• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tax Learning Volume 1 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tax Learning Volume 1 2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Tax Learning

Indonesian Tax News Letter

Volume 1/2015 – Juni 2015

Pemungutan PPh Pasal 22 Atas Penjualan Barang Yang

Tergolong Sangat Mewah

Pasal 22 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (UU PPh) mengatur bahwa Wajib Pajak badan tertentu dapat ditetapkan oleh Menteri Keuangan untuk memungut pajak penghasilan dari pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Barang yang memenuhi kriteria tertentu sebagai barang yang tergolong sangat mewah baik dilihat dari jenis barangnya maupun harganya, adalah seperti kapal pesiar, rumah sangat mewah, apartemen dan kondominium sangat mewah, serta kendaraan sangat mewah.

Peraturan pelaksana dari ketentuan Pasal 22 ayat (1) huruf c UU PPh ini dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan. Sejak 1 Januari 2009, ketentuan mengenai pemungutan PPh Pasal 22 ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253/PMK.03/2008. Namun mulai 30 Mei 2015, ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253/PMK.03/2008 ini diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.03/2015.

Subjek Pajak

Subjek Pajak dari pengenaan PPh Pasal 22 atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah ini adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembelian barang yang tergolong sangat mewah.

Pemungut PPh

Pemungut PPh Pasal 22 atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah adalah Wajib Pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah.

Objek PPh

Barang yang tergolong sangat mewah yang menjadi objek pemungutan PPh Pasal 22 ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan. Berikut persandingan jenis barang yang tergolong sangat mewah yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253/PMK.03/2008 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.03/2015.

Isi dalam volume ini: - Pemungutan PPh Pasal 22

atas Penjualan Barang Yang Tergolong Sangat Mewah - Persyaratan Pendaftaran

Sertifikat Elektronik untuk e-Faktur

- Peraturan Perpajakan terbaru

News Letter ini disusun oleh:

Syafrianto

[email protected] - Pemegang Ijin Konsultan

Pajak Sertifikat C

- Pemegang Ijin Kuasa Hukum Pengadilan Pajak

- Pemegang Chartered Accountant

Jo Eny Sanita

[email protected] - Pemegang Ijin Konsultan

Pajak Sertifikat C

Untuk informasi lebih lengkap silakan kunjungi:

http://syafrianto.blogspot.com

Artikel yang disajikan dalam News Letter ini adalah merupakan pendapat pribadi penulis berdasarkan

(2)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253/PMK.03/2008

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.03/2015

Berlaku: 1 Januari 2009 s.d. 29 Mei 2015 Berlaku 30 Mei 2015 s.d. sekarang a. pesawat udara pribadi dengan harga jual

lebih dari Rp 20 miliar

a. pesawat terbang pribadi dan helikopter pribadi

b. kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 10 miliar

b. kapal pesiar, yacht, dan sejenisnya c. rumah beserta tanahnya, dengan harga jual

(harga pengalihan) lebih dari Rp 10 miliar dan luas bangunan lebih dari 500 m2

c. rumah beserta tanahnya, dengan harga jual (harga pengalihan) lebih dari Rp 5 miliar atau luas bangunan lebih dari 400 m2

d. apartemen, kondominium, dan sejenisnya, dengan harga jual (pengalihan) lebih dari Rp 10 miliar dan/atau luas bangunan lebih dari 400 m2

d. apartemen, kondominium, dan sejenisnya, dengan harga jual (pengalihan) lebih dari Rp 5 miliar atau luas bangunan lebih dari 150 m2

e. kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (suv), multi purpose vehicle (mpv), minibus, dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 5 miliar dan dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc

e. kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (suv), multi purpose vehicle (mpv), minibus, dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 2 miliar atau dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc

f. kendaraan bermotor roda dua dan tiga, dengan harga jual lebih dari Rp 300 juta atau dengan kapasitas silinder lebih dari 250 cc.

Catatan:

Harga jual yang dimaksud ini merupakan batasan harga jual sehubungan dengan pembelian barang yang tergolong sangat mewah, yaitu yang dibayarkan oleh pembeli kepada penjual.

Untuk harga jual rumah beserta tanah (huruf c) dan apartemen, kondominium dan sejenisnya (huruf d) adalah harga tunai (cash keras) termasuk PPN dan PPnBM.

Sedangkan untuk harga jual pesawat terbang, helikopter, kapal pesiar, yacht, kendaraan bermotor roda empat, roda tiga dan roda dua (huruf a, b, e, dan f) adalah harga barang termasuk PPN dan PPnBM.

Pengecualian Objek Pemungutan PPh Pasal 22

Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah ini adalah pembelian barang yang tergolong sangat mewah yang dilakukan oleh bukan subjek pajak yang dilakukan tanpa diperlukan adanya Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan.

Pemungutan PPh Pasal 22 atas Penjualan Kendaraan Bermotor

Terhadap penjualan kendaraan bermotor sebagaimana yang telah dikenakan PPh Pasal 22 atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah ini tidak lagi dikenakan pemungutan PPh Pasal 22 untuk penjualan kendaraan bermotor sebagaimana yang diatur dalam Pasal 22 ayat (1) huruf b UU PPh dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 175/PMK.011/2013 tentang pemungutan PPh Pasal 22 sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain (atau biasa dikenal sebagai pengenaan PPh Pasal 22 penjualan otomotif yang sebesar 0,45% dari Dasar Pengenaan PPN).

Tarif PPh dan Sifat PPh

(3)

3 PPh yang dipungut ini bagi pihak pembeli (Subjek Pajak) dapat diperhitungkan sebagai pembayaran PPh dalam tahun berjalan.

Kewajiban Pemungut PPh

Pemungut PPh Pasal 22 ini wajib memberikan tanda bukti pemungutan kepada orang pribadi atau badan yang dipungut setiap melakukan pemungutan.

PPh Pasal 22 yang dipungut ini wajib disetorkan oleh Pemungut PPh ke Kantor Pos atau Bank Persepsi paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dengan menggunakan SSP serta melaporkannya dengan menggunakan SPT Masa ke KPP paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.

Saat Pemungutan PPh

Pemungut wajib memungut PPh pada saat melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Saat penjualan yang dimaksud adalah:

1. barang yang tergolong sangat mewah berupa rumah beserta tanah (huruf c tabel di atas) dan apartemen, kondominium dan sejenisnya (huruf d tabel di atas), adalah pada saat ditandatanganinya perjanjian pengikatan jual beli antara pemungut pajak dengan pembeli, dan

2. barang yang tergolong sangat mewah berupa pesawat terbang, helikopter, kapal pesiar, yacht, kendaraan bermotor roda empat, roda tiga dan roda dua (huruf a, b, e, dan f tabel di atas), adalah berdasarkan pembukuan pemungut pajak sesuai sistem akuntansi yang lazim dipakai di Indonesia secara taat azas.

Pembebasan dari Pemungutan PPh

Wajib Pajak yang membeli barang yang tergolong sangat mewah dapat mengajukan permohonan pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 kepada Direktur Jenderal Pajak apabila:

1. mengalami kerugian fiskal;

2. berhak melakukan kompensasi kerugian fiskal;

3. Pajak Penghasilan yang telah dibayar lebih besar dari Pajak Penghasilan yang akan terutang;

4. merupakan Wajib Pajak orang pribadi yang penghasilannya semata-mata berasal dari pekerjaan sebagai pegawai dan telah dipotong Pajak Penghasilan oleh pemberi kerja; dan/atau

5. atas penghasilannya hanya dikenakan pajak bersifat final.

Pembebasan dari pemungutan PPh ini diberikan melalui Surat Keterangan Bebas.

Tata cara pengajuan permohonan pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 ini berpedoman pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-21/PJ/2014.

Khusus untuk Wajib Pajak orang pribadi yang penghasilannya semata-mata berasal dari pekerjaan sebagai pegawai dan telah dipotong Pajak Penghasilan oleh pemberi kerja, maka permohonan pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 dilampiri dengan:

1. fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan orang pribadi Tahun Pajak sebelum tahun diajukannya permohonan yang telah disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar, dan

2. surat keterangan penghasilan bulan sebelum pengajuan permohonan dari pemberi kerja.

Saat Berlakunya Ketentuan Ini

Pemungutan PPh Pasal 22 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.03/2015 ini berlaku untuk penjualan yang dilakukan mulai tanggal 30 Mei 2015.

Dasar Aturan

- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.03/2015 - Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2015

***********

(4)

Persyaratan Pendaf

dapat mencetak (print) akan otomatis tercetak Sebagai ganti dari tanda yang dijadikan sebagai menunjukkan status sub Untuk itu, seluruh Pen mendapatkan sertifikat supaya dapat menerbit secara online melalui menggunakan sertifikat Persyaratan pengajuan Nomor PER-17/PJ/2014 Nomor PENG-03/PJ.02

04/PJ.02/2014, mensy

langsung oleh Pengusa kepada kuasa, karyawa sertifikat elektronik te mengajukan permintaa

Pengajuan Sertifikat E

Untuk pengajuan perm Permintaan Sertifikat Jenderal Pajak Nomor P

• Surat Pernyataan P format surat sesua 3/PJ.02/2014

• Fotokopi SPT Tahun PPh Badan

• Fotokopi Identitas D adalah KTP atau unt

• Fotokopi Kartu Kelua

• Softcopy pas foto t disimpan dalam Com Pengurus-Nomor Ind

• Nama Pengurus yan PPh Badan.

n Pendaftaran Sertifikat Elektronik

Mulai 1 J k (print) Faktur Pajak ini namun tidak perl tercetak suatu kode berbentuk OCR Code. ari tanda tangan, maka saat pembuatan e sebagai sertifikat (pengenal) yang mem tatus subjek hukum para pihak dalam tran ruh Pengusaha Kena Pajak (PKP) diwajibk sertifikat elektronik ke Kantor Pelayanan

enerbitkan Faktur Pajak. Kelak untuk pen melalui website resmi Direktorat Jen sertifikat elektronik ini.

ngajuan sertifikat elektronik ini sebagaima /PJ/2014, Surat Edaran Nomor SE-20/PJ/2

03/PJ.02/2014, dan Pengumuman Dir

, mensyaratkan bahwa pengajuan perm Pengusaha Kena Pajak atau Pengurus P karyawan atau konsultan pajak. Pengusa ronik terlebih dahulu harus mengajukan

rmintaan Akun PKP.

rtifikat Elektronik oleh PKP Pusat

an permintaan sertifikat elektronik ini rtifikat Elektronik dengan format surat Nomor PER-17/PJ/2014 dan melampirkan ataan Persetujuan Penggunaan Sertifik at sesuai Lampiran II Pengumuman D T Tahunan PPh Badan beserta bukti pene entitas Diri Pengurus yang mengurus sur atau untuk WNA adalah Paspor/KITAS/KIT rtu Keluarga Pengurus yang mengurus sur s foto terbaru pengurus yang menguru alam Compact Disc (CD) dan file namany

omor Induk Kependudukan

urus yang mengurus surat permintaan ser

ktronik untuk e-Faktur

Mulai 1 Juli 2015, seluruh Pengusaha K daftar di Pulau Jawa dan Bali diwajibkan ktur Pajak secara elektronik yang disebut mbuatan Faktur Pajak secara elektronik merlukan lagi tandatangan basah pada F ktur Pajak dapat dikirimkan kepada

ntuk softcopy (bentuk pdf) tanpa rdcopynya. Namun apabila pihak Custom ktur Pajak dalam bentuk hardcopy, pih

idak perlu menandatanganinya dan sebag R Code.

buatan e-faktur ini, dibutuhkan adanya se ng memuat tanda tangan elektronik da lam transaksi elektronik untuk pembuata diwajibkan untuk segera mengajukan pe layanan Pajak tempat PKP dikukuhkan seb ntuk pengambilan jatah nomor faktur, jug

rat Jenderal Pajak (https://efaktur.paj

bagaimana diatur dalam Peraturan Direkt 20/PJ/2014, Pengumuman Direktur Perat

an Direktur Peraturan Perpajakan I an permintaan sertifikat elektronik in gurus Pengusaha Kena Pajak dan tidak Pengusaha Kena Pajak yang akan mengaj

gajukan permohonan kode aktivasi dan

onik ini Pengusaha Kena Pajak harus m at surat sesuai dengan Lampiran IH Pe mpirkan dengan dokumen yang akan diser Sertifikat Elektronik Direktoraat Jender uman Direktur Peraturan Perpajakan kti penerimaan surat/tanda terima pelapo urus surat permintaan sertifikat elektron ITAS/KITAP)

urus surat permintaan sertifikat elektroni mengurus surat permintaan sertifikat el manya diberi nama dengan format: taan sertifikat elektronik ini tercantum da

usaha Kena Pajak yang wajibkan untuk membuat disebut sebagai e-Faktur. lektronik ini sudah tidak pada Faktur Pajak, serta epada Customer dalam tanpa perlu diprint Customer menghendaki opy, pihak PKP penerbit n sebagai gantinya sudah

danya sertifikat elektronik ronik dan identitas yang

mbuatan e-faktur. jukan permohonan untuk hkan sebelum 1 Juli 2015 ktur, juga dapat dilakukan ktur.pajak.go.id) dengan

an Direktur Jenderal Pajak ur Peraturan Perpajakan I jakan I Nomor PENG-ronik ini harus diajukan

n tidak boleh diwakilkan mengajukan permintaan vasi dan password, serta

harus mengajukan Surat n IH Peraturan Direktur kan diserahkan:

t Jenderal Pajak dengan ajakan I Nomor PENG-a pelPENG-aporPENG-an SPT TPENG-ahunPENG-an elektronik ini (untuk WNI

lektronik ini

(5)

5 Selain dokumen-dokumen yang sudah disebutkan di atas yang harus diserahkan, untuk proses pengajuan permintaan sertifikat elektronik ini perlu membawa dan memperlihatkan kepada petugas KPP yang melayani proses pengajuan ini, dokumen:

• Asli SPT Tahunan PPh Badan beserta bukti penerimaan surat/tanda terima pelaporan SPT Tahunan PPh Badan

• Asli Identitas Diri Pengurus yang mengurus surat permintaan sertifikat elektronik ini (untuk WNI adalah KTP atau untuk WNA adalah Paspor/KITAS/KITAP)

• Asli Kartu Keluarga Pengurus yang mengurus surat permintaan sertifikat elektronik ini

• Surat pemberitahuan Kode Aktivasi dari KPP

• email dari KPP yang berisi Password aktivasi akun PKP

Pengajuan Sertifikat Elektronik oleh PKP Cabang

Untuk pengajuan sertifikat elektronik oleh PKP cabang, maka persyaratannya adalah:

• pengurus yang menandatangani Surat Permintaan Sertifikat Elektronik dan Surat Pernyataan Persetujuan Penggunaan Sertifikat Elektronik harus menunjukkan dan menyampaikan fotokopi surat penunjukan dari pengurus pusat PKP cabang tersebut.

• menyampaikan fotokopi SPT Tahunan PPh Badan pusatnya untuk tahun pajak terakhir yang jangka waktu penyampaiannya telah jatuh tempo pada saat pengajuan surat permintaan sertifikat elektronik disertai fotokopi bukti penerimaan surat/tanda terima pelaporan SPT.

• fotokopi surat pengangkatan pengurus cabang.

• fotokopi akta pendirian perusahaan.

Selain itu, harus menunjukkan dokumen berikut ke petugas KPP yang melayani pengajuan sertifikat elektronik yang berupa:

• Asli surat pengangkatan pengurus cabang

• Asli akta pendirian perusahaan

Di beberapa KPP, pengurus yang datang untuk mengajukan permintaan sertifikat elektronik ini akan diambil gambarnya (difoto) oleh petugas KPP yang melayani pengajuan ini.

Dalam prosesnya, nanti pengurus akan diminta untuk membuat atau menginputkan passphrase (semacam password) yang nantinya akan digunakan untuk melakukan instalasi kode sertifikat yang diperoleh dari KPP.

***********

Peraturan Perpajakan Terbaru

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 91/PMK.03/2015 Tanggal 30 April 2015

Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan Penyampaian Surat Pemberitahuan, Pembetulan Surat Pemberitahuan, Dan Keterlambatan Pembayaran Atau Penyetoran Pajak PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 90/PMK.03/2015

Tanggal 30 April 2015

Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253/PMK.03/2008 tentang Wajib Pajak Badan Tertentu Sebagai Pemungut Pajak Penghasilan dari Pembeli atas Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah

Peraturan Terkait: PerDirjen PER-19/PJ/2015

(6)

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 89/PMK.010/2015 Tanggal 28 April 2015

Tata Cara Pemberian Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu serta Pengalihan Aktiva dan Sanksi bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Diberikan Fasilitas Pajak Penghasilan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 86/PMK.010/2015 Tanggal 27 April 2015

Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pembayaran Pajak Penghasilan atas Surplus Bank Indonesia

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.01/2015 Tanggal 15 April 2015

Pelaksanaan Putusan Hukum

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 79/PMK.01/2015 Tanggal 14 April 2015

Account Representative Pada Kantor Pelayanan Pajak

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-19/PJ/2015 Tanggal 20 Mei 2015

Tata Cara Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Penjualan Barang Yang Tergolong Sangat Mewah Peraturan Terkait:PMK 90/PMK.03/2015

Untuk Kumpulan Peraturan Selengkapnya silakan kunjungi:

Referensi

Dokumen terkait

The Rise of ASEAN And Strategic Partnership in Understanding The Complexity and Collective Phenomena in Emergent Societies.. July 24-26, 2017 Putri Duyung

Maka Pejabat Pengadaan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh Tahun Anggaran 2014 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai berikut

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi responden mengenai variabel stres kerja, gaya kepemimpinan transformasional, dan kinerja karyawan, serta

Pengaruh Pembelajaran Kitab Kuning Terhadap Sikap Wara’ .... Pengaruh Pembelajaran Kitab Kuning Terhadap Sikap

“Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri (orang pribadi dan badan) dan bentuk

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 620/PMK.03/2004 TENTANG JENIS BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH SELAIN KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN

berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, melalui tanya jawab tentang sikap yang dilakukan untuk membantu orang lain ketika gunung meletus dan gempa bumi.  Siswa

Strategi pembelajaran aktif tipe Point Counterpoint menggunakan Poster Session merupakan panggabungan dan perpaduan dua strategi pembelajaran guna memperkuat dan saling