• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Di Prodi Pendidikan Teknik Bangunan

Universitas Pendidikan Indonesia

Muhammad Syafei

NIM 0902199

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KONTEKSTUAL DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

Oleh

Muhammad Syafei

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi

dan Kejuruan

© Muhammad Syafei 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN MUHAMMAD SYAFEI

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd. NIP. 19620504 198803 1 002

Pembimbing II,

Drs. Sukadi, M.Pd. M.T. NIP. 19640910 199101 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Teknik Sipil, Pendidikan Teknik Bangunan,

Drs. Sukadi, M.Pd. M.T. Dr. Dedy Suryadi, M.Pd

(4)

ABSTRAK

“Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual di SMK Negeri 1 Majalengka”

Muhammad Syafei 0902199

Penelitian ini memaparkan tentang efektivitas penerapan model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran kompetensi kejuruan menggambar tampak. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Majalengka. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1) Mengetahui efektivitas proses pembelajaran Kontekstual dari hasil belajar siswa setelah diterapkan pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan menggambar tampak. 2) Mengetahui respon siswa setelah diterapkannya Model Pembelajaran Kontekstual pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan menggambar tampak. Metode penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen dengan model One Shot Case Study. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan A SMK Negeri 1 Majalengka sebanyak 24 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket dan post-test. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual pada proses pembelajaran Kompetensi Kejuruan adalah efektif dilihat dari respon dan hasil belajar siswa.

(5)

ABSTRACT

“"Effectiveness of Contextual Learning Model Application at SMK Negeri 1 Majalengka"

Muhammad Syafei 0902199

This research was describes the effectiveness of contextual learning model application on subjects vocational competence view drawing. The research was carried at SMK Negeri 1 Majalengka. The goal of this research were: 1) To assess the effectiveness of Contextual learning process from students learning result after applied to Subjects Vocational Competency view drawing. 2) To assess the students responses after the implementation of the Contextual Learning Model to Subjects Vocational Competency view drawing. The research method is pre experimentation with One Shot Case Study models. The sample are 24 first grade students of Architecture Engineering Expertise Program A at SMK Negeri 1 Majalengka. The instruments used in this research was a questionnaire and post-test. The results of this research show that the implementation of contextual learning model to Vocational learning process is effective, viewed from students responses and students learning result.

(6)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan Skripsi... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Efektivitas ... 7

1. Pengertian Efektivitas ... 7

2. Efektivitas Pembelajaran ... 8

3. Ciri – ciri Efektivitas Pembelajaran ... 8

4. Aspek – aspek Efektivitas Pembelajaran ... 9

5. Kriteria Efektivitas Pembelajaran ... 10

B. Pendidikan Kejuruan ... 10

1. Pengertian Pendidikan Kejuruan ... 10

2. Fungsi Pendidikan Kejuruan ... 10

C. Pembelajaran Kontekstual ... 11

1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual ... 11

2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual ... 11

3. Prinsip – prinsip Pembelajaran Kontekstual... 13

4. Model – model Pembelajaran Kontekstual ... 13

D. Hasil Belajar ... 16

1. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 16

E. Tinjauan terhadap Program Keahlian TGB ... 17

(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. Lokasi dan Subjek/Sampel Penelitian ... 19

1. Lokasi Penelitian ... 19

2. Subjek Populasi/Sample Penelitian ... 19

B. Variabel dan Prosedur Penelitian ... 21

1. Variabel Penelitian ... 21

2. Prosedur Penelitian ... 21

C. Metode Penelitian ... 22

D. Definisi Operasional ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 25

1. Kisi – kisi Instrumen Penelitian ... 26

F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 29

1. Pengujian Instrumen Angket ... 29

2. Pengujian Instrumen Tes ... 34

G. Teknik Pengumpulan Data ... 34

J. Teknik Pengolahan Data ... 35

1. Pengolahan Data Angket ... 35

2. Uji Normalitas ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Data Penelitian ... 44

B. Analisis Data Penelitian ... 45

1. Analisis Data Angket ... 45

2. Analisis Data Post-Test ... 51

C. Pembahasan ... 52

1. Gambaran Kegiatan Pembelajaran ... 52

2. Gambaran Hasil Belajar Siswar ... 54

3. Gambaran Respon Siswa ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

(8)

DAFTAR TABEL Tabel

2.1 Kompetensi Dasar Menggambar Tampak ... 17

3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 20

3.2 Jumlah Siswa Sampel Penelitian ... 20

3.3 Kisi – kisi Instrumen Penelitian ... 28

3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket ... 31

3.5 Klasifikasi Reliabilitas ... 33

3.6 Normalitas Respon Siswa ... 38

3.7 Distribusi Frekuensi Respon Siswa ... 39

3.8 Komulatif Frekuensi Respon Siswa ... 40

3.9 Uji Normalitas Hasil Belajar ... 41

3.10 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa ... 42

3.11 Kumulatif Frekuensi Relatif Hasil Belajar ... 42

4.1 Skala Skor dan Kriteria Respon Siswa ... 45

4.2 Indikator Pengajuan Pertanyaan ... 46

4.3 Keterkaitan dengan Berbagai Disimpil Ilmu... 47

4.4 Penyelidikan autentik ... 48

4.5 Menghasilkan dan Mempresentasikan Produk atau Karya ... 49

4.6 Kerja Sama ... 50

4.7 Data Rekapitulasi Nilai Rata – rata Respon Siswa ... 51

4.8 Hasil Post-tes Kelas Eksperimen ... 52

4.9 Data Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan ... 57

(9)

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 Hubungan Tujuan Instruksional, Pengalaman Belajar dan Hasil Belajar .... 16

3.1 Alur Penelitian ... 22

3.2 Macam-macam Desain Eksperimen ... 23

3.3 Grafik Penyebaran Skor Variabel X1 ... 39

3.4 Diagram Frekuensi Relatif Respon Siswa ... 40

3.5 Grafik Penyebaran Skor Variabel X2 ... 41

3.6 Diagram Frekuensi Relatif Hasil Belajar Siswa ... 43

4.1 Data Rekapitulasi nilai rata-rata respon siswa ... 51

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

1.1 Dokumentasi Penelitian Lampiran 2

2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2.2 Daftar Hadir Siswa

Lampiran 3

3.1 Instrumen Angket 3.2 Obsevasi Peneliti 3.3 Instrumen Test 3.4 Kriteria Penilian Lampiran 4

4.1 Hasil Uji Instrumen Angket 4.2 Hasil Pengolahan Data Angket 4.3 Hasil Pengolahan Data Test 4.4 Tabel Konsultasi

Lampiran 5

5.1 Judgement Ahli

5.2 Surat Keputusan Penunjukkan Dosen Pembimbing 5.3 Lembar Bimbingan

5.4 Berita Acara Seminar 5.5 Surat Ijin Penelitian 5.6 Surat Selesai Penelitian

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila seorang guru

mampu menumbuhkembangkan keadaan siswa untuk belajar, sehingga dalam diri

siswa dapat merasakan pengalaman yang diperoleh selama mengikuti proses

pembelajaran dan dirasakan manfaatnya secara langsung pada perkembangan

pribadi siswa. Dalam bukunya Sugandi, dkk (2004:9) menyatakan bahwa

pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction (dari

internal) dan eksternal instructions (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat

eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip-prinsip belajar dengan

sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran. Salah satu contoh

pembelajaran yang ada di SMK adalah pembelajaran kompetensi kejuruan

menggambar tampak .

Pada praktiknya dilapangan, kegiatan pembelajaran tidak semulus dengan

konsep yang telah dibuat. Namun akan selalu ada masalah – masalah yang

muncul, mulai dari kejenuhan siswa dalam belajar, kekurang mengertian siswa

terhadap materi pembelajaran yang disampaikan, kekurangan fasilitas

pembelajaran, kekurang efektivan penerapan metode pembelajran, dan lain – lain.

SMK Negeri 1 Majalengka merupakan salah satu Lembaga Pendidikan

Menengah Kejuruan di Kabupaten Majalengka yang menyelenggarakan

pendidikan dengan berbagai bidang keahlian, salah satunya adalah bidang Teknik

Gambar Bangunan. Bidang Studi Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK

Negeri 1 Majalengka, memiliki tiga mata pelajaran produktif yaitu mata pelajaran

Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK), mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (KK),

dan Muatan Lokal, dimana setiap mata pelajaran terbagi atas beberapa standar

(12)

Kompetensi Kejuruan (KK) merupakan mata pelajaran produktif yang

bermuatkan materi dasar yang berkaitan dengan kemampuan kejuruan siswa.

Mata pelajaran ini menuntut siswa untuk memiliki tingkat pemahaman tinggi

dikarenakan menjadi landasan dalam penerapannya pada gambar bangunan

(arsitektur).

Berdasarkan keterangan guru – guru yang bersangkutan serta selama

kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL), banyak siswa yang siswa kelas X

TGB SMK Negeri 1 Majalengka kurang paham dengan gambar tampak yang akan

mereka buat. Banyak dari mereka hanya melakukan gambar ulang dari pekerjaan

teman sekelompoknya yang dianggap lebih pintar tanpa mengetahui informasi dan

fungsi dari apa yang mereka gambar. Hal ini terlihat pada banyaknya kesalahan

gamabar yang dibuat pada saat siswa melakukan asistensi, sehingga mereka harus

kembali membetulkan gamabarnya berulang – ulang. Hal ini membuat sebagian

dari siswa merasa malas untuk menyelesaikan tugas gambarnya.

Kasus ini berdampak pada keterlambatan pengumpulan tugas menggambar

siswa dari waktu yang telah ditentukan oleh guru. Ini tentu menjadi masalah

cukup serius, karena dalam tugas menggambar bestek bangunan tidak hanya

menggambar tampak saja. Masih ada menggamabar rencana bagian – bagian

bangunan lain. Sehingga keterlamabatan dalam pengumpulan gambar tampak

akan berpengaruh pada waktu pengerjaan gambar bagian – bagian bangunan

lainnya. Dan dikhawatirkan masih banyak gambar yang belum terkumpul di akhir

semester.

Dalam hal ini guru berperan sebagai ujung tombak dalam proses

pembelajaran, maka kemungkinan permasalahan ini disebabkan oleh kekurang

efektifan cara pembelajaran yang diilakukan. Proses pembelajaran masih terpuasat

hanya pada guru saja (teacher center). Hal ini membuat sebagian besar siswa kurang dapat bereksplorasi dan memahami apa yang sedang dan akan mereka

lakukan . Dengan demikian tentu akan berdampak pada penyelesaian tugas yang

terlambat dan gambar yang dihasilkan belum tentu kebenarannya. Serta akan

berefek pada hasil penilaian kurang memuaskan yang didapat sebagian besar

(13)

3

Pada saat ini telah ditemukan model – model pembelajaran yang telah

ditemukan oleh para ahli yang membuat proses pembelajaran lebih efektif dan

inovatif. Dalam penelitian ini penulis mencoba keefektifan penerapan salah satu

model pembelajaran lebih baru dari pembelajaran konvensional yaitu Model

Pembelajaran Kontekstual.

Munculnya model pembelajaran kontekstual dilatar belakangi oleh

rendahnya mutu keluaran/hasil pembelajaran yang ditandai dengan

ketidakmampuan sebagian besar siswa menghubungkan apa yang telah mereka

pelajari dengan cara pemanfaatan pengetahuan tersebut pada saat ini dan di

kemudian hari dalam kehidupan siswa (Komalasari, 2011 :1). Dalam

pembelajaran model kontekstual ini siswa di arahkan untuk menghubungkan

antara apa yang mereka pelajari dengan situasi dalam kehidupan nyata. Siswa

ditekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi juga

merekonstruksi atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru melalui

fakta – fakta yang mereka temukan dan alami dalam kehidupannya.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis mencoba mengadakan

penelitian yang berjudul “EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SMK NEGERI 1

MAJALENGKA”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dalam bagian ini akan diuraikan masalah penelitian. Uraiannya meliputi

(1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis memiliki

identifikasi masalah sebagai berikut.

a. Siswa kelas X TGB A Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1

Majalengka kurang memahami informasi dan fungsi dalam tugas mata

pelajaran Kompetensi Kejuruan.

b. Siswa kelas X TGB A Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1

(14)

c. Siswa kelas X TGB A Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1

Majalengka tidak tepat waktu mengumpulkan tugas mata pelajaran

Kompetensi Kejuruan.

d. Kekurangefektifan model pembelajaran yang diterapkan pada Mata Pelajaran

Kompetensi Kejuruan siswa kelas X TGB A jurusan Teknik Gambar

Bangunan SMK Negeri 1 Majalengka.

2. Pembatasan Masalah

Dalam bagian ini akan diuraikan pembatasan masalah penelitian, penulis

membatasi masalah penelitian pada hal-hal berikut ini.

a. Efektivitas Penerapan model pembelajaran Kontekstual pada Mata Pelajaran

Kompetensi Kejuruan dengan Standar Kompetensi Menggambar tampak

kelas X TGB A SMK Negeri 1 Majalengka

b. Proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran

Kontekstual pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Standar Kompetensi

Menggambar tampak kelas X TGB A SMK Negeri 1 Majalengka.

c. Hasil belajar yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran Kontekstual

pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Standar Kompetensi Menggambar

tampak kelas X TGB A SMK Negeri 1 Majalengka.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut.

a. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran Kompetensi Kejuruan

Menggambar Mampak kelas dengan menggunakan model pembelajaran

Kontekstual ?

b. Bagaimana efektivitas proses pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Kontekstual dalam pembelajaran

Kompetensi Kejuruan Menggambar Tampak kelas X TGB A SMK Negeri 1

(15)

5

C. Tujuan Penelitian

Dalam bagian ini akan diuraikan mengenai tujuan penelitian, adapun

uraiannya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui respon siswa setelah diterapkannya Model Pembelajaran

Kontekstual pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan menggambar tampak.

2. Untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran Kontekstual dari hasil

belajar siswa setelah diterapkan pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan

menggambar tampak.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,

terutama pihak – pihak yang terkait, yaitu :

1. Bagi Pendidik

a. Membantu guru berinovasi dalam pembelajaran agar tercapai hasil

pembelajaran yang lebih baik.

b. Membantu perkembangan guru menjadi lebih professional. c. Meningkatkan kepercayaan diri guru.

d. Membantu guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan.

2. Bagi siswa

a. Siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b. Siswa lebih aktif dan kreatif dalam mencari materi pembelajaran yang

ditugaskan oleh guru.

c. Siswa mampu bekerja sama dengan kelompok dalam menyelesaikan tugas

pembelajaran serta dapat lebih berani mengemukakan pendapat.

d. Meningkatkan hasil belajar sehingga tepat waktu dalam pengumpulan tugas.

3. Bagi Sekolah

Hasli penelitian dapat digunakan oleh pihak jurusan atau lembaga

pendidikan sebagai salah satu varian model pembelajaran. Dan diharapkan akan

(16)

4. Bagi Peneliti

Sebagai upaya pengembangan pengetahuan yang di dapat di bangku

perkuliahan, penambahan wawasan khususnya dalam proses pembelajaran, serta

sebagai perbandingan terhadap penelitian – penelitian metode pembelajaran lain

yang pernah di terapkan.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan disusun agar skripsi ini dapat dengan mudah

dipahami oleh berbagai pihak. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, sistematika penulisan

Bab II Landasan Teori dan Hepotesis, berisi tentang kajian pustaka secara teorotis

yaitu tentang teori – teori yang mendukung dan relevan dengan permasalahan

penelitian ini dan hipotesis.

Bab III Metode Penelitian, berisi tentang metode penelitian, lokasi penelitian,

variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel,

teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan pengujian instrumen

penelitian, teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Berisi tentang deskripsi data, hasil analisis data beserta pembahasannya yang

diperoleh dalam penelitian.

Bab V Kesimpulan Dan Saran

Berisikan kesimpulan akhir penelitian dan memberikan saran bagi para pengguna

hasil penelitian.

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan SMKN 1 Majalengka yang beralamatkan di jalan

raya Tonjong – Pinangraja No. 55 Cigasong Majalengka. Sekolah tersebut

dijadikan tempat penelitian dikarenakan penulis sedang menempuh PPL.

2. Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya

orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar

jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

(Sugiyono,2011:119). Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMKN 1

Majalengka, tepatnya siswa-siswi TGB kelas X.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta dik kelas X Teknik

Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Majalengka yang mengikuti pelajaran Dasar

Kompetensi Kejuruan Tahun Ajaran 2012-2013. Anggota populasi dalam

penelitian ini berjumlah 3 kelas dengan jumlah peserta didik sebanyak 73 siswa,

(18)

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Penelitian

Kelas Jumlah Populasi

X TGB A 24

X TGB B 21

X TGB C 24

TOTAL 69

(Sumber: Dokumen Jurusan TGB SMKN 1 Majalengka)

Sugiyono (2013 : 118) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari

jumlah dan karaketeristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam

penelitian ini diambil dua kelas dengan teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik Sampling Purposive, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti. Pemilihan sampel ini didasari pada pertibangan bahwa

pelajaran KK yang diajarkan dikelas dilakukan oleh satu orang guru yang sama

yaitu mengajar secara konvensional, juga didasari oleh nilai rata-rata hasil belajar

tiap kelas yang sama, sehingga perlakuan yang dilakukan kepada kelas tersebut

akan menunjukan terhadap peningkatan hasil belajarnya.

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 24 orang dalam satu kelas Sampel.

Kelas yang ditunjuk sebagai kelas sampel adalah kelas X TGB A

Tabel 3.2.

Jumlah siswa sampel penelitian

Kelas Jumlah Siswa

X TGB A 24

(19)

21

B. Variabel dan Prosedur Penelitian 1. Variabel Penelitian

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2010 : 60)

Dinamakan variabel karena ada variasinya.. Untuk dapat bervariasi maka

penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang

bervariasi.

Variabel dalam penelitian terdiri dari :

1. Variabel bebas (independen), merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat).

2. Variabel terikat (dependen), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Efektivitas penerapan model pembelajaran kontekstual menggambarkan

variabel tunggal. Penerapan konsep variabel tunggal yaitu hanya ada variabel

bebas tanpa adanya variabel terikat atau akibat. Variabel tunggal dalam penelitian

ini adalah efektifitas model pembelajaran Kontekstual.

2. Prosedur Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka disusun

paradigma penelitian. Paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai

(20)

Gambar 3.1 Alur Penelitian

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh atau

memecahkan permasalahan yang dihadapi. Metode penelitian merupakan bagian

yang terpenting dalam suatu penelitian. Metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu (Sugiyono, 2008: 2).

Dalam Penelitian ini desain yang akan digunakan adalah desain

eksperimen. Desain penelitian eksperimen dapat diartikan sebagain metode

Identifikasi

Masalah

Studi Literatur

Perumusan Masalah

Pelaksanaan Penelitian

Penyusunan Instrumen Penelitian

Judgement

Kelas Sampel

Pembelajaran Model

Kontekstual

Post Test Angket

Analisis Data

(21)

23

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendali. (Sugiyono, 2011 : 107)

Ada beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan, yaitu :

Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design.

Gambar 3.2

Macam – macam Desain Eksperimen

Yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode One-Shot Case Study dimana terdapat suatu kelompok yang diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya

diobservasi hasilnya (Sugiyono, 2013 : 110). Metode Pre – Experimental Design dengan desain penelitian One-Shot Case Study dipilih karena disesuaikan dengan waktu penelitian yang terbatas dikarenakan mendekati waktu libur sekolah.

(22)

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini dikaji satu variabel, yaitu X . Untuk lebih memahami

pengertian dan menghindari kesalahan penafsiran, maka dijelaskan beberapa

istilah sehingga diharapkan ada kesamaan landasan pemikiran dalam isi penelitian

ini antara peneliti/penulis dan pembaca.

1. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual

Efektivitas penerapan Model Pembelajaran Kontekstual dapat diartikan

sebagai jangkauan keberhasilan dari penggunaan sebuah model pembelajaran

yang dinamakan kontekstual.

Efektivitas berasal dari kata dasar “efek”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “efek” adalah akibat; pengaruh; pesan yang timbul pada pikiran penonton, pendengar, pembaca, dan sebagainya (sesudah mendengar atau melihat sesuatu). Sedangkan “efektif” adalah ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (untuk obat); dapat membawa

hasil; berhasil guna (untuk usaha, tindakan); hal mulai berlakunya (untuk undang – undang, peraturan). Sehingga dapat disimpulkan efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan dari suatu tidakan.

Dalam variabel ini aspek yang di pakai mengenai penerapan model

pembelajaran kontekstual.

2. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual

Menurut Mansur Muslich (2007:41), pengertian pembelajaran

kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia

nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari – hari .

Maka, penerapan model pembelajaran kontekstual dapat diartikan

penggunaan atau pengaplikasian model pembelajaran kontekstual terhadap proses

pembelajaran. Meskipun model pembelajaran kontekstual bukan satu – satunya

model pembelajaran yang cukup baru, tetapi penulis ingin meneliti kefektifan

(23)

25

3. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah keberhasilan yang dicapai

dalam tujuan yang telah ditetapkan pada sebuah mata pelajaran. Hasil belajar

dapat dilihat dari respon siswa pada proses pembelajaran kontekstual dan

pencapaian nilai dari sebuah pekerjaan yang diselesaiakan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah

diolah. (Arikunto, 1997:136). Dalam penelitian data yang diperoleh harus sesuai

dengan kebutuhan. Oleh karena itu, alat pengumpul data harus cocok agar data

yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan penelitian dalam pengumpulan data.

Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran

dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument

harus mempunyai skala. Sugiyono (2013: 133) mengemukakan skala pengukuran

merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan

panjang pendeknya interval yang dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila

digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Dalam penelitian ini dipakai dua jenis instrumen, instrumen tersebut

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Lembar Angket

b. Post Test

Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini adalah angket. Tujuan

penyebaran angket adalah untuk mencari informasi data yang lengkap mengenai

respon siswa. Suharsimi Arikunto (2010:268) telah menjelaskan tentang

langkah-langkah dalam menyusun angket, sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.

2. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.

3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variable yang lebih spesifik

(24)

4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk

menentukan teknik analisisnya.

Angket yang digunakan untuk mengukur respon siswa. Dengan bobot nilai

atau skor pada setiap angket adalah sebagai berikut:

Sangat setuju = 4

Setuju = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

Instrumen ini menggunakan skala Likert dengan empat jawaban; Sangat

Setuju (SS), Setuju (ST), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Untuk Job Sheet digunakan dengan memberikan soal menggambar yang

di dalamnya mencakup beberapa indikator yang telah disesuaikan dengan

komptensi yang ditetapkan disekolah.

1. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian

Peneliti perlu menyusun sebuah rancangan penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah “kisi-kisi”. Kisi-kisi instrumen merupakan rancangan yang berupa suatu daftar yang berbentuk matriks, didalamnya terdapat

komponen-komponen yang disiapkan untuk menyusun instrumen. Kisi-kisi penelitian

merupakan bagian dari instrumen.

Arikunto (2010 : 205) mengemukakan bahwa :

Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.

Manfaat dari kisi-kisi seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:

205) adalah sebagai berikut:

a. Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun,

(25)

27

c. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi ini belum dituntut untuk memikirkan rumusan butir-butirnya,

d. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta perjalanan” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya, dari mana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil,

e. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap, peneliti dapat menyerahkan tugas menyusun atau membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun instrumen,

(26)
(27)

29

F. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Instrumen Angket

 Validitas Instrumen Angket

Menurut Arikunto (2010:211) bahwa “Validitas adalah ukuran yang

menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Dapat diambil kesimpulan bahwa validitas Instrumen adalah ketepatan

dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan di

ukur sehingga mempunyai kevalidan yang baik.

Berdasarkan teori diatas, penulis mengadakan pengujian validitas dengan

cara analisis butir soal. Maka persamaan di bawah ini yang digunakan untuk

menghitung korelasinya.

(Arikunto, 2010 : 213)

Keterangan :

rXY = Koefisien korelasi

∑XY = Jumlah perkalian antara skor suatu butir dengan skor normal

∑x = Jumlah skor total dari seluruh responden dalam menjawab 1 soal

....yang diperiksa validitasnya

∑Y = Jumlah total seluruh responden dalam menjawab seluruh soal

....pada instrument tersebut

N = Jumlah responden uji coba

Pengujian validitas dikenakan pada tiap-tiap item kemudian hasil

perhitungan dikonsultasikan dengan table harga kritik product moment pada taraf kepercayaan 95%. Kriteria pengujian validitas adalah jika rhitung > r tabel serta

(28)

jika sebaliknya maka dilakukan uji t, setelah harga rxy diperoleh kemudian

disubstitusikan ke dalam rumus uji t, dengan rumus berikut :

Keterangan :

t = Uji signifikan korelasi

r = Koefisien korelasi

N = Jumlah responden uji coba.

Instrumen dinyatakan valid apabila thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi

0,05.

Unruk mencari dengan menggunakan uji taraf signifikansi untuk untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n-2).

Sedangkan untuk membuat keputusan dengan membandingkan thitung

dengan ttabel

thitung > ttabel = item soal dinyatakan valid

thitung < ttabel = item soal dinyatakan tidak valid

a. Hasil Uji Validitas Instrumen Angket

Jumlah item pertanyaan pada instrumen penelitian ini adalah 21 item

pertanyaan untuk Variabel X1 ( Respon Siswa). Berdasarkan hasil perhitungan uji

coba validitas angket variabel X1 respon siswa yang berjumlah 21 soal pada

angket uji coba dilakukan kepada 15 orang responden, diperoleh masing-masing

item soal pada variabel X1 bahwa semuanya valid. Jika diketahui terdapat item

soal yang tidak valid, penulis tidak menggunakan lagi soal yang tidak valid

tersebut atau membuang soal-soal yang tidak valid.

Dari hasil perhitungan ditentukan bahwa jika harga thitung ≥ ttabel dengan

taraf kepercayaan 95% dan dk= n-2 sesuai dengan standar penelitian pendidikan,

maka diperoleh derajat kebebasan (dk) = 15 - 2 = 13 didapat ttabel = 1,771, maka

(29)

31

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket

No. Item soal

Valid (V) / Tidak valid (Tv)

1 Valid

2 TV

3 Valid

4 Valid

5 Valid

6 Valid

7 Valid

8 Valid

9 Valid

10 Valid

11 Valid

12 Valid

13 Valid

14 Valid

15 Valid

16 Valid

17 Valid

18 Valid

19 Valid

20 Valid

(30)

Untuk pengujian instrumen penelitian selanjutnya, item yang tidak valid,

tidak diikutsertakan, karena masing-masing indikator sudah terwakili, sehingga

untuk penelitian selanjutnya digunakan 20 pertanyaan untuk variabel X1, pada

sampel penelitian sebanyak 24 responden.

 Reliabilitas Instrumen Angket

Reliabilitas menunjuk pada suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik

(Arikunto, 2010:221)

Untuk mengetahui tingkat relialibilitas item, maka digunakan rumus alpha

(r11), yaitu dengan menghitung varians setiap butir terlebih dahulu. Adapun

langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :

1. Mencari harga varians tiap butir angket dengan rumus :

(Arikunto, 2006 : 184)

Keterangan :

= Harga varians total

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item (∑X)2

= Jumlah skor seluruh responden dari setiap item

N = Jumlah responden

2. Mencari harga keseluruhan dari varians butir ( ∑αb2) yaitu dengan menjumlahkan varians dari setiap butirnya (αn2).

3. Mencari harga keseluruhan varians total dengan rumus :

(Arikunto, 2006 : 184)

Keterangan :

= Harga varians total ∑ = Jumlah kuadrat skor total (∑Y)2

= Jumlah kuadrat dari skor total

(31)

33

4. Menghitung koefisien realibilitas dengan rumus Alpha :

[ ] [ ] (Arikunto, 2006 : 196)

Keterangan :

rII = Reliabilitas angket

k = Banyak item / butir angket

= Jumlah Varian item

= Harga varians total

Hasil perhitungan koefisien seluruh item yang dinyatakan dengan rII

tersebut dibandingkan dengan derajat reliabilitas evaluasi dengan tolak ukur

tarafkepercayaan 95%. Dengan kriteria rhitung > rtabel sebagai pedoman untuk

penafsirannya adalah :

Tabel 3.5 Klasifikasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi (r11) Penafsiran

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Sedang

0,61 – 0,80 Kuat

0,81 – 1,00 Sangat Kuat

(Arikunto, 2010:319)

 Hasil Uji Reliabilitas Angket

Uji reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan rumus alpha. Dengan harga r11 > rtabel, maka instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan

untuk penelitian selanjutnya, sebaliknya jika r11 < rtabel maka instrumen tersebut

tidak reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada instrumen uji coba untuk

variabel X1 didapat r11= 0,938 > rtabel (0,553) berada pada indek 0,80-1,00. Maka

(32)

yang sangat kuat untuk memperoleh data dari responden. Perhitungan hasil uji

reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.

2. Pengujian Instrumen Tes

 Validitas dan Reabilitas Instrumen Tes

Pengujian validitas instrumen soal dilakukan dengan expert judgement oleh orang ahli. Maksudnya adalah setelah instrumen dikonstruksi berdasarkan

fakta-fakta yang ada, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Setelah

pengujian konstruksi dari ahli, maka dilanjutkan dengan uji coba instrumen

dengan analisis item. Untuk validitas dan reabilitas isi dilakukan dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan

(indikator).

Dalam hal ini peneliti berkonsultasi dengan guru mata pelajaran

Kompetensi Kejuruan (KK) SMK Negeri 1 Majalengka. Tabel konsultasi

disajikan pada lampiran.

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2006:223), untuk mengukur ada atau tidaknya serta

besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Mengacu pada teori

tersebut, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Hal ini

dilakukan karena kemampuan objek yang diukur pada penelitian ini adalah belajar

siswa pada kompetensi menggambar tampak. Tes ini terdiri dari Post-test (tes akhir), yaitu tes yang dilakukan setelah proses belajar pembelajaran (perlakuan)

diberikan. Tes ini diberikan untuk mengukur pengetahuan dan penguasaan sampel

setelah mendapatkan perlakuan.

Sedangkan untuk mengetahui sebarapa besar respon siswa, teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebar angket setelah

(33)

35

H. Teknik Pengolahan Data 1. Pengolahan Data Angket

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam proses pengumpulan data

yaitu sebagai berikut :

a. Merumuskan variabel dan aspek-spek yang diukur, seperti tercantum

dalam kisi-kisi angket penelitian.

b. Membuat item-item pernyataan berdasarkan kisi-kisi angket penelitian

untuk masing-masing variabel.

d. Jawaban yang telah dikelompokkan tersebut dihitung persentasenya

dengan rumus;

(34)

Data yang telah dianalisis selanjutnya dirata-ratakan dan ditafsirkan dengan

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah

berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka digunakan

statistik parametrik dan jika tidak maka digunakan statistik non parametrik. Untuk

itu sampel yang diperoleh harus diuji coba normalitasnya.

Sebelum melakukan perhitungan untuk menguji normalitas dengan rumus

Chi-Kuadrat ( , terlebih dahulu ditempuh langkah – langkah pendistribusian

data sebagai berikut:

a. Mencari skor terbesar dan terkecil;

b. Mencari nilai rentangan ( R ) : R = Skor terbesar – Skor terkecil;

b. Mencari banyaknya kelas ( BK );

BK = 1 + 3,3 Log n ( Rumus Sturgess ) (Sudjana, 2005: 47) c. Menentukan panjang kelas interval (KI) dengan rumus ;

BK R

Kl i (Sudjana, 2005: 47)

membuat tabel distribusi frekuensi;

d. menghitung mean ( rata-rata ) dengan rumus:

n fX x 

(Sudjana, 2005: 70)

e. menghitung simpangan baku ( S ) dengan rumus:

(35)

37

normalitas dengan rumus Chi-Kuadrat. Adapun rumus Chi-Kuadrat yang

digunakan dalam pengujian normalitas distribusi adalah :

1) Mencari chi-kuadrat hitung ( χ2 hitung )

(Riduwan, 2011: 124)

Langkah – langkah yang ditempuh untuk melakukan perhitungan dengan

rumus tersebut adalah sebagai berikut.

 Membuat tabel distribusi frekuensi untuk mencari harga – harga yang

digunakan dalam menghitung rata – rata dan simpangan baku.

 Mencari batas bawah skor kiri interval dan batas skor kanan interval

 Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval

ditambah 0,5.

 Mencari angka standar Z sebagai batas kelas interval, dengan rumus

SD X BK

Z  (Sudjana, 2002: 99)

Keterangan :

BK = skor bats kelas distribusi

X = rata-rata kelas distribusi

SD = Simpangan baku

 Mencari luas kelas tiap 0 (nol) dengan Z (0-Z) dari tabel luas di bawah lengkungan normal standar dari 0 ke Z

 Mencari luas kelas interval dengan cara mengurangi nilai Z tabel pada

setiap interval bila tanda Z hitung bertanda sejenis dan menambahkan

pada tabel jika setiap interval bertanda tidak sejenis.

 Mencari frekuensi yang diharapkan (Fe) dengan menggunakan rumus

(36)

n L

Fe .

Keterangan :

Fe = Frekuensi yang diharapkan

L = Luas interval

n = Banyaknya responden

 Mencari frekuensi pengamatan (Fi) yang merupakan frekuensi (fi)

setiap kelas interval.

 Mencari harga X2 dengan memasukkan harga – harga diatas kedalam

rumus Chi Kuadrat.

 Membandingkan χ2

hitungdan χ2 tabel dengan derajat kebebasan ( dk ) =

k-1 pada tingkat kepercayaan 95 % untuk melihat taraf signifikansi, dengan kriteria penerimaan hipotesis adalah χ2

hitung≤ χ2 tabel, artinya

data berdistribusi normal.

a. Hasil Uji Normalitas Variabel X1

Hasil perhitungan pada uji normalitas dengan menggunakan rumus

Chi-Kuadrat pada variabel X1 didapat harga Chi-Kuadrat (2) = 1,3436. Nilai

Chi-Kuadrat (2) yang didapat dikonsultasikan pada tabel dengan dk = k -1 = 6 -1 =

5. Dari tabel distribusi 2 diperoleh 2(95%)(5) = 11,07.

Tabel 3.6 NormalitasRespon Siswa

Dari hasil perhitungan harga Chi-Kuadrat hasil perhitungan lebih kecil

dari harga Chi-Kuadrat tabel (2 hitung (1,3436) < 2 tabel (11,07), maka dapat

(37)

39

normal pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk) = k - 1 = 5. Penyebaran skor variabel X1 berdistribusi normal dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

Gambar 3.3 Grafik Penyebaran Skor Variabel X1

Sebaran skor hasil pengumpulan data dari instrumen variabel respon siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini :

Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Respon Siswa

0 1 2 3 4 5 6 7 8

53-57 58-62 63-67 68-72 73-77 78-82

Normalitas Respon Siswa

Sebaran Data Penelitan

(38)

Tabel 3.8 Komulatif Frekuensi Respon Siswa

Frekuensi kumulatif menunjukkan bahwa 67% reponden memperoleh skor

yang sama atau lebih rendah dari nilai tengah. Sedangkan frekuensi terbanyak ada

pada interval 55 – 59 berjumlah 29%. Hal ini berarti sekitar 33% dengan kategori

tinggi.

Untuk mengetahui sebaran skor respon siswa, maka disajikan grafik

dibawah ini.

Gambar 3.4 Diagram Frekuensi Relatif Respon Siswa

(39)

41

b. Hasil Uji Normalitas Variabel X2 (Tes)

 Hasil Uji Normalitas Kelompok Sampel

Hasil perhitungan pada uji normalitas dengan menggunakan rumus

Chi-Kuadrat pada variabel X2 kelompok sampel didapat harga Chi-Kuadrat (2) =

3,263. Selanjutnya dibandingkan ke dalam nilai Chi-Kuadrat (2) yang didapat

dikonsultasikan pada tabel dengan dk = k -1 = 6 -1 = 5. Dari tabel distribusi 2

diperoleh 2(95%)(5) = 11,07.

Tabel 3.9 Uji Normalitas Hasil Belajar

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data Respon

Siswa (variabel X2) untuk kelompok sampel berdistribusi normal pada tingkat

kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk) = k - 1 = 5. Penyebaran skor

berdistribusi normal dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.5 Grafik Penyebaran Skor Variabel X2 No. Kelas

Interval f

Nilai Tengah

(Xi) Xi^2 f.Xi f.Xi^2 Batas Kelas Z Luas 0-Z Luas Tiap

Kelas Interval fe f - fe

69,5 -2,24 0,4875

1. 70,00 - 73,00 2 71,5 5112,25 143 10224,5 0,0481 1,1544 0,8456 0,619403

73,5 -1,55 0,4394

2. 74,00 - 77,00 3 75,5 5700,25 226,5 17100,75 0,1342 3,2208 -0,2208 0,015137

77,5 -0,86 0,3052

3. 78,00 - 81,00 4 79,5 6320,25 318 25281 0,2377 5,7048 -1,7048 0,509456

81,5 -0,17 0,0675

4. 82,00 - 85,00 8 83,5 6972,25 668 55778 0,2660 6,384 1,616 0,409063

85,5 0,52 0,1985

5. 86,00 - 89,00 4 87,5 7656,25 350 30625 0,1884 4,5216 -0,5216 0,06017

89,5 1,21 0,3869

6. 90,00 - 93,00 3 91,5 8372,25 274,5 25116,75 0,0837 2,0088 0,9912 0,489087

93,5 1,89 0,4706

75-77 78-80 81-83 84-86 87-89 90-95

Normalitas Hasil Belajar Siswa

Sebaran Data Penelitian

(40)

Sebarak skor hasil pengumpulan data dari instrumen variabel hasil belajar

siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut :

Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa

Tabel 3.11 Kumulatif Frekuensi Relatif Hasil Belajar

Berdasarkan data hasil belajar siswa yang diambil dari hasil uji

Post-Test, diperoleh skor tertinggi = 92, skor terendah 70. Jadi rentang skor antara 92 – 70 = 23, nilai rerata = 82.5, median = 80.5, modus = 80,

dan simpangan baku = 5,8

Frekuensi kumulatif menunjukan bahwa 38% responden

memperoleh skor yang sama atau lebih rendah dari nilai tengah.

Sedangkan frekuensi terbanyak ada pada interval 82 – 85 berjumlah 33%.

(41)

43

Hal ini berarti bahwa lebih dari setengahnya (62%) dengan kategori yang

tinggi.

Berikut disajikan grafik sebaran nilai hasil belajar siswa.

Gambar 3.6 Diagram Frekuensi Relatif Hasil Belajar Siswa

8%

13%

17%

33%

17%

13%

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%

1 2 3 4 5 6

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan adalah jawaban dari masalah penelitian yang dikemukakan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Efektivitas

Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Pembelajaran Kompetensi

Kejuruan di SMK Negeri 1 Majalengka”, dapat diambil kesimpulkan sebagai

berikut:

1. Respon siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model kontekstual

menunjukkan respon positif dengan kriteria baik. Hal ini berdasarkan

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Penerapan model pembelajaran Kontekstual telah dilaksanakan sesuai

dengan prinsip – prinsip yang terdapat dalam teori pembelajaran

kontekstual. Hasil dari proses pembelajaran kontekstual dinyatakan efektif

karena telah memenuhi kriteria efektivitas.

B. Saran

Sebagai suatu pertimbangan dalam penerapan pembelajaran kontekstual,

maka dikemukakan beberapa saran berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan. Beberapa saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian, masih terdapat indikator yang masih perlu

ditingkatkan, yaitu pada penyelidikan autentik dan menghasilkan dan

mepresentasikan suatu produk atau karya sebesar (73%). Mengingat

indikator tersebut berhubungan dengan keaktifan siswa yang merupakan

dari bagian pembelajaran kontekstual dengan strategi pembelajaran

berbasis masalah, maka disarankan :

a. Bagi guru, model pembelajaran kontekstual akan lebih kreatif

mendorong peserta didik lebih mandiri. Maka guru hendaknya dapat

mengkondisikan siswa agar dapat secara mandiri mengidentifikasi

masalah, membuat perkiraan penyelesaian dan menuntaskannya. Selain

(43)

59

pengetahuannya tentang materi pembelajaran tentang menggambar

tampak.

Guru harus dapat dengan tegas mengkondisikan siswanya ketika

melakukan proses pembelajaran di luar kelas. Dalam pembelajran

menggambar tampak ini, guru harus dapat membimbing dengan baik

ketika melihat bentuk tampak bangunan dari luar kelas.

b. Bagi siswa, hendaknya mulai mencari secara mandiri atas penyelesaian

tugas belajar dan melatih keberanian mengemukakan pengetahuan yang

dimiliki untuk dibagi ke teman – teman sekelas. Siswa yang kurang

paham tentang materi juga hendaknya berani bertanya aktif.

Siswa juga harus dapat mengkondisikan diri ketika proses pembelajaran

kontekstual berlokasi di luar kelas. Hal ini perlu diperhatikan agar

proses pembelajaran kontekstual lebih efektif

2. Berdasarkan hasil belajar yang telah diperoleh dari penelitian ini masih

perlu diperbaiki agar nilai rata – rata yang tadinya berada di kriteria baik

menjadi sangat baik. Untuk itu perlu disampaikan pada:

a. Guru, hendaknya lebih mengeksplor kemampuan siswa agar lebih

paham mengenai materi yang disampaikan dan menjawab pertanyaan

siswa dengan sejelas mungkin sehingga siswa paham betul jawaban dari

pertanyaan yang diajukan.

b. Siswa, diharapkan lebih dapat berkonsultasi dengan guru dan teman

sekelas jika ada kekurangpahaman dalam menggambar tampak ini. Dan

siswa yang sudah mengerti diharapkan aktif membantu teman –

temannya yang masih belum paham.

3. Bagi calon peneliti selanjutnya yang berminat mengkaji tentang model

pembelajaran kontekstual diharapkan mampu menguasai dan

mengaplikasikan teori pembelajaran kontekstual lebih variatif dalam

penelitiannya. Agar diperoleh hasil penelitian komprehensif sebaiknya

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (1995). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Arikunto, Suharismi. (1997). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharismi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharismi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indoesial. Jakarta: Balai Pustaka

Havivianto, Blasius (2012). Penerapan Model Kontekstual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Menggambar Kontruksi Langit-langit.Skripsi mahasiswa pada FPTK UPI Bandung : tidak diterbitkan

Komalasari, Kokom. (2011).Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi Bandung: Refika Aditama.

Mulyanto. (2012). Penerapan model cooperative Learning Tipe STAD pada Standar Kompetensi mengidentifikasi hama dan penyakit Ikan Kelas XI API di SMKN 1 Karangtengah. Skripsi mahasiswa pada FPTK UPI Bandung : tidak diterbitkan

Muslich, Masnur. (2007). KTSP pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alafabeta

Runi. (2005). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Mata Pelajaran Sains Konsep Pencemaran Lingkungan di Kelas VII SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).Tesis pada PPS UPI Bandung : tidak diterbitkan

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group

Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group

(45)

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan untuk Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo Sudjana. (2002). MetodaStatistika. Bandung : Tarsito

Sudjana. (2004). MetodaStatistika. Bandung : Tarsito Sudjana. (2005). MetodaStatistika. Bandung : Tarsito

Sugandi, A, dkk. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran. Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

(46)

Ali dalam Pramuji 2009

Siregar

Munadi dalam Rusman 2012

Arikunto 1997 (skripsi budak mesin)

Sugiyono 2013

Sugiyono 2008

Sugiyono 2 Harry Firman 1987, Mulyanto

Sugono : 2008 KBBI

Gambar

Tabel 2.1    Kompetensi Dasar Menggambar Tampak ................................................
Gambar 2.1  Hubungan Tujuan Instruksional, Pengalaman Belajar dan Hasil Belajar .... 16
Tabel 3.2.
Gambar 3.1 Alur  Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

497.500.000,- (Empat ratus sembilan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) Tahun Anggaran 2016, maka bersama ini kami Kelompok Kerja Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Barang /

[r]

Skripsi dengan judul *Perencanaan Perawatan Dengan Kriteria Minimasi Biaya Pada I[ Iesin Packing di PT.. V' yang telah diperiksa dan disetujui sebagai bukti

Perusahaan harus merancang sistem informasi pemasaran yang efektif yang mampu memberikan informasi yang tepat kepada para manajer, dalam bentuk yang tepat, pada saat yang tepat

Serta yang terakhir ada NPL atau jumlah kredit macet yang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, dari keseluruhan paper yang saya analisis datanya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. ©

Hal ini membuktikan bahwa transparansi sebagai keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan

Metode pembelajaran pada jaringan syaraf disebut terpandu jika keluaran yang diharapkan atau target telah diketahui sebelumnya.. Sebelum jaringan mengubah sendiri bobotnya