9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Manajemen
2.1.1 Pengertian Manajemen
Para ahli memiliki perbedaan pandangan dalam memaknai batasan manaejmen, seperti yang dikemukakan oleh Syafaruddin
& Nurmawati (2011: 6) bahwa manajemen telah populer di kalangan organisasi. Jika diartikan secara sederhana,
“management” merupakan sebuah pengelolaan yang berupa rangkaian proses untuk mengelola dan menata sebuah organisasi untuk mencapai tujuan akhir. Ahli lain yaitu John D. Millet dikutip oleh Sukarna (2011: 2) mendefinisikan manajemen sebagai langkah membimbing dan memfasilitasi pekerjaan secara terorganisir dalam kelompok yang formal untuk mencapai tujuan.
Pengertian lain manajemen merupakan angkah dalam memadukan sumber yang tidak berhubungan menjadi satu system untuk mencapai sebuah tujuan (Abdul Choliq, 2011: 2). Stoner dikutip oleh dibuat Abdul Choliq (2011: 3) menguraikan pengertian “manajemen sebagai sebuah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang berupa usaha-usaha kelmpok dan pemanfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah dibuat dan sebuah manajemen dikatakan manajemen jika mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui usaha dalam kelompok (George R. Terry, dalam Sukarna, 2011:3).
10
Jika melihat beberapa definisi yang sudah dikemukakan maka diperoleh kesimpuan yaitu manajemen adalah rangkaian aktivitas diantaranya merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan melakukan proses pengawasan dalam mengkoordinir sebuah organisasi untuk menuju tujuan organisasi yang telah dibuat sejak awal.
2.1.2 Fungsi Manajemen
Menurut Terry (2010: 9), fungsi manajemen yakni planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan).
2.1.2.1 Perencanaan
Perencanaan diartikan sebagai prses menetapkan sebuah yang dikerjakan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah dibuat. Perencanaan terdiri dari pengambilan keputusan, karena memiihkan aternatif dalam pengambilan keputusann. Kemampuan dalam visuaisasi apa saja yang akan diakukan mendatang sagat dibutuhkan dalam perencanaan.
Langkah dalam melakukan perncanaan diantaranya, menetapkan tujuan perencanaan, memillih tindakan yang tepat dalam mencapai tujuan, memikirkan kondisi yang akan datang, menjelaskan cara agar tujuan tercapai, dan meaksanakan rencana dan melakukan evaluasi hasil.
2.1.2.2 Pengorganisasian
11
Organizing mulanya berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai alat, merupakan proses mengelompokkan kegiatan serta penugasan dalam kelompok untuk mencapai tujuan kepada atasan (Terry & Rue, 2010: 82).
Pengorganisasian bertujuan untuk mengumpulkan dan mengatur semua sumber yang dibutuhkan salah satunya manusia, untuk keberhasilan usaha yang telah dilakukan.
2.1.2.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan berupa sebuah usaha mengarahkan anggota kelompok dengan berbagai cara agar mau berusaha mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama-sama (Terry, 2010).
Dalam pelaksanaan diperlukan usaha yang dilakukan secara kompak oleh kelompok.
2.1.2.4 Pengawasan
Pengawasan diakukan dengan ebberapa tahap yakni menentukan standar, mengukur peaksanaan kegiatan, mengukur keterlaksanaan kegiatan, membandungkan hasil pelaksanaan menggunakan standar dan analisa penyimpangan, dan mengambil tindakan koreksi ketika dibutuhkan.
2.2 Bimbingan Karir
2.2.1 Pengertian Bimbingan Karir
Bimbingan karir merupakan kegiatan memberi bantuan kepada siswa yang bertujuan agar siswa mampu menyesuiakan
12
diri, memahami dunia kerja, dan menetapkan pilihan karir masa depannya. Sebagai bentuk usaha membantu karir siswa agar siswa tidak kesulitan menentukan karirnya. Menurut Winkel &
Hastuti (2012: 623), bimbingan karir diartikan sebagai upaya memberikan pendidikan karir dan memfokuskannya pada perndampingan siswa agar perkembangaanya bisa maksimal dan terarah. Bimbingan karir disebut juga sebagai bimbingan jabatan adalah bentuk upaya pendidikan karir atau pendidikan jabatan, dan secara bersamaan fokus pada pendampingan perkembangan karir remaja.
Bimbingan karir dikatakan sebagai salah satu aspek dari bimbingan dan konseling (Walgito, 2010: 201). Bimbingan karir hanyalah merupakan bagian dari bimbingan secara keseluruhan.
Banyak kendala yang dihadapi saat ini khususnya sekolah menengah karena banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi.
Bimbingan yang terkait pekerjaan harus disampaikan sebaik mungkin. Bimbingan karir menurut Sears & Gordon (2011:21) yaitu bantuan yang diberikan konselor untuk membantu konseli dalam mengintegrasikan dan menerapkan bagaimana konseli memahami dirinya dan lingkungannya untuk dapat membuat keputusan-keputusan dan menyesuaikan karirnya secara tepat.
Menurut Winkel seperti yang dikutip oleh Tohirin (2011:133-134) bimbingan karir didefinisikan sebagai proses pemberian bantuan untuk mempersiapkan diri emmasuki dunia kerja, memilih jenis pekerjaan yang tepat, dan membekali diri agar siap menerima jabatan ayng akan diterimanya ketika sudah
13
bekerja beserta tanggungjawab yang akan dilaksankannya. Dari pengertian tersebut, bimbingan karir memiliki makna sebagai bantuan dari konselor kepada konseli/ sisw untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalah karirnya.
Dari beberapa pengertian di atas maka diperoleh kesimpulan bahwa bimbingan karir merupakan sebuah proses pemberian bantuan kepada konseli/siswa dari konselor supaya mampu mempersiapkan diri dan mampu menentukan karir untuk masa depannya.
2.2.2 Tujuan Bimbingan Karir
Bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat penting dalam proses pelaksanaan bimbingan karir dan berusaha menyediakan program studi yang merupakan bentuk persiapan memasuki dunia kerja. Bimbingan karir memiliki definisi sebagai usaha untuk menambah pengetahuan dan pemahaman akan dirinya, terutama yang dimiliki individu itu sendiri (Walgito, 2010: 203).
Output yang diharapkan melalui layanan bimbingan karir ini adalah mereka wajib memiliki kemampuan tidak hanya dari aspek pengetahuan teori namun juga aspek keterampilan praktis serta sikap-sikapmkerja dan perilaku sosial yang dibutuhkan dalam dunia kerja mutlak dimiliki agar siap secara mental dan keterampilan dalam memasuki era industri yang milenial saat ini (Permatasari, Nina, 2016: 270). Selain itu, dalam panduan Operasional Pelaksanaan BK di SMK (2016:48) menjelaskan
14
secara implisit mengenai tujuan bimbingan karir berdasarkan aspek perkembangan pada siswa di SMK, bahwa siswa/konseli harus :
1. Mampu memahami dirinya pada aspek kemampuan, minat dan sikap/kepribadian yang dapat mendukung arah vokasionalnya.
2. Mendapatkan informasi dan wawasan terkait dunia kerja yang mengasah kemampuan persiapan kompetensi karir siswa.
3. Memiliki sikap-sikap yang positif yang diperlukan dala dunia kerja seperti etos kerja, disiplin, bertanggungjawab dan mandiri.
4. Memahami persyaratan keahlian dan keterampilan yang diperlukan dalam dibidang pokerjaan yang dicita-citakan siswa dnegan relevansi keilmuan yang saat ini mereka tempuh.
5. Memiliki konsep diri yang baik terhadap identitas karirnya yang telah ia sesuaikan dengan kelenihan/potensi yang ia miliki, mampu merencanakan dan merancang masa depannya berdasarkan kehidupannya secara rasional, minat, kemampuan sosial ekonomi dan memiliki kematangan dalam setiap pengambilan keputusan.
2.2.3 Kebutuhan Program Bimbingan Karir di SMK
15
Pada saat ini perekonomian di Indonesia semakin bertumbuh secara konstan dan lebih rumit, fenomena pengangguran dan persaingan sumber daya tenaga kerja merupakan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia saat ini.
Tantangan yang dimaksud asalah tuntutan pihak DUDI/pasar kerja yang membutuhkan tenaga kerja yang siap kerja dengan memiliki kemampuan multi-skill, di mana kemampuan tersebut harus diberikan oleh pihak lembaga pendidikan di satuan sekolah menengah kejuruan (Yahya, 2018:10-11).
Memperhatikan perkiraan persaingan pangsa pasar kerja di atas maka urgent sekali program layanan bimbingan karir di SMK memperhatikan aspek-aspek yang harus dipersiapkan sedini mungkin pada siswa di SMK. Kebutuhan komponen yang perlu diperhatikan untuk peningkatan kualitas siswa sebagai calon usia produktif di erannya nanti adalah bagaimana siswa dapat memiliki kemandirian perilaku secara social, social dan ekonomi, mampu mengembangkan lebih dari satu aspek pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya (multi-skills) yang berperan dalam kehidupan bermasyarakatnya, mampu mengidentifikasi dan mengembangkan potensi kemampua intelektualnya, bakatnya secara khusus, bidang yang diminatinya serta apresiasi seni yang dapat mendukung keberhasilan siswa di masa depannya. Kompetensi penting yang secara umum kompetensi ini merupakan kebutuhan umum yang diperlukan oleh siswa/konseli bagi konselor/guru BK dalam merancang
16
program bimbingan karir (Super, Donald, E. 1994: 78) adalah kompetensi pengetahuan tentang pekerjaan-pekerjaan dan kompetensi keterampilan pada pembuatan keputusan. Informasi pekerjaan, secara luas, berarti mengetahui ketentuan/syarat, rutinitas, dan penghargaan dari bermacam pekerjaan yang menjadi bidang minat pekerjaannnya. Informasi, secara mendalam, berarti memiliki pengetahuan rinci tentang kelompok pekerjaan yang ia sukai. Serta kompetensi pembuatan keputusan berarti kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip pembuatan keputusan rasional pada pilihan pendidika dan pekerjaan dari seseorang.
2.2.4 Peran dan Tanggung Jawab Konselor Dalam Bimbingan Karir
Peran dan tanggung jawab konselor berbeda dengan tugas dan tanggung jawab guru, walaupun sama-sama berada dalam latar pendidikan formal. Bahwa tugas utama dari guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti merancang, mengelola dan menilai hasil pembelajaran sedangkan tugas konselor/guru BK adalah memberi sebuah layanan berupa bimbingan dan konseling guna membantu siswa/konseli memahami, menerima, mengarahkan dan mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya agar berkembang secara optimal (Gibson R.L & Mitchell, H.M. 1999: 98).
17
The American Vocational Association (AVA) dan National Vocational Guidance Association Commision on Career Guidance and Vocational Education (Super, 1984: 45), menyatakan beberapa peran dan tanggung jawab konselor dalam layanan bimbingan karir:
1. Mengkoordinasikan dan merencanakan program bimbingan karir bersama-sama dengan tim untuk memberikan layanan bimbingan karir kepada siswa/konseli berdasarkan kompetensi yang harus dicapai siswa.
2. Menggunakan dan mengkoordinasikan informasi/data terkait dari siswa/konseli untuk digunakan secara tepat terkait pada perencanaan dan pengambilan keputusan karir siswa/konseli.
3. Membantu menyiapkan dan memberikan pemahaman mengenai pertumbuhan dan tugas-tugas perkembangan siswa/konseli terkait dengan pilihan rencana karirnya.
4. Membantu mengindentifikasi dan mengkoordinasi pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki sekolah dan masyarakat dilingkungan sekitar yang dibutuhkan untuk memudahkan bimbingan dan konseling karir.
5. Mengevaluasi hasil-hasil belajar dan aspek-aspek psikologis yang muncul pada siswa/konseli untuk digunakan datanya keperluan konseling dengan siswa/konseli serta sebagai data untuk berkonsultasi
18
dengan para guru pengajar, orang tua serta stakeholder yang terkait.
6. Bekerjasama dengan pihak DUDI/Instansi pemerintah terkait untuk program magang/pelatihan sesuai dengan program studi/kejuruan siswa.
7. Layanan konseling individual dan kelompok secara rutin dan berkesinambungan untuk mendorong, memperluas pengalaman-pengalaman, pengetahuan, pemahaman dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan siswa/konseli dalam perencanaan karirnya.
2.2.5 Manfaat Bimbingan Karir
Walgito (2010: 204) menjelaskan bahwa bimbingan karier ini adaah salah satu aspek dari bimbingan konseling secara utuh.
Saat ini, bimbingan karier mendapat psisi penting dan khusus sehingga lebih sering mendapat perhatian dan harus diakukan.
Berikut manfaatnya :
1. Siswa sekolah menegah atas pada akhir semester dua perlu menetapkan pilihan akrir dan pemantapan jurusan sehingga memerlukan bantuan guru BK/konselor sekolah.
2. Tidak semua siswa yang selesai sekolah baik SMA/SMK bisa menentukan karir selanjutnya. Apalagi untuk siswa yang ingin bekerja akan sangat dibutuhkan informasi karir yang banyak.
19
3. Siswa sekolah menengah adalah individu yang potensial untuk bekerja, oleh karenanya diperlukan persiapan sebaik-baiknya.
4. Dikarenakan siswa sekolah menegah ini ada apda masa remaja menuju dewasa yang sedang mencari jati diri, sehingga diperukan bimbingan terutama karir agar bisa lebih mandiri dalam menentukan masa depannya.
2.2.6 Teori Perkembangan Karir Remaja
Peralihan yang terjadi dari individu pada masa anak-anak kemudian menjadi masa dewasa disebut remaja dimana terjadi juga perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional (Santrock 2009:26). Sedangkan fase remaja diartikan sebagai masa kelebihan hormon yaitu zat-zat kimia yang sangat kuat yang disekresikan oleh kelenjar-kelenjar endoktrin lalu oleh aliran darah diedarkan keseluruh tubuh (Yusuf, 2009:11). Masa remaja disimpulkan sebagai perpindahan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang dapat dilihat dari perubahan fisik, matangnya organ seksual, perkembangan secara sosial dan psikologis, dan merupakan peralihan dari yang awalnya bergantung pada orang lain menjadi lebih mandiri. Ketika individu berusia 12-21 untuk wanita dan 13-22 untuk laki-laki. Remaja harus sudah mampu untuk mengatur hal-hal penting yang berkaitan dengan karir sebagai remaja walaupun prosesnya tidak mudah untuk dilakukan.
20
Perkembangan remaja memiliki tugas utama seperti yang dikemukakan oleh Hurlock (dalam Yusuf, 2009:21-23) bahw atugas utamanya adalah mampu menerima fisik, manidir secara emosional, mampu bergaul dan mengembangkan kemampuannya secara emosional, menemukan role model yang akan dijaikan identitas dirinya, menerima diri sendiri dan kemmpuannya, memperkuat pengendalian diri, penyesuaian perilaku, dan mempersiapkan karirnya.
Karakteristik pada remaja memiliki kesesuaian dengan ciri-ciri perkembangan karir di tahap eksplorasi yaitu usia 15-24 tahun (Uman 2009:113). Eksplorasi merupakan tahap penilaian diri, berbagi peran, serta melakukan tugas-tugas di sekolah. Ada tiga tahap/level eksplorasi yaitu tahap tentatif pada usia 15-17 tahun. Pada tahap ini dikatakan bahwa remaja mulai mempertimbangkan aspek kebutuhan, kemauan, kemampuan, nilai dan kesempatan secara menyeluruh. Tahap lanjutan yaitu perpindahan (usia antara 18-21 tahun), tahap dimana individu mampu memberikan pertimbangan yang realistis. Tahap berikutnya merupakan tahap mencoba (usia antara 22-24 tahun).
Tahap mencoba yaitu mulai menemukan jenis pekerjaan yang cocok, serta mencobanya sebagai sesuatu yang sangat menguntungkan.
2.3 E-Learning
2.3.1 Sejarah E-learning
21
Informasi adalah emas. Di era ini, orang lebih cepat menerima informasi akan menjadi pemenang. Untuk itu sistem pembelajaran di era digital ini harus mengupayakan penyebaran informasi secara luas dan cepat, sehingga pesan-pesan pembelajaran dapat di peroleh dengan cepat dan akurat. Inilah yang seharusnya menjadi kekuatan dari media dan metode saat ini. karena dengan cara itu lah manusia dari berbagai belahan bumi dapat saling terkoneksi dan belajar berbagai hal yang diinginkannya menurut bakat, minta, dan kecepatan belajarnya sendiri.
Bidang pendidikan saat ini banyan memanfaatkan e- learning daam proses pembelajaran. Banyak penelitian yang dilakukan terkait kegunaan e-learning ini yang mampu memberikan pengaruh positif terhadap proses serta hasil belajar.
Bahan ajar dapat disajikan menyesuaikan dengan gaya belajar baik secara visual, auditorial maupun kinestetik menggunakan fasilitas e-learning (Surjono, dalam Wahyuningsih 2017:3).
E-learning baik digunakan daam membangun keterampilan berfikir individu baik itu berfikir kreatif, kritis, ataupun metakognisi (Mayer, dalam Wahyuningsih 2017:2)
Kajian-kajian di atas menjadi bukti bahwa e-learning digunakan oleh berbagai perguruan tinggi dan instansi diberbagai negara. Dikatakan fleksibel dan terdistribusi karena pengguna e- learning bebas menggunakan waktu, tempat, kecepatan, isi materi, gaya belajar, jenis evaluasi, dan belajar secara mandiri (Surjono, dalam Wahyuningsih 2017;3).
22 2.3.2 Pengertian E-learning
Michael dikutip oleh Wahyuningsih (2017:3) mengartikan e-learning sebagai kegiatan pembelajaran menggunakan media berupa elektronik. Dalam pemahaman ini lebih menekankan pada semua hal yang berkaitan dengan alat ekektronik yang membantu individu untuk belajar.
Pada mulanya e-learning ada untuk mempermudah pembelajaran yang tidak memungkinkan untuk dilakukan secara tatap muka yang disebut dengan pembelajaran jarak jauh.
Pembeajaran ini adalah bentuk dari pembelajaran yang siswanya terpisah dengan pendidik baik secara jarak maupun waktu.
Pembelajaran ajrak jauh ini ada pertama kali di Amerika dan Eropa lebih sekitar 1 abad yang lalu. Pembelajaran ini juga merupakan bentuk gebrakan baru dari pembelajaran secara tatap muka, akan tetapi IPTEK, kultur / budaya, dan juga letak geografis, serta kesempatan belajar menjadi alasan penting pembelajaran ini dilakukan. Pada saat ini, media cetak dianggap sudah tidak fleksibel au muncu invasi media baru berupa audio dan video.
Internet merupakan singkatan dari interconnected networking yaitu sistem yang menghubungkan antarjaringan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi telekomunikasi menggunakan satelit. Sehingga kata online merupakan istilah yang lazim digunakan ketika kita sedang terhubung melalui internet. Hal tersebut menjelaskan bahwa aktifitas online selalu
23
berkaitan dengan penggunaan internet, sedangkan internet adalah bagian dari teknologi jaringan. Dari penjelasan tersebut, pengertian e-learning dikatakan sebagai system pembelajaran yang mampu memberi dukungan serta fasilitas bagi penggunanya untuk memakai komputer dan jaringan.
2.3.3 Karakteristik E-learning
Untuk membahas karakteristik dari e-learning penting untuk tahu cirri-ciri pembelajaran tradisional untuk mengetahui perbedaannya. Pembelajaran tradisional dilaksanakan secara tatap muka. Kegiatan ini dilakukan dengan mempertemukan siswa dan pendidik dalam waktu dan tempat yang sama untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sistem pembelajaran ini memiliki kekhasan tersendiri karena interaksi antara siswa dan pendidik terjadi secara langsung tanpa ada perantara.
E-learning memfokuskan pada peningkatan kemmpuan secara personal dan membentuk kemandirian belajar yang berbeda sekali dengan pembelajaran tradisional. Namun sangat memungkinkan melalui e-learning terjadi peningkatan keterampilan social dan peningkatan pembelajaran proses sosial.
Kita bisa lihat beberapa prinsip penerapan e-learning oleh (Littlejohn & Pegler dalam Wayuningsih, 2017: 9) yaitu:
1. Personalisasi
E-learning membuat siswa mampu belajar sesuai dengan kecepatannya sendiri dan juga mengikuti minat dan perlu dipelajari. Lalu siswa juga mendapat kan respn secara pribadi dari
24
pendidik tanpa diketahui oleh yang lain. Pendidik dan siswa dapat menentukan dnegan tegas interaksi yang akan terjalin melalui cara menolak atau menerima interaksi dari pengguna lainnya.
2. Keamanan
Setiap orang mengharapkan agar sumber dan hasil belajar yang dilakukannya dapat tersimpan dengan aman, sehingga e- learning adalah pilihan yang tepat untuk menyimpan data dengan aman. Dokumen yang tersipan dalam bentuk dokumen baik itu tugas, hasil ujian, dan file akan tetap aman dan terjaga selama tidak ada kerusakan di server tersebut.
Cara ini dianggap lebih baik disbanding menyimpannya dalam bentuk cetak atau hard copy saja. Dalam bentuk cetak,risiko dokumen using karena faktor usia serta kemungkinan terjadi kecelakaan dan musibah seperti kebakatan dan banjir sangat mudah menghancurkan dokumen tersebut. Selain itu, menyimpan dokumen cetak dalam jumlah yang besar banyak memakan tempat.
Melalui sistem online user dimudahkan dengan fasilitas penyimpanan bahkan ketika pekerjaan belum selesai dikerjakan.
Sehingga data yang terkumpul lebih aman karena tersimpan dalam bentuk digital.
3. Belajar mandiri
E-learning memberikan akses yang bebas bagi siswa untuk melihat ulang materi yang mereka ingin lohat lagi.
25
Sehingga, siswa dapat belajar mengikuti kecepatan dirinya, tanpa berpatokan pada kecepatan orang lain. Komputer dan jaringan internet akan mendukung terus penelusuran yang sama tanpa terbatas waktu.
4. Tracking
Dengan penggunaan e-learning sangat mungkin jika pendidik melakukan diskusi bersama siswa baik individu maupun kelompok yang meliputi penggunaan waktu dan penyelesaian tugas.
Informasi dari pelacakan ini bisa digunakan sebagai pengingat ketika siswa megalami kesulitan dalam belajar.
Pelacakan juga dapat berfungsi sebagai masukan bagi pendidik untuk menghilangkan atau memasukkan konten mana yang banyak menarik peminat atau dibutuhkan siswa.
5. Aplikasi pihak ketiga
Peggunaan teknologi komputer yang lengkap dengan aplikasi yang ada mampu membantu dalam mengembangkan materi untuk menjadi lebih menarik. Dengan penyajian konten materi yang menarik dapat meningkatkan kemudahan dan kenyamanan belejar, sehingga pembelajaran lebih berkualitas.
Dalam penggunaan teknologi komputer dan internet, banyak user yang memanfaatkannya untuk menyelesaikan tugasnya dengan aplikasi yang dibuat oleh pihak ketiga.
26 2.3.4 Implementasi E-learning
E-learning memiliki fungsi tentunya tidak sama dalam setiap penggunaannya. Perbedaan yang dapat kita lihat terletak pada karakteristik materi serta siswa, tujuan yang ditetapkan, sarana dan prasarana yang ada, lalu kebijakan selama pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya ada fungsi e-learning dalam kegiatan belajar mengajar yang berperan sebagai supplement, complement, dan replacement. Keterangan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Supplement
Supplement di sini dapat diartikan bahwa e- learning sebagai altenatif belajar, lalu digunakan untuk tambahan ketika pembelajaran tatap muka. Metode tatap muka menjadi yang utama dan e-learning digunakan untuk menambah informasi lebih luas lagi. E-learning juga digunakan untuk kemandirian belajar siswa dengan cara menyadari kapan perlu tambahan materi agar tujuan tercapai.
2. Complement
E-lerning berfungsi sebagai complement ketika digunakan untuk pelengkap pembelajaran secara tatap muka. Selain pelengkap, penggunaan keduanya bisa juga seimbang yang disebut blended/hybrid learning.
Keduanya ini saling melengkapi dengan kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Materi utama menjadi lebih jelas apabila materi pelengkap dirancang dengan baik.
27
Tujuannya adalah memudahkan siswa dalam menguasai tuntutan pembelajaran.
3. Replacement
Bentuk pembelajaran ini biasa disebut sebagai sebagai fully e-learning yang sudah mulai digunakan diberbagai instansi atau lembaga di Indonesia. E-learning dapat menggantikan pembelajaran tatap muka dari proses belajar yang berlangsung sampai kegiatan evaluasinya.
Beragamnya jenis materi memberikan banyak pilihan jenis materi yang dapat diakses kapanpun oleh siswa.
2.4 Edmodo
2.4.1 Pengertian Edmodo
Menurut Priowijanto (2013: 3), Edmodo merupakan platform dari media social yang menyerupai facebook khusus untuk sekolah dan fungsinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Edmodo sebagai salah satu media menarik untuk guru dan siswa yang pengaplikasiannya menyerupai Facebook.
Guru bisa dengan mudah mengelola media ini dengan fitur terbaik dan praktis. Guru juga dapat terhubung dengan mudah bersama siswa. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan dalam Edmodo seperti komentar, kuis, polling, dan banyak lainnya. Guru juga bisa memberikan poin yang berpendapat dan pendapatnya bagus serta berguna untuk teman lainnya. Untuk siswa yang mengganggu proses pembelajaran akan diberi
28
hukuman oleh guru. Jika menggunakan Edmodo, tidak diperbolehkan adanya singkatan seperti bahasa SMS atau twitter.
Bahasa yang dipakai dianjurkan untuk formal dan jelas. Orang tua siswa dapat bergabung di circle Edmodo milik anaknya untuk mengawasi perkembangan belajar anaknya.
Edmodo adalah sebuah platform sosial swasta dimana aplikasi ini menyediakan ruang yang aman untuk guru dan siswa berkomunikasi dan melakukan kolaborasi (Duncan and Chandler, 2011; Halm et al., 2012 dikutip oleh Thongmak 2013). Tampilan Edmodo menyerupai facebook yang mempermudah penerapannya di kelas, karena banyak siswa yang sudah akrab dengan tampilan facebook (Haefner and Hanor, 2012; Holland and Muilenburg, 2011 dikutip oleh Thongmak 2013). Edmodo berupa website dapat digunakan sebagai media atau forum diskusi oleh para pendidik yang memiliki tampilan latar seperti Facebook atau Myspace. Selain dapat mengganti profilnya, pengguna Edmodo juga bisa berkomunikasi secara pribadi antara guru atau siswa lainnya. Siswa bisa mengetahui informasi tentang nilai atau tugas yang mereka buat, karena guru mengunggah nilai tes dan juga tugas di dalam web tersebut (Purcell, 2012 : 14). Diengkapi lagi dengan penelitian Zanin (2014) bahwa guru dapat membuat konten pembelajaran, bergabung dengan siswa, serta berbagi informasi karena aplikasi ini aman untuk menyimpannya. Selain itu Edmodo juga dapat digunakan untuk memberi dan mengirim tugas, mengupload nilai dan siswa bisa melihatnya.
29
Jadi dapat disimpulkan bahwa Edmodo adalah layanan media sosial yang menggunakan sekolah yang memiliki fungsi banyak sesuai kebutuhan. Pada hakikatnya Edmodo mudah dipelajari dan mudah digunakan. Edmdo membangun lingkungan belajar yang menyenangkan, siswa lebih mandiri, namun standar pengukuran untuk keberhasilan pembelajaran tetap sama.
Edmodo juga membangun semangat belajar untuk siswa.
Kemajuan belajar, berbagi materi tanpa terbatas waktu dapat dilakukan oleh guru. Guru juga memperoleh saran dan kritik secara langsung baik lewat umpan balik maupun postingan siswa di kelas tersebut diman itu akan membantu menjawab ketidak tahuan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
2.4.2 Prinsip Pengembangan Edmodo
Menurut Priowijanto (2013: 63) prinsip-prinsip Edmodo dikembangkan yaitu mengacu pada cara mengelola kelas baik secara kelompok dan media sosial. Dapat dilihat bahwa fitur utama aplikasi berupa dukungan pada model komunikasi dari media sosial, yang ditambahkan dengan fitur materi dan evaluasi online.
30
Tabel 2.1. Prinsip Media Sosial Edmodo (Sumber: Priowijanto, 2013:63)
a. Menurut Priowijanto (2013: 63) Dibanding dengan media sosial ataupun LMS lainya, berikut adalah kelebihan Edmodo : serupa dengan facebook dan juga tidak sulit penggunaannya.
b. Closed group collaboration: yang memiliki kode grup saja yang bisa bergabung dengan kelas.
c. Gratis, digunakan secara online, dan bisa digunakan dengan smart phone (android dan Iphone)
d. Tidak membutuhkan server untuk bisa digunakan disekolah.
e. Mudah untuk igunakan dimanapun dan kapanpun.
f. Edmodo mengalami proses update terus menerus dari pengembangnya.
g. Edmodo bisa dipakai untuk cakupan yang luas.
h. Edmodo bisa diakses/digunakan oleh siswa, guru, dan orang tua.
31
i. Edmodo digunakan untuk berkomunikasi mudah tanpa mengesampingkan materi, social, dan evaluasi.
j. Edmodo mendukung kolaborasi pembelajaran, co- teacher, dan kolaborasi guru.
k. Ada menu pemberitahuan.
2.4.3 Fitur-Fitur Edmodo 2.4.3.1 File and Links
Fitur Edmodo ini yaitu File and Links adalah fitur yang digunakan untuk mengirimkan catatan beserta lampiran file dan link. File tersebut ber-ekstensi doc, docx, ppt, pptx, xls, xlsx, pdf dan lain-lain. Guru dapat mengunggah gambar, video, teks dan sebagainya untuk meningkatkan pengetahuan dan rasa ingin tahu siswa saat belajar. Guru dapat menggunggah materi daam bentuk fie yang bisa diakses oleh siswa.
2.4.3.2 Library
Fitur Edmodo selanjutnya adalah Library adalah fitur di mana berisikan bahan pembelajaran seperti materi, power point, gambar, video, sumber referensi , dan banyak lainnya. Fitur satu ini sangat bermanfaat bagi guru ayng emmiik banyak file yang perlu disimpan tanpa takut hilang.
2.4.3.3 Gradebook
32
Fitur yang satu ini memiliki kemiripan dengan catatan nilai siswa. Gradebook membantu guru dalam melakukan penilaian untuk siswa secara manual ataupun otomatis. Selain bisa mengexport file, fitur ini juga membantu guru mengatur manajemen penillaian lebih baik lagi dan rapi dan akses nilai siswa akan bisa melihat jika diijinkan oleh guru.
2.4.3.4 Polling
Fitur ini hanya bisa dipergunakan oleh guru saja. Fitur ini digunakan untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa tentang hal tertentu. Fitur ini bagus untuk memberikan feedback secara instan dan cepat mengenai sebuah moment atau kejadian spontan, dan juga tugas siswa. Ilmu baru yang dipelajari bisa dinilai pemahanannya sebatas apa menggunakan polling.
2.4.3.5 Assigment
Fitur ini bermanfaat bagi guru dalam meberikan tugas kepada siswa. Kelebihannya adalah guru dapat memberi batas waktu untuk maksimal siswa mengirimkan tugas dalam bentuk file. Lalu tombol turn in bermanfaat untuk memberi tanda bahawa tugas sudah selesai dikerjakan oleh siswa.
2.4.3.6 Award Badge
Proses pembelajaran menjadi seru jika ada penghargaan untuk siswa yang unggul, dan fitur ini menjadi salah satu jawaban dalam meberi penghargaan dengan mudah.
33 2.4.3.7 Parent Code
Edmodo untuk orangtua berguna dalam memnatau perkembangan siswa dalam belajar dan ada kode khusus untuk bisa melihat aktvitas anak bisa diperoleh dari anak maupun gurunya.
2.4.4 Kelebihan Edmodo
Kelebihan Edmodo yang dikemukakan oleh Gary (2011 : 6-45) yakni:
1) Edmodo berguna dalam penyampaian informasi dalam grup dan memungkinkan tes juga,
2) Edmodo membantu siswa dalam pengiriman artikel dan blog yang relevan dengan tujuan pembelajaran guru.
3) Edmodo berguna bagi guru untuk diskusi dengan siswa baik dalam lingkup kecil maupun besar dengan waktu yang bersamaan.
4) Edmodo digunakan juga oleh guru dalam menyampaikan instruksi, informasi, dan materi.
Kelebihan Edmodo yang dikemukakan oleh Charles Wankel (2011 : 26) yaitu:
1) Dipermudah dalam mengirim file, video, gambar, dan link.
2) Siswa dapat mengirim chat pribadi kepada guru .
34
3) Fasilitas small group sesuai dengan tema dan kebutuhan guru.
4) Media yang baik digunakan untuk siswa baru.
5) Edmodo merancang messages agar lebih mudah dipahami dan tak terbatas karakternya. Sehingga, diperoleh kesimpulan tehadap kelebihan Edmodo, yaitu mempermudah penyampaian bahan ajar bagi guru, interaksi dan komunikasi dengan siswa, mengikuti aktivitas siswa serta evaluasi.
Kesimpulannya adalah aplikasi Edmodo disebut sebagai salah satu media pembelajaran yang mudah dipahami penggunaannya. Jika diamati menu dan tampilan aplikasi Edmodo terlihat mirip dengan facebook sehingga mudah dipahami dan digunakan oleh siswa dan guru yang pada umumnya menggunakan facebook.
2.5 Pengembangan Model 2.5.1 Pengertian Model
Menurut Suparman (2014:9) model adalah gambaran berupa struktur yang ditampilkan dan dapat dilihat baik itu deskripsi verbal maupun konseptual. Prosedur, langkah kegiatan, visual, dan lainnya.
Menurut Suparman (2014:9) ada beberapa kategori model yaitu : (1) model konseptual, (2) model prosedural, (3) model matematikal. Model konseptual bersifat analitis, sehingga ada keterkaitan antar komponen di dalam produk yang dibuat serta
35
memberi penjelasan komponennya. Adanya hubungan antar satu konsep degna konsep lainnya tidak memperlihatkan urutan yang bertahap itulah cirri dari model ini.
Model konseptual menurut Suparman (2014:9) lebih bersifat konstruktivistik, artinya urutan bersifat terbuka, berulang, atau rekursif dan fleksibel. Model prosedural menggambarkan alur atau langkah berurut yang harus diikuti untuk menghasilkan sebuah produk dan dijabarkan secara deskriptif dimulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai tahap evaluasi. Model mathematical adalah model yang berbentuk rumus yang mendeskripsikan.
2.5.2 Pengembangan Model Bimbingan Karir
Model yang digunakan untuk mengembangkan produk yaitu Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluations yang disingkat ADDIE (Branch, 2009). Langkah dalam setiap tahap hampir sama dan model ini digunakan untuk banyak proses pengembangan produk seperti strategi pembelajaran, merode, media, dan bahan ajar.
36
Gambar 2.1 ADDIE Model (Branch, 2009)
Berikut adalah tahap pengembangan produk : a. Analysis
Tahap ini menganalisis mengapa perlu adanya pengembangan produk baru dan apa manfaatnya. Pengembangan produk untuk pembelajaran dimulai dengan adanya masalah dan kendala dari pembelajaran yang sudah berlangsung selama ini.
Peneliti harus menganalisis kelayakan syarat pengembanagan yang akan dilakukan, mislanya ada beberapa keterbatasan seperti keterbatasan alat atau guru tidak mampu untuk melaksanakan dengan baik.
37 b. Design
Tahap ini diawali dnegan menetapkan tujuan pengembangan produk, kegunaan pengembangan produk, dan kapasitas pengembangan produk. Rancangan model dari produk ini akan konseptual dan dijadikan dasar pengembangan selanjutnya sehingga penting dilakukan evaluasi.
c. Development
Setelah kedua tahap di atas, tahap ini adalah realisasi dari pengembangan produk dengan mulai menyusun kerangka model yang akan dikembangkan. Jika di tahap design adalah konseptual maka perlu disiapkan untuk membuat RPP, materi pelajaran, dan media yang akan dipakai.
d. Implementation
Tahap implementasi ini adalah proses penerapan model yang telah dibuat. Materi disampaikan sesuai dnegan kebutuhan model tersebut. Langkah lanjutan adalah melakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik terkait penerapan model.
e. Evaluation
Proses evaluasi dilakukan melalui dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi ini dilakukan diakhir pertemuan dan diakhir semester untuk mengetahui ketercapaian tujuan awal pembelajaran. Evaluasi sangat
38
penting dilakukan, akrena pengembangan produk selanjutnya akan mengacu pada hasil evaluasi program sebelumnya.
2.6 Kajian Penelitian Yang Relevan
Penelitian sejenis sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu. Penelitian pertama dilakukan oleh Irwan, Gustientiedina, & Desneita (2017: 1) dengan judul
“Counseling Model Application : A Student Career Development Guidance for Decision Maker and Consultation”. Irwan, Gustientiedina, & Desneita (2017: 1) melakukan penelitian dengan maksud untuk mengembangkan sebuah model berupa perangkat lunak untuk proses konseling siswa dan digunakan sebagai pelengkap sebuah media system konsultasi bimbingan karir bagi siswa. Untuk meningkatkan kemampuan inter dan intra personal bisa dilakukan dengan banyak cara terutama dalam karir, salah satunya dengan online. Perancangan software bimbingan dan pengembangan karir bertujuan untuk membantu siswa dan mempermudahnya dalam menggali informasi karir.
Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Murdiyanto, Purwanta, & Kamaruddin (2017: 40), dengan judul
“Pengembangan Layanan Informasi Karir Menggunakan Media Blog Untuk Meningkatkan Eksplorasi Karir Siswa di SMP Kota Magelang”. Penelitian memiliki tujuan untuk menghasilkan informasi karir melalui media berupa blog serta mengetahui efektifitasnya agar eksplorasi akrir siswa smeakin meningkat.
Hasil penelitian ini adalah penggunaan blog untuk memberikan
39
informasi layanan karir layak digunakan oleh siswa di SMP kota Magelang. Dilihat hasil uji normalitas pre test dan post test diperoleh nilai probabilitas yang lebih besar dari taraf signifikan 5% yang dikatakan bahwa distribusi tersebut normal, sedangkan uji t memperoleh hasil yaitu taraf signifikan pre test dan post test lebih kecil dari taraf signifikan 5%.
Penelitian relevan ketiga dilakukan oleh Nilandiny &
Puspitasari (2016: 9) berjudul “Membangun Aplikasi Perencanaan Karir Online Menggunakan Web Dengan Menggunakan Metode Waterfall (Studi Kasus Pada SMK X)”
yang berangkat dari masalah program karir yang tidak maksimal di sebuah SMK. Keterbatasan waktu, tempat, dan SDM menjadi masalah utamanya. Aplikasi ini dikembangkan untuk mempermudah siswa melihat lowongan kerja dan bergabung langsung dengan perusahaannya. Dalam uji coba, aplikasi ini berhasil membantu mengatasi masalahnya dan siswa menjadi terbantu sekali untuk menambah informasi karir siswa.
Penelitian relevan keempat dilakukan oleh Nisa &
Wiryosutomo (2018: 337) dengan judul “Pengembangan Aplikasi Karier Model Cognitive Information Processing CIP untuk Perencanaan Studi Lanjut siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Panceng Gresik.” Aplikasi karier yang dibuat dengan model CIP akan membantu siswa membuat suatu pilihan akrir yang tepat, menignkatkan ketermapilan ketika emmecahkan masalah, dan mantap dalam mengambil keputusan karir. Hasil penelitian ini
40
adalah aplikasi tegrolong baik dan tidak perlu di revisi dan siap diuji keefektifannya.
Penelitian relevan kelima oleh Wibowo & Setyawan (2016: 29) berjudul “Pengembangan Model Layanan Informasi Karir Berbantuan Web Tentang Studi Lanjut Ke Perguruan Tinggi.” Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Boja dengan maksud menganalisis layanan informasi karir terkait studi lanjut ke perguruan tinggi ebrbantuan web. Uji lapangan menunjukkan bahwa penilaian dari guru serta siswa model ini sangat baik dan alayan ketika akan digunakan.
Beberapa penelitian di atas memiliki persamaan yaitu pelaksanaan bimbingan karir secara online, letak perbedaannya hanya pada media yang digunakan. Penelitian Nilandiny &
Puspitasari (2016: 9) memiliki masalah yang hampir sama dengan masalah dalam penelitian ini yaitu keterbatasan waktu dan tempat serta sumber daya yang kurang. di atas juga memiliki metode pendekatan yang berbeda-beda. Namun, pada dasarnya semua penelitian yang telah dilakukan adalah bertujuan memfasilitasi baik itu bimbingan karir maupun informasi karir dalam membantu perkembangan karir individu dan untuk Sekolah tujuannya adalah untuk memberikan fasilitas untuk Guru BK dalam melaksanakan proses bimbingan secara online tanpa selalu dilaksanakan face to face.
41 2.7 Kerangka Berpikir
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian