• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ktorat Jenderal

lnspektur lV

PIMPINAN RED%K,~' Ir. Dwianto C. SubandrieM

REDAKSI PELAKSAI Ir. Rosihan Indrawanto, MI

Ir. Poernarna Gandhi Nz, IV I r l n k n PI lrwnr

P

-i-

it. Hemita Wr Desi lntan ~nggrad

Ardyanto Nugroho, r ~ u t

Dian Nugraha, S.Hut Suciaii

Alamat Redaksi :

Gedung Manggsla Wanabhakti Blok l Lantai 10

ax.

(021 j 5705087. Telex : 48228 PRX IA

JI. Gatot Subroto, Jakarta. Teb 1021 1 5720352

DtPA TAHUN 2006

INSPEKMRAT JENDEWL

DEPARTEMEN KEHUTANAN'

enggembirakan dad

en Kehutanan mi

kirimi.

Dist

sejawat di instansi peng yang n d l

sementar

... 1.-,

' - "."Tet

.

Oleh karena itu, kan dan sarannya

$

kuesioner yang ada di

ir

buietin ini. Terima kasih

BULETIN PENGAWASAN. DbrMtkan deh In-Bt Jenderal Departemen Kehutanandengan Muan -gal media k-munikasi dan penyebaduasan berbagai infonam di a n m para a u d ' i , paktisi, pememati, dan

bwbagai pihkyangmsitdalarn u p a y a m m s a n dan pembinaan.

(3)

DAFTAR

IS1

Pengantar

dad

Redaksi

Surat

Pembaca

info

Peraturan

Artikel

- d a n w -

i % & w w w

~ T n " ~ B . . ,

9 u d i t ~ d a n ~ I ~ ~

CMadr:Ed&nmmesMk

~

w

&kt*-*Ak5L

m

-

v

-w

~

-danPawmidhmMd

i&m&k*As&O

Cedig

Buwas

~

#

m

~

-

C

C

i

~

~

~ ~ ~ & m L ~

P

8

m

m

E

m

l

~

~

m

~

M

~

i%-Am,s.*

Hakmtmtwsy

m w m n #

-MI - M

W-B:~S+a$n

-mrrdbr9iRenr;wTy&

Kriterla

Tulisan Untuk Buktin Fengawasan

ltjen Dalam

Berita

Pojo

k

Kuesioner

Credit Title :

Lay out design : Ardyanto Nugroho S.Hut dan Dian Plugraha S.Hut

(4)

Selamat atas terbitnya Buletin Pengawasan Edisi Perdana. Semoga Allah selalu memberkahinya (Amin-Red).

Terlampir kami kirimkan kuesioner yang telah kami isi, juga artikel rnengenai GPS. Saya tertarik menulis hal tersebut setelah mcmbaca artikel di Buletin Pengawasan yang

berjudul "Pemanfaatan GPS Untuk Memperoleh Bukti Hukum Pelanggaran di Bidang

Kehutanan". &

Penutis adatgh tenaga t -Kehutanan (BDK)

Kadipaten, &dang Fra

,

pengkayaan tulisan

mengenzfi GPS tersebut awan M k dari Baplan

mpwpun PIKA dalam pel

Semoga

Buletin Pengawapn

teta~fim.

# -;

Gamin, A.M.d., S.Sos.

Widyaiswara Muda 1

BDK Kadipaten

Terima kasih atas artikelnya. Semoga te tap setia rnernbaca BuIetin Pengawasan edisi-

edisi selanjutnya.

Mailing List Buletin Pengawusun

Penuiis adalah Calon Auditor di Inspektorat Wilayah 11. Kami ingin mengusulkan agar dapat dibuat Mailing List Buletin PenSawasan, sehingga ada yang berupa file PDF yang bisa dibagi dan dicopy setelah terbit. Dengan cara ini diharapkan bisa terjalin komunikasi antar para pembaca Buietin Pengawasan.

Andri Gunawan lnspektorat ll

Terima kasih atas masukannya. Akan karni pertimbangkan berdasarkan sarana

prasarm

(5)

Departemen Kehutanan. ' * 1

=9

Peraturan lnrpektur ~ i n d e r a i Nomor

P.36/

l l l -Sek.4/2006 tanggal 4 Juli 2006

..

ini diterbiikan guna mehcapai ef isiensi dan efektifitas dalam melaksanakztn

kegiatan pengawasan. Dalam peraturan ini diatur rnengenai tata waktu *\ setiap tahap kepiatan

pengawasan, rnulai

dari

perencanaan

dan

$ 2

pelakranaan audit, analisis laporan hasil audit certa pemantauan tindak

X-;-

(anjut.

q

;&&;

f

A 3

53

2. Pedoman Evaluasi Apli kasi Sistem lnformasi Manajemen Kepegawaia Lingkup Departemen Kehutanan.

(6)

p

.,-.

vA<s Ir. Zulfan*+)

PENGAWASAM

DAN

UUBUIQ6ANNYA

bf NGM Pf N6EMBAMGAN f

LECTROWIC GOVERNMEWT (E-GOV)

Latar Belakang

Pada era reforrnasi saat ini,

l ndonesia tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental menuju ke sistem p e m e r i n t a h a n yang d e m o k r a t i s , transparan dengan menempatkan

supremasi hukum (good

governance)

secara konsekwen dan benar. Perubahan yang tengah dialarni tersebut memberikan peluang bagi penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga kepentingan rakyat dapat kernbali diletakkan pada posisi sentral. Namun setiap perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara selalu disertai oleh berbagai bentu k ketidakpastian. Dengan demikian pemerintah harus dan t e r u s mengupayakan k e l a n c a r a n

komunikasi dengan berbagai pihak,

pemerintah daerah serta mendorong partisipasi seluruh lapisan masyarakat,

$ 3 agar ketidakpastian tersebut tidak

I

.

' mengakibatkan perselisihan paham dan

1 I n

,? ,: ketegangan yang mehas, serta berpotensi menirnbulkan permasalahan baru.

Salah satu upaya untuk meng-

antisipasi hal-ha1 tersebut diatas kiranya

3

diperlukan pengembangan E-Government

yang diharapkan mampu berperan dan mendukung kelancaran komunikasi, disarnping untuk penyediaan data dan i nformasi yang akan digunakan dalam berbagai kepentingan, termasuk antara l a i n u n t u k pelaksanaan kegiatan pengawasan oleh auditor i n t e r n a l Departemen, sehingga penyelenggaraan pemerintahan maupun pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Datam kaitan tersebut lnspektorat Jenderal merupakan salah satu instansi di Departernen Kehutanan yang bertugas sebagai penjaga jalannya "kereta kehutanan" agar tidak menyimpang dan mempunyai posisi yang amat strategis

berperan dalam mewujudkan good

governace

tersebut.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan no. 13/Menhut-11/2005 tanggal

6 Mei 2005, tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan, lnspektorat Jenderal mempunyai tugas pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Departemen Kehutanan.

Agar pelaksanaan tugas tersebut

dapat berjalan dengan efisien, efektif dan ekonomis sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku maka perlu didukung dengan ketersediaan data yang cepat, lengkap dan valid yang dapat terlaksana apabila E- Government telah berjalan baik di Departemen Kehutanan.

Peranan E-Gov dalam pelaksanaan

pengawasan

5ejak dikeluarkannya lnstruksi Presiden No. 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan S t r a t e g i Nasional Pengembangan E-Goverment, maka setiap instansi pemerintah harus mengambil langka h-langkah yang diperlukan sesuai rugas, fungsi dan kewenangan masing- masing guna terlaksananya pengembangan

€-Government secara nasional dengan

berpedoman pada Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government.

Pengern bangan E- Government

merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yans berbasis (rnenggunakan) elektronik dalam

(7)

>

2 ' k

4

d~aaandnpubliksecaraefektifdanefisien. 3) Pembin~nhutanberapa~ua&l(me~

Melalui pengem bangan E-Governmen t lahan kritis, berapa kkla:&k&

dilakukan penataan sistem manajemen reboisasi acau Gerhan d[l

clan proses kerja di lingkungan pemerintah : sapaka

kawa

dengan mengopti masikan pemanfaatan konservasi tela h di ku ku h kan

.

teknologi informasi. Peman f a a t an

teknologi informasi tersebut mencakup 2 Selain data-data teknis, untuk (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu : pengawasan diperlukan juga informasi

mengenai data keuangan, laporan

a * pen #'la data' pen!3e101asn akuntabilifas inrfansi dan peraturan informasi, sistem rnanajeme

proses kerja secara elektronis; perundangan yang masih berlaku dan yang selatu di up date. Dengan demikian para

b. pemanfaatan kemajuan tek auditor tidak ketinggalan informasi

informasi agar pelayanan publik peraturan perundangan yang berlaku. Hal diakses secara mudah dan mur ini bisa dilakukan dengan mengoptimalkan

masyarakat di seluruh idlayah sarana yang telah ada di web site

.'

termasuk oleh para auditor. Departemen Kehutanan, dengan selalu

.- rnengupdate ~ r a t u r a n perundangan yang ' Sebagaimana di ketahui bahwa9

<

berlaku di ti&,,cselon I tampa, kecuali.

'lltuk pengawasan6iSebabsaatiniyangterjadi adalah%anYak

dibutuhkan informasi yang maksimal serta

pera turan yang amat peliang

.

memadai tentang kondisi dari seluruh

namun tidak tersedia di dalam web .. - .

.

auditan atau instansi yanq akan dan sedang - - ,

.

L .

diaudit. lnforrnasi yang tetap biasanya If Apabila data-data rersebu

dalam bentuk dokumen dan data, maupun telah tertata dengan rapi da

yang bersifat temporer.

elektronik

maka setiap instan

lingkungan Departemen Kehutanan,

Data yang dipusat maupun yans didaerah t

sebagai bukti yan3 kom~eten, terrambung secara online dengan demiki!N

cuku~, d a ~ a t rangat besar kontribusinya dalW

CePat, l e n g b ~ dan tePat waku { U P to

rn

b

a a

n

k h t a n a n 5 c c a

a

date ) serta d a ~ a t di~ertanggundawabkan kereluruhan dan khururnya dalam

hwg

ke absahannya. Selain i t u data-data

tugas pen gawara n. , * < - $

tersebut dapat diakses Lebih cepat, untuk i t u d i b u t u h k a n pengembangan

pengelolaan data secara elektronik P e q e m 6 a ~ n E-Government

menggunakan komputer berupa data base, mayakan

u p y a

un

tuli

pembuatan web site, e-mail don lain-lain, meqemknghnpnydenggaraun

sebagai produk eiektronik yang

merupakan aktivitas dari pengembangan

.

'"

e-governmen

t

.

: .

.

Data sektor kehutanan misalnya dalam bidang:

1 ) Pemantapan kawasan hutan antara lain: kawasan hutan yang teiah ditetapkan, pinjam pakai kawasan (,,I,

men t an tara lain : 2) Produksi kehutanan apakah telah di

buat data base penerimaan PNPB,

peredaran fiasil hut-an dll, Sebagaimana dimaklumi bersama

(8)

.

:

baik ysng berada di web

site,

data -bast lrnasing-masing Manajer. fop Manajer sebagai penanggung jenjanq manajemen . akan meningkat jawab atas tercapainya tujuan manajemen karena digerakan oteh kepentingan akan biasanya mempunyai kebijakan-kebiiakan informasi dalarn kegiatan rutin hariannya.

baik ~ a n g

hifat

jangka panjan%,

Be[um adanya

Pirat

Data

Elektrinlk

menengah dan ~endek. TOP Manajer

(pnE\ tiap jen jang rnanajrmen

dipengaruhi oleh visi dari dirinya baik

E

sebagai individu maupun sebagai pejabal Sebagaimana diurai kan diatas

publikyangmenentukankebijakanpublik Da a pengembangan e-government d i y -

pada bidang masing-masing. im.,,~si pemerintah mencakup 2 (dualby:

$'

Akan tetapi di sisi tain sering top aktivitas yang k h h n yaitu : :a*

rnanajer, belum sepenuhnya memahami a. ~ e n g o l a h a n data, pengelolaai&

pcntingnya teknologi informasi dalam informasi, sfstem manajemen dank_ _:&

rangka efisiensi dan efektivitas pelayanan proses kerja secara elektronis;

@:*

,%4

publik. Hal ini dapat dipahami, terutama di

,,.

,,emanfaatan kemajuan teknolosi Indonesia, belum ada contoh nyata bahwa

pemanfaatan teknologi informasi inforrnasi agar pelayanan publIk dapat

menglSrangi beban kerja dan meningkatkan diakses secara mudah dan murah oteh, produktivitas pelayanan pada masyarakat. masyarakat

di

seluruh wilayah negara5 ,

termasuk oleh para auditor. Fakta ini menyebabkan visi maupun

Di Departemen Kehutanan secara

' e b i j a k a n y a n g d i b u a t tidak parsial ha1 tenebut telah dllakukan dl

~engikutsertakan Teknologi lnformasi (TI) masin

g- mari ng jen janp manajemen

sebapai komponen yanp ( e s e h ) . Namun tidak optimal, sepcrti

dipertimbangkan untuk mencapai tujuan

kata pepatah ,6Bak krakap tumbuh di

manajemen dengan lebih baik.

&

?

batu, hidup segan mati tak mau". Hal ini Contoh konkritnya adalaw ap%~ila terutama disebabkan :

Eeorang

'-

a, Input data kedalam program data b a s c , r

mail dalam berbagai kesernpatan

berkoordinasi antara menteri Lainnya, yang tidak konsisten dan kontinyu oleh '

para petugas yang tclah ditunjuk

~--?y$gg maupun dalam memberikan arahan serta

b@<pq

pnbinaan kepada bawahannya maka b. Tidak ada perhatian dari atasan

2&~"9

,

<$$&

antar sesama menteri tersebut akan selalu masing-masing tentang keberadaan TI

-

.

-,,I: 7 . siap dengan TI. Terlebih-lebih bawahan yang telah ada dan terpasang di

, .

,

Menteri, yaitu para Eselon I di masing- instansinya.

masing Departemen, demikian seterusnya

secara berjenjang. TI di Departemen belum teri n tegrasi

secara mantap sehingga belum bisa Selain itu harus diusahakan agar dijadikan sebagai sumber informasi untuk selalu mcnggunakan data

buse

untuk berbagai kepentingan, termasuk untuk mencari informasi dalam menyelesaikan melakukan kegiatan evaluasi maupun berbagai kegiatan maupun masalah yang pengawasan oleh lnspektorat Jenderal terjadi d i instansi, dengan demikian (Itjen) Departemen Kehutanan.

ketergantungan instansi akan data

base

Untuk mengatasi hal tersebu

t

dan TI pads akan lebih menin'- diatas, diperlukan kelernbagaan tersendiri

kat* Palin# adalah a~abila keter- yang

ditanqani oleh ptugas yanq benar- gantungan tersebut ham~ir sama keter-

benar mampu menangani penge[olaan

gantungan kita terhadap telepon saat ini.

(9)

Para petugas PDE tersebut harus kebutu han aar terjarnin dalam ha1 perlengkapan kerja, sudahtercukupi.

;eser- 7teraan send

jenjang karir maupun kesejahteraan

secara Logis sesuai dcngan tingkat Budaya ! r i juga sangar

kebutuhan kehidupan saat inl. berpengaruh pengelolaan TI, khususnya pengembangan ,,

. ..---

p kelancaran

P u sa t - p u sa t d a t a e l e k t r o n i k e-government, yang pada gilirannya tersebut bukan bersifat tetap, tetapi berakibat juga terhadap pelaksanaan secara bertahap di haruskan menularkan pengawasan untuk perbaikdn manajemen.

kemampuan pengelolaan data elektronik Kultur mcndokumcntul Mm,

kepada tiap-tiap pegawai, sehingga pada

saatnya, pengelolaan data secara Salah satu kesulitan k s a r

yang

kita

elektronik tersebut telah bisa di ambil alih hadapi adala h kurangnya kebiasaan oleh para pegawai dan menjadi kegiatan mendokumentasikan (apa saja). Padahal

rutin. kemampuan mendokumentasi ini rnenjadi

Kultur berbagi belum ada bagian dari IS0 9000 dan juga menjadi bagian dari standar software engineering. 5

Kultur berbagi (sharing) informasi

Kegiatan yang telah Lalu dianggap

dan

mem~ermudah uru5ah be'um merasuk

'

tidak ada bterbjtan denpan eva[uari atau

bag1 banyak orang di Indonesia. Bahkan

ads*

perenCanaan yang a kan dan

3

pameo yang mengabkan: "A~abila bf diangeap ,..bagai ha

yang

t i d a k mengapa

Banyak,>

,

rnempunyai manfaat apa-apa, Atau bisa

oknum kesempatan jadi karena pelabanaan kegiatan banyak

dengan mepersulit mendapatkan in

permasalahan sehingga

in'

p e n d a k u m e n t a s i a n d i a n g g a p

n a t I ~ Ir e r k a i t erar a "pengabadian kesalahan" sehingga banyak

kepentingan-kepcn tingan yang orang yang mengambit jalan pintas untuk

t e r u n g k a p k a n y a n g berdas sesegera mungkin "menghilangkan jejak"

pertimbangan secara pribadi dengan melenyapkan dokumen-dokumen

kelompok

.

Adan ya ketakutan yang telah selesai. apabila informasi terlalu terbuka akany

menguntungkan orang lain bahkan akan

4

Untuk kebutuhan

bahkan kebiasaan mendok

mernbahayakan ataupun mengancam

,-

kegiatanrutinharian.

%>

..

gL-<b

>%*s:juga h a r u s d i s e r r

k 4 +? pendokumentasian dokume

Namun lebih jauh budaya untuk.

.

,' mendukung pembuktian

berbagi berkaitan dengan masalah yang/$

.

pelurusan kegiatan yang rnenyimpang atau - I*:, <.;

lebih mendasar yaitu kemungkinanr", bahkan apabila ada unsur pelanggaran -

F s

terjadlnya ketidakadilan yang terjadi terhadap hukum.

,1 I

:kyi%!$ secara rnencolok, rnisalnya adanya

o : : ?

: Pencatatan dokumen yang tetah ada

I praktek-praktek KKN yang W a d i df adalah file-fjle yans terdapat dalam

b e r b a g a i b i d a n g kehidupan dan

berbasai sarana penyimpanan antara lain k e k u a s a a n u n t u k harddiskdalamkomputer,CDdandisket-

menyelesaikan permasalahan.

disket serta daiam server-server baik

Praktek KKN dan kekuasaan yang berupa data web site maupun data base di absolut dari pihak-pihak tertentu, secara masing-masing instansi. Kenyataannya tidak sadar menimbulkan "kemarahan" sangat disayangkan berbagai data ini yang mengendap dalam alam bawah sadar belum terintegrasi kedalam suatu sistem dan membuat orang untuk berlaku egois, terpadu yang sangat berguna untuk t i d a k p e d u l i d e n g a n k e a d a a n kelancaranpelaksanaantugasjugauntuk

(10)

dan membangk

m e m b e r i k a n p e m b i n a a n d a

*) Auditor Ahli Madya pada lnspektorat II

.

.

.

LJ

'

> 7 ,

-

7

'

'

* -

SoGuali

nadliat

barl

orang

6uaG,

M a t

monjadi

taumpertengalian.

#a

atan

te

monJaaipernimpln.

Danjilia G

e

d

l

torgolong

(11)

PERANAN

INTERNAL

AUDITOR

Dl

DALAMNYd

:Fg

?:.A, %

..;?.

. I . . : , , ,

. ...

C I '.

- < -

Sebaga

Peraturan .imar

Men

la

dinyat t e r i Ke

P. 1 3/Menhut-11 /ZOO5 tentang Organisasi ada atau tidaknya kecurangan - dgn atau

dan Tata Kerja Departemem Kehutanah ' - e k e l i r u a n dengan p e n d e k a t a n pasal 469, bahwa lnspektorat Jenderal

,,

,vestigatif. Kecurangan :di tempat kerja mempunyai tugas untuk melaksanakan d a p a t d i d e f i n i s i k a

n s

e

b

a g a i pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di penyalahgunaan jabatan yang digunakan

lingkungan Departemen. Tugas I ' untuk kepentingan pribadi/ketompok,

menjadi kan lnspektorat Jenderat sebag dilakukan melalui penggunaan yang tidak

auditor internal atau institusi y a n ~ ~ r n e s t i n y a secara sengaja a t a u

Departemen Kehutanan.

P

melaksanakan audit internal di lingkunga !nggunaan y@g salah atas sumber daya

%

yang ada. Wurangan dan kekeliman

'%?

, % %:a;lr;: dapat terjadi dalam berbagai bentuk,

A. rengeman umum -,

s,I,

&%+if

antara lain :

'1

" i'

'ntentional

Error,

yaitu kekeliruan

Auditor internal adalah proses atai fang disengaja dengan tujuan untuk

aktifitas penjaminan/penilaian dan menguntungkan diri sendiri dalam

konsultasi obyektif untuk rnemberikan nilai bentuk window dressing (rekaya

tambah bagi pengembangan operasional laporan keuangan-keuangan l

organisasi

.

Proses ini mem ban tu organisasi kegiatan agar tampak lebih bai k). u n t u k m e m p e r b a i k i k i n e r j a n y a B* E r r o r , yaitu btrdasarkan hasi 1 evaluasi yang sistematik

kekeliruan yang terjadi secara tidak terhadap tingkat efektifitas manajemen

sengaja (kesalahan r n a n u ~ i a w i ) , _ ~ ~ ~ ~ resiko yang diarnbil

serta

fungsi kontrol dan

rnisalnya salah menjumlah atau

be@$

prosedur tata kerja yang dilaksanakannya. m e n e r a p k a n s t a n d a c ;

:;?.

.T-., Audit internal yang diperankan oleh penilaian lakuntansi yang ~alah;~%c~-;..:

lnspektorat Jenderal secara umum ' >, +<-

karena ketidaktahuan. L '

sebagaimana yan3 dijelaskan dalam

C.

Kolos

i, yaitu kecurangan yang

Peraturan Menteri Kehutanan No. dilakukan oleh lebih dari satu orang

P. 13/Menhut- t 112005 pasal 470 huruf b dengan cara bekerja sama dengan

adalah melaksana kan pengawasan laudit tujuan untuk menguntungkan orang-

kinerja, keuangan, dan audit untuk tujuan orang tersebut. Kolusi merupakan

tertentu atas petunjuk Menteri. Pada bentuk kecurangan yang s u l i t tulisan ini hanya akan dibahas tentang dideteksi. Salah satu pencegahan

audit untuk tujuan tertentu atas petunjuk yang banyak digunakan adalah

Menten', yang salah satu bentuknya adalah larangan kepada pegawai yang

audit investigatif. rnempunyai keluarga untuk bekerja

(12)

~ a t u itu benar, padahal i t u salah, urangan telah terjadi rnaka haws ,~r~r*Y&ang $!qng meneetat..: "-?wac;:& juqa hbuktikan bahwa kecurangan

ku

s%a h

~ & g , p

- , , -?

Sen ,amisrep 5encac4n! ; , ,Wy,

-

4.

setlap

pros t i

a t ~ i

-.. 'C.

?jeinyataan bqhwm sesuatu i

, ,

,

, -7 kcurangan diasumsikan

)b$h

seseor$$ yang ~ d a k mempunyai:. . hr:-:7L,. pad k t&ap li tigasi / perad?

da&r ryang

kuat

untuk menyatakan

bly,a,hplteriebu t b e n x B. Prinsip-Pr~na !stigas

spire

prohirer,

yaitu sesuatu janji Satah saru te~nik/me&de yang

. ~ahq diberikaa tanpa kein~inan ..:' untuk _pat

daiam

audit inveliglif

nenuhi janji tersebut

, ,. adalah investigasi. Dalarn pelaksanaan in-

Fmployee

fraud,

yaitu kecurahgan vestigasi diperlukan ketekunan, ketelitian,

lav$ d i lakukan pegawai wntuk pertirnbsngan yang sehat, pengalaman

nen&Jhhngkah@iri sendiri, misalnya yang dapat dipakai sebagai pembanding, "d riehJ&ulasi esaran f. kturlbon pemahaman terhadap perundang-

iu

pengeluarz undangan yang berlaku, serta prinsip-

e3$

-!

F k o n e s e l n t

n yang ada. Prinsip-prinsip

i t prinsip investigasi untuk memecahkan *

..

kecuranga ~g dilakukan o1eh"Y Pe

+&a jernen sehingga r n e r ~ g i k a n ~ f i rsebut meliputi .F, **.-

.

...I

"

<

w

4

.

4h%k

y ~ e f n , misalnya pemenanqan

i

.

'&B*J'

.

, der suatu pengadaan barangl jasa

+,;

~epada

pihak-pihak tertentu.

x;.

P.

, I ' I. Orgcrnized crime, yaitu kejahatan

:~j..

...;:

..

. .

yang terorganisasi, misalnya yang berl-'--A.

5:."kpengiriman barang melebihi/kurang

-

Kegia tan investigasi mencaku p

, .

l::!mq

dari yang seharusnya, di rnana si pemanfaatan sumber-sumber bukti

,

r;..*,,

.

,+ pelaksana akan memperoleh bagian. +- yang dapat mendukung fakta yang

I r + f

J. White collar crime, yai tu kecurangan 'd dipermasalahkan*

ang dilakukan oleh kalangan atas. 3. Semakin d e k a t selang w a k t u

Audit terhadap kecurangan dimulai berjalannya kecyrangan direspon

. dengan bebcrapa aksioma/daIil, yaitu : maka semakin besar kemungkinan

t%J;,,:

.

''. 1. Kecurangan pada hakikatnya adalah untuk mengungkapnya.

"

p?< ry

!: , ..,<, ,

,

tersembunyi, jadi tidak ada keyakinan 4. Investigator harus mengum~ulkan

, absolut yang dapat diberikan bahwa fakta-faktaibukti-but akurat untuk kecurangan benar-benar terjadi atau menarik suatu kesimpulan tentang apa

tidak terjadi. yang terjadi.

2. Untuk mendapatkan bukti bahwa suatu kecurangan tidak terjadi rnaka harus

5. Bukti fisik merupakan bukti nyata yang s a m p a i k a p a n p u n a k a n mengungkapkan ha1 yang sam

(13)

6. Tenaga ahli merupakan bantuan bagi investigasi,

,

bukan merupakan pengganti dari=investigasi.

7. Berusaha rncngkonfimrasikan setiap

'lasit wawancara dengaqsaksi.

.

Semakin banyak i&or masi yang diperoleh, semakin besar ,pula

k e m u n g k i n ? ~ , ernwlolel

kebenaran. A .&

9. lnformasi merupakan penggerak utama

dad investinasi

.

penyusunan

Mpotesis

p e n g o l a h a n h i p o t e h i n g g a ditctapkannya simpulan cents -g l a -'

atau ridaknya

-

dilaksanakai ~ L U I L

investigatif. 'I

Perencanaan audit investigatif harus bersifat fleksibei serta sesuai dengan permasalahan yang dihadapi 'dan sumber daya yang tersedia.

Pengumlulan bukti, merupakan suatu tahapan di mana auditor berupaya

-

untuk mernperoleh jumlah dar

10. Pengamatan, i n f o r m a s i , dai e

yawancara rnerupakan bagia- ---3

a

4 kualitas bukti a U t y a n g cukup dalam

penting dalarn investigasi.

.

",

h d i

ter@&art.

'1. Pertakuan yang bcllih terhadap p e m k .

-.

-

i

kecurangan diharapkan akan disCmut

"

4 dua?~*bukt~, merupaki grb b

.

,i

:'

< ; ,j'< dengan tanggapan yang bPk jqga. u s di mana fakta-fakta ~ a n g ; ~ ~ , ,?YL .,I

@parka@ membantu d a l m

+$

A %

I menfukan apakah suatu h '$I

C. Tahap-Tahap Audit lnvestigatif

at@&,~&jdh&

sesuai. Dalam Dalam audit investigatif terdapat 3 dilakdmn analisis

hal yang saling berhubungan dan tidak buktiyangada. dapat dlpisahkan antara satu dengan 5. Maporan dan lainnya, yaitu mutu (quality), waktu

(time),

dan biaya (cost). Ada tidaknya tidaknya p&r&dmpangan atad suatu

temuan dalam suatu audit investigatif kegiatan yang mengakigatkan

bukan merupakan ukuran utama atas kerugian keuangan Negara dqn atau

bermutu tidaknya suatu audit investigatif perekonomian dibkukan.

y f i ,. w.

D.

Peranan

Auditor Internal:

dakm

6uatu aublt rnvdptlf&n alicltahn lnvestigasi Kecurangan

6ermutuJifa wlurufipsee

ptq

Standard

for

The Professional

bilahrinn khm %latan terdutikyat

P r a c t i c e

of I n t e r n a l A u d i t i n g

&

menyebutkan bahwa audl tor internal harur

'&;;%

melakukan audit secara berhati-hati

t+ +b. ?

dengan menggunakan k e m a h i r a n

Untuk melakukan audit investigatif jabatannya. Dalam ha1 ini auditor internal

yang profesional diperlukan tahapan- harus memperhatikan kemungkinan-

kemungkinan terjadinya kccurangan, tahapan sebagai berikut :

kesala han, manipulasi, inefisiensi, dan

.

perenCanaan? proses konflik kepentingan dengan menggunakan

(. .A - pengidentifikasian rnasalah,

P

; 9

,

n

(14)

segenap kemampuan dan kewenangan cukup kubt,

yangdimilikinya.

=:',;+&-A

.

syatu tip

, 'S

Dengan demikian sebagaimana askan oleh Prof. Dr. Sukirno

Agus,Ak. ,MM., auditor harus membuka

mata secara lebar-lebar, rnemasang telinga baik-baik, dan harus mengetahui modus

untuk melaporkan set$&: t c r t u ~ ~ ~ ~ i q ~ manajtmen yang mencakup, fakta';

temuan. kesim?ulan, saran,. dan

s

rbaikan ya

--

1X I

operandi terjadinya bermacam-macam m

b.*

?$

kekurangan. Hal ini memerlukan keahlian,

--

7

-.

~ i i

I. Badan Peng---*---- ktekunan, dan ketelitian yang lebih l5 ,,-

- - - - -

tinggi. Adalah tebih baik bila dapat

.

renararKan

mtncegah terjadinya kecurangan yang

, +

-

3

lnvestigatif,

'sudah terjadi. Namun demikian jika

L*

kecuran~an sudah teriadi atau sudah ada Agoes, Sukirno, rrr

2 0 0 5 . M a t e r i .

Prlntihon Audit-

-

-

indikasi terjadinya kecurangan maka Majalah Auditor nu. L2/2005. PT

"i

Auditor Media Citra Pariwara. Jakarta. ,I auditor harus turun tangan.

I , + + I I ~ Selanjutnya jib auditor internal

menemukan indikasi dan mencurigai *)Auditor Ahli Pertarna pada lnspektorat !I,

terjadinya suatu kecurangan maka harus lnspektorat Jenderal Departemen

(15)

4

Oleh: Ir.Abubakar Assagaf, M.Si*)

~ e j a k digulirkan surat lnspektur segala ketentuan yang berlaku. Agar

Jenderal Dephut Nornor S. 1 142/ 11 1. waskat dapat dilaksanakan sesuai

yang

Sek.3/2005, tanggal 5 Desemkr 2005 diharapkan maka unsur-uniur dari waskat peilhal Pembentuan Satuan Pengawas seharusnya dipahami oleh setiap pimpinan

Intern (SPI), sering muncul pertanyaan selaku atasan langsung.

"Apakah Satuan Pengawas Intern atau y ang Unsur-unsur Was1 adatah d i k e n a l ( J e n % a n ~ b u y S ~ I d a ~ * b e ~ a ~ ~ ' serangkaian kegiatan y 1

recara

jauh ~ ~ n a n ~ a n ~ 7 m ' ' u ~ t u k menjawab bersama-sama [&sane n dalam

~ertan~aan*~efian~aa$I'.tenebuf m a b mencapaj tujuan w e k t yartu mcliputi : ~ e r l u teflebfi dahuh mengetahut latar pengorganisasian, penonit, kebi jakan,

belakang pernbentukalyly5. perencanaan, prosedur, pencatat - -

SPI dibentuk Wens betierapa ha1 pelaporan, supervisi dan r w i u intern,

antara lain: mai lemahnya pngawaran 1 Penporganisadan ruatu pr-

melekat (Waskat) di setiap unit kerja dalam merancang dan mengalokasikan eselon I dan unit pelaksana teknis lingkup pekerjaan, kewenangan dan sumber- Departemen Kehutanan yang menjadi sumber daya d i antara masing-masing

penyebab hakiki dari temuan pemeriksaan anggota organisasi audit untuk

dan banyaknya permasalahan; serta mencapai tujuan.

P

;

T-

1

pengaduan masyarakat yang di tangani oleh 2 ~ ;

1 nrpekrorat Jendera[ relaku u n i t 2 . Per~~nil, mencakup aktivitas mulai dari pengawasan i n t e r n a l Departemen penentuan formasi pegawai, peneri-

Kehutanan

.

~ 9 ,

maan, pemanfaatan, pelaksanaan

hubungan kerfa. Prinsip pengelolaan Berdasarkan data yang tercatat personil melipu ti pegawai hendaknya bahwa dan' 162 satuan kerja unit eselon I '. dipandang sebagai investasi oleh dan Unit k(aksana Teknis Ill)

'\

kwena itu per[u diciptakan h u h g a n

Iingkup Departemen Kehuhnan baik di kerja yang harmonis, perencanaan,

pusat maupun di

daerah

sebanyak 55 kebfjakan, prosedur dan praktik yang

satuan kerja telah membentuk SPI bafk.

sedangkan sisanya 107 satuan kerja belum

. 3. Kebijakan adalah sebagai Pedornan

bagi pengambilan keputusan pada

seiuruh tingkatan manajemen dan sekaligus sebagai batasan perilaku bagi Secara teoritis Waskat adalah segala seluruh anggota organisasi.

...

upaya yang dilakukan dalam suatu 4. Perencanaan adalah suatu proses

' organisasi untuk mengarahkan seluruh penetapan komitrnen seseorang atau

kegiatan agar tujuan organisasi dapat organisasi u n t u k m e l a k u k a n dicapai secara efektif, efisien dan serangkaian tindakan tertentu secara

ekonomis, segala sumber d a y a sistematis dalam rangka mencapai

dimanfaatkan clan dilfndungi, data dan tujuan yang telah ditetapkan secara

(16)

r , , -.,-*> .-

spesifik dan secara rinci menggambar- #d.,

Peningkatan temuan maupun

ngaduan masyarakat bersifat

a ,

-~ m i t k ~ r i a vanq lebih tinggi atau dari Pengaduan masyarakat Non TP yang selama

b$wahan kepada atasannG ini ditangani oleh ltjen sampai dengan

, . $ < ,

,.- 4 , - , , tahun 2005 ada 189 surat pengaduan

'"s@eflisi

adalah pengecekan langsung ,,,yarakatat. Dari jumlah tenebut yang

.o&h atasan terhadap kegiatan tela hi y a r a un

' a w a a a n J a

ditindaklanjuti rebanyak 1 51 sedangkan tercapainya t u juan

ditetapkan.

yCSO/;

--

lab siranya rebanyak 38 tidak dapat

.

.-.a

- - .

_

:

ditindaklanjuti karena i s i pengaduannya

Review

In

tern adalah aktivitas secara administrasi tidak benar atias tidak

r.q

i ndependen o t eh staf pim pinan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran udL - '

'"

terhadap unit oqanisasi, program, informa~inya-,?~ :

.

.

atau kegiatan dengan tujuan untuk

menilai efisiensi dan efek Waskat dalam membant

aganisasi

.wi-

* -

Ci.,

Temuan Pemerl

saan

Salah satu indikator

subyektif atas keberhasilan unit kerja

r.bl 9 tercermin dari seberapa banyak temuan Secara teoritis SPI adalah satu unit

-

dan kerugian n q a r a yang timbul. *makin terdiri dari beberapa orang yang ditunjuk

banyak temuan berarti kinerjanya semakin oleh k e ~ a l a satuan kerla (Satker) rnelalui bufirk alias tidak berkimrja namun Surat Keputusan Kepala Satker untuk sebaliknyasemakin sedikit temuan berarti melaksanakan Pen?i?awasan melekat di kinerja unit kerja semakin baik alias lin~ku~unitkerjan~amasin3-masing.

berkinerja. Dari definisi tersebut tersurat

Data yang ads menunjukkan bahwa bahwa semua kegiatan yang dilakukan oleh

temuan dan kerugian negara sejak tahun satuan k e r b harus terPantau oleh SPI nYa

(17)

-7

pokok, dan fungsi atau tidak melenceng 3. Mernant . I t , * 12 .

dari visi, rnisi, tujuan dan sasaran yang tindak lanjut hasil a ingin dicapai oleh satker tersebut. 4. Menyampaikan Laporan

tugas SPI (serneste

a. Untuk satker di

daerah :

Laporan disampaikan kepada

pimpinan satker dengan tembusan

"

d

kepada Eselon I masing-masing.

g&\

w b. Untuk satuan kerja

Eselon

II di pusat+:

'ru

kr

,F.

L a p r a n d isampai kan kepada pimpinan Eselon I I dengan tembusan

kepada Eselon I masing-masing.

Terdapat perbedakan antara

SF

c. Untuk Inspektorwenderal: lap or,,^ :. dalam suatu organkasi bear deagan $PI

yang

dibentuk disetiap?: unit - kerja

(organisasi kecil). Hal-.ini '~rfting agar

setiap anggota SPI dapa mengetahui 5. Esclon 1 melap

sejauh mana hak, kewajiban dan

kewenangan daiam melaksanakan tugas.

In*ektorat Jenderal. Pada prinsipnya SPI yang dimaksud

dalam tulisan i n i adalah $PI yanq 6.

melaksanakan tugas secara independen

dengan hak dan kewenangan terbatas

sesuai dengan tugas yang dilimpahkan dari

.3

atasannya. Makna dari terbatas bukan Terkait dengan tugas pada butir 6

k r a r t i segala tindakan yang diambil dalam perlu adanya suatu kesepa haman baik dar$

rangka proses pemeriksaan harus secara pirnpinan unit kerja maupun SPI itu sendik

-

:

mutlak mengikuti keinginan pimpinan Hal ini penting untuk menghindari adanya .'

namun dalarn rnelaksanakan tugasnya bias dalam penugasan dan pelaksanaari -

harusmendapatpenugasandaripimpinan. tugas. Tugas-tugas khusus yang

Hal ini terkait dengan hasil akhir dari dimaksudkan adalah tugas-tugas yang

I

pemeriksaan SPI yang dapat memberikan diberikan pimpinan dalam rangka

masukan serta rekomendasi kepada m e n i n d a k l a n ju t i adanya temuan

I

pimpinan untuk menentukan langkah- pemeriksaan, pengaduan masyarakat serta

:

langkah yang cepat, tepat, dan akurat instruksi dari pimpinan yang lebih tinggi A

' " serta konkrit bagi peningkatan kinerja unit (Menteri Kehutanan, Direktur Jenderal dan

&&i$

kerj;

&@J

Kepala Badan) dan sifatnya hanya sebatas

memberikan informasi detil terhadap masalah tersebut.

Tugas SPI

Tugas SPI adalah sebagai berikut: Personil SPI

1. Mendorong terciptanya Waskat. Personil yang ditunjuk sebagai

(18)

Di samping kriteria tersebut,

teknis dan non teknis (administrasi

keuangan) dengan ketua SP1 dapat ditunjuk SPI merupakan wadah yang tepat

Kewenangan $PI

batas kewenangannya. Hal ini penting agar tersebut diharapkan rneminirnalkan tujuan dan sasaran dari SPI dapat tercapai temuan-temuan pemcriksaan ban atau

diuraikan pada sub-sub bagian di atas, bahwa kewenangan SPI terbatas sesuai

tugas yang diberikan oleh pimpinan unit *) Kasubbag ~ a d a Bagian Analis

.

--

merafwsiallan

Mufian; wreratimialian

masalafi,

ban

merafiasiakn

deGafi

yang

t&li

BiMuarGaan

(19)

Oleh: Ir. Zulfan*) Ir. Tri Astotoe*)

AD^ dan mengapa Fraud? gaya hidup yang konsurntif. Kemudian

Fraud menurut kamus lnggris pada umumnya para pelaku fraud ini Indonesia diartikan sebagai penipuan, dikarenakan malas dan t i d a k kecurangan atau penggelapan. Sedangkan melaksanakan ataupun menerapkan beberapa pendapat yang menyatakan ajaran agama secara benar.

sebacjai penipuan yang sengaja dilakukan, 2. Organisasi

sehingga menirnbulkan kerugian tanpa Melalui organisasi diharapkan d disadari pihak yang dirugikan dan memberi diiakukan pembinaan kepemimp keuntungan bagi pelakunya. Konkritnya secara terkaderisasi dan benar; '

fraud adalah bentuk pelanggaran pada kenyataanya sering hukum/aturan yang terjadi karena adanya kurangnya keteladanan dari

p

suatu rekayasa atau adanya penyalah- dengan tidak adanya kultur nr gunaan wewenang seperti penzgelapan,

pencurian dengan tipu muslihat,

<

kecurangan pelaporan keuangan, korupsi, TanggunaclwaC clubitor hlam kolusi dan nepotisme yang menyatu dalam

<

menktetsifrorub termasutjuga se6aaai penyelenggaraan pemerin tahan.

'

toid u h r untuk menilai liimrja.

P e n ~ * a n ~ c r ~ +at Tartih Pelaku fraud adalah individu

3

dagaipenilaian atw $idem ataupun pimpinan yang mengatur dan

1

Fengenklian Nanajemcn atau berwenang atas manajemen. Fraud terjadi pnilaian atas resito (tubit disebabkan oleh adanya situasi seseorang

tidak dapat mengendaiikan diri. Sifat

serakahnya (tamak) muncul dalam yang benar untuk dipedomani. Sistem intensitas yang tinggi dan didukung akuntabilitas yang kurang memadai kebutuhan hidup yang boros. Bersamaan dan sistem pengendalian manajemen dengan itu keadaan institusi/organisasinya Lemah serta cenderung rnenutupi tidak memiliki perangkat kendali yang korupsi yang ada di dalam organisasi. memadai, dan pelaksanaan sanksi hukum 3. Masyarakat tempat individu dan yang berkaitan dengan perbuatan organisasi berada

kecurangan tersebut juga tidak tegas. Terdapat nilai-nilai yang berlaku di Disamping sebab tersebut diatas, masyarakat kondusif untuk terjadinya

3 terdapat faktor-faktor yang merupakan korupsi dan masyarakat kurang

pendorong terjadinya fraud yang dapat menyadari bahwa yang paling ditinjau dari aspek-aspek sebagai berikut : dirugikan oleh setiap praktek korupsi

1. lndividu pelaku fraud adalah masyarakat i t u sendiri. Disamping itu juga masyarakat kurang Menonjolnya sifat tamak dan moral menyadari bahwa pencegahan dan yang kurang kuat atas sodaan karena pemberantasan korupsi hanya dapat penghasilan kurang mencukupi berhasil jika masyarakat ikut aktif

(20)

* -,

$

Kasus korupsi a

odusnya rneiibatkan sindikasi yang undangan yang bersifat mono~istik danvd rumit. Terlebih lagi jika d i bock-~pstruktur kuslitas peraturan kurang memadai. kekuasaan politik ekonomi Yang kuat dan

selain

itu peraturan jugs kurang berlapis. Bisa dipahami korupsi jenis ini disosialisasikan serta sanksi bagi seringkali ttidak terjangkau oleh hukum

I

(untouchable by law), sekurangnya

ada

m&

: , Fenomena Fraud Pertama, mcnggelandang koruptor

;

;a

Sebagaimana diuraikan diatar bahwa$+,, rnengundang resiko tidak kecil, baik

salah satu perbuatan yang terrnasuk fraud 5 bagi pejabat penegzik hukum maupun

adalah korupsi. Pada era reformasi ini, kepentingan masyarakat luas. Bentuk setiap saat kita membaca, melihat dan resiko yang diterima bervariasi, dari yang-

paling ringan hingga yang berat.

mendengar melalui media cetak ataupun

.Jf;r

media elektronik (televisi dan radio) telah Kedua, menyangkut skala perioritas

dilakukan upaya- upaya pem beran tasan atas strate@

embera ant as an

k ~ r u ~ s i

-

korupsi. Para petaku diberi sanksi hukum Pengungkapan kasus korupsi jenis ini sangat bervariasi, dari sanksi bebas mengikuti strategi snowball yang berjalan hukuman sampai dengan yang menjalani secara berantai sesuai petunjuk lebih

--

hukuman. Namun setiap ada penindakan lanjut ~ a n g diberikan oleh tersangka.

.

.

man, ads Yan3 muncul sebagaiz:= Dari kedua strategi tersebut diat; C

~ e l a k u Yang baru. Seakan tmaman gulma

7

jika yang jadi pilihan adalah yang pertama, ~ a n g tidak habis-habisn~a setelah aka layak didukung sepenuhnya. Namun

tumbuh la@ selalu silih berganti. pilihan strategi yang kedua maka ini

ads ungka~an

cari

uan3

haram

s

k lebih dari seekor kucing yang takut

susah,

apolagl yang halal. U terhadap gonggongan anjing besar artinya "

bernada pragmatis ini popular tegi yang digunakan sebagai sublimasi '

pembenaran bagi sebagian masya a r i ketidakberanian rnembongkar

untuk melakukan fraud khusu ndikasi koruptor kakap.

perbuatan korupsi.

Berbasai

ka'angandalam dan luar PERAN*)(

.,wPI\N

TANGGUNG JAWAB

negeri sudah mengemukakan pendapat

.

- -, '+

1 tentang korupsi di Indonesia. Ada yang t

1 berpendapat bahwa korupsi di Indonesia Menyikapi fenomena fraud yang

1

sudah sistem yang menyatu telah menjadi penyakit parah tersebut dan

I

dengan penyelenggaraan pemerintahan sudah menjadi sistem yang menyatu

I

I negara. Disebutkan bahwa days tahan den~an penyelenggaraan ~emerintahan

struktur pemerintahan sangat tergantung negara

,

maka telah dilakukan komitmen

pada kelancaran penyaluran dana kepada politik nasional untuk mernberantasnya, unsur-unsur p e m e r i n t a h a n yang yang dituangkan d a l a m program didalamnya banyak mengandung unsur- pembcrantasan KKN-

(21)

Meliter-Angkatan Darat dan laut Republik

Indonesia No. PRT/PM/06/1957 yang

mencantumkan istilah korupsi secara yuridis. Peraturan tersebut dapat dikatakan sebagai upaya awal pemerintah dalam menanggulangi korupsi sebeturn undang-undang

No.

3 tahun 1971 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Kemudian sebagai langkah komi tme~ diterbikkan peraturan dan perundang- undangan secara berkelanjutan yaitu :

1. ' R No. X/MPR/ 1998 dan TAP MPR xl/MPR/ 1998.

ang-undang

,$&ip

. ,tahun 1999

*(,%<

;>,

tentang penyele@@W@n negara yang bersih dan bebar

d*

I. Undang-undang No. ' 31: tahun 1999

tentang

pemberantasan tindak pidana

korupsi

4. Keputusan Presiden Replrotlk Indonesia NO. ' 81 tahun 1999 tentang pemben- t u k h komisi perneriksa kekayaan negara.

Namun kenyataannya banyak kasus korupsi yang tidak terungkap ataupun yang

terungkap, tetapi penyelesaian hukumnya tidak berjalan sebagaimana semestinya. Hasil studi komprehensif dan pengkajian oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang dituangkan dalam buku

StrategJ

pemberan tasan korupsi nasionai, meyim pul kan ba hwa

s saiah satu sebab kegagalan pemberantasan

korupsi adatah lemahnya aparat pemerintah yang rnenangani korupsi.

I

Dalam upaya mencegah dan

1

menangani kasus-kasus yang diduga

mengandung unsur tidak pidana korupsi, Aparat Pejabat Fungsional kmerintah

(APFP) selaku internal auditor pemerintah dapat meningkatkan perannya dalam

1

,

upaya memberikan sumbangan bagi

1. Adanya kemauan p o l i f i k un membrantas KKN.

2. Meningkatkan keahlian dan ketrampilan auditor terutama di bidang fraut auditing.

3. Memiliki integritas yang tinggi, ditandai dengan adanya kandungkn unsur yaitu : bertangungjawab, , jujur, b e r k i - dan

bijaksana. Maksud bari kandungar unsur tersebut adalah sebagai bcrikut :

,

Bertanggung jawab adalah slkap ' pi*

+ w tidak mengelak, tidak mengalihkan kesalahan pada orang lain dan rnenyelesaikan tugas sebagairnana

semesqnya

Jujur adalah perpaduan dari keteguhan watak dalam prinsip- p,rinsip moral, tabiat suka akan kebenaran, tulus hati, berpe- rasaan Ralus mengenai etika, keadilan dan kebenaran.

Berani adalah tidak dapar di

intimidasi oteh orang lain, tidak

tunduk karena tekanan yang

dilakukan oleh orang lain guna

. rne"mpengaruhi sikap penda- patnya. Juga dapat diartikan sebagai sanggup mengemukakan

hal-hat yang menurut per-

timbangan dan keyakinan perlu

disampaikan. Atau dapat diartikan sebagai memiliki sikap percaya diri yang besar dalam menghadapi berbagai kesulitan.

Bijaksana adalah sikap yang selalu menim bang permasalahan berikut akibatnya dengan seksama. Bagi auditor bahwa kepentingan negara Lebih utama dari kepentingan pribadi.

~ e n u r i t Robert K. Elliot dan John J.

Wiltingham dalam buku

Perspective

in
(22)

7

4

fraud adalah sebagai beri kut : ' *'* (.

.

- . perundang-u'ndangan yang berlaku.

jamb

au&r dalam Auditor harus rnela&@hfinguj@i

fraud. ,termasuk j

uga

sebrgai atas

ke

taatan auditan terh&&$

pperafkd

unkqk mqnilai kinerja. dan perundang-undangan yang berlaku fraud dapat diartikan termasuk pengujian atas kemungkinan

$ ;

t sebasai penilaian

i t i s

isf fern Pengendalian a d a v kekeliruan, ketidakwajaran serta

Manajernen atau penilaian atas resiko tindakan melawan hukum. Sedangkan

tu zwditor harus melakukan datam standar tindak lanjut butir keempat

*

q

it ' yang cukup dalam diatur bahwa tindak lanjut terhadap

*

embe8 keyakinan temuan yang berindikasi adanya rindakan

a i bahwa peqleteksian yang melawan hukum, maka APFP harus

p

e n y i rn p an g an rnembantu aparat hukum terkait datam ukclm telah

-

n

temuan

.

.,

.= tersebut. A.

T

&

ikian tanggung gawab auditor - -

sejauh auditor tersebut telah 235 :T3$y

andar audit dan prosedur

+'fJ;kR%uG\-i@f

uxe..5,:l : : L . ~ ~ ~ , ~ ~

,...

rhIi Madya) sebagaimana mestiny a secara

,"

k T&?O~O ( ~ u d i t o r ~ h l i ~ a d y a )

- memadai. , , "+

(23)

I Menterf Kehutanan RI memberlkan sambutan d a b

a r a bulm b e m a dl Masjld Nurul Ajarn

Tgl. 9 Oktober 2006

I

.

.

,

(24)

I - .

Sekretaris ltjen bersama dengan lnspektur II dan lnspektur I H mendengarkan

pen jelasan mengenai proses pembuatan plywood

+

dalam kegiatan Karyawisata Itjen Dep Kehutanan ke PT Sumber Graha Sejahtera, Balaraja, Banten Tgl. 15 Juni 2006

(25)

Tim l t j e n didampingi p e t u g a s d a r i B P D A S D o d o k a n M o y o s a r i melakukan pemeriksaan terh adap kondisl blblt yang ditanam dl lapangan, dalam rangka pengumputan bahan dan keterangan (pulbaket) kegiatan Gerhan di Provinsi NTB, Agustus 2006

6

0

lnspektur Jenderal dengan didampingi pejabat Eselon II dan Ill lingkup ltjen berfoto bersama dengan peserta Diklat Standar Akuntansi InstansilStandar Akuntansi Pemerintah Pusat yang

di

laksanakan di Pusdiklatwas BPKP, Bogor, tanggal 17-21 JuM2006

Penyematan tanda peserta oleh lnspektur Jenderal kepada perwakilan peserta pada Pembukaan Diklat Standar Akuntansi / Standar Akuntansi h e r i n t a h

Pusat

.ti Pusdi klatwas BPKP,
(26)
(27)

M~KTUISTIK

DM

Pnosa

AUDIT"

k w

KINENA

MAMJfMEN

%+

,-

Oleh: Junediyono, S.Huta) Drs. Narjanto*")

PENGANTAR perencanaan (planing), pengorganisasian

Sebelum b e r b i c a r a t e n t a n g [organisa

tioning),

pelaksanaan (actuiting) karakteristik dan proses audit kinerja dan pengendalian (controlling).

manajemen, terlebih dahulu perlu dibatasi J a d i batasan a u d i t k i n e r j a apa yang dimaksud dengan audit kinerja mana jemen adalah pengu jian atas

manajemen. Audit (SK lrjen No. 34/111- kernampuan k e r j a l kegiatan obyek sekj2005 tanggal 31 Oktober 2005) pemeri ksaan dengan cara membandingkan ,

didefinisikan sebagai suatu pengujian atas keadaan yang terjadi densan keadaan yang kegiatanobyekpemeriksaandengancara s e h a r u s n y a , m e l i p u t i k e g i a t a n membandingkan keadaan yang terjadi perencanaan (planning), pengorganisasian dengan keadaan yang se harusn ya, (organisationing), pelaksanaan (actuiting)

melakukan analisis dan evaluasi serta dan p e n g e n d a l i a n ( c o n t r o l l i n g ) ,

merumuskan rekomendasi dan melaporkan melakukan analisis dan evaluasi serta hasil keglatannya. Kinerja rnenurut Kamus merumuskan rekomendasi dan melaporkan

Besar Bahasa Indonesia didefi nisikan hasil kegiatanny sebagai (1) sesuatu yang dicapai; (2)

k'

prestasi yang diperlihatkan; (3) kemam- K A RA KT E R 1

s

puan kerja (ttg peralatan). Sedangkan arti

MANAJEMEN

rnanajcmen secara umum adalah (1 ) proses

penggunaan sumberdaya secara efektif Andreas Lako (2004) menguraikan

untuk mencapai sasaran (2) pimpinan karakteristik audit kinerja manajemen sebagai berikut A

1. Audit kinerja n dilakukan

Batasan auait riinerja manajemen &laC atas permintaan pemilik perusahaan

atau top manajemen kepada auditor pengujion atas kmnmpuan

krjd

kgiatan manajemen. Top manajemen atau

06ydpemerihan bengan cara pemilik perusahaan mengarahkan membnainglian fieahan yay terjabi bidang-bidang dan arah proyek

hngan Eieabaan yang seliarusnya ycmg perneriksaan yang akan diaudit. Jadi meliputi fqiatcln perencanam (flnnningl, dengan kata lain audit ini akan pn~oreanisagian hrpnhtloning). dilaksanakan bila top manajemen atau ,$ahnuan (actuiting) hnpengenhfian p e r n i l i k perusahaan m e m i n t a

(controlfiryl, mme(ariurian analisis &an diadakannya audit oleh auditor

evaluasi w t a merumusClan rebmenhi terhadap permasalahan yang dihadapi

&an

mehprkn

tiasil fq~atcmnp perusahaan dan organisasi,

2. Auditor harus bersikap fleksibel dalam melakukan audit, ha1 ini disebabkan cakupan dan sasaran

yang bertanggung jawab atas jalannya audit kinerja manajemen Lebih luas perusahaan dan organisasi

.

Sedangkan d i banding dengan cakupan dan p e n ~ ~ r t i a n rnanajemen menurut Hani sasaran a u d i t keuangan dan

Handoko adalah suatu proses operasional.

(28)

Klnerja Manajemen

nail atau melakukan secara r ISIK,

kom petens! tcrten tu

.

tako (1 997) individu/kebmpok Surnber Daya

profesional dapat Manusi mdalui partisipasi aktif di tercermin dalam

hal

: (I) tingkat dalam berbagai peristiwa atau pengetahuan yaitu segala sesuatu kegiatan kerja.

j

yang telah di kenalp dike tahuip 4. Audit kinerja rnanajemen bermaksud

dipahami, atau dipelajari melalui un tuk mengevaluasi

3E (efektifitas,

L

I

proses belajar, pengalaman atau

! .

study, (2) keterampilan (skill) yaitu efesiensi dan ekonomisosi) organisasi

kemahiran, kecekatan atau keahlian baik untuk keseluruhan maupun

dalam memanfaatkan tangan atau hanya untuk departemen atau fungsi-

i badan untuk mengerjakan sesuatu fungsi tertentu saj a.Gambar di atas secara fisik. (3) kemampuan (ability) dapat dijelaskan sebagai berikut :

.I

(29)

1

.

Tahap pra audit (2) Audit pengendalian manajernen. Tahap pertama terdiri dari 5 tahapan Pada tahapan ini auditor menelaah

vaitu: dan menguji proses pengendatian

manajemen, Menurut Lawrence:

(1 ) Memastikan area dan luas audit,

1996 dalam Soedarmo dan tahapan i n i dilakukan setelah

Syahroni dikemukakan bahwa auditor mendapat persetujuan

da tam pengendalian manajemen

pemilik perusahaan atau top

ada 8 unsur yang dapat diujj yaitu : manajemen.

pengorganisasi an, kebi jakan, (2) Konsotidasi internal, hal yang prosedur, personSl, perencanaan,

dilakukan dalam tahap ini adalah

W pencatatan, pelaporan,

dan rwiu

a. melakukan perencanaan audit intern.

yang

meliputi waktu, SDM da3 (3) Analisis dan pengujian secara

rincian tindakan ( PKA),

3

terinci.

b.

Melakukan p e r ~ i a p n tWhi@@ r Pads t a h a p a n i n i a u d i t o r segala s&uatu yang tdki&?

mk

mens&npulkan sernua bukti dan

direncanakan dan

&Ph data, baik yang diperoleh melalui

c. Melakukan organisasi dan" dokumentasi, observasi

,

dan

kaardinasi antara sesama tim pengamatan, rnaupun melalui

auditor. wawancara dan kuisioner.

(3) Pengumpulan bukti, tahapan ini Selanjutnya bukti-bukti tersebut

dilakukan melaiui pengumpulan dianalisis lebih lanjut apakah telah

d a t a d a n i n f o r m a s i yang relevan, kompeten, material, dan

berhubungan dengan p e r - cukup (rekomacu)

masalahan yang akan diaudit. (4) Pelaporan.

(4) Melakukan study kelayakan ke Pada tahapan ini auditor membuat

auditan dan menganalisis fakta- laporan hasil audit berdasarkan

fakta dan bukti-bukti yang hasil audit. Laporan tersebut

diperoleh. berisi elemen dasar Laporan

seperti : sasaran audit, uraian (5) Membuat proposal audit hal ini tentang bidang audit, hail-hasil

berkaitan dengan temuan-temuan

audit, kesimpulan dan saran. awal hasil tahapan sebelumnya.

2. Tahap petaksanaan audit PENUTUP

Tahap ini meliputi tahapan-tahapan D a r i u r a i a n di dta:, ;lapat

sebaaai berikut : disimpuikan

(1 ) Survey pendahuluan.

Pada t a h a p a n i n i a u d i t o r mengumpulkan dan memeriksa l a t a r belakang dan semua

informasi umum yang berkaitan dengan perusal

ktifitasnya.

dan

(30)

manajemen memlBki

+ . -

Sistem Pengendalian Manajernen ,

L sebelum memeriksa kinerja

f n e r j a ' m a n a j e m e n r n a n a j e r n ~ w ; ' " ~

' dilakukah.-atas permintaan pemilik

A

-

*

perusahaan atau top manajernen OAFTARPUSTAW .

;:,

, - m-

'&*

4 kepada auditor manajemen Handoko, Hanl T L@wDmdsManajemen

--

-

q

Kamus Besar ~ahasa Indonesia. 19%. Edisi Kedua, -, dalam melakukan audit t

emimpinan Uan Kinerja

, teori, don Solusl.

2004.Amara Books

bermaksud untuk rnengevatuasi 3E

ekonomis) organisasi 2005 tentang Pedoman Pelaksamn Jabatan

Fungsionol Auditor ltjen Dephut

Auditor Ahli Madya pada Inspektorat I

6agian

bari

iman.

SehngGan

iman

chlalijilia

menuju

Ge6aliagiaan

lialiilii.

(31)

SEBAGAI AlAT

UKUR,

MUNGKINKAH?

Oleh : Gamin, A.Md., S.Sas.*)

Pendahuluan ini tentunya dengan menerapkan

Sernakin hari GPS semakin dikenal masyarakat. Meskipun sampai saat lm persepsi tentang GPS dan penggunaannya

masih sangat bervariasi tergantung sejauh mana yang bersangkutan mengenal GPS

d e n g a n s e g a l a k e l e b i h a n d a r kekurangannya. Beberapa pendapat persepsi yang dapat ' penulis tangkr-

tentang GPS adalah :

tipe

aiat,

konstelasi satelit yang baik, metode pengambilan data

serta pengolahan data yang tepat. Meskipun demikian, apabila digunakan untuk pengukuran kawasan yang mempunyai kekuatan hukum hingga saat ini belum diakui

Legali tasnya. Dengan perkembangan teknologi saat ini, haruskah fun@

GPS masih demikian? Ataukah

) Ada yang rnengenal

GPS

baru sebatas alat navigasi untuk

menentukan

arah obyek yang sedang dicari. Pendapat

seperti ini beranggapan bahwa GPS

hanya dapat digunakan untuk kegiatan tidak resmi seperti pramuka, rekreasi pendakian gunung dan petunjuk perjalanan secara

kasar.

:=

2 ) GPS sebagai alat penentuan pons~

(positioning) secara global, tidak bisa untuk rnengukur secara lebih

detail. Persepsi yang kedua ini umumnya t i d a k mengizinkan penggunaan GPS untuk digunakan sebagai alat ukur rancangan teknis kegiatan yang sangat detail,

3) GPS d a p a t digunakan untuk menentu kan posisi secara kasar,

agak detail bahkan dapat mengukur secara teli ti, namun bila bicara

kepada kegiatan yang berkekuatan hukum tidak bisa digunakan. Pendapat yang ketiga ini narnpaknya Lebih fair karena sudah mengakui bahwa GPS terdiri dari beberapa tipe

baik tipe navigasi maupun geodetic yang i e b i h t e l i t i dan untuk penggunaan sipil rnaupun militer. Selain itu juga mengakui bahwa ketelitian sendiri ada yang tingkat puluhan meter, meter, hingga ke centi meter. Penerapan ketelitian

.*

perangkat hukumnya yang mungkin harus disesuaikan? Sctelah membaca

Makalah lnspektur IV pada saat PKS yang berjudul Pemanfaatan GPS

Untuk Memperoleh Bukti tiukurn Pelanggaran Bidang Kehutanan, nampaknya pelaksaanaan kegiatan d i lapansan pun boleh menggukkan

Kegiatan pengelolaan kawasan hutan

Kegiatan pengelolaan kawasan

(hutan) sangatlah luas cakupannya,

Kegiatan tersebut hampir selalu

menggunakan alat pengukuran, mutai dari 1 ) penataan batas baik batas luar rnaupun batas fungsi, 2) perencanaan, mulai dari kegiatan penentuan tingkat kckritisan

lahan, penentuan lokasi dan luas

kegiatan, 3) pelaksanaan (mernastikan areal pelaksanaan sesuai dengan rencana), maupun 4) evaluasi / monitoring yang berupa pengecekan kebenaran Letak dan luas pada tiap elemen kegiatan.

Peralatan yang digunakan

(32)

enjadi lebih cep

terbantu, mehgingat obyek yang telah

ditafsirkan pada foto udara maupun a,t hq citra satelit akan lebih valid kalauev

dah dilakukan pengecekan lapangan.

hingga dapat diketahui apakah' .

F, a

A

nafsiran yang d i l a k ~ k a n benar adanya. Kegiatan ground chek dapat akukan baik oleh institusi pusat upun daerah, asalkan terk-"

iatan perencaan yan

pengecekan lapangan.

si lokasi suatu obye

1 ) Pembuatan titik4kqtrol niasi adalah kegiat

~enggunean GPS untuk pembuatan

s

suatu areal

titik kontrol tidak hanya digunakan berdasarkan jnformasi tentang letak pada Departemen Kehutanan, narnun batas i t u sendiri. lnformasi Letak batas

ha1 ini lebih dahulu digunakan oleh yang dimaksud pada bahasan ini adalah Bakosur-tanal (Badan Koordinasi Survey yang beram! dari pengambilan data

dm Pemetaan Nasional) dan banvak lapangan, dan didapat dengan

{ .

46

l departemen Lain di negeri ini. menggjunakan GPS. Obyek yang&:&

dimaksud dapat berupa habitat satwa

w v -

4 Titik-titik kontrol ini telah dibuat baik

(k$@

untuk

orde

propinsi maupun arde

1

kabupaten. Dengan adanya titik-titih

I

kontrol ini kmrdinat suatu wilayah

- 4

dapat rnereferensi pada jaringan t i t i k kontrol yang telah dibuat dengan menggunakan GPS tersebut. Sudah

a

barang tentu

GPS

yang digunakan untuk pembuatan titik kontrol ini adalah GPS geodetic dengan ting ketelitian yang cukup, diamati dan diolah dengan metode yang tepat, mengqunakan software yang tepat dan

. . -..

.:'/- , - ,*. . '.

+$$;&,

$, -

%$%,

> % t:akukan o l e h o p e r a t o r yang

k . $ ~

mpeten. , . , . : < ? +. <'- y

I " Pada Departernen Uehutanan institusi

< '

yang berwenang dan sering melakukan kegiatan ini adalah Badan Planologi Kehutanan (BAPLAN).

2 ) Ground Check

GPS

telah ban yak digunakan untuk membantu pekerjaan penginderaan jauh baik berupa penafsiran dari

output foto udara, citra satelit maupun output penginderaan jauh yang Lainnya. Dengan adanya GPS

pekerjaan penginderaan jauh

(fauna), tumbuhan (flora), areal rawan + "

kebakaran, areal rawan

gangguan

keamanan h u t a n , j a l u r i r o u t e pencurian kayu, jalurlroute pendakian, .

taman nasional, lokasi pohon induk, *i'

areal rencana tanarnan dan lain sebagainya. Penggunaan GPS untuk~

,

keperluan ini dapat dilakukan oleh

(PEH), Polhut, Pencliti, Pemandu

a

para Pengendali Ekosistem Hutan

*-

'.

Visata, perencana di kabupaten dan

lain sebagainy

Referensi

Dokumen terkait

Pengiriman delegasi Koalisi Masyarakat Sipil ini dalam rangka mendapatkan dukungan masyarakat internasional untuk mendesak pemerintah Indonesia segera meratifikasi Statuta Roma

New York, 5 July 2011 —The Coalition for the International Criminal Court today called on the Republic of Indonesia to deliver on its commitment to end impunity by

Tutor menjelaskan tujuan pertemuan tutorialmelalui inisiasi, peserta diharapkan sudah membaca dan berusaha memahami materi dalam modul.. Tutor menjelaskan target kompetensi dan

Sehubungan dengan hasil evaluasi Paket Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Peralatan Studio Visual Kegiatan Peningkatan Kualitas Informasi Pembangunan (City Commander Centre)

Debong Tengah pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tegal akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara elektronik

Terakhir, pernyataan yang menunjukkan keengganan untuk segera meratifikasi muncul dari Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, yang menyatakan bahwa ratifikasi Statuta Roma 1998

[r]

- Menjelaskan Pengujian Mendetail Saldo Kas (Test of Details of Balances) Pokok Bahasan : Audit Siklus Pendanaan, dan Audit Atas Saldo Akun Kas. Sub Pokok bahasan :