• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENETAPAN HARGA PROMOSI (PROMOTIONAL PRICING) TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI HOTEL SAVOY HOMANN BIDAKARA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENETAPAN HARGA PROMOSI (PROMOTIONAL PRICING) TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI HOTEL SAVOY HOMANN BIDAKARA BANDUNG."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENETAPAN HARGA PROMOSI (PROMOTIONAL PRICING) TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP

DI HOTEL SAVOY HOMANN BIDAKARA BANDUNG

(Survei Pada Tamu Coorporate Hotel Savoy Homann Bandung Bidakara Bandung)

SKRIPSI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh :

Fadhita Primasatya 0607080

MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA

(2)
(3)

DI HOTEL SAVOY HOMANN BIDAKARA BANDUNG

Oleh :

Fadhita Primasatya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Fadhita Primasatya 2013

Univeersitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENETAPAN HARGA PROMOSI (PROMOTIONAL PRICING) TERHADAP KEPUTUSAN TAMU HOTEL UNTUK MENGINAP

DI SAVOY HOMANN BIDAKARA HOTEL BANDUNG

(Survei Pada Tamu Coorporate Hotel Savoy Homann Bandung Bidakara Bandung)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Gitasiswhara.,SE.Par,MM Rini Andari S.Pd.,SE.Par., MM NIP. 19730510 200812 1 002 NIP. 19810916 200812 2002

Mengetahui

Ketua Program Studi

Manajemen Pemasaran Pariwisata

Hp. Diyah Setiorini, MM NIP. 19761031 200812 2 001

(5)
(6)

ABSTRACT

Fadhita Primasatya , Effect of Price Promotions Establishment ( Promotional Pricing) Against Decision To Stay In Guest Hotel Savoy Homann Hotel Bidakara ( Survey On Corporate Guest Hotel Savoy Homann Bandung Bandung Bidakara ) , under the guidance Gitasiswhara . , SE.Par , MM and Rini Andari S . Pd . , SE.Par . , MM

Tourism is one of the mainstay industries that must continue is grown by a country . The tourism sector had been providing a substantial contribution to the development of Indonesia . Hotel Savoy Homann Bidakara is one hotel with four-star classification , which strive to continuously expand its business in the midst of increasing competition in the business of hospitality services in the city of Bandung . Especially competition with similar star hotels and other productivity and services that have relatively the same , but offers room rates or competitive prices . With the competitive price of the room , only natural that consumers accordance with the benefits to be provided to consumers .

This study uses descriptive and verification , samples used were 50 respondents . Data analysis techniques used in the study is the technique of linear regression analysis and processing of data using parametric statistical tests through SPSS 18.0 for windows .

The results showed that the promotional pricing has a positive influence on the decision to stay . Greatest influence on the decision to stay promotional pricing obtained through picing loss leader and the smallest influence gained through longer payment terms . As for the suggestions for improving the decision to stay in the company is held promotional programs so guests can be aware of all the facilities provided .

(7)

ABSTRAK

Fadhita Primasatya, Pengaruh Penetapan Harga Promosi (Promotional

Pricing) Terhadap Keputusan Tamu Hotel Untuk Menginap Di Savoy

Homann Bidakara Hotel (Survei Pada Tamu Coorporate Hotel Savoy Homann Bandung Bidakara Bandung), di bawah bimbingan Gitasiswhara.,SE.Par,MM dan

Rini Andari S.Pd.,SE.Par., MM

Pariwisata adalah salah satu industri andalan yang harus terus ditumbuh kembangkan oleh suatu negara. Sektor pariwisata selama ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan Indonesia. Hotel Savoy Homann Bidakara merupakan salah satu hotel dengan klasifikasi bintang empat, yang berusaha untuk terus menerus mengembangkan usahanya di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat dalam bidang usaha jasa perhotelan di Kota Bandung. Terutama persaingan dengan hotel-hotel bintang sejenis dan lainnya yang memiliki produktifitas dan jasa yang relatif sama, namun menawarkan tarif atau harga kamar yang bersaing. Dengan harga kamar yang bersaing tersebut, wajar bila konsumen lebih memilih hotel dengan klasifikasi tertentu yang lebih terjangkau dengan harapan akan mendapatkan fasilitas yang lebih lengkap dan dengan pelayanan yang lebih baik. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, dimana kemungkinan besar jika konsumen merasa tidak puas maka ia akan meninggalkan Hotel Savoy Homann Bidakara dan beralih ke pesaing. Oleh karena itu pihak manajemen hotel diharapkan dapat menangani masalah penetapan harganya dengan baik agar dapat menetapkan harga kamar yang tepat dan sesuai dengan manfaat yang akan diberikan kepada konsumennya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif, sampel yang digunakan adalah sebanyak 50 orang responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis linear regresi berganda dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan pengujian statistik parametrik melalui bantuan program SPSS 18.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukan bahwa promotional pricing mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan menginap. Pengaruh terbesar promotional pricing terhadap keputusan menginap diperoleh melalui loss leader picing dan pengaruh terkecil diperoleh melalui longer payment terms. Adapun saran-saran untuk perusahaan dalam meningkatkan keputusan menginap adalah mengadakan program promosi sehingga tamu hotel dapat lebih mengetahui segala fasilitas yang diberikan.

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 16

1.3Tujuan Penelitian ... 16

1.4Kegunaan Penelitian... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 18

2.1.1 Konsep Penetapan Harga dalam Industri Akomodasi ... 18

2.1.1.1 Konsep Pemasaran Pariwisata ... 18

2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran ... 22

2.1.2.1 Pengertian Strategi Penetapan Harga ... 25

2.1.2.2 Metode dan Tujuan Penetapan Harga ... 28

2.1.2.3 Penetapan Harga Dalam Usaha Perhotelan ... 31

2.1.2.4 Dimensi penetapan Harga Promosi ... 33

2.2 Pengambilan Keputusan Menginap ... 35

2.2.1 Keputusan Menginap ... 35

2.2.2 Pengaruh Strategi Penetapan Harga Promosi terhadap Proses Keputusan Pembelian ... 43

(9)

2.4 Kerangka Pemikiran ... 48

2.5 Hipotesis ... 54

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 55

3.2 Metodologi Penelitian... 55

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 55

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 57

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 66

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 67

3.2.4.1 Populasi ... 68

3.2.4.2 Sampel ... 68

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 69

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 70

3.2.6.1 Pengujian Validitas ... 71

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ... 76

3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 78

3.2.7.1 Rancangan analisis Data Deskriptif ... 79

3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif ... 80

3.3 Pengujian Hipotesis ... 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Pelanggan ... 88

4.1.1.1 Profil Perusahaan ... 88

4.1.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan Savoy Homann Bidakara Hotel ... 89

4.1.1.3 Produk Dan Jasa Yang Ditawarkan ... 91

4.1.2 Profil Karakteristik Tamu Savoy Homann Bidakara ... 91

4.1.2.1 Karakteristik Tamu Savoy Homann Bidakara Hotel Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia ... 91

4.1.2.2 Karakteristik Tamu Savoy Homann Bidakara Hotel Berdasarkan Usia Dan Status ... 93

(10)

Pekerjaan Dan Pendidikan ... 95

4.1.2.4 Karakteristik Tamu Savoy Homann Bidakara Hotel Berdasarkan Pekerjaan Dan Pendapatan ... 97

4.1.2.5 Karakteristik Tamu Savoy Homann Bidakara Hotel Berdasarkan Pekerjaan Dan Tempat Tinggal ... 99

4.1.3 Pengalaman Responden Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung ... 101

4.1.3.1 Pengalaman Responden Savoy Homann Bidakara Hotel Berdasarkan Frekuensi Menginap ... 102

4.1.3.2 Pengalaman Responden Berdasarkan Informasi Menginap ... 103

4.1.3.3 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Menginap... 103

4.1.3.4 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Memilih ... 105

4.2 Pelaksanaan Dan Gambaran Promotional Pricing Di Savoy Homann Bidakara Hotel ... 106

4.2.1 Special Event Pricing ... 107

4.2.2 Longer Payment Terms ... 108

4.2.3 Loss leader Pricing ... 110

4.2.4 Rekapitulasi Total Skor Promotional Pricing ... 112

4.3 Gambaran Keputusan Menginap di Savoy Homann Bidakara Hotel ... 115

4.3.1 Pemilihan Produk ... 115

4.3.2 Pemilihan Merek... 117

4.3.3 Pemilihan Waktu Menginap ... 118

4.3.4 Penentuan Pilihan Penyalur ... 119

4.3.5 Penentuan Jumlah Menginap ... 121

4.3.6 Penentuan Metode Pembayaran ... 122

4.3.7 Rekapitulasi total Skor Keputusan Pembelian ... 123

4.4 Pengaruh Promotional Pricing Terhadap Keputusan Menginap ... 123

4.4.1 Uji Asumsi 131 4.4.4.1 Uji Asumsi Regresi ... 126

4.4.4.2 Uji Asumsi Sub Variabel... 131

4.4.4.3 Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi ... 134

(11)

4.4.4.4 Pengujian Hipotesis Dan Uji Signifikasi Secara Parsial ... 136

4.4.2 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Promotional Pricing Terhadap Keputusan Menginap ... 137

4.3 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 139

4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 139

4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik... 139

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 141

5.2 Rekomendasi ... 142

DAFTAR PUSTAKA ... xiv

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Hal

1.1 Data Prolehan Devisa Dari Sektor Pariwisata (Tahun 2009-2011) ... 1

1.2 City Occupancy Bandung (Tahun 200-2011) ... 4

1.3 Forecast Room, Occupied Room, Vacat Room Savoy Homann ... 7

1.4 Room Revenue Savoy Homann Bidakara Hotel ... 8

1.5 Coorporate Group Savoy Homann Bidakara Hotel ... 10

1.6 Strategi Bauran Harga Pemasaran di Savoy Homann Bidakara Hotel... 11

1.7 Published Rate dan Coorporate Rate Savoy Homann Bidakara Hotel... 15

2.3 Penelitian Terdahulu Dan Orisinalitas Penelitian ... 46

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 57

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 65

3.3 Populasi Penelitian Tamu Coorporate Savoy Homann Bidakara ... 66

3.4 Koefisien Korelasi ... 71

3.5 Hasil Uji Validitas ... 73

3.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 76

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia ... 89

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Dan Status ... 91

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dan Pendidikan ... 93

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dan Pendapatan ... 95

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dan Tempat Tinggal ... 97

4.6 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Menginap ... 87

4.7 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Informasi Menginap ... 99

4.8 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Alasan Menginap ... 100

4.9 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Alasan Memilih ... 102

4.9 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Special Event Pricing ... 104

4.10 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Longer Payment Terms ... 106

4.11 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Loss Leader Pricing ... 108

4.12 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Promotional Pricing Savoy Homann ... 109

(13)

4.14 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Pemilihan Merek ... 114

4.15 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Pemilihan Waktu Menginap... 115

4.16 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Pilihan Penyalur ... 117

4.17 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Jumlah Menginap ... 118

4.18 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Jumlah Menginap ... 119

4.19 Tanggapan Tamu Hotel Terhadap Keputusan Menginap ... 120

4.20 Tolak Ukur Multikolinearitas ... 132

4.21 Matrik Korelasi Antar Sub Variabel Promotional Pricing Trhadap Keputusan Menginap ... 129

4.22 Output Pengaruh Promotional Pricing Terhadap Keputusan Menginap ... 131

4.23 Output Pengujian Hipotesis Dan Uji Signifikansi Secara Simultan ... 132

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Hal

2.1 Proses Pengabilan Keputusan ... 36

2.2 Kerangka Pemikiran ... 53

2.4 Paradigma Penelitian ... 54

3.1 Regresi Berganda ... 83

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia ... 90

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Dan Status ... 92

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dan Pendidikan ... 94

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dan Pendapatan ... 96

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Dan Tempat Tinggal ... 97

4.6 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Menginap ... 99

4.7 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Informasi Menginap ... 100

4.8 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Alasan Menginap ... 102

4.9 Pengalaman responden Berdasarkan Pengalaman Alasan Memilih ... 103

4.10 Rekapitulasi Total Skor Promotional Pricing ... 123

4.11 Histogram Keputusan Menginap ... 125

4.12 Normal Probability Plot ... 126

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata adalah salah satu industri andalan yang harus terus ditumbuh

kembangkan oleh suatu negara. Hal ini disebabkan selain terbukti ampuh

menyumbang devisa secara signifikan, juga dapat memperluas kesempatan kerja dan

pemerataan penduduk (Agusnawar, 2004). Devisa bagi suatu negara merupakan

faktor yang sangat penting, terutama bagi negara-negara berkembang yang sedang

melaksanakan pembangunan. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat

memperhatikan perkembangan devisanya dengan semakin meningkatnya jumlah

devisa yang diterima, maka Indonesia dapat dengan lancar membiayai pembangunan.

Sektor pariwisata selama ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap

pembangunan Indonesia. Perolehan devisa dari sektor pariwisata dapat dilihat pada

Tabel 1.1 :

TABEL 1.1

PEROLEHAN DEVISA DARI SEKTOR PARIWISATA TAHUN 2009 - 2011

TAHUN PENERIMAAN DEVISA

JUTA USD PERTUMBUHAN

2009 6.297,99 14,29

2010 7.603,45 20,73

2011 8.499,86 32,51

(16)

Menurut dari data tabel di atas dapat terlihat pertumbuhan pariwisata di

Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan pertumbuhan devisa

pariwisata Negara Indonesia tersebut dapat dilihat dari tahun 2009 menuju tahun

2010 yang mencapai kenaikan sebesar 6,44%, sedangkan pada tahun 2010 menuju

tahun 2011 peningkatannya mencapai 11,78%. Tingkat pertumbuhan pariwisata

Indonesia yang sangat positif tersebut dapat disebabkan situasi kondisi Indonesia

yang mulai stabil dalam melakukan promosi wisata. Kondisi yang stabil itu membuat

pihak pemerintah Indonesia gencar melakukan perbaikan – perbaikan dalam

pembangunan fasilitas sarana penunjang dalam objek daya tarik wisata. Dengan

potensi keanekaragaman daya tarik wisatanya yang tersebar diberbagai provinsi

Indonesia dan perlengkapan fasilitas sarana pariwisata seperti sarana akomodasi, hal

itu dapat menjadikan suatu keunggulan untuk menarik tingkat kunjungan wisata di

Indonesia. Menurut data BPS (2011), pada bulan Januari 2011, Jawa Barat

merupakan salah satu provinsi dari 14 provinsi tujuan utama wisatawan berdasarkan

tingkat hunian kamar hotel, yaitu sebesar 44,88%. Bandung merupakan ibukota dan

salah satu kota besar dalam Provinsi Jawa Barat. Kota ini daya tarik wisata. Di

samping itu dengan ciri khas kesejukan udaranya dan letaknya yang tidak jauh dari

Jakarta, kota Bandung berpotensi besar untuk menjadi kota kunjungan wisatawan.

Salah satu sarana yang menunjang sektor pariwisata adalah sarana akomodasi. Jasa

perhotelan adalah salah satu pendukung sektor pariwisata dalam hal penyedian

akomodasi bagi wisatawan, dengan produk utamanya berupa pelayanan dan fasilitas

(17)

tamu ke Kota Bandung, tentunya perlu diimbangi dengan peningkatan penyedian

kamar dan akomodasi lainnya sehingga tidak menimbulkan kesenjangan antara

permintaan dan penawaran atas kamar ataupun akomodasi. Untuk memenuhi

permintaan dan penawaran tersebut, Kota Bandung memiliki banyak sarana

akomodasi yang menunjang sehingga dapat memberikan beragam pilihan bagi para

wisatawan.

Keuntungan besar yang diperoleh dari industri pariwisata membuat para

pelaku bisnis jasa perhotelan mulai memikirkan cara untuk terus melakukan berbagai

inovasi. Banyaknya hotel berbintang maupun kelas melati yang menjamur di Kota

Bandung membuat para pelaku bisnis harus berpikir keras dalam menjalani bisnisnya

agar dapat tetap bertahan dalam persaingan. Pelaku bisnis perlu mengetahui apa saja

yang menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian dan apa

saja yang menjadi dasar pertimbangan konsumen dalam memilih hotel. Para pelaku

bisnis dalam industri jasa perhotelan harus berhati-hati dalam menganalisis perilaku

konsumen. Konsumen seringkali tidak memilih sesuatu yang sudah biasa ada

melainkan menginginkan sesuatu yang baru dan unik.

Dalam menghadapi persaingan bisnis akomodasi penginapan yang semakin

berkembang pesat ini, setiap pengelola hotel baik hotel berbintang dituntut untuk

beroperasi secara efektif dan efisien, hal tersebut membuat hotel-hotel di Bandung

tidak segan-segan dalam melakukan suatu aktifitas untuk melakukan strategi dalam

(18)

pelaku bisnis hotel sering kali aktif dalam melakukan usaha penjualan kamar

hotelnya. Perkembangan positif yang diperoleh dalam usaha penginapan dapat

menunjukan akan adanya persaingan yang semakin ketat di kota Bandung, hal ini

terbukti dengan bertambahnya hotel-hotel berbintang di Kota Bandung. Semakin

banyaknya persaingan dalam usaha hotel tersebut mengakibatkan semakin terbagi

ratanya tingkat hunian kamar di Kota Bandung, dan juga menunjukan kearah

persaingan yang sangat ketat yang berakibat jumlah persentase tingkat hunian kamar

di Kota Bandung tidak dikuasai oleh hotel-hotel yang cukup ternama di Bandung.

Situasi tersebut mengakibatkan turunnya jumlah akumulasi persentase tingkat hunian

di Bandung pada tahun 2008 - 2010 sebesar 4,37% (Manager Report Savoy Homann

2010). Persaingan hotel-hotel yang ada di Bandung tersebut dapat dilihat dari data

Tabel 1.3 mengenai city occupancy hotel-hotel di Bandung pada tahun 2008 – 2010 :

TABEL 1.2

CITY OCCUPANCY BANDUNG HOTEL BINTANG EMPAT

Hotel Name 2008 2009 2010 2011 2012

% Occ % Occ % Occ %Occ %Occ

Aston Braga 69,4 68,3 56,6 100 90,6

Jayakarta 58,5 59,6 79,5 99,5 80,2

Preanger 67,2 62,6 49,1 98,9 95,7

Panghegar 61,9 47,1 79,9 85,5 80,5

Horizon 66,5 61,1 37,3 80,5 76,3

Santika 90,6 84,6 71,1 80,2 83,2

S. Homann 72,2 73,3 63,7 76,1 80,1

Novotel 76,1 76,5 56,6 64,4 55,3

Golden Flower - 62,8 71,1 57,2 68,4

TOTAL 62,49 66,21 62,76 82,47

Sumber : Manager Report, Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung ( kompetitor

(19)

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa secara rata-rata, tingkat hunian kamar hotel

berbintang 4 di Kota Bandung dalam 4 tahun terakhir adalah sekitar 68.48%. Pada

tahun 2008, rata-rata tingkat hunian kamar berada pada posisi 62,49%, selanjutnya

pada tahun 2009 naik menjadi 66,21%, dan pada tahun 2010 turun menjadi 62,76%

sedangkan pada tahun 2011 kembali terjadi kenaikan persentase occupancy sebesar

82,47%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi bisnis hotel mengalami tingkat

yang fluktuatif yang dikarenakan semakin ketatnya persaingan hotel di Kota

Bandung. Bertolak belakang dari kondisi tersebut, pada empat tahun terakhir, terdapat

beberapa hotel yang memiliki tingkat occupancy yang tidak stabil dari empat tahun

terakhir, salah satunya adalah Hotel Savoy Homann Bidakara.

Hotel Savoy Homann Bidakara merupakan hotel yang sejak tahun 2000

kepemilikan saham di pegang alih oleh YKKBI selama ini menunjukan

perkembangan yang selalu turun naik dalam occupancy room, ketidak stabilan tingkat

hunian kamar Hotel Savoy Homann dapat dilihat dari kurun waktu empat tahun

terakhir, yang dimana pada tahun 2008 dan 2009 Savoy Homann berada pada

peringkat tiga besar dalam occupancy hotel bintang empat bandung, tetapi pada tahun

2010 dan 2011 Hotel Savoy Homann mengalami penurunan occupancy yang terlihat

dalam tingkat hunian kamar hotel bintang empat Bandung hanya berada pada posisi

ke tujuh raihan occupancy hotel bintang empat Bandung.

Pada tahun 2010 Hotel Savoy Homann Bidakara mengalami penurunan yang

cukup drastis. Pada tahun 2010 Hotel Savoy Homann Bidakara sedang melakukan

(20)

yang direnovasi adalah jenis kamar yang bertipe standar dan renovasi kamar standar

itu dimaksudkan untuk melakukan upgrade kamar menjadi tipe deluxe sehingga jenis

kamar yang dimilki oleh Savoy Homann Bidakara adalah tipe yang paling minimalis

adalah deluxe. Renovasi yang memakan waktu hampir kurang lebih tujuh bulan itu

mengakibatkan jumlah tingkat hunian di Hotel Savoy Homann Bidakara menurun

drastis, hal tersebut disebabkan karena jumlah kamar yang dijual oleh para pihak

pemasar hotel hanya kamar yang bertipe dari executive sampai suite room saja,

misalkan dari rata-rata per hari kamar yang siap dijual pada tahun 2010 adalah 150

kamar dari total 185 kamar yang dimiliki oleh Hotel Savoy Homann (Front Office

Manager). Sedangkan untuk tahun 2011 Hotel Savoy Homann mengalami kenaikan

persentase, akan tetapi kenaikan itu tidak diseimbangi oleh prestasi pencapaian

occupancy akhir yang dalam dua tahun terakhir Hotel Savoy Homann Bidakara selalu

menduduki peringkat tiga besar dalam raihan occupancy pada tahun 2011 Hotel

Savoy Homann hanya mampu menduduki peringkat ke enam dalam raihan city

occupancy Kota Bandung. Berikut adalah data tabel persentase forecast occupied dan

occupied Hotel Svoy Homan Bidakara Bandung 2010 – 2011 :

TABEL 1.3

FORECAST ROOM OCCUPIED, ROOMS OCCUPIED, DAN VACANT ROOMS

SAVOY HOMANN BIDAKARA HOTEL BANDUNG 2010 – 2011 :

Description 2009 2010 2011

(21)

Tabel 1.3 menunjukan perbandingan kenaikan occupied Hotel Savoy Homann

Bidakara pada tahun 2011 dengan tingkat occupied yang mencapai 76,10%

sedangkan pada tahun 2010 hanya mencapai 63,70%. Persentase kenaikan tersebut

menunjukan dalam tingkat hunian kamar terjadi kenaikan pada tahun 2011, akan

tetapi jika dilihat dari perbandingan forescast rooms atau target perencanaan hunian

kamar pada tahun 2011 mengalami kekosongan kamar yang lebih banyak

dibandngkan pada tahun 2010. perbandingan tingkat kekosongan kamar atau vacant

rooms yang lebih banyak sebesar 9,4% di tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2010

sebanyak 7,05%. Tingkat persentase vacant rooms tersebut diambil dari persentase

forecast rooms, yang dimana pada tahun 2011 pihak dari Hotel Savoy Homann

menargetkan forecast rooms yang lebih besar daripada tahun 2010 yaitu sebesar

85,5% sedangkan pada tahun 2010 hanya 70,75%. Hal ini menunjukan terjadinya

penurunan dalam tingkat hunian kamar pada tahun 2011 dibandingkan tingkat hunian

kamar pada tahun 2010. Kondisi tingkat hunian kamar di Hotel Savoy Homann

Bidakara menunjukkan wisatawan yang ke Bandung masih ragu dan kurang memilih

Savoy Homann untuk dijadikan tempat menginap. Turun naiknya tingkat hunian

kamar juga berdampak pada turunnya pendapatan dari penjualan kamar, karena

secara tidak langsung kamar merupakan sumber pendapatan hotel yang paling utama

dibandingkan outlet-outlet lain yang dimiliki oleh Hotel Savoy Homann. Berikut data

pendapatan penjualan kamar Savoy Homann Bidakara Hotel selama dua tahun

(22)

TABEL 1.4

ROOM REVENUE HOTEL SAVOY HOMANN 2010 – 2011

Sumber : Manager Report, Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung

Tabel 1.4 menunjukan pendapatan penjualan kamar yang dimiliki oleh Hotel

Savoy Homann sebesar selama kurun waktu dua tahun terakhir memiliki tingkat

fluktuatif perbandingan perolehan room revenue dengan average room rate.

Perbandingan itu dapat terlihat dari tahun 2010 yang memperoleh room revenue

sebesar 19.118.171.752 dan pada tahun 2011 yang mendapatkan room revenue

sebesar 21.280.306.500, peningkatan pendapatan tersebut memiliki selisih sebesar

2.162.134.748. Kenaikan jumlah room revenue tersebut belum dapat diartikan

sebagai adanya peningkatan yang positif dalam Hotel Savoy Homann, karena dari

kedua tahun tersebut dapat terlihat bagaimana tingkat average room rate yang masih

belum mengalami kenaikan secara drastis. Hal itu dapat dilihat dari total kenaikan

room revenue tahun 2010 ke tahun 2011 tidak diimbangi oleh perolehan average

room rate, yang dimana terjadi kenaikan average room rate hanya sebesar 10.184.

Jika dilihat dari hasil hitungan angka tersebut maka dapat dikatakan bahwa kenaikan

room revenue Hotel Savoy Homann tahun 2011 dapat dikatan terjadi ketidak stabilan

dalam pendapatan kamar, yang terbukti dengan jumlah room revenue yang tidak

(23)

terlihat dari target revenue dan average room rate yang selama dua tahun terakhir

tidak mencapai target, seperti pada tahun 2011 yang mendapat selisih dari target

pendapatan sebesar 300.485.883 yang mengartikan masih kurangnya tingkat hunian

kamar di hotel Savoy Homann untuk membantu mendapatkan target dari pendapaan

kamar itu sendiri.

Dalam teori pemasaran kondisi ini dapat dianalisis dengan teori dan konsep

pengambilan keputusan. Artinya, tingkat pengambilan keputusan wisatawan di Kota

Bandung untuk memilih Hotel Savoy Homann Bidakara untuk dijadikan tempat

menginap masih kurang. Berikut adalah data mengenai corporate group yang

menginap di Savoy Homann Bidakara :

TABEL 1.5 COORPORATE GROUP SAVOY HOMANN BIDAKARA HOTEL NO. Coorporate Group NO. Coorporate Group

1 PERTAMINA EP Niaga 26 Bea Cukai

2 PERTAMINA Hutang Piutang 27 BPN Migas

3 Kemenkes 28 CV. Vidya Jaya

4 Kemensos 29 Car Life Insurance

5 Kemenpora 30 Charles Kendal Consult

6 Kemen PU BP Kontruksi 31 Direktorat Metrologi 7 Kementerian Lingkungan Hidup 32 DPRD Kota Bandung

8 Kemendagri 33 DPRD Tanggerang

9 Kemendiknas 34 Dirjen Pajak

10 Kemenlu 35 Arsip Nasional

11 Kemen Kelautan & PSDKP 36 Bappenas 12 Kemenhumham 37 Kebon Agung Malang

13 BI 38 LKPP

14 BNI Securities 39 Yamaha

15 Bank Mandiri 40 Pikiran Rakyat 16 Bank Mandiri Syariah 41 Tribun Jabar

(24)

18 BJB 43 Trans TV

19 BRI 44 SBU Dirgantara

20 Beprof Multidaya 45 Pama Persada 21 Binamitra Sanabil 46 Angkasa Pura 22 Lusaga Training & Consulting 47 YKKBI

23 Corrosion Care Indonesia 48 BII

24 Pelindo II Pusat 49 PLN

25 Bappenas 50 BPKP

Sumber : Manager Report, Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung

Tabel 1.5 menunjukan segmentasi Hotel Savoy Homann selama tiga tahun

terakhir, jumlah tingkat hunian hotel berdasarkan corporate pada tahun 2011

mengalami penurunan dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya, hal ini

disebabkan karena pihak pemasar hotel yang hanya menfokuskan pemasaran hotelnya

hanya pada corporate group yang selalu sama tetapi tidak ada perubahan dalam

peningkatan pelayanan dan fasilitas hotel, yang berakibatkan timbulnya kepuasan

yang kurang dari berbagai tamu corporate group. Untuk mengatasi permasalah

tersebut maka pihak pemasar hotel Savoy Homann memberikan penerapan pemberian

harga yang lebih rendah dan fasilitas-fasilitas tambahan berupa pemberian free

laundry dan free brownies cake kepada corporate group member, yang dimaksudkan

agara tidak kehilangan tamu member dari corporate group. Tetapi dengan penerapan

strategi yang memberikan harga lebih rendah mengakibatkan tidak seimbangnya

antara average room rate dengan room revenue yang diperoleh oleh Hotel Savoy

Homann. Berangkat dari data dan fakta tersebut, Hotel Savoy homann Bidakara

(25)

corporate agar menjatuhkan pilihan untuk menginap di hotel Savoy homann

Bidakara. Salah satunya adalah melalui bauran pemasaran.

Bauran pemasaran menurut Lupiyoadi - Hamdani ( 2006:70) merupakan alat

bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu

dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang

diterapkan dapat berjalan sukses. Bauran pemasaran menurut Kotler dan Amstrong

(2008: 71) memiliki empat komponen penting ditambah dengan tiga komponen untuk

bauran pemasaran jasa, yaitu: Product/produk, Price/harga, Place/distribusi,

Promotion/promosi, People/individu, Physical Evidance/bukti-bukti fisik,

Process/proses. Dari beberapa unsur-unsur bauran pemasaran tersebut, Price (harga)

merupakan salah satu unsur yang paling menentukan dalam keberhasilan penjualan

kamar karena keputusan penetapan harga terhadap suatu produk, sangat sensitif

dimata konsumen dalam menentukan pilihan untuk menginap. Sebab harga juga

sangat dipertimbangkan sebagai strategi yang paling baik dalam mendapatkan tamu

hotel di tengah situasi persaingan yang sangat ketat ini, dan situasi perekonomian

yang belum pulih dari krisis multidimensi. Selain itu, harga juga merupakan

satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi hotel.

Berikut strategi bauran pemasaran Hotel Savoy Homann Bidakara :

TABEL 1.6 STRATEGI BAURAN HARGA PEMASARAN HOTEL SAVOY HOMANN

No. Bauran Pemasaran

Kegiatan di Hotel Savoy Homann Bidakara

(26)

makan dan laundry

Menawarkan pelunasan pembayaran melalui city ledger dengan tingkat bunga yang rendah dalam pembayarannya.

 Memberikan penawaran harga yang relative lebih rendah dibandngkan dengan harga yang ditawarkan para pesaing

Sumber : Sales and marketing Savoy Homann Bidakara

Penetapan harga adalah salah satu cara untuk menarik perhatian konsumen,

banyak pelaku bisnis hotel yang kurang menaruh perhatian pada strategi harga. Di

mata para pelaku bisnis hotel, pricing hanyalah biaya ditambah presentase tertentu

untuk mendapatkan keuntungan, ini memang cara mudah, yang pada saat bersamaan,

melindungi perusahaan dari serangan pesaing. Hanya saja, dengan cara tersebut, para

pelaku bisnis hotel bersikap pasif dengan membiarkan pasar atau pesaing mengatur

harga. Para pelaku bisnis hotel lupa bahwa harga, seperti yang dikatakan oleh Corey

dalam Lupiyoadi - Hamdani (2006:93), merupakan ekspresi nilai, yang mana nilai

menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan

promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi, dan layanan yang

menyertainya. Menurut Saladin (2003:95), “Strategi penetapan harga adalah

keputusan-keputusan mengenai harga yang ditetapkan oleh manajemen”. Dengan kata

lain, harga adalah estimasi penjual terhadap arti semua hal tersebut bagi para pembeli

potensial dan menyadari opsi lain yang dimiliki pembeli, karena memenuhi

(27)

Harga merupakan sebuah ekspresi nilai, pricing menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari strategic business triangle sebuah produk. Oleh karena itu banyak

pemasar dalam industry hotel menjadikan pricing strategy sebagai kekuatan

perusahaan untuk mencapai keuntungan. Pada logikanya pembeli pasti mencari

produk atau jasa dengan harga yang paling murah. Dengan logika tersebut, penjual

sering menerapkan strategi "jual murah" untuk memenangkan kompetisi. Banting

harga, jual dengan margin sekecil mungkin,

Masalah penetapan harga merupakan bagian yang harus mendapatkan

perhatian besar. Sebab dengan penetapan harga yang tepat dan sesuai dengan harapan

konsumen, akan dapat mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen atau pelanggan,

yang pada akhirnya akan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,

untuk menggunakan jasa kamar hotel bahkan melakukan pembelian ulang, membeli

diluar lini produk, menolak produk yang ditawarkan pesaing dan bahkan mengajak

konsumen lain untuk melakukan pembelian.

Hotel Savoy Homann Bidakara merupakan salah satu hotel dengan klasifikasi

bintang empat, yang berusaha untuk terus menerus mengembangkan usahanya di

tengah-tengah persaingan yang semakin ketat dalam bidang usaha jasa perhotelan di

Kota Bandung. Terutama persaingan dengan hotel-hotel bintang sejenis dan lainnya

yang memiliki produktifitas dan jasa yang relatif sama, namun menawarkan tarif atau

harga kamar yang bersaing. Dengan harga kamar yang bersaing tersebut, wajar bila

(28)

dengan harapan akan mendapatkan fasilitas yang lebih lengkap dan dengan pelayanan

yang lebih baik. Sebagai hotel yang cukup lama berdiri, Hotel Savoy Homann

Bidakara berada pada suatu daerah atau lokasi yang cukup strategis. Oleh karena itu

diperlukan suatu strategi pemasaran yang kompetitif dalam usaha untuk merebut dan

meraih pangsa pasar yang cukup besar, salah satunya adalah melalui rangsangan dari

penetapan tarif atau harga kamar yang tepat. Kotler dan Keller mengemukakan

beberapa strategi adaptasi harga (price-adaption strategies), yang meliputi:

geographical pricing, price discount and allowances, promotional pricing,

differentiated pricing (Kotler keller, 2012:405). Oleh karena itu dengan menggunakan

strategi tersebut semestinya menjadikan Hotel Savoy Homann Bidakara sebagai salah

satu hotel yang cukup diminati untuk dijadikan tempat menginap di Bandung.

Dalam penetapan harga publish kamar yang ditetapkan atau ditawarkan oleh

pihak manajemen Hotel Savoy Homann Bidakara bersifat fleksibel, artinya penetapan

harga kamar tergantung dari kondisi pasar. Jika tingkat hunian kamar cukup baik,

maka pihak manajemen hotel dapat menetapkan harga seoptimal mungkin. Namun

bila tingkat hunian kamar masih rendah dapat diberikan potongan khusus terhadap

pihak tamu hotel. Berikut data harga published Hotel Savoy Homann Bidakara dan

jenis pemakain kamar :

TABEL 1.7 PUBLISHED RATE DAN CORPORATE RATE HOTEL SAVOY HOMANN

Tahun 2009 Tahun 2010 Keterang

an Harga Publish

Harga Promosi Keterang

an Harga Publish

(29)

1 Kamar Sumber : Income Audit Savoy Homann Bidakara , 2012

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui adanya penurunan konsumen (tamu)

untuk mengunakan jasa kamar dihotel Savoy Homann Bidakara. Adapun

masalah-masalah yang ada berdasarkan penelitian, penetapan harga kamar yang ditawarkan

selalu berubah-ubah dan terus mengalami kenaikan serta tidak diikuti dengan

peningkatan fasilitas, pelayanan dan lain-lainya yang dibutuhkan dan diharapkan oleh

konsumen. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,

dimana kemungkinan besar jika konsumen merasa tidak puas maka ia akan

meninggalkan Hotel Savoy Homann Bidakara dan beralih ke pesaing. Oleh karena itu

pihak manajemen hotel diharapkan dapat menangani masalah penetapan harganya

dengan baik agar dapat menetapkan harga kamar yang tepat dan sesuai dengan

manfaat yang akan diberikan kepada konsumennya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diadakan penelitian tentang

“PENGARUH PENETAPAN HARGA PROMOSI(PROMOTIONAL PRICING)

TERHADAP KEPUTUSAN TAMU HOTEL UNTUK MENGINAP DI HOTEL

SAVOY HOMANN BIDAKARA BANDUNG”.

(30)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran penetapan harga promosi di hotel Savoy Homann

Bidakara Bandung.

2. Bagaimana gambaran tingkat keputusan konsumen untuk menginap di

hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

3. Bagaimana pengaruh penetapan harga promosi terhadap keputusan

konsumen untuk menginap di hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk

mengetahui:

1. Bagaimana gambaran Bagaimana gambaran penetapan harga promosi di

hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

2. Bagaimana gambaran tingkat keputusan konsumen untuk menginap di ]

hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

3. Berapa besar pengaruh pengaruh penetapan harga promosi terhadap

keputusan konsumen untuk menginap di hotel Savoy Homann Bidakara

Bandung.

(31)

Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan

teoritis maupun kegunaan praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembagan

ilmu manajemen pemasaran pariwisata khususnya mengenai penetapan

harga promosi dan tingkat keputusan menginap konsumen.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan memberi masukan bagi pihak hotel Savoy

Homann Bidakara Bandung sebagai bahan pengambilan kebijakan

pengelolaan dalam melaksanakan strategi pemasaran khususnya mengenai

pengaruh penetapan harga promosi dan tingkat keputusan menginap

(32)

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh promotional pricing terhadap

keputusan menginap di Savoy Homann Bidakara Hotel. Objek penelitian yang

menjadi variabel bebas atau independent variable (X) yaitu Pengaruh Penetapan

Harga Promosi (Promotional Pricing). Kemudian variabel yang terikat atau

dependent variable (Y) adalah keputusan menginap di Savoy Homann Bidakara

Hotel. Adapun bahan yang akan diteliti meliputi tamu bisnis yang menginap di

Savoy Homann Bidakara Hotel. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung di Savoy

Homann Bidakara Hotel dan populasi dalam penelitian ini adalah tamu bisnis

yang menginap di Savoy Homann Bidakara Hotel. Responden yang menjadi

sampel adalah tamu bisnis yang membuat keputusan untuk menggunakan jasa

peninapan. Hal ini dikarenakan tmu bisnis sangat penting dalam suatu pasar

sasaran, selain itu tamu bisnis berperan dalam perkembangan tingkat hunian

hotel.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitan dan Metodologi yang Digunakan

Menurut Sugiyono (2008:2), “Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

(33)

penelitian deskriptif dan verifikatif. Dimana dalam penelitian ini akan diuji apakah

promotional pricing berpengaruh terhadap keputusan menginap tamu coorporate

Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

Menurut pendapat Sugiyono (2008:35), “Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan

dan/atau mancari hubungan variabel satu sama lain”. Melalui penelitian deskriptif,

maka dapat diperoleh deskripsi gambaran mengenai promotional pricing di Hotel

Savoy Homann Bidakara Bandung serta gambaran mengenai keputusan menginap

tamu corporate di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung.

Menurut Sugiyono (2008:36), penelitian verifikatif adalah “Penelitian yang

membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang

berbeda, atau pada waktu yang berbeda”. Berdasarkan pada pengertian tersebut,

penelitian ini bertujuan unuk mengetahui kebenaran fenomena yaitu kepengaruhan

variabel bebas atau variabel eksogen yaitu kualitas pelayanan dengan variabel terikat

atau variabel endogen yaitu loyalitas.

Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang

dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey explanatory. Menurut Kerlinger

dalam Sugiyono (2008:11), bahwa yang dimaksud dengan metode survey adalah

metode survey adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat

(34)

pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara,

terstruktur dan sebagainya.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Asep Hermawan (2006:118) mendefinisikan bahwa operasionalisasi

variabel adalah bagaimana caranya kita mengukur variabel suatu penelitian agar

dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analisis, maka perlu adanya

penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel.Variabel yang dikaji dan

dianalisis dalam penelitian ini meliputi: variabel bebas, strategi penetapan harga

yang memiliki sub variabel yaitu special event pricing (X1), longer payment terms

(X2), dan loss leader pricing (X3).

Sedangkan terhadap proses keputusan pembelian konsumen sebagai variabel

terikat dengan indicator pilihan produk/jasa, pilihan hotel, pilihan penyalur, waktu

menginap, jumlah menginap, metode pembayaran.

Penelitian ini menggunakan skala Ordinal dikarenakan data yang ada pada

penelitian ini merupakan data ordinal. Secara lebih rinci operasionalisasi

masing-masing variabel itu yang disajikan dalam. Secara lebih rinci dapat terlihat pada Tabel

(35)

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel/Sub

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

(36)

Variabel/Sub

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

(37)

Variabel/Sub

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

(38)

Variabel/Sub

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

(39)

Variabel/Sub

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

(40)

Variabel/Sub

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

(41)

Variabel/Sub

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

(42)

Variabel/Sub

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

No.

(43)

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Data diperoleh melalui suatu proses yang disebut pengumpulan data.

Pengumpulan data dapat didefinisikan sebagai satu proses mendapatkan data empiris

melalui responden dengan menggunakan metode-metode tertentu (Ulber Silalahi,

2009: 280).

Data merupakan sesuatu yang harus dikumpulkan lebih dulu oleh peneliti

sebelum mengolahnya menjadi informasi (Istijanto, 2005: 36). Ridwan (2004:146)

berpendapat bahwa “Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga

menghasilkan informasi dan keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang

menunjukkan fakta”. Data berdasarkan sumbernya dapat digolongkan menjadi data

primer dan data sekunder.

a. Sumber Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika

peritiwa terjadi (Ulber Silalahi, 2009: 289). Darmadi Durianto, dkk (2004:14)

menyatakan bahwa sumber data primer adalah sumber data yang didapat dari sumber

pertama, di mana observator melakukan sendiri di lapangan. Dalam penelitian ini,

sumber data primer diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah

responden dianggap mewakili seluruh populasi dalam penelitian, yaitu tamu Savoy

Homann Bidakara Hotel Bandung.

(44)

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari

sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan (Ulber Silalahi,

2009: 291). Sumber data sekunder adalah sumber data yang mana subjeknya tidak

berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat

memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi

sumber data sekunder adalah berbagai literatur, artikel, karya-karya ilmiah, serta situs

internet mengenai teori penetapan harga promosi terhadap keputusan menginap,

maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan data dalam tabel 3.2 berikut:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis Data Sumber Data

Data Sekunder

1. Pertumbuhan devisa dari sector

pariwisata www.budpar.co.id

2. City Occupancy Bandung (hotel

bintang emapat dan lima) Manager report savoy homann hotel

3. Room revenue Manager report savoy homann hotel

4. Jumlah pemakaian kamar hotel Manager report savoy homann hotel

5. Published rate dan jenis pemakain

kamar Income Audit Savoy Homann Bidakara

3.2.4 Populasi dan Sampel

3.2.4.1 Populasi

Sugiyono (2010:61) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah wilayah

(45)

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Secara sederhana, Ulber Silalahi (2009: 253)

mengungkapkan bahwa “Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya sampel

dipilih”.

Populasi dalam penelitian ini adalah para tamu individu hotel yang menginap

di Savoy Homann Bidakara Hotel dalam kurun waktu 2010, Penentuan populasi

tersebut dilakukan karena sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu

cross sectional method. Berikut ini adalah jumlah populasi tamu Savoy Homann

Bidakara Hotel selama tahun 2011

TABEL 3.3

POPULASI PENELITIAN TAMU COORPORATE HOTEL SAVOY

HOMANN BIDAKARA 2011

3.2.4.2Sampel

Menurut Sugiyono (2010:81) yang dimaksud sampel adalah “bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”.

Sedangkan menurut (Suharsimi Arikunto, 2009:131) Sampel adalah “sebagian

atau wakil populasi yang diteliti”. Namun, sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah seluruh dari populasi yaitu tamu coorporate yang menginap di Hotel Savoy

JENIS PERUSAHAAN JUMLAH

Goverment 16

Perusahaan Swasta 14

(46)

Homann Bidakara Bandung, yaitu perusahaan swasta, instansi pemerintah dan

BUMN. Agar memperoleh sampel yang representative dari populasi, maka setiap

subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi

sampel, Almasdi Syahza mengatakan bahwa “menentukan ukuran sampel adalah

yang paling sulit, karena banyak faktor yang melandasi”. Sampel yang akan dijadikan

responden yaitu sebanyak 50 perusahaan.

Penelitian ini menggunakan sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2010:85)

sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif

kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana

semua anggota populasi dijadikan sampel.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data mengacu pada cara yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data yang diperlukan. Data yang telah terkumpul digunakan untuk

menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan

penulis adalah:

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan

teknik sebagai berikut:

1. Angket (quesioner), yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran

seperangkat daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden yang

(47)

untuk mengetahui pendapat atau tanggapan responden terhadap motivasi kerja

dan produktivitas kerja.

Langkah-langkah penyusunan angket tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menyusun kisi-kisi / daftar pertanyaan

b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya untuk jenis

pertanyaan tertutup. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan

instrumen yang terdiri dari seperangkat daftar pernyataan tertulis dan disertai

alternatif jawaban yang sudah disediakan, sehingga responden tinggal

memilih alternatif jawaban yang tersedia

2. Wawancara, sebagai teknik komunikasi langsung untuk memperoleh data

yang diperlukan yang ditujukan kepada karyawan perusahaan.

3. Studi dokumentasi yaitu dengan mengadakan penelaahan terhadap beberapa

dokumen yang berkaitan dengan objek yang diteliti guna memperoleh

informasi yang relevan.

4. Studi kepustakaan yaitu mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan

teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas

Pada suatu penelitian, data merupakan hal yang paling penting hal tersebut

disebabkan karena data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta

berfungsi membentuk hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data akan sangat

(48)

baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi

dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Penelitian ini menggunakan data

ordinal. Oleh karena itu, semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu

ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan method of successive

interval (MSI). Pengujian validitas dan realibitas pada penelitian ini dilakukan

dengan bantuan SPSS (Statistical Product for Service Solution) 18 for windows.

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

3.2.6.1 Hasil Validitas

Pengujian validitas instrument dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat

kesamaan antara data yang terkimpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada

objek yang diteliti. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan

dan kesahihan suatu instrument, Suatu nstrument yang valid atau sahih mempunyai

validitas yang tinggi, sebaliknya instrument yang kurang berarti memiliki validitas

yang rendah.

Menurut Husein Umar (2010:190) langkah-langkah yang dilakukan untuk

menguji validitas:

1. Mendefinisikan secara operasional suatu yang konsep yang akan diukur.

2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden.

(49)

4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan

skor total memakai rumus teknik korelasi product moment, yang rumusnya

seperti berikut :

(Sumber: Husein Umar 2010:190)

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

dimana : r = Indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan.

Peneliti dapat memberi interprestasi terhadap kuatnya suatu hubungan dengan

melihat besarnya koefisien korelasi. Berikut ini adalah pedoman untuk memberikan

(50)

TABEL 3.4

INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI

Besarnya Nilai Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah

Sumber: Suhaimi Arikunto (2009: 264)

Setelah melakukan analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor

faktor dengan skor total, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan

antara rhitung dengan rtabel. Berikut ini keputusan pengujian validitas instrumen:

1. Jika rhitung > rtabel, maupun nilai probabilitas statistik < (level of significant 5%

= 0,05) maka instrumen dikatakan valid

2. Jika rhitung < rtabel, maupun nilai probabilitas statistik > (level of significant 5%

= 0,05) maka instrumen dikatakan tidak valid.

Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan SPSS

(Statistical Product for Service Solution) 18 for windows. Output yang dihasilkan dari

pengolahan SPSS meruapakan data rhitung. untuk mengetahui apakah nilainya

signifikan atau tidak, maka dilakukan uji korelasi dengan membandingkan rhitung

(51)

dari rtabel (dilihat dari tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5% dan derajat

kebebasan n-2, di mana n-2 merupakan jumlah responden).

Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (y) dilakukan dengan taraf

signifikansi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :

t = ; db = n-2

Nilai t dibandingkan dengan rumus harga ttabel dengan dk=n-2, dan taraf

signifikasi =0,05. Jika thitung > ttabel maka data tersebut valid. Hasil pengujian item

pertanyaan variabel promotional pricing dan keputusan meninap dapat dilihat pada

halaman berikutnya

TABEL 3.5

HASIL UJI VALIDITAS ITEM PERTANYAAN PROMOTIONAL PRICING DAN KEPUTUSAN MENGINAP

No. Item Pernyataan/pertanyaan

r

1 Daya tarik promo harga event yang diselenggarakan oleh

Hotel Savoy Homann 0,764 0,361 Valid

2

Daya tarik besaran potongan discount harga terhadap paket

promo saat high season yang dimiliki Hotel Savoy Homann 0,780 0,361 Valid

3

Kesusuaian pemberian harga promo paket dengan ketepatan

pemberian paket yang diberikan Hotel Savoy Homann 0,757 0,361 Valid

Longer payment terms (X2)

4

Ketetapan frekuensi waktu pembayaran pelunasan dalam

guest city ledger 0,610 0,361 Valid

5

Kejelasan dalam persyaratan pemberian guest city ledger

dari Hotel Savoy Homann 0,895 0,361 Valid

6

Kemudahan untuk melakukan pelunasan pembayaran

(52)

Loss leader pricing (X3) 7 Keberagaman promosi harga yang ditawarkan Hotel Savoy

Homann 0,827 0,361 Valid

8

Kemenarik harga paket yang diberikan oleh Hotel Savoy

Homann 0,920 0,361 Valid

9

Keberagaman promosi harga yang ditawarkan Hotel Savoy

Homann 0,863 0,361 Valid

Keputusan Menginap Berdasarkan Produk/Jasa

10

Kualitas pelayanan yang diberikan oleh Hotel Savoy Homann

0,705 0,361 Valid

11

Fasilitas yang ditawarkan oleh Hotel Savoy Homann

0,811

0,361 Valid

Keputusan Menginap Berdasarkan Pemilihan Merk

12 Tingkat ketertarikan terhadap merk hotel Savoy Homann 0,696 0,361 Valid

13

Tingkat ketertarikan terhadap merk barang dan jasa yang

ditawarkan hotel Savoy Homann 0,668 0,361 Valid

14

Tingkat Ketertarikan berdasarkan harga produk dan jasa

yang ditawarkan hotel Savoy Homann 0,765

0,361 Valid

Keputusan menginap berdasarkan waktu menginap

15

Tingkat ketertarikan waktu menginap pada saat weekend

0,844

0,361 Valid

16

Tingkat ketertarikan waktu menginap pada saat weekday

0,798

0,361 Valid

17

Tingkat ketertarikan waktu menginap pada saat hari libur

besar (holiday) 0,694 0,361

Valid

Keputusan Menginap Berdasarkan Piihan Penyalur

18 Tingkat pemesanan akomodasi wisata melalui telepon 0,880 0,361 Valid

(53)

Sumber : Hasil Pengolahan data (2013)

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2010:184), reliabilitas berkenaan dengan derajat

konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik, suatu data

dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama

menghasilkan data yang sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan

data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data

yang tidak berbeda.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach

alpha, yaitu:

(Husein Umar, 2002:171)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

= varians total

Keputusan Menginap Berdasarkan Jumlah Menginap

20

Tingkat frekuensi menginap di Hotel Savoy Homann

0,559 0,361 Valid

Keputusan Menginap Berdasarkan Metode Pembayaran

21

Tingkat kemudahan dalam pembayaran melalui kredit

0,772 0,361 Valid

(54)

= jumlah varian butir

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir,

kemudian jumlahkan seperti berikut ini:

∑ [∑ ]

Keterangan:

2 1

 = varians total ΣX = jumlah skor n = jumlah responden

Keputusan pengujian reliabilitas item instrumen, adalah sebagai berikut:

1.item pertanyaan yang telah diteliti dikatakan valid jka rHitung > rTabel.

2.item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika tHitung < tTabel

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS

18.0 for window. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen penelitian memperhatikan

bahwa semua butir pertanyaan valid karena skor rHitung > rTabel.

TABEL 3.6

HASIL UJI RELIABILITAS

No Variabel rhitung Keterangan

1 Special event pricing

0,841 reliabel

4 Keputusan Menginap 0,879 reliabel

(55)

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengelola dan

menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan

keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam

penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian

hipotesis serta jawaban masalah yang diajukan.

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini

disusun oleh peneliti berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian. Dalam

penelitian kuantitaif analisis data dilakukan setelah data seluruh koresponden

terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan melalui

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Menyusun Data

Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek

kelengkapan data yang diisi oleh responden untuk mengetahui karakteristik

responden, digunakan rumus presentase sebagai berikut:

Dimana:

n = nilai yang diperoleh

N = jumlah seluruh nilai

100 = konstanta

2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang

(56)

3. Tabulasi Data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Memberikan skor pada setiap item.

b. Menjumlahkan skor pada setiap item.

c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian.

4. Menganalisis data dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan

angka-angka yang diperoleh dari perhitungan statistik.

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif

Pada penelitian ini digunakan dua jenis analisis yaitu analisis deskriptif khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan analisa kualitatif berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik, analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab sedangkan analisis kuantitatif menitik beratkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian. Dengan menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komperhensif.

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian yaitu:

1. Analisis deskriptif tanggapan perusahaan-perusahaan di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung mengenai analisis promotional pricing.

2. Analisis deskriptif tanggapan perusahaan-perusahaan yang menginap di Hotel Savoy Homann Bidakara Bandung mengenai analisis promotional

pricing terhadap keputusan menginap tamu coorporate di Hotel Savoy

(57)

3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif

Regresi multiple (berganda) merupakan teknik analisa data yang digunakan

dalam penelitian ini. Regresi multiple digunakan untuk melihat hubungan atau

pengaruh fungsional ataupun kausal antara special event pricing, longer payment

terms, loss leader pricing terhadap keputusan menginap tamu bisnis di Hotel Savoy

Homann Bidakara Bandung. Adapun langkah untuk analisis verifikatif sebagai

berikut

1. Method of Successive Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan data ordinal. Oleh karena itu, semua data ordinal

yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan

menggunakan method of successive interval (Al Rasyid, 1994:131). Langkah-langkah

untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap jawaban, berdasarkan hasil jawaban

responden pada setiap pertanyaan.

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan

perhitungan proporsi (p) setiap jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan

jumlah responden.

c. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya kumulatif untuk setiap pilihan

jawaban.

d. Menentukan nilai bebas Z untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.

e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap jawaban, melalui persamaan

(58)

Scale Value = (Dencity at Lower Limit) – (Dencity at Upper Limit)

(Are Bellow Upper Limit) – ( Are Bellow Lower Limit)

f. Hitungan skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilahan jawaban

persamaan berikut:

Score = Score Value + 1 Scale Valueminimum 1 = 1

g. Selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel bebas dengan variabel

terikat serta akan dilakukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan

tersebut.

2. Teknik Analisis Linier Regresi Berganda

Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier

berganda (multiple linier regression). Analisis regresi linier berganda adalah suatu

alat analisis peramalan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kasual antara

dua variabel bebas atau lebih. Adapun untuk pengolahan data dilakukan bantuan

program SPSS 18 for windows, yang menurut Suliyanto (2005:8) dilakukan sebagai

berikut:

a. Masukan data dalam SPSS pada data view, dan pada variabel view dalam kolom

label berilah nama masing-masing variabel.

b. Klik analyze, regression, linier. Lalu pindahkan variabel Y sebagai bergantung

ke kolom dependent serta variabel X1, X2, X3 sebagai variabel bebas ke kolom

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 1.1 :
Tabel 1.3 mengenai city occupancy hotel-hotel di Bandung pada tahun 2008 – 2010 :
+7

Referensi

Dokumen terkait

† 2:15-16: Tulisan bahasa Ibrani tulis bilang ini bulan ni, andia Tebeth. Jadi dari orang yang pintar sajara dong, kotong bisa tau, kalo Ester maso di raja Ahasuweros antara

Beban motor DC container crane ini merupakan beban dengan faktor daya yang rendah sehingga perlu dipelajari tentang performance chart generator diesel supaya

PTK/CAR adalah: Penelitian tindakan/action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Dapat bersifat individual maupun kolaboratif. Menemukan masalah dengan: 1)

Pertemuan ini dihadiri oleh delegasi dari masing-masing negara yaitu Delegasi dari Malaysia dipimpin oleh Direktur Kehutanan Sarawak, Delegasi dari Brunei Darussalam dipimpin

Salah satu budaya lokal di Jombang yang sekarang mulai dikenalkan dan ditingkatkan yaitu Wayang Topeng Jatiduwur (Nanang, dkk. Bukti bahwa Wayang Topeng Jatiduwur

Dalam penelitian ini, menggunakan variabel ukuran perusahaan (size), risiko bisnis (business risk), pertumbuhan aktiva (growth), struktur aktiva (assets structure)

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.Model regresi yang baik

dapat diperoleh proses bisnis baru e-catalogue. Kerangka konsep dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan kondisi dan permasalahan yang ada, maka penelitian ini