• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR PANCA INDERA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR PANCA INDERA."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Pembelajaran IPA di SD ... 8

1. Konsep IPA di SD ... 8

2. Fungsi Mata Pelajaran IPA di SD ... 9

3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD ... 10

4. Ruang Lingkup IPA ... 10

5. Model Pembelajaran IPA ... 11

6. Hasil dan Evaluasi Pembelajaran IPA ... 12

7. Struktur Panca Indera dan Fungsinya ... 13

B.Inkuiri ... 15

1.Devinisi Inkuiri ... 15

2.Kelebihan Metode Inkuiri ... 15

3.Kelemahan Metode Inkuiri... 16

4.Prinsip Pembelajaran Metode Inkuiri ... 16

5.Karakteristik Metode Inkuiri ... 18

6.Langkah-langkah Pembelajaran Metode Inkuiri ... 19

C.Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPA ... 19

1. Perencanaan Pembelajaran ... 19

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 20

D.Hipotesis Tindakan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A.Subjek Penelitian ... 22

B.Desain dan Metode Penelitian ... 22

(2)

a. Persiapan Penelitian ... 25

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 26

c. Tahap Observasi ... 26

d. Tahap Refleksi ... 27

2. Metode Penelitian ... 27

C.Instrumen Penelitian ... 29

D.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 30

1. Teknik Pengumpulan Data ... 30

2. Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A.Hasil Penelitian ... 33

1. Siklus I ... 33

a. Perencanaan Pembelajaran ... 34

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 34

c. Hasil Belajar Siswa... 37

d. Refleksi ... 38

2. Siklus II ... 41

a. Perencanaan Pembelajaran ... 41

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 43

c. Hasil Belajar Siswa ... 45

d. Refleksi ... 47

3. Siklus III ... 49

a. Perencanaan Pembelajaran ... 49

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 50

c. Hasil Belajar Siswa ... 52

d. Refleksi ... 54

B.Pembahasan ... 56

1. Perencanaan Pembelarajan ... 56

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 57

3. Hasil Belajar Siswa ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A.Kesimpulan ... 64

B.Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 67

(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mempersiapkan anak didik untuk dapat menghadapi tantangan kehidupan pada masa sekarang dan masa yang akan datang adalah kewajiban kita semua, baik orang tua, sekolah maupun masyarakat Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia merupakan tugas besar yang diemban oleh segenap manusia Indonesia. Karena kemajuan sebuah negara akan ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Sedangkan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pendidikan warganya. Maka dari itu untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan, diperlukan berbagai upaya dari semua pihak, terutama pemerintah. Sebagaimana yang tertera dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Depdiknas : 2003) bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.

Setiap individu mempunyai kepentingan yang sama dalam mendukung tercapainya tujuan yang diharapkan, karena tujuan pendidikan sulit dicapai apabila tidak ada kebersamaan dalam pelaksanaanya. Dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 bahwa Tujuan Pendidikan Dasar (BNSP:2005) yaitu “Untuk meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih tinggi”.

(4)

2

itulah sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.

Tujuan pendidikan nasional yang diharapkan dapat dicapai oleh seluruh warga Negara Indonesia dalam pelaksanaannya dijabarkan menjadi beberapa tujuan yang lebih spesipik, yakni dari tujuan pendidikan nasional dijabarkan menjadi tujuan institusional, tujuan kurikuler dan instruksional. Tujuan institusional adalah tujuan suatu lembaga pendidikan, baik menurut jenis atau tingkatannya dengan harapan setiap peserta didik dapat mencapai tujuan lembaga pendidikan setelah menyelesaikan belajarnya. Tujuan kurikuler adalah tujuan setiap mata pelajaran untuk suatu sekolah tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan tujuan instruksional adalah suatu tujuan yang diharapkan dapat dicapai setiap pokok dan sub pokok bahasan yang telah diajarkan guru di dalam atau di luar kelas.

Siswa Sekolah Dasar (SD) di dalam kelas mempelajari berbagai macam pelajaran, setiap mata pelajaran memiliki karakteristik, fungsi dan tujuan tersendiri yang disesuaikan dengan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang fundamental bagi kesuksesan perkembangan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Seluruh mata pelajaran yang dipelajari di SD sangat penting untuk dikuasai oleh siswa baik secara konseptual, prosedural dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu mata pelajaran yang ada di SD adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Rutherford dan Ahlgren (Yuliariatiningsih dan Margo, 2008: 5-6) mengemukakan beberapa alasan mengapa IPA layak dijadikan sebagai mata pelajaran dasar dalam pendidikan :

(5)

3

pertibangan kuantitatif, alasan logis, dan ketidakpastian. (4) Prinsp-prinsip teknologi memberi seseorang dasar yang kuat untuk menilai penggunaan teknologi baru beserta implikasinya bagi lingkungan dan budaya. (5) Pendidikan IPA dan teknologi secara terus menerus dapat memberikan piranti untuk menentukan sikap terhadap sejumlah masalah dan pengetahuan baru yang penting. (6) Potensi IPA dan teknologi guna meningkatkan kehidupan tidak akan terealisasikan tanpa didukung oleh pemahaman masyarakat umum terhadap IPA, matematika, dan teknologi serta kebiasaan berfikir ilmiah. Dengan memperhatikan alasan mata pelajaran IPA di SD, maka dengan belajar IPA siswa SD dapat mengembangkan keterampilan berfikir melalui keterampilan proses IPA serta dapat meningkatkan berbagai aktifitas berfikir dan belajar peserta didik. Pernyataan tersebut sesuai dengan tujuan Mata Pelajaran IPA dalam KTSP SD (BNSP, 2011) dikatakan bahwa peserta didik harus memiliki kemampuan seabagai berikut :

(1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA bermanfaat dan dapat diterapkan dalamkehidupan sehari-hari. (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan mebuat keputusan. (5) Meningkatkan keadaran untuk berperan serta dalam memelihara,menjaga dan melestarikan lingkungan alam. (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Dari tujuan pendidikan dasar di atas, dalam mata pelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis dalam proses pembelajaranya. Dengan demikian siswa dapat mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diharapkan dan yang paling utama siswa dapat memperoleh pengalaman yang mendalam tentang alam sekitar.

(6)

4

memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan mudah, guru perlu mempersiapkan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk materi yang akan diajarkan pada siswa.

Secara psikologis siswa SD Kelas IV masih berada pada dunia bermain, sehingga tugas guru adalah menciptakan dan mengoptimalkan suasana bermain tersebut dalam kelas. Dengan kreativitas guru, situasi seperti ini dapat dijadikan sebagai media yang efektif untuk membelajarkan siswa pada mata pelajaran IPA. Melihat kenyataan dilapangan saat ini, ternyata pembelajaran IPA di SD belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada pelaksanaannya tujuan pembelajaran IPA menjadi sekedar pemindahan konsep-konsep yang kemudian menjadi bahan hapalan bagi siswa.

Seperti yang terjadi di SD Negeri Cicatang Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur, pada pembelajaran IPA kelas IV dengan materi pembelajaran Struktur Panca Indera dengan Fungsinya. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dengan rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SDN Cicatang dengan nilai 65. Apabila pembelajaran dilaksanakan dengan model atau metode belajar seperti itu, maka tujuan pembelajaran sulit untuk dicapai. Keadaan tersebut menjadikan proses pembelajaran monoton dan hanya terjadi satu arah pembelajaran yaitu dari guru kepada siswa.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa perlu menggunakan berbagai metode atau pendekatan, model dan media pembelajaran yang berpariasi. Karena dengan penggunaan metode, model dan media yang pariatif akan meningkatkan minat belajar siswa di dalam atau di luar kelas. Dengan demikian diharapkan proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(7)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana sudah dikemukakan, secara umum permasalahan yang diteliti dalah bagaimanakah penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang struktur panca indera. Masalah tersebut dapat dijabarkan secara khusus melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA materi struktur panca indera dan fungsinya di kelas IV SDN Cicatang dengan menggunakan metode inkuiri?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA materi struktur panca indera dan fungsinya di kelas IV SDN Cicatang dengan menggunakan metode inkuiri?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas IV SDN Cicatang pada pembelajaran IPA dengan materi struktur panca indera dan fungsinya dengan menggunakan metode inkuiri?

C. Tujuan Penelitian

1. Memperoleh gambaran perencanaan pembelajaran IPA di kelas empat pada materi struktur panca indera dan fungsinya dengan menggunakan metode inkuiri.

2. Memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran struktur panca indera dan fungsinya di kelas empat dengan menggunakan metode inkuiri. 3. Memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar siswa setelah guru

menggunakan metode inkuiri pada materi struktur panca indera dan fungsinya di kelas empat dengan menggunakan metode inkuiri.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan khusunya siswa, guru, peneliti dan sekolah. Manfaat penelitian yang diharapkan secara khusus adalah sebagai berikut :

1. Manfaat penelitian bagi siswa

(8)

6

b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran;

c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pelajaran struktur panca indera dan fungsinya di kelas empat dengan menggunakan metode inkuiri.

2. Manfaat penelitian bagi guru

a. Guru dapat memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan metode inkuiripada pembelajaran IPA;

b. Guru dapat memperoleh gambaran mengenai aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode inkuiri pada pembelajaran IPA di SD; c. Sebagai bahan informasi bagi guru untuk memperoleh gambaran

peningkatan hasil belajar siswa; 3. Manfaat penelitian bagi peneliti

a. Meningkatkan keterampilan peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas;

b. Sebagai bahan rujukan dalam menigkatkan pemahaman siswa terutama pada pembelajaran IPA;

c. Bahan kajian untuk penelitian sejenis yang dilaksanakan oleh peneliti lain pemerhati pendidikan;

4. Manfaat penelitian bagi sekolah

a. Menjadi rekomendasi dalam mengembangkan proses pembelajaran di sekolah terutama dalam proses pemebalajaran IPA;

b. Menjadi alternative pemecahan masalah pembelajaran di sekolah. E. Definisi Operasional

Ketika seseorang membaca sebuah buku atau hasil dari penelitian adakalanya pembanca salah mengartikan istilah yang digunakan. Maka dari itu, agar tidak terjadi salah pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mendeskripsikan istilah-istilah yang dipakai sebagai berikut :

(9)

7

pembelajaran yang dilaksanakan dirancang untuk melatih siswa melakukan proses meneliti. Penelitian itu dapat terjadi bila siswa dihadapkan pada masalah yang mengandung tantangan intelektual secara bebas, yang terarah ke dalam kegiatan meneliti untuk memperoleh pengetahuan.

(10)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Cicatang yang berada di Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur. SD Negeri Cicatang merupakan SD yang berada didataran tinggi, dengan lingkungan sosial yang tidak begitu kompleks. Dengan lingkungan yang kondusif serta jauh dari kebisingan kota, sehingga sangat menunjang untuk pelaksanaan proses pembelajaran. Apabila dilihat dari jumlah siswa SD Negeri Cicatang merupakan SD dengan jumlah murid tidak terlalu banyak dibandingkan dengan SD lain di sekitar.

Adapun yang akan dijadikan subjek penelitian oleh peneliti adalah siswa kelas IV, dengan jumlah siswa laki-laki 12 orang dan jumlah siswa perempuan 10 orang. Beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan peneliti memilih siswa kelas IV SDN Cicatang Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur sebagai subyek penelitian, diantaranya:

1. peneliti merupakan salah satu tenaga pengajar di lingkungan SDN Cicatang Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur;

2. adanya kesesuaian antara kurikulum dengan materi pelajaran yang dijadikan sebagai sasaran dari penelitian;

3. memperoleh kemudahan dalam perizinan;

4. mendapat dorongan dan dukungan dari pihak sekolah maupun rekan kerja seprofesi yang ada di lingkungan SDN Cicatang Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur;

5. adanya kerjasama yang baik antara peneliti dengan siswa kelas IV SDN Cicatang Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur.

B. Desain dan Metode Penelitian

1. Desain Penilitian

(11)

23

ada empat tahapan penting, yaitu (1) menyusun rancangan tindakan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting)‟.

Pada tahap menyusun rancangan, dilaksanakan dengan menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas. Tahap pengamatan dilaksanakan pada waktu sedang berlangsung, jadi pelaksanaan dan pengamatan berlangsung pada waktu yang sama. Pelaksanaan dilakukan oleh peneliti, sedangkan pengamatan dilakukan oleh observer (pengamat). Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, peneliti dan pengamat berhadapan untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Dengan kata lain, peneliti melihat dirinya kembali melalui dialog untuk menemukan hal-hal yang dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti memutuskan apakah menghentikan tindakan atau melanjutkan tindakan dengan catatan memperbaiki kekurangan pada tindakan berikutnya.

(12)

24

[image:12.595.121.533.154.524.2]

Desain penelitian yang lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1.

Desain Kemmis & Mc. Taggart (Mujono, et al, 2008 : 128)

Keempat tahapan penelitian di atas dilaksanakan secara berkesinambungan, mulai dari tindakan satu siklus satu sampai dengan tindakan dua siklus dua. Adapun secara rinci setiap siklusnya adalah sebagai berikut:

Siklus satu terdiri dari dua tindakan, pada setiap tindakan materi yang disampaikan sama untuk satu siklus yaitu struktur panca indera. Siklus dua terdiri dari dua tindakan, pada setiap tindakan materi yang disampaikan sama untuk satu siklus yaitu fungsi panca indera. Siklus II terdiri dari dua tindakan pada siklus tiga materi yang disampaikan tetang cara menjaga kesehatan panca indra.

Refleks i Perencanaa

n

Tindakan/Observas Refleks

i

Perbaikan Rencana

Perencanaa n

Tindakan/Observas Perbaikan Rencana

(13)

25

Metode penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desain Kemmis dan Mc.Taggart seperti pada gambar 3.1, yaitu metode siklus secara berulang dan berkelanjutan. Ini berarti semakin lama diharapkan perubahan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran menunjukkan peningkatan. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Supardi

(2006:109), bahwa “dengan PTK harus menunjukkan adanya perubahan ke

arah perbaikan dan peningkatan secara positif”. Adapun metode PTK ini

terdiri dari empat komponen, yaitu: “perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi” (Suhardjono, 2006:75).

a. Persiapan Penelitian

1) Permintaan Izin kepada Kepala SDN Cicatang

Permintaan izin mudah diperoleh karena peneliti termasuk tenaga pengajar di SDN Cicatang. Dukungan dalam melaksanakan penelitian ini diberikan oleh Kepala Sekolah beserta guru-guru lainnya.

2) Observasi dan wawancara

Observasi dan wawancara, bertujuan untuk memperoleh gambaran awal mengenai kondisi dan situasi SDN Cicatang, terutama siswa kelas IV yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Kegiatan ini difokuskan untuk mengamati kondisi kelas, sikap dan perilaku siswa ketika mengikuti pembelajaran di kelas, termasuk kegiatan mengamati kemampuan siswa dalam menerima dan memahami materi pembelajaran.

(14)

26

mengetahui minat siswa pada saat mengikuti pembelajaran tersebut, serta pemahaman siswa terhadap struktur panca indera.

3) Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan hasil observasi awal dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya, maka ditentukan beberapa hal yang akan dilakukan dalam penelitian. Secara rinci identifikasi permasalahan sudah diuraikan pada bab I, yakni mengenai penggunaan metode Inkuiri dalam pembelajaran teknologi produksi untuk siswa kelas IV SD.

4) Merumuskan secara spesifik media, desain dan metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas pada pokok bahasan teknologi produksi di kelas IV SD.

5) Menyusun Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan tahapan dan karakteristik metode Inkuiri.

6) Menentukan alat peraga yang relevan dengan materi Struktur panca indera sebagai alat bantu pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan. 7) Memilih, menyusun dan menetapkan teknik pemantauan pada setiap

tahapan penelitian dengan menggunakan format observasi, catatan lapangan, lembar wawancara, LKS dan alat tes.

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses pembelajaran, evaluasi dan refleksi yang dilakukan dalam setiap tindakan. Adapun pelaksanaannya dilakukan dalam dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari dua tindakan.

c. Tahap Observasi

(15)

27

Hal ini sebagaimana diungkapkan Suhardjono (2006:79) bahwa “kegiatan

pengamatan pada hakikatnya dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan PTK tercapai atau belum. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjabarkan terlebih

dahulu apa indikator utama dari kegiatan PTK yang dirancangkan”.

Berdasarkan tujuan observasi, maka diharapkan adanya suatu perubahan yang bersifat positif dari suatu pelaksanaan tindakan. Sehingga dapat memperbaiki proses dan hasil belajar, hal ini senada dengan pernyataan Supardi (2006:127)

“data yang terkumpul dari hasil observasi dimanfaatkan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, yaitu perubahan pada kinerja guru, hasil prestasi siswa, perubahan kinerja siswa dan perubahan suasana kelas”. Apabila kenyataan dalam pelaksanaan tindakan terjadi perubahan di luar perencanaan, maka perubahan tersebut mutlak dicatat dan dicermati penyebabnya serta ditentukan langkah-langkah perbaikannya.

Dalam rangka melaksanakan kegiatan observasi peneliti menyusun lembar observasi, selain itu peneliti akan dibantu seorang observer yang mengamati pelaksanaan tindakan dan mencatatnya pada lembar observasi.

d. Tahap Refleksi

Refleksi adalah tahap penting lainnya dalam penelitian tindakan kelas, yang dimaksudkan untuk mengkaji tindakan yang telah dilakukan secara keseluruhan berdasarkan data yang terkumpul serta melakukan evaluasi guna penyempurnaan tindakan selanjutnya.

(16)

28

2. Metode Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang mengacu kepada tindakan guru ketika melaksanakan pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suharjono (Arikunto, 2006:58) yang mengemukakan bahwa `penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik belajar`.

Untuk mendeskripsikan secara rinci penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan, maka digunakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data secara deskriptif. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Arikunto (2006:26) bahwa “penelitian deskriptif dimaksudkan untuk

mengumpulkan data atau informasi tentang fenomena yang diteliti, sehingga mungkin muncul kejadian yang dideskrIPAikan secara rinci, urut dan jujur”.

Aktvitas yang difokuskan dalam penelitian ini, yaitu dalam tindakan-tindakan tertentu yang diupayakan untuk membantu guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPA pada pokok bahsan Struktur panca indera. Penelitian ini disusun atas dasar kekurang berhasilan guru dalam mengelola pembelajaran IPA, sehingga menimbulkan hasil belajar siswa yang tidak mencapai target KKM.

Dalam penelitian tindakan kelas, guru berada dalam situasi unik yang dapat meneliti sendiri praktek pembelajaran yang dilakukannya dalam kelas. Sebagaimana diungkapkan Wiriaatmadja (2005:220), yaitu:

Guru berada pada situasi unik, yakni pada posisi untuk mengobserVasi peserta didik dalam jangka waktu yang panjang dan di berbagai situasi, serta karenanya memiliki pengetahuan dari dalam mengenai pikiran dan tindakan peserta didik, budaya kelas, sekolah, komunitas yang kemudian dihubungkan dengan peran dan tanggung jawab guru.

(17)

29

yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang ia hadapi di kelas”.

Selain itu, Arikunto ((2006:26) mengungkapkan bahwa “ciri khusus penelitian tindakan kelas adalah adanya tindakan (action) yang benar-benar nyata”. Secara lebih terperinci Mujono et al, (2008:61) mengungkapkan bahwa tujuan Penelitian tindakan kelas antara lain sebagai berikut:

(1) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah, (2) Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas, (3) Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan, (4) Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).

C. Instrumen Penelitian

Sebagai alat pengumpul data, maka peneliti menyusun instrumen penelitian, dalam rangka memperoleh data yang akurat dalam pengumpulan data sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Instrumen yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, meliputi lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal evaluasi.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan salah satu instrumen yang umum dipakai dalam penelitian tindakan kelas untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi yang telah disusun termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. (Suhardjono, 2006:78). Selain lembar observasi, peneliti juga menyusun penilaian proses yang dipergunakan oleh guru untuk menilai proses diskusi kelompok.

2. Catatan Lapangan

(18)

30

3. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa panduan yang disajikan mealui permasalahan yang mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya. LKS digunakan pada setiap pelaksanaan pembelajaran secara berkelompok.

4. Alat Evaluasi

Alat evaluasi yang dipergunakan pada tindakan 1 sampai dua dalam setiap siklusnya, berupa soal evaluasi indvidu. LKS kelompok diberikan ketika proses pembelajaran berlangsung, untuk memberikan arahan agar siswa dapat menemukan konsep sendiri dan soal evaluasi indvidu diberikan kepada siswa ketika akhir pembelajaran, sebagai tugas dalam rangka tindak lanjut. Soal tes indvidu merupakan instrumen yang dipergunakan untuk mengumpulkan sejumlah data mengenai prestasi belajar siswa secara indvidu, sekaligus untuk memperolah gambaran mengenai daya serap dan tingkat keberhasilan terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan, sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilan guru dalam mengajar.

D. Tenik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Tenik pengumpulan data dilakukan peneliti dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui pendeskrIPAian data yang telah dianalisis. Tenik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data mengenai proses pembelajaran Struktur panca indera. Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu seorang observer yang bertugas mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Observer tersebut, adalah rekan peneliti mahasisiwa. Observasi digunakan untuk untuk mengungkapkan minat dan aktvitas siswa serta kegiatan guru yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Catatan Lapangan

(19)

31

hal-hal diluar rencana yang telah disusun. Hal-hal yang dicatat tersebut dapat berupa perilaku siswa atau guru yang terjadi di luar perencanaan sebelumnya dan harus disesuaikan.

c. Lembar Kerja Siswa

LKS disusun dan diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran untuk menemukan konsep yang akan dipelajari bersama teman sekelompok, hal ini dilakukan pada setiap tindakan penelitian. Melalui LKS siswa dapat terbimbing untuk mengembangkan dan mengoptimalkan pengetahuan, sikap dan psikomotornya melalui manipulasi bangun ruang dalam menemukan konsep yang dipelajari.

d. Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilakukan dalam rangka mengetahui dan mengidentifikasi peningkatan prestasi belajar siswa. Pelaksanaan evaluasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa secara indvidual dan dilakukan pada setiap tindakan dalam setiap siklus penelitian. Adapun jenis evaluasi yang digunakan adalah tes tertulis secara indvidu.

2. Analisis Data

Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisa data yang menunjukkan dinamika proses pembelajaran dari setiap siklus, yang selanjutnya dideskripsikan. Adapun data yang diolah sebagai hasil dari penelitian itu sendiri meliputi : penyusunan perencanaan pembelajaran, unjuk kerja guru dalam pembelajaran, aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan pola interaksi siswa dalam pembelajaran.

Pengolahan data dan analisis data dilakukan selama penelitian berlangsung yaitu secara terus-menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan pembelajaran. Langkah berikutnya setelah data terkumpul, maka dilakukan proses pengolahan data yang diawali dengan penelaahan seluruh data yang diperoleh dari lembar observasi, catatan lapangan, lembar wawancara, hasil LKS, dan hasil evaluasi. Setelah data terkumpul untuk dianalisis, maka langkah selanjutnya peneliti melakukan refleksi untuk perbaikan pada tindakan berikutnya.

(20)

32

dan hasil evaluasi siswa secara individu dan kelompok dituliskan dalam bentuk tabel, sehingga nilai yang diperoleh dari setiap siswa dapat terlihat dengan jelas, dan penyusunan serta pengolahan data dapat memudahkan peneliti dalam menyusun data kualitatif. Perolehan data yang sahih perlu dilakukan perbandingan dan pengecekan yang diperoleh dari berbagai sumber data, yaitu : pengamatan peneliti, observer, dan subjek penelitian atau siswa selama tindakan penetilian.

Analisis data untuk pengujian hipotesis kegiatan dilakukan dengan cara membandingkan transkrip setiap instrumen kegiatan atau hasil kerja siswa. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis data kualitatif dengan menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan dan LKS. Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis dan direfleksikan. untuk menganalisis data yang terjadi selama tindakan pembelajaran, dalam bentuk deskripsi mengenai temuan-temuan hasil penelitian yang bermakna.

Untuk meningkatkan ketajaman hasil pengamatan melalui berbagai cara dalam pengumpulan data, maka dilakukan triangulasi. Triangulasi merupakan proses memastikan sesuatu dari berbagai sudut pandang, dapat dilakukan melalui pengambilan data dari berbagai nara sumber, yaitu diskusi antara guru sebagai peneliti dan observer kemudian dicocokkan dengan literatur yang diambil.

(21)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai hasil dari penelitan dan pembahasan serta tinjauan pustaka seperti yang sudah dikemukakan pada bab terdahulu maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat dilaksanakan dengan baik di kelas IV SDN Cicatang Kecamatan Cibinong Kabupaten Cianjur. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahapan eksplorasi siswa merumuskan masalah yang berkaitan dengan materi. Pada tahap elaborasi siswa memecahkan permasalahan dan melaporkannya. Pada tahap konfirmasi siswa menyimpulkan pembelajaran yang dilaksanakan. 2. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri yang

dilaksanakan di kelas IV SDN Cicatang mengalami peningkatan. Tahap eksplorasi yang dilaksankan pada siklus I siswa belum dapat melaksankan tugas dengan baik, sedangkan pada siklus II dan III menjadi lebih baik. Pada tahap elaborasi siklus I siswa belum ada yang berani untuk mengemukakan pendapat, pada siklus II siswa mulai berani mengemukakan pendapat dengan bimbingan guru, sedangkan pada siklus III siswa mengemukakan pendapat tanpa bimbingan guru. Pada tahap konfirmasi siklus I siswa belum dapat menyimpulkan materi pembelajaran, pada siklus II siswa dapat menyimpulkan pembelajaran dengan sederahana, sedangkan pada siklus III siswa sudah mampu menyimpulkan materi pembelajaran dengan baik.

(22)

65

B. Saran

Berdasarkan uraian pada kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan bahwa penggunaan metode inkuiri dalam proses pembelajaran khususnya di kelas IV sekolah dasar harus mendapatkan perhatian yang serius dengan memperhatikan berbagai faktor yang ada. Adapun saran-saran rinci yang peneliti kemukakan adalah sebagai berikut :

1. Agar pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat meningkat, sebaiknya guru mengembangkan salah satu metode pembelajaran, diantara sekian banyak metode pembelajaran salah satunya yaitu metode inkuiri.

2. Dalam pengembangan pelaksanaan metode inkuiri perlu tersedia berbagai sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. 3. Bagi peneliti lain yang berminat mengembangkan metode pembelajaran

(23)

66

DAFTAR PUSTAKA

Asrori. (2011). Metode Pembelajaran di Sekolah Dasar. Bandung: Wicaksana Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

BNSP. (2005). Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : BNSP [Online] Tersedia : http//www. BNSP. go. 2012/PP No 19 tahun 2005.html [8Desember, 2012]

BNSP (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 Kerangka Dasar. Jakarta : Depdiknas.

Budiningsih, C, A. et al (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dahar, R. W (1996). Teori-teori Belajar. Bandung : Erlangga.

Darmodjo. (1993). Belajar dan Pembelajaran. . Bandung: PT. Rosda Karya. Depdiknas. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Jakarta : Depdiknas. _________ (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional 2003. Jakarta :

Depdiknas. [Online] Tersedia : http//www. Depdiknas go. 2003/undang-undang sistempen didikan nasional.html [8 Desember, 2012]

Deporter, Bobbi, et al. (1999). Quantum Teaching. Bandung : Mizan Media Utama.

Guanawan. (2008). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Bandung : Sarana Panca Karya.

Hakim, Lukmanul (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima

Isjoni, (2009). Cooperative Learning Efektif Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfabeta

Kosasih D. Fatimah M. ( 1978 / 1979 ). Pengajaran Studi Sosial / IPS (Dasar-Dasar Pengertian, Metodologi, model Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial). Bandung; LPPP – IPS, FKIS –IKIP.

(24)

67

Mukminan, dkk. (2000). Pendidikan IPA. Yogyakarta : Unversitas Negeri Yogyakarta.

Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Sinar Baru

Suhardjono. (2006). Penelitian Tindakan Kelas sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas beserta Sistematika Proposal dan Laporannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, N. Dan Rivai, A. (2007). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesinndo

Sumiati dan Asra. (2011). Metode Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima TIM PLPG IPA. (2008). Pendidikan IPA di SD. Bandung : UPI

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Gambar

Gambar 3.1.

Referensi

Dokumen terkait

Predictors: (Constant), Dana Alokasi Umum, Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah.. Dependent Variable:

Dengan berhasilnya promosi yang dilancarkan oleh perusahaan, maka volume penjualan akan meningkat dan berdampak pada peningkatan keuntungan perusahaan yang dapat dimanfaatkan

Sedangkan jika Bobot badan Starter 1 minggu pada ayam yang non- seleksi meningkat, maka berat telur pertama akan menurun sebesar 35,7%.. Kata kunci : Seleksi, Non-Seleksi, Bobot

dan M otivasi Belajar Siswa SM K Pada Topik Limbah Di Lingkungan Kerja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.

seleksi bobot badan Starter umur 7 hari terhadap produksi telur ayam saat ayam. pertama kali bertelur, mengetahui hubungan seleksi bobot badan Starter

dapat dinyatakan bahwa kelas yang dekat dengan jalan raya memiliki.. tingkat kebisingan yang tinggi daripada kelas yang letaknya jauh

Menggunakan Algoritma Simulated Annealing Untuk Meminimasi

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan