• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

STRATEGI PEMBELAJARAN

BAHASA ARAB

(3)

Fakta & Peta Bahasa Arab

• Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa rumpun Semit yang kelahirannya tidak begitu jelas, tetapi

menjadi “dewasa dan matang” hingga menjadi

bahasa sastra paling dominan bersamaan dengan turunnya al-Qur’an.

• Bahasa Arab menjadi bahasa kitab suci yang dinilai memiliki “sakralitas” yang tinggi dan

perkembangannya terpelihara seiring dengan adanya “garansi” pemeliharaan otentisitas al-Qur’an dari

Allah Swt. (QS. al-Hijr [15]: 9)

• Pada masa kejayaan peradaban Islam (sekitar 6-8 abad), terutama pada masa Dinasti Abbasiyah,

bahasa Arab tidak hanya menjadi bahasa politik

(4)

Data Penggunaan Bahasa Arab

Peringkat Bahasa Jumlah Penutur Asli

I Cina Lebih dari 1 M

II Inggris Lebih dari 400 Jt

III Spanyol Lebih dari 250 Jt

IV India Lebih dari 200 Jt

(5)

Peta Prevalensi Bahasa Arab Sebagai Bahasa Resmi

Peringkat Bahasa Pengguna

I Inggris Lebih dari 1,5 M.

II Cina Lebih dari 1 M.

III India Lebih dari 700 Jt.

IV Spanyol Lebih dari 280 Jt.

V Rusia Lebih dari 270 Jt.

VI Perancis Lebih dari 220 Jt.

(6)

Lanjutan Fakta…

• Bahasa Arab menjadi salah satu bahasa

internasional (sejajar dengan Inggris, Perancis, Spanyol, Rusia, dan Cina pada PBB) sejak 1973.

• Sekarang bahasa Arab menjadi bahasa resmi lebih dari 20 negara (Arab Saudi, Uni Emirat Arab,

Bahrain, Oman, Yordania, Kuwait, Iraq, Mesir, Syria, Lebanon, al-Jazair, Sudan, Libya, Tunisia, Qatar,

Marokko, Djibouti, Eritria, Chad, Palestina, Comoros, Somalia, Yaman, Mauritania).

(7)
(8)

Peran dan Fungsi Bahasa Arab

1. Sebagai media (alat) untuk memahami ajaran Islam (Qur’an, Hadits, dan literatur/ teks

berbahasa Arab); karena itu diperlukan keterampilan reseptif (mendengar dan

membaca)

2. Sebagai media komunikasi verbal dalam berbagai situasi (forum resmi, transaksi ekonomi, aktivitas sehari-hari); karena itu diperlukan Keterampilan ekspresif (berbicara dan menulis)

(9)

Peta Orientasi Belajar Bahasa Arab

1. Orientasi Religius: memahami dan memahamkan ajaran Islam;

2. Orientasi akademik-Ilmiah: memahami

ilmu-ilmu dan keterampilan berbahasa Arab (istima’, kalam, qira’ah, dan kitabah)

3. Orientasi Profesi & Pragmatis: mampu

berkomunikasi lisan dalam bahasa Arab untuk menjadi TKI, Diplomat, turis, dsb.

4. Orientasi ideologis-Ekonomis: memahami

(10)

Problem Pendidikan Bahasa Arab

• Problem pendidikan bahasa Arab di lembaga pendidikan kita dapat dipetakan menjadi:

1. Problem linguistik (kebahasaan)

2. Problem psikologis (kejiwaan: mahasiswa maupun dosen)

3. Problem epistemologis (landasan dan bangunan keilmuan)

4. Problem kurikulum (isi, relevansi, dan integrasi)

5. Problem sosial kultural

6. Problem politik kebahasaan

7. Problem teknologi pendidikan

(11)

Temuan Penelitian

• Hasil penelitian Jamsuri Muhammad Syamsuddin dan Mahdi Mas’ûd terhadap 30 mahasiswa Ilmu Politik (Humaniora) pada International Islamic University Malaysia mengenai kesulitan belajar bahasa Arab.

• Menurut keduanya, penyebab kesulitan belajar bahasa Arab ternyata bukan sepenuhnya pada substansi atau materi bahasa Arab, melainkan pada ketiadaan minat (100%), tidak memiliki latar belakang belajar bahasa Arab (87%),

materi/kurikulum perguruan tinggi (83%), kesulitan memahami materi bahasa Arab (57%), dan

(12)

Lanjutan…

• Lebih dari itu, ditemukan bahwa 80% penyebab kesulitan belajar bahasa Arab adalah faktor

psikologis (minat, motivasi, semangat dan apresiasi rendah).

• Selain itu, 77% di antara mereka memiliki kesan negatif terhadap bahasa Arab; dan 33%

herregristasi mata kuliah bahasa Arab dianggap mempengaruhi belajar bahasa Arab mereka di kampus.

• Singkatnya: beban mental dan psikologis masih menghantui mahasiswa ketika hendak dan

(13)

Temuan Lain..

• Hasil penelitian Fathî ‘Alî Yûnus di Mesir pada 1977 menunjukkan bahwa hampir semua

responden (mahasiswa) yang ditanyai tentang persepsi mereka terhadap studi bahasa Arab menjawab bahwa bahasa Arab itu sulit.

• Ketika ditanya lebih lanjut, “Bagaimana Anda dapat menyatakan bahwa bahasa Arab itu sulit dipelajari?” Mereka menjawab, “Banyak orang berpendapat demikian; masyarakat sudah

(14)

Lanjutan …

• Penelusuran lebih jauh yang dilakukan Yûnus ini akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa

“kesan, pandangan, dan pencitraan negatif

terhadap bahasa Arab mulai muncul pada akhir abad ke-19, seiring dengan kolonialisasi Barat ke dunia Islam”.

• Basyiri Abdul Mukti, dosen Bahasa Arab di PBA FITK UIN Jakarta asal Mesir, juga berpendapat bahwa stigmatisasi bahasa Arab sebagai

(15)

BEBERAPA KONSEP UMUM

• Bahasa pertama-tama adalah ujaran, bukan tulisan.

• Pembelajaran bahasa dimulai dengan

pembelajaran mendengar dan berbicara sebelum membaca dan menulis.

• Belajar berbahasa dimulai dari memperdengarkan ujaran bahasa, kata, ungkapan, atau kalimat,

secara spontan.

• Tujuan latihan menyimak agar siswa dapat

memahami ujaran yang didengarnya, baik bahasa sehari-hari maupun bahasa formal yang

(16)

Keterampilan (

Maharah

)

Keterampilan atau kemahiran adalah

kemampuan seseorang melakukan

sesuatu sesuai dengan standar

kompetensi tertentu.

Maharah meniscayakan sebagai berikut:

1. Kompetensi

2. Performansi

(17)

Sama’, Inshat, & Istima’

• Mendengar tidak sama dengan mendengarkan. Demikian pula, mendengarkan tidak identik

dengan menyimak.

Sama’ (mendengar) adalah adanya kontak

indera pendengaran terhadap bunyi yang ada, seperti: mendengar suara petir, tanpa dibarengi oleh konsentrasi dan perhatian khusus.

Inshat adalah mendengarkan sesuatu dengan penuh perhatian dan dengan tujuan tertentu, seperti mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Qur’an (dengan maksud memahami isi

(18)

Lanjutan…

• Sedangkan istima’ adalah mendengarkan

dengan penuh perhatian dan konsentrasi, tidak hanya untuk memahami apa yang dikehendaki oleh pembicara, tetapi juga berusaha

menafasirkan isi pembicaraannya.

Sama’ lebih merupakan proses fisiologis; inshat

proses mental dan psikologis; sedangkan istima’ proses mental-psikologis dan sosio-interaktif

(komunikatif). Sama’ cenderung tidak disengaja,

inshat menghendaki perhatian dan kesengajaan; sedangkan istima’ menuntut perhatian,

(19)

Esensi

Istima’

• Esensi istimâ’ menghendaki:

1. Kesengajaan atau perencanaan (al-qashdu wa al-’amdu),

2. Perhatian serius, kesungguhan untuk fokus (al-intibâh, wa al-tarkîz) pada materi istimâ’, 3. Optimalisasi akal pikiran (i’mâl al-dzihn), dan

4. Upaya untuk memahami, menafsirkan, dan bahkan mengkritisi isi pembicaraan.

(20)

Fakta dan Data tentang Istima’

• Penelitian menunjukkan bahwa kita pada

umumnya menghabiskan waktu 3x untuk istima’ dibandingkan waktu yang digunakan untuk

membaca.

• Siswa pada umumnya belajar melalui istima’

sekitar 25%, membaca 35%, berbicara/berdialog 22%, dan menulis 17% dari waktu belajar

mereka.

• ¾ dari waktu bangun kita banyak digunakan untuk mendengar atau mendengarkan.

Penyebutan al-Qur’an mengenai penggunaan indera juga selalu dimulai dengan al-sam’

(21)

Signifikansi

Istima’

• Hasil riset: mahasiswa Stephene College

Girls dalam mengikuti perkuliahan

membagi aktivitasnya sebagai berikut: (a)

menyimak 42%, (b) berbicara 25%, (c)

membaca : 15%, dan (d) menulis 18%.

(22)

Lanjutan…

1. Hakikat menyimak merupakan dasar pengetahuan yang sangat fungsional untuk memahami isi

pembicaraan (fahm al-masmû’).

2. Dengan istima’, para peserta didik memiliki

pengetahuan dan pengalaman menyimak, sehingga pembelajaran bahasa Arab mereka menjadi lebih bermakna dan efektif. Dalam alasan kedua ini

tersirat pengertian pengetahuan dan pengalaman menyimak peserta dikaitkan dengan teori.

3. Pemahaman ketiga unsur hakikat menyimak sangat membantu para peserta dalam memahami konsep dasar istimâ’ yang pada gilirannya merupakan

(23)

Tujuan

Istima’

1. mendapatkan fakta, informasi, atau pesan;

2. menganalisis fakta, informasi, atau pesan; 3. mengevaluasi fakta, informasi, atau pesan; 4. mendapatkan inspirasi, motivasi, dan/atau

ilham;

5. menghibur diri, mendapat hiburan (istimtâ’ wa tasliyah);

(24)

Proses

Istima’

Proses menyimak tersebut mencakup

enam tahap berikut:

1. Mendengar

2. Mengidentifikasikan

3. Menginterpretasi

4. Memahami

5. Menilai, dan

(25)

Syarat-syarat Istima’ yang Efektif

1. Duduk di tempat yang jauh dari

kegaduhan atau kebisingan.

2. Memperhatikan pembicara dengan

penuh perhatian dan apresiatif.

3. Menunjukkan antusiasme dalam

mengikuti pembincaraan.

4. Menyesuaikan diri secara mental dengan

kecepatan bicara si pembicara.

(26)

Lanjutan…

6. Mampu menafsirkan atau menginterpretasikan apa yang disimak.

7. Mampu membedakan aneka ragam bunyi dan isyarat yang ada.

8. Mampu membedakan antara ide utama dengan ide sekunder.

9. Mampu menangkap dan menyimpan ide utama pembicara dalam pikiran penyimak.

(27)

Tujuan Pembelajaran

Istima’

1. Mengembangkan kompetensi siswa

dalam mengikuti pembicaraan.

2. Membedakan berbagai ragam bunyi

bahasa.

3. Menunjukkan perbedaan ide utama dan

ide sekunder, informasi pendukung.

4. Mengembangkan perolehan informasi

siswa.

(28)

Lanjutan…

6. Mengembangkan kemampuan siswa dalam menganalisis situasi yang dialaminya.

7. Menyimpulkan substansi bahan simakan atau isi pembicaraan.

8. Menggunakan konteks pembicaraan sebagai media untuk memahami kosakata (mufradat) baru.

9. Mengembangkan sikap dan perilaku yang positif seperti menghormati pembicara,

(29)

Jenis-jenis

Istima’

Menurut tujuannya, menyimak dapat

diklasifikan menjadi lima macam, yaitu:

1. Menyimak informatif (

informational

listening

)

2. Menyimak relasi (

relationship listening

)

3. Menyimak simpatik (

sympathetic

listening

)

4. Menyimak apresiatif (

appreciative

listening

), dan

(30)

Lanjutan…

• Menurut Tarigan, menyimak secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis yakni: (1) menyimak

ekstensif dan (2) menyimak intensif.

• Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya.

• Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan

(31)

Lanjutan…

• Ada beberapa jenis kegiatan menyimak

ekstensif, antara lain: (a) menyimak

sekunder yang terjadi secara kebetulan,

(b) menyimak sosial yaitu menyimak

(32)

Lanjutan…

• Ciri-ciri menyimak intensif adalah sbb:

1. Menyimak intensif adalah menyimak

pemahaman

2. Menyimak intensif memerlukan

konsentrasi tinggi,

3. Menyimak intensif ialah memahami

bahasa formal,

(33)

Lanjutan…

Jenis-jenis menyimak intensif terdiri atas:

1. Menyimak kritis

2. Menyimak konsentratif

3. Menyimak eksploratif

4. Menyimak interogatif

(34)

Lanjutan…

• Dari segi targetnya, istimâ’ dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Istimâ’ ‘âridh (menyimak sepintas)

2. Istimâ’ta’lîmi tatsqîfi (menyimak edukasional)

yaitu menyimak yang dilakukan dalam proses pencerdasan dan pembelajaran

3. Istimâ’ tawjîhi (menyimak konsultatif), yaitu menyimak dalam rangka memberikan

bimbingan dan konseling; dan

(35)

Indikator Terampil Menyimak

• Keterampilan Istima’ dapat dikelompkkan menjadi 4 kompetensi berikut:

Pertama, Keterampilan dan Akurasi pemahaman, meliputi:

1. Siap menyimak dengan penuh pemahaman.

2. Mampu memfokuskan pada apa yang disimak dengan penuh perhatian.

3. Mampu menangkap gagasan umum mengenai isi pembicaraan.

4. Mampu menangkap ide utama pembicaraan

5. Mampu menggunakan isyarat konteks bunyi untuk memperoleh pemahaman.

6. Mampu menangkap ide komplementer dari sebuah paragraf

(36)

Lanjutan…

Kedua, keterampilan menyerap isi pembicaraan, meliputi:

1. Mampu menyimpulkan materi yang disimak.

2. Mampu membedakan antara fakta dan fiksi dari yang disimak.

3. Mampu menemukan hubungan antara berbagai pemikiran dari yg disimak.

(37)

Lanjutan…

Ketiga, keterampilan mengingat bahan simakan, meliputi:

1. Mampu mengenali hal baru yang disimak.

2. Mampu mengaitkan hal baru yang diperoleh dengan pengalaman sebelumnya.

3. Mampu Menangkap relasi ide yang didengar dengan pengalaman sebelumnya.

(38)

Lanjutan…

Keempat, komptensi merasakan (tadzawwuq) dan mengkritisi (naqd), meliputi:

1. Mampu menyimak dan berinteraksi bersama pembicara dengan baik.

2. Mampu terlibat secara emosional dengan pembicara.

3. Mampu membedakan kekuatan dan kelemahan isi pembicaraan.

4. Mampu menilai isi pembicaraan (menyatakan setuju atau menolak) berdasarkan pengalamannya.

5. Mampu menunjukkan pentingnya isi pembicaraan dan relevansinya untuk diaplikasikan.

(39)

Prinsip-Prinsip dalam

Pembelajaran Istima’

1. Fokus dan Penuh perhatian (tarkiz wa al-intibah) terhadap materi yang disimak.

2. Penciptaan situasi dan kondisi yang nyaman, jauh dari kebisingan dan gangguan, baik fisik maupun psikis.

(40)

Lanjutan…

4. Mengaitkan dengan pengalaman sebelumnya sebagai pintu masuk tema atau pokok bahasan materi istima’ yang akan dipelajari.

5. Pengulangan materi istima’ beberapa kali sehingga terbiasa menyimak dengan baik.

6. Membentuk keterampilan istima’ naqdi

(menyimak kritis) dengan berusaha menunjukkan tujuan pembicara, melatih mengungkap hal-hal kontroversial, dan sebagainya.

7. Pemanfaatan konteks dalam rangka pemaknaan arti kostakata dan istilah-istilah yang ada.

(41)

Prosedur & Langkah-Langkah

Pembelajaran

Istima’

1. Pengantar (ديهمت لااا )

Dalam hal ini guru mengondisikan kesiapan siswa belajar istima’, melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan dan pentingnya materi yang akan dipelajari.

2. Penyajian (ضرع لااا )

Dalam hal ini guru menyampaikan materi

istima’ secara langsung atau melalui tape recorder di dalam kelas ataupun di

laboratorium bahasa. Guru berperan

memilihkan materi istima’ mulai dari yang

(42)

Lanjutan…

• Selain itu, guru mendiskusikan substansi yang disimak dengan siswa, antara lain dengan

mendialogkan tema, ide utama, rincian informasi, dan tujuan pembicara.

• Guru juga dapat melibatkan siswa dalam mengambil kesimpulan terhadap isi

pembicaraan.

3. Relasi dan Evaluasi (ميوقت لااا وتاقلع لااا كاردإ )

Dalam hal ini guru dapat berimprovisasi dengan merelasikan atau mengaitkan dengan, misalnya, pengembangan kosakata, pelajaran nahwu,

(43)

Lanjutan…

• Setelah itu, guru dapat melakukan evaluasi untuk memastikan apakah siswa telah mampu menyerap

dengan baik materi istima’. Evaluasi dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan tagihan indikator kompetensi yang telah dirumuskan.

• Evaluasi dalam istima’ juga dimaksudkan untuk

mengembangkan keterampilan berbicara siswa dan penguasaan substansi materi.

4. Penutup (ماتتخ لاا )

(44)

Pengembangan Keterampilan

Istima’

1. Perumusan standar kompetensi istima’ sesuai dengan kebutuhan atau tuntutan siswa.

2. Penyediaan lingkungan berbahasa yang

kondusif untuk pengembangan keterampilan istima’.

3. Pengondisian lingkungan berbahasa yang sesuai dengan tingkat kemahiran berbahasa siswa.

4. Pemvariasian latihan menyimak dengan tujuan tertentu, misalnya: mengenal dan mengungkap nama tokoh, mengemukakan ide utama,

(45)

Lanjutan…

4. Pengembangan pemahaman makna

kontekstual dengan membiasakan siswa memahami kosakata baru sesuai dengan konteksnya.

5. Pembiasaan menggunakan uslub tertentu untuk bercakap-cakap atau mengungkapkan sesuatu.

6. Pengayaan kosakata baru melalui latihan penggunaan dalam struktur kalimat.

7. Pembiasaan diskusi dan dialog mengenai substansi materi istima’ secara partisipatoris.

(46)

TAHAP-TAHAP LATIHAN

MENYIMAK

• Pengenalan bunyi (bahasa)

• Menyimak dan Menirukan - bunyi-bunyi tertentu

- panjang-pendek - syiddah

• Menyimak dan Memahami - dengarkan dan lihat

- dengarkan dan baca

(47)

BEBERAPA CATATAN

• Perhatikan ketepatan bunyi, nada dan tekanan (stressing) dalam membacakan teks.

• Pilih teks yang tepat dengan kondisi siswa • Kecepatan yang wajar

• Penggunaan alat peraga

• Bantu dengan menuliskan kata kunci • Perintah kepada siswa harus jelas • Siapkan pertanyaan-pertanyaan

• Latih siswa memahami gagasan pokok dan penunjang

(48)
(49)

Sumber : https://www.google.com/search?

client=opera&hs=DWw&q=tips+belajar+bahasa+arab+file+ppt&oq=

Referensi

Dokumen terkait

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk

-Mengaitkan materi / tema / kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk

Mengaitkan materi / tema / kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi / tema / kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat

 Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data/referensi/sumber) untuk menyelesaikan masalah yang disajikan pada LKPD yang diberikan oleh guru tentang klasifikasi

c) Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk

b) Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk