• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi oganisasi tata kerja di Polsek Wonocolo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunikasi oganisasi tata kerja di Polsek Wonocolo."

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI ORGANISASI TATA KERJA DI POLSEK

WONOCOLO

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I. Kom)

Oleh :

Ali Surbakti NIM. B06210006

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Ali Surbakti, B06210006, 2017. Komunikasi Organisasi Tata Kerja di Polsek Wonocolo. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Komunikasi Organisasi, Tata Kerja

Ada satu persoalan yang akan dikaji oleh peneliti dalam skripsi ini, yaitu bagaimana proses Komunikasi Organisasi Tata Kerja di Polsek Wonocolo, Surabaya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Komunikasi Organisasi Tata Kerja yang berlangsung dalam Satuan Kepolisian Sektor Wonocolo.

Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, maka peneliti melakukan pengkajian dengan metode deskriptif kualitatif. Sesuai dengan permasalahan tersebut maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, kajian keabsahan data melalui ketekunan pengamatan untuk memberikan fakta dan data yang valid mengenai Komunikasi Organisasi Tata Kerja di Polsek Wonocolo, Surabaya.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa proses komunikasi organisasi tata kerja di Polsek Wonocolo terbagi menjadi dua bentuk, yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal. Tata kerja dibagi secara structural yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing yang saling bergantung, yaitu: Kapolsek, Wakapolsek, Ps. Kanit Provos, Ps. Kasium, Ur. Renmin, Ur. Taud, Ur. Tahti, Ps. Kasihumas, Ps. Kasikum, Ps. KA SPKT, Kanit Intelkam, Kanit Reskrim, Kanit Binmas, Kanit Sabhara, Kanit Lantas. Bertujuan untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi, maka perlu memaksimalkan komunikasi internal dalam organisasi. Untuk menciptakan komunikasi organisasi yang efektif dan efisien maka bagian humas memiliki peranan aktif sebagai mediator dalam arus komunikasi, mengatur penyebaran informasi baik pesan yang bersifat umum yang dapat diketahui oleh semua jajaran anggota kepolisian dan masyarakat maupun pesan yang bersifat rahasia dan hanya dapat diketahui oleh pihak-pihak terkait dalam institusi kepilisian. Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam suksesnya kinerja anggota dalam organisasi, komunikasi yang dilakukan dengan baik dan benar dapat menumbuhkan rasa memiliki organisasi yang dapat menambah kualitas kerja anggota dalam melaksanakan kewajibannya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang telah ditentukan dalam organisasi kepolisian. Dengan adanya Standar Operasional Prosedur tersebut diharapkan dapat memberi pelayanan yang baik selaku aparatur penegak hukum yang bertugas melayani masyarakat. Pelayanan yang baik kepada masyarakat melahirkan citra positif bagi kepolisian khususnya di wilayah Wonocolo dan umumnya institusi kepolisian Indonesia.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kajian Pustaka ... 8

E. Manfaat penelitian ... 8

F. Definisi Konsep ... 9

G. Kerangka Pikir Penelitian ... 14

H. Metode Penelitian ... 19

1. Jenis Penelitian ... 19

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 20

3. Jenis dan Sumber Data... 20

4. Tahapan Penelitian... 21

5. Teknik Pengumpulan Data ... 23

6. Teknik Analisis Data ... 23

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 24

I. Sistematika Pembahasan ... 25

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG KOMUNIKASI ORGANISASI TATA KERJA ... 27

A. Kajian Pustaka ... 27

1. Komunikasi Organisasi ... 27

2. Komunikasi Koersif ... 48

3. Etika Komunikasi ... 49

4. Teori Sistem dalam Komunikasi Organisasi ... 52

(8)

BAB III PENYAJIAN DATA TENTANG KOMUNIKASI ORGANISASI

TATA KERJA DI POLSEK WONOCOLO ... 58

A. Deskripsi Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 58

1. Lokasi Penelitian ... 58

a. Latar Belakang Berdirinya Polsek Wonocolo ... 58

b. Tujuan Berdirinya Polsek Wonocolo ... 58

c. Visi dan Misi Polsek Wonocolo ... 59

d. Tata Kerja Struktural Polsek Wonocolo ... 60

e. Struktur Kepengurusan Polsek Wonocolo ... 77

2. Subyek Penelitian ... 78

3. Obyek Penelitian ... 80

B. Deskripsi Data Penelitian ... 81

1) Proses Komunikasi Organisasi Tata Kerja di Polsek Wonocolo ... 81

2) Alur Komunikasi Organisasi Tata Kerja di Polsek Wonocolo ... 83

3) Proses Penyampaian Informasi Darurat dan Pengambilan Keputusan (Emergency Message) ... 85

4) Alur Penyampaian Instruksi (Komunikasi Koersif) ... 86

5) Implementasi Etika Komunikasi... 87

6) Proses Komunikasi Organisasi Antar Devisi-Devisi ... 88

7) Manajemen Informasi di Polsek Wonocolo ... 89

8) Peranan Media dalam Komunikasi Organisasi Tata Kerja di Polsek Wonocolo ... 89

9) Strategi Meningkatkan Citra Polisi ... 91

BAB IV ANALISIS DATA TENTANG KOMUNIKASI ORGANISASI TATA KERJA DI POLSEK WONOCOLO ... 93

A. Temuan Peneliti ... 93

B. Konfirmasi Temuan dengan Teori ... 98

BAB V PENUTUP ... 103

A. Simpulan ... 103

B. Rekomendasi ... 104 DAFTAR PUSTAKA

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Aktivitas manusia tidak dapat terlepas dari komunikasi. Manusia

sebagai individu maupun mahluk sosial memiliki keinginan untuk

memenuhi kebutuhan secara umum, yaitu apa yang disebut dengan

kebutuhan jasmani dan rohani atau kebutuhan emosional dan intelektual.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut manusia tidak dapat menjalani

aktivitas kesehariannya seorang diri, karna manusia harus bekerjasama dan

berhubungan dengan orang lain maupun masyarakat untuk memenuhi

keinginannya.

Manusia dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan salah satunya

dengan cara menjalin hubungan hangat dengan orang lain, dan komunikasi

merupakan langkah awal yang bisa digunakan. Komunikasi merupakan

unsur penting yang sangat dibutuhkan oleh organisasi maupun lembaga,

baik berupa komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, maupun

komunikasi massa yang sesuai dengan kebutuhan dari lembaga maupun

organisasi tersebut.1

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara

harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling

bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada

1

Deddy Mulyana, M.A., Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2013), 20

(10)

2

juga yang menamakannya sarana. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan

organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada

manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu

komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung

dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa

yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi

penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi

pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya

menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu

berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi

dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dijalankan.

Komunikasi merupakan jembatan penghubung yang dapat

menyebarkan berbagai ide, gagasan dan solusi penyelesaian permasalahan

baik secara individu maupun kelompok (organisasi) yang nantinya akan

menciptakan kesamaan persepsi, visi, gerak dan arah serta tujuan yang

menjadi inti komunikasi. Komunikasi berperan penting dalam

penyampaian pesan pada sebuah organisasi, baik organisasi berskala kecil,

menengah sampai dengan organisasi berskala besar yang memiliki

cakupan lintas wilayah atau Negara.2

Komunikasi organisasi atau institusional berkaitan dengan

komunikasi yang berlangsung dalam jaringan kerjasama antarpribadi atau

kelompok dalam suatu organisasi atau institusi. Kepolisian adalah salah

2

Ibid., 46

(11)

3

satu bentuk lembaga dalam bidang penegakkan hukum yang tugas

utamanya selalu berhubungan langsung dengan masyarakat sebagaimana

slogan yang tertulis pada mobil patroli satuan kepolisian lalu lintas

”melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat”. Berdasarkan tiga

poin utama dalam slogan tersebut sudah jelas bisa dipastikan bahwa tugas

polisi sebagai aparatur negara selalu berhubungan dengan masyarakat,

memberi perlindungan dengan kata lain memberikan rasa aman kepada

masyarakat, mengayomi bisa diartikan merangkul masyarakat untuk

menaati aturan yang berlaku agar terciptanya rasa nyaman, dan yang

terakhir yaitu melayani masyarakat dan hal ini bisa dikaitkan dengan

beberapa contoh yang sudah familiar bagi masyarakat yaitu urusan

administrasi sepertihalnya Surat Izin Mengemudi dan lain sebagainya.

Kepolisian Sektor adalah struktur komando Kepolisian Republik

Indonesia di tingkat kecamatan. Kepolisian sektor di perkotaan biasanya

disebut sebagai "Kepolisian Sektor Kota" (Polsekta). Kepolisian Sektor

dikepalai oleh seorang Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) dan

Kepolisian Sektor Kota dikepalai oleh seorang Kepala Kepolisian Sektor

Kota (Kapolsekta). Polsek maupun Polsekta dipimpin oleh seorang Ajun

Komisaris Besar Polisi (AKBP) (khusus untuk Polda Metro Jaya) atau

Komisaris Polisi (Kompol) (untuk tipe urban), sedangkan di Polda lainnya,

Polsek atau Polsekta dipimpin oleh perwira berpangkat Ajun Komisaris

(12)

4

Kepolisian sektor wonocolo merupakan aparatur negara yang

bertugas untuk melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat

khususnya di daerah Wonocolo. Banyak program kerja yang dijalankan

oleh Satuan Kepolisian Sektor Wonocolo yang langsung terjun menjadi

penegak hukum bagi masyarakat, diantaranya melaksanakan razia

gabungan terkait dengan maraknya aksi balap liar, menggelar operasi

Cipta Kondisi sebagai antisi pasi maraknya Curat (pencurian dengan

pemberatan), Curas (pencurian dengan kekerasan), dan Curanmor

(pencurian kendaraan bermotor), memberikan bimbingan dan penyuluhan

kepada remaja tenang bahaya narkoba, dan lain sebagainya.

Dalam komunikasi organisasi tata kerja bisa dilihat bahwa sebagian

besar komunikasi tata kerja di kepolisian bersifat instruktif (koersif), yaitu

bentuk komunikasi yang maksud dan tujuannya agar komunikan

mengikuti suatu prosedur dan aturan-aturan tertentu dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawab sebagai polisi. Dari penjelasan singkat tersebut

bisa disimpulkan bahwa pesan bersifat instruktif cenderung terlihat

sebagai suatu paksaan yang biasanya dilakukan antara pimpinan dengan

bawahan yang pada pesan komunikasinya terdapat sanksi jika prosedur

dan aturan-aturan yang ada tidak ditaati dangan baik.3

Beberapa ahli teori komunikasi organisasi menggambarkan

organisasi sebagai suatu sistem yang hidup yang melakukan proses

kegiatan untuk mempertahankan keberadaannya dan menjalankan

3

Ali Nurdin, Agoes Moh. Moefad, Advan Navis Zubaidi, Rahmad Harianto, 2013. Pengantar

Ilmu Komunikasi (Buku Perkuiahan Program S1 Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya). IAIN Sunan Ampel Press Anggota IKAPI, 107

(13)

5

fungsinya. Suatu organisasi atau lembaga harus memiliki prosedur untuk

mengelola seluruh informasi yang ingin diterima dan dikirimkan untuk

mencapai tujuannya. Karena organisasi adalah sistem yang terdiri atas

sekelompok orang yang saling terhubung dan saling bergantung untuk

mencapai tujuannya.4

Terdapat beberapa teori dalam ilmu komunikasi yang dapat

diterapkan dalam organisasi demi tercapainya komunikasi tata kerja yang

baik, salah satunya teori informasi organisasi. Fokus dari teori informasi

organisasi adalah komunikasi informasi, hal yang sangat penting dalam

menentukan keberhasilan suatu organisasi. Sangat jarang satu bagian

dalam organisasi atau lembaga memiliki seluruh informasi yang

diperlukan untuk dapat menyelesaikan tugasnya. Informasi yang

dibutuhkan berasal dari berbagai sumber. Namun demikian, tugas

mengelola atau memproses informasi tidaklah sekedar bagaimana

memperoleh informasi, yang tersulit adalah bagaimana memahami

informasi dan menyebarluaskan informasi yang diterima itu di dalam

organisasi.

Beberapa di antara persoalan penting yang menjadi minat dari

komunikasi organisasi adalah peran tanggung jawab organisasi, kontrol

organisasi, jaringan komunikasi dalam organisasi, struktur dan fungsi

organisasi, serta budaya dan iklim organisasi. Peran dan tanggung jawab

organisasi, berkenaan dengan bentuk-bentuk formal dari perilaku

4

Morissan, Teori Komunikasi Organisasi. (Graha Indonesia, 2009), 33

(14)

6

organisasi, yang meliputi spesifikasi dan determinasi peran-peran,

rekrutmen orang-orang yang mendukung peran (desired behavior), dan

perkembangan peran organisasi. Kontrol terhadap organisasi, persoalan

ini dipelajari dalam komunikasi organisasi, terutama berkaitan dengan

bagaimana organisasi dikembangkan atau diarahkan. Dengan

memanfaatkan perspektif manajemen dapat diketahui jika organisasi

memiliki mekanisme-mekanisme tertentu dalam perencanaan (planning),

pengambilan keputusan (decision making), kontrol (controling),

monitoring, koordinating dan evaluating. Budaya organisasi

(organizational culture), konsep budaya organisasi dapat diartikan sebagai

segala sesuatu yang ada dalam organisasi, seperti simbol-simbol,

peristiwa-peristiwa penting, pola perilaku, ketentuan atau

peraturan-peraturan yang keseluruhan tersebut membentuk karakter organisasi.

Fungsi budaya organisasi dapat memberikan identitas bagi para anggota,

membantu memantapkan struktur dan kontrol, membantu dalam

proses-proses sosialisasi dan memperkuat rasa kebersamaan.5

Persoalan penting dari bidang organisasi berikutnya adalah iklim

organisasi (organizational climate), dapat dikatakan terdapat iklim yang

bagus apabila suatu organisasi memiliki kecenderungan adanya sportivitas

dalam hal komunikasi atasan-bawahan (supportiveness of

superior-subordinate communication), kualitas personal dan keakuratan komunikasi

dari atasan kepada bawahan (personal quality and accuracy of downward

5

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2007), 11

(15)

7

communication), adanya keterbukaan dalam hubungan antara atasan dan

bawahan (precieved openness of the superior-subordinate relationship),

adanya peluang bagi bawahan untuk menyampaikan aspirasi dan saran

kepada atasan (opportunities and degree of influence of upward

communication), dan adanya jaminan bersifat relatif, menyangkut

informasi dari bawahan serta rekan kerja (precieved reliability of

information from subordinate and co-work).

Persoalan organisasi selanjutnya, yaitu jaringan komunikasi.

Jaringan komunikasi dapat didefinisikan sebagai struktur hubungan

antarindividu, bagian-bagian (devisions, units), kelompok (clique) dalam

suatu organisasi yang menunjukkan struktur kekuasaan, kekuatan,

pengaruh, kewenangan, dan otoritas dalam organisasi. Fungsi jaringan

komunikasi dalam organisasi meliputi, mengkoordinasikan aktivitas

individu, kelompok dan unit lain dalam organisasi, lalu memberikan

mekanisme pengarahan organisasi secara keseluruhan, dilanjutkan dengan

memfasilitasi pertukaran informasi dalam organisasi, dan menjamin

adanya arus timbal balik (two-way flow information) antara organisasi dan

lingkungan luar organisasi.6

Kepolisian Sektor Wonocolo menjadi objek penelitian bagaimana proses penyampaian pesan berupa instruksi maupun informasi, alur-alur yang digunakan dalam penyampaian pesan sampai dengan efektifitas penyebaran pesan. Adakah berbagai hambatan baik secara fungsional maupun pendekatan yang dinilai kurang tepat dalam mendapatkan maupun menyampaikan informasi. Oleh

6

Ibid., 14

(16)

8

karena itu berdasarkan pemaparan diatas peneliti akan meneliti dan

menganalisis tentang Komunikasi Organisasi Tata Kerja di Polsek Wonocolo.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian

dengan judul “Komunikasi Organisasi Tata Kerja di Polsek Wonocolo”.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana proses komunikasi organisasi tata kerja di Satuan Kepolisian Sektor Wonocolo, Surabaya ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui bagaimana proses komunikasi organisasi di Satuan Kepolisian Sektor Wonocolo, Surabaya.

D. KAJIAN PUSTAKA

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Segi Teoritis

Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan ilmu

komunikasi, khususnya di bidang komunikasi organisasi.

2. Segi Praktis

Mengetahui bagaimana Komunikasi Organisasi di Satuan

Kepolisian Sektor Wonocolo, Surabaya.

F. DEFINISI KONSEP

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas pembaca dalam

mengartikan judul skripsi ini maka penulis memandang perlu untuk

mengemukakan secara tegas dan terperinci maksud mengenai judul

“Komunikasi Organisasi Tata Kerja Polsek Wonocolo” diantaranya:

(17)

9

Komunikasi organisasi atau institusional merupakan

komunikasi yang berlangsung dalam jaringan kerjasama

antarpribadi atau kelompok yang saling terhubung dan saling

bergantung untuk mencapai tujuannya dalam suatu organisasi

atau institusi.

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak

pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia

yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu

komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang

berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang

dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya,

faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.

Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah

untuk bahan telaah yang selanjutnya menyajikan suatu konsep

komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis

organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan

memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi

dilancarkan.

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan

berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun

informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi

formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu

(18)

10

berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan

berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.

Contohnya memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan

surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah

komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan

pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara

individual.

Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan

tiga komunikasi organisasi sebagai berikut7:

a. Fungsi perintah, berkenaan dengan angota-anggota

organisasi mempunyai hak dan kewajiban

membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak

atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah

koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung

dalam organisasi tersebut.

b. Fungsi relasional, berkenaan dengan komunikasi

memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan

mempertahankan bisnis produktif hubungan personal

dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam

pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan (job

performance) dalam berbagai cara. Contohnya kepuasan

kerja, aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas

7

Deddy Mulyana, M.A, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan

(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1998), 337.

(19)

11

dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan

perintah. Pentingnya dalam hubungan antarpersonal

yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda

merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dlakukan

tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan

organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil,

lebih memicu konflik, kurang ditaati, dan lain

sebagainya.

c. Fungsi manajemen, ambigu berkenaan dengan pilihan

dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan

yang sangat ambigu. Contohnya motivasi berganda,

muncul karena pilihan yang diambil akan

mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian

juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan

konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut

adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas.

Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan

mengurangi ketidakjelasan yang melekat dalam

organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya

untuk membangun lingkungan dan memahami situasi

baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.

(20)

12

Suatu cara, aturan, atau susunan yang ditempuh untuk

mengatur sebuah pekerjaan agar terlaksana dengan baik dan

efisien.8 Tata kerja merupakan cara pekerjaan dengan benar

dan berhasil guna atau bisa mencapai tingkat efisien yang

maksimal sehingga meminimumkan kesalahan. Terdapat dua

konsep pendukung dalam proses tata kerja, yaitu Prosedur

kerja dan Sistem Kerja. Prosedur kerja merupakan tahapan

dalam tata kerja yang harus dilalui suatu pekerjaan baik

mengenai darimana asalnya dan mau menuju kemana, kapan

pekerjaan tersebut harus diselesaikan, maupun alat apa yang

harus digunakan agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.

Sedangkan Sistem kerja merupakan susunan antara tata kerja

dengan prosedur yang menjadi satu sehingga membentuk suatu

pola tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

3. Polsek Wonocolo, Surabaya

Satuan Kepolisian Tingkat Kecamatan Wonocolo,

Surabaya (badan pemerintahan yang bertugas memelihara

keamanan dan ketertiban umum).9

8

Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 492

9

Ibid., 763.

(21)

13

G. KERANGKA PIKIR PENELITIAN

Bagan 1.1

Kerangka Pikir Penelitian

Tujuan Komunikasi Organisasi Tata Kerja di Polsek Wonocolo, Surabaya Komunikasi Koersif (Sifat Pesan Instruktif)

Teori Sistem Organisasi

Teori Informasi Organisasi Etika Komunikasi

Media Komunikasi

(22)

14

Kerangka pikir penelitian ini dimulai dari pemahaman tentang dua

konsep dasar komunikasi dan organisasi. Komunikasi merupakan

jembatan penghubung yang dapat menyebarkan berbagai ide, gagasan dan

solusi penyelesaian permasalahan baik secara individu maupun kelompok

(organisasi) yang nantinya akan menciptakan kesamaan persepsi, visi,

gerak dan arah serta tujuan yang menjadi inti komunikasi. Sedangkan

Organisasi merupakan suatu sistem yang hidup yang melakukan proses

kegiatan untuk mempertahankan keberadaannya dan menjalankan

fungsinya. Suatu organisasi atau lembaga harus memiliki prosedur untuk

mengelola seluruh informasi yang ingin diterima dan dikirimkan untuk

mencapai tujuannya.

Selanjutnya, memahami apa itu komunikasi organisasi berdasarkan

dua konsep dasar yang telah dijelaskan. Komunikasi organisasi atau

institusional merupakan komunikasi yang berlangsung dalam jaringan

kerjasama antarpribadi atau kelompok yang saling terhubung dan saling

bergantung untuk mencapai tujuannya dalam suatu organisasi atau

institusi. Karena organisasi adalah sistem yang terdiri atas sekelompok

orang yang saling terhubung dan saling bergantung untuk mencapai

tujuannya.

Setelah memahami dua konsep dasar komunikasi dan organisasi

serta komunikasi organisasi, barulah kerangka pikir penelitian dapat

dijalanakan, meliputi Komunikasi Koersif, Etika Komunikasi, Teori Sistem

(23)

15

poin penting dalam menjalankan kerangka pikir penelitian tersebut saling

berhubungan antara satu dengan yang lain dan hasilnya akan

mempengaruhi hasil dari penelitian dalam komunikasi tata kerja di polsek

Wonocolo.

Komunikasi Koersif, yaitu bentuk komunikasi yang maksud dan

tujuannya agar komunikan mengikuti suatu prosedur dan aturan-aturan

tertentu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai polisi.

Dari penjelasan singkat tersebut bisa disimpulkan bahwa pesan bersifat

instruktif cenderung terlihat sebagai suatu paksaan yang biasanya

dilakukan antara pimpinan dengan bawahan yang pada pesan

komunikasinya terdapat sanksi jika prosedur dan aturan-aturan yang ada

tidak di taati dangan baik.

Etika Komunikasi, Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu

sistem yang mengatur tentang tata cara manusia bergaul. Tata cara

pergaulan untuk saling menghormati biasa kita kenal dengan sebutan

sopan santun, tata krama, protokoler, dan lain-lain. Tata cara pergaulan

bertujuan untuk menjaga kepentingan komunikator dengan komunikan

agar merasa senang, tentram, terlindungi tanpa ada pihak yang dirugikan

kepentingannya dan perbuatan yang dilakukan sesuai dengan adat

kebiasaan yang berlaku serta tidak bertentangan dengan hak asasi manusia

secara umum. Tata cara pergaulan, aturan perilaku, adat kebiasaan

(24)

16

baik, dinamakan etika. Etika komunikasi mencoba untuk mengelaborasi

standar etis yang digunakan oleh komunikator dan komunikan.10

Teori Sistem dalam komunikasi organisasi, Scott (1961)

menyatakan bahwa ”satu-satunya cara yang bermakna untuk mempelajari

organisasi adalah sebagai suatu sistem”.11 Bahwa bagian-bagian penting

organisasi sebagai suatu sistem adalah individu dan kepribadian setiap

orang dalam organisasi, struktur formal, pola interaksi informal, pola

status dan peranan dalam organisasi, dan lingkungan fisik pekerjaan.

Konsep sistem berfokus pada pengaturan bagian-bagian, hubungan antar

bagian-bagian (devisi-devisi), dan dinamika hubungan yang

menumbuhkan kesatuan dalam organisasi atau lembaga.

Teori Informasi Organisasi, merupakan salah satu teori komunikasi

yang membahas mengenai pentingnya penyebaran informasi dalam

organisasi untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi tersebut. Teori

ini menekankan proses dimana individu mengumpulkan, mengelola, dan

menggunakan informasi. Fokus dari teori informasi organisasi adalah

komunikasi informasi, hal yang sangat penting dalam menentukan

keberhasilan suatu organisasi. Sangat jarang satu bagian dalam organisasi

atau lembaga memiliki seluruh informasi yang diperlukan untuk dapat

menyelesaikan tugasnya. Informasi yang dibutuhkan berasal dari berbagai

sumber. Namun demikian, tugas mengelola atau memproses informasi

10

Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 185.

11

Deddy Mulyana, M.A, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan

(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1998), 63

(25)

17

tidaklah sekedar bagaimana memperoleh informasi, yang tersulit adalah

bagaimana memahami informasi dan menyebarluaskan informasi yang

diterima itu di dalam organisasi.

Media Komunikasi, Media komunikasi adalah suatu alat atau

sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator

kepada komunikan. Dalam hal ini komunikan merupakan seluruh jajaran

dalam satuan kepolisian sektor Wonocolo. Media merupakan jendela yang

memungkinkan kita untuk dapat melihat lingkungan yang lebih jauh,

sebagai penafsir yang membantu memahami pengalaman, sebagai

landasan penyampai informasi, sebagai komunikasi interaktif yang

meliputi opini audiens, Sebagai penanda pemberi intruksi atau petunjuk,

sebagai penyaring atau pembagi pengalaman dan fokus terhadap orang

lain, cermin yang merefleksikan diri kita dan penghalang yang menutupi

kebenaran. Media komunikasi juga dijelaskan sebagai sebuah sarana yang

dipergunakan sebagai memproduksi, reproduksi, mengolah dan

mendistribusikan untuk menyampaikan sebuah informasi. Media

komunikasi sangat berperan penting bagi kehidupan masyarakat dalam

organisasi. Secara sederhana, sebuah media komunikasi adalah sebuah

perantara dalam menyampaikan sebuah informasi dari komunikator

kepada komunikan yang bertujuan agar efisien dalam menyebarkan

informasi atau pesan.

Fungsi dari keempat poin dalam kerangka penelitian ini

(26)

18

polsek wonocolo yang dalam hal ini merupakan pesan koersif yang harus

sampai pada semua bagian dari struktur kepolisian tersebut. Peran media

komunikasi sangat penting karena dalam sebuah lembaga kepolisian

terdapat banyak sub bagian-bagian (devisi-devisi) berdasarkan struktur

yang ada, maka media komunikasi menjadi konduktor penting dalam

persebaran pesan dan informasi.

H. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah serangkaian hukum, aturan dan tata cara

tertentu yang diatur dan ditentukan kaidah ilmiah dalam

menyelenggarakan suatu penelitian dalam koridor keilmuan tertentu yang

hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.12 Dalam penelitian

ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian

yang memahami situasi, kondisi, motivasi, dan aktifitas komunikasi

organisasi tata kerja yang ada di Kepolisian Sektor Wonocolo.13

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian jenis

ini menggunakan data-data berupa kata-kata, gambar bukan dari

angka-angka dan semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci

terhadap apa yang sudah diteliti.14

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian

12

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), 17.

13

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999),

24. 14

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 11.

(27)

19

a. Subyek

Subyek adalah informan yang ditunjuk oleh peneliti dalam

memberikan informasi dan sekaligus menjadi kunci informan.

Dalam hal ini yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Wonocolo, Surabaya dan

anggota jajarannya.

b. Obyek

Obyek adalah aspek keilmuan yang menjadi kajian

penelitian. Obyek dalam penelitian ini adalah komunikasi

organisasi tata kerja di Polsek Wonocolo, Surabaya.

c. Lokasi Penelitian

Adalah tempat penelitian yang dilakukan. Peneliti

mengambil lokasi penelitian di Satuan Kepolisian Sektor

Wonocolo (Polsek Wonocolo), Surabaya.

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dipakai oleh peneliti yaitu dengan

menggunakan dua bentuk jenis data penelitian kualitatif. Data primer

dan data sekunder.

Adapun jenis sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

(28)

20

Yakni segala informasi yang didapat dari informan sesuai dengan

fokus penelitian. Dalam hal ini data yang diambil adalah tentang

komunikasi organisasi tata kerja di Polsek Wonocolo, Surabaya.

b. Data sekunder

Yakni data yang berasal dari bahan bacaan yang berupa

dokumen-dokumen baik berupa buku, surat-surat, dan dokumen-dokumen lain yang

dibutuhkan dalam penelitian untuk melengkapi data primer.

4. Tahapan Penelitian

a. Tahap Pra Lapangan

1) Menyusun rancangan penelitian. Pada tahap awal, peneliti

membuat proposal penelitian.

2) Memilih lapangan penelitian. Peneiliti mengambil judul

“Komunikasi Organisasi Tata Kerja di Polsek Wonocolo”,

maka lapangan penelitian bertempat di Polsek Wonocolo,

Surabaya.

3) Mengurus perizinan. Peneliti mengajukan permohonan kepada

bagian akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan

kemudian diserahkan kepada Kepala Kepolisian Sektor

Wonocolo.

4) Memilih dan memanfaatkan informan. Dalam tahap ini peneliti

harus selektif dalam memilih informan. Peneliti memilih

Kepala Kepolisian Sektor Wonocolo selaku pimpinan di

(29)

21

5) Mempersiapkan perlengkapan penelitian. Perlengkapan yang

diperlukan antara lain: surat izin penelitian, alat tulis (buku

catatan, bolpoin, map), dan alat dokumentasi berupa foto dan

video menggunakan kamera.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri, meliputi:

a) Pembatasan latar dan peneliti

b) Penampilan peneliti harus sesuai dengan aturan yang

berlaku di lapangan penelitian

c) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan

d) Jadwal meneliti harus diperhatikan

2) Memasuki lapangan penelitian dengan bersosialisasi dengan

Anggota Satuan Kepolisian Sektor Wonocolo, Surabaya.

3) Berperan serta dalam mengambil data, dilakukan untuk

mendapatkan data-data yang valid dan peneliti mengamati

bagaimana proses komunikasi organisasi tata kerja di Polsek

Wonocolo, Surabaya.

c. Laporan

Yakni sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan oleh

peneliti yang disusun secara terstruktur, dalam bentuk format yang

rapid an dapat di pertanggung jawabkan.

(30)

22

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan

menggunakan teknik:

a. Interview atau wawancara adalah teknik penelitian yang dilakukan

oleh peneliti dengan menggunakan panduan dan pedoman

wawancara yang telah dipersiapkan sesuai dengan fokus penelitian.

Wawancara yang dilakukan bersifat terbuka dan terstruktur.

b. Observasi. Teknik ini dilakukan oleh peneliti kualitatif dengan cara

terlibat langsung dalam aktivitas subyek yang diteliti untuk

mendekatkan diri antara peneliti dengan yang diteliti. Peneliti juga

melakukan observasi ini guna mendukung hasil wawancara kepada

Kepala Kepolisian Sektor Wonocolo.

c. Dokumentasi. Teknik ini dilakukan oleh peneliti dengan cara

mencari dan mendokumentasikan segala informasi yang dapat

mendukung fokus penelitian, dapat berupa gambar atau foto,

dokumen-dokumen tertulis, yang berkaitan dengan Polsek

Wonocolo, Surabaya.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data ini dilakukan bersamaan dengan proses

pengumpulan data. Data dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata,

perilaku atau tindakan yang dapat diobservasikan. Analisis data ini

terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu:

reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan atau verifikasi.15

15

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006), 18

(31)

23

Peneliti menganalisis data mengunakan analisis domein.

Analisis domein adalah analisis yang dilakukan terhadap data yang

diperoleh dari pengamatan berperan serta atau wawancara atau

pengamatan deskriptif.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data sangat penting dilakukan

agar data yang diperoleh memiliki nilai kevalidan dan kesohihan data.

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep

validitas dan realibilitas menurut versi “positivism” dan disesuaikan

dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigm sendiri16.

Adapun teknik yang digunakan antara lain:

a. Perpanjangan keikut-sertaan

Keikut-sertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan

data. Keikut-sertaan tidak hanya dalam waktu singkat melainkan

memerlukan perpanjangan keikut-sertaan pada latar penelitian.

b. Diskusi dengan teman sejawat

Dimaksudkan untuk mengetahui data-data yang belum diteliti oleh

peneliti, dapat dijadikan sebagai data tambahan di lapangan dan

membandingkan data yang satu dengan yang lain.

I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

16

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005), 321

(32)

24

Dalam pemaparan skripsi ini dibagi menjadi lima bab pembahasan yang

disusun secara sistematis. Adapun pokok pembahasan yang dimaksud

adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, definisi konsep, kerangka

pikir penelitian, metode penelitian dan

sistematika pembahasan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan mengenai kajian

teoritis dari judul yang ada, uraian-uraian

tersebut dipaparkan secara komprehensif, berisi

terdiri dari: pengertian komunikasi organisasi

tata kerja, fungsi komunikasi organisasi tata

kerja, kerangka pikir penelitian

BAB III : PENYAJIAN DATA

Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran lokasi

penelitian, yang meliputi latar belakang

berdirinya Polsek Wonocolo, Surabaya, struktur

kepenggurusan di Polsek Wonocolo dan

gambaran umum objek penelitian, serta

(33)

25

yang berisi tentang jawaban atas berbagai

masalah yang diajukan peneliti.

BAB IV : ANALISIS DATA

Pada bab ini akan menganalisis data yang

memaparkan hasil penelitian berupa data

tentang Komunikasi Organisasi Tata Kerja di

Polsek Wonocolo, Surabaya. Dari hasil

penelitian tersebut dianalisis sehingga

menghasilkan suatu kesimpulan yang kemudian

dikonfirmasikan dengan teori yang relevan.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan

(34)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

1. Komunikasi Organisasi

a. Pengertian Komunikasi Organisasi

Sebelum berbicara tentang komunikasi organisasi, perlu kita

memahami makna komunikasi bedasarkan perspektif para ahli sehingga

arah pemikiran dalam konsep dasar komunikasi yang variatif tersebut

dapat memberi gambaran yang komprehensif, diantaranya sebagai

berikut:

1) Carl I. Hovland

Komunikasi merupakan proses seseorang menyampaikan

rangsangan dengan tujuan mengubah perilaku orang lain.1

2) Everett M. Rogers

Komunikasi merupakan suatu proses dimana sebuah ide disebar

luaskan dari sumber kepeda satu penerima atau lebih, dengan

tujuan untuk mengubah tingkah laku mereka.2

3) Gebner

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan,

emosi, skill dan seterusnya, dengan symbol, kata, gambar, figure,

1

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Paktek, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1999), 10. 2

(35)

28

grafik dan lain-lain. Hal tersebut adalah suatu aksi penyampaian

yang biasanya disebut komunikasi.3

4) Himstreet dan Baty

Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi di antara

dua orang atau lebih melalui suatu system symbol-simbol,

isyarat-isyarat, dan perilaku yang sudah lazim.4

5) McLaughlin

Komunikasi merupakan proses saling menukar gagasan-gagasan

atau ide-ide dengan berbagai cara yang efektif.5

6) Onong Uhcjana Effendy

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dalam

bentuk lambang yang bermakna sebagai perpaduan pikiran dan

perasaan berupa ide atau gagasan, informasi, kepercayaan, harapan,

imbauan, dan lain sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada

orang lain, baik langsung secara bertatap muka maupun secara

tidak langsung melalu media komunikasi dengan tujuan mengubah

sikap, pandangan, dan perilaku.6

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa komunikasi adalah

suatu proses yang di dalamnya terjadi pembagian makna, ide-ide atau

gagasan di antara dua orang atau lebih dan mereka dapat saling

3

Reed H. Blake, A Taxonomi Of Consept in Communication, (USA: Hasting Hause, Publisher Inc,

1979), 3. 4

William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty, Bussiness Communications: Principesland

Methods. (Boston: Publishing Company, 1990), 6. 5

Ted J. McLaughlin, Communication, (Columbus: Charles E. Merrill Books, Inc, 1964), 21.

6

Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1989), 60.

(36)

29

memahami pesan yang di sampaikan. Tanpa adanya kesamaan

perngertian diantara peserta komunikasi maka tidak ada sebuah tindak

komunikasi.

b. Struktur Komunikasi Dalam Organisasi

Hal-hal yang perlu dipahami dalam kajian struktur komunikasi

dalam organisasi yaitu kemanakah arah atau arus komunikasi dalam

organisasi ? untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu adanya

penjelasan meliputi komunikasi kebawah, keatas, lateral, dan

komunikasi lintas saluran. 7

1) Komunikasi Ke Bawah (Downward Communication)

Komunikasi ke bawah yaitu pesan yang dikirim dari tingkat

structural yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah.

Contohnya pesan yang dikirim oleh Kapolsek kepada satuan

anggotanya, pesan yang dikirim oleh atasan tersebut dapat berupa

perintah, imbauan, nasehat dan lain sebagainya.

Terdapat permasalahan yang sering timbul dalam komunikasi

kebawah yaitu kesalahpahaman makna perintah dari atasan oleh

bawahan. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan bahasa yang

digunakan oleh atasan dan tidak dapat dipahami oleh bawahan.

Merupakan hal yang wajar karena umumnya atasan dalam sebuah

organisasi memiliki latar belakang pendidikan yang relativ lebih

tinggi dibandingkan dengan bawahan. Maka dari itu sering kali

7

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja

(37)

30

bahasa yang digunakan atasan tidak dipahami oleh bawahan.

Begitu juga sebaliknya, dalam urusan teknis terkadang ada kode

bahasa sendiri yang biasanya hanya dimengerti oleh atasan atau

bawahan saja.

Menurut Katz dan Kahn8 ada lima jenis informasi yang biasa

dikomunikasikan oleh atasan kepada bawahannya, yaitu:

a) Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan

b) Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan

pekerjaan

c) Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi

d) Informasi mengenai kinerja pegawai

e) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas

Ada beberapa cara yang digunakan dalam penyampaian

informasi ke bawahan, diantaranya adalah dengan cara tulisan,

lisan, tulisan diikuti lisan, dan lisan diikuti tulisan.9

2) Komunikasi Ke Atas (Upward Communication)

Komunikasi keatas yaitu proses penyampaian pesan yang

dikirim dari tingkat structural yang lebih rendah kepada tingkatan

yang lebih tinggi. Misalnya para pegawai kepada manajernya. Jenis

komunikasi tersebut biasanya meliputi:

8

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja

Perusahaan, Editor Deddy Mulyana, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), 185 9

Ibid,. 187

(38)

31

a) Kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, meliputi apa yang

terjadi di pekerjaan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang

masih perlu dilakukan, dan lain sebagainya.

b) Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang

belum terjawab.

c) Berbagai ide-ide atau gagasan perubahan dan saran-saran

perbaikan.

d) Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan yang berkaitan

dengan pekerjaan itu sendiri, pekerjaan lainnya, dan masalah

lain yang serupa.10

Adapun permasalahan yang sering terjadi dalam komunikasi

jenis ini adalah pesan yang ditujukan kepada atasan seringkali

hanya pesan-pesan positif, laporan yang bersifat “asal bapak

senang” kerap mewarnai dalam perjalanan organisasi. Masalah

lainnya dalam secara fisik, masalah dimana biasanya terjadi karena

tempat antara pimpinan dengan bawahan terpisah jauh. Misalnya

pimpinan berada dilantai atas sedangkan bawahan dilantai bawah,

bahkan ada yang para karyawannya bekerja diluar daerah.

Sebab-sebab lain kesulitan bawahan ini apat dijelaskan

dengan pendapat Sharma11 yang meliputi:

a) Bawahan cenderung menyembunyikan pemikiran mereka

10

Josep A. Devito, Komunikasi Antarmanusia : Kuliah Dasar, (Jakarta: Professional Books, 1977), 346

11

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi,………, 191

(39)

32

b) Adanya perasaan bahwa pimpinan tidak tertarik dengan

masalah bawahan

c) Kurangnya penghargaan bagi komunikasi keatas yang

dilakukan bawahan.

d) Adanya perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak

tanggap pada apa yang disampaikan bawahan.

Ada beberapa cara sebagai antisipasi permasalahan yang

telah diuraikan diatas, Planty dan Machaver12 menjabarkan tujuh

prinsip sebagai pedoman komunikasi keatas, yaitu:

a) Program komunikasi keatas yang efektif harus direncanakan

b) Program komunikasi keatas yang efektif berlangsung secara

kesinambungan

c) Program komunikasi keatas yang efektif mengunakan saluran

rutin

d) Program komunikasi keatas yang efektif menitik beratkan pada

kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari

tingkatan yang lebih rendah

e) Program komunikasi keatas yang efektif mencakup

mendengarkan secara objektif

f) Program komunikasi keatas yang efektif mencakup tindakan

untuk menanggapi masalah

12

Ibid., 193

(40)

33

g) Program komunikasi keatas yang efektif menggunakan

berbagai media dan metode untuk meningkatkan aliran

informasi.

3) Komunikasi Lateral (Horisontal)

Komunikasi lateral (horizontal) adalah proses penyampaian

pesan yang dikirim dari dan ke tingkat structural yang sama.

Misalnya sesama karyawan, sesama anggota kepolisian di bagian

intelijen. Jenis komunikasi ini dapat memperlancar pertukaran

pengetahuan, wawasan, penggalaman, metode dan bahkan tempat

curahan pendapat (brainstorming). Dengan komunikasi ini dapat

memperkecil terjadinya miss-komunikasi atau kesalahpahaman

diantara para anggota organisasi.13

Permasalahan yang kerap terjadi dalam jenis komunikasi ini

adalah jika para pegawai atau karyawan dalam pekerjaannya sudah

terspesialisasi sesuai dengan bidangnya sendiri, maka mereka

menganggap bahwa pekerjaannyalah yang terbaik sehingga yang

lain dianggap sebagai competitor. Jika hal yang demikian terjadi

akan sulit menjalankan komunikasi lateral.14

Tujuan adanya komunikasi lateral ini antara lain untuk

mengkoordinasikan penugasan kerja, berbagi informasi yang

berkaitan dengan rencana dan program, sebagai pemecah masalah,

sarana memperoleh pemahaman bersama, media berunding, untuk

13

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi,………, 196

14

Ibid., 196

(41)

34

mendamaikan, dan menenggahi perbedaan agar menumbuhkan

dukungan antar personal.15

4) Komunikasi Lintas Saluran

Komunikasi lintas saluran merupakan komunikasi yang

terjadi dimana informasi diberikan melewati batas-batas fungsional

atau batas-batas unit kerja, dan diantara orang-orang yang satu

dengan yang lainnya tidak saling menjadi bawahan atau atasan16.

Misalnya komunikasi yang terjadi antara bagian administrasi

dengan bagian logistic dalam sebuah lembaga atau organisasi.

Permasalahan yang kerap timbul dalam komunikasi jenis ini

adalah terjadinya prejudice (prasangka) antar sesama pegawai.

Maka dari itu pimpinan harus bertindak bijaksana apabila

mendapati permasalahan yang demikian. Komunikasi jenis ini

cenderung sulit untuk dihindari, terkadang menjadi penting untuk

dilakukan sebagai bargaining power (tawar-menawar).

c. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

Secara umum fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi

(to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan

mempengaruhi (to influence).17 Informasi dapat diberikan kepada siapa

saja yang menjadi lawan berbicara, pesan merupakan informasi yang

disampaikan oleh setiap orang yang terlibat dalam proses komunikasi.

15

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi,………, 196

16

Ibid., 195 17

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2000), 8

(42)

35

Segala pesan atau informasi merupakan faktor penentu adanya saling

pengertian dalam komunikasi. Begitu juga dengan fungsi mendidik,

mempengaruhi dan menghibur, ketiga fungsi tersebut melekat dalam

sebuah transaksi komunikasi. Makna pesan-pesan itulah yang

menjadikan terjadinya proses komunikasi.

Komunikasi organisasi adalah peristiwa komunikasi yang terjadi

dalam suatu organisasi, oleh karenanya maknya fungsi tersebut

bergantung pada proses manajemen komunikasi dalam suatu organisasi.

S. Djuarsa Sendjaja18 memberikan gambaran tentang fungsi komunikasi

dalam organisasi yang terdiri dari empat fungsi yaitu fungsi

informative, fungsi regulative, fungsi persuasive, dan fungsi integrative.

Fungsi informative dalam organisasi menganggap bahwa organisasi

merupakan suatu system pemrosesan informasi yang artinya semua

anggota dalam sebuah organisasi membutuhkan informasi untuk

mengerjakan bidang pekerjaannya sesuai dengan job-descripstion

masing-masing bidang.

Fungsi regulative berkaitan dengan aturan-aturan yang berlaku

dalam suatu organisasi sebagai dasar mengerjakan sesuatu. Pada suatu

organisasi terdapat dua poin penting yang berpengaruh terhadap fungsi

regulative, yaitu atasan yang memegang kendali manajemen dan pesan.

Seorang atasan mempunyai kewenangan dan mengendalikan bawahan

18

(43)

36

atas segala perintah yang diberikan. Makna pesan dalam sebuah

organisasi adalah berorientasi langsung pada kerja19.

Fungsi persuasive dilakukan oleh pimpinan untuk memberikan

sentuhan bagaimana suatu pekerjaan dilakukan oleh bawahan tanpa

memberikan perintah secara formal. Sering terjadi jika atasan

memberikan suatu intruksi dengan bahasa yang kaku dan terkesan

terlalu formal maka bawahan tidak akan mengerjakan secara sukarela,

sebaliknya jika suatu intruksi diberikan secara persuasive maka

bawahan yang mengerjakan akan merasa memiliki hasil pekerjaan

tersebut20.

Fungsi integrative berupaya menyatukan persepsi seluruh anggota

dalam suatu organisasi baik kalangan structural atas maupun tingkat

bawah tentang tujuan dan misi organisasi melalui saluran-saluran

komunikasi yang ada dalam sebuah organisasi. Secara general saluran

komunikasi dalam organisasi ada dua yaitu saluran formal dan informal.

Saluran formal dapat berupa penerbitan lembaran-lembaran berita atau

bulletin-buletin tentang organisasi bersangkutan yang diperuntukan

sebagai informasi bagi seluruh anggota organisasi baik atasan maupun

bawahan. Sedangkan saluran informal dapat melalu pembicaraan

antarpribadi pada saat istirahat kerja, kegiatan nonformal, dan lain

sebagainya. Dengan demikian kegiatan ini akan menumbuhkan

19

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi. (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), 136 20

Ibid., 136

(44)

37

kesadaran diri atau partisipasi yang besar dari seluruh anggota terhadap

organisasi21.

d. Jaringan Komunikasi Organisasi

Jaringan komunikasi organisasi adalah saluran yang digunakan

untuk meneruskan suatu pesan dari satu orang pada orang lain, jaringan

tersebut dapat diamati dalam dua prespektif, yaitu:

a) Kelompok kecil sesuai sumberdaya yang dimiliki akan

mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa

struktur jaringan komunikasi. Jaringan ini dijadikan sebagai suatu

system komunikasi umum yang digunakan organisasi atau kelompok

untuk mengirimkan pesan kepada orang lain.

b) Jaringan komunikasi ini dapat dipandang sebagai struktur yang

diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana

komunikasi organisasi.

Jaringan dalam organisasi membicarakan tentang sekumpulan

manusia dimana mereka memiliki ikatan-ikatan yang saling

berhubungan atau terikat satu dengan yang lain. Dalam hubungan

tersebut terdapat adanya suatu arus yang diatur agar tidak saling

bertabrakan. Jaringan memiliki beberapa prinsip dasar, diantaranya:

a) Pola. Pola merupakan suatu bentuk yang sudah teratur atau diatur.

21

(45)

38

b) Rangkaian. Rangkaian dapat dilihat sebagai suatu kesempurnaan

suatu pola yang telah disusun menjadi rangkaian pola arus

komunikasi.

c) Rangkaian yang ada relative stabil. Rangkaian ini merupakan suatu

tata urusan secara sistematis sesuai rangkaian pola yang disusun

dalam melakukan suatu hal. Jika rangkaian berjalan dengan stabil

makan akan digunakan secara terus menurus.

d) Hukum yang mengatur. Jika orang-orang yang ada di dalam suatu

organisasi tidak berjalan sesuai dengan rangkaian yang ada, maka

akan mendapatkan sanksi. Hukum berlaku supaya prinsip-prinsip

tersebut dapat berjalan dengan baik.

Secara general ada dua pola jaringan dalam suatu organisasi yaitu

jaringan komunikasi formal dan informal22. Jaringan komunikasi yang

formal bila pesan mengalir melalu jalan resmi yang ditentukan

olehtingkatan-tingkatan resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan.

Sedangkan jaringan komunikasi informal adalah bilamana bawahan

berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memperhatikan hubungan

posisi.

Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi

formal yaitu komunikasi kepada bawahan, komunikasi pada atasan dan

komunikasi horizontal. Sedangkan jaringan komunikasi informal lebih

dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar angin. Dalam istilah

22

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), 107-126

(46)

39

komunikasi grapevine dapat diartikan sebagai cara menyampaikan

pesan secara rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat diperoleh

melalui jaringan komunikasi formal. Yang perlu diperhatikan adalah

pola jaringan merupakan pola umum yang sering digunakan oleh suatu

kelompok atau organisasi.

e. Gaya Komunikasi Dalam Organisasi

Gaya komunikasi (communications style) adalah seperangkat

perilaku antar pribadi terspesialisasi dan digunakan dalam suatu situasi

tertentu23. Gaya komunikasi dapat mengambarkan bagaimana perilaku

seseorang dalam suatu organisasi pada saat menyampaikan ide atau

gagasan. Ada enam gaya komunikasi yang sering digunakan dalam

suatu organisasi, gaya tersebut disesuaikan dengan maksud dan tujuan

pengiriman pesan. Yaitu:

a) Controlling Style

Gaya komunikasi ini bersifat mengendalikan, mengatur, membatasi

dan bahkan memaksa perilaku dan pikiran orang lain. Dalam proses

gaya komunikasi ini sejenis dengan komunikasi satu arah. Gaya ini

menekankan pada aspek pengiriman pesan tanpa memperdulikan

aspek umpan balik. Gaya komunikasi ini biasanya digunakan untuk

mempersuasi orang lain supaya bekerja secara efektif.24

b) Equailitarian Style

23

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), 142 24

(47)

40

Gaya komunikasi ini mementingkan aspek kesamaan atau

keseimbangan pesan. Artinya penyebaran pesan dapat terjadi secara

lisan maupun tulisan yang bersifat dua arah atau adanya timbal

balik. Gaya komunikasi ini tepat untuk memelihara empati dan

kerjasama, karena sifat keterbukaan dalam berkomunikasi antar

anggota organisasi.25

c) Structuring Style

Gaya komunikasi ini bersifat terstruktur, yaitu melalu struktur

penerimaan maupun pengiriman baik secara lisan maupun tulisan

untuk memantapkan perintah yang harus dilakukan. Dalam gaya ini

alur pesan mengikuti struktur yang ada dalam organisasi.26

d) Dynamic Style

Gaya komunikasi ini memiliki kecenderungan agresif, karena

menyadari bahwa lingkungan kerjanya berorientasi pada tindakan,

biasanya digunakan oleh supervisor yang membawahi para sales.

Tujuannya adalah untuk merangsang pekerja agar bekerja dengan

efektif dan efisien. Gaya komunikasi ini efektif dalam mengatasi

permasalahan-permasalahan yang bersifat kritis.27

e) Relinquishing Style

Gaya komunikasi ini bersifat akomodatif, artinya meskipun sorang

atasan memiliki hak untuk memerintah dan mengontrol orang lain,

akan tetapi lebih banyak bersedia menerima saran dan pendapat

25

Ibid., 142-143 26

Ibid., 142-143 27

(48)

41

orang lain. Gaya ini efektif bila orang yang diajak bekerjasama

memiliki pengetahuan luas, berpenggalaman, dan bertanggung

jawab.

f) Withdraw Style

Gaya komunikasi ini lebih bersifat menghindari tanggung jawab.

Gaya komunikasi ini tidak cocok diterapkan dalam organisasi,

karena keinginan untuk menghindari tanggung jawab maka tidak

ada keinginan untuk berkomunikasi.28

Dari keenam uraian gaya komunikasi diatas, equalitarian style

merupakan gaya komunikasi yang ideal, sedangkan structuring,

dynamic dan relinquaishing dapat digunakan secara strategis untuk

menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Adapun gaya

komunikasi controlling dan withdraw mempunyai kecenderungan

menghalangi berlangsungnya insteraksi yang bermanfaat dan

produktif29.

f. Iklim Komunikasi Organisasi

a) Pengertian dan pentingnya iklim komunikasi

Menurut David dan Newstrom iklim organisasi adalah

lingkungan dimana para karyawan suatu organisasi melakukan

pekerjaan mereka. Iklim mengitari dan mempengaruhi segala hal

28

Ibid., 143 29

Jerry W. Koehler, Kail W.E Anatol, Ronald L. Aoolbaum, Organizational Communication,

(49)

42

yang bekerja dalam organisasi sehingga iklim dikatakan sebagai

suatu konsep yang dinamis30.

Sedangkan menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly iklim

organisasi adalah serangkaian keadaan lingkungan yang dirasakan

secara langsung dan tidak langsung oleh karyawan31. Hal ini

mengambarkan jika iklim organisasi dapat mempengaruhi

karyawan baik secara sadar maupun tidak sadar.

Gibb menegaskan bahwa tingkah laku komunikasi tertentu dari

anggota organisasi mengarahkan kepada iklim supportiveness,

diantara tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:

a. Deskripsi, anggota organisasi memfokuskan pesan mereka

kepada kejadian yang dapat diamati daripada evaluasi secara

subjektif atau emosional.

b. Orientasi masalah, anggota organisasi memfokuskan

komunikasi mereka pada pemecahan kesulitan mereka secara

bersama.

c. Spontanitas, anggota organisasi berkomunikasi dengan sopan

dalam merespons sesuatu yang terjadi.

d. Empathy, anggota organisasi memperlihatkan perhatian dan

pengertian terhadap anggota lainnya.

30

Keith Davis & John W Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 1994), 20 31

(50)

43

e. Kesamaan, anggota organisasi memperlakukan anggota yang

lain sebagai teman dan tidak menekankan kepada kedudukan

dan kekuasaan.

f. Profesionalism. Anggota organisasi bersifat fleksibel dan

menyesuaikan diri pada situasi komunikasi yang berbeda32.

Iklim organisasi penting karena jika dalam suatu organisasi

para anggotanya tidak bisa berkoordinasi dengan baik maka akan

mengancam timbulnya masalah dalam organisasi tersebut. Segala

hal yang menyangkut keharmonisan hubungan yang dijalin oleh

anggota organisasi mempengaruhi kemajuan suatu organisasi

tersebut.

Pace dan Faules33 mengemukakan jika sedikitnya ada enam

faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi yaitu:

a. Kepercayaan. Para anggota disetiap tingkat harus berusaha keras

untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang di

dalamnya kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas didukung

oleh pernyataan dan tindakan. Karena makin tinggi suatu

kepercayaan, maka motivasi kerja cenderung semakin tinggi.

b. Pembuat keputusan bersama. Para pegawai di setiap tingkat

dalam organisasi harus berkomunikasi dan berkonsultasi

mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijaksanaan

organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka dan diberi

32

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 85-86

33

R. Wayne Pace and Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1998), 159-160

(51)

44

kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan

manajemen, dengan tujuan agar mereka turut serta berperan

dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.

c. Kejujuran. Suasana umum yang meliputi kejujuran dan

keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam

organisasi, agar pegawai mampu berkomunikasi dengan teman

sejawat, tanpa memikirkan baik itu atasan ataupun bawahan.

d. Keterbukaan dalam komunikasi kebawah. Komunikasi kebawah

adalah komunikasi yang berlangsung dari satuan-satuan

organisasi yang ada di bawahnya. Komunikasi ini bisa berupa

memo, buku pedoman, perintah, teguran, dan pujian. Kecuali

untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus

relative mudah memperoleh informasi yang berhubungan

langsung dengan tugas mereka.

e. Mendengarkan dalam komunikasi keatas. Anggota di setiap

tingkatan dalam organisasi harus mendengarkan saran-saran

atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan anggota di

setia tingkat bawahan dalam organisasi, secara

berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari

bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan

kecuali ada petunjuk yang berlawanan.

f. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi. Anggota di

(52)

45

komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktifitas

tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah dan menunjukkan perhatian

besar pada anggota organisasi lainnya.

Suatu iklim komunikasi berkembang dalam konteks

organisasi. Unsur-unsur dasar yang membentuk suatu organisasi

dapat diringkaskan menjadi lima kategori besar, yaitu34:

a. Anggota organisasi. Di pusat organisasi terdapat orang-orang

yang melaksanakan pekerjaan organisasi.

b. Pekerjaan dalam organisasi. Pekerjaan yang dilakukan anggota

organisasi terdiri dari tugas-tugas formal dan informal.

c. Praktik-praktik pengelolaan. Tujuan utama pegawai manajerial

adalah menyelesaikan pekerjaan melalui usaha orang lainnya.

d. Struktur organisasi. Merujuk kepada hubungan-hubungan antara

tugas-tugas yang dilaksanakan oleh anggota-anggota organisasi.

e. Pedoman organisasi. Serangkaian pernyataan yang

mempengaruhi, mengendalikan, dan memberi arahan bagi

anggota organisasi dalam mengambil keputusan dan tindakan.

Pedoman organisasi terdiri atas pernyataan-pernyataan seperti

cita-cita, misi, tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, dan aturan35.

b) Dimensi-dimensi iklim komunikasi

Konsep iklim organisasi dapat diukur melalui lima dimensi,

yaitu:

34

R. Wayne Pace and Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1998), 159-160 35

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 149-153

(53)

46

a. Responsibility (tanggung jawab). Tanggung jawab adalah

kewajiban seseorang untuk melaksanakan fungsi yang

ditugaskan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pengarahan

yang diterima atau tingkatan sejauh mana anggota organisasi

bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dibebankan.

b. Identity (identitas). Perasaan memiliki (sense of belonging)

terhadap perusahaan dan diterima dalam kelompok.

c. Warmth (kehangatan). Perasaan terhadap suasana krja yang

bersahabat dan lebih ditekankan pada kondisi keramahan atau

persahabatan.36

d. Support (dukungan). Hal-hal yang berkaitan dengan dukungan

dan hubungan antar sesame rekan kerja yaitu perasaan saling

menolong antara manajer dengan pegawai, lebih ditekankan

pada dukungan yang saling membutuhkan antara atasan dan

bawahan.37

e. Conflict (konflik). Merupakan situasi dimana terjadi

pertentangan atau perbedaan pendapat antara bawahan dengan

tasan dan bawahan dengan bawahan. Dalam hal ini kedua belah

pihak harus bersedia menempatkan masalah secara terbuka dan

mencari solusinya daripada menghindarinya.38

c) Analisis iklim komunikasi

36

R. Wayne Pace and Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

(54)

47

Analisis iklim organisasi dapat dilakukan melalui metode

yang sederhana yaitu mengukur pengaruh komunikasi organisasi

yang berkaitan dengan persepsi yaitu reaksi-reaksi perseptual

anggota organisasi yang relevan dengan komunikasi organisasinya.

g. Budaya Organisasi

Budaya adalah system makna dan keyakinan bersama yang dianut

oleh para anggota organisasi yang menentukan sebagian besar cara

mereka bertindak satu terhadap yang lain dan terhadap orang luar.

Sedangkan organisasi adalah seperangkat asumsi atau system

keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi

yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk

mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal39.

Berdasarkan uraian singkat diatas yang berhubungan dengan

budaya organisasi, dapat kita gambarkan budaya organisasi sebagai

suatu perangkat system nilai-nilai (values) keyakinan-keyakinan

(beliefs) atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan

diikuti oleh para naggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku

dan pemecahan masalah-masalah organisasi40.

2. Komunikasi Koersif

Komunikasi instruktif atau koersif adalah proses penyampaian

pesan oleh seseorang kepada orang lain yang diiringi dengan ancaman atau

sanksi yang memiliki tujuan untuk merubah sikap, opini atau tingkah laku.

39

Fred Luthans, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Andi, 2006), 124 40

Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 2

Gambar

grafik dan lain-lain. Hal tersebut adalah suatu aksi penyampaian
Tabel 3.1
 Table 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: (1) persepsi guru dan siswa terhadap pembelajaran apresiasi sastra, (2) pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra pada kelas

Banjar Melalui Program Banjar Cerdas Dalam Peningkatan Pendidikan”, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar strata satu Sarjana Ekonomi, pada Fakultas Ekonomi dan

Hal yang terpenting dalam melakukan kegiatan Seiso adalah melakukan kegiatan kebersihan berarti menyapu dan membersihkan dalam usaha merapikan tempat kerja termasuk

Keraf (1981) meninjau reduplikasi dari segi morfologis dan semantis yaitu melihat reeduplikasi dari segi bentuk, fungsi dan makna. Keempat ahli bahasa diatas mengkaji reduplikasi

Pada penelitian ini, penggunaan mouse sebagai sensor gerak yang diintegrasikan dengan GUI Matlab dapat berfungsi sebagai media pembelajran gerak khususnya gerak lurus

Abstrak : Penelitian didasarkan pada suatu permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yakni rendahnya kemampuan siswa dalam apresiasi puisi khususnya menelaah

Selain dari staff, kami juga meminta bantuan dari para pengajar LTC untuk menjadi pembawa acara sekaligus juga ada yang menjadi pembuka dalam berdoa dan juga ada

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan sebagai bahan pertimbangan dalam merancang intervensi yang tepat guna mengembangkan posttraumatic growth pada diri