No. : 203/Ketua/VII/2022
Hal. : Penugasan Dosen Tetap STFT Jakarta dalam Program Kursus Teologi Dasar
SURAT TUGAS
Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Theologi (STFT) Jakarta melalui surat ini menugaskan 8 (delapan) dosen STFT Jakarta untuk menjadi pembicara dalam Program Kursus Teologi Dasar Seri ke-6 dengan tema “Doktrin-doktrin dan Misteri Iman Kristiani”. Program ini dilaksanakan dengan tujuan menyediakan tempat bagi masyarakat yang berminat belajar teologi dasar sekaligus mempopulerkan ilmu teologi kepada masyarakat. Kursus Teologi Dasar diselenggarakan secara online oleh STFT Jakarta pada Semester Ganjil TA 2022-2023, dengan rincian sebagai berikut:
No. Nama Dosen Topik Waktu
1 Agustinus Setiawidi, Th.D. Kisah Penciptaan: Antara Mitos
dan Fakta Alam Semesta 28 Juli 2022 2 Yonky Karman, Ph.D. Misteri Hidup Manusia: Antara
Kodrat Ilahi dan Kejatuhan ke dalam Dosa
4 Agustus 2022
3 Yusak Soleiman, Ph.D. Kisah Hidup Umat Allah: Gereja yang Satu namun Berwajah Jamak
11 Agustus 2022
4 Simon Rachmadi, Ph.D. Keselamatan: Antara
Materialistis dan Spiritualitas 25 Agustus 2022 5 Dr. Rasid Rachman Sakramen: Tanda dan Sarana
Ahli Waris Ilahi (Baptisan)
1 September 2022
6 Prof. Joas Adiprasetya, Th.D. Misteri Kristus: Sabda yang
Menjadi Daging 15 September
2022 7 Ester Pudjo Widiasih, Ph.D. Sakramen: Tanda dan Sarana
Inkorporasi Hidup Ilahi (Perjamuan Kudus)
22 September 2022
8 Asigor Parongna Sitanggang, Th,D. Eskatologi: Akhir Zaman
sebagai Horizon Pengharapan 29 September 2022
Demikian surat tugas ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 4 Juli 2022
Septemmy Eucharistia Lakawa, Th.D.
Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta
SERTIFIKAT diberikan kepada:
sebagai pembicara dalam kegiatan Kursus Teologi Dasar semester genap 2021/2022
dengan judul
Perjanjian Lama Sebagai Kitab Suci
yang diselenggarakan pada 17 Maret 2022 di Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta
Jalan Proklamasi 27 Jakarta Pusat, 10320
Agustinus Setiawidi, Th.D.
Wakil Ketua I STFT Jakarta Bidang Akademik
Yonky Karman Ph.D.
KURSUS TEOLOGI DASAR ONLINE BERSERTIFIK AT
Seri Kelima
10 Maret 2022 17 Maret 2022 24 Maret 2022 31 Maret 2022
7 April 2022 14 April 2022 21 April 2022 28 April 2022
12 Mei 2022 5 Mei 2022
Asigor Sitangang, Th.D Yonky Karman, Ph.D. Agustinus Setiawidi Th.D
Prof. Samuel. B. Hakh, D.Th
Yonky Karman, Ph.D.
Agustinus Setiawidi Th.D Sally N.S. Neparassi, M.Th. Isabella N. Sinulingga, MTS.
Justitia. V. D. Hattu, Th.D.
Asigor Sitangang, Th.D
Markus Injil Tertua Perjanjian Lama sebagai Teologi Profetis
Kitab Suci Kitab Imamat
Kitab Ratapan Surat-surat Am Paul: The Letter and
Literary Writer
Narasi Kesembuhan dalam Alkitab dalam Perspektif Teologi DisabilitasRasul Paulus Penulis
Surat Terbanyak Anak dan Alkitab
`
KURSUS TEOLOGI DASAR 5
“Belajar Alkitab – Seri 2”
PENJELASAN
Melihat kebutuhan jemaat untuk belajar teologi dasar dengan baik dari tempat yang terpercaya, program Kursus Teologi Dasar, adalah sebuah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, dan salah satu program Bina Warga Jemaat dan Aktivis Bersertifikat, yang dirancang oleh Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta (STFT Jakarta), yang memberikan kesempatan kepada warga jemaat untuk belajar tema-tema dasar dalam ilmu teologi, dan juga untuk mempopulerkannya kepada publik. Program ini mendorong peserta yang berasal dari berbagai gereja menjadi ruang belajar bagi warga jemaat untuk memiliki keterampilan teologi dasar.
Pada seri keempat ini, Kursus Teologi Dasar mengangkat tema “Belajar Alkitab – Seri 2”.
Diharapakan melalui proses ruang belajar ini, peserta diharapkan memiliki keterampilan dalam liturgika dan musik gereja yang dapat diterapkan pada pelayanan di gereja masing-masing.
PENYELENGGARA
Kantor Wakil Ketua IV bidang Relasi Publik - Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta.
WAKTU PELAKSANAAN
Kelas diselenggarakan setiap hari Kamis, mulai tanggal 10 Maret – 12 Mei 2022 pukul 18.00–
20.00 WIB secara daring menggunakan aplikasi Zoom (jadwal terlampir).
BENTUK PERTEMUAN
• Pertemuan/kelas diadakan sebanyak 10 kali secara daring melalui aplikasi Zoom.
• Pembicara adalah dosen-dosen STFT Jakarta.
• Para pembicara menyiapkan dan menulis makalah/diktat (3000-4000 kata), serta bahan presentasi Powerpoint.
• Kesepuluh pertemuan/kelas dibagi sebagai berikut:
- Paparan materi selama 1 jam (18.00–19.00 WIB) - Istirahat selama 5 menit (19.00–19.05 WIB)
- Diskusi interaktif selama 55 menit (19.05–20.00 WIB) JADWAL KEGIATAN
Tanggal Tema Seri 1 Tema Seri 2 Pembicara
10 Maret 2022 Pengantar kepada
Teologi Alkitab Asigor Sitanggang, Th.D.
17 Maret 2022 Pengantar Teologi
Perjanjian Lama Yonky Karman, Ph.D.
24 Maret 2022 Kitab-kitab Musa Agustinus Setiawidi, Th.D.
31 Maret 2022 Kitab-kitab Sastra Yonky Karman, Ph.D.
7 April 2022 Kitab Nabi Agustinus Setiawidi, Th.D.
`
14 April 2022 Pengantar Teologi Perjanjian Baru
Prof. Samuel Benyamin Hakh, D.Th.
21 April 2022 Injil Bambang Subandrijo, Ph.D.
28 April 2022 Surat-surat Pastoral Isabella Novsima
Sinulingga, MTS.
5 Mei 2022 Kitab Wahyu Asigor Sitanggang, Th.D.
12 Mei 2022 Membaca Alkitab
dengan Mata Baru Justitia Vox Dei Hattu, Th.D.
PESERTA
Target peserta adalah 80-100 orang. Komposisi peserta dalam kegiatan ini adalah para pendeta, anggota Majelis Jemaat, aktivis/pengurus gereja (secara khusus pelayan dalam pelayanan liturgi dan musik gereja), mahasiswa teologi, dan warga jemaat umum.
BIAYA KONTRIBUSI
- Kategori umum: Rp1.000.020,00
- Kategori mahasiswa teologi: Rp600.020,00
- atau jika mengikuti per-pertemuan, masing-masing sebesar Rp150.020,00
Biaya kontribusi dibayarkan melalui transfer bank ke nomor rekening STFT Jakarta:
BCA Cabang Matraman No. 342-302-2635 (a.n. Yay Lembaga PT Teologi Jakarta).
PENDAFTARAN
Mengisi formulir elektronik pada tautan https://bit.ly/daftarKTD5
(Catatan: Terdapat kolom unggah bukti transfer, sehingga perlu melakukan transfer biaya kontribusi dahulu sebelum mengisi formulir)
Pendaftaran ditutup pada hari Senin, 7 Maret 2022. Informasi selanjutnya dapat menghubungi kami melalui email [email protected].
1
Kursus Teologi Dasar 5 STFT Jakarta
Kamis, 17 Maret 2022
Perjanjian Lama sebagai Kitab Suci
Yonky Karman
(2) Paulus menyurati Timotius, gembala sidang muda usia di Kota Efesus.
segala tulisan yang diilhamkan Allah ... bermanfaat untuk mengajar ... menyatakan kesalahan ... memperbaiki kelakuan ... mendidik orang dalam kebenaran ... manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. (2Tim. 3:16-17)
Yang dimaksud dengan “tulisan yang diilhamkan Allah” (Yn. graphe theopneustos; har. “tulisan yang dinapaskan Allah”) adalah “kitab suci” Yahudi (1Tim. 5:18 he graphe; Mat. 26:54 hai graphai; 2Tim. 3:15 hiera grammata), waktu masa PB belum Alkitab seutuhnya (PL + PB).
(3) I. Kitab suci Yahudi
Pada abad ke-2 SM, orang Yahudi mulai menyebut tulisan-tulisan keagamaan mereka sebagai suci (Ib. kitbe hakkodeš “tulisan-tulisan suci”; Yn. ta biblia ta hagia “kitab-kitab suci”;
sg. biblion “kertas, gulungan kitab”). Kata biblia kemudian lazim dipakai untuk “kitab”. Pada 223 Masehi, orang Kristen untuk pertama kalinya menyebut ta biblia untuk kitab suci Yahudi.
Yohanes Chrysostomus (347-407 M) tampaknya penulis Kristen pertama yang dalam tulisannya (386-388 M) menyebut ta biblia untuk Alkitab (PL sekaligus PB). Pada Abad Pertengahan, sebutan Latin untuk ta biblia ta hagia adalah biblia sacra atau biblia saja, dari situ kata Bible.
(4-5) Kitab suci Yahudi disebut Tanakh, sebuah akronim untuk ketiga bagiannya.
Tora Nebi’im Khetubim
(kitab Taurat) (kitab para nabi) (tulisan-tulisan;
Yn. hagiographa “tulisan-tulisan suci”)
Kejadian Yosua Mazmur
Keluaran Hakim-Hakim Ayub
Imamat Samuel Amsal
Bilangan Raja-raja Rut
Ulangan Yesaya Kidung Agung
Yeremia Pengkhotbah
Yehezkiel Ratapan
Hosea s/d Ester
Maleakhi Daniel
Ezra Nehemia Tawarikh Pentateukh Kitab sejarah Kitab puisi Kitab nabi Kejadian Yosua Ayub Yesaya Keluaran Hakim-hakim Mazmur Yeremia Imamat Rut Amsal Ratapan Bilangan Samuel Pengkhotbah Yehezkiel Ulangan Raja-raja Kidung Agung Daniel
2
Kursus Teologi Dasar 5 STFT Jakarta
Kamis, 17 Maret 2022
Tawarikh Hosea s/d
Ezra Maleakhi
Nehemia Ester
(6-7) Selain Tanakh (Teks Masora), ada 10 kitab lain dalam versi Yunani kitab suci Yahudi (Septuaginta/LXX). Kitab-kitab itu asalnya ditulis dalam bahasa Ibrani atau Aram (kecuali Kebijaksanaan Salomo dan 2 Makabe yang asalnya ditulis dalam bahasa Yunani).
Tobit Yudit
Tambahan-tambahan pada Kitab Ester Kebijaksanaan Salomo
Yesus bin Sirakh Barukh
Surat dari Nabi Yeremia
Tambahan-tambahan pada Kitab Daniel Kitab Makabe yang Pertama
Kitab Makabe yang Kedua
Kesepuluh kitab itu kemudian disebut Deuterokanonika (daftar kanon kedua, kanon pertama adalah Tanakh), yang dalam Alkitab Katolik terletak di antara PL dan PB, sebab memang kitab- kitab itu ditulis dalam rentang masa antara PL dan PB.1
(8) Septuaginta kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Hieronimus atau Jerome (347-420 M) untuk gereja, dengan juga berpedoman pada Tanakh, itulah Vulgata.
Kesepuluh kitab di luar Tanakh disatukan sebagai blok terpisah. Meski diakui sebagai “kitab- kitab gerejawi”, sejak itu letak kesepuluh kitab itu dan signifikansi teologisnya menjadi bahan perdebatan di antara gereja Ortodoks, Katolik, dan Protestan. Di gereja Protestan, kesepuluh kitab itu disebut apokrifa (Yn. apocryphos “hal-hal tersembunyi”; bukan kanon). Bagi orang Protestan, Deuterokanonika boleh dirujuk maupun tidak sebagai bahan bina iman, tetapi tidak untuk meneguhkan ajaran gereja (Lt. regula fidei “prinsip iman”). Martin Luther (1483-1546) memutuskan kembali kepada jumlah kitab PL seperti Tanakh (kanon pertama), tetapi urutan kitab tetap mengikuti Vulgata.
(9) Dua konsekuensi teologis PL sebagai kitab suci. Pertama, PL secara keseluruhan memandang dirinya tidak kurang dari sebagai firman Tuhan (klaim internal). Ratusan kali sabda nabi PL dimulai atau diakhiri dengan formula “demikianlah firman Tuhan”. Pada zaman dahulu, utusan raja menyampaikan amanat raja untuk rakyat dengan kalimat pembuka “demikianlah titah raja”. Apa yang dikatakannya hanya untuk diterima atau dipatuhi, tidak untuk dibantah atau didiskusikan. Ketika nabi PL mengatakan “demikianlah firman Tuhan”, nabi membawa diri sebagai utusan Raja segala raja yang sedang menyampaikan amanat Tuhan (apa yang disampaikannya hanya untuk ditaati, bukan untuk dibantah atau didiskusikan). Nabi adalah penyambung lidah Tuhan, berbicara atas nama Tuhan (bdk. Bil. 22:38; Yer. 1:9; Yeh. 2:7). Nabi
1Kanon (Yn. “tongkat pengukur,” “penggaris”): daftar resmi kitab-kitab yang termasuk kitab suci.
3
Kursus Teologi Dasar 5 STFT Jakarta
Kamis, 17 Maret 2022
yang sembarangan bicara (firmannya bukan dari Tuhan) disebut penyesat (Ul. 18:18-20). Umat PL terbuka di hadapan Tuhan dalam suatu komunikasi dua arah.
(10) Kedua, meski menyinggung fakta-fakta yang menjadi objek studi sains (fenomena langit, hal-hal di bumi, manusia, jual beli, sastra), Alkitab bukan kitab sains, bukan buku pintar untuk segala sesuatu yang sudah ada ilmunya. Sains memecahkan masalah manusia terkait fenomena alam, dengan kebenaran-kebenaran atau penjelasan-penjelasan yang bisa berubah (tergantikan) sesuai paradigma pengetahuan yang sedang berlaku. Bahasa sains (sains modern baru berkembang pada abad ke-17) menuntut ketepatan makna (satu arti, tak boleh ambigu): besi dipanaskan dan sepertinya memuai → pernyataan tak valid.
(11) Sebagai kitab suci, PL pertama dan terutama menjawab pertanyaan-pertanyaan pokok manusia di luar jangkauan sains. Ungkapan-ungkapan dalam PL pertama-tama untuk diimani, (12) sesuai tujuan utama penulisannya. PL banyak memakai ungkapan bahasa kiasan atau metafora, bukan tak sesuai atau bertentangan dengan fakta, melainkan dua hal dibandingkan untuk menjelaskan atau menegaskan yang satu dengan memberi ruang imajinasi dalam tafsir).
TUHAN adalah gembalaku. (Mzm. 23:1) lidahku ialah pena ... juru tulis. (Mzm. 45:2)
(13) Kitab suci agama apa pun, termasuk PL, hendak menjawab persoalan-persoalan dasar hidup manusia, soal-soal yang pada dasarnya di luar jangkauan sains. Mengenai manusia: apa hakikatnya? dari mana asalnya? ke mana perginya setelah mati? apa makna dan tujuan hidupnya di dunia? apakah dunia huninya ini (bumi) akan abadi atau ada akhirnya? bagaimana sikap kepada yang berbeda agama? Mengenai Tuhan: seperti apa Dia? siapa Dia? dapatkah manusia mengenal-Nya? bagaimana relasi-Nya dengan dunia? Mengenai dosa: apa itu sebenarnya?
bagaimana mengatasinya? bagaimana menjalani hidup di dunia agar bahagia dan selamat? apa saja prinsip-prinsip hidup baik? Karena itu, PL selalu relevan dengan hidup manusia.
firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. (Mzm. 119:105)
langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. (Mat. 24:35) (14) Namun, penjelasan PL atas soal-soal itu dibungkus dalam suatu dunia semesta (tak persis sama dengan punya kita), dunia semesta yang dipercaya insan PL yang berakar pada pengalaman kosmis orang kuno di Timur Tengah, itu juga dunia semesta sesudah Pembuangan (abad ke-6 SM dst), diaspora Yahudi di Timur Tengah dan Asia Kecil. Jelas salah alamat mengajukan (15) pertanyaan ilmiah kepada Alkitab. Tak perlu mempertentangkan Alkitab dengan sains (berbasis materi dan energi), seolah-olah harus pilih salah satu: menerima (penjelasan) Alkitab = menolak sains atau menerima (penjelasan) sains = menolak Alkitab.
(16) II. Istilah “lama” dan “baru”
Istilah “lama” (Perjanjian Lama) dan “baru” (Perjanjian Baru) memberi kesan superioritas PB; yang baru lebih dihargai, yang lama dianggap usang; atau, PL sekadar latar persiapan untuk kedatangan Yesus. Istilah lebih netral: Perjanjian Pertama dan Perjanjian Kedua.
4
Kursus Teologi Dasar 5 STFT Jakarta
Kamis, 17 Maret 2022
(17) Frasa “perjanjian yang lama/baru” di Alkitab sendiri tiada hubungannya dengan PL/PB sebagai kitab suci. Dalam PL, “perjanjian baru” untuk perjanjian yang langsung ditulis Tuhan di hati umat, bukan pada loh batu (Yer. 31:31). Hati umat PL diubah jadi baru sehingga melakukan hukum Taurat dari hati, tak lagi “melupakan perjanjian TUHAN” yang membuat mereka
(18) dibuang (Yer. 22:9). Tuhan mengikat perjanjian kekal dengan umat PL dan tiada henti- hentinya akan “berbuat baik kepada mereka” (Yer. 32:39-40). Masa depan bar u bagiumat dimulai dari Tuhan yang tak akan membatalkan perjanjian-Nya.
(19) Dalam PB, frasa “perjanjian lama” hanya satu kali (2Kor. 3:14) untuk “perjanjian yang pertama” (Ibr. 9:15), “perjanjian yang telah menjadi tua” (Ibr. 8:13), “perjanjian yang bertumpu (20) pada hukum [agama] tertulis” (2Kor. 3:6), kitab Musa (Kejadian-Ulangan). Dalam PB, frasa “perjanjian baru” untuk perjanjian yang tak terdiri atas hukum Taurat tertulis (yang akan membawa kematian), melainkan perjanjian yang bergantung pada Roh Allah yang memberi kehidupan (2Kor. 3:6), perjanjian yang disahkan dengan darah Yesus (Luk. 22:20; 1Kor. 11:25;
Ibr. 12:24).
(21) III. Kanonisasi
Gereja pertama di Yerusalem dimulai oleh orang-orang Yahudi (para rasul dll), yang memakai Tanakh untuk berkhotbah dan mengajar, tak pernah keluar dari agama Yahudi sampai akhir hayat mereka. Di luar Yerusalem, gereja beranggotakan orang Kristen Yahudi dan non- Yahudi. Pada abad-abad pertama gereja, bermunculan tulisan-tulisan kristiani (dalam bentuk injil dan surat kiriman), begitu banyak sehingga para pemimpin gereja waktu itu harus memutuskan (22) mana tulisan yang mengikat (kanonis) bagi iman dan praktik hidup umat. Tulisan-tulisan yang mengikat itu disebut Perjanjian Baru; gereja menyebut Tanakh sebagai Perjanjian Lama (sebuah istilah Kristen); kesatuan keduanya adalah Alkitab, ibarat kesatuan suami-istri (terbedakan tetapi tak terpisah).
(23) Mengapa gereja tidak memakai saja nama Tanakh, mengingat isinya persis sama (sebagian berbeda dalam urutan kitab-kitab)? Pertama, PL merupakan konsekuensi kehadiran korpus PB. Kedua, orang Yahudi membaca Tanakh tidak dalam relasi teologis dengan sesuatu di luarnya.2 Secara konten, PL produk Yahudi (Tanakh masih membentuk keumatan Yahudi sampai sekarang), sementara PB produk Kristen; kedua bagian Alkitab itu merupakan produk dua komunitas umat berbeda.
(24) Orang Kristen membaca PL dari perspektif PB (seperti para penulis PB), tetapi tak harus selalu begitu. Mengingat keyahudian PL, harus dihindari anakronisme (ketidakcocokan zaman) dan subordinasi PL. Untuk memahami teks PL dengan lebih baik tanpa perlu hidup seperti orang Yahudi (menunaikan rukun-rukun agama Yahudi), integritas PL harus dijaga, dibaca bersama (25) keyahudiannya. Ada bagian PB sebagai penggenapan janji dalam PL, tetapi PL bukan seluruhnya janji, sebagaimana PB juga bukan seluruhnya penggenapan. Teks-teks PL bisa dibaca
2Talmud dan Midrash (tradisi lisan tetapi otoritasnya sama dengan Tanakh) dibaca sebagai penjelasan dan implementasi Tanakh, bukan kelanjutan ataupun penggenapannya.
5
Kursus Teologi Dasar 5 STFT Jakarta
Kamis, 17 Maret 2022
dari dirinya sendiri (tidak inferior terhadap PB), dalam relasi dialektis dengan PB (bukan subordinat PB).
Laporan Kursus
Semester ini, STFT Jakarta menyelenggarakan kursus teologi dasar, pembelajaran teologi bagi kaum awam. Topik besar kali ini adalah tentang Alkitab. Saya memberikan sebuah kursus bertema Perjanjian Lama sebagai kitab suci pada 17 Maret 2022.
Peserta terdaftar 53 orang tetapi yang hadir 43 dan bertahan sampai akhir sesi yang berlangsung 2 jam. Sesi tanya jawab berlangsung 1 jam dan saya mendapat pertanyaan- pertanyaan berbobot karena peserta orang dewasa, bahkan Prof Miranda Gultom hadir sampai akhir.
Jakarta, 17-3-2022
Yonky Karman, PhD