• Tidak ada hasil yang ditemukan

20430 24462 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " 20430 24462 1 PB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MATHEdunesa

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN :2301-9085

PROSES BERPIKIR KRREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN

Ayu Candra Sari

Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya,e-mail: ayusari9@ mhs.unesa.ac.id

Ismail

Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail: ismail@unesa.ac.id

Abstrak

Proses berpikir kreatif merupakan tahap berpikir kreatif seseorang untuk menemukan ide baru yang sesuai dengan tujuan, dengan cara mensintesis ide, membangun ide, merencanakan penerapan ide dan menerapkan ide. Kreativitas atau berpikir kreatif siswa bergantung pada beberpa komponen, seperti kemampuan kognitif dan faktor kepribadian. Kepribadian yang dimiliki siswa berbeda-beda dan berpengaruh pada proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika.

Peneltian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan proses proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari tipe kepribadian. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kertosono dengan subjek masing-masing satu siswa berkepribadian Guardian, Rational, Idealist dan Artisan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian angket pengelompokkan kepribadian, tes pemcahan masalah matematika dan wawancara. Data dianalisis berdasarkan indikator tahap berpikir kreatif (mensintesis ide, membangun ide, merencanakan penerapan ide dan menerapkan ide) pada setiap langkah pemecahan masalah (memahami masalah, merencanakan pemecahan, melaksanakan penyelesaian sesuai rencana dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh)

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pada langkah memahami masalah proses berpikir kreatif yang tergambarkan untuk ke empat subjek yaitu mensintesis ide dan membangun ide. Dalam mensintesis ide keempat subjek dapat mengkaitkan dengan beberapa materi yang diperoleh sebelumnya, dalam membangun ide ke empat subjek dapat memunculkan beberapa ide untuk merencanakan pemecahan masalah, subjek Artisan pada tahap membangun ide untuk merencanakan pemecahan membutuhkan waktu lama. Pada langkah merencanakan pemecahan proses berpikir kreatif yang tergambarkan ke empat subjek yaitu merencanakan penerapan ide, dalam merencanakan penerapan ide tiga subjek memilih cara yang mudah untuk merencanakan pemecahan masalah sedangkan subjek Idealist memilih cara yang disukai untuk merencanakan pemecahan masalah. Pada langkah menyeleaiakn permasalahan sesuai rencana proses berpikir kreatif yang tergambarkan keempat subjek yaitu menerapkan ide, dalam menerapkan ide ke empat subjek menerapkan semua ide yang sudah dipilih dengan benar dan dapat menjelaskan setiap langkah penyelesaiannya. Pada langkah memeriksa hasil proses berpikir kreatif yang tergambarkan yaitu menerapkan ide, pada tahap ini tidak semua subjek melaksanakan. Subjek Idealist dan Artisan tidak melaksanakan langkah memeriksa hasil. Subjek Idealist tidak memeriksa hasil yang diperoleh karena setiap langkah peneyelesaian sudah dipastikan benar. Sedangkan subjek Artisan tidak memeriksa hasil karena waktu yang sudah diberikan sudah habis.

Kata Kunci : Proses Berpikir Kreatif, Masalah Matematika, Memecahkan Masalah Matematika, Tipe Kepribadian

Abstract

Creative thinking process is one’s creative thinking stage to figure out new ideas which is in line with its purposes, by sinthesizing ideas, building ideas, planning implementation of ideas, and applying ideas. Creativity or students’ creative thinking depends on several components, such as cognitive ability and personality factor. Personality of the students is different between one to another and affects their creative thinking process in solving mathematical problems.

(2)

Volume 2 No.6 Tahun 2017 The research findings showed that in understanding problems stage, creative thinking process described for four subjects were sinthesizing ideas and building ideas. In sinthesizing ideas, all four subjects could relate several previous topics, in building ideas, all four subjects were able to come up with some ideas to plan solutions for the problem, subject with Artisan personality, in building ideas stage to plan solution for the problem, needed longer time. In planning solution stage, creative thinking process descibed for four subjects was planning implementations of ideas, in planning implementations of ideas three subjects chose an easy way to plan solutions for the problem, meanwhile subject with Idealist personality chose his/her preferred way to plan the solutions for the problem. In applying solutions as planned stage, creative thinking process described for four subject was applying ideas, in applying ideas all four subjects applied all ideas that had already been chosen correctly and could explain every step of the solution. In crosschecking the findings stage, creative thinking process described was applying ideas, in this stage not all subjects carried it out. Subject with Idealist and Artisan personality did not do crosschecking the findings stage. Subject with Idealist personality did not crosschecking the findings because every step of solution had already been correctly confirmed. Meanwhile subject with Artisan personality did not crosschecking the findings because the time was up already.

Key Words : Creative Thinking Process, Mathematical Problems, Solving Mathematical Problems, Type of Personality

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan potensi dan kreativitas individu. Individu yang sedari dini dididik dengan kreatif diharapkan mampu menjadi individu yang kreatif karena individu yang kreatif mampu bersaing dalam kemajuan ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Oleh karena itu perlu upaya untuk mengembangkan kemampuan dalam berpikir kreatif.

Matematika memiliki fungsi sebagai sarana untuk mengembangkan berpikir kritis, logis dan kreatif. Hal ini sesuai dengan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 21 tahun 2016 tentang standar isi pendidikan dasar dan menengah yang mengenai kompetensi inti keempat dari kurikulum 2013 jenjang sekolah menengah pertama, pada kompetensi inti keempat menunjukkan keterampilan menalar, mengolah dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif dan komunikatif. Dari rumusan kompetensi inti keempat tujuan pembalajaran matematika di SMP adalah untuk memiliki kemampuan berpikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret.

Dalam matematika dibutuhkan kemampuan atau proses mental dalam mengolah informasi yang dapat disebut dengan berpikir. Hal ini diperkuat dengan Santrock (2009) yang menyatakan bahwa berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Proses berpikir dapat terjadi secara konkret ataupun abstrak. Hal ini sering dilakukan untuk membentuk konsep bernalar, membuat keputusan, serta bagaimana memecahkan sebuah masalah.

Krulik dan Rudnick (dalam Sari, 2016) membagi berpikir menjadi empat tingkatan, yaitu mengingat (recall), berpikir dasar (basic), berpikir kritis, dan berpikir kreatif (creative thingking). Mengingat

(recall) meliputi kemampuan untuk mengingat sehingga hampir sebagai pemikiran yang reflek atau otomatis. Berdasarkan tingkatan berpikir yang dijelaskan oleh Krulick dan Rudnick, berpikir kreatif merupakan tingkatan paling tinggi dibanding dengan berpkir yang lain. Siswono (2008) menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun ide atau gagasan baru.

Kemampuan berpikir kreatif sering kali dikaitkan dalam pemecahan masalah karena kemampuan berpikir kreatif mampu mendorong seseorang terampil memecahkan masalah dan menemukan alternatif-alternatif pemecahan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Siswono (2008) yang menyatakan bahwa salah satu cara mendorong kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika yaitu dengan siswa dilatih dan dibiasakan untuk belajar memecahkan masalah dengan adanya seperti itu siswa akan terbiasa untuk memecahkan masalah.

Proses berpikir kreatif siswa merupakan hal penting dalam pembelajaran matematika, hal ini sejalan dengan Lenaerts (dalam Kurniawati, 2015) memandang bahwa memahami proses berpikir sangatlah bermanfaat. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk guru dalam merancang pembelajaran untuk membantu siswa menghadapi hambatan dan kesalahan dalam menghadapi suatu permasalahan.

(3)

berkaitan dengan permasalahan. Membangun ide adalah memunculkan beberapa ide dan manggabungkan beberapa ide untuk merencanakan pemecahan masalah. Merencanakan penerapan ide memilih ide dan mengembangkan ide untuk merencanakan pemecahan masalah. Menerapkan ide adalah mengimplementasikan ide yang sudah direncanakan untuk memecahkan permasalahan.

Kreativitas atau berpikir kreatif setiap individu berbeda, perbedaan bergantung pada beberapa komponen, seperti kemampuan kognitif dan faktor kepribadian. Atkinson (dalam Sugiyanto,2004) yang menyatakan bahwa kepribadian adalah perilaku dan cara berpikir yang khas, yang menentukan penyesuaian diri seorang terhadap lingkungan belajar. Jadi kepribadian setiap individu dapat mempengarui perbedaan proses berpikir kreatif.

Berpangkal pada kenyataan bahwa kepribadian manusia sangat bermacam-macam, segolongan ahli berusaha menggolongkan manusia ke dalam tipe-tipe tertentu. Keirsey (1984) menggolongkan kepribadian menjadi empat tipe, yaitu tipe kepribadian guardian, artisan, rational dan idealist. Keirsey menguraikan gaya belajar pada masing-masing tipe kepribadian. Siswa dengan tipe guardian ini menyukai kelas dengan model tradisional beserta prosedur yang teratur, siswa dengan tipe artisan menyukai kelas dengan banyak demonstrasi, diskusi dan presentasi, siswa dengan tipe rational menyukai gaya belajar eksperimen, penemuan melalui eksplorasi dan pemecahan masalah yang kompleks, dan tipe idealist menyukai kelas yang kecil dimana setiap anggotanya saling mengenal satu dengan yang lain, tipe idealist tidak suka dengan kelas besar karena sangat menganggu dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian”.

METODE

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari tipe kepribadian guardian, artisan, rational, dan idealist. Oleh karena itu peneliti menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kertosono pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017.

Pemilihan subjek berdasarkan hasil angket penggolongan kepribadian menurut Keirsey. Angket penggolongan kepribadian digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam kelompok kepribadian

kepribaddian rational dan kelompok kepribadian idealist. Pemilhan subjek juga berdasarkan nilai ulangan tengah semester, peneliti menentukan subjek yang mempunyai nilai ulangan tengah semester yang setara. Nilai ulangan tengah semester dikatakan setara jika selisih nilai

5

dalam skala 100 dari nilai ulangan tengah semester. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang hanya dipengaruhi oleh kepribadian.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode tes dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrument angket penggolongan kepribadian untuk mengetahui kepribadian siswa menerut Keirsey, instrumen tes pemecahan masalah matematika digunakan untuk melihat hasil proses berpikir kreatif siswa dan pedoman wawancara digunakan untuk menggali informasi proses berpikir kreatif siswa secara optimal.

Analisis data dilakukan berdasarkan analisis angket penggolongan kepribadian, data tes pemecahan masalah matematika dan pendoman wawancara dianalisis berdasarkan indikator proses berpikir kreatif dalam memecahkan masalah matematika.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Berkepribadian Guardian

Pada tahap memahami masalah, proses berpikir kreatif yang tergambarkan dari siswa Guardian adalah mensintesis ide dan membangun ide. Siswa mensintesis ide dengan cara membaca dan membuat sketsa gambar dari permasalahan yang diberikan. Siswa mengaitkan permasalahan dengan beberapa materi yang sudah diperoleh sebelumnya. Siswa membangun ide dari hasil sintesis ide, siswa memunculkan beberapa ide untuk merencanakan pemecahan, siswa mempertimbangkan cara yang mudah untuk merencanakan pemecahan.. Dalam membangun ide mengalami kesulitan, kesulitan yang dialami siswa yaitu saat menentukan sisi dari potongan kue tersebut. Setelah memperhatikan dengan baik setiap sisi potongan kue, siswa mampu menghadapi kesulitan tersebut.

(4)

Volume 2 No.6 Tahun 2017 untuk merencanakan pemecahan masalah. Siswa

dapat memilih ide tersebut untuk merencanakan pemecahan karena siswa memperhatikan gambar yang telah tersedia. Siswa mengembangkan ide yang sudah dipilihnya jadi ide dikembangkan dari ide yang pertama yang didapatkannya. Siswa tidak memiliki alternatif cara lain untuk merencanakan pemecahan.

Pada tahap melaksanakan penyelesaian sesuai rencana, proses berpikir kreatif yang tergambarkan dari siswa Guardian ialah menerapkan ide. Siswa menerapkan ide (cara atau rumus), ide yang sudah dipilih sebelumnya. Siswa dengan tipe kepribadian Guardian menuliskan setiap langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan karena pada dasarnya tipe kerpibadian Guardian menyukai intruksi dan penjelasan materi secara terstruktur.

Pada tahap memeriksa kembali, proses berpikir kreatif yang tergambarkan dari siswa Guardian ialah menerapkan ide. Siswa menerapkan ide dengan cara memeriksa setiap ide yang sudah diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan. Siswa mengecek huruf-huruf yang digunakan sebagai permisalan dan melihat bangun datar yang digabungkan bisa membentuk bangun datar lain selain yang ada dalam gambar permasalahan. Meskipun siswa sudah memeriksa setiap ide yang sudah diterapkan tetapi siswa tidak yakin dengan jawaban yang sudah dituliskan. Siswa tidak yakin dengan jawaban yang sudah dituliskan karena tipe kepribadian Guardian pada dasarnya tidak memiliki perasaan yang kuat untuk digunakan dalam meneyelesaikan permasalahan. Meskipun siswa tidak yakin dengan jawaban yang dituliskan tetapi jawaban siswa sudah benar.

2. Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Berkepribadian Rational

Pada tahap memahami masalah, proses berpikir kreatif yang tergambarkan dari siswa Rational ialah mensintesis ide dan membangun ide. Siswa mensintesis ide dengan cara membaca dan membuat sketsagambar dari permasalahan yang diberikan. Siswa mengaitkan permasalahan yang diberikan dengan beberapa materi yang sudah diperoleh sebelumnya. Siswa membangun idedari hasil sintesis ide, siswa mempertimbangkan ide (cara atau rumus) yang menurutnya paling mudah dipahami untuk memecahkan masalah tersebut dan ide yang dibangun berkaitan dengan materi yang terdapat pada permasalahan yang diberikan. Siswa memunculkan beberapa ide untuk merencanakan pemecahan masalah. Siswa dalam membangun ide mengalami kesulitan, kesulitan yang dialami siswa yaitu bentuk

bangun yang dibuatnya susah dipahami. Tetapi siswa dengan cepat menemukan solusi.

Pada tahap merencanakan, proses berpikir kreatif yang tergambarkan dari siswa Rational ialah merencanakan penerapan ide. Siswa dalam merencanakan penerapan ide dengan memilih satu ide (cara atau rumus) untuk merencanakan pemecahan. Cara yang kedua siswa menggabungkan beberapa ide (cara atau rumus) yang muncul untuk merencanakan pemecahan. Siswa dalam merencanakan pemecahan memilih cara yang lebih mudah. Siswa mengembangkan ide yang sudah dipilihnya, dengan cara mengembangkan ide yang didapat pertama. Siswa tidak memiliki alternatif cara lain untuk merencanakan pemecahan, untuk memilih alternatif cara lain siswa membutuhkan pemahaman yang lebih dalam lagi.

Pada tahap melaksanakan penyelesaian sesuai rencana, proses berpikir kreatif yang tergambarkan dari siswa Rational ialah menerapkan ide. Siswa menerapkan ide (cara atau rumus) yang sudah dipilih sebelumnya. Siswa menuliskan setiap langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan.

Pada tahap memeriksa kembali, proses berpikir kreatif yang tergambarkan dari siswa Rational ialah menerapkan ide. Siswa memeriksa ide yang sudah diterapkan dengan melihat jawaban yang dihasilkan dari cara pertama dan cara kedua menghasilkan jawaban yang sama, dan siswa sudah yakin dengan cara yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan benar.

3. Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Berkepribadian Idealist

(5)

memunculkan satu ide tersebut karena siswa lebih suka menggunakan kekongrukarenan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

Pada tahap merencanakan, proses berpikir kreatif yang tergambarkan dari siswa Idealist ialah merencanakan penerapan ide. Siswa merencanakan penerapan ide dengan cara memilih satu ide (cara atau rumus) untuk merencanakan pemecahan. Cara yang kedua siswa tetap memilih satu cara untuk merencanakan pemecahan namun pada cara kedua ini siswa memilih mengembangkan dari cara pertama. Siswa memiliki alternatif cara lain untuk menyelesaikan permasalahan tersebut namun siswa tidak tertarik untuk menggunakannya alternatif cara yang lain Melaksanakan Penyelesaian Sesuai Rencana Pada tahap melaksanakan penyelesaian sesuai rencana, proses berpikir kreatif yang tergambarkan dari siswa Idealist ialah menerapkan ide. Siswa menerapkan satu ide yang sudah dipilih sebelumnya. Siswa menuliskan setiap langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan. Siswa memiliki dua cara yang berbeda tetapi ide yang diterapkan sama yaitu menggunakan kekongrukarenan.

Pada tahap memeriksa kembali, siswa Idealist tidak memeriksa hasil karena siswa yakin bahwa ide yang sudah diterapkan benar. Siswa yakin dengan jawaban yang didapatkan karena siswa Idealist memiliki kecenderungan sifat feeling dan intuitive.

4. Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Berkepribadian Artisan

Pada tahap memahami masalah, proses berpikir kreatif yang tergambarkan dari siswa Artisan ialah mensintesis ide dan membangun ide. Siswa mensintesis ide dengan cara membaca dan membuat sketsa gambar dari permasalahan yang diberikan. Dalam memahami masalah yang diberikan siswa sedikit bingung dengan permasalahan yang diberikan. Siswa awalnya bingung harus diselesaikan dengan cara apa. Siswa mendapatkan beberapa informasi yang diberikan untuk digunakan dalam memecahkan permasalahan. Siswa mengaitkan permasalahan yang diberikan dengan materi yang sudah diperoleh sebelumnya. Siswa membangun ide membutuhkan waktu lebih lama dibanding siswa lain. Hal ini terlihat ketika siswa menyelesaikan tes pemecahan masalah matematika lebih lama dibanding siswa yang lain.

Pada tahap merencanakan, proses berpikir kreatif yang tergambarkan dari siswa Artisan ialah merencanakan penerapan ide. Siswa merencanakan

rumus) untuk merencanakan pemecahan. Cara yang kedua siswa memilih dua ide untuk merencanakan penyelesaian dan siswa menggabungkan kedua ide tersebut. Siswa merencanakan penerapan ide mempertimbangkan cara yang lebih mudah untuk merencanakan pemacahan masalah. Siswa juga mengembangkan ide yang didapatkan sebelumnya, pengembangan ide dilakukan dengan cara memisalkan panjang sisi yang sudah dipotong dengan variabel setelah itu menghitung luas dari bangun datar tersebut.

Pada tahap melaksanakan penyelesaian sesuai rencana, proses berpikir kreatif yang tergambarkan dari siswa Artisan ialah menerapkan ide. Siswa menerapkan ide yang sudah dipilih sebelumnya. Siswa tidak menuliskan secara lengkap langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan tetapi siswa saat wawancara dapat menjelaskan hasil pemecahan masalah yang sudah diselesaikan hal ini sesuai dengan kepribadian Artisan di mana kepribadian ini selalu menunjukkan kemampuannya terhadap orang lain.

Pada tahap memeriksa kembali, siswa Artisan tidak melalui tahap ini karena waktunya sudah habis sehingga siswa tidak memeriksa setiap langkah penyelesaian. Meskipun siswa tidak memeriksa setiap langkah penyelesaian siswa sudah yakin cara yang digunakan benar.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan analisis data maka dapat:

1.Proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika dengan kepribadian Guardian adalah sebagai berikut

Siswa yang mempunyai kepribadian Guardian dalam memahami masalah proses berpikir kreatif yang tergambarkan yaitu mensintesis ide dan membangun ide. Tahap mensintesis ide siswa Guardian menunjukkan semua indikator yaitu mengumpulkan informasi dan mengkaitkan beberapa materi. Tahap membangun ide ditunjukan dengan memunculkan beberapa ide dan menggabungkan beberapa ide. Agar mendapatkan cara berbeda siswa juga menggabungkan beberapa ide.

(6)

Volume 2 No.6 Tahun 2017 Dalam melaksanakan penyelesaian sesuai

rencana proses berpikir kreatif yang tergambarkan yaitu menerapkan ide. Siswa Guardian menggunakan ide yang sudah dipilih sebelumnya untuk menyelesaikan permasalahan, dan menuliskan setiap langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan dengan benar dan sangat jelas.

Pada tahap memeriksa kembali siswa Guardian memeriksa hasil dengan cara memeriksa setiap ide yang sudah diterapkan untuk memecahkan masalah, meskipun sudah memeriksa hasil pemecahan masalah siswa Guardian tidak yakin dengan ide yang diterapkan sudah benar.

2. Proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika dengan kepribadian Rational adalah sebagai berikut.

Siswa yang mempunyai kepribadian Rational dalam memahami masalah proses berpikir kreatif yang tergambarkan yaitu mensintesis ide dan membangun ide. Tahap mensintesis ide melakukan semua indikator proses berpikir kreatif dengan cara mengumpulkan informasi dan mengkaitkan permasalahan dengan beberapa materi. Tahap membangun ide ditunjukan dengan cara memunculkan beberapa ide untuk merencanakan pemecahan masalah dan mempertimbangkan cara yang mudah untuk memecahkan masalah tersebut.

Dalam merencanakan pemecahan proses berpikir kreatif yang tergambarkan yaitu merencanakan penerapan ide hal ini ditunjukan dengan memilih beberapa ide untuk merencanakan pemecahan masalah dan mengembangkan .

Dalam melaksanakan penyelesaian sesuai rencana proses berpikir kreatif yang tergambarkan yaitu menerapkan ide, siswa Rational menerapkan ide yang sudah dipilih dan menuliskan setiap langkah-langkah secara jelas dalam menyelesaikan permasalahan. Siswa Rational memiliki cara lain selain dua cara yang sudah diterapkan, tetapi cara tersebut membutuhkan pemahan lagi.

Pada tahap memeriksa hasil yang diperoleh siswa Rational memeriksa hasil dengan cara melihat jawaban yang dihasilkan dari cara pertama dan cara kedua menghasilkan jawaban yang sama, siswa Rational yakin dengan cara yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan benar.

3. Proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika dengan kepribadian Idealist adalah sebagai berikut.

Siswa berkepribadian Idealist dalam memahami masalah proses berpikir kreatif yang tergambarkan yaitu mensintesis ide dan membangun ide. Tahap mensintesis ide ditunjukkan dengan mengumpulkan informasi dan mengkaitkan permasalahan dengan

beberapa materi berdasarkan pengalaman belajar yang diperoleh sebelumnya dilingkungan sekitar. Tahap membangun ide ditunjukkan dengan memunculkan satu ide untuk merencanakan pemecahan masalah..

Dalam merencanakan pemecahan proses berpikir kreatif yang tergambarkan yaitu merencanakan penerapan ide. Siswa Idealist dalam merencanakan penerapan ide dengan cara memilih beberapa ide dan mengembangkan ide yang sudah dipilihnya.

Pada tahap melaksanakan penyelesaian rencana proses berpikir kreatif yang tergambarkan yaitu menerapkan ide. Dalam menerapkan ide yaitu dengan cara menerapkan ide yang sudah dipilih sebelumnya tetapi tidak menuliskan setiap langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan. Siswa Idealist memiliki cara lain untuk menyelesaikan pemecahan masalah tersebut tetapi tidak tertarik untuk menggunakan cara tersebut.

Pada tahap memeriksa kembali hasil yang diperoleh, siswa Idealist tidak memeriksa hasil karena siswa Idealist sudah yakin dengan ide yang sudah diterapkan benar.

4. Proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika dengan kepribadian Artisan adalah sebagai berikut.

Siswa berkepribadian Artisan dalam memahami masalah proses berpikir kreatif yang tergambarkan yaitu mensintesis ide dan membangun ide. Dalam mensintesis ditunjukkan dengan mengumpulkan informasi dan mengkaitkan dengan beberapa materi yaitu materi bangun datar dan kekongruenan. Dalam membangun ide ditunjukkan dengan memunculkan beberapa ide, untuk menyelesaikan permasalahan membutuhkan waktu yang lama.

Dalam tahap merencanakan pemecahan proses berpikir kreatif yang tergambarkan yaitu merencanakan penerapan ide, siswa Artisan dalam merencanakan penerapan ide dengan cara memilih cara yang paling mudah untuk merencanakan pemecahan. Siswa Artisan dalam merencanakan penerapan ide awalnya bingung memilih ide untuk merencanakan pemecahan masalah.

Pada tahap melaksanakan penyelesaian proses berpikir kreatif yang tergambarkan yaitu menerapkan ide. Siswa Artisan dalam menerapkan ide dengan cara menerapkan ide yang sudah dipilih sebelumnya tetapi tidak menulisakan setiap langkah pemecahan masalah.

(7)

sudah yakin cara yang digunakan benar.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut.

1. Pada saat wawancara terdapat beberapa pertanyaan yang kurang dapat dipahami oleh siswa, Karenna itu bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan instrument pedoman wawancara hendaknya mengajukan pertanyaan wawancara yang mudah dimengerti oleh siswa agar siswa mudah memberikan jawaban dan saat mengajukan pertanyaan jangan terpacu dengan pedoman wawancara agar hasil informasi yang diperoleh lebih optimal.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek tidak dapat menemukan cara lain untuk penyelesian soal yang diberikan. Diharapkan guru memberikan lebih banyak soal matematika yang memiliki kemungkinan banyak cara penyelesaian sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Agoestanto, A., L. Wijaya, Rochmad. 2016. “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP Kelas VII Ditinjau dari Tipe Kepribadian Siswa”. Unnes Journal of Mathematics Education. Vol. 5 (2)

Dewiyani, M. J. 2010. Profil Proses Berpikir Siswa Informasi dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Tipe Kepribadian dan Gender. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: PPs UNESA.

Hidayatulloh, Budi Usodo, Riyadi. 2013. Proses Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian Siswa. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. Vol. 1 (5).

Hudojo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: JICA-Universitas Negeri Malang (UMM).

Keirsey, D. & Bates, M. 1984. Please Understand Me. California: Promotheus Nemesis Book Company.

(http://www.keirsey.com diakses pada 1 Desember 2016)

Hidayatulloh, Syarif. 2012. Pengaruh Kecerdasan Visual-Spasial Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Materi Kubus dan Balok Siswa Kelas VIII SMPN 2 Trenggalek Tahun Ajaran 2011/2012. Tulungagung: STAIN Tulungagung.

Maxwell. John. C. 2004. Berpikir Lain dari yang Biasanyaa. Jakarta: Karisma Press.

Miles, M. B. & Huberman. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. California: SAGE publications Inc.

Munandar, U. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. jakarta: Rineka Cipta.

Polya, G. 2004. “How To Solve It”. Dalam John Canway (Ed.). a New aspect of Mathematical Method. United States America: Princeton University Press.

Permendikbud No. 21. 2016. Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Santrock, John. W. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Huminaka.

Sari, Liza Nola. 2016. Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah MAtematika Non Rutin Ditinjau dari Kemampuan Matematika. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: PPs UNESA.

Siswono, T.Y.E. 2004. Identifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pengajuan Masalah (Problem Possing) Matematika Berpandu dengan Model Wallas dan Creative Problem Solving (CPS). Buletin Pendidikan Matematika Volume 6 No 2, Oktober 2004. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pattimura.Ambon. ISSN: 1412-2278, vol. 6, no. 3, hlm.1-16.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sebaliknya penyakit infeksi seper ti diar e dan infeksi saluran per nafasan atas (ISPA) mengakibatkan asupan zat gizi tidak dapat diserap tubuh dengan baik. Faktor

Teknik pengumpulan data pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang berjudul “Penerapan Pendekatan Gestalt dengan Teknik Empty Chair untuk Membantu Anak Membangun

Merujuk pada uraian di atas, terdapat beberapa tema utama, yaitu, bahwa (1) telah terjadi kerusakan lingkungan, khususnya hutan mangrove, baik di Indonesia maupun

Dalam pelaksanaannya penanganan anak gizi bunk melalui rawat Map di nmah sakit ataupun TFC ini masih mengalami hambatan baik berupa hambatan sumber daya manusia (tenaga

Hal ini tersebut menunjukan pengawasan pelanggaran lalu lintas oleh DLLAJ sudah cukup, artinya secara kualitas Pengaruh pengawasan DLLAJ Terhadap Kedisiplinan

Partisipan dalam penelitian ini baik yang tinggal di rumah maupun di panti, ada yang mengatakan bahwa kematian adalah sesuatu yang tidak bisa ditolak, ada yang

Pelayanan Kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal. 2, Pemerintah Pusat melakukan strategi

Menurut peneliti terdahulu(6,a.9I, yang menyatakan bahwa semakin lama waktu penuaan dengan pengerjaan dingin akan terjadi peningkatan kerapatan dislokasi da.Iam