• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN (CLEAR LOB).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN (CLEAR LOB)."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN (CLEAR LOB)

(Study Eksperimen di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

RATIH AGUSTINA RAHAYU 0802617

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Penerapan Pendekatan Taktis Dalam

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Keterampilan Dasar Lob Bertahan

(Clear Lob)

Oleh

Ratih Agustina Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Ratih Agustina Rahayu 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

ABSTRAK

JUDUL : PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN (CLEAR LOB) (Study Eksperimen di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon). NAMA : RATIH AGUSTINA RAHAYU, Pembimbing I Dr. Yusup Hidayat, M.Si., Pembimbing II Dr. Nuryadi, M.Pd.

(5)

ABSTRACT

TITTLE : THE APPLICATION OF TAKTIS APPROACH IN IMPROVING STUDY RESULT OF BASIC DEFENSE CLEAR LOBS SKILL (AN EXPERIMENT STUDY IN WINA TUNAS HARAPAN

BADMINTON’ SCHOOL CIREBON). NAME : RATIH AGUSTINA

RAHAYU. First supervisor : Dr. Yusup Hidayat, M.Si., Second supervisor : Dr. Nuryadi, M.Pd.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Batasan Penelitian ... 9

BAB II KERANGKA TEORITIK A. Permainan Bulutangkis ... 10

1.Pengertian Prinsip dan Karakteristik Permainan Bulutangkis ... 10

2. Keterampilan Dasar Bulutangkis ... 12

a. Cara Memegang Raket (Grips)...13

b. Sikap Berdiri (Stance)...16

c. Gerakan Kaki (Footwork)...18

d. Teknik Pukulan...19

B. Pendekatan Taktis...28

(7)

D. Anggapan Dasar...32

E. Hipotesis...33

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian...35

B. Populasi dan Sampel...36

a. Populasi...36

b. Sampel...37

C. Langkah-langkah dan Desain Penelitian...38

1. Langkah-langkah...38

2. Desain Penelitian...40

D. Instrumen Penelitian...40

E. Pelaksanaan Pembelajaran...42

F. Prosedur Penelitian...55

G. Lokasi Penelitian...58

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengolahan Data dan Analisis...59

a. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku...59

b. Hasil Pengujian Homogenitas...60

c. Hasil Pengujian Normalitas Dengan Uji Liliefors...61

d. Uji signifikan Dengan Uji Satu Pihak...61

B. Diskusi Penemuan...62

BAB V KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan...65

B. Saran...65

DAFTAR PUSTAKA...66

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga ialah suatu aktifitas jasmani yang banyak dilakukan oleh

masyarakat, keberadaannya sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi

sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Sebab olahraga dewasa ini

sudah menjadi tren di masyarakat baik orang tua, remaja maupun anak-anak.

Karena olahraga ini memiliki manfaat tidak hanya untuk kesehatan, tetapi lebih

dari itu ialah sebagai sarana pendidikan bahkan prestasi. Sebagai contoh salah satu

cabang olahraga yang memiliki manfaat untuk kesehatan, sarana pendidikan dan

prestasi adalah cabang olahraga Bulutangkis. Melalui kegiatan Bulutangkis ini

para remaja banyak menuai manfaat, baik dalam pertumbuhan fisik, mental

maupun sosial. Olahraga Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga

permainan yang banyak digemari dan populer dikalangan masyarakat indonesia

bahkan di dunia dan juga berkembang pesat seiring perkembangan zaman.

Permainan Bulutangkis sangat menarik untuk dijadikan hobi dan relatif

mudah untuk dimainkan dan dipelajari, karena alat yang digunakan mudah

didapat dan dapat dijadikan olahraga rekreasi, serta memelihara kebugaran

jasmani dan kesehatan oleh sebagian besar masyarakat indonesia. Beberapa fakta

menunjukan di perkotaan maupun didesa, lapangan Bulutangkis banyak terdapat

di lingkungan sekitar atau hampir di setiap rukun warga (RW) dan di pedesaan

pun tidak kalah banyaknya dengan di perkotaan, hal ini membuktikan

kepopuleran dan perkembangan Bulutangkis di indonesia, pada kenyataan yang

ada permainan Bulutangkis dapat dimainkan di luar lapangan (out door) tidak

hanya didalam lapangan tertutup (in door), walaupun pada dasarnya permainan

(10)

Permainan Bulutangkis bersifat individual dapat dimainkan satu orang

melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini dapat

dimainkan oleh berbagai tingkatan, mulai dari putra, putri, anak-anak, remaja,

dewasa, sampai orang tua, dapat pula dimainkan oleh pasangan putra dan putri.

Untuk dapat memainkan permainan Bulutangkis pukulan itu merupakan teknik

yang paling mendasar sehingga permain dapat bermain Bulutangkis dengan baik

seorang pemain harus mampu melakukan beberapa teknik pukulan atau

keterampilan gerak memukul. Dalam permainan bulutangkis terdapat berbagai

macam pukulan yaitu: (1) pukulan servis (2) Pukulan lob atau clear (3) Pukulan

Dropshot (4) Pukulan smash (5) Pukulan drive atau mendatar (6) Pengambilan service dan retrun service. Dari berbagai macam pukulan yang ada pukulan lob

bertahan atau clear lob lah yang akan dibahas dalam penelitian ini, karena

pukulan lob bertahan adalah pukulan dasar dalam permainan Bulutangkis ini.

Pemainan Bulutangkis sendiri mengalami perkembangan yang pesat di

indonesia, ini terbukti dengan dengan prestasi yang diraih ditingkat dunia maupun

ditingkat nasional dan banyaknya klub-klub atau sekolah-sekolah Bulutangkis

yang ada sekarang ini. Permainan Bulutangkis juga berkembang

disekolah-sekolah dan permainan Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang

permainan yang masuk dalam olahraga yang wajib diajarkan dan terprogram

dalam garis-garis besar program pengajaran (GBPP), keberadaannya secara tidak

langsung ikut serta dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional yaitu

pembangunan manusia yang berkualitas baik fisik maupun mental.

Negara indonesia tidak kalah dengan negara- negara lain, negara indonesia

juga memiliki pemain-pemain yang mempunyai prestasi yang baik. Tunas-tunas

peBulutangkis pun mulai bermunculan dari sekolah-sekolah dasar lalu mengikuti

pelatihan khusus disekolah-sekolah Bulutangkis yang berada didaerah-daerah

yang ada di indonesia. Wajah-wajah baru banyak bermunculan di arena kejuaraan

tingkat daerah maupun kejuaraan tingkat nasional. Nama-nama baru

peBulutangkis indonesia sudah banyak tercantum dalam daftar peserta didalam

(11)

berhasil menjadi juara dan mengibarkan bendera merah putih di negara lain. Oleh

karena itu, regenerasi tunas-tunas baru harus terus tumbuh sehingga pada masanya

senior-senior mengalami penurunan yang diakibatkan oleh faktor usia maka ada

junior-junior yang dapat menggantikan posisi senior untuk meraih prestasi yang

diharapkan. Tidak dapat dipungkiri beberapa tahun kebelakang indonesia

mengalami penurunan prestasi dalam cabang olahraga Bulutangkis dan itu

menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara yang baik.

Tidak dapat dipungkiri prestasi yang baik memang menjadi dambaan

setiap atlet yang pastinya tidak semudah membalikan telapak tangan untuk

mendapatkan prestasi yang diharapkan. Dibutuhkan latihan yang tidak singkat

bahkan latihan dimulai saat masih duduk dibangku sekolah dasar dan banyak

pengorbanan yang harus dilakukan salah satunya membagi waktu antara sekolah

dengan latihan bahkan bermainpun biasanya dilakukan disela-sela istirahat latihan

atau hanya disekolah saja. Dibutuhkan juga kualitas dari berbagai aspek latihan

dan faktor-faktor pendukung yang turut serta mempengaruhi berjalannya latihan.

Aspek latihan yang dimaksud meliputi aspek teknik, aspek fisik dan aspek mental.

Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Sohaimin dalam Hidayat, J (2011:2)

memberikan penjelasan tentang kesiapan fisik dan psikis atlet terhadap rangkaian

mencapai prestasi secara maksimal yaitu:

Prestasi olahraga itu tidak hanya tergantung kepada keterampilan teknik

olahraga dan kesehatan fisik yang dimiliki atlet yang bersangkutan, tetapi

juga tergantung pada keadaan-keadaan psikologis dan kesehatan mental.

Memang benar mental tidak kalah pentingnya jika dibandingkan dengan

keterampilan teknik dan fisik karena jika mental atlet tidak baik maka

keterampilan teknik dan keterampilan fisik yang dimiliki atlet tidak akan

berkembang dengan semestinya terutama saat menghadapi pertandingan yang

(12)

Prestasi dalam olahraga secara umum dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen adalah faktor yang

berhubungan dengan keadaan diri siswa, diantaranya kemampuan fisik,

kemampuan teknik, mental dan psikis. Sedangkan faktor eksogen berhubungan

dengan keadaan diluar diri siswa seperti lingkungan, pelatih atau guru, sarana dan

prasarana latihan, situasi dan kondisi pada saat latihan atau saat menghadapi

pertandingan.

Hal ini seperti dijelaskan oleh Lutan (1988:13) sebagai berikut:

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi digolongkan

menjadi dua kategori yaitu : 1) faktor endogen, dan 2) faktor eksogen.

Yang dimaksud faktor endogen ialah atribut atau ciri-ciri yang melekat

pada aspek fisik dan psikis seseorang, sementara faktor eksogen diartikan

semua faktor diluar diri individu baik yang terdapat dilingkungan

tempat berlatih maupun lingkungan yang lebih umum pengertiannya.

Seperti yang kita tau dalam pembelajaran terdapat berbagai macam

pendekatan diantaranya yaitu pendekatan teknik dan pendekatan taktis.

Pendekatan teknik lebih menitik beratkan pembelajaran terhadap teknik dari suatu

permainan yang dipelajari (drill-game-drill), sedangkan pendekatan taktis lebih

menitik beratkan pada taktik dari suatu permainan yang dipelajari dalam cabang

olahraga. Pada proses pembelajaran yang biasa digunakan seperti pembelajaran

secara tradisional yang dilakukan oleh guru saat ini belum memberikan hasil yang

maksimal terhadap hasil pembelajaran permainan Bulutangkis yang dipelajari.

Dengan menerapkan pendekatan ini, diharapkan adanya peningkatan hasil

pembelajaran, motivasi dan minat belajar siswa atau atlet untuk belajar. Metode

pendekatan taktis memberikan suatu alternatif yang diberikan kepada siswa untuk

mempelajari keterampilan teknik cabang olahraga dalam situasi bermain.

(13)

Pendekatan taktis adalah suatu cara untuk meningkatkan kesadaran siswa

tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai

dengan masalah atau situasi dalam permainan.

Dan menurut Huedaya dalam Hidayat, J (2011:4), menjelaskan bahwa

sasaran dari pengajaran melalui pendekatan taktis adalah:

Meningkatkan keterampilan bermain siswa, dengan melibatkan kombinasi

dari kesadaran taktis dan penerapan keterampilan teknik dasar kedalam

bentuk permainan yang sebenarnya.

Pendekatan taktis menekankan pada penempatan belajar keterampilan

teknik dalam konteks bermain dan memberikan kesempatan pada siswa untuk

melihat relevansi keterampilan teknik pada situasi bermain yang sebenarnya.

Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang mempelajari keterampilan teknik

bermain, hal diatas dapat dicapai dalam pembelajaran yang menekan pada

kesadaran taktik dalam permainan. Jadi, pendekatan taktis pada hakekatnya adalah

suatu pendekatan pembelajaran keterampilan teknik dan sekaligus diterapkan

dalam situasi permainan, dalam hal ini pendidik terlebih dahulu memberikan

pengalaman-pengalaman yang mengurangi teknik dalam permainan dan disisi lain

siswa harus memiliki kesadaran dalam mengontrol suatu objek.

Dari penjelasan diatas menggambarkan bahwa prestasi atau keterampilan

dapat dicapai dan meningkat lebih baik lagi apabila faktor endogen dan faktor

eksogen dapat berperan secara maksimal dalam setiap proses pembelajaran dan

dengan tersedianya sarana dan prasarana latihan yang baik dan memenuhi syarat

yang baik maka pelaksanaan kegiatan latihan akan berjalan dengan lancar maka

prestasi dan keterampilan akan mudah dicapai, sehingga hasil yang diharapkan

dapat tercapai pula.

Hambatan yang terjadi nampaknya lebih banyak timbul pada proses

pembelajaran dan pelatihan sejak awal atau pelatihan dasar. Model-model

(14)

diterapkan dilapangan saat pembelajaran Bulutangkis berlangsung. Dalam metode

tradisional ini, seorang pelatih atau guru hanya memberikan latihan dengan

memilah-milah teknik dasarnya untuk dikuasai siswa. Selain itu, metode

tradisional selalu berpedoman pada urutan materi tertentu dan secara ketat

mengontrol gerakan-gerakan pukulan yang dilakukan siswa.

Pola fikir metode tradisional yaitu mempelajari suatu teknik dalam

beberapa kali pertemuan sampai teknik tersebut dikuasai oleh siswa, setelah itu

baru pindah ke teknik yang lain dan teknik dasar yang sebelumnya tidak akan

dipelajari kembali dan pada akhir latihan diadakan pertandingan antar siswa untuk

menerapkan teknik yang telah dipelajari kesituasi permainan sesungguhnya. Bagi

siswa pemula dengan pembelajaran yang seperti ini sangat memungkinkan siswa

mengalami kejenuahan jika pengulangan gerakan yang dipelajari monoton dan

tidak bervariasi yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Pada metode

tradisional pelatih atau guru jarang sekali memberikan taktik permainan pada

siswa karena pada metode tradisional pelatih atau guru hanya memfokuskan siswa

pada penguasaan teknik dasar dibandingkan dengan penguasaan taktik.

Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan adalah salah satu perkumpulan

Bulutangkis yang berada di kota Cirebon, atlet-atlet yang berlatih diclub ini

adalah siswa-siswa dari SD dan SMP yang berada di kota maupun kabupaten

Cirebon. Siswa-siswa yang berlatih disekolah Bulutangkis ini sering

mengharumkan nama baik sekolahnya masing-masing dalam pertandingan antar

pelajar.

Berdasarkan pada karakteristik kesulitan permainan Bulutangkis dan

masalah-masalah yang sering dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran

permainan Bulutangkis di Wina Tunas Harapan Cirebon, penulis terdorong dan

terisfirasi untuk melakukan penelitian tentang penerapan pendekatan taktis dalam

upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar pukulan lob bertahan (clear

lob). Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan taktis

(15)

yang dimiliki siswa sebelum masuk kedalam proses pembelajaran. Penulis

beranggapan pendekatan taktis adalah pendekatan yang dapat menerapkan

pemahaman-pemahaman pola gerak dengan upaya agar siswa dapat mengerti

tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan

masalah dan situasi pembelajaran permainan Bulutangkis yang sesungguhnya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan penulis terhadap siswa Sekolah Bulutangkis

Wina Tunas Harapan Cirebon, ada beberapa permasalahan yang muncul pada saat

kegiatan pembelajaran permainan Bulutangkis khususnya pada pukulan lob

bertahan (clear lob),diantaranya:

1. Siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran dan terlihat jenuh.

2. Hasil pembelajaran keterampilan dasar pukulan lob bertahan (clear lob) masih

belum sesuai dengan harapan yang ingin dicapai.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menjabarkan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

“Apakah penerapan pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar pukulan lob bertahan (clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina

(16)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tersebut

adalah:

Untuk mengetahui jawaban dari “Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penerapan pendekatan taktis terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob

bertahan (clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.”

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta

manfaat bagi pihak yang berkepentingan, yaitu penulis, guru atau pelatih di

Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.

1. Secara teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti bagi dunia pendidikan,

khususnya bagi guru penjas dan pelatih agar dapat mendesain materi

pembelajaran semenarik mungkin, sehingga siswa tidak mengalami

kejenuhan saat pembelajaran berlangsung.

b. Dapat memberi informasi dan masukan bagi sekolah atau

lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pelatihan Bulutangkis dalam kaitannya

dengan metode pembelajaran Bulutangkis.

2. Secara praktik

a. Sebagai bahan masukan bagi Wina Tunas Harapan Cirebon mengenai

pelaksanaan proses latihan, sehingga diharapkan terdapat peningkatan

dalam kualitas proses latihan untuk mencapai tujuan dan hasil yang

diharapkan khususnya pada pukulan lob bertahan (clear lob).

b. Sebagai bahan masukan bagi guru penjas atau pelatih dalam memberikan

(17)

meningkatkan hasil pembelajaran permainan Bulutangkis khususnya pada

pukulan lob bertahan (clear lob).

F. Batasan Penelitian

Agar penelitian tidak menyimpang atau menghindari terjadinya berbagai

penafsiran yang luas, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian.

Adapun batasan penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian ini berkisar pada penerapan pendekatan taktis dalam upaya

meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar pukulan lob bertahan

(clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.

2. Objek penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Bulutangkis Wina Tunas

Harapan Cirebon yang berumur 10-12 tahun.

3. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah study

eksperimen.

4. Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu rangkaian studi penelitian diperlukan suatu metode yang

sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji

kebenarannya, penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah

dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan

yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data.

Adapun yang dimaksud metode itu sendiri yang dikemukakan oleh

Surakhmad dalam Hadiati, H (2012:41) bahwa, ”Metode adalah merupakan cara

utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji

hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu.”

Sedangkan Arikunto (2007:206) menjelaskan penelitian, adalah: ”Suatu

proses yang dilakukan oleh peneliti yang bertujuan untuk mencari jawaban atas

pertanyaan yang diajukan melalui prosedur ilmiah yang telah ditentukan.”

Dari penjelasan para ahli tersebut dapat dijelaskan kembali bahwa metode

merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mempermudah

memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan teknik atau alat-alat

tertentu sehingga dapat mempermudah memperoleh hasil sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai. Sedangkan penelitian merupakan tujuan untuk mencari

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan.

Sedangkan metode penelitian yang dijelaskan Arikunto (1997:151) yaitu :

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

(19)

Mengenai metode eksperimen ini, Arikunto (1990:272) menerangkan

bahwa: Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik.

Sedangkan Sugiono (2011:72) menjelaskan bahwa: “Penelitian eksperimen dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang takterkendalikan .”

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dengan tujuan untuk menentukan

ada tidaknya hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang akan di teliti. Hal

ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai

seperti yang diharapkan. Oleh karen itu metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode eksperimen. Secara spesifik dapat dikemukakan bahwa

penelitian ini ingin meneliti ada tidaknya pengaruh penerapan pendekatan taktis

terhadap keterampilan dasar lob bertahan (clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina

Tunas Harapan Cirebon.

B. Populasi dan Sampel

Sumber data diperlukan dalam suatu penelitian sejak dari penyusunan data

hingga penganalisaan data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut

populasi dan sampel penelitian.

a. Populasi

Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, sebab

populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan penelitian,

sehubungan dengan populasi diungkapkan oleh Sudjana (1989:84) sebagai

berikut: “ Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni untuk tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa berupa individu, keluarga, rumah

(20)

dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan

jelas”. Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa yang dimaksud populasi adalah:

”keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan Sugiyono (2011:80) menjelaskan

bahwa: ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan penjelasan di atas maka, dapat disimpulkan bahwa populasi

merupakan sumber data dan informasi. Pada penelitian ini yang menjadi populasi

adalah siswa Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon. Teknik

pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling.

b. Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengambilan sampel dengan

cara simple random sampling. Sehubungan dengan pengambilan sampel simple

random sampling Sugiono (2008:120) menjelaskan sebagai berikut :

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel

dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu .”

Mengenai jumlah banyaknya sampel Sugiono (2008:132) mengungkapkan

teknik sampel sebagai berikut :

“Pengambilan sampel secara random atau acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun dengan undian, maka setiap

anggota populasi diberikan nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah

anggota populasi .”

Berdasarkan pada penjelasan di atas, karena teknik pengambilan sampel

(21)

untuk dipilih menjadi anggota sampel. Maka dalam penelitian ini menggunakan

sampel sebanyak 20 orang.

C. Langkah-langkah dan Desain Penelitian

1. Langkah-langkah Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian eksperimen ini, peneliti menyusun

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Langkah pertama menenatukan populasi yaitu di ambil dari siswa-siswi

yang berada disekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.

b) Kemudian menentukan sampel secara acak (Sample Random Sampling)

tanpa memperhatika strata pada siswa-siswi usia 10-12 tahun sebanyak 20

(22)

Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian POPULASI

Analisis Data Menggunakan

penerapan pendekatan taktis

Hasil Kelompok Hasil Kelompok

TES

KELOMPOK B KELOMPOK A

SAMPEL

(23)

2. Desain Penelitian

Desain yang dipergunakan pada peneitian ini termasuk dalam pre

experimental design yaitu “Pretest and Posttest Control Group Design”. Rancangannya sebagai berikut :

Gambar 3.2

Pretest-Posttest Control Group Design

(Sugiono 2008)

Keterangan :

X = Kelompok Eksperimen

Y = Kelompok Kontrol

T1 = Perlakuan/treatmen pendekatan taktis

T2 = Perlakuan/treatmen pendekatan teknis

X1 = Hasil tes kelompok pendekatan taktis

Y2 = Hasil tes kelompok pendekatan teknis

D. Instrumen Penelitian

Agar penelitian ini menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data. Data

tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir

eksperimen sebagai data akhir. Untuk mengumpulan data dari sampel diperlukan

alat yang disebut instrumen. Instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes pukulan lob bertahan (clear lob). Adapun bentuk tes lob

bertahan dalam permainan bulutangkis model dari (Hidayat. Y 2004)

(24)

Tes Permainan Bulutangkis 1. Tes Lob

a. Tujuan : mengukur dan menentukan tingkat keterampilan bulutangkis

b. Alat/fasilitas : raket, cock, lapangan, lakban, kapur tulis dan daftar isian.

c. Pelaksanaan : penyaji berdiri di tengah lapangan (pada titik A yang berjarak 335 cm dari net). Peserta berdiri di area BCDE

(minimal 335 cm dari net) arah pukulan penyaji (pukulan servis

panjang) harus terarah ke arah BCDE. Shuttlecock yang diarahkan

penyaji harus dipukul oleh peserta melewati atas tali setinggi 3m

dari permukaan lantai yang di pasang pada tiang net. Peserta

melakukan tes sebanyak 6 pukulan dengan menggunakan 6 buah

shuttlecock menyentuh tali setinggi 3m dan jatuhnya tidak sampai

di area skor maka diadakan pukulan ulang.

d. Penyekoran : hasil yang dicatat adalah angka sasaran jatuhnya

shuttlecock pada setiap pukulan. Angka sasaran dari 6 kali pukula

dijumlahkan kemudian dihitung rata-ratanya (dibagi 6). Rata-rata

(25)

Gambar 3.3

Tes pukulan Lob dalam Olahraga Bulutangkis

(Hidayat. Y 2004)

E. Pelaksanaan Pembelajaran Permainan Bulutangkis

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama 6 minggu mulai dari tanggal

23 Oktober 2012 sampai dengan 27 November 2012. Perlakuan yang diberikan

pada masing-masing kelompok sebanyak 16 kali pertemuan termasuk satu kali tes

awal dan satu kali tes penilaian akhir. Mengenai jangka waktu lamanya latihan

menurut Kosasih (1995:28), menyatakan bahwa : “Latihan seminggu tiga kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Pembelajaran diberikan

tiga kali seminggu dengan lama latihan selama 120 menit, karena lapangan yang

ada disekolah bulutangkis wina tunas harapan cirebon hanya terapat 2 lapangan,

jadi pembelajaran dibagi dua dan bergantian dengan siswa-siswi pemula yang

mengikuti latihan disekolah bulutangkis tersebut.

1. Untuk kelompok A yang diberikan perlakuan penerapan pendekatan taktis :

 Senin : pukul 16.00 – 18.00 WIB

 Rabu : pukul 16.00 – 18.00 WIB

 Jum‟at : pukul 16.00 – 18.00 WIB

2. Untuk kelompok B yang diberikan perlakuan penerapan pendekatan teknis :

(26)

 Rabu : pukul 16.00 – 18.00 WIB

 Jum‟at : pukul 16.00 – 18.00 WIB

Dalam pelaksanaannya latihan dibagi kedalam tiga tahapan, yaitu :

a. Pemanasan atau warming up

Dalam pelaksanaan latihan pemanasan merupakan hal yang sangat penting

melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang mana harus dilakukan guna

mempersiapkan tubuh dan otot untuk beraktifitas. (Harsono, 1992;91)

menjelaskan bahwa :

Pemanasan tubuh (warming up) penting dilakukan sebelum berlatih,

tujuan pemanasan adalah untuk mengadakan perubahan dalam fungsi

organ tubuh kita guna menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat serta

untuk menghindari diri dari kemungkinan cedera otot dan sendi. Otot dan

sendi yang masih “dingin” biasanya masih kaku sehingga mudah terkena

kalau tiba-tiba harus latihan berat.

Pemanasan selain dapat meningkatkan suhu tubuh agar sesuia dengan

situasi kerja otot juga dapat mencegah terjadinya cidera. Fadir (1990:39)

mengemukakan tentang pemanasan, sebagai berikut :

Warming up adalah serangkaian aktfitas fisik yang dilakukan secara

sistematis dengan tujuan merangsang dan memicu daya kerja organ-organ

tubuh sebagai persiapan mental fisik untuk melakukan suatu kerja fisik

pada tingkat efisiensi yang setinggi-tingginya.

b. Latihan Inti

Latihan inti merupakan latihan pokok bulutangkis dalam meningkatkan

keterampilan lob bertahan (clear lob).

Latihan inti untuk kelompok A dimulai dari: game, drill, game.

(27)

c. Penutup

Dalam suatu latihan penutup adalah bentuk latihan yang bertujuan untuk

mengembalikan organ-organ tubuh ke dalam keadaan rileks dan menghilangkan

ketegangan baik fisik atau mental secara emosional sehingga tubuh kembali pulih.

Penutupan ini dilakukan dengan cara menggerak-gerakan relaksasi, evaluasi,

pemberian motivasi, dan mendiskusikan kesulitan-kesulitan siswa pada saat

melakukan latihan.

Rangkaian pelaksanaan pembelajaran diatas hanya inti-intinya saja, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 3.1 tentang struktur pembelajaran dibawah ini:

Tabel 3.1 Program Struktur Pembelajaran

Pertemuan Pendekatan Taktis Pendekatan Teknis

1 Tes awal Tes awal

2 Pendahuluan :

1. Pemanasan statis

2. Pemanasan dinamis

Inti :

1. Game : siswa diberikan

permainan permainan

2. Drill : shadow training

depan-belakang setengah

1. Drill : shadow training

depan-belakang setengah

lapangan sebanyak 5

gerakan

2. Game : siswa diberikan

(28)

3. Game : siswa diberikan

3. Drill : shadow training

depan-belakang setengah

1. Game : siswa diberikan

permainan melempar

satelkok dengan batas

setengah lapangan dan

berkompetisi selama 30

detik

2. Drill : shadow training

depan-belakang setengah

lapangan sebanyak 10

gerakan

3. Game : siswa diberikan

permainan melempar

1. Drill: shadow training

depan-belakang setengah

lapangan sebanyak 10

gerakan

2. Game : siswa diberikan

permainan melempar

satelkok dengan batas

setengah lapangan dan

berkompetisi selama 30

detik

3. Drill: shadow training

depan-belakang setengah

lapangan sebanyak 10

(29)

detik

2. Drill : shadow training

depan-belakang satu

1. Drill : shadow training

depan-belakang satu

3. Drill : shadow training

(30)

Inti :

1. Game : permainan lob

setengah lapangan secara

berpasangan secara 5

menit

2. Drill : shadow training

depan-belakang satu

1. Drill : shadow training

depan-belakang satu

3. Drill : shadow training

(31)

6 Pendahuluan :

2. Drill : shadow training

depan-belakang satu

1. Drill : shadow training

depan-belakang satu

3. Drill : shadow training

(32)

7 Pendahuluan :

dikali 2 setiap siswa

3. Game : permainan lob

dikali 2 setiap siswa

2. Game : permainan lob

dikali 2 setiap siswa

Penutup :

dikali 3 setiap siswa

2. Game : permainan lob

(33)

dikali 3 setiap siswa

dikali 3 setiap siswa

Penutup :

2. Drill: drilling lob

setengah lapangan silang

sebanyak 20 satelkok

dikali 2 setiap siswa

3. Game : permainan lob

dikali 2 setiap siswa

2. Game : permainan lob

dikali 2 setiap siswa

Penutup : 1. Relaksasi

2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi

(34)

10 Pendahuluan :

dikali 3 setiap siswa

3. Game : permainan lob

dikali 3 setiap siswa

2. Game : permainan lob

dikali 3 setiap siswa

Penutup :

2. Drill : drilling lob satu

Pendahuluan :

1. Pemanasan statis

2. Pemanasan dinamis

Inti :

1. Drill : drilling lob satu

lapangan sebanyak 20

satelkok dikali 2 setiap

(35)

lapangan sebanyak 20

satelkok dikali 2 setiap

siswa

3. Drill : drilling lob satu

lapangan sebanyak 20

satelkok dikali 2 setiap

siswa

2. Drill : drilling lob satu

lapangan penuh sebanyak

20 satelkok dikali 3

setiap siswa

1. Drill : drilling lob satu

lapangan penuh sebanyak

20 satelkok dikali 3 setiap

siswa

2. Game : permainan lob

satu lapangan penuh

selama 3 menit

3. Drill : drilling lob satu

lapangan penuh sebanyak

20 satelkok dikali 3 setiap

siswa

Penutup : 1. Relaksasi

(36)

3. Pemberian motivasi

1. Drill : stroke lob setengah

lapangan berpasangan

selama 5 menit

2. Game : permainan lob

satu lapangan penuh

selama 5 menit

3. Drill : stroke lob setengah

lapangan berpasangan

1. Drill : stroke lob setengah

lapangan silang

(37)

2. Drill : stroke lob

3. Drill : stroke lob setengah

lapangan silang

1. Drill : stroke lob setengah

lapangan penuh

3. Drill : stroke lob setengah

lapangan penuh

berpasangan selama 5

menit

(38)

2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi

4. Diskusi

2. Evaluasi

3. Pemberian motivasi

4. Diskusi

16 Tes akhir Tes akhir

F. Prosedur Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil tes diolah secara statistika untuk

mendapatkan data yang valid. Dalam pengolahan data penulis menggunakan

rumus-rumus dari sudjana, adapun langkah-langkah pengolahan dan

penganalisisan data yang penulis tempuh adalah :

1. Menghitung rata-rata dari masing-masing kelompok dengan menggunakan

rumus :

̅ ∑

Arti tanda-tanda rumus tersebut, adalah :

̅ = Nilai rata-rata yang dicari

= Jumlah

xi = Nilai Mentah

n = Besaran sampel

2. Menghitung simpangan baku masing-masing kelompok dengan

menggunakan rumus :

(39)

S = simpangan baku atau standar deviasi

= jumlah nilai mentah

̅ = jumlah nilai rata-rata = besarnya sampel

3. Menghitung atau menguji normalitas data dengan uji Lilifirs. Prosedur

pengerjaanya, adalah:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan

menggunakan rumus

Z1 = ̅

b. Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar ditribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang :

c. Selanjutnya dihitung proporsinya Z1, Z2,...., Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:

d. Hitung F(Zi)-S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga tersebut. Sebutlah

harga mutlak ini Lo

4. Menguji homogenitas dua varians dengan rumus :

Pengujian hipotesisnya adalah tolah Ho jika F≥ F1 / 2α (V 1, V2) dengan F1

/2α, sedangkan derajat kebebasan V1 dan V2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut. Jadi kedua kelompok adalah homogen apabila

(40)

5. Penguji hipotesis dengan perhitungan uji kesamaan dua rata-rata (uji dua

pihak) dengan rumus sebagai berikut:

a. S2 =

Arti unsur-unsur tersebut adalah:

S1 = Nilai simpangan baku kelompok eksperimen

S2 = Nilai simpangan baku kelompok kontrol

n = Jumlah sampel

Terima hipotesis apabila jika – t1 –½ α ≤ t ≤ t1 – ½ α dimana t1 - ½ α

didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1 - ½ α) dan dk= (n-1).

Dalam hal lainnya Ho ditolak.

b. Lalu dilanjutkan dengan rumus:

t =

Arti unsur-unsur tersebut adalah:

t = nilai kritis untuk uji signifikan

= Nilai rata-rata kelompok eksperimen

= Nilai rata-rata kelompok kontrol

SB = simpangan baku

= jumlah sampel

Jika hasil di atas σ1≠ σ2 , maka digunakan satistik t„ dengan rumus sebagai berikut:

(41)

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis Ho jika t‟ ≥ ,

dengan : W1 = , W2 = t1 = t (1- 1/2α ), ( n1 – 1) , t2 = t (1- 1/2α ),

( n2 – 1).

peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1 –α) sedangkan

dk= n-1.

Dengan : W1 = ; W2 =

t1 = t (1- 1/2α ), ( n1 – 1)

t2 = t (1- 1/2α ),( n2 – 1)

G. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di lapangan Sekolah

Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon yang berada di jalan Pangeran Drajat

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data pada bab

sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan

taktis pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar keterampilan

dasar lob bertahan (clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan

Cirebon.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan kesimpulan yang didapat

dari penelitian tersebut, penulis mengajukan beberapa saran yaitu :

1. Kepada para guru, pelatih, dan pembina mengenai pengembangan

Bulutangkis disekolah agar mempergunakan penerapan pendekatan taktis

dalam proses pembelajaran Bulutangkis.

2. Kepada para siswa dalam proses mempelajari Bulutangkis, diharapkan

untuk berlatih dengan sungguh-sungguh agar tercapai peningkatan

keterampilan Bulutangkis.

3. Kepada para peneliti berikutnya, agar meneliti lebih lanjut tentang

penggunaan pendekatan taktis untuk mengembangkan lebih luas serta

kegunaannya terhadap cabang olahraga lainnya.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga

hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian ; Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan

Praktis ; Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian ; Jakarta : Rineka Cipta.

Fadir. Willibord. (1990). Latihan Kondisi Fisik Pencak Silat. Bandung

Hadiati, H. (2012). Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan

Keterampilan Dropshot Dalam Pembelajaran Bulutangkis Disekolah SMK 2 Bandung. Bandung, Skripsi UPI.

Hidayat, J. (2004). Upaya Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Meningkatkan

Keterampilan Bermain Bulutangkis. Bandung, Skripsi UPI.

Hidayat, Y. (2004). Latihan Keterampilan Psikologi Dalam Belajar Keterampilan

Gerak. Yogyakarta Tesis Universitas Gadjah Mada.

Juliante. T. Yudiana. Y dan Subarjah. H (2007). Modul Teori Latihan. Bandung FPOK UPI.

Lutan, Rusli. (1988). Pengantar Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta. Depdikbud.

Megantara, S.M. (2007). Keterampilan Bermain Bulutangkis Ditinjau Dari Pola

Asuh Orang Tua dan Motivasi Berprestasi Atlet. Bandung, Skripsi UPI.

Nurhasan, H dan Kholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran FPOK UPI.

PBSI. (2006). Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. Jakarta : PB.PBSI

Pool, J. (1988). Belajar Bulutangkis. Bandung : Pionir Jaya.

Subarjah, H dan Hidayat, Y. (2007). Bahan Ajar Permainan Bulutangkis. Bandung : FPOK UPI Bandung.

Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah

(44)

Sudjana, N. (2005). Metode Statistika (edisi ke 6). Bandung : Tarsito.

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

http://www.suksestotal.com/kata-inspirasi-untuk-guru-dan-orangtua.html

Gambar

Gambar 3.2 Pretest-Posttest Control Group Design
Gambar 3.3 Tes pukulan Lob dalam Olahraga Bulutangkis
Tabel 3.1 Program Struktur Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang

Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, perlu rnenetapkan Tugas Mengajar Dosen clan 'l'r-rgas Tel<nisi Semester Gasal 2009 120 10.. Bahwa untuk keperluan dimaksud

PENGARUH TINGKAT KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU PENJAS SMP NEGERI SE KOTA PEKANBARU TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia

Agar pelayanan pertanahan tidak terhenti karena DIK Suplemen tahun anggaran 2003 belum diterima, apabila diperlukan biaya lapangan maka penanggung jawab DIK

Penggunaan media himpunan garis untuk meningkatkan kemampuan siswa tunagrahita ringan dalam memahami konsep pembagian bilangan bulat sampai 20.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Alhamdulillahirabbil alamin , segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas makrofauna tanah pada lahan pertanian anorganik dan organik di kabupaten karo, dilakukan pada bulan

Pemrosesan data yang masih menggunakan system secara manual sering menimbulkan masalah masalah yang berkaitan dengan ketidakteraturan system seperti lambatnya pencarian data,