PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN (CLEAR LOB)
(Study Eksperimen di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
RATIH AGUSTINA RAHAYU 0802617
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Penerapan Pendekatan Taktis Dalam
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Keterampilan Dasar Lob Bertahan
(Clear Lob)
Oleh
Ratih Agustina Rahayu
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Ratih Agustina Rahayu 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
JUDUL : PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR LOB BERTAHAN (CLEAR LOB) (Study Eksperimen di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon). NAMA : RATIH AGUSTINA RAHAYU, Pembimbing I Dr. Yusup Hidayat, M.Si., Pembimbing II Dr. Nuryadi, M.Pd.
ABSTRACT
TITTLE : THE APPLICATION OF TAKTIS APPROACH IN IMPROVING STUDY RESULT OF BASIC DEFENSE CLEAR LOBS SKILL (AN EXPERIMENT STUDY IN WINA TUNAS HARAPAN
BADMINTON’ SCHOOL CIREBON). NAME : RATIH AGUSTINA
RAHAYU. First supervisor : Dr. Yusup Hidayat, M.Si., Second supervisor : Dr. Nuryadi, M.Pd.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR...ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Batasan Penelitian ... 9
BAB II KERANGKA TEORITIK A. Permainan Bulutangkis ... 10
1.Pengertian Prinsip dan Karakteristik Permainan Bulutangkis ... 10
2. Keterampilan Dasar Bulutangkis ... 12
a. Cara Memegang Raket (Grips)...13
b. Sikap Berdiri (Stance)...16
c. Gerakan Kaki (Footwork)...18
d. Teknik Pukulan...19
B. Pendekatan Taktis...28
D. Anggapan Dasar...32
E. Hipotesis...33
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian...35
B. Populasi dan Sampel...36
a. Populasi...36
b. Sampel...37
C. Langkah-langkah dan Desain Penelitian...38
1. Langkah-langkah...38
2. Desain Penelitian...40
D. Instrumen Penelitian...40
E. Pelaksanaan Pembelajaran...42
F. Prosedur Penelitian...55
G. Lokasi Penelitian...58
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengolahan Data dan Analisis...59
a. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku...59
b. Hasil Pengujian Homogenitas...60
c. Hasil Pengujian Normalitas Dengan Uji Liliefors...61
d. Uji signifikan Dengan Uji Satu Pihak...61
B. Diskusi Penemuan...62
BAB V KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan...65
B. Saran...65
DAFTAR PUSTAKA...66
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga ialah suatu aktifitas jasmani yang banyak dilakukan oleh
masyarakat, keberadaannya sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi
sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Sebab olahraga dewasa ini
sudah menjadi tren di masyarakat baik orang tua, remaja maupun anak-anak.
Karena olahraga ini memiliki manfaat tidak hanya untuk kesehatan, tetapi lebih
dari itu ialah sebagai sarana pendidikan bahkan prestasi. Sebagai contoh salah satu
cabang olahraga yang memiliki manfaat untuk kesehatan, sarana pendidikan dan
prestasi adalah cabang olahraga Bulutangkis. Melalui kegiatan Bulutangkis ini
para remaja banyak menuai manfaat, baik dalam pertumbuhan fisik, mental
maupun sosial. Olahraga Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga
permainan yang banyak digemari dan populer dikalangan masyarakat indonesia
bahkan di dunia dan juga berkembang pesat seiring perkembangan zaman.
Permainan Bulutangkis sangat menarik untuk dijadikan hobi dan relatif
mudah untuk dimainkan dan dipelajari, karena alat yang digunakan mudah
didapat dan dapat dijadikan olahraga rekreasi, serta memelihara kebugaran
jasmani dan kesehatan oleh sebagian besar masyarakat indonesia. Beberapa fakta
menunjukan di perkotaan maupun didesa, lapangan Bulutangkis banyak terdapat
di lingkungan sekitar atau hampir di setiap rukun warga (RW) dan di pedesaan
pun tidak kalah banyaknya dengan di perkotaan, hal ini membuktikan
kepopuleran dan perkembangan Bulutangkis di indonesia, pada kenyataan yang
ada permainan Bulutangkis dapat dimainkan di luar lapangan (out door) tidak
hanya didalam lapangan tertutup (in door), walaupun pada dasarnya permainan
Permainan Bulutangkis bersifat individual dapat dimainkan satu orang
melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini dapat
dimainkan oleh berbagai tingkatan, mulai dari putra, putri, anak-anak, remaja,
dewasa, sampai orang tua, dapat pula dimainkan oleh pasangan putra dan putri.
Untuk dapat memainkan permainan Bulutangkis pukulan itu merupakan teknik
yang paling mendasar sehingga permain dapat bermain Bulutangkis dengan baik
seorang pemain harus mampu melakukan beberapa teknik pukulan atau
keterampilan gerak memukul. Dalam permainan bulutangkis terdapat berbagai
macam pukulan yaitu: (1) pukulan servis (2) Pukulan lob atau clear (3) Pukulan
Dropshot (4) Pukulan smash (5) Pukulan drive atau mendatar (6) Pengambilan service dan retrun service. Dari berbagai macam pukulan yang ada pukulan lob
bertahan atau clear lob lah yang akan dibahas dalam penelitian ini, karena
pukulan lob bertahan adalah pukulan dasar dalam permainan Bulutangkis ini.
Pemainan Bulutangkis sendiri mengalami perkembangan yang pesat di
indonesia, ini terbukti dengan dengan prestasi yang diraih ditingkat dunia maupun
ditingkat nasional dan banyaknya klub-klub atau sekolah-sekolah Bulutangkis
yang ada sekarang ini. Permainan Bulutangkis juga berkembang
disekolah-sekolah dan permainan Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang
permainan yang masuk dalam olahraga yang wajib diajarkan dan terprogram
dalam garis-garis besar program pengajaran (GBPP), keberadaannya secara tidak
langsung ikut serta dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional yaitu
pembangunan manusia yang berkualitas baik fisik maupun mental.
Negara indonesia tidak kalah dengan negara- negara lain, negara indonesia
juga memiliki pemain-pemain yang mempunyai prestasi yang baik. Tunas-tunas
peBulutangkis pun mulai bermunculan dari sekolah-sekolah dasar lalu mengikuti
pelatihan khusus disekolah-sekolah Bulutangkis yang berada didaerah-daerah
yang ada di indonesia. Wajah-wajah baru banyak bermunculan di arena kejuaraan
tingkat daerah maupun kejuaraan tingkat nasional. Nama-nama baru
peBulutangkis indonesia sudah banyak tercantum dalam daftar peserta didalam
berhasil menjadi juara dan mengibarkan bendera merah putih di negara lain. Oleh
karena itu, regenerasi tunas-tunas baru harus terus tumbuh sehingga pada masanya
senior-senior mengalami penurunan yang diakibatkan oleh faktor usia maka ada
junior-junior yang dapat menggantikan posisi senior untuk meraih prestasi yang
diharapkan. Tidak dapat dipungkiri beberapa tahun kebelakang indonesia
mengalami penurunan prestasi dalam cabang olahraga Bulutangkis dan itu
menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara yang baik.
Tidak dapat dipungkiri prestasi yang baik memang menjadi dambaan
setiap atlet yang pastinya tidak semudah membalikan telapak tangan untuk
mendapatkan prestasi yang diharapkan. Dibutuhkan latihan yang tidak singkat
bahkan latihan dimulai saat masih duduk dibangku sekolah dasar dan banyak
pengorbanan yang harus dilakukan salah satunya membagi waktu antara sekolah
dengan latihan bahkan bermainpun biasanya dilakukan disela-sela istirahat latihan
atau hanya disekolah saja. Dibutuhkan juga kualitas dari berbagai aspek latihan
dan faktor-faktor pendukung yang turut serta mempengaruhi berjalannya latihan.
Aspek latihan yang dimaksud meliputi aspek teknik, aspek fisik dan aspek mental.
Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Sohaimin dalam Hidayat, J (2011:2)
memberikan penjelasan tentang kesiapan fisik dan psikis atlet terhadap rangkaian
mencapai prestasi secara maksimal yaitu:
Prestasi olahraga itu tidak hanya tergantung kepada keterampilan teknik
olahraga dan kesehatan fisik yang dimiliki atlet yang bersangkutan, tetapi
juga tergantung pada keadaan-keadaan psikologis dan kesehatan mental.
Memang benar mental tidak kalah pentingnya jika dibandingkan dengan
keterampilan teknik dan fisik karena jika mental atlet tidak baik maka
keterampilan teknik dan keterampilan fisik yang dimiliki atlet tidak akan
berkembang dengan semestinya terutama saat menghadapi pertandingan yang
Prestasi dalam olahraga secara umum dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen adalah faktor yang
berhubungan dengan keadaan diri siswa, diantaranya kemampuan fisik,
kemampuan teknik, mental dan psikis. Sedangkan faktor eksogen berhubungan
dengan keadaan diluar diri siswa seperti lingkungan, pelatih atau guru, sarana dan
prasarana latihan, situasi dan kondisi pada saat latihan atau saat menghadapi
pertandingan.
Hal ini seperti dijelaskan oleh Lutan (1988:13) sebagai berikut:
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi digolongkan
menjadi dua kategori yaitu : 1) faktor endogen, dan 2) faktor eksogen.
Yang dimaksud faktor endogen ialah atribut atau ciri-ciri yang melekat
pada aspek fisik dan psikis seseorang, sementara faktor eksogen diartikan
semua faktor diluar diri individu baik yang terdapat dilingkungan
tempat berlatih maupun lingkungan yang lebih umum pengertiannya.
Seperti yang kita tau dalam pembelajaran terdapat berbagai macam
pendekatan diantaranya yaitu pendekatan teknik dan pendekatan taktis.
Pendekatan teknik lebih menitik beratkan pembelajaran terhadap teknik dari suatu
permainan yang dipelajari (drill-game-drill), sedangkan pendekatan taktis lebih
menitik beratkan pada taktik dari suatu permainan yang dipelajari dalam cabang
olahraga. Pada proses pembelajaran yang biasa digunakan seperti pembelajaran
secara tradisional yang dilakukan oleh guru saat ini belum memberikan hasil yang
maksimal terhadap hasil pembelajaran permainan Bulutangkis yang dipelajari.
Dengan menerapkan pendekatan ini, diharapkan adanya peningkatan hasil
pembelajaran, motivasi dan minat belajar siswa atau atlet untuk belajar. Metode
pendekatan taktis memberikan suatu alternatif yang diberikan kepada siswa untuk
mempelajari keterampilan teknik cabang olahraga dalam situasi bermain.
Pendekatan taktis adalah suatu cara untuk meningkatkan kesadaran siswa
tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai
dengan masalah atau situasi dalam permainan.
Dan menurut Huedaya dalam Hidayat, J (2011:4), menjelaskan bahwa
sasaran dari pengajaran melalui pendekatan taktis adalah:
Meningkatkan keterampilan bermain siswa, dengan melibatkan kombinasi
dari kesadaran taktis dan penerapan keterampilan teknik dasar kedalam
bentuk permainan yang sebenarnya.
Pendekatan taktis menekankan pada penempatan belajar keterampilan
teknik dalam konteks bermain dan memberikan kesempatan pada siswa untuk
melihat relevansi keterampilan teknik pada situasi bermain yang sebenarnya.
Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang mempelajari keterampilan teknik
bermain, hal diatas dapat dicapai dalam pembelajaran yang menekan pada
kesadaran taktik dalam permainan. Jadi, pendekatan taktis pada hakekatnya adalah
suatu pendekatan pembelajaran keterampilan teknik dan sekaligus diterapkan
dalam situasi permainan, dalam hal ini pendidik terlebih dahulu memberikan
pengalaman-pengalaman yang mengurangi teknik dalam permainan dan disisi lain
siswa harus memiliki kesadaran dalam mengontrol suatu objek.
Dari penjelasan diatas menggambarkan bahwa prestasi atau keterampilan
dapat dicapai dan meningkat lebih baik lagi apabila faktor endogen dan faktor
eksogen dapat berperan secara maksimal dalam setiap proses pembelajaran dan
dengan tersedianya sarana dan prasarana latihan yang baik dan memenuhi syarat
yang baik maka pelaksanaan kegiatan latihan akan berjalan dengan lancar maka
prestasi dan keterampilan akan mudah dicapai, sehingga hasil yang diharapkan
dapat tercapai pula.
Hambatan yang terjadi nampaknya lebih banyak timbul pada proses
pembelajaran dan pelatihan sejak awal atau pelatihan dasar. Model-model
diterapkan dilapangan saat pembelajaran Bulutangkis berlangsung. Dalam metode
tradisional ini, seorang pelatih atau guru hanya memberikan latihan dengan
memilah-milah teknik dasarnya untuk dikuasai siswa. Selain itu, metode
tradisional selalu berpedoman pada urutan materi tertentu dan secara ketat
mengontrol gerakan-gerakan pukulan yang dilakukan siswa.
Pola fikir metode tradisional yaitu mempelajari suatu teknik dalam
beberapa kali pertemuan sampai teknik tersebut dikuasai oleh siswa, setelah itu
baru pindah ke teknik yang lain dan teknik dasar yang sebelumnya tidak akan
dipelajari kembali dan pada akhir latihan diadakan pertandingan antar siswa untuk
menerapkan teknik yang telah dipelajari kesituasi permainan sesungguhnya. Bagi
siswa pemula dengan pembelajaran yang seperti ini sangat memungkinkan siswa
mengalami kejenuahan jika pengulangan gerakan yang dipelajari monoton dan
tidak bervariasi yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Pada metode
tradisional pelatih atau guru jarang sekali memberikan taktik permainan pada
siswa karena pada metode tradisional pelatih atau guru hanya memfokuskan siswa
pada penguasaan teknik dasar dibandingkan dengan penguasaan taktik.
Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan adalah salah satu perkumpulan
Bulutangkis yang berada di kota Cirebon, atlet-atlet yang berlatih diclub ini
adalah siswa-siswa dari SD dan SMP yang berada di kota maupun kabupaten
Cirebon. Siswa-siswa yang berlatih disekolah Bulutangkis ini sering
mengharumkan nama baik sekolahnya masing-masing dalam pertandingan antar
pelajar.
Berdasarkan pada karakteristik kesulitan permainan Bulutangkis dan
masalah-masalah yang sering dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran
permainan Bulutangkis di Wina Tunas Harapan Cirebon, penulis terdorong dan
terisfirasi untuk melakukan penelitian tentang penerapan pendekatan taktis dalam
upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar pukulan lob bertahan (clear
lob). Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan taktis
yang dimiliki siswa sebelum masuk kedalam proses pembelajaran. Penulis
beranggapan pendekatan taktis adalah pendekatan yang dapat menerapkan
pemahaman-pemahaman pola gerak dengan upaya agar siswa dapat mengerti
tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan
masalah dan situasi pembelajaran permainan Bulutangkis yang sesungguhnya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap siswa Sekolah Bulutangkis
Wina Tunas Harapan Cirebon, ada beberapa permasalahan yang muncul pada saat
kegiatan pembelajaran permainan Bulutangkis khususnya pada pukulan lob
bertahan (clear lob),diantaranya:
1. Siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran dan terlihat jenuh.
2. Hasil pembelajaran keterampilan dasar pukulan lob bertahan (clear lob) masih
belum sesuai dengan harapan yang ingin dicapai.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menjabarkan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
“Apakah penerapan pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar pukulan lob bertahan (clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tersebut
adalah:
Untuk mengetahui jawaban dari “Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penerapan pendekatan taktis terhadap hasil belajar keterampilan dasar lob
bertahan (clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.”
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta
manfaat bagi pihak yang berkepentingan, yaitu penulis, guru atau pelatih di
Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.
1. Secara teoritis
a. Dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti bagi dunia pendidikan,
khususnya bagi guru penjas dan pelatih agar dapat mendesain materi
pembelajaran semenarik mungkin, sehingga siswa tidak mengalami
kejenuhan saat pembelajaran berlangsung.
b. Dapat memberi informasi dan masukan bagi sekolah atau
lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pelatihan Bulutangkis dalam kaitannya
dengan metode pembelajaran Bulutangkis.
2. Secara praktik
a. Sebagai bahan masukan bagi Wina Tunas Harapan Cirebon mengenai
pelaksanaan proses latihan, sehingga diharapkan terdapat peningkatan
dalam kualitas proses latihan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diharapkan khususnya pada pukulan lob bertahan (clear lob).
b. Sebagai bahan masukan bagi guru penjas atau pelatih dalam memberikan
meningkatkan hasil pembelajaran permainan Bulutangkis khususnya pada
pukulan lob bertahan (clear lob).
F. Batasan Penelitian
Agar penelitian tidak menyimpang atau menghindari terjadinya berbagai
penafsiran yang luas, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian.
Adapun batasan penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian ini berkisar pada penerapan pendekatan taktis dalam upaya
meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar pukulan lob bertahan
(clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.
2. Objek penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Bulutangkis Wina Tunas
Harapan Cirebon yang berumur 10-12 tahun.
3. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah study
eksperimen.
4. Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu rangkaian studi penelitian diperlukan suatu metode yang
sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji
kebenarannya, penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah
dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data.
Adapun yang dimaksud metode itu sendiri yang dikemukakan oleh
Surakhmad dalam Hadiati, H (2012:41) bahwa, ”Metode adalah merupakan cara
utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji
hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu.”
Sedangkan Arikunto (2007:206) menjelaskan penelitian, adalah: ”Suatu
proses yang dilakukan oleh peneliti yang bertujuan untuk mencari jawaban atas
pertanyaan yang diajukan melalui prosedur ilmiah yang telah ditentukan.”
Dari penjelasan para ahli tersebut dapat dijelaskan kembali bahwa metode
merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mempermudah
memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan teknik atau alat-alat
tertentu sehingga dapat mempermudah memperoleh hasil sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Sedangkan penelitian merupakan tujuan untuk mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan.
Sedangkan metode penelitian yang dijelaskan Arikunto (1997:151) yaitu :
“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
Mengenai metode eksperimen ini, Arikunto (1990:272) menerangkan
bahwa: Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik.
Sedangkan Sugiono (2011:72) menjelaskan bahwa: “Penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang takterkendalikan .”
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dengan tujuan untuk menentukan
ada tidaknya hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang akan di teliti. Hal
ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai
seperti yang diharapkan. Oleh karen itu metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen. Secara spesifik dapat dikemukakan bahwa
penelitian ini ingin meneliti ada tidaknya pengaruh penerapan pendekatan taktis
terhadap keterampilan dasar lob bertahan (clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina
Tunas Harapan Cirebon.
B. Populasi dan Sampel
Sumber data diperlukan dalam suatu penelitian sejak dari penyusunan data
hingga penganalisaan data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut
populasi dan sampel penelitian.
a. Populasi
Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, sebab
populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan penelitian,
sehubungan dengan populasi diungkapkan oleh Sudjana (1989:84) sebagai
berikut: “ Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni untuk tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa berupa individu, keluarga, rumah
dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan
jelas”. Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa yang dimaksud populasi adalah:
”keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan Sugiyono (2011:80) menjelaskan
bahwa: ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan penjelasan di atas maka, dapat disimpulkan bahwa populasi
merupakan sumber data dan informasi. Pada penelitian ini yang menjadi populasi
adalah siswa Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling.
b. Sampel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengambilan sampel dengan
cara simple random sampling. Sehubungan dengan pengambilan sampel simple
random sampling Sugiono (2008:120) menjelaskan sebagai berikut :
“Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu .”
Mengenai jumlah banyaknya sampel Sugiono (2008:132) mengungkapkan
teknik sampel sebagai berikut :
“Pengambilan sampel secara random atau acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun dengan undian, maka setiap
anggota populasi diberikan nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah
anggota populasi .”
Berdasarkan pada penjelasan di atas, karena teknik pengambilan sampel
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Maka dalam penelitian ini menggunakan
sampel sebanyak 20 orang.
C. Langkah-langkah dan Desain Penelitian
1. Langkah-langkah Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian eksperimen ini, peneliti menyusun
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Langkah pertama menenatukan populasi yaitu di ambil dari siswa-siswi
yang berada disekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon.
b) Kemudian menentukan sampel secara acak (Sample Random Sampling)
tanpa memperhatika strata pada siswa-siswi usia 10-12 tahun sebanyak 20
Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian POPULASI
Analisis Data Menggunakan
penerapan pendekatan taktis
Hasil Kelompok Hasil Kelompok
TES
KELOMPOK B KELOMPOK A
SAMPEL
2. Desain Penelitian
Desain yang dipergunakan pada peneitian ini termasuk dalam pre
experimental design yaitu “Pretest and Posttest Control Group Design”. Rancangannya sebagai berikut :
Gambar 3.2
Pretest-Posttest Control Group Design
(Sugiono 2008)
Keterangan :
X = Kelompok Eksperimen
Y = Kelompok Kontrol
T1 = Perlakuan/treatmen pendekatan taktis
T2 = Perlakuan/treatmen pendekatan teknis
X1 = Hasil tes kelompok pendekatan taktis
Y2 = Hasil tes kelompok pendekatan teknis
D. Instrumen Penelitian
Agar penelitian ini menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data. Data
tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir
eksperimen sebagai data akhir. Untuk mengumpulan data dari sampel diperlukan
alat yang disebut instrumen. Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes pukulan lob bertahan (clear lob). Adapun bentuk tes lob
bertahan dalam permainan bulutangkis model dari (Hidayat. Y 2004)
Tes Permainan Bulutangkis 1. Tes Lob
a. Tujuan : mengukur dan menentukan tingkat keterampilan bulutangkis
b. Alat/fasilitas : raket, cock, lapangan, lakban, kapur tulis dan daftar isian.
c. Pelaksanaan : penyaji berdiri di tengah lapangan (pada titik A yang berjarak 335 cm dari net). Peserta berdiri di area BCDE
(minimal 335 cm dari net) arah pukulan penyaji (pukulan servis
panjang) harus terarah ke arah BCDE. Shuttlecock yang diarahkan
penyaji harus dipukul oleh peserta melewati atas tali setinggi 3m
dari permukaan lantai yang di pasang pada tiang net. Peserta
melakukan tes sebanyak 6 pukulan dengan menggunakan 6 buah
shuttlecock menyentuh tali setinggi 3m dan jatuhnya tidak sampai
di area skor maka diadakan pukulan ulang.
d. Penyekoran : hasil yang dicatat adalah angka sasaran jatuhnya
shuttlecock pada setiap pukulan. Angka sasaran dari 6 kali pukula
dijumlahkan kemudian dihitung rata-ratanya (dibagi 6). Rata-rata
Gambar 3.3
Tes pukulan Lob dalam Olahraga Bulutangkis
(Hidayat. Y 2004)
E. Pelaksanaan Pembelajaran Permainan Bulutangkis
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama 6 minggu mulai dari tanggal
23 Oktober 2012 sampai dengan 27 November 2012. Perlakuan yang diberikan
pada masing-masing kelompok sebanyak 16 kali pertemuan termasuk satu kali tes
awal dan satu kali tes penilaian akhir. Mengenai jangka waktu lamanya latihan
menurut Kosasih (1995:28), menyatakan bahwa : “Latihan seminggu tiga kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Pembelajaran diberikan
tiga kali seminggu dengan lama latihan selama 120 menit, karena lapangan yang
ada disekolah bulutangkis wina tunas harapan cirebon hanya terapat 2 lapangan,
jadi pembelajaran dibagi dua dan bergantian dengan siswa-siswi pemula yang
mengikuti latihan disekolah bulutangkis tersebut.
1. Untuk kelompok A yang diberikan perlakuan penerapan pendekatan taktis :
Senin : pukul 16.00 – 18.00 WIB
Rabu : pukul 16.00 – 18.00 WIB
Jum‟at : pukul 16.00 – 18.00 WIB
2. Untuk kelompok B yang diberikan perlakuan penerapan pendekatan teknis :
Rabu : pukul 16.00 – 18.00 WIB
Jum‟at : pukul 16.00 – 18.00 WIB
Dalam pelaksanaannya latihan dibagi kedalam tiga tahapan, yaitu :
a. Pemanasan atau warming up
Dalam pelaksanaan latihan pemanasan merupakan hal yang sangat penting
melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang mana harus dilakukan guna
mempersiapkan tubuh dan otot untuk beraktifitas. (Harsono, 1992;91)
menjelaskan bahwa :
Pemanasan tubuh (warming up) penting dilakukan sebelum berlatih,
tujuan pemanasan adalah untuk mengadakan perubahan dalam fungsi
organ tubuh kita guna menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat serta
untuk menghindari diri dari kemungkinan cedera otot dan sendi. Otot dan
sendi yang masih “dingin” biasanya masih kaku sehingga mudah terkena
kalau tiba-tiba harus latihan berat.
Pemanasan selain dapat meningkatkan suhu tubuh agar sesuia dengan
situasi kerja otot juga dapat mencegah terjadinya cidera. Fadir (1990:39)
mengemukakan tentang pemanasan, sebagai berikut :
Warming up adalah serangkaian aktfitas fisik yang dilakukan secara
sistematis dengan tujuan merangsang dan memicu daya kerja organ-organ
tubuh sebagai persiapan mental fisik untuk melakukan suatu kerja fisik
pada tingkat efisiensi yang setinggi-tingginya.
b. Latihan Inti
Latihan inti merupakan latihan pokok bulutangkis dalam meningkatkan
keterampilan lob bertahan (clear lob).
Latihan inti untuk kelompok A dimulai dari: game, drill, game.
c. Penutup
Dalam suatu latihan penutup adalah bentuk latihan yang bertujuan untuk
mengembalikan organ-organ tubuh ke dalam keadaan rileks dan menghilangkan
ketegangan baik fisik atau mental secara emosional sehingga tubuh kembali pulih.
Penutupan ini dilakukan dengan cara menggerak-gerakan relaksasi, evaluasi,
pemberian motivasi, dan mendiskusikan kesulitan-kesulitan siswa pada saat
melakukan latihan.
Rangkaian pelaksanaan pembelajaran diatas hanya inti-intinya saja, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 3.1 tentang struktur pembelajaran dibawah ini:
Tabel 3.1 Program Struktur Pembelajaran
Pertemuan Pendekatan Taktis Pendekatan Teknis
1 Tes awal Tes awal
2 Pendahuluan :
1. Pemanasan statis
2. Pemanasan dinamis
Inti :
1. Game : siswa diberikan
permainan permainan
2. Drill : shadow training
depan-belakang setengah
1. Drill : shadow training
depan-belakang setengah
lapangan sebanyak 5
gerakan
2. Game : siswa diberikan
3. Game : siswa diberikan
3. Drill : shadow training
depan-belakang setengah
1. Game : siswa diberikan
permainan melempar
satelkok dengan batas
setengah lapangan dan
berkompetisi selama 30
detik
2. Drill : shadow training
depan-belakang setengah
lapangan sebanyak 10
gerakan
3. Game : siswa diberikan
permainan melempar
1. Drill: shadow training
depan-belakang setengah
lapangan sebanyak 10
gerakan
2. Game : siswa diberikan
permainan melempar
satelkok dengan batas
setengah lapangan dan
berkompetisi selama 30
detik
3. Drill: shadow training
depan-belakang setengah
lapangan sebanyak 10
detik
2. Drill : shadow training
depan-belakang satu
1. Drill : shadow training
depan-belakang satu
3. Drill : shadow training
Inti :
1. Game : permainan lob
setengah lapangan secara
berpasangan secara 5
menit
2. Drill : shadow training
depan-belakang satu
1. Drill : shadow training
depan-belakang satu
3. Drill : shadow training
6 Pendahuluan :
2. Drill : shadow training
depan-belakang satu
1. Drill : shadow training
depan-belakang satu
3. Drill : shadow training
7 Pendahuluan :
dikali 2 setiap siswa
3. Game : permainan lob
dikali 2 setiap siswa
2. Game : permainan lob
dikali 2 setiap siswa
Penutup :
dikali 3 setiap siswa
2. Game : permainan lob
dikali 3 setiap siswa
dikali 3 setiap siswa
Penutup :
2. Drill: drilling lob
setengah lapangan silang
sebanyak 20 satelkok
dikali 2 setiap siswa
3. Game : permainan lob
dikali 2 setiap siswa
2. Game : permainan lob
dikali 2 setiap siswa
Penutup : 1. Relaksasi
2. Evaluasi
3. Pemberian motivasi
10 Pendahuluan :
dikali 3 setiap siswa
3. Game : permainan lob
dikali 3 setiap siswa
2. Game : permainan lob
dikali 3 setiap siswa
Penutup :
2. Drill : drilling lob satu
Pendahuluan :
1. Pemanasan statis
2. Pemanasan dinamis
Inti :
1. Drill : drilling lob satu
lapangan sebanyak 20
satelkok dikali 2 setiap
lapangan sebanyak 20
satelkok dikali 2 setiap
siswa
3. Drill : drilling lob satu
lapangan sebanyak 20
satelkok dikali 2 setiap
siswa
2. Drill : drilling lob satu
lapangan penuh sebanyak
20 satelkok dikali 3
setiap siswa
1. Drill : drilling lob satu
lapangan penuh sebanyak
20 satelkok dikali 3 setiap
siswa
2. Game : permainan lob
satu lapangan penuh
selama 3 menit
3. Drill : drilling lob satu
lapangan penuh sebanyak
20 satelkok dikali 3 setiap
siswa
Penutup : 1. Relaksasi
3. Pemberian motivasi
1. Drill : stroke lob setengah
lapangan berpasangan
selama 5 menit
2. Game : permainan lob
satu lapangan penuh
selama 5 menit
3. Drill : stroke lob setengah
lapangan berpasangan
1. Drill : stroke lob setengah
lapangan silang
2. Drill : stroke lob
3. Drill : stroke lob setengah
lapangan silang
1. Drill : stroke lob setengah
lapangan penuh
3. Drill : stroke lob setengah
lapangan penuh
berpasangan selama 5
menit
2. Evaluasi
3. Pemberian motivasi
4. Diskusi
2. Evaluasi
3. Pemberian motivasi
4. Diskusi
16 Tes akhir Tes akhir
F. Prosedur Penelitian
Data yang diperoleh dari hasil tes diolah secara statistika untuk
mendapatkan data yang valid. Dalam pengolahan data penulis menggunakan
rumus-rumus dari sudjana, adapun langkah-langkah pengolahan dan
penganalisisan data yang penulis tempuh adalah :
1. Menghitung rata-rata dari masing-masing kelompok dengan menggunakan
rumus :
̅ ∑
Arti tanda-tanda rumus tersebut, adalah :
̅ = Nilai rata-rata yang dicari
= Jumlah
xi = Nilai Mentah
n = Besaran sampel
2. Menghitung simpangan baku masing-masing kelompok dengan
menggunakan rumus :
S = simpangan baku atau standar deviasi
= jumlah nilai mentah
̅ = jumlah nilai rata-rata = besarnya sampel
3. Menghitung atau menguji normalitas data dengan uji Lilifirs. Prosedur
pengerjaanya, adalah:
a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan
menggunakan rumus
Z1 = ̅
b. Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar ditribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang :
c. Selanjutnya dihitung proporsinya Z1, Z2,...., Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:
d. Hitung F(Zi)-S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga tersebut. Sebutlah
harga mutlak ini Lo
4. Menguji homogenitas dua varians dengan rumus :
Pengujian hipotesisnya adalah tolah Ho jika F≥ F1 / 2α (V 1, V2) dengan F1
/2α, sedangkan derajat kebebasan V1 dan V2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut. Jadi kedua kelompok adalah homogen apabila
5. Penguji hipotesis dengan perhitungan uji kesamaan dua rata-rata (uji dua
pihak) dengan rumus sebagai berikut:
a. S2 =
Arti unsur-unsur tersebut adalah:
S1 = Nilai simpangan baku kelompok eksperimen
S2 = Nilai simpangan baku kelompok kontrol
n = Jumlah sampel
Terima hipotesis apabila jika – t1 –½ α ≤ t ≤ t1 – ½ α dimana t1 - ½ α
didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1 - ½ α) dan dk= (n-1).
Dalam hal lainnya Ho ditolak.
b. Lalu dilanjutkan dengan rumus:
t =
Arti unsur-unsur tersebut adalah:
t = nilai kritis untuk uji signifikan
= Nilai rata-rata kelompok eksperimen
= Nilai rata-rata kelompok kontrol
SB = simpangan baku
= jumlah sampel
Jika hasil di atas σ1≠ σ2 , maka digunakan satistik t„ dengan rumus sebagai berikut:
Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis Ho jika t‟ ≥ ,
dengan : W1 = , W2 = t1 = t (1- 1/2α ), ( n1 – 1) , t2 = t (1- 1/2α ),
( n2 – 1).
peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1 –α) sedangkan
dk= n-1.
Dengan : W1 = ; W2 =
t1 = t (1- 1/2α ), ( n1 – 1)
t2 = t (1- 1/2α ),( n2 – 1)
G. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di lapangan Sekolah
Bulutangkis Wina Tunas Harapan Cirebon yang berada di jalan Pangeran Drajat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data pada bab
sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan
taktis pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar keterampilan
dasar lob bertahan (clear lob) di Sekolah Bulutangkis Wina Tunas Harapan
Cirebon.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan kesimpulan yang didapat
dari penelitian tersebut, penulis mengajukan beberapa saran yaitu :
1. Kepada para guru, pelatih, dan pembina mengenai pengembangan
Bulutangkis disekolah agar mempergunakan penerapan pendekatan taktis
dalam proses pembelajaran Bulutangkis.
2. Kepada para siswa dalam proses mempelajari Bulutangkis, diharapkan
untuk berlatih dengan sungguh-sungguh agar tercapai peningkatan
keterampilan Bulutangkis.
3. Kepada para peneliti berikutnya, agar meneliti lebih lanjut tentang
penggunaan pendekatan taktis untuk mengembangkan lebih luas serta
kegunaannya terhadap cabang olahraga lainnya.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga
hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian ; Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan
Praktis ; Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian ; Jakarta : Rineka Cipta.
Fadir. Willibord. (1990). Latihan Kondisi Fisik Pencak Silat. Bandung
Hadiati, H. (2012). Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan
Keterampilan Dropshot Dalam Pembelajaran Bulutangkis Disekolah SMK 2 Bandung. Bandung, Skripsi UPI.
Hidayat, J. (2004). Upaya Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Meningkatkan
Keterampilan Bermain Bulutangkis. Bandung, Skripsi UPI.
Hidayat, Y. (2004). Latihan Keterampilan Psikologi Dalam Belajar Keterampilan
Gerak. Yogyakarta Tesis Universitas Gadjah Mada.
Juliante. T. Yudiana. Y dan Subarjah. H (2007). Modul Teori Latihan. Bandung FPOK UPI.
Lutan, Rusli. (1988). Pengantar Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta. Depdikbud.
Megantara, S.M. (2007). Keterampilan Bermain Bulutangkis Ditinjau Dari Pola
Asuh Orang Tua dan Motivasi Berprestasi Atlet. Bandung, Skripsi UPI.
Nurhasan, H dan Kholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran FPOK UPI.
PBSI. (2006). Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. Jakarta : PB.PBSI
Pool, J. (1988). Belajar Bulutangkis. Bandung : Pionir Jaya.
Subarjah, H dan Hidayat, Y. (2007). Bahan Ajar Permainan Bulutangkis. Bandung : FPOK UPI Bandung.
Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah
Sudjana, N. (2005). Metode Statistika (edisi ke 6). Bandung : Tarsito.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
http://www.suksestotal.com/kata-inspirasi-untuk-guru-dan-orangtua.html