• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS DALAM BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN KUCING BOLA PADA SISWA KELAS V SDN 2 KEMLAKA GEDE KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS DALAM BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN KUCING BOLA PADA SISWA KELAS V SDN 2 KEMLAKA GEDE KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh TASLIM

0905165

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

(2)

TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON

Oleh

TASLIM 0905165

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Drs. Anin Rukmana, M.Pd NIP. 196002061986031001

Pembimbing II

Drs. Entan Saptani, M.Pd

NIP. 196204131987031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas Universitas Pendidikan Indonesia

Kampus Sumedang

(3)

Chest Pass Dalam Bola Basket Melalui Permainan Kucing Bolakelas V SDN 2 Kemlaka Gede Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon, ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko /sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Cirebon, Mei 2013

(4)

ix

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis ... 12

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 12

2. Fungsi Pendidikan Jasmani . ... 12

3. Tujuan Pendidikan Jasmani ……….. ... 13

4. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani . ... 13

5. Permainan Bola Basket . ... 15

6. Teknik Dasar Permainan Bola Basket ... 17

7. Bentuk Pembelajaran Keterampilan Passing ... 24

8. Keterampilan Dasar Passing Bola Basket . ... 23

9. Permainan Kucing Bola ... 24

10.Pembelajaran Chest pass Melalui Permainan Kucing Bola ... 25

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

C. Hipotesis Tindakan………... 29

(5)

x

H. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 39

1. Teknik Pengumpulan Data ... 39

2. Analisis Data ... 40

I. Validasi Data ... . 41

(6)

xi

A.Kesimpulan ... 120 B.Saran ... 122 DAFTAR PUSTAKA

(7)

xii

Tabel 4.12 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ... 76

Tabel 4.13 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ... 77

Tabel 4.14 Hasil Perencanaan Siklus II ... 80

Tabel 4.21 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus II ... 102

Tabel 4.22 Hasil Perencanaan Siklus III ... 106

Tabel 4.23 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 113

Tabel 4.24 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 115

Tabel 4.25 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 117

Tabel 4.26 Hasil Persentase Perencanaan Siklus III ... 119

Tabel 4.27 Hasil Persentase Kinerja Guru Siklus III ... 120

Tabel 4.28 Hasil Persentase Aktivitas Siswa Siklus III ... 121

(8)

xiii

Diagram 4.1 Hasil Pencapaian Tes Siklus I ... 78

Diagram 4.2 Hasil Pencapaian Tes Siklus II ... 103

(9)

xiv

Gambar 2.1 Lapangan dan Bola Basket ... 16

Gambar 2.2 Gerakan Chest Pass ... 18

Gambar 2.3 Gerakan Over Head Pass ... 18

Gambar 2.4 Gerakan Bounce Pass ... 18

Gambar 2.5 Gerakan Pivot ... 19

Gambar 2.6 Gerakan Driblling ... 20

Gambar 2.7 Gerakan Lay up ... 21

Gambar 2.8 Gerakan Jump Shoot ... 21

Gambar 2.9 Gerakan Chest Pass ... 23

Gambar 2.10 Gerakan Chest Pass ... 24

Gambar 2.11 Permainan Kucing Bola ... 25

Gambar 2.12 Permainan Kucing Bola 1 Kucing ... 26

Gambar 2.13 Permainan Kucing Bola 2 Kucing ... 27

Gambar 2.14 Permainan Kucing Bola 3 Kucing ... 27

Gambar 3.1 Denah sekolah ... 42

(10)

xv

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 133

Lampiran 2 Format Hasil Perencanaan ... 137

Lampiran 3 Format Observasi Kinerja Guru ... 145

Lampiran 4 Format Observasi Aktifitas Siswa ... 149

Lampiran 5 Format Tes Hasil belajar Siswa ... 151

Lampiran 6 Lembar Hasil Perencanaan Siklus I ... 152

Lampiran 7 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 153

Lampiran 8 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 154

Lampiran 9 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus I ... 155

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 156

Lampiran 11 Lembar Hasil Perencanaan Siklus II ... 160

Lampiran 12 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 161

Lampiran 13 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ... 162

Lampiran 14 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus II ... 163

Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 164

Lampiran 16 Lembar Hasil Perencanaan Siklus III ... 169

Lampiran 17 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 170

Lampiran 18 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus III ... 171

Lampiran 19 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus III ... 172

Lampiran 20 Hasil Wawancara dengan Guru ... 173

Lampiran 21 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 174

Lampiran 22 Catatan Lapangan ... 175

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di sekolah mempunyai peranan penting yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar.

Pendidikan Jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Sehingga pendidikan jasmani sebagai wahana untuk mendidik anak.

Tujuan Pendidikan Jasmani dikemukakan oleh (Depdiknas 2003:3):

1. Melakukan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. 2. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama. 3. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar pendidikan jasmani. 4. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui aktifitas jasmani. 5. Mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga. 6. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani. 7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. 8. Mengetahui dan memahami konsep aktifitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.

Karena pada dasarnya pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktifitas jasmani dan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani, maka pendidikan jasmani dapat dilakukan di sekolah dan juga di luar sekolah. Untuk itu, yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan aktivitas jasmaninya.

(12)

suatu proses yang kondusif, diyakini dapat menghasilkan rasa senang bagi siswa. Selain itu dapat pula membina kesehatan dan rasa percaya diri. Walau bagaimanapun mengajarkan permainan harus tetap merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum pendidikan jasmani, taktik-taktik untuk siswa SD.

Permainan merupakan bagian daripada bidang studi pendidikan jasmani yang mempunyai banyak kegiatan. Seperti halnya pada kegiatan olahraga pada umumnya, dengan bermain akan memicu perkembangan manusia secara menyeluruh misalnya perkembangan-perkembangan jasmani koordinasi gerak, kejiwaan dan sosial.

Terdapat beberapa aspek permainan dan olahraga diantaranya meliputi cabang olahraga basket yang masuk ke dalam permainan bola besar. Basket memiliki kegiatan yang khas seperti lari, lompat, menggiring bola, mengoper bola dan memasukan bola basket ke dalam ring. Hal ini merupakan pondasi bagi keterampilan anak dalam bermain dan juga merupakan gerakan dasar bagi pembinaan olahraga.

Bola Basket adalah cabang olahraga yang mempunyai nilai-nilai pedagogis, fisiologis, intelektual dan sosiologis.Latihan-latihan dengan rajin, tekun, ulet, disiplin, tanggung jawab dan lain-lain.

Bola basket itu sendiri merupakan olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukan bola kedalam keranjang lawan. Bola basket bisa dikatakan mudah untuk dipelajari karena bentuk bolanya yang besar sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

Menurut Jon Oliver (2004:vii) :

Bola basket adalah salah satu olahraga paling populer di dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasakan bahwa bola basket adalah olahraga menyenangkan, kompetitif, mendidik, menghibur, dan mnyehatkan. Keterampilan-keterampilan perseorangan seperti tembakan, umpan, dribel, dan rebound, serta kerja sama tim untuk menyerang atau bertahan, adalah prasyarat agar berhasil dalam memainkan olahraga ini.

(13)

yang kurang mengenal permainan bola basket. Hal itu diperkirakan karena guru hanya menyampaikan sebuah teori melalui metode ceramah tanpa adanya suatu praktek langsung yang mampu mengkonkretkan tentang permainan bola basket terutama pada saat melakukan gerak dasar chest pass.

Dan hal yang lebih mendukung permasalahan itu timbul adalah disebabkan karena kelengkapan sarana dan prasarana yang mampu mendukung anak untuk memaksimalkan kemampuannya dalam permainan bola basket tidak tersedia, mungkin karena hal itu yang mengakibatkan anak kurang dapat melakukan keterampilan dalam permaianan bola basket, karena fakta di atas peneliti berpikiran untuk membuat suatu media yang mampu merangsang anak dalam permainan bola basket terutama gerak dasar chest pass sehingga kemampuan anak dalam melakukan gerak dasar chest pass menjadi lebih meningkat dengan adanya media yang mampu membuat anak menjadi lebih terangsang. Salah satu caranya dengan melakukan pembelajaran gerak dasar chest pass basket melalui permainan kucing bola.

Dari uraian di atas dalam membina dan meningkatkan pengembangan kemampuan daya gerak siswa SD terhadap permainan bola basket, guru penjas harus merancang bentuk-bentuk latihan yang menarik dan harus disesuaikan dengan karakteristik dari siswa SD.

Bila masih ada kesalahan, ini harus tetap dikoreksi dan terus diteliti. Hal ini berfungsi untuk melihat siswa didik kita sudah berkembang kemampuannya atau tidak, minimal sudah sampai memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Jika tidak diteliti maka kita tidak tahu apakah kemampuan anak didik kita berkembang atau tidak, dan hal yang dapat mengetahui peningkatan kemampuan dari anak didik itu sendiri adalah dengan diadakan sebuah evaluasi.

(14)

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan tes yang dilakukan terbukti bahwa pada pembelajaran chest pass basket, ternyata anak-anak tidak menguasai keterampilan ini. Hasil ini terinci dari data awal yang dipaparkan pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data HasilTes Awal Gerak Dasar Chest Pass

(15)

Melihat dari hasil tes awal hanya 40% gerak dasar chest pass yang berhasil dilakukan oleh siswa, hal ini jauh dari KKM Pendidikan Jasmani 75%, penulis sangat yakin akan masalah hasil belajar anak kelas V ini sangatlah kurang, terutama pada gerak dasar mengoper bola dengan teknik chest pass basket. Maka dari itu penulis akan mencoba melakukan penelitian dari masalah ini.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar chest pass basket adalah dengan menggunakan pembelajaran gerak dasar chest pass basket melalui permainan kucing bola. Dalam proses pembelajaran, salah satu cara untuk membuat siswa memiliki pengalaman belajar adalah dengan mengajak siswa belajar menggunakan permainan. “Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi duniannya, dari yang tidak dikenalai sampai pada yang tidak diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukannya” (Pengertian Permainan, 2009:1). Permainan ini merupakan salah satu metode yang digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas.Dari beberapa pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa permainan merupakan salah satu metode yang dimodifikasi untuk membantu terlaksananya proses belajar mengajar yang menekankan pada pengembangan kemampuan mental, fisik dan sosial siswa yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam keterampilan memproses informasi yang kemudian ditemukan hal-hal baru yang bermanfaat baik berupa fakta, konsep, maupun pengembangan sikap dan nilai.

Permainan Kucing Bola adalah suatu bentuk permainan yang dilaksanakan menggunakan bola dengan melibatkan minimal 3 orang pemain, seorang sebagai lawan (kucing) yang harus merebut satu bola dari 2 pemain lain yang saling mengoper menghindari lawan merebut bola, apabila bola dapat direbut, maka pemegang bola sebelumnya atau pemain yang terebut bolanya dijadikan kucing (lawan) yang harus berusaha merebut kembali bolanya.

(16)

pass, agar bola tidak terebut atau tersentuh oleh pemain yang menjadi kucing, bila

bola tersebut terebut atau tersentuh oleh pemain yang menjadi kucing, maka bergantilah pemain yang menjadi kucing dengan pemain yang terebut bola.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tingkat keefektifan dan peningkatan kualitas belajar chest pass. Selanjutnya disusun dalam skripsi yang berjudul “Meningkatkan Gerak Dasar Chest Pass Dalam Bola Basket Melalui Permainan Kucing Bola Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kemlaka gede Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon”.

B. Rumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang masalah, penulis mencoba menerapkan pembelajaran bola basket yaitu gerak dasar chest pass basket melalui permainan kucing bola, penulis merumuskan masalah tersebut, sebagai berikut:

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran chest pass basket melalui permainan kucing bola?

b. Bagaimanakah kinerja guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran chest pass basket melalui permainan kucing bola di SDN 2 Kemlaka Gede Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.

c. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran chest pass basket melalui permainan kucing bola di SDN 2 Kemlaka Gede Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.

d. Bagaimanakah peningkatan pembelajaran chest pass basket melalui permainan kucing bola?

2. Pemecahan Masalah

(17)

diharapkan tidak mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan gerak dasar chest

pass . tujuan melakukan gerak dasar chest pass melalui permainan kucing bola

supaya memudahkan siswa dalam melakukan gerak dasar chest pass agar rasa percaya diri dan semangat pada siswa tumbuh dan mengalami peningkatan keterampilan gerak dasar chest pass siswa dan hasil kegiatan belajar mengajar pada permainan bola basket yang sebenarnya juga meningkat.

Kegiatan pembelajaran gerak dasar chest pass pada permainan bola basket yang dimulai dengan menggunakan permainan kucing bola dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Perencanaan Tindakan

a. Meminta ijin kepada kepala sekolah.

b. Membuat rencana pembelajaran gerak dasar chest pass basket melalui permainan kucing bola.

c. Membuat lembaran observasi tindakan, pengaruh, atau masalah proses pembelajaran chest pass. dalam tahap ini guru mempersiapkan langkah-langkah permainan kucing bola pada minggu sebelumnya. Setelah itu, guru mengarahkan siswa ke dalam pembelajaran, lalu guru menjelaskan mengenai materi, tujuan, pokok-pokok kegiatan dan keterampilan gerak dasar chest pass bola basket serta menjelaskan langkah-langkah gerak dasar chest pass bola basket dengan menggunakan permainan kucing bola pada permainan bola basket.

2) Pelaksanaan Tindakan

a. Melaksanakan pembelajaran gerak dasar chest pass basket melalui permainan kucing bola.

b. Memantau dan mengoreksi kegiatan pembelajaran gerak dasar chest pass basket melalui permainan kucing bola.

(18)

3) Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada saat pembelajaran gerak dasar chest pass basket melalui permainan kucing bola dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran sebelumnya, serta untuk mengumpulkan data dan membuat catatan lapangan mengenai hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Hasil Belajar

a) Memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.

b) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. Dalam kegiatan refleksi ini para pelaku (peneliti, guru, dan kepala sekolah) yang terlibat dalam penelitian tindakan mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan motivasi dalam mengikuti pembelajaran bola basket, dalam tahap ini guru memberikan tes kepada siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan gerak dasar chest pass dengan menggunakan bola yang sebenarnya secara berpasangan sebanyak 12 kali. Dalam tahapan ini guru melatih gerak dasar

chest pass melalui permainan kucing bola. Apabila siswa dapat melakukan gerak

dasar chest pass melalui permainan kucing bola dengan hasil yang lebih baik dari data awal, maka hal tersebut merupakan sebuah peningkatan belajar siswa dalam pembelajaran permainan bola basket.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian pendidikan tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik pembelajaran penjaskes dalam materi pembelajaran bola basket melalui permainan kucing bola untuk meningkatkan hasil belajar kelas V SDN 2 Kemlaka Gede.

Adapun tujuan khusus dari dalam penelitian ini adalah:

(19)

2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran

chest pass basket melalui permainan kucing bola di SDN 2 Kemlaka Gede

Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran

chest pass basket melalui permainan kucing bola di SDN 2 Kemlaka Gede

Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.

4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada pembelajaran chest pass basket melalui permainan kucing bola di SDN 2 Kemlaka Gede Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.

D. Manfaat Penelitian

Hasil pendidikan tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam bidang pendidikan, baik manfaat secara akademis dan praktis.

1. Kepentingan Akademis

a. Bagi pengembangan kurikulum di Sekolah Dasar khususnya sebagai bahan masukan pada pembelajaran penjaskes pada materi bola basket. b. Bagi satuan Sekolah Dasar, meningkatkan prestasi sekolah.

2. Kepentingan Praktis

a. Bagi Guru Penjaskes Sekolah Dasar

1) Mengembangkan kemampuan guru dalam pembelajaran chest pass dalam permainan bola basket.

2) Memudahkan guru dalam mengajar gerak dasar chest pass dalam permainan bola basket.

b. Bagi Siswa Sekolah Dasar

1) Menjadikan pembelajaran gerak chest pass dalam permainan bola basket menyenangkan.

(20)

c. Bagi Peneliti

1) Dapat menambah wawasan bagi penulis dalam mengembangkan pembelajaran penjas melalui metode bermain.

2) Dan juga dapat mengetahui tingkat keberhasilan pengembangan metode bermain sebagai modifikasi pembelajaran penjas.

d. Bagi Lembaga

Bagi UPI PGSD Kampus Sumedang, yaitu hasil Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi, khususnya bagi UPI PGSD Kampus Sumedang.

E. Batasan Istilah

Meningkatkan adalah suatu usaha menaikan derajat atau tarap mempertinggi. (Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, 2003: 198). Dapat pula diartikan sebagai usaha perubahan atau pengembangan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar pengertian meningkatkan merupakan perkembangan pada diri siswa dari tidak tahu menjadi tahu didalam menguasai ilmu pengetahuan tertentu.dalam penelitian ini kaitannya yaitu meningkatkan keterampilan gerak dasar

chest pass bola basket.

Keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan. (Kamus Besar, 2005:359).

Pembelajaran Merupakan proses dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dari guru ke siswa. (Kamus Besar, 2005:359).

Bola Basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Ema Husna, R. Kumalaningrum Ricardo W. Sanger (1985:11)

(21)

Chest pass merupakan salah satu teknik dasar bermain basket dengan cara melempar

atau mengoperbola basket kepada rekan satu tim dengan cara melempar bola lurus tepat sejajar dengan dada yang kemudian diterima oleh rekan satu tim dengan sejajar dengan dada.Ema Husna, R. Kumalaningrum Ricardo W. Sanger (1985:11)

Permainan adalah aktivitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan.(Kamus Besar Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005. Jakarta: Balai Pustaka. Ed2cet-2).

(22)

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Ema Husna, dkk. (1985). Permainan Besar. Jakarta: Depdiknas.

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Sekolah Dasar Negeri 2 Kemlaka Gede Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian di sekolah tersebut adalah sebagai berikut : (1) merasa bertanggung jawab terhadap masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu lemahnya kemampuan anak dalam melakukan passing dada kelas V, sehingga berusaha untuk merancang model yang dapat memecahkan permasalahan tersebut, (2) Sebagian besar Siswa kelas V SDN 2 Kemlaka Gede memiliki ketertarikan yang masih rendah terhadap permainan bola basket yang dimiliki oleh sebagian besar siswa, (3) Tersedianya lapangan yang luas meskipun tidak ditunjangnya oleh kualitas lapangan yang memadai serta rendahnya unsur pendukung lain seperti minimnya jumlah bola basket yang dimiliki sekolah.

Untuk lebih jelasnya lagi lokasi penelitian bisa dilihat pada gambar denah sekolah dibawah ini:

Gambar 3.1

(24)

2. Waktu penelitian

Waktu tindakan penelitian diperkirakan akan dilaksanakan selama 5 bulan, yang dimulai dari bulan Januari sampai Juni. Penelitian dilaksanakan dalam beberapa siklus, setiap siklus dilaksanakan satu sampai dua kali pertemuan. Pelaksanaan siklus akan dihentikan jika tujuan penelitian sudah tercapai. Berikut jadwal penelitian : 4. Pelaksanaan siklus 2 5. Pelaksanaan siklus 3 6. Pengolahan data 7. Penyusunan laporan

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksudkan adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran dalam pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dari kegiatan guru selama mengajar (praktisi) dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran pendidikan jasmani melalui permainan kucing bola. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelas V SDN 2 Kemlaka Gede Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon yang jumlah siswanya 25 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

(25)

C. Jenis-Jenis Penelitian

Penelitian sampai saat ini dipercaya sebagai kegiatan penting dalam rangka memecahkan berbagai masalah yang dialami dalam dinamika kehidupan manusia modern seperti sekarang ini. Karena itu, pemahaman sekaligus penggunaan metode ilmiah dalam penelitian, menyebabkan penelitian dipahami secara meluas sebagai salah satu proses belajar berulang dari serangkaian pengalaman.

penelitian adalah suatu kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu dan teknologi. Margono (Hatimah dkk, 2008 : 81)

Banyak klasifikasi metode penelitian yang diajukan oleh para ahli dimana dalam mengelompokan metode-metode penelitian , ceritera yang dipakai adalah teknik serta prosedur penelitian. Klasifikasi metode penelitian menurut para ahli diantaranya : Furchan, (Hatimah dkk, 2008 : 82) :

Mengelompokan metode penelitian ke dalam empat kelompok besar, yaitu : (1) Penelitian eksperimental, (2) penelitian ek past facto, (3) penelitian deskriptif, (4) Penelitian histotis.

Berikutnya Hadi dan Haryono, (Hatimah dkk, 2008 : 82) :

Membagi penelitian berdasarkan sifat permasalahannya menjadi delapan kelompok, yaitu : (1) Penelitian histotis, (2) penelitian deskriptif, (3) penilitian perkembangan, (4) Penelitian kasus dan penelitian lapanga, (5) Penelitian korelasional, (6) Penelitian kausalkomperatif, (7) Penelitian eksperimental, (8) Penelitian tindakan.

(26)

D. Metode dan Desain Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Pengertian penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi penelitian kelas menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2009 : 11), adalah :

Penelitan yang mengkombinasikan prosedur penelitan dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan

Metode penelitan kualitatif ini mempunya karakteristik yang diantara dituturkan oleh Moleong (2002 : 5), sebagai berikut :

Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Penelitian tindakan kelas dengan model spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Rochiati Wiriaatmadja, 2009:66) merupakan suatu rangkaian langkah-langkah (a

spiral of steps). Setiap langkah terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan,

(27)

RENCANA

Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja. 2009:66) Untuk mengetahui tahapan persiklusnya, penulis memodifikasi gambar ke sebuah bagan sebagai berikut ini.

Gambar 3.3

Modifikasi Model Spiral E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan ditrmpuh dalam penelitian ini adalah : 1. Tahap Perencanaan Tindakan (Plan)

(28)

Berdasarkan hasil observasi awal, maka peneliti merencanakan perbaikan terhadap kondisi awal yang dianggap kurang baik dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani tentang ketepatan passing dada menggunakan media sasaran melalui sebuah RPP perbaikan.

Pemilihan prosedur penelitian, penetapan sample penelitian, administrasi penelitian dan tindakannya, pemilihan bahan, model pembelajaran, sumber belajar, dan alokasi waktu. Perumusan langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif dimana model pembelajaran ini diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar melalui kelompok-kelompok belajar yang didalam nya akan terjadi banyak interaksi antara siswa satu dengan yang lainnya serta kentalnya rasa kebersamaan dan kerja sama diharapkan akan lebih bisa membantu siswa satu dengan yang lainnya.

Membuat lembar observasi yang bertujuan untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa, membuat pedoman wawancara untuk meminta jawaban yang lebih banyak dan tepat dari guru dan siswa, untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung. Membuat alat evaluasi yang sesuai, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa dalam materi yang sudah dipelajari.

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan (act) a. Kegiatan Awal

Guru mengkondisikan siswa secara klasikal : 1) Berdoa.

2) Mengecek kehadiran siswa. 3) Pemanasan.

4) Membuka pelajaran tentang materi yang akan diajarkan dan memotivasi :

(29)

b) Memberikan motivasi kepada siswa dengan memberitahukan kegiatan yang akan dilakukan, dengan memberi acuan dari tujuan kegiatan tersebut.

b. Kegiatan Inti :

1) Menjelaskan pengertian dan peraturan permainan. 2) Mendemonstrasikan gerak dasar chest pass. 3) Guru membagi siswa ke dalam dua kelompok.

4) Siswa melakukan gerakan chest pass secara berhadapan 5) Guru mempertandingkan permainan yang telah dijelaskan.

Keterangan :

x : Penjaga Bola : Kucing

: Bola

6) Siswa melakukan chest pass boleh berlari dan siswa yang menjadi kucing berusaha mengejar dan menyentuh bola, setiap siswa yang bolanya tersentuh oleh kucing maka siswa tersebut menjadi kucing menggantikan kucing sebelumnya.

(30)

2) Siswa duduk rileks sambil mendengarkan penjelasan guru mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.

3. Pengamatan (observe)

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, yaitu selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan saat hasil akhir kerja siswa. Dilakukan dengan mengisi lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran.

4. Refleksi (reflect)

Dalam tahapan refleksi perlu adanya pembahasan terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian. Peneliti sebagai praktisi akan berdialog dengan guru kelas V (observer) untuk membahas data atau informasi yang telah didapat dari ahsil penerapan tindakan. Peneliti dan praktisi mengungkapkan temuan-temuannya dari hasil pengamatan untuk dianalisis kekurangan yang kemudian akan dijadikan acuan untuk menyusun tindakan pada siklus berikutnya.

F. Instrumen Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil belajar akan dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran penjas pada materi chest pass melalui permainan kucing bola. Pengertian observasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2003: 699) yaitu „Observasi adalah pengamatan, peninjauan secara cermat, selama praktek mengajar‟.

(31)

Lembar observasi IPKG 1 yaitu lembar obnservasi yang digunakan untuk format penilaian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran yang meliputi komponen rencana pembelajaran yaitu rumusan tujuan pembelajaran, mengembangkan dan mengorganisasikan materi media sumber belajar dan metode pembelajaran, merencanakan scenario kegiatan pembelajaran, merencanakan prosedur jenis dan menyiapkan alat penilaian serta tampilan dokumen rencana pembelajaran. Untuk lembar observasi IPKG 2 yaitu lembar observasi yang digunakan untuk penilaian kinerja guru dalam kemampuan pelaksanaan pembelajaran, aspek yang diamati yaitu pra pembelajaran, membuka pembelajaran, mengelola inti pembelajaran, mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas, melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar, serta kesan umum kinerja guru. Untuk lembar observasi tentang aktivitas siswa terdapat empat aspek yang diamati yaitu kerjasama, semangat, disiplin, dan tanggung jawab. Untuk lembar observasi hasil belajar siswa terdapat tiga aspek yang dinilai yaitu sikap tubuh, gerak lengan dan sikap jari tangan.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui pandangan dan pendapat yang diperoleh dari guru sebelum proses pembelajaran, saat proses pembelajaran berlangsung, dan akhir proses pembelajaran dilaksanakan. Menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2009: 117), “Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui

situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain”.

Yang menjadi subjek wawancara adalah guru dan siswa kelas V. Lembar wawancara meliputi segala aspek dan kegiatan dalam pembelajaran chest pass melalui permainan kucing bola.

3. Tes

Tes praktek/ perbuatan diberikan kepada siswa setelah dilakukannya tindakan. Hal ini dilakukan untuk mengukur dan mengetahui tingkat keberhasilan siswa secara individu dalam penguasaan keterampilan chest pass.

4. Catatan Lapangan

(32)

berlangsung. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2002: 153) “Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam

penelitian kualitatif”. Catatan lapangan dapat dilihat pada lampiran.

5. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data penelitian yang dihasilkan dari suasana kegiatan selama pembelajaran dalam pembelejaran di kelas V SDN 2 Kemlaka Gede dalam meningkatkan kemampuan hasil belajar chest pass melalui permainan kucing bola. Dokumentasi dapat berupa gambar-gambar foto, rekaman video, atau rekaman tape.

G. Data dan Sumber Data 1. Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, tes perbuatan dan dokumentasi audio visual.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Kemlaka Gede dan guru kelas V di SDN 2 Kemlaka Gede dalam meningkatkan hasil belajar gerak dasar chest pass bola basket melalui permainan kucing bola.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

(33)

untuk membantu mendeskripsikan apa yang anda catat di catatan lapangan apabila memungkinkan (Wiriaatmadja, 2009 : 122).

Kedua, data hasil belajar siswa berupa evaluasi hasil belajar dan sikap siswa

selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Data hasil tindakan ini diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas pembelajaran gerak dasar chest pass melalui permainan kucing bola.

Teknik pengolahan data yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif berupa uraian/ pembahasan. Hal ini dikarenakan bahwa dalam metode penelitian tindakan peneliti mencermati betul-betul proses selama proses dan setelah tindakan dilaksanakan, sehingga diperoleh informasi yang akurat tentang dampak perlakuan yang dibuat.

Sedangkan teknik pengolahan data untuk data yang kedua yaitu hasil belajar, dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui data hasil yang diperoleh siswa. Teknik pengolahan data untuk tes hasil belajar adalah sebagai berikut.

- Penskoran

Anak melakukan gerak dasar chest pass berhadapan dan berpasangan selama 1 menit yang berjarak 3 meter.

Rumus Persentase Tes Gerak dasar chest pass Nilai maksimal 12 x 31 = 372

(34)

Pendapat menurut Goetz dan Le Compte (Wiriaatmadja, 2009:137), sebagai

berikut : “Hal ini penting, karena akan membantu peneliti dalam mengembangkan

penjelasan dari kejadian atau situasi yang berlangsung di dalam kelas yang ditelitinya”.

I. Validasi Data

Validasi data dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Hopskin (Wiriaatmadja, 2009 : 168), sebagai berikut :

1. Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan. Dalam pembelajaran chest pass juga member chek dilakukan dengan cara data hasil observasi diperiksa kembali kebenarannya melalui diskusi dengan siswa dan guru pada akhir tindakan, sehingga data atau informasi akan tetap sifatnya dan tidak berubah. Dengan demikian data akan terperiksa kebenarannya.

2. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti, dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif. Dalam pembelajran chest pass juga triangulasi dilakukan dengan cara memeriksa kembali data hasil dari observasi dan wawancara terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru dibandingkan dengan hasil orang lain, yaitu mitra peneliti yang hadir menyaksikan proses pembelajaran. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang yaitu siswa, guru dan mitra peneliti. Jadi, sudut pandang siswa, guru dan mitra peneliti yang hadir menyaksikan proses pembelajaran dibandingkan secara kolaboratif sehingga menghasilkan data yang ajeg.

3. Audit Trail, untuk mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya dengan teman sejawat yang berpengalaman dalam melakukan penelitian atau pembimbing yang bersangkutan.

(35)

pembimbing I yaitu Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd, Dosen pembimbing II yaitu Drs. Entan Saptani, M.Pd dan kepala sekolah SDN 2 Kemlaka Gede sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan validasi data hasil temuan penelitian.

(36)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Ema Husna, dkk. (1985). Permainan Besar. Jakarta: Depdiknas.

Husdarta, J.S (2009). Manajemen Pendidkan Jasmani. Bandung: Alfabeta.

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Depdikbud.

Kusnandar. 2008. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembang Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Lutan. (2002). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

PB PERBASI, (1999), Peraturan Permaianan Bola Basket. Jakarta: Direktorat Keolahragaan Dirjen LPS Pemuda dan Olahraga

Ridwan Haris, (2001).Pendekatan keterampilan taktis dalam pembelajaran bola

Basket. Jakatta”Depdiknas Dierjen Didasmen bekerjasama dengan Dirjen

Olahraga

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Wiriaatmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan permainan kucing bola sebagai upaya untuk meningkatkan pembelajaran gerak dasar

chest pass bola basket pada siswa kelas V SDN 2 Kemlaka Gede Kecamatan

Tengahtani Kabupaten Cirebon, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perencanaan Pembelajaran

Dalam perencanaan pembelajaran, penulis akan menyimpulkan tahap perencanaan. Yang pertama penulis mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran gerak dasar chest pass, menentukan tujuan pembelajaran, dampak pengiring, metode pembelajaran, dan penerapan permainan kucing bola untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar chest pass. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil belajar melalui permainan kucing bola.

Perencanaan pembelajaran pada Siklus III dapat dikatakan sangat baik, hal ini dapat dibuktikan dengan persentase pencapaian dalam data awal mencapai 60,29%, sehingga diperlukan perbaikan. Setelah melakukan perencanaan untuk perbaikan maka diperoleh data perencaanaan pada Siklus I sebesar 84,20%, Siklus II sebesar 92,80 %, sedangkan Siklus III 100%. Dengan demikian peningkatan persentase dari data awal sampai dengan siklus III sebesar 59,71%.

2. Kinerja Guru

(38)

Berdasarkan hasil pengamatan observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan format observasi kinerja guru didapat hasil pada kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran sangat baik, hal ini dapat dilihat kinerja guru terus mengalami peningkatan setiap tindakan yang dilakukan oleh guru. Pada data awal persentasinya hanya mencapai 60,71%, hal ini disebabkan pada saat pembelajaran dilaksanakan guru terlihat kurang siap untuk mengajar, guru hanya membuat RPP dan instrumen penilaian siswa saja. Guru kurang mengkondisikan siswa terlebih dahulu pada awal pembelajaran, tujuan pembelajaran pun hanya disampaikan secara sekilas sehingga siswa kurang memahami apa yang disampaikan guru. Oleh karena itu diperlukan perbaikan untuk meningkatkan kinerja guru. Hasil yang dicapai setelah dilakukan perbaikan pada Siklus I persentasinya mencapai 74,50%, pada siklus II mencapai 83%, sebagai hasil tindakan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan penjelasan yang menarik dan tentang manfaat permainan kucing bola agar siswa lebih tertarik lagi dalam pembelajaran, mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa agar pembelajaran mudah dipahami. Hasilnya pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 100%. Dengan demikian peningkatan kinerja guru dari data awal hingga siklus III mencapai 59,29%.

3. Aktivitas Siswa

(39)

percaya diri siswa meningkat, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat bekerja sama, sehingga semua aktivitas siswa dapat meningkat, misalnya dengan memberi pengertian tentang bergurau akan menyebabkan celaka pada teman. Berdasarkan analisis selama proses pembelajaran dapat dilihat hampir seluruh siswa menunjukkan aktivitas yang baik.

Pencapaian aktivitas siswa secara keseluruhan terus meningkat, hal ini dibuktikan dengan persentase yang terus mengalami peningkatan pada setiap kegiatan tindakan pembelajaran. Pada siklus I, aktivitas siswa hanya mencapai 48%, sehingga diperlukan perbaikan untuk meningkatkan aktivitas siswa. Hasil perbaikan tindakan pada siklus III menunjukkan aktivitas siswa yang mencapai 100%. Target penulis untuk pencapaian aktivitas siswa sebesar 80,00% sudah dapat tercapai, dengan demikian dapat dikatakan aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar chest pass melalui permainan kucing bola dapat dikatakan sangat baik.

4. Peningkatan Hasil Belajar

Pembelajaran gerak dasar yang digunakan dalam pembelajaran chest pass yang dilakukan pada tiap siklus ada tiga aspek yaitu sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan sikap akhir. Pada siklus I tampak kelemahan siswa pada aspek sikap permulaan dengan ciri kedua tangan selalu bengkok dan gerakan yang kaku. Oleh karena itu dalam langkah pembelajaran siklus II, guru memaksimalkan pemanasan yang berorientasi pada gerakan inti melalui penggunaan permainan kucing bola dan peregangan. Pada siklus II nampak kelemahan pada gerakan pelaksanaan. Oleh karena itu pada siklus III, guru melakukan perbaikan dengan melaksanakan tahapan pembentukan kelompok yang jumlahnya berubah tiap siklusnya yang bertujuan meningkatkan kualitas gerakan chest pass.

(40)

Dengan hasil ini maka pembelajaran gerak dasar chest pass melalui permainan kucing bola dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan demikian maka hipotesis tindakan terbukti atau dapat diterima.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama penelitian ini diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa Sekolah Dasar

a. Setiap pembelajaran yang disampaikan oleh guru, khusunya pembelajaran pendidikan jasmani semua siswa harus mengikutinya dengan motivasi belajar yang tinggi, disiplin yang baik dan sportif terhadap apa yang menjadi kewajibannya sebagai seorang pelajar dalam menuntut ilmu, dalam hal pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket apabila semua ini dilakukan maka penguasaan keterampilan gerak apapun dalam pembelajaran bola basketdan pendidikan jasmani akan mudah dicapai.

b. Biasakan banyak melakukan pembelajaran, manfaatkan waktu senggang dengan aktivitas jasmani sehingga bisa merangsang pertumbuhan dan perkembangan ke arah yang lebih baik sehingga suatu saat prestasi akan mudah diraih.

2. Bagi Guru

a. Guru disarankan untuk selalu menambah wawasan dengan belajar membaca dan melakukan penelitian tindaka kelas (PTK) apabila menemui masalah pembelajaran di kelasnya.

b. Disarankan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam metoda pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan metodologi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang, salah satunya adalah pembelajaran chest pass bola basket melalui permainan kucing bola.

3. Bagi Sekolah

(41)

b. Dapat menerapkan permainan kucing bola dalam pembelajaran gerak dasar

chest pass .

c. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung sesuai dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran yang baik untuk siswa maupun guru.

d. Pembinaan dan pembelajaran yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajar dalam rangka meningkatkan inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi Peneliti lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan penerapan permainan bola basketdalam pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menerapkan permainan dalam pembelajaran sebagai tindakan.

(42)
(43)

Lampiran 1

Instrumen Perencanaan Kinerja Guru (IPKG I)

No Komponen Rencana Pembelajaran

Aspek Yang

diamati Tafsiran

1 2 3 4 K C B

A PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Rumusan tujuan pembelajaran

2. Kejelasan Rumusan

3. Kejelasan Cukupan Rumusan

4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Persentase %

B

MENGAMBANGKAN

DAN MENGORGANISASIKAN MATERI MEDIA

SUMBER BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Mengembangakan dan dan mengorganisasikan materi

pembelajaran

2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu

pambelajaran

3. Memilih sumber belajar

4. Memilih metode pembelajaran

Persentase %

C MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Menentukan jenis kegiatan penbelajaran

2. Menyusun langkah-langkah kegiatan penbelajaran

3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran

4. Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan

pembelajaran

5. Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik

Persentase %

D MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN MENYIAPKAN ALAT PENILAIAN

1. Menentukan proses dan jenis penilaian

2. Membuat alat penilaian

3. Menentukan kriteria penilaian

Persentase %

E TAMPILAN DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN

(44)

2. Penggunaan bahasa tulis

Jumlah

Persentase

Persentase total

Keterangan :

Nilai yang diperoleh

Nilai Akhir = --- x 100 Nilai ideal

Lampiran 1 (lanjutan)

Keterangan : 80% - 100% = Level Baik (B) 60% - 79% = Level Cukup (C) 40% - 59% = Level Kurang (K)

Deskriptor :

A. Perumusan Tujuan Pembelajaran

1 = Rumusan tujuan pembelajaran tidak jelas dan tidak lengkap.

2 = Rumusan tujuan pembelajaran jelas tapi tidak lengkap atau tidak jelas tapi lengkap.

3 = Rumusan tujuan pembelajaran jelas dan lengkap, atau jelas dan logis atau lengkap dan logis.

4 = Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun secara logis. B. Mengembangkan dan megorganisasikan Materi, media, Sumber Belajar dan Metode Pembelajaran

(45)

3 = Materi, media dan sumber belajar cukup sesuai kurikulum 4 = Materi, media dan sumber belajar sesuai kurikulum b. Menentukan dan mengembangkan alat pembelajaran

1 = Direncanakan penggunaan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

Lampiran 1 (lanjutan)

2 = Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

3 = Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan tujuan. 4 = Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai

dengan tujuan. c. Memilih sumber belajar

1 = tidak sesuai dalam memilih sumber belajar 2 = kurang sesuai dalam memilih sumber belajar 3 = Cukup sesuai dalam memilih sumber belajar 4 = sesuai dalam memilih sumber belajar

d. Memilih metode pembelajaran

1 = Direncanakan penggunaan satu macam metode tetapi tidak sesuai dengan tujuan

2 = Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam metode tetapi tidak sesuai dengan tujuan

3 = Direncanakan penggunaan satu macam metode yang sesuai dengan tujuan 4 = Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam metode yang sesuai

dengan tujuan

C. Merencanakan Skenario kegiatan pembelajaran a. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran

1 = Tidak sesuai dalam menentukan jenis kegiatan

Lampiran 1 (lanjutan)

(46)

3 = Cukup sesuai dalam menentukan jenis kegiatan 4 = sesuai dalam memilih menentukan jenis kegiatan b. Menyusun langkah-langkah pembelajaran

1 = Dicantumkan langkah pembukaan, inti dan penutup tidak terperinci

2 = Dicantumkan langkah pembukaan, inti dan penutup secara terperinci tetapi tidak sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran

3 = Dicantumkan langkah pembukaan, inti dan penutup secara terperinci dan sesuai dengan tujuan atau sesuai dengan materi pembelajaran

4 = Dicantumkan langkah pembukaan, inti dan penutup secara terperinci sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran

c. Menentukan alokasi waktu

1 = Alokasi waktu keseluruhan dicantumkan pada rencana pembelajaran 2 = Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan, inti, dan

penutup) dicantumkan

3 = alokasi waktu kegiatan inti lebih besar daripada jumlah waktu kegiatan pembukaan dan penutup

4 = Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dan langkah-langkah pembelajaran dirinci secara proporsional

d. Kesesuaian metode, materi, dan tujuan

1 = Dicantumkan strategi pembelajaran yang digunakan

Lampiran 1 (lanjutan)

2 = Dicantumkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan 3 = Dicantumkan strategi pembelajaran yang sesuai materi dan tujuan

4 = Dicantumkan strategi pembelajaran yang sesuai materi dan tujuan secara terperinci

e. Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik

(47)

3 = Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan watak, sikap dan keterampilan peserta didik

D. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian a. menentukan prosedur dan jenis penilaian

1 = Tercantum prosedut atau jenis penilaian saja tetapi tidak sesuai dengan tujuan

2 = Tercantum prosedut atau jenis penilaian saja yang sesuai dengan tujuan 3 = Tercantum prosedut atau jenis penilaian salah satu diantaranya sesuai

dengan tujuan

4 = Tercantum prosedut atau jenis penilaian keduanya sesuai dengan tujuan b. Membuat alat penilai sesuai dengan tujuan

1 = Tidak tercantum alat penilaian saja yang sesuai bentuk penilaian

2 = Alat penilaian ada tapi tidak sesuai dengan bentuk perubahan dan tidak lengkap

Lampiran 1 (lanjutan)

3 = Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan tetapi tidak lengkap 4 = Alat penilaian ada tapi tidak sesuai dengan bentuk perubahan dan lengkapsesuai dengan tujuan

c. Menetukan kriteria penilaian 1 = Satu deskriptor tampak 2 = Dua deskriptor tampak 3 = Tiga deskriptor tampak 4 = Empat deskriptor tampak

E. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran a. Kebersihan dan kerapihan

(48)

b. Penguasaan bahan tulis 1 = Satu deskriptor tampak 2 = Dua deskriptor tampak 3 = Tiga deskriptor tampak 4 = Empat deskriptor tampak

Lampiran 2

Instrumen Pelaksanaan Kinerja Guru (IPKG II)

No Aspek Yang diamati Penilaian Tafsiran

4 3 2 1 B C K

A PRA PEMBELAJARAN

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pambelajaran

2. Memeriksa kesiapan siswa

Prosentase %

B MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2. Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan dicapai dan

rencana kegiatan

Prosentase %

C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN

1. Memberikan petunjuk dan contoh gerakan lari cepat dari

awalan, lari, dan finish

2. Mengenal respon dan pertanyaan siswa

3. Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan badan

4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5. Memantapkan penguasaan gerak dasar lari cepat

Prosentase %

D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN KHUSUS DALAM

PEMBELAJARAN PENJAS

1. Merangkai gerakan

2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa

melakukan aktifitas gerak

3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan

(49)

4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami

kesulitan

5. Penggunaan media dan alat pembelajaran

Prosentase %

E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES DAN HASIL

BELAJAR

1. Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir

pembelajaran

2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Jumlah

Prosentase %

F KESAN UMUM KINERJA GURU

1. Keefektifan proses pembelajaran

2. Penampilan guru dalam pembelajaran

Prosentase %

Persentase total

Keterangan :

Nilai yang diperoleh

Nilai Akhir = --- x 100 Nilai ideal

Lampiran 2 (lanjutan)

Keterangan : 80% - 100% = Level Baik (B) 60% - 79% = Level Cukup (C) 40% - 59% = Level Kurang (K)

Deskriptor :

(50)

1. Alat bantu, media pembelajaran yang diperlukan tersedia. 2. Sumber belajar yang diperlukan tersedia

3. Ketersedaian tempat pembelajaran

4. kebersihan dan kerapihan lingkungan belajar terjaga. 1 = Satu deskriptor tampak

2 = Dua deskriptor tampak 3 = Tiga deskriptor tampak 4 = Empat deskriptor tampak B. Membuka Kegiatan Pembelajaran Penjelasan

1. Menarik perhatian anak 2. Memotivasi anak

3. Mengaitkan materi dengan pengalaman anak 4. Mengarah pada kegiatan

Lampiran 2 (lanjutan)

1 = Satu deskriptor tampak 2 = Dua deskriptor tampak 3 = Tiga deskriptor tampak 4 = Empat deskriptor tampak C. Mengelola Inti Pembelajaran Penjelasan

1. Isi kegiatan disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang 2. Penyampaian lancar, tidak tersendat-sendat

3. Penyamaian sistematis

4. Materi jelas dan benar mudah dimengerti anak 1 = Satu deskriptor tampak

(51)

4 = Empat deskriptor tampak

D. Mendemonstrasikan Kemampuan khusus Dalam Pembelajaran penjas Penjelasan

1. Melakukan gerakan persiapan, pelaksanaan dan akhir 2. Leluasa melakukan aktivitas gerak

3. Mengarahkan dan mengoreksi gerakan

4. Media dan alat pembelajaran sesuai dengan tujuan

Lampiran 2 (lanjutan)

1 = Satu deskriptor tampak 2 = Dua deskriptor tampak 3 = Tiga deskriptor tampak 4 = Empat deskriptor tampak

E. Melaksanakan Penilaian Profesi hasil bealajar Penjelasan

1. Melaksanakan Penilaian sesuai dengan bentuk penilaian yang ada 2. Menilai kemajuan anak secara individual maupun kelompok 3. Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung 4. Memberi pembelajaran dan perbaikan dari hasil penelitian

1 = Satu deskriptor tampak 2 = Dua deskriptor tampak 3 = Tiga deskriptor tampak 4 = Empat deskriptor tampak

F. Kesan Umum Kinerja Guru Penjelasan

1. Guru terlibat langsung dalam pembelajaran

(52)

4. Menutup Pembelajaran

Lampiran 2 (lanjutan)

(53)

Lampiran 3 Motivasi Disiplin Sportivitas

(54)

28 SITI JULHIJAH

29 VINA SRI M

30 YASMIN FATIHA

31 YOSI EKA PUTRA

32 YOHANA F

33 WIDIANINGSIH

Jumlah Skor Total

Persentase %

jumlah skor yang diperoleh

Nilai = X 100 Skor ideal

Lampiran 3 (lanjutan)

Keterangan : 80% - 100% = Level Baik (B) 60% - 79% = Level Cukup (C) 40% - 59% = Level Kurang (K)

Indikator 1. Motivasi

a. Berani berinisiatif

b. Aktif melakukan semua kegiatan c. Selalu ingin memperbaiki kesalahan 1 = Satu deskriptor tampak

2 = Dua deskriptor tampak 3 = Tiga deskriptor tampak 2. Disiplin

a. Memenuhi petunjuk guru b. Mengikuti kesepakatan bersama

(55)

1 = Satu deskriptor tampak 2 = Dua deskriptor tampak 3 = Tiga deskriptor tampak

Lampiran 3 (lanjutan)

3. Sportivitas

a. Mau membantu teman selama kegiatan pembelajaran b. Menghargai teman

c. Tidak mengganggu teman 1 = Satu deskriptor tampak

(56)

Lampiran 4

Instrumen Hasil Belajar

(57)

29 VINA SRI M

30 YASMIN FATIHA

31 YOSI EKA PUTRA

32 YOHANA F

33 WIDIANINGSIH

Jumlah

Prosentase %

jumlah skor yang diperoleh

Nilai = X 100 Skor ideal

Keterangan : 80% - 100% = Level Baik (B) Lampiran 4 (lanjutan)

60% - 79% = Level Cukup (C) 40% - 59% = Level Kurang (K)

Deskriptor pengamatan terhadap Hsil Belajar siswa.

a) Gerakan kaki Penjelasan

1) Kaki berada ditengah lapangan dibuka selebar bahu

2) Memidahkan Putar bahu dan tangan kanan hingga menghadap net 3) Memindahkan berat badan pada kaki kanan

(58)

b) Gerakan Tangan Penjelasan

1) Putar bahu dan tangan kanan hingga menghadap net

2) Sentuhan shuttlecock pada saat berada di muka, siku dan lengan yang memegang raket terentang lurus.

3) Sebagai gerakan akhir,tangan dan pergelangan tangan menekuk keluar. 1 = Satu deskriptor tampak

2 = Dua deskriptor tampak 3 = Tiga deskriptor tampak Lampiran 4 (lanjutan)

c) Koordinasi Penjelasan

1) Siswa berada pada posisi siap, kaki berada ditengah lapangan dibuka selebar bahu

2) Putar bahu dan tangan kanan hingga menghadap net, berat badan berada pada kaki kiri, lengan atas membuat sudut agak ke atas dan lengan bawah membuat sudut agak kebawah.

3) Sentuhan shuttlecock pada saat berada di muka, siku dan lengan yang memegang

raket terentang lurus gerakan akhir,tangan dan pergelangan tangan menekuk

keluar, dan posisi kaki kembali keposisi semula

1 = Satu deskriptor tampak

(59)
(60)

29 VINA SRI M √ √ √ 5 55,6 √

30 YASMIN FATIHA √ √ √ 6 66,7 √

31 YOSI EKA PUTRA √ √ √ 3 33,3 √

32 YOHANA F √ √ √ 5 55,6 √

33 WIDIANINGSIH √ √ √ 4 33,3 √

Jumlah 11 21 1 11 22 - 16 17 - - - 9 24

Prosentase % 33 64 3 33 67 - 48 52 - - - 27 73

Keterangan

No Kriteria Nilai Interpretasi

1 K 3 - 5 Kurang

2 C 6 - 7 Cukup

(61)

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1

Sekolah : SDN 2 Kemlaka Gede

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Kelas / Smester : 6 (Enam) / I (Satu)

Pertemuan : 8 (Delapan)

Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

Standar Kompetensi : 4 Mempraktekan berbagai gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-

nilai yang terkandung di dalamnya.

Kompetensi Dasar : 4.2 Mempraktekan teknik dasar salah satu permainan dan alahraga bola kecil dengan peraturan yang dimodifikasi,

Serta nilai kerja sama, sportivitas dan kejujuran.

I. Tujuan Pembelajaran :

Siswa dapat :

a. Memposisikan diri untuk melakukan pukulan chest pass.

b. Melakukan gerakan kaki dengan kaki kanan menyilang ke samping kiri melalui

bagian depan kaki kiri.

c. Melakukan gerakan tangan kanan ke samping kiri dengan memutar bahu hingga

telapak tangan membelakangi net, tangan lurus ke atas sambil memegang raket

plastik.

d. Melakukan pembelajaran gerakan koordinasi antara gerakan kaki dan tangan.

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)

Motivasi (Motivation)

Tanggung jawab (Responsibilility)

Semagat (Spirit)

Kerja sama (Cooperation)

(62)

Percaya diri (Confidence)

Keberanian (Bravery)

II. Materi Ajar (Materi Poshuttlecock )

Bola basket(gerak dasar pukulan chest pass )

III. Metode Pembelajaran :

 Ceramah

1) Siswa dibariskan menjadi lima barisan

X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X X

X X X X X X

X X X X X X

2) Mengecek kehadiran siswa

3) Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap

4) Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti

5) Mendemonstrasikan materi inti yang akan dilakukan

b. Kegiatan Inti : a) Eksplorasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru dapat :

1. Menjelaskan peraturan-peraturan gerak dasar pukulan backhand lob

overhead melalui permainan kucing bola.

2. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

Gerak dasar pukulan chest pass dengan permainan kucing bola.

3. Mempasilitasi peserta didik melakukan demonstrasi dilapangan.

b) Elaborasi

(63)

1. Membagi siswa menjadi empat kelompok, tiga kelompok berjumlah 8

siswa, dan satu kelompok berjumlah 9 siswa. Setelah kelompok terbentuk

kelompok yang paling banyak diberi kesempatan untuk melakukan

gerakan pukulan backhand lob overhead dengan menggunakan raket

plastik, kelompok yang tidak melakukan duduk dipinggir lapangan

sambil memperhatikan temannya yang sedang melakukan kegiatan.

2. Melakukan gerakan kaki, kaki kanan menyilang di depan kaki kiri, tanpa

melakukan pukulan sebanyak 3 kali per siswa.

3. Melakukan gerakan tangan memukul tanpa shuttlecock, tangan luru ke

atas dengan t elapak tangan membelakangi net, dalam posisi kaki sudah

menyilang ke samping kiri badan, dilakukan sebanyak 3 kali.

4. Melakukan gerakan kaki, dilanjutkan dengan gerakan tangan dan mela-

kukan gerakan memukul tanpa shuttlecock, sebanyak 3 kali per siswa.

5. Setelah semua kelompok kebagian melakukan gerakan yang sama, baru

dilanjutkan kegiatan berikutnya, yaitu melakukan pukulan backhand

Dalam kegiatan konfirmasi, guru :

1) Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

2) Bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan menyimpulkan latuhan gerak dasar pukulan

chest pass yang baru saja dilakukan.

c. Kegiatan penutup

Dalam kegiatan Penutup, guru :

a. Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang

(64)

b. Memperbaiki tentang kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan.

V. Alat dan Sumber Belajar.

a. Buku Penjaskes Kelas VI

b. Lapangan

c. Raket dan shuttlecock plastik

d. Raket dan shuttlecock standart

e. Net

f. Peluit.

VI. Penilaian

1. Tehnik dan Bentuk Penilaian.

a. Tes Keterampilan ( Psikomotor)

Unsur yang dinilai : motivasi, disiplin, dan sportivitas selama kegiata belajar

mengajar berlangsung.

No Nama

Aspek yang diamati Jml

(65)

1 2 3 1 2 3 1 2 3 K C B

2. Rekapitulasi Penilaian

No Nama Siswa Aspek yang dinilai Jumlah Nilai Kriteria

(66)

Dua aspek penilaian

Keterangan :

 Mendapat nilai sangat baik, jika skor antara = 91 – 100 %

 Mendapat nilai baik, jika skor antara = 80 – 90%

 Mendapat nilai cukup, jika skor antara = 70 – 79%

 Mendapat nilai kurang, jika skor antara = 60 – 69%

 Mendapat nilaikurang sekali, jika skor = kurang dari 60%

Catatan :

Untuk siswa yang nilainya masih kurang dari KKM maka diadakan remidial

Mengetahui

Kepala SDN 2 Kemlaka Gede

SUNAJA DULHADI, S.Pd.

NIP. 19660302 198610 1 004

Cirebon, 07 Nopember 2012

Guru Penjaskes

K A S D I

Gambar

Tabel 1.1 Data HasilTes Awal Gerak Dasar
Gambar 3.1 LAPANGAN
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Gambar 3.2 Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja. 2009:66)
+6

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penerapan Model Pembangkit Argumen D engan Metode Investigasi Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Siswa Pada Materi Kalor.. Universitas Pendidikan Indonesia |

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK.. Universitas Pendidikan Indonesia

Persentase kecemasan saat duduk di kursi gigi pada umur 26-45 tahun sebesar. 77,2% terutama

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Produk asuransi yang dijual oleh perusahaan asuransi berupa janji-janji yang di cantumkan dalam suatu kontrak yang disebut polis asuransi dalam penjualan produknya asuransi

Contoh indikator soal: Disajikan sebuah cerita, kartun, grafik atau tabel dan sebuah pernyataan masalah, siswa dapat memecahkan masalah dan menjelaskan prosedur

Alasan ibu tunggal bekerja sebagai buruh tani karena sorang suami sudah tiada dan harus mengambil peran suami untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang semakin hari semakin