• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH OUTBOUND SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN IPS BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 2 GABUS KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2011 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH OUTBOUND SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN IPS BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 2 GABUS KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2011 2012"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH OUTBOUND SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN

IPS BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP AKTIVITAS

BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 2 GABUS

KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Disajikan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Geografi

Oleh : Arum Ambarsari NIM. 3201407005

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. Drs. Heri Tjahjono, M.Si NIP. 19620904 1989011 001 NIP. 19680202 1999031 001

Mengetahui, Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. NIP. 19620904 1989011 001

(3)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

(4)

PERYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 2011

Arum Ambarsari NIM.3201407005

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

· Bersyukurlah dan jangan kamu dustakan nikmat Tuhanmu (Qs Ar-Rahman: 71)

· Masa depan menjadi milik orang-orang yang percaya akan indahnya mimpi-mimpi mereka (Eleanor Roosevelt)

· Sukses butuh proses, maka tersenyumlah dan tetap optimis untuk menghadapi hari esok (Penulis)

Persembahan

v Ayah & ibu tercinta

v Suami & buah hatiku tersayang v Kakak & adikku

v Almamater ku

(6)

PRAKATA

(7)

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Geografi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Bapak Septiono Ponco Usodo, S.Pd, Kepala SMP N 2 Gabus Pati yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Sri Hardati, S.Pd, Guru IPS Geografi yang telah banyak membantu selama penulis melaksanakan penelitian di SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati.

8. Siswa kelas VIII SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati, terima kasih atas kerjasamanya.

9. Teman-teman Geografi angkatan 2007 dan sahabat-sahabatku.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan yang telah mereka berikan dan apa yang telah penulis uraikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususya dan para pembaca pada umumnya.

Semarang , 2011

Penulis

(8)

SARI

Ambarsari Arum. 2011 Pengaruh Outbound Sebagai Metode Pembelajaran IPS Berbasis Lingkungan Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. Drs. Heri Tjahjono, M.Si.

Kata kunci: outbound, metode pembelajaran, aktivitas belajar

Pembelajaran yang efektif hendaknya dapat bersifat aplikatif, komprehensif dan sistematik. Sehingga, apa yang diperoleh siswa dalam pembelajaran dapat diterapkan di dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat menjadikan pembelajaran IPS lebih efektif dan tidak terasa membosankan. Outbound merupakan salah satu metode yang telah dikembangkan dalam program sekolah alam, siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan total karena kegiatan yang terdapat di dalamnya bersifat aplikatif dan didesain sedemikian rupa sehingga siswa senang melaksanakannya. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pelaksanaan outbound sebagai metode pembelajaran IPS, dan mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan outbound sebagai metode pembelajaran dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati Jawa Tengah. Populasi berjumlah 210 siswa kelas VIII. Jumlah sampel 60, pengambilan sampel dengan teknik stratified random sampling yaitu dari setiap strata ditentukan seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian yang dikembangkan oleh peneliti, meliputi: lembar observasi (check list), angket, dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis menggunakan regresi sederhana melalui SPSS dan deskriptif persentatif (DP).

Data penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan DP, kegiatan pra-pelaksanaan, pelaksananaan, hingga evaluasi outbound sebagai metode pembelajaran IPS berbasis lingkungan di SMP Negeri 2 Gabus Kabupaten Pati secara garis besar sudah termasuk dalam kategori baik dengan persentase rata-rata 78% namun cukup siap dalam kegiatan persiapan alat dan instrumen permaian yaitu hanya 63.3%. Terdapat pengaruh antara metode outbound terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII dengan koefisien regresi sebesar 1,202 dan persamaan regresinya Y= -38,547 + 1,202x, berarti Ho ditolak.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah kegiatan pra-pelaksanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari kegiatan outbound sebagai metode pembelajaran IPS berbasis Lingkungan di SMP Negeri 2 Gabus Kabupaten Pati sudah tergolong dalam kategori siap walaupun masih cukup siap dalam hal persiapan instrumen permainan dan penggunaan outbound sebagai metode pembelajaran IPS berbasis lingkungan berpengaruh positif terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa. Sehingga disarankan kepada para guru dan calon guru IPS agar: dapat melengkapi alat dan instrumen permainan outbound secara lengkap sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan outbound agar tujuan permainan

outbound dan tujuan pembelajaran dapat tercapai, mengikuti kegiatan pelatihan

outbound sehingga dapat mengembangkannya dalam kegiatan pembelajaran dan pelajaran IPS menjadi lebih menarik dan aplikatif, outbound sebagai metode dapat dijadikan sebagai metode alternatif dalam pembelajaran.

(9)

DAFTAR ISI

halaman

Halaman Judul.. ... i

Persetujuan Pembimbing ... ii

Pengesahan Kelulusan... iii

Pernyataan ... iv A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Permasalahan... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

C. Outbound Sebagai Metode Pembelajaran ... 13

D. Penelitian terdahulu ... 21

E. Kerangka Berfikir ... 23

F. Hipotesis ... 23

BAB III Metode Penelitian A. Rancangan dan LokasiPenelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

C. Variabel Penelitian ... 27

D. Metode Pengumpulan Data ... 29

E. Instrumen, Validitas dan Reliabilitas ... 31

F. Metode Analisis Data ... 34

BAB IV Hasil Penelitian A. Deskripsi Umum Daerah Penelitian ... 42

B. Hasil Penelitian ... 46

C. Pembahasan ... 61

BAB V Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

Daftar Pustaka ... 67

Lampiran-lampiran ... 69

(10)

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati... 26

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 27

Tabel 3.3 Parameter Outbound Sebagai Metode Pembelajaran ... 37

Tabel 3.4 Outbound Sebagai Metode Pembelajaran ... 37

Tabel 3.5 Parameter Aktivitas Belajar Siswa ... 39

Tabel 3.6 Aktivitas Belajar Siswa ... 40

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SMP N 2 Gabus Pati ... 44

Tabel 4.2 Tenaga Kerja di SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati ... 45

Tabel 4.3 Guru Mapel di SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati... 45

Tabel 4.4 Siswa di SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati tahun 2011 ... 46

Tabel 4.5 Frekuensi Outbound Sebagai Metode Pembelajaran... 47

Tabel 4.6 Pra-Pembelajaran Outbound Tiap Indikator ... 48

Tabel 4.7 Pelaksanaan Outbound Tiap Indikator ... 49

Table 4.8 Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa ... 50

Tabel 4.9 Aktivitas Motivasi ... 51

Tabel 4.10 AktivitasMotorik ... 52

Table 4.11 Aktivitas Sosial ... 53

(11)

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 23

Gambar 3.1 Foto SMP N 2 Gabus Tampak Depan ... 25

Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian ... 41

Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian ... 43

Gambar 4.2 Pra-Pembelajaran Outbound ... 48

Gambar 4.3 Pelaksanaan Outbound ... 49

Gambar 4.4 Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa ... 50

Gambar 4.5 Aktivitas Motivasi ... 51

Gambar 4.6 Aktivitas Motorik ... 52

Gambar 4.7 Aktivitas Sosial ... 53

Gambar 4.8 Aktivitas Siswa Dalam Permainan Eksplorasi SDA ... 54

Gambar 4.9 Aktivitas Siswa Dalam Permainan Memecahkan Masalah Teman ... 55

Gambar 4.10 Aktivitas Siswa Dalam Permainan Berburu Harta Karun ... 56

Gambar 4.11 Uji Normalitas Outbound ... 58

Gambar 4.12 Uji Normalitas Aktivitas Belajar Siswa ... 58

Gambar 4.13 Pengaruh Outbound Terhadap Aktivitas Belajar Siswa ... 60

(12)

DAFTAR LAMPIRA

N

halaman

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi ... 69

Lampiran 2 Instrumen Lembar Observasi Outbound ... 70

Lampiran 3 Instrumena Observasi Aktivitas Belajar Siswa... 73

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Angket ... 75

Lampiran 5 Angket Tanggapan Siswa Tentang Outbound ... 76

Lampiran 6 Data Uji Validitas dan Reliabilitas Outbound ... 79

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Outbound ... 80

Lampiran 8Hasil Uji Reliabilitas Outbound ... 81

Lampiran 9 Data Uji Validitas dan ReliabilitasAktivitas Belajar Siswa ... 82

Lampiran 10 Hasil Uji Validitas Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 83

Lampiran 11 Hasil Uji Reliabilitas Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa... 84

Lampiran 12 Hasil Penelitian Lembar Angket Outbound... 85

Lampiran 13 Hasil Penelitian Lembar Observasi (aktivitas siswa) ... 87

Lampiran 14 Data Hasil Uji Normalitas ... 89

Lampiran 15 Perhitungan SPSS Regresi ... 91

Lampiran 16 Perhitungan DP Lembar Observasi Outbound ... 93

Lampiran 17 Perhitungan DP Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa... 94

Lampiran 18 RPP Pelaksanaan Outbound Sebagai Metode Pembelajaran ... 97

Lampiran 19 Surat Ijin Penelitian ... 100

Lampiran 20 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... 101

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah suatu proses yang berlandaskan usaha yang sadar tujuan, yang kegiatannya diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. (Sumaatmadja, 1997:22). Adapun pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan pendidikan diharapkan, manusia mengetahui akan segala keberhasilannya yang dipotensikan untuk kualitas hidup lebih baik dari sebelumnya.

Sistem pendidikan di Indonesia sering menjadi perdebatan dalam masyarakat. Mulai dari peningkatan standar kelulusan yang mengakibatkan banyak siswa yang tidak lulus, kurikulum yang terus berganti sampai pada sumber daya manusia yang banyak menganggur. Hal ini membuat sistem pendidikan Indonesia perlu dikaji ulang. Mengapa banyak siswa yang tidak lulus merupakan siswa-siswa yang berpretasi sedangkan saat ini banyak lulusan-lulusan sekolah yang tidak mampu menerapkan apa yang mereka pelajari. Demikian juga permasalahan yang diketemukan dalam materi IPS (Ayu, Andita. Sekolah Alam.http:edukasi.indoskripsi.com/ agustus 2008 (11 Juni 2011).

(14)

Pembelajaran Geografi pada hakekatnya adalah untuk mengembangkan kemampuan anak didik untuk belajar sehingga mereka mampu mengembangkan potensinya untuk belajar lebih lanjut, untuk berfikir secara bebas terarah dan kritis, kreatif, dan akhirnya mampu hidup sesuai dengan kondisi lingkungan dan masalah yang dihadapi dalam dunia ini (Sumaatmadja, 1997).

Menurut Suharyono (2006:105) tujuan pembelajaran geografi di sekolah meliputi 2 aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Sasaran bidang afektif meliputi:

1. Menumbuhkan pengenalan dan cinta akan tanah air serta menanamkan rasa cinta dan hormat pada sesama manusia.

2. Memberikan kemampuan untuk membudayakan alam sekitar serta menanamkan kesadaran dan keharusan kerja dan berusaha untuk dapat menikmati dan memanfaatkan kekayaan alam sekitar.

3. Memupuk kesadaran ekologi.

4. Menanamkan tentang potensi lingkungan dan kemungkinan usaha yang ada dalam lingkungan serta mengembangkan pandangan luas dan cita-cita yang rasional dalam mengkreasikan lapangan kerja.

(15)

dalam kehidupan. Disamping itu juga, pembelajaran tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas tetapi dapat dilaksanakan di luar kelas. Selain belajar dari buku, siswa juga dapat belajar dari alam sekelilingnya sehingga proses belajar tidak untuk mencari nilai tetapi untuk dapat memanfaatkan ilmunya di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian, diharapkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPS akan lebih bersifat integratif, komprehensif, dan aplikatif sekaligus dapat merangsang tumbuhnya kemampuan jiwa keingintahuan, melakukan observasi, membuat hipotesa, serta kemampuan berfikir ilmiah (Ancok,2003).

Outbound adalah sebuah permainan yang sifatnya edukatif dan komunikatif. Outbound merupakan sebuah cara untuk menghipnotis para peserta pelatihan agar mereka mampu berfokus pada satu arah permasalahan yang sedang dibahas dan disampaikan. Tujuannya adalah agar terjadi komunikasi yang sehat dan harmonis antara tutor dan peserta, baik di dalam maupun di luar ruangan, melalui permainan yang edukatif tersebut. Dengan demikian, diharapkan acara seminar, diskusi, ataupun pelatihan yang sedang diselenggarakan itu menjadi lebih menarik, dinamis, tidak membosankan, dan lebih berkesan dalam hati para peserta (Nur, 2010:8)

(16)

waktu 24 jam. Dalam waktu satu minggu 75% materi hilang dari ingatan (Mardiyatmo, 2010:2).

Penggunaan permainan (outbound) akan membuat program belajar sukses. Salah satu kelebihan permainan adalah membuat peserta senang dan rileks, memotivasi peserta, dan melibatkan mereka. Hasilnya, proses belajar menjadi produktif dan menyenangkan. Penggunaan permainan akan membuat peserta memanfaaatkan seluruh indera mereka untuk memperoleh informasi, yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, dan indera peraba (Mardiyatmo, 2010:2). Dalam buku yang sama, Mardiyatmo juga mengungkapkan bahwa penggunaan games outbound akan membuat kelas lebih hidup dan kreatif. Hal ini semakin memperkuat bukti-bukti bahwa pengggunaan outbound dalam pelatihan lebih efektif dari pada metode tradisional.

Hakikat inderawi dari semua respon dapat dirasakan ketika kita melakukan kontak langsung dengan dunia alamiah yang memberikan inspirasi bagi karya kreatif. Ia memungkinkan anak-anak untuk membangunkan keingintahuan alamiah mereka dan kecenderungan alamiah untuk menyentuh dan memegang berbagai macam benda, memanipulasinya, dan mengikutsertakannya dalam permainan mereka (Gentle, dalam Beetlestone 1997).

(17)

ini sesuai dengan keadaan SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati yang terletak di lokasi banjir. Setiap turun hujan, sekolah ini selalu tergenang air banjir. Keadaan lingkungan sekolah yang seperti ini sangat mengganggu proses pembelajaran dan selama ini belum dimanfaatkan dalam pembelajaran. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pembelajaran IPS dengan menggunakan metode outbound yang berpijak pada keadaan alam sehingga pembelajaran yang tercipta berbasis pada lingkungan dan diharapkan proses belajar akan lebih aplikatif. Sehingga keadaan lingkungan yang awalnya mengganggu proses pembelajaran dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Disamping itu juga, karena dalam permainan outbound

(18)

1. Bagaimanakah proses pembelajaran outbound sebagai metode pembelajaran IPS kelas VIII berbasis lingkungan dalam Kompetensi Dasar mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan di SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimanakah pengaruh outbound dalam meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VIII dalam Kompetensi Dasar permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan di SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Penerapan tujuan sangat penting karena tujuan dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan penelitian. Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui bagaimana proses pembelajaran outbound sebagai metode pembelajaran IPS kelas VIII berbasis lingkungan dalam Kompetensi Dasar mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan di SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012.

(19)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi siswa

a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar IPS dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

b. Mendapatkan pengalaman baru dalam mengikuti pelajaran IPS. 2. Manfaat bagi guru dan calon guru IPS

a. Dapat menjadi bahan pertimbangan pemilihan metode pengajaran IPS yang bersifat integratif, komprehensif dan aplikatif karena dapat diterapkan langsung dilapangan serta dapat merangsang tumbuhnya kemampuan jiwa keingintahuan, melakukan observasi, membuat hipotesa, serta kemampuan berfikir ilmiah.

b. Guru mengetahui prosedur pelaksanaan outbound sebagai metode pembelajaran IPS yang berbasis lingkungan.

3. Manfaat bagi lembaga pendidikan (sekolah) a. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan IPS.

(20)

E. Penegasan Istilah

1. Pengaruh

Pengaruh menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001:243) Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (benda atau orang) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

Pengaruh yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hubungan timbal balik antar variabel penelitian. Hubungan timbal balik yang dimaksud yaitu hubungan timbal balik antara outbound

sebagai metode pembelajaran IPS berbasis lingkungan dengan aktivitas belajar siswa.

2. Out bound

Outbound adalah sebuah metode belajar yang diadopsi dan diadaptasi dari alam (Danumiarto dan Santoso, 2007). Pendapat yang serupa diungkapkan oleh Ancok (2003:5) yang menyatakan bahwa

outbound merupakan metode yang menggunakan cara memberikan sebuah pengalaman langsung terhadap peserta.

(21)

3. Metode Pembelajaran IPS

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar

Menurut Gagne dalam Anni (2007:2-3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode tertentu, dan perubahan perilaku tersebut tidak berasal dari proses pertumbuhan. Belajar mengandung tiga konsep utama, yaitu: (1) belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, (2) perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, (3) perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.

Ciri-ciri belajar adalah sifat atau keadaan yang khas dimiliki oleh perbuatan belajar, dengan demikian ciri-ciri belajar ini akan membedakan dengan perbuatan yang bukan belajar (Darsono, 2003:30). Ciri-ciri belajar tersebut adalah:

1. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan dipakai sebagai arah kegiatan dan sekaligus sebagai tolok ukur keberhasilan belajar.

2. Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan oleh orang lain.

3. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Hal ini berarti individu harus aktif bila dihadapkan pada lingkungan tetentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai

(23)

potensi untuk belajar. Misalnya: perhatian, minat, pikiran, emosi, motivasi, dan lainya.

4. Belajar mengakibatkan perubahan pada diri seseorang yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya dalam aspek kognitif, psikomotorik, afektif, yang terpisahkan satu sama lain.

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar dapat terjadi pada diri pembelajar apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya situasi stimulus tersebut. perubahan perilaku pada diri pembelajar menunjukkan bahwa pembelajar telah melakukan aktivitas belajar (Anni, 2007:4).

(24)

Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Hamalik (2005) menyatakan bahwa dalam berbagai penelitian, ada 3 aspek aktivitas siswa yang diamati yang meliputi:

1. Motivasi (aktivitas psikologi)

Aktivitas psikologi dalam penelitian ini meliputi: semangat dan ketertarikan mengikuti pembelajaran, memperhatikan penjelasan guru dari awal sampai akhir pembelajaran, antusiasme yang tinggi, tidak mengobrol dan melakukan aktivitas lain yang mengganggu proses pembelajaran. 2. Keaktifan (aktivitas motorik)

(25)

3. Kerja sama (aktivitas sosial)

Aktivitas sosial dalam penelitia ini meliputi: bersedia membantu teman selama kegiatan pembelajaran, menghargai pendapat dan penjelasan teman, tidak mengganggu teman saat pembelajaran, tanggung jawab terhadap tugas kelompok.

Aktivitas belajar pada setiap orang berlangsung sepanjang waktu. Alat penginderaan seseorang selalu mengalami berbagai stimulus (rangsangan), namun tidak semua stimulus yang ada di sekelilingnya diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Meskipun setiap kali seseorang dihadapkan dengan aneka ragam stimulus, namun hanya beberapa saja yang diperhatikan (Anni, 2007:16). Jadi kemampuan seseorang untuk menagkap suatu rangsangan tidaklah sama dan tidak semua orang bisa menangkap berbagai macam rangsangan yang ada.

C. Outbound Sebagai Metode Pembelajaran IPS Berbasis Lingkungan 1. Pengertian Outbound Sebagai Metode Pembelajaran IPS

(26)
(27)

situasi pembelajaran yang interaktif, komperhensif, dan aplikatif. Adapun alasan penggunaan outbound dalam pembelajaran menurut Ancok (2003:03) antara lain:

a. Metode ini adalah simulasi sederhana dari kehidupan sehari-hari yang sangat komplek sehinga peserta dapat lebih mudah memahami materi. b. Metode ini menggunakan pendekatan melalui pengalaman

(eksperientnal learning) sehingga siswa atau peserta dapat melakukan dan melaksanakan aktivitas secara langsung.

c. Metode ini dirancang dengan penuh kegembiraan karena dilakukan dengan menggunakan permainan.

2. Pedoman Penting Dalam Permainan Out Bound

Mardiyatmo (2010:03), mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam penggunaan outbound antara lain:

a. Memilih permainan

(28)

kegembiraan yang dapat dimunculkan melaui permainan yang akan digunakan.

b. Mempersiapkan permainan

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam mempersiapkan permainan antara lain: mengenali permainan yang akan digunakan dalam pembelajaran (yang meliputi isi, lama waktu, dan bahan-bahan yang diperlukan),mengetahuimanfaat permainan, menentukan tujuan yang akan dicapai, membangun rasa percaya diri, memahami prosedur permainan, siapkan seluruhinstrumen dan alat yang diperlukan dalam permainan, mempersiapkan solusi dari masalah-masalah yang mungkin akan muncul,merencanakansetiapkegiatandengan baik. c. Memainkan permainan

(29)

peserta mengatasi masalah serta mendorong peserta menerapkan pengetahuan yang diperolehnya.

d. Menerima dan menyampaikan umpan balik (feed back)

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan antaralain: ciptakan suatu iklim belajar yang kondusif untuk mengubah perilaku, mengambil resiko, dan berbagi informasi, jelaskan norma-norma dalam memberikan dan menyampaikan feed back: mendengarkan, bertanya, dan menjelaskan sesuatu, ajukan pertanyaan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang segala sesuatu pertanyaan hendaknya komperhensif dan bukan yes no question, fokuskan feed back pada pengamatan perilaku dan bukan sifat-sifat pribadi peserta, mintalah pendapat para peserta tentang pendapat yang anda sampaikan, tutuplah diskusi dengan kesepakatan-kesepakatan dan rencana perbaikan mereka.

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Outbound

(30)

a. Materi pokok lingkungan hidup dan unsur-unsurnya

Permainan yang digunakan adalah berburu harta karun. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tujuan permainan: peserta mengetahui secara kongkrit tentang unsur-unsur lingkungan hidup.

2) Langkah-langkah:

a) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok

b) Masing-masing kelompok menempatkan diri pada tempat yang telah dibagi guru.

c) Kelompok diperintahkan untuk mengumpulkan benda-benda apapun yang ada di tempat masing-masing.

d) Masing-masing ketua kelompok diperintahkan untuk mengumpulkan benda yang diperoleh serta mempresentasikannya.

e) Kelompok yang mengumpulkan benda paling tidak komplit (di tinjau dari unsur-unsur lingkungan hidup) maka akan memperoleh hukuman untuk membuang semua benda yang telah dikumpulkan bersama-sama tersebut.

b. Materi pokok bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup

(31)

1) Tujuan permainan: peserta memperoleh alternatif pemecahan masalah dari peserta lain.

2) Langkah-langkah:

a) Bagi kelas menjadi bebrapa kelompok dan duduk melingkar. b) Tiap peserta disuruh menuliskan satu masalah lingkungan yang

ada di tempat tinggalnya pada lembar kertas yang disediakan guru.

c) Setelah diisi, tiap peserta diminta untuk memutarkan lembar kertas tersebut kepada peserta yang ada di samping kanannya. d) Para peserta yang sudah memperoleh lembar kertas dari teman

disuruh untuk menuliskan jawaban atau solusi untuk masalah lingkungan yang sudah dituliskan oleh teman disebelah kirinya tersebut.

e) Ulangi proses tersebut hingga lembar kertas kembali kepada penulis pertama.

f) Guru bersama siswa mendiskusikan jawaban dari masalah-masalah lingkungan yang telah dituliskan.

c. Materi pokok usaha pelestarian lingkungan hidup

Permainan outbound yang digunakan adalah permainan eksplorasi sumber daya alam. Adapun langkah-langkah permainan tersebut menurut Mardiyatmo (2010:26) adalah sebagai berikut:

(32)

mampu secara terus menerus memberikan manfaat bagi kehidupan dan siswa memahami akan arti pentingnya kerja sama dalam menjaga sumber daya alam (lingkungan).

2) Langkah-langkah:

a) Guru meminta para peserta untuk membentuk lingkaran.

b) Guru mengemukakan beberapa peraturan permainan kepada seluruh peserta: peserta diminta untuk memperebutkan barang yang sangat berharga yang disimbolkan dengan kelereng, guru akan memberikan kelereng dua kali lipat dari kelereng yang tersisa.

c) Permainan selesai bila kelereng yang diperebutkan habis. d) Guru mengambil kelereng sejumlah peserta dan

menyebarkannya ditengah-tengah peserta dan peserta akan memperebutkan kelereng tersebut.

e) Ada kecenderungan kelereng yang disebarkan langsung habis sehingga permainan selesai.

f) Guru menayakan kepada peserta berapa jumlah kelereng yang mereka peroleh.

g) Sekali lagi instruktur menyebutkan aturan poin 2.

(33)

i) Guru menambah 2 kali lebih banyak dari jumlah kelereng yang tersisa karena peserta telah sepakat dan bekerja sama.

j) Guru menanyakan jumlah kelereng yang mereka peroleh setelah kerja sama.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian akan lebih valid hasilnya apabila telah ada penelitian terdahulu dengan tema yang sama sehingga hasil penelitian dapat dibandingkan. Adapun penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini antara lain:

(34)
(35)

E. Kerangka Berfikir

Adapun kerangka berfikir yang dirumuskan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka berfikir F. Hipotesis

Sesuai dengan permasalahan dan judul di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif penggunaan outbound sebagai metode pembelajaran IPS berbasis kelingkungan dalam kompetensi dasar mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan kelas VIII SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa tahun pelajaran 2011/2012.

Masalah belajar IPS

Monoton,kurang aplikatif

Lingkungan sekolah yangsering banjir

Sikap siswa yang kurang sadar

lingkungan

Proses belajar IPS dengan metode

outbound

Lingkungan Geografis

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan dan Lokasi Penelitian

Berdasarkan klasifikasi menurut metodenya, penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Nazir (2005:54), metode deskriptif adalah suatau metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Menurut Whitney dalam Sugiyono (2008), menyatakan bahwa metode deskripsi adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan One Shot Case Study, hal ini dilakukan karena penelitian yang dilakukan tidak menggunakan pretes dan langsung melakukan perlakuan pada siswa dengan memberikan pembelajaran dengan metode outbound yang

(37)

selanjutnya dievaluasi dengan instrumen untuk mendeskripsikan aktivitas siswa.

Paradigma dalam penelitian One Shot Case study adalah sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi perlakuan belajar dengan menggunakan metode outbound dan selanjutnya diobservasi aktivitas belajar dari siswa yang terlibat dalam metode outbound tersebut.

SMP N 2 Gabus sebagai lokasi penelitian berada di Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Dengan lokasi pelaksanaan outbound di lingkungan sekitar sekolah yaitu di halaman sekolah. Lokasi pelaksanaan outbound ini dipilih dengan alasan halaman SMP N 2 Gabus masih alami, belum tertutup oleh paving ataupun plesteran. Disamping itu, sekolah ini sering tergenang air banjir sehinga banyak sampah di sudut-sudut halaman sekolah.

(38)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati. Rincian jumlah siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Gabus Kabupaten Pati dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1. Daftar Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gabus

No Kelas Jumlah Siswa

1 VIII A 34

2 VIII B 34

3 VIII C 36

4 VIII D 34

5 VIII E 36

6 VIII F 36

7 Jumlah Total 210

Sumber : Data Siswa SMP N 2 Gabus, Kabupaten Pati,2010.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:109). Dalam buku yang sama, Arikunto memaparkan bahwa pengambilan sampel atau tekhnik sampling harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel atau contoh yang benar-benar berfungsi sebagai contoh yang dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (sampel harus representatif).

(39)

menentukan banyaknya sampel pada masing-masing kelas adalah sebagai berikut:

Sampel=

Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini ditentukan dengaan menggunakan rumus sloving sebagai berikut:

n =

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang ditolilir. (Arikunto, 2006) Berdasarkan rumus tersebut, diperoleh banyaknya sampel yang akan diteliti yaitu sebanyak 60 anak dengan nilai e 10%. Adapun distribusi sampel pada masing-masing kelas dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2. Sampel Penelitian

No Kelas

Sumber : Data Penelitian, 2011.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:121).

(40)

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang merupakan perlakuan yaitu pelaksanaan outbound sebagai metode pembelajaran IPS berbasis kelingkungan. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri atas beberapa sub variabel antara lain: sub variabel (1) persiapan permainan outbound yang meliputi penyusunan RPP, memilih permainan, menentukan lokasi permainan, menyusun prosedur pelaksanaan permainan, dan persiapan alat dan instrument permainan, (2) pelaksanaan permainan outbound yang meliputi: penyampaian tujuan, penyampaian langkah-langkah permainan, pelaksanaan permainan, kegiatan penutup permainan, (3) kegiatan evaluasi yang meliputi: kesesuaian pelaksanaan permainan dengan prosedur dan RPP.

2. Variabel terikat (Y)

(41)

mengemukakan pendapat, berani menjawab pertanyaan, dan berani maju tanpa disuruh oleh guru.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian, karena dengan penggunaan metode pengumpulan data yang tepat akan diperoleh data yang relevan, akurat, dan reliabel. Dalam pengumpulan data penelitian, metode yang digunakan adalah :

1. Angket atau kuesioner

Menurut Suharsini Arikunto (2006:151) bahwa kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebut metode angket atau kuesioner instrument yang dipakai adalah angket. Lembar kuesioner atau angket diberikan siswa kelas VIII guna memperoleh data tentang pendapat siswa terkait dengan bagaimana pendapat atau penilaian siswa terhadap penggunaan metode outbound dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2. Dokumentasi

(42)

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa kelas VIII di SMP N 2 Gabus Kabupataen Pati, keadaan lingkungan sekolah, perangkat pembelajaran, dan keterangan lain yang terkait dengan profil sekolah.

3. Observasi

Menurut Nazir (2005:175) observasi adalah cara pengambilan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan kriteria (1) observasi dilakukan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik, (2) pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan, (3) pengamatan dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja, (4) pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya.

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang bagaimana aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran outbound

(43)

E. Instrumen, Validitas, dan Reliabilitas

1. Instrumen

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis (Arikunto, 2006:160). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Angket

Angket dalam penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat siswa tentang bagaimana pelaksanaan metode

outbound .Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup dengan bentuk kombinasi antara pilihan ganda dan bentuk skala. Adapun obsen pilihan dalam soal (angket) dibuat dalam 5 pilihan jawaban (a sampai e). Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh akan lebih halus.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini yaitu lembar checklist

(44)

apabila dilaksanakan 2 kali, baik apabila dilaksanakan 3 kali, dan sangat baik apabila dilaksanakan lebih dari 3 kali.

2. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:168).

Perhitungan validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis butir yaitu skor yang ada pada butir yang dimaksudkan dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y dengan menggunakan rumus korelasi

product moment sebagai berikut:

Keterangan:

(Arikunto, 2006:170)

(45)

3. Reliabilitas instrumen

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercayai untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah dengan rumus Spearman-Brown. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

(Arikunto, 2006:180)

Hasil perhitungan uji reliabilitas instrument dapat dilihat dalam lampiran 8 untuk uji reliabilitas instrumen angket outbound dan lampiran 9 untuk uji reliabilitas instrumen aktivitas belajar. Instrumen dikatakan reliabel jika r hitung > R tabel. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada pada rentang 0 sampai dengan 1,00. Koefisien yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya.

(46)

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Uji Statistik a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas digunakan terhadap dua variabel dalam penelitian yaitu outbound sebagai metode pembelajaran (X) dan aktivitas belajar siswa (Y). Syarat untuk menggunakan analisis data dengan regresi sederhana data tersebut harus berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan SPSS 16.

b. Regresi sederhana

b = koefisien arah regresi linear X = variabel prediktor

n = jumlah sampel (Muhidin, 2007:188) 2. Metode deskriptif presentatif

(47)

a. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan yaitu membuat kisi-kisi instrumen dan pedoman observasi. Pembuatan kisi-kisi instrumen dan pedoman observasi ini akan membantu mempermudah dalam melakukan penilaian aktivitas belajar siswa dan observasi terhadap guru dalam melaksanakan outbound sebagai metode dalam pembelajaran.

b. Tahap Skoring

Tahap ini digunakan untuk mempermudah dalam menganalisis data. Caranya yaitu dengan memberikan skor terhadap pengamatan oleh observer sesuai dengan panduan pengamatan atau observasi. Kriteria pemberian skor yaitu:

1) Kriteria sangat tinggi diberi skor 5 (jawaban option e). 2) Kriteria tinggi diberi skor 4 (jawaban option d). 3) Kriteria cukup diberi skor 3 (jawaban option c). 4) Kriteria rendah diberi skor 2 (jawaban option b). 5) Kriteria sangat rendah diberi skor 1 (jawaban option a).

c. Menentukan Parameter Variabel Outbound Sebagai Metode Pembelajaran

Menentukan kriteria dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan interval skor dengan langkah-langkah: a) Menentukan skor maksimal

(48)

= 25 x 5 = 125

b) Menentukan skor minimal

= jumlah item indikator x skor minimal = 25 x 1 = 25

(49)

d) Menghitung rentang kriteria

3) Menyusun parameter outbound sebagai metode pembelajaran Tabel 3.3. Parameter Outbound Sebagai Metode Pembelajaran

No. Interval Kriteria

Skor Persentase

(50)

f = Frekuensi yang dicari presentasenya

N = Jumlah frekuensi/ banyaknya individu 5) Deskripsi

Setelah dibuat tabel frekuensi outbound sebagai metode pembelajaran kemudian dideskripsikan. Deskripsi dimaksudkan untuk memudahkan pembaca dalam membaca tabel.

d. Menentukan Parameter Variabel Aktivitas Belajar Siswa

Menentukan kriteria dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan Interval Skor a) Menentukan skor maksimal

= jumlah item indikator x skor maksimal = 13 x 5 = 65

b) Menentukan skor minimal

= jumlah item indikator x skor minimal = 25 x 1 = 25

(51)

b) Menentukan persentase minimal

c) Menghitung rentang persentase

d) Menentukan kriteria

Kriteria variabel aktivitas belajar siswa ada 5 yaitu sangat siap,siap,cukup siap, kurang siap, tidak siap.

e) Menghitung rentang kriteria

3) Menyusun parameter Aktivitas Belajar Siswa Tabel 3.5. Parameter Aktivitas Belajar Siswa

No. Interval Kriteria

Skor Persentase

(52)

Tabel 3.6. Aktivitas Belajar Siswa No

.

Interval

Kriteria Jumlah Rata-rata

Skor f % Skor Kriteria

(53)

Gambar 3.2. Diagram Alur Penelitian. Judul

Pengaruh Outbound Sebagai Metode Pembelajaran IPS Berbasis Lingkungan Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 2 Gabus

Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2011/2012

Pelaksanaan Penelitian di SMP N 2 Gabus Kab. Pati

Latar Belakang

a. Pembelajaran IPS yang membosankan, monoton, cenderung verbalis dan kurang aplikatif.

b. Rendahnya kesadaran dan kepeduliaan siswa terhadap lingkungan. c. Lingkungan sekolah yang sering banjir

Permasalahan

Bagaimanakah proses pembelajaran dengan outbound sebagai metode pembelajaran dan seberapa besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2011/2012.

Tujuan

Mengetahui bagaimanakah proses pembelajaran outbound yang dilaksanakan di SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati dan bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa pada tahun ajaran 2011/2012.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah metode dokumentasi, observasi dan metode angket.

Metode Analisis Data Regresi sederhana Y = a + b x

DP =

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Daerah Penelitian

SMP Negeri 2 Gabus Kabupaten Pati merupakan salah satu dari SMP Negeri yang ada di Kabupaten Pati. Kondisi lingkungan SMP Negeri 2 Gabus Kabupaten Pati yaitu terletak di daerah yang strategis, sehingga mempermudah siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Adapun potensi lingkungan yang dimiliki sekolah ini antara lain hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan orang tua atau wali murid, sarana ibadah yang cukup memadai, serta akses yang sangat strategis karena terletak dipinggir jalan raya Pati-Gabus Km 5.

SMP Negeri 2 Gabus Kabupaten Pati mempunyai luas tanah 11.220m², terdiri dari luas bangunan sekolah 2.203m², halaman 7.148m², serta lapangan olahraga 1.869m². gedung SMP Negeri 2 Gabus berbentuk segiempat menghadap kesebelah barat.

Secara administrasi, SMP N 2 Gabus terletak di kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Dengan batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Pati

Sebelah Timur : Kecamatan Jakenan dan Kecamatan Winong Sebelah Selatan : Kecamatan Tambakromo dan Kecamatan Kayen Sebelah Barat : Kecamatan Margorejo

(55)

Gambar 4.1. Peta Lokasi Penelitian

4

(56)

Sarana dan prasarana sekolah seperti gedung dan sarana penunjang lain yang ada di SMP Negeri 2 Gabus, antara lain berupa 18 ruang kelas, 1 laboraturium IPA, 1 ruang ketrampilan, 1 ruang komputer, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang OSIS, 1 ruang gudang, 1 ruang dapur, 6 ruang kamr mandi siswa, 3 ruang kamar mandi guru dan karyawan, 1 ruang BK, 1 ruang UKS, 1 mushola, 1 ruang koperasi, 1 ruang ganti, 1 ruang lobi, 1ruang kantin, 1 ruang menara air,1 ruang parkiran dan 1 ruang pos jaga. Adapun data secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Gabus

No Nama Jumlah ruang Luas (m²)

(57)

Jumlah tenaga kerja yang terdapat di SMP Negeri 2 Gabus ecara keseluruhan berjumlah 48 orang, yang terdiri dari 38 orang guru, 4 orang karyawan TU, 1 orang penjaga perpustakaan, 1 orang penjaga lab IPA, 1 orang penjaga sekolah, 2 orang tukang kebun dan 1 orang satpam. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2. Tenaga Kerja SMP Negeri 2 Gabus

No Keterangan Jumlah

1 Kepala Sekolah 1

2 Guru 37

3 Karyawan TU 4

4 Penjaga perpustakaan 1

5 Penjaga lab IPA 1

6 Penjaga sekolah 1

7 Tukang kebun 2

8 Satpam 1

Jumlah tenaga kerja 48

Sumber: Monografi SMP Negeri 2 Gabus, 2010.

Jumlah guru menurut mata pelajaran dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3. Guru Menurut Mapel di SMP Negeri 2 Gabus

No Mata pelajaran Jumlah Guru

1 IPA 3

(58)

Jumlah siswa menurut jenis kelamin di SMP N 2 Gabus lebih didominasi oleh siswa laki-laki yaitu sejumlah 304 siswa sedang siswa perempuan berjumlah 199 siswa. Jumlah siswa menurut jenis kelamin secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Siswa SMP Negeri 2 Gabus Kelas

VII VIII IX

6 L P 6 L P 6 L P

93 61 116 94 95 84

Sumber: Monografi SMP Negeri 2 Gabus, 2010.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif guna mengetahui besarnya pengaruh outbound sebagai metode pembelajaran IPS berbasis lingkungan terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII dalam kompetensi dasar mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan di SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati tahun pelajaran 2011/2012. Hasil ini diperoleh melalui pensekoran dari lembar angket dan checlist tiap indikator yang kemudian diolah dengan menggunakan DP (deskriptif persentatif) guna mengetahui besarnya persentase kesiapan pra-pelaksanaan outbound hingga evaluasi kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan outbound serta besarnya persentase pengaruh outbound pada masing-masing sub variabel aktivitas belajar siswa dan regresi sederhana guna mengetahui besarnya pengaruh

(59)

1. Pelaksanaan Outbound

Berdasarkan data hasil penelitian pada lampiran 16 diperoleh data hasil penelitian lembar observasi (checklist) variabel outbound sebagai metode pembelajaran dalam 6 kali pertemuan (di kelas VIIIA sampai dengan VIII F) yang meliputi kegiatan pra-pelaksanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kesesuaian pra-pelaksanaan dengan pelaksanaan terangkum dalam tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5. Frekuensi Outbound Sebagai Metode Pembelajaran No

Outbound sebagai metode pembelajaran

(60)

Tabel 4.6. Pra-Pembelajaran Outbound Tiap Indikator

Indikator Persentase Kriteria

Penyusunan RPP 83.3 Siap

Memilih Permainan 80.0 Siap

Menentukan lokasi permainan 76.6 Siap

Menyusun prosedur pelaksanaan permainan

96.6 Sangat siap Persiapan alat dan instrumen permainan 63.3 Cukup

siap

Jumlah 80.00 Siap

Sumber : Hasil Penelitian, 2011.

Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik berikut:

Gambar 4.2. Persentase Pra-Pembelajaran Dengan Outbound

Sebagai Metode Pembelajaran.

Gambar 4.2 di atas menunjukkan grafik persentase tiap indikator pra-pelaksanaan pembelajaran dengan outbound sebagai metode. 83.3% penyusunan RPP, memilih permainan 80%, menentukan lokasi permainan 76.6%, menyusun prosedur permainan 96.6%, dan 63.3% untuk persiapan alat dan instrumen permainan.

b. Pelaksanaan permainan

(61)

Tabel 4.7. Pelaksanaan Outbound Tiap Indikator

Indikator Persentase Kriteria

Penyampaian tujuan 76.6 Siap

Penyampaian tatacara games outbound 83.3 Siap

Games 79 Siap

Kegiatan penutup games 81 Siap

Jumlah 79,5 Siap

Sumber : Hasil Penelitian,2011.

Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik berikut:

Gambar 4.3. Penilaian Pelaksanaan Outbound.

Gambar 4.3 di atas menunjukkan grafik persentase hasil penilaian pelaksanaan outbound sebagai metode pembelajaran di SMP N egeri 2 Gabus Kabupaten Pati dengan hasil tiap indikator sebagai berikut: penyampaian tujuan 76,6%, penyampaian langkah-langkah permainan 83.3%, permainan 79%, dan kegiatan penutup permainan 81%.

c. Evaluasi

(62)

telah disusun sebelumnya yaitu dengan persentase rata-rata sebesar 75% termasuk dalam kriteria siap.

2. Aktivitas Belajar Siswa

Berdasarkan data hasil penelitian pada lampiran 17 dari hasil lembar observasi (checklist) variabel aktivitas belajar siswa, yang meliputi aktivitas motivasi, aktivitas motorik, dan aktivitas sosial diperoleh data dalam tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8. Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa No

.

Interval

Kriteria Jumlah Rata-rata

Skor f % Skor Kriteria

(63)

siswa yang cukup aktif sebesar 10%, siswa yang kurang aktif sebesar 6,70%, dan siswa yang tidak aktif sebesar 0%.

Variabel aktivitas belajar dalam penelitian ini terdiri atas tiga sub variabel aktivitas motivasi, aktivitas motorik, dan aktivitas sosial. Hasil penelitian per sub variabel akan diuraikan dalam hasil penelitian berikut: a. Aktivitas Motivasi

Berdasarkan data hasil penelitian lembar observasi (checklist)

aktivitas belajar siswa dalam lampiran 17 diperoleh data dari sub variabel aktivitas motivasi dalam tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9. Aktivitas Motivasi

No. Interval Kriteria f Persentase

(64)

Gambar 4.5 di atas menunjukkan data hasil aktivitas motivasi siswa ketika melaksanakan outbound sebagai metode pembelajaran siswa yang sangat aktif dengan persentase 33.4%, siswa yang aktif dengan persentase 48.4%, siswa cukup aktif dengan persentase 11,6%, dan siswa kurang aktif dengan persentase 6.6%, dan siswa tidak aktif sebesar 0%.

b. Aktivitas Motorik

Berdasarkan data hasil penelitian lembar observasi (checklist)

aktivitas belajar siswa dalam lampiran 17 diperoleh data dari sub variabel aktivitas motorik yang tertulis dalam tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10. Aktivitas Motorik

No. Interval Kriteria f Persentase

(65)

Pada gambar 4.6 di atas, diperoleh data bahwa siswa yang sangat aktif dalam aktivitas motorik sebanyak 31.7%, aktif sebanyak 46.7%, cukup aktif sebesar 11.6%, dan kurang aktif sebesar 10%. c. Aktivitas Sosial

Berdasarkan data hasil penelitian lembar observasi (checklist)

aktivitas belajar siswa dalam lampiran 17 diperoleh data dari sub variabel aktivitas motorik yang tertulis dalam tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.11. Aktivitas Sosial

No. Interval Kriteria f Persentase

(66)

Gambar 4.7 di atas, menunjukan data bahwa 33.4% siswa yang sangat aktif, 50% siswa yang aktif, 10% siswa yang cukup aktif, dan 6.6% siswa kurang aktif.

Gambar-gambar aktivitas siswa selama kegiatan outbound

berlangsung dapat dilihat pada gambar 4.8 sampai dengan 4.10 berikut ini:

Sumber: Hasil Penelitian,2011.

Gambar 4.8. Aktivitas Belajar Siswa Dalam Permainan Berburu Harta Karun.

(67)

peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah segala peralatan kebersihan yang meliputi sapu, tempat sampah, dan engkrak (dalam bahasa jawa). Tujuan sisipan dari permainan adalah untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan dengan cara kerja bakti.

Sumber: Hasil Penelitian, 2011.

Gambar 4.9. Aktivitas Belajar Siswa Dalam Permainan Memecahkan Masalah Teman.

(68)

lingkungannya masing-masing dan setelah itu siswa yang ada di sebelah-sebelahnya memberikan saran dengan menuliskan solusi pemecahan masalah.

G

G

Sumber: Hasil Penelitian, 2011.

(69)

3. Pengaruh Outbound Sebagai Metode Pembelajaran Terhadap Aktivitas Belajar Siswa

Pengaruh outbound sebagai metode pembelajaran terhadap aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini, dapat diketahui melalui uji regresi sederhana yang diolah melalui program SPSS 16. Data yang diolah dalam uji regresi adalah data hasil penelitian dari lembar angket tentang variabel outbound dan data dari lembar observasi aktivitas belajar siswa. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan regresi sederhana adalah sebagai berikut:

a. Uji normalitas data

Uji normalitas merupakan hal yang sangat penting dalam pengolahan data statistik. Syarat suatu data dapat diolah dengan menggunakan regresi adalah data tersebut hrus berdistribusi normal.

(70)

Gambar 4.11. Uji Normalitas Data Variabel Outbound.

Gambar 4.11 tersebut memperjelas data hasil uji normalitas. Pada gambar 4.11 terlihat bahwa persebaran data mendekati garis normal yaitu berada di bagian atas dan bawah garis normal. Hal tersebut berarti bahwa data outbound normal.

Gambar 4.12. Uji Normalitas Data Variabel Aktivitas Belajar.

Observed Value

Normal Q-Q Plot of Otbound

Expected Normal

Normal Q-Q Plot of Aktivitas

Expected Normal

(71)

Pada gambar 4.12 di atas, terlihat bahwa persebaran data mendekati garis normal yaitu berada di bagian atas dan bawah garis normal. Hal tersebut berarti bahwa data aktivitas belajar normal b. Perhitungan regresi SPSS 16

Data hasil penelitaian yang diregresikan dalam penelitian ini ada pada lampiran 12 dan lampiran 13. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 16 menunjukkan bahwa:

1) Berdasarkan pada tabel korelasi diperoleh hasil hubungan korelasi

outbound dengan aktivitas belajar siswa bernilai 0,829 artinya hubungan outbound dengan aktivitas belajar siswa sangat kuat dan searah. Nilai (+) artinya bila outbound ditingkatkan maka aktivitas belajar siswa akan meningkat.

2) Uji signifikasi hubungan linear outbound dengan aktivitas belajar siswa dalam tabel ANOVA diperoleh F Hitung=127,401 F tabel dengan derajat bebas V1=1, V2=58 pada traf signifikasi 0,05 (F1=58,0,05) diperoleh F tabel=4,02. Sehingga F hitung > F tabel dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang artinya antara outbound

(72)

2 1

0 -1

-2

Regression Standardized Residual

10

8

6

4

2

0

Fre

que

nc

y

Mean = 3.26E-16 Std. Dev. = 0.991 N = 60

Dependent Variable: Aktivitas Belajar Siswa Histogram

3) Pada tabel summary diperoleh R²= 0,687 artinya variabel outbound

dapat menerangkan variabilitas sebesar 68,7% dari variabel aktivitas belajar siswa, sedangkan sisanya diterapkan oleh variabel lain (dengan R² merupakan koefisien determinasi)

(73)

Pada gambar 4.13 di atas, terlihat jelas bagaimana pengaruh penggunaan outbound terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa. Semakin sempurna outbound yang dilaksanakan maka akan semakin meningkatkan aktivitas belajar siswa.

C. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran outbound yang telah dilaksanakan dan bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII di SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati tahun 2011/2012. Berdasarkan pada hasil penelitian di atas, menunjukan bahwa:

1. Pelaksanaan Outbound

Pelaksanaan outbound dilokasi penelitian selama 6 kali yang dilaksanakan di kelas VIII A samapai VIII F secara umum atau krusial termasuk ke dalam kriteria siap dengan skor rata-rata sebesar 98,6 hasil ini dapat di lihat pada tabel 4.5 di sub pembahasan hasil penelitian pada halaman sebelumnya. Sedangkan untuk hasil pelaksanaan outbound per sub variabel, diperoleh hasil:

a. Persiapan pembelajaran

Hasil penelitian pada tabel 4.6 menunjukan bahwa hasil rata-rata dari kegiatan persiapan pembelajaran dengan menggunakan outbound

(74)

dan termasuk dalam kriteria cukup siap. Hal ini disinyalir dapat mempengaruhi hasil aktivitas belajar siswa menjadi kurang aktif, sebab alat dan instrumen dalam outbound sebagai metode pembelajaran merupakan hal yang sangat penting guna mencapai pelaksanaan outbound yang maksimal.

b. Pelaksanaan pembelajaran dengan outbound

Hasil penelitian pada tabel 4.7 menunjukan bahwa pelaksanaan

outbound baik secara rata-rata ataupun per indikator trmasuk kedalam kriteria siap dengan persentase rata-rata 79,5%. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan outbound sebagai metode pembelajaran di lokasi penelitian telah sesuai dengan kajian teori yang terdapat dalam bab II penelitian ini. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa guru telah membaca dan menguasai isi dari tata cara pelaksanaan outbound yang terdapat di dalam buku-buku literatur tentang outbound.

c. Evaluasi

(75)

2. Aktivitas Belajar Siswa

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8 di atas, diperoleh hasil penelitian bahwa secara garis besar atau rata-rata siswa selama mengikuti kegiatan outbound sebagai metode pembelajan termasuk ke dalam kategori aktif dengan skor rata-rata 50,1. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa sudah termasuk dalam kategori baik.

Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini meliputi tiga sub variabel yaitu aktivitas motivasi, aktivitas motorik, dan aktivitas sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil aktivitas belajar siswa tertinggi ada pada aktivitas sosial yaitu sebesar 50% hal ini berarti bahwa outbound

sebagai metode pembelajaran dapat meningkatkan kepedulian siswa terhadap sesama. Sedangkan hasil aktivitas motivasi sebesar 48,4% yang berarti bahwa motivasi belajar siswa ketika menggunakan outbound

sebagai metode pembelajaran tergolong ke dalam kategori aktif. Siswa begitu antusias dan konsentrasi ketika guru menyampaikan prosedur langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

outbound sebagai metode pembelajaran.Walaupun pada kenyataanya terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam aktivitas motivasi yang dalam tabel 4.8 memiliki persentase sebesar 6,6% dan termasuk dalam kriteria kurang aktif. Aktivitas motorik tergolong ke dalam kriteria aktif dengan besar persentase 46,7% hal ini berarti bahwa kegiatan outbound

(76)

3. Pengaruh Outbound Terhadap Aktivitas Belajar Siswa

(77)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 2 Gabus Kabupaten Pati tentang pengaruh metode outbound terhadap aktivitas belajar siswa diperoleh hasil bahwa kegiatan persiapan pelaksanaan outbound dalam tiap indikator sebagai berikut: penyusunan RPP sebesar 83.3%, memilih permainan 80%, menentukan lokasi 76.6%, menyusun prosedur pelaksanaan

outbound 96,6%, dan persiapan alat dan instrumen sebesar 63,3%. Kegiatan pelaksanaan pada tiap indikator penyampaian tujuan 76,6%, penyampaian langkah-langkah permainan 83.3%, permainan 79%, kegiatan penutup permainan 81% dan kegiatan evaluasi sebesar 75% dan terdapat pengaruh penggunaan metode outbound terhadap aktivitas belajar siswa dengan arah koefisien regresi sebesar 1,202x dengan persamaan regresi Y = -38,547 + 1,202x sehingga, diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Kegiatan pra-pelaksanaan hingga pelaksanaan dan evaluasi kegiatan dengan outbound sebagai metode pembelajaran IPS berbasis lingkungan di SMP Negeri 2 Gabus Kabupaten Pati, berdasarkan kategori kesiapan secara umum sudah siap dengan persentase rata-rata 78% akan tetapi, terdapat kriteria cukup siap dalam hal persiapan alat dan instrumen permainan yaitu hanya sebesar 63,3%.

(78)

2. Terdapat pengaruh positif dari penggunaan outbound sebagai metode pembelajaran IPS berbasis lingkungan terdapat aktivitas belajar siswa yaitu sebesar +1,202 dengan taraf signifikasi 0,05 yang artinya semakin sempurna outbound yang dilaksanakan maka akan semakin meningkat pula aktivitas belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti menyarankan kepada para guru dan calon guru IPS agar:

1. Dapat mengikuti latihan outbound atau membaca buku-buku litelatur tentang outbound terutama tentang evaluasi outbound sehingga dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan outbound dan pembelajaran IPS akan lebih menarik dan aplikatif.

2. Dapat menambah ketersediaan alat dan instrumen permainan outbound

secara lengkap sebelum memutuskan untuk melaksanakan kegiatan

outbound. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan outbound yang dilaksanakan akan berjalan lebih baik sehingga tujuan permainan dan pembelajaran dapat tercapai.

(79)

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaluddin. 2003. Outbound Management Training. Yogyakarta.: UII Pres

Anni, Catharina Tri. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Ayu,Andita. Sekolah Alam. http:edukasi.indoskripsi.com/ agustus 2008.(11 Juni 2011

Beetlestone, Florence. 1998. Creative Learning- Strategi Pembelajaran Untuk Melesatkan Kreativitas Siswa. Terjemahan Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media

Danumiarto dan Santoso. 2007. Eksperiental Learning By Outbound. Surabaya: Titik Terang

Darsono, Max. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press

Fathoni, Abdulrahmat. 2006. Metode Penelitian dan Tekhnik Penyusunan Skripsi.

Jakarta : PT Rineka Cipta

(80)

Nur, Zaenuri M. 2010. Ice Breaker Seabrek Ide dan Tekhnik Permainan di Dalam dan di Luar Ruangan Bernilai Edukatif dan Komunikatif.. Yogyakarta: Laksana

Papundu, Tika Moh . 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara Peter, Lamuri L. 2010. Games Outbound. http: //putra-ananda.com/c/ index_d.php

(20 maret 2011).

Rohani, Ahmad. 1997. Media Intruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiana, Dadang. Populasi dan Tekhnik Sampling. http/gobhro.com/metodologi penelitian/populasi dan tekhnik sampling

Sugandi, Achmad dkk. 2007. Teori Pembelajaran.Semarang: Unnes Press

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharyono. 2006. Pemikiran Geografi dalam Pendidikan dan Pengajaran.

Semarang: UNNES Press

Sumaatmadja,N.1997. Metode Pengajaran Geografi. Bandung: Bina Aksara Susanta, Agustinus. 2010. Outbound Profesional. Yogyakarta: CV Andi Offset Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka berfikir
Tabel 3.1.  Daftar Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gabus
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
Tabel 3.3. Parameter Outbound Sebagai Metode Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

for the Allied Powers to the Government of Japan as of the opening of business on the said date hereinabove ュpョエゥッョセ、@ セィ。エ・カ・イ@ イゥァィエセ@. and

Berdasarkan penelitian tersebut, dilakukan fraksinasi ekstrak metanol daun waru (Hibiscus tiliaceus L.) dengan metode Kromatografi Cair Vakum untuk mengetahui pada fraksi manakah

Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, terima kasih untuk semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Pimpinan dan segenap

antara lain, (1) penggunaan objek yang berbeda, penelitian ini menggunakan novel.. Bilangan Fu karya Ayu Utami, sedangakan penelitian tersebut menggunakan

The reality social reflected in literary works includes the social aspect (social structure, social status and social relation), economic aspect, political aspect,

DIAGNOSA TRAUMA ABDOMEN POST LAPARATOMI ATAS INDIKASI INTERNAL BLEEDING DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)RS.Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Penyusun Laporan Komprehensif ini

Setelah membuat block editor pada fungsi splash langkah selanjutnya yaitu membuat fungsi menu utama yang berguna untuk menampilkan peta serta koordinat dari lokasi tempat

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Profil Asam Amino dan Jaringan Baby fish Nila ( Oreochromis niloticus ) pada Umur Panen yang Berbeda adalah benar karya saya