• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KOMPETENSI GURU TAMAN KANAK-KANAK TERSERTIFIKASI DI YAYASAN SALIB SUCI BANDUNG:Penelitian Studi Deskriptif KuantitatifPada Guru TK Di Yayasan Salib Suci Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KOMPETENSI GURU TAMAN KANAK-KANAK TERSERTIFIKASI DI YAYASAN SALIB SUCI BANDUNG:Penelitian Studi Deskriptif KuantitatifPada Guru TK Di Yayasan Salib Suci Bandung."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KOMPETENSI GURU TAMAN KANAK-KANAK

TERSERTIFIKASI DI YAYASAN SALIB SUCI BANDUNG

(Penelitian Studi Deskriptif KuantitatifPada Guru TK Di Yayasan Salib Suci Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untukMemperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Cicilia Sri Indartini

0703389

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2012

(2)

PROFIL KOMPETENSI GURU TAMAN KANAK-KANAK

TERSERTIFIKASI DI YAYASAN SALIB SUCI BANDUNG

(Penelitian Studi Deskriptif Kuantitatif Pada Guru TK Di Yayasan Salib Suci Bandung)

Oleh

Cicilia Sri Indartini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

© Cicilia Sri Indartini 2012

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

CICILIA SRI INDARTINI

0703389

PROFIL KOMPETENSI GURU TAMAN KANAK-KANAK TERSERTIFIKASI DI YAYASAN SALIB SUCI BANDUNG (Penelitian Studi Deskriptif Kuantitatif Pada Guru TK Di Yayasan Salib SuciBandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Rudiyanto.S.Pd,M.S.i NIP : 197406171999031003

Pembimbing II

Rita Mariyana.M.Pd NIP : 19780308 200112 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

PROFIL KOMPETENSI GURU TAMAN KANAK-KANAK

TERSERTIFIKASI DI YAYASAN SALIB SUCI BANDUNG

(Penelitian Studi Deskriptif Kuantitatif Pada Guru TK Di Yayasan Salib Suci Bandung)

Oleh

Cicilia Sri Indartini 0703389

Disetujui dan disahkan oleh :

Penguji I Penguji II

Heny Djohaeni.S.Pd,M.Si dr Nur Faizah Romadhona.M.Kes

NIP : 1970 07 24 1998 02 2001 NIP : 19701129 200312 2 001

Penguji III Penguji IV

Dr Nining Sriningsih.M.Pd I Gusti Komang Arya Prasatya.M.Hum NIP : 19791211 200604 2 001 NIP : 19770312 200812 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

(5)
(6)

ABSTRAK

Cicilia Sri Indartini. 2012. ”Profil Kompetensi Guru Taman Kanak-kanak

Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung” FIP UPI.

Seorang guru dituntut untuk mampu menampilkan performa terbaik dalam menjalankan tugas-tugasnya. Kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya secara optimal ditunjukkan melalui kompetensi yang dimiliki baik dalam hal pedagogis, kepribadian, sosial, maupun profesionalitasnya sebagai seorang pendidik. Seorang guru yang memiliki kompetensi-kompetensi tersebut secara mumpuni, dipastikan akan menghasilkan output siswa yang berkualitas pula.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk menelaah profil kompetensi guru TK yang tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap gambaran kompetensi guru TK tersertifikasi di lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung. Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu melalui angket yang diberikan kepada kepala sekolah terkait kompetensi guru yang dilihat berdasarkan 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah guru TK yang ada di bawah naungan Yayasan Salib Suci Bandung dan sudah tersertifikasi. Sampel dalam penelitian berjumlah sebanyak 10 orang guru yang diambil berdasarkan sampel jenuh dari total populasi. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru TK tersertifikasi yang ada di bawah naungan Yayasan Salib Suci Bandung menurut penilaian masing-masing kepala sekolahnya termasuk pada kategori sangat baik. Dengan skor rata-rata 4,24, kompetensi kepribadian termasuk paling tinggi skornya dibanding dengan kompetensi lainnnya dengan skor rata-rata 4,48, sedangkan kompetensi pedagogik paling rendah dibanding kompetensi lainya dengan skor 3,99. Dari empat kompetensi dasar yang wajib dimiliki oleh seorang guru, kompetensi kepribadian guru TK di Yayasan Salib Suci merupakan kompetensi yang paling baik dibanding 3 kompetensi lainnya. Sebaliknya, kompetensi yang dinilai paling kurang diantara keempat kompetensi dasar tersebut adalah kompetensi pedagogik.

(7)

ABSTRAK

Cicilia Sri Indartini. 2012. "Teacher Competency Profile kindergarten Foundation Holy Cross Certified in Bandung" UPI FIP.

A teacher is required to show the best performance in carrying out his duties. The ability of a teacher in carrying out their duties optimally demonstrated by competence both in terms of pedagogical, personal, social, and professionalism as an educator. A teacher who has these competencies are qualified, will certainly result in output quality of students as well.

Based on this background, the researchers are interested in examining the competency profile of a certified kindergarten teacher at Holy Cross Foundation Bandung. The purpose of this study was to reveal the picture of competence certified kindergarten teachers in the Holy Cross Foundation Bandung. Data collection techniques that writers do that is through questionnaires given to the head teacher's school-related competence is seen by four basic competencies that should be possessed by a teacher.

Research object in this study is a kindergarten teacher who is under the auspices of the Foundation of the Holy Cross London and has been certified. The sample amounted to as many as 10 teachers were taken based on saturation of the total population sample. The research method used is descriptive method with a quantitative approach.

The results showed that the competence of kindergarten teachers who are certified under the auspices of the Foundation of the Holy Cross London by rating each of the principals, including the very good category. With an average score of 4.24, including personal competence highest competence scores compared with other woods with an average score of 4.48, while the lowest pedagogical competence than others with a score of 3.99. Of the four basic competencies that must be owned by a teacher, kindergarten teacher competency in the foundation of personality of the Holy Cross was better than the competence of the other three competencies. Conversely, competence assessed at least among the four basic competence is pedagogical.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 9

A. Konsep Tentang Kompetensi Guru Taman Kanak-kanak ... 9

1. Pengertian Kompetensi ... 9

2. Pengertian Kompetensi Guru TK/PAUD ... 11

3. Persyaratan Profesi ... 35

(9)

5. Kriteria Guru sebagai Profesi ... 42

6. Kriteria Guru Profesional ... 45

7. Upaya Peningkatan Guru Profesional ... 47

B. Konsep Sertifikasi Guru. ... 49

1. Pengertian Sertifikasi Guru ... 49

2. Tujuan Sertifikasi dan Manfaatnya ... 52

3. Persyaratan Sertifikasi ... 54

4. Prosedur Sertifikasi ... 55

5. Instrumen Sertifikasi ... 56

6. Dasar Hukum Pelaksanaan Sertifikasi ... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 59

A. Metode Penelitian... 59

B. Subyek Penelitian ... 61

C. Definisi Operasional... 62

1. Kompetensi Guru ... 62

2. Sertifikasi Guru ... 64

D. Instrumen Penelitian... 65

E. Pengembangan Instrumen ... 66

F. Prosedur Penelitian... 67

1. Persiapan Penelitian ... 67

2. Pelaksanaan Penelitian ... 68

(10)

1. Uji Validitas ... 69

2. Uji Reliabilitas ... 71

H. Teknik Pengolahan Data ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Hasil Penelitian ... 76

1. Profil Kompetensi Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 76

2. Kompetensi Pedagogik Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 90

3. Kompetensi Kepribadian Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 95

4. Kompetensi Sosial Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 101

5. Kompetensi Profesional Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 106

B. Pembahasan ... 112

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 116

A. Kesimpulan ... 116

B. Rekomendasi ... 117

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Sebaran populasi penelitian ini TK di Yayasan Salib Suci

Bandung ... 62

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kompetensi guru Taman

Guru Taman kanak-kanak Tersertifikasi ... 66

Tabel 3.3 Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian Variabel

Kompetensi Guru TK tersertifikasi ... 70

Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ... 72

Tabel 3.5 Katagorisasi Kompetensi Guru ... 74

Tabel 4.1 Kategorisasi Kompetensi Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib

Suci Bandung ... 76

Tabel 4.2 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama CAS ... 77

Tabel 4.3 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama GR ... 78

Tabel 4.4 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama MVG ... 79

Tabel 4.5 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama CSR ... 80

Tabel 4.6 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama EHS ... 81

Tabel 4.7 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama TW ... 82

Tabel 4.8 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama Yas ... 83

(12)

Tabel 4.10 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama Yun ... 85

Tabel 4.11 Hasil Penelitian Kompetensi Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung atas Nama The ... 86

Tabel 4.12 Gambaran Skor Kompetensi Guru TK yang Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 87

Tabel 4.13 Rata-rata Skor Kompetensi Guru TK Tersertifikasi pada

Masing-masing Indikator ... 89

Tabel 4.14 Kategorisasi Kompetensi Pedagogik Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci ... 90

Tabel 4.15 Hasil Penelitian Kompetensi Pedagogik Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 91

Tabel 4.16 Gambaran Skor Kompetensi Guru TK yang Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 92

Tabel 4.17 Gambaran Kompetensi Pedagogik Guru TK Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 92

Tabel 4.18 Rata-rata Skor Kompetensi Pedagogik Guru pada Masing-masing Sub Indikator ... 94

Tabel 4.19 Kategorisasi Kompetensi Kepribadian Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci ... 96

Tabel 4.20 Hasil Penelitian Kompetensi Kepribadian Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 96

Tabel 4.21 Gambaran Skor Kompetensi Kepribadian Guru TK yang Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 97

Tabel 4.22 Gambaran Kompetensi Kepribadian Guru TK Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 98

Tabel 4.23 Rata-rata Skor Kompetensi Kepribadian Guru pada Masing-masing Sub Indikator ... 99

Tabel 4.24 Kategorisasi Kompetensi Sosial Guru TK Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci... 101

(13)

Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 101

Tabel 4.26 Gambaran Skor Kompetensi Sosial Guru TK yang Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 103

Tabel 4.27 Gambaran Kompetensi Sosial Guru TK Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 103

Tabel 4.28 Rata-rata Skor Kompetensi Sosial Guru pada Masing-masing

Sub Indikator ... 105

Tabel 4.29 Kategorisasi Kompetensi Profesional Guru TK Tersertifikasi di

Yayasan Salib Suci ... 106

Tabel 4.30 Hasil Penelitian Kompetensi Profesional Guru Taman Kanan-kanak Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 107

Tabel 4.31 Gambaran Skor Kompetensi Profesional Guru TK yang Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 108

Tabel 4.32 Gambaran Kompetensi Profesional Guru TK Tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung ... 108

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Gambaran Kompetensi Guru TK yang Tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung ... 88

Gambar4.2 Gambaran Kompetensi Guru Berdasarkan Masing-masing

Indikator ... 90

Gambar 4.3 Gambaran Kompetensi Pedagogik Guru TK yang Tersertifikasi di Lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung ... 93

Gambar 4.4 Gambaran Kompetensi Pedagogik Guru Berdasarkan

Masing-masing Sub Indikator ... 95

Gambar 4.5 Gambaran Kompetensi Kepribadian Guru TK yang Tersertifikasi di Lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung ... 98

Gambar 4.6 Gambaran Kompetensi Kepribadian Guru Berdasarkan

Masing-masing Sub Indikator ... 100

Gambar 4.7 Gambaran Kompetensi Sosial Guru TK yang Tersertifikasi

di Lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung ... 104

Gambar 4.8 Gambaran Kompetensi Sosial Guru Berdasarkan

Masing-masing Sub Indikator ... 106

Gambar 4.9 Gambaran Kompetensi Profesional Guru TK yang Tersertifikasi di Lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung ... 109

Gambar 4.10 Gambaran Kompetensi Profesional Guru Berdasarkan

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat yang

memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat.

Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

pembenahan dalam rangka penyesuaian diri dengan setiap keadaan.

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan

kwalitas mutu sekolah. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan

yang maksimal dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan diharapkan dapat mengambil peran dalam mewujudkan tujuan

nasional yang tertuang dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 (Sikdiknas,

Pasal 3) berikut ini :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Hal penting yang harus diperhatikan untuk mempertahankan mutu sekolah

adalah sumber daya manusia (SDM), menyadari betapa pentingnya sumber daya

manusia (SDM) bagi kelangsungan hidup dan kemajuan pendidikan, maka

profesional guru perlu di tingkatkan. Guru merupakan komponen yang paling

(16)

2

perhatian sentral, pertama dan utama. Guru memegang peran utama dalam

pembangunan pendidikan dan merupakan komponen yang sangat berpengaruh

terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas, sehingga guru

perlu di kembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional.

Berbicara tentang profesionalisme guru, tidak lepas dari keahlian khusus

yang dimiliki seorang guru, yang diperoleh baik melalui pendidikan profesional,

pelatihan atau pengalaman-pengalaman studi banding yang pernah didapatkan.

Keahlian yang dimiliki ini bukan sekedar menjadi milik pribadi, namun untuk

dikembangkan dan dipraktekkan dalam memberi layanan kepada siswa. Untuk

menjaga kualitas dan mutu serta profesionalisme, guru harus selalu menjadi orang

yang selalu ingin belajar untuk meningkatkan diri.

Mengacu pada Undang-undang, Repubik Indonesia No.14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat (1) dengan tegas menyatakan bahwa :

“Guru adalah tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada anak usia sekolah pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.”

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi

(pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku) yang harus dimiliki, dihayati, dan

dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. kompetensi

yang harus dimiliki oleh guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen pada Bab IV pasal 10 ayat 91, menyatakan bahwa”

kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

(17)

3

Guru sebagai tenaga profesionalisme memiliki peranan untuk

meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap anak didiknya agar kelak dapat

berguna bagi bangsa dan negara. Guru merupakan pilar utama demi mewujudkan tujuan “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan mencapai pendidikan yang bermutu.

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen merupakan

sebuah komitmen untuk meningkatkan kualitas guru yaitu akademik dan

kompetensi profesi pendidik sebagai agen pembelajaran, hal ini tercantum pula

dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 tahun 2007

tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru.

Sesuai dengan arah kebijakan, pasal 42 UU No.20 Tahun 2003

mempersyaratkan bahwa :

Pendidikan harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Peningkatan profesional guru diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

keprofesionalan dan komitmen guru sebagai seorang pendidik. Profesionalisme

berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern. Hal ini menuntut

beraneka ragam spesialisasi yang semakin kompleks. Masalah profesi

kependidikan sampai sekarang masih banyak diperbincangkan, baik dikalangan

pendidik maupun di luar pendidikan. Kendatipun berbagai pandangan tentang

masalah tersebut telah banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan, namun

satu hal yang sudah pasti, bahwa masyarakat merasakan perlunya suatu lembaga

pendidikan guru yang khusus berfungsi mempersiapkan tenaga guru yang terdidik

(18)

4

Dengan demikian, guru sebagai profesi memiliki peranan dan tugas

sebagai pendidik, juga memiliki tugas dalam melayani masyarakat.

Upaya menjamin mutu guru agar tetap memenuhi standar kompetensi,

diperlukan adanya suatu mekanisme yang memadai. Penjaminan mutu guru perlu

dikembangkan berdasarkan pengkajian yang komprehensip untuk menghasilkan

landasan konseptual dan empirik, melalui sistem sertifikasi. Sertifikasi guru

merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional.

Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya

memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Sertifikasi guru adalah sarana untuk menghasilkan guru yang berkwalitas

dan merupakan suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah

memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan . Guru harus

memiliki kualifikasi akademik minimal D4/S1 dan memiliki kompetensi yang

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian,

kompetesi sosial. Kualifikasi akademik minimum diperoleh melalui perguruan

tinggi dan sertifikat kompetensi pendidik dinyatakan dengan adanya lulus ujian

sertifikasi.

Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a

dalam Mulyasa (2008;75) dikemukakan bahwa 1) Kompetensi pedagogik adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2) Kompetensi

(19)

5

b dalam Mulyasa (2008:135) dikemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah

kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. 3) Kompetensi

profesional dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir

c dalam Mulyasa, (2008:135) dikemukakan bahwa kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Pendidikan Nasional. Dan 4) Kompetensi sosial dalam

Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d dalam Mulyasa,

(2008:173) dikemukakan bahwa yang di maksud kompetensi sosial adalah

kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Dari keempat kompetensi tersebut mutlak harus dimiliki oleh seorang guru

yang profesional. Namun kenyataannya masih banyak guru yang tidak menekuni

profesinya secara utuh, hal ini disebabkan oleh sebagian guru yang bekerja di luar

jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga guru tidak

memiliki kesempatan untuk meningkatkan diri, baik dalam membaca, menulis,

dan membuka internet, menunjukkan penurunan dalam kinerjanya. Hal ini dapat

dilihat dari melemahnya motivasi kerja guru dalam bekerja yang bisa dilihat

antara lain gejala-gejala guru yang masuk kelas tidak tepat waktu atau terlambat

masuk ke sekolah, guru yang persiapannya mengajarnya yang kurang lengkap,

(20)

6

bahwa guru mengajar hanya sebuah rutinitas belaka tanpa adanya inovasi

pengembangan lebih lanjut.

Bertitik tolak dari uraian latar belakang yang telah dijabarkan diatas,

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil kompetensi guru Taman

Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana profil kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di

Yayasan Salib Suci Bandung?

2. Bagaimana kompetensi pedagogik guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di

Yayasan Salib Suci Bandung?

3. Bagaimana kompetensi kepribadian guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung?

4. Bagaimana kompetensi sosial guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di

Yayasan Salib Suci Bandung?

5. Bagaimana kompetensi profesional guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi

di Yayasan Salib Suci Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh gambaran tentang profil kompetensi guru Taman

(21)

7

2. Untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi pedagogik guru Taman

Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung.

3. Untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi kepribadian guru Taman

Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung.

4. Untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi sosial guru Taman

Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung.

5. Untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi profesional guru Taman

Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara umum

tentang profil kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di

lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memotivasi dan

upaya meningkatkan kompetensi guru.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi sekolah untuk

memperbaiki kualitas guru.

4. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

(22)

8

E. Struktur Organisasi

Penyusunan skripsi terdiri dari lima bab yaitu :

Bab pertama menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Bab kedua memaparkan tentang konsep

kompetensi guru dan konsep sertifikasi. Bab tiga berisi penjabaran lebih rinci lagi

tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode

Penelitian Deskriptif dengan pendekatan kwantitatif. Semua prosedur serta

tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian berakhir. Bab empat

mendeskripsikan proses pelaksanaan penelitian, gambaran kompetensi guru

tersertifikasi, hasil temuan penelitian dan merupakan bagian analisis dan

pembahasan mengenai hasil temuan penelitian. Bab lima, pada bab ini berisi

kesimpulan terhadap semua hasil temuan penelitian yang diperoleh dan

(23)

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukakan beberapa hal berkaitan dengan metode

penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

penelitian hingga dapat di peroleh sebuah kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah upaya untuk mencari kebenaran secara ilmiah

yang didasarkan pada data yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.disamping untuk memperoleh kebenaran ilmiah, metode penelitian

juga merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian

yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Surakhmad (1985:131)

bahwa:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan,misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis,dengan menggunakan teknik serta alat- alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajibannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dan dianggap tepat

oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan penelitian ini. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptip dengan pendekatan

kuantitatif yaitu suatu metode yang menggambarkan atau menjelaskan data yang

sifatnya aktual, kemudian dianalisis agar variabel yang diteliti dapat

diinterpretasikan secara jelas dan konkret.

(24)

60

”Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang karena banyak sekali ragam penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan teknik”.

Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada

pengumpulan dan penyusunan data, tetapi melalui analisis dan interprestasi

tentang arti kata, meskipun bentuk bentuk metode ini banyak namun ada sifat sifat

tertentu yang pada umumnya terdapat dalam metode deskriptif, sehingga dapat

dipandang dengan ciri, yakni bahwa metode ini :

a. Merumuskan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang, pada masalah masalah yang aktual.

b. Data yang dikumpulkan sebelumnya disusun, dilanjutkan kemudian

dianalisis.

Melalui penerapan metode penelitian deskriptif ini yang meneliti keadaan

masalah penelitian yang sedang berlangsung atas objek penelitian, sehingga

diharapkan dapat diperoleh informasi yang tepat, gambaran yang lengkap dan

faktual mengenai profil kompetensi guru tersertifikasi di lingkungan Yayasan

Salib Suci Bandung.

Metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara

(metode) pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk

mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan.

Metode kuantitatif merupakan pendekatan yang menyangkut pendugaan

parameter, pengujian hipotesis, pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan

antara dua sifat atau lebih bagi parameter-parameter yang mempunyai sebaran

(25)

61

anggapan tertentu yang telah disusun terlebih dahulu, jika

anggapan-anggapan tersebut tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, apalagi jika

menyimpang jauh maka keampuhan metode ini tidak dapat dijamin atau bahkan

dapat menyesatkan.

Metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara

(metode) pengumpulan data, analisis data dan interpretasi data (hasil analisis)

untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan.

Mengacu pada tahapan-tahapan pendekatan metode analisis kuantitatif,

penting untuk direnungkan dan diingat bahwa pemilihan teknik kuantitatif yang

relevan sangat tergantung dari apa problem dan tujuan yang hendak dicapai.

Sesuai dengan apa yang menjadi permasalahan dan tujuan dari penelitian

ini yaitu untuk memperoleh informasi mengenai gambaran kompetensi guru TK

tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung, maka penelitian ini menggunakan

metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

B. Subyek penelitian

Menurut Endang Koswara (2004 : 9) “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Menurut Suharsimi Arikunto (196 : 11). Populasi adalah “Keseluruhan

(26)

62

Sugiono (2005-90) menyebutkan bahwa :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”

Adapun populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

guru-guru yang telah lulus sertifikasi di TK Yayasan Salib Suci Bandung berjumlah 10

orang yang tersebar pada 5 TK.

Tabel 3.1

Sebaran populasi penelitian ini TK di Yayasan Salib Suci Bandung

No Nama Sekolah Jumlah Guru

1 TK Ignatius Slamet Riyadi 1 1

2 TK Ignatius Slamet Riyadi 2 3

3 TK Yos Sudarso 3

4 TK Santo Agustinus 2

5 TK Santo Yusup 1

Jumlah 10

Sumber ; Kantor Yayasan Salib Suci,Jl.Van Deventer No.18 Bandung

C. Definisi Operasional

Berdasarkan kajian teori yang dibahas pada bab II, maka secara konseptual

dan operasional variabel- variabel penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut :

1. Kompetensi guru

Kompetensi guru adalah merupakan aktivitas seseorang dalam

(27)

63

mencapai tujuan dan standar yang telah di tetapkan. Kompetensi guru Taman

Kanak-kanak dalam penelitian ini di definisikan sebagai ungkapan kemampuan

guru dalam melaksanakan tugas tanggung jawab. Adapun indikatornya:

Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi

Profesional.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pengelolaan pembelajaran

peserta didik, kompetensi pedagogik ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam

proses belajar mengajar yakni persiapan mengajar yang mencakup merancang dan

melaksanakan skenario pembelajaran, memilih metode, menyediakan media, serta

alat evaluasi bagi anak didik agar tercapai tujuan pendidikan baik pada bidang

pengembangan kognitif, efektif dan psikomotor siswa.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan baik peserta didik dan

berakhlak mulia. Aspek-aspek indikatornya yaitu : 1) Bertindak sesuai dengan

norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 2)

Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi

peserta didik dan masyarakat. 3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 4) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab

yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. 5) Menjunjung

tinggi kode etik profesi guru.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari

(28)

64

masyarakat sekitar. Yang meliputi : 1) Memahami dalam konteks keluarga,

budaya dan masyarakat, 2) Menguasai komunikasi dengan banyak, 3) Menguasai

kemampuan bekerja sama dengan orang tua anak, pihak pemerintah dan

masyarakat untuk kepentingan pendidikan anak.

Kompetensi Profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki guru

dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Aspek ini terdiri dari

1) Menguasai menu pembelajaran, 2) Menguasai pengembangan program yang

sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak , 3) Menguasai berbagai strategi

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak, 4) Menguasai pemanfaatan

lingkungan sebagai sumber belajar, 5) Menguasai pengelolaan pembelajaran yang

bervariasi, 6) Menguasai penilaian yang sesuai dengan karakteristik

perkembangan anak.

Kompetensi guru TK dalam penelitian ini merujuk kepada Undang-undang

no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

2. Sertifikasi Guru

Dalam Undang-undang RI Tahun 2005 tentang guru dan dosen

dikemukakan bahwa sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik

kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah lulus serifikasi

atau guru yang telah memenuhi standar profesional guru.

Sesuai dengan Permen Diknas No.18 Tahun 2007 tentang sertifikasi

terdapat 10 aspek yang menjadi penilaian yang meliputi : (1) kualifikasi

(29)

65

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan

pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8)

keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi, (10) penghargaan

yang relevan dengan bidang pendidikan.

D. Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian ini Instrumen yang digunakan terdiri dari : observasi,

wawancara, angket dan literatur. Teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang digunakan oleh peneliti dalam menggali data yang diperlukan dalam

penelitian. Upaya untuk memperoleh data yang sesuai sifat dan jenis data yang

diperlukan dalam penelitian, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Nasution (2003:59) observasi adalah berupa deskripsi yang

faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan

situasi sosial, serta dimana kegiatan kegiatan itu terjadi. Observasi/ pengamatan

secara langsung ke lokasi penelitian di Yayasan Salib Suci Bandung.

2. Wawancara

Wawancara adalah sebagai alat untuk memperoleh data obyektif guna

mendukung hasil observasi, Menurut Nasution ( 2003:73) wawancara bertujuan

untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain,

sebagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita

(30)

66

3. Angket

Angket merupakan salah satu teknik penelitian yang dilakukan untuk

mengumpulkan data melalui pemberian pertanyaan/pernyataan tertulis pada

responden, penelitian yang berkaitan dengan keterangan/informasi tentang fakta

yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Peneliti dalam melakukan teknik ini

terlebih dahulu menyiapkan instrumennya berupa sejumlah pertanyaan angket.

Angket yang dibuat harus mampu menggali seluruh data yang dapat menjawab

permasalahan yang ditetapkan. Sehingga dalam upaya mengarah kepada hal

tersebut, sebelum angket disebarkan maka terlebih dahulu harus melalui

pengujian.

4. Studi literatur

Studi literatur adalah mencari informasi dari berbagai sumber untuk

mendukung permasalahan yang sedang diteliti.

E. Pengembangan Instrumen

Dalam penelitian ini dikembangkan dari rumusan masalah dan tujuan

dilakukannya penelitian tentang profil kompetensi guru TK yang tersertifikasi di

lingkungan Yayasan Salib Suci Bandung. Kisi-kisi instrumen yang dimaksud

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kompetensi Guru yang Tersertifikasi di Taman Kanak-Kanak

Variabel Indikator Sub Indikator No Item

(31)

67

nsi Guru Pedagogik b. Kemampuan menyusun rencana pembelajaran

6

c. Menguasai teori belajar mengajar 26

d. Mengembangkan kurikulum 7

e. Kemampuan melaksanakan penilaian pembelajaran

33,34

f. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

11,12,36 ,38 Kompetensi

kepribadian

a. Bertindak sesuai norma 13

b. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi

14,15,16

c. Menjujung tinggi kode etik profesi guru 17 d. Menampilkan diri sebagai pribadi yang

jujur,teladan,beraklak mulia

35,40

Kompetensi social

a. Berkomunikasi secara efektif empatik dan santun

19

b. Bertindak objektif dan tidak tidak diskriminatif

b. Menguasai standar kompetensi dasar pelajaran

29

c. Memiliki wawasan mengenai landasan pendidikan

f. Kemampuan penelitian dan penyusunan karya ilmiah

37

g. Mampu menyelenggarakan pembinaan anak melalui bimbingan dan konseling

30,31,32

Sumber : Undang-undang No.14 tahun 2005

F. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

(32)

68

Pertama yang dilakukan oleh penulis adalah melakukan identifikasi untuk

mencari permasalahan yang akan dijadikan suatu usulan yang sifatnya hanya

sementara, karena bisa saja berubah sewaktu waktu melihat keadaan kondisi

lapangan untuk mengadakan penelitian di lokasi yang akan diteliti, sesuai dengan

kondisi lapangan orientasi dan tinjauan umum terhadap lapangan penelitian.

Kemudian, penulis menyusun proposal penelitian dengan bimbingan dosen

pembimbing, Setelah disetujui oleh pembimbing maka langkah selanjutnya adalah

mengumpulkan data data dan sumber sumber yang akan dijadikan acuan untuk

penelitian.

Tahap selanjutnya adalah mempersiapkan perangkat pengumpulan data,

yang akan memudahkan dalam penelitian.

2) Mengurus Perijinan

Sebelum melaksanakan penelitian ke lapangan, penulis mempersiapkan

perijinan, adapun perijinan yang penulis tempuh adalah :

a. Mengajukan surat permohonan ijin observasi atau pra penelitian kepada

Kepala Sekolah di Yayasan Salib Suci Bandung.

b. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian Kepala Sekolah di Yayasan

Salib Suci.

2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah disetujui semua persyaratan, maka langkah selanjutnya adalah

mulai melaksanakan penelitian dengan memberikan angket kepada setiap

responden melalui kepala sekolah, kemudian melakukan pengamatan serta studi

(33)

69

Penelitian dilaksanakan di Yayasan Salib Suci Bandung pada bulan

September 2012 sampai dengan bulan Nopember 2012, dari data yang diperoleh

dari hasil penelitian tersebut, dipakai sebagai bahan dalam penyusunan skripsi.

G. Analisis Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan pada sampel yang telah ditentukan, peneliti

melakukan uji coba instrumen yang dilakukan terhadap sampel uji coba dalam

rangka menguji instrumen yang akan digunakan dalam penelitian selanjutnya.

Hasil análisis istrumen yang dilakukan terhadap 10 orang responden adalah

sebagaimana akan diuraikan berikut ini.

1. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen sehingga layak digunakan untuk mengukur apa yang

diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara

tepat. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumusnya adalah

sebagai berikut:

rs = koefisien korelasi product moment dari Pearson

X = skor item

Y = skor total

(34)

70

dengan kriteria : Jika rhitung > rtabel, maka butir item dinyatakan valid. Hasil

uji validitas instrumen penelitian sebagaimana ditampilkan tabel berikut;

Tabel 3.3

Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Guru TK yang Tersertifikasi

(35)

71

mengukur kompetensi profesional guru, 6 item diantaranya dinyatakan tidak valid,

yakni nomor 3, 7, 22, 23, 28 dan 35. Oleh karena itu, maka keenam item tersebut

selanjutnya dibuang (tidak diikutsertakan dalam instrumen penelitian). Dengan

demikian, maka instrumen penelitian variabel kinerja guru TK diukur oleh 34

item pernyataan.

2. Uji Reliabilitas

Arikunto (1998: 170). mengungkapkan bahwa reliabilitas menunjuk pada

tingkat keterandalan sesuatu. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument

tersebut sudah baik, tidak bersifat tendesius, dapat dipercaya, datanya memang

benar sesuai dengan kenyataannya hingga berapa kali pun diambil, hasilnya akan

tetap sama.

Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus

alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:

(36)

72

Dimana; r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal

b2 = Jumlah varians butir

t2 = varians total

Selanjutnya, dengan menggunakan taraf signifikansi  = 0.05, nilai

reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan diperbandingkan dengan nilai

dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan = n (10) yaitu 0,632.

Jika ri > rtabel  reliabel

Jika ri rtabel  tidak reliabel

Hasil uji reliabilitas instrumen atas variabel-variabel yang diteliti adalah

sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

Variabel rhitung rtabel Keterangan

Kompetensi Guru TK 0,974 0,632 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa instrumen penelitian variabel

kompetensi guru TK yang tersertifikasi, diperoleh nilai rhitung = 0,974 dan dari

tabel r kritis diperoleh nilai rtabeldengan n = 10 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar

0,632. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,974 > 0,632) dengan demikian

instrumen variabel kinerja guru TK mempunyai daya ketetapan atau dengan kata

(37)

73

3. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah berhasil dihimpun kemudian dianalisis dengan

menggunakan metode analisa kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan

pendekatan yang menyangkut pendugaan parameter, pengujian hipotesis,

pembentukan selang kepercayaan, dan hubungan antara dua sifat atau lebih bagi

parameter-parameter yang mempunyai sebaran (distribusi normal) tertentu yang

diketahui. Metode kuantitatif berlandaskan pada anggapan-anggapan tertentu

yang telah disusun terlebih dahulu, jika anggapan-anggapan tersebut tidak sesuai

dengan keadaan sebenarnya, apalagi jika menyimpang jauh maka keampuhan

metode ini tidak dapat dijamin atau bahkan dapat menyesatkan. Selanjutnya

implementasi metode kuantitatif dapat dilakukan dalam beberapa tahapan,

mengacu pada tahapan-tahapan pendekatan metode analisis kuantitatif di atas,

penting untuk direnungkan dan diingat bahwa pemilihan teknik kuantitatif yang

relevan sangat tergantung dari problem dan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan

utama penelitian tidak selalu diperoleh dalam lingkungan yang ketat.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan metode analisa kuantitatif adalah suatu metode

yang menginterpretasikan data data kuantitatif menjadi informatif berupa

rangkaian kata kata atau kalimat yang bertujuan untuk menguji kebenaran

hipotesis yang telah dikemukakan maupun untuk menarik kesimpulan penelitian.

Dengan demikian, untuk menghasilkan kesimpulan akhir dari hasil

(38)

74

Data yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan statistik baik secara

deskriptif, maupun induktif.

Data mentah hasil penelitian atas variabel kompetensi guru selanjutnya

dikategorikan menjadi tiga bagian yakni baik, cukup dan kurang. Rumus yang

digunakan untuk membuat kategori tersebut adalah sebagai berikut.

1) Menghitung jumlah item variabel penelitian

2) Mencari rentang minimum = jumlah soal x 1 (bobot minimal)

3) Mencari rentang maksimum = jumlah soal x 5 (bobot maksimal)

4) Mencari luas jarak sebaran = rentang maksimum – rentang minimum

5) Mencari satuan deviasi standar bernilai,  = luas jarak sebaran/6 (jarak

sebaran 6 satuan standar deviasi)

6) Menghitung mean teoritis (dengan tiga katagori) µ = rentang minimum x 3

7) Setelah diketahui nilai mean teoritisnya, maka dapat dilakukan penentuan

kriteria kategori variabel dengan menggunakan tabel selang interval katagori,

seperti yang divisualisasikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Katagorisasi Kompetensi Guru (Azwar, 2000: 109)

NO INTERVAL KATAGORI

1 x < ( µ - 1,0 ) Kurang 2 ( µ - 1,0 < x < ( µ + 1,0 ) Cukup 3 (µ + 1,0 ) < x Baik

Selain deskripsi di atas, dilakukan pula analisis ketercapaian skor. Analisis

ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi tinggi rendahnya skor responden atas

variabel penelitian melalui perhitungan persentase ketercapaian skor total dari

(39)

75

Skor Ketercapaian =

dimana:

Skor total = skor total yang diraih

Skor ideal = Jumlah soal x bobot maksimal x jumlah responden

Penafsiran data merupakan kesimpulan dari hasil penelitian setelah

melalui proses pengolahan data. Adapun didalam pengolahan data yang penulis

gunakan untuk penafsiran ini berdasarkan pada kriteria sebagai berikut :

a. 0% Ditafsirkan tidak ada

b. 1% - 24% Ditafsirkan sebagian kecil

c. 25% - 49% Ditafsirkan hampir setengahnya

d. 50% Ditafsirkan setengahnya

e. 51% - 74% Ditafsirkan sebagian besar

f. 75% - 99% Ditafsirkan hampir seluruhnya.

(40)

116

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada tahapan terakhir dari penulis skripsi ini, penulis akan menguraikan

beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dan dianalisis

berdasarkan pokok permasalahan yang menjadi penelitian ini yaitu kompetensi

guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi di Yayasan Salib Suci Bandung, yang

selanjutnya hasil analis ini dapat dijadikan rekomendasi bagi semua pihak yang

berkepentingan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data, pengujian hipotesis dan

pembahasan penelitian yang dilakukan atas dasar teori-teori yang relevan maka

dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Pada umumnya Kompetensi guru Taman Kanak-kanak tersertifikasi Yayasan

Salib Suci Bandung dari hasil uji kategori jenjang, berada pada kategori tinggi

atau termasuk pada kategori sangat baik yaitu sebesar 4,24 menurut penilaian

para kepala sekolahnya, artinya guru mempunyai motivasi yang tinggi,

menampilkan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang sangat baik serta penuh

tanggung jawab. Hal tersebut ditunjang oleh upaya guru Taman Kanak-kanak

dalam meningkatkan kinerjanya, terlihat dari semangat guru dalam

meningkatkan kompetensinya yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi

(41)

117

2. Kompetensi pedagogik guru TK tersertifikasi di Yayasan Salib Suci termasuk

pada kategori baik menurut penilaian para kepala sekolahnya.

3. Kompetensi kepribadian guru TK tersertifikasi di Yayasan Salib Suci

termasuk pada kategori sangat baik menurut penilaian para kepala sekolahnya.

4. Kompetensi sosial guru TK tersertifikasi di Yayasan Salib Suci termasuk pada

kategori sangat baik menurut penilaian para kepala sekolahnya.

5. Kompetensi profesional guru TK tersertifikasi di Yayasan Salib Suci termasuk

pada kategori baik menurut penilaian para kepala sekolahnya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis merekomendasikan beberapa hal

sebagai tindak lanjut dari penelitian ini. Rekomendai penulis ini diharapkan dapat

menjadi masukan bagi pihak-pihak yang dirasakan mempunyai kepentingan

terhadap penelitian ini. Adapun rekomendasi tersebut diantaranya :

1. Bagi yayasan

a. Hendaknya yayasan membantu para guru untuk lebih mengoptimalkan

dan meningkatkan kompetensi guru dengan mengadakan

pelatihan-pelatihan, seminar dan lokakarya.

b. Hendaknya yayasan membantu guru untuk mengikuti studi pendidikan

(42)

118

2. Bagi guru

a. Guru hendaknya berusaha untuk meningkatkan kompetensinya terutama

dalam memberikan pelayanan terhadap peserta didik dan meningkatkan

mutu pendidikan.

b. Guru hendaknya berusaha meningkatkan kompetensinya, mampu

melakukan pengembangan diri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan,

seminar, dan mengikuti studi lanjutan sehingga guru memiliki tanggung

jawab dalam pelayanan khususnya peserta didik dan umumnya bagi

masyarakat.

c. Guru hendaknya meningkatkan wawasannya untuk meningkatkan

keprofesionalannya.

d. Guru hendaknya mampu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang

menjadi tugasnya agar segala aktifitas sekolah terlaksana secara optimal.

e. Guru hendaknya mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap kemajuan

sekolah agar dapat terus bertahan seiring perkembangan zaman.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Hendaknya hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan

untuk dijadikan masukan bagi peneliti selanjutnya.

b. Hendaknya dapat melakukan penelitian yang lebih komprehensif lagi.

Yakni dengan menambah jumlah responden, menambah jumlah lokasi

(43)

119

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. (1998). Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktis).

Jakarta : Bina Aksara.

Beaty, Janice J. (1994). Skill for Preeschool Teachers. New Jersey : Merril, an . Imprint of Prestice Hall

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Departemen Pedidikan Nasional

Departemen Pedidikan Nasional . (2005). Kamus besar Bahasa Indonesia. Edisi ke Tiga. Jakarta : Balai Pustaka.

Hamalik, Oemar (2004). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta. Bumi Aksara.

http://berbagiterbaru.blogspot.com/2012/02/persyaratan-peserta-sertifikasi

guru.html

Koswara. Endang. (1989). Teori Motivasi dan Penelitian. Bandung. Angkasa

Komara, Endang. (2006). Peran Pembelajaran CTL Dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Interaktif. Bandung: suara daerah.

Kaniawati. (2010) Identifikasi Kinerja Guru Taman Kanak-kanak di Kecamatan Cugenang . Skripsi Adpen Fip Upi Bandung : tidak diterbitkan.

Martini Yamin. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Gaung Persada. Jakarta.

Mariyana, Rita . (2008). Kompetensi Profesional Guru TK. Pengembangan Profesi Guru TK. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Mulyasa (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Muslich, Mansur. (2007). Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Nana Sudjana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.

(44)

120

Oemar Hamalik (2002). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara.

Permendiknas RI Nomer 6 Tahun 2007. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Jakarta 2007.

Sabarina, Juwita. (2008). “ Pengaruh Motivasi kerja Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung. Skripsi Adpen Fip Upi Bandung : tidak diterbitkan.

Samana. (1994). Profesional Keguruan. Yogyakarta : Kanisius.

Soetjipto. Raflis Kosasi ( 2005) Profesi Keguruan. Bandung.

Sriningsih (2008). Kompetensi profesional guru PAUD (tidak di terbitkan).

Surya. 2008. Seminar guru profesional untuk pendidikan bermutu (tidak diterbitkan).

Sudjana. Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Subroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, kuantitatif . Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Supriyadi, Dedi. (1998). Mengangkat Citra Dan Martabat Guru. Bandung : Alfabeta

Undang-undang RI No.20 Tahun 2003. Sistim pendidikan Nasional. Bandung. Fokus Media.

Usman (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya.

UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI. Bandung.

Winarno Surakhmad (1985) Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.

Bandung : Tarsito.

(45)

Gambar

Tabel 4.29 Kategorisasi Kompetensi Profesional Guru TK Tersertifikasi di
Gambar 4.2 Gambaran Kompetensi Guru Berdasarkan Masing-masing
Tabel 3.1 Sebaran populasi penelitian ini TK di Yayasan Salib Suci Bandung
Tabel 3.2  Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kompetensi Guru yang Tersertifikasi di Taman Kanak-Kanak
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Judul : Sistem Pemotongan Dan Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia.. Ketua

[r]

Pertimbangan yang diambil peneliti adalah bahwa belajar menyelesaikan masalah adalah alasan prinsipil untuk mempelajari matematika, juga melihat pada kemampuan siswa

Kesan-kesan buruk lain : Tiada kesan yang penting atau bahaya kritikal yang diketahui.

Setelah dilakukan perbaikan oleh guru pada tahap mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan materi dengan cara meningkatkan keterampilan bertanya dan membina

Összességében a nappali és levelező képzés esetében is elmondható, hogy a Debreceni Egyetem gyógypedagógiai képzésének beindításával az ELTE veszítette a

Sukacita yang akan anda alami di surga akan sebanding dengan kasih dan kepercayaan yang anda telah pelajari untuk diberikan kepada Yahuwah di bumi.. Sepanjang masa di dalam