• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAPAT PESERTA DIKLAT TENTANG MANFAAT HASIL PELATIHAN SENI LUKIS KACA DALAM KESIAPAN USAHA KRIYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAPAT PESERTA DIKLAT TENTANG MANFAAT HASIL PELATIHAN SENI LUKIS KACA DALAM KESIAPAN USAHA KRIYA."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAPAT PESERTA DIKLAT TENTANG MANFAAT

HASIL PELATIHAN SENI LUKIS KACA DALAM

KESIAPAN USAHA KRIYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Program

Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Oleh:

Emma Marantika Putri 0808292

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

PENDAPAT PESERTA DIKLAT

TENTANG MANFAAT HASIL

PELATIHAN SENI LUKIS KACA

DALAM KESIAPAN USAHA KRIYA

Oleh

Emma Marantika Putri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Emma Marantika Putri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

EMMA MARANTIKA PUTRI

PENDAPAT PESERTA DIKLAT TENTANG MANFAAT

HASIL PELATIHAN SENI LUKIS KACA

DALAM KESIAPAN USAHA KRIYA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Dosen Pembimbing I

Dra. Hj. Tati Abas Iwan, M.Si. NIP. 19560201 198403 2 001

Dosen Pembimbing II

Dr. Hj. Yani Achdiani, M.Si. NIP. 19611120 198603 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

PENDAPAT PESERTA DIKLAT TENTANG MANFAAT HASIL PELATIHAN SENI LUKIS KACA DALAM

KESIAPAN USAHA KRIYA

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana pendapat peserta diklat tentang manfaat hasil pelatihan seni lukis kaca dalam kesiapan usaha kriya. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan data tentang gambaran manfaat hasil pelatihan seni lukis kaca menurut pendapat peserta diklat. Metode yang digunakan metode deskriptif, dengan sampel total sebanyak 32 orang. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa manfaat hasil pelatihan seni lukis kaca dalam kesiapan usaha kriya sebagian besar responden berada pada kriteria bermanfaat sekali, yaitu responden sudah memanfaatkan hasil pelatihan dalam kesiapan membuka usaha di bidang kriya dengan teknik lukis kaca. Rekomendasi dari penelitian ini diharapkan responden lebih berlatih mengasah kemampuan dalam membuat dan mengembangkan produk lukis kaca, terutama berlatih menciptakan motif dan produk lukis kaca dengan ide baru. Kepada instruktur diharapkan untuk lebih menggali dan mengembangkan proses pelatihan pembuatan lukis kaca serta lebih memotivasi peserta diklat.

(5)

ABSTRACT

PENDAPAT PESERTA DIKLAT TENTANG MANFAAT HASIL PELATIHAN SENI LUKIS KACA DALAM

KESIAPAN USAHA KRIYA

Opinion About The Benefits Training Participants Results Training In Art Glass Lukis

Business Readiness Kriya

The problem in this research is how to think about the benefit of training participants training in readiness glass painting craft business. The purpose of this research is to obtain data on the benefits of the training picture art glass in the opinion of training participants. The method used descriptive method, with a total sample of 32 people. Training results indicate that the benefits of the training in the art of glass painting craft business readiness most respondents are at once useful criterion, namely the respondents already use the training in readiness to open a business in the craft of glass painting techniques. Recommendations from this study are expected respondents more practice to hone skills in creating and developing glass painting products, especially practicing creating motifs and painted glass products with new ideas. The instructor is expected to further explore and develop the training process of the manufacture of glass painting and more motivating training participants.

(6)
(7)

BAB III METODE PENELITIAN... 39

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

B. Metode Penelitian ... 39

C. Definisi Oprasional ... 40

D. Instrumen Penelitian ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 44

F. Analisis Data ... 45

G. Prosedur Penelitian ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Rekomendasi ... 65

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Penggunaan Warna Netral pada Lukis kaca ... 17

2.2 Jenis-jenis Kuas Lukis ... 18

2.3 Contoh Palet Kayu dan Palet Sobek /Kertas ... 19

2.4 Contoh Motif Bentuk Naturalis ... 24

2.5 Contoh Motif Bentuk Stilasi ... 24

2.6 Contoh Motif Bentuk Geometris ... 25

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal 3.1 Interprestasi Nilai r ... 43

4.1 Sebaran Identitas Responden Berdasarkan Usia dan Pendidikan Terakhir ... 48

4.2 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Pelatihan yang Pernah Diikuti dan Alasan Mengikuti Pelatihan Seni lukis Kaca... 49

4.3 Manfaat Pengetahuan Seni Lukis Kaca sebagai Kesiapan Membuka Usaha Kriya ... 50

4.4 Manfaat Pengetahuan Alat sebagai Kesiapan Membuka Usaha Kriya ... 51

4.5 Manfaat Pengetahuan Bahan sebagai Kesiapan Membuka Usaha Kriya ... 52

4.6 Manfaat Pengetahuan Warna sebagai Kesiapan Membuka Usaha Kriya ... 53

4.7 Manfaat Pengetahuan Motif Hias sebagai Kesiapan Membuka Usaha Kriya ... 54

4.8 Sikap Pembuatan Lukis Kaca sebagai Kesiapan Membuka Usaha Kriya ... 55

4.9 Manfaat Keterampilan Pembuatan Produk Lukis Kaca sebagai Kesiapan Membuka Usaha Kriya ... 57

(10)

DAFTAR BAGAN

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang mendapat perhatian besar di masyarakat, karena pendidikan dapat menjadikan manusia berkembang menjadi individu yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat menunjang kehidupan dalam bernasyarakat, serta mampu menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat.

Pendidikan merupakan modal penting di dalam kemajuan suatu bangsa, oleh karena itu pendidikan menjadi perhatian utama dalam kehidupan masyarakat mulai dari masyarakat lingkungan kecil yaitu keluarga sampai lingkungan besar yaitu bangsa. Pada hakekatnya pendidikan dilaksanakan untuk membantu perkembangan aspek kepribadian sebagai sumber daya manusia yang mampu menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 (2012:6), yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

(12)

2

Fungsi dari pendidikan non formal yaitu sebagai pengganti, penambah, dan atau ingin melengkapi pendidikan formal, dalam memenuhi kebutuhan dengan berbagai keterampilan dan penguasaan pengetahuan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian yang profesional. Satuan pendidikan non formal meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Pelatihan menurut Simamora (1995:287) adalah “Serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, ataupun perubahan sikap seorang individu”. Permasalahan yang muncul diera globalisasi ini terutama makin sempitnya kesempatan kerja dan meningkatnya pengangguran dari tahun ke tahun. Di Cirebon, berdasarkan Badan Pusat Statistik atau BPS yang dikemukakan M. Korneli (2012:1) bahwa: “Sedikitnya 7.500 warga usia produktif di Kota Cirebon menjadi pengangguran dan kondisi itu tak sebanding dengan peluang kerja yang ditawarkan”. Pengangguran tersebut tercipta karena calon tenaga kerja tidak memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Sebagaimana yang diungkapkan Roh dan Oki Bamunas (2012:1) bahwa:

Angka pengangguran di Kota Cirebon tergolong tinggi. Diperkirakan sampai pertengahan 2012 ini, angka pengangguran mencapai 12.000 orang. Rata-rata usia pengangguran yang tercatat di kantor Dinsosnaker berkisar antara 17 hingga 35 tahun. Bila dilihat dari tingkat pendidikan, jumlah pengangguran yang paling tinggi yakni yang memiliki ijazah SMA atau sederajat. Pengangguran terjadi karena minimnya keterampilan yang dikuasai oleh sumber daya manusia dan masih banyak lagi faktor penunjang lainnya.

(13)

3

diselenggarakan yaitu pelatihan seni lukis kaca. Tujuan pelatihan seni lukis kaca sebagaimana tercantum dalam program pelatihan (2012:4) yaitu:

1. Melestarikan seni budaya.

2. Memberikan pamahaman tentang seni lukis kaca. 3. Memberikan pendidikan diluar sekolah.

4. Peserta dilatih untuk memiliki ketelitian, kesabaran dan keterampilan. 5. Menjadikan wirausaha muda yang menciptakan lapangan pekerjaan.

Seni lukis kaca merupakan seni lukis khas daerah Cirebon dengan karakteristik motif, yang digunakan memiliki nilai sejarah budaya yang perlu dilestarikan. Saat ini keberadaan seni lukis kaca di daerah tersebut sudah tidak begitu dikenal, terutama oleh kalangan remaja, karena mereka menganggap bahwa seni lukis kaca merupakan seni lukis tradisional dan mereka lebih melirik pada seni lukis modern.

Pelaksanaan pelatihan seni lukis kaca berorientasi pada kecakapan hidup yaitu berani menghadapi problema hidup, kemudian secara kreatif memecahkan masalah untuk menemukan solusi. Bekal kecakapan hidup dari hasil pelatihan pembuatan lukis kaca, diharapkan dapat memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi termasuk mencari atau menciptakan pekerjaan bagi mereka yang tidak melanjutkan pendidikan. Pelatihan seni lukis kaca selanjutnya dapat bermanfaat sebagai mengisi waktu luang serta memberikan alternatif kegiatan positif. Dengan mengikuti program pelatihan seni lukis kaca, peserta diklat jika diikuti dengan sungguh-sungguh dan serius mereka dapat mengembangkan motif hias dan produk lukis kaca yang belum ada.

(14)

4

Permasalahan dalam penelitian ini ada kaitannya dengan bidang studi yang sedang penulis tekuni di Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, khususnya dalam mata kuliah seni kerajinan sebagai salah satu mata kuliah konsentrasi Craftmanship, seni melukis merupakan salah satu bidang pekerjaan seni kerajinan.

Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, penulis ingin menindaklanjuti melalui penelitian tentang pendapat peserta diklat akan manfaat yang diperoleh dari pelatihan seni lukis kaca dalam kesiapan membuka usaha kriya.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:

a. Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan merupakan salah satu bekal dalam kesiapan usaha kriya.

b. Kerajinan seni lukis kaca perlu lebih dikenalkan terutama bagi kalangan kaula muda sehingga perlu dilestarikan.

c. Motif dan produk seni lukis kaca belum bervariasi sehingga perlu dikembangkan.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah, penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut: Bagaimana Pendapat Peserta Diklat Tentang Manfaat Hasil Pelatihan Seni Lukis Kaca Dalam Kesiapan Usaha Kriya?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penulis batasi masalah penelitian ini pada pendapat peserta diklat tentang manfaat yang diperoleh dari pelatihan seni lukis kaca yang berkaitan dengan:

(15)

5

c. Keterampilan meliputi pembuatan produk lukis kaca dan perencanaan usaha kriya dalam kesiapan membuka usaha kriya.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini ingin mengetahui Pendapat Peserta Diklat Tentang Manfaat Hasil Pelatihan Seni Lukis Kaca Dalam Kesiapan Usaha Kriya.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini untuk memperoleh data tentang gambaran pendapat peserta diklat tentang manfaat hasil pelatihan seni lukis kaca meliputi:

a. Pengetahuan meliputi konsep seni lukis kaca, alat dan bahan, warna dan motif hias dalam kesiapan membuka usaha kriya.

b. Sikap pembuatan lukis kaca dalam kesiapan membuka usaha kriya.

c. Keterampilan meliputi pembuatan produk lukis kaca dan perencanaan usaha kriya dalam kesiapan membuka usaha kriya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Praktis

a. Peserta Diklat

(16)

6

b. Lembaga Pelatihan Sanggar Alam Sunyaragi

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam mengembangkan program mengenai seni lukis kaca.

c. Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang seni lukis kaca serta memperoleh pengalaman dalam penulisan karya ilmiah mengenai manfaat pelatihan seni lukis kaca.

2. Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai media kegiatan belajar mengajar agar dapat menambah wawasan mengenai lukis kaca.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan skripsi adalah:

BAB I Pendahuluan meliputilatar belakang penelitian, identifikasi masalah, perumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian Pustaka yang berisi tinjauan pustaka.

BAB III Metode Penelitian meliputi lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan yang menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di Sanggar Alam Sunyaragi Kota Cirebon. Alasan pemilihan lokasi menjadi tempat penelitian, adalah: a. Masalah mengenai pendapat peserta diklat akan manfaat pelatihan seni

lukis kaca dalam kesiapan membuka usaha kriya belum ada yang meneliti di sanggar tersebut.

b. Sanggar tersebut menyelenggarakan pelatihan seni lukis kaca serta penulis mengharapkan memperoleh data penelitian tentang pendapat peserta diklat akan manfaat seni lukis kaca dalam kesiapan membuka usaha kriya. c. Jumlah peserta diklat memenuhi kriteria sampel penelitian.

d. Jarak tempuh antara tempat pelatihan dengan tempat tinggal penulis sangat terjangkau.

2. Populasi dan Sampel

Pengertian populasi yang dikemukakan Suharsimi Arikunto

(2006:130) bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi

dalam penelitian ini adalah remaja putus sekolah sebagai peserta pelatihan berjumlah 32 orang, sehingga sampel penelitian seluruh populasi.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif menurut Suharsimi Arikunto (2006:108)

adalah “Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor

(18)

40

Metode deskriptif yang telah dikemukakan di atas dijadikan acuan didalam melakukan penelitian tentang “Pendapat Peserta Diklat Tentang Manfaat Hasil Pelatihan Seni Lukis Kaca dalam Kesiapan Membuka Usaha

Kriya”.

C. Definisi Operasional

Definisi oprasional dari istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini meliputi:

1. Pendapat Peserta Diklat

a. Pendapat menurut Rakhmat (1992:264) adalah “Pengalaman tentang yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang diterima individu”.

b. Peserta diklat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah “Orang yang ikut serta atau mengambil bagian”.

Pendapat peserta diklat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tanggapan dari pengalaman dengan menyimpulkan informasi yang diterima oleh seseorang.

2. Manfaat Hasil Pelatihan Seni Lukis Kaca

a. Manfaat menurut W.J.S Poerwadarminta (2008:912) adalah “Guna atau

faedah”.

b. Hasil pelatihan menurut Nana Sudjana (2001:3) adalah “Perubahan tingkah laku yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. c. Seni lukis kaca menurut Aini Hanifah (2012) merupakan cabang dari seni

dengan menggunakan media kaca dengan teknik melukis terbalik.

Manfaat pelatihan seni lukis kaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guna memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan seni melukis di media kaca dengan tehnik terbalik dalam waktu singkat.

3. Kesiapan Usaha Kriya

(19)

41

b. Usaha menurut Astim Riyanto (2000:17) adalah “Kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan (institusi) untuk mencapai suatu

maksud”.

c. Kriya menurut Mazgun (2008) sering disebut dengan istilah handycraft yang berarti kerajinan tangan.

Kesiapan usaha kriya yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pengertian istilah-istilah yang telah dikemukakan di atas yaitu kondisi siap peserta diklat untuk membuka dan menyelenggarakan kegiatan usaha pada bidang kerajinan tangan khususnya lukis kaca dengan maksud memperoleh keuntungan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Sugiono (2008:102) adalah “Suatu alat

ukur yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati”. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket tertutup Skala Guttman YA/TIDAK dimana responden dapat memilih jawaban yang telah disediakan dengan penyekoran untuk penyataan positif 1-0 dan untuk penyataan negatif 0-1. Instrumen penelitian ini berisi 30 pernyataan mengenai materi pelatihan seni lukis kaca serta kesiapan membuka usaha pada pembelajaran pembuatan lukis kaca mengenai pendapat peserta diklat tentang manfaat pelatihan seni lukis kaca dalam kesiapan usaha kriya.

Instrumen yang baik harus melalui pengujian instrumen agar tujuan dari penelitian dapat dicapai. Adapun langkah-langkah pengujian instrumen dalam penelitian ini yaitu :

1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

(20)

42

instrumen dianalisis dengan bantuan program MS Excel 2007. Untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan perhitungan di dapatkan hasil sebagai berikut:

Instrumen kemampuan peserta diklat setelah di validasi, diperoleh hasil dari 30 butir item pernyataan yang dianalisis terdapat dua item pernyataan yang tidak valid yaitu item nomor 2 dan 12. Dua item ini tidak dibuang tetapi diperbaiki atau direvisi ulang sehingga didalam instrumen mengenai seni lukis kaca tetap menggunakan 30 butir pernyataan. (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran).

Rumus yang digunakan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu

pernyataan pendapat calon tenaga kerja Indonesia tentang hasil pelatihan pembantu

penjaga lansia dalah rumus produk moment metode person (r), yaitu :

√ ∑

(Suharsimi. A, 2006:170)

Keterangan :

r = Angka koefisien korelasi

X = (X-MX)

Y = (Y-MY)

Kemudian harga r yang diperoleh dari perhitungan diuji dengan

menggunakan uji t - student unuk menentukan taraf signifikannnya, dengan rumus

sebagai berikut :

r = koefisien korelasi butir item n = Jumlah responden

Kriteria pengujian : instrumen penelitian dikatakan valid bila thitung > ttabel

pada taraf kepercayaan 95% , jika suatu butir pernyataan tidak valid maka butir

(21)

43

2. Uji Reliabelitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu instrumen cukup dapat dipercaya atau tidak. Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian pada sampel sebanyak 15 siswa dengan taraf kebebasan (dk) = n-2 dan taraf signifikansi 95% maka diperoleh rtabel sebesar 0,514.

Sedangkan, hasil perhitungan menunjukkan rhitung (r11) sebesar 0,575.

Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas, maka dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian dinyatakan reliabel, dimana r11 (0,575) > rtabel

(0,514).

Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha, rumus alpha digunakan sebagai berikut:

[ ] [ ∑ ]

(Suharsimi A, 2002:193)

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen.

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal. = Jumlah varian butir

= Varians total

Sebagai derajat ukur menginterprestasikan derajat reabilitas menggunakan

(22)

44

Kemudian harga r yang diperoleh dari perhitungan diuji dengan

menggunakan uji t-student untuk menentukan taraf signifikasinya, dengan rumus

sebagai berikut :

(Suharsimi. A, 2001:149)

Keterangan:

t = Distribusi t-student

r = koefisien korelasi butir item n = Jumlah responden

Kriteria pengujian : instrumen penelitian dikatakan reliabel bila r11 > rtabel

pada taraf kepercayaan 95% .

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam suatu penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Alat pengumpulan data menggunakan angket. Angket menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) adalah

“Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Angket yang dibuat oleh peneliti bertujuan untuk memperoleh informasi berkenaan dengan kegiatan penelitian yang sedang dilakukan mengenai pendapat peserta diklat tentang manfaat pelatihan seni lukis kaca dalam kesiapan usaha kriya. Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1. Menyiapkan instrumen sejumlah responden.

Penulis menyiapkan angket sesuai jumlah responden sebanyak 32 orang. 2. Menyebarkan instrumen.

Angket yang telah disusun, digandakan kemudian dibagikan kepada seluruh responden untuk diisi.

(23)

45

Mengumpulkan kembali angket yang telah diisi responden, kemudian menghitung jumlah angket yang telah diisi responden dan memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran cara pengisiannya.

F. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, dengan cara menjabarkan hasil perhitungan persentase jawaban setiap item sesuai jawaban yang dipilih. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data ini adalah:

1. Verifikasi Data

Angket yang terkumpul selanjutnya diperiksa tentang kelengkapan jawaban responden pada setiap item sesuai dengan kriteria jawaban angket. 2. Tabulasi Data

Tabulasi data dilakukan untuk mengolah dan mengetahui gambaran frekuensi dari option dalam setiap item atas jawaban responden. Ada satu kriteria untuk menentukan jawaban, sehingga jumlah frekuensi jawaban sama dengan jumlah responden (n).

3. Persentase Data

Pengolahan data penelitian ini yaitu dengan menghitung persentase jawaban responden dengan tujuan untuk melihat perbandingan besar kecilnya frekuensi jawaban responden pada setiap item berbeda. Rumus yang digunakan adalah pendapat Moh. Ali (1992:184):

p : Persentase (jawaban responden yang dicari)

f : frekuensi jawaban responden

n : Jumlah responden

(24)

46

4. Penafsiran Data

Penafsiran data digunakan untuk memperoleh gambaran yang jelas dari pendapat peserta diklat pada pernyataan yang telah diajukan. Kriteria penafsiran data dalam penelitian ini berpedoman pada besaran yang dikemukakan oleh Moh. Ali (1995:184), yaitu sebagai berikut:

100% = Seluruhnya

Data yang dianalisis berdasarkan masalah diatas selanjutnya ditafsirkan

dengan berpedoman pada batasan yang dikemukakan oleh Moh. Ali (1998:221) yaitu

sebagai berikut:

Perhitungan dari pernyataan dianalisis dan ditafsirkan dengan menggunakan

batasan-batasan menurut Moh. Ali penafsiran ini dipergunakan pada data setiap item

dan untuk menafsirkan data setiap item yang diperoleh yaitu diambil data yang paling

besar persentasenya.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan urutan kerja atau langkah yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Prosedur dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian akhir.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan sebelum mengadakan penelitian dengan mengadakan kegiatan sebagai berikut :

(25)

47

c. Pengajuan dosen pembimbing d. Proses bimbingan menuju seminar 1 e. Penyusunan instrument

f. Seminar I

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah seminar I diselenggarakan dan hasil perbaikan disetujui, maka dilakukan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:

a. Penyebaran instrumen penelitian di dahului dengan uji coba instrument. b. Pengumpulan kembali instrumen penelitian.

c. Pengecekan data dan pengolahan data penelitian. d. Penyusunan laporan hasil penelitian.

e. Pembuatan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi. f. Seminar II.

3. Tahap Pelaporan

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang “Pendapat Peserta Diklat Tentang Manfaat Hasil Pelatihan Seni Lukis Kaca dalam Kesiapan Membuka Usaha Kriya” di Sanggar Alam Sunyaragi Cirebon sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pada tujuan penelitan, hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang dikemukakan sebagai berikut:

1. Pendapat peserta diklat tentang manfaat hasil pelatihan seni lukis kaca berkaitan dengan pengetahuan dalam kesiapan membuka usaha kriya sebagian besar responden telah merasakan manfaat dari hasil pelatihan seni lukis kaca meliputi pengetahuan konsep seni lukis kaca, alat dan bahan, warna serta motif hias berada pada kriteria bermanfaat sekali. 2. Pendapat peserta diklat tentang manfaat hasil pelatihan seni lukis kaca

berkaitan dengan sikap dalam kesiapan membuka usaha kriya sebagian besar responden telah merasakan manfaat dari hasil pelatihan seni lukis kaca meliputi kerja keras dalam pembuatan baik motif maupun produk lukis kaca, terampil dalam proses kerja, memotivasi diri untuk lebih giat lagi dalam memadupadankan motif modern dengan motif kecirebonan, dan kedisiplinan dalam menyelesaikan produk dengan tepat waktu berada pada kriteria bermanfaat sekali.

(27)

65

B. Rekomendasi

Rekomendasi hasil penelitian disusun berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian. Penulis mencoba mengajukan rekomendasi yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan bahan masukan bagi peserta diklat, instruktur pelatihan dan peneliti selajutnya. Rekomendasi di disusun sebagai berikut, uang ditujukan kepada:

1. Peserta Diklat Pelatihan Seni Lukis Kaca

Pendapat peserta diklat tentang manfaat hasil pelatihan seni lukis kaca dalam kesiapan membuka usaha kriya, penulis menyarankan hendaknya peserta diklat dapatmengningkatkan dan mempertahankan dalam kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang kesiapan membuka usaha kriya. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengingkatkan dan mempertahankan pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang kesiapan membuka usaha kriya adalah:

a. Peserta diklat lebih aktif dalam kegiatan pelatihan baik sifatnya teori maupun praktik. Bersifat kritis dan bertanya apabila ada yang kurang dimengerti.

b. Peserta diklat mencari sumber informasi mengenai motif hias dan produk lukis kaca untuk pengembangan usaha dengan cara browsing internet, membaca buku, mengunjungi pameran lukisan atau mencari informasi dari orang yang sudah berhasil dalam usaha lukis kaca.

c. Peserta diklat lebih berlatih mengasah kemampuan dalam membuat dan mengembangkan produk lukis kaca, terutama berlatih menciptakan motif dan produk lukis kaca dengan ide baru.

(28)

66

2. Instruktur

Instruktur diharapkan untuk lebih menggali dan mengembangkan proses pelatihan pembuatan lukis kaca serta lebih memotivasi peserta diklat pelatihan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam pembelajaran pembuatan lukis kaca yang lebih baik lagi, sehingga memiliki kesiapan dalam membuka usaha dibidang kriya dengan teknik lukis kaca.

3. Peneliti Selanjutnya

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Abas, Tati. (2010). Manajemen Usaha Crafmanshif. Bandung: Tidak diterbitkan.

Abas, Tati dan Entin T. Agustina. (2011). Seni Kerajinan Tangan. Bandung: Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Ali, Mohammad. (1982). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

_____________ .(1992). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

_____________ .(1995). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

_________________. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Basuki, Heru. (2010). Teori-Teori Mengenai Kreativitas. [Online] Tersedia: http://v-class.gunadarma. ac.id/ mod/resource/view.php?id=15524. (3 Nov 2012)

Hamzah. (2006). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta:Bumi Aksara

Hanifah, Aini. (2012). Panduan Singkat Tahapan Pembuatan Lukisan Kaca. Cirebon: tidak diterbitkan.

Jubaedah, Yoyoh. (2008). Modul Belajar dan Pembelajaran PKK. Tidak diterbitkan.

Kamil, Mustofa. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Alfabeta

Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Korneli, M. (2012). Data Pengangguran Cirebon 2012. [Online] Tersedia: http://www.cirebonradio.com/2012/06/persoalan-pengangguran-masih-menjadi-pr.html (15 Oktober 2012)

Maszgun. (2008). Pengertian Seni Kriya. [Online] Tersedia: http:// senikriyaa .blogspot.com/ (11 April 2012)

(30)

68

___________. (2007). Dokumen Arsip Pelatihan Seni Lukis Kaca. Tidak diterbitkan.

Rakhmat, J. (1992). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Riyanto, Astim. (2000). Kapita Selekta Kewirausahaan. Bandung: Yapendo

Roh dan Oki. B. (2012). Pencari Kerja Bertambah saat Musim Kelulusan. [Online]. Tersedia: http://jabar.tribunnews.com/2012/06/26/pemkot-cirebon-target-kurangi-1.000-pengangguran-tahun-ini (7 Oktober 2012)

Ruhiyat, Achmad. (2009). Pengetahuan Tentang Kertas. [Online] Tersedia: http://jasa-cetakan.blogspot.com/2009/05/pengetahuan-tentang-kertas.html (3 September 2012)

Sachari, Agus. (2007). Seni Rupa dan Desain Jilid 1 Kls X. Jakarta: Erlangga

Saechu, Ibnu (2012). Tingkat Pengangguran di Kota Cirebon. [Online]. Tersedia: http://www.inilahjabar.com/read/detail/1879438/tingkat-pengangguran-di-kota-cirebon-cukup-tinggi (7 Oktober 2012)

Slameto (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudaryatno, ari. (2010). Pengertian Kertas. [Online] Tersedia: http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/03/pengertian-kertas.html (3 September 2012)

Sudjana, N. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suhersono, Heri. (2004). Desain Motif. Jakarta: Puspa Suara

Sumanto, W. (1982). Alternatif Pendidikan Wiraswasta. Bandung: Usaha Nasional

Sumanto, W. (1984). Alternatif Pendidikan Wiraswasta. Bandung: Usaha Nasional

(31)

69

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2012

Wahyu. (2012). Memilih Kuas yang Baik. [Online] Tersedia: http://hobby.ghiboo.com/tips-memilih-kuas-lukis-yang-baik (17 Sep 2012)

Widodo, Teguh. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Jakarta: Gramedia

Gambar

Gambar                                                                                                                Hal 2.1   Penggunaan Warna Netral pada Lukis kaca .........................................
Tabel 3.2 Interprestasi Nilai r

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dapat menyusun deskripsi bilangan dan operasi matematis menggunakan jenis kata dengan tepat untuk menyusun kalimat sederhana.. TUJUAN

[r]

PEKERJAAN BELANJA JASA KONSULTAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN MUSEUM KABUPATEN KERINCI TAHUN ANGGARAN 2013.. SATUAN KERJA : DINAS PEMUDA OLAHRAGA PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

Tujuan penulisan skripsi ini secara umum yaitu untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Jember

LAMPIRAN PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN KERINCI.. TAHUN

Prodi Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.. Diperiksa oleh:

Jadwal Pelaksanaan Pembagian Deviden Interim atas Efek MITRA PINASTHIKA MUSTIKA Tbk (MPMX).. Tanggal Cum Dividen di Pasar Reguler & Pasar Negosiasi 2 November 2017 Tanggal