• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS TEST DAN IMPLEMENTASI SISTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS TEST DAN IMPLEMENTASI SISTEM"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS TEST DAN IMPLEMENTASI SISTEM

FUNCTIONAL TESTING

Disusun untuk melengkapi persyaratan matakuliah Test dan implementasi sistem

Oleh :

ARIS KURNIAWAN (100101069)

CENDRA DEKY S (100101073)

MUH. TRIYONO (100101085)

PUTRI ERVITA SARI (100101088)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK DUTA BANGSA

(2)

1. Pengertian

Functional testing adalah pengujian berdasarkan kasus/case yang akan diberikan pada suatu komponen, modul atau fitur yang akan di testing. Functional Testing

dilakukan dengan cara memberikan inputan pada komponen, modul atau fitur kemudian memeriksa hasil output nya. Apabila output yang dihasilkan sesuai dengan harapan artinya benar, apabila tidak sesuai maka bagian tersebut terdapat error. Untuk melakukan Functional Testing dapat dilakukan secara manual atau secara langsung oleh manusia yang biasa disebut dengan tester, atau dapat menggunakan sebuah Software Tester.

Function testing meliputi bagaimana sistem melaksanakan fungsi yang seharusnya untuk menjalankan perintah, termasuk pengguna, manipulasi data, riset dan proses bisnis, layar pengguna, dan integrasi. Walaupun functional testing sering dilakukan di bagian akhir dari siklus pengembangan, masing-masing komponen dan proses dapat diuji pada awal pengembangan, bahkan sebelum sistem berfungsi, pengujian ini dapat dilakukan pada seluruh sistem.

2. Tahapan

1. Perencanaan Pengujian

Tahap mendefinisikan ruang lingkup, jadwal, dan penyampaian untuk proses functional testing. Hasil dari tahapan ini adalah Test plan dan Test Schedule.

2. Dekomposisi Functional

(3)

maka kelompok penguji bertanggung jawab untuk membuat dan memelihara dekomposisinya.

3. Definisi requirement

Tahap dimana pendefinisian kebutuhan fungtional dari sistem berupa apa yang harus dilakukan oleh sistem. Kelompok penguji memerlukan requirement ini untuk melanjutkan ke functional testing, sehingga jika tim pengembang tidak menyampaikan requirement untuk verifikasi kepada tim penguji maka tim penguji harus membuat test requirement sendiri. Requirement ini perlu diperinci sesuai dengan partisi functional yang sesuai.

4. Desain uji kasus

Designer test atau penguji desain dan menerapakan uji kasus untuk memvalidasi kinerja produk sesuai dengan requirement. Uji kasus iniperlu diperinci sesuai dengan partisi functional dan pemetaan atau traced pada requirement yang sedang diuji.

5. Traceability (Traceability Matrix)

Uji kasus perlu dillakukan pemetaan kembali dengan requirement yang sesuai. Setelah semua requirement telah diuji oleh kelompok penguji kasus, kemudian desain aktifitas untuk requirement dapat dianggap selesai.

6. Eksekusi uji kasus

(4)

pengujian satu atau lebih requirement maka pengujian harus ditunda sampai dilakukan pembenaran.

7. Managemen Kesalahan

Seperti dalam semua tahap pengujian, setiap kesalahan terdeteksi selama pelaksanaan test harus dicatat dan dikelola oleh organisasi penguji.

8. Cakupan Analisis

Selama functional testing, laporan kemajuan tiap periode harus disampaikan oleh kelompok penguji kepada tim proyek. Dasar-dasar untuk laporan ini akan menjadi cakupan analisis dari requirement terhadap uji kasus dan kesalahan yang menonjol. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan persentasi dari requirement yang dianggap belum teruji, berkinerja sesuai dengan spesifikasi (eksesusi sukses), dan tidak berkinerja sesuai dengan spesifikasi (gagal).

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan ini tengah mengembangkan sistem jaminan ketelusurah halal (halal traceability supply chain) pada produk daging yang dijual nya dengan membuat model

Kegiatan pelaksanaan pengembangan sistem informasi yang dilakukan meliputi identifikasi kebutuhan sistem, pengembangan model traceability internal, pengembangan model

“Pengaruh Sistem Traceability Terhadap Kinerja Industri Ritel dalam Menangani Produk Food Cold Chain: Perspektif Pandemi Covid-19 (Studi Kasus: Industri Ritel di

Dalam P4MN harus ditegaskan bahwa persetujuan penerimaan peserta diberikan oleh Pelaksana Tugas Pengurus atau pejabat lain dari bank atau perusahaan asuransi jiwa pengurus

Traceability merupakan kemampuan untuk mengakses informasi seluruh siklus produk dengan mengidentifikasi yang tercatat. Implementasi traceability tidak hanya untuk

Jika pada pembelajaran guru masih menerapkan pendekatan yang sama pada sistem pembelajaran , yaitu proses belajar mengajar yang didominasi oleh guru dimana guru

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi orang dan/atau badan yang mempunyai izin dari Walikota atau pejabat yang ditunjuk..

Menurut Bapak/ Ibu, apakah identitas visual Sea World Ancol yang sekarang telah berfungsi dengan baik dalam hal menarik perhatian atau interest masyarakat untuk mengunjungi Sea