No. Daftar FPIPS: 2067/UN.40.2.2/DU 2014
STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS
PENDIDIKAN POLITIK
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan
oleh
Rifa Anggyana
1000364
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Rifa Anggyana, 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Kegunaan Penelitian ... 6
E. Penjelasan Istilah ... 7
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Organisasi Kemahasiswaan ... 9
1. Teori Organisasi dan Perilaku Organisasi ... 9
2. Organisasi Kemahasiswaan... 10
3. Tujuan dan Fungsi Organisasi Kemahasiswaan ... 12
4. Organisasi Kemahasiswaan Tingkat Universitas ... 14
5. Organisasi kemahasiswaan Tingkat Fakultas ... 16
6. Eksistensi Organisasi Kemahasiswaan ... 16
7. Kepemimpinan Organisasi Kemahasiswaan ... 17
8. Hambatan dan Upaya Organisasi Kemahasiswaan ... 22
B. Pendidikan Politik ... 23
1. Pengertian Pendidikan Politik ... 23
3. Bentuk-Bentuk dan Landasan Hukum Pendidikan Politik .. 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 27
B. Teknik Pengumpulan Data ... 28
C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 30
D. Tahap-Tahap penelitian ... 32
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 34
F. Uji Validitas Data Penelitian ... 35
G. Jadwal Penelitian Skripsi ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Gambaran Umum UPI dan Organisasi Kemahasiswaan di UPI... 39
1. Profil UPI ... 39
2. Profil BEM REMA UPI ... 42
3. Profil Senat Mahasiswa FPIPS ... 44
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46
1. Pengelolaan Manajemen Organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 47
2. Gaya Kepemimpinan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam rangka Pendidikan Politik ... 51
3. Aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 54
4. Relasi/hubungan dengan Mahasiswa dan Organisasi lain antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 56
Rifa Anggyana, 2014
Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas
dalam Konteks Pendidikan Politik ... 58
6. Upaya yang dilakukan untuk Meningkatkan Eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 60
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61
1. Perbedaan Pengelolaan Manajemen Organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 61
2. Perbedaan Gaya Kepemimpinan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 65
3. Perbedaan Aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 69
4. Perbedaan Relasi/hubungan dengan Mahasiswa dan Organisasi lain antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik... 73
5. Perbedaan Hambatan-hambatan yang dihadapi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 77
6. Perbedaan Upaya yang dilakukan untuk Meningkatkan Eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik ... 81
C. Kerangka Hasil Penelitian ... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 92
ABSTRACT
RIFA ANGGYANA (1000364) STUDI KOMPARATIF BADAN
EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK
This study was begun by the appearance of UPI students’ organization activity problem, such as: a) students’ apathies attitude upon students’ organization, b) the lack of students’ participation on the organization. The
problems are formulated as follows: a) What are the differences between Students Executive Board at University level and Faculty on its organization management in Politics education? b) What are the differences between Students Executive Board at University level and Faculty on its leadership style in politics education? c) What are the differences on activities between Students Executive Board at University level and Faculty on its leadership style in politics education? d) What are the differences on students and other organization relation between Students Executive Board at University level and Faculty on its leadership style in politics education? e) What are the differences on obstacles may be found between Students Executive Board at University level and Faculty on its leadership style in politics education? f) What are the differences on existence improvement endeavor between Students Executive Board at University level and Faculty on its leadership style in politics education?. This study adopted a grand theory on organization made by Bernard. The writer used comparative study to show as qualitative study. Within this method, the writer is enabled to differ between BEM (Students Executive Board) REMA UPI and FPIPS Students Senate. Data collecting technique was conducted by means observation, interview, literature study and document analysis. This study was conducted in UPI with BEM REMA
UPI’s main organizer, FPIPS Students Senate and UPI Students Guide as
participants in this study. Findings of this study are: a) Organization management is badly needed in an organization especially the one provided in UPI, b) Leadership style in UPI organization is open minded and democratic, c) Students Organization activities are based on perfect fit working program within its job description and function, d) Conducted relation within UPI Students’
Organization, for instance, with department’s Students Association (HIMA). e) The students’ organization obstacle is the lack of time dividing between academic
ABSTRAK
RIFA ANGGYANA (1000364) STUDI KOMPARATIF BADAN
EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mahasiswa merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri melainkan butuh berinteraksi dengan yang lainnya, interaksi dapat
dilakukan dengan aktif atau ikut berpartisipasi dalam sebuah organisasi.
Mahasiswa di berbagai belahan dunia telah mengambil peran penting
dalam sejarah suatu negara. Mahasiswa merupakan calon pemimpin di masa
yang akan datang di suatu negara. Mahasiswa juga dipandang sebagai agen
perubahan (agent of change) yang sanggup menjadi sarana perubahan bagi
suatu bangsa dan negara. Para mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of
change) harus mengikuti perjuangan-perjuangan terdahulu Bung Karno dan
Bung Hatta.
Saat ini, mahasiswa di berbagai perguruan tinggi mengalami
permasalahan dalam hal kegiatan organisasi kemahasiswaan khususnya di
kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Permasalahan tersebut yaitu a)
Sikap apatis mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan. b) Kurangnya
partisipasi mahasiswa terhadap Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat
Universitas dan Fakultas.
Sikap apatis dan kurangnya partisipasi mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia terhadap Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat
Universitas dan Fakultas merupakan yang melatar belakangi kurangnya
peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam
melaksanakan tugasnya dengan baik. Apapun kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan
Fakultas tidak akan berjalan dengan baik sesuai rencana apa yang
dicita-citakan.
Partisipasi mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan di
2
dilihat dari hasil Pemilihan Umum BEM REMA UPI. Berdasarkan hasil
penelitian Saepudin (2011: 95) mengenai model pembelajaran demokrasi
melalui pengembangan organisasi kemahasiswaan yang menyatakan bahwa:
Partisispasi mahasiswa dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden BEM REMA UPI masih kurang, hal tersebut nampak dari jumlah pemilih yang memberikan suaranya dalam pemilu. Dari 36.024 mahasiswa UPI yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) hanya 9.502 mahasiswa yang memberikan suara.
Dari hasil penelitian tersebut, bahwa partisipasi mahasiswa terhadap
penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden BEM
REMA UPI masih rendah.
Kemudian, berdasarkan hasil pra penelitian dengan menggunakan
angket yang dilakukan oleh peneliti di kampus Universitas Pendidikan
Indonesia dengan sampel secara acak 10 mahasiswa dari tiga Fakultas yaitu
FIP, FPIPS dan FPOK.
Setelah melalui penyebaran angket terungkap bahwa peranan Badan
Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas belum optimal dalam
melaksanakan tugasnya sehingga tidak dapat mendongkrak eksistensi
organisasi kemahasiswaan tersebut.
Hal ini dapat terlihat dari a) Kurangnya mahasiswa mencari
informasi mengenai Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan
Fakultas. b) Kurangnya mahasiswa mengamati perkembangan mengenai
Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas. c) Kurangnya
mahasiswa ikut berpartisipasi/keikutsertaan dalam berbagai kegiatan
kemahasiswaan yang telah direncanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa
tingkat Universitas dan Fakultas.
Motivasi mahasiswa dalam hal organisasi kemahasiswaan sebagai
pendidikan politik di kampus Universitas Pendidikan Indonesia masih
kurang. Dari hasil penelitian Kosasih (2011: 98) mengemukakan bahwa:
kemahasiswaan bukan merupakan kebutuhan bagi mahasiswa dewasa ini. Motivasi dalam berorganisasi khususnya organisasi kemahasiswaan semakin hari semakin menurun, penurunan minat mahasiswa dalam berorganisasi dewasa ini karena mahasiswa lebih memilih mengedepankan akademiknya saja sehingga melupakan keorganisasian mahasiswa. Padahal organisasi mahasiswa merupakan kendaraan dan jalan pembuka menuju masa depan serta sebagai jalan pendidikan politik bagi mahasiswa.
Dari hasil penelitian tersebut, bahwa organisasi kemahasiswaan
semakin hari semakin menurun, hal ini disebabkan mahasiswa lebih
mengedepankan akademik dan melupakan organisasi. Organisasi
kemahasiswaan merupakan jalan menuju masa depan dan jalan pendidikan
politik untuk mahasiswa.
Meskipun tidak semua mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia
ikut dalam Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas.
Akan tetapi kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Universitas Pendidikan
Indonesia ini akan menjadi pembelajaran dalam organisasi di kampus dalam
rangka pendidikan politik.
Apabila masalah itu dibiarkan tanpa adanya suatu solusi, maka akan
menimbulkan dampak yang akan menghambat dalam kegiatan-kegiatan
kemahasiswaan yang direncanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat
Universitas dan Fakultas.
Oleh karena itu, pentingnya peranan pemimpin di dalam sebuah
organisasi kemahasiswaan sangatlah diperlukan untuk mencapai tujuan
tertentu yang dinginkan dari organisasi tersebut. Selain itu, perilaku
organisasi sangat diperlukan untuk mendongkrak eksistensi Badan Eksekutif
Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas.
Untuk itu, meskipun banyak penelitian sebelumnya yang membahas
tentang organisasi kemahasiswaan. Dengan demikian penelitian ini
sangatlah berbeda dengan penelitian sebelumnya karena memiliki ciri khas
4
Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan
Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik.
Berangkat dari pemaparan diatas, penulis merasa tertarik untuk
meneliti secara mendalam, yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi
dengan judul:
STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan,
penulis dapat mengidentifikasi masalah umum yang akan diungkap
dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Studi Komparatif Badan Eksekutif
Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan
Politik?
2. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini,
maka masalah umum tersebut dijabarkan sebagai masalah khusus yang
menjadi rumusan masalah penelitian ini, yaitu:
a. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal pengelolaan manajemen
organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan
Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?
b. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal gaya kepemimpinan
antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas
dalam Konteks Pendidikan Politik?
c. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal aktifitas/kegiatan antara
Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam
d. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal tingkat relasi/hubungan
dengan mahasiswa dan organisasi lain antara Badan Eksekutif
Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks
Pendidikan Politik?
e. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal hambatan-hambatan yang
dihadapi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan
Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?
f. Perbedaan-perbedaan apa saja dalam hal upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat
Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Studi
Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas
dalam Konteks Pendidikan Politik.
2. Tujuan Khusus
Selain tujuan umum, penelitian ini pula memiliki tujuan khusus
yakni untuk:
a. Mengetahui perbedaan pengelolaan manajemen organisasi antara
Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan Fakultas dalam
Konteks Pendidikan Politik
b. Mengetahui perbedaan gaya kepemimpinan antara Badan Eksekutif
Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks
Pendidikan Politik
c. Mengetahui perbedaan aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif
Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks
6
d. Mengetahui perbedaan tingkat relasi/hubungan dengan mahasiswa dan
organisasi lain antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas
dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik
e. Mengetahui perbedaan hambatan-hambatan yang dihadapi antara
Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam
Konteks Pendidikan Politik
f. Mengetahui perbedaan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan
Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi
dan data mengenai Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat
Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka dapat diperoleh kegunaan sebagai berikut:
1. Segi Teoritis
Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan
sesuatu yang berguna dalam tataran teoritis bagi pelaksanaan penelitian
dan pengembangan keilmuan tentang organisasi dalam konteks
Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Segi Kebijakan
Secara kebijakan penelitian ini diharapkan dapat mengurangi
permasalahan dalam hal Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa
tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik.
3. Segi Praktis
a. Diketahuinya perbedaan pengelolaan manajemen organisasi antara
Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan Fakultas dalam
Konteks Pendidikan Politik
b. Diketahuinya perbedaan gaya kepemimpinan antara Badan
Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam
Konteks Pendidikan Politik
c. Diketahuinya perbedaan aktifitas/kegiatan antara Badan Eksekutif
Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks
Pendidikan Politik
d. Diketahuinya perbedaan tingkat relasi/hubungan dengan mahasiswa
dan organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat
Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik
e. Diketahuinya perbedaan hambatan-hambatan yang dihadapi antara
Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam
Konteks Pendidikan Politik
f. Diketahuinya perbedaan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas
dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik
4. Segi Isu
Secara isu penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
bagaimana Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat
Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik.
E. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan istilah-istilah
yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi
pengertian dari setiap istilah tersebut sebagai berikut:
8
Sudarman (2004: 34) mengemukakan bahwa organisasi
kemahasiswaan juga sebagai wadah pengembangan kegiatan
ekstrakurikuler mahasiswa dipergurua tinggi yang meliputi
pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran
mahasiswa itu sendiri.
2. Pendidikan Politik
Alfian (1978: 235) mengemukakan bahwa pendidikan politik
(dalam arti kata yang lebih ketat) dapat diartikan sebagai usaha yang
sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat sehingga
mereka memehami dan menghayati betul nilai-nilai yang terkandung
dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi yang berisi rincian tentang urutan
penulisan.
a. Bagian pertama berupa pendahuluan yang berisi uraian mengenai latar
belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, penjelasan istilah dan sistematika penulisan.
b. Bagian kedua berupa kajian pustaka yang berisi mengenai organisasi
kemahasiswaan dan pendidikan politik.
c. Bagian ketiga berupa metode penelitian yang berisi mengenai
pendekatan dan metode penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi dan
subjek penelitian, tahap-tahap penelitian, teknik pengolahan dan
analisis data, uji validitas data penelitian dan jadwal penelitian skripsi.
d. Bagian keempat berupa hasil penelitian dan pembahasan yang berisi
deskripsi hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kerangka
hasil penelitian.
e. Bagian kelima berupa kesimpulan dan saran yang berisi mengenai
1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Sugiyono (2012: 15) mengemukakan bahwa:
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Dari pengertian di atas, bahwa metode kualitatif berlandaskan
pada filsafat postpositivisme dan dimana peneliti sebagai instrumen
kunci. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong 2007: 4) mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.
Sedangkan Creswell (2010: 4) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan
memahami makna yang-oleh sejumlah individu atau sekelompok
orang-dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.
Pemilihan pendekatan kualitatif karena sesuai dengan sifat dan
masalah serta tujuan peneliti yang ingin diperoleh yakni berusaha untuk
memperoleh gambaran yang nyata dan proses tentang peranan Badan
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
komparatif. Nazir (2013: 58) menjelaskan bahwa studi komparatif adalah
sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar
tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab
terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.
Studi komparatif untuk mengetahui perbandingan antara peranan
Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas. Dengan
demikian diharapkan peneliti dapat mencari informasi dan mendapatkan
data tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.
Selain itu, peneliti juga berusaha untuk mendapatkan pandangan dari
orang di luar sistem dari subjek penelitian atau dari pengamat untuk
menjaga subjektifitas hasil penelitian.
B. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang akan peneliti lakukan adalah:
1. Observasi
Menurut Nasution (Sugiyono 2012: 310) menyatakan bahwa,
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi.
Metode observasi digunakan untuk memperoleh gambaran
mengenai peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan
Fakultas dalam rangka Pendidikan Politik. Adapun yang menjadi objek
dalam penelitian ini adalah BEM REMA UPI dan Senat Mahasiswa
FPIPS.
2. Wawancara
3
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakap itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Dari pernyataan tersebut, bahwa wawancara merupakan
percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan
terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Dengan melakukan wawancara, yaitu untuk mengetahui apa yang
ada dalam pikiran orang lain secara mendalam mengenai Studi
Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas
dalam Konteks Pendidikan Politik. Wawancara yang dilakukan oleh
peneliti bertujuan untuk mengetahui:
a. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal pengelolaan manajemen
organisasi antara Badan Eksekutif Mahasiwa tingkat Universitas dan
Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?
b. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal gaya kepemimpinan
antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas
dalam Konteks Pendidikan Politik?
c. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal aktifitas/kegiatan antara
Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam
Konteks Pendidikan Politik?
d. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal tingkat relasi/hubungan
dengan mahasiswa dan organisasi lain antara Badan Eksekutif
Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks
Pendidikan Politik?
e. Perbedaan-perbedaan seperti apa dalam hal hambatan-hambatan yang
dihadapi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan
Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik?
f. Perbedaan-perbedaan apa saja dalam hal upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan eksistensi antara Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat
3. Studi Literatur
Studi literatur yaitu mempelajari buku-buku sumber untuk
mendapatkan data atau informasi teoritis yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
Dengan demikian studi literatur digunakan untuk memperoleh data
empiris yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
Dalam penelitian ini, peneliti membaca dan mempelajari sumber-sumber
informasi yang berkaitan dengan peranan Badan Eksekutif Mahasiswa
tingkat Universitas dan Fakultas.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan sejumlah
dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan
masalah penelitian seperti lokasi penelitian, keadaan penelitian, kegiatan
penelitian dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, studi dokumentasi dilakukan untuk
menelusuri dan menemukan informasi tentang peranan Badan Eksekutif
Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dari berbagai dokumen yang
tercatat agar data yang diperoleh lebih akurat. Dokumen yang ditelusuri
bisa berupa buku, jurnal, catatan harian, foto-foto kegiatan yang
berkaitan dengan penelitian.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229
5 2. Subjek Penelitian
Pengambilan subjek dalam penelitian ini dilakukan secara
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012: 300) bahwa:
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.
Dari pernyataan tersebut, bahwa purposive sampling merupakan
teknik pengambilan sampel sumber data dengan mempertimbangkan
tertentu, misalnya orang yang paling tahu tentang apa yang peneliti
harapkan atau penguasa sehingga memudahkan peneliti dalam
menjelajahi objek sosial yang diteliti.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
pengurus (inti) BEM REMA UPI dan pengurus (inti) Senat Mahasiswa
FPIPS yang duduk dalam kepengurusan antara lain satu orang ketua/wakil
ketua dan dua orang pengurus dari BEM REMA UPI dan Senat
Mahasiswa FPIPS. Selain itu, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
dan Kemitraan UPI, Kepala Divisi Pembinaan Organisasi
Kemahasiswaan UPI, Manajer Kemahasiswaan FPIPS.
Adapun alasan peneliti menentukan Pembantu Rektor Bidang
Kemahasiswaan dan Kemitraan UPI, Kepala Divisi Pembinaan
Organisasi Kemahasiswaan UPI dan Manajer Kemahasiswaan FPIPS
sebagai subjek penelitian karena BEM REMA UPI dilakukan pembinaan
dan pengembangan kemahasiswaan oleh Pembantu Rektor Bidang
Kemahasiswaan dan Kemitraan UPI dan Kepala Divisi Pembinaan
Organisasi Kemahasiswaan dan Senat Mahasiswa FPIPS dilakukan
Kemahasiswaan FPIPS. Untuk lebih jelasnya dalam subjek penelitian ini
[image:23.595.157.513.210.443.2]dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Jumlah
Pengurus (inti) BEM REMA UPI 3 orang Pengurus (inti) Senat Mahasiswa
FPIPS 3 orang
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan UPI
1 orang
Direktur Direktorat Pembinaan
dan Kemahasiswaan UPI 1 orang
Kepala Divisi Pembinaan
Organisasi Kemahasiswaan UPI 1 orang Manajer Kemahasiswaan FPIPS 1 orang
Jumlah 10 orang
Sumber: Diolah oleh peneliti 2014
D. Tahap-Tahap Penelitian
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan memilih masalah, menentukan
judul dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk menyesuaikan keperluan
dan kepentingan fokus penelitian yang akan diteliti. Lokasi yang dipilih
adalah kampus Universitas Pendidikan Indonesia yang difokuskan ke
BEM REMA UPI dan Senat Mahasiswa FPIPS.
Setelah judul dan masalah ditentukan maka peneliti mulai
melakukan studi lapangan untuk mendapatkan gambaran umum yang
nyata tentang subjek yang akan diteliti. Setelah peneliti mendapatkan
7
adalah menyusun pedoman wawancara dan format observasi sebagai
instrument untuk pengumpulan data yang diperlukan.
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis
menempuh proses perizinan sebagai berikut:
a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Ketua Jurusan
PKn.
b. Setelah memperoleh surat izin dari Ketua Jurusan PKn kemudian
diteruskan kepada Pembantu Dekan Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan atas nama Dekan FPIPS untuk mendapatkan surat
rekomendasi untuk disampaikan kepada Rektor UPI.
c. Selanjutnya peneliti menyerahkan surat izin dari UPI kepada Direktur
Pembinaan dan Kemahasiswaan UPI.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah selesai tahap persiapan, maka peneliti langsung terjun ke
lapangan untuk melaksanakan penelitian. Pelaksanaan penelitian
dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut:
a. Menghubungi ketua, pengurus dan anggota BEM REMA UPI dan
Senat Mahasiswa FPIPS untuk membuat janji mengadakan wawancara
mengenai peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan
Fakultas.
b. Menghubungi Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan
Kemitraan, Direktur Pembinaan dan Kemahasiswaan, Pembantu
Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FPIPS untuk membuat
janji mengadakan wawancara mengenai peranan Badan Eksekutif
Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas.
c. Melakukan wawancara dengan responden, kemudian hasil wawancara
d. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi kemudian
dianalisis antara peranan Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat
Universitas dan Fakultas dengan didukung oleh studi dokumentasi dan
studi literatur.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data ialah suatu langkah penting dalam
penelitian karena dapat memeberi makna terhadap data yang dikumpulkan
oleh peneliti. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan melalui suatu
proses yaitu menyusun, mengakategorikan data, mencari kaitan isi dari
berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya.
Kemudian setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek
penelitian, peneliti menuliskan kembali data-data yang terkumpul dengan
tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mendetail. Data
yang diperoleh dari hasil wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap
setelah didukung oleh hasil observasi, dokumentasi dan literatur.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari hasil wawancara, observasi
dan studi dokumentasi, maka peneliti melakukan prosedur pengolahan dan
analisis dari hasil pengumpulan data. Proses analisis data ini dimulai dengan
menelaah, memeriksa seluruh data dari berbagai sumber yaitu wawancara,
pengamatan, dan dokumentasi. Apabila jawaban yang diwawancarai setelah
dianalisis terasa belum memuaskan maka peneliti akan melajutkan
pertanyaan lagi sampai tahap diperoleh data yang kredibel.
Miles and Huberman (Sugiyono (2012: 337), langkah-langkah
analisis data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu:
9
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
2. Data Display (penyajian data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart dan
sejenisnya. Miles and Humberman (Sugiyono 2012: 341) menyatakan
“the most frequent form of display data for qualitative research databin the past has been narrative tex”.
Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci
akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap
aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi
bagian. Penyajian data selanjutnya dilakukan dalam bentuk uraian atau
laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang diperoleh.
3. Conclusion/verification
Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Pengujian validitas data dalam hasil penelitian ini menggunakan
berbagai macam teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara,
literatur dan dokumentasi. Sugiyono (2012: 372) mengemukakan bahwa
triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Melalui triangulasi penulis dapat melakukan pengecekan temuan saat
penelitian dengan membandingkan sumber, metode atau teori. Sebagaimana
diungkapkan Sugiyono (2012: 372) terdapat triangulasi sumber, triangulasi
teknik pengumpulan data dan waktu. Triangulasi dipandang penting
dilakukan oleh peneliti karena dengan triangulasi akan lebih meningkatkan
kekuatan data.
Dengan demikian data yang diperoleh melalui penggunaan teknik
observasi dan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dibuat dalam
bentuk catatan-catatan lapangan. Kemudian peneliti menunjukannya kepada
informan. Peneliti meminta mereka membaca dan memeriksa kesesuain
informasinya dengan apa yang telah dilakukan. Apabila ditemukan ada
informasi yang tidak sesuai maka peneliti harus segera berusaha
memodifikasinya apakah dengan cara menambah, mengurangi bahkan
menghilangkannya sampai kebenarannya dapat dipercaya.
Untuk menguji validitas data penelitian menggunakan triangulasi
sumber. Sugiyono (2012: 373) menjelaskan bahwa triangulasi sumber untuk
menguji krebilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Apabila digambarkan sebagai berikut:
BEM REMA
UPI
PEMBINA
KEMAHASISWAAN
SENAT
11
Gambar 3.1 Triangulasi Sumber
Sumber: Diolah oleh peneliti 2014
Sedangkan triangulasi teknik yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2012: 373 yaitu untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Apabila digambarkan triangulasi teknik sebagai berikut:
Gambar 3.2 Triangulasi Teknik
Sumber: Data diolah oleh peneliti 2014 Studi
Dokumentasi
Studi Literatur Wawancara
[image:28.595.150.510.322.567.2]BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menggambarkan tentang Studi Komparatif Badan
Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks
Pendidikan Politik. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan pengelolaan manajemen organisasi yang dilaksanakan BEM
REMA UPI yaitu dengan menempatkan orang sesuai dengan kapasitas dan
keinginannya dalam konteks pendidikan politik. Sedangkan pengelolaan
manajemen organisasi yang dilakukan Senat Mahasiswa FPIPS yaitu
dengan menerapkan kegiatan a) Planning. b) Organizing. c) Leading. d)
controlling melalui peranan yang harus dilakukan antar pribadi yang
sangat membantu menjalankan roda organisasi dalam konteks pendidikan
politik.
2. Perbedaan gaya kepemimpinan yang dilakukan BEM REMA UPI yaitu: a)
Terbuka, b) Open minded. c) Taat terhadap konstitusi AD/ART REMA
UPI, dimana semua organisasi kemahasiswaan di lingkungan UPI harus
mentaati AD/ART tersebut dalam konteks pendidikan politik. Sedangkan
gaya kepemimpinan yang dilakukan Senat Mahasiswa FPIPS yaitu
demokratis. Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang
utuh dalam konteks pendidikan politik.
3. Perbedaan aktifitas/kegiatan yang dilakukan BEM REMA UPI yaitu dalam
hal a) Budaya membaca. b) Budaya menulis. c) Budaya berdiskusi. d)
Pelayanan. e) Pendidikan politik. Diskusi-diskusi yang mengangkat isu
kebijakan nasional maupun internal kampus dalam konteks pendidikan
politik. Sedangkan kegiatan/aktifitas yang dilakukan Senat Mahasiswa
2
Pendidikan. c) Sosial dan minat bakat yang intinya menjalin suatu
komunikasi dan koordinasi antar organisasi kemahasiswaan di lingkungan
FPIPS dalam konteks pendidikan politik.
4. Perbedaan relasi/hubungan yang dilakukan BEM REMA UPI dengan
mahasiswa dan organisasi lain yaitu dengan cara koordinasi dalam setiap
agenda aksi, advokasi, kajian, iuran kemahasiswaan, kaderisasi, dan
program kerja lainnya dalam konteks pendidikan politik. Sedangkan
relasi/hubungan dengan mahasiswa dan organisasi lain yang dilakukan
Senat Mahasiswa FPIPS yaitu koordinasi, terutama dengan para anggota
yang tergabung dalam keanggotaan Senat Mahasiswa FPIPS dalam
konteks pendidikan politik.
5. Perbedaan hambatan yang dihadapi BEM REMA UPI yaitu: a) Apatisme.
b) Orientasi mahasiswa yang hanya mencukupi dirinya dengan agenda
kuliah. c) Perbedaan pola pemikiran. Sedangkan hambatan yang dihadapi
Senat Mahasiswa FPIPS yaitu: a) Masih ada himpunan yang belum
bergabung dan menolak Senat Mahasiswa FPIPS. b) Kurangnya
pendidikan politik sehingga kesadaran politik masih belum muncul di
setiap anggota. c) Banyaknya kesibukan anggota di organisasi lain, baik
himpunan maupun UKM. d) Belum adanya SOP yang jelas. d) Tidak
adanya sanksi yang pasti. e) Kurangnya sosialisasi visi misi organisasi
sehingga banyak anggota yang tidak tahu kemana harusnya bergerak.
6. Perbedaan upaya yang dilakukan BEM REMA UPI yaitu: a) Dengan cara
kontribusi aktif di aliansi organisasi kemahasiswaan tingkat nasional. b)
Kunjungan tokoh dan pengembangan jaringan. c) Masifikasi kampanye di
media sosial. d) Kemudian dengan mengadakan kegiatan yang membuka
rekruitmen terbuka pada seluruh mahasiswa UPI sehingga dapat
merasakan bagaimana beraktifitas pada skala tingkat universitas dalam
konteks pendidikan politik. Sedangkan upaya yang dilakukan Senat
Mahasiswa FPIPS yaitu: a) Dengan cara merancang dan membuat program
dan umumnya bagi mahasiswa UPI. b) Mengadakan kegiatan-kegiatan
seperti seminar, advokasi buat mahasiswa FPIPS. c) Saat mengadakan
kegiatan tersebut harus mengambil peluang dan waktu yang tepat agar
acara tersebut terlihat dan terasa oleh semua kalangan baik di fakultas,
universitas dan luar kampus dalam konteks pendidikan politik.
B. Saran
Setelah mengkaji permasalahan yang dimunculkan dalam penelitian,
maka peneliti memiliki pemahaman dan penilaian. Adapun
saran/rekomendasi yang dapat peneliti berikan diantaranya:
1. Untuk Lembaga UPI
a. Lembaga UPI harus mendukung dalam hal kegiatan organisasi
kemahasiswaan dalam konteks pendidikan politik.
b. Lembaga UPI harus mendukung dan memfasilitasi kegiatan organisasi
kemahasiswaan dalam konteks pendidikan politik.
c. Lembaga UPI harus mendukung dan menyediakan sekretariat yang
representative untuk kegiatan kemahasiswaan dalam konteks
pendidikan politik.
2. Untuk Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
a. Harus memberikan contoh yang baik bagi mahasiswa agar dapat
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Harus memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa organisasi
kemahasiswaan sangatlah penting untuk berlatih menjadi pemimpin
dalam konteks pendidikan politik.
c. Harus mendukung dan memotivasi mahasiswa agar mengikuti
organisasi kemahasiswaan di lingkungan UPI dalam konteks
pendidikan politik.
4
a. BEM REMA UPI harus mewadahi dan mengkoordinir minat, bakat dan
potensi diri yang dimiliki oleh mahasiswa di lingkungan UPI dalam
konteks pendidikan politik.
b. BEM REMA UPI harus melakukan kegiatan-kegiatan yang
meningkatkan budaya membaca, menulis dan berdiskusi di kalangan
mahasiswa dalam konteks pendidikan politik.
c. BEM REMA UPI harus bisa merangkul dan mampu menampung
aspirasi mahasiswa UPI dalam konteks pendidikan politik.
d. BEM REMA UPI harus bisa turun langsung ke lapangan melihat
kondisi organisasi kemahasiswaan yang ada di lingkungan UPI dalam
konteks pendidikan politik.
e. BEM REMA UPI harus menyediakan kotak saran dan masukan untuk
kemajuan organisasi tersebut dalam konteks pendidikan politik.
4. Untuk Senat Mahasiswa FPIPS
a. Senat Mahasiswa FPIPS harus mewadahi dan mengkoordinir minat,
bakat dan potensi diri yang dimiliki oleh mahasiswa di lingkungan
FPIPS dalam konteks pendidikan politik.
b. Senat Mahasiswa FPIPS harus melakukan kegiatan-kegiatan yang
meningkatkan budaya membaca, menulis dan berdiskusi di kalangan
mahasiswa dalam konteks pendidikan politik.
c. Senat Mahasiswa FPIPS harus bisa merangkul dan mampu menampung
aspirasi mahasiswa FPIPS dalam konteks pendidikan politik.
d. Senat Mahasiswa FPIPS harus bisa turun langsung ke lapangan melihat
kondisi organisasi kemahasiswaan yang ada di lingkungan FPIPS dalam
konteks pendidikan politik.
e. Senat Mahasiswa FPIPS harus menyediakan kotak saran dan masukan
untuk kemajuan organisasi tersebut dalam konteks pendidikan politik.
a. Mahasiswa UPI harus berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh organisasi kemahasiswaan baik tingkat universitas
maupun fakultas dalam konteks pendidikan politik.
b. Mahasiswa UPI harus aktif di dalam kepengurusan organisasi
kemahasiswaan baik tingkat universitas dan fakultas dalam konteks
pendidikan politik.
c. Mahasiswa UPI harus mengikuti perkembangan yang terjadi di dalam
organisasi kemahasiswaan dalam konteks pendidikan politik.
6. Untuk Peneliti Selanjutnya
Hendaknya senantiasa selalu mencari informasi
sebanyak-banyaknya dan berusaha meningkatkan wawasan dan pengetahuan,
terutama yang menyangkut organisasi kemahasiswaan di lingkungan UPI
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alfian. (1978). Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
Anoraga, Pandji. (1992). Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Creswell, John. W. (2010). Desearch Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kartaprawira, Rusadi. (2004). Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Kartono, Kartini. (2009). Pendidikan Politik Sebagai Bagian Dari Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Mandar Maju.
Kusumah, I. (2007). Risalah Pergerakan Mahasiswa. Bandung: Indydec Press.
Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. (2006). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gajdah Mada University Press.
Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Nazsir, Nasrullah. (2008). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Bandung: Widya Padjajaran
Prasetyantoko, A dan Wahyu Indrio dkk. (2001). Gerakan Mahasiswa dan Demokrasi di Indonesia. Bandung: P.T. Alumni.
Rivai, Veitzhal dan Mulyadi, Deddy. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Subkhi, Akhmad dan Jauhar, Mohammad. (2013) Pengantar Teori dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Prestasi Pustaka.
2
Sugiyono. (2012). Metoda Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Toha, Miftah. (2008). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Winardi. (2003). Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Dokumen
AD/ART BEM REMA UPI
AD/ART Senat Mahasiswa FPIPS
, (2013). Pedoman Kemahasiswaan, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
______. (2010). Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 8052 Tahun 2010, Universitas Pendidikan Indonesia.
______. (1998). Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155/U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan.
______. (1982). Inpres No. 12 Tahun 1982 Tentang Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda.
Makalah
Darmawan, C. (2010). Kiat Sukses Manajeman Organisasi Kemahasiswaan. Gema Bumi Siliwangi UPI.
Skripsi
Epin Saepudin. (2011). Model Pembelajaran Demokrasi Melalui Pengembangan Organisasi Kemahasiswaan. Skripsi Sarjana PKn pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Kosasih. (2011). Peranan Organisasi Kemahasiswaan Sebagai Laboratorium Pendidikan Politik Mahasiswa. Skripsi Sarjana PKn pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.