IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK CHEST PASS DAN CATCHING DALAM
PERMAINAN BOLABASKET
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cibereum 2 Kota Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Oleh
Furqon Noordin 0801474
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK CHEST PASS DAN CATCHING DALAM
PERMAINAN BOLABASKET
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cibereum 2 Kota Bandung)
Oleh
Furqon Noordin
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Furqon Noordin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
FURQON NOORDIN
IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK CHEST PASS DAN CATCHING DALAM
PERMAINAN BOLABASKET
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Drs. Sucipto, M.Kes NIP. 1961 0162 1987 031002
Pembimbing II
Dr. Dian Budiana, M.Pd NIP. 1977 0629 2002 121002
Mengetahui
Ketua Program Studi PGSD Pendidikan Jasmani FPOK UPI Bandung
IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM
UPAYAMENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK CHEST PASS DAN CATCHING DALAM PERMAINAN BOLABASKET
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh implementasi pendekatan taktis terhadap peningkatan kemampuan gerak chest pass dan catching dalam permainan bolabasket siswa kelas V SDN Cibereum 2 Bandung. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian berjumlah 42 siswa terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua siklus. Siklus I terdiri dari IV tindakan dan siklus II terdiri dari II tindakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan pendekatan taktis dapat meningkatkan kemampuan gerak chet pass dan catching dalam permainan bolabasket. Data awal yang diperoleh dari hasil observasi awal adalah 38,95%. Siklus I data yang diperoleh adalah 75,90%. Sedangkan hasil siklus II data yang diperoleh adalah 90,14%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu dengan implementasi pendekatan taktis dapat meningkatkan kemampuan gerak chest pass dan catching dalam permainan bolabasket. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan untuk menggunakan pendekatan taktis dalam pembelajaran bolabasket khususnya chest pass dan catching
Implementation of Tactical Approach in the Efforts to Improve Chest Pass and Catching Movement Capability in Basketball Game
ABSTRACT
The aim of this study is to discover the influence of implementation of tactical approach which can improve chest pass and catching movement capability in basketball game of the 5th (fifth) grade students in SDN Cibereum 2 Bandung. Research methodology used in this study is the method of classroom action research. Subjects numbered 42 students consisted of 19 male students and 23 female students.In using this methodology, the researcher uses two cycles. Cycle I consists of IV (four) actions and cycle II contains of II (two) actions. The instruments used in this study are test and observation. Result of the study indicates that the implementation of tactical approach can improve chest pass and catching capability in basketball game. Preliminary data obtained from the result of preliminary observation are 38.95%. The first cycle obtained is 75.90%. Whereas, the result of second cycle gained is 90.14%. The conclusion from the result of this study is the implementation of tactical approach can improve chest pass and catching movement capability in basketball game.Based on these results, researchers suggested to use a tactical approach to learning, especially basketball chest pass and catching.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pertanyaan Penelitian... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Batasan Masalah... 7
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoretis ... 8
1. Hakekat Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 8
2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 12
B. Karakteristik Belajar ... 13
C. Pendekatan Taktis ... 16
1. Hakekat Pendekatan Taktis ... 16
D. Hakekat Permainan Bola Basket ... 18
1. Pengertian Permainan Bola Basket ... 18
2. Karakteristik Permainan Bola Basket ... 19
3. Keterampilan Dasar Bermain Bola Basket ... 21
4. Teknik Dasar Dribble ... 23
5. Teknik Dasar Menembak Bola Atau Shooting... 24
6. Teknik Dasar Catch Dan Pass ... 24
E. Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bola Basket ... 24
F. Hipotesis Tindakan... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 28
B. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan ... 31
1. Prosedur Penelitian... 31
2. Rencana Tindakan ... 33
C. Subjek Penelitian ... 35
D. Lokasi Penelitian ... 35
E. Waktu Penelitian ... 35
F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 35
1. Instrumen Penelitian... 35
a. Tes ... 35
b. Lembar Observasi ... 36
2. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 38
a. Pengolahan dan Penafsiran Data ... 39
b. Hasil Analisis Data ... 39
c. Rekomendasi Selama Proses Penelitian ... 39
d. Diskusi Hasil Temuan ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 41
1. Pembelajaran Siklus I Tindakan I ... 43
a. Paparan Data Perencanaan ... 43
b. Paparan Data Pelaksanaan... 43
c. Hasil Pembelajaran Siklus I Tindakan I ... 45
d. Analisis Observasi dan refleksi Siklus I Tindakan I ... 45
1) Analisis Siklus I Tindakan I ... 45
2) Refleksi Siklus I Tindakan I ... 46
2. Pembelajaran Siklus I Tindakan II ... 46
a. Paparan Data Perencanaan ... 46
b. Paparan Data Pelaksanaan... 47
c. Hasil Pembelajaran Siklus I Tindakan II ... 48
d. Analisis Observasi dan refleksi Siklus I Tindakan II ... 48
1) Analisis Siklus I Tindakan II ... 49
2) Refleksi Siklus I Tindakan II ... 49
3. Pembelajaran Siklus I Tindakan III ... 50
b. Paparan Data Pelaksanaan... 50
c. Hasil Pembelajaran Siklus I Tindakan III ... 52
d. Analisis Observasi dan refleksi Siklus I Tindakan III ... 52
1) Analisis Siklus I Tindakan III ... 52
2) Refleksi Siklus I Tindakan III ... 52
4. Pembelajaran Siklus I Tindakan IV ... 53
a. Paparan Data Perencanaan ... 53
b. Paparan Data Pelaksanaan... 53
c. Hasil Pembelajaran Siklus I Tindakan IV ... 54
d. Analisis Observasi dan Refleksi Siklus I Tindakan IV ... 55
1) Analisis Siklus I Tindakan IV ... 55
2) Refleksi Siklus I Tindakan IV ... 55
5. Pembelajaran Siklus II Tindakan I ... 56
a. Paparan Data Perencanaan ... 56
b. Paparan Data Pelaksanaan... 56
c. Hasil Pembelajaran Siklus II Tindakan I ... 58
d. Analisis Observasi dan Refleksi Siklus II Tindakan I ... 58
1) Analisis Siklus II Tindakan I ... 58
2) Refleksi Siklus II Tindakan I ... 59
6. Pembelajaran Siklus II Tindakan II... 59
a. Paparan Data Perencanaan ... 59
b. Paparan Data Pelaksanaan... 60
d. Analisis dan Refleksi Siklus II Tindakan II ... 62
1) Analisis Siklus II Tindakan II ... 62
2) Refleksi Siklus II Tindakan II ... 62
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
Tabel 3.2 Lembar Observasi Keterampilan Chest Pass dan Catching ... 38
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Bagan Pendekatan Taktis ... 26
Gambar 3.1 Model Desain Pendekatan Taktis ... 34
Gambar 3.2 Gambar Tes Chest Pass dan Catching ... 38
Gambar 4.1 Grafik Perolehan Nilai Presentase Chest Pass dan Catching ... 65
Gambar 4.1 Kurva Perolehan Nilai Presentase Chest Pass dan Catching ... 65
Lampiran 2 : Hasil Penelitian ... 110
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai suatu individu
maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui
berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan
jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak.
Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang
sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus
lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah
pendidikan lainnya. Hubungan dari perkembangan tubuh dan fisik dengan pikiran
dan jiwanya. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang
berkepentingan dengan perkembangan total manusia.
Pendidikan jasmani menurut Mahendra (2009 : 3) pada hakikatnya adalah:
Proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan dan kualitas individu, baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor, serta memberikan pengaruh secara sengaja dan dilakukan secara sadar untuk mengembangkan kepribadian jasmani dan rohani individu supaya mencapai tingkat yang lebih tinggi, agar menjadi manusia yang dewasa dan bertanggung jawab.
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara
keseluruhan yang sebagian menggunakan aktifitas jasmani yang dipilih. Aktifitas
jasmani yang dipilih disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu dari
aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Gabbard, Leblanc dan Lowy
(dikutip oleh Sukintaka, 1992:10) mengutarakan bahwa pertumbuhan,
perkembangan, dan belajar lewat aktifitas jasmani akan mempengaruhi :
Ranah kognitif yaitu kemampuan berfikir dan bertanya, kreatif, dan
menghubungkan), kemampuan memahami (“perceptual ability”), menyadari
2
Pendidikan jasmani memberikan kontribusi yang berarti terhadap
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara menyeluruh apabila
menghasilkan perubahan. Prioritas utama dalam upaya peningkatan pendidikan
jasmani di sekolah, yaitu dengan perwujudan secara optimal peranan dan fungsi
guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Peranan pendidikan jasmani adalah sangat penting yakni memberikan
kesempatan peserta didik untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani yang dilakukan sistematis. Pembekalan pengalaman
belajar diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan
aktif sepanjang hayat. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan, harus mampu menjadi alat untuk mendidik anak
menjadi lebih terdidik, menjadi manusia yang mampu secara mandiri serta
bertanggung jawab pribadi dan masyarakat, mengembangkan aspek aktivitas
jasmani dan keterampilan gerak. Dalam kaitan tersebut terkandung arti pendidikan
jasmani berhubungan dengan upaya menolong setiap individu untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal, bukan saja secara fisik tetapi secara keseluruhan
mencakup aspek kognitif, apektif dan psikomotor serta aspek sosial.
Pentingnya pendidikan jasmani selalu terkait langsung dengan tujuan yang
jelas. Hal ini serupa dengan pendapat Suherman (2000:23), yang menyatakan
bahwa pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu ;
“Perkembangan fisik, perkembangan gerak, perkembangan mental dan,
perkembangan sosial”.
Selain itu, pendidikan jasmani menurut Gafur (dalam Mahendra, 2009:5)
menjelaskan bahwa :
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematika melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.
Dalam kedua kutipan di atas menjelaskan melalui pendidikan jasmani
diharapkan bisa merangsang perkembangan sikap, mental, sosial, emosi yang
3
secara bertahap dan sistematis agar dapat mempermudah anak didik dalam
perkembangan minat dan bakat serta perkembangan kemampuan dan
keterampilan peserta didik dengan pembelajaran melalui pendidikan jasmani,
sehingga dapat tercapainya tujuan pendidikan jasmani.
Meskipun tujuan pendidikan jasmani sangat majemuk, akan tetapi dalam
setiap proses pembelajarannya harus sesuai dengan tahap-tahap perkembangan
dan pertumbuhan peserta didik agar mereka dapat mengikuti pembelajaran penjas
dengan baik. Tujuan pembelajaran penjas yang dirumuskan guru dalam proses
belajar mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum, seperti memahami
berbagai macam olahraga permainan dan penerapan teknik dasar dalam bermain.
Setiap kali mengajar, guru diharapkan dapat merumuskan tujuan pengajaran
secara spesifik dalam bentuk perilaku yang dapat diamati, menggambarkan jelas
isi tugas yang diberikan, serta dapat diukur dan dievaluasi tingkat
keberhasilannya.
Seperti yang diungkapkan oleh Nurlan dkk (2004:36) memandang konsep
pertumbuhan dan perkembangan dalam hal koordinasi gerakan pada usia anak
remaja adalah sebagai berikut :
Pertumbuhan jaringan otot mulai lebih cepat pada tahun terakhir masa anak kecil, menghasilkan peningkatan kekuatan yang lebih besar, peningkatan kekuatan memungkinkan anak untuk mulai mampu melakukan bermacam-macam kemampuan gerak dasar yang semakin baik, yaitu gerakan-gerakan berjalan, berlari, melompat, berjingkat, melempar, menangkap dan memukul.
Salah satu bentuk permainan yang memerlukan koordinasi gerakan adalah
salah satunya permainan bolabasket. Permainan bolabasket adalah suatu
permainan yang terdiri dari dua tim beranggotakan lima orang dan masing-masing
tim berusaha memasukan bola ke dalam ring basket di daerah pertahanan lawan
sebanyak mungkin. Permainan bolabasket merupakan permainan yang sudah
memasyarakat. Hal ini ditunjukan dengan adanya kejuaraan-kejuaraan yang
dipertandingkan di tingkat daerah, nasional, dan internasional.
Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, pembelajaran penjas khususnya
4
gaya mengajar yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani selama proses
pembelajaran pendidikan jasmani di SDN Cibereum 2 bandung masih bersifat
tradisional yang menekankan pengajaran hanya pada penguasaan keterampilan
dasar suatu cabang olahraga, siswa melakukan tugas gerak berdasarkan perintah
yang ditentukan oleh guru, hampir tidak pernah dilakukan oleh anak sesuai
dengan inisiatif sendiri (student centered). Sehingga menyebabkan siswa merasa
jenuh dan kurangnya motivasi dalam mengikuti pembelajaran penjas serta
kurangnya inovasi pada saat pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung agar
anak aktif bergerak.
Salah satu inovasi dalam pengembangan proses pembelajaran dan pemecahan
masalah yang terjadi di atas yaitu dengan memberikan pendekatan taktis di dalam
permainan bolabasket, khususnya dalam penguasaan kemampuan gerak chest pass
dan catching. Berdasarkan pengamatan awal di SDN Cibereum 2 Bandung
diperoleh gambaran bahwa kemampuan gerak chest pass dan catching masih
rendah. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi proses pembelajaran penjas
menggunakan pendekatan taktis harus diterapkan pada siswa. Oleh karena itu,
dengan dilakukan pembelajaran menggunakan pendekatan taktis di harapkan
siswa dapat memahami setiap materi yang di sampaikan.
Penulis beranggapan bahwa guru yang kreatif akan mampu menciptakan
sesuatu yang baru dengan menerapkan metode pembelajaran yang sudah ada
untuk disajikan dengan cara yang lebih menarik, sehingga anak merasa senang
mengikuti pelajaran yang diberikan. Menurut Mahendra dan Subroto (dikutip
pada skripsi Zaini, 2013:8) menjelaskan bahwa :
Pendekatan taktis dalam pembelajaran penjas siswa didorong untuk memecahkan masalah taktik dalam permainan. Masalah taktik pada hakikatnya adalah penerapan keterampilan teknik dalam situasi permainan. Dengan menggunakan pendekatan taktis, siswa semakin memahami kaitan antara teknik dengan taktik dalam suatu permainan.
Adapun tujuan pendekatan taktis menurut Subroto (2001:4) menjelaskan
bahwa “Tujuan pendekatan taktis dalam permbelajaran permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan yang
5
Dari pendapat yang telah dijelaskan sebelumnya, diketahui bahwa
pendekatan taktis sangat dibutuhkan untuk mengatasi problematika proses
pembelajaran di SDN Cibereum 2 bandung oleh karena itu pendekatan taktis
sangat diperlukan supaya proses pembelajaran khususnya pelajaran penjas dapat
berjalan sesuai dengan harapan, serta dapat mendorong tercapainya
penyelenggaraan program pendidikan jasmani yang mencerminkan karakteristik
program pendidikan jasmani itu sendiri yang berarti bahwa tugas ajar yang
disampaikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan
dapat membantu mendorong perubahan tersebut dengan menyesuaikan tingkat
perkembangan dan kematangan anak didik yang diajaranya.
Bertolak dari latar belakang tersebut, dalam hal ini penulis menggunakan
penelitian tindakan kelas yang merupakan terjemahan dari Classroom Action
Research yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru atau peneliti didalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
guru. Dengan diadakannya penelitian ini penulis berharap pembelajaran
bolabasket di SDN Cibereum 2 Bandung dapat berjalan dengan baik.
Dengan ini penulis bermaksud melakukan penelitian yang mempunyai tujuan
untuk “Implementasi Pendekatan Taktis Dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Gerak Chest Pass dan Catching dalam Permainan Bolabasket Pada
Siswa Kelas V SDN Cibereum 2 Kota Bandung”
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang masalah tersebut maka dapat di
identifikasi beberapa masalah yang ada sesuai dengan masalah yang penulis
terima di SDN Cibereum 2 Bandung yaitu, secara umum siswa kurang termotivasi
untuk mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga keberhasilan
yang ingin dicapai oleh guru terhambat. Hal ini disebabkan metode yang
diberikan tidak berkembang dan lebih menekankan pada keterampilan teknik.
Adapun beberapa indikator yang menyebabkan tidak berhasilnya proses
pembelajaran bola basket di SDN Cibereum 2 Bandung antara lain :
6
2. Siswa merasa kesulitan ketika mengikuti pembelajaran penjas
3. Siswa merasa jenuh dengan pengulangan-pengulangan gerakan
4. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran masih kurang
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut jelas kiranya pendekatan
pembelajaran yang monoton dan kurangnya pemahaman guru dalam
menyampaikan materi pendidikan jasmani serta kurangnya inovasi untuk
membuat siswa aktif bergerak ketika proses pembelajaran berlangsung. Yang
menjadi persoalan pokok tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan,
sehingga kondisi seperti ini mengakibatkan tidak optimalnya proses
pemebelajaran pendidikan jasmani dalam pengembangan pribadi anak seutuhnya
khususnya di SDN Cibereum 2 bandung.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan masalah penelitian tersebut di atas,
maka rumusan masalahnya adalah apakah implementasi pendekatan taktis dapat
meningkatkan kemampuan gerak chest pass dan catching dalam permainan
bolabasket pada siswa kelas V di SDN Cibereum 2 Kota Bandung.
D. Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Ingin mengetahui apakah implementasi
pendekatan taktis dapat meningkatkan kemampuan gerak chest pass dan catching
dalam permainan bolabasket pada siswa kelas V di SDN Cibereum 2 Kota
Bandung ?
E. Manfaat Penelitian
Penulis merasa yakin bahwa masalah diatas penting untuk diteliti terutama
ditinjau dari segi kegunaannya yang akan berpengaruh pada pengembangan
kemampuan gerak chest pass dan catching dalam permainan bolabasket, hasil
penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan atau manfaat penelitian sebagai
7
1. KegunaanTeoritis
a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat
pengembangan kemampuan gerak chest pass dan catching bolabasket.
b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada
relevansinya dengan masalah penelitian ini.
2. KegunaanPraktis
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru dalam
menyusun rencana pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan gerak
chest pass dan catching bolabasket.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan gerak chest pass dan catching bolabasket.
F. PembatasanMasalah
Agar penelitian lebih terarah dan menghindari luasnya ruang lingkup
permasalahan yang dapat memperoleh hasil tidak memuaskan, maka penelitian ini
dibatasi agar memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah
dijelaskan, aspek yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di SDN Cibereum 2 Kota Bandung
2. Yang diteliti adalah hasil pengembangan kemampuan gerak chest pass dan
catching bermain bolabasket setelah diterapkan model pendekatan taktis dalam
permainan bola basket.
3. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Cibereum 2 Bandung
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif
dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris disebut
Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini
dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk
mengetahui pengaruh pendekatatan taktis untuk meningkatkan kemampuan gerak
chest pass dan catching dalam permainan bolabasket.
Tujuan dari pada penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan
masalah-masalah pada pembelajaran tertentu dengan menggunakan metode ilmiah. Selain itu
penelitian tindakan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki
praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan guru, meningkatkan dan
memperbaiki layanan pendidikan bagi guru dalam konteks pembelajaran,
memperbaiki dan meningkatkan layanan profesional guru dalam menangani kegiatan
belajar mengajar, memungkinkan terjadinya proses latihan selama penelitian tindakan
kelas dilaksanakan. Penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan model penelitian dari Kemmis dan Mc. Taggart, sedangkan metode yang
digunakan yaitu metode kualitatif dengan rancangan PTK.
Melalui penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri kegiatan
pembelajaran yang dilakukannya di dalam kelasnya. Dengan melihat untuk kerjanya
sendiri, kemudian direfleksikan lalu diperbaiki, guru pada akhirnya mendapatkan
otonomi secara profesional. Konsep penting dalam pendidikan ialah selalu adanya
upaya perbaikan dari waktu ke waktu pada proses pembelajaran. Perbaikan
pembelajaran yang dapat dilakukan akibat dari adanya penelitian tindakan kelas akan
memungkinkan bagi guru, sebagai peneliti dalam penelitian tindakan kelas, untuk
29
Beberapa alasan dilaksanakan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu
kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya menurut Suyanto
(1997:7) antara lain:
1. Penelitian tindakan kelas menawarkan satu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme guru dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru dapat memperbaiki praktek pembelajaran menjadi lebih efektif.
2. Penelitian tindakan kelas tidak membuat guru meninggalkan tugasnya. Artinya guru tetap melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Namun pada saat yang bersamaan dan secara terintegrasi guru melaksanakan penelitian. Oleh karena itu, kegiatan penelitian tindakan kelas dapat dikatakan tidak mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas.
Pada kutipan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa melalui penelitian
tindakan kelas dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas. Selain itu, penelitian tindakan kelas tidak mengganggu kelancaran
pembelajaran.
Aqib (2006:13-14) mengatakan beberapa alasan pentingnya dilaksanakan
penelitian tindakan kelas diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya.
2. Penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional
3. Dengan melakukan tahap-tahapan dalam penelitian tindakan kelas, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
4. Pelaksanaan tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok sebagai seorang guru, karena merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
5. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
Banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya penelitian tindakan
30
pendidikan atau pembelajaran di kelas. Kemanfaatan yang terkait dengan komponen
pembelajaran antara lain mencakup:
1. Inovasi pembelajaran
Pada aspek ini, guru perlu memiliki keinginan untuk senantiasa mengubah,
mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu
menghasilkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Guru
selalu berhadapan dengan sifat-sifat siswa yang berbeda dari tahun ketahun. Oleh
sebab itu, jika guru melakukan penelitian tindakan kelas dikelasnya sendiri,
kemungkinan menghasilkan pemecahan terhadap persoalan tersebut, maka secara
tidak langsung guru tersebut telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.
Dengan cara itu, inovasi pembelajaran benar-benar dari realitas permasalah yang
dihadapi oleh guru dalam mengajar di kelas. Inovasi pembelajaran seperti ini akan
jauh lebih efektif dibandingkan dengan penataran-penataran yang diselenggarakan
untuk tujuan yang sama. Sebab penataran tidak jarang dari teori-teori yang belum
tentu sesuai dengan kebutuhan guru secara individual untuk memcahkan
permasalahan pembelajaran dikelasnya.
2. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan tingkat kelas
Pada aspek ini, penelitian tindakan kelas juga dapat dimanfaatkan secara efektif
oleh guru. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap pengembangan
kurikulum dalam tingkat sekolah atau kelas
3. Peningkatan profesionalisme guru
Pada aspek profesionalisme guru dalam proses pembelajaran, penelitian tindakan
kelas juga memiliki manfaat yang sangat penting. Guru yang profesional tentu
rajin dan dengan senang hati melakukan perubahan-perubahan dalam praktik
pembelajarannya sesuai dengan kondisi kelasnya. Penelitian tindakan kelas
merupakan salah satu cara yang tepat yang dapat digunakan oleh guru untuk
memahami permasalahan yang terjadi dikelasnya untuk kemudian
31
Untuk lebih mengenal PTK kita perlu mengetahui karakteristik atau ciri umum
PTK seperti yang dijelaskan Kusnandar (2008:126) adalah sebagai berikut:
1. On-the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah rill atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti)
2. Problem solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah) 3. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu)
4. Cyclic (siklus) konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap yang berdaur ulang (cyclical)
5. Action oriented (dalam PTK adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki mutu pendidikan)
6. Pengkajian terhadap dampak tindakan
7. Specifics contextual (permasalahan yang timbul dari kelas dicari jalan pemecahannya)
8. Participatory (collaborative), PTK dilakukan kerjasama dengan rekan-rekan dan pihak lain seperti teman sejawat
9. Peneliti sekaligus praktisi yang melakukan refleksi
10.Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus yang terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection)
Melalui kutipan di atas, penulis akan mengetahui lebih dalam tentang PTK.
Sehingga dapat bermanfaat dalam menentukan permasalahan yang ada di kelas dan
menemukan pemecahan masalahnya sesuai dengan tahapan-tahapan pemecahan
masalah dalam PTK.
B. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan
1. Prosedur Penelitian
Arikunto (2002:83) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri
dari komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perencanaan atau planning b. Tindakan atau acting
c. Pengamatan atau observing dan d. Refleksi atau reflecting
32
dalam penelitian ini menggunakan model-model desain Kemmis dan Mc. Taggart.
Konsep pokok penelitian model desain Kemmis dan Mc. Taggart terdiri dari empat
komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan
(observation), dan refleksi (reflection).Adapun langkah-langkah penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut;
REFLEKTIF PLAN
OBSERVE
ACTION
REFLEKTIF PLAN
OBSERVE
ACTION
Gambar 3.1
Model Desan Kemmis dan Mc Taggart (Hermawan et al,2007:128)
Dari bagian di atas, Rancangan Model desain Kemmis dan Mc Taggart ini
berupa komponen-komponen dengan satu rangkaian yang terdiri dari empat
komponen yaitu plan (perencanaan), action (tindakan), observe (pengamatan), dan
reflective (refleksi). Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang
sebagai satu kelas. Untuk pelaksanaannya jumlah siklus sangat tergantung pada
permasalahan yang dihadapi dan perlu dipecahkan.
Tahap pertama, rencana (planning), yaitu tindakan yang akan dilakukan untuk
33
solusi. Tahap kedua, tindakan (action), yaitu apa yang harus dilakukan oleh guru atau
peneliti sebagai upaya perbaikan peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Tahap
ketiga, pengamatan (observe), yaitu mengamati atas hasil atau dampak dan
tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh siswa. Tahap ke empat, refleksi (reflective), yaitu
tahap pengkajian, melihat dan mempertimbangkan atas hasil dan proses dari setiap
tindakan. Berdasarkan hasil dari refleksi ini dilakukan revisi atau perbaikan dari
rencana awal.
2. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan pelaksanaannya dalam 2 (dua) siklus
secara berkelanjutan. Siklus I terdiri dari IV tindakan dan siklus II terdiri dari II
tindakan. Siklus I dilaksanakan pada minggu pertama dan minggu ke dua sedangkan
siklus II dilaksanakan pada minggu ke tiga. Pada dasarnya desain penelitian terdiri
dari empat komponen yaitu rencana, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi
dengan rincian sebagai berikut:
1. Plan / tahap perencanaan / persiapan
a. Idenifikasi masalah
b. Merumuskan metode pembelajaran yang akan digunakan
c. Merancang instrument pengumpulan data
2. Act / pelaksanaan tindakan
Tahap ini dilaksanakan pada setiap siklus, terdiri dari proses belajar mengajar,
evaluasi dan refleksi
3. Observe / observasi dan interpretasi
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data-data tentang proses pembelajaran
yang telah berlangsung. Dua diperoleh dari catatan lapangan dan hasil observasi
oleh observer setelah pelaksanaan tindakan.Tahap ini dilakukan pada beberapa
siklus.
34
Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan analisis, interpretasi serta
mengeksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari setiap tindakan.
Tabel 3.1 Rencana Tindakan
Siklus I Perencanaan a. Membuat skenario pembelajaran taktis permainan bola basket
b. Membuat lembar observasi
c. Menyusun daftar rencana upaya-upaya yang hendak dilaksanakan untuk permainan pembelajaran bola basket
Pelaksanaan tindakan
a. Peneliti melaksanakan dan mengintervensikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk pembelajaran taktis dalam permainan bolabasket b. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan secara sadar, kritis, sistematis dan objektif dengan menggunakan pendekatan taktis untuk pembelajaran bolabasket
Alternatif pemecahan masalah
Berusaha memecahkan masalah dari setiap upaya pendekatan taktis yang dilakukan dengan perbaikan
Observasi/ pengamatan
a. Observasi langsung : penelitian langsung turun ke lapangan dan terlibat berada bersama dengan objek penelitian
b. Observasi tidak langsung : pengamatan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa dokumentasi, catatan lapangan
Analisis dan refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap tindakan
b. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya. c. Evaluasi tindakan I
Siklus II Perencanaan a. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
b. Pengembangan program tindakan II Pelaksanaan
tindakan
Pelaksanaan program tindakan II
Observasi/ pengamatan
Pengumpulan data tindakan II
Analisis dan refleksi
35
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Cibereum 2 Bandung
sebanyak 42 orang yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.
Dalam penelitian ini, materi yang difokuskan adalah salah satu kemampuan dalam
bermain bolabasket yaitu chest pass dan catching.
D. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SDN Cibereum 2 bandung. Pemilihan lokasi tersebut
didasarkan pada kemudahan bagi peneliti untuk menerapkan metode pendekatan
taktis dalam pembelajaran penjas.
E. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan, penelitian dilakukan
dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari IV tindakan dan siklus II terdiri dari II tindakan.
Penelitian dilakukan dalam 6 pertemuan.
F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Penelitian pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat
ukur yang baik.Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument. Menurut
Arikunto (2002:134) “Instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah”
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil observasi dan
catatan lapangan.Maka instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi, catatan
lapangan, kamera foto dan tes keterampilan. Instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Tes
Tes merupakan instrumen yang penting di lakukan dalam penelitian tindakan
36
satu yang diukur adalah hasil belajar siswa dan hasil belajar siswa salah satunya
diukur dengan menggunakan instrumen tes. Teknik penilaian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan dan kemajuan hasil belajar siswa, serta
mengumpulkan data dan informasi dalam rangka usaha perbaikan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes chest pass dan catching ke
dinding seperti menurut Nurhasan (2001:186). Dalam tes ini siswa harus melakukan
chest pass dan catching ke dinding selama 30 detik. Cara melakukannya adalah
sebagai berikut :
a. Siswa berdiri di garis batas sambil memegang bola b. Siswa bersiap menunggu aba-aba dari guru
c. Ketika peluit dibunyikan, siswa harus melakukan chest pass dan catching ke dinding selama 30 detik.
[image:30.612.115.528.236.577.2]1,5 m
Gambar 3.2
Test Chest Pass ke Dinding
2. Lembar Observasi
Lembar observasi ini ditujukan untuk mengumpukan data tentang aktivitas siswa
sewaktu pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilaksanakan oleh penulis
sebagai guru dan peneliti untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan pembelajaran di kelas V SDN Cibereum 2 Bandung. Alat yang
digunakan adalah lembaran observasi untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa
dalam melakukan chest pass dan catching. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat
W
A
L
37
kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran
[image:31.612.106.535.158.698.2]serta evaluasi hasil pembelajaran.
Tabel 3.2
Lembar Observasi Keterampilan Chest pass dan Catching Komponen
Gerakan Aspek
Nilai 1 2 3 4 5
Awalan Chest Pass
Kedua kaki dibuka selebar bahu
Siku ditekuk disamping badan posisi bola
didepan dada
Lutut ditekuk berat badan diantara dua kaki Badan condong ke depan posisi rilex untuk
mendapatkan keseimbangan
Pelaksanaan Chest Pass
Kedua lengan bergerak merentang kedepan secara horizontal
Kedua telapak tangan menghadap keluar dengan posisi ibu jari berada dibawah
Catching
Berdiri dengan rilex
Kedua kaki dibuka selebar bahu
Kedua tangan dalam posisi siap menerima bola Arah pandangan tertuju pada arah datangnya
bola JUMLAH P = x 100% Ket :
P = Persen
F = Jumlah Nilai yang diperoleh N = Jumlah Siswa
K = Jumlah Skor Maksimal
∑ = Jumlah
100% = Bilangan Tetap
Keterangan Angka:
5 : Sangat Baik 4 : Baik
38
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan yang digunakan untuk mencatat temuan-temuan
penting selama penelitian berlangsung. Rusmini (1998:88) menjelaskan bahwa
“catatan lapangan dalam penelitian pendidikan berkaitan dengan interaksi belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa”
4. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian tindakan kelas sangat berperan penting bagi
peneliti karena alat dokumentasi berguna untuk membantu peneliti mendeskripsikan,
menganalisis dan membuat refleksi dari setiap tindakan dalam pembelajaran.
Dokumentasi yang di ambil dari setiap tindakan yaitu pada saat pembelajaran
berlangsung akan menjadi acuan bagi peneliti apakah proses belajar dan cara
penyampaian materi sudah terlihat efektif atau belum.
2. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk memperoleh data
yang diperlukan dalam penelitian, sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian.
Adapun cara yang ditempuh itu terdiri dari berbagai teknik yang digunakan seperti
obsevasi, mencatat gejala-gejala yang timbul dan dokumentasi data sebagai bukti
dalam pelaksanaan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi
atau pengamatan langsung. Jenis observasi yang akan digunakan adalah observasi
partisipatif, yaitu proses observasi langsung yang dilakukan dimana observer berada
bersama subjek yang diteliti. Dalam teknik observasi ini, peneliti membuat pedoman
observasi secara terstruktur untuk mengukur tingkat keterampilan siswa selama
mengikuti kegiatan pembelajan.
Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian,
pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penulis juga dapat langsung menganalisis apa
yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan peserta
39
Proses analisis data dalam penelitian ini adalah mengelompokan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden siswa kelas V, menyajikan tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang sudah diajukan.
Teknik analisis data yang akan dilakukan adalah menggunakan teknik analisis
data kuantitatif dalam bentuk presentase. Secara garis besar kegiatan analisis data
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengolahan dan Penafsiran Data
Pengolahan dan penafsiran data dilakukan pada proses penelitian dan hasil
dokumentasi selama pelaksanaan penelitian di lapangan, yaitu berupa hasil lembar
observasi, hasil pengamatan dan dokumentasi gambar serta berbagai data pendukung
lainnya yang digunakan. Kemudian datayang diperoleh ditafsirkan ke dalam kalimat
atau kata-kata berupa kategori, serta dijelaskan melalui tabel hasil penelitian.
b.Hasil Analisis Data
Dari data hasil penelitian, penulis melakukan pencocokan, yang kemudian
didiskusikan dengan observer, serta dilakukan konfirmasi terhadap objek penelitian.
Untuk keabsahan data, penulis mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai
sumber untuk mencocokan kevalidan data.
c. Rekomendasi Selama Proses penelitian
Dalam rekomendasi data, penulis mengacu pada hasil analisis data yang ada,
yang selanjutnya dicoco kan dengan data yang diperoleh selama di lapangan.Hasil
interpretasi digunakan untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian, yang
akhirnya menjadi sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan. Kesimpulan
tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi guru dan siswa, sebagai upaya
untuk perbaikan proses pembelajaran, terutama dalam meningkatkan keterampilan
40
d.Diskusi Hasil Temuan
Dalam diskusi hasil temuan penelitian, peneliti dan observer mengemukakan
persoalan-persoalan atau masalah yang telah ditemukan pada saat proses observasi
lapangan dilakukan. Yang kemudian dicari titik penyelesaiannya untuk memperbaiki
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari mulai pra observasi
sampai dengan tindakan terakhir, yaitu siklus II tindakan VI, peneliti
menyimpulkan bahwa dengan Implementasi Pendekatan Taktis Dapat
Meningkatkan Kemampuan Gerak Chest Pass Dan Catching Dalam Permainan
Bolabasket Pada Siswa Kelas V SDN Cibereum 2 Kota Bandung. Dalam
mengikuti proses pembelajaran permainan bolabasket yang telah diterapkan dan
diajarkan. Dan berdasarkan hasil penelitian dari mulai pra observasi sampai
dengan siklus ke II tindakan ke VI, dapat diketahui bahwa kemampuan gerak
siswa kelas V SDN Cibereum 2 Kota Bandung dalam aktivitas pembelajaran
permainan bolabasket telah meningkat dari 38,95% menjadi 90,14%
B. Saran
1. Seharusnya dalam mengajar bolabasket khususnya chest pass dan catching
menggunakan pendekatan taktis, yang sudah terbukti peningkatannya dari
aspek chest pass, pelaksanaan, catching.
2. Untuk mencapai hasil yang lebih besar, perlu dilanjutkan dengan siklus
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006a). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2009b). Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: YWARAMA WIDYA
Harsono. (1988a). Coaching dan Aspek-Aspek Pskologis dalam Coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma
Harsono. (2007b). Teori dan Metodologi Pelatihan. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indinesia, Bandung
Husdarta (2000). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta. Depdiknas
Husdarta dan Saputra (2002) Perkembangan Peserta Didik. Depdikbud. Dirjen Dikdasmen. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III
Kasbolah, K. (1994). Rencana Penelitian Tindakan Kelas. Malang
Kusnandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lutan, R. (1998a). Mengajar Pendidikan Jasmani. Dirjen Olahraga Depdiknas, Jakarta
Lutan, R. (2001b). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdiknas Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Mahendra, A. (2009). Azas Dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Pendidikan Dasar & Menengah Tenaga Kependidikan.
Ma’mun, A dan Subroto, T. (2001) Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Permainan Bola Voli. Jakarta : Dirjen Olahraga
Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani : Prinsip – Prinsip dan Penerapannya. Jakarta
Nurlan, K. dkk. (2004) Teori-Teori Perkembangan. FFPOK UPI. Modul Pembelajaran Prodi PJKR.
PB, PERBASI. (1994a). Peraturan Resmi Bola Basket. Jakarta : Perbasi
PB. PERBASI (2004c). Buku Peraturan Resmi Bola Basket 2004. Jakarta. PB. PERBASI 2004
Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta Bandung
Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (SD/MI). Jakarta: Litera
Sinulaga, A. (2004). Pengaruh Pembelajaran Terpadu Antara Pendidikan Jasmani Dan Matematika Guna Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Dan Kemampuan Kognitif Siswa. Thesis Pasca Sarjana UPI. Bandung
Slameto (2003). Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sodikun, I. (1992). Olah Raga Pilihan Bola Basket. Jakarta: Depdikbud
Subroto, S. (2009). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar: Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Jakarta:
Depdiknas, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sucipto. (2010). Modul Permainan Bola Basket.
Sugiyanto, (1997). Perkembangan dan Belaiar Gerak, Depdikbud Dirjen Dikdasmen, Jakarta
Sugiyono, (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta
Suherman, A. (2000a). Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Suherman, A. (2008b). Pedoman Observasi dan Evaluasi Gerak Dasar. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Sukintaka (1992a). Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Sukintaka. (1992b). Teori Pendidikan Jasmani. Solo : ESA Grafika
Suyanto. (1997). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kelas (PTK). Jakarta
Tarigan, B. (2003). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Sepak Bola. Jakarta : Dirjen Olah Raga
Usman, U. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Rosdakarya Bandung
Yudiana, Y (2010). Implementasi Pendekatan Taktis Dan Teknis Untuk Pembelajaran Permainan Bola Basket Dalam Pendidikan Jasmani. Siswa/siswi SMP. Disertasi Doktor pada sekolah pasca sarjana UPI