MIPA Youth Scientist Challange Explo-Science
PERANAN HUBUNGAN DIPLOMATIK ANTAR NEGARA SEBAGAI REKONSTRUKSI DAN ANTISIPASI BAHAYA
PERUBAHAN IKLIM
Diusulkan Oleh :
Fatimah Nopriardy 11/312792/PA/3584
Departemen Advokasi Institut Pertanian Bogor
Halaman Pengesahan
1. Judul : Peranan Hubungan Diplomatik Antar Negara Sebagai Rekonstruksi dan Antisipasi Bahaya Perubahan Iklim
2. Ketua
Nama Lengkap : Fatimah Nopriardy
NIM : 11/312792/PA/13584
Dept/Fakultas : Advokasi/MIPA
Alamat Rumah : Pogung Kidul Rt.01/049 No.4 , Mlati-Sleman, DIY
No Telp/HP : 083840601125
Alamat email : fatimahnopriardy@gmail.com
4. Jumlah anggota : 1
5. Nama Produk : Komik Edukatif Lingkungan
Bogor, 9 Mei 2013
Mengetahui
(Fatimah Nopriardy)
i Peranan Hubungan Diplomatik Antar Negara Sebagai Rekonstruksi dan
Antisipasi Bahaya Perubahan iklim Fatimah Nopriardy
Fatimah Nopriardy, Bulaksumur,Yogyakarta,Telp.(0274) 588688, Fax. . (0274) 565223,55281,setr@ugm.ac.id
Abstrak : Meretas keberpihakan dalam permasalahan dunia adalah tanggung jawab bersama. Permasalahan yang tidak dapat diselesaikan tanpa adanya hubungan kerja sama yang baik antar negara. Seperti halnya yaitu perubahan iklim. Perubahan iklim yang terjadi di belahan dunia merupakan isu yang sangat mengkhawatiran keberlangsungan hidup manusia di bumi. Perubahan iklim yang tidak dapat dihindari, memaksa seluruh komponen manusia di muka bumi untuk menjaga sedini mungkin hal-hal yang akan memperburuk akibat dari perubahan iklim. Rekonstruksi dan antisipasi merupakan langkah awal dalam menghadapi perubahan iklim. Rekonstruksi yang dihadapakan teruju dengan bagaimana solusi alternatif dari penanggulangan bahaya yang ditimbulkan dari perubahan kim serta antisipasi yang dimulai dengan pencegahan agar perubahan iklim tidak signfikan akibat buruknya. Oleh krena itu, hubungan bilateral dan mulilateral antar negara
terutama di bidang lingkungan sangat dibutuhkan dalam menghadapi perubahan iklim yang terjadi di bumi. Hal ini dikarenakan perubahan iklim terjadi mempengaruhi aspek kehidupan bidang kenegaraan. Oleh karena itu, hubungan antar negara di belahan dunia dituntut untuk dapat mengentas bahaya yang terjadi akibat perubahaan iklim tersebut.
ii
A. Judul
Peranan Hubungan Diplomatik Antar Negara Sebagai Rekonstruksi dan Antisipasi Bahaya Perubahan Iklim
B. Latar Belakang Masalah
Perubahan iklim yang sampai saat ini menjadi salah satu permasalahan alamiah, menghantarkan seluruh komponen ikut serta dalam menanggulanginya.Hal yang terjadi dari perubahan iklim tidak hanya meliputi suatu wilayah tertentu saja di dunia.Bahkan seluruh dunia pun merasakan efek dari perubahan iklim.Permasalahan alamiah yang membuat sebagian besar masyarakat dari suatu negara yang selalu berupaya untuk menanggulanginya.Penanggulangan yang diasosiasikan oleh negara di seluruh dunia tersebut merupakan langkah awal dari perwujudan penanggulangan terhadap perubahan iklim.
Secara alamiah, perubahan iklim terjadi di dilihat dari akibat yang dimunculkan seperti cuaca yang tidak stabil, naiknya permukaanlaut, meluasnya padangpasir, pengasinan sumber air minum, banjir besar di setiap negara-negara kepulauan dan bencana kelaparan di seluruh dunia. Akibat alamiah yang ditimbulkan dari perubahan iklim tersebut menyertakan peran negara di setiap elemennya untuk ikut serta dalam penanggulangan bahaya perubahan iklim.Dalam penjelasan alamiah inipun dapat diketahui bagaimana peranan keterlibatan suatu Negara dalam menjalin hubungan diplomatic di bidang lingkungan, khususnya.
Dalam kuantitatif konsekuensi, hal yang paling signifikan penyebab dari ketidakstabilan iklim bersumber dari manusia.Konsekuensi ini tidak hanya dilihat dari bagaimana perubahan iklim itu terjadi.Namun konsekuensi ini dilihat dari bagaimana setiap komponen di suatu Negara
merasakan akibatnya.Presentase yang muncul pun didominasi dengan keterlibatan manusia menjalani segala sesuatunya di bidang kehidupan.Seperti yang telah diketahui, keberpihakan dan tingkah pola dunia diperani oleh manusia yang ada di bumi.
Berdasarkan konstruktif keadaan suatu negara, negara di dunia terdiri atas Negara maju dan Negara berkembang.Negara maju yang sudah terkenal dengan kemajuan di bidang kehidupan yang paling mendominasi yaitu di bidang sains dan teknologi modern.Negara berkembang yang masih berjalan dengan pedoman Negara maju dalam menjalankan bidang kehidupan di bidang sains dan teknologi modern.Sains dan teknologi modern menjadi hal yang mendominasi pada keadaan suatu Negara ini telah dapat mendekripsikan bagaiamana peranan suatu Negara dalam membuat kebijakan terhadap dua hal tersebut.Berkaitan dengan bidang sains dan teknologi, dengan suatu kebijakan merupakan perwujudan konstruktif keadaan suatu negara yang menjadi latar belakang bagaiamana peranan Negara dalam mengediandalikan keberpihakan bersama dapat dijadikan sebagai wadah rekonstruksi dan antisipasi dari bahaya perubahan iklim.
Wilayah negara di belahan dunia terbagi dalam regional yang sangat terstruktur secara diplomatis. Hal ini yang akan dijadikan sebagai solusi konstruktif dalam Negara dengan keterlibtannya sebagai rekonstruksi dan antisipasi bahaya perubahan iklim. Rekonstruksi dalam hal ini merupakan bagiamana structural hubungan diplomatis suatu Negara dapat berperan serentak.Berkaitan dengan regional dari suatu negara yang terstruktur, hal ini dapat dijadikan peta diplomatis keberpihakan kebijakan negara di seluruh dunia.
Keberpihakan kebijakan antisipatif pun sangat berperan penting dalam mengatur kebijakan yang terdapat di suatu negara.Negara yang berperan secara langsung dalam pengambilan kebijakan di masing-masing Negara tidak dapat melepas posisi politisnya.Posisi politis yang di belahan dunia dapat dijadikan wadah untuk bersama-sama dalam suatu Negara mengendalikan rekonstruksi dan antisipasi dari bahaya perubahan iklim.
C. Tujuan
1. Rekonstruksi dan antisipasi bahaya perubahan iklim
2. Mengendalikan keterlibatan posisi politis hubungan diplomatic antar Negara sebagai wadah keberpihakan konkret penanggulangan bahaya perubahan iklim
3. Merepresentasikan peranan antar negara yang sangat berpengaruh penting di seluruh bidang sebagai langkah penyikapan strategis bahaya perubahan iklim
4. Merekonstruksi langkah penyegahan dan penanggulangan bahaya perubahan iklim di posisi diplomatik regional suatu negara.
D. Luaran yang diharapkan
Peranan regional di suatu Negara sangat dihadapkan pada keberpihakan rekonstruksi dan antisipasi bahaya perubahan iklim.Peranan tersebut dijadikan sebagai sebuah langkah konkret yang mempengaruhi tindakan dan pola kehidupan manusia.Pola kehidupan dan perlakuan terhadap bumi yang bersumber dari manusia di dalamnya.Oleh karena itu, peranan manusia dalam merekonstruksi sangat besar dan strategis untuk antisipasi bahaya perubahan iklim.
Pengawalan hubungan diplomatik antar negara yang tidak hanya memuat hubungan politis, namun juga dapat dijadikan sebagai suatu wadah sebagai langkah antisipatif bahaya perubahan iklim.Keterlibatan rekonstruksi struktural suatu Negara tidak mudah untuk dijadikan suatu pandangan terhadap penanggulangan bahaya perubahan iklim ini.Kemudian dengan hal tersebut dapat direkonstruksikan dengan membangun alur komunikasi yang strategis di sektor kehidupan, baik Negara maju maupun Negara berkembang.
memspesifikasikan secara lugas mengenai keberpihakan komponen bumi, yaitu menusiauntuk merkonstruksi kembali wilayah kehidupannya.
Bahaya perubahan iklim dapat ditanggulangi dengan rekonstruksi dan antisipasi sederhana di wilayah suatu negara.Secara sederhana, keterlibatan suatu negara di dalam politisasi sebuah kebijakan dalam sector kenegaraan sangat mendominasi langkah antisipasi bahaya perubahan iklim.Pengaplikasian komponen masyarakat suatu Negara sangat berhubungan dengan komunikasi di bidang sector kenegaraan yang telah disepakati bersama dengan seluruh Negara dalam hubungan diplomatiknya.Oleh karena itu, melalui alur komunikasi dengan sarana hubungan diplomatik yang telah terjalin di sector kenegaraan dapat dijadikan sebagai langkah konkret rekonstruksi dan antisipasi bahaya perubahan iklim.
E. Kegunaan
a. Peranan regional wilayah suatu negara dapat berperan secara aktif sebagai posisi strategis pengendali kebijakan suatu negar dalam menanggulangi bahaya perubahan iklim
b. Asosiasi sector kenegaraan dalam bidan lingkungan pada bagian perubahan iklim dapat digeneralisasi dengan konstruktif dalam alur komunikasi dan koordianasi antar negara
c. Kebijakan suatu Negara terhadap bahaya perubahan iklim setelah alur komunikasi yang lugas terkontruksi dapat mempengaruhi masyarakat untuk ikut serta merekonstruksi dan mengantisipasi bahaya perubahan iklim
d. Perubahan iklim yang diakibatkan sebagian besar oleh manusia, dapat dikembalikan keadaan normalnya oleh manusia atau komponen anggota masyarakat di suatu negara
e. Bahaya perubahan iklim tidak hanya dijadikan sebagain isu globalisasi. Namun dapat dijadikan sebagai awal dari penyelesaian wadah tempat manusia menjalani kebutuhan hidupnya di berbagai belahan dunia.
F. Tinjauan Pustaka
Hubuangan diplomatik yang dijadikan sebagai sebuah peranan rekonstruksi dan antisipasi bahaya perubahan iklim menjadi salah satu ciri komunikasi, interaksi dan karakteristik warna suatu bangsa. Seperti yang dikutip dalam buku “Politics Among Nations” karya Hans J.Morgenthau mengatakan bahwa pernanan diplomasi suatu bangsa sangat berpengaruh besar sebagai identitas serta karakteristik pergerakan bangsa dalam berbagai arahan sektor bidang kenegaraan . Sektor bidang dimaksud pula didasarkan pada kebutuhan implementasi masyarakat di suatu negara tersebut sebagai perwujudan sistematisasi komunikasi suatu negara.
Dengan demikian alur diplomasi sebagai saranaa dan prasarana identitas komunikasi suatu bangsa dapat dijadikan sebagai langkah konstruktif dalam rekonstruksi dan antisipasi terkait perubahan ikim. Tidak hanya itu, sebagaian dari asosiasi negara di belahan dunia telah banyak yang mencanangkan gerakan dalam mengantisipasi peruahan iklim, namun tindak lanjut dari asosiasi tersebut tidak dapat diimplementasikan secara sederhana dan bermasyarakat. Pemikiran Hans J.Morgenthau ini salah satunya dapat membuka jalan atisipasi bahaya perubahan iklim di belahan dunia dengan alur komunikasi antar negara.
Alur komunikasi suatu negara pun dikenakan sebagai tanggung jawab di bidang sektor keegraannya yang tntu berpern lebih dalam langkah rekostrusinya. Pada langkah tersebut, tedapat langkah dan penanggugjawab yang jelas serta lugas dalam mengawali kebijakan sektor kenegaraan dalam menghadapi bahaya perubahan ikliim. Dengan hal ini, identtas kmuunikasi antar angsa daat terasa kounikatif dengan perimbangan idang sektor kenegaraan yang telah paham dan mengerti dalam mengentas bahaya perubahan iklim tersebut. Di dalam komuikasi pun terdapat interaksi yang signifikan ketika berbicara bagian koordinasi antar negara dalam menanggapi bahaya perubahan iklim denganpeta jalur komunikasi di wilyah dalam suatu negara tertentu.
antar negara dalam menghadapi permasalahan bersama. “identitas bangsa adalahkarakteristik bangsa yang merdeka”, oleh karena itu peranan diplomatik yang menjadi salah satu solusi sederhana dan signifikan dalam rekonstrusi serta antisipasi bahaya perubahan iklim.
G. Ide yang diajukan
1. Langkah Rekonstruksi dan Antisipasi Bahaya Perubahan Iklim
a. Membuat Komik Edukatif Lingkungan
1. 2. 3. 4.
Comics Part I
“Education Is A Part Of Me, Are You?”
Comics Part II
“Children and The Environmental World”
Comics Part III
Page 1
Page 2
Page 3
b. Memperkenalkan Lingkungan dengan Metode Story Telling
2. Peta Jalur Koordinasi dan Komunikasi Antar Negara
Generasi mudaLingkunganAsosiasi Perkumpulan di Bidang LingkunganBahaya Pencemaran LingkunganBahaya Perubahan IklimKeterlibatan generasi muda
N egara sektor bidang kenegaraanrekonstruksi pandangan Negara maju dan Negara berkembangnormalisasi kebijakan strategis kenegaraan di bidang sains dan teknologiefek kenegaraan dari bahaya perubahan iklimDiplomatik bilateral dan multilateral Sektor lingkunganBumi sebagai tempat melaksanakan segala sector kenegaraan.
H. Simpulan
Sains dalam penerapannya membutuhkan jiwa kepekaan sosial di kehidupan. Interaksi sains dapat diraakan dgan ketekunan dlam jiwa sosial. Tidak hanya memikirkan pada suatu hasil ketika berkomunikasi. Namu bagaimana ikhtisar dari segala proses sains dapat terkontribusi secara konkret sebagai sebuah solusi yang dapat memiimalisir permasalahan.
Bahaya perubahan iklim merupakan antisipasi sebagai langkah rekonstruksi manusia di bumi. Komunikasi dalam wadah negara menjadi suatu peranan hubungan diplomatis yang dapat dimanfaatkan untuk menjalin kerja sama signifikan secara sederhana melalui interksi dan komunikasi melalu identias bangsa di mata dunia.
I. Daftar Riwayat Hidup
CURRICULUM VITAE
Name Fatimah Nopriardy
Address Pogung Kidul Rt.01/049 No.4 , Sinduadi Mlati, Sleman-Yogyakarta, Indonesia
Telephone +62838 4060 1125
E-mail nopriardyfatimah@yahoo.co.id Date of birth 18 November 1993
Nationality Indonesian
Sex Female
Marital status Single
EDUCATION/QUALIFICATIONS
1998-1999 TK Al-Kautsar
1999-2005 SDN MANGUN JAYA 05
2005-2008 SMPN 3 SOUTH TAMBUN 2008-2011 SMAN 1 SOUTH TAMBUN 2011-2012 GADJAH MADA UNIVERSITY
EMPLOYMENT TO DATE/WORK EXPERIENCE
2010-2011 As a Teacher Sciences of Elementary,Junior and Senior High School in a Course
2010 Children Ambassador Of West Java
2010 3rd participant of Children Ambassador of Indonesia
2010 Facilitator on Indonesian Children Congress, Bngka Belitung, Indonesia
2012 Chair of Indonesian Anti Coruption Ambassador
2012 as a Delegation Student from MIPA to join Press Confeerences about Biotechnology by ILMMIPA Jogloseto
2012 Submitted a Paper of Enviroment’s Theme at BYEE Germany 2012 Submitted a Paper for Indonesian Youth Muslim Creation 2013 as a Secretary General at BEM KM FMIPA UGM
2013 Lecture’s Assistant Of Physics in Departement Of Physics , Gadjah Mada University
2013 As a Fasilitator Of PPB#7 Indonesia
2013 Member of Children Fasilitator in Yogyakarta
OTHER EXPERIENCE/ACTIVITIES
1. Submitted a proposal of PKM-T. ( It was presented until MONEV DIKTI) 2. Research Gruop with other stduy program at the smae faculty about
sciences on a mamal
3. As a facilitator children association of Jogjakarta Children’s Forum 4. Submitted paper for Germany and Indonesian Youth Muslim Creations 5. As an Internal Cabinet of BEM KM FMIPA UGM
6. As a staff on PSDM LSiS 2012
7. As a participant in School of Jounalistic at Agronomy Faculty, Gadjah Mada University
8. As a Coordinator of Outbound KM FMIPA UGM 2013
9. The Best 8th Candidate Youg Generation from 100 young generation in PPB#6 Indonesia
10.Private Teacher Of Mathhemacis and Natural Sciences
LANGUAGES
1. Indonesia : active
2. Speech for Public Speaking 3. Singing
3. Do some research in the sciences value 4. Reading a Politic’s Book
5. Nanotechnology Application
6. Analysis Material Methode in Physics Term
MOTTO
“TAKE A DECISION AND DON’T REGRET IT”
“DON’T THINK A LOT, JUST DO IT AND DO THE BEST”
“PROUD TO BE YOURSELF WTIHOUT FORGET YOUR
J. Daftar Pustaka
www.google.com/perubahan iklim
“Politics Among Nations” , Hans J.Morgenthau
K. Lampiran Biodata
FORMULIR PENDAFTARAN MIPA Youth Scientist Challenge 2013
1. Judul : Peranan Hubungan Diplomatik Antar Negara Sebagai Rekonstruksi dan Antisipasi Bahaya Perubahan iklim 2. Bidang Ilmu : MIPA
3. Ketua :
Nama Lengkap : Fatimah Nopriardy
NIM : 11/312792/PA/13584
Departemen : Advokasi
Alamat di Bogor :
- No Tel./HP : 083840601125
Alamat email :
4. Anggota
A. Nama Lengkap :
NIM :
Alamat di Bogor : No Tel./HP : Alamat email :
B. Nama Lengkap :
NIM :
Alamat di Bogor : No Tel./HP : Alamat email :
1. Dosen Pendamping
Nama Lengkap dan Gelar :
NIP :
Alamat Rumah :
No Tel./HP :
Bogor, 28 April 2013 Ketua
Fatimah Nopriardy (11/312792/PA/13584)