• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Manajemen Sumber Daya Manusia Hubungan Industrial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Materi Manajemen Sumber Daya Manusia Hubungan Industrial"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DEFINISI DAN TUJUAN HUBUNGAN

INDUSTRIAL

Hubungan industrial diartikan

sebagai hubungan antara semua

pihak yang terkait dalam proses

(3)

Tujuan yang ingin dicapai dari hubungan

industrial adalah terciptanya suatu kondisi

(4)

INTI HUBUNGAN INDUSTRIAL

Hubungan industrial berintikan kejelasan antara hak

dan kewajiban pengusaha dan pekerja atau serikat

kerja yang dituangkan dalam peraturan legal

pemerintah yaitu Undang-undang dan peraturan

lainnya, juga dituangkan dalam aturan-aturan yang

bersifat internal perusahaan seperti perjanjian kerja,

peraturan perusahaan (PP), dan perjanjian kerja

(5)

NORMA-NORMA DALAM HUBUNGAN

INDUSTRIAL

Terdapat 2 norma utama dalam hubungan

industrial yaitu:

Makro minimal.

Berarti bahwa aturan yang bersifat umum dan mengikat bagi

seluruh perusahaan oleh sebab itu disebut makro. Aturan

yang lebih rinci yang dibuat oleh perusahaan harus mengikuti

aturan yang ada di dalam regulasi ini dan tidak boleh lebih

buruk oleh sebab itu disebut minimal.

(6)

Aturan-aturan makro minimal atau regulasi

ketenagakerjaan terdiri dari:

. Segala bentuk Undang-undang

. Ratifikasi

. Peraturan pemerintah

. Keputusan presiden

(7)

Di indonesia, aturan makro minimal yang

berlaku saat ini adalah:

. UU No.13 tahun 2003 tentang

Ketenaga Kerjaan

. UU No. 2 tahun 2004 tentang

Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial

. UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat

Pekerja

(8)

.

Ratifikasi atas konvensi ILO No. 29 tahun

1930 tentang kerja paksa atau kerja wajib

yang diratifikasi dalam N.S. No. 26 tahun

1933 jo.S. No. 236.

. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 87 tahun

1948 tentang kebebasan berserikat dan

perlindungan hak untuk berorganisasi yang

diratifikasi dalam keputusan Presiden No.

18 tahun 1998.

(9)

.

Ratifikasi atas konvensi ILO No. 100

tahun 1951 tentang pengupahan yang sama

bagi pekerja laki-laki dan pekerja

perempuan untuk pekerjaan yang sama

nilainya yang diratifikasi dalam

Undang-undang No. 80 tahun 1957.

. Ratifikasi atas konvensi ILO No. 105

tahun 1967 tentang penghapusan kerja

paksa yang diratifikasi dalam

Undang-undang No. 19 tahun 1999.

(10)
(11)

Makro kondisional

(12)

Aturan-aturan makro kondisional terdiri

dari:

. Perjanjian kerja

. Peraturan perusahaan

(13)

Setiap perusahaan yang memperkerjakan

minimal 50 pekerja wajib memiliki lembaga

kerjasama bipartit yang anggotanya ditunjuk

secara demoratis dari perwakilan pekerja dan

pengusaha.

(14)

Jumlah anggota LKS Tripartit Nasional adalah

24 orang dengan komposisi 2 : 1 : 1 yaitu

perwakilan pemerintah : perwakilan

(15)

Di Indonesia, perwakilan organisasi pengusaha terdiri dari

dua organisasi yaitu:

. KADIN (Kamar Dagang dan Industri)

(16)

Perwakilan pekerja diwakili oleh tiga konfederasi serikat

kerja, yaitu:

. Konferensi Serikat Kerja Seluruh

Indonesia (SPSI)

. Konferensi Serikat Buruh Sejahtera

Indonesia (SBSI)

(17)

NO PASAL ISI SANKSI

1

42 ayat 1 Tenaga Kerja Asing wajib memiliki izin tertulis

dari menteri /pejabat. -Pidana Penjara 1 – 4 Tahun - Denda 100 – 400 juta 42 ayat 2 Pemberi Kerja perorangan dilarang

mempekerjakan orang asing -Pidana Penjara 1- 4 Tahun - Denda 100 – 400 juta 2 45 ayat 1 Menunjuk pendamping tenaga kerja asing -Kurungan 1 – 12

bulan

- Denda 10 – 100 juta 3 66 ayat 1 Out Sourcing hanya untuk kegiatan jasa

penunjang yang tidak berhubungan dengan proses produksi – pekerjaan pokok

-4 68 Pengusaha dilarang mempekerjakan Anak -Pidana Penjara 1 – 4 Tahun

-Denda 10 - 100 juta

(18)

69 ayat 2 Anak berumur 13 – 15 tahun dapat

dipekerjakan untuk kerja ringan dengan persyaratan-persyaratan.

-Pidana Penjara 1 – 4 tahun

- Denda 100 – 400 juta 74 Dilarang mempekerjakan anak pada pekerjaan

yang terburuk -Pidana Penjara 2 – 5 tahun - Denda 200 – 500 Juta

5 76 -Wanita umurnya kurang dari 18 tahun dan wanita hamil (menurut dokter berbahaya kerja malam) dilarang kerja pada jam : 23.00 s/d 07.00

- Wanita yang bekerja 23.00 s/d 07.00 wajib disediakan angkutan antar Jemput

-Kurungan 1 – 12 bulan

- Denda 10 – 100 juta

6 78 ayat 1 Lembur harus dengan persetujuan karyawan dan paling banyak 3 jam /hari dan 14

jam/minggu

- Denda 5 – 50 juta

78 ayat 2 Pengusaha wajib membayar lembur -Kurungan 1 – 12 bulan

- Denda 10 – 100 Juta 7 79 Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan

cuti kepada pekerja

-Istirahat antara jam kerja

-Istirahat mingguan 1 hari setiap 1 minggu -Cuti tahunan 12 hari setiap 1 tahun

-Cuti Panjang 2 bulan setiap 6 tahun

-Kurungan 1 – 12 bulan

(19)

8 90 ayat 1 Pengusaha dilarang membayar upah lebih

rendah dari UMR/UMK -Pidana 1 – 4 tahun- denda 100 – 400 juta

9

92 Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan dan kompetensi,

dimana ketentuan ini akan diatur lebih lanjut oleh KepMen

-10

93 ayat 2 Azas no work no pay, kecuali hal-hal yang

sudah diatur oleh UU, KKB, dan PP -Pidana Penjara 1 – 4 tahun - denda 100 – 400 juta

11

96 Tuntutan pembayaran upah dan segala

pembayaran yang timbul dari hubungan kerja menjadi kadaluarsa setelah mencapai 2 tahun

-

12

102 ayat 2 Pekerja /Serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan

kewajibannya, menjagaketertiban demi

kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokrasi, mengmbangkan

ketrampilan dan keahliannya serta ikut mewujudkan tujuan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya

(20)

103 ayat 3 Pengusaha mempunyai fungsi menciptakan kemitraan, mengembangkan usaha

memperluas lapangan kerja, dan memberi kesejahteraan secara terbuka, demokrasi dan keadilan.

-

13

106 Perusahaan yang mempekerjakan 50 orang

wajib membentuk lembaga kerja sama bipartit - Sanksi Administrasi

14

108 ayat 1 dan

114 Pengusaha wajib membuat peraturan perusahaan (lebih dari 10 orang) dan menjelaskan pada karyawan

- Denda 5 – 50 juta

15

118 KKB hanya dapat dibuat 1 (satu) buah yang berlaku bagi seluruh karyawan

16

136 Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Wajib dilakukan secara musyawarah untuk mufakat: apabila tidak tercapai harus melalui prosedur yang diatur oleh UU

17

137 Mogok Kerja sebagai hak dasar, dapat

dilakukan secara sah, tertib dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan

-Pidana Penjara 1 – 4 tahun

- denda 100- 400 juta

18

138 ayat 1 Pekerja /Serikat Pekerja boleh mengajakl ekerja lain untuk mogok asal tidak melanggar hukum

- Pidana Penjara 1- 4 tahun

(21)

19 139 Mogok pada perusahaan yang melayani kepentingan umum atau kegiatannya

membahayakan keselamatan jiwa manusia diatur sedemikian rupa agar tidak

mengganggu dan membahayakan orang

-Pidana Penjara 1 – 4 tahun

- Denda 100 – 400 juta

20

140 Tata cara mogok

-7 hari sebelumnya memberitahu secara

tertulis kepada perusahaan dan instansi yang berwenang

- membuat waktu, tempat, alasan-alasan mogok

- ditandatangani oleh katua & sekretaris

-21 141 Dalam waktu sebelum atau pada saat mogok, instansi menyelesaikan masalah

-Jika selesai : dibuat kesepakatan

- jika tidak selesai diserahkan kepada lembaga penyelesaian perselisihan/ pengadilan

perselisihan hubungan industrial dan mogok dapat diteruskan, dihentikan sementara atau dihantikan sama sekali

-22 142 Mogok yang tidak memenuhi ketentuan pasal 139 & 140 adalah mogok tidak sah, dimana akibat hukumnya akan diatur dengan KepMen.

(22)

-23 143 ayat 1 Siapapun tidak dapat menghalang-halangi pekerja /Serikat Pekerja untuk menggunakan hak mogok kerja yang dilakukan secara sah, tertib, damai

-Pidana Penjara 1 – 4 tahun

- denda 100 – 400 juta 143 ayat 2 Dilarang dilakukan penangkapan dan atau

penahanan selama pekerja melakukan mogok kerja secara sah, tertib, damai

-Pidana Penjara 1- 4 tahun

- denda 100 – 400 juta 24 144 Selama karyawan mogok secara sah, tertib

dan damai dilarang mengganti pekerja dari luar

-Kurungan 1 – 12 bulan

- Denda 10 – 100 juta 25 145 Karyawan yang melakukan mogok secara sah

dalam melakukan tuntutan normatif yang sungguh-sungguh dilanggar perusahaan berhak mendapat upah

-26 146 -Lock Out adalah hak dasar pengusaha untuk menolak pekerja sebagian atau seluruhnya akibat gagalnya perundingan.

- perusahaan tidak dibenarkan melakukan lock out sebagai tindakan balasan sehubungan adanya tuntutan normatif dari karyawan.

-27 147 Lock out dilarang dilakukan pada Rumah Sakit, PDAM, Telekomunikasi, PLN, Minyak & Gas, Kereta Api.

(23)

-28 148 Pengusaha wajib memberitahu tentang lock out kepada karyawan dan instansi :

-7 hari sebelumnya

- memuat : waktu dimulai dan diakhiri penutupan dan alasan-alasan

- dibuat tanda terima Denda 5 – 50 Juta

29

149 Sebelum dan selama lock out, maka dinas ketenagakerjaan menyelesaikan masalah yang menyebabkan lock out dengan melakukan perundingan:

-Jika selesai : dibuat kesepakatan

- tidak selesai : diserahkan kelembaga penyelesaian/ pengadilan perselisihan/ pengadilan.

-Dapat dirunsingkan tentang lock out diteruskan, dihentikan sementara atau dihentikan sama sekali

30 151 ayat 2 PHK wajib dirundingkan antara pengusaha dengan pekerja

151 ayat 3 Bila tidak selesai dilimpahkan kepada lembaga penyelesaian /pengadilan perselisihan

(24)

31 153 Pengusaha dilarang melakukan PHK dengan alasan : sakit terus menerus <L 1 tahun, tugas negara, ibadah yang diperintahkan agamanya, menikah, hamil /melahirkan, gugur

kandungan, menyusui bayinya, pertalian darah/ ikatan perkawinan, mendirikan SP/ Anggota SP/ kegiatan SP

32 156 ayat 2 Pesangon paling sedikit 1 s/d 9 bulan upah 156 ayat 3 Uang penghargaan masa kerja : 2 s/d 10 bulan

upah

156 ayat 4 Uang penggantian hak :

-Cuti tahunan yang belum diambil

- biaya /ongkos pulang pekerja dan keluarga -Penggantian perumahan, pengobatan, perawatan : 15% dari pesaongon ditambah penghargaan masa kerja

156 ayat 5 Perubahan perhitungan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang

penggantian hak ditetapkan dengan Peraturan Perusahaan

33 158 ayat 3 PHK karena kesalahan berat hanya dapat

memperoleh uang penggantian hak (Pasal 156 ayat 4) dengan didukung :

-Pekerja tertangkap tangan

- adanya pengakuan dari pekerja

(25)

34 160 ayat 1 Dalam hal pekerja ditahan pihak berwajib karena tindak pidana bukan atas pengaduan pengusaha, wajib membayar bantuan kepada keluarga yang ditanggungnya :

-1 orang : 25 % upah /6 bulan - 2 orang : 35 % upah/ 6 bulan - 3 orang : 45 % uoah/6 bulan - 4 orang : 50 % upah /6 bulan

160 ayat 4 Jika setelah sidang dinyatakan tidak bersalah, maka wajib mempekerjakan kembali

karyawan tersebut

-Pidana Penjara 1 – 4 tahun

- denda 100 – 400 juta 160 ayat 7 Jika di PHK karena setelah 6 bulan tidak dapat

bekerja atau diputus bersalah oleh pengadilan maka PHK hanya mendapat :

-Penghargaan masa kerja 1 (satu) kali -Uang penggantian hak

-Pidana Penjara 1 – 4 tahun

-Denda 100 – 400 juta

35 161 PHK dengan alasan karena mekanisme SP 1, SP 2, SP 3 maka memperoleh :

-Uang Pesangon

: 1 x (pasal 156 ayat 2) -uang penghargaan masa kerja : 1 x (pasal 156 ayat 3) -uang penggantian hak

(26)

36 162 Mengundurkan diri atas kemauan sendiri, hanya mendapat :

-Uang penggantian hak pasal 156 ayat 4 -Uang pisah : diatur dalam KKB/Peraturan Perusahaan

37

164 ayat 1 PHK karena perusahaan tutup yang

disebabkan kerugian secara terus menerus (2 thn) atau Force Majeur:

-Uang pesangon

: 1 x (pasal 156 ayat 2) -Uang penghargaan masa kerja : 1 x (pasal 156 ayat 3) -Uag penggantian hak

: Pasal 156 ayat 4 164 ayat 3 PHK karena efisiensi :

-Uang pesangon

: 2 x (pasal 156 ayat 2) -Uang penghargaan masa kerja : 1 x (pasal 156 ayat 3) -Uang penggantian hak

(27)

38 165 PHK karena Pailit : -Uang pesangon

: 1 x (pasal 156 ayat 2) -Uang penghargaan masa kerja : 1 x (pasal 156 ayat 3) -Uang penggantian hak

: pasal 156 ayat 4

39

166 PHK karena meninggal dunia ahli waris mendapat:

-Uang pesangon

: 2 x (pasal 156 ayat 2) -uang penghargaan masa kerja : 1 x (pasal 156 ayat 3) -Uang penggantian hak

: pasal 156 ayat 4

40 167 ayat 1 PHK karena pensiun, apbila iuran pensiun dibayar penuh oleh perusahaan maka: -Uang pesangon

: tidak ada

-Uang penghargaan masa kerja : tidak ada

-Uang penggantian hak

(28)

167 ayat 2 Jika uang pensiun lebih kecil dari perhitungan : (2 x Uang pesangon) + (1 x Uang

penghargaan) + Uang penggantian hak, maka selisihnya dibayar perusahaan

167 ayat 3 Jika iuran pensiun dibayar oleh perusahaan dan pekerja maka yang diperhitungkan dengan uang pesangon adalah uang iuran yang dibayar perusahaan.

167 ayat 4 Pasal 167 ayat 1,2, dan 3 dapat diatur lain dalam KKB

167 ayat 5 PHK karena pensiun, namun tidak

diikutsertakan dalam program pensiun maka -Uang pesangon

: 2 x (pasal 156 ayat 2) -Uang penghargaan masa kerja : 1 x (pasal 156 ayat 3) -Uang penggantian hak

: pasal 156 ayat 4

41 168 Mangkir 5 hari berturut-turut tanpa

(29)

42 169 Pekerja dapat mengajukan PHK dalam hal pengusaha melakukan:

-Kesalahan berat

-Tidak membayar upah tepat waktu selama 2 bulan berturut-turut.

-Tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada pekerja dll, dengan mendapat:

-Uang pesangon

: 2 x (pasal 156 ayat 2) -Uang penghargaan masa kerja : 1 x (pasal 156 ayat 3) -Uang penggantian hak

: pasal 156 ayat 4

43 172 PHK karena sakit berkepanjangan, mengalami cacat akibat kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah melampaui 12 bulan -Uang pesangon

: 2 x (pasal 156 ayat 2) -Uang penghargaan masa kerja : 2 x (pasal 156 ayat 3) -Uang penggantian hak

(30)

KASUS: DEMO BURUH DI SIDORAJO BERAKHIR

RICUH

(31)

Setelah blokade buruh dibubarkan, akhirnya

para buruh yang tetap ingin bekerja bisa masuk

ke pabrik dengan kawalan polisi. Meski sebagian

rekan ditangkap, buruh yang tidak puas

berencana tetap berunjuk rasa hingga

dikabulkan. Mereka memberi batas waktu 30

Januari mendatang

(32)

Terima kasih

MANAJEMEN RESIKO

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui upaya mediasi di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial merupakan sumber hukum formil atau hukum acara dalam penyelesaian perselisihan

Hal ini juga dikemukakan oleh kepala seksi penyelesaian perselisihan hubungan industrial bahwa “batas waktu penyelesaian perselisihan hubungan industrial adalah 30

penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial dan Hambatan-hambatan apa yang timbul dalam penyelesaian hubungan industrial melalui

(2) Dalam hal penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, maka pengusaha dan pekerja/buruh atau

5 Pasal 89 UU No. 2 tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Kerja 6 Pasal 98 UU No. 2 tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Kerja.. 2 tahun 2004,

diatur di dalam UU Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI). Para pihak bebas untuk menentukan alternatif penyelesaian yang

Seperti yang dimaksud oleh Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, bahwa perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan