PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR
LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET
(Studi Eksperimen Di Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket SMP Negeri 2 Arjawinangun)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
Disusun Oleh : HERI SETIADI
0802956
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
LEMBAR HAK CIPTA
PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR
LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET
(Studi Eksperimen Di Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket SMP Negeri 2 Arjawinangun)
Oleh : Heri Setiadi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Heri Setiadi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
Heri Setiadi (2013). Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar
Lay Up shoot dalam Permaianan Bola Basket Di SMP Negeri 2
Arjawinangun. Skripsi Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK – UPI. Pembimbing I: Drs.Sucipto, M.Kes, AIFO Pembimbing II: Lukmannul Haqim Lubay, M. Pd.
Didalam kegiatan ekstrakurikuler disekolah biasanya menggunakan pendekatan tradisional, hal ini dianggap tidak sesuai lagi jika diterapkan dalam bentuk olahraga permainan. Penelitian ini akan meneliti pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket di SMP Negeri 2 Arjawinangun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar lay up shoot. variabel bebas penelitian ini adalah pendekatan taktis dan variabel terikatnya adalah hasil belajar
ABSTRACT
Heri Setiadi (2013). Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar
Lay Up shoot dalam Permaianan Bola Basket Di SMP Negeri 2
Arjawinangun. Skripsi Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK – UPI. Pembimbing I: Drs.Sucipto, M.Kes, AIFO Pembimbing II: Lukmannul Haqim Lubay, M. Pd.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Batasan Penelitian ... 7
F. Definisi Operasional ... 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10
A. Hakekat Pendekatan Taktis ... 10
1. Pengertian Pendekatan Taktis ... 10
2. Memahami Pendekatan Taktis ... 12
3. Dasar-dasar untuk Pendekatan Taktis ... 13
B. Hakekat Hasil Belajar Lay Up Shoot ... 16
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 16
2. Pengertian Hasil Belajar ... 19
3. Pengertian Lay Up Shoot ... 20
4. Hasil belajar Lay Up Shoot ... 20
2. Karakteristik Permainan Bolabasket ... 23
3. Keterampilan Dasar dalam Permainan Bolabasket ... 24
4. Permainan Bolabasket dalam Konteks Pendidikan Jasmani ... 28
D. Kerangka Berfikir ... 30
E. Hipotesis ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32
A. Metode Penelitian ... 32
B. Populasi, Sampel dan Waktu Penelitian ... 33
1. Populasi ... 33
2. Sampel ... 34
3. Waktu Penelitian ... 35
C. Desain Penelitian dan Langkah – langkah Penelitian ... 35
1. Desain Penelitian ... 35
2. Langkah – langkah Penelitian ... 36
D. Instrument Penelitian ... 38
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 41
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 44
A. Hasil Pengolahan Data ... 44
B. Pengujian Hipotesis ... 48
C. Analisi data ... 50
D. Diskusi Penemuan ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
A. Kesimpulan... 56
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 59
DAFTAR TABEL
2.1 Sistem Klasifikasi dalam Olahraga Permainan ... 15
3.1 Sampel Penelitian ... 35
3.2 Pretest-posttest control group design ... 36
4.1 Data Hasil Tes Awal (pre-test) ... 44
4.2 Data Hasil Tes akhir (post-test) ... 45
4.3 Data Hasil Uji Normalitas dengan Uji Lilliefors Tes Awal (pre-test) Kedua Kelompok ... 46
4.4 Data Hasil Uji Normalitas dengan Uji Lilliefors Tes Akhir (post-test) Kedua Kelompok ... 46
4.5 Data Hasil Uji Homogenitas Tes Awal (Pretest) ... 47
4.6 Data Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir (Posttest) ... 48
4.7 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Uji Signifikasi Kelompok Eksperimen ... 49
4.8 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Uji Signifikasi Kelompok Kontrol ... 49
DAFTAR GAMBAR
2.1 Tiga Pendekatan Pembelajaran Permainan ... 11
3.1 Langkah – langkah penelitian ... 37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Hasil Tes Lay Up Shoot Kedua Kelompok ... 60
Lampiran 2. Data Hasil Uji Normalitas Kedua Kelompok ... 64
Lampiran 3. Data Hasil Uji Homogenitas Tes Awal (Pre-Test) dan Tes Akhir (Post-Test) Kedua Kelompok ... 68
Lampiran 4. Data Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Satu Pihak). ... 69
Lampiran 5. Data Hitungan Uji Validitas Tes Lay Up Shoot ... 73
Lampiran 6. Foto-foto Penelitian ... 76
Lampiran 7. RPP dan Silabus... 82
Lampiran 8. Pengesahan judul dan penunjukan dosen pembimbing skripsi, Surat permohonan izin penelitian, Surat balesan izin penelitian ... 110
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan
jasmani merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan. Artinya,
pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornament yang ditempel pada
program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk, tetapi pendidikan
jasmani merupakan bagian penting dari suatu proses pendidikan. Karena
melalui pendidikan jasmani yang diarahkan dengan baik, anak akan
mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang,
terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat,
berkembang secara sosial, dan memberikan sumbangsih pada kesehatan fisik
serta mentalnya.
Meskipun pendidikan jasmani menawarkan kepada anak untuk
bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan jika pendidikan jasmani
diselenggarakan semata-mata agar anak bergembira dan bersenang-senang.
Bila demikian seolah-olah pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran
“selingan”, tidak berbobot, dan tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik.
Hal ini tidak sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani yang dikatakan oleh
Mahendra (2009:10) menurutnya tujuan pendidikan jasmani secara sederhana
memberikan kesempatan siswa untuk:
2
dalam hubungan antar orang atau lingkungannya. 5). Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.
Keberhasilan dalam melaksanakan pendidikan jasmani disekolah sangat
ditentukan oleh seorang guru. Guru memiliki peranan yang sangat penting
dalam memberikan pengajaran atau materi ajar kepada siswa, apakah materi
yang disampaikan oleh guru tersebut mudah untuk dicerna oleh siswa, atau
materi yang diberikan terlalu susah sehingga sukar untuk dimengerti oleh
siswa. Tujuan proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah merubah
perilaku siswa yang bersifat afektif, kognitif, maupun psikomotor, yang
diharapkan terjadi perubahan setelah proses belajar mengajar berakhir. Untuk
dapat mencapai tujuan tersebut, guru harus dapat memilih bahan, metode
pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan serta alat pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran.
Perubahan psikomotor dapat dicapai melalui proses belajar keterampilan
gerak. Hal ini sesuai dengan teori belajar mengajar motorik oleh Mahendra
(2007:5) “Pembelajaran motorik adalah serangkaian proses yang dihubungkan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan-perubahan
yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan
gerakan-gerakan yang trampil.”
Menurut Abduljabar (2011:99) “Belajar adalah perubahan prilaku yang
bersifat relatif permanen.” Para siswa memerlukan stimulus atau rangsangan
dari lingkungan untuk menyebabkan terjadinya proses belajar agar sampai pada
potensi optimum gerak mereka. Misalnya pada awalnya siswa tersebut tidak
mengetahui tentang sesuatu ataupun yang bersifat ilmu pengetahuan, tetapi
setelah mengikuti pembelajaran dilingkungan sekolah ataupun dengan
membaca buku siswa tersebut berubah menjadi tahu akan ilmu pengetahuan
yang baru, tidak hanya ilmu pengetahuan, tetapi yang paling utama dalam
proses pendidikan adalah terjadinya suatu perubahan perilaku siswa setelah
3
baik, lebih dewasa, dan mengarah kepada pribadi yang dapat menjadi contoh
untuk orang lain.
Dalam proses belajar mengajar pendidikan olahraga dan latihan
merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan
peningkatan penguasaan keterampilan suatu cabang olahraga yang dapat
diperoleh dengan latihan yang berulang-ulang, sehingga dapat membuat
keterampilan motoriknya halus dan motorik kasarnya semakin sempurna. Hal
serupa disampaikan oleh Harsono (1988:100) ia mengemukakan bahwa
“Tujuan dari latihan adalah membantu atlet meningkatkan keterampilan dan
prestasinya semaksimal mungkin.”
Menurut Abduljabar (2011:29) bahwa : “pengembangan olahraga pada
sektor persekolahan ini merupakan langkah strategis dalam pengembangan
olahraga baik secara regional maupun nasional.” Dari teori tersebut maka
langkah awal dalam mengembangkan olahraga pada sektor persekolahan
dilakukan di dalam dua kegiatan yaitu dalam intrakurikuler dan
ekstrakurikuler. Kegiatan didalam intrakurikuler mengacuh pada kurikulum
yang diberlakukan sesuai dengan ketentuan pemerintah atau yang sering
disebut dengan KTSP. Sedangkan pengembangan olahraga disektor
persekolahan untuk pencapaian sebuah prestasi didapatkan dalam kegiatan
ekstrakurikuler. Dalam pelaksanan pembelajaran untuk atlet atau siswa pemula
harus diberikan latihan yang bervariasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan
pada diri anak sendiri. Pendidikan olahraga yang biasanya didapatkan oleh
siswa bukan pada saat jam pembelajaran pendidikan jasmani, tetapi melainkan
didapatkan dari kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah
tersebut. Hal ini disebabkan karena dalam pendidikan jasmani siswa tidak
akan mendapatkan sebuah pembelajaran yang lebih mendalam, berbeda dengan
kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan diluar jam
sekolah yang telah ditentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Kegiatan
ini juga di maksudkan untuk lebih mengaitkan pengetahuan yang diperoleh
4
samping itu kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan di jam sekolah,
ataupun di laksanakan diluar jam sekolah guna memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan atau kemampuan meningkatkan nilai sikap dalam
rangka penerapan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dari
berbagai mata pelajaran dan kurikulum sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah untuk siswa yang memiliki
tujuan untuk pencapaian sebuah prestasi atau pengembangan bakat yang
dimiliki oleh siswa, dengan tujuan adanya sebuah perkembangan dalam bidang
yang digeluti atau potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga siswa mampu
untuk berprestasi dibidangnya. Didalam kegiatan ekstrakurikuler, khususnya
dalam bidang olahraga dan tepatnya pada kegiatan ekstrakurikuler bolabasket
biasanya siswa mendapatkan pembelajaran yang lebih banyak menggunakan
pendekatan teknik, dan bentuk latihannya lebih banyak drill dibandingkan
game. Dalam pendekatan tradisional / teknik siswa diberikan sebuah bentuk -
bentuk latihan yang mengarah kepada keterampilan yang harus dikuasai oleh
siswa tersebut, misalnya dalam keterampilan lay up shoot dalam pembelajaran
permainan bolabasket, berdasarkan hasil pengamatan kebanyakan pelatih
ekstrakurikuler banyak memberikan drill untuk meningkatkan keterampilan lay
up shoot dan bentuk driil itu yang harus dilakukan oleh siswa. Lay up shoot
merupakan bagian dari permainan bola basket, yaitu suatu cara yang dilakukan
oleh pemain basket untuk memperoleh poin atau angka melalui sebuah usaha
tembakan dalam. Menurut Oliver (2009:13) “Meskipun lay up shoot merupakan
tembakan yang paling mudah dilakukan dalam permainan bolabasket,
tembakan ini tidak semudah yang dibayangkan, banyak lay up shoot yang
meleset dalam sebuah pertandingan bola basket.”
Menurut Oliver (2009:13) “Keberhasilan dalam melakukan gerakan lay up shoot terdapat dalam pengambilan langkah yang tepat untuk memaksimalkan
hasil tembakan lay up shoot.” Lay up shoot dapat dilakukan dengan atau tanpa
papan, namun ketika seorang pemain mendekati ring basket dari sisi kanan
5
Meskipun banyak pemain basket yang terus mencoba melakukan tembakan tiga angka, statistik mengungkapkan bahwa para penembak tiga angka terbaikpun hanya berhasil 40 sampai 45 persen dari semua usaha lemparan tiga angka mereka. Presentase tertingginya adalah tembakan dalam, seperti lay up shoot yang dilakukan oleh pemain penyerang yang berada dalam jarak sekitar satu meter dari ring basket.
Artinya tingkat keberhasilan dalam melakukan sebuah tembakan kedalam
ring lebih signifikan bilamana tembakan itu dilakukan dengan menggunakan
tembakan dalam, karena jika dibandingkan dengan menggunakan tembakan
luar tembakan dalam lebih besar kemungkinan berhasilnya untuk menciptakan
angka atau kemungkinan bola bisa masuk lebih besar.
Berdasarkan pengamatan, kebanyakan pelatih ekstrakurikuler biasanya
lebih banyak menggunakan pendekatan teknik atau tradisional yang
menekankan pada tercapainya sebuah keterampilan. Meskipun pembelajaran
tersebut dapat meningkatkan suatu keterampilan, tetapi pendekatan tersebut
dianggap sebuah pemikiran yang lama. sekarang sedang ramai-ramainya
pendekatan yang dirasa cocok diterapkan ke jenis olahraga permainan yaitu
pendekatan taktis seperti yang dikemukakan oleh Subroto (2010:4)
menjelaskan bahwa: “Pendekatan taktis adalah suatu cara untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat
sesuai dengan masalah dan situasi permainan.”
Menurut Subroto (2010:4) “Tujuan utama pendekatan taktis dalam
pengajaran cabang olahraga permainan adalah untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep bermain.” Melalui pendekatan taktis, siswa
didorong untuk memecahkan masalah taktik dalam permainan. Masalah taktik
pada hakekatnya adalah penerapan keterampilan teknik dalam situasi
permainan. Dengan menggunakan pendekatan taktis, siswa semakin
memahami kaitan antara teknik dan taktis dalam suatu permainan. Dengan
menggunakan pendekatan taktis dalam suatu pembelajaran maka akan
mendapatkan sebuah alternatif satu jalan keluar yang memungkinkan siswa
dapat mempelajari teknik dalam situasi bermain. Keistimewaan lain dari
6
meminimalkan proses pembelajaran yang kurang sesuai dengan tahap-tahap
perkembangan siswa.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan teori-teori diatas maka peneliti
memfokuskan masalah dalam pertanyaan penelitian yaitu : “Bagaimana
pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar lay up shoot dalam
permainan bola basket di SMP Negeri 2 Arjawinangun ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang harus dipegang oleh peneliti dalam
melakukan proses penelitian, sehingga dapat berjalan dengan jalur dalam
masalah yang sudah ditentukan. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:9)
menyatakan bahwa: “Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori
dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis.”
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian dan rumusan masalah penelitian
diatas, maka tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penerapan pendekatan taktis terhadap hasil balajar lay up shoot
dalam permainan bolabasket di SMP Negeri 2 Arjawinangun ?
D.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah akibat dari adanya sebuah penelitian. Telah
penulis kemukakan sebelumnya uraian mengenai latar belakang masalah, serta
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Dapat memberikan informasi maupun pengetahuan yang bermanfaat
tentang pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar lay up shoot
7
2. Secara Taktis
Sebagai saran atau masukan bagi lembaga pendidikan serta penyelenggara
pendidikan, seperti guru penjas, pelatih ekstrakurikuler, mahasiswa dan
para pembaca mengenai pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar
lay up shoot dalam permainan bolabasket.
E.Batasan Penelitian
Terbatasnya waktu, biaya, dan tenaga, sehingga mengharuskan penulis
memberikan batasan dalam ruang lingkup penelitian agar tidak terlalu luas
dalam melakukan penelitian tersebut. Maka permasalahan penelitian ini
dibatasi sebagai berikut :
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh model pembelajaran
taktis
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar lay up shoot, jadi
dalam penelitian ini yang akan diukur hanya hasil belajar lay up shoot atau
dari ranah psikomotor, sedangkan untuk ranah afektif dan kognitifnya
diabaikan.
3. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Arjawinangun
4. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 2 Arjawinangun
5. Metode yang digunakan dalam penelitian ini eksperimen atau metode true
eksperimental design dan dengan desain penelitian pretest-posttest control
group desain
6. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan lay
up shoot basket permenit Jakcson Baumgartner dalam Lubay (2001:52)
Yang memiliki tingkat validitas 0,78
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahfahaman dalam mengartikan judul penelitian
ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan
8
1. Pendekatan Taktis
Subroto (2010:4) menjelaskan bahwa: “Pendekatan taktis adalah suatu
cara untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain
melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah dan situasi
permainan.” Jadi dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pendekatan taktis untuk memecahkan tugas permasalahan yang ada.
2. Hasil Belajar
Menurut Hamalik “hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan
perilaku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan
pengetahuan sikap dan keterampilan.” Perubahan dapat diartikan
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, sikap
tidak sopan berubah menjadi sopan.
(http://www.scribd.com/doc/51282702/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ahli)
3. Lay Up Shoot
Lay up shoot adalah salah satu teknik memasukkan bola ke dalam
jaring dalam permainan bolabasket. Teknik ini merupakan salah satu cara
termudah untuk mendapatkan poin. Lay-up dilakukan dengan
memantulkan bola ke bagian atas papan ring terlebih dahulu ataupun
langsung memasukkan bola ke ring. (http://id.wikipedia.org/wiki/Lay-up)
4. Ektrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan diluar jam sekolah
yang telah di tentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Kegiatan ini
juga di maksudkan untuk lebih mengaitkan pengetahuan yang diperoleh
dalam program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.
(http://kafeilmu.com/2010/11/definisi-kegiatan-ekstrakulikuler.html)
5. Metode True-Eksperimental Design
Dikatakan True-Eksperimental Design, karena dalam penelitian ini
9
eksperimental desaign merupakan bentuk eksperimen yang betul-betul.”
Karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar
yang mempengaruhinya jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas
internal (kualitas pelaksanaan rancangan peneliti) dapat menjadi tinggi.
Ciri dalam desain ini adalah adanya variabel control dan sampelnya dipilih
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian pasti mutlak diperlukan metode yang akan
digunakan. Karena dengan menggunakan metode, maka terdapat cara untuk
menyelesaikan sebuah penelitian. Menurut Sugiyono (2009:3) “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu.” Artinya melalui penggunaan metode serta pemilihan
sebuah metode yang tepat maka akan membantu jalannya sebuah penelitian.
Beranjak dari sebuah permasalahan, rumusan masalah dan tujuan penelitian,
maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Menurut Sugiyono (2009:107) “Metode penelitian eksperimen
adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.” Sedangkan
menurut Arikunto (2006:3) mengatakan bahwa.
Metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.
Jadi metode eksperimen ini digunakan untuk mengungkap ada atau
tidaknya pengaruh dari variabel-variabel yang telah dipilih untuk dijadikan
penelitian. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan,
bahwa metode eksperimen adalah jenis metode penelitian yang dilakukan oleh
peneliti untuk mencari pengaruh akan variabel-variabelnya.
Desain dalam penelitian ini akan menggunakan True Eksperimental.
Menurut Sugiyono (2009:112) “True eksperimental adalah eksperimen yang
betul-betul.” Karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua
variabel luar yang mempengaruhi jalanya eksperimen. Karakteristik dalam
34
eksperimental yaitu : Posttest Only Control Desaign dan Pretest-Posttest
Control Group Desaign.” Dan dalam hal ini peneliti menggunakan desain
Pretest-Posttest Control Group Disaign. Menurut Sugiyono (2009:113)
mengemukakan bahwa : “Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang
dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.”
Caranya kelompok dibagi dua yaitu kelompok A dan kelompok B.
masing-masing kelompok memiliki tujuan yang hendak dicapai oleh sang peneliti. Dari
kedua kelompok tersebut, maka akan didapatkan sebuah data dan informasi
yang akan dijadikan bahan untuk pengambilan kesimpulan.
Kelompok A (eksperimen), dan kelompok B (kontrol). Yang dimaksud
kelompok eksperimen adalah sebuah kelompok yang diberikan perlakuan dari
seorang peneliti untuk mengetahui akan pengaruh dari perlakuan tersebut.
Sedangkan kelompok kontrol adalah sebuah kelompok yang tidak diberikan
perlakuan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen. Yang
bertujuan untuk mengetahui akan pengaruh atau akibat dari suatu perlakukan
(treatmen). Dan treatmen yang dimaksud peneliti adalah model pendekatan
taktis. jadi peneliti ingin mengetahui pengaruh pendekatan taktis dan pendekata
tradisional (pendekatan teknik) terhadap hasil belajar lay up shoot dalam
permainan bola basket.
B. Populasi, Sampel dan Waktu Penelitian 1. Populasi
Untuk memecahkan suatu permasalahan dalam penelitian, maka mutlak
diperlukan adanya suatu data dan informasi dari obyek yang diteliti. Dan obyek
penelitian itu adalah populasi, dari populasi ini peneliti akan mendapatkan
sebuah data dan informasi. Menurut Sugiyono (2009:117) “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas
35
ditarik kesimpulannya.” Sedangkan menurut Sudjana (2005:6) mengatakan
bahwa:
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi
adalah sekumpulan obyek yang akan diteliti, yang berlandaskan kesamaan sifat
dan karakteristik sehingga dapat diperoleh data yang berfungsi untuk penarikan
sebuah kesimpulan. Dan populasi yang ditunjukan dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi SMP Negeri 2 Arjawinangun Kabupaten Cirebon
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2009:118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sedangkan menurut Abduljabar dan Jajat (2012:14) berpendapat bahwa “Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Dari pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki
karakteristik sama dengan populasi yang akan dijadikan obyek penelitian.
Dalam penarikan sampel untuk sebuah penelitian, sampel harus mewakili atau
representatif. Karana dari sampel yang mewakili tersebut dapat diperoleh
sebuah data dan informasi kebenaran dari jumlah total populasi. Dari pendapat
diatas maka dapat diperoleh sebuah kesimpulan dari pengertian sampel.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik sama dari populasi tersebut.
Teknik yang digunakan dalam teknik pengambilan sampel untuk penelitian
ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Menurut Sugiyono
(2009:124) mengemukakan bahwa “purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan
36
dalam penelitian ini adalah 30 siswa. Dan terbagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok A sebanyak 15 siswa, dan kelompok B sebanyak 15 siswa.
Kelompok A adalah kelompok yang diberikan treatment (perlakuan)
menggunakan model pendekatan taktis, dan kelompok B adalah kelompok
kontrol (menggunakan model pendekatan tradisional / teknik).
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
No Nama Kelompok Jumlah
1
2
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
15 siswa
15 siswa
Jumlah 30 iswa
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung selama satu bulan lebih yakni antara
pertengahan Desember sampai dengan awal bulan Februari 2012 dengan
jumlah pertemuan sebanyak 16 kali.
C. Desain Penelitian dan Langkah - langkah Penelitian
1. Desain Penelitian
Untuk penelitian ini desain yang digunakan adalah Pretest-Posttest
Control Group Design. Tujuannya adalah untuk mempermudah
langkah-langkah dalam penelitian. Desain ini juga merupakan hasil dari hipotesis dalam
dalam penelitian ini. Pada desain pretest-posttest control group design
merupakan desain yang membandingkan tes awal dan tes akhir. Menurut
Sugiyono (2009:112) adapun bentuk desain untuk model ini adalah sebagai
[image:23.595.115.512.238.678.2]37
Table 3.2
Pretest-posttest control group design
Kelompok Pre test Treatmen / Perlakuan Posttest
Eksperimen A1 X A2
Tradisional B1 _ B2
Keterangan :
A1 : pretest yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen
A2 : Posttest yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen
X : Treatmen / Perlakuan yang diberikan dikelompok eksperimen yaitu model pendekatan taktis
B1 : Pretest yang dilaksanakan pada kelompok kontrol
B2 : Posttest yang dilaksanakan pada kelompok control
2. Langkah - langkah Penelitian
Menurut Agustan (2011:45) “Tahap-tahap yang akan ditempuh dalam penelitian ini sesuai dengan metode eksperimen”. pretest-posttest control
group design diantaranya yaitu :
1) menentukan populasi, 2) Menentukan Sampel. 3) Melaksanakan tes awal (pretest). 4) Memberikan perlakuan (treatmen). 5) Melaksanakan tes akhir (Posttest). 6) Menyusun data hasil pretest dan posttest. 7) Mengolah data. 8) Menganalisis data. 9) Menarik kesimpulan
Adapun dalam penelitian ini penulis menggambarkan langkah-langkah
38
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian
POPULASI
SAMPEL
TES AWAL KETERAMPILAN LAY UP SHOOT SISWA
KELOMPOK EKSPERIMEN (PENDEKATAN TAKTIS)
KELOMPOK KONTROL (PENDEKATAN TRADISIONAL)
TES AKHIR KETERAMPILAN LAY UP SHOOT SISWA
PENGOLAHAN ANALISIS DATA
39
D. Intrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan sebuah pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat
kalau dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. hal ini sesuai
dengan pendapat Emory dalam Sugiyono (2009:148) ia berpendapat bahwa „Skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian‟.
Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan sebuah pengukuran, maka
harus ada alat ukur yang baik. Menurut Nurhasan dan Hasanudin (2007:4) ia
mengemukakan bahwa “Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari suatu obyek tertentu, dengan bantuan alat ukur.” Alat ukur dalam sebuah penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Menurut Sugiyono
(2009:148) mengungkapkan bahwa “Instumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Untuk
memperoleh data yang akurat seorang peneliti harus menggunakan alat atau
instrumen yang dapat membantu untuk mempermudah jalannya penelitian.
Berdasarkan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai
keterampilan, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
keterampilan
Menurut Arikunto (2006:150) “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.” Sedangkan menurut Suharsiwi dalam Nurhasan (2007:3) „Tes merupakan suatu
alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.‟ Tes yang akan
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebuah tes keterampilan lay up shoot yang
mana tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keterampilan yang
40
Instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini mengacuh kepada tes lay up
shoot basket permenit menurut Jakcson Baumgartner dalam Lubay (2001:52) Yang
memiliki tingkat validitas 0,78
Adapun rincian tesnya adalah sebagai berikut :
1. Tujuan : Mengukur keterampilan lay up shoot dalam permainan bolabasket
2. Alat : Alat tulis, dua buah kursi, meteran, bolabasket, stop wacth dan lapangan
bolabasket
3. Petugas Pelaksanaan :
a) Petugas pelaksanaa, dibantu oleh siswa SMP Negeri 2 Arjawinangun yang
telah memahami tugas masing-masing yaitu seorang yang menghitung bola
masuk, seorang yang mencatat hasil, dua orang yang membantu
menangkap bola dan meletakan kembali ke kursi, serta seorang testor yang
mengamati sah atau tidaknya testee dalam melakukan gerakan lay up shoot.
b) Pelaksanaan, testee berdiri dibelakang garis tembakan hukuman. Pada saat
aba-aba “ya”, atau bunyi peluit testee mengambil bola dari kursi sebelah
kanan. Di lanjutkan dengan gerakan lay up shoot kea rah ring basket.
Setelah melakukan lay up shoot, testee menangkap bola tersebut lalu
mengoper dengan gerakan chest pass pada temannya yang berada
dibelakang kursi sebelah kanan. Setelah itu, testee mengambil bola dari
kursi sebelah kiri. Di lanjutkan gerakan lay up shoot kea rah ring basket,
lalu menangkap bola tersebut dan mengoper dengan gerakan chest pass
pada temannya yang berada dibelakang kursi sebelah kiri. Testee berusaha
41
[image:28.612.127.527.133.624.2]c) Gambar Formasi Tes
Gambar 3.2 Formasi Tes Lay up shoot Menurut Jackson Baumgartner Dalam Lubay (2001:52)
Keterangan Gambar 3.2 :
: Kursi
: Arah gerakan chest pass
: Testee yang akan melakuka gerakan lay up shoot
: Siswa yang membantu pelaksanaan tes : Arah Gerakan lay up shoot
4. Penskoran: Skor dihitung 1 jika gerakan tester dalam teknik lay up shoot dan
bolanya masuk. Skor 0 diberi jika tester melanggar peraturan travelling dan
melakukan gerakan lay up shoot yang salah. Jumlah bola yang masuk kedalam
keranjang yang benar dijadikan penelitian.
Catatan:
a) Tembakan dianggap berhasil jika bola masuk kedalam keranjang baik
secara langsung ataupun dipantulkan terlebih dahulu ke papan.
b) Apabila bola tidak masuk tidak mendapat skor atau 0
c) Tidak sah apabila tester melanggar aturan lay up shoot
d) Siswa memiliki 1 menit dalam melakukan lay up shoot dan nilai yang
terbaik yang akan diambil.
Jadi dalam tes ini siswa diberikan waktu selama 1 menit untuk melakukan
aksinya yaitu melakukan lay up shoot dengan tujuan utamanya memasukan bola
42
ring tanpa melanggar aturan seperti travelling, dan lain sebagainya. Dan apabila
tes telah berakhir maka tinggal menghitung nilai dari setiap siswa yang melakukan
lay up shoot tersebut.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk tes keterampilan
unjuk kerja atau praktek, yaitu melakukan gerakan lay up shoot. Tes akan
dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu tes awal (pretest) dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa tentang hasil belajar lay up shoot sebelum
diberikan sebuah perlakuan (treatment). Dan yang kedua adalah tes akhir (posttest)
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan hasil belajar lay up shoot setelah
diberikan serangkaian pembelajaran dengan menggunakan model pendekatan
taktis (treatmen).
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari pengukuran selanjutnya diolah dengan menggunakan
cara statistika, dengan menggunakan analisis IBM SPSS Version 20 untuk
mengolah data tersebut.
1. Dengan menggunakan deskriftif statistika IBM SPSS Version 20
a. Mencari Rata – rata (Mean) ( ) b. Simpangan Baku (Standar Deviasi) (S) c. Varians ( )
d. Jumlah (Sum) (∑X)
2. Menguji normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dari hasil
pengukuran tersebut terdistribusi normal atau tidak. Cara menguji normalitas data
ini dengan menggunakan uji Liliefors, (Abduljabar, 2012:102). Dan
langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut
a. Pengamatan X1, X2,…….Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ………..Zn dengan
menggunakan rumus :
43
X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel.
b. Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian peluang F(Zi)= (P Z≤ Zi)
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ……..Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Zi. jika proporsi ditanyakan oleh S (Zi), maka
S (Zi) =
d. Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Dan sebutlah harga tersebut Lo
f. Kriteria hipotesis adalah ditolak nol bahwa populasi berdistribusi normal
jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi Ltabel dari daftar.
Dalam hal ini hipotesis diterima.
3. Uji homogenitas
Uji homogenitas dua variasi adalah variasi dari tes awal dan tes akhir baik
kelompok eksperimen maupun kelompok control. Menguji homogenitas data
setiap butir dengan rumus :
F =
Kriteria pengujian adalah pihak kiri, hipotesis ditolak jika F ≤ F(1-α).(v1.v2) dimana nilai F(1-α)(v1.v2)didapat daftar distribusi F dengan taraf nyata (α)=0,05 dan
dk = V1 dan V2 untuk nilai V1 = n-1 dan V2 = n-2. Jadi data setiap butir tes adalah
homogeny apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel.
4. Uji t
Uji t yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata (satu pihak). Menurut
Nurhasan (2008:152) ia mengemukakan bahwa “ uji ini dipakai bila peneliti sudah
44
dinamakan uji satu pihak.” Tahapan untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Pasangan Hipotesis yang akan diuji adalah
Ho :
Hi :
2.
√
3. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
Terima Hipotesis (Ho), Jika : t‟ <
Tolak Hipotesis (Ho), jika :
4. Batas kritis penerimaan dan penolakan hipotesis (Ho)
dan = t 0,95 (14)
dan = t 0,95 (14)
5. Membandingkan dengan
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat diambil sebuah
kesimpulan dari penelitian ini bahwa Pendekatan taktis memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket di SMP
Negeri 2 Arjawinangun.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka penulis menyarankan atau
merekomendasikan bahwa dalam pembelajaran bolabasket khususnya lay up shoot
sebaiknya menggunakan pendekatan taktis, karena pendekatan taktis memberikan
57
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI
Abduljabar, Bambang (2012). Aplikasi Statistika Dalam Pendidikan Jasmani.
Bandung: FPOK UPI
Agustan, Boby. (2011). Pengaruh Modifikasi Alat Terhadap Hasil Belajar
Lay up shoot dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket. Skripsi
Sarjana FPOK UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Arikunto. S (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta
FIBA. (2010). Official Basketball Rules 2010. San Juan Puerto Rico: FIBA
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek – Aspek Psikologi Dalam Coaching.
Bandung: CV Tambak Kusumah
Hoedaya, Danu.(2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam
Pembelajaran Bola Basket. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga
Depdiknas
http://id.wikipedia.org/wiki/Lay-up
http://kafeilmu.com/2010/11/definisi-kegiatan-ekstrakulikuler.html
http://www.scribd.com/doc/51282702/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ahli
Juliantine, Tite, Dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Pendidikan
Jasmani. Bandung: FPOK UPI
Lubay, H. (2001). Pengujian Validitas dan Reliabelitas Modifikasi Tes Bola
Basket dari Jhonson dan Lesten Bagi Siswa Laki-laki SMUN 2
Bandung. Skirpsi Sarjana FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Mahendra, Agus. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung:
FPOK UPI
58
Nurhasan.H.(2007). Modul Tes dan Pengukuran Kolahragaan. Bandung:
FPOK UPI
Nurhasan.H.(2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: FPOK UPI
Oliver, Jon. (2009). Dasar-Dasar Bola Basket. Bandung: Pakar Karya
Ruhimat, Toto. (2011). Kurikulum Pembelajaran. Bandung: FIP UPI
Sardiman, A.M. (2011). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Subroto, Toto. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Olahraga Permainan.
Bandung: FPOK UPI
Sucipto, Dkk. (2010). Permainan Bolabasket. Bandung: FPOK UPI
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.