PENGARUH MELATIH PENDEKATAN TAKTIS DENGAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP PENGUASAAN LAY UP
SHOOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Oleh: Fedy Fadilah
0900105
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH MELATIH
PENDEKATAN TAKTIS
DENGAN PENDEKATAN
TRADISIONAL TERHADAP
PENGUASAAN LAY UP SHOOT
DALAM PERMAINAN
BOLABASKET
Oleh
Fedy Fadilah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Fedy Fadilah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Fedy Fadilah
Nim : 0900105
Judul : Pengaruh Melatih Pendekatan Taktis dengan Pendekatan
Tradisional Terhadap Penguasaan Lay Up Shoot dalam Permainan Bola Basket
Disetujui dan disahkan oleh
Pembimbing I,
(Drs. Dadan Mulyana, M.Pd) NIP: 195801171989031001
Pembimbing II,
(Drs. Basiran, M.Pd) NIP: 195611281986031004
Diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Melatih Pendekatan Taktis dengan Pendekatan Tradisional terhadap Penguasaan Lay Up
Shoot dalam Permainan Bola Basket”ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada
bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Februari 2014
Yang membuat pernyataan,
Fedy Fadilah
ABSTRAK
Pengaruh Melatih Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Tradisional
Terhadap Penguasaan Lay Up shoot Dalam Permainan Bola Basket
Pembimbing : 1. Drs. Dadan Mulyana, M. Pd. 2. Drs. Basiran, M. Pd.
Fedy Fadilah* 2014
Permasalahan yang penulis ajukan pada penelitian ini mengenai metode dalam melatih teknik dasar. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam melatih teknik dasar yaitu pendekatan taktis dan pendekatan tradisional. Dalam permainan bola basket teknik dasar harus dikuasai terutama teknik lay up shoot yang biasa digunakan dalam mencetak poin. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian mengenai
”Pengaruh melatih Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Tradisional terhadap Penguasaan Lay up shoot dalam permainan Bola Basket”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik pengambilan sampel, sampling jenuh. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra yang tergabung dalam Ekstrakurikuler SMP N 2 Tanjungsari sebanyak 18 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes Basket Per
Minute dalam permainan bola basket.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka penghitungan dan uji signifikansi peningkatan hasil latihan kedua kelompok dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi kesamaan dua rata-rata uji satu pihak yaitu uji t. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah latihan yang menggunakan pendekatan taktis memberikan peningkatan hasil lay up shoot dalam bola basket. Latihan yang menggunakan pendekatan tradisional juga memberikan peningkatan terhadap hasil
lay up shoot pada permainan bola basket. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan
peningkatan hasil latihan kedua kelompok sampel menggunakan uji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak yaitu uji t. Maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan tradisional dan pendekatan taktis terhadap penguasaan lay up shoot, dimana pendekatan tradisional lebih signifikan untuk melatih teknik lay up shoot dalam permainan bola basket.
ABSTRACT
The Influences of Exercising through Tactical and Traditional Approach against in Mastering Lay Up Shoot in Basketball
Supervisors: 1. Drs. Dadan Mulyana, M. Pd. 2. Drs. Basiran, M. Pd. exercising. There are two methods that is used in exercising basic techniques; tactical approach and the traditional approach. The shoot lay-up technique is the prominent technique that should be mastered which commonly used to get score. Therefore researcher wants to conduct research on "The Influences Exercising through Tactical Approach and Traditional Approach in Mastering Lay Up shoot in
Basketball”. This study is an experimental study with a sampling technique called
sampling jenuh. The Objects of this research incorporate 18 atlet extracurricular
basketball members in SMP N 2 Tanjungsari. The research instrument of this study uses a test Basketball Per Minute.
Based on the analysis of data, thus the calculation and test significant improvement of practicing in both groups are performed by using a significance average similarity test of two trials of the parties against the t-test. The conclusion of this study is an exercise which uses the tactical approach and traditional approach significantly points out the improvement of Lay Up shoot in basketball. However the traditional approach is likely more significant than the tactical approach in improving Lay Out shoot in basketball. This study attempts to suggest teachers, coaches and the readers to apply the traditional approach in doing program training to improve lay-up technique shoot skill.
Keywords: Influences, Tactical Approach, Traditional Approach, lay up shoot,
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Permainan Bolabasket ... 9
B. Teknik Dasar Permainan Bolabasket ... 13
C. Lay Up Shoot dalam Bolabasket ... 18
D. Daerah Tembakan ... 22
E. Hakekat Latihan………... 23
F. Latihan Teknik ... 24
G. Pendekatan Tradisional ... 25
H. Pendekatan Taktis ... 26
J. Pengaruh melatih dengan Pendekatan Tradisonal terhadap
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data ... 54
1. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku ... 54
2. Uji Normalitas Menggunakan Uji Lilliefors ... 56
3. Uji Homogenitas Menggunakan Uji Kesamaan Dua Variansi ... 57
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Kelebihan dan kekurangan Pendekatan Taktis... 29
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Tradisional……..……… 30
3. 1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 48
4.1 Hasil Penghitungan Rata-rata, Simpangan Baku dan Selisih
Tes Lay Up Shoot ……... 54
4.2 Hasil Pengujian Normalitas Lilliefors Kedua Kelompok ... 56
4.3 Hasil Pengujian Homogenitas (Kesamaan Dua Variansi)
Gain Score Kedua Kelompok... 57
4.4 Hasil Uji Signifikasi Menggunakan Uji Dua Rata-rata
Antara Kedua Kelompok ... 58
4.5 Uji Signifikasi Perbedaan Kedua Rata-rata Dua Pihak
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Ukuran lapangan Bola Basket... 11
2.2 Daerah Bersyarat………... 12
2.3 Teknik Lay Up shoot ... 19
2.4 Two Point/Three Point Area ... 22
3.1 Desain sistem Zigzag ... 39
3.2 Desain Penelitian ………... 41
3.3 Prosedur Penelitian …………... 42
3.4 Tes Basket Per Minute ………... 45
DAFTAR GRAFIK
Halaman
4.1 Grafik Peningkatan Tes Awal dan Tes Akhir
Kelompok Pendekatan Taktis………... 55 4.2 Grafik Peningkatan Tes Awal dan Tes Akhir
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Program Latihan ... 69
2. Hasil Perhitungan Rata-rata Kedua Kelompok ... 80
3. Hasil Perhitungan Simpangan Baku Kedua Kelompok ... 83
4. Hasil Uji Normalitas ... 85
5. Uji Homogenitas ... 89
6. Uji Signifikansi Dua Rata-rata (Skor Berpasangan) ... 90
7. Uji Signifikansi Perbedaan Kedua Rata-rata Dua Pihak Antara Kelompok A dan Kelompok B ... 92
8. Daftar Tabel Z ... 94
9. Daftar Tabel Distribusi F ... 95
10.Daftar XIX (11) Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors ... 97
11.Nilai Presentil untuk Distribusi T ... 98
12.Dokementasi Penelitian ... 99
13.Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Dosen Pembimbing ... 103
14.Kartu Bimbingan ………... 108
15.Surat Permohonan Izin Penelitian ... 112
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa
sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari dinamika kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diimplementasikan ke dunia olahraga, sehingga menghasilkan
prestasi maksimal. Baik olahraga perorangan maupun kelompok, saat ini sudah
menjadi hal yang sangat menarik bagi para penikmat olahraga. Hal ini
dikarenakan dunia olahraga sudah mulai menjadi industri hiburan yang selalu
ditunggu setiap penggemarnya.
Dari berbagai jenis cabang olahraga bolabasket merupakan cabang olahraga
permainan yang digemari diseluruh negara selain sepak bola. Hal ini dikarenakan
penggemarnya berasal dari berbagai usia dan merupakan olahraga yang
menyenangkan, kompetitif, mendidik, menghibur, dan menyehatkan. Apakah
untuk tujuan bersenang – senang atau bertanding, bermain bolabasket bisa membuat hidup lebih bermakna dan memberikan kenikmatan sepanjang hayat bagi para penggemar yang memilih “membulatkan tekad” dan memainkan olahraga ini.
Olahraga bolabasket diciptakan oleh Dr. James Nainsmith di Springfield
College (Akademi kota Springfield) di negara bagian Massachusetts pada tahun
1891. Sejak diciptakannya, bolabasket telah mengalami perubahan secara terus
menerus. Awalnya jumlah pemain basket ini terdiri dari 3 sampai dengan 15
orang per regu, dan sekarang menjadi 5 orang per regu. Selain itu juga terjadi
perubahan-perubahan yang terjadi akibat perbaikan dan pembaharuan dari segi
teknik, taktik, strategi permainan ataupun peraturan permainan yang
dikembangkan oleh orang-orang yang terkait dalam peningkatan olahraga
bolabasket. Perubahan tersebut yang membuat bolabasket banyak diminati oleh
masyarakat, karena keterampilan bermain bolabasket yang diperlihatkan
menimbulkan rasa puas tersendiri bagi orang yang melakukannya ataupun bagi
2
Disamping itu bolabasket termasuk dalam olahraga dengan karakteristik
invasion atau saling menyerang yang dimainkan oleh dua regu atau tim yang tiap
regu beranggotakan lima orang pemain. Menurut PERBASI (2010:1) “Permainan bolabasket dimainkan oleh dua regu yang masing – masing terdiri dari lima orang pemain. Tujuan dari masing-masing tim adalah untuk mencetak angka ke
keranjang lawan dan berusaha mencegah tim lawan mencetak angka”. Maka dari itu perolehan poin dalam permainan bolabasket bisa mencapai seratus ataupun
lebih. Hal ini menyebabkan bola basket tidak menjenuhkan untuk disaksikan.
Menurut Jon Oliver, (2007:vi) yang diterjemahkan oleh Pakar Raya bahwa : „Keterampilan – keterampilan perseorangan seperti tembakan, passing, dribble, dan rebound, serta kerja tim untuk menyerang atau bertahan, adalah prasyarat agar
berhasil dalam memainkan olahraga ini‟. Apabila seorang individu atau pemain dapat menguasai teknik tersebut, maka dapat dikombinasikan dengan gerakan
operan (passing), menggiring bola (dribbling), dan diakhiri dengan melakukan
shooting atau tembakan untuk mencetak poin. Dalam hal ini kebutuhan teknik
yang dibutuhkan pada setiap individu dalam pola penyerangan antara lain adalah
teknik shooting atau tembakan. Seperti yang dijelaskan Kosasih (2006 : 46) “Shooting adalah kemampuan dasar bolabasket yang paling dikenal dan paling
digemari karena hampir setiap pemain pasti mempunyai naluri untuk mencetak
poin”. Adapun beberapa jenis tembakan dalam permainan bolabasket menurut Kosasih (2006 : 50-52) antara lain : “Lay up, set and jump shoot. Free throw,
three point shoot, hook shoot.”, untuk bisa menguasai teknik yang baik, maka
dibutuhkan latihan yang memadai agar atlet bisa menguasai teknik secara
sempurna.
Untuk meningkatkan keterampilan secara maksimal maka dibutuhkan
metode latihan yang tepat. Metode menurut kamus besar bahasa indonesia (1990:580) adalah “Cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud”. Sedangkan menurut Harsono (1988:101) ”Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang,
dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau
3
atau pendekatan yang dilakukan oleh pelatih khususnya bolabasket untuk
memaksimalkan keterampilan atletnya.
Pendekatan sangat diperlukan oleh seorang pelatih dan guru dalam upaya
meningkatkan prestasi, untuk mancapai prestasi yang optimal. Dalam hal ini
pendekatan yang dilakukan oleh seseorang pelatih berbeda-beda dalam upaya
mencapai prestasi atletnya.
Menurut Mahendra (2007:278), “Ada beberapa metode dalam pengajaran diantaranya metode progresif (progressive method) adalah cara mengajar dimana
bahan latihan atau keterampilan dibagi dalam beberapa unit atau bagian”. Perlu ditekankan bahwa pemisahan suatu keterampilan menjadi bagian-bagian kecil
untuk pelaksanaan metode progresif berbeda sifatnya dari metode bagian. Yang
harus dilakukan disini adalah mencoba mencari atau menentukan inti atau (core)
dari keterampilan yang bersangkutan. Inti itulah yang kemudian dijadikan bagian
pertama yang harus dilakukan.
Selama ini metode latihan yang sering digunakan untuk latihan adalah
metode latihan bagian/konvensional, metode ini menurut Mahendra (2007:275) adalah “Suatu cara mengajar yang beranjak dari satu bagian ke keseluruhan”. Metode latihan ini membagi tugas latihan menjadi bagian-bagian kecil yang pada
akhirnya digabungkan menjadi keseluruhan bentuk gerak. Metode ini juga disebut
metode tradisional, Mahendra (2007:275) menjelaskan bahwa: “Pada prakteknya metode ini dianggap merupakan metode yang tradisional, karena merupakan
metode yang paling tua, yang merupakan pengkristalan gagasan-gagasan
mengajar dari teori behaviorisme”. Menurut Martens (2004:173), “The well
-established principle of specifity says: Practice like your play, and you’re more
likely to play like you praticed”. Maksud dari penjelasan diatas dalam salah satu
prinsip established specificity adalah bahwa praktek seperti anda bermain, dan
anda lebih mungkin untuk bermain seperti anda berlatih. Begitu juga yang
4
Selain itu ada pula metode latihan dengan menggunakan pendekatan taktis
yang lebih cenderung pada penerapan keterampilan teknik dasar kedalam
keterampilan bermain. Hoedaya (2001:17) menjelaskan sasaran dari metode
latihan pendekatan taktis adalah: “Meningkatkan tampilan bermain siswa, dengan melibatkan kombinasi dari kesadaran taktis dan penerapan keterampilan teknik
dasar ke dalam bentuk permainan yang sebenarnya”. Menurut Martens (2004:180), “Most important is taktical approach is practices are designed to develop the thinking, understanding, and decision-making skills that are required to play well”. Jadi maksud dari penjelasaan di atas adalah salah satu hal yang
sangat penting dalam pendekatan taktis adalah praktek yang dirancang untuk
mengembangkan pemikiran, pemahaman, dan keterampilan pengambilan
keputusan yang diperlukan untuk bermain dengan baik.
Adapun tindakan yang diperkirakan dapat membantu memecahkan
persoalan pembelajaran tersebut adalah dengan menyarankan adanya pendekatan
yang mampu mengatasi persoalan yang timbul akibat dari kejenuhan atlet yaitu
pendekatan situasi bermain (taktis).
Pendekatan situasi bermain (taktis) yaitu: Menurut Subroto dan Ma‟mun (2001:3) menjelaskan bahwa: “Bila keterampilan teknik suatu cabang olahraga permaianan diajarkan sekaligus dengan keterampilan menerapkannya kedalam
situasi permainan”. Pendekatan ini dasarnya merupakan metode pembelajaraan kepada situasi yang sesungguhnya, Ma‟mun dan Subroto (2001:6) menjelaskan bahwa:
Tujuan mengajar dengan menggunakan teknik ini adalah untuk:
Penguasaan teknik bermain keterkaitan antara taktik dengan perkembangan minat
Memberikan kesenangan
Memecahkan kesenangan dengan berbagai aktivitas
5
Lebih lanjut Nuril (2007:42) menjelaskan tentang pendekatan latihan situasi
bermain (taktis) adalah:
Taktis adalah keseluruhan tindakan atau usaha, baik yang dilakukan oleh individu maupun oleh tim, untuk mencapai hasil yang optimal di dalam suatu pertandingan. Pendekatan dengan menggunakan pendekatan taktis sarat dengan tugas-tugas yang diberikan pada atlet, merangsang berfikir atlet, dan mampu memutuskan seta bisa menemukan sendiri alasan-alasan yang melandasi gerak dan penampilannya. Pendekatan taktis berusaha menghubungkan kemampuan taktis bermain dan keterampilan teknik dasar dengan menekankan pemilihan waktu yang tepat untuk melatih dasar dan aplikasi teknik dasar tersebut dalam kaitannya dengan pendekatan taktis.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengadakan penelitian untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan keterampilan bolabasket bisa berkembang
apabila menggunakan kedua metode pendekatan latihan tersebut yaitu pendekatan
taktis dan pendekatan tradisional. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul penelitian tentang “Pengaruh melatih dengan pendekatan taktis dan pendekatan tradisional terhadap penguasaan lay up shoot dalam permainan bolabasket.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah
penelitian ini adalah:
1. Apakah pendekatan taktis memberi pengaruh yang signifikan terhadap
penguasaan keterampilan lay up shoot ?
2. Apakah pendekatan tradisional memberi pengaruh yang signifikan
terhadap penguasaan keterampilan lay up shoot ?
3. Pendekatan manakah yang lebih memberi pengaruh yang signifikan
6
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian yang telah penulis
ajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah pendekatan taktis memberi pengaruh yang
signifikan terhadap penguasaan lay up shoot.
2. Untuk mengetahui apakah pendekatan tradisional memberi pengaruh
yang signifikan terhadap penguasaan lay up shoot.
3. Untuk mengetahui manakah yang lebih menberi pengaruh yang signifikan
terhadap penguasaan lay up shoot.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian, maka manfaat yang
diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat secara teoritis
Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang
berarti atau sebagai bahan referensi dan rujukan bagi atlet, pelatih, dan
pembina di daerah-daerah terhadap pengembangan pendidikan pada
umumnya dan cabang olahraga bolabasket pada khususnya.
2. Manfaat secara praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
bagi penulis khususnya, para pelatih, dan atlet pada umumnya dalam
menentukan dan menerapkan latihan yang efektif untuk meningkatkan
kemampuan lay up shoot dalam permainan bolabasket.
E. Batasan Penelitian
Dengan adanya batasan penelitian ini diharapkan permasalahan yang akan
diteliti tidak meluas. Pembatasan penelitian yang penulis tetapkan adalah :
1. Batasan Konseptual
Penelitian ini hanya ingin melihat seberapa besar pengaruh antara
pemdekatan taktis dan pendekatan tradisional terhadap hasil teknik Lay Up
7
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa
yang tergabung dalam Ekstrakurikuler Bolabasket Duta ( SMP N 2
Tanjungsari).
3. Variable bebas penelitian ini yaitu pendekatan taktis dan pendekatan
tradisional.
4. Variable terikat dalam penelitian ini adalah Lay Up Shoot pada permainan
bolabasket.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab
dan bagian bab dalam suatu suatu penelitian. Dalam penelitian ini struktur
organisasi dirinci sebagai berikut:
BAB I yang memuat tentang a. Latar belakang masalah, b. Rumusan masalah, c.
Tujuan penelitian, d. Manfaat penelitian, e. Batasan penelitian, dan f.
Struktur organisasi skripsi.
BAB II menerangkan tentang a. Permainan bola basket, b. Teknik dasar
permainan bola basket, c. Lay Up shoot dalam bolabasket, d. Daerah
tembakan, e. Hakekat latihan, f. Latihan teknik, g. Pendekatan
tradisional, h. Pendekatan taktis, i. Pengaruh melatih dengan pendekatan
taktis terhadap penguasaan Lay up shoot, j. Pengaruh melatih dengan
pendekatan taktis terhadap penguasaan Lay up shoot, k. Anggapan dasar,
dan l. Hipotesis penelitian.
BAB III berisi penjabaran mengenai a. Metode penelitian, b. Populasi dan
Sampel, c. Penentuan kelompok sampel, d. Desain penelitian, e. Definisi
penelitian, f. Instrument penelitian, g. Prosedur pelaksanaan penelitian, h.
Pelaksanaan latihan, i. Tempat dan Waktu Pelaksanaan, j. Program
8
BAB IV membahas mengenai a. Hasil pengolahan data dan analisis data, b.
Pengujian hipotesis, dan c. Diskusi penemuan.
BAB V menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang memaparkan hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk pemecahan atau menyelesaikan suatu masalah penelitian diperlukan
suatu metode. Metode adalah suatu cara untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian ini
adalah mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan suatu
masalah melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Terdapat
beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan untuk menjawab suatu
permasalahan, seperti metode historis, deskriptif, dan eksperimen.
Metode adalah suatu cara atau jalan yang akan ditempuh untuk mencapai
tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan
menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang
sesuai dengan prosedur penelitian. Menurut Surakhmad (1990:13) metode adalah:
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari suatu penyelidikan.
Penggunaan suatu metode tergantung dari penelitian yang akan dicapai.
Penggunaan metode haruslah efektif, efisien, dan relevan. Maksudnya, metode yang
digunakan harus mempunyai nilai positif pada tiap perubahan sesuai tujuan yang
diharapkan, hemat, dan tepat guna, dengan biaya sedikit dapat menghasilkan
penelitian yang maksimal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental
35
pengaruh variable bebas terhadap variable terikaat yang diteliti. Dengan kata lain
bereksprimen adalah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil dan
hasil itu yang akan menegaskan bagaimanakah hubungan sebab akibat antara
variabel-variabel yang diteliti. Eksprimen pada umumnya di anggap sebagai metode
penelitian yang paling canggih dan dilakukan untuk mengisi suatu hipotesis.
Mengenai metode eksprimen ini, Surakhmad (1998:149) menjelaskan bahwa:
“Eksprimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara
variabel-variabel yang diselidiki.”
Penggunaan suatu metode tergantung dari penelitian yang akan dicapai.
Penggunaan metode haruslah efektif, efesien, dan relevan. Maksudnya, metode yang
digunakan harus mempunyai nilai postif pada tiap perubahan sesuai tujuan yang
diharapkan hemat, tepat guna, dengan biaya sedikit dapat menghasilkan penelitian
yang maksimal.
Metode penelitian eksprimen merupakan prosedur kegiatan percobaan dengan
tujuan untuk menyelidiki suatu masalah ada tidaknya hubungan sebab akibat serta
berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan
perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksprimental dan menyediakan control
untuk perbandingan, sehingga diperoleh hasil. Adapun variabel-variabel yang
menjadi pokok dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas ke-1 (X1) Latihan dengan pendekatan Taktis
2. Variabel bebas ke-2 (X2) Latihan dengan pendekatan Tradisional
3. Variabel Terikat (Y1) Peningkatan keterampilan lay-up shoot bolabasket
Didalam penelitian ini. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre-test and
Post-test design. Alasan memilih desain tersebut adalah karena penulis meneliti
perkembangan keterampilan bolabasket menggunakan dua metode yang berbeda, dan
desain tersebut dianggap tepat untuk digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh
36
Metode eksprimen digunakan dengan pertimbangan atas dasar sifat penelitian
yaitu melihat pengaruh hasil latihan pendekatan taktis dengan pendekatan tradisional
terhadap peningkatan keterampilan lay up shoot. Kedua kelompok tersebut kemudian
menjalani proses latihan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Penentuan populasi bagi seseorang peneliti sangat penting, karena merupakan
subyek data dari suatu penelitian yang berada dalam suatu wilayah yang jelas
sifat-sifatnya dan lengkap. Populasi mempunyai makna berkaitan dengan elemen, yakni
unit tempat-tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bias berupa individu,
keluarga, kelompok sosial, sekolah, kelas dan lain-lain. Dengan kata lain populasi
adalah sekumpulan elemen. Sudjana (1982:5) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah
totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif
maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang
lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”.
Dalam hal ini Sugiyono (2008:117) memberikan penjelasaan tentang populasi
bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah siswa putra eksrtakurikuler bolabasket SMP Negeri 2
Tanjungsari, sedangkan sampel yang digunakan peneliti adalah siswa yang mengikuti
kegiatan siswa putra ekstrakurikuler bolabasket, yang jumlahnya 18 0rang. Penulis
mengambil sampel di atas dengan alasan bahwa mereka yang mengikuti
37
2. Sampel
Sampel dalam penelitian berarti sekelompok subyek dimana informasi
diperoleh. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Sampling Jenuh artinya sampel yang dipilih adalah semua sampel atlet putra yang
mengikuti ekstrakurikuler bolabasket sebanyak 18 orang, sehingga peneliti menarik
kesimpulan bahwa seluruh anggota ekstrakurikuler dijadikan sebagai sampel
penelitian. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2010:124) “ Sampling Jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi sebagai sampel”.
Kemudian Surakhmad (1998:100) menjelaskan bahwa: “Adakalanya masalah
penarikan sampel ini ditiadakan sama sekali, dengan memasukkan seluruh populasi
sebagai sampel, yakni selama jumlah populasi itu diketahui terbatas”. Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka jumlah sampel penelitian yang penulis tetapkan sebesar
100% atau sebanyak 18 orang. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi kurang dari
100 orang.
Prosedur untuk pengelompokannya penulis menggunakan sistem ranking,
dengan harapan kedua kelompok memiliki kemampuan yang hampir sama dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Sampel sebanyak 18 orang siswa melakukan pre test atau tes awal dengan
menggunakan tes keterampilan Lay up shoot dalam bolabasket yaitu tes basket
per minute.
b. Dari hasil tersebut setiap orang dirangking dari 1 sampai 18 sesuai dengan hasil
tes lay up shoot bolabasket.
c. Menyusuri peringkat dari tes awal mulai dari skor tertinggi sampai skor terendah,
kemudian dua obyek yang memiliki skor yang setaraf dijodohkan menggunakan
metode matching sehingga terdapat dua kelompok yang memiliki keterampilan
bolabasket yang hampir sama.
d. Kemudian mereka dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok A dan
38
e. Menentukan perlakukan (treatment) untuk kelompok A diberi pendekatan taktis,
sedangkan kelompok B dengan pendekatan tradisional.
f. Masing-masing kelompok melakukan tes akhir dengan menggunakan tes dasar
lay up shoot untuk mengetahui peningkatan hasil latihan penguasaan lay up shoot.
g. Masing-masing kelompok menjalani kegiatan eksprimen selama waktu yang telah
ditentukan yaitu 6 minggu (16x pertemuan), kemudian dilakukan tes akhir.
h. Sampel sebanyak 18 orang siswa melakukan post test atau tes akhir dengan
menggunakan tes keterampilan lay up shoot pada bolabasket yaitu tes basket per
minute.
i. Data disusun, diolah dan dianalisis yang selanjutnya ditetapkan suatu kesimpulan
penelitian.
C. Penentuan Kelompok Sampel
Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu
penelitian, diperlukan alur yang menjadi pegangan agar penelitian tidak keluar dari
ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diinginkan akan
sesuai dengan harapan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, penulis dalam
penelitian ini menggunakan desain eksperimen yaitu pre-test, post-test group desain
menggunakan Matched Subject. Dalam desain ini sampel dibagi ke dalam dua
kelompok yang didasarkan pada hasil dari tes awal. Data hasil tes awal disusun
berdasarkan ranking dari yang tertinggi catatan nilainya sampai yang terendah dengan
menggunakan Sistem Zig-Zag. Pembagian kelompok ini bertujuan untuk membagi
kelompok sampel ke dalam dua kelompok yang seimbang (equivalen). Adapun
39
1 2
4 3
5 6
8 7
9 10
12 11
13 14
16 15
17 18
Gambar 3.1
40
D. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan pola-pola tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu. Pola-pola tertentu tersebut sering disebut dengan rencana penelitian yang
memberikan arahan dalam pelaksanaan penelitian. Nasution yang dikutip dari
Mustika (2011:45), menjelaskan tentang rencana penelitian sebagai berikut:
Tiap penelitian harus direncanakan, untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara pengumpulan dan menganalis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan tersebut.
Penelitian eksprimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain
tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin
diungkapkan. Berdasarkan argument tersebut, maka penulis menggunakan pre-test
post-test design sebagai desain penelitiannya.
Dalam desain ini sampel diperoleh sebesar jumlah populasi, kemudian diadakan
tes awal atau pre-test. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal
sampel, dalam hal ini yaitu kemampuan keterampilan dasar lay up shoot. Data hasil
tes awal disusun berdasarkan rangking, tujuannya adalah untuk mengetahui
kemampuan teknik lay up shoot sampel mulai dari yang terbesar sampai terendah.
Selanjutnya dibagi dua kemudian dua objek yang memiliki skor yang setaraf
dijodohkan menggunakan metode matching sehingga terdapat dua kelompok yang
memiliki keterampilan bolabasket yang hampir sama. Hal ini dilakukan dalam rangka
menyeimbangkan komposisi kedua kelompok. Setelah itu sampel diberikan perlakuan
atau treatment.
Desain penelitian yang penulis gunakan adalah Pre-test and Post-test Design.
Penulis menggunakan desain tersebut karena dalam pelaksannaan penelitian penulis
41
Adapun konstalasi desain penelitiannya adalah sebagi berikut:
Gambar 3.2
Desain Penelitian (Sumber: Lutan,dkk. 2007:161)
Keterangan:
A : Kelompok Pendekatan Taktis B : Kelompok Pendekatan Tradisional O1 : Tes Awal
X1 : Treatment (Pendekatan Taktis)
X2 : Treatment (Pendekatan Tradisional)
O2 : Tes Akhir
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan populasi
b. Memilih dan menetapkan sampel
c. Mengadakan tes awal
d. Membagi dua kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B
e. Melaksanakan latihan
f. Melakukan tes akhir
g. Melakukan pengujian hipotesis
h. Mengambil kesimpulan.
Kelompok eksperimen (A) O1 X1 O2
---
42
Selain membuat desain penelitian, penulis pun membuat alur untuk
melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
E. Definisi Operasional
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu diberikan
batasan-batasan yang jelas sehingga tidak terjadi salah penafsiran. Adapun istilah-istilah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bolabasket, Menurut Wissel Han yang di alih bahaskan oleh Bagus Pribadi,
(1996:2) bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim dengan 5
pemain per tim yang bertujuan memasukkan bola ke keranjang lawan dan POPULASI
SAMPEL
TES AWAL
Pendekatan Taktis Pendekatan Tradisional
TES AKHIR
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA
KESIMPULAN MATCHING
43
2. Lay Up Shoot, Menurut Imam Sodikun (1992:64) adalah jenis tembakan yang
paling efektif, sebab dilakukan pada jarak yang sedekat-dekatnya dengan ring.
3. Metode, menurut kamus besar bahasa indonesia (1990:580) adalah cara yang
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud.
4. Latihan, Menurut Harsono (1988:101) adalah proses yang sistematis dari berlatih
atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian
menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.
5. Pendekatan Tradisional, Menurut Mahendra (2007:275) adalah “Suatu cara
mengajar yang beranjak dari satu bagian ke keseluruhan”. Metode latihan ini
membagi tugas latihan menjadi bagian-bagian kecil yang pada akhirnya
digabungkan menjadi keseluruhan bentuk gerak.
6. Pendekatan Taktis, Menurut Hoedaya (2001:17) adalah pendekatan taktis
berusaha menghubungkan kemampuan taktis bermain dan keterampilan teknik
dasar dengan menekankan pemilihan waktu yang tepat untuk melatih teknik dasar
dan aplikasi daripada teknik dasar tersebut kedalam keterkaitannya dengan
kemampuan taktis bermain.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk memperoleh informasi. Instrument ini banyak
ragamanya, sesuai dengan jenis informasi yang akan dikumpulkan. Suatu syarat yang
harus diperhatikan dalam memilih instrument adalah instrument tersebut harus valid
(dapat mengukur apa yang hendak di ukur) dan reliable (ketetapan hasil).
Sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi dalam cabang olahraga bola basket,
diperlukan tes dan pengukuran untuk menganalisis dan mengetahui sejauh mana
materi latihan yang telah diberikan dan mengukur sejauh mana perkembangan dari
materi yang telah diberikan. Karena peran serta tes dan pengukuran akan memberikan
gambaran yang pasti akan kondisi penguasaan teknik/kondisi fisik atlet tersebut.
44
“Tes adalah merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan”. Sedangkan pengertian pengukuran menurut Nurhasan (1994:1) adalah
“Pengukuran adalah suatu proses untuk memperoleh data secara objektif, kuantitatif,
dan hasilnya dapat diolah secara ststistika”. Untuk mendapatkan data yang akurat maka penulis melakukan tes mengukur keterampilan teknik dasar lay up shoot dalam
permainan bolabasket yaitu Basket Per Minute. Tes ini memiliki validitas dan
reabilitas sebesar 0,76 oleh( Lubay, 2001).
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Agar mendapat hasil pengetesan yang objektif, maka harus dihindarkan
kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes. Adapun prosedur pelaksanaan tes lay up
shoot sebagai berikut:
Tes Basket Per Minute, (Lubay, 2001)
a. Tujuan : untuk mengukur keterampilan melaukan shooting ke keranjang
basket.
b. Alat yang digunakan : 2 buah bola basket Stopwatch dan peluit Kursi 2 buah
Meteran Alat tulis
c. Pelaksanaan Tes : Testee berdiri di belakang garis tembakan hukuman.
Pada saat aba-aba “ya” testee mengambil bola dari kursi sebelah kanan.
Dilanjutkan dengan gerakan lay up shoot kearah ring basket. Setelah
melakukan lay up shoot, testee menangkap bola tersebut lau mengepor
45
belakang kursi sebelah kanan. Setelah itu, testee mengambil bola dari kursi
sebelah kiri. Dilanjutkan dengan gerakan lay up shoot kearah ring basket,
lalu menangkap bola tersebut dan mengoper dengan gerakan chest pass
pada temannya yan berada di belakang kursi sebelah kiri. Testee berusaha
memasukkan bola sebanyak mungkin kedalam ring basket dalam waktu 1
menit..
Untuk lebih jelasnnya lapangan tes lay up shoot dapat dilihat pada :
X2 X3
Keterangan Gambar :
: Arah Lay up shoot : Arah gerakan chest pass : Kursi
X1 : Testee
X2 : Siswa yang membantu pelaksanaan tes
X3 : Siswa yang membantu pelaksanaan tes
X1
5m
46
d. Penskoran : skor dihitung satu jika tesstee dalam melakukan teknik lay up
shoot betul dan bola masuk kemudian skor dipilih dari dua kali
kesempatan.
Skor nol diberikan jika :
Testee melanggar peraturan travelling, yaitu saat testee melakukan
dribble langkah testee mendahului gerakan memantul bola.
Testee melakukan gerakan lay up shoot yang salah, yaitu melebihi dua irama langkah kaki.
H. Pelaksanaan Latihan
Untuk memperoleh data yang baik dalam penelitian ini, maka penulis
merencanakan tahap-tahap latihan yang akan menunjang keberhasilan tujuan latihan
tersebut. Dalam pelaksanaan latihan ini, masing-masing kelompok A dan kelompok B
mendapatkan satu bentuk latihan yang berbeda. Kelompok A melakukan bentuk
pendekatan taktis dan kelompok B melakukan bentuk pendekatan tradisional.
Pelaksanaan latihan dalam penelitian ini dilakukan selama 6 minggu, hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Maglischo yang dikutip dari mustika (2011:52)
menjelaskan sebagai berikut.
With regard to level of conditioning, it is well known that athletes will improve quite rapidly if they have taken a long layoff andare out of condition when training begins. Most research indicates that they will improve dramatically during the first 6 to 12 weeks.
Pengertiannya bahwa mengenai tingkatan pengaruh keadaan, itu sungguh baik
diketahui bahwa atlit akan meningkatkan dengan cepat jika mereka sudah mengambil
suatu istirahat sementara dan tidak terpakai ketika pelatihan mulai. Kebanyakan riset
menunjukan bahwa mereka akan meningkatkan secara dramatis sepanjang yang
pertama 6 sampai 12 minggu. Dengan 16 kali pertemuan yang dilakukan dalam
frekuensi 3 kali dalam seminggu. Untuk frekuensi latihan mengacu pada pendapat
47
jum’at, dan minggu. Mengenai hal ini, penulis mengacu pada Bompa yang dikutip dari mustika (2011:53) yang menyatakan: ‘During this time athletes should training 3-5 times per week depending on their level of development in athletes’. Maksudnya adalah atlet perlu berlatih 3-5 kali dalam seminggu, tergantung dari tingkat
kebutuhannya sebagai atlet dalam olahraga.
Kemudian dalam pelaksanaan latihan penulis membagi menjadi tiga bagian
dalam setiap pertemuannya yaitu:
1. Latihan Pemanasan
Latihan pemanasan sangat diperlukan untuk dapat berlatih dengan aman dan
mencegah terjadinya cedera. Menurut Karpovich yang dikutip oleh Harsono (1988),
pemanasan tidak akan meningkatkan prestasi seorang atlet, tetapi menurutnya
“Pemanasan hanya dibutuhkan untuk menghindari dari cedera-cedera otot dan sendi pada waktu melakukan aktifitas olahraga berat”. Latihan pemanasan dimulai dari
peregangan statis, latihan kardio dan peregangan dinamis. Ada baiknya Sebelum
melakukan latihan inti dimulai dengan melakukan joging atau bentuk modifikasi
lainnya dengan intensitas yang rendah dengan melakukan sekitar 5-10 menit. Kedua
kelompok melakukan pemanasan yang sama.
Sebelum melakukan latihan inti, atlet diinstrusikan untuk melakukan pemanasan
dengan bimbingan dari penulis atau melakukan dengan sendiri dengan intruksi dari
teman, yaitu melakukan peregangan statis, lari mengelilingi lapangan bolabasket, dan
peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 5 sampai 10 menit.
Latihan pemanasan yang diberikan berupa statis yaitu meregangkan seluruh
anggota secara sistematis yang dapat dilakukan mulai dari kepala sampai kaki,
selanjutnya lari keliling dan diakhiri oleh peregangan dinamis.
2. Latihan Inti
Setelah melaksanakan pemanasan, atlet melaksanakan materi dalam latihan inti
sesuai dengan program yang telah penulis susun. Dikarenakan latihan teknik
48
melaksanakan materi penulis memberikan istirahat sanpai kondisi tubuh kembali
normal atau mendekati normal.
Masing-masing kelompok melakukan latihan Lay up shoot dengan penerapan
pendekatan latihan yang berbeda. Kelompok A melakukan lay up shoot dengan
menggunakan pendekatan taktis, dan Kelompok B melakukan lay up shoot dengan
menggunakan pendekatan tradisional.
3. Pendinginan
Pendinginan atau cooling down adalah latihan penutup dalam setiap latihan,
tujuannya adalah untuk mengurangi rasa sakit pada otot setelah selesai latihan.
Setelah melakukan latihan inti, atlet diinstrusikan untuk melakukan lari-lari kecil
yang dilanjutkan dengan gerakan pelemasan yang lamanya kurang dari 10 menit.
Contoh dari pendinginan: melemaskan otot-otot dan seluruh anggota persendian
dengan volume 4 Bentuk (8 Arah) X @ 8 Hit dan intensitas 100% atau maksimal.
I. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu tahap pertama berupa
pelaksanaan tes awal, tahap dua adalah pelaksanaan penelitian berupa pemberian
perlakuan metode latihan, dan tahap ketiga melaksanakan tes akhir.
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat
1 Tes Awal Rabu, 27 November
2 Pelaksanaan Penelitian Rabu, Kamis, Jumat,
49
J. Program Latihan
Program latihan ini diberikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
sebelumnya selama 16 kali pertemuan atau sekitar 6 minggu. Rentang waktu yang
dibutuhkan untuk melihat hasil eksperiment (pengaruh dari suatu latihan), yaitu 2-3
minggu untuk menengah dan 4-6 minggu untuk hasil yang maksimal.
Latihan diberikan kepada subyek penelitian dilakukan tiga kali dalam seminggu
untuk melihat hasil pengaruh dari latihan menggunakan pendekatan taktis
danpendekatan tradisional terhadap penguasaan Lay up shoot. Dalam hal ini, penulis
mengacu pada pendapat Harsono (2004: 50) yang menjelaskan, “Atlet sebaiknya
berlatih 2 – 5 kali dalam seminggu, tergantung dari tingkat keterlibatannya dalam
olahraga”. Selanjutnya menurut Kosasih (1985: 80), menjelaskan bahwa “Latihan
tiga kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis”. Adapun latihan
yang diperlukan adalah selama enam minggu dan lamanya waktu latihan setiap
pertemuan adalah 2 jam pelajaran atau 60 menit.
Setiap latihan yang diberikan haruslah bermanfaat bagi atlet, sehingga terjadi
perubahan ke arah yang lebih baik, oleh karena itu latihan yang diberikan harus
efektif dan efisien. Maksud efektif dan efisien disini adalah pelatih tahu dan mengerti
latihan seperti apa yang dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi atletnya serta
disesuaikan dengan waktu yang ada. latihan yang efektif dan efisien ialah latihan
yang memperhatikan norma-norma dan prinsip-prinsip latihan.
K. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data penelitian terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data
dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data
tersebut ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel dengan rumus dari
50
̅
= ∑Arti dari tanda-tanda tersebut adalah:
̅
=
Rata-rata hitung yang dicari∑ = Jumlah dari
Xi = Data hasil pengukuran n = Jumlah sampel
2. Menghitung simpangan baku, menurut Sudjana (1989:94) :
S
=
√
∑ ̅Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:
S = Simpangan baku yang dicari n = Jumlah sampel
∑ ̅ = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Menguji Homogenitas, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
F =
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil dari F-tabel
distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05.
4. Menguji normalitas data menggunakan uji Liliefors. Prosedur yang digunakan
adalah:
a. Penggunaan X1, X2,...Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,...Zn dengan
51
Zi =
̅
( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari
sampel).
b. Untuk tiap angka baku tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal
baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing
nilai X (Fzi) dengan ketentuan: Jika nilai Z negatif maka dalam
menetukan Fzi nya adalah 0,5 – luas daerah distrbusi Z pada tabel.
c. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat
kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan
banyaknya sampel.
d. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.
e. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari
seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.
f. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah
nilai L.
g. Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk menghitung
diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria:
i. Terima Ho jika Lo < Lα = Normal
52
5. Uji Signifikasi peningkatan hasil latihan, dengan menggunakan uji t dengan
rumus :
H0 : ̅ = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan
H1 : ̅ ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan
t =
̅√
Untuk masing-masing kelompok
Arti dari tanda-tanda dari rumus tersebut: t = Nilai t hitung yang dicari
̅ = Rata-rata nilai beda
= Simpangan baku n = Jumlah sampel
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis: terima H0 jika –t (1-1/2α) < t >
t (1-1/2 α) dk (n-1). Dalam hal lainya H0 ditolak
6. Uji Signifikasi perbedaan penngkatan hasil latihan, menggunakan uji t:
H0 : µ1 ≤ µ2, tidak terdapat perbedaan yang signifikan
H1 : µ1 > µ2, terdapat perbedaan yang signifikan
t =
̅̅̅̅– ̅̅̅̅ √ ⁄ ⁄Untuk perbedaan kelompok
t = Nilai t hitung yang dicari
S = Simpangan baku
n
1 = Jumlah sampel kelompok 1n
2 = Jumlah sampel kelompok 2̅̅̅ = Nilai rata-rata kelompok 1
53
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:
- Terima hipotesis jika, thitung ≤ t(1-0.025)
- Tolak hipotesis jika, thitung > t(1-0.025)
Batas penerimaan dan penolakan hipotesis
1-1/2α
1-(0.025)
0.975
Dk = n1+n2-2
= 9+9-2
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis skor dari pendekatan taktis
dan pendekatan tradisional terhadap hasil lay up shoot pada permainan bola basket
seperti yang sudah dijelaskan pada bab III dan IV, maka penulis akan menarik
kesimpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Latihan dengan menggunakan pendekatan taktis memberikan peningkatan
yang signifikan terhadap hasil lay up shoot dalam permainan bolabasket.
2. Latihan dengan menggunakan pendekatan tradisional memberikan
peningkatan yang signifikan terhadap hasil lay up shoot dalam permainan
bolabasket.
3. Terdapat perbedaan peningkatan antara pendekatan taktis dengan
pendekatan tradisional terhadap hasil lay up shoot dalam permainan
bolabasket. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian, latihan
dengan menggunakan pendekatan tradisional memberikan peningkatan
yang lebih signifikan dibandingkan dengan pendekatan taktis terhadap
hasil lay up shoot dalam permainan bolabasket.
B. Saran-saran
Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi para pembina, pelatih dan pembaca umumnya agar mencoba
pendekatan tradisional dalam melatih teknik lay up shoot pada permainan
bola basket karena memberikan pengingkatan hasil yang positif dan
efektif.
2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang aspek –
aspek teknik, penulis menganjurkan untuk melakukan penelitian yang
berkenaan dengan hal- hal lainnya yang mempengaruhi prestasi atlet
65
3. Bagi Peneliti selanjutnya, Berkaitan dengan penelitian yang penulis
lakukan diharapkan agar dapat menyempurnakan penelitian dengan
wawasan dan cakupan yang lebih luas, karena penulis masih merasa
masih banyak kekurangan dalam penelitian ini oleh karena keterbatasan
66
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Giriwijoyo, Y.S.santosa dan Zafar, Sidik, Dikdik. (2012). Ilmu Faal Olah raga. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Harsono (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: Tambak Kusuma CV.
Hastomo. Teknik Dasar Bola Basket. [Online].
http://hastomo.net/olahraga/basket/teknik-main-bola-basket. (18 Maret 2013).
Haryadi, Deni. (2014). Implementasi Pendekatan Taktis dan Pendekatan Teknis
terhadap Peningkatan Keterampilan Dribbling dalam Permainan Sepakbola. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Hoedaya. D. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktik dalam Pembelajaraan
Bolabasket. Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bekerjasama dengan Dirjen
Olahraga.
Kamadi La. (1999). Pengaruh Metoda Kesulurahan dan Metoda Bagian terhadap
Penguasaan Keterampilan Dasar Bola Voli Siswa SLTP dengan Tingkat Motor Educability Tinggi dan Rendah. Tesis. Insititut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Bandung.
Kosasih, D. (2008). Fundamental Dasar Permainan Bola Basket. Semarang. Karangturi Media.
Lubay. (2001). Pengujian Validitas dan Realibilitas Modifikasi Tes Johnson dan
Leshten bagi SMAN 2 Bandung. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Lutan.R.Prof, Dkk. (2007). Modul Penelitian dalam Pelatihan Olahraga. Bandung. FPOK UPI Bandung.
Mahendra, Agus. (2007). Teori Belajar Motorik. FPOK. Bahan Ajar. Bandung. FPOK UPI.
Martens, Rainer. Succesful coaching 3rd ed. American Sport Education program. United States. Human Kinetics.
67
McGee, Kathy. (2007). Coaching Basketball Technical And Tactical Skills. United States.
Mustika. (2011). Pengaruh Pendekatan Langsung dan Pendekatan Tidak
Langsung dalam Meningkatkan Keterampilan Teknik Dasar Passing Atas Bola Voli. Skripsi. Unirversitas Pendidikan Indonesia.
Nurhasan, dan Hasanudin. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.
Nurkalam, Muhamad, Fahmi. (2012). Perbandingan Hasil Lay Up Shoot Snap Up
dengan Lay Up Shoot Snap Down dalam Permainan Bola Basket Team SMA Negeri 7 Cirebon. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.
Oliver, Jon. (2007). Dasar – Dasar Bola Basket. Alih Bahasa Oleh PT. Pakar
Raya. Bandung : PT Pakar Raya.
PERBASI. (2006). Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta: Pengurus Besar Bola Basket Seluruh Indonesia.
Sajoto. (1990). Peningkatan dan Pembinaan kekuataan kondisi fisik dalam
olahraga.
Septiantry, Nuritia. (2013). Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual Terhadap
Peningkatan Keterampilan Lay Up shoot pada Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 2 Cimahi. (Skripsi). Universitas
Pendidikan Indonesia.
Subroto, Toto. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaraan Olahraga Permainan. Bandung. FPOK UPI.
Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung. Tarsito.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta, CV.
Sugono, Dendy. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. PT.
Satriya, Dkk. (2010). Metadologi Kepelatihan Olahraga. Bandung. FPOK UPI.
Surakhmad winarno. (1992). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung. Tarsito
Tim Dosen Basket. Peraturan Bola Baset 2010. Bandung. FPOK UPI.
68
Wissel Han. (1996). Bola Basket dengan Program Pemahiran Teknik dan Taktik, Alih Bahasa: Bagus Pribadi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Yusuf, Ucup, Dkk. (2008). Anatomi Manusia. Bandung. FPOK UPI.
Zafar, Dikdik, Sidik. (2010). Pembinaan Konsisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung. FPOK UPI.
[Online]. Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_basket. (12 Februari 2013)