• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MELATIH PENDEKATAN TAKTIS DENGAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP PENGUASAAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MELATIH PENDEKATAN TAKTIS DENGAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP PENGUASAAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MELATIH PENDEKATAN TAKTIS DENGAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP PENGUASAAN LAY UP

SHOOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Oleh: Fedy Fadilah

0900105

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH MELATIH

PENDEKATAN TAKTIS

DENGAN PENDEKATAN

TRADISIONAL TERHADAP

PENGUASAAN LAY UP SHOOT

DALAM PERMAINAN

BOLABASKET

Oleh

Fedy Fadilah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Fedy Fadilah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Fedy Fadilah

Nim : 0900105

Judul : Pengaruh Melatih Pendekatan Taktis dengan Pendekatan

Tradisional Terhadap Penguasaan Lay Up Shoot dalam Permainan Bola Basket

Disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing I,

(Drs. Dadan Mulyana, M.Pd) NIP: 195801171989031001

Pembimbing II,

(Drs. Basiran, M.Pd) NIP: 195611281986031004

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Melatih Pendekatan Taktis dengan Pendekatan Tradisional terhadap Penguasaan Lay Up

Shoot dalam Permainan Bola Basket”ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada

bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2014

Yang membuat pernyataan,

Fedy Fadilah

(5)

ABSTRAK

Pengaruh Melatih Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Tradisional

Terhadap Penguasaan Lay Up shoot Dalam Permainan Bola Basket

Pembimbing : 1. Drs. Dadan Mulyana, M. Pd. 2. Drs. Basiran, M. Pd.

Fedy Fadilah* 2014

Permasalahan yang penulis ajukan pada penelitian ini mengenai metode dalam melatih teknik dasar. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam melatih teknik dasar yaitu pendekatan taktis dan pendekatan tradisional. Dalam permainan bola basket teknik dasar harus dikuasai terutama teknik lay up shoot yang biasa digunakan dalam mencetak poin. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian mengenai

”Pengaruh melatih Pendekatan Taktis Dengan Pendekatan Tradisional terhadap Penguasaan Lay up shoot dalam permainan Bola Basket”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik pengambilan sampel, sampling jenuh. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra yang tergabung dalam Ekstrakurikuler SMP N 2 Tanjungsari sebanyak 18 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes Basket Per

Minute dalam permainan bola basket.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka penghitungan dan uji signifikansi peningkatan hasil latihan kedua kelompok dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi kesamaan dua rata-rata uji satu pihak yaitu uji t. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah latihan yang menggunakan pendekatan taktis memberikan peningkatan hasil lay up shoot dalam bola basket. Latihan yang menggunakan pendekatan tradisional juga memberikan peningkatan terhadap hasil

lay up shoot pada permainan bola basket. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan

peningkatan hasil latihan kedua kelompok sampel menggunakan uji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak yaitu uji t. Maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan tradisional dan pendekatan taktis terhadap penguasaan lay up shoot, dimana pendekatan tradisional lebih signifikan untuk melatih teknik lay up shoot dalam permainan bola basket.

(6)

ABSTRACT

The Influences of Exercising through Tactical and Traditional Approach against in Mastering Lay Up Shoot in Basketball

Supervisors: 1. Drs. Dadan Mulyana, M. Pd. 2. Drs. Basiran, M. Pd. exercising. There are two methods that is used in exercising basic techniques; tactical approach and the traditional approach. The shoot lay-up technique is the prominent technique that should be mastered which commonly used to get score. Therefore researcher wants to conduct research on "The Influences Exercising through Tactical Approach and Traditional Approach in Mastering Lay Up shoot in

Basketball”. This study is an experimental study with a sampling technique called

sampling jenuh. The Objects of this research incorporate 18 atlet extracurricular

basketball members in SMP N 2 Tanjungsari. The research instrument of this study uses a test Basketball Per Minute.

Based on the analysis of data, thus the calculation and test significant improvement of practicing in both groups are performed by using a significance average similarity test of two trials of the parties against the t-test. The conclusion of this study is an exercise which uses the tactical approach and traditional approach significantly points out the improvement of Lay Up shoot in basketball. However the traditional approach is likely more significant than the tactical approach in improving Lay Out shoot in basketball. This study attempts to suggest teachers, coaches and the readers to apply the traditional approach in doing program training to improve lay-up technique shoot skill.

Keywords: Influences, Tactical Approach, Traditional Approach, lay up shoot,

(7)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Permainan Bolabasket ... 9

B. Teknik Dasar Permainan Bolabasket ... 13

C. Lay Up Shoot dalam Bolabasket ... 18

D. Daerah Tembakan ... 22

E. Hakekat Latihan………... 23

F. Latihan Teknik ... 24

G. Pendekatan Tradisional ... 25

H. Pendekatan Taktis ... 26

(8)

J. Pengaruh melatih dengan Pendekatan Tradisonal terhadap

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data ... 54

1. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku ... 54

2. Uji Normalitas Menggunakan Uji Lilliefors ... 56

3. Uji Homogenitas Menggunakan Uji Kesamaan Dua Variansi ... 57

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Kelebihan dan kekurangan Pendekatan Taktis... 29

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Tradisional……..……… 30

3. 1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 48

4.1 Hasil Penghitungan Rata-rata, Simpangan Baku dan Selisih

Tes Lay Up Shoot ……... 54

4.2 Hasil Pengujian Normalitas Lilliefors Kedua Kelompok ... 56

4.3 Hasil Pengujian Homogenitas (Kesamaan Dua Variansi)

Gain Score Kedua Kelompok... 57

4.4 Hasil Uji Signifikasi Menggunakan Uji Dua Rata-rata

Antara Kedua Kelompok ... 58

4.5 Uji Signifikasi Perbedaan Kedua Rata-rata Dua Pihak

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Ukuran lapangan Bola Basket... 11

2.2 Daerah Bersyarat………... 12

2.3 Teknik Lay Up shoot ... 19

2.4 Two Point/Three Point Area ... 22

3.1 Desain sistem Zigzag ... 39

3.2 Desain Penelitian ………... 41

3.3 Prosedur Penelitian …………... 42

3.4 Tes Basket Per Minute ………... 45

(11)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

4.1 Grafik Peningkatan Tes Awal dan Tes Akhir

Kelompok Pendekatan Taktis………... 55 4.2 Grafik Peningkatan Tes Awal dan Tes Akhir

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Program Latihan ... 69

2. Hasil Perhitungan Rata-rata Kedua Kelompok ... 80

3. Hasil Perhitungan Simpangan Baku Kedua Kelompok ... 83

4. Hasil Uji Normalitas ... 85

5. Uji Homogenitas ... 89

6. Uji Signifikansi Dua Rata-rata (Skor Berpasangan) ... 90

7. Uji Signifikansi Perbedaan Kedua Rata-rata Dua Pihak Antara Kelompok A dan Kelompok B ... 92

8. Daftar Tabel Z ... 94

9. Daftar Tabel Distribusi F ... 95

10.Daftar XIX (11) Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors ... 97

11.Nilai Presentil untuk Distribusi T ... 98

12.Dokementasi Penelitian ... 99

13.Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Dosen Pembimbing ... 103

14.Kartu Bimbingan ………... 108

15.Surat Permohonan Izin Penelitian ... 112

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari dinamika kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang diimplementasikan ke dunia olahraga, sehingga menghasilkan

prestasi maksimal. Baik olahraga perorangan maupun kelompok, saat ini sudah

menjadi hal yang sangat menarik bagi para penikmat olahraga. Hal ini

dikarenakan dunia olahraga sudah mulai menjadi industri hiburan yang selalu

ditunggu setiap penggemarnya.

Dari berbagai jenis cabang olahraga bolabasket merupakan cabang olahraga

permainan yang digemari diseluruh negara selain sepak bola. Hal ini dikarenakan

penggemarnya berasal dari berbagai usia dan merupakan olahraga yang

menyenangkan, kompetitif, mendidik, menghibur, dan menyehatkan. Apakah

untuk tujuan bersenang – senang atau bertanding, bermain bolabasket bisa membuat hidup lebih bermakna dan memberikan kenikmatan sepanjang hayat bagi para penggemar yang memilih “membulatkan tekad” dan memainkan olahraga ini.

Olahraga bolabasket diciptakan oleh Dr. James Nainsmith di Springfield

College (Akademi kota Springfield) di negara bagian Massachusetts pada tahun

1891. Sejak diciptakannya, bolabasket telah mengalami perubahan secara terus

menerus. Awalnya jumlah pemain basket ini terdiri dari 3 sampai dengan 15

orang per regu, dan sekarang menjadi 5 orang per regu. Selain itu juga terjadi

perubahan-perubahan yang terjadi akibat perbaikan dan pembaharuan dari segi

teknik, taktik, strategi permainan ataupun peraturan permainan yang

dikembangkan oleh orang-orang yang terkait dalam peningkatan olahraga

bolabasket. Perubahan tersebut yang membuat bolabasket banyak diminati oleh

masyarakat, karena keterampilan bermain bolabasket yang diperlihatkan

menimbulkan rasa puas tersendiri bagi orang yang melakukannya ataupun bagi

(14)

2

Disamping itu bolabasket termasuk dalam olahraga dengan karakteristik

invasion atau saling menyerang yang dimainkan oleh dua regu atau tim yang tiap

regu beranggotakan lima orang pemain. Menurut PERBASI (2010:1) “Permainan bolabasket dimainkan oleh dua regu yang masing – masing terdiri dari lima orang pemain. Tujuan dari masing-masing tim adalah untuk mencetak angka ke

keranjang lawan dan berusaha mencegah tim lawan mencetak angka”. Maka dari itu perolehan poin dalam permainan bolabasket bisa mencapai seratus ataupun

lebih. Hal ini menyebabkan bola basket tidak menjenuhkan untuk disaksikan.

Menurut Jon Oliver, (2007:vi) yang diterjemahkan oleh Pakar Raya bahwa : „Keterampilan – keterampilan perseorangan seperti tembakan, passing, dribble, dan rebound, serta kerja tim untuk menyerang atau bertahan, adalah prasyarat agar

berhasil dalam memainkan olahraga ini‟. Apabila seorang individu atau pemain dapat menguasai teknik tersebut, maka dapat dikombinasikan dengan gerakan

operan (passing), menggiring bola (dribbling), dan diakhiri dengan melakukan

shooting atau tembakan untuk mencetak poin. Dalam hal ini kebutuhan teknik

yang dibutuhkan pada setiap individu dalam pola penyerangan antara lain adalah

teknik shooting atau tembakan. Seperti yang dijelaskan Kosasih (2006 : 46) Shooting adalah kemampuan dasar bolabasket yang paling dikenal dan paling

digemari karena hampir setiap pemain pasti mempunyai naluri untuk mencetak

poin”. Adapun beberapa jenis tembakan dalam permainan bolabasket menurut Kosasih (2006 : 50-52) antara lain : “Lay up, set and jump shoot. Free throw,

three point shoot, hook shoot.”, untuk bisa menguasai teknik yang baik, maka

dibutuhkan latihan yang memadai agar atlet bisa menguasai teknik secara

sempurna.

Untuk meningkatkan keterampilan secara maksimal maka dibutuhkan

metode latihan yang tepat. Metode menurut kamus besar bahasa indonesia (1990:580) adalah “Cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud”. Sedangkan menurut Harsono (1988:101) ”Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang,

dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau

(15)

3

atau pendekatan yang dilakukan oleh pelatih khususnya bolabasket untuk

memaksimalkan keterampilan atletnya.

Pendekatan sangat diperlukan oleh seorang pelatih dan guru dalam upaya

meningkatkan prestasi, untuk mancapai prestasi yang optimal. Dalam hal ini

pendekatan yang dilakukan oleh seseorang pelatih berbeda-beda dalam upaya

mencapai prestasi atletnya.

Menurut Mahendra (2007:278), “Ada beberapa metode dalam pengajaran diantaranya metode progresif (progressive method) adalah cara mengajar dimana

bahan latihan atau keterampilan dibagi dalam beberapa unit atau bagian”. Perlu ditekankan bahwa pemisahan suatu keterampilan menjadi bagian-bagian kecil

untuk pelaksanaan metode progresif berbeda sifatnya dari metode bagian. Yang

harus dilakukan disini adalah mencoba mencari atau menentukan inti atau (core)

dari keterampilan yang bersangkutan. Inti itulah yang kemudian dijadikan bagian

pertama yang harus dilakukan.

Selama ini metode latihan yang sering digunakan untuk latihan adalah

metode latihan bagian/konvensional, metode ini menurut Mahendra (2007:275) adalah “Suatu cara mengajar yang beranjak dari satu bagian ke keseluruhan”. Metode latihan ini membagi tugas latihan menjadi bagian-bagian kecil yang pada

akhirnya digabungkan menjadi keseluruhan bentuk gerak. Metode ini juga disebut

metode tradisional, Mahendra (2007:275) menjelaskan bahwa: “Pada prakteknya metode ini dianggap merupakan metode yang tradisional, karena merupakan

metode yang paling tua, yang merupakan pengkristalan gagasan-gagasan

mengajar dari teori behaviorisme”. Menurut Martens (2004:173), “The well

-established principle of specifity says: Practice like your play, and you’re more

likely to play like you praticed”. Maksud dari penjelasan diatas dalam salah satu

prinsip established specificity adalah bahwa praktek seperti anda bermain, dan

anda lebih mungkin untuk bermain seperti anda berlatih. Begitu juga yang

(16)

4

Selain itu ada pula metode latihan dengan menggunakan pendekatan taktis

yang lebih cenderung pada penerapan keterampilan teknik dasar kedalam

keterampilan bermain. Hoedaya (2001:17) menjelaskan sasaran dari metode

latihan pendekatan taktis adalah: “Meningkatkan tampilan bermain siswa, dengan melibatkan kombinasi dari kesadaran taktis dan penerapan keterampilan teknik

dasar ke dalam bentuk permainan yang sebenarnya”. Menurut Martens (2004:180), “Most important is taktical approach is practices are designed to develop the thinking, understanding, and decision-making skills that are required to play well”. Jadi maksud dari penjelasaan di atas adalah salah satu hal yang

sangat penting dalam pendekatan taktis adalah praktek yang dirancang untuk

mengembangkan pemikiran, pemahaman, dan keterampilan pengambilan

keputusan yang diperlukan untuk bermain dengan baik.

Adapun tindakan yang diperkirakan dapat membantu memecahkan

persoalan pembelajaran tersebut adalah dengan menyarankan adanya pendekatan

yang mampu mengatasi persoalan yang timbul akibat dari kejenuhan atlet yaitu

pendekatan situasi bermain (taktis).

Pendekatan situasi bermain (taktis) yaitu: Menurut Subroto dan Ma‟mun (2001:3) menjelaskan bahwa: “Bila keterampilan teknik suatu cabang olahraga permaianan diajarkan sekaligus dengan keterampilan menerapkannya kedalam

situasi permainan”. Pendekatan ini dasarnya merupakan metode pembelajaraan kepada situasi yang sesungguhnya, Ma‟mun dan Subroto (2001:6) menjelaskan bahwa:

Tujuan mengajar dengan menggunakan teknik ini adalah untuk:

 Penguasaan teknik bermain keterkaitan antara taktik dengan perkembangan minat

 Memberikan kesenangan

 Memecahkan kesenangan dengan berbagai aktivitas

(17)

5

Lebih lanjut Nuril (2007:42) menjelaskan tentang pendekatan latihan situasi

bermain (taktis) adalah:

Taktis adalah keseluruhan tindakan atau usaha, baik yang dilakukan oleh individu maupun oleh tim, untuk mencapai hasil yang optimal di dalam suatu pertandingan. Pendekatan dengan menggunakan pendekatan taktis sarat dengan tugas-tugas yang diberikan pada atlet, merangsang berfikir atlet, dan mampu memutuskan seta bisa menemukan sendiri alasan-alasan yang melandasi gerak dan penampilannya. Pendekatan taktis berusaha menghubungkan kemampuan taktis bermain dan keterampilan teknik dasar dengan menekankan pemilihan waktu yang tepat untuk melatih dasar dan aplikasi teknik dasar tersebut dalam kaitannya dengan pendekatan taktis.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengadakan penelitian untuk

mengetahui sejauh mana peningkatan keterampilan bolabasket bisa berkembang

apabila menggunakan kedua metode pendekatan latihan tersebut yaitu pendekatan

taktis dan pendekatan tradisional. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul penelitian tentang “Pengaruh melatih dengan pendekatan taktis dan pendekatan tradisional terhadap penguasaan lay up shoot dalam permainan bolabasket.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah

penelitian ini adalah:

1. Apakah pendekatan taktis memberi pengaruh yang signifikan terhadap

penguasaan keterampilan lay up shoot ?

2. Apakah pendekatan tradisional memberi pengaruh yang signifikan

terhadap penguasaan keterampilan lay up shoot ?

3. Pendekatan manakah yang lebih memberi pengaruh yang signifikan

(18)

6

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian yang telah penulis

ajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah pendekatan taktis memberi pengaruh yang

signifikan terhadap penguasaan lay up shoot.

2. Untuk mengetahui apakah pendekatan tradisional memberi pengaruh

yang signifikan terhadap penguasaan lay up shoot.

3. Untuk mengetahui manakah yang lebih menberi pengaruh yang signifikan

terhadap penguasaan lay up shoot.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian, maka manfaat yang

diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang

berarti atau sebagai bahan referensi dan rujukan bagi atlet, pelatih, dan

pembina di daerah-daerah terhadap pengembangan pendidikan pada

umumnya dan cabang olahraga bolabasket pada khususnya.

2. Manfaat secara praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

bagi penulis khususnya, para pelatih, dan atlet pada umumnya dalam

menentukan dan menerapkan latihan yang efektif untuk meningkatkan

kemampuan lay up shoot dalam permainan bolabasket.

E. Batasan Penelitian

Dengan adanya batasan penelitian ini diharapkan permasalahan yang akan

diteliti tidak meluas. Pembatasan penelitian yang penulis tetapkan adalah :

1. Batasan Konseptual

Penelitian ini hanya ingin melihat seberapa besar pengaruh antara

pemdekatan taktis dan pendekatan tradisional terhadap hasil teknik Lay Up

(19)

7

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa

yang tergabung dalam Ekstrakurikuler Bolabasket Duta ( SMP N 2

Tanjungsari).

3. Variable bebas penelitian ini yaitu pendekatan taktis dan pendekatan

tradisional.

4. Variable terikat dalam penelitian ini adalah Lay Up Shoot pada permainan

bolabasket.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab

dan bagian bab dalam suatu suatu penelitian. Dalam penelitian ini struktur

organisasi dirinci sebagai berikut:

BAB I yang memuat tentang a. Latar belakang masalah, b. Rumusan masalah, c.

Tujuan penelitian, d. Manfaat penelitian, e. Batasan penelitian, dan f.

Struktur organisasi skripsi.

BAB II menerangkan tentang a. Permainan bola basket, b. Teknik dasar

permainan bola basket, c. Lay Up shoot dalam bolabasket, d. Daerah

tembakan, e. Hakekat latihan, f. Latihan teknik, g. Pendekatan

tradisional, h. Pendekatan taktis, i. Pengaruh melatih dengan pendekatan

taktis terhadap penguasaan Lay up shoot, j. Pengaruh melatih dengan

pendekatan taktis terhadap penguasaan Lay up shoot, k. Anggapan dasar,

dan l. Hipotesis penelitian.

BAB III berisi penjabaran mengenai a. Metode penelitian, b. Populasi dan

Sampel, c. Penentuan kelompok sampel, d. Desain penelitian, e. Definisi

penelitian, f. Instrument penelitian, g. Prosedur pelaksanaan penelitian, h.

Pelaksanaan latihan, i. Tempat dan Waktu Pelaksanaan, j. Program

(20)

8

BAB IV membahas mengenai a. Hasil pengolahan data dan analisis data, b.

Pengujian hipotesis, dan c. Diskusi penemuan.

BAB V menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang memaparkan hasil

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Untuk pemecahan atau menyelesaikan suatu masalah penelitian diperlukan

suatu metode. Metode adalah suatu cara untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian ini

adalah mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan suatu

masalah melalui cara-cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Terdapat

beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan untuk menjawab suatu

permasalahan, seperti metode historis, deskriptif, dan eksperimen.

Metode adalah suatu cara atau jalan yang akan ditempuh untuk mencapai

tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan

menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang

sesuai dengan prosedur penelitian. Menurut Surakhmad (1990:13) metode adalah:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari suatu penyelidikan.

Penggunaan suatu metode tergantung dari penelitian yang akan dicapai.

Penggunaan metode haruslah efektif, efisien, dan relevan. Maksudnya, metode yang

digunakan harus mempunyai nilai positif pada tiap perubahan sesuai tujuan yang

diharapkan, hemat, dan tepat guna, dengan biaya sedikit dapat menghasilkan

penelitian yang maksimal.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental

(22)

35

pengaruh variable bebas terhadap variable terikaat yang diteliti. Dengan kata lain

bereksprimen adalah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil dan

hasil itu yang akan menegaskan bagaimanakah hubungan sebab akibat antara

variabel-variabel yang diteliti. Eksprimen pada umumnya di anggap sebagai metode

penelitian yang paling canggih dan dilakukan untuk mengisi suatu hipotesis.

Mengenai metode eksprimen ini, Surakhmad (1998:149) menjelaskan bahwa:

“Eksprimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara

variabel-variabel yang diselidiki.”

Penggunaan suatu metode tergantung dari penelitian yang akan dicapai.

Penggunaan metode haruslah efektif, efesien, dan relevan. Maksudnya, metode yang

digunakan harus mempunyai nilai postif pada tiap perubahan sesuai tujuan yang

diharapkan hemat, tepat guna, dengan biaya sedikit dapat menghasilkan penelitian

yang maksimal.

Metode penelitian eksprimen merupakan prosedur kegiatan percobaan dengan

tujuan untuk menyelidiki suatu masalah ada tidaknya hubungan sebab akibat serta

berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan

perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksprimental dan menyediakan control

untuk perbandingan, sehingga diperoleh hasil. Adapun variabel-variabel yang

menjadi pokok dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas ke-1 (X1) Latihan dengan pendekatan Taktis

2. Variabel bebas ke-2 (X2) Latihan dengan pendekatan Tradisional

3. Variabel Terikat (Y1) Peningkatan keterampilan lay-up shoot bolabasket

Didalam penelitian ini. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre-test and

Post-test design. Alasan memilih desain tersebut adalah karena penulis meneliti

perkembangan keterampilan bolabasket menggunakan dua metode yang berbeda, dan

desain tersebut dianggap tepat untuk digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh

(23)

36

Metode eksprimen digunakan dengan pertimbangan atas dasar sifat penelitian

yaitu melihat pengaruh hasil latihan pendekatan taktis dengan pendekatan tradisional

terhadap peningkatan keterampilan lay up shoot. Kedua kelompok tersebut kemudian

menjalani proses latihan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Penentuan populasi bagi seseorang peneliti sangat penting, karena merupakan

subyek data dari suatu penelitian yang berada dalam suatu wilayah yang jelas

sifat-sifatnya dan lengkap. Populasi mempunyai makna berkaitan dengan elemen, yakni

unit tempat-tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bias berupa individu,

keluarga, kelompok sosial, sekolah, kelas dan lain-lain. Dengan kata lain populasi

adalah sekumpulan elemen. Sudjana (1982:5) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah

totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif

maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang

lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”.

Dalam hal ini Sugiyono (2008:117) memberikan penjelasaan tentang populasi

bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Adapun yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah siswa putra eksrtakurikuler bolabasket SMP Negeri 2

Tanjungsari, sedangkan sampel yang digunakan peneliti adalah siswa yang mengikuti

kegiatan siswa putra ekstrakurikuler bolabasket, yang jumlahnya 18 0rang. Penulis

mengambil sampel di atas dengan alasan bahwa mereka yang mengikuti

(24)

37

2. Sampel

Sampel dalam penelitian berarti sekelompok subyek dimana informasi

diperoleh. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Sampling Jenuh artinya sampel yang dipilih adalah semua sampel atlet putra yang

mengikuti ekstrakurikuler bolabasket sebanyak 18 orang, sehingga peneliti menarik

kesimpulan bahwa seluruh anggota ekstrakurikuler dijadikan sebagai sampel

penelitian. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2010:124) “ Sampling Jenuh

adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi sebagai sampel”.

Kemudian Surakhmad (1998:100) menjelaskan bahwa: “Adakalanya masalah

penarikan sampel ini ditiadakan sama sekali, dengan memasukkan seluruh populasi

sebagai sampel, yakni selama jumlah populasi itu diketahui terbatas”. Berdasarkan

penjelasan tersebut, maka jumlah sampel penelitian yang penulis tetapkan sebesar

100% atau sebanyak 18 orang. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi kurang dari

100 orang.

Prosedur untuk pengelompokannya penulis menggunakan sistem ranking,

dengan harapan kedua kelompok memiliki kemampuan yang hampir sama dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Sampel sebanyak 18 orang siswa melakukan pre test atau tes awal dengan

menggunakan tes keterampilan Lay up shoot dalam bolabasket yaitu tes basket

per minute.

b. Dari hasil tersebut setiap orang dirangking dari 1 sampai 18 sesuai dengan hasil

tes lay up shoot bolabasket.

c. Menyusuri peringkat dari tes awal mulai dari skor tertinggi sampai skor terendah,

kemudian dua obyek yang memiliki skor yang setaraf dijodohkan menggunakan

metode matching sehingga terdapat dua kelompok yang memiliki keterampilan

bolabasket yang hampir sama.

d. Kemudian mereka dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok A dan

(25)

38

e. Menentukan perlakukan (treatment) untuk kelompok A diberi pendekatan taktis,

sedangkan kelompok B dengan pendekatan tradisional.

f. Masing-masing kelompok melakukan tes akhir dengan menggunakan tes dasar

lay up shoot untuk mengetahui peningkatan hasil latihan penguasaan lay up shoot.

g. Masing-masing kelompok menjalani kegiatan eksprimen selama waktu yang telah

ditentukan yaitu 6 minggu (16x pertemuan), kemudian dilakukan tes akhir.

h. Sampel sebanyak 18 orang siswa melakukan post test atau tes akhir dengan

menggunakan tes keterampilan lay up shoot pada bolabasket yaitu tes basket per

minute.

i. Data disusun, diolah dan dianalisis yang selanjutnya ditetapkan suatu kesimpulan

penelitian.

C. Penentuan Kelompok Sampel

Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu

penelitian, diperlukan alur yang menjadi pegangan agar penelitian tidak keluar dari

ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga tujuan atau hasil yang diinginkan akan

sesuai dengan harapan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, penulis dalam

penelitian ini menggunakan desain eksperimen yaitu pre-test, post-test group desain

menggunakan Matched Subject. Dalam desain ini sampel dibagi ke dalam dua

kelompok yang didasarkan pada hasil dari tes awal. Data hasil tes awal disusun

berdasarkan ranking dari yang tertinggi catatan nilainya sampai yang terendah dengan

menggunakan Sistem Zig-Zag. Pembagian kelompok ini bertujuan untuk membagi

kelompok sampel ke dalam dua kelompok yang seimbang (equivalen). Adapun

(26)

39

1 2

4 3

5 6

8 7

9 10

12 11

13 14

16 15

17 18

Gambar 3.1

(27)

40

D. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan pola-pola tertentu untuk mencapai tujuan

tertentu. Pola-pola tertentu tersebut sering disebut dengan rencana penelitian yang

memberikan arahan dalam pelaksanaan penelitian. Nasution yang dikutip dari

Mustika (2011:45), menjelaskan tentang rencana penelitian sebagai berikut:

Tiap penelitian harus direncanakan, untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara pengumpulan dan menganalis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan tersebut.

Penelitian eksprimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain

tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin

diungkapkan. Berdasarkan argument tersebut, maka penulis menggunakan pre-test

post-test design sebagai desain penelitiannya.

Dalam desain ini sampel diperoleh sebesar jumlah populasi, kemudian diadakan

tes awal atau pre-test. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal

sampel, dalam hal ini yaitu kemampuan keterampilan dasar lay up shoot. Data hasil

tes awal disusun berdasarkan rangking, tujuannya adalah untuk mengetahui

kemampuan teknik lay up shoot sampel mulai dari yang terbesar sampai terendah.

Selanjutnya dibagi dua kemudian dua objek yang memiliki skor yang setaraf

dijodohkan menggunakan metode matching sehingga terdapat dua kelompok yang

memiliki keterampilan bolabasket yang hampir sama. Hal ini dilakukan dalam rangka

menyeimbangkan komposisi kedua kelompok. Setelah itu sampel diberikan perlakuan

atau treatment.

Desain penelitian yang penulis gunakan adalah Pre-test and Post-test Design.

Penulis menggunakan desain tersebut karena dalam pelaksannaan penelitian penulis

(28)

41

Adapun konstalasi desain penelitiannya adalah sebagi berikut:

Gambar 3.2

Desain Penelitian (Sumber: Lutan,dkk. 2007:161)

Keterangan:

A : Kelompok Pendekatan Taktis B : Kelompok Pendekatan Tradisional O1 : Tes Awal

X1 : Treatment (Pendekatan Taktis)

X2 : Treatment (Pendekatan Tradisional)

O2 : Tes Akhir

Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Menentukan populasi

b. Memilih dan menetapkan sampel

c. Mengadakan tes awal

d. Membagi dua kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B

e. Melaksanakan latihan

f. Melakukan tes akhir

g. Melakukan pengujian hipotesis

h. Mengambil kesimpulan.

Kelompok eksperimen (A) O1 X1 O2

---

(29)

42

Selain membuat desain penelitian, penulis pun membuat alur untuk

melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

E. Definisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu diberikan

batasan-batasan yang jelas sehingga tidak terjadi salah penafsiran. Adapun istilah-istilah

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bolabasket, Menurut Wissel Han yang di alih bahaskan oleh Bagus Pribadi,

(1996:2) bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim dengan 5

pemain per tim yang bertujuan memasukkan bola ke keranjang lawan dan POPULASI

SAMPEL

TES AWAL

Pendekatan Taktis Pendekatan Tradisional

TES AKHIR

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

KESIMPULAN MATCHING

(30)

43

2. Lay Up Shoot, Menurut Imam Sodikun (1992:64) adalah jenis tembakan yang

paling efektif, sebab dilakukan pada jarak yang sedekat-dekatnya dengan ring.

3. Metode, menurut kamus besar bahasa indonesia (1990:580) adalah cara yang

teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud.

4. Latihan, Menurut Harsono (1988:101) adalah proses yang sistematis dari berlatih

atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian

menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.

5. Pendekatan Tradisional, Menurut Mahendra (2007:275) adalah “Suatu cara

mengajar yang beranjak dari satu bagian ke keseluruhan”. Metode latihan ini

membagi tugas latihan menjadi bagian-bagian kecil yang pada akhirnya

digabungkan menjadi keseluruhan bentuk gerak.

6. Pendekatan Taktis, Menurut Hoedaya (2001:17) adalah pendekatan taktis

berusaha menghubungkan kemampuan taktis bermain dan keterampilan teknik

dasar dengan menekankan pemilihan waktu yang tepat untuk melatih teknik dasar

dan aplikasi daripada teknik dasar tersebut kedalam keterkaitannya dengan

kemampuan taktis bermain.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk memperoleh informasi. Instrument ini banyak

ragamanya, sesuai dengan jenis informasi yang akan dikumpulkan. Suatu syarat yang

harus diperhatikan dalam memilih instrument adalah instrument tersebut harus valid

(dapat mengukur apa yang hendak di ukur) dan reliable (ketetapan hasil).

Sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi dalam cabang olahraga bola basket,

diperlukan tes dan pengukuran untuk menganalisis dan mengetahui sejauh mana

materi latihan yang telah diberikan dan mengukur sejauh mana perkembangan dari

materi yang telah diberikan. Karena peran serta tes dan pengukuran akan memberikan

gambaran yang pasti akan kondisi penguasaan teknik/kondisi fisik atlet tersebut.

(31)

44

“Tes adalah merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui

atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

ditentukan”. Sedangkan pengertian pengukuran menurut Nurhasan (1994:1) adalah

“Pengukuran adalah suatu proses untuk memperoleh data secara objektif, kuantitatif,

dan hasilnya dapat diolah secara ststistika”. Untuk mendapatkan data yang akurat maka penulis melakukan tes mengukur keterampilan teknik dasar lay up shoot dalam

permainan bolabasket yaitu Basket Per Minute. Tes ini memiliki validitas dan

reabilitas sebesar 0,76 oleh( Lubay, 2001).

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Agar mendapat hasil pengetesan yang objektif, maka harus dihindarkan

kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes. Adapun prosedur pelaksanaan tes lay up

shoot sebagai berikut:

Tes Basket Per Minute, (Lubay, 2001)

a. Tujuan : untuk mengukur keterampilan melaukan shooting ke keranjang

basket.

b. Alat yang digunakan :  2 buah bola basket  Stopwatch dan peluit  Kursi 2 buah

 Meteran  Alat tulis

c. Pelaksanaan Tes : Testee berdiri di belakang garis tembakan hukuman.

Pada saat aba-aba “ya” testee mengambil bola dari kursi sebelah kanan.

Dilanjutkan dengan gerakan lay up shoot kearah ring basket. Setelah

melakukan lay up shoot, testee menangkap bola tersebut lau mengepor

(32)

45

belakang kursi sebelah kanan. Setelah itu, testee mengambil bola dari kursi

sebelah kiri. Dilanjutkan dengan gerakan lay up shoot kearah ring basket,

lalu menangkap bola tersebut dan mengoper dengan gerakan chest pass

pada temannya yan berada di belakang kursi sebelah kiri. Testee berusaha

memasukkan bola sebanyak mungkin kedalam ring basket dalam waktu 1

menit..

Untuk lebih jelasnnya lapangan tes lay up shoot dapat dilihat pada :

X2 X3

Keterangan Gambar :

: Arah Lay up shoot : Arah gerakan chest pass : Kursi

X1 : Testee

X2 : Siswa yang membantu pelaksanaan tes

X3 : Siswa yang membantu pelaksanaan tes

X1

5m

(33)

46

d. Penskoran : skor dihitung satu jika tesstee dalam melakukan teknik lay up

shoot betul dan bola masuk kemudian skor dipilih dari dua kali

kesempatan.

Skor nol diberikan jika :

Testee melanggar peraturan travelling, yaitu saat testee melakukan

dribble langkah testee mendahului gerakan memantul bola.

Testee melakukan gerakan lay up shoot yang salah, yaitu melebihi dua irama langkah kaki.

H. Pelaksanaan Latihan

Untuk memperoleh data yang baik dalam penelitian ini, maka penulis

merencanakan tahap-tahap latihan yang akan menunjang keberhasilan tujuan latihan

tersebut. Dalam pelaksanaan latihan ini, masing-masing kelompok A dan kelompok B

mendapatkan satu bentuk latihan yang berbeda. Kelompok A melakukan bentuk

pendekatan taktis dan kelompok B melakukan bentuk pendekatan tradisional.

Pelaksanaan latihan dalam penelitian ini dilakukan selama 6 minggu, hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Maglischo yang dikutip dari mustika (2011:52)

menjelaskan sebagai berikut.

With regard to level of conditioning, it is well known that athletes will improve quite rapidly if they have taken a long layoff andare out of condition when training begins. Most research indicates that they will improve dramatically during the first 6 to 12 weeks.

Pengertiannya bahwa mengenai tingkatan pengaruh keadaan, itu sungguh baik

diketahui bahwa atlit akan meningkatkan dengan cepat jika mereka sudah mengambil

suatu istirahat sementara dan tidak terpakai ketika pelatihan mulai. Kebanyakan riset

menunjukan bahwa mereka akan meningkatkan secara dramatis sepanjang yang

pertama 6 sampai 12 minggu. Dengan 16 kali pertemuan yang dilakukan dalam

frekuensi 3 kali dalam seminggu. Untuk frekuensi latihan mengacu pada pendapat

(34)

47

jum’at, dan minggu. Mengenai hal ini, penulis mengacu pada Bompa yang dikutip dari mustika (2011:53) yang menyatakan: ‘During this time athletes should training 3-5 times per week depending on their level of development in athletes’. Maksudnya adalah atlet perlu berlatih 3-5 kali dalam seminggu, tergantung dari tingkat

kebutuhannya sebagai atlet dalam olahraga.

Kemudian dalam pelaksanaan latihan penulis membagi menjadi tiga bagian

dalam setiap pertemuannya yaitu:

1. Latihan Pemanasan

Latihan pemanasan sangat diperlukan untuk dapat berlatih dengan aman dan

mencegah terjadinya cedera. Menurut Karpovich yang dikutip oleh Harsono (1988),

pemanasan tidak akan meningkatkan prestasi seorang atlet, tetapi menurutnya

“Pemanasan hanya dibutuhkan untuk menghindari dari cedera-cedera otot dan sendi pada waktu melakukan aktifitas olahraga berat”. Latihan pemanasan dimulai dari

peregangan statis, latihan kardio dan peregangan dinamis. Ada baiknya Sebelum

melakukan latihan inti dimulai dengan melakukan joging atau bentuk modifikasi

lainnya dengan intensitas yang rendah dengan melakukan sekitar 5-10 menit. Kedua

kelompok melakukan pemanasan yang sama.

Sebelum melakukan latihan inti, atlet diinstrusikan untuk melakukan pemanasan

dengan bimbingan dari penulis atau melakukan dengan sendiri dengan intruksi dari

teman, yaitu melakukan peregangan statis, lari mengelilingi lapangan bolabasket, dan

peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 5 sampai 10 menit.

Latihan pemanasan yang diberikan berupa statis yaitu meregangkan seluruh

anggota secara sistematis yang dapat dilakukan mulai dari kepala sampai kaki,

selanjutnya lari keliling dan diakhiri oleh peregangan dinamis.

2. Latihan Inti

Setelah melaksanakan pemanasan, atlet melaksanakan materi dalam latihan inti

sesuai dengan program yang telah penulis susun. Dikarenakan latihan teknik

(35)

48

melaksanakan materi penulis memberikan istirahat sanpai kondisi tubuh kembali

normal atau mendekati normal.

Masing-masing kelompok melakukan latihan Lay up shoot dengan penerapan

pendekatan latihan yang berbeda. Kelompok A melakukan lay up shoot dengan

menggunakan pendekatan taktis, dan Kelompok B melakukan lay up shoot dengan

menggunakan pendekatan tradisional.

3. Pendinginan

Pendinginan atau cooling down adalah latihan penutup dalam setiap latihan,

tujuannya adalah untuk mengurangi rasa sakit pada otot setelah selesai latihan.

Setelah melakukan latihan inti, atlet diinstrusikan untuk melakukan lari-lari kecil

yang dilanjutkan dengan gerakan pelemasan yang lamanya kurang dari 10 menit.

Contoh dari pendinginan: melemaskan otot-otot dan seluruh anggota persendian

dengan volume 4 Bentuk (8 Arah) X @ 8 Hit dan intensitas 100% atau maksimal.

I. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu tahap pertama berupa

pelaksanaan tes awal, tahap dua adalah pelaksanaan penelitian berupa pemberian

perlakuan metode latihan, dan tahap ketiga melaksanakan tes akhir.

Tabel 3.1

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

1 Tes Awal Rabu, 27 November

2 Pelaksanaan Penelitian Rabu, Kamis, Jumat,

(36)

49

J. Program Latihan

Program latihan ini diberikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

sebelumnya selama 16 kali pertemuan atau sekitar 6 minggu. Rentang waktu yang

dibutuhkan untuk melihat hasil eksperiment (pengaruh dari suatu latihan), yaitu 2-3

minggu untuk menengah dan 4-6 minggu untuk hasil yang maksimal.

Latihan diberikan kepada subyek penelitian dilakukan tiga kali dalam seminggu

untuk melihat hasil pengaruh dari latihan menggunakan pendekatan taktis

danpendekatan tradisional terhadap penguasaan Lay up shoot. Dalam hal ini, penulis

mengacu pada pendapat Harsono (2004: 50) yang menjelaskan, “Atlet sebaiknya

berlatih 2 – 5 kali dalam seminggu, tergantung dari tingkat keterlibatannya dalam

olahraga”. Selanjutnya menurut Kosasih (1985: 80), menjelaskan bahwa “Latihan

tiga kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis”. Adapun latihan

yang diperlukan adalah selama enam minggu dan lamanya waktu latihan setiap

pertemuan adalah 2 jam pelajaran atau 60 menit.

Setiap latihan yang diberikan haruslah bermanfaat bagi atlet, sehingga terjadi

perubahan ke arah yang lebih baik, oleh karena itu latihan yang diberikan harus

efektif dan efisien. Maksud efektif dan efisien disini adalah pelatih tahu dan mengerti

latihan seperti apa yang dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi atletnya serta

disesuaikan dengan waktu yang ada. latihan yang efektif dan efisien ialah latihan

yang memperhatikan norma-norma dan prinsip-prinsip latihan.

K. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data penelitian terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data

dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data

tersebut ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel dengan rumus dari

(37)

50

̅

= ∑

Arti dari tanda-tanda tersebut adalah:

̅

=

Rata-rata hitung yang dicari

∑ = Jumlah dari

Xi = Data hasil pengukuran n = Jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku, menurut Sudjana (1989:94) :

S

=

∑ ̅

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah:

S = Simpangan baku yang dicari n = Jumlah sampel

∑ ̅ = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji Homogenitas, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

F =

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil dari F-tabel

distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05.

4. Menguji normalitas data menggunakan uji Liliefors. Prosedur yang digunakan

adalah:

a. Penggunaan X1, X2,...Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,...Zn dengan

(38)

51

Zi =

̅

( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari

sampel).

b. Untuk tiap angka baku tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal

baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing

nilai X (Fzi) dengan ketentuan: Jika nilai Z negatif maka dalam

menetukan Fzi nya adalah 0,5 – luas daerah distrbusi Z pada tabel.

c. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan

banyaknya sampel.

d. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.

e. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari

seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.

f. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah

nilai L.

g. Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk menghitung

diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria:

i. Terima Ho jika Lo < Lα = Normal

(39)

52

5. Uji Signifikasi peningkatan hasil latihan, dengan menggunakan uji t dengan

rumus :

H0 : ̅ = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan

H1 : ̅ ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan

t =

̅

Untuk masing-masing kelompok

Arti dari tanda-tanda dari rumus tersebut: t = Nilai t hitung yang dicari

̅ = Rata-rata nilai beda

= Simpangan baku n = Jumlah sampel

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis: terima H0 jika –t (1-1/2α) < t >

t (1-1/2 α) dk (n-1). Dalam hal lainya H0 ditolak

6. Uji Signifikasi perbedaan penngkatan hasil latihan, menggunakan uji t:

H0 : µ1 ≤ µ2, tidak terdapat perbedaan yang signifikan

H1 : µ1 > µ2, terdapat perbedaan yang signifikan

t =

̅̅̅̅– ̅̅̅̅ √ ⁄ ⁄

Untuk perbedaan kelompok

t = Nilai t hitung yang dicari

S = Simpangan baku

n

1 = Jumlah sampel kelompok 1

n

2 = Jumlah sampel kelompok 2

̅̅̅ = Nilai rata-rata kelompok 1

(40)

53

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:

- Terima hipotesis jika, thitung ≤ t(1-0.025)

- Tolak hipotesis jika, thitung > t(1-0.025)

Batas penerimaan dan penolakan hipotesis

1-1/2α

1-(0.025)

0.975

Dk = n1+n2-2

= 9+9-2

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis skor dari pendekatan taktis

dan pendekatan tradisional terhadap hasil lay up shoot pada permainan bola basket

seperti yang sudah dijelaskan pada bab III dan IV, maka penulis akan menarik

kesimpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Latihan dengan menggunakan pendekatan taktis memberikan peningkatan

yang signifikan terhadap hasil lay up shoot dalam permainan bolabasket.

2. Latihan dengan menggunakan pendekatan tradisional memberikan

peningkatan yang signifikan terhadap hasil lay up shoot dalam permainan

bolabasket.

3. Terdapat perbedaan peningkatan antara pendekatan taktis dengan

pendekatan tradisional terhadap hasil lay up shoot dalam permainan

bolabasket. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian, latihan

dengan menggunakan pendekatan tradisional memberikan peningkatan

yang lebih signifikan dibandingkan dengan pendekatan taktis terhadap

hasil lay up shoot dalam permainan bolabasket.

B. Saran-saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina, pelatih dan pembaca umumnya agar mencoba

pendekatan tradisional dalam melatih teknik lay up shoot pada permainan

bola basket karena memberikan pengingkatan hasil yang positif dan

efektif.

2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang aspek –

aspek teknik, penulis menganjurkan untuk melakukan penelitian yang

berkenaan dengan hal- hal lainnya yang mempengaruhi prestasi atlet

(42)

65

3. Bagi Peneliti selanjutnya, Berkaitan dengan penelitian yang penulis

lakukan diharapkan agar dapat menyempurnakan penelitian dengan

wawasan dan cakupan yang lebih luas, karena penulis masih merasa

masih banyak kekurangan dalam penelitian ini oleh karena keterbatasan

(43)

66

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Giriwijoyo, Y.S.santosa dan Zafar, Sidik, Dikdik. (2012). Ilmu Faal Olah raga. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Harsono (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: Tambak Kusuma CV.

Hastomo. Teknik Dasar Bola Basket. [Online].

http://hastomo.net/olahraga/basket/teknik-main-bola-basket. (18 Maret 2013).

Haryadi, Deni. (2014). Implementasi Pendekatan Taktis dan Pendekatan Teknis

terhadap Peningkatan Keterampilan Dribbling dalam Permainan Sepakbola. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Hoedaya. D. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktik dalam Pembelajaraan

Bolabasket. Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bekerjasama dengan Dirjen

Olahraga.

Kamadi La. (1999). Pengaruh Metoda Kesulurahan dan Metoda Bagian terhadap

Penguasaan Keterampilan Dasar Bola Voli Siswa SLTP dengan Tingkat Motor Educability Tinggi dan Rendah. Tesis. Insititut Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Bandung.

Kosasih, D. (2008). Fundamental Dasar Permainan Bola Basket. Semarang. Karangturi Media.

Lubay. (2001). Pengujian Validitas dan Realibilitas Modifikasi Tes Johnson dan

Leshten bagi SMAN 2 Bandung. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Lutan.R.Prof, Dkk. (2007). Modul Penelitian dalam Pelatihan Olahraga. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Mahendra, Agus. (2007). Teori Belajar Motorik. FPOK. Bahan Ajar. Bandung. FPOK UPI.

Martens, Rainer. Succesful coaching 3rd ed. American Sport Education program. United States. Human Kinetics.

(44)

67

McGee, Kathy. (2007). Coaching Basketball Technical And Tactical Skills. United States.

Mustika. (2011). Pengaruh Pendekatan Langsung dan Pendekatan Tidak

Langsung dalam Meningkatkan Keterampilan Teknik Dasar Passing Atas Bola Voli. Skripsi. Unirversitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan, dan Hasanudin. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.

Nurkalam, Muhamad, Fahmi. (2012). Perbandingan Hasil Lay Up Shoot Snap Up

dengan Lay Up Shoot Snap Down dalam Permainan Bola Basket Team SMA Negeri 7 Cirebon. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.

Oliver, Jon. (2007). Dasar – Dasar Bola Basket. Alih Bahasa Oleh PT. Pakar

Raya. Bandung : PT Pakar Raya.

PERBASI. (2006). Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta: Pengurus Besar Bola Basket Seluruh Indonesia.

Sajoto. (1990). Peningkatan dan Pembinaan kekuataan kondisi fisik dalam

olahraga.

Septiantry, Nuritia. (2013). Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual Terhadap

Peningkatan Keterampilan Lay Up shoot pada Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 2 Cimahi. (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia.

Subroto, Toto. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaraan Olahraga Permainan. Bandung. FPOK UPI.

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung. Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta, CV.

Sugono, Dendy. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. PT.

Satriya, Dkk. (2010). Metadologi Kepelatihan Olahraga. Bandung. FPOK UPI.

Surakhmad winarno. (1992). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung. Tarsito

Tim Dosen Basket. Peraturan Bola Baset 2010. Bandung. FPOK UPI.

(45)

68

Wissel Han. (1996). Bola Basket dengan Program Pemahiran Teknik dan Taktik, Alih Bahasa: Bagus Pribadi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Yusuf, Ucup, Dkk. (2008). Anatomi Manusia. Bandung. FPOK UPI.

Zafar, Dikdik, Sidik. (2010). Pembinaan Konsisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung. FPOK UPI.

[Online]. Tersedia:http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_basket. (12 Februari 2013)

Gambar

Grafik Peningkatan Tes Awal dan Tes Akhir
Gambar 3.2  Desain Penelitian
Gambar 3.3 Prosedur penelitian
Gambar 3.4 Tes Basket Per Minute
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

CHAPTER TWO: ANALYSIS OF FEMALE MAJOR CHARACTERS’ SOCIAL CONFLICTS IN WILLIAM MAKEPAEACE THACKERAY’S VANITY

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji motivasi mana yang paling berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.. Penarikan sampel dari populasi dilakukan dengan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Efektivitas perhatian orangtua dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas tinggi SD Muhammadiyah 15 Surakarta Tahun

Graph bisa dibayangkan sebagai kumpulan objek atau aktifitas sebagai contoh adalah perjalanan pengiriman suatu barang dari satu kota ke kota lainnya, dalam teori graph hal ini

Rekan-rekan mahasiswa manajemen stambuk 2014 Program S-1 Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara khususnya Endang, Tata, Rina, Wenni, Yuni,

Pengaruh olahraga renang terhadap tingkat kebugaran jasmani anak tunarungu.. (studi eksperimen terhadap siswa kelas viii di slb - b yplb

3 (tiga) rasio EWS dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profitabilitas dan rasio sovabilitas tidak berbeda signifikan dengan perusahaan asuransi swasta, sedangkan