• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERIOR 26 SEP 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INTERIOR 26 SEP 2017"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK 2

EVALUASI TATA RUANG SENTRA TERHADAP KEBERHASILAN AKTIVITAS BELAJAR PADA

ANAK (Studi Kasus: BSS Children Center )

BAB I 1. Latar Belakang

Perkembangan anak tidak dapat dipisahkan dari pengaruh lingkungan dimana anak tersebut tinggal, bertumbuh kembang, dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Pada saat membahas tentang lingkungan selalu berhubungan dengan sebuah ruang yang menjadi unsur, tempat dimana anak dapat beradaptasi dan berinteraksi. Hal ini jelas menjadi faktor utama dibutuhkannya sebuah tempat yang mewadahi tempat terjadinya proses itu.

Wahana pendidikan usia dini atau taman kanak-kanak memiliki lingkungan yang dapat mendorong anak untuk mengalami pembelajaran motorik, psikomotorik dan pembangunan sosial. Dan menanamkan rasa keingintahuan dan keinginan untuk belajar. Untuk mendukung semua itu ada beberapa yang menerapkan kurikulum Sentra. Sentra adalah suatu metode yang diaplikasikan dalam cara belajar-mengajar yang revolusioner bagi pendidikan usia dini. Basis pembelajaran dengan metode Sentra adalah bermain sambil belajar, membaginya dalam tujuh sentra yang masing-masing mendukung kebutuhan anak. Suasana belajar-mengajar dibangun untuk memberikan rasa nyaman dan bahagia (happy learning). Untuk mencapai suasana tersebut, dibutuhkan standarsisasi khusus dalam penerapan metode Sentra, baik itu dari elemen pengantar seperti guru pengajar, maupun elemen pemyedia yaitu fasilitas dan ruang yang dibutuhkan.

BSS Children Centre merupakan tempat wahana pendidikan anak usia dini yang menerapkan kurikulum sentra, meliputi sentra alam, sentra peran, sentra balok, sentra seni, sentra iman dan taqwa. Setiap hari, anak bermain di Sentra yang berbeda (moving class). Dalam penerapan Sentra ini, BSS Children Centre juga melakukan penyesuaian dalam elemen ruang, tata ruang mulai dari penataan ruang belajar dan bermain, perabot yang digunakan, penggunaan material, cahaya, atau penghawaan ruangannya.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut didapatkan rumusan masalah yakni:

(2)

b. Apakah penataan ruang sentra pada BSS Children Center sudah mencapai keberhasilan terhadap aktivitas belajar pada anak?

3. Tujuan

a. Mengetahui kesesuaian penataan ruang pada BSS Children Centrer yang menggunakan kurikulum Sentra, dengan indikator perancangan tata ruang interior.

b. Mengetahui apakah BSS Children Centre yang menggunakan kurikulum Sentra sudah memenuhi strandarisasi dalam penataan ruang, dilihat dari hasil aktivitas proses pembelajaran anak.

4. Manfaat

Saat mengetahui penataan ruang sesuai dengan standarisai kurikulum Sentra dan mendukung aktivitas proses pembelajaran didalam sebuah wahana belajar anak usia dini, maka hal ini sangat membantu anak agar dapat berkembang secara optimal dan kebutuhan akan lingkungan belajar terpenuhi.

5. Batasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah elemen interior pada BSS Children Center. Elemen interior yang diambil ada dua. Pertama, tata letak ruang yang meliputi unsur lantai, dinding, ukuran, dan penempatan perabot berdasarkan fungsi dan kegiatan. Kedua, gaya fashion yang meliputi penggunaan warna cat dan perabot. Hal ini akan dianalisis dengan indikator standar tata ruang interior.

6. Sistematika Penulisan

---BAB II 1. Pengertian Kurikulum Sentra

Model pembelajaran sentra merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan kegiatan bermain pada saat pembelajaran. kegiatan bermain dengan bahan-bahan yang dibutuhkan dan disusun berdasarkan kemampuan anak serta sesuai dengan tema yang dikembangkan dan dirancang terlebih dahulu.

2. Jenis-Jenis Kurikulum Sentra

(3)

Pada sentra ini berisi berbagai kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai agama, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sentra ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan beragama pada anak sejak dini dan membentuk pribadi yang cerdas berperilaku sesuai dengan norma-norma agama. Dalam sentra ini anak melakukan kegiatan bermain untuk mengenal agama Islam seperti; rukun Islam (syahadat, shalat, puasa, zakat, haji), rukun iman/akidah (iman kepada Allah, malaikat, nabi dan rasul, kitab Allah, hari akhir), al-Qur’an (mengaji) dan akhlak (mengucapkan kalimat thayyibah, akhlakul karimah, salam, dan lain-lain)

b. Sentra Bahan Alam

Sentra bahan alam memiliki tujuan untuk memberikan pengalaman pada anak untuk bereksplorasi dengan berbagai materi. Di sentra ini, anak bermain sambil belajar untuk dapat menunjukkan kemampuan menunjukkan, mengenali, membandingkan, menghubungkan dan membedakan. Dengan bereksplorasi dan bereksperimen anak akan memiliki ide dan kepekaan terhadap pengetahuan dan alam sekitar sehingga tumbuh motivasi dan kepercayaan diri dalam belajar.

c. Sentra Seni

Sentra seni memiliki fokus memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan berbagai keterampilannya., terutama keterampilan tangan dengan menggunakan berbagai bahan dan alat, seperti: melipat, menggunting, mewarnai, membuat prakarya, melukis dan membuat prakarya dengan menggunakan adonan. Di sentra ini, anak bermain sambil belajar mengasah rasa keindahan, membangun kemandirian, kerja sama, tanggung jawab, bersosialisasi, melatih koordinasi mata, tangan, kaki dan pikiran.

d. Sentra Bermain Peran (Macro Play)

Sentra bermain peran makro mendukung sepenuhnya pada perkembangan bahasa dan interaksi sosial. Bermain peran makro adalah bermain peran yang seakan-akan anak bermain sesuai dengan yang sesungguhnya.

e. Sentra Bermain Peran (Micro Play)

Sentra bermain peran mikro (micro play) sama dengan bermain peran makro, tetapi pada mikro anak menggunakan miniatur dari kehidupan sosial manusia, misalnya anak menggunakan rumah Barbie dan boneka untuk bermain.

(4)

Sentra balok membantu perkembangan anak dalam keterampilan berkonstruksi. Sentra ini terutama untuk mengembangkan kemampuan visual spasial dan matematika anak usia dini.

g. Sentra Persiapan

Sentra persiapan berfokus untuk memberikan kesempatan pada anak mengembangkan kemampuan matematika, pra menulis dan pra membaca, dengan kegiatan antara lain: mengurutkan, mengklasifikasikan, dan mengelompokkan berbagai aktivitas lainnya yang mendukung perkembangan kognitif anak.

3. Karakteristik model pembelajaran

Model pembelajaran sentra merupakan model pembelajaran yang mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh pembelajaran lainnya. Adapun karakteristiknya dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu : ruangan kelas, guru, bermain, pijakan, intensitas dan densitas, bahan dan tugas, anak dan tugasnya, Evaluasi Kemajuan Perkembangan Anak. Namun hanya 2 aspek untuk penelitian ini yaitu

a) Ruangan Kelas; Ruangan kelas dapat dimodifikasi menjadi kelas-kelas kecil, yang disebut ruangan vak atau sentra-sentra. Setiap ruangan vak atau sentra terdiri atas satu bidang pengembangan. Ada sentra bahasa, sentra daya pikir, sentra daya cipta, sentra agama (imtaq), sentra seni, sentra kemampuan motorik. Dengan menggunakan kegiatan main yang mencakup tiga jenis main (sensorimotor, peran dan pembangunan). Rasio cukup, ukuran kelompok ideal (maksimal 10 anak), ruang cukup luas (5-7 meter persegi per anak).

b) Guru; Setiap guru harus mencintai dan menguasai bidang pengembangan masing-masing. Guru harus memberi penjelasan secara umum kepada anak-anak yang mengunjungi sentranya sesuai dengan tema yang dipelajari, memberi pengarahan, mengawasi dan memperhatikan anak-anak ketika menggunakan alat-alat sesuai dengan materi yang dipelajarinya, selanjutnya menanyakan kesulitan yang dialami oleh muridmurid dalam mengerjakan materi tersebut. Selain itu, guru sentra harus menguasai perkembangan setiap anak dalam mengerjakan berbagai tugas sehingga dapat mengikuti tempo dan irama perkembangan setiap anak dalam menguasai bahan-bahan pengajaran atau tugas perkembangannya. Dalam pembelajaran sentra ini, satu guru sentra hanya bertanggung jawab pada 7 sampai 12 anak saja dengan moving class setiap hari dari satu sentra ke sentra lain.

4. Kriteria Peningkatan Konsentrasi Pembelajaran

(5)

a. Terdapat jarak tertentu antara zona aktif dan zona tenang.

b. Terdapat pembatas vertikal yang mencegah tembusnya pandangan dan gerakan ke luar ruang kelas.

c. Penataan perabot memungkinkan terbentuknya fokus orientasi ke arah yang dikehendaki. Penataan ini dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan.

d. Penataan dan desain perabot diatur sedemikian sehingga dapat menghalangi gerakan dan pandangan anak-anak ke tempat-tempat atau area-area yang tidak dikehendaki.

BAB III 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 2. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data dilakukan melakukan dua cara: 1. Data Primer

Observasi lapangan:

(pada jam kerja 08.00-16.00 saat ada kegiatan belajar mengajar dan saat pulang) -Mengamati aktivitas belajar mengajar

-Wawancara dengan narasumber (pegawai dan pengajar) -Dokumentasi foto setiap ruang dan elemen-elemennya

-Dokumentasi rekaman suara narasumber (pegawai dan pengajar) -Dokumentasi video

2. Data Sekunder Studi literatur:

-Karakteristik model pembelajaran sentra, terutama pada aspek Ruangan Kelas

-Prinsip-prinsip penyelenggaraan pendidikan anak usia dini menururt Direktirat Pendidikan Anak Usia Dini (2002:7)

(6)

Pengolahan data dilakukan dengan cara membandingkan antara fakta di lapangan dan teori yang ada.

(7)
(8)

1. Jenis-jenis Sentra pada BSS Children Center

Denah Eksisting Foto Eksisting Jenis Sentra

Sentra Peran

Luas ruangan berkisar 38 m2. Sentra Peran memiliki luas yang lebih besar dari pada sentra lainnya dikarenakan pada sentra terjadi banyak aktivitas yang membutuhkan ruang gerak yang cukup luas. Sentra Alam

(9)

Sentra Seni

Luas ruang ini berkisar antara 20.9 m2. Pada sentra seni ruangnya dibuat tidak terlalu besar karna tidak

memerlukan ruang gerak yang luas.

Sentra Balok

Luas ruang ini berkisar antara 20.9 m2. Pada sentra balok, ruangan tidak terlalu luas karena tidak memerlukan ruang gerak yang cukup luas.

Sentra Persiapan

(10)

berkisar antara 20.9 m2. Pada sentra persiapan, ruangan juga tidak terlalu luas karena anak tidak membutuhkan ruang gerak yang cukup luas.

2. Organisasi Ruang

Menurut De Chiara (1980) dan Olds (2006), penataan ruang dengan sistem zonasi, harus dsesuaikan dengan sifat masing-masing zona. penempatan zona-zona tersebut adalah sebagai berikut:

(11)

Zona Entry : ditempatkan

didekat pintu masuk Pada zona entry, area ruang penerima tamu sudah sesuai dengan indikator yang sesuai standar.

Zona Messy :

ditempatkan ditempat akses keluar ruangan atau didekat zona entry. Pada zona ini sebaiknya terdapat bak cuci tangan dan meja atau alas untuk permainan yang

menggunakan air, pasir, dan tanah liat.

Sentra alam dan Sentra seni merupakan zona messy yang terletak dekat dengan zona entry.

(12)

Zona Aktif: diletakkan didekat jalur sirkulasi utama ruangan.

(13)

Zona Tenang: diletakkan diarea yang terlindung, cukup terang, dan jauh dari zona entry.

Sentra balok dan Sentra persiapan merupakan zona tenang karena sentra tersebut merupakan sentra yang membutuhkan ketenangan sehingga anak dapat berkonsentrasi dalam belajar.

3. Identifikasi Pelaku dan Aktivitas

Jenis Sentra Pelaku Aktivitas Foto

Sentra Peran Anak-anak (usia 2-4

tahun) -- Meletakkan tasCircle time/duduk melingkar

- Berdoa

- Memainkan peran

Guru - Mengajar anak-anak

- Duduk diruang guru - Memantau murid-murid

Sentra Alam Anak-anak (usia 2-4 tahun)

- Meletakkan tas - Circle time/duduk

(14)

- Bermain pasir (indoor) - Berlari (outdoor)

Guru - Mengajar anak-anak

- Memantau murid-murid

Sentra Seni Anak-anak (usia 2-4

tahun)

-Meletakkan tas - Circle time/duduk

melingkar - Berdoa

- Belajar mewarnai / melukis

- menggunting

Guru - Mengajar anak-anak

- Duduk diruang guru - Memantau murid-murid

Sentra Balok Anak-anak (usia 2-4

tahun) -- Meletakkan tasCircle time/duduk melingkar

- Berdoa

- Bermain menyusun balok - Menata bentuk-bentuk

balok

Guru - Mengajar anak-anak

(15)

tahun) - Circle time/duduk melingkar

- Berdoa

- Belajar membaca - Belajar menulis

Guru - Mengajar anak-anak

- Duduk diruang guru - Memantau murid-murid

4. Karakteristik Model Pembelajaran pada BSS Children Center

Eksisting Indikator Analisis Hasil

Sentra Peran

Kurang memenuhi standar.

Dari hasil analisis menurut standar seharusnya ruang sentra peran memiliki luas minimal 65 m2. Sedangkan pada eksisting terlihat bahwa ruangan sentra peran ini hanya 38 m2. Ruang sentra peran ini tidak sesuai dengan indikator standar yang ada. Sehingga ketika

(16)

berkumpul dalam ruang tersebut, ruang gerak yang tersedia kurang dapat memenuhi kuantitas siswa yang ada.

Selain itu jumlah siswa juga tidak memenuhi standar ideal pengajaran. Dimana jumlah

ideal siswa

maksimal adalah 10 anak.

(17)

Sirkulasi anak menurut standar seharusnya ruang sentra peran memiliki luas minimal 28.6 m2. Sedangkan pada eksisting terlihat bahwa ruangan sentra peran ini hanya 20.9 m2. Ruang sentra seni ini tidak sesuai dengan indikator standar yang ada.

(18)

-Jumlah murid = Playgroup : 13

anak TK : 15 anak

Luas: 24 m2

Ruang sentra alam ini lebih memfokuskan kegiatan diluar (outdoor) sehingga pada dasarnya tidak

memerlukan ruang indoor. Oleh sebab itu pada sentra alam

(19)

Sentra Balok

Sirkulasi anak

yang tidak menurut standar seharusnya ruang sentra balok memiliki luas minimal 28.6 m2. Sedangkan pada eksisting terlihat bahwa ruangan sentra balok ini hanya 20.9 m2. Ruang sentra seni ini tidak sesuai dengan indikator standar yang ada. Sentra Persiapan

Sirkulasi anak

(20)

5. Elemen Pembentuk Ruang Jenis

Sentra Indikator Kriteria Analisis

Sentra

Peran Aman - Permukaan lantai tidak licin

(21)

- Furniture bersudut tumpul

Furniture yang terdapat pada sentra seni ini sudah cukup memenuhi standar karna furnitur yang digunakan bersudut tumpul walaupun ada beberapa material seperti beberapa rak yang masih sedikit lancip namun tidak terlalu

membahayakan. - Sirkulasi

mencapai permainan tidak jauh

Jarak antara area bermain dan peletakan permainan sudah cukup sesuai/tidak terlalu jauh (sekitar 2 meter). Sehingga tidak menciptakan keramaian atau

(22)

Sehat

- Kamar mandi letaknya tidak berdekatan dengan ruang makan

Letak toilet cukup jauh denan ruang makan sehingga indikator sehat dalam BSS Children Center ini sudah memenuhi kritesia standar sehat.

- Materian lantai mudah

dibersihkan

(23)

- Wallpaper atau cat dinding mudah dibersihkan

Material cat dinding terlihat sudah mulai pudar sehingga perlu dilakukan pengecatan ulang. Untuk wallpaper dinding kurang memenuhi standar karna

letaknya yang terlalu tinggi. Nyaman - Menggunakan

(24)

Penggunaan warna pada ruang sentra ini kurang sesuai dengan standar yang ada. Warna yang disarankan adalah warna-warna lembut, sedangkan pada warna yang ada diruang sentra peran ini terlalu mencolok dan memberi kesan

panas. - Banyak

menggunakan pencahayaan alami

- Ventilasi udara lancar

Ventilasi udara dan pencahayaan alami sudah cukup memenuhi ruangan. - Material lantai

menyerap suara

(25)

BAB V 1. Kesimpulan

a. Jenis-jenis Sentra pada BSS Children Center ada 5 yakni : sentra peran, sentra seni, sentra alam, sentra balok, dan sentra persiapan yang semuanya terletak pada satu ruang yang berbeda-beda

b. Semua perabot, letak furniture, dan elemen lainnya pada sentra disesuaikan dengan jenis aktivitas yang terdapat terjadi dalam sentra tersebut

c. Karakteristik Model Pembelajaran pada BSS Children Center belum sesuai standar karna jumlah kapasitas siswa yang tidak sesuai dengan luas dari sentra-sentra tersebut.

d. Elemen pembentuk ruang hampir semuanya memenuhi standar jika dianalisis berdasarkan kriteria standar ruang kelas pada children center, namun ada beberapa perabot yang tidak sesuai standar seperti rak-rak buku yang bentuknya masih lancip e.

f. Semua perabot, letak furniture, dan elemen lainnya pada sentra disesuaikan dengan jenis aktivitas yang terdapat terjadi dalam sentra tersebut

g. 2. Saran

a. Luasan ruang untuk tiap sentra bisa dipertimban untuk dilakukan perluasan sehingga aktivitas ruang gerak yang terjadi di dalam sentra tersebut tidak terganggu

b. elemen dekoratif seperti cat pada sentra bisa diubah menyesuaikan standar warna dalam perancangan children center yakni dengan menggunakan warna-warna yang lebih lembut.

c. Elemen dekoratif seperti tempelan di dinding harus disesuaikan peletakannya, karna ada beberapa yang letakknya terlalu tinggi.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian pendahuluan pada saat kegiatan belajar mengajar di SMA Assalam Tanjungsari Lampung Selatan, guru masih menggunakan model pembelajaran

Menurut Iriansyah dan Dana (2013), apabila perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi, maka perusahaan akan lebih banyak menggunakan pendanaan dari dalam perusahaan,

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang berguna untuk berbagai pengguna

 – Usap hidung (nasal swab)  – Usap tenggorok (throat swab)..  – Bilasan nasopharynx (pada anak usia 2 tahun atau kurang)  – Spesimen lainnya (bila memungkinkan),

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, tidak didapatkan peresepan antibiotik yang termasuk dalam kategori IIIA jadi dari 36 pasien dan 39 jenis antibiotik yang digunakan sudah

Abstrak: Kajian ini bertujuan untuk mengenalpasti amalan pemakanan di kalangan pelajar, mengenal pasti tahap pengetahuan pelajar terhadap makanan berkhasiat,

Adanya persamaan pola penurunan antara air sumur gali dan larutan FeCl 3 menggunakan adsorben kulit singkong dengan masing-masing jenis aktivasi dikarenakan media

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh positif terhadap hasil belajar teknik dasar passing bounce pass