LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
STRATEGI PERCEPATAN PERSIAPAN EKSEKUSI MATI TERPIDANA NARKOTIKA DAN ZAT ADIKTIF MELALUI
TEKNOLOGI INFORMASI
Oleh :
ABDULLAH NOER DENY
COACH : Prof. Dr. SUKISNO S RIADI, MM.
MENTOR : Dr. MOHAMAD DOFIR, SH. MH.
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL (PKN) TINGKAT II ANGKATAN XXII
PUSAT KAJIAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SAMARINDA
TAHUN 2019
i Page Laporan Projek Perubahan
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TINGKAT II
“ STRATEGI PERCEPATAN PERSIAPAN EKSEKUSI MATI TERPIDANA NARKOTIKA DAN ZAT ADIKTIF MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI”.
ABDULLAH NOER DENY
Banyaknya perkara tindak pidana umum dengan putusan pidana mati di Indonesia saat ini menggambarkan bahwasannya masih kurang optimalnya percepatan dalam eksekusi terhadap terpidana mati, terpidana mati dalam berbagai tindak pidana kejahatan sejatinya sudah dapat diterapkan bagi mereka yang sudah melakukan seluruh upaya hukum. Dengan begitu, eksekusi pidana mati sudah dapat dilakukan oleh Kejaksaan Agung sebagai pihak eksekutor.
Namun Kejagung sepertinya tarik ulur melaksanakan eksekusi terhadap terpidana mati karena sulitnya memperoleh informasi terkait terpidana mati yang sudah memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht) diseluruh wilayah kerja Jaksa Agung Muda Pidana Umum
Tuntutan terhadap alasan molornya eksekusi terhadap terpidana mati yang putusannya telah berkekuatan hukum tetap agar ada kepastian hukum. Sebab terdakwa yang diganjar hukuman mati kerap bertambah. bahwa publik perlu mengetahui jumlah terpidana mati yang bakal dieksekusi. Sehingga dianggap perlu merumuskan business process dalam mendorong Strategi Percepatan Persiapan Eksekusi Mati Terpidana Narkotika Dan Zat Adiktif Melalui Teknologi Informasi, dengan adanya strategi tersebut akan tersaji data dan informasi penanganan perkara pidana umum bagi terpidana mati secara realtime, terpadu dan komprehensif dengan memanfaatkan teknologi informasi sehingga tertuang data base terpidana mati yang up date, berkualitas, cepat dan sistematis.
Kata kunci : Data Base, Terpidana Mati, Teknologi Informasi, Sinergitas
ii Page Laporan Projek Perubahan
PELAJARAN YANG DIPEROLEH
Pelajaran yang kami peroleh selama mengikuti PKN , baik kegiatan di kampus, serta implementasi di tempat kerja.
1. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam melaksanakan perubahan, komitmen dan keteladanan dari seorang pemimpin dapat menunjang keberhasilan satu proses perubahan
2. Seorang pemimpin harus selalu memiliki inovasi dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja organisasi
3. Dalam menetapkan strategi pelaksanaan perubahan, seorang pemimpin harus memperhatikan faktor external maupun internal, serta harus selalu mengembangkan kemampuan diri
4. Pemimpin informal di Direktorat Narkotika dan Zat adiktif Lainnya seringkali berperan mendukung perubahan yang ada di lingkup Jaksa Agung Muda Pidana Umum.
5. Setiap perubahan memerlukan dukungan dan kolaborasi dengan unit internal maupun internal, karena perubahan akan mempengaruhi zona nyaman dan adanya harapan keberhasilan yang tinggi dari berbagai stakeholder
6. Satu proyek perubahan , memerlukan perencanaan yang matang dan detail, dan perlu memperhatikan berbagai aspek seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
iii Page Laporan Projek Perubahan
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Laporan Proyek Perubahan dapat diselesaikan pada waktunya. Laporan ini berjudul “Strategi Percepatan Persiapan Eksekusi Mati Terpidana Narkotika Dan Zat Adiktif Melalui Teknologi Informasi”.
Laporan Proyek Perubahan ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dilakukan dalam mengikuti tahapan proses seleksi pada Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan VII pada Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Lembaga Administrasi Negara Jakarta.
Besar harapan kami semoga laporan proyek perubahan ini dapat memberikan manfaat yang maksimal dalam rangka penyiapan bahan kebijakan kepada pimpinan dalam percepatan eksekusi terpidana mati narkotika dan zat adiktif lainnya.
Kami menyadari bahwa banyak kekurangan yang ada dalam proyek perubahan. Oleh karena itu, saran dan kritik konstruktif sangat kami harapkan untuk penyempurnaan di masa yang akan datang.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan proyek perubahan ini, khususnya kepada Mentor dan Coach serta penguji yang banyak memberikan saran dan masukannya, kami ucapkan terima kasih.
Laporan Proyek Perubahan | iv iv
Laporan Projek Perubahan Page
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN EKSEKUTIF ... i
PELAJARAN YANG DIPEROLEH ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LATAR BELAKANG ... 1
B. AREA DAN PROYEK PERUBAHAN … ... 9
C. TUJUAN DAN MANFAAT PROYEK PERUBAHAN … ... 10
D. RUANG LINGKUP ……… ... 11
E. KRITERIA / INDIKATOR KEBERHASILAN ... 12
BAB II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ... 13
A. OUTPUT KUNCI PROYEK PERUBAHAN ... 13
B. VISI DAN MISI ORGANISASI ... 14
C. ROAD/MILESTONE PROYEK PERUBAHAN.. ... 14
D. STRUKTUR ORGANISASI ... 17
E. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEJIK …………..……….. 19
F. STAKEHOLDER PROYEK PERUBAHAN……….. 21
BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN………... 27
A. CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN …………..……….. 27
B. IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING ……….. 38
C. PEMBERDAYAAN ORGANISASI PEMBELAJAR ……….... 38
D. KENDALA INTERNAL DAN EKSTERNAL ………. 39
E. STRATEGI MENGATASI MASALAH ……… 39
BAB IV PENUTUP ……….... 41
A. KESIMPULAN ………... 41
B. REKOMENDASI ………... 42 LAMPIRAN
Laporan Proyek Perubahan | v v
Laporan Projek Perubahan Page
Laporan Proyek Perubahan | 1 1
Laporan Projek Perubahan Page
BAB I
PENDAHULUAN
a. Urgensi
Kejaksaan R.I. adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan negara khususnya di bidang penuntutan, dimana semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan (en een ondelbaar).
Menanggapi persoalan percepatan eksekusi terpidana mati sebagaimana UU mengatur, bahwa pelaksanaan hukum mati mesti memperhatikan dua aspek. Pertama, aspek yuridis. Adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pengaturan Peninjauan Kembali (PK) yang dapat diajukan lebih dari satu kali dan pengajuan grasi dapat diajukan kapanpun menyulitkan atau menghambat proses eksekusi terpidana mati. Kedua, aspek teknis yang menjadi ranah kejaksaan berkoordinasi pihak terkait dalam rangka pelaksanaan eksekusi. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) Noor Rahmat pada tahun 2015, merinci jumlah terpidana mati yang terdata yang totalnya sebanyak 125 orang.
Sementara 28 orang terpidana mati diantaranya mengajukan upaya hukum. Namun, hanya 9 orang terpidana yang sudah menggunakan semua upaya hukum secara penuh, mulai tingkat banding, kasasi, peninjauan kembali, hingga grasi ke presiden.
sesuai PASAL 319 KEPJA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN RI, bahwa tugas Direktorat Narkotika Dan Zat Adiktif Lainnya yakni Direktorat Narkotika memiliki tugas menyiapkan bahan kebijakan dan penanganan perkara bidang tindak pidana narkotika dan zat adiktif lainnya, bahwa Direktorat Narkotika Dan Zat Adiktif Lainnya menyelenggarakan fungsi;
a. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan kementrian atau Lembaga pemerintah daerah serta organisasi lain dalam penanganan perkara tindak pidana narkotikadan zat adiktif lainnya;
A. Latar Belakang
Laporan Proyek Perubahan | 2 2
Laporan Projek Perubahan Page
b. pengelolaan data dan laporan pelaksanaan penanganan perkara tindak pidana narkotika dan zat adiktif lainnya.
Sementara itu kondisi sekarang Direktorat Narkotika Dan Zat Adiktif Lainnya, adalah merupakan Organisasi Baru pada Struktur Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum,. Sebagai Direktorat baru yang lahir sejak adanya Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-006/A/JA/07/2017 tanggal 20 Juli 2017. Dengan adanya ketentuan tersebut segala data, laporan dan penanganan perkara terkait Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya menjadi kewenangan Direktorat Narkotika Dan Zat Adiktif Lainnya yang sebelumnya berada pada Direktorat Tindak Pidana Khusus Lain.
Sistem administrasi persuratan dan penanganan perkara berikut penyiapan bahan kebijakan, sejak tahun 2018 sudah mulai diserahkan dari Direktorat tindak Pidana Khusus Lainnya, kepada Direktorat Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya. Pada tahun 2015 dan tahun 2016 penanganan perkara Narkotika yang semula ditangani oleh Direktorat Tindak Pidana Khusus telah dilaksanakan eksekusi mati terpidana narkotika sebanyak 18 orang. Memperhatikan persiapan pelaksanaan eksekusi mati terpidana mati narkotika tersebut, ternyata tidak semudah pelaksanaan eksekusi perbuatan pidana yang lain yang sifatnya hanya pidana penjara, denda, ataupun eksekusi barang bukti. Untuk itulah dibutuhkan terobosan dan inovasi dalam rangka mempersiapkan kebijaksan pelaksanaan eksekusi mati dan diperlukan dibutuhkan “Strategi Percepatan Persiapan Pelaksanaan Eksekusi Mati Terpidana Narkotika Dan Zat Adiktif Lainnya Melalui Teknologi Informasi”.
Adapun wewenang Direktoral Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya yakni pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan kementrian atau Lembaga pemerintah daerah serta organisasi lain dalam penanganan perkara tindak pidana narkotikadan zat adiktif lainnya serta pengelolaan data dan laporan pelaksanaan penanganan perkara tindak pidana narkotika dan zat adiktif lainnya.
Adapun wewenang Direktoral Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya yakni pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan kementrian atau Lembaga pemerintah daerah serta organisasi lain dalam penanganan perkara tindak pidana narkotikadan zat
Laporan Proyek Perubahan | 3 3
Laporan Projek Perubahan Page
adiktif lainnya serta pengelolaan data dan laporan pelaksanaan penanganan perkara tindak pidana narkotika dan zat adiktif lainnya.
Dalam rangka meningkatkan kinerja Direktoral Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya dalam penanganan perkara tindak pidana umum khususnya bagi terpidana mati kasus Narkotika belum sepenuhnya tercapai dengan baik, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, khususnya dalam penanganan perkara Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya, terdapat beberapa perkara yang divonis Mati dan terhadap vonis tersebut telah dilaksanakan eksekusi atas para terpidana Mati sebagai berikut :
1. Dalam kurun waktu sejak 2015 sampai 2016 telah dilaksanakan eksekusi mati terhadap 18 orang terpidana mati, yaitu
pada tanggal 18 Januari 2015 berjumlah orang, yaitu 1. ANG KIM SOEI (BELANDA), 2. MARCO ARCHER CARDOSO MAREIRA (BRASIL), 3. NAMAONA DENIS, 4.
DANIEL ENEMUA (MALAWI) dan 5. RANI ANDRIANI ATAU MELISA APRILIA (INDONESIA) serta 6. TRAN THI BICH (VIETNAM)
pada tanggal 29 April 2015 berjumlah 8 (delapan) orang, yaitu 1. AGBAJE SALAM, 2. SYLVESTER OBIEKWE NWOLISE, 3. OKWUDILI OYATANZE (WARGA NEGARA NIGERIA), 4. RAHEEM MARTIN ANDERSON (GHANA), 5. RODRIGO GALARTE (BRAZIL), 6. ZAINAL ABIDIN (INDONESIA), 7. ANDREW CHAN serta 8. MYURAN SUKUMARAN (AUSTRALIA) dan
pada tanggal 29 Juli 2016 berjumlah 4 (empat) orang yaitu 1. FREDDY BUDIMAN (INDONESIA), 2. SECK OSMANE (NIGERIA), 3. HUMPREY JEFFERSON EJIKE (NIGERIA), dan 4. MICHAEL TITUS IGWEH (NIGERIA).
2. Adapun proses eksekusi pidana Mati, memiliki jalur procedural yang panjang dan banyak kendala, salah satunya adalah masih manualnya data dan informasi para terpidana mati yang telah diputus baik oleh Pengadilan Tingkat Perama (Pengadilan Negeri), pengadilan Tingkat Banding (PT), Peradilan Tingkat Akhir (MA), dan masih adanya pula terpidana Mati yang mengajukan upaya hukum luar biasa (peninjauan kembali) (PK), dan ada pula yang masih mengajukan Grasi dan dalam proses grasi.
3. Kendala lain selain masih banyaknya terpidana mati yang menjalani proses hukum sesuai haknya, juga ada kendala dari negara lain yang turut mengintervensi adanya pelaksanaan putusan terdahulu.
Laporan Proyek Perubahan | 4 4
Laporan Projek Perubahan Page
4. Penyajian data yang masih manual turut ambil bagian dalam panjangnya proses pelaksanaan hukuman mati, dimana berkas perkara para terpidana mati yang berada di kejaksaan negeri tempat terpidana diproses hukum, belum terkoneksi secara langsung dengan kejaksaan agung menimbulkan kesulitan tersendiri bagi Direktorat Narkotika Dan Zat Adiktif Lainnya untuk menyajikan Data dan informasi guna menyiapkan kebijakan penanganan perkara tersebut.
berdasarkan data di Kejaksaan Seluruh Indonesia dari Bagian Panil, terdapat terpidana Mati berjumlah 137 orang, dengan perincian sebagai berikut :
1. Putus PN 34 orang 2. Proses Banding 26 3. Putus PT 12 4. Proses Kasasi 10 5. Putus Kasasi 35 6. Proses PK 3 7. Putus PK 6 8. Proses Grasi 2 9. Putus grasi 9
Dengan total seluruhnya adalah 137
Dengan rincian data kewarganegaraan sebagai berikut 1. Indonesia 83
2. Nigeria 6 3. Malaysia 4 4. Philipina 1
5. Afrika sierra leone 1 6. Iran 2
7. India 1 8. China 27 9. Prancis 1 10. Inggris 2 11. Taiwan 9
Total 137
Bahwa Data yang diperoleh Direktorat Narkotika hanya berupa rekapitulasi jumlah dan identitas terpidana mati, tidak diperoleh data yang dibutuhkan yaitu data tentang
Laporan Proyek Perubahan | 5 5
Laporan Projek Perubahan Page
dokumen Tuntutan, Putusan PN, PT, MA, PK maupun Grasi berikut berita acara dan bukti penyerahan pemberitahuan putusan kepada terpidana mati dan keluarganya, atau bukti pendukung lainnya. Adapun dalam pelaksanaan hukuman mati harus memperhatikan UU No. 2PNPS/1964 tentang Tatacara Pelaksanaan Hukuman Mati, peraturan Kapolri No. 12 tahun 2010. Sebelum sampai pada pelaksanaan hukuman mati tersebut, diperlukan data dan informasi terkait proses penanganan, putusan, berita acara, pemberitahuan putusan, dan penyampaian hak hak hukum terpidana dan dilakukan pertemuan pertemuan yang meng Analisa tentang bagaimana status social, kehidupan politikyang bersangkutan dan lainnya.
Untuk menyusun kebijakan yang dipersiapkan kepada Pimpinan, diperlukan data dan informasi terkait penanganan perkara tersebut. Mekanisme penyusunan laporan dan kegiatan juga belum terintegrasi antar bidang pada Direktorat Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya, sehingga data tidak dapat diakses atau tidak dapat dikelola secara baik. Timbulnya permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor penghambat baik internal dan eksternal, sebagaimana berikut ;
1. Hambatan Internal
Belum adanya sebersamaan antar penegak hukum
Belum terjalinnya koordinasi yang baik kantar penegak hukum
Belum tersedianya system yang terintegrasi antar penegak hukum
Putusan MK Nomor 33/PUU-XIV/2016 tentang hak terpidana untuk mengajukan Peninjauan Kembali Dan disparitas hak pengajuan Peninjauan Kembali antara Terpidana, keluarganya dan Jaksa Penuntut Umum
2. Hambatan Eksternal
peraturan tentang pelaporan yang sering berubah ubah
Peraturan yang tidak terintegrasi antar bidang
Tidak patuhnya jajaran dari bawah (kejaksaan negeri) untuk membuat laporan dengan tertib
Berdasarkan gambaran permasalahan yang ada tersebut maka pengungkit utama dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah penyiapan bahan kebijakan pelaksanaan eksekusi mati terpidana narkotika dan zat adiktif lainnya yang terintegrasi dan terkoodinasi dengan baik, terkoneksi secara langsung dengan kejaksaan agung.
Untuk itu kondisi yang diharapkan kedepan, pada Direktorat Naarkotika Dan Zat Adiktif Lainnya Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum, khususnya dalam
Laporan Proyek Perubahan | 6 6
Laporan Projek Perubahan Page
percepatan persiapan eksekusi terpidana mati, dapat diselesaikan dengan menyediakan data riil dan real time penanganan perkara khususnya data para terpidana dengan vonis pidana mati, baik tuntutan, putusan PN, putusan PT, putusan Kasasi, Putusan PK maupun Grasi dari Presiden hingga selesai pelaksanaan eksekusi terpidana mati, baik berupa hard copy maupun soft copy yang tersimpan dalam data base.
Laporan Proyek Perubahan | 7 7
Laporan Projek Perubahan Page
GAMBAR
MATRIKS KERANGKA PIKIR
Permasalahan hukuman pidata mati tidak terlepas dari hukum positif yang berlaku di
indonesia saat ini, sebagai Negara berlandaskan pada hukum, maka segala sesuatu baik penindakan, penuntutan, pengambilan putusan maupun pelaksanaan dari pada putusan dalam suatu proses hukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Berkaitan dengan faktor tertundanya pelaksanaan hukuman mati, faktor utama tertundanya pelaksanaan eksekusi bagi terpidana kejahatan narkoba terkait dengan peraturan Perundang-Undangan. Dengan upaya hukum yang dilakukan dari tahapan banding, kasasi, vonis Mahkamah Agung selanjutnya terpidana mengajukan Peninjauan Kembali (PK) di tolak selanjutnya terpidana mengajukan Grasi juga ditolak selanjutnya dipersiapkan pelaksanaan eksekusi. Bahwa mulai jatuhnya vonis pada tingkat Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, putusan MA, PK hingga Grasi dilaksanakan persiapan administrasi mulai dari terbitnya surat perintah sampai dengan terlaksananya eksekusi kurang lebih dalam waktu 2 bulan s.d 1 tahun. Seluruh syarat syahnya suatu eksekusi terpenuhi agar terjadi kepastian hukum. Beberapa faktor yang memungkinkan terlaksananya sebuah eksekusi hukuman mati terhadap terpidana khususnya pelaku kejahatan Narkoba adalah
PERMASALAHAN
Subdirektorat Eksekusi hukuman mati
PROSES
Penyiapan Bahan Kebijakan Data Terpidana Mati dengan proses upaya
hukum GOALS
Kinerja Subdirektorat Percepatan eksekusi terpidana mati Teknologi Informasi Penyiapan data base digital terpidana mati
RESIKO
Penolakan stake holder lain karena ketidaksiapan anggaran maupun ketidak pahaman resitensi dari Satker atau Aparatur Penegak hukum terkait
Kegagalan karena waktu yang sangat pendek
STRATEGI
Mengoptimal kan tim efektif Membangun advokasi dan komunikasi semaksimalkan mungkin Membuat perencanaan proyek setransparan mungkin.
Laporan Proyek Perubahan | 8 8
Laporan Projek Perubahan Page
1. kondusifnya si terpidana artinya syarat-syarat syahnya siterpidana untuk dapat dieksekusi terpenuhi misalnya, si terpidana tidak dalam keadaan sakit dan jika siterpidana seorang wanita tidak dalam keadaan hamil.
2. kesiapan eksekutor 3. kesiapan regu tembak
4. kesiapan lokasi, agar lokasi disiapkan agar tidak mengganggu ketertiban dan ketentraman masyarakat
5. kesiapan administrasi
Namun faktor-faktor yang dapat menghambat atau menunda terlaksananya hukuman mati terhadap terpidana yang telah mendapat keputusan hukum yang tetap adalah :
1. Regulasi (Peraturan Perundang-Undangan). Saat ini dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitussi yang menyatakan PK dapat diajukan lebih dari satu kali dan pengajuan Grasi tidak dibatasi waktu, itulah yang menghambat terlaksananya eksekusi hukuman mati, karena pengaturan teknisnya kapan jarak waktu PK diajukan itu tidak di atur dalam Peraturan Perundang-Undangan demikian juga dengan pengajuan Grasi tentunya hal tersebut dapat menghambat terlaksanya eksekusi.
2. Persepsi, apakah Pengadilan Negeri yang menerima pengajuan Peninjauan Kembali (PK) dari seorang terpidana, otomatis dapat menolak jika dianggap pengajuan PK nya tidak relevan, karena dalam hal ini Pengadilan Negeri tidak memiliki kapasitas dalam menolak PK dalam hukum positif yang memiliki kewenangan untuk itu adalah Mahkamah Agung. Terjadinya hal tersebut menurut informasi karena adanya kerancuan dalam menerjemahkan aturan yang ada sehingga terjadi kesalahan dalam menafsirkan suatu perundang-undangan.
3. Kurangnya sosialisasi dan publikasi.
4. Waktu, fakta yang terjadi adalah Pengajuan PK tidak dilihat dari novum (bukti baru) yang ada, sementara teknis pengajuan PK menurut hukum positif yang ada adalah jika ditemukan bukti baru pada kasus yang ada, namun yang terjadi adalah pengajuan PK itu hanya untuk menyelesaikan haknya saja tanpa adanya novum dan ini juga di layani oleh Mahkamah Agung tentunya hal tersebut bertentangan dengan undang-undangan, sehingga menjadi lama proses pengambilan keputusan terkait diterima atau tidaknya PK tersebut.
5. Undang-Undang tidak mengatur jarak antara PK yang pertama dengan PK yang berikutnya, manakala PK pertama ditolak sementara Undang-Undang memberikan
Laporan Proyek Perubahan | 9 9
Laporan Projek Perubahan Page
peluang kepada terpidana untuk mengajukan PK berikutnya, tentunya tidak serta merta seorang eksekutor dapat melaksanakan eksekusi.
6. Sulitnya memenuhi syarat administrasi atau dokumen yang merekam data terpidana dari tingkat banding hingga grasi yang merupakan bahan kebijakan dalam pelaksanaan eksekusi mati, sulit dipenuhi mengingat histori penyajian bahan kebijakan atau dokumen administrasi terpidana masih terekam secara manual pada masing-masing satuan kerja.
Dengan melihat beberapa faktor tersebut bahwa permasalahan yang diangkat dalam proyek perubahan ini dan berdasarkan tugas pokok dan fungsi project leader bahwa adanya celah terkait kepastian hukum dimana dalam proses peradilan dalam memenuhi syarat administrasi pelaksanaan eksekusi hukuman pidana mati belum terkompilasi dan belum ideal dalam merumuskan hirearki data dari tingkat banding hingga grasi sehingga bahan kebijakan yang akan diberikan kepada pimpinan bersifat parsial tidak terupdate dan tersinkronisasi dengan baik, sehingga penting untuk menyusun inovasi tentang strategi penyiapan bahan kebijakan pelaksanaan eksekusi mati terpidana narkotika dan zat adiktif lainnya dengan memanfaatkan teknologi informasi sebagai alat penunjang mempermudah menyusun bahan kebijakan.
1. Area Organisasi yang Bermasalah:
Bahwa dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut di atas, terdapat permasalahan yang kami angkat sebagai bahan era perubahan pada unit kerja adalah Kondisi saat ini:
Perlu adanya optimalisasi penyiapan bahan kebijakan eksekusi terpidana mati.
2. Area Organisasi Yang Menjadi Area Perubahan:
“pemanfaatan teknologi informasi dalam penyiapan bahan kebijakan eksekusi terpidana mati”
Kondisi yang diharapkan :
Teknologi informasi sebagai penunjang dalam memberikan penyajian bahan kebijakan yang dapat merekam secara keseluruhan data terpidana mati narkotika dan zat adiktif lainnya melalui penyajian hierarki data dari tingkat banding hingga grasi yang B. Area dan Proyek Perubahan
Laporan Proyek Perubahan | 10 10
Laporan Projek Perubahan Page
tersinkronisasi dari seluruh unit kerja Kejaksaan Agung RI, yang mudah dipantau secara real time dan sewaktu-waktu dapat digunakan secara proporsional.
Tujuan STRATEGI PERCEPATAN PERSIAPAN EKSEKUSI MATI TERPIDANA NARKOTIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI, dengan tahapan sebagai berikut :
1. Tujuan Proyek Perubahan
a. Tujuan Jangka Pendek (sampai dengan akhir PKN 2)
Meningkatkan kualitas penyiapan bahan kebijakan eksekusi terpidana mati
Membangun sistem aplikasi data dan informasi bahan kebijakan eksekusi terpidana mati secara terintegrasi dengan output berupa data riil dan real time penanganan perkara khususnya data para terpidana dengan vonis pidana mati, baik tuntutan, putusan PN, putusan PT, putusan Kasasi, Putusan PK maupun Grasi dari Presiden hingga selesai pelaksanaan eksekusi baik hard copy maupun soft copy yang tersimpan dalam data base.
b. Tujuan Jangka Menengah (satu tahun)
untuk mengharmoniskan dan mensinergiskan pengambilan bahan kebijakan eksekusi terpidana mati dengan stakeholder di Kementerian, Lembaga, Institusi Pemerintah.
c. Tujuan Jangka Panjang (sampai akhir tahun 2021)
Mewujudkan verifikasi data para terpidana mati sehingga pelaksanaan eksekusi terhadap para terpidana mati yang telah berkekuatan hukum tetap dan telah meggunakan hak haknya sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang undangan dapat dilaksanakan
2. Manfaat Proyek Perubahan a. Manfaat Internal:
Meningkatkan integritas dan profesionalisme Kejaksaan
Secara praktis, proyek perubahan ini dapat memberikan manfaat dalam merespon secara cepat eksekusi terpidana mati yang memerlukan penanganan maupun bahan kebijakan secara terpadu
C. Tujuan dan Manfaat Proyek Perubahan
Laporan Proyek Perubahan | 11 11
Laporan Projek Perubahan Page
Selain manfaat secara praktis, maka proyek perubahan ini juga dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan kinerja para pelaksana pada setiap satuan kerja, melalui penilaian berdasarkan jejak digital secara akurat dan obyektif. Di samping itu, proyek perubahan ini dihadapkan dapat memberikan manfaat pada perubahan budaya kerja, yang tidak lagi melaporkan data/informasi secara serampangan menjadi penyajian data/informasi secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
b. Manfaat Eksternal:
Berpengaruh terhadap sikap dan persepsi masyarakat terhadap kinerja institusi. Seiring dengan semakin terbukanya informasi kebijakan institusi, maka publik akan semakin paham dan mengerti tentang standard operation procedure (SOP) serta berbagai kebijakan institusi kejaksaan dalam penanganan perkara pidana umum khususnya terpidana mati dan penegakan hukum pada umumnya. Meskipun dalam jangka pendek cenderung akan meningkatkan kritik masyarakat terhadap perilaku jaksa dan kinerja institusi, namun dalam jangka panjang diyakini akan berkontribusi positif terhadap citra institusi menjadi kejaksaan yang lebih baik, dicintai, dibanggakan dan dibela keberadaannya oleh masyarakat.
Ruang lingkup dalam proyek perubahan ini, adalah sebagai berikut : 1. Konsultasi dengan Coach dan Mentor
2. Koordinasi dengan stakeholder terkait
3. Terbitnya Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum tentang percepatan eksekusi terpidana mati berbasis teknologi informasi
4. Standar Operasional Prosedur tentang penyiapan bahan kebijakan pelaksanaan eksekusi terpidana mati narkoba dan zat adiktif lainnya
5. Tersedianya aplikasi 6. Terlaksananya Sosialisasi D. Ruang Lingkup
Laporan Proyek Perubahan | 12 12
Laporan Projek Perubahan Page
Dalam proyek perubahan ini, maka indikator keberhasilan ditargetkan berdasarkan:
1. Terbitnya Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum tentang percepatan eksekusi terpidana mati berbasis teknologi informasi.
2. Standar Operasional Prosedur tentang penyiapan bahan kebijakan pelaksanaan eksekusi terpidana mati narkoba dan zat adiktif lainnya.
3. Tersedianya aplikasi.
E. Kriteria / Indikator Keberhasilan
Laporan Proyek Perubahan | 13 13
Laporan Projek Perubahan Page
BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
Output dan outcome dari perubahan yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi Kejaksaan Agung, yaitu :
1) Output :
Tersedianya sebuah business process dan pengelolaan data/informasi secara digital, yang meliputi prosedur arus data/ informasi dari satuan kerja secara berjenjang melalui sistem aplikasi data dan informasi bahan kebijakan eksekusi terpidana mati secara terintegrasi dengan output berupa data riil dan real time penanganan perkara khususnya data para terpidana dengan vonis pidana mati, baik tuntutan, putusan PN, putusan PT, putusan Kasasi, Putusan PK maupun Grasi dari Presiden hingga selesai pelaksanaan eksekusi baik hard copy maupun soft copy yang tersimpan dalam data base.
2) Outcome :
peningkatan kinerja yang dapat berkontribusi positif terhadap citra institusi penegak hukum. Hal ini dikarenakan kebijakan percepatan persiapan eksekusi mati terpidana narkotika, tidak saja mampu dirumuskan secara cepat dan tepat, melainkan juga dapat selaras dengan aspirasi dan dinamika perkembangan lingkungan strategis. Indikator peningkatan kinerjanya antara lain adalah
a) Terbitnya Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum tentang percepatan persiapan eksekusi terpidana mati berbasis teknologi informasi.
b) Standar Operasional Prosedur tentang penyiapan bahan kebijakan pelaksanaan eksekusi terpidana mati narkoba dan zat adiktif lainnya.
c) Tersedianya aplikasi.
A. Output Kunci dan Outcome Proyek Perubahan
Laporan Proyek Perubahan | 14 14
Laporan Projek Perubahan Page
Kejaksaan R.I. adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan negara khususnya di bidang penuntutan, dimana semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan (en een ondelbaar).
PASAL 319 KEPJA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN RI, bahwa tugas Direktorat Narkotika Dan Zat Adiktif Lainnya yakni Direktorat narkotika memiliki tugas menyiapkan kebijakan dan penanganan perkara bidang tindak pidana narkotika dan zat adiktif lainnya, bahwa Direktorat Narkotika Dan Zat Adiktif Lainnya menyelenggarakan fungsi;
a. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan kementrian atau Lembaga pemerintah daerah serta organisasi lain dalam penanganan perkara tindak pidana narkotikadan zat adiktif lainnya;
b. pengelolaan data dan laporan pelaksanaan penanganan perkara tindak pidana narkotika dan zat adiktif lainnya
1. Tahapan Perubahan Rencana Strategis a. Mandat Kebijakan
Dalam jangka pendek, proyek perubahan ini akan merumuskan tersedianya sebuah business process melalui sistem aplikasi data dan informasi bahan kebijakan eksekusi terpidana mati secara terintegrasi dengan output berupa data riil dan real time penanganan perkara, khususnya data para terpidana dengan vonis pidana mati, baik tuntutan, putusan PN, putusan PT, putusan Kasasi, Putusan PK maupun Grasi dari Presiden, hingga selesai pelaksanaan eksekusi, baik hard copy maupun soft copy yang tersimpan dalam data base.
Penetapan tahapan perubahan rencana strategis jangka pendek tersebut, dimaksudkan sebagai pengungkit (leverage) dalam mewujudkan tujuan jangka panjang dari proyek perubahan ini.
B. Visi dan Misi Organisasi
C. Roadmap/Milestone Proyek Perubahan
Laporan Proyek Perubahan | 15 15
Laporan Projek Perubahan Page
b. Visi perubahan
Mewujudkan kebijakan penegakan hukum perkara pidana umum terpidana mati berbasis teknologi informasi dengan membangun aplikasi yang sederhana sehingga dapat dengan mudah digunakan oleh sumber daya manusia yang ada maupun oleh stakeholder terkait lainnya dalam rangka penyiapan bahan kebijakan eksekusi terpidana mati kasus narkoba dan zat adiktif lainnya.
c. Rumusan strategi
Penerbitan Surat Edara Jampidum tentang persiapan bahan kebijakan pelaksanaan eksekusi terpidana mati kasus Narkoba dan Zat adiktif lainnya berbasis teknlologi informasi.
d. Sasaran
Sasaran Jangka Pendek
Penyiapan aplikasi terknologi informasi terintegrasi.
SOP, Surat Edara Jampidum dan penyiapan data /informasi secara yuridis dan teknis.
Sasaran Jangka Menengah
Terwujudnya harmonisasi dan sinergi pengambilan bahan kebijakan eksekusi terpidana mati dengan stakeholder di Kementerian, Lembaga, Institusi Pemerintah.
Sasaran Jangka Panjang
Terwujudnya verifikasi data para terpidana terpidana mati sehingga pelaksanaan eksekusi terhadap para terpidana mati yang telah berkekuatan hukum tetap dan telah meggunakan hak haknya sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang undangan dapat dilaksanakan dan data base terpidana mati.
Laporan Proyek Perubahan | 16 16
Laporan Projek Perubahan Page
Tabel
Pentahapan Proyek Perubahan
TAHAPAN DAN
CAPAIAN ANTARA KEGIATAN WAKTU OUTPUT
TAHAPAN A. Jangka Pendek
1 Melakukan
Konsultasi ke coach dan mentor
24.07.19, 04.08.19
Disetujuinya proyek perubahan
2 Penyusunan draf
Surat Edaran Jaksa Agung tentang percepatan eksekusi terpidana mati berbasis teknologi informasi
30.08.19 Aturan atau instruksi
3 Koordinasi dengan
stakeholder terkait 11, 12.09.19 koordinasi lintas sektor
4 Menyusun dan
menyepakati Surat
Edaran Jaksa Agung 13.09.19
komitmen bersama dengan satuan kerja dan stakeholder terkait
5 Menyusun Pola /
SOP pengintegrasian pelaporan aspek yuridis dan teknis terpidana mati berbasis teknologi informasi
17.09.19 Disetujuinya Pola /SOP
Laporan Proyek Perubahan | 17 17
Laporan Projek Perubahan Page
6 Pelaksanaan
sosialisasi Pola / SOP pengintegrasian pelaporan aspek yuridis dan teknis terpidana mati berbasis teknologi informasi
24.09.19
Penjelasan tentang inovasi proyek
perubahan
7 Lounching Pola /
SOP pengintegrasian pelaporan aspek yuridis dan teknis terpidana mati berbasis teknologi informasi
02.10.19 Publikasi
8 Implementasi Pola /
SOP pengintegrasian pelaporan aspek yuridis dan teknis terpidana mati berbasis teknologi informasi
03.10.19
Implementasi kegiatan pendataan
1. Sumber Daya Personil
Untuk mewujudkan proyek perubahan sebagaiamana yang telah diuraikan dalam roadmap/milestone tersebut diatas, sangat diperlukan dukungan sumber daya personil yang ada sebagai pelaksana dalam kegiatan jangka pendek, menengah dan panjang. Gambaran dukungan sumber daya personil dapat dilihat dalam struktur tim internal proyek perubahan dibawah ini:
a. Mentor : Dr. MOHAMAD DOFIR, SH. MH.
b. Project Leader : ABDULLAH NOER DENY c. Sumber Daya Tim Efektif :
D. Struktur Organisasi.
Laporan Proyek Perubahan | 18 18
Laporan Projek Perubahan Page
1) SARTA, SH KASI WIL I SUBDIT EKSEKUSI (Ketua)
2) AHMAD KUSWANTORO, SH. KASI WIL II SUBDIT EKSEKUSI (Anggota) 3) BUDHI PURWANTOAN, SH.MH. KASI WIL I SUBDIT PRATUT (Anggota) 4) TUMPAL EBEN EZER, SH.MH. KASI WIL II SUBDIT PRATUT (Anggota) 5) PARIS MANALU, SH. KASI WIL I SUBDIT TUT (Anggota)
6) VICTOR M SURIBORI, SH.MH. KASI WIL II SUBDIT TUT (anggota)
2. Struktur Organisasi
Laporan Proyek Perubahan | 19 19
Laporan Projek Perubahan Page
3. Tata Kelola Proyek Perubahan
Gambar . Tata Kelola Proyek Perubahan
1. Matriks urgensi faktor internal dan eksternal :
FAKTOR INTERNAL
NO Strenght (Kekuatan)
a b c d e f NU BF
1 Satuan Kerja Kejaksaan RI Adapun jumlah dari satuan kerja tersebut adalah 1 (satu) Kejaksaan Agung, 31 (tiga puluh satu) Kejaksaan Tinggi, 429 (empat ratus dua puluh sembilan) Kejaksaan Negeri dan 63 (enam puluh tiga) Cabang Kejaksaan Negeri
A A A A A 5 10
2 Adanya data manual terpidana mati A B E B B 3 10
3 Tersedianya server Kejaksaan Agung RI A B C D F 0 8
Weaknesses (Kelemahan)
1 Kemampuan satuan Kerja Kejaksaan Negeri dalam melakukan pengintegrasian data tidak sama
A E C D D 2 10
2 belum terintegrasi dan tersinkronisasinya data secara berjenjang
A B D D E 2 10
SPONSOR JAMPIDUM
PROJECT LEADER ABDULLAH NOER DENY
COACH
Prof. Dr. SUKISNO S RIADI, MM.
MENTOR
Dr. MOHAMAD DOFIR, SH. MH.
TIM EFEKTIF
Kepolisian, Pengadilan,
Lapas, Rupbasan
E. Analisis Lingkungan Stratejik
Laporan Proyek Perubahan | 20 20
Laporan Projek Perubahan Page
3 Server belum dioptimalkan oleh masing-masing satker A B F D E 0 3
FAKTOR EKSTERNAL TINGKAT KOMPARANSI URGENSI FAKTOR
Opportunities (Peluang)
1 Prioritas pemerintah tentang percepatan eksekusi terpidana mati narkoba dan zat adiktif lainnya
A A D A A 4 10
2 Adanya kewenangan lintas sektoral dalam penanganan terpidana mati
A B B B B 4 10
3 Perintah Undang-Undang A B C E C 2 6
Threats (Ancaman)
1 Tingginya kasus penyalahgunaan narkotika dan obat- obatan terlarang
D B C E D 2 10
2 Ego sektoral dalam pelaksanaan kewenangan masing- masing OPD terkait dalam proses hukum terpidana mati
A B E E E 1 10
3 Kepentingan politik A B C D E 0 4
TOTAL NILAI URGENSI 100%
2. Alur Pemikiran
Faktor-Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi upaya percepatan persiapan eksekusi mati terpidana narkotika dan zat adiktif melalui teknologi informasi dapat diidentifikasi sebagai berikut ;
STRENGTS (KEKUATAN)
•Satuan Kerja Kejaksaan RI Adapun jumlah dari satuan kerja tersebut adalah 1 (satu) Kejaksaan Agung, 31 (tiga puluh satu) Kejaksaan Tinggi, 429 (empat ratus dua puluh sembilan) Kejaksaan Negeri dan 63 (enam puluh tiga) Cabang Kejaksaan Negeri
•adanya data manual terpidana mati
WEAKNESSES (KELEMAHAN)
•Kemampuan satuan Kerja Kejaksaan Negeri dalam melakukan pengintegrasian data tidak sama
•belum terintegrasi dan tersinkronisasinya data secara berjenjang
FAKTOR INTERNAL
Laporan Proyek Perubahan | 21 21
Laporan Projek Perubahan Page
Dari hasil evaluasi faktor internal dan faktor eksternal, selanjutnya dapat ditemukan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) yaitu faktor yang mempunyai bobot terbesar sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini :
NO FAKTOR INTERNAL
STRENGTHS (KEKUATAN) WEAKNESSES (KELEMAHAN)
1 Satuan Kerja Kejaksaan RI Adapun jumlah dari satuan kerja tersebut adalah 1 (satu) Kejaksaan Agung, 31 (tiga puluh satu) Kejaksaan Tinggi, 429 (empat ratus dua puluh sembilan) Kejaksaan Negeri dan 63 (enam puluh tiga) Cabang Kejaksaan Negeri
1 Kemampuan satuan Kerja Kejaksaan Negeri dalam melakukan pengintegrasian data tidak sama
2 Adanya data manual terpidana mati 2 belum terintegrasi dan tersinkronisasinya data secara berjenjang
OPPORTUNITIES (PELUANG) THREATHS (ANCAMAN)
1 prioritas pemerintah tentang percepatan eksekusi terpidana mati narkoba dan zat adiktif lainnya
1 tingginya kasus penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang
OPPORTUNITIES (PELUANG)
•prioritas pemerintah tentang percepatan eksekusi terpidana mati narkoba dan zat adiktif lainnya
•adanya kewenangan lintas sektoral dalam penanganan terpidana mati
THREATS (ANCAMAN)
•tingginya kasus penyalahgunaan narkotika dan obat- obatan terlarang
•ego sektoral dalam pelaksanaan kewenangan masing-masing OPD terkait dalam proses hukum terpidana mati
FAKTOR EKSTERNAL
Laporan Proyek Perubahan | 22 22
Laporan Projek Perubahan Page
2 adanya kewenangan lintas sektoral dalam penanganan terpidana mati
2 ego sektoral dalam pelaksanaan
kewenangan masing-masing OPD terkait dalam proses hukum terpidana mati
Total Nilai Bobot (TNB) dari masing-masing faktor diperoleh dengan hasil sebagai berikut;
a. Kekuatan (strenghts); 28 b. Kelemahan (Weaknesses); 23 c. Peluang (Opportunities); 26 d. Ancaman (Threats); 24
Berdasarkan faktor kunci keberhasilan bahwa adanya kekuatan dan peluang dalam analisa SWOT maka pentingnya mengoptimalkan dan
1. Identifikasi Stakeholders
Stakeholder didefinisikan sebagai “perorangan maupun kelompok-kelompok yang terkait, baik berasal dari dalam maupun dari luar organisasi yang berpengaruh maupun terpengaruh oleh tujuan-tujuan dan tindakan-tindakan sebuah Tim”.
Tabel
Identifikasi Stakeholders
IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
No. Stakeholder Internal No. Stakeholder Eksternal 1 Jampidum
1 Lapas/ rutan tempat terpidana berada
2 Sekretaris Jaksa Agung
Muda 2 Kemenkumham
3 Direktorat Narkotika dan
Zat Adiktif Lainnya 3 Sekretariat Kabinet terkait permohonan grasi
4 Tenaga administrasi 4
Makhamah agung terkait permohonan kasasi dan PK F. Stakeholder Proyek Perubahan
Laporan Proyek Perubahan | 23 23
Laporan Projek Perubahan Page
5 Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri
6 Keluarga/ penasehat hokum terpidana
7 Penyidik BNN maupun kepolisian
8 Tokoh masyarakat/ tokoh agama
9 Akademisi
10 Teknisi atau aplikator
2. Peranan Masing-Masing Stakeholder
Tabel
Peranan Masing-Masing Stakeholders
Stakeholder Nama Stakeholder
Stakeholder Primer
• Stakeholders yang langsung dipengaruhi oleh program yang dijalankan oleh organisasi publik tertentu. Pengaruh disini dapat bersifat positif maupun negatif.
1) Lapas/ rutan 2) Sekretariat Negara
3) Pengadilan Tinggi dan pengadilan Negeri 4) Penyidik BNN maupun kepolisian
Stakeholder Sekunder
• Stakeholders yang tidak langsung dipengaruhi oleh program yang dijalankan oleh organisasi publik tertentu. Pengaruh disini dapat bersifat positif maupun negatif pula.
• Tenaga administrasi
• Teknisi atau aplikator
• Tokoh masyarakat/ tokoh agama
• Keluarga/ penasehat hukum terpidana
Laporan Proyek Perubahan | 24 24
Laporan Projek Perubahan Page
• Akademisi
Stakeholder Utama
• Stakeholders yang memiliki pengaruh/ kewenangan legal dalam hal pengambilan keputusan terhadap program yang dijalankan oleh organisasi publik tsb.
1) Jampidum
2) Sekretaris Jampidum
3) Direktorat Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya 4) Kemenkumham
5) Makhamah agung
3. Mapping pengaruh dan kepentingan stakeholder Gambar
Analisa Pemetaan Stakeholder
Rendah Tinggi
Tinggi
DEFENDER
• Direktorat Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya
• Tenaga Administrasi
Kepentingan +
_
++
+
- - _ - +
+
LATENS
• Kemenkumham
• MA
• Lapas/ rutan
• Sekretariat Kabupaten
• Pengadilan Tinggi dan pengadilan Negeri
• Penyidik BNN maupun kepolisian
PROMOTOR
• JAMPIDUM
• Sekretaris JAM
APATETHICS
• Teknisi atau aplikator
• Tenaga Administrasi
• Tokoh masyarakat/ tokoh agama
• Keluarga/ penasehat hukum terpidana
• Akademisi
Laporan Proyek Perubahan | 25 25
Laporan Projek Perubahan Page
Promoters : influence besar, interest besar, memiliki kepentingan besar terhadap upaya dan juga kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil (atau menggelincirkannya).
Defenders : influence kecil, interest besar, memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi upaya.
Latents : influence besar, interest kecil, tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam Upaya, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi Upaya jika mereka menjadi tertarik.
Apathetics : influence kecil, interest kecil, kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin tidak mengetahui adanya upaya.
4. Teknik komunikasi masing-masing stakeholder
Upaya-upaya yang digunakan dalam memobilisasi stakeholders, menggunakan strategi komunikasi yang dapat dibangunkan tim yang efektif, dengan menyampaikan tujuan dan manfaat kepada semua stakeholders dari proyek perubahan ini dengan komunikasi dua arah, the structuring style, dan relinquishing style dengan cara:
1) Promoter:
a. Terus dilakukan koordinasi dan komunikasi dengan mentor.
b. Terus dilaporkan tahapan dan kemajuan kegiatan perubahan kepada mentor.
c. Terus diminta arahannya setiap ada kendala sekecil apapun
d. Diberikan kesempatan pada setiap anggota tim menyampaikan pendapat dan gagasan secara lisan maupun tulisan.
2) Latens:
a. Diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan baik secara lisan maupun tulisan.
b. Disampaikan hasil proyek perubahan, khususnya yang menjadi perhatiannya seperti peningkatan pelayan publik
3) Defender:
Laporan Proyek Perubahan | 26 26
Laporan Projek Perubahan Page
a. Diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat baik secara lisan atau tulisan.
b. Dilibatkan dalam proses proyek perubahan sesuai dengan kebutuhan.
c. Tetap dijaga komunikasi setiap tahap proyek perubahan 4) Appathetic:
Stakeholders apathetic, tetap dilibatkan sesuai dengan tahap yang dibutuhkan dengan tujuan memberikan pengertian atau meminta pendapat sehingga kelompok ini dapat berperan sebagai kelompok defender.
Laporan Proyek Perubahan | 27 27
Laporan Projek Perubahan Page
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
Dalam proyek perubahan ini capaian yang diinginkan dibagi dalam 3 tahap : 1. Jangka Pendek
Kegiatan proyek perubahan dalam rangka Strategi Percepatan Persiapan Eksekusi Mati Terpidana Narkotika Dan Zat Adiktif Lainnya Melalui Teknologi Informasi perlu dilakukan secara berkesinambungan, dimana dalam jangka pendek ini (± 2 bulan) diharapkan diterbitkannya Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) tentang percepatan persiapan eksekusi terpidana mati berbasis teknologi informasi, Surat Edara Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) merupakan dasar atau acuan dalam upaya sinergitas pada satuan kerja Kejaksaan Agung RI sehingga terbangun sinkronisasi persiapan bahan kebijakan pelaksanaan eksekusi terpidana mati kasus narkoba dan zat adiktif lainnya. Oleh sebab itu, langkah-langkah kegiatan pada progress implementasi proyek perubahan sebagai berikut.
Tabel Rencana Capaian Kegiatan Periode Agustus s.d November 2019
Tanggal 24 Juli dan 04 Agustus Tahun 2019
No. Kegiatan
1. Melakukan Konsultasi ke coach dan mentor, bertempat di ruang kerja Direktur Narkotika, dalam kegiatan ini dilakukan konsultasi terkait implementasi proyek perubahan yang sudah diseminarkan, tujuan konsultasi ini agar pimpinan mendukung penuh kegiatan yang sudah dicanangkan.
A. Capaian Proyek Perubahan
Laporan Proyek Perubahan | 28 28
Laporan Projek Perubahan Page
Gambar. Pertemuan project leader dengan Mentor bertempat di ruang kerja Mentor, project leader menjelaskan tentang maksud dan tujuan penyusunan proyek perubahan dalam rangka mewujudkan percepatan pelaksanaan eksekusi terpidana mati narkoba dan zat adiktif lainnya
Gambar. Pertemuan project leader dengan Coach dalam rangka persiapan penyajian laporan proyek perubahan
Tanggal 30 Agustus Tahun 2019
2. Project Leader melakukan koordinasi dengan para pejabat internal dengan maksud untuk segera melakukan penyusunan draf Surat Edaran Jaksa Agung Muda tentang percepatan eksekusi terpidana mati berbasis teknologi informasi
Laporan Proyek Perubahan | 29 29
Laporan Projek Perubahan Page
Tanggal 11 dan 12 September Tahun 2019
No. Kegiatan
3. Koordinasi dengan stakeholder terkait, dilakukan untuk membangun komitmen bersama dan langkah awal dalam mendorong terwujudnya sinergitas dalam penyiapan bahan kebijakan pelaksanaan eksekusi terpidana mati kasus narkoba dan zat adiktif lainnya
Gambar. Pertemuan project leader dengan Pihak pengadilan untuk membangun komitmen bersama dalam mendukung proyek perubahan terkait dengan fasilitasi dan memberikan informasi serta bersinergi dalam mendukung percepatan persiapan pelaksanaan eksekusi terpidana mati narkoba dan zat adiktif lainnya
Gambar. Pertemuan project leader dengan Pihak penyidik dari kepolisian secara khusus untuk menyampaikan komitmen bersama dalam mendukung proyek perubahan
Laporan Proyek Perubahan | 30 30
Laporan Projek Perubahan Page
Gambar. Pertemuan project leader dengan terpidana narkotika sebagai upaya membangun komunikasi terkait dengan kebutuhan kelengkapan keterangan untuk kelengkapan data (dokumen administrasi)persiapan pelaksanaan eksekusi mati
Gambar. Pertemuan project leader dengan pihak lapas membangun dukungan dalam pelaksanaan proyek perubahan.
Laporan Proyek Perubahan | 31 31
Laporan Projek Perubahan Page
Gambar. Pertemuan project leader dengan terpidana narkotika sebagai upaya membangun komunikasi terkait dengan kebutuhan kelengkapan keterangan untuk kelengkapan data (dokumen administrasi) persiapan pelaksanaan eksekusi mati.
Laporan Proyek Perubahan | 32 32
Laporan Projek Perubahan Page
Gambar. Berita acara hasil konsultasi dengan stakeholder terkait
Tanggal 13 September 2019
No. Kegiatan
4. Dalam kegiatan ini dilaksanakan Finalisasi dan penetapan draf Surat Edaran Jaksa Agung Muda tentang percepatan eksekusi terpidana mati berbasis teknologi informasi.
Surat Edaran dilakukan finalisasi dengan tim internal dan diajukan kepada pimpinan untuk dilakukan penetapan. Subtansi Surat Edaran Jampidum adalah upaya penyiapan bahan kebijakan eksekusi terpidana mati narkoba dan zat adiktif lainnya dengan memanfaatkan teknologi informasi, dalam aplikasi tersebut akan tertuang data tentang terpidana mati telah berkekuatan hukum tetap dan telah meggunakan hak haknya sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang undangan dapat dilaksanakan dan data base terpidana mati
Tanggal 17 September 2019
No. Kegiatan
5. Menyusun Pola / SOP pengintegrasian pelaporan aspek yuridis dan teknis terpidana mati berbasis teknologi informasi
Dalam kegiatan ini dilaksanakan kegiatan rapat koordinasi internal dengan tim untuk memastikan mekanisme yang tertuang dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) yang nantinya akan menjaidi acuan atau pedoman
Laporan Proyek Perubahan | 33 33
Laporan Projek Perubahan Page
stakeholder yang terlibat, adapun mekanisme yang tertuang adalah sebagai berikut
a. Pada Direktorat Narkotika akan dibuat ada aplikasi percepatan persiapan eksekusi mati terpidana narkotika, yang berfungsi untuk memonitor, mengumpulkan, mengingatkan pejabat struktural tentang penanganan perkara narkotika yang telah diputus Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Mahkamah Agung, Peninjauan Kembali, Grasi, sehingga dapat dengan mudah dan ter-update perkaranya
b. Setiap Kejaksaan Negeri yang ada terpidana mati, melakukan scaning semua putusan dan dokumen pendukungnya menjadi soft file
c. Soft file tersebut di kirimkan ke Kasubdit Eksekusi dan Eksaminasi Direktorat Narkotika dan Zat adiktif Lainnya untuk disatukan dalam aplikasi yang tersimpan dalam server Kejaksaan Agung
d. Dalam teknologi informasi yang dibuat, terdapat kewajiban dari pejabat struktural di Kejari untuk menanyakan/berkoordinasi kepada instansi terkait, baik itu Rumah Tahanan (Rutan) / Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) maupun Pengadilan Negeri (PN), maupun kepada terpidana, terkait dengan proses upaya hukum yang sedang dijalankan oleh terpidana
e. Kewajiban tersebut dilaksanakan setelah ada peringatan/pengingat kepada pejabat struktural untuk melakukan koordinasi dengan instansi terkait, dengan cara menanyakan sejauh mana proses upaya hukum yang dilakukan oleh terpidana, semisal terpidana mengajukan upaya hukum Banding, dalam waktu yang telah ditentukan dalam Undang-Undang yaitu 14 hari sejak dinyatakan Banding, Pejabat Struktural akan mendapatkan peringatan untuk menanyakan kepada Pengadilan Negeri, apakah Banding yang diajukan oleh terpidana telah dikirim ke Pengadilan Tinggi. Selanjutnya dalam kurun waktu 30 hari, Pejabat Struktural akan mendapat peringatan waktu proses persidangan banding sudah berjalan. Dalam kurun waktu 90 hari, Pejabat Struktural akan mendapat peringatan apakah sudah ada putusan banding terpidana.
Selanjutnya 14 hari, Pejabat Struktural akan mendapatkan peringatan apakah terpidana melakukan kasasi, 14 hari kemudian akan diketahui memori kasasi, dalam kurun waktu 30 hari, Pejabat Struktural akan mendapatkan peringatan tentang putusan kasasi, dalam kurun waktu 90, Pejabat Struktural akan mendapatkan peringatan tentang putusan MA, dalam kurun waktu 14 hari pasca putusan MA apakah terpidana mengajukan PK, 30 hari kemudian PK dikirim ke MA dan Pejabat Struktural mendapat peringatan, selanjutnya dalam kurun waktu 180 hari akan memperoleh hasil tentang putusan PK, 14 hari pasca putusan PK Pejabat Struktural memberitahukan kepada terpidana dan 30 hari kemudian diajukan grasi dan ditentukan oleh Presiden. Hal tersebut
Laporan Proyek Perubahan | 34 34
Laporan Projek Perubahan Page
berjalan hingga proses hukum luar biasa, control dan koordinasi dilaksanakan oleh pejabat struktural sesuai dengan tingkatan proses upaya hukumnya.
f. Pengingat atau reminder kepada pejabat struktural tersebut dapat dikontrol oleh pejabat struktural di Kejaksaan Agung dalam hal ini pada Sub Dit Eksekusi dan Ekseminasi Direktorat Narkotika dan Zat Adiktif lainnya sehingga diperoleh percepatan persiapan pelaksanaan eksekusi mati kepada narapidana.
g. Dalam rangka percepatan tersebut diperlukan koordinasi terlebih dahulu yaitu melakukan penggalangan kepada instansi terkait, untuk menanyakan perkembangan penyelesaian upaya hukum yang dilakukan oleh terpidana.
h. Hasil koordinasi tersebut dapat diunggah atua dipublikasi kepada masyarakat melalui website Kejaksaan Agung maupun Kejaksaan sesuai jenjang masing-masing sehingga masyarakat dapat mengetahui pergerakan penanganan perkara tersebut.
Penyusunan petunjuk operasional aplikasi, dalam ini untuk menunjang kerja penyajian bahan kebijakan berjenjang ditunjang dengan aplikasi berbasis XAMPP yang akan menjadi tools atau alat dalam pengintegrasian data base tentang terpidana mati.
Tanggal 24 September 2019
6. Pelaksanaan sosialisasi Pola / SOP pengintegrasian pelaporan aspek yuridis dan teknis terpidana mati berbasis teknologi informasi.
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi merupakan bagian penting strategi marketing produk kebijakan sebagaimana tertuang dalam proyek perubahan.
Bertempat di tempat rapat Jaksa Agung Muda Pidana Umum dengan agenda kegiatan sosialisasi Standar Operasional Prosedur tentang pengintegrasian berjenjang data terpidana mati. Prosesnya dimulai dengan pembukaan oleh pimpinan rapat (Mentor), dengan didampingi oleh project leader beserta tim efektif dengan menyampaikan agenda terkait Sosialisasi Keputusan Jaksa Agung Muda Pidana umum dan memberikan penjelasan pengintegrasian data terpidana mati kedalam aplikasi, mekanisme sebagaimana tertuang dalam SOP secara garis besar dijelakskan kepada peserta rapat. Pada sesi
Laporan Proyek Perubahan | 35 35
Laporan Projek Perubahan Page
berikutnya dilakukan pemaparan secara rinci oleh Tim efektif dibantu oleh project leader terkait dengan aplikasi.
Hasil Kegiatan :
a. Project laeder Menyampaikan sekaligus mensosialisasikan SOP yang sudah ditetapkan dengan segala mekanismenya.
b. Tim Efektif menyampaikan secara rinci terkait pengoperasian aplikasi sesuai alur proses pelaksanaan integrasi mulai dari penginputan data secara berjenjang pada unit satuan kerja Kejaksaan Agung.
c. Pelaksanaan SOP dan aplikasi ini disambut baik oleh para pimpinan serta satuan kerja, mengingat hal tersebut sangat memudahkan Direktorat Eksekusi dan Eksaminasi secara khusus dan bagi pimpinan masing- masing satuan kerja dalam melakukan kontroling data terpidana mati secara berjenjang baik ditingkat banding, kasasi, PK, bahkan grasi.
d. Tujuan SOP dan aplikasi ini yaitu untuk memonitor setiap saat perubahan data terpidana mati proses hukum sedang berlangung.
e. Peserta sosialisasi sepakat bertanggungjawab dalam pelaksanaan penyiapan bahan kebijakan dalam percepatan eksekusi terpidana mati narkoba dan zat adiktif lainnya yang akan dilaksanakan serta memantau perkembangan dalam pelaksanaannya.
Tanggal 02 Oktober 2019
No. Kegiatan
7 Lounching Pola / SOP pengintegrasian pelaporan aspek yuridis dan teknis terpidana mati berbasis teknologi informasi.
Kegiatan launching sebagai bentuk ujicoba pengintegrasian data terpidana mati secara berjenjang menggunakan teknologi informasi, dalam kegiatan ini dilakukan kegiatan ujicoba untuk apakah SOP yang ditetapkan berjalan dilapangan sehingga kebutuhan data berjenjang dapat dipenuhi, kegiatan ini sebagai ukuran keberhasilan dari upaya sinergitas dan sinkronisasi data yang dapat tersaji dalam aplikasi berbasis teknologi informasi.
Laporan Proyek Perubahan | 36 36
Laporan Projek Perubahan Page
Gambar. pengarahan Mentor terhadap pelaksanaan proyek perubahan dan kegiatan launching SOP dan Aplikasi dengan melibatkan tim efektif,
Tanggal 03 Oktober 2019
No. Kegiatan
1. Implementasi Pola / SOP pengintegrasian pelaporan aspek yuridis dan teknis terpidana mati berbasis teknologi informasi.
Setelah dilakukan ujicoba terhadap efektivitas pola/SOP yang dilakukan, dengan melibatkan tim efektif bertempat di ruang kerja project leader.
Prosesnya dimulai dengan pembukaan oleh project leader dengan menyampaikan agenda terkait Pelaksanaan implementasi penerapan Pengintegrasian data terpidana mati secara berjenjang kedalam aplikasi sekaligus mengadakan evaluasi terhadap implementasi di lapangan, project
Laporan Proyek Perubahan | 37 37
Laporan Projek Perubahan Page
leader juga menyampaikan bahwa SOP dan Aplikasi yang dibuat dapat dilaksanakan dengan tanggung penuh oleh Satker lingkup Kejaksaan Agung RI, para satker merupakan ujung Tombak dalam pengumpulan informasi terkait dengan proses hukum terpidana mati, serta diharapkan lebih proaktif dan meningkatkan penyajian data secara tepat, cepat dan realtime.
Selanjutnya bahwa Mentor menyampaikan bahwa pentingnya SOP dan aplikasi ini untuk strategi dalam memberikan bahan kebijakan yang bersifat final kepada pimpinan.
Gambar. Screenshot hasil implementasi SOP dimana tertuang data terintegrasi dan tersinkornisasi secara berjenjang dan dituangka kedalam aplikasi
Laporan Proyek Perubahan | 38 38
Laporan Projek Perubahan Page
Pentingnya orientasi strategi marketing dalam pelaksanaan inovasi kebijakan yang disusun sebagai indikator keberhasilan dalam suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut sebagaimana adanya kesepakatan dan komitmen untuk menerima kebijakan yang telah disusun oleh project leadaer. Adapun Gambaran bukti keberhasilan teknik komunikasi dalam mempengaruhi stakeholder dan peran project leader dalam mempercepat pencapaian tujuan proyek perubahan serta mengatasi permasalahan dan risiko yang ada sekaligus gambaran diseminasi output proyek perubahan, yang memuat antara lain :
• Uraian dan bukti keberhasilan teknik komunikasi dalam mempengaruhi stakeholder adalah dengan adanya Sinergitas berjenjang dengan melibatkan stakeholder terkait serta satker lingkup Kejaksaan Agung RI.
• Keberhasilan pengaruh project leader terhadap stakeholder dalam pelaksanaan proyek perubahan ini adalah dengan memberikan kebijakan khusus untuk menyediakan semua kebutuhan tentang inovasi sehingga dapat mempercepat pencapaian tujuan proyek perubahan.
• Untuk meminimalisir resistensi dari penerima kebijakan untuk itu teknik mengatasi permasalahan dan risiko selama implementasi proyek perubahan dalam pelaksanaan proyek perubahan ini adalah dengan melakukan koordinasi dan komunikasi aktif.
• Melakukan kegiatan pemasaran hasil kebijakan melalui webiste Kejaksaan Agung sehingga mendorong peningkatan kinerja organisasi.
Upaya dan hasil yang telah dilakukan oleh project leader dalam mengembangkan pembelajaran organisasi guna memberdayakan stakeholder internal dan eksternal, yakni mendorong kepada pejabat dan staf pada Direktorat Narkoba dan Zat Adiktif lainnya dalam rangka mengedukasi, melibatkan, mensosialisasi, keterbukaan infomasi, mengelola pengetahuan, yang memuat antara lain : uraian dan bukti keberhasilan project leader dalam mengembangkan pembelajaran organisasi, yaitu :
• Peranan pimpinan dalam tim agile
• Kompisisi tim agile
• Ruang kerja tim agile
B. Implementasi Strategi Marketing
C. Pemberdayaan Organisasi Pembelajaran
Laporan Proyek Perubahan | 39 39
Laporan Projek Perubahan Page
Kendala yang dihadapi dalam Proyek Perubahan “ STRATEGI PERCEPATAN PERSIAPAN EKSEKUSI MATI TERPIDANA NARKOTIKA DAN ZAT ADIKTIF MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI”., antara lain berupa kendala internal dan eksternal.
Adapun kendala internal berupa:
1. Keterbatasan waktu akibat pekerjaan rutin serta tupoksi sebagai pejabat struktural baik tugas keluar kota yang tidak bisa diwakilkan, sehingga menyita waktu dalam hal pelaksanaan program jangka pendek.
2. Keterbatasan dana dalam pelaksanaan proyek perubahan.
Sedangkan kendala eksternal yang dihadapi yaitu :
1. Keterbatasan/ kesulitan waktu dalam melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi kebutuhan data dengan pihak terkait.
2. Kurangnya dukungan dari stake holder eksternal, karena stake holder eksternal ada kekhawatiran akan adanya peningkatan beban kerja.
3. Resistensi muncul pada Satuan Kerja lingkup Kejaksaan Agung RI, bahwa sinergitas dan sinkorinasi data berjenjang menuntut terhadap pola kerja masing- masing Satuan Kerja.
Dalam rangka mengatasi masalah yang muncul di lapangan maka perlu dilakukan langkah-langkah konkrit yang langsung dapat menyelesaikan masalah tersebut. Adapun strategi/langkah antisipasi yang direncanakan atau dilaksanakan dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel Identifikasi Potensi dan Antisipasi Masalah
No. Identifikasi Antisipasi yang
direncanakan 1. Keterbatasan waktu akibat pekerjaan rutin, tugas
keluar kota yang tidak bisa diwakilkan, sehingga
- Pengaturan waktu diantara tugas rutin, D. Kendala Internal dan Eksternal
E. Strategi Mengatasi Masalah