• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DIRJEN BEA DAN CUKAI NOMOR P-14/BC/2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERATURAN DIRJEN BEA DAN CUKAI NOMOR P-14/BC/2006"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P 14/BC/2006

TENTANG

PENGEMBALIAN CUKAI ATAS PITA CUKAI YANG RUSAK ATAU TIDAK DIPAKAI

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.04/2006 tentang Tata Cara Pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Pengembalian Cukai atas Pita Cukai yang Rusak atau Tidak Dipakai;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612);

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3613);

3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 546/KMK.05/2000 tentang Penetapan Tarif Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol dan Konsentrat yang Mengandung Etil Alkohol;

4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 47/KMK.05/2001 tentang Penyediaan dan Desain Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol Asal Impor;

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 610/PMK.04/2004 tentang Penyediaan dan Desain Pita Cukai Hasil Tembakau;

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.04/2006 tentang Pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi;

7. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-09/BC/2001 tentang Penyediaan dan Warna Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol Asal Impor;

8. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-13/BC/2005 tentang Pelekatan Pita Cukai Hasil Tembakau sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-97/BC/2005;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PENGEMBALIAN CUKAI ATAS PITA CUKAI YANG RUSAK ATAU TIDAK DIPAKAI.

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini, yang dimaksud dengan:

1. Importir adalah Importir Barang Kena Cukai.

2. Kantor Pelayanan adalah Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang mengawasi Pabrik atau Importir.

(2)

Importir.

4. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Pasal 2

(1) Pengembalian Cukai atas pita cukai yang rusak atau tidak dipakai yang belum dilekatkan pada Barang Kena Cukai, diberikan kepada Pengusaha Pabrik atau Importir, yang melakukan pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai.

(2) Pengembalian Cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pita cukai diserahkan kembali kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Cukai melalui Kepala Kantor Pelayanan disertai:

a. Pendapat Kepala Kantor Pelayanan;

b. Pemberitahuan Pita Cukai Yang Rusak Atau Tidak Dipakai (PBCK-4);

c. Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan d. Berita Acara Pemeriksaan (BACK-1).

(3) Pita cukai hasil tembakau yang dapat dikembalikan dengan mendapatkan pengembalian cukai adalah pita cukai hasil tembakau yang dipesan dalam tahun anggaran yang sedang berjalan dan/atau dalam 1 (satu) tahun terakhir sebelum tahun anggaran yang sedang berjalan.

Pasal 3

(1) Yang dimaksud dengan pita cukai rusak adalah pita cukai yang belum dilekatkan pada Barang Kena Cukai:

a. yang diterima oleh Pengusaha Pabrik atau Importir kurang sempurna cetakannya;

b. yang rusak pada saat proses pemotongan;

c. yang rusak pada saat dilepaskan dari lembarannya; atau

d. yang rusak pada saat proses pelekatannya pada Barang Kena Cukai.

(2) Yang dimaksud dengan pita cukai yang tidak dipakai adalah pita cukai yang belum dilekatkan pada Barang Kena Cukai karena:

a. adanya perubahan Harga Jual Eceran, Tarif Cukai, dan/atau desain pita cukai baik akibat kebijakan pemerintah maupun atas inisiatif/permintaan Pengusaha Pabrik atau Importir;

b. batas waktu pelekatannya sudah berakhir sesuai ketentuan yang berlaku;

c. Pengusaha Pabrik tidak lagi memproduksi Barang Kena Cukai untuk pemasaran dalam negeri;

d. Pengusaha Pabrik tidak lagi memproduksi Barang Kena Cukai sesuai pesanan pita cukainya;

e. Importir tidak lagi mengimpor Barang Kena Cukai sesuai pesanan pita cukainya;

f. Tidak sesuai dengan pesanan Pengusaha Pabrik atau Importir; atau

g. NPPBKC Pengusaha Pabrik atau Importir dicabut.

Pasal 4

Pita cukai yang rusak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a yang dikembalikan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Cukai, diberikan pengembalian cukai apabila pita cukai masih utuh dalam lembaran dan disertai dengan label kontrol Perum Peruri.

Pasal 5

(3)

cukai, pengembaliannya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Harga Jual Eceran, Tarif Cukai, dan Tahun Anggaran pada pita

cukai masih dapat dibaca dengan jelas;

b. sebelum diserahkan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Cukai, kepingan pita cukai terlebih dahulu dilekatkan pada lembaran kertas polos berwarna putih secara terpisah untuk masing-masing Seri dan jenis pita cukai; dan

c. kepingan pita cukai yang dilekatkan pada masing-masing lembaran sebagaimana dimaksud dalam huruf b harus dalam jumlah yang sama, kecuali untuk lembar terakhir.

(2) Pita cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) asal impor yang rusak atau tidak dipakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, yang terlanjur dilepaskan dari lembarannya, pengembaliannya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Golongan, Tarif Cukai, Isi Kemasan, Kadar, dan/atau cetakan khusus pengaman pita cukai masih dapat dibaca dengan jelas; b. sebelum diserahkan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Cukai,

kepingan pita cukai terlebih dahulu dilekatkan kembali pada lembarannya atau lembaran kertas polos berwarna putih secara terpisah untuk masing-masing seri dan jenis pita cukai; dan

c. kepingan pita cukai yang dilekatkan pada masing-masing lembaran sebagaimana dimaksud dalam huruf b harus dalam jumlah yang sama, kecuali untuk lembar terakhir.

Pasal 6

(1) Pengembalian Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terlebih dahulu diperhitungkan dengan utang cukai dan/atau denda administrasi.

(2) Dalam hal Pengusaha Pabrik atau Importir yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai, tidak memiliki utang cukai dan/atau denda administrasi pengembalian cukai atas permintaannya, dapat:

a. diperhitungkan untuk pemesanan pita cukai berikutnya; atau

b. dikembalikan kepada Pengusaha Pabrik atau Importir sesuai dengan tata cara pengembalian cukai yang berlaku.

Pasal 7

(1) Terhadap pengembalian pita cukai yang rusak atau tidak dipakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dikenakan biaya pengganti pencetakan pita cukai.

(2) Biaya pengganti atas pengembalian pita cukai hasil tembakau yang rusak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a sebesar Rp 0,00 (nol rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai Seri I, Seri II dan Seri III.

(3) Biaya pengganti atas pengembalian pita cukai hasil tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b,huruf c, huruf d dan Pasal 3 ayat (2) sebesar:

a. Rp 18,00 (delapan belas rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai Seri I;

b. Rp 35,00 (tiga puluh lima rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai Seri II; atau

c. Rp 18,00 (delapan belas rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai Seri III.

(4) Biaya pengganti atas pengembalian pita cukai MMEA sebesar Rp 150,00 (seratus lima puluh rupiah) untuk tiap-tiap keping pita cukai Seri I, Seri II, dan Seri III.

(5) Biaya pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) harus dibayar sebelum cukai dikembalikan.

(4)

(1) Tata cara pengembalian pita cukai yang rusak atau tidak dipakai yang mendapatkan pengembalian cukai diatur sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini.

(2) Matriks Asal CK-1 dan Matriks Asal CK-1A sebagaimana contoh Lampiran II dan Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 9

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku, Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-67/BC/2000 tentang Pengembalian Cukai atas Pita Cukai yang Rusak atau Tidak Dipakai dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 10

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal 23 Maret 2006.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 15 Agustus 2006

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd.-

ANWAR SUPRIJADI NIP 120050332

Salinan sesuai dengan aslinya,

Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai u.b.

Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana

Nofrial

(5)

Lampiran I

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-14/BC/2006 tentang Pengembalian Cukai Atas Pita Cukai Yang Rusak atau Tidak Dipakai

TATA CARA PENGEMBALIAN PITA CUKAI YANG RUSAK ATAU TIDAK DIPAKAI YANG MENDAPATKAN PENGEMBALIAN CUKAI

1. Pengusaha Pabrik atau Importir melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Membuat secara lengkap dan benar PBCK-4 dan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A, masing-masing rangkap 4 (empat) dengan peruntukan:

1) lembar asli, untuk Kepala Kantor Pelayanan;

2) lembar tembusan, untuk Direktur Jenderal u.p Direktur Cukai; 3) lembar tembusan, untuk Kepala Kantor Wilayah;

4) lembar tembusan, untuk Pengusaha Pabrik atau Importir.

PBCK-4 dan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A dibuat terpisah untuk masing-masing pengembalian pita cukai dengan biaya pengganti sesuai dengan pasal 7 ayat (2), pasal 7 ayat (3) atau pasal 7 ayat (4).

b. Menyerahkan kepada Kepala Kantor Pelayanan:

1) PBCK-4;

2) Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan 3) pita cukai yang dikembalikan.

c. Menerima dari Kepala Kantor Pelayanan:

1) satu lembar tembusan PBCK-4 yang telah diberi nomor dan tanggal dari Buku Pengawasan PBCK-4 serta ditandatangani Pejabat Bea dan Cukai;

2) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4; 3) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan 4) satu lembar tembusan pendapat Kepala Kantor Pelayanan.

d. Menerima lembar asli Tanda Bukti Penerimaan Pengembalian Pita Cukai (CK-3) dan satu lembar tembusannya dari Kepala Kantor Pelayanan.

e. Membayar biaya pengganti sejumlah dimaksud dalam CK-3 dengan menggunakan Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan Dalam Negeri (SSCP);

f. Menyimpan dokumen:

1) satu lembar tembusan PBCK-4;

2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau CK-1A;

3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.

Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan, dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan;

4) satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan; dan 5) satu lembar tembusan CK-3.

g. Menggunakan lembar asli CK-3 dan digunakan untuk:

1) membayar utang cukai yang tercatat pada Buku Rekening Kredit (BCK-7) dari pos utang yang tertua dan/atau membayar utang cukai dan/atau denda administrasi pada catatan penagihan yang bersangkutan, dalam hal mempunyai utang cukai; atau

2) mengurangi jumlah cukai yang harus dibayar pada pemesanan pita cukai (CK-1) berikutnya, atau sebagai dasar pengajuan permohonan penerbitan Surat Keputusan Pengembalian Cukai (SKPC) dan SPMKC (Surat Perintah Membayar Kembali Cukai), dalam hal tidak mempunyai utang cukai.

2. Kepala Kantor Pelayanan melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Menerima dari Pengusaha Pabrik atau Importir:

1) PBCK-4;

2) Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan 3) pita cukai yang dikembalikan.

b. Meneliti kebenaran dan kelengkapan pengisian PBCK-4 dan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A.

c. Dalam hal hasil penelitian kedapatan sesuai, memberikan catatan tanggal penerimaan pada PBCK-4 lembar asli dan ketiga lembar tembusan.

d. Melakukan pemeriksaan atas pita cukai yang dikembalikan.

(6)

lain:

1) jumlah dan jenis pita cukai yang dikembalikan;

2) jumlah pita cukai yang tidak memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pengembalian cukai;

3) jumlah pita cukai yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pengembalian cukai; dan

4) keterangan tentang jumlah biaya pengganti pita cukai yang harus dibayar. f. Mencatat data PBCK-4 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4.

g. Memberi nomor dan tanggal dari Buku Pengawasan PBCK-4 serta ditandatangani Pejabat Bea dan Cukai

h. Membuat surat kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Cukai yang berisi pendapat Kepala Kantor Pelayanan yang memuat sekurang-kurangnya:

1) alasan pengembalian pita cukai misalnya pita cukai kurang sempurna cetakannya atau tidak habis dilekatkan;

2) jumlah pita cukai yang dikembalikan;

3) jumlah nilai cukai yang diminta pengembalian;

4) jumlah nilai cukai yang dapat disetujui untuk mendapat pengembalian; dan 5) besarnya biaya pengganti.

i. Menyerahkan dokumen kepada Pengusaha Pabrik atau Importir dalam satu berkas: 1) satu lembar tembusan PBCK-4 yang telah diberi nomor dan tanggal dari Buku

Pengawasan PBCK-4 serta ditandatangani Pejabat Bea dan Cukai; 2) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4; 3) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; dan 4) satu lembar tembusan pendapat Kepala Kantor Pelayanan.

j. Mengirimkan kepada Direktur Cukai: 1) satu lembar tembusan PBCK-4;

2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; 3) satu lembar asli BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.

Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan, dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 Hasil Pencacahan;

4) satu lembar asli Pendapat Kepala Kantor Pelayanan; dan 5) pita cukai yang dikembalikan.

k. Mengirimkan dokumen kepada Kepala Kantor Wilayah dalam satu berkas: 1) satu lembar tembusan PBCK-4;

2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; 3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.

Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan, dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 Hasil Pencacahan; dan

4) satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan.

l. Menyimpan dokumen:

1) satu lembar asli PBCK-4;

2) satu lembar asli Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;

3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.

Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan, dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan; dan

4) satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan.

m. Menerima lembar asli dan 2 (dua) lembar tembusan CK-3 dari Direktur Jenderal. n. Melakukan penelitian kembali CK-3.

Dalam hal terdapat kesalahan, memberitahukan kepada Direktur Cukai dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah.

o. Mencatat CK-3 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4. p. Menyerahkan Asli CK-3 ke Pengusaha Pabrik atau Importir. q. Menerima SSCP sebagai bukti pembayaran biaya pengganti.

r. Menerima Asli CK-3 dan digunakan untuk:

1) mengurangi utang cukai yang tercatat pada Buku Rekening Kredit (BCK-7) dari pos utang yang tertua dan/atau melunasi utang cukai dan/atau denda administrasi pada catatan penagihan yang bersangkutan, dalam hal mempunyai utang cukai; atau

(7)

3. Direktur Cukai u.b Kasubdit Pita Cukai atas nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai, melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Menerima dari Kepala Kantor Pelayanan: 1) satu lembar tembusan PBCK-4;

2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; 3) satu lembar asli BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.

Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan, dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 Hasil Pencacahan;

4) satu lembar asli Pendapat Kepala Kantor Pelayanan; an 5) pita cukai yang dikembalikan.

b. Mencatat data PBCK-4 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4.

c. Meneliti kebenaran dan kelengkapan pengisian PBCK-4 dan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A.

d. Melakukan pemeriksaan atas pita cukai yang dikembalikan. e. Membuat BACK-1 hasil pemeriksaan, yang memuat antara lain:

1) jumlah dan jenis pita cukai yang dikembalikan;

2) jumlah pita cukai yang tidak memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pengembalian cukai;

3) jumlah pita cukai yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pengembalian cukai; dan

4) keterangan tentang jumlah biaya pengganti pita cukai yang harus dibayar. f. Menerbitkan CK-3 rangkap lima, yang terdiri dari:

1) lembar asli, untuk Pengusaha Pabrik atau Importir; 2) lembar tembusan, untuk arsip Direktur Cukai;

3) lembar tembusan, untuk arsip Kepala Kantor Pelayanan; 4) lembar tembusan, untuk arsip Kepala Kantor Wilayah; dan 5) lembar tembusan, untuk arsip Pengusaha Pabrik atau Importir.

g. Mencatat CK-3 ke dalam Buku Daftar Dokumen Cukai (BDCK-2) CK-3 dan memberi nomor dan tanggal dan buku Pengawasan PBCK-4.

h. Mengirimkan:

1) lembar asli CK-3 dan satu lembar tembusannya kepada Pengusaha Pabrik atau Importir melalui Kepala Kantor Pelayanan;

2) satu lembar tembusan CK-3 kepada Kepala Kantor Pelayanan; dan 3) satu lembar tembusan CK-3 kepada Kepala Kantor Wilayah.

i. Menyimpan dokumen:

1) satu lembar tembusan PBCK-4;

2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A; 3) satu lembar asli BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.

Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan, dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan; dan

4) satu lembar asli Pendapat Kepala Kantor Pelayanan. j. Menyimpan pita cukai yang dikembalikan.

4. Kepala Kantor Wilayah melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Menerima dokumen dari Kepala Kantor Pelayanan:

1) satu lembar tembusan PBCK-4;

2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau CK-1A;

3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4.

Dalam hal pengembalian pita cukai terkait dengan batas waktu pelekatan, dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan; dan

4) satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan. b. Mencatat data PBCK-4 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4. c. Menerima lembar tembusan CK-3 dari Direktur Jenderal.

d. Mencatat lembar tembusan CK-3 ke dalam Buku Pengawasan PBCK-4. e. Memonitor dan menganalisa tembusan PBCK-4 dan tembusan CK-3.

f. Menyimpan dokumen:

1) satu lembar tembusan PBCK-4;

2) satu lembar tembusan Matriks Asal CK-1 atau Matriks Asal CK-1A;

3) satu lembar tembusan BACK-1 Hasil Pemeriksaan berdasarkan PBCK-4;

(8)

dilengkapi dengan satu lembar BACK-1 hasil Pencacahan; 4) satu lembar tembusan Pendapat Kepala Kantor Pelayanan; dan 5) satu lembar tembusan CK-3.

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd.-

ANWAR SUPRIJADI NIP 120050332

Salinan sesuai dengan aslinya,

Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai u.b.

Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana

Nofrial

(9)

9

-Lampiran II

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-14/BC/2006 tentang Pengembalian Cukai Atas Pita Cukai Yang Rusak atau Tidak Dipakai

Lampiran PBCK-4 Nomor : Tanggal :

MATRIKS ASAL CK-1

PT/PR...di...

PITA CUKAI ASAL CK-1 PERMOHONAN

NO

SERI HJE

(Rp)

TARIF (%)

JENIS

HT MEREK NOMOR TANGGAL

JUMLAH (keping)

JUMLAH (keping)

NILAI CUKAI (Rp)

KETERANGAN

Pengusaha Pabrik/Importir

...

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd.-

ANWAR SUPRIJADI

NIP 120050332

Salinan sesuai dengan aslinya,

Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai u.b.

Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana

Nofrial

(10)

10

-Lampiran III

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-14/BC/2006 tentang Pengembalian Cukai Atas Pita Cukai Yang Rusak atau Tidak Dipakai

Lampiran PBCK-4 Nomor : Tanggal :

MATRIKS ASAL CK-1A

PT/PR...di...

PITA CUKAI ASAL CK-1A PERMOHONAN

NO

SERI ISI

(mL)

TARIF (%)

JENIS

MMEA MEREK NOMOR TANGGAL

JUMLAH (keping)

JUMLAH (keping)

NILAI CUKAI (Rp)

KETERANGAN

Pengusaha Pabrik/Importir

...

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd.-

ANWAR SUPRIJADI

Salinan sesuai dengan aslinya,

Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai u.b.

Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana

Nofrial

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kesimpulan dari praktikum ini adalah penentuan kadar basa dapat ditentukan dengan meggunakan konsentrasi larutan asam dan sebaliknya, proses titrasi yang

Jika Mira hanya membeli 1 kue A dan 1 kue B membayar dengan uang Rp 10.000,00 maka uang kembalian yang di terima Mira adalah

Jakarta, 19 Agustus 2013 Unit Layanan Pengadaan Kementerian Perindustrian Kelompok Kerja 11,. Gin Gin Agus Ginanjar

Kesimpulan dari praktikum ini adalah penentuan kadar basa dapat ditentukan dengan meggunakan konsentrasi larutan asam dan sebaliknya, proses titrasi yang terjadi merupakan

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Logam

Sembilan Juta Delapan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) sebagai berikut :.. Penilaian Total Nilai

Tujuan penciptaan kondisi yang ideal ini adalah menjamin meningkatnya dukungan (advokasi, regulasi, pendanaan, dan fasilitasi) berbagai pihak dalam pelaksanaan