• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU : Kajian Terhadap Guru Sekolah Dasar Di Lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU : Kajian Terhadap Guru Sekolah Dasar Di Lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang Kabupaten Subang."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU

DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU

(Kajian Terhadap Guru Sekolah Dasar Di Lingkungan Cabang

Dinas Pendidikan Kecamatan Subang Kabupaten Subang)

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

pada Program Studi Administrasi Pendidikan

«

Oleh :

DEDEN HENDRIANA 009535

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG
(2)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

t - ^ ^ ^ ^

Prof Dr. H. Abdul Azis Wahab, MA.

Pembimbing II

(3)

MENGETAHUI

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

(4)

ABSTRAK

Deden Hendriana : PENGARUH KEGIATAN

KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DILINGKUNGAN CABANG DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SUBANG.

Pcnclilian ini dilakukan dengan mcmiliki inti

pcrmasalahan tcntang Bagaimana Pcngaruh Kcgiatan

kclompok Kcrja Guru (KKG) dan Latar Bclakang Pendidikan terhadap Kincrja Guru Sekolah Dasar di Lingkungan Cabang Pendidikan Kecamatan Subang.

dengan mengungkap (1) apakah kcgiatan kclompok kerja guru (KKG) berpengaruh sccara positip dan signifikan terhadap kinerja guru, (2) apakah latar

belakang pendidikan berpengaruh secara positip dan

signifikan terhadap kinerja guru, dan (3) sejauhmana pengaruh kegiatan kelompok kerja guru (KKG) dan

lalar belakang pendidikan sccara positip dan

signifikan terhadap kincrja guru. Sedangkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang pcngaruh kegiatan kclompok kerja gum (KKG) dan latar

bclakang pendidikan sccara positip dan signifikan terhadap kincrja guru sekolahdasar.

Dari pcrmasalahan dan tujuan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, mctodc korclasional dan ex post facto. Populasinya adalah scluruh guru sekolah dasar yang ada di lingkungan Cabang Dinas pendidikan Kecamatan Subang. Tcknik penarikan sampcl digunakan proporsional random sampling dengan jumlah sampcl 65 orang.

Hasil tcmuan/pcnclitian ini adalah (1) terhadap hubungan vang positip dan signifikan antara kegiatan kelompok kerja guru (KKG) dengan kinerja guru, ini terlihal dari persamaan rcgresi Y = 24,88 - 0.5 X, dengan kocfisien korclasi r sly =0. 699 dan koefisien dctcrminastnya 48,86%. (2) tidak terhadap hubungan

yang tcrlihat dari persamaan regresi Y= 75.62 +

0.08X2 dengan kocfisien korelasi r x2y = 0.119 dan kocfisien detcrminasinya 1,14%, (3) tcrdapat hubungan yang positip dan signifikan antara kegiatan kelompok kerja guru (KKG) dan latar belakang pendidikan dengan kinerja guru, ini terlihat dari persamaan regresi Y= 13,78 + 0.5 X, + 0.1 X2 dengan koefisien korclasi r xlx2y = 0.712 dan koefisien

delcrminasinya 50.7%

Kcsimpulan dari penelitian ini niengungkapkan bahwa kegiatan kclompok kcrja guru (KKG) dan latar belakang pendidikan baik sccara sendiri-sendiri maupun bersamaan memberikan pcngaruh yang

positip dan signifikan terhadap kincrja guru, kccuali

la'.ar bclakang pendidikan terhadap kincrja guru menunjukan pcngaruh yangsangat rendah..

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi para pembuat kebijakan instilusi. pcngcloia pendidikan, masyarakat maupun pcnclili lainnya di

dalam meningkaikan kuantitas dan kualitas kcgiatan

kclompok kcrja guru (KKG). latar bclakang pendidikan dan kincrja guru sekolah dasar

ABSTRACT

Dcden Hendriana : THE EFFECT OF THE TEACHER

WORKING GROUP (TWG) ACTIVITY AND THEIR EDUCATIONAL BACKGROUND ON THE PERFORMANCE OF ELEMENTARY SCHOOL TEACHER IN THE SUBDISTRICT REGION OF

SUBANG EDUCATIONAL OFFICIAL.

The Research was done based on the core of problem in

dealing with how does the effect of TWG activity and their

educational background on the performance of elementary school teacher in the subdistrict region Subang educational official. In accordance with the core of problem, there are

three question revealed by research , i,e.: (1) Does the TWG

activity contribute the positive and significant on the

performance of teacher ?, (2) Does the educational background of the teacher contribute the positive and significant influence on the performance of teacher ?, (3) In

what extent the influences of TWG activity and their educational background contribute thepositive and significant

on the performance of teacher? Accordingly, the objective of

reseach is to attain the information in order to know about the

performance of elementary school teacher.

Inorder to respond theproblem or question and to attain

the reseach objective, it is used the quantitative reseach approach by applicating the correlation and ex-post fact

methods. The population of reseach are all teacher of

elementary' school in subdistrict region of Subang Educational

Office. The sampling technique of reseach was proposional

random sampling, and the total samples of reseach was 65 person.

The findings of reseach in accordance with the reseach

question can be described as in the following : (1) there is available of positive and significant relation between TWG activity and teacher performance, the finding is accord to the similarity ofregression, Y= 24.88 + .5 X! with coefficient of

correlation rxly = .699 and its coefficient of determination =

48.86%; (2) there is no the available of positive and

significant relation between the teacher educational background and their performance, the finding based on the result of similarity of regression, Y = 75.62 + 08X2 with the

coefficient of correlation r^y = .119 and its coefficient of" determination = 1.14%; (3) there is the available of positive

and significant relation between TWG activity and their

educational background, the finding is based on the similarity

of regression, Y = 13.78 + ,5X, + ,1X2 with coefficient of correlation rxlx2y = .712 and its coefficient ofdetermination = 50 7%.

In accordance with the finding of reseach. it can be concluded that TWG activity and their educational

background, either personal or together, contribute the

positive and significant influence on the performance of

teacher, except the influence of the teacher educational background on tneir performance in which indicate the lower

level of effect.

The finding of reseach can be used as input for

decision makers, educational management institution,

communilv, or other researchers in order to increase the

(5)

DAFTAR 1ST

Halaman

LEMBARAN PENGESAHAN i

LEMBARAN PERSETUJUAN ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iii

PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9

D. Hipotesis Penelitian 11

E. KerangkaPenelitian 11

BAB II TINJAUANPUSTAKA 15

A. Konsep Administrasi Pendidikan 15

1. Pengertian Administrasi Pendidikan 15

2. Ruang Lingkup Kegiatan Administrasi Pendidikan 16

B. Konsep Kelompok dan Kelompok Kerja Guru (KKG) 23

1. Konsep Kelompok 23

2. Kelompok Kerja Guru 28

C. Pendidikan Guru 41

D. Kinerja 45

1. Hakekat Kinerja 45

2. Pengertian Kinerja 49

3. Penilaian Kinerja 50

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja 52

(6)

E. Hasil Penelitian yang Relevan 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 60

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 60

B. Populasi dan Sampel

61

1. Populasi 61

2. Sampel 61

C. Teknik Pengumpulan Data 64

D. Langkah-Langkah Kegiatan Penelitian 66

E. UjiCoba Instrumen Pengumpul Data

67

1. Analisis Validitas 68

2. Analisis Reliabilitas 70

F. Teknik Analisis Data 72

1. Pengujian Normalitas Data

72

2. Pengujian Hipotesis

75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 79

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

79

1. Gambaran Sampel Penelitian 79

2. Gambaran Data Variabel Penelitian 82

B. Pengujian Hipotesis

86

1. Analisis Regresi • 86

2. Analisis Korelasi 88

C. Pembahasan Hasil Penelitian 91

BAB V KESIMPULAN, IMPLLKASI DAN REKOMENDASI 96

A. Kesimpulan

96

B. Implikasi

97

C. Rekomendasi "

(7)

DAFTAR TABEL

Label Halaman

1. Keadaan Jumlah Guru SD di Lingkungan Cabang Dinas Pendidikan

Kecamatan Subang Tahun Pelajaran 2002/2003 61

2. Keadaan Sampel Penelitian 63

3. Analisis Varians 76

4. Penyebaran Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin 79

5. Penyebaran Sampel Berdasarkan Usia 80

6. Penyebaran Sampel Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan 81

7. Penyebaran Sampel Berdasarkan Masa Kerja 82

8. Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians 83

9. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Penelitian 86

10. Hasil Uji Perhitungan Koefisien Korelasi Variabel Penelitian 89

11. Hasil Uji Validitas Peneltian Variabel KKG (XI) 120 12. Daftar Nilai r Product Moment dan Signifikan Variabel KKG 123 13. Hasil Uji Validitas Peneltian Variabel Latar Belakang Pendidikan 125 14. Daftar Nilai r Product Moment dan Signifikan Variabel Latar

Belakang Pendidikan 128

15. Hasil Uji Validitas Peneltian Variabel Kinerja 130

16. Daftar Nilai r Product Moment dan Signifikan Variabel Kinerja 133

17. Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen Penelitian KKG 135 18. Hasil Pengolahan Analisis Varians Butir Variabel KKG 137

19. Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen Penelitian Latar

Belakang Pendidikan

141

(8)

20. Hasil Pengolahan Analisis Varians Butir Variabel Latar Belakang

Pendidikan 143

21. Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen Penelitian Kinerja 147 22. Hasil Pengolahan Analisis Varians Butir Variabel Kinerja 148

23. DaftarDistribusi Frekuensi KKG 152

24. Daftar Hasil Perhitungan Distribusi Normal KKG 153

25. Daftar Distribusi Frekuensi Latar Belakang Pendidikan 155 26. Daftar Hasil Perhitungan Distribusi Normal Latar Belakang

Pendidikan 156

27. Daftar Distribusi Frekuensi Kinerja 158

28. Daftar Hasil Perhitungan Distribusi Normal Kinerja 159 29. Analisis Uji Linieritas Regresi Y atas XI 164

30. Analisis Uji Linieritas Regresi Y atas X2 169

31. Daftar Jumlah Skor Hasil Pengolahan Data Variabel Penelitian 183

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran Variabel Penelitian 12

2. Mekanisme Pembinaan Guru Melalui Kelompok Kerja Guru 13

3. Pola Dasar Pengelolaan Administrasi Pendidikan 17

4. Model Terbentuknya Kelompok 26

5. Proses Perencanaan Strategis 31

6. Langkah-Langkah Dasar Proses Pengawasan 40

7. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja 53

8. Diagram Harga Korelasi masing-masing Variabel 90

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 107

2. Pengantar dan Kuesioner Penelitian 110

3. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian 120

4. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian 135

5. Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis 153

6. Daftar Skor Hasil Pengolahan Variabel Penelitian 187 7. Surat Keputusan PengangkatanPembimbing Tesis 189 8. Surat Permohonan izin mengadakan studi lapangan 191 9. Surat ljin mengadakan penelitian dari KaCadisdik Kec. Subang 192

lO.Daftar Riwayat Hidup 193

(11)

B A B I

P E N D A H U L U A N

A. LATAR BELAKANG.

Dalam kerangka pembangunan bangsa, pengembangan sumber daya

manusia merupakan salah satu upaya stralegis pembangunan nasional, untuk

meningkatkan pembangunan suatu bangsa diperlukan adanya bidang pendidikan.

Konsep ini mengupayakan upaya mencapai peningkatan mutu pendidikan yang

harus disiapkan oleh suatu bangsa agar pembangunan bangsa tersebut dapat

dengan cepat, karena adanya dukungan sumber daya manusia yang berkualitas

dan memadai.

Penempatan kualitas sumber daya manusia sebagai penentu, baik dalam

konteks pembangunan nasional maupun tatanan peradaban global merupakan dua

sisi dari suatu perubahan, perlu menempatkan pendidikan sebagai kegiatan sentral

yang harus diperhatikan oleh semua pihak yang terlibat.

Kesadaran pemerintah Indonesia untuk meningkatkan mutu pendidikan

semakin peduli dan sensitivitas yang tajam untuk melahirkan berbagai gagasan

pendidikan yang dengan sadar memihak kepada kehidupan bangsa yang lebih

cemerlang pada masa depan. Intisari dari berbagai gagasan menurut Winarno

Surakhmad (2000 : viii) menunjukkan bahwa :

(1) pendidikan masih dapat dan harus dijadikan sebuah kekuatan di dalam

membangun kehidupan rakyat atau bangsa secara manusiawi;

(2) pendidikan harus difahami di dalam berbagai hubung kaitnya dengan

aspek falsafah yang mendasar, sekaligus dengan aspek prakt.snya yang

(12)

(3) pendidikan tidak dapat ditangani secara terpisah dari berbagai aspek kehidupan yang luas, karena itulah yang memberikan alasan moral yang kuat kepada eksistensi pendidikan.

Mengacu pada pernyataan tersebut, pendidikan nasional harus dapat dijadikan sebagai pendidikan yang turut menentukan jatuh bangunnya bangsa ini,

karena pendidikan itulah yang diharapkan mampu memanusiakan dan

membudayakan anak bangsa. Oleh karena itu dalam Garis-Garis Besar Haluan

Negara (1998 - 1999) bahwa "pendidikan nasional perlu ditata, dikembangkan dan dimantapkan secara terpadu dan serasi, baik antar berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan maupun antar sektor dengan sektor pembangunan lainnya".

Sebagai dasar penataan pendidikan nasional tidak terlepas dan harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang ditetapkan dalam

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 (1989 : 3) bahwa :

Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan.

Optimalisasi proses penataan pendidikan dapat diimplementasikan melalui empat strategis dasar pendidikan yang meliputi : pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, relevansi pendidikan, peningkatan mutu pendidikan dan efisiensi pendidikan.

(13)

1 Perumusan isi dan tujuan pengembangan sekolah analisis pihak-pihak

yang berkepentingan dilakukan dengan memperhatikan aspirasi

guru-guru dan kepala sekolah serta aspirasi murid, orang tua, masyarakat dan

pemerintah.

2 Merefleksikan aspirasi para stokeholder.

3 Perumusan bidang hasil pokok (perluasan dan pemerataan mutu,

relevansi, efektivitas dan efisiensi pengelolaan) perlu diartikulasikan

sebagai rumusan-rumusan yang khas untuk lembaga sekolah.

4 Analisis posisi (internal dan eksternal sekolah) pengendalian dan umpan

balik untuk meningkatkan efektivitas pencapaian sasaran dan

mengkajiaspek efisiensinya.

Pernyataan di atas, menunjukkan bahwa suatu perencanaan pendidikan yang

baik harus dilakukan dengan penuh kebersamaan dari semua pihak yang terkait,

sehingga akan memiliki kepuasan dan diterima oleh pemakai jasa pendidikan.

Upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan mutu pada

semua jenis dan jenjang pendidikan. Di sekolah dasar sebagai satuan pendidikan

pada jenjang pendidikan dasar, upaya ke arah peningkatan mutu pendidikan

dilakukan dengan upaya peningkatan mutu personil atau peningkatan kualitas

sumber daya manusia pengelola pendidikan sekolah dasar khususnya guru, salah

satunya melalui pembentukan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang pelaksanaannya

dikombinasikan pada sistem gugus sekolah dengan berpedoman pada Surat

Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 079/C/KeP/lA993 tanggal 7 April 1993.

Pembentukan kelompok ini dimaksudkan sebagai wadah pembinaan untuk

meningkatkan kinerja guru yang diwujudkan dengan peningkatan interaksi dan

kerjasama dengan guru lain yang dapat berbagi pengalaman dalam

(14)

mengembangkan proses belajar mengajar yang lebih menunjang keberhasilan

murid-muridnya untuk kemudian diterapkan di kelas masing-masing sekolah.

Dari pengalaman para guru yang telah melaksanakan kegiatan kelompok kerja guru, mereka merasakan pentingnya mengikuti dan adanya kegiatan

kelompok kerja guru yaitu :

1. masalah dan kesulitan lebih teratasi dengan baik,

2. dapat mengembangkan dan menyebarluaskan hal-hal baru yang berkaitan

dengan tugas mereka sehari-hari,

3. memupuk rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan rasa senasib seperjuangan

makin berkembang dan meningkat,

4. betapapun beratnya masalah dan kesulitan, bila dihadapi bersama akan terasa

ringan,

5. lebih pecaya diri karena dapat berperan serta, aktif dalam diskusi, bebas menyanggah, bahkan dapat memimpin pertemuan.

Bahkan AF Tangyong dan kawan-kawan (1990:9) mengemukakan

bahwa :

Kelompok kerja guru berguna sebagai menunggu kreatifitas guru,

membantu guru mengembangkan topik, menunggu sumbangan gagasan baru dari guru, sumber informasi, wadah komunikasi, bengkel kerja yang berguna, merupakan laboratorium tempat percobaan guru, tempat pembinaan kekeluargaan, dan merupakan pusat perpustakaan bagi guru

Kemudian berdasarkan hasil penelitian terdahulu sebagaimana dikemukakan oleh Djam'an Satori (1989:126) bahwa KKG adalah "wadah kerjasama yang dapat mempertemukan kebutuhan profesional guru-guru. Melalui

(15)

kelompok dalam mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang mereka

hadapi sehari-hari di bidang supervisi dalam upaya memperbaiki pengajaran".

Bahkan menurut teori kelompok Coch and Freeh (1972 : 77) bahwa :

...the produktivity of work group can be greatly increased by methods of

work organization and supervision which give wore responsibility to work

groups, which allow for fuller participation in important decisions, and

which make stabel groups the firm basis for support the individual social

needs.

Jack Mazirow (1972) dalam Mustofa Kamil (1997 : 112) menyatakan

"Learning in group is generally the most effective means for bringing about

change in attitude and behavior". Kedua teori tersebut memberikan arahan bahwa

dengan berkelompok kreativitas dan aktivitas anggota akan semakin berproduktif,

karena dengan berkelompok berarti tingkat interaksi guru sebagai anggota

kelompok juga ikut meningkat karena terjadi saling belajar

Namun secara empiris, kegiatan kelompok kerja guru walaupun

pelaksanaannya cukup efektif masih terdapat kendala yang harus mendapat

pembinaan secara terus menerus.

Dedi Supriadi (1998 : 240) melaporkan bahwa "di beberapa daerah,

pembinaan seperti ini cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan mengajar guru, sementara di sejumlah lokasi lainnya masih

ditemukan kendala yang berkaitan dengan akses guru ke PKG

Adapun kegiatan kelompok kerja guru yang dirasakan masih belum

(16)

1. Kurang adanya tanggung jawab dan mengelola dari pembina teknis, para

pengelola dan anggota KKG / gugus, sehingga kurang peduli dalam

melakukan terobosan terhadap pemberdayaan kegiatan kelompok.

2. Penyusunan program gugus dan KKG yang kurang jelas.

3 Pembiayaan dan sarana prasarana yang kurang mendukung.

4. Tingkat kebersamaan diantara guru dirasakan kurang,

5. Waktu pelaksanaan kegiatan sedikit.

6. Kurang tepat memilih pengurus, sehingga KKG yang tadinya aktif menjadi

lesu.

7. Programnya menjadi kegiatan yang rutin, tidak bervariasi dan mengakibatkan

kejenuhan.

8. Pertemuan-pertemuan tidak menghasilkan sesuatu yang konkrit, yang

bermanfaat bagi anggota.

9. Anggota dan pengurus belum dapat

mengidentifikasikan perraasalahan

lapangan sehari-hari

Permasalahan-permasalahan tersebut sangat dirasakan bukan hanya oleh

guru itu sendiri, akan tetapi oleh para pembina teknis dan pihak-pihak terkait

lainnya. Secara teoritis upaya perubahan perilaku guru melalui kegiatan kelompok

kerja guru merupakan pendekatan yang paling efektif dan terarah dalam

meningkatkan pengetahuan, kemampuan pembelajaran dan kemampuan

mengembangkan diri yang sekaligus berdampak bagi kinerja guru.

Keberadaan kemampuan kerja guru sangat diperlukan, karena guru adalah

(17)

upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya

dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dan

upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru, bahkan Abdul Azis Wahab

(1987:54) mengemukakan bahwa : "Salah satu hal penting di dalam inovasi

pendidikan khususnya pada tingkat sekolah adalah keterlibatan individu-individu

yang akan dikenai inovasi pendidikan tersebut". Dari pernyataan tersebut betapa

eksisnya peran guru dalam dimensi pendidikan, apalagi bagi suatu bangsa yang

sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di

tengah-tengah perjalanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih.

Bahkan Moh. Uzer Usman (2001 : 7) mengemukakan : "Semakin akurat para guru

melaksanakan fungsinya, semakin terjamin, tercipta dan terbinanya kesiapan dan

keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan".

Begitu juga tingkat pendidikan yang diperoleh guru pada jenis dan jenjang

pendidikan yang ada di sekolah sebagai salah satu lembaga atau satuan

pendidikan yang dewasa ini sudah berkembang sejak lama, memegang peranan

penting dan memiliki dampak bagi keberlangsungan kinerja guru dalam

melaksankan tugas dan fungsinya di sekolah.

Engkoswara (2001:54)

mengemukakan bahwa :"Masyarakat menilai betapa pentingnya sekolah dalam

era (IPTEKS). Kadang-kadang bukan hanya itu sekolah adalah segalanya

Sekalipun sekolah sendiri mempunyai keterbatasan-keterbatasan dan memang

(18)

Pernyataan tersebut memberikan dampak semakin tinggi ting

guru

akan

memiliki

kecendurungan

yang

lebih

mengimplementasikan kinerja guru.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang merupakan hasil temuan Elih

Sudiapermana(1992),

Mustofa Kamil (1996), dan Zack Mezirow (1972)

menyimpulkan bahwa : "latar belakang pendidikan anggota kelompok

memberikan sumbangan efektif bagi terjadinya proses saling belajar individu

dalam kelompok, dan hal tersebut secara efektif memberikan sumbangan bagi

produktifitas dan efektif kelompok". Pernyataan tersebut menunjukkan, latar

belakang pendidikan yang dimiliki guru, maka aspek pengetahuan, sikap, dan

psikomotor akan menentukan pula tingkat kinerja guru itu sendiri.

Namun melihat kondisi hubungannya dengan latar belakang pendidikan,

guru-guru sekolah dasar yang ada di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan

Kecamatan Subang masih memiliki lulusan sekolah keguruan dengan mayoritas

dibawah sarjana.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis sangat tertarik untuk meneliti

tentang pengaruh kegiatan kelompok kerja guru dan latar belakang pendidikan

terhadap kinerja guru sekolah dasar di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan

Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

B. RUMUSAN MASALAH.

Memperhatikan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi inti

perraasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh kegiatan

(19)

sekolah dasar yang dilaksanakan di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan

Kecamatan Subang Kabupaten Subang.

Dari inti permasalahan tersebut dapat diidentifikasi variabel-variabel yang

menjadi titik tolak dalam penelitian ini, yaitu variabel kegiatan KKG sebagai

variabel yang mempengaruhi, dan kinerja guru sebagai variabel yang dipengaruhi.

Sedangkan variabel independent lain yang penulis coba memiliki pengaruh

terhadap peningkatan kinerja guru adalah latar belakang pendidikan guru.

Sehubungan dengan hal itu penulis mencoba merumuskan bentuk-bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah kegiatan Kelompok Kerja Guru berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah dasar ?

2. Apakah latar belakang pendidikan anggota Kelompok Kerja Guru berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah dasar? 3. Sejauhmana pengaruh kegiatan Kelompok Kerja Guru dan latar belakang

pendidikan guru secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah

dasar ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN.

1. Tujuan penelitian.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kegiatan

Kelompok Kerja Guru dan Latar Belakang Pendidikan terhadap kinerja guru sekolah dasar di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang

(20)

Sedangkan tujuan khusus yang lebih operasional, penulis rur penelitian ini untuk :

a. Mengetahui pengaruh kegiatan Kelompok Kerja Guru secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah dasar.

b. Mengetahui gambaran tentang pengaruh latar belakang pendidikan guru secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah dasar.

c. Mengetahui pengaruh kegiatan Kelompok Kerja Guru dan latar belakang

pendidikan guru terhadap kinerja guru sekolahdasar.

2. Manfaat penelitian.

a. Secara teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat mengkaji lebih dalam tentang pengaruh dan hubungannya antara kegiatan Kelompok Kerja Guru dan latar belakang

pendidikan dengan kinerja guru sekolah dasar, sehingga memberikan kontribusi terhadap teori-teori pendidikan khususnya menyangkut kegiatan Kelompok Kerja

Guru, proses pendidikan dan kinerja guru.

b. Secara praktis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas dan dasar

kebijakan bagi guru, pembina pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan

dalam hal kegiatan Kelompok Kerja Guru, proses pendidikan yang hubungannya

dengan kinerja guru sekolah dasar yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu

pendidikan di Sekolah Dasar.

(21)

D. HIPOTESIS PENELITIAN.

Hipotesis penelitian yang dapat penulis kemukakan adalah :

1. Kegiatan Kelompok Kerja Guru memberikan pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap kinerja guru Sekolah Dasar.

2. Latar belakang pendidikan guru berpengaruh yang positif dan signifikan

terhadap kinerja guru Sekolah Dasar.

3. Kegiatan Kelompok Kerja Guru dan latar belakang pendidikan guru secara

bersama-sama memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

guru Sekolah Dasar.

E. KERANGKAPEMIKIRAN.

Pengertian kerangka pemikiran secara sederhana dikatakan sebagai

paradigma. Sugiyono (2000 : 25) mengartikan bahwa "Paradigma sebagai

pandangan atau model, atau pola pikir yang dapat menjabarkan berbagai variabel

yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara suatu variabel dengan

variabel lainnya".

Variabel-variabel penelitian yang penulis kemukakan terdiri dari variabel

independent yaitu kelompok kerja guru dan latar belakang pendidikan, sedangkan

variabel dependentnya adalah kinerja guru. Hubungan setiap varaiabel dapat

penulis gambarkan sebagai berikut :

(22)

Variabel Independent

X

w Variabel dependent

Y

w

Kegiatan KKG

(Xi) Perencanaan

Pelaksanaan

Pengawasan Kinerja Guru

Y

>

Latar Belakang

Pendidikan (X2) SLTA

D-II

[image:22.595.99.481.78.482.2]

S-1

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Variabel Penelitian

Keberadaan kegiatan KKG sebagai wadah pembinaan profesional guru

mempunyai tugas dan tanggung jawab bersama antara semua anggota kelompok.

Kegiatan KKG dimaksudkan untuk dapat memperlancar upaya peningkatan mutu

pengetahuan, kemampuan dan keterampilan profesional guru, dalam hal ini upaya

meningkatkan proses belajar mengajar dengan mendayagunakan segala sumber

daya dan potensi yang dimiliki oleh guru.

KKG dibawah naungan gugus sekolah, perlu dikelola dengan baik dan

dikembangkan terus pertumbuhannya, sehingga berfungsi secara efektif. Hal ini perlu ditcmpuh, karena kondisi kinerja guru saat ini masih memerlukan upaya pembinaan dan peningkatan melalui pemberian bantuan profesional seiring dengan lajunya perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan. KKG sekolah dasar

(23)

yang ada di wilayah Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang Kabupaten

Subang memiliki tujuan serta semangat untuk maju bersama dalam meningkatkan

mutu pendidikan. Kepedulian bersama terhadap mutu pendidikan akan sangat

berperan aktif dalam menentukan keberhasilan program kegiatan KKG yang pada

gilirannya memberikan sumbangan terhadap kinerja guru dan prestasi siswa.

Menurut fungsi dan wewenangnya, pihak-pihak yang mengelola dalam

kegiatan KKG diantaranya para pembina, Guru Pemandu mata pelajaran dan

Tutor. Untuk melihat lebih jelas tentang mekanisme pembinaan kemampuan guru

sekolah dasar dalam Kelompok Kerja Guru digambarkan sebagaimana tertera

berikut ini:

Pembina

Sekretaris Ketua Bendahara

Tutor

Guru Pemandu Pelajaran

Guru-guru SD Guru-guru SD Guru-guru SD Guru-guru SD

[image:23.595.87.494.291.649.2]

ANGGOTA

Gambar 2 : Mekanisme Pembinaan Guru melalui KKG

(24)

Kemudian variabel lain (X2) adalah tingkat pendidikan guru itu sendiri

yang memberikan bekal kemampuan pendidikan. Para lulusan pendidikan yang

memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan merupakan modal dalam membina

kemampuan bekerja sama dan kemampuan memecahkan persoalan-persoalan

yang berkaitan dengan tugasnya. Begitu juga segala tugas dan perraasalahan yang

dibebankan pada kelompok akan sangat mudah dilakukan sehingga menjadi

kelompok yang berhasil dalam melakukan kegiatan yang menjadi garapannya.

(25)
(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

korelasional dan ex post facto. Metode korelasional dimaksudkan untuk mengungkap keterkaitan antara hubungan kegiatan Kelompok Kerja Gum, latar

belakang pendidikan terhadap kinerja gum, sebagaimana yang dikemukakan

Suharsimi Arikunto (2000:326) bahwa "Penelitian korelasional mempakan

penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

dua atau beberapa variabel". Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan

variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain. Dan besarnya atau

tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

Ex post facto menumt Nana Sudjana dan Ibrahim (2001:56) adalah "metode penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi,

tinggal melihat efeknya pada variabel terikat.

Metode ex post facto bertujuan untuk meneliti kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengamati terhadap akibat yang ada dengan mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Penelitian ini meneliti hubungan sebab akibat dengan cara mengamati kinerja gum, dengan mencari faktor yang mempengamhi (penyebabnya) dilihat dari kegiatan Kelompok Kerja Gum dan latar belakang pendidikan.

(27)

B. POPULASI DAN SAMPEL.

1. Populasi

Populasi diartikan oleh Walpole dalam Dady Muhtadi (2000:66) sebagai

"the totality of observations with which we are concerned", dan mendefinisikannya sebagai "keselumhan unsur-unsur yang diamati atau dipelajari

dan unsur mempakan unit analisisnya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah

individu gum yang tergabung dalam Kelompok Kerja Gum Sekolah dasar di

lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang, sebagaimana keadaan

[image:27.595.93.473.293.600.2]

jumlah gum sekolah dasar tersebut berdasarkan latar belakang pendidikan sebagai berikut:

Tabel 1.

Keadaan Jumlah Gum SD

di Lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kec. Subang

Tahun Pelajaran 2002/2003

No Latar Belakang Pendidikan Jumlah Gum

1

2

3

S-1

D-II

SLTA

31

218

178

427

JUMLAH

2. Sampel.

Populasi di atas cukup banyak, karena itu penulis memandang perlu untuk

(28)

bahwa "Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang

dianggap dapat menggambarkan populasinya". Dalam penelitian besar ukuran

sampel minimal ditentukan berdasarkan ukuran-ukuran yang diungkapkan

Suharsimi Arikunto (1998:120) bahwa " Untuk sekedar ancar-ancar maka apabila

subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

mempakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat

diambil antara 10 - 15 %". Mengacu pada pernyataan di atas penulis mengambil

sampel sebesar 15 %x427= 64,05 dibulatkan menjadi 64 gum. Karena populasi

berstrata sampelnya juga berstrata. Strata menumt latar belakang pendidikan,

dengan demikian masing-masing sampel untuk latar belakang pendidikan hams

proporsional sesuai dengan populasi, yaitu :

31

S-1 = X 64 = 4,65 = 5

427 218

D.n = x 64 = 32,67 = 33

427 178

SLTA = X 64 = 26,68 = 27

427

Melihat hasil perhitungan tersebut terdapat angka dibelakang koma,

sehingga jumlah sampelnya lebih dari 64 yaitu 65 orang gum sekolah dasar yang

tersebar di 14 KKG, sehingga setiap KKG dijadikan sampel penelitian

sebagaimana pada tabel berikut:

(29)
[image:29.595.92.492.116.629.2]

Tabel 2.

Keadaan Sampel Penelitian

No Nama KKG

Latar Belakang Pendidikan

S-1 D-II SLTA Jumlah

1 KKGI 1 2 Oz . S

2 KKG II

^

j 2 5

3 KKG III 2 2. 4

4 KKG IV 1 2 2 5

5 KKGV 3 2 5

6 KKG VI 1 2 2 5

7 KKG VII -> 2 5

8 KKG VIII 2 2 4 :

t

9 KKG IX 1 2 1 4

10 KKGX 2 2 4

11 KKG XI 3 2 5

12 KKG XII 2 5

13 KKG XIII 1 2 5

14 KKG XIV 2 2 4

5 33 27 65

(30)

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat

yang digunakan di dalam mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan

sehingga memudahkan peneliti untuk memahami gejala atau masalah yang terjadi

dan membuat kesimpulan. Berkaitan dengan pernyataan di atas, Subino (1998:27)

berpendapat bahwa "...teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh dan

alat-alat yang digunakan peneliti didalam mengumpulkan datanya".

Sedangkan untuk keperluan suatu penelitian ada beberapa jenis teknik

pengumpulan data, Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2000 : 54)

mengemukakan bahwa jenis teknik pengumpulan data terdiri atas

"(1)

observasi, (2) wawancara, (3) angket, dan (4) dokumentasi".

Sesuai dengan mmusan dan untuk menguji hipotesis maka

instmmen

pengumpul data yang

digunakan agar dapat menggali keterangan dan

memperoleh data mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu kegiatan

Kelompok Kerja Gum dan latar belakang pendidikan bempa kuesioner,

sedangkan untuk memperoleh data kinerja gum selain dari kuesioner, juga

diperoleh dari dokumen hasil penilaian pekerjaan Tahun 2001 yang disebut

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).

Penggunaan kuesioner sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini,

dilandasi oleh kenyataan yang dihadapi peneliti, seperti apa yang dikemukakan

oleh Ibnu Hadjar (1996:181), bahwa :

Angket (quesionare) mempakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan

tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual

maupun kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu. Untuk mendapat

informasi dengan angket ini peneliti tidak perlu bertemu langsung dengan

(31)

subyek, tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan

tertulis untuk mendapatkan respon.

Selain itu pertimbangan yang dijadikan dasar dalam penggunaan kuesioner,

sebagaimana diungkapkan oleh Zainudin Arif (1982:70) bahwa :

1) Agar hasil pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti dapat

dianalisa dan diolah secara statistik.

2) Dengan alat pengumpul data tersebut memungkinkan dapat diperoleh

data yang obyektif

3) Dengan alat pengumpul data itu, memungkinkan penelitian dilakukan

dengan mudah serta lebih dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.

Berdasarkan landasan tersebut maka dalam penelitian ini

untuk

mengungkap kegiatan Kelompok Kerja Gum, latar belakang pendidikan dan

kinerja gum sekolah dasar digunakan Model Skala Likert. Penggunaan Skala

Likert ini agar responden dapat memberikan respon terhadap statemen dengan

memberikan salah satu jawaban dari 5 alternatif jawaban pada masing-masing

statemen / pertanyaan. Tiap-tiap respon diasosiasikan dengan suatu nilai dan nilai

individual ditentukan dengan menjumlah nilai masing-masing statemen. Untuk

nilai positif dimulai dari sangat setuju =5, setuju =4, ragu-ragu=3, tidak setuju

= 2, sangat tidak setuju = 1

Sedangkan untuk statemen yang negatif nilai itu akan terbalik yaitu sangat

setuju =1, setuju =2, ragu-ragu =3, tidak setuju =4, dan sangat tidak setuju =5

(Sumanto, 1990:66).

Studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data hasil kinerja gum

sekolah dasar yang diperoleh dari hasil penilaian terhadap hasil pekerjaan selama

mereka melakukan pekerjaan dalam kurun waktu setahun yaitu Tahun 2001. Data

hasil tersebut didapat dari dokumen Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

(32)

(DP3) yang diiventarisir oleh Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang,

dengan sebutan dan angka sebagai berikut:

1. amat baik =91-100

2. baik =76-90

3. cukup =61-75

4. sedang =51-60

5. kurang =51kebawah.

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Mempersiapkan rancangan/desain proposal penelitian dengan studi pustaka

dan informasi dari berbagai pihak.

2. Menyelesaikan surat ijin penelitian dari Bapak Direktur Program Pasca

Sarjana UPI Bandung.

3. Melakukan studi penjajagan di Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang

untuk memilih tempat yang akan dijadikan daerah penelitian.

4. Melakukan studi prapendahuluan untuk mengetahui populasi dan sampel

penelitian di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Subang.

5. Menyusun instmmen penelitian

6. Ujicoba instmmen penelitian

7. Melaksanakan pengumpulan dan menyebarkan kuesioner/angket penelitian

kepada sampel penelitian.

(33)

8. Menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis data yang tepat dan

menguji hipotesis penelitiannya.

9. Mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sebagai

sebuah karya ilmiah.

E. UJI COBA INSTRUMEN PENGUMPUL DATA

Uji coba angket mempakan langkah yang sangat penting untuk

dilaksanakan, sebagaimana Husein Umar (1996:77) bahwa : "Angket yang telah selesai disusun jangan disebarkan sebelum dilakukan uji coba terlebih dahulu

untuk menilai keterbacaan serta kemungkinan keterbatasan ini angket tersebut".

Hal yang sama dikemukakan oleh Sanipah Faisal (1981:38) bahwa :

"Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan

yang sesungguhnya. Sebelum pemakaian sesungguhnya sangat mutlak diperlukan

uji coba terhadap isi maupun bahasa angket telah disusun".

Tujuan dilaksanakan uji coba instmmen penelitian ini untuk mengetahui

tingkat validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan) angket yang akan

digunakan untuk menjaring data di lapangan, sehingga dapat diketahui kelemahan

dari angket tersebut dan dapat dilakukan perbaikan/penyempurnaan sebelum

pelaksanaan pengumpulan data yang sesungguhnya.

Untuk itu penulis telah melakukan uji coba kepada gum sekolah dasar yang

berada di luar sampel penelitian yang memiliki karakteristik perraasalahan yang

sama dengan yang akan menjadi sampel penelitian ini.

(34)

Kemudian angket yang telah diuji cobakan perlu dianalisis untuk

mengetahui apakah memenuhi syarat untuk digunakan. Analisis terhadap uji coba

angket ini dilakukan melalui:

1. Analisis validitas.

Maksud dari uji coba validitas adalah untuk mengetahui apakah setiap item

pada kisi-kisi instmmen penelitian sahih atau tidak. Angket yang valid berarti

instmmen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Scarvia B. Anderson dalam Suharsimi Arikunto (1999:65) menyebutkan bahwa :

"A test is valid if it measures what it purpose to measure ", artinya sebuah tes

dikatakan baik valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

Untuk mengukur validitas digunakan teknik korelasi product moment dari

Pearson dengan mmus :

nSXY - (IX) (EY)

r xv

{n£X2 - (IX)2} {nEY2 - (EY)2}

Keterangan :

n = Jumlah rsponden

E XY = Jumlah perkalian skor X dan Y

EX = Jumlah skor tiap butir

E Y = Jumlah skor total

EX2 = Jumlah kuadrat skor tiap butir

EY2 = Jumlah kuadrat skor total

(35)

Untuk menguji signifikansi hasil perhitungan di atas digunakan mmus t

student sebagai berikut:

t =

M

n - 2

(Sudjana, 1996:377)

1 - r

Suatu item dinyatakan signifikan apabila t hitung > t tabel pada tarap

signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n- 2.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan mmus korelasi product

moment, maka diperoleh kesimpulan bahwa item nomor 13, 15, 16 dan 18 pada

instmmen variabel kelompok kerja gum atau KKG (Xi) < tabel r product moment

(0,361) sehingga item-item tersebut tidak valid dan tidak digunakan dalam

penelitian.

Uji validitas pada instmmen variabel latar belakang pendidikan (X2),

berdasarkan perhitungan dengan mmus korelasi product moment, maka diperoleh

kesimpulan bahwa item nomor 8, 18, 21 dan 23 <tabel r product moment (0,361)

sehingga nomor item tersebut tidak valid dan tidak digunakan dalam peneletian.

Hasil uji validitas terhadap variabel kinerja gum (Y) berdasarkan

perhitungan dengan mmus korelasi product moment, maka diperoleh kesimpulan

bahwa item nomor 2 < tabel r product moment (0,361) sehingga nomor item

tersebut tidak valid dan tidak digunakan dalam peneletian.

Hasil perhitungan validitas lebih rinci dituangkan dalam lampiran.

(36)

2. Analisis reliabilitas.

Uji reliabilitas mempakan alat ukur dan langkah yang hams ditempuh dalam

melakukan penelitian. Uji reliabilitas angket pada hakekatnya dimaksudkan untuk

mengetahui apakah angket yang disusun cukup dapat dipercaya sebagai alat

pengumpul data, sehingga kebenaran yang diperoleh melalui hasil penelitian tidak

diragukan orang lain.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah :

a. Menentukan mmus alpha yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2000: 235) sebagai berikut :

Rumus Alpha :

k ZOb

k-1

Eat2

{—}{-—}

dimana :

r 11 = Reliabilitas instmmen

k

= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Sab2

= Jumlah varian butir

Eat2

= Varian total

b. Mencari harga varians butir, dengan mmus

Rumus Varians :

EX2 - (EX)2 / n

a2

n

(37)

c. Mencari harga varians total, dengan mmus :

EY2 - (EY)2 / n

ot

d. Mencari hasil reliabilitas instmmen, dengan mmus alpha pada poin a di atas. a. Menentukan besarnya koofesien korelasi menumt Suharsimi Arikunto

(2000:167)

1). Antara 0,800 sampai dengan 1,000 2). Antara 0,600 sampai dengan 0,799 3). Antara 0,400 sampai dengan 0,599 4). Antara 0,200 sampai dengan 0,399

5). Lebih kecil dari 0,200

: Sangat Tinggi : Tinggi

: Cukup

: Rendah

: Sangat Rendah

f. Menentukan signifikansi reliabilitas instmmen, dengan mmus t student yang

dikemukakan oleh Sudjana (1996: 377) sebagai berikut:

n - 2

(Sudjana, 1996:377)

M

g. Menentukan t tabel dengan interval kepercayaan 0,05 (5%) dengan dk = n-2. Dari hasil perhitungan yang mengacu pada langkah-langkah di atas maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

(38)

72

a. Untuk variabel KKG (XI).

\ $^S&;'

Koefisien korelasi r 11 ( reliabilitas ) adalah 0,919 dengan

Koefisiennya sangat tinggi. Begitu juga variabel KKG ini memiliki hubungan yang signifikan.

b. Untuk variabel latar belakang pendidikan (X2)

Koefisien korelasi r n ( reliabilitas ) adalah 0,862 dengan demikian Koefisiennya sangat tinggi. Begitu juga variabel latar belakang pendidikan ini

memiliki hubungan yang signifikan. c. Untuk variabel kinerja gum (Y)

Koefisien korelasi r a ( reliabilitas ) adalah 0,878 dengan demikian

Koefisiennya sangat tinggi. Begitu juga variabel kinerja gum ini memiliki hubungan yang signifikan.

Hasil perhitungan reliabilitas lebih detil dituangkan dalam lampiran.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Pengujian normalitas data

Pengolahan data dilakukan sebagai berikut:

a. Membuat penskoran dari masing-masing variabel, yaitu variabel KKG, Latar

belakang pendidikan dan Kinerja gum.

b. Mengelompokan data setiap variabel dalam suatu tabel dengan inaksud untuk

mempermudah identifikasi dan analisis data.

c. Uji normalitas distribusi data pada setiap variabel penelitian, dengan urutan

(39)

1). Membuat tabel distribusi frekuensi untuk standar deviasi, tahapannya adalah

a). Menentukan banyaknya kelas (Kl) dengan mmus Sturges yaitu:

Kl = 1 + (3,3) log n

b). Menentukan rentang skor ( R):

R = Skor tertinggi - Skor terendah

c). Menentukan panjang kelas (P) dengan mmus :

R

K

d). Memasukan data frekuensi pada tiap-tiap kelas interval

e). Mencari titik tengah kelas interval yang sejajar dengan interval tersebut.

f). Mencari hasil kali antara prekuensi dengan titik tengah kelas interval,

g). Menentukan varians (S2 )dengan mmus :

7

S =

sf (xi-xr

n - l

h). Menghitung standart deviasi (Sd) dengan mmus

Sd =7 S2

2). Membuat Tabel Menghitung Distribusi Normal

Kelas

Interval

Batas Nvata

Z Skore

Batas luas daerah

Selisih luas

daerah f fh (6,-fh)

(fo-fh/

(40)

3). Memasukan data ke dalam tabel Menghitung Distribusi Normal dengan

tahapan-tahapan sebagai berikut: a). Mencari kelas interval

b). Mencari harga Z dengan mmus : X. -^X~

(Sudjana, 1996:99)

c). Mencari batas luas daerah denga tabel "luas di bawah lingkungan normal

standart dari O ke Z"

d). Mencari selisih luas daerah untuk mendapatkan luas daerah

e). Memasukan frekuensi pada masing-masing kelas interval

f). Mencari frekuensi yang diharapkan (fh) dengan mmus fh = n x luas daerah

kelas interval.

2

g). Mencari (f0-fh)

h). Mencari chi kuadrat dengan mmus :

(fo-fh)2

^2 = E

(Suharsimi Arikunto, 2000:408)

fh

i). Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan mmus :

Dk = k - 3 (Suharsimi Arikunto, 2000:408)

j). Mencari nilai chi kuadrat (X ) dalam tabel

k). Menentukan normalitas dengan jalan merabandingkan antara chi hitung

dengan chi tabel dengan taraf signifikansi ( a ) =0,05, jika XhitUng <Xtabd, maka

data tersebut berdistribusi normal.

(41)

2. Pengujian Hipotesis

Pengolahan data untuk menguji hipotesis penelitian dengan umtan-umtan

sebagai berikut:

a. Membuat tabel data skor variabel penelitian

No Xi x2 Y X1X2 XiY X2Y

x,2

x2'

Jumlali

Total

EXi EX 2 EY EX1X2 EXiY EX2Y EX i2 TX22 EY^

b. Menghitung regresi linier sederhana dengan mmus :

Y = a + b X Diraana :

Y = harga variabel Y yang diramalkan

a = koefisien intersif (harga konstan jikaX sama dengan nol)

b = koefisien regresi (harga yang menunjukan pembahan akan terjadi pada

Y jika X bertambah 1 satuan)

X = hargavariabelX ( X) atau X2 )

Untuk mendapatkan harga a dan harga b dipergunakan mmus :

n EXY-(EX)(EY)

(Sudjana, 1996:315) n EX' - (EX)7

(EY)(EX22)-(EX2)(EX2Y)

nEX22 - (EX2)2

c. Menghitung signifikansi dan linieritas dengan menggunakan persamaan

regresi melalui tabel Analisis Varians (ANAVA), bentuk tabelnya sebagai

berikut:

(42)
[image:42.595.89.493.85.564.2]

Tabel 3. Analisis Varians

Sumber

Varians

Dk JK RJK F

Total n wi1 itf Regresi (a) Regresi (b/a) Residu 1 1 n-2

(XYj)2 / n

, (EX) (SY) x

Jkreg=b^LXY )

Jkres =E(Y-Y)2

(SYi)2 / n

S2reg= JK (b/a) I (Y - Y)2

S2

o reg

l1

b res

^ res

n - 2

Tuna Cocok

Kekeliruaii k-2

n-k

JK-rc = Jkres - JKE

JkE=s(sY2-

)

x n

JKtc

S2TC

b TC

-k - 2

JKE

f

-S2E

b TC

-k-2

d Menguji signifikansi regresi dengan jalan membandingkan nilai Fhitung (S2

reg / S2 res) dengan Ftabei dimana taraf signifikansi (a = 0,05) dan dk = n-2.

Kriterianya, jika Fhitung > Ftabei, maka regresi Y atas X ( X] atau X2 )

signifikan, tetapi jika sebaliknya Fhitung < Ftabei, maka regresi Y atas X

tidak signifikan.

e. Menguji linieritas hubungan fungsional antara variabel Xi, X2 dengan variabel Y menggunakan analisis regresi ganda, adapun tahapan-tahapannya adalah :

(43)

1). Menentukan persamaan regresi 3 variabel, yaitu :

Y = a + biEX,+b2EX2

untuk mendapatkan besarnya harga-harga a, bi, dan b2 digunakan mmus

yang dikemukakan oleh Sudjana (1996:348):

EXiY

= bj EXi2 +b2 EX, X2

EX2Y

= bi EXi X2 +b2 EX22

a = Y-biX, - b2X22).

2). Uji koefesien regresi dengan menggunakan mmus yang dikemukakan

Sudjana (1996:355), yaitu:

R2 (n-m-1)

Fhitung

m(l-R)

selanjutnya membandingkan nilai Fhitung dengan Ftebel, jika Fhitung

> Ftabei, maka regresi Y atas X, dan X2 adalah signifikan.

f. Mencari koefisien korelasi dengan tujuan untuk mengetahui besamya

keeratan hubungan antara variabel X (X, dan X2) dengan variabel Y.

Untuk menghitungnya digunakan mmus :

nEXY - (£X)(EY)

ryx

(Sudjana, 1996:369)

\ {nSX2-(E)2}{n£Y2-(EY)2}

g. Menguji signifikansi koefisiensi korelasi dengan mmus :

t =

V7^r>

(44)

h. Mencari Koefisien Determi nasi

kd = 1^x100%

(45)
(46)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan KKG yang mempakan salah satu wadah untuk meningkatkan profeasional guru dapat memberikan pengamh yang positif dan signifikan terhadap kinerja gum SD, terbukti dengan perhitungan statistik yang menunjukan koefisien korelasi r = 0,699, dengan demikian terhadap hubungan

yang signifikan terbukti dengan kebermaknaan terhitung = 7,759 > t tabel =

2,00 pada taraf signifikan 0,05 dan dk = n - 2 = 63. Dan diperoleh perhitungan

kadar sumbangan atau koefisien determinasi 48,86 % oleh KKG.

2. Latar belakang pendidikan gum SD memberikan hubungan dan pengamh yang

sangat rendah terhadap kinerja gum, terbukti dengan perhitungan statistik yang

nenunjukan koefisien korelasi r = 0,119 dengan demikian terhadap hubungan

yang tidak signifikan terbukti dengan kebermaknaan t hitung = 0,195 < t tabel

= 2,00 pada taraf statistik 0,05 dan dh = n - 2 = 63. Dan diperoleh perhitungan

kadar sumbangan atau koefisien determinasi 1,141 % oleh latar belakang

pendidikan.

3. Kegiatan KKG dan Latar Belakang Pendidikan secara bersama-sama

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru terbukti dengan

perhitungan statistik yang menunjukan koefisien korelasi r = 0.712 Dengan

(47)

demikian terdapat hubungan yang signifikan, terbukti dengan kebermaknaan t hitung = 32,09 > t tabel = 2,00, kd = 50,7 %. Pada taraf signifikan 0,05 dan dk = n - 2 = 63. Dan diperoleh perhitungan kadar sumbangan atau koefisien

determinasi 50,7 %

B. IMPLIKASI

V<££~^^-~ '

Dari hasil temuan penelitian dan kesimpulan yang didapat, ada beberapa

implikasi yang perlu mendapat perhatian sebagai berikut:

Dari hasil penelitian ini secara konsisten menunjukan bahwa kegiatan KKG dapat mempengamhi mutu pendidikan. Artinya semakin tinggi kinerja gum semakin tinggi pula kemungkinan meningkatnya mutu pendidikan. Gum sebagai ujung tombak pelaksana program pendidikan. Dengan demikian berbagai tuntutan berada pada baik tidakya gum dalam melaksanakan tugas.

Pembuktian dari hasil temuan penelitian pada pernyataan diatas memberikan implikasi sebagai berikut:

1. Kinerja gum dapat meningkat apabila kegiatan KKG dapat dilaksanakan dengan baik dan mtinitas. Pelaksanaan KKG yang baik ditandai dengan

pengelolaan KKG yang berazaskan keterpaduan pada peningkatan mutu

pembelajaran.

2. Dengan penyelenggaraan KKG sebagai wadah pembinaan dan peningkatan

kemampuan gum SD hams benar-benar memperhatikan kondisi dan

faktor-faktor yang mempengamhinya atau berdasarkan atas analisis kebutuhan. Dengan demikian hasilnya benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh para gum SD.

(48)

Hasil penelitian variabel latar belakang pendidikan dengan kinerja guru

membuktikan bahwa latar belakang pendidikan sangat rendah memberikan pengamh terhadap kinerja gum, hal ini memberikan implikasi antara lain bahwa

1. pengembangan dan peningkatan professional guru SD diperlukan bagi

semua gum dengan tidak melihat latar belakang pendidikan gum tersebut.

Karena hasil penelitian ini menunjukan bahwa tinggi rendahnya latar

belakang pendidikan belum tentu menunjukan tingkat professional gum.

2. Memberikan kesempatan kepada guru SD untuk mengikuti berbagai bentuk

Diklat, Lokakarya, Penataran, Seminar dan sebagainya yang dapat

memuaskan gum untuk memperoleh kesempatan mengembangkan karirnya

sebagai seorang professional tanpa memprioritaskan latar belakang pendidikan gum yang ada.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa KKG dan Latar Belakang Pendidikan

secara bersama-sama mempengamhi kinerja gum. Kesimpulan tersebut

memberikan implikasi antara lain :

1.

Penyelenggaraan kegiatan KKG dengan memperhatikan latar belakang

pendidikan perlu dilakukan secara terns menems sampai gum merasakan

adanya peningkatan kinerja dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan

dan sikap sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya.

2. Penataan kelembagaan KKG dalam hal kepengurusan dan penentuan tutor

atau gum pemandu perlu adanya keterpaduan dengan melihat latar belakang

pendidikan gum, sehingga menunjukkan seluruh guru ada rasa saling

memiliki dan menghormati.

(49)

Selain Implikasi yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini ^ielr!^M^a|^^ £ //

implikasi terhadap penelitian lebih lanjut, hal ini memungkinkan karena RgC^^ftjS^l^!.'

ini bam terbatas pada variabel KKG dan latar belakang pendidikan pada populasi

yang telah ditetapkan, sehingga memungkinkan dilakukan penelitian lebih lanjut

dan akurat.

C. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, ada beberapa rekomendasi yang dapat penulis sampaikan yaitu :

1. Pihak Institusi

Institusi yang dimaksud adalah Dinas Pendidikan baik di tingkat kabupaten maupun Kecamatan antara lain :

a. Program kelompok kerja gum dapat dijadikan program kerja skala prioritas bagi pembinaan professional gum SD, dengan penyusunan program KKG yang melibatkan selumh unsur terkait dari mulai gum, Kepala sekolah, Pengawas TK/SD, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan dan Subdin Pendidikan TK/SD sehingga adanya program keterpaduan dari setiap unsur tersebut. Begitu juga adanya pelaksanaan pemecahan masalah yang ada di

KKG yang di bahas lebih lanjut dari mulai tingkat KKG di Gugus sampai

pada tingkat Kelompok Kerja Pengawas Sekolah di Tingkat Kabupaten secara

aktif dan mtinitas.

b. Dalam hal latar belakang pendidikan gum SD, pihak institusi dapat

memberikan kesempatan kepada gum-gum untuk meningkatkan atau

mengikuti pendidikan yang lebih tinggi baik dengan bantuan materi/anggaran

(50)

pemerintah maupun non materi atau jika mungkin membuka peluang untuk

mengadakan kerjasama dengan perguruan tinggi Fakultas Keguruan lain yang dibiayai oleh pemerintah daerah. Selain pernyataan diatas, para gum diharapkan untuk dapat memberikan kesempatan mengikuti kegiatan-kegiatan

pembinaan lainnya seperti : penataran-penataran, seminar, lokakarya, Diklat,

Workshop dan sejenis lainnya, sehingga dampak pada peningkatan kinerja

gum SD dapat dihasilkan dengan yang diharapkan. 2. Pihak Penyelenggara dan Pembina Teknis

a. Kegiatan KKG perlu tems diberdayakan dengan manajemen yang baik dan

teratur dari mulai perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pengawasan sampai

pada tindak lanjut yang mempakan satu sistem kegiatan yang tidak terpisahkan satu sama lain dengan melibatkan berbagai komponen yang ada di

KKG.

b. Selalu mensosialisasikan program pendidikan yang diperoleh baik ditingkat

yang lebih atas maupun hasil pemmusan program yang telah disusun kepada para gum khususnya menyangkut program kegiatan belajar mengajar.

c. Penyelenggara dan pembina teknis hams dapat menumbuhkan kekompakan

dan kebersamaan diantara para gum sekolah dasar dengan menganut prinsip

Ing ngarso sungtulodo, ing madyo mangunkarso, tut wuri handayani dengan tidak membeda-bedakan latar belakang pendidikan.

d. Adanya pengkajian yang sistematis dan berkelanjutan terhadap keberadaan

KKG, Latar Belakang Pendidikan maupun kinerja guru Sekolah Dasar berserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, untuk membina dan

(51)

meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta sikap gum dalam mengajar dan kegiatan lainnya yang mendukung.

e. Penyelenggara dan pembina teknis pendidikan hams secara mtin melakukan

pembinaan/supervisi kepada gum dan kepala sekolah.

3. Peneliti Iain

Penulis menyadari penelitian yang dilakukan ini, masih ada kelemahan-kelemahan yang hams disempurnakan kembali. Kecendemngan ini tentu akan mempengamhi hasil temuan penelitiannya, sehingga penelitian ini masih perlu ditindaklanjuti oleh peneliti lain agar lebih bermakna.

4. Masyarakat

Masyarakat yang dalam hal ini tergabung dalam organisasi dewan sekolah, penulis harapkan selalu ikut melaksanakan pengawasan dan memikirkan proses peningkatan kualitas pendidikan khususnya peningkatan profesional dan kinerja gum SD di sekolah masing-masing.

(52)
(53)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, I. (2000), Administrasi Pendidikan, Teori, Konsep dan Issue. Bandung

PPS UPI.

Arif, J. (1982). Andragogi. Bandung : Angkasa

Arikunto, S. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

(1999). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi

Aksara

(1998). Prosedur Penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta :

Rineka Cipta

Burhanuddin. (1994). Analisis, Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan

Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Castetter, WB. (1996). 77k? Human Resource Function in [educational

Administration. New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Coch and Freeh. (1972). Human Behavior, Tanpa Penerbit dan kota

Chushway, B. (1999). Human Resource Management. Jakarta : Elex Media

Komputindo

Depdikbud. (1997). Pedoman Administrasi Sekolah Dasar, Jakarta: Ditjen

Dikdasmen

(1996). Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah, Jakarta: Dirjen

Dikdasmen

Dharma, A. (1998) . Perencanaan Pelatihan, Pusdiklal Pegawai Depdikbud.

(54)

Djaelani, AR. (1998). Profil Pembinaan Kemampuan Profesional guru pada SD

Inti Kotamadya Banda Aceh (Disertasi). Bandung : PPS

Djazuli, A.(1997). Penyelenggaraan Pendidikan di SD. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdikbud

Engkoswara.(2002). Lembaga Pendidikan sebagai Pusat Pembudayaan, Bandung

: Yayasan Amal Keluarga

(2001). Paradigma Manajemen Pendidikan, Menyongsong Otonomi

Daerah. Bandung: Yayasan Amal Keluarga

(1999). Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung : Yayasan Amal

Keluarga.

(1987). Dasar-dasarAdministrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Faisal, S. (1981). Pendidikan Luar Sekolah di dalam Sistem Pendidikan dan

Pembangunan Nasional. Surabaya : Usaha Nasional

Fattah, N. (1996). Ixindasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya

Gaffar, F. (1987). Perencanaan Pendidikan Teori danMetodologi. Jakarta :

Depdikbud

Gage and Berliner. (1975). Educational Psychology. Chicago: Rand Mc. Nally

Hadi Waratama. (1989). Pengembangan Mutu Kejuruan di Indonesia. Bandung :

PPG Teknologi

Hadjar, I. (1996). Dasar-dasar MeUxlologi Penelitian Kwalitatif Dalam

Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Handoko. (1997). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta : BPFE

Huda, N. (1994). Proses Pendidikan Guru : Penguasaan Bahan Kajian,

Pengembangan Pribadi, dan Penguasaan Metodologi. Mimbar

Pendidikan, 3, 32. Bandung: University Press IKIP Bandung.

Jalal, F dan Supriadi, D (2001). Reformasi Pendidikan dan Konteks Otonomi

Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

(55)

Johnson, CE. (1974;. A Meaning for Competency. Competency Based Education

Center College ofEducation University of Georgia Athens. Georgia

Jusuf, UM. (1997). Pengetahuan dan Keterampilan Penyelia. PT. Aerowisata

Gartering Service Bidang Pengelolaan dan Penyajian Makanan Terhadap

Kinerja Penyelia. Tesis. PPS IKIP Bandung

Kamil, M. (1997). Pengamh Faktor - Faktor Kelompok Terhadap Partisipasi

' Pembelajaran. Tesis. Bandung :PPS IKIP

Kep.Dirjen Dikdasmen Nomor 079/C/Kep/I/1993. (1993). Sistem Pembinaan

Profesional Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah melalui KKG,

KKKS, dan KKPSyang tergabung dalam Gugus. Jakarta : Depdikbud

Makmun, AS. (2001). Psikologi Kependidikan. Perangkat Sistem Pengajaran

Modul. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Mali, P. (1978). Improving Total Productivity, MBO Strategies for Bussiness

Government, and not for Provil Organization. Toronto : John Wiley and

Sons. New York : Chucester, Brisbane

Mappa, S. (1994). Teori Belajar Orang Dewasa Proyek Pembinaan dan

Peningkatan Mutu Remaja Kependidikan. Jakarta: Ditjen Dikti

Mitchell (1978). People in Organization Understanding Their Behavior. Tokyo :

Mac Graw Hill. Kogakusha Ltd.

MPRRI(1998).

Ketetapan MPR

RI termasuk GBHN Tahun 1998-2003.

Surabaya: Bina Pustaka

Muhtadi, D. (2000). Pengamh Pembiayaan Kelompok Kerja Guru Terhadap

Produktivitas Kerja Guru. Tesis pada PPS UPI Bandung : Tidak di

terbitkan

Nasri. (2000). Pengelolaan Gugus Sekolah Dasar di Kabupaten Indragilir Hilir

Propinsi Riau. Tesis Pada PPS UPI Bandung Tidak di Terbitkan

Nawawi, H.(1983). Organsisasi Sekolah dan Pengelolaan Kerja. Jakarta:

Gunung Agung

Nawawi, H. dan Hadari, M. (1994). Ilmu Administrasi. Jakarta Ghalia Indonesia

Panji (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, 1(2000). Perencanaan Pembangunan Pendidikan, Visi dan Misi

Pembangunan Pendidikan Nasional. Jakarta. Biro Perencanaan

(56)

Purwanto, MN. (2000). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung :

PT. Remaja Rosda Karya

Saprudin, Y.(2002, Febmari). Peran Kepribadian Guru Terhadap Keberhasilan

Belajar Anak Didik. Suara Daerah Majalah Pendidikan, 370,33-39.

Bandung: Karya Kita Offset

Satori, D. (2000). Perencanaan Pembangunan Pendidikan, Sasaran Pembangunan Pendidikan. Jakarta: Biro Perencanaan

(1999). Perencanaan Pendidikan Makro dan Mikro. Jakarta : Biro

Perencanaan

(1997). Studi Evaluatif Efektivitas Pengelolaan Gugus SD, Laporan Penelitian. Bandung : FIP IKIP

(1989). Pengembangan Model Supervisi Sekolah Dasar. Disertasi

Pada PPS IKIP Bandung : Tidak di Terbitkan

Sayles and Strauss (1977). Personnel Tlie Human Problem of Management.

India, New Delhi: Prentice Hall

Sianipar, SJ. (1999) Perencanaan Peningkatan Kinerja. Jakarta : LAN - RI Smith, AW. (1982). Management System Analysis and Application. New York

:Holt Sanders International Edition,

Soehartono, I. (1999) Metode Penelitian Sosial. Bandung : Remaja Rosda Karya

Offset

Subino. (1982). BimbinganSkripsi. Bandung : ABA Yapari

Sudjana. (1998). Dasar-dasar Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Bam

(1996). Meioda Statistika. Bandung : Tarsito

Sudjana - Ibrahim, N. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung :

Sinar Bam

Sugiyono (1999). Metode Penelitiani Administrasi'. Bandung: Alfabeta

Supriadi, D. (1999). Mengangkat Citra dan Martahat Guru, Yogyakarta : Adicita

Karya Nusa

(57)

Sumanto (1990). Metodologi Penelitian Sosia*I dan Pendidikan, Aplik

Kuantitatifdan Statistika Dalam Penelitian. Yogyakarta :And,

c iu a w (7000^ Menzgagas Pendidikan Rakyat ; Otosenfrisitas

^Pe^didYkan ^Wala^pLkP^bang^. Bandung :Alqaprint

Sutisna, O. (1989). Administrasi Pendidikan, Dasar Teoritis untuk Praktek

Profesional. Bandung: Angkasa

Sutopo dan Soemanto (1986). Pe„ga,„ar Opems.onal AM**** PenclMan.

Surabaya: Usaha Nasional

Syah, M. (2000). Psikologi Belajar. Jakarta: Logos

Tangyong, AF dkk. (1990). Buku Panduan Kelompok Kerja Guru. Jakarta

Depdikbud

Umar, H. (1996). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisas. Jakarta

Gramedia

UU no. 2/1989 (1989). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Sinar Grafika

Usman, A. dan Akbar, PS. (2000). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta :PT

Bumi Aksara

Usman, IvlU. (2001). Menjadi Guru Profesional Bandung PT. Remaja Rosda

Karya

Wahab AZ (1987) ImplementsKonsep Pena^hOan Tujfuma^CaraBel^ar

\f^a Aktif oleiHGuru SMAN Kabupaten Bandung. Disertasi Pada PPS

IKIP Bandung : Tidak di Terbitkan

Wijaya (1998). Kemampuan Gum Dalam PBM Bandung :Rosda Karya

Bandung : Tidak di Terbitkan

Gambar

Gambar 1Kerangka Pemikiran Variabel Penelitian
Gambar 2 : Mekanisme Pembinaan Guru melalui KKG
Tabel 1.Keadaan Jumlah Gum SD
Tabel 2.Keadaan Sampel Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

(2011) menjelaskan bahwa kepala sekolah sebagai manajer dituntut memiliki kesiapan untuk mengelola sekolah, kemampuan dan kemauan muncul manakala para pemimpin sekolah dapat

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli dan menyerahkan rekaman/copy untuk setiap data yang telah dikirim melalui form isian elektronik aplikasi

hal ini disebabkan beberapa faktor seperti kesulitan mencari dan mendapatkan anggota koperasi yang jujur, berkarakter baik dan berintegrasi tinggi, tingginya risiko yang

Kepemimpinan yang dimaksud adalah kemampuan kepala sekolah dalam membina dan membimbing guru untuk melaksanakan KBM terutama kegiatan merencanakan, melaksanakan proses

Pengakuan dalam hukum Internasional adalah tindakan politis suatu negara untuk mengakui negara baru sebagai subyek hukum internasional yang mengakibatkan hukum tertentu... JB Moore

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan/Program Studi

It also explains how this e-procurement policy implementation method works and its relation with transparency in public procurement at Health Agency at Medan

In this paper, the writer tries to translate a text; entitled News and Entertainment Media. This is a story about news and entertainment media which is growing fast