TUNGGU JAWABAN RESMI
Sampai saat ini, BPK RI belum memberikan jawaban resmi secara tertulis perihal
penolakan audit
iinvestigasi
iiKasus Dana Alokasi Khusus
iiiKabupaten Sumbawa Barat
(DAK KSB) senilai Rp 14 miliar. Masih menunggu surat di maksud, Kejari Sumbawa tetap
melakukan ekspose kasus ini pada Selasa mendatang setelah berkoordinasi dengan Kejati
NTB.
“Kami sudah sangat transparan dalam kasus ini. Dan kami akan selalu menunggu
surat resmi dari BPK RI terkait penolakan audit investigasi. Kami tidak punya kepentingan
dalam kasus ini tetap akan melakukan ekspose pada Selasa mendatang di Kejati NTB,”
tandas Kajari Sumbawa, Sugeng Hariadi S.H.,MH.di ruang kerjanya, Rabu 6/8 kemarin.
Menurut Sugeng, nantinya dalam ekspose bisa saja Kejati NTB meminta untuk
dilakukan kajian terhdap kasus ini secara lebih mendalam. Tergantung hasil ekspose nantinya.
Yang jelas, berkas hasil penyelidikan selama ini akan menyodorkan berkasnya untuk
kemudian untuk di ekspose. Pada dasarnya, permintaan audit itu untuk menemukan
yurisprudensi
ivdari perkara tersebut. Namun BPK bukan satu-satunya lembaga
vyang bisa
diajak kerjasama untuk menangani perkara korupsi
vi.
Dilansir dari harian Suara NTB tertanggal 24 Juli lalu, BPK tidak bisa memenuhi
permintaan audit dari kejaksaan, dengan alasan tidak cukup bukti untuk ditindaklanjuti ke
audit investigasi. Keputusan tersebut diambil setelah pihak Kejaksaan Negeri Sumbawa
mendatangi auditor
viiBPK beberapa waktu lalu, dalam rangka ekspose dugaan
viiipenyimpangan
ixpada proyek DAK KSB senilai Rp 14 miliar.
Namun setelah ditelaah oleh auditor, berkas yang disodorkan tidak dapat dijadikan
dasar untuk audit investigasi, apalagi untuk menentukan nilai kerugian negara
x.
Sumber berita :
i Audit, pemeriksaan keuangan, memeriksa pembukuan, suatu pemeriksaan resmi mengenai perkembangan situasi keuangan dari perorangan atau suatu organisasi (umum).
ii Investigasi, penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan; percobaan, dan sebagainya, dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan terutama yang menyangkut peristiwa, sifat, atau khasiat suatu zat, dan sebagainya; penyidikan.
iii Dana Alokasi Khusus (DAK), dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
iv Yurisprudensi, suatu keputusan hakim yang terdahulu yang diikuti oleh hakim-hakim lainnya dalam perkaranya yang sama.
v Lembaga (negara), organisasi non-kementerian negara dan instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya.
vi Korupsi, 1. setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonornian negara; setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara; 2. penyelewengan atau penggelapan (uang negara, perusahaan, dsb) untuk kepentingan pribadi, orang lain, golongan, dan bersifat melawan hukum; tindak pidana korupsi.
vii Auditor/pemeriksa/pemeriksa keuangan negara, orang yang melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama BPK.
viii Dugaan, sangkaan atau perkiraan akan terjadi sesuatu (biasanya kurang menyenangkan dan memberikan kecurigaan) berdasarkan temuan-temuan pemeriksaan; setiap dugaan harus diuji kembali dengan fakta dan data lanjutan di lapangan; dugaan korupsi, dugaan penyelewengan.
ix Penyimpangan, proses, cara, perbuatan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, program, dan rencana yang telah ditentukan.