EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Di Prodi Pendidikan Teknik Bangunan
Universitas Pendidikan Indonesia
Muhammad Syafei
NIM 0902199
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KONTEKSTUAL DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA
Oleh
Muhammad Syafei
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan
© Muhammad Syafei 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN MUHAMMAD SYAFEI
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd. NIP. 19620504 198803 1 002
Pembimbing II,
Drs. Sukadi, M.Pd. M.T. NIP. 19640910 199101 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Pendidikan Teknik Sipil, Pendidikan Teknik Bangunan,
Drs. Sukadi, M.Pd. M.T. Dr. Dedy Suryadi, M.Pd
ABSTRAK
“Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual di SMK Negeri 1 Majalengka”
Muhammad Syafei 0902199
Penelitian ini memaparkan tentang efektivitas penerapan model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran kompetensi kejuruan menggambar tampak. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Majalengka. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1) Mengetahui efektivitas proses pembelajaran Kontekstual dari hasil belajar siswa setelah diterapkan pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan menggambar tampak. 2) Mengetahui respon siswa setelah diterapkannya Model Pembelajaran Kontekstual pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan menggambar tampak. Metode penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen dengan model One Shot Case Study. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan A SMK Negeri 1 Majalengka sebanyak 24 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket dan post-test. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual pada proses pembelajaran Kompetensi Kejuruan adalah efektif dilihat dari respon dan hasil belajar siswa.
ABSTRACT
“"Effectiveness of Contextual Learning Model Application at SMK Negeri 1 Majalengka"
Muhammad Syafei 0902199
This research was describes the effectiveness of contextual learning model application on subjects vocational competence view drawing. The research was carried at SMK Negeri 1 Majalengka. The goal of this research were: 1) To assess the effectiveness of Contextual learning process from students learning result after applied to Subjects Vocational Competency view drawing. 2) To assess the students responses after the implementation of the Contextual Learning Model to Subjects Vocational Competency view drawing. The research method is pre experimentation with One Shot Case Study models. The sample are 24 first grade students of Architecture Engineering Expertise Program A at SMK Negeri 1 Majalengka. The instruments used in this research was a questionnaire and post-test. The results of this research show that the implementation of contextual learning model to Vocational learning process is effective, viewed from students responses and students learning result.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Sistematika Penulisan Skripsi... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Efektivitas ... 7
1. Pengertian Efektivitas ... 7
2. Efektivitas Pembelajaran ... 8
3. Ciri – ciri Efektivitas Pembelajaran ... 8
4. Aspek – aspek Efektivitas Pembelajaran ... 9
5. Kriteria Efektivitas Pembelajaran ... 10
B. Pendidikan Kejuruan ... 10
1. Pengertian Pendidikan Kejuruan ... 10
2. Fungsi Pendidikan Kejuruan ... 10
C. Pembelajaran Kontekstual ... 11
1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual ... 11
2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual ... 11
3. Prinsip – prinsip Pembelajaran Kontekstual... 13
4. Model – model Pembelajaran Kontekstual ... 13
D. Hasil Belajar ... 16
1. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 16
E. Tinjauan terhadap Program Keahlian TGB ... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19
A. Lokasi dan Subjek/Sampel Penelitian ... 19
1. Lokasi Penelitian ... 19
2. Subjek Populasi/Sample Penelitian ... 19
B. Variabel dan Prosedur Penelitian ... 21
1. Variabel Penelitian ... 21
2. Prosedur Penelitian ... 21
C. Metode Penelitian ... 22
D. Definisi Operasional ... 24
E. Instrumen Penelitian ... 25
1. Kisi – kisi Instrumen Penelitian ... 26
F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 29
1. Pengujian Instrumen Angket ... 29
2. Pengujian Instrumen Tes ... 34
G. Teknik Pengumpulan Data ... 34
J. Teknik Pengolahan Data ... 35
1. Pengolahan Data Angket ... 35
2. Uji Normalitas ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Deskripsi Data Penelitian ... 44
B. Analisis Data Penelitian ... 45
1. Analisis Data Angket ... 45
2. Analisis Data Post-Test ... 51
C. Pembahasan ... 52
1. Gambaran Kegiatan Pembelajaran ... 52
2. Gambaran Hasil Belajar Siswar ... 54
3. Gambaran Respon Siswa ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 59
DAFTAR TABEL Tabel
2.1 Kompetensi Dasar Menggambar Tampak ... 17
3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 20
3.2 Jumlah Siswa Sampel Penelitian ... 20
3.3 Kisi – kisi Instrumen Penelitian ... 28
3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket ... 31
3.5 Klasifikasi Reliabilitas ... 33
3.6 Normalitas Respon Siswa ... 38
3.7 Distribusi Frekuensi Respon Siswa ... 39
3.8 Komulatif Frekuensi Respon Siswa ... 40
3.9 Uji Normalitas Hasil Belajar ... 41
3.10 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa ... 42
3.11 Kumulatif Frekuensi Relatif Hasil Belajar ... 42
4.1 Skala Skor dan Kriteria Respon Siswa ... 45
4.2 Indikator Pengajuan Pertanyaan ... 46
4.3 Keterkaitan dengan Berbagai Disimpil Ilmu... 47
4.4 Penyelidikan autentik ... 48
4.5 Menghasilkan dan Mempresentasikan Produk atau Karya ... 49
4.6 Kerja Sama ... 50
4.7 Data Rekapitulasi Nilai Rata – rata Respon Siswa ... 51
4.8 Hasil Post-tes Kelas Eksperimen ... 52
4.9 Data Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan ... 57
DAFTAR GAMBAR Gambar
2.1 Hubungan Tujuan Instruksional, Pengalaman Belajar dan Hasil Belajar .... 16
3.1 Alur Penelitian ... 22
3.2 Macam-macam Desain Eksperimen ... 23
3.3 Grafik Penyebaran Skor Variabel X1 ... 39
3.4 Diagram Frekuensi Relatif Respon Siswa ... 40
3.5 Grafik Penyebaran Skor Variabel X2 ... 41
3.6 Diagram Frekuensi Relatif Hasil Belajar Siswa ... 43
4.1 Data Rekapitulasi nilai rata-rata respon siswa ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
1.1 Dokumentasi Penelitian Lampiran 2
2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2.2 Daftar Hadir Siswa
Lampiran 3
3.1 Instrumen Angket 3.2 Obsevasi Peneliti 3.3 Instrumen Test 3.4 Kriteria Penilian Lampiran 4
4.1 Hasil Uji Instrumen Angket 4.2 Hasil Pengolahan Data Angket 4.3 Hasil Pengolahan Data Test 4.4 Tabel Konsultasi
Lampiran 5
5.1 Judgement Ahli
5.2 Surat Keputusan Penunjukkan Dosen Pembimbing 5.3 Lembar Bimbingan
5.4 Berita Acara Seminar 5.5 Surat Ijin Penelitian 5.6 Surat Selesai Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila seorang guru
mampu menumbuhkembangkan keadaan siswa untuk belajar, sehingga dalam diri
siswa dapat merasakan pengalaman yang diperoleh selama mengikuti proses
pembelajaran dan dirasakan manfaatnya secara langsung pada perkembangan
pribadi siswa. Dalam bukunya Sugandi, dkk (2004:9) menyatakan bahwa
pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction (dari
internal) dan eksternal instructions (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat
eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip-prinsip belajar dengan
sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran. Salah satu contoh
pembelajaran yang ada di SMK adalah pembelajaran kompetensi kejuruan
menggambar tampak .
Pada praktiknya dilapangan, kegiatan pembelajaran tidak semulus dengan
konsep yang telah dibuat. Namun akan selalu ada masalah – masalah yang
muncul, mulai dari kejenuhan siswa dalam belajar, kekurang mengertian siswa
terhadap materi pembelajaran yang disampaikan, kekurangan fasilitas
pembelajaran, kekurang efektivan penerapan metode pembelajran, dan lain – lain.
SMK Negeri 1 Majalengka merupakan salah satu Lembaga Pendidikan
Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka yang menyelenggarakan
pendidikan dengan berbagai bidang keahlian, salah satunya adalah bidang Teknik
Gambar Bangunan. Bidang Studi Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK
Negeri 1 Majalengka, memiliki tiga mata pelajaran produktif yaitu mata pelajaran
Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK), mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (KK),
dan Muatan Lokal, dimana setiap mata pelajaran terbagi atas beberapa standar
Kompetensi Kejuruan (KK) merupakan mata pelajaran produktif yang
bermuatkan materi dasar yang berkaitan dengan kemampuan kejuruan siswa.
Mata pelajaran ini menuntut siswa untuk memiliki tingkat pemahaman tinggi
dikarenakan menjadi landasan dalam penerapannya pada gambar bangunan
(arsitektur).
Berdasarkan keterangan guru – guru yang bersangkutan serta selama
kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL), banyak siswa yang siswa kelas X
TGB SMK Negeri 1 Majalengka kurang paham dengan gambar tampak yang akan
mereka buat. Banyak dari mereka hanya melakukan gambar ulang dari pekerjaan
teman sekelompoknya yang dianggap lebih pintar tanpa mengetahui informasi dan
fungsi dari apa yang mereka gambar. Hal ini terlihat pada banyaknya kesalahan
gamabar yang dibuat pada saat siswa melakukan asistensi, sehingga mereka harus
kembali membetulkan gamabarnya berulang – ulang. Hal ini membuat sebagian
dari siswa merasa malas untuk menyelesaikan tugas gambarnya.
Kasus ini berdampak pada keterlambatan pengumpulan tugas menggambar
siswa dari waktu yang telah ditentukan oleh guru. Ini tentu menjadi masalah
cukup serius, karena dalam tugas menggambar bestek bangunan tidak hanya
menggambar tampak saja. Masih ada menggamabar rencana bagian – bagian
bangunan lain. Sehingga keterlamabatan dalam pengumpulan gambar tampak
akan berpengaruh pada waktu pengerjaan gambar bagian – bagian bangunan
lainnya. Dan dikhawatirkan masih banyak gambar yang belum terkumpul di akhir
semester.
Dalam hal ini guru berperan sebagai ujung tombak dalam proses
pembelajaran, maka kemungkinan permasalahan ini disebabkan oleh kekurang
efektifan cara pembelajaran yang diilakukan. Proses pembelajaran masih terpuasat
hanya pada guru saja (teacher center). Hal ini membuat sebagian besar siswa kurang dapat bereksplorasi dan memahami apa yang sedang dan akan mereka
lakukan . Dengan demikian tentu akan berdampak pada penyelesaian tugas yang
terlambat dan gambar yang dihasilkan belum tentu kebenarannya. Serta akan
berefek pada hasil penilaian kurang memuaskan yang didapat sebagian besar
3
Pada saat ini telah ditemukan model – model pembelajaran yang telah
ditemukan oleh para ahli yang membuat proses pembelajaran lebih efektif dan
inovatif. Dalam penelitian ini penulis mencoba keefektifan penerapan salah satu
model pembelajaran lebih baru dari pembelajaran konvensional yaitu Model
Pembelajaran Kontekstual.
Munculnya model pembelajaran kontekstual dilatar belakangi oleh
rendahnya mutu keluaran/hasil pembelajaran yang ditandai dengan
ketidakmampuan sebagian besar siswa menghubungkan apa yang telah mereka
pelajari dengan cara pemanfaatan pengetahuan tersebut pada saat ini dan di
kemudian hari dalam kehidupan siswa (Komalasari, 2011 :1). Dalam
pembelajaran model kontekstual ini siswa di arahkan untuk menghubungkan
antara apa yang mereka pelajari dengan situasi dalam kehidupan nyata. Siswa
ditekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi juga
merekonstruksi atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru melalui
fakta – fakta yang mereka temukan dan alami dalam kehidupannya.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis mencoba mengadakan
penelitian yang berjudul “EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SMK NEGERI 1
MAJALENGKA”
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dalam bagian ini akan diuraikan masalah penelitian. Uraiannya meliputi
(1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis memiliki
identifikasi masalah sebagai berikut.
a. Siswa kelas X TGB A Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1
Majalengka kurang memahami informasi dan fungsi dalam tugas mata
pelajaran Kompetensi Kejuruan.
b. Siswa kelas X TGB A Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1
c. Siswa kelas X TGB A Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1
Majalengka tidak tepat waktu mengumpulkan tugas mata pelajaran
Kompetensi Kejuruan.
d. Kekurangefektifan model pembelajaran yang diterapkan pada Mata Pelajaran
Kompetensi Kejuruan siswa kelas X TGB A jurusan Teknik Gambar
Bangunan SMK Negeri 1 Majalengka.
2. Pembatasan Masalah
Dalam bagian ini akan diuraikan pembatasan masalah penelitian, penulis
membatasi masalah penelitian pada hal-hal berikut ini.
a. Efektivitas Penerapan model pembelajaran Kontekstual pada Mata Pelajaran
Kompetensi Kejuruan dengan Standar Kompetensi Menggambar tampak
kelas X TGB A SMK Negeri 1 Majalengka
b. Proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran
Kontekstual pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Standar Kompetensi
Menggambar tampak kelas X TGB A SMK Negeri 1 Majalengka.
c. Hasil belajar yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran Kontekstual
pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Standar Kompetensi Menggambar
tampak kelas X TGB A SMK Negeri 1 Majalengka.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut.
a. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran Kompetensi Kejuruan
Menggambar Mampak kelas dengan menggunakan model pembelajaran
Kontekstual ?
b. Bagaimana efektivitas proses pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Kontekstual dalam pembelajaran
Kompetensi Kejuruan Menggambar Tampak kelas X TGB A SMK Negeri 1
5
C. Tujuan Penelitian
Dalam bagian ini akan diuraikan mengenai tujuan penelitian, adapun
uraiannya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui respon siswa setelah diterapkannya Model Pembelajaran
Kontekstual pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan menggambar tampak.
2. Untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran Kontekstual dari hasil
belajar siswa setelah diterapkan pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan
menggambar tampak.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
terutama pihak – pihak yang terkait, yaitu :
1. Bagi Pendidik
a. Membantu guru berinovasi dalam pembelajaran agar tercapai hasil
pembelajaran yang lebih baik.
b. Membantu perkembangan guru menjadi lebih professional. c. Meningkatkan kepercayaan diri guru.
d. Membantu guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan.
2. Bagi siswa
a. Siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
b. Siswa lebih aktif dan kreatif dalam mencari materi pembelajaran yang
ditugaskan oleh guru.
c. Siswa mampu bekerja sama dengan kelompok dalam menyelesaikan tugas
pembelajaran serta dapat lebih berani mengemukakan pendapat.
d. Meningkatkan hasil belajar sehingga tepat waktu dalam pengumpulan tugas.
3. Bagi Sekolah
Hasli penelitian dapat digunakan oleh pihak jurusan atau lembaga
pendidikan sebagai salah satu varian model pembelajaran. Dan diharapkan akan
4. Bagi Peneliti
Sebagai upaya pengembangan pengetahuan yang di dapat di bangku
perkuliahan, penambahan wawasan khususnya dalam proses pembelajaran, serta
sebagai perbandingan terhadap penelitian – penelitian metode pembelajaran lain
yang pernah di terapkan.
E. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan disusun agar skripsi ini dapat dengan mudah
dipahami oleh berbagai pihak. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut :
Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori dan Hepotesis, berisi tentang kajian pustaka secara teorotis
yaitu tentang teori – teori yang mendukung dan relevan dengan permasalahan
penelitian ini dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian, berisi tentang metode penelitian, lokasi penelitian,
variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel,
teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan pengujian instrumen
penelitian, teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Berisi tentang deskripsi data, hasil analisis data beserta pembahasannya yang
diperoleh dalam penelitian.
Bab V Kesimpulan Dan Saran
Berisikan kesimpulan akhir penelitian dan memberikan saran bagi para pengguna
hasil penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan SMKN 1 Majalengka yang beralamatkan di jalan
raya Tonjong – Pinangraja No. 55 Cigasong Majalengka. Sekolah tersebut
dijadikan tempat penelitian dikarenakan penulis sedang menempuh PPL.
2. Subjek Populasi/Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
(Sugiyono,2011:119). Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMKN 1
Majalengka, tepatnya siswa-siswi TGB kelas X.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta dik kelas X Teknik
Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Majalengka yang mengikuti pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan Tahun Ajaran 2012-2013. Anggota populasi dalam
penelitian ini berjumlah 3 kelas dengan jumlah peserta didik sebanyak 73 siswa,
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Penelitian
Kelas Jumlah Populasi
X TGB A 24
X TGB B 21
X TGB C 24
TOTAL 69
(Sumber: Dokumen Jurusan TGB SMKN 1 Majalengka)
Sugiyono (2013 : 118) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karaketeristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam
penelitian ini diambil dua kelas dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik Sampling Purposive, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti. Pemilihan sampel ini didasari pada pertibangan bahwa
pelajaran KK yang diajarkan dikelas dilakukan oleh satu orang guru yang sama
yaitu mengajar secara konvensional, juga didasari oleh nilai rata-rata hasil belajar
tiap kelas yang sama, sehingga perlakuan yang dilakukan kepada kelas tersebut
akan menunjukan terhadap peningkatan hasil belajarnya.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 24 orang dalam satu kelas Sampel.
Kelas yang ditunjuk sebagai kelas sampel adalah kelas X TGB A
Tabel 3.2.
Jumlah siswa sampel penelitian
Kelas Jumlah Siswa
X TGB A 24
21
B. Variabel dan Prosedur Penelitian 1. Variabel Penelitian
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2010 : 60)
Dinamakan variabel karena ada variasinya.. Untuk dapat bervariasi maka
penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang
bervariasi.
Variabel dalam penelitian terdiri dari :
1. Variabel bebas (independen), merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat).
2. Variabel terikat (dependen), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Efektivitas penerapan model pembelajaran kontekstual menggambarkan
variabel tunggal. Penerapan konsep variabel tunggal yaitu hanya ada variabel
bebas tanpa adanya variabel terikat atau akibat. Variabel tunggal dalam penelitian
ini adalah efektifitas model pembelajaran Kontekstual.
2. Prosedur Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka disusun
paradigma penelitian. Paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai
Gambar 3.1 Alur Penelitian
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh atau
memecahkan permasalahan yang dihadapi. Metode penelitian merupakan bagian
yang terpenting dalam suatu penelitian. Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu (Sugiyono, 2008: 2).
Dalam Penelitian ini desain yang akan digunakan adalah desain
eksperimen. Desain penelitian eksperimen dapat diartikan sebagain metode
Identifikasi
Masalah
Studi Literatur
Perumusan Masalah
Pelaksanaan Penelitian
Penyusunan Instrumen Penelitian
Judgement
Kelas Sampel
Pembelajaran Model
Kontekstual
Post Test Angket
Analisis Data
23
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendali. (Sugiyono, 2011 : 107)
Ada beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan, yaitu :
Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design.
Gambar 3.2
Macam – macam Desain Eksperimen
Yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode One-Shot Case Study dimana terdapat suatu kelompok yang diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya
diobservasi hasilnya (Sugiyono, 2013 : 110). Metode Pre – Experimental Design dengan desain penelitian One-Shot Case Study dipilih karena disesuaikan dengan waktu penelitian yang terbatas dikarenakan mendekati waktu libur sekolah.
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini dikaji satu variabel, yaitu X . Untuk lebih memahami
pengertian dan menghindari kesalahan penafsiran, maka dijelaskan beberapa
istilah sehingga diharapkan ada kesamaan landasan pemikiran dalam isi penelitian
ini antara peneliti/penulis dan pembaca.
1. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual
Efektivitas penerapan Model Pembelajaran Kontekstual dapat diartikan
sebagai jangkauan keberhasilan dari penggunaan sebuah model pembelajaran
yang dinamakan kontekstual.
Efektivitas berasal dari kata dasar “efek”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “efek” adalah akibat; pengaruh; pesan yang timbul pada pikiran penonton, pendengar, pembaca, dan sebagainya (sesudah mendengar atau melihat sesuatu). Sedangkan “efektif” adalah ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (untuk obat); dapat membawa
hasil; berhasil guna (untuk usaha, tindakan); hal mulai berlakunya (untuk undang – undang, peraturan). Sehingga dapat disimpulkan efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan dari suatu tidakan.
Dalam variabel ini aspek yang di pakai mengenai penerapan model
pembelajaran kontekstual.
2. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual
Menurut Mansur Muslich (2007:41), pengertian pembelajaran
kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia
nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari – hari .
Maka, penerapan model pembelajaran kontekstual dapat diartikan
penggunaan atau pengaplikasian model pembelajaran kontekstual terhadap proses
pembelajaran. Meskipun model pembelajaran kontekstual bukan satu – satunya
model pembelajaran yang cukup baru, tetapi penulis ingin meneliti kefektifan
25
3. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah keberhasilan yang dicapai
dalam tujuan yang telah ditetapkan pada sebuah mata pelajaran. Hasil belajar
dapat dilihat dari respon siswa pada proses pembelajaran kontekstual dan
pencapaian nilai dari sebuah pekerjaan yang diselesaiakan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah
diolah. (Arikunto, 1997:136). Dalam penelitian data yang diperoleh harus sesuai
dengan kebutuhan. Oleh karena itu, alat pengumpul data harus cocok agar data
yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan penelitian dalam pengumpulan data.
Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran
dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument
harus mempunyai skala. Sugiyono (2013: 133) mengemukakan skala pengukuran
merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Dalam penelitian ini dipakai dua jenis instrumen, instrumen tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Lembar Angket
b. Post Test
Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini adalah angket. Tujuan
penyebaran angket adalah untuk mencari informasi data yang lengkap mengenai
respon siswa. Suharsimi Arikunto (2010:268) telah menjelaskan tentang
langkah-langkah dalam menyusun angket, sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variable yang lebih spesifik
4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk
menentukan teknik analisisnya.
Angket yang digunakan untuk mengukur respon siswa. Dengan bobot nilai
atau skor pada setiap angket adalah sebagai berikut:
Sangat setuju = 4
Setuju = 3
Tidak setuju = 2
Sangat tidak setuju = 1
Instrumen ini menggunakan skala Likert dengan empat jawaban; Sangat
Setuju (SS), Setuju (ST), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Untuk Job Sheet digunakan dengan memberikan soal menggambar yang
di dalamnya mencakup beberapa indikator yang telah disesuaikan dengan
komptensi yang ditetapkan disekolah.
1. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian
Peneliti perlu menyusun sebuah rancangan penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah “kisi-kisi”. Kisi-kisi instrumen merupakan rancangan yang berupa suatu daftar yang berbentuk matriks, didalamnya terdapat
komponen-komponen yang disiapkan untuk menyusun instrumen. Kisi-kisi penelitian
merupakan bagian dari instrumen.
Arikunto (2010 : 205) mengemukakan bahwa :
Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.
Manfaat dari kisi-kisi seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:
205) adalah sebagai berikut:
a. Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun,
27
c. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi ini belum dituntut untuk memikirkan rumusan butir-butirnya,
d. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta perjalanan” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya, dari mana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil,
e. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap, peneliti dapat menyerahkan tugas menyusun atau membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun instrumen,
29
F. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Instrumen Angket
Validitas Instrumen Angket
Menurut Arikunto (2010:211) bahwa “Validitas adalah ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Dapat diambil kesimpulan bahwa validitas Instrumen adalah ketepatan
dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan di
ukur sehingga mempunyai kevalidan yang baik.
Berdasarkan teori diatas, penulis mengadakan pengujian validitas dengan
cara analisis butir soal. Maka persamaan di bawah ini yang digunakan untuk
menghitung korelasinya.
√
(Arikunto, 2010 : 213)
Keterangan :
rXY = Koefisien korelasi
∑XY = Jumlah perkalian antara skor suatu butir dengan skor normal
∑x = Jumlah skor total dari seluruh responden dalam menjawab 1 soal
....yang diperiksa validitasnya
∑Y = Jumlah total seluruh responden dalam menjawab seluruh soal
....pada instrument tersebut
N = Jumlah responden uji coba
Pengujian validitas dikenakan pada tiap-tiap item kemudian hasil
perhitungan dikonsultasikan dengan table harga kritik product moment pada taraf kepercayaan 95%. Kriteria pengujian validitas adalah jika rhitung > r tabel serta
jika sebaliknya maka dilakukan uji t, setelah harga rxy diperoleh kemudian
disubstitusikan ke dalam rumus uji t, dengan rumus berikut :
√
√
Keterangan :
t = Uji signifikan korelasi
r = Koefisien korelasi
N = Jumlah responden uji coba.
Instrumen dinyatakan valid apabila thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi
0,05.
Unruk mencari dengan menggunakan uji taraf signifikansi untuk untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n-2).
Sedangkan untuk membuat keputusan dengan membandingkan thitung
dengan ttabel
thitung > ttabel = item soal dinyatakan valid
thitung < ttabel = item soal dinyatakan tidak valid
a. Hasil Uji Validitas Instrumen Angket
Jumlah item pertanyaan pada instrumen penelitian ini adalah 21 item
pertanyaan untuk Variabel X1 ( Respon Siswa). Berdasarkan hasil perhitungan uji
coba validitas angket variabel X1 respon siswa yang berjumlah 21 soal pada
angket uji coba dilakukan kepada 15 orang responden, diperoleh masing-masing
item soal pada variabel X1 bahwa semuanya valid. Jika diketahui terdapat item
soal yang tidak valid, penulis tidak menggunakan lagi soal yang tidak valid
tersebut atau membuang soal-soal yang tidak valid.
Dari hasil perhitungan ditentukan bahwa jika harga thitung ≥ ttabel dengan
taraf kepercayaan 95% dan dk= n-2 sesuai dengan standar penelitian pendidikan,
maka diperoleh derajat kebebasan (dk) = 15 - 2 = 13 didapat ttabel = 1,771, maka
31
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket
No. Item soal
Valid (V) / Tidak valid (Tv)
1 Valid
2 TV
3 Valid
4 Valid
5 Valid
6 Valid
7 Valid
8 Valid
9 Valid
10 Valid
11 Valid
12 Valid
13 Valid
14 Valid
15 Valid
16 Valid
17 Valid
18 Valid
19 Valid
20 Valid
Untuk pengujian instrumen penelitian selanjutnya, item yang tidak valid,
tidak diikutsertakan, karena masing-masing indikator sudah terwakili, sehingga
untuk penelitian selanjutnya digunakan 20 pertanyaan untuk variabel X1, pada
sampel penelitian sebanyak 24 responden.
Reliabilitas Instrumen Angket
Reliabilitas menunjuk pada suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
(Arikunto, 2010:221)
Untuk mengetahui tingkat relialibilitas item, maka digunakan rumus alpha
(r11), yaitu dengan menghitung varians setiap butir terlebih dahulu. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Mencari harga varians tiap butir angket dengan rumus :
(Arikunto, 2006 : 184)
Keterangan :
= Harga varians total
∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item (∑X)2
= Jumlah skor seluruh responden dari setiap item
N = Jumlah responden
2. Mencari harga keseluruhan dari varians butir ( ∑αb2) yaitu dengan menjumlahkan varians dari setiap butirnya (αn2).
3. Mencari harga keseluruhan varians total dengan rumus :
(Arikunto, 2006 : 184)
Keterangan :
= Harga varians total ∑ = Jumlah kuadrat skor total (∑Y)2
= Jumlah kuadrat dari skor total
33
4. Menghitung koefisien realibilitas dengan rumus Alpha :
[ ] [ ] (Arikunto, 2006 : 196)
Keterangan :
rII = Reliabilitas angket
k = Banyak item / butir angket
= Jumlah Varian item
= Harga varians total
Hasil perhitungan koefisien seluruh item yang dinyatakan dengan rII
tersebut dibandingkan dengan derajat reliabilitas evaluasi dengan tolak ukur
tarafkepercayaan 95%. Dengan kriteria rhitung > rtabel sebagai pedoman untuk
penafsirannya adalah :
Tabel 3.5 Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi (r11) Penafsiran
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Sedang
0,61 – 0,80 Kuat
0,81 – 1,00 Sangat Kuat
(Arikunto, 2010:319)
Hasil Uji Reliabilitas Angket
Uji reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan rumus alpha. Dengan harga r11 > rtabel, maka instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan
untuk penelitian selanjutnya, sebaliknya jika r11 < rtabel maka instrumen tersebut
tidak reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada instrumen uji coba untuk
variabel X1 didapat r11= 0,938 > rtabel (0,553) berada pada indek 0,80-1,00. Maka
yang sangat kuat untuk memperoleh data dari responden. Perhitungan hasil uji
reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.
2. Pengujian Instrumen Tes
Validitas dan Reabilitas Instrumen Tes
Pengujian validitas instrumen soal dilakukan dengan expert judgement oleh orang ahli. Maksudnya adalah setelah instrumen dikonstruksi berdasarkan
fakta-fakta yang ada, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Setelah
pengujian konstruksi dari ahli, maka dilanjutkan dengan uji coba instrumen
dengan analisis item. Untuk validitas dan reabilitas isi dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan
(indikator).
Dalam hal ini peneliti berkonsultasi dengan guru mata pelajaran
Kompetensi Kejuruan (KK) SMK Negeri 1 Majalengka. Tabel konsultasi
disajikan pada lampiran.
G. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2006:223), untuk mengukur ada atau tidaknya serta
besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Mengacu pada teori
tersebut, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Hal ini
dilakukan karena kemampuan objek yang diukur pada penelitian ini adalah belajar
siswa pada kompetensi menggambar tampak. Tes ini terdiri dari Post-test (tes akhir), yaitu tes yang dilakukan setelah proses belajar pembelajaran (perlakuan)
diberikan. Tes ini diberikan untuk mengukur pengetahuan dan penguasaan sampel
setelah mendapatkan perlakuan.
Sedangkan untuk mengetahui sebarapa besar respon siswa, teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebar angket setelah
35
H. Teknik Pengolahan Data 1. Pengolahan Data Angket
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam proses pengumpulan data
yaitu sebagai berikut :
a. Merumuskan variabel dan aspek-spek yang diukur, seperti tercantum
dalam kisi-kisi angket penelitian.
b. Membuat item-item pernyataan berdasarkan kisi-kisi angket penelitian
untuk masing-masing variabel.
d. Jawaban yang telah dikelompokkan tersebut dihitung persentasenya
dengan rumus;
Data yang telah dianalisis selanjutnya dirata-ratakan dan ditafsirkan dengan
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah
berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka digunakan
statistik parametrik dan jika tidak maka digunakan statistik non parametrik. Untuk
itu sampel yang diperoleh harus diuji coba normalitasnya.
Sebelum melakukan perhitungan untuk menguji normalitas dengan rumus
Chi-Kuadrat ( , terlebih dahulu ditempuh langkah – langkah pendistribusian
data sebagai berikut:
a. Mencari skor terbesar dan terkecil;
b. Mencari nilai rentangan ( R ) : R = Skor terbesar – Skor terkecil;
b. Mencari banyaknya kelas ( BK );
BK = 1 + 3,3 Log n ( Rumus Sturgess ) (Sudjana, 2005: 47) c. Menentukan panjang kelas interval (KI) dengan rumus ;
BK R
Kl i (Sudjana, 2005: 47)
membuat tabel distribusi frekuensi;
d. menghitung mean ( rata-rata ) dengan rumus:
n fX x
(Sudjana, 2005: 70)
e. menghitung simpangan baku ( S ) dengan rumus:
37
normalitas dengan rumus Chi-Kuadrat. Adapun rumus Chi-Kuadrat yang
digunakan dalam pengujian normalitas distribusi adalah :
1) Mencari chi-kuadrat hitung ( χ2 hitung )
(Riduwan, 2011: 124)
Langkah – langkah yang ditempuh untuk melakukan perhitungan dengan
rumus tersebut adalah sebagai berikut.
Membuat tabel distribusi frekuensi untuk mencari harga – harga yang
digunakan dalam menghitung rata – rata dan simpangan baku.
Mencari batas bawah skor kiri interval dan batas skor kanan interval
Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval
ditambah 0,5.
Mencari angka standar Z sebagai batas kelas interval, dengan rumus
SD X BK
Z (Sudjana, 2002: 99)
Keterangan :
BK = skor bats kelas distribusi
X = rata-rata kelas distribusi
SD = Simpangan baku
Mencari luas kelas tiap 0 (nol) dengan Z (0-Z) dari tabel luas di bawah lengkungan normal standar dari 0 ke Z
Mencari luas kelas interval dengan cara mengurangi nilai Z tabel pada
setiap interval bila tanda Z hitung bertanda sejenis dan menambahkan
pada tabel jika setiap interval bertanda tidak sejenis.
Mencari frekuensi yang diharapkan (Fe) dengan menggunakan rumus
n L
Fe .
Keterangan :
Fe = Frekuensi yang diharapkan
L = Luas interval
n = Banyaknya responden
Mencari frekuensi pengamatan (Fi) yang merupakan frekuensi (fi)
setiap kelas interval.
Mencari harga X2 dengan memasukkan harga – harga diatas kedalam
rumus Chi Kuadrat.
Membandingkan χ2
hitungdan χ2 tabel dengan derajat kebebasan ( dk ) =
k-1 pada tingkat kepercayaan 95 % untuk melihat taraf signifikansi, dengan kriteria penerimaan hipotesis adalah χ2
hitung≤ χ2 tabel, artinya
data berdistribusi normal.
a. Hasil Uji Normalitas Variabel X1
Hasil perhitungan pada uji normalitas dengan menggunakan rumus
Chi-Kuadrat pada variabel X1 didapat harga Chi-Kuadrat (2) = 1,3436. Nilai
Chi-Kuadrat (2) yang didapat dikonsultasikan pada tabel dengan dk = k -1 = 6 -1 =
5. Dari tabel distribusi 2 diperoleh 2(95%)(5) = 11,07.
Tabel 3.6 NormalitasRespon Siswa
Dari hasil perhitungan harga Chi-Kuadrat hasil perhitungan lebih kecil
dari harga Chi-Kuadrat tabel (2 hitung (1,3436) < 2 tabel (11,07), maka dapat
39
normal pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk) = k - 1 = 5. Penyebaran skor variabel X1 berdistribusi normal dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 3.3 Grafik Penyebaran Skor Variabel X1
Sebaran skor hasil pengumpulan data dari instrumen variabel respon siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini :
Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Respon Siswa
0 1 2 3 4 5 6 7 8
53-57 58-62 63-67 68-72 73-77 78-82
Normalitas Respon Siswa
Sebaran Data Penelitan
Tabel 3.8 Komulatif Frekuensi Respon Siswa
Frekuensi kumulatif menunjukkan bahwa 67% reponden memperoleh skor
yang sama atau lebih rendah dari nilai tengah. Sedangkan frekuensi terbanyak ada
pada interval 55 – 59 berjumlah 29%. Hal ini berarti sekitar 33% dengan kategori
tinggi.
Untuk mengetahui sebaran skor respon siswa, maka disajikan grafik
dibawah ini.
Gambar 3.4 Diagram Frekuensi Relatif Respon Siswa
41
b. Hasil Uji Normalitas Variabel X2 (Tes)
Hasil Uji Normalitas Kelompok Sampel
Hasil perhitungan pada uji normalitas dengan menggunakan rumus
Chi-Kuadrat pada variabel X2 kelompok sampel didapat harga Chi-Kuadrat (2) =
3,263. Selanjutnya dibandingkan ke dalam nilai Chi-Kuadrat (2) yang didapat
dikonsultasikan pada tabel dengan dk = k -1 = 6 -1 = 5. Dari tabel distribusi 2
diperoleh 2(95%)(5) = 11,07.
Tabel 3.9 Uji Normalitas Hasil Belajar
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data Respon
Siswa (variabel X2) untuk kelompok sampel berdistribusi normal pada tingkat
kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk) = k - 1 = 5. Penyebaran skor
berdistribusi normal dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3.5 Grafik Penyebaran Skor Variabel X2 No. Kelas
Interval f
Nilai Tengah
(Xi) Xi^2 f.Xi f.Xi^2 Batas Kelas Z Luas 0-Z Luas Tiap
Kelas Interval fe f - fe X²
69,5 -2,24 0,4875
1. 70,00 - 73,00 2 71,5 5112,25 143 10224,5 0,0481 1,1544 0,8456 0,619403
73,5 -1,55 0,4394
2. 74,00 - 77,00 3 75,5 5700,25 226,5 17100,75 0,1342 3,2208 -0,2208 0,015137
77,5 -0,86 0,3052
3. 78,00 - 81,00 4 79,5 6320,25 318 25281 0,2377 5,7048 -1,7048 0,509456
81,5 -0,17 0,0675
4. 82,00 - 85,00 8 83,5 6972,25 668 55778 0,2660 6,384 1,616 0,409063
85,5 0,52 0,1985
5. 86,00 - 89,00 4 87,5 7656,25 350 30625 0,1884 4,5216 -0,5216 0,06017
89,5 1,21 0,3869
6. 90,00 - 93,00 3 91,5 8372,25 274,5 25116,75 0,0837 2,0088 0,9912 0,489087
93,5 1,89 0,4706
75-77 78-80 81-83 84-86 87-89 90-95
Normalitas Hasil Belajar Siswa
Sebaran Data Penelitian
Sebarak skor hasil pengumpulan data dari instrumen variabel hasil belajar
siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut :
Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.11 Kumulatif Frekuensi Relatif Hasil Belajar
Berdasarkan data hasil belajar siswa yang diambil dari hasil uji
Post-Test, diperoleh skor tertinggi = 92, skor terendah 70. Jadi rentang skor antara 92 – 70 = 23, nilai rerata = 82.5, median = 80.5, modus = 80,
dan simpangan baku = 5,8
Frekuensi kumulatif menunjukan bahwa 38% responden
memperoleh skor yang sama atau lebih rendah dari nilai tengah.
Sedangkan frekuensi terbanyak ada pada interval 82 – 85 berjumlah 33%.
43
Hal ini berarti bahwa lebih dari setengahnya (62%) dengan kategori yang
tinggi.
Berikut disajikan grafik sebaran nilai hasil belajar siswa.
Gambar 3.6 Diagram Frekuensi Relatif Hasil Belajar Siswa
8%
13%
17%
33%
17%
13%
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
1 2 3 4 5 6
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan adalah jawaban dari masalah penelitian yang dikemukakan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Efektivitas
Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Pembelajaran Kompetensi
Kejuruan di SMK Negeri 1 Majalengka”, dapat diambil kesimpulkan sebagai
berikut:
1. Respon siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual
menunjukkan respon positif dengan kriteria baik. Hal ini berdasarkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
2. Penerapan model pembelajaran Kontekstual telah dilaksanakan sesuai
dengan prinsip – prinsip yang terdapat dalam teori pembelajaran
kontekstual. Hasil dari proses pembelajaran kontekstual dinyatakan efektif
karena telah memenuhi kriteria efektivitas.
B. Saran
Sebagai suatu pertimbangan dalam penerapan pembelajaran kontekstual,
maka dikemukakan beberapa saran berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan. Beberapa saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian, masih terdapat indikator yang masih perlu
ditingkatkan, yaitu pada penyelidikan autentik dan menghasilkan dan
mepresentasikan suatu produk atau karya sebesar (73%). Mengingat
indikator tersebut berhubungan dengan keaktifan siswa yang merupakan
dari bagian pembelajaran kontekstual dengan strategi pembelajaran
berbasis masalah, maka disarankan :
a. Bagi guru, model pembelajaran kontekstual akan lebih kreatif
mendorong peserta didik lebih mandiri. Maka guru hendaknya dapat
mengkondisikan siswa agar dapat secara mandiri mengidentifikasi
masalah, membuat perkiraan penyelesaian dan menuntaskannya. Selain
59
pengetahuannya tentang materi pembelajaran tentang menggambar
tampak.
Guru harus dapat dengan tegas mengkondisikan siswanya ketika
melakukan proses pembelajaran di luar kelas. Dalam pembelajran
menggambar tampak ini, guru harus dapat membimbing dengan baik
ketika melihat bentuk tampak bangunan dari luar kelas.
b. Bagi siswa, hendaknya mulai mencari secara mandiri atas penyelesaian
tugas belajar dan melatih keberanian mengemukakan pengetahuan yang
dimiliki untuk dibagi ke teman – teman sekelas. Siswa yang kurang
paham tentang materi juga hendaknya berani bertanya aktif.
Siswa juga harus dapat mengkondisikan diri ketika proses pembelajaran
kontekstual berlokasi di luar kelas. Hal ini perlu diperhatikan agar
proses pembelajaran kontekstual lebih efektif
2. Berdasarkan hasil belajar yang telah diperoleh dari penelitian ini masih
perlu diperbaiki agar nilai rata – rata yang tadinya berada di kriteria baik
menjadi sangat baik. Untuk itu perlu disampaikan pada:
a. Guru, hendaknya lebih mengeksplor kemampuan siswa agar lebih
paham mengenai materi yang disampaikan dan menjawab pertanyaan
siswa dengan sejelas mungkin sehingga siswa paham betul jawaban dari
pertanyaan yang diajukan.
b. Siswa, diharapkan lebih dapat berkonsultasi dengan guru dan teman
sekelas jika ada kekurangpahaman dalam menggambar tampak ini. Dan
siswa yang sudah mengerti diharapkan aktif membantu teman –
temannya yang masih belum paham.
3. Bagi calon peneliti selanjutnya yang berminat mengkaji tentang model
pembelajaran kontekstual diharapkan mampu menguasai dan
mengaplikasikan teori pembelajaran kontekstual lebih variatif dalam
penelitiannya. Agar diperoleh hasil penelitian komprehensif sebaiknya
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. (1995). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa
Arikunto, Suharismi. (1997). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharismi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharismi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indoesial. Jakarta: Balai Pustaka
Havivianto, Blasius (2012). Penerapan Model Kontekstual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Menggambar Kontruksi Langit-langit.Skripsi mahasiswa pada FPTK UPI Bandung : tidak diterbitkan
Komalasari, Kokom. (2011).Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi Bandung: Refika Aditama.
Mulyanto. (2012). Penerapan model cooperative Learning Tipe STAD pada Standar Kompetensi mengidentifikasi hama dan penyakit Ikan Kelas XI API di SMKN 1 Karangtengah. Skripsi mahasiswa pada FPTK UPI Bandung : tidak diterbitkan
Muslich, Masnur. (2007). KTSP pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alafabeta
Runi. (2005). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Mata Pelajaran Sains Konsep Pencemaran Lingkungan di Kelas VII SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).Tesis pada PPS UPI Bandung : tidak diterbitkan
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group
Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group
Siregar, S. (2004). Statistik Terapan untuk Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo Sudjana. (2002). MetodaStatistika. Bandung : Tarsito
Sudjana. (2004). MetodaStatistika. Bandung : Tarsito Sudjana. (2005). MetodaStatistika. Bandung : Tarsito
Sugandi, A, dkk. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya
Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran. Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta
Ali dalam Pramuji 2009
Siregar
Munadi dalam Rusman 2012
Arikunto 1997 (skripsi budak mesin)
Sugiyono 2013
Sugiyono 2008
Sugiyono 2 Harry Firman 1987, Mulyanto
Sugono : 2008 KBBI