Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TAKTIS ANTARA KELOMPOK MOTORIK TINGGI DENGAN KELOMPOK
MOTORIK RENDAH TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN FUTSAL
(Studi Eksperimen Terhadap Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMK Negeri 3 Cimahi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Olahraga
Oleh :
MUHAMMAD IRVAN ANDRIANA 0807743
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2013
LEMBAR HAK CIPTA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TAKTIS ANTARA KELOMPOK MOTORIK TINGGI DENGAN KELOMPOK
MOTORIK RENDAH TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN FUTSAL
(Studi Eksperimen Terhadap Siswa Ekstrakurikuler Futsal SMK Negeri 3 Cimahi)
Oleh :
Muhammad Irvan Andriana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Muhammad Irvan Andriana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TAKTIS ANTARA KELOMPOK MOTORIK TINGGI DENGAN KELOMPOK MOTORIK RENDAH
TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN FUTSAL DI SMK NEGERI 3 CIMAHI
Oleh :
Muhammad Irvan Andriana 0807743
Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I
Dr. Nuryadi, M.Pd. NIP: 197101171998021001
Pembimbing II
Drs. M Ruhiat NIP: 195602111985031001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Muhammad Irvan Andriana. Nim: 0807743. Judul: Pengaruh Model Pembelajaran pendekatan taktis antara kelompok motorik tinggi dan kelompok motorik rendah terhadap hasil belajar permainan futsal di SMK Negeri 3 Cimahi. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. FPOK UPI. Pembimbing I: Dr. Nuryadi., M.Pd., Pembimbing II: Drs. M Ruhiat., M.Pd.
Penelitian ini dilatarbelakangi berdasarkan pengamatan penulis, selama praktek lapangan di SMK Negeri 3 cimahi, menunjukkan bahwa siswa yang memiliki keterampilan bermain futsal cenderung kurang serius dalam pelajaran yang sedang diikutinya, berbanding terbalik dengan siswa yang kurang mahir dalam bermain futsal lebih serius dan memperhatikan guru. Tujuan penelitian ini adalah 1). Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan futsal bagi kelompok siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi. 2). Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan futsal bagi kelompok siswa yang memiliki kemampuan motorik rendah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal, perlakuan/treatment dan tes akhir. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 3 Cimahi yang mengikuti ekstrakurikuler futsal. Berdasarkan pengolahan data uji satu pihak hasil belajar permainan futsal kelompok motorik tinggi menunjukkan thitung = 2,000 > ttabel = 1,830 dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak. Untuk kelompok motorik rendah menunjukkan thitung = 3,753 > ttabel = 1,830 dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak. Dari pengolahan data dan analisis uji dua pihak menunjukkan thitung = 0,611 < ttable = 0,71 sehingga tidak terdapat perbedaan, namun dari hasil pengolahan data uji beda menunjukkan kelompok motorik tinggi memiliki nilai rata-rata 7,9 lebih kecil dari kelompok motorik rendah dengan nilai 10,9. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belar permainan futsal bagi kelompok motorik tinggi maupun kelompok motorik rendah. Kemudian dari uji dua pihak tidak terdapat perbedaan namun dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa kelompok motorik rendah lebih tinggi peningkatan hasil belajarnya dibandingkan dengan kelompok motorik tinggi.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT
Muhammad Irvan Andriana. Nim: 0807743. Title: Effect of Learning Model tactical approach between the high motor and lower motor group on learning outcomes of the game of futsal in SMK Negeri 3 Cimahi. Health Physical Education Studies Program and Recreation. FPOK UPI. Supervisor I: Dr. Nuryadi., M.Pd., Supervisor II: Drs. M Ruhiat., M.Pd.
This research is motivated by the author's observation, during practice field at SMK Negeri 3 cimahi, shows that students who have the skills to play futsal tend to be less serious in the lesson that is being followed, inversely with students who are less proficient in playing futsal more seriously and pay attention to the teacher. The purpose of this study is 1). Want to know how much influence the tactical approach to the game of futsal learning outcomes for groups of students who have the motor skills high. 2). Want to know how much influence the tactical approach to the game of futsal learning outcomes for groups of students who have poor motor skills. The instrument used in this study is preliminary tests, treatment / treatment and final test. The samples in this study were students of SMK Negeri 3 Cimahi that follow extracurricular futsal. Based on the data processing of the test results to learn the game of futsal high motor group showed thitung = 2,000 > table = 1,830 therefore the null hypothesis (Ho) is rejected. For low motor group showed thitung = 3,753 > table = 1,830 thus the null hypothesis (Ho) is rejected. Data processing and analysis of the two trials showed the thitung = 0,611 < ttable = 0,71 so that there is no difference, however, from the data processing different test showed high motor group had an average value of 7,9 is smaller than the low motor group with values 10,9. It can be concluded that the tactical learning model provides a significant effect on the results for the group belar futsal game high motor and lower motor group. Then the two sides of the test, but there was no difference from the average value indicates that the low motor group higher increase compared with the results of their study group of high motor.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat/Signifikasi Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 7
A. Kajian Pustaka ... 7
1. Hakikat Belajar ... 7
2. Hakikat Pembelajaran ... 9
a. Pengertian ... 9
b. Strategi Pembelajaran ... 11
c. Pembelajaran Permainan futsal ... 12
3. Pendidikan Jasmani ... 14
a. Pengertian ... 14
b. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 16
4. Model Pembelajaran ... 20
a. Pengertian ... 20
b. Fungsi Pembelajaran ... 21
5. Pendekatan Taktis ... 21
6. Kemampuan Motorik ... 24
B. Kerangka Pemikiran ... 28
1. Pengaruh Pembelajaran Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal Bagi Kelompok Siswa Yang Memiliki Kemampuan Motorik Tinggi……… 28
2. Pengaruh Pembelajaran Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal Bagi Kelompok Siswa Yang Memiliki Kemampuan Motorik Rendah………. 29
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Populasi dan Sampel ... 36
1. Populasi... 36
2. Sampel ... 36
C. Prosedur Penelitian ... 37
1. Desain Penelitian ... 37
D. Instrument Penelitian ... 40
1. Kemampuan Motorik ... 40
2. Hasil Belajar Futsal ... 43
E. Program Pembelajaran... 48
F. Pelaksanaan Penelitian... 52
G. Prosedur Pengolahan Data ... 53
H. Hipotesis Statisti ... 56
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA ... 57
A. Hasil Pengolahan data dan Analisi Data ... 57
1. Uji Prasyarat analisis ... 58
B. Uji Signifiksai ... 59
1. Pengaruh pembelajaran taktis terhadap hasil belajar permainan futsal bagi kelompok siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi. ... 59
2. Pengaruh Pembelajaran Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal Bagi Kelompok Siswa Yang Memiliki Kemampuan Motorik Rendah ... 61
C.Diskusi penemuan ... 63
1. Proses Pembelajaran ... 63
2. Pembahasan ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 69
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan Jasmani pada dasarnya pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh baik fisik maupun psikis. Melalui aktivitas jasmani siswa diperkenalkan dengan sejumlah aktivitas jasmani yang di dalamnya terdapat pembelajaran keterampilan gerak atau olahraga. Dengan pembelajaran berbagai aktivitas pendidikan jasmani, diharapkan kemampuan motorik, kognitif dan afektif siswa semakin berkualitas. Harapan tersebut sesuai apa yang diungkapkan oleh Pusat Kurikulum Depdiknas (2003:1) yaitu:
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.
Kita ketahui bersama bahwa di setiap sekolah khususnya guru pendidikan jasmani dalam proses penyampaian materi aktivitas pendidikan jasmani itu sangat beragam, terutama dalam penggunaan model yang digunakan guru tersebut. Dalam hal ini model suatu pembelajaran merupakan komponen yang amat penting bagi seorang guru pendidikan jasmani dalam menyampaikan materi terhadap siswanya. Model ini digunakan untuk dapat membantu dan memperjelas prosedur, hubungan, serta keadaan keseluruhan dari apa yang di desain.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kegiatan kegiatan dapat diidentifikasi secara tepat, c. Dengan adanya model maka berbagai kegiatan yang dicakupnya dapat dikendalikan, d. Model akan mempermudah para administrator untuk mengidentifikasikan komponen, elemen yang mengalami hambatan, jika kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tidak efektif dan tidak produktif, e. Mengidentifikasi secara tepat cara-cara untuk mengadakan perubahan jika terdapat ketidaksesuaian dari apa yang dirumuskan, f. Dengan menggunakan mode, guru dapat menysun tugas-tugas belajar siswa menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.
Soekamto, et al (Nurulwati,2000) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Saat ini terdapat banyak model-model pembelajaran yang sering diterapakan oleh seorang guru Pendidikan Jasmani dalam menyampaikan materinya, namun dalam hal ini penulis lebih mengkhususkan pada satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran pendekatan taktis.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mereka dalam permainan. (Subroto, 2001 : 4) menjelaskan tentang tujuan pendekatan taktis secara spesifik yaitu untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan.
Salah satu contoh model pembelajaran taktis yang sering diterapakan di SMK Negeri 3 Cimahi adalah dalam materi pembelajaran permainan futsal. Futsal adalah permainan bola yang dilakukan didalam ruangan yang dimainkan oleh dua tim dengantujuan memasukkan sebanyak-banyaknya bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri dari kemasukan bola. Hal ini sesuai dengan keterangan dari Irawan (2009:4) yang Menyatakan bahwa: “Olahraga futsal merupakan olahraga permainan yang hampir sama dengan sepakbola tetapi dilakukan di dalam ruangan dengan ukuran minimal sebesar lapangan basket. Olahraga tersebut dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari lima pemain termasuk penjaga gawang. Dimana dua tim tersebut memainkan dan memperebutkan bola diantara para pemain dengan tujuan dapat memasukan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang dari kemasukan bola”.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bola bernama Juan Carlos Ceriani. Awalnya, yang hanya ingin memindahkan latihan ke dalam ruangan karena kecewa atas kondisi lapangan yang licin setelah di guyur hujan. Ternyata, latihan di dalam ruangan ini sangat efektif dan Dia lantas mencetuskan permainan sepak bola ruangan dengan lima lawan lima pemain.
Pada saat guru menggunakan salah satu model pembelajaran akan selalu terdapat perbedaan dari hasil belajar yang diterima oleh siswa. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam materi pembelajaran futsal baik dari segi model pembelajaran yang diterapkan maupun dari kemampuan motorik tiap siswa.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menyatakan, “Keterampilan dasar adalah bentuk keterampilan yang bermanfaat dan dibutuhkan anak dalam kehidupannya sehari-hari.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kemampuan motorik merupakan kemampuan gerak dasar yang dimiliki seseorang sejak anak-anak, yang artinya semua orang pasti memiliki keterampilan motorik. Dalam hal ini yang membedakan adalah bagaimana seseorang tersebut mengasah keterampilan kemampuan gerak dasarnya.
Berdasarkan pengamatan penulis, selama praktek lapangan di SMK Negeri 3 cimahi, mununjukkan bahwa siswa yang memiliki keterampilan bermain futsal cenderung kurang serius dalam pelajaran yang sedang diikutinya, berbanding terbalik dengan siswa yang kurang mahir dalam bermain futsal lebih serius dan memperhatikan guru. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian serta membahas masalah tersebut dalam rangka menyusun skripsi, dengan memberikan judul skripsi sebagai berikut :
“Pengaruh Model Pembelajaran Pendekatan Taktis antara Kelompok
Motorik Tinggi dengan Kelompok Motorik Rendah terhadap Hasil Belajar
Permainan Futsal Siswa SMK Negeri 3 Cimahi”
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan Hasil pengamatan penulis di SMK Negeri 3 Cimahi menunjukkan bahwa :
1. Rata-rata siswa yang kemampuan motoriknya tinggi sering tidak serius dalam pembelajaran penjas.
2. Sebaliknya siswa yang kemampuan motoriknya rendah terlihat serus dalam pembelajaran namun tidak terlalu banyak melakukan aktivitas gerak.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Seberapa besar pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan futsal bagi kelompok siswa yang memliki kemampuan motorik tinggi?
2. Seberapa besar pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan futsal bagi kelompok siswa yang memliki kemampuan motorik rendah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan suatu hal yang ingin dicapai setelah penelitian ini selesai. Arikunto (1993:49) mengemukakan bahwa “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan futsal bagi kelompok siswa yang memliki kemampuan motorik tinggi.
2. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan futsal bagi kelompok siswa yang memliki kemampuan motorik rendah.
D. Manfaat/Signifikasi Penelitian
Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus berguna baik untuk pribadi maupun orang lain. Demikian pula mengenai kegiatan penelitian ini. Peneliti menganggap penelitian ini sangat berguna untuk berbagai pihak, diantaranya : 1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi mengenai kebutuhan akan
aktivitas model-model pembelajaran olahraga dalam olahraga permainan futsal di SMK Negeri 3 Cimahi.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian adalah salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Metode ilmiah itu, berarti kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan. Sugiyono (2010:2) menyatakan ciri-ciri keilmuan sebagai berikut, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode penelitian adalah suatu cara yang di tempuh untuk memperoleh tujuan. Adapun tujuan penelitian adalah mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak terlepas dari metode penelitian yang digunakan. Surakmand (1998:131) menjelaskan tentang metode, terutama manfaat penelitian sebagai berikut :
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan tehnik dan alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidi memperhitungkan kewajaran ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Sementara itu, Nana (2005:52) mengungkapkan Bahwa “metode penelitian
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut arikunto (2010:203) “Metode penelitian
adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya”. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode
adalah suatu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan penelitian adalah mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Untuk menghasilkan suatu penelitian yang baik, terlebih dahulu ditentukan metode sebagai jalan atau arah penelitian yang akan dituju. Untuk itu seorang peneliti dituntut terampil menentuka metode penelitian yag akan dicapai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan berdasarkan pertimbangan sifat dari penelitian eksperimental itu sendiri yang mencoba mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan. Menurut
Sugiyono (2009:107) “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Kemudian dijelaskan oleh Arikunto (2007:207) bahwa:
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “suatu” yang dikenakan pada subyek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kemampuan motorik tinggi serta yang memliki kemampuan motorik rendah terhadap hasil belajar permainan futsal di SMK Negeri 3 Cimahi.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Peran populasi dalam penelitian sangatlah penting untuk mendapatkan data dan informasi yang akan diteliti berdasarkan permasalahan dalam penelitian. (Sugiyono 2010:80) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah wilayah yang generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditari kesimpulannya”. Sedangkan menurut (Arikunto, 2010:173) “Populasi
adalah keseluruhan obyek yang diteliti”.
Populasi adalah sekelompok subjek baik manusia, benda ataupun peristiwa yang ada hubungannya dengan peristiwa yang akan diteliti. Dimana subjek tersebut mempunyai sumber data yang relevan dan sanggup memberikan jawaban terhadap masalah yang akan diteliti. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek/subyek yang memiliki karakteristik tertentu untuk kemudian dipelajari dan diambil kesimpulannya. Populasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 3 Cimahi. Proses penelitian memerlukan populasi sebagai sumber data dari seluruh bahan atau elemen yang diselidiki. Dalam hal ini (Sudjana,2001:6) menjelaskan sebagai berikut :
“Totalitas semua yang mungkin hasil, menghitung atau pengukuran,
kuantitatif maupun kualitatif, mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan populasi. Adapun sebagian yang diambil adari populasi disebut sampel”.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam buku metode penelitian pendidikan Sugiono (2009:118)
menjelaskan bahwa : “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan untuk jumlah subyek sampelnya
Arikunto (2006:134) menjelaskan bahwa:
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya lebih besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih,tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana, serta sempit luasnya pengamatan dari setiap subyek dan besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Dikarenakan Jumlah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMK Negeri 3 Cimahi kurang dari seratus yaitu berjumlah 20 orang, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Oleh karena itu sampel yang diambil sejumlah populasi yaitu 20 orang siswa. Dalam menentukan sampel tersebut peneliti menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Sugiyono
(2009:120) menjelaskan bahwa: “teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional”. Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel ini dikarenakan, dalam penentuan sampelnya peneliti membagi menjadi dua kelompok/strata sampel yaitu 10 siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan 10 siswa yang memiliki kemampuan motorik rendah dengan cara melakukan tes kemampuan motorik untuk tingkat SMA yang kita kenal dengan tes Borrow Motor ability.
C. Prosedur Penelitian 1. Desain Penelitian
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menurut metodologi penelitian metode eksperimen dipandang sesuai untuk mengetahui sebab akibat, dalam hal untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran taktis dan evaluasi terhadap hasil belajar futsal. Metode eksperimen yang digunakan adalah pre test-post test group design. Arikunto (2010:9) mengungkapkan sebagai berikut :
Studi eksperimen, yaitu suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) anatara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan. Selain itu juga (Sugiyono, 2010:107) menjelaskan tentang
penelitian eksperimen, bahwa : “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Dalam penelitian metode eksperimen, terdapat berbagai macam desain penelitian. Penggunaan desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut. Dalam suatu penelitian eksperimen perlu benar-benar dipilih suatu desain eksperimen yang cocok dengan tuntutan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan penelitian dan hipotesis yang akan diuju kebenarannya.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari desain pre-Experimentan designs (nondesigns) dengan bentuk desain modifikasi dari one
shot case study. Mengapa dikatakan modifiksi,karena biasanya hanya satu
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tinggi dan kemampuan motorik rendah dengan menggunakan pendekatan taktis terhadap hasil belajar futsal di SMK Negeri 3 Cimahi.
Tabel 3.1 Desain eksperimen
Sampel Tes awal/pretest Perlakuan/treatment Tes akhit/posttest
R1 O1 X1 O3
R2 O2 X2 O4
Keterangan:
R1 : Kelompok kemampuan motorik tinggi. R2 : Kelompok kemampuan motorik rendah.
O1 : Tes awal Kelompok kemampuan motorik tinggi terhadap hasil belajar permainan futsal.
O2 : Tes awal Kelompok kemampuan motorik rendah terhadap hasil belajar permainan futsal.
X1 : Perlakuan dengan menggunkan model pembelajaran taktis untuk kelompok siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi.
X2 : Perlakuan dengan menggunkan model pembelajaran taktis untuk kelompok siswa yang memiliki kemampuan motorik rendah.
O3 : Tes akhir hasil belajar futsal untuk kelompok siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi.
O4 : Tes akhir hasil belajar futsal untuk kelompok siswa yang memiliki kemampuan motorik rendah.
Dalam penelitian ini, penulis menyusun langkah-langkah penelitian sebagai berikut :
Populasi
Sampel
Tes Kemampuan motorik
Kelompok motorik tinggi Pembelajaran taktis
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Gambar 3.1
Langkah-langkah penelitian D. Instrumen Penelitian
1. Kemampuan Motorik
Dalam menguikur tes kemampuan motorik siswa peneliti menggunakan jenis tes general motor ability yaitu Borrow motor ability test. Borrow motor ability test merupakan sebuah batre tes yang terdiri dari 6 butir tes, untuk
mengukur motor ability beberapa aspek yang harus di tes seperti yang dikemukakan Johnson dan Nelson dalam (1996) dalam modultes pengukuran olahraga Nurhasan (2007:207) mengemukakan bahwa :
Tes motor ability terdiri dari beberapa jenis butir tes yang mengukur mengenai aspek kecepatan, daya, kelincahan, koordinasi mata dan tangan, dan keseimbangan. Disamping itu kdang-kanga terdapat butir-butir tes yang mengukur aspek kekuatan dan endurance.
Dari pendapat di atas maka penulis memiliki keyakinan bahwa Borrow motor ability test dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini, karena
dalam kriteria yang disebutkan diatas semuanya tersapat dalam Borrow motor ability test.
Tujuan dari tes general motor ability ini bertujuan untuk membuat klasifikasi, bimbingan dan penentuan prestasi. Borrow motor abilty test adalah tes
Tes akhir 3 item bola
Pengolahan data
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang dapat digunakan untuk level mahasiswa pria, siswa menengah atas, siswa menengah pertama. Dilihat dari tujuan dan level tesnya maka penulis mengambil kesimpulan bahwa motor ability test relevan jika digunakan sebagai instrument penelitian mengingat tujuan serta populasi dari penelitian ini. Adapun butir tes akan diberikan kepada siswa adalah :
a. Standing broad jump
Tujuan : Mengukur komponen otot tungkai Alat/fasilitas : Pita ukur, bak pasir/matras, bendera juri
Pelaksanaan : Subyek berdiri pada papan tolak dengan litut di tekuk sampai membentuk sudut 45º kedua lengan lurus ke belakang. Kemudian subyek coba menolak ke depan dengan kedua kaki sekuat-kuatnya dan mendarat dengan kedua kaki. Subyek dibagi kesempatan 3 kali percobaan.
b. Soft ball Throw
Tujuan : Mengukur power otot lengan Alat/fasilitas : Bola softball, Pita pengukur
Pelaksanaan : Subyek melemparkan bola softball sejauh mungkin di belakang garis batas. Subyek diberi kesempatan melempar sebanyak tiga kali lemparan.
Skor : Jarak lemparan yang terjauh dari ketiga lemparan, dan dicatat mendekati feet.
c. Zig-zag Run
Tujuan : Mengukur kelincahan gerak seorang Alat/fasilitas : Tonggak/corong, stopwatch dan diagram
10 feet
16fee
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Gambar 3.2 Alur tes Zig-zag run
Pelaksanaan : Subyek berdiri dibelakang garis start, bila ada aba-aba ya, ia lari secepat mungkin mengikuti arah panah sesuai diagram samping batas finish, subyek diberi kesempatan melakukan tes ini sebanyak 3 kali kesempatan. Gagal bila menggeserkan tonggak, tidak sesuai pada diagram tes tersebut.
Skor : Catat waktu tempuh yang terbaik dari 3 kali percobaan, dan di catat 1/10 detik.
d. Wall Pass
Tujuan : Mengukur koordinasi mata dan tangan
Alat/fasilitas : Bola basket dan stoopwatch serta dinding tembok
Gambar 3.3 Alur tes wall pass
lantai
Subyek x
Dinding
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pelaksanaan : Subyek berdiri di belakang garis batas sambil memegang bola basket dengan kedua tangan di depan dada. Bila
ababa “Ya” diberikan subyek dengan secepat mungkin
melakukan lemparan ke dinding selama 15 detik.
e. Medicine Ball-Put
Tujuan : Mengukur power otot lengan
Alat/fasilitas : Bola medicine (6 pounds), pita ukur, bendera juri
Pelaksanaan : Subyek berdiri dibelakang garis batas sambil memegang bola di depan dada dengan badan condong 45º. Kemudian bola di dorong kedepan secepat dan sekuat mungkin sebanyak 3 kali lemparan.
f. Lari cepat 50 meter
Tujuan : Mengukur kecepatan
Alat/fasilitas : Stopwatch, lintasan yang berjarak 50 meter
Pelaksanaan : Subyek lari secepat mungkin, dengan menempuh jarak 50 meter subyek di berikan kesempatan melakukan tes ini hanya satu kali.
Skor : Waktu dari mulai aba-aba “Ya” sampai subyek tersebut melewati finis. Waktu dicatat sampai 1/10 detik.
Johnson dan Nelson dalam (1996) dalam modultes pengukuran olahraga Nurhasan (2007:207) mengemukakan bahwa: Setelah semua tes kemampuan motorik dilaksanakan kemudian dihitung keseluruhan (batre) skor dengan menggunakan rumus (General Motor Ability Scoring), yaitu : 2,2 (Standing broad jump) + 1,6 (Softball throw) + 1,6 (Zig-zag run) + 1,3 (Wall pass) + 1,2 (Medicine ball put) + Lari cepat 50 meter.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data yang diambil dengan cara tes. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nurhasan (2007 : 3) bahwa tes
adalah: “suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang
objektif tentang hasil belajar siswa atau atlet”. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengethui pengaruh hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.
Untuk mengukur hasil pembelajaran futsal, peneliti menggunakan tes teknik dasar bermain futsal yang terdiri dari : Passing-stopping, dribbling, dan shooting ke gawang. Tes tersebut di adopsi dan di modifikasi dari tes
keterampilan (Nurhasan dan Cholil, 2007:207) untuk disesuaikan dengan olahraga futsal untuk selanjutnya di uji validitas dan reliabilitas tesnya.
a. Tes Sepak Tahan Bola (Passing-Stopping)
Tujuan : Untuk mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menyepak dan menahan bola.
Alat/fasilitas : Bola futsal 2 buah, stopwatch, 4 bangku swedia, kapur.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
maka testee menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.
Gerakan dinyatakan gagal apabila : Bola ditahan dan ditendang di depan garis tendang yang akan menendang bola, hanya menahan dan menendang bola dengan satu kaki saja.
Cara Menskor : Jumlah menendang dan menahan bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan satu diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola.
Dalam tes menendang dan menahan bola ini penulis menerapkan teori dari Guna Budiman (2004:52) yang memiliki Validitas tesnya sebesar 0,95 dan reliabilitasnya 0,72.
b. Tes Menggiring Bola (Dribbling)
Tujuan : Mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki dalam memainkan bola.
Alat/fasilitas : Bola, stopwatch, 6 buah rintangan (corong/tongkat), kapur.
Tabel gambar 3.4 Tes sepak tahan bola
Dinding
6 M
4m
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pelaksanaan : 1. Pada aba-aba siap testee berdiri di belakang garis star dengan bola dalam penguasaan kakinya. 2. Pada
aba-aba “Ya” testee mulai menggiring bola ke arah kiri
melewati rintangan pertama dan seterusnya menuju rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah sampai hingga garis finish. 3. Salah arah dalam menggiring bola, ia harus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan selain kaki dimana melakukan kesalahan dan selama itu pula stopwatch tetap jalan. 4. Menggiring bola dilakukan oleh kaki kanan dan kiri bergantian, atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.
Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila : 1. Testee menggiring bola hanya dengan hanya satu kaki saja. 2. Testee menggiring bola tidak sesuai arah panah. 3. Testee menggunakan anggota badan selain kaki pada saat menggiring bola.
finish 5 m Start
5 m
5 m
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Cara Menskor : Waktu yang ditempuh testee dari aba-aba “ya” sampai ia melewati garis finish. Waktu dicatat sampai seper sepuluh detik.
Dalam tes menggiring bola ini penulis menerapkan teori dari tes sepak bola Vernon A Crew yang memiliki validitas 0,99 dan reliabilitasnya 0,91 dalam Fank M. Ferduci (1980).
c. Tes Menembak/Menendang Bola ke Sasaran (Shooting)
Tujuan : Mengukur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak kaki dalam menendang bola ke sasaran.
Alat yang digunakan : Bola, stopwatch, Gawang, nomor-nomor, Tali.
Pelaksanaan : 1. Testee berdiri di belakang bola yang diletakkan pada sebuah titik berjarak 10 m di depan gawang/sasaran. 2. Tidak ada aba-aba dari tester. 3. Pada saat kaki testee menendang bola, maka stopwatch dijalankan dan berhenti saat bola Tabel 3.5
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengenai/mengenai sasaran. 4. Testee di beri 3 kali kesempatan. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila : bola keluar dari daerah sasaran, menepatkan bola tidak dengan jarak 10 m dari sasaran.
Cara menskor : jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga jkali kesempatan, bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada sasaran, makla diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini :
Dalam tes menendang bola ke gawang ini, penulis menerapkan teori dari tes sepak bola Vernon A Crew yang memiliki validitas 0,97 dan reliabilitasnya 0,78 dalam Fank M. Ferduci (1980).
E. Program Pembelajaran
Dibawah ini merupakan program pembelajaran futsal dengan menggunakan pendekatan taktis yang akan diterapkan pada siswa yang memiliki
10 m
40 10 10 10 10
10 m 3
1 5
5 3
2 m
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik rendah. Lebih detail lihat di lampiran.
Tabel 3.2 Program Pembelajaran
No Tanggal Pertemuna Nama Kegiatan
Motorik Tinggi Motorik rendah 1. 1 April
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu bermain futsal mulai dari passing,
Tes akhir/posttest hasil pembelajaran
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Pelaksanaan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Cimahi, lamanya penelitian kurang lebih 4 minggu atau 16 kali pertemuan dengan frekuensi pembelajaran 3 kali dalam seminggu. Dikarenakan waktu jam pembelajaran formal yang terbatas oleh karena itu peneliti menyiasati dengan menambah waktu diluar jam pelajaran. Adapun hari yang dipilih untuk melaksanakan penelitian adalah hari senin, rabu dan, jumat. Untuk jam pembelajaran formal, dilakukan sesuai dengan jam pembelajarannya. Sedangkan untuk tambahanya dilakukan sore hari setelah semua pembelajaran formal selesai sekitar pukul 15.30 WIB. Kegiatan penelitian meliputi tes awal/pendahuluan, perlakuan, dan tes akhir.
Tes pendahuluan dilakukan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan motorik dari setiap siswa, data ini dipakai sebagai dasar untuk membagi sampel menjadi kelompok-kelompok yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik rendah. Dalam pelaksanaan tes kemampuan motorik, siswa akan dibagi menjadi regu putra dan regu putri, kemudian masing-masing regu di tes dengan menggunakan tes borrow motor ability yang terdiri dari lima item tes yaitu, 1. Standing broad jump, 2. Softball
throw, 3. Wall pass, 4. Medicine ball put, 5. Lari cepat 50 m. Untuk menghindari
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Softball throw) + 1,6 (Zig-zag run) + 1,3 (Wall pass) + 1,2 (Medicine ball put) + Lari cepat 50 m. Setelah terbagi menjadi dua kelompok, kemudian diberikan perlakuan yang sama pembelajaran model pendekatan taktis.Setelah diberikan perlakuan, kemudian diberikan tes akhir untuk mengumpulkan data hasil belajar permainan futsal yaitu yang digunakan melalui uji validitas dan uji reabilitas terlebih dahulu. Setelah diuji dengan 15 orang validitas passing and stopping yaitu 0,95, dribbling 0,99, shotting 0,97, dan reliabilitas passing and stopping 0,72, dribbling 0,91, shotting 0,78. Dengan adanya validitas dan reliabilitas peneliti semakin yakin dengan melakukan penelitian pengaruh model pembelajaran taktis dan kemampuan motorik terhadap hasil belajar futsal, dengan menggunakan 3 item tes tersebut.
G. Prosedur pengolahan data
Setelah melaksanakan penelitian, peneliti melaksanakan pengumpulan data dan selanjutnya melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. hitung rata-rata dan simpangan baku a. Mencari nilai rata-rata (X)
Keterangan :
= Skor rata-rata
∑ = Jumlah
X1 = Jumlah yang diperoleh
N = Jumlah Sampel
b. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan rumus : ∑ X1
=
n
s = ∑ (x1 - ) n-1
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan :
S = simpangan baku
x1 = skor yang di capai
= nilai rata-rata
N = banyaknya jumlah orang
c. Menghitung variansi dari masing-masing kelompok S2 = n-∑x1-(x1)2
Keterangan :
S2 = Varians yang dicari
n = Jumlah sampel
x1 = skor yang diperoleh
∑ = Jumlah
d. Menguji Normalitas dari setiap tes dengan menguji uji lilifors
1) Menyusun hasil data pengamatan, yang dimulai dari hasil pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.
2) Untuk semua nilai pengamatan x1, x2, x3, ……xn dijadikan angka baku z1, z2 ….. zn dengan pendekatan z skor.
Z = x1-
( dan S masing-masing rata-rata dan simpangan baku)
3) Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan: jika nilai Z negatif, maka dalam
n (n-2)
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z(-), 0,5 + luas daerah distribusi Z (+).
4) Menentukan proposi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilsi z pada nomor urut sampel yang kemudian di bagi dengan banyaknya sampel.
5) Menguji homogenitas dua variansi melalui perhitungan F. F =
kriteria penolakan hipotesisnya adalah :
tolak Hipotesis (Ho) jika F > Fα, dalam hal lain Ho diterima
6) Uji signifikansi peningkatan kedua rata-rata pada masing-masing kelompok
t = B SB n Keterangan :
B = selisih skor rata-rata
SB = Selisih simpangan baku
n = banyaknya sampel
kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya: tolak hipotesis jika –t(1-½α) < t < t (1-½α), dk (n-1) 7) Menguji hipotesis
x1 -x2
1 1 Variansi terbesar
Variansi terkecil
+
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu n1 n2
Keterangan :
1 = nilai rata-rata kelompok 1
2 = nilai rata-rata kelompok 2
n1 = jumlah sampel kelompok 1
n2 = jumlah sampel kelompok 2
S = Simpangan baku gabungan
S12 = Variansi Kelompok 1
S22 = Variansi kelompok 2
t = kelompok yang di cari
kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya : 1. Jika thitung > ttabel artinya hipotesis diterima
Jika thitung = ttabel artinya hipotesis ditolak 2. Jika thitung > ttabel artinya hipotesis diterima
Jika thitung = ttabel artinya hipotesis ditolak
H. Hipotesis Statistik
1. Ho : Tidak terdapat pengaruh antara tes awal dan tes akhir pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan futsal bagi kelompok siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi. (Ho : µ = µo)
Ha : Terdapat pengaruh antara tes awal dan tes akhir pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan futsal bagi kelompok siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi. ( Ha : µ > µo)
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ha : Terdapat pengaruh antara tes awal dan tes akhir pendekatan taktis terhadap peningkatan hasil belajar permainan futsal bagi kelompok siswa yang memiliki kemampuan motorik rendah. ( Ha : µ > µo)
Ket :
µ : tes akhir
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Secara umum penelitian ini menyimpulkan bahwa : aktvitas proses pembelajaran futsal menggunakan model pembelajaran pendekatan taktis memberikan dampak yang positif yang pada akhirnya menimbulkan peningkatan hasil belajar yang signifikan di sekolah SMK Negeri 3 Cimahi.
Kesimpulan khusus yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara tes awal dan tes akhir proses pembelajaran pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan futsal bagi kelompok siswa yang memiliki kemampuan motorik tinggi.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara tes awal dan tes akhir proses pembelajaran pendekatan taktis terhadap hasil belajar permainan futsal bagi kelompok siswa yang memiliki kemampuan motorik rendah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang diberikan yaitu:
1. Melihat semakin banyaknya masalah yang terjadi dikalangan remaja dan pelajar, maka model pembelajaran pendekatan taktis menggunakan permainan leveling sistem dapat dijadikan referensi bagi setiap guru penjas karena model ini terbukti memberi pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dicapai sebelum pembelajaran dilaksanakan, mempersiapkan media stimulus pembelajaran, Memberikan pertanyaan, pernyataan dan tugas gerak yang menggugah emosi siswa,selanjutnya melaksanakan tahap pembelajaran dengan urutan; penyajian stimulus, perumusan masalah, identifikasi masalah, penentuan masalah yangakan dipecahkan, klarifikasi masalah, pemecahan masalah dan terahir tindak lanjut kegiatan pembelajaran .
3. Dalam proses pembelajaran hendaknya setiap guru penjas mengetahui tingkat kemampuan motorik tiap siswanya.
4. Implementasi pembelajaran hendaknya mengacu kepada RPP dan program pembelajaran yang telah dibuat, dengan tujuan agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan skenario yang telah dibuat.
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, gafur. 1989.Pengetian belajar dan strategi pembelajaran. Diambil dari : latihifahhafni.wordpree.com/2012/04.
Agus Mahendra.2007.Hakikat Pendidikan Jasmani. Diambil dari: www.google.com,tersediapadahttp://pojokpenjas.wordpress.com /2007/11/12/hakikat-pendidikanjasmani/. Diakses pada tanggal 10 Januari 2012.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Bahri Djamarah, Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Bucher, C.A., 1979, Foundations of Physical Education, The C.V. Mosby Company, London.
Bigo,kohnstam,dan palland. 1950. dalam teori bermain, permainan mempunyai makna dalam pendidikan. Dalam http.//Wikipedia.com
Crounch bach (Djamarah, Saiful, Psikologi Belajar:Rineka cipta:1999) Belajar Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta : Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Duffy and Roehler. 1989. Improving Classroom Reading Instruction. New York: Radom Hause
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Griffin, L., & Patton, K. 2005. “Two Decades of Teaching Games for
Understanding: Looking at The Past, Present, and Future”. in L. Griffin & J. Butler (Eds.), Teaching Games for Understanding: Theory, research, and practice (pp. 1-18). Windsor: Human Kinetics.UPI 2013
Gagne, M. Robert. 1989. The Conditioning of Learning and Theory of Instruction. Terjemahan Munadir. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Irawan, Andri. 2009.Teknik Dasar Modern Futsal.Jakarta:Pena Ilmu dan Amal.2013.UPI.
James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologis Belajar : Rineka Cipta : 1999) belajar.
Joyce, Bruce & Marsha Weil. 1992. Models of Teaching. USA: Allyn and Bacon. Kirkendall.1987. Komponen-komponen motor ability yaitu: kecepatan, kekuatan,
daya tahan, power, koordinasi mata-tangan, koordinasi mata-kaki, kelincahan dan kelenturan”.diakses di google
Metzler.2000.pemahaman permainan Teaching game four understanding. tersediapada:http://pojokpenjas.wordpress.com/2007/11/12/TeachingGa
meForUnderstanding/. Diakses pada tanggal 2 April 2013.
Nasir.1988. Hipotesis adalah pernyataan yang diteriman secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena
dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi”.Diakses di Wikipedia.com
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mata dan tangan, dan keseimbangan. Disamping itu kdang-kanga
terdapat butir-butir tes yang mengukur aspek kekuatan dan
endurance. Diakses di respository.upi.edu/operator/uploud
Nurhasan, cholil. 2007. Untuk mengukur hasil pembelajaran futsal, peneliti menggunakan tes teknik dasar bermain futsal yang terdiri
dari : Passing-stopping, dribbling, dan shooting ke gawang.
Diakses di respository.upi.edu/operator/uploud
Purwanto, ngalim .1992.Pengertian belajar.dalam prismabekasi.blogsopt.com Rusli Lutan, 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. DEPDIKBUD
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Subroto T, Juliantine T, dan Yudiana Y. (2011). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI
Subroto, Toto. 2001. Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar :sebuah pendekatan permainan taktis.
Depdiknas.Jakarta
Sudirman et all. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung : Remadja Karya CV.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.
Sudjana. 2001 . Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuntitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta
Muhammad Irvan Andriana, 2013
Pengaruh Model Pembelajaran Taktis Antara Kelompok Motorik Tinggi Dengan Kelompok Motorik Rendah Terhadap Hasil Belajar Permainan Futsal (Studi Eksperimen Terhadap Siswa
Ekstrakurikuler Futsal Smk Negeri 3 Cimahi)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sukintaka. 2004. Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani. Bandung: Nuansa.
Surakmand.1998.menjelaskan tentang metode, terutama manfaat penelitian Yudiana, Yunyun.2010.Pembelajaran (instruction) merupakan akumulasi dari \ konsep mengajar (teaching).Dari blogspot.com
Waharsono.1999.Sejalan dengan meningkatnya ukuran tubuh dan meningkatnya kemampuan fisik, maka meningkat pulalah kemampuan geraknya.
Winkel, 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi. http:///id.wikipedia.org/wiki/Futsal