PENGARUH PENETAPAN HARGA PROMOSI (PROMOTIONAL PRICING) TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP
DI HOTEL SAVOY HOMANN BIDAKARA BANDUNG
(Survei Pada Tamu Coorporate Hotel Savoy Homann Bandung Bidakara Bandung)
SKRIPSI
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Oleh :
Fadhita Primasatya 0607080
MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA
DI HOTEL SAVOY HOMANN BIDAKARA BANDUNG
Oleh :
Fadhita Primasatya
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Fadhita Primasatya 2013
Univeersitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENETAPAN HARGA PROMOSI (PROMOTIONAL PRICING) TERHADAP KEPUTUSAN TAMU HOTEL UNTUK MENGINAP
DI SAVOY HOMANN BIDAKARA HOTEL BANDUNG
(Survei Pada Tamu Coorporate Hotel Savoy Homann Bandung Bidakara Bandung)
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Gitasiswhara.,SE.Par,MM Rini Andari S.Pd.,SE.Par., MM NIP. 19730510 200812 1 002 NIP. 19810916 200812 2002
Mengetahui
Ketua Program Studi
Manajemen Pemasaran Pariwisata
Hp. Diyah Setiorini, MM NIP. 19761031 200812 2 001
ABSTRACT
Fadhita Primasatya , Effect of Price Promotions Establishment ( Promotional Pricing) Against Decision To Stay In Guest Hotel Savoy Homann Hotel Bidakara ( Survey On Corporate Guest Hotel Savoy Homann Bandung Bandung Bidakara ) , under the guidance Gitasiswhara . , SE.Par , MM and Rini Andari S . Pd . , SE.Par . , MM
Tourism is one of the mainstay industries that must continue is grown by a country . The tourism sector had been providing a substantial contribution to the development of Indonesia . Hotel Savoy Homann Bidakara is one hotel with four-star classification , which strive to continuously expand its business in the midst of increasing competition in the business of hospitality services in the city of Bandung . Especially competition with similar star hotels and other productivity and services that have relatively the same , but offers room rates or competitive prices . With the competitive price of the room , only natural that consumers accordance with the benefits to be provided to consumers .
This study uses descriptive and verification , samples used were 50 respondents . Data analysis techniques used in the study is the technique of linear regression analysis and processing of data using parametric statistical tests through SPSS 18.0 for windows .
The results showed that the promotional pricing has a positive influence on the decision to stay . Greatest influence on the decision to stay promotional pricing obtained through picing loss leader and the smallest influence gained through longer payment terms . As for the suggestions for improving the decision to stay in the company is held promotional programs so guests can be aware of all the facilities provided .
ABSTRAK
Fadhita Primasatya, Pengaruh Penetapan Harga Promosi (Promotional
Pricing) Terhadap Keputusan Tamu Hotel Untuk Menginap Di Savoy
Homann Bidakara Hotel (Survei Pada Tamu Coorporate Hotel Savoy Homann Bandung Bidakara Bandung), di bawah bimbingan Gitasiswhara.,SE.Par,MM dan
Rini Andari S.Pd.,SE.Par., MM
Pariwisata adalah salah satu industri andalan yang harus terus ditumbuh kembangkan oleh suatu negara. Sektor pariwisata selama ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan Indonesia. Hotel Savoy Homann Bidakara merupakan salah satu hotel dengan klasifikasi bintang empat, yang berusaha untuk terus menerus mengembangkan usahanya di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat dalam bidang usaha jasa perhotelan di Kota Bandung. Terutama persaingan dengan hotel-hotel bintang sejenis dan lainnya yang memiliki produktifitas dan jasa yang relatif sama, namun menawarkan tarif atau harga kamar yang bersaing. Dengan harga kamar yang bersaing tersebut, wajar bila konsumen lebih memilih hotel dengan klasifikasi tertentu yang lebih terjangkau dengan harapan akan mendapatkan fasilitas yang lebih lengkap dan dengan pelayanan yang lebih baik. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, dimana kemungkinan besar jika konsumen merasa tidak puas maka ia akan meninggalkan Hotel Savoy Homann Bidakara dan beralih ke pesaing. Oleh karena itu pihak manajemen hotel diharapkan dapat menangani masalah penetapan harganya dengan baik agar dapat menetapkan harga kamar yang tepat dan sesuai dengan manfaat yang akan diberikan kepada konsumennya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif, sampel yang digunakan adalah sebanyak 50 orang responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis linear regresi berganda dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan pengujian statistik parametrik melalui bantuan program SPSS 18.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukan bahwa promotional pricing mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan menginap. Pengaruh terbesar promotional pricing terhadap keputusan menginap diperoleh melalui loss leader picing dan pengaruh terkecil diperoleh melalui longer payment terms. Adapun saran-saran untuk perusahaan dalam meningkatkan keputusan menginap adalah mengadakan program promosi sehingga tamu hotel dapat lebih mengetahui segala fasilitas yang diberikan.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 16
1.3Tujuan Penelitian ... 16
1.4Kegunaan Penelitian... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 18
2.1.1 Konsep Penetapan Harga dalam Industri Akomodasi ... 18
2.1.1.1 Konsep Pemasaran Pariwisata ... 18
2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran ... 22
2.1.2.1 Pengertian Strategi Penetapan Harga ... 25
2.1.2.2 Metode dan Tujuan Penetapan Harga ... 28
2.1.2.3 Penetapan Harga Dalam Usaha Perhotelan ... 31
2.1.2.4 Dimensi penetapan Harga Promosi ... 33
2.2 Pengambilan Keputusan Menginap ... 35
2.2.1 Keputusan Menginap ... 35
2.2.2 Pengaruh Strategi Penetapan Harga Promosi terhadap Proses Keputusan Pembelian ... 43
2.4 Kerangka Pemikiran ... 48
2.5 Hipotesis ... 54
BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 55
3.2 Metodologi Penelitian... 55
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 55
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 57
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 66
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 67
3.2.4.1 Populasi ... 68
3.2.4.2 Sampel ... 68
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 69
3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 70
3.2.6.1 Pengujian Validitas ... 71
3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ... 76
3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 78
3.2.7.1 Rancangan analisis Data Deskriptif ... 79
3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif ... 80
3.3 Pengujian Hipotesis ... 84
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Pelanggan ... 88
4.1.1.1 Profil Perusahaan ... 88
4.1.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan Savoy Homann Bidakara Hotel ... 89
4.1.1.3 Produk Dan Jasa Yang Ditawarkan ... 91
4.1.2 Profil Karakteristik Tamu Savoy Homann Bidakara ... 91
4.1.2.1 Karakteristik Tamu Savoy Homann Bidakara Hotel Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia ... 91
4.1.2.2 Karakteristik Tamu Savoy Homann Bidakara Hotel Berdasarkan Usia Dan Status ... 93
Pekerjaan Dan Pendidikan ... 95
4.1.2.4 Karakteristik Tamu Savoy Homann Bidakara Hotel Berdasarkan Pekerjaan Dan Pendapatan ... 97
4.1.2.5 Karakteristik Tamu Savoy Homann Bidakara Hotel Berdasarkan Pekerjaan Dan Tempat Tinggal ... 99
4.1.3 Pengalaman Responden Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung ... 101
4.1.3.1 Pengalaman Responden Savoy Homann Bidakara Hotel Berdasarkan Frekuensi Menginap ... 102
4.1.3.2 Pengalaman Responden Berdasarkan Informasi Menginap ... 103
4.1.3.3 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Menginap... 103
4.1.3.4 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Memilih ... 105
4.2 Pelaksanaan Dan Gambaran Promotional Pricing Di Savoy Homann Bidakara Hotel ... 106
4.2.1 Special Event Pricing ... 107
4.2.2 Longer Payment Terms ... 108
4.2.3 Loss leader Pricing ... 110
4.2.4 Rekapitulasi Total Skor Promotional Pricing ... 112
4.3 Gambaran Keputusan Menginap di Savoy Homann Bidakara Hotel ... 115
4.3.1 Pemilihan Produk ... 115
4.3.2 Pemilihan Merek... 117
4.3.3 Pemilihan Waktu Menginap ... 118
4.3.4 Penentuan Pilihan Penyalur ... 119
4.3.5 Penentuan Jumlah Menginap ... 121
4.3.6 Penentuan Metode Pembayaran ... 122
4.3.7 Rekapitulasi total Skor Keputusan Pembelian ... 123
4.4 Pengaruh Promotional Pricing Terhadap Keputusan Menginap ... 123
4.4.1 Uji Asumsi 131 4.4.4.1 Uji Asumsi Regresi ... 126
4.4.4.2 Uji Asumsi Sub Variabel... 131
4.4.4.3 Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi ... 134
4.4.4.4 Pengujian Hipotesis Dan Uji Signifikasi Secara Parsial ... 136
4.4.2 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Promotional Pricing Terhadap Keputusan Menginap ... 137
4.3 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 139
4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 139
4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik... 139
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 141
5.2 Rekomendasi ... 142
DAFTAR PUSTAKA ... xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Tabel Hal
1.1 Data Prolehan Devisa Dari Sektor Pariwisata (Tahun 2009-2011) ... 1
1.2 City Occupancy Bandung (Tahun 200-2011) ... 4
1.3 Forecast Room, Occupied Room, Vacat Room Savoy Homann ... 7
1.4 Room Revenue Savoy Homann Bidakara Hotel ... 8
1.5 Coorporate Group Savoy Homann Bidakara Hotel ... 10
1.6 Strategi Bauran Harga Pemasaran di Savoy Homann Bidakara Hotel... 11
1.7 Published Rate dan Coorporate Rate Savoy Homann Bidakara Hotel... 15
2.3 Penelitian Terdahulu Dan Orisinalitas Penelitian ... 46
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 57
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 65
3.3 Populasi Penelitian Tamu Coorporate Savoy Homann Bidakara ... 66
3.4 Koefisien Korelasi ... 71
3.5 Hasil Uji Validitas ... 73
3.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 76
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia ... 89
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Dan Status ... 91
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dan Pendidikan ... 93
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dan Pendapatan ... 95
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dan Tempat Tinggal ... 97
4.6 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Menginap ... 87
4.7 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Informasi Menginap ... 99
4.8 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Alasan Menginap ... 100
4.9 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Alasan Memilih ... 102
4.9 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Special Event Pricing ... 104
4.10 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Longer Payment Terms ... 106
4.11 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Loss Leader Pricing ... 108
4.12 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Promotional Pricing Savoy Homann ... 109
4.14 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Pemilihan Merek ... 114
4.15 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Pemilihan Waktu Menginap... 115
4.16 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Pilihan Penyalur ... 117
4.17 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Jumlah Menginap ... 118
4.18 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Jumlah Menginap ... 119
4.19 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Keputusan Menginap ... 120
4.20 Tolak Ukur Multikolinearitas ... 132
4.21 Matrik Korelasi Antar Sub Variabel Promotional Pricing Trhadap Keputusan Menginap ... 129
4.22 Output Pengaruh Promotional Pricing Terhadap Keputusan Menginap ... 131
4.23 Output Pengujian Hipotesis Dan Uji Signifikansi Secara Simultan ... 132
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Gambar Hal
2.1 Proses Pengabilan Keputusan ... 36
2.2 Kerangka Pemikiran ... 53
2.4 Paradigma Penelitian ... 54
3.1 Regresi Berganda ... 83
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia ... 90
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Dan Status ... 92
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dan Pendidikan ... 94
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dan Pendapatan ... 96
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dan Tempat Tinggal ... 97
4.6 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Menginap ... 99
4.7 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Informasi Menginap ... 100
4.8 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Alasan Menginap ... 102
4.9 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Alasan Memilih ... 103
4.10 Rekapitulasi Total Skor Promotional Pricing ... 123
4.11 Histogram Keputusan Menginap ... 125
4.12 Normal Probability Plot ... 126
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pariwisata adalah salah satu industri andalan yang harus terus ditumbuh
kembangkan oleh suatu negara. Hal ini disebabkan selain terbukti ampuh
menyumbang devisa secara signifikan, juga dapat memperluas kesempatan kerja dan
pemerataan penduduk (Agusnawar, 2004). Devisa bagi suatu negara merupakan
faktor yang sangat penting, terutama bagi negara-negara berkembang yang sedang
melaksanakan pembangunan. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat
memperhatikan perkembangan devisanya dengan semakin meningkatnya jumlah
devisa yang diterima, maka Indonesia dapat dengan lancar membiayai pembangunan.
Sektor pariwisata selama ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
pembangunan Indonesia. Perolehan devisa dari sektor pariwisata dapat dilihat pada
Tabel 1.1 :
TABEL 1.1
PEROLEHAN DEVISA DARI SEKTOR PARIWISATA TAHUN 2009 - 2011
TAHUN PENERIMAAN DEVISA
JUTA USD PERTUMBUHAN
2009 6.297,99 14,29
2010 7.603,45 20,73
2011 8.499,86 32,51
Menurut dari data tabel di atas dapat terlihat pertumbuhan pariwisata di
Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan pertumbuhan devisa
pariwisata Negara Indonesia tersebut dapat dilihat dari tahun 2009 menuju tahun
2010 yang mencapai kenaikan sebesar 6,44%, sedangkan pada tahun 2010 menuju
tahun 2011 peningkatannya mencapai 11,78%. Tingkat pertumbuhan pariwisata
Indonesia yang sangat positif tersebut dapat disebabkan situasi kondisi Indonesia
yang mulai stabil dalam melakukan promosi wisata. Kondisi yang stabil itu membuat
pihak pemerintah Indonesia gencar melakukan perbaikan – perbaikan dalam
pembangunan fasilitas sarana penunjang dalam objek daya tarik wisata. Dengan
potensi keanekaragaman daya tarik wisatanya yang tersebar diberbagai provinsi
Indonesia dan perlengkapan fasilitas sarana pariwisata seperti sarana akomodasi, hal
itu dapat menjadikan suatu keunggulan untuk menarik tingkat kunjungan wisata di
Indonesia. Menurut data BPS (2011), pada bulan Januari 2011, Jawa Barat
merupakan salah satu provinsi dari 14 provinsi tujuan utama wisatawan berdasarkan
tingkat hunian kamar hotel, yaitu sebesar 44,88%. Bandung merupakan ibukota dan
salah satu kota besar dalam Provinsi Jawa Barat. Kota ini daya tarik wisata. Di
samping itu dengan ciri khas kesejukan udaranya dan letaknya yang tidak jauh dari
Jakarta, kota Bandung berpotensi besar untuk menjadi kota kunjungan wisatawan.
Salah satu sarana yang menunjang sektor pariwisata adalah sarana akomodasi. Jasa
perhotelan adalah salah satu pendukung sektor pariwisata dalam hal penyedian
akomodasi bagi wisatawan, dengan produk utamanya berupa pelayanan dan fasilitas
tamu ke Kota Bandung, tentunya perlu diimbangi dengan peningkatan penyedian
kamar dan akomodasi lainnya sehingga tidak menimbulkan kesenjangan antara
permintaan dan penawaran atas kamar ataupun akomodasi. Untuk memenuhi
permintaan dan penawaran tersebut, Kota Bandung memiliki banyak sarana
akomodasi yang menunjang sehingga dapat memberikan beragam pilihan bagi para
wisatawan.
Keuntungan besar yang diperoleh dari industri pariwisata membuat para
pelaku bisnis jasa perhotelan mulai memikirkan cara untuk terus melakukan berbagai
inovasi. Banyaknya hotel berbintang maupun kelas melati yang menjamur di Kota
Bandung membuat para pelaku bisnis harus berpikir keras dalam menjalani bisnisnya
agar dapat tetap bertahan dalam persaingan. Pelaku bisnis perlu mengetahui apa saja
yang menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian dan apa
saja yang menjadi dasar pertimbangan konsumen dalam memilih hotel. Para pelaku
bisnis dalam industri jasa perhotelan harus berhati-hati dalam menganalisis perilaku
konsumen. Konsumen seringkali tidak memilih sesuatu yang sudah biasa ada
melainkan menginginkan sesuatu yang baru dan unik.
Dalam menghadapi persaingan bisnis akomodasi penginapan yang semakin
berkembang pesat ini, setiap pengelola hotel baik hotel berbintang dituntut untuk
beroperasi secara efektif dan efisien, hal tersebut membuat hotel-hotel di Bandung
tidak segan-segan dalam melakukan suatu aktifitas untuk melakukan strategi dalam
pelaku bisnis hotel sering kali aktif dalam melakukan usaha penjualan kamar
hotelnya. Perkembangan positif yang diperoleh dalam usaha penginapan dapat
menunjukan akan adanya persaingan yang semakin ketat di kota Bandung, hal ini
terbukti dengan bertambahnya hotel-hotel berbintang di Kota Bandung. Semakin
banyaknya persaingan dalam usaha hotel tersebut mengakibatkan semakin terbagi
ratanya tingkat hunian kamar di Kota Bandung, dan juga menunjukan kearah
persaingan yang sangat ketat yang berakibat jumlah persentase tingkat hunian kamar
di Kota Bandung tidak dikuasai oleh hotel-hotel yang cukup ternama di Bandung.
Situasi tersebut mengakibatkan turunnya jumlah akumulasi persentase tingkat hunian
di Bandung pada tahun 2008 - 2010 sebesar 4,37% (Manager Report Savoy Homann
2010). Persaingan hotel-hotel yang ada di Bandung tersebut dapat dilihat dari data
Tabel 1.3 mengenai city occupancy hotel-hotel di Bandung pada tahun 2008 – 2010 :
TABEL 1.2
CITY OCCUPANCY BANDUNG HOTEL BINTANG EMPAT
Hotel Name 2008 2009 2010 2011 2012
% Occ % Occ % Occ %Occ %Occ
Aston Braga 69,4 68,3 56,6 100 90,6
Jayakarta 58,5 59,6 79,5 99,5 80,2
Preanger 67,2 62,6 49,1 98,9 95,7
Panghegar 61,9 47,1 79,9 85,5 80,5
Horizon 66,5 61,1 37,3 80,5 76,3
Santika 90,6 84,6 71,1 80,2 83,2
S. Homann 72,2 73,3 63,7 76,1 80,1
Novotel 76,1 76,5 56,6 64,4 55,3
Golden Flower - 62,8 71,1 57,2 68,4
TOTAL 62,49 66,21 62,76 82,47
Sumber : Manager Report, Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung ( kompetitor
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa secara rata-rata, tingkat hunian kamar hotel
berbintang 4 di Kota Bandung dalam 4 tahun terakhir adalah sekitar 68.48%. Pada
tahun 2008, rata-rata tingkat hunian kamar berada pada posisi 62,49%, selanjutnya
pada tahun 2009 naik menjadi 66,21%, dan pada tahun 2010 turun menjadi 62,76%
sedangkan pada tahun 2011 kembali terjadi kenaikan persentase occupancy sebesar
82,47%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi bisnis hotel mengalami tingkat
yang fluktuatif yang dikarenakan semakin ketatnya persaingan hotel di Kota
Bandung. Bertolak belakang dari kondisi tersebut, pada empat tahun terakhir, terdapat
beberapa hotel yang memiliki tingkat occupancy yang tidak stabil dari empat tahun
terakhir, salah satunya adalah Hotel Savoy Homann Bidakara.
Hotel Savoy Homann Bidakara merupakan hotel yang sejak tahun 2000
kepemilikan saham di pegang alih oleh YKKBI selama ini menunjukan
perkembangan yang selalu turun naik dalam occupancy room, ketidak stabilan tingkat
hunian kamar Hotel Savoy Homann dapat dilihat dari kurun waktu empat tahun
terakhir, yang dimana pada tahun 2008 dan 2009 Savoy Homann berada pada
peringkat tiga besar dalam occupancy hotel bintang empat bandung, tetapi pada tahun
2010 dan 2011 Hotel Savoy Homann mengalami penurunan occupancy yang terlihat
dalam tingkat hunian kamar hotel bintang empat Bandung hanya berada pada posisi
ke tujuh raihan occupancy hotel bintang empat Bandung.
Pada tahun 2010 Hotel Savoy Homann Bidakara mengalami penurunan yang
cukup drastis. Pada tahun 2010 Hotel Savoy Homann Bidakara sedang melakukan
yang direnovasi adalah jenis kamar yang bertipe standar dan renovasi kamar standar
itu dimaksudkan untuk melakukan upgrade kamar menjadi tipe deluxe sehingga jenis
kamar yang dimilki oleh Savoy Homann Bidakara adalah tipe yang paling minimalis
adalah deluxe. Renovasi yang memakan waktu hampir kurang lebih tujuh bulan itu
mengakibatkan jumlah tingkat hunian di Hotel Savoy Homann Bidakara menurun
drastis, hal tersebut disebabkan karena jumlah kamar yang dijual oleh para pihak
pemasar hotel hanya kamar yang bertipe dari executive sampai suite room saja,
misalkan dari rata-rata per hari kamar yang siap dijual pada tahun 2010 adalah 150
kamar dari total 185 kamar yang dimiliki oleh Hotel Savoy Homann (Front Office
Manager). Sedangkan untuk tahun 2011 Hotel Savoy Homann mengalami kenaikan
persentase, akan tetapi kenaikan itu tidak diseimbangi oleh prestasi pencapaian
occupancy akhir yang dalam dua tahun terakhir Hotel Savoy Homann Bidakara selalu
menduduki peringkat tiga besar dalam raihan occupancy pada tahun 2011 Hotel
Savoy Homann hanya mampu menduduki peringkat ke enam dalam raihan city
occupancy Kota Bandung. Berikut adalah data tabel persentase forecast occupied dan
occupied Hotel Svoy Homan Bidakara Bandung 2010 – 2011 :
TABEL 1.3
FORECAST ROOM OCCUPIED, ROOMS OCCUPIED, DAN VACANT ROOMS
SAVOY HOMANN BIDAKARA HOTEL BANDUNG 2010 – 2011 :
Description 2009 2010 2011
Tabel 1.3 menunjukan perbandingan kenaikan occupied Hotel Savoy Homann
Bidakara pada tahun 2011 dengan tingkat occupied yang mencapai 76,10%
sedangkan pada tahun 2010 hanya mencapai 63,70%. Persentase kenaikan tersebut
menunjukan dalam tingkat hunian kamar terjadi kenaikan pada tahun 2011, akan
tetapi jika dilihat dari perbandingan forescast rooms atau target perencanaan hunian
kamar pada tahun 2011 mengalami kekosongan kamar yang lebih banyak
dibandngkan pada tahun 2010. perbandingan tingkat kekosongan kamar atau vacant
rooms yang lebih banyak sebesar 9,4% di tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010
sebanyak 7,05%. Tingkat persentase vacant rooms tersebut diambil dari persentase
forecast rooms, yang dimana pada tahun 2011 pihak dari Hotel Savoy Homann
menargetkan forecast rooms yang lebih besar daripada tahun 2010 yaitu sebesar
85,5% sedangkan pada tahun 2010 hanya 70,75%. Hal ini menunjukan terjadinya
penurunan dalam tingkat hunian kamar pada tahun 2011 dibandingkan tingkat hunian
kamar pada tahun 2010. Kondisi tingkat hunian kamar di Hotel Savoy Homann
Bidakara menunjukkan wisatawan yang ke Bandung masih ragu dan kurang memilih
Savoy Homann untuk dijadikan tempat menginap. Turun naiknya tingkat hunian
kamar juga berdampak pada turunnya pendapatan dari penjualan kamar, karena
secara tidak langsung kamar merupakan sumber pendapatan hotel yang paling utama
dibandingkan outlet-outlet lain yang dimiliki oleh Hotel Savoy Homann. Berikut data
pendapatan penjualan kamar Savoy Homann Bidakara Hotel selama dua tahun
TABEL 1.4
ROOM REVENUE HOTEL SAVOY HOMANN 2010 – 2011
Sumber : Manager Report, Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung
Tabel 1.4 menunjukan pendapatan penjualan kamar yang dimiliki oleh Hotel
Savoy Homann sebesar selama kurun waktu dua tahun terakhir memiliki tingkat
fluktuatif perbandingan perolehan room revenue dengan average room rate.
Perbandingan itu dapat terlihat dari tahun 2010 yang memperoleh room revenue
sebesar 19.118.171.752 dan pada tahun 2011 yang mendapatkan room revenue
sebesar 21.280.306.500, peningkatan pendapatan tersebut memiliki selisih sebesar
2.162.134.748. Kenaikan jumlah room revenue tersebut belum dapat diartikan
sebagai adanya peningkatan yang positif dalam Hotel Savoy Homann, karena dari
kedua tahun tersebut dapat terlihat bagaimana tingkat average room rate yang masih
belum mengalami kenaikan secara drastis. Hal itu dapat dilihat dari total kenaikan
room revenue tahun 2010 ke tahun 2011 tidak diimbangi oleh perolehan average
room rate, yang dimana terjadi kenaikan average room rate hanya sebesar 10.184.
Jika dilihat dari hasil hitungan angka tersebut maka dapat dikatakan bahwa kenaikan
room revenue Hotel Savoy Homann tahun 2011 dapat dikatan terjadi ketidak stabilan
dalam pendapatan kamar, yang terbukti dengan jumlah room revenue yang tidak
terlihat dari target revenue dan average room rate yang selama dua tahun terakhir
tidak mencapai target, seperti pada tahun 2011 yang mendapat selisih dari target
pendapatan sebesar 300.485.883 yang mengartikan masih kurangnya tingkat hunian
kamar di hotel Savoy Homann untuk membantu mendapatkan target dari pendapaan
kamar itu sendiri.
Dalam teori pemasaran kondisi ini dapat dianalisis dengan teori dan konsep
pengambilan keputusan. Artinya, tingkat pengambilan keputusan wisatawan di Kota
Bandung untuk memilih Hotel Savoy Homann Bidakara untuk dijadikan tempat
menginap masih kurang. Berikut adalah data mengenai corporate group yang
menginap di Savoy Homann Bidakara :
TABEL 1.5 COORPORATE GROUP SAVOY HOMANN BIDAKARA HOTEL NO. Coorporate Group NO. Coorporate Group
1 PERTAMINA EP Niaga 26 Bea Cukai
2 PERTAMINA Hutang Piutang 27 BPN Migas
3 Kemenkes 28 CV. Vidya Jaya
4 Kemensos 29 Car Life Insurance
5 Kemenpora 30 Charles Kendal Consult
6 Kemen PU BP Kontruksi 31 Direktorat Metrologi 7 Kementerian Lingkungan Hidup 32 DPRD Kota Bandung
8 Kemendagri 33 DPRD Tanggerang
9 Kemendiknas 34 Dirjen Pajak
10 Kemenlu 35 Arsip Nasional
11 Kemen Kelautan & PSDKP 36 Bappenas 12 Kemenhumham 37 Kebon Agung Malang
13 BI 38 LKPP
14 BNI Securities 39 Yamaha
15 Bank Mandiri 40 Pikiran Rakyat 16 Bank Mandiri Syariah 41 Tribun Jabar
18 BJB 43 Trans TV
19 BRI 44 SBU Dirgantara
20 Beprof Multidaya 45 Pama Persada 21 Binamitra Sanabil 46 Angkasa Pura 22 Lusaga Training & Consulting 47 YKKBI
23 Corrosion Care Indonesia 48 BII
24 Pelindo II Pusat 49 PLN
25 Bappenas 50 BPKP
Sumber : Manager Report, Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung
Tabel 1.5 menunjukan segmentasi Hotel Savoy Homann selama tiga tahun
terakhir, jumlah tingkat hunian hotel berdasarkan corporate pada tahun 2011
mengalami penurunan dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya, hal ini
disebabkan karena pihak pemasar hotel yang hanya menfokuskan pemasaran hotelnya
hanya pada corporate group yang selalu sama tetapi tidak ada perubahan dalam
peningkatan pelayanan dan fasilitas hotel, yang berakibatkan timbulnya kepuasan
yang kurang dari berbagai tamu corporate group. Untuk mengatasi permasalah
tersebut maka pihak pemasar hotel Savoy Homann memberikan penerapan pemberian
harga yang lebih rendah dan fasilitas-fasilitas tambahan berupa pemberian free
laundry dan free brownies cake kepada corporate group member, yang dimaksudkan
agara tidak kehilangan tamu member dari corporate group. Tetapi dengan penerapan
strategi yang memberikan harga lebih rendah mengakibatkan tidak seimbangnya
antara average room rate dengan room revenue yang diperoleh oleh Hotel Savoy
Homann. Berangkat dari data dan fakta tersebut, Hotel Savoy homann Bidakara
corporate agar menjatuhkan pilihan untuk menginap di hotel Savoy homann
Bidakara. Salah satunya adalah melalui bauran pemasaran.
Bauran pemasaran menurut Lupiyoadi - Hamdani ( 2006:70) merupakan alat
bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu
dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang
diterapkan dapat berjalan sukses. Bauran pemasaran menurut Kotler dan Amstrong
(2008: 71) memiliki empat komponen penting ditambah dengan tiga komponen untuk
bauran pemasaran jasa, yaitu: Product/produk, Price/harga, Place/distribusi,
Promotion/promosi, People/individu, Physical Evidance/bukti-bukti fisik,
Process/proses. Dari beberapa unsur-unsur bauran pemasaran tersebut, Price (harga)
merupakan salah satu unsur yang paling menentukan dalam keberhasilan penjualan
kamar karena keputusan penetapan harga terhadap suatu produk, sangat sensitif
dimata konsumen dalam menentukan pilihan untuk menginap. Sebab harga juga
sangat dipertimbangkan sebagai strategi yang paling baik dalam mendapatkan tamu
hotel di tengah situasi persaingan yang sangat ketat ini, dan situasi perekonomian
yang belum pulih dari krisis multidimensi. Selain itu, harga juga merupakan
satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi hotel.
Berikut strategi bauran pemasaran Hotel Savoy Homann Bidakara :
TABEL 1.6 STRATEGI BAURAN HARGA PEMASARAN HOTEL SAVOY HOMANN
No. Bauran Pemasaran
Kegiatan di Hotel Savoy Homann Bidakara
makan dan laundry
Menawarkan pelunasan pembayaran melalui city ledger dengan tingkat bunga yang rendah dalam pembayarannya.
Memberikan penawaran harga yang relative lebih rendah dibandngkan dengan harga yang ditawarkan para pesaing
Sumber : Sales and marketing Savoy Homann Bidakara
Penetapan harga adalah salah satu cara untuk menarik perhatian konsumen,
banyak pelaku bisnis hotel yang kurang menaruh perhatian pada strategi harga. Di
mata para pelaku bisnis hotel, pricing hanyalah biaya ditambah presentase tertentu
untuk mendapatkan keuntungan, ini memang cara mudah, yang pada saat bersamaan,
melindungi perusahaan dari serangan pesaing. Hanya saja, dengan cara tersebut, para
pelaku bisnis hotel bersikap pasif dengan membiarkan pasar atau pesaing mengatur
harga. Para pelaku bisnis hotel lupa bahwa harga, seperti yang dikatakan oleh Corey
dalam Lupiyoadi - Hamdani (2006:93), merupakan ekspresi nilai, yang mana nilai
menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan
promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi, dan layanan yang
menyertainya. Menurut Saladin (2003:95), “Strategi penetapan harga adalah
keputusan-keputusan mengenai harga yang ditetapkan oleh manajemen”. Dengan kata
lain, harga adalah estimasi penjual terhadap arti semua hal tersebut bagi para pembeli
potensial dan menyadari opsi lain yang dimiliki pembeli, karena memenuhi
Harga merupakan sebuah ekspresi nilai, pricing menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari strategic business triangle sebuah produk. Oleh karena itu banyak
pemasar dalam industry hotel menjadikan pricing strategy sebagai kekuatan
perusahaan untuk mencapai keuntungan. Pada logikanya pembeli pasti mencari
produk atau jasa dengan harga yang paling murah. Dengan logika tersebut, penjual
sering menerapkan strategi "jual murah" untuk memenangkan kompetisi. Banting
harga, jual dengan margin sekecil mungkin,
Masalah penetapan harga merupakan bagian yang harus mendapatkan
perhatian besar. Sebab dengan penetapan harga yang tepat dan sesuai dengan harapan
konsumen, akan dapat mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen atau pelanggan,
yang pada akhirnya akan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,
untuk menggunakan jasa kamar hotel bahkan melakukan pembelian ulang, membeli
diluar lini produk, menolak produk yang ditawarkan pesaing dan bahkan mengajak
konsumen lain untuk melakukan pembelian.
Hotel Savoy Homann Bidakara merupakan salah satu hotel dengan klasifikasi
bintang empat, yang berusaha untuk terus menerus mengembangkan usahanya di
tengah-tengah persaingan yang semakin ketat dalam bidang usaha jasa perhotelan di
Kota Bandung. Terutama persaingan dengan hotel-hotel bintang sejenis dan lainnya
yang memiliki produktifitas dan jasa yang relatif sama, namun menawarkan tarif atau
harga kamar yang bersaing. Dengan harga kamar yang bersaing tersebut, wajar bila
dengan harapan akan mendapatkan fasilitas yang lebih lengkap dan dengan pelayanan
yang lebih baik. Sebagai hotel yang cukup lama berdiri, Hotel Savoy Homann
Bidakara berada pada suatu daerah atau lokasi yang cukup strategis. Oleh karena itu
diperlukan suatu strategi pemasaran yang kompetitif dalam usaha untuk merebut dan
meraih pangsa pasar yang cukup besar, salah satunya adalah melalui rangsangan dari
penetapan tarif atau harga kamar yang tepat. Kotler dan Keller mengemukakan
beberapa strategi adaptasi harga (price-adaption strategies), yang meliputi:
geographical pricing, price discount and allowances, promotional pricing,
differentiated pricing (Kotler keller, 2012:405). Oleh karena itu dengan menggunakan
strategi tersebut semestinya menjadikan Hotel Savoy Homann Bidakara sebagai salah
satu hotel yang cukup diminati untuk dijadikan tempat menginap di Bandung.
Dalam penetapan harga publish kamar yang ditetapkan atau ditawarkan oleh
pihak manajemen Hotel Savoy Homann Bidakara bersifat fleksibel, artinya penetapan
harga kamar tergantung dari kondisi pasar. Jika tingkat hunian kamar cukup baik,
maka pihak manajemen hotel dapat menetapkan harga seoptimal mungkin. Namun
bila tingkat hunian kamar masih rendah dapat diberikan potongan khusus terhadap
pihak tamu hotel. Berikut data harga published Hotel Savoy Homann Bidakara dan
jenis pemakain kamar :
TABEL 1.7 PUBLISHED RATE DAN CORPORATE RATE HOTEL SAVOY HOMANN
Tahun 2009 Tahun 2010 Keterang
an Harga Publish
Harga Promosi Keterang
an Harga Publish
1 Kamar Sumber : Income Audit Savoy Homann Bidakara , 2012
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui adanya penurunan konsumen (tamu)
untuk mengunakan jasa kamar dihotel Savoy Homann Bidakara. Adapun
masalah-masalah yang ada berdasarkan penelitian, penetapan harga kamar yang ditawarkan
selalu berubah-ubah dan terus mengalami kenaikan serta tidak diikuti dengan
peningkatan fasilitas, pelayanan dan lain-lainya yang dibutuhkan dan diharapkan oleh
konsumen. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,
dimana kemungkinan besar jika konsumen merasa tidak puas maka ia akan
meninggalkan Hotel Savoy Homann Bidakara dan beralih ke pesaing. Oleh karena itu
pihak manajemen hotel diharapkan dapat menangani masalah penetapan harganya
dengan baik agar dapat menetapkan harga kamar yang tepat dan sesuai dengan
manfaat yang akan diberikan kepada konsumennya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diadakan penelitian tentang
“PENGARUH PENETAPAN HARGA PROMOSI(PROMOTIONAL PRICING)
TERHADAP KEPUTUSAN TAMU HOTEL UNTUK MENGINAP DI HOTEL
SAVOY HOMANN BIDAKARA BANDUNG”.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran penetapan harga promosi di hotel Savoy Homann
Bidakara Bandung.
2. Bagaimana gambaran tingkat keputusan konsumen untuk menginap di
hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.
3. Bagaimana pengaruh penetapan harga promosi terhadap keputusan
konsumen untuk menginap di hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui:
1. Bagaimana gambaran Bagaimana gambaran penetapan harga promosi di
hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.
2. Bagaimana gambaran tingkat keputusan konsumen untuk menginap di ]
hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.
3. Berapa besar pengaruh pengaruh penetapan harga promosi terhadap
keputusan konsumen untuk menginap di hotel Savoy Homann Bidakara
Bandung.
Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan
teoritis maupun kegunaan praktis.
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembagan
ilmu manajemen pemasaran pariwisata khususnya mengenai penetapan
harga promosi dan tingkat keputusan menginap konsumen.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan memberi masukan bagi pihak hotel Savoy
Homann Bidakara Bandung sebagai bahan pengambilan kebijakan
pengelolaan dalam melaksanakan strategi pemasaran khususnya mengenai
pengaruh penetapan harga promosi dan tingkat keputusan menginap
BAB III
OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh promotional pricing terhadap
keputusan menginap di Savoy Homann Bidakara Hotel. Objek penelitian yang
menjadi variabel bebas atau independent variable (X) yaitu Pengaruh Penetapan
Harga Promosi (Promotional Pricing). Kemudian variabel yang terikat atau
dependent variable (Y) adalah keputusan menginap di Savoy Homann Bidakara
Hotel. Adapun bahan yang akan diteliti meliputi tamu bisnis yang menginap di
Savoy Homann Bidakara Hotel. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung di Savoy
Homann Bidakara Hotel dan populasi dalam penelitian ini adalah tamu bisnis
yang menginap di Savoy Homann Bidakara Hotel. Responden yang menjadi
sampel adalah tamu bisnis yang membuat keputusan untuk menggunakan jasa
peninapan. Hal ini dikarenakan tmu bisnis sangat penting dalam suatu pasar
sasaran, selain itu tamu bisnis berperan dalam perkembangan tingkat hunian
hotel.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitan dan Metodologi yang Digunakan
Menurut Sugiyono (2008:2), “Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
penelitian deskriptif dan verifikatif. Dimana dalam penelitian ini akan diuji apakah
promotional pricing berpengaruh terhadap keputusan menginap tamu coorporate
Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.
Menurut pendapat Sugiyono (2008:35), “Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan
dan/atau mancari hubungan variabel satu sama lain”. Melalui penelitian deskriptif,
maka dapat diperoleh deskripsi gambaran mengenai promotional pricing di Hotel
Savoy Homann Bidakara Bandung serta gambaran mengenai keputusan menginap
tamu corporate di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.
Menurut Sugiyono (2008:36), penelitian verifikatif adalah “Penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda”. Berdasarkan pada pengertian tersebut,
penelitian ini bertujuan unuk mengetahui kebenaran fenomena yaitu kepengaruhan
variabel bebas atau variabel eksogen yaitu kualitas pelayanan dengan variabel terikat
atau variabel endogen yaitu loyalitas.
Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang
dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey explanatory. Menurut Kerlinger
dalam Sugiyono (2008:11), bahwa yang dimaksud dengan metode survey adalah
metode survey adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat
pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara,
terstruktur dan sebagainya.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Asep Hermawan (2006:118) mendefinisikan bahwa operasionalisasi
variabel adalah bagaimana caranya kita mengukur variabel suatu penelitian agar
dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analisis, maka perlu adanya
penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel.Variabel yang dikaji dan
dianalisis dalam penelitian ini meliputi: variabel bebas, strategi penetapan harga
yang memiliki sub variabel yaitu special event pricing (X1), longer payment terms
(X2), dan loss leader pricing (X3).
Sedangkan terhadap proses keputusan pembelian konsumen sebagai variabel
terikat dengan indicator pilihan produk/jasa, pilihan hotel, pilihan penyalur, waktu
menginap, jumlah menginap, metode pembayaran.
Penelitian ini menggunakan skala Ordinal dikarenakan data yang ada pada
penelitian ini merupakan data ordinal. Secara lebih rinci operasionalisasi
masing-masing variabel itu yang disajikan dalam. Secara lebih rinci dapat terlihat pada Tabel
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel/Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
Variabel/Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
Variabel/Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
Variabel/Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
Variabel/Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
Variabel/Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
Variabel/Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
Variabel/Sub
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala
No.
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Data diperoleh melalui suatu proses yang disebut pengumpulan data.
Pengumpulan data dapat didefinisikan sebagai satu proses mendapatkan data empiris
melalui responden dengan menggunakan metode-metode tertentu (Ulber Silalahi,
2009: 280).
Data merupakan sesuatu yang harus dikumpulkan lebih dulu oleh peneliti
sebelum mengolahnya menjadi informasi (Istijanto, 2005: 36). Ridwan (2004:146)
berpendapat bahwa “Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga
menghasilkan informasi dan keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang
menunjukkan fakta”. Data berdasarkan sumbernya dapat digolongkan menjadi data
primer dan data sekunder.
a. Sumber Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika
peritiwa terjadi (Ulber Silalahi, 2009: 289). Darmadi Durianto, dkk (2004:14)
menyatakan bahwa sumber data primer adalah sumber data yang didapat dari sumber
pertama, di mana observator melakukan sendiri di lapangan. Dalam penelitian ini,
sumber data primer diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah
responden dianggap mewakili seluruh populasi dalam penelitian, yaitu tamu Savoy
Homann Bidakara Hotel Bandung.
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari
sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan (Ulber Silalahi,
2009: 291). Sumber data sekunder adalah sumber data yang mana subjeknya tidak
berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat
memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi
sumber data sekunder adalah berbagai literatur, artikel, karya-karya ilmiah, serta situs
internet mengenai teori penetapan harga promosi terhadap keputusan menginap,
maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan data dalam tabel 3.2 berikut:
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis Data Sumber Data
Data Sekunder
1. Pertumbuhan devisa dari sector
pariwisata www.budpar.co.id
2. City Occupancy Bandung (hotel
bintang emapat dan lima) Manager report savoy homann hotel
3. Room revenue Manager report savoy homann hotel
4. Jumlah pemakaian kamar hotel Manager report savoy homann hotel
5. Published rate dan jenis pemakain
kamar Income Audit Savoy Homann Bidakara
3.2.4 Populasi dan Sampel
3.2.4.1 Populasi
Sugiyono (2010:61) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah wilayah
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Secara sederhana, Ulber Silalahi (2009: 253)
mengungkapkan bahwa “Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya sampel
dipilih”.
Populasi dalam penelitian ini adalah para tamu individu hotel yang menginap
di Savoy Homann Bidakara Hotel dalam kurun waktu 2010, Penentuan populasi
tersebut dilakukan karena sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu
cross sectional method. Berikut ini adalah jumlah populasi tamu Savoy Homann
Bidakara Hotel selama tahun 2011
TABEL 3.3
POPULASI PENELITIAN TAMU COORPORATE HOTEL SAVOY
HOMANN BIDAKARA 2011
3.2.4.2Sampel
Menurut Sugiyono (2010:81) yang dimaksud sampel adalah “bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”.
Sedangkan menurut (Suharsimi Arikunto, 2009:131) Sampel adalah “sebagian
atau wakil populasi yang diteliti”. Namun, sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah seluruh dari populasi yaitu tamu coorporate yang menginap di Hotel Savoy
JENIS PERUSAHAAN JUMLAH
Goverment 16
Perusahaan Swasta 14
Homann Bidakara Bandung, yaitu perusahaan swasta, instansi pemerintah dan
BUMN. Agar memperoleh sampel yang representative dari populasi, maka setiap
subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi
sampel, Almasdi Syahza mengatakan bahwa “menentukan ukuran sampel adalah
yang paling sulit, karena banyak faktor yang melandasi”. Sampel yang akan dijadikan
responden yaitu sebanyak 50 perusahaan.
Penelitian ini menggunakan sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2010:85)
sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif
kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data mengacu pada cara yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data yang diperlukan. Data yang telah terkumpul digunakan untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
penulis adalah:
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
teknik sebagai berikut:
1. Angket (quesioner), yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran
seperangkat daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden yang
untuk mengetahui pendapat atau tanggapan responden terhadap motivasi kerja
dan produktivitas kerja.
Langkah-langkah penyusunan angket tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menyusun kisi-kisi / daftar pertanyaan
b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya untuk jenis
pertanyaan tertutup. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan
instrumen yang terdiri dari seperangkat daftar pernyataan tertulis dan disertai
alternatif jawaban yang sudah disediakan, sehingga responden tinggal
memilih alternatif jawaban yang tersedia
2. Wawancara, sebagai teknik komunikasi langsung untuk memperoleh data
yang diperlukan yang ditujukan kepada karyawan perusahaan.
3. Studi dokumentasi yaitu dengan mengadakan penelaahan terhadap beberapa
dokumen yang berkaitan dengan objek yang diteliti guna memperoleh
informasi yang relevan.
4. Studi kepustakaan yaitu mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan
teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti.
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas
Pada suatu penelitian, data merupakan hal yang paling penting hal tersebut
disebabkan karena data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta
berfungsi membentuk hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data akan sangat
baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi
dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Penelitian ini menggunakan data
ordinal. Oleh karena itu, semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu
ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan method of successive
interval (MSI). Pengujian validitas dan realibitas pada penelitian ini dilakukan
dengan bantuan SPSS (Statistical Product for Service Solution) 18 for windows.
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
3.2.6.1 Hasil Validitas
Pengujian validitas instrument dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat
kesamaan antara data yang terkimpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
objek yang diteliti. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan
dan kesahihan suatu instrument, Suatu nstrument yang valid atau sahih mempunyai
validitas yang tinggi, sebaliknya instrument yang kurang berarti memiliki validitas
yang rendah.
Menurut Husein Umar (2010:190) langkah-langkah yang dilakukan untuk
menguji validitas:
1. Mendefinisikan secara operasional suatu yang konsep yang akan diukur.
2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden.
4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan
skor total memakai rumus teknik korelasi product moment, yang rumusnya
seperti berikut :
(Sumber: Husein Umar 2010:190)
Keterangan :
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden
dimana : r = Indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan.
Peneliti dapat memberi interprestasi terhadap kuatnya suatu hubungan dengan
melihat besarnya koefisien korelasi. Berikut ini adalah pedoman untuk memberikan
TABEL 3.4
INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI
Besarnya Nilai Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
Sumber: Suhaimi Arikunto (2009: 264)
Setelah melakukan analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor
faktor dengan skor total, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan
antara rhitung dengan rtabel. Berikut ini keputusan pengujian validitas instrumen:
1. Jika rhitung > rtabel, maupun nilai probabilitas statistik < (level of significant 5%
= 0,05) maka instrumen dikatakan valid
2. Jika rhitung < rtabel, maupun nilai probabilitas statistik > (level of significant 5%
= 0,05) maka instrumen dikatakan tidak valid.
Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan SPSS
(Statistical Product for Service Solution) 18 for windows. Output yang dihasilkan dari
pengolahan SPSS meruapakan data rhitung. untuk mengetahui apakah nilainya
signifikan atau tidak, maka dilakukan uji korelasi dengan membandingkan rhitung
dari rtabel (dilihat dari tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5% dan derajat
kebebasan n-2, di mana n-2 merupakan jumlah responden).
Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (y) dilakukan dengan taraf
signifikansi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :
t = ; db = n-2
Nilai t dibandingkan dengan rumus harga ttabel dengan dk=n-2, dan taraf
signifikasi =0,05. Jika thitung > ttabel maka data tersebut valid. Hasil pengujian item
pertanyaan variabel promotional pricing dan keputusan meninap dapat dilihat pada
halaman berikutnya
TABEL 3.5
HASIL UJI VALIDITAS ITEM PERTANYAAN PROMOTIONAL PRICING DAN KEPUTUSAN MENGINAP
No. Item Pernyataan/pertanyaan
r
1 Daya tarik promo harga event yang diselenggarakan oleh
Hotel Savoy Homann 0,764 0,361 Valid
2
Daya tarik besaran potongan discount harga terhadap paket
promo saat high season yang dimiliki Hotel Savoy Homann 0,780 0,361 Valid
3
Kesusuaian pemberian harga promo paket dengan ketepatan
pemberian paket yang diberikan Hotel Savoy Homann 0,757 0,361 Valid
Longer payment terms (X2)
4
Ketetapan frekuensi waktu pembayaran pelunasan dalam
guest city ledger 0,610 0,361 Valid
5
Kejelasan dalam persyaratan pemberian guest city ledger
dari Hotel Savoy Homann 0,895 0,361 Valid
6
Kemudahan untuk melakukan pelunasan pembayaran
Loss leader pricing (X3) 7 Keberagaman promosi harga yang ditawarkan Hotel Savoy
Homann 0,827 0,361 Valid
8
Kemenarik harga paket yang diberikan oleh Hotel Savoy
Homann 0,920 0,361 Valid
9
Keberagaman promosi harga yang ditawarkan Hotel Savoy
Homann 0,863 0,361 Valid
Keputusan Menginap Berdasarkan Produk/Jasa
10
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh Hotel Savoy Homann
0,705 0,361 Valid
11
Fasilitas yang ditawarkan oleh Hotel Savoy Homann
0,811
0,361 Valid
Keputusan Menginap Berdasarkan Pemilihan Merk
12 Tingkat ketertarikan terhadap merk hotel Savoy Homann 0,696 0,361 Valid
13
Tingkat ketertarikan terhadap merk barang dan jasa yang
ditawarkan hotel Savoy Homann 0,668 0,361 Valid
14
Tingkat Ketertarikan berdasarkan harga produk dan jasa
yang ditawarkan hotel Savoy Homann 0,765
0,361 Valid
Keputusan menginap berdasarkan waktu menginap
15
Tingkat ketertarikan waktu menginap pada saat weekend
0,844
0,361 Valid
16
Tingkat ketertarikan waktu menginap pada saat weekday
0,798
0,361 Valid
17
Tingkat ketertarikan waktu menginap pada saat hari libur
besar (holiday) 0,694 0,361
Valid
Keputusan Menginap Berdasarkan Piihan Penyalur
18 Tingkat pemesanan akomodasi wisata melalui telepon 0,880 0,361 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan data (2013)
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2010:184), reliabilitas berkenaan dengan derajat
konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik, suatu data
dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama
menghasilkan data yang sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan
data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data
yang tidak berbeda.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach
alpha, yaitu:
(Husein Umar, 2002:171)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
= varians total
Keputusan Menginap Berdasarkan Jumlah Menginap
20
Tingkat frekuensi menginap di Hotel Savoy Homann
0,559 0,361 Valid
Keputusan Menginap Berdasarkan Metode Pembayaran
21
Tingkat kemudahan dalam pembayaran melalui kredit
0,772 0,361 Valid
= jumlah varian butir
Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir,
kemudian jumlahkan seperti berikut ini:
∑ [∑ ]
Keterangan:
2 1
= varians total ΣX = jumlah skor n = jumlah responden
Keputusan pengujian reliabilitas item instrumen, adalah sebagai berikut:
1.item pertanyaan yang telah diteliti dikatakan valid jka rHitung > rTabel.
2.item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika tHitung < tTabel
Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS
18.0 for window. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen penelitian memperhatikan
bahwa semua butir pertanyaan valid karena skor rHitung > rTabel.
TABEL 3.6
HASIL UJI RELIABILITAS
No Variabel rhitung Keterangan
1 Special event pricing
0,841 reliabel
4 Keputusan Menginap 0,879 reliabel
3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan
menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan
keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam
penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian
hipotesis serta jawaban masalah yang diajukan.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini
disusun oleh peneliti berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Dalam
penelitian kuantitaif analisis data dilakukan setelah data seluruh koresponden
terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menyusun Data
Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek
kelengkapan data yang diisi oleh responden untuk mengetahui karakteristik
responden, digunakan rumus presentase sebagai berikut:
Dimana:
n = nilai yang diperoleh
N = jumlah seluruh nilai
100 = konstanta
2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang
3. Tabulasi Data
Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Memberikan skor pada setiap item.
b. Menjumlahkan skor pada setiap item.
c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian.
4. Menganalisis data dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan
angka-angka yang diperoleh dari perhitungan statistik.
3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif
Pada penelitian ini digunakan dua jenis analisis yaitu analisis deskriptif khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan analisa kualitatif berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik, analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab sedangkan analisis kuantitatif menitik beratkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian. Dengan menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komperhensif.
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian yaitu:
1. Analisis deskriptif tanggapan perusahaan-perusahaan di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung mengenai analisis promotional pricing.
2. Analisis deskriptif tanggapan perusahaan-perusahaan yang menginap di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung mengenai analisis promotional
pricing terhadap keputusan menginap tamu coorporate di Hotel Savoy
3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif
Regresi multiple (berganda) merupakan teknik analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini. Regresi multiple digunakan untuk melihat hubungan atau
pengaruh fungsional ataupun kausal antara special event pricing, longer payment
terms, loss leader pricing terhadap keputusan menginap tamu bisnis di Hotel Savoy
Homann Bidakara Bandung. Adapun langkah untuk analisis verifikatif sebagai
berikut
1. Method of Successive Interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan data ordinal. Oleh karena itu, semua data ordinal
yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan
menggunakan method of successive interval (Al Rasyid, 1994:131). Langkah-langkah
untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap jawaban, berdasarkan hasil jawaban
responden pada setiap pertanyaan.
b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan
perhitungan proporsi (p) setiap jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan
jumlah responden.
c. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya kumulatif untuk setiap pilihan
jawaban.
d. Menentukan nilai bebas Z untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.
e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap jawaban, melalui persamaan
Scale Value = (Dencity at Lower Limit) – (Dencity at Upper Limit)
(Are Bellow Upper Limit) – ( Are Bellow Lower Limit)
f. Hitungan skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilahan jawaban
persamaan berikut:
Score = Score Value + 1 Scale Valueminimum 1 = 1
g. Selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel bebas dengan variabel
terikat serta akan dilakukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan
tersebut.
2. Teknik Analisis Linier Regresi Berganda
Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda (multiple linier regression). Analisis regresi linier berganda adalah suatu
alat analisis peramalan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kasual antara
dua variabel bebas atau lebih. Adapun untuk pengolahan data dilakukan bantuan
program SPSS 18 for windows, yang menurut Suliyanto (2005:8) dilakukan sebagai
berikut:
a. Masukan data dalam SPSS pada data view, dan pada variabel view dalam kolom
label berilah nama masing-masing variabel.
b. Klik analyze, regression, linier. Lalu pindahkan variabel Y sebagai bergantung
ke kolom dependent serta variabel X1, X2, X3 sebagai variabel bebas ke kolom