan untuk
menjelaskan hal tersebut.
3. Kepatuhan Pajak
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. “Menurut Jatmiko (2006:17) kepatuhan adalah motivasi seseorang, kelompok atau organisasi untuk berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan aturan yang ditetapkan”. Jadi Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang ta’at dalam melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Saputro:2015).
Kriteria mengenai Wajib Pajak patuh diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan
Penetapan Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dalam rangka pengembalian
pendahuluan kelebihan perpajakan pada pasal 2, yakni :
a. Tepat waktu dalam menyampaikan surat pemberitahuan untuk semua jenis pajak
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali telah
memperoleh izin mengangsur dan menunda pembayaran pajak.
c. Dalam laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau badan pengawas
keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama tiga
tahun berturut-turut.
d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai ketetapan hukum tetap
dalam jangka waktu lima tahun terakhir.
4. Pemahaman Pajak
Menurut W. J. S Poerwadarminta (2003) pemahaman adalah kemapuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu dengan kata lain mengetahui
tentang sesuatu dan dapat melihatnya dalam berbagai segi. Seseorang dikatakan
memahami suatu hal apabila ia dapat memberikan penjelasan dan meniru hal
tersebut dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Menurut Benjamin S. Bloom (2007) pemahaman adalah sebagai berikut :
“Comprehension is defined as the ability to grasp the meaning of material. This may be shown by translating material from one from to another (words or numbers), by
interpreting material (explaining or summarizing), and by estimating future trends
(predicting consequences or effects). These learning outcomes go one step beyond
simple remembering of material, and represent the lowest level of understanding.”
Artinya pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkap arti
(memahami) suatu hal. Bisa dilihat dari kemampuan mengartikan suatu hal dari satu
bentuk ke bentuk lain (kata atau angka), dengan menginterpretasi sesuatu
(menjelaskan atau meringkas), dan dengan mengestimasi atau memprediksi kejadian.
Hasil dari pengertian ini mengacu pada pemahaman satu tingkat di atas tingkat
pemahaman paling rendah.
Dalam konteks penelitian ini, pemahaman yang dimaksud merajuk pada
pemahaman Wajib Pajak terkait peraturan perpajakan yaitu cara Wajib Pajak dalam
5. Kemudahan Pajak
Kemudahan umumnya dipandang sebagai keutamaan dalam sistem pajak di
suatu negara (Institute on Taxation and Economic Policy, 2011).Kemudahan dari
Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban pembayaran pajaknya menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi kepatuhan membayar pajak.Kemudahan dalam pajak ini
yang menjadi solusi sehingga Wajib Pajak dapat memperoleh pengurangan biaya
berkaitan dengan pembayaran pajak.
BG Consulting (2003) dalam papernya menjelaskan kemudahan pajak dapat
dicapai melalui kemudahan dalam ; (1) Sistem pajak, yang berarti mengurangi
jumlah pajak agar memudahkan untuk membayar dan mengumpulkan pajak, (2)
Peraturan Pajak, yang berarti menyederhanakan undang-undang dan hukum yang
terkait agar mudah dimengerti dan mengurangi disporsi, dan (3) penerapan peraturan
pajak , yang berarti mengkomunikasikan peraturan pajak secara langsung dan efektif
pada sektor yang tepat.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang penghasilan dari usaha
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final (www.pajak.go.id). Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2013.
Peredaran Bruto (omzet) merupakan jumlah peredaran omzet semua gerai/
counter atau sejenisnya, baik pusat maupun cabangnya. Pajak terutang dan harus di
bayar adalah 1 % dari jumlah peredaran bruto/ omzet (www. pajak-ukm.co.id).
Contoh objek pajak yang tidak dikenai Pajak Penghasilan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 adalah:
a. Penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas misalnya : dokter,
advokad/ pengacara, akuntan, notaris, PPAT, arsitek, pemain music,pembawa
acara, dan sebagaimana diuraikan dalam penjelasan PP tersebut.
b. Penghasilan dari usaha yang dikenai PPh final (pasal 4 ayat 2) misalnya : sewa
kamar kos, sewa rumah, jasa konstruksi (perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan), PPh usaha migas, dll.
Peredaran Bruto (omzet) merupakan jumlah peredaran omzet semua gerai/
counter atau sejenisnya, baik pusat maupun cabangnya. Pajak terutang dan harus di
bayar adalah 1 % dari jumlah peredaran bruto/ omzet.
METODE PENELITIAN
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dielajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Anshori dan Iswati, 2006:46). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua Wajib Pajak UMKM yang memperoleh
penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki
peredaran bruto tetentu yaitu tidak lebih dari Rp 4,8 Milyar yang terdaftar di KPP
Pratama Mulyorejo. Populasi dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel 2 :
Tabel 2 Populasi Penelitian
Keterangan Jumlah Wajib Pajak
Wajib Pajak terdaftar 2016 98.978
Wajib Pajak efektif 2016 81.260
Wajib Pajak memiliki omzet tidak melebihi 4,8 Milyar 2016
3.289
Sumber : KPP Pratama Surabaya Mulyorejo (2017)
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar mewakili populasi
tersebut (Anshori dan Iswati, 2006:95). Besaran ukuran sampel menggunakan rumus
Isac dan Michael dalam Zaenudin (2000) karena dapat menggambarkan proporsi
Wajib Pajak patuh dengan lebih baik, yaitu sebagai berikut :
S = ². N. P . Q
d ²( N-1) + ² . PQS Dimana :
S = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi
² = Chi kuadrat, dengan dk = 1,96 pada 0,5% d = 0,1
S = 3.289 x (1,96)2x 0,5 x 0,5
(3.289 – 1) x (0,1)2x (1,96)2 x 0,5 x 0,5
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari penyebaran
kuisioner kepada Wajib Pajak baik Badan ataupun Orang Pribadi yang memiliki
usaha dengan peredaran bruto tertentu sesuai PP No. 46 Tahun 2013 yang tidak
melebihi 4,8 Milyar di KPP Pratama Surabaya Mulyorejo.Penelitian ini
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.
Dari 130 kuisioner yang disebarkan 116 kuisioner yang dikembalikan,
sebanyak 14 kuisioner yang tidak kembali. Selanjutnya ada 16 kuisioner yang tidak
bisa diolah karena tidak diisi secara lengkap oleh Wajib Pajak.
Penelitian di lapangan dari hasil pengumpulan data dengan menggunakan
kuisioner dirangkum dan ditabulasikan serta disajikan dalam bentuk deskripsi
jawaban responden. Deskripsi jawaban merupakan hasil jawaban responden pada
masing-masing indikator variabel penelitian. Deskripsi jawaban akan dijelaskan
berdasarkan frekuensi, mean masing-masing indikator dan kategori mean. Proses
yang dilakukan dalam melakukan pengkategorian mean masing-masing indikator
variabel adalah :
1. Menjumlahkan seluruh data tiap responden dalam satu indikator
2. Mengkategorikan mean hitung menjadi 4 kelompok dengan kriteria sebagai berikut :
Nilai Tertinggi – Nilai Terendah Interval Kelas =
Jumlah Kelas
Keterangan :
Nilai tertinggi adalah 4. Nilai terendah adalah 1, jumlah kategori atau kelas adalah 4
Dari rumus diatas, diperoleh nilai interval kelas sebagai berikut :
4 -1
Interval Kelas = = 0,75 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa tiga variabel
terhadap Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013. Pembahasan selengkapnya
diuraikan sebagai berikut:
Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak UMKM terhadap PeraturanPemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Berdasarkan hipotesis satu yang menyatakan bahwa Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM berpengaruh terhadap Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013. Hal ini
dibuktikan dengan adanya penelitian yang menyebutkan bahwa Administrasi pajak
sebagai penyebab rendahnya kesadaran dan tingkat kepatuhann Wajib Pajak di
Indonesia yang berdampak pada tidak optimalnya penerimaan pajak (Fajriana:2016).
Sesuai teori atribusi, Kepatuhan Pajak merupakan atribusi internal karena
berada di bawah kendali pribadi itu sendiri. Kepatuhan tersebut dipengaruhi oleh
perilaku yang merupakan segala tindakan atau reaksi manusia dan disebabkan oleh
dorongan organisme kongkret yang terlihat dari kebiasaan, motif, nilai-nilai,
kekuatan pendorong dan kekuatan penahan sebagai reaksi atau respon seseorang
yang muncul karena adanya pengalaman proses pembelajaran dan rangsangan dari
lingkungannya. Selain itu kepatuhan perpajakan dapat dipengaruhi oleh pendidikan
formal dan non formal yang mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek
negative. Ke dua aspek ini dapat menentukan perilaku seseorang, jika aspek positif
ini semakin banyak maka akan meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013.
Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak UMKM terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Berdasarkan hipotesis dua yang menyatakan bahwa Pemahaman Wajib Pajak
UMKM berpengaruh terhadap Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013. Hal ini
dibuktikan dengan adanya penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa
Pemahaman Pajak penting dalam sistem penilaian diri dan dapat mempengaruhi
kepatuhan (Palil:2010).
Sesuai teori atribusi, Pemahaman Pajak merupakan atribusi internal karena
berada di bawah kendali pribadi itu sendiri. Wajib Pajak memiliki pengetahuan pajak
dalam diri sendiri. Selain itu pengetahuan perpajakan dapat dipengaruhi oleh
pendidikan formal dan non formal yang mengandung dua aspek yaitu aspek positif
dan aspek negative. Ke dua aspek ini dapat menentukan perilaku seseorang, jika
aspek positif ini semakin banyak maka akan meningkatkan Pemahaman Wajib Pajak
terhadap Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013.
Pengaruh Kemudahan Wajib Pajak UMKM terhadap PeraturanPemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Berdasarkan hipotesis tiga yang menyatakan bahwa Kemudahan Wajib Pajak
UMKM berpengaruh terhadap Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013. Hal ini
dibuktikan dengan adanya penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa bahwa
sistem pajak yang mudah akan mengurangi beban kepatuhan Wajib Pajak dengan
sistem yang komplek (Hotlzman:2007), dan dibuktikan dengan adanya hasil
pengujian statistik koefisien regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS
23 yang diolah oleh peneliti.
Semakin mudah sistem pajak yang berlaku maka beban kepatuhan pajak akan
berkurang dan kepatuhan pajak akan meningkat.Hasil penelitian ini pun sesuai
dengan hasil yang diungkapkan dalam penelitian Mustikasari (2007) yang melakukan
penelitian mengenai kepatuhan Wajib Pajak Badan dan dari penelitian itu
menunjukkan bahwa kemudahan Wajib Pajak badan berpengaruh signifikan
terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
SIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian mengenai Analisis Perilaku Kepatuhan,
Pemahaman, dan Kemudahan Wajib Pajak UMKM terhadap Peraturan Pemerintah
No. 46 Tahun 2013 sebagai variabel terikat, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kepatuhan Pajak memiliki pengaruh terhadap Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun
2013 yang memiliki peredaran bruto tertentu yang omzetnya tidak melebihi 4,8
Milyar dan bertempat tinggal atau berkedudukan di wilayah kerja KPP Pratama
menyebutkan angka 0,00 % yang artinya Kepatuhan Pajak memiliki pengaruh
positif terhadap Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013.
2. Pemahaman Pajak memiliki pengaruh terhadap Peraturan Pemerintah No. 46
Tahun 2013 yang memiliki peredaran bruto tertentu yang omzetnya tidak melebihi
4,8 Milyar dan bertempat tinggal atau berkedudukan di wilayah kerja KPP
Pratama Surabaya Mulyorejo. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji regresi yang
menyebutkan angka 2,3 % yang artinya Pemahaman Pajak memiliki pengaruh
positif terhadap Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013.
3. Kemudahan Pajak memiliki pengaruh terhadap Peraturan Pemerintah No. 46
Tahun 2013 yang memiliki peredaran bruto tertentu yang omzetnya tidak melebihi
4,8 Milyar dan bertempat tinggal atau berkedudukan di wilayah kerja KPP
Pratama Surabaya Mulyorejo. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji regresi yang
menyebutkan angka 4,0 % yang artinya Kemudahan Pajak memiliki pengaruh
positif terhadap Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013.
SARAN
1. Bagi Pemerintah
a. Pemerintah perlu mengkaji ulang Peraturan Pemerintah yang dibuat dengan
memperhatiakan masyarakat disetiap kalangan dan juga memperhatikan dari
dampak peraturan yang dibuat.
b. Pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kemudahan pajak dan sistem perpajakan yang berlaku sa’at ini agar masyarakat tidak merasa kesulitan dalam membayar pajaknya dan lebih banyak memberikan sosialisasi terutama
di daerah-daerah terpencil yang masyarakatnya minim dan bahkan kurang
mengerti tentang pemahaman peraturan perpajakan.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan variabel lain atau
menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan,
pemahaman, dan kemudahan Wajib Pajak UMKM terhadap Peraturan
b. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambah jangkauan penelitian
atau memperbesar sampel ke wilayah lain sehingga dapat lebih banyak
mewakili populasi Wajib Pajak UMKM Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun
2013.
c. Karena adanya keterbatasan wilayah penelitian, maka untuk penelitian
selanjutnya diharapkan dengan pemilihan responden yang cakupannya lebih
luas yaitu tidak hanya di wilayah KPP Pratama Mulyorejo saja, serta perlu
diperhatikan dalam memakai hasil penelitian ini kepada responden di wilayah
kerja KPP lainnya yang memiliki karakter berbeda.
d. Dengan adanya keterbatasan waktu penelitian, maka penelitian yang
menggunakan metode survey diharapkan dengan adanya penambahan waktu
dalam pembagian kuisioner sehingga kuisisoner yang disebarkan kepada
responden banyak yang kembali dan bisa diolah dengan baik oleh peneliti
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Muslich dan Sri Iswati. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya
Ariyani, Dina 2015, Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak, Kemudahan Pajak, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak UMKM Atas PP Nomor 46 Tahun 2013 di KPP Pratama Surabaya Wonocolo, Skripsi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Ajzen, 2002, ‘Perceived Behavioral Control, Self-Effiacy, Locus of Control, and the Theory of Planned Behavior’, Journal of Applied Social Psycology, Vol. 32,
no.665-683. Retreived April 4, 2017 from
http://onlinelibrary.willey.com/doi/10.1111/j.1559-1816.2002.tb002.x/full
BG Consulting, 2003, Tax Simplicity and Stability : Attractive to Countrries and Investors.Unites Stated : BG Consulting, Inc, Retreived Maret 7, 2017 From http:// abconsulting.web.indotrading.com
Bloom, BS, 1956, The Taxonomy of Educational Objectives The Clasifications of Educational Goals, Handbook I, Retreived Maret 2, 2017 from http: //e-journal .ac.id/index.php/PE/article/view/50
Chandra, Budi 2011, PR Pajak Menkeu Baru. Investor Daily, Retreived 27 Mei, 2017 from http://www.investor.co.id/home/pr-pajak-menkeu-baru/61628
DJP, Realisasi Penerimaan Pajak per 31 Oktober 2015, Retreived Desember 16, 2016 from http://www.pajak.go.id/content/article/realisasi-penerimaan-pajak-31-oktober-2015
Dardjowidjojo, Soenjono, 2008, Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, Yayasan Obor Indonesia anggota IKAPI Jakarta, Retreived Juni 30, 2017 from https://books.google.co.id/books?hl=id
Fahmi, 2014, Total Penerimaan Pajak, Retreived Februari 24, 2017 From http://ejournal.unpak.ac.id/download.php?file=dosen&id...2...pdf
Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23, Semarang, Badan Penerbit UNDIP, hal 161-163