• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Manajemen Pengetahuan Penyelesaian Kerugian Negara (Studi Kasus:LAPAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Manajemen Pengetahuan Penyelesaian Kerugian Negara (Studi Kasus:LAPAN)"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

i

SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN

PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA

(Studi Kasus : LAPAN)

AMALIA RAHMAWATI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ii

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Sistem Manajemen Pengetahuan Penyelesaian Kerugian Negara adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(3)

i

RINGKASAN

AMALIA RAHMAWATI. Sistem Manajemen Pengetahuan Penyelesaian Kerugian Negara(Studi Kasus:LAPAN). Dibawah bimbingan IRMAN HERMADI, dan REIN SUADAMARA

Pengelolaan keuangan negara menjadi salah satu hal yang penting dalam UUD 1945, karena reformasi pengelolaan tata kelola keuangan negara menjadi dasar proses pengelolaan tata kelola keuangan negara secara tertib, transparan, dan akuntabel. Reformasi tata kelola keuangan negara pada bidang hukum ditandai dengan adanya tiga paket UU tentang Keuangan Negara, yaitu UU no 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Dalam hal pengaturan tata kelola keuangan negara, salah satu hal penting yang diatur dalam tiga paket undang-undang tentang keuangan negara adalah terkait dengan penyelesaian kerugian negara.

TPKN LAPAN adalah tim yang dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala LAPAN yang bertugas melaksanakan proses penatausahaan Tuntutan Perbendaharaan (TP) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) atas kerugian uang dan barang negara yang terjadi di Lingkungan LAPAN berdasarkan temuan hasil pemeriksaan BPK, Inspektorat LAPAN, dan laporan dari satuan Kerja.

Permasalahan yang timbul tentang pengelolaan kerugian negara di LAPAN yaitu pentingnya pemahaman tentang penyelesaian kerugian negara, kepindahan SDM pengelola kasus kerugian negara tidak diimbangi dengan perpindahan transfer pengetahuan, minimnya dokumen sumber sehingga menyulitkan dalam penyelesaian kerugian negara dan melacak perkembangannya. Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dibuat suatu sistem manajemen pengetahuan yang merupakan integrasi antara teknologi dan mekanisme yang dibangun untuk mendukung proses manajemen pengetahuan (Becerra et al. 2010). Aplikasi berbasis web menggunakan perpaduan KMS dan teknologi terbaru, sehingga data, informasi dan pengetahuan dapat diproses secara akurat dan diakses secara cepat (Nasution et al. 2014). Dan sistem manajemen pengetahuan penyelesaian kerugian negara menggunakan perpaduan tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem manajemen pengetahuan dalam penyelesaian kerugian negara (SIMAPKLA). Metodologi penelitian yang digunakan yaitu Knowledge Management System Life Cycle (KMSLC) yang diadopsi dari Awad & Ghaziri (2010) dan menggunakan pendekatan usabiility engineering. KMSLC terdiri dari enam tahapan yaitu mengevaluasi ketersediaan infrastruktur, membentuk tim manajemen pengetahuan, menangkap pengetahuan, mendesain manajemen pengetahuan, memverifikasi dan memvalidasi sistem manajemen pengetahuan, dan implementasi sistem manajemen pengetahuan.

(4)

ii

Pada halaman administrator terdapat empat level akses yaitu ketua/wakil ketua TPKN yang dapat melakukan pengelolaan artikel dan pengelolaan forum, anggota TPKN yang dapat melakukan tambah artikel dan pengelolaan forum, sekretariat TPKN yang dapat melakukan pengelolaan profil, berita, agenda rapat, TP/TGR, dan admin yang mempunyai akses tak terbatas. Pada halaman user, pengguna dapat melakukan pencarian, unduh dokumen, dan mengajukan pertanyaan.

Berdasarkan serangkaian pengujian, sistem ini dari sisi fungsionalitas telah sesuai. Dan untuk nilai evaluasi menggunakan use questionaire untuk masing-masing kategori, yaitu US sebesar 5.62, EU sebesar 5.58, EL sebesar 5.70, dan SC sebesar 5.52. Hasil dari implementasi, sistem dapat diakses secara online dengan alamat www. simapkla.lapan.go.id untuk halaman user dan www. simapkla.lapan.go.id/admin untuk halaman administrator.

Dengan adanya sistem manajemen pengetahuan penyelesaian kerugian negara, satker, TPKN, dan auditor internal LAPAN dapat dengan mudah memperoleh pengetahuan terkait kerugian negara dan mengetahui perkembangan penyelesaian kerugian negara.

(5)

i

SUMMARY

AMALIA RAHMAWATI. Knowledge Management System of the State Loss Settlemenet (Case Study:LAPAN). Under direction of IRMAN HERMADI, and REIN SUADAMARA

The management of state finance is one of important factors in 1945 Constitution since reformation on the management of state finance becomes the basic of its process in an orderly manner, transparently, and accountably. The reformation on the management of state finance in law is marked with three packages of Laws about State Finance, namely Law No. 17 Year 2003 about State Finance, Law No. 1 Year 2004 about State Treasury, and Law No. 15 Year 2004 about Examination of Management and Responsibility of State Finance. In the management of state finance, one of important factors regulated in those three packages of laws about the state finance are related to the state loss settlement.

TPKN-LAPAN is the team formed based on the decision from chairman of LAPAN with the role to implement the management process of demand of treasury and compensation on the state loss in LAPAN based on the finding of Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Inspektorat of LAPAN, and report of work unit.

The problems of state loss management in LAPAN are the importance of understanding on the state loss settlement in every work unit, the transfer of human resource as the management of state loss cases that is not followed by the transfer of knowledge, few source documents that hamper the state loss settlement, difficulty in knowing the stages of every case of state loss. Based on the aforementioned problem, it needs knowledge management system that is interaction of technology and mechanism to support the process of knowledge management. Web based application using the knowledge management system and utilize the current technology, so that any data, information and knowldege could be processed accurately and quickly accessible, and SIMAPKLA using it.

This research aims to develop knowledge management system of the state loss settlement in LAPAN (SIMAPKLA). The used research methodology is Knowledge Management System Life Cycle (KMSLC) and usability engineering approach. KMSLC consists of six stages, evaluate existing infrastructure, form the KM team, implementation, the system will be installed to the server.

(6)

ii

Based on a several testcase, we can conclude that the system valid in terms of functionality. Based on use questionaire the score are US of 5.62, EU of 5.58, EL of 5.70, and SC of 5,52. The results of implementation, the system can be accessed at www. simapkla.lapan.go.id for user pages and www. simapkla.lapan.go.id/admin for administrator page.

(7)

i

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(8)

ii

SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN

PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA

(Studi Kasus:LAPAN)

AMALIA RAHMAWATI

G651120634

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Komputer

pada

Program Studi Ilmu Komputer

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(9)

i

(10)
(11)

i

Judul Tesis : Sistem Manajemen Pengetahuan Penyelesaian Kerugian Negara (Studi Kasus : LAPAN)

Nama : Amalia Rahmawati NIM : G651120634

Irman Hermadi, SKom MS PhD Ketua

Dr Ing Hj Rein Suadamara, SKom MSi Anggota

Diketahui oleh Ketua Program Studi

Ilmu Komputer

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Wisnu Ananta Kusuma, ST MT Dr Ir Dahrul Syah, MSc Agr

Tanggal Ujian: 27 Juni 2015

(12)
(13)

i

PRAKATA

Alhamdulillah wa syukurillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa

ta‟ala atas segala rahmat, kasih sayang, hidayah, dan cinta-Nya sehingga penelitian ini

berhasil diselesaikan. Shalawat serta salam selalu buat Nabi Muhammad Shallalahu

„alaihi wassalam beserta seluruh sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Penelitian

ini memilih topik Sistem Manajemen Pengetahuan Penyelesaian Kerugian Negara (Studi Kasus: LAPAN).

Penulis sampaikan terima kasih yang tiada berhingga kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan pengalaman yang menyenangkan selama melakukan penelitian ini. Khususnya kepada Bapak Irman Hermadi, S.Kom MS PhD, Ibu Dr Ing Hj Rein Suadamara, SKom MSi selaku Ketua dan Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan masukan, bimbingan dan pelajaran yang begitu berharga. Serta Bapak Prof. Kudang B. Seminar, PhD yang bersedia menjadi penguji dalam penelitian ini. Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu, Ayah, Kakak-kakak, dan adik tercinta atas segala kasih sayang, doa, dan dukungan yang telah diberikan.

2. Mohammad Ismail yang selalu memberikan dukungan, motivasi, serta semangat. 3. Tim Penyelesaian Kerugian Negara-LAPAN, Bagian Keuangan LAPAN, serta

keluarga besar LAPAN atas segala bantuan dan dukungan kepada penulis.

4. Teman-temanku di Magister Ilmu Komputer IPB Kelas khusus angkatan XIV atas bantuan, motivasi, kebersamaan, serta semangat kepada penulis.

5. Departemen Ilmu Komputer, Bapak/Ibu dosen dan staf yang telah begitu banyak membantu baik selama pelaksanaan penelitian ini maupun sebelumnya.

6. Dan semua pihak yang telah memberikan kontribusi yang besar selama pengerjaan penelitian yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu, terima kasih.

(14)
(15)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL i

DAFTAR GAMBAR ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitan 3

2 TINJAUAN PUSTAKA 4

LAPAN 4

TPKN 5

Kerugian Negara 6

Pengetahuan (Knowledge) 6

Konversi Pengetahuan 7

Sistem Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management System) 7 Sistem Manajemen Pengetahuan Siklus Hidup (Knowledge Management System

Life Cycle) 9

Usability Engineering 9

Unified Modeling Language (UML) 10

Object Relational Mapping (ORM) 11

Entity Relationship Diagram (ERD) 12

3 METODE PENELITIAN 13

Tata Laksana Penelitian 13

Mengevaluasi Ketersediaan Infrastruktur 13

Membentuk Tim Manajemen Pengetahuan 14

Menangkap Pengetahuan (Knowledge Capture) 14

Mendesain Manajemen Pengetahuan 14

Memverifikasi dan Memvalidasi Sistem Manajemen Pengetahuan 14

Implementasi Sistem Manajemen Pengetahuan 15

Waktu dan Tempat Penelitian 15

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 16

Mengevaluasi Ketersediaan Infrastruktur 16

Membentuk Tim Manajemen Pengetahuan 18

Menangkap Pengetahuan (Knowledge Capture) 19

Mendesain Manajemen Pengetahuan 21

Memverifikasi dan Memvalidasi Manajemen Pengetahuan 30

Implementasi Sistem Manajemen Pengetahuan 37

5 SIMPULAN DAN SARAN 40

Simpulan 40

Saran 40

(16)

ii

LAMPIRAN 44

RIWAYAT HIDUP 113

DAFTAR TABEL

1 Software yang tersedia 17

2 Pengetahuan yang ada 17

3 SDM yang tersedia 18

4 Anggota tim manajemen pengetahuan 18

5 Kebutuhan fungsional dan pengguna yang terlibat 21

6 Kebutuhan non fungsional 22

7 Aktor yang terlibat dan use case 23

8 Verifikasi dan validasi 30

DAFTAR GAMBAR

1 Struktur organisasi LAPAN 4

2 Struktur organisasi TPKN-LAPAN 5

3 Spriral knowledge (Awad & Ghaziri 2010) 7

4 Definisi KMS (Awad & Ghaziri 2010) 8

5 Karakteristik KMS (Maier 2007) 8

6 Knowledge Management System Life Cycle (Awad & Ghaziri 2010) 9

7 Usability engineering 10

8 Tahapan pada penelitian 13

9 Topologi jaringan LAPAN Pusat-Rawamangun 16

10 Topologi jaringan LAPAN 16

11 Tim manajemen pengetahuan 19

12 Peta pengetahuan penyelesaian kerugian negara 20

13 Use case SIMAPKLA 24

14 Class diagram 25

15 ORM SIMAPKLA 26

16 ERD SIMAPKLA 27

17 Layout halaman beranda 28

18 Layout halaman artikel 28

19 Layout halaman e-dokumen 29

20 Layout halaman TP/TGR berdasarkan kasus 29

21 Halaman login 31

22 Halaman admin (level akses satu) 32

23 Halaman admin (level akses dua) 32

24 Halaman admin (level akses tiga) 32

25 Halaman admin (level akses empat) 33

26 Halaman beranda 33

(17)

iii

28 Halaman e-dokumen 34

29 Halaman TP/TGR 34

30 Halaman TP/TGR gragik berdasarkan jenis kerugian 36

31 Halaman TP/TGR gragik berdasarkan satuan kerja 36

32 Halaman TP/TGR gragik berdasarkan tahun kejadian 36 33 Rata-Rata nilai setiap elemen parameter, berdasarkan kategori 36 34 Rata-Rata nilai setiap elemen parameter secara keseluruhan 37

35 Proses instalasi SIMAPKLA 37

36 Pelatihan SIMAPKLA 37

37 Pelatihan SIMAPKLA 37

DAFTAR LAMPIRAN

1 Workflow sistem manajemen pengetahuan dalam penyelesaian kerugian negara 45 2 Rancangan workflow sistem manajemen pengetahuan dalam penyelesaian KN 46

3 Alur penyelesaian kerugian negara 47

4 Klasifikasi kerugian negara 48

5 Topologi jaringan LAPAN 49

6 Penyelesaian kerugian negara TP 53

7 Penyelesaian kerugian negara TGR 54

8 Skenario use case 55

9 Class diagram 75

10 Rancangan tabel 77

11 Struktur menu pada halaman user 81

12 Struktur menu pada halaman administrator 82

13 Layout antarmuka SIMAPKLA 83

14 Tampilan dari sisi admininsitrator 86

15 Tampilan dari sisi user 87

16 Tabel pengujian blackbox 90

17 Kuesioner usability 95

18 Kuesioner verifikasi dan validasi 99

(18)
(19)

1

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengelolaan keuangan negara menjadi salah satu hal yang penting dalam UUD 1945, karena reformasi pengelolaan tata kelola keuangan negara menjadi dasar proses pengelolaan tata kelola keuangan negara secara tertib, transparan, dan akuntabel. Reformasi tata kelola keuangan negara pada bidang hukum ditandai dengan adanya 3 (tiga) paket UU tentang Keuangan Negara, yaitu UU no 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Dalam hal pengaturan tata kelola keuangan negara, salah satu hal penting yang diatur dalam tiga paket undang-undang tentang keuangan negara adalah terkait dengan penyelesaian kerugian negara.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan di bawah Presiden, dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang mebidangi urusan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam hal ini memiliki salah satu fungsi yaitu penyelenggaraan, pembinaan pelayanan administrasi umum. Tim Penyelesaian Kerugian Negara (TPKN) LAPAN adalah tim yang dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala LAPAN yang bertugas melaksanakan proses penatausahaan Tuntutan Perbendaharaan (TP) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) atas kerugian uang dan barang negara yang terjadi di Lingkungan LAPAN berdasarkan temuan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), Inspektorat LAPAN, dan laporan dari satuan Kerja (Satker).

Kerugian negara ditinjau dari pelaku, yaitu Bendaharawan, Pegawai Negeri Bukan Bendaharawan, dan Pihak Ketiga (Permendagri Nomor 5 Tahun 1997). Jumlah kasus maupun nilai kerugian negara cenderung naik, tetapi penyelesaian kerugian negara semakin menurun. Menurut Laporan Hasil Pemantauan atas Penyelesaian Kerugian Negara sampai dengan Semester II TA 2013 pada LAPAN nomor 282/HP/XVI/12/2013 tanggal 30 Desember 2013, terdapat sebanyak 97 kasus senilai Rp 3,52 M, US$942,95 ribu, ¥237,18 juta, EUR4,67 juta, AUD306,10 ribu. LAPAN sampai dengan Semester II 2013 telah mengangsur senilai Rp 52,20 juta dan telah menyelesaikan sebanyak 13 kasus kerugian negara senilai Rp 387,22 juta. Dengan demikian kasus kerugian negara yang masih harus ditindaklanjuti sebanyak 84 kasus senilai Rp 3,08 M, US$942,95 ribu, ¥237,18 juta, EUR4,67 juta, AUD306,10 ribu.

Permasalahan yang timbul tentang pengelolaan kerugian negara di LAPAN saat ini adalah (1) Perlunya penyempurnaan Pedoman Pelaksanaan Penyelesaian Kerugian Negara di Lingkungan LAPAN sebagaimana diatur dalam Keputusan LAPAN Nomor:Kep/190/X/2004 yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan peraturan dan perundang-undangan, (2) Pentingnya pemahaman tentang penyelesaian kerugian negara dimasing-masing Satuan Kerja, (3) Kepindahan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola kasus kerugian negara tidak diimbangi dengan transfer pengetahuan, (4) Minimnya dokumen sumber sehingga menyulitkan dalam penyelesaian kerugian negara, (5) Kesulitan dalam mengetahui tahapan atas setiap kasus kerugian negara.

(20)

2

negara dari tahun ke tahun dapat ditekan dan meningkatkan kepedulian dalam berbagi pengetahuan mengenai kerugian negara. Pengetahuan dapat digunakan untuk mendapatkan bentuk solusi untuk pertanyaan yang utama (Cuiping et al. 2013). Menurut Nasution et al. (2014), aplikasi berbasis web menggunakan perpaduan KMS dan teknologi terbaru, sehingga data, informasi, dan pengetahuan dapat diakses secara akurat dan diakses secara cepat. Perkembangan terbaru dari komputer dan teknologi informasi memungkinkan berbagi pengetahuan yang telah didokumentansikan yang tidak terbatas waktu dan lokasi (Rus dan Lindvall 2002).

Penelitian terdahulu yang terkait dengan Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan yaitu Gold et al. (2001) melakukan penelitian perspektif kemampuan organisasi dengan adanya manajemen pengetahuan menggunakan parameter yaitu tiga subdimensi terkait kemampuan infrastruktur (teknologi, struktur, dan budaya), empat subdimensi terkait kemampuan proses (akuisisi, konversi, aplikasi, proteksi) dan dimensi tunggal pada sisi efektivitas. Subagdja (2011) merancang KMS untuk pelayanan perizinan terpadu satu pintu, untuk mengantisipasi berbagai macam permasalahan dalam interaksi kerja, pemecahan masalah, termasuk hilangnya pengetahuan, baik tacit maupun explicit knowledge dari pegawai PPTSP(Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu) karena adanya rotasi dan mutasi dalam rangka pengembangan karir pegawai. Selain itu, Kamilah (2012) membangun sistem manajemen pengetahuan dalam pemilihan benih dan varietas unggul padi, dimana dengan adanya sistem tersebut pengguna dari lingkungan petani, masyarakat, organisasi dan pakar dapat dengan cepat dan mudah memperoleh pengetahuan mengenai benih dan varietas padi serta konsultasi dengan menggunakan model siklus hidup linear Giarrantano dan Rilley. Yuniar (2013) membangun sistem manajemen pengetahuan hama kedelai pada pusat perpustakaan dan penyebaran teknologi pertanian. Nasution (2014) mengembangkan sistem manajemen pengetahuan zakat. Yanitasari et al. (2015) mengembangkan sistem manajemen pengetahuan untuk seleksi pupuk. Gema et al. (2010) merancang suatu aplikasi knowledge management sebagai media untuk pendokumentasian knowledge dan sarana yang dapat mendukung suatu budaya knowledge sharing pada subdivisi Oracle Financial di Orang Tua Group. Pada penelitian ini meneruskan penelitian terdahulu tentang pentingnya budaya knowledge sharing dengan menambahkan pendekatan usability engineering. Selain itu, belum adanya penelitian KMS tentang penyelesaian kerugian negara. Sistem yang akan dikembangkan selain berbasis pengetahuan juga informasi untuk melakukan monitoring terhadap setiap kasus kerugian negara.

Sistem Manajemen Pengetahuan Penyelesaian Kerugian Negara (SIMAPKLA) ini dibuat dalam rangka memudahkan TPKN dalam menulusuri kronologi untuk masing-masing kasus kerugian negara, sehingga diharapkan dapat memudahkan dalam menyelesaikan kerugian negara. Juga salah satunya melaksanakan Renstra LAPAN (Peningkatan Manajemen Dalam Rangka Mewujudkan Reformasi Birokrasi), meningkatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas Laporan Keuangan. Workflow sistem manajemen pengetahuan dalam penyelesaian kerugian negara saat ini seperti terlihat pada Lampiran 1.

(21)

3

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang disampaikan pada bagian latar belakang diatas maka terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Banyak kasus kerugian negara di LAPAN yang belum dapat diselesaikan.

2. Belum adanya penyimpanan dokumen (arsip) dalam bentuk elektronik yang memudahkan dalam mencari kronologis setiap kerugian negara.

3. Kurangnya transfer pengetahuan oleh SDM pengelola kasus kerugian negara yang mengalami rotasi maupun mutasi.

4. Belum adanya sistem manajemen pengetahuan Penyelesaian Kerugian Negara di LAPAN.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah mengembangkan sistem manajemen pengetahuan penyelesaian kerugian negara di LAPAN.

Manfaat Penelitian

Sistem manajemen pengetahuan penyelesaian kerugian negara ini diharapkan sebagai media berbagi pengetahuan mengenai kerugian negara dan untuk melacak perkembangan penyelesaian kerugian negara. Media ini dapat diakses oleh Satker (Kepala Satuan Kerja, Pejabat Pembuat Komitmen, Tim Pengadaan Barang dan Jasa), Tim Penyelesaian Kerugian Negara dan Auditor Internal LAPAN.

Ruang Lingkup Penelitan

Beberapa hal yang menjadi ruang lingkup pada penelitian ini yaitu:

1. Sistem Manajemen Pengetahuan Penyelesaian Kerugian Negara yang akan di kembangkan di LAPAN.

2. Pengetahuan yang digunakan yaitu kerugian negara di LAPAN berdasarkan LHP BPK, Inspektorat, maupun Laporan Satker dari Tahun 1998 sampai dengan 2013. 3. Pengelompokkan kerugian negara ditinjau dari sudut pandang pelaku yang

berperan sebagai Bendaharawan, Pegawai Negeri Bukan Bendaharawan, dan Pihak Ketiga sesuai dengan Permendagri Nomor 5 Tahun 1997.

(22)

4

2 TINJAUAN PUSTAKA

LAPAN

LAPAN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan dibawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang membidangi urusan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Menurut Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor Per/01/III/2010 tentang Rencana Strategis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, LAPAN memiliki tugas pokok melaksanakan tugas pemerintah dibidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Dalam mengemban tugas pokok diatas LAPAN menyelenggarakan fungsi-fungsi: 1. Pengkajian dan penyusunan kebijaksanaan nasional di bidang penelitian dan

pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya.

2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN.

3. Pematauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dibidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya.

4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Struktur organisasi pada LAPAN dapat dilihat pada Gambar 1.

(23)

5

TPKN

TPKN adalah tim yang dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala LAPAN dan bertugas membantu Kepala LAPAN dalam upaya menyelesaikan kasus-kasus kerugian negara di lingkungan LAPAN.

Dalam melaksanakan tugasnya Tim TPKN melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Melakukan proses penyelesaian kerugian negara baik terhadap kerugian keuangan dan aset tetap (BMN).

2. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait (BPK dan KPKNL).

3. Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Kepala LAPAN melalui Sekretaris Utama LAPAN.

Dasar hukum yang terkait dengan pelaksanaan tugas Tim TPKN, sebagai berikut : 1. Peraturan BPK Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti

Kerugian Negara terhadap Bendahara.

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.06/2014 tanggal 13 Maret 2014, Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/PMK.06/2007 Tentang Pengurusan Piutang Negara.

3. Keputusan Kepala LAPAN Nomor KEP/190/X/2004 tanggal 1 Oktober 2004, Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyeles

4. aian Kerugian Negara di Lingkungan LAPAN.

Struktur Organisasi TPKN-LAPAN seperti terlihat pada Gambar 2. Alur penyelesaian kerugian negara di LAPAN seperti terlihat pada Lampiran 3 dan pengklasifikasi kerugian negara seperti terlihat pada Lampiran 4 yang mengacu pada peraturan Kep/190/X/2004.

(24)

6

Kerugian Negara

“Kerugian negara adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai” (Pasal 1 angka 22 UU No 1 Tahun 2004 dan Pasal 1 angka 1 UU 15 tahun 2004).

Fraud adalah sekumpulan tindakan yang tidak dizinkan dan melanggar hukum yang ditandai dengan adanya kecurangan yang disengaja (Hernawan 2010). Berdasarkan Jurnal Akuntansi Keuangan, Fraud mengandung beberapa unsur, yaitu: 1. Tindakan yang disengaja

2. Kecurangan

3. Keuntungan pribadi/kelompok atau kerugian dipihak lain

Menurut Hernawan (2010), dengan penerapan sistem internal control yang memadai dan efektifnya sistem pengawasan eksternal maka suatu institusi/lembaga diharapkan tumbuh dan berkembang secara sehat, terhindar dari praktik kecurangan, penipuan dan penggelapan yang merugikan perekonomian secara nasional.

Banyak permasalahan yang dapat menyebabkan kerugian negara, salah satunya yaitu Aset Tetap. Aset tetap pemerintah harus dalam pengawasan orang atau bagian yang digunakan dan bertanggung jawab atas keberadaan Aset Tetap tersebut dan keakuraratan serta kegunaan pencatatannya (Husen 2007). Kementerian/Lembaga sering lalai/lupa untuk melakukan proses TGR untuk PNS yang telah menghilangkan aset tetap (Dewi 2012).

Jika terjadi kerugian dalam pengelolaan keuangan daerah atau keuangan negara yang berada didaerah maka bentuk pertanggungjawaban bagi pihak-pihak yang terkait adalah mengganti kerugian, sanksi administrasi, dan sanksi pidana (Setiawan 2011).

Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa ini merupakan kegiatan yang memiliki tingkat resiko tinggi untuk terjadinya KKN yang menjadi kasus pidana (Dewi 2012). Kasus kerugian negara yang terjadi di LAPAN yang berkaitan dengan kegiatan pengadaan barang dan jasa hanya berupa denda keterlambatan, kekurangan volume, dan pengadaan tidak sesuai ketentuan yang merupakan kasus perdata.

Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan menurut Turban et al. (2007) adalah kejelasan dari data dan informasi menjadi konteks teknologi informasi sehingga pengetahuan tersebut disimpan dalam bentuk digital. Pengetahuan merupakan pusat untuk beberapa penelitian yang beranekaragam, dimana pengetahuan tersebut digunakan untuk pembelajaran suatu organisasi (Grant 1996). Sedangkan menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) pengetahuan merupakan sesuatu yang datang berdasarkan informasi yang diproses menggunakan data. Pengetahuan dibagi menjadi dua jenis yaitu pengetahuan explicit dan pengetahuan tacit, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengetahuan Explicit

Pengetahuan yang dapat dibagikan kepada orang lain, pengetahuan tersebut biasanya didokumentasikan, dikategorikan, dijelaskan dan dalam bentuk yang dapat dibagikan (disimpan dalam bentuk dokumen atau database).

2. Pengetahuan Tacit

(25)

7

Konversi Pengetahuan

Model konversi pengetahuan menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengetahuan Tacit ke Pengetahuan Explicit, disebut proses Externalization (T-E) 2. Pengetahuan Tacit ke Pengetahuan Tacit, disebut proses Sozialization (T-T) 3. Pengetahuan Explicit ke Pengetahuan Explicit, disebut proses Combination (E-E) 4. Pengetahuan Explicit ke Pengetahuan Tacit, disebut proses Internalization (E-T)

Model konversi pengetahuan seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Spiral knowledge (Awad & Ghaziri 2010)

1. Socialization:

Membagi pengalaman melalui observasi, imitasi dan praktek. Konversi pengetahuan dari tacit ke tacit merupakan suatu proses "watching somebody, then doing it", "melihat kemudian melakukannya." Socialization dikenal juga dengan nama Sympathized Knowledge.

2. Externalization:

Pengetahuan yang ada dihasilkan melalui proses analogi, konsep, hipotesis dan model. Jadi, "doing it, then describe it", "melakukannya kemudian mendeskripsikannya." Externalization dikenal juga dengan sebutan Conceptual Knowledge.

3. Combination:

Mengkonfigurasi ulang suatu informasi melalui sorting, adding, combining dan categorizing explicit knowledge. "Reading about it, then describing it", "membaca, kemudian mendeskripsikannya." Combination dikenal juga dengan sebutan Systemic Knowledge.

4. Internalization:

Mempelajari dengan melakukan untuk diterapkan dalam dokumen, manual, dan SOP. "Reading about it, then doing it", "membaca kemudian melakukannya." Internalization dikenal juga dengan sebutan Operational Knowledge.

Sistem Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management System)

(26)

8

dalam kinerja pengambilan keputusan, dan perubahan dalam kinerja pekerjaan. Bahwa dengan adanya manajemen pengetahuan dapat menyebabkan perubahan dalam kinerja pengambilan keputusan yang berdampak pula pada peningkatkan kinerja dalam pekerjaan. Manajemen pengetahuan adalah suatu disiplin ilmu yang menyediakan strategis, proses, dan teknologi untuk berbagi pengetahuan dan keahlian yang akan meningkatkan tingkat pemahaman dalam memecahkan suatu masalah dan mengambil keputusan (Satyadas et al. 2001).

Sistem manajemen pengetahuan adalah integrasi antara teknologi dan mekanisme yang dibangun untuk mendukung proses manajemen pengetahuan (Becerra et al. 2010). Sistem manajemen pengetahuan adalah fase yang digunakan untuk menggambarkan penyimpanan pengetahuan, peningkatan akses serta distribusi pengetahuan, dimana pengetahuan itu sebagai suatu aset bagi suatu organisasi. Sistem manajemen pengetahuan digunakan untuk meningkatkan kinerja proses dengan menangkap, mengatur dan membuat proses bisnis tersebut menjadi inovatif, efisien, dan efektif.

Sistem manajemen pengetahuan sebagai media untuk mendistribusikan pengetahuan dengan menggunakan layanan IT sehingga setiap orang dapat berbagi pengetahuan dan menggunakan sistem tersebut dimanapun mereka berada (Abdullah et al. 2008).

Sistem manajemen pengetahuan menurut Awad & Ghaziri (2010) adalah sinergi antara mekanisme sosial yaitu mekanisme untuk mempromosikan berbagi pengetahuan dan teknologi terbaru yang digunakan untuk mendukung mekanisme dari manajemen pengetahuan, seperti tertuang pada Gambar 4.

Gambar 4 Definisi KMS (Awad & Ghaziri 2010)

Suatu sistem dapat dikategorikan sebagai KMS jika memenuhi karakteristik sebagai berikut:

1. Suatu proses bisnis yang menggambarkan rancangan suatu organisasi dimana KM itu berada

2. User, adalah orang yang berperan dan terlibat dalam perancangan KM 3. IT, perlu adanya dukungan teknologi informasi untuk mendukung KM

4. Fungsi-fungsi dalam KM yang akan menentukan antarmuka dari KMS yang akan dibangun

Hubungan keempat komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.

(27)

9

Sistem Manajemen Pengetahuan Siklus Hidup (Knowledge Management System Life Cycle)

Development life cycles merupakan metodologi atau model yang digunakan untuk mengembangkan sistem manajemen pengetahuan (Taskin et al. 2011). Tahapan pada pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan Siklus Hidup (Knowledge Management System Life Cycle) terbagi atas 8 tahapan penting, seperti terlihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Knowledge Management System Life Cycle (Awad & Ghaziri 2010)

Usability Engineering

Definisi Usability menurut International Standar Organization (ISO) adalah ukuran kualitatif seberapa jauh sebuah produk dapat dipakai oleh target pengguna tertentu, sehingga pengguna dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien, dalam konteks penggunaan tertentu. Menurut Aelani dan Falahah (2012), usability merupakan salah satu parameter penting pada pengukuran kualitas sistem informasi atau perangkat lunak. Menurut Communications of the ACM (2005), usability didefinisikan sebagai kemudahan penggunaan suatu sistem dan penerimaan sistem tersebut dari beberapa task yang dilakukan oleh pengguna.

Usability didefinisikan dengan melalui lima komponen yaitu (Nielsen 2012): 1. Learnability : mengukur semudah apa penguna dapat mempelajari cara

penggunaan produk tersebut untuk pertama kali.

Evaluate Existing Infrastructure

Form the KM Team

Knowledge Capture

Design KM Blue Print

Verify and Validate the KM Sytem

Implement the KM System

Manage Change and Reward Structure

Post System Evaluation Iterative Rapid

(28)

10

2. Efficiency : mengukur secepat apa pengguna dapat melakukan tugasnya.

3. Memorability : mengukur sejauh mana pengguna dapat mengingat langkah-langkah atau proses yang dilakukan dalam mencapai tujuan.

4. Error : mengukur sebanyak apa penguna melakukan kesalahan, dan sejauh mana akibat dari kesalahan tersebut serta apakah mudah bagi pengguna untuk mengatasi kesalahan tersebut.

5. Satisfaction : mengukur bagaimana perasaan pengguna ketika menggunakan produk atau tanggapan terhadap desain produk secara keseluruhan.

Usability engineering menurut Miller adalah sebuah proses secara terus menerus yang terdiri dari tiga aspek yaitu:

1. Desain, pada tahapan ini terdiri dari analisis tugas dimana pada tahapan ini perlu mengenali pengguna yang nantinya akan menggunakan sistem yang akan dibangun dan acuan desain dimana pada tahapan ini perlu dibuat acuan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan;

2. Implementasi, pada tahapan ini membuat prototype dengan menggunakan implementasi GUI;

3. Evaluasi, pada tahapan ini bertujuan menguji prototype yang sudah dibuat.

Keterkaitan antara tiga aspek tersebut (desain, implementasi, dan evaluasi) secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Usability engineering

Unified Modeling Language (UML)

UML menurut Rosa dan Shalahuddin (2013) adalah salah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi obyek.

Design

(29)

11

Diagram UML menurut Widodo dan Herlawati (2011) terdiri dari: 1. Diagram Kelas, diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas.

2. Diagram Paket (Package Diagram), diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari diagram komponen.

3. Diagram Use-Case, diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor.

4. Diagram Interaksi dan Sequence, diagram ini menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu.

5. Diagram Komunikasi (Communication Diagram), diagram ini menekankan organisasi struktural dari obyek-obyek yang menerima serta mengirim pesan. 6. Diagram Statechart (Statechart Diagram), diagram ini memperlihatkan keadaan

pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktivitas.

7. Diagram Aktivitas (Activity Diagram), diagram ini memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.

8. Diagram Komponen (Component Diagram), diagram ini memperlihatkan organisasi serta kebergantungan sistem/perangkat lunak pada komponen-komponen yang telah ada sebelumnya.

9. Diagram Deployment (Deployment Diagram), diagram ini memperlihatkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan.

Object Relational Mapping (ORM)

ORM menurut Halpin (2008) merupakan suatu teknik yang digunakan dalam pemrograman untuk menggunakan basis data relasional sebagai penyimpanan data dalam bentuk obyek. Teknik ORM biasanya digunakan dalam bahasa pemrograman berorientasi obyek. Dengan menggunakan ORM, suatu basis data dapat dipetakan menjadi sebuah kelas sehingga tercipta sebuah basis data virtual yang memungkinkan diakses dengan menggunakan pendekatan berorientasi obyek. Selain itu dengan menggunakan ORM dapat dibuat suatu kelas dengan variabel-variabel yang mewakili field-field dalam basis data. Untuk memasukkan suatu record dapat dilakukan dengan membuat obyek dari kelas tersebut, dan memasukkan nilai variabel dan memanggil fungsi dalam kelas tersebut yang bertugas menangani insert record. Menurut Hartomo et al. (2009), dengan adanya konsep ORM basis data dipetakan kedalam bentuk objek, sehingga proses penulisan kode program yang berhubungan dengan basis data akan semakin hemat dan semakin mudah.

Menurut Somya, Pemetaan ORM terbagi atas:

1. Forward Mapping akan mengambil obyek yang sudah dibuat dalam kelas dan kemudian membuat skema basis data dari obyek tersebut (framework dengan bahasa pemrograman Java).

(30)

12

Entity Relationship Diagram (ERD)

Model Entity Relationship (ER) menurut Connoly et al. (1996) adalah model data konseptual tingkat tinggi yang dikembangkan oleh Chen (1976) yang digunakan untuk mendesain suatu basis data. Model data konseptual adalah sekumpulan konsep yang mendeskripsikan struktur dari suatu basis data. Model ER menggunakan ERD untuk mewakili skema konseptual dari suatu DBMS. Konsep dasar dari ER Model termasuk entitas, relasi, dan atribut. Entitas adalah suatu objek yang diidentifikasi secara unik. Entitas terbagi atas entitas kuat dan entitas lemah. Entitas kuat adalah entitas yang keberadaanya tidak tergantung dengan entitas lainnya. Sedangkan entitas lemah adalah entitas yang keberadaanya tergantung dengan entitas lainnya. Atribut adalah properti/data pada suatu entitas atau suatu relasi. Relasi adalah keterhubungan antar entitas.

Derajat relasi atau kardinalitas menentukan jumlah entitas yang mungkin dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain (Connoly et al. 1996). Derajat relasi atau kardinalitas terdiri atas:

1. Satu ke satu (1:1) : setiap anggota entitas A hanya boleh berelasi dengan satu anggota entitas B, berlaku juga untuk sebaliknya.

2. Satu ke banyak (1:M) : setiap anggota entitas A boleh berelasi dengan banyak anggota entitas B, tapi setiap anggota entitas B hanya boleh berelasi dengan satu anggota entitas A.

(31)

13

3 METODE PENELITIAN

Tata Laksana Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam merancang Sistem Manajemen Pengetahuan Penyelesaian Kerugian Negara yaitu menggunakan KMSLC yang diadopsi dari Awad & Ghaziri tahun 2010 dengan menambahkan usability engineering mulai dari tahapan mendesain manajemen pengetahuan sampai dengan implementasi dan pengujian sistem manajemen pengetahuan seperti terlihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Tahapan pada penelitian

Tahapan penelitian pada pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan Penyelesaian Kerugian Negara terdiri enam tahapan yaitu:

1. Mengevaluasi Ketersediaan Infrastruktur

Studi literatur – menjadi latar belakang disusunnya penelitian ini. Mempelajari sistem yang sedang berjalan sehingga kondisi sistem saat ini dapat diketahui.

(32)

14

Menganalisa Infrastruktur di LAPAN, Menganalisa ketersediaan sistem terkait infrastruktur, mereviu dokumen, observasi dan wawancara. Infrastruktur yang akan dianalisa pada penelitian ini yaitu mengenai analisis infrastruktur teknologi yang berjalan dari sisi hardware, software, serta pengetahuan yang ada dan ketersediaan SDM berkaitan dengan kerugian negara.

2. Membentuk Tim Manajemen Pengetahuan

Tahapan yang dilakukan yaitu membentuk tim Manajemen Pengetahuan yang akan bekerja bersama-sama untuk mengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan dari cetak biru (Blueprint) untuk selanjutnya dapat diimplementasikan. Keberhasilan dari suatu tim tergantung pada kemampuan anggota tim, ukuran tim, kompleksitas proyek, kepemimpinan dan motivasi tim, serta tidak menjanjikan lebih dari realisasi yang disampaikan.

3. Menangkap Pengetahuan (Knowledge Capture)

Pada tahapan menangkap pengetahuan dilakukan dengan melakukan studi literatur yang ditangkap dari dokumen sumber berkaitan dengan kerugian negara. Observasi dengan mengamati, mencatat, dan menerjemahkan proses dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan kerugian negara. Dan melakukan wawancara untuk menangkap pengetahuan dari pikiran pakar berkaitan dengan kerugian negara.

Pada saat menangkap pengetahuan, pengetahuan terbagi atas:

a. Pengetahuan Explicit ditangkap dari berbagai media yang ada terkait dengan penyelesaian kerugian negara di LAPAN

b. Pengetahuan tacit ditangkap dari para pakar yang berkaitan dengan penyelesaian kerugian negara

c. Pengembang Pengetahuan (Knowledge Developer), menangkap pengetahuan dari para pakar yang kemudian digunakan untuk membangun knowledge base, KB ini yang nantinya akan digunakan user dalam mencari pengetahuan.

4. Mendesain Manajemen Pengetahuan

Metode Desain sistem dilakukan dengan menggunakan pendekatan berorientasi obyek menggunakan UML. Terbagi atas analisis kebutuhan fungsional sistem, analisis kebutuhan non fungsional sistem, perancangan behavior diagram meliputi use case diagram dan skenario tiap use case, perancangan basis data meliputi class diagram, ORM, ERD, struktur tabel, dan perancangan antarmuka meliputi menu, serta sketsa tampilan dengan menerapkan prinsip usability.

5. Memverifikasi dan Memvalidasi Sistem Manajemen Pengetahuan

(33)

15

efisiensi maupun kepuasaan pengguna dalam menggunakan sistem. Menurut Nurhadryani et al. (2013) pengujian usability bertujuan untuk menentukan apakah aplikasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum.

Dalam melakukan pengukuran tersebut dilakukan dengan pemilihan kuesioner, memilih partisipan, dan mengolah data dari hasil kuesioner tersebut. Pengukuran Usability dengan melakukan evaluasi sistem menggunakan metode USE (Usefulness, Satisfaction, and Ease of Use) yang diadopsi dari Lund tahun 2001 yang terdiri dari 30 pertanyaan yang terdiri dari empat kategori yaitu Usefullness, Ease of Use, Ease of Learning, Satisfaction.

6. Implementasi Sistem Manajemen Pengetahuan

Tahap implementasi dilakukan dengan mengkonversi sistem KM kedalam operasi yang aktual menggunakan suatu framework MVC yaitu Yii Framework yang menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan basis data MYSQL ke dalam server SIMAPKLA. Pada tahapan ini juga dilakukan pelatihan kepada pemakai SIMAPKLA. Termasuk mencakup jaminan kualitas yang meliputi memeriksa kesalahan penalaran, ambiguitas, ketidaklengkapan dan kesalahan representasi. Dan pada tahapan ini dilakukan pembuatan petunjuk teknis penggunaan aplikasi.

Waktu dan Tempat Penelitian

(34)

16

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Mengevaluasi Ketersediaan Infrastruktur

Pada tahapan ini, pembahasan yang dilakukan yaitu mengevaluasi ketersediaan infrastruktur baik dari sisi teknologi yang berjalan yang meliputi software, hardware maupun pengetahuan yang tersedia. Evaluasi ketersediaan infrastruktur dari sisi teknologi berjalan dilakukan dengan melakukan wawancara dengan Subbagian Pemasyarakatan dan Sarana Informasi Kedirgantaraan (PSIK) Biro Kerjasama dan Humas (KSH) LAPAN. Topologi Jaringan LAPAN Pusat Rawamangun dapat dilihat pada Gambar 9 dan topologi jaringan LAPAN dapat dilihat pada Gambar 10.

Internet

Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4 BLU WiFi DHCP Server

Gambar 9 Topologi jaringan LAPAN Pusat-Rawamangun

VPN Satker

Gambar 10 Topologi jaringan LAPAN

(35)

17

Infrastruktur jaringan di LAPAN terdiri dari: a. Firewall, switch, dan wifi;

b. Pada kantor LAPAN Pusat media penghubung tiap lantai dari core switch ke distribution switch menggunakan FO, dari distribution switch ke user mengunakan kabel UTP dan wireless.

Software yang ada di server LAPAN seperti tertuang pada Tabel 1.

Tabel 1 Software yang tersedia

No Software

6 Database Sumberdaya Ilmiah 7 E-journal LAPAN

8 Database Publikasi Ilmiah 8 Website BLU

Pada jaringan di LAPAN menggunakan sistem keamanan firewall karena firewall tersebut berfungsi mengatur dan mengontrol lalu lintas jaringan yang diizinkan untuk mengakses jaringan privat atau komputer yang dilindungi oleh firewall.

Berdasarkan hasil observasi di TPKN-LAPAN, pengetahuan yang ada berkaitan dengan kerugian negara antara lain seperti tertuang pada tabel 2.

Tabel 2 Pengetahuan yang ada

No Pengetahuan Keterangan

Hardcopy Softcopy

√ √ Sekretariat TPKN

5 Laporan Pemantauan TL TGR

√ √ Sekretariat TPKN

6 Laporan TPKN √ √ Sekretariat TPKN

7 Bahan Sosialisasi √ √ Sekretariat TPKN

(36)

18

No Pengetahuan Keterangan

Hardcopy Softcopy

9 Pengalaman Ketua/Wakil Ketua dan

anggota TPKN

10 Informasi Individu

11 Inovasi Individu

12 Keahlian Ketua/Wakil Ketua dan

anggota TPKN

Dan SDM yang tersedia berkaitan dengan kerugian negara di LAPAN seperti tertuang pada tabel 3.

Tabel 3 SDM yang tersedia

No SDM Keterangan

7 Kabag Kepegawaian Pakar

8 Sekretariat TPKN Urusan Administrasi

9 Auditor Sumber data

10 Kasubbag TU Sumber data

11 PPK Sumber data

Rancangan workflow sistem manajemen pengetahuan dalam penyelesaian kerugian dapat dilihat pada Lampiran 2.

Membentuk Tim Manajemen Pengetahuan

Tim yang dibentuk untuk membangun Sistem Manajemen Pengetahuan Penyelesaian Kerugian Negara adalah orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan sistem ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Anggota tim manajemen pengetahuan

No Jabatan Tanggung Jawab

1 Project Manajer penanggung jawab proyek pembangunan SIMAPKLA

2 Knowledge Source menyediakan pengetahuan berkaitan dengan kerugian negara

(37)

19

No Jabatan Tanggung Jawab

4 Designer dan Programmer

merancang dalam pembangunan SIMAPKLA menjadi sebuah blue print yang selanjutnya diimplementasikan 5 System Tester Melakukan pengujian black box dan

administrator sistem

Tim manajemen pengetahuan dalam pembangunan SIMAPKLA seperti terlihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Tim manajemen pengetahuan

Menangkap Pengetahuan (Knowledge Capture)

Pada tahapan menangkap pengetahuan dilakukan dengan melakukan studi literatur terhadap dokumen yang berkaitan dengan kerugian negara, observasi dengan mengamati, mencatat, dan menerjemahkan proses dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan kerugian negara dan melakukan wawancara denga perwakilan TPKN, yaitu Ibu Ratih Pratiwi, SH, dan Bapak Respati Aris Prasetyo, SE MSi. Berdasarkan hasil studi literatur, observasi dan wawancara diperoleh hasil bahwa sumber pengetahuan berasal dari (Lampiran 19):

1. Peraturan Perundangan terkait dengan kerugian negara; 2. Bahan-bahan sosialisasi dari Instansi terkait;

3. Laporan TPKN, LHP BPK, LHP Inspektorat, Laporan Pemantauan TL TGR, Laporan Pemantauan TL LHP BPK, dan laporan lainnya terkait kerugian negara; 4. Pengalaman, inovasi, keahlian yang diperoleh dari para pakar yang tergabung

dalam TPKN LAPAN meliputi pakar dibidang kepegawaian, pakar dibidang keuangan, pakar dibidang aset, dan pakar dibidang hukum yang terkait dengan penyelesaian kerugian negara.

Berdasarkan sumber pengetahuan diatas kemudian dikelompokkan pengetahuan menjadi:

1. Pengetahuan explicit ditangkap dari berbagai media yang ada terkait dengan penyelesaian kerugian negara di LAPAN antara lain Peraturan Perundangan-Undangan, Laporan TPKN, LHP BPK, LHP Inspektorat, Laporan Pemantauan TL TGR, Laporan Pemantauan TL LHP BPK, bahan sosialisasi, notulen rapat kegiatan, dan laporan lainnya terkait kerugian negara;

Project Manajer

Knowledge Source

Knowledge Engineer

(38)

20

2. Pengetahuan tacit ditangkap dari para pakar yang berkaitan dengan penyelesaian kerugian negara antara lain pengetahuan kerugian negara yang merupakan hasil ide, pengalaman, keahlian yang berasal dari pakar;

3. Pengembang Pengetahuan (Knowledge Developer), Menangkap pengetahuan dari para pakar yang kemudian digunakan untuk membangun knowledge base, KB ini yang nantinya akan digunakan pengguna dalam mencari pengetahuan. Hasil yang didapat antara lain adanya kamus, serta permasalahan serta solusi berkaitan dengan permasalahan penyelesaian kerugian negara di LAPAN, serta artikel berkaitan dengan penyelesaian kerugian negara yang berasal dari pakar, selain itu pada sistem ini disediakan juga menu E-dokumen yang berisi dokumen-dokumen terkait kerugian negara (dokumen LHP, Laporan TPKN, Pemantauan KN, peraturan Perundang-undangan serta dokumen lainnya berkaitan dengan kerugian negara). Dalam hal ini baik kamus, berita, agenda rapat, forum diskusi, pengetahuan KN, maupun e-dokumen disediakan menu pencarian yang dapat dilakukan oleh user. Selain itu e-dokumen dan notulen rapat dapat diunduh oleh user.

Peta Pengetahuan pada penyelesaian kerugian negara dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Peta pengetahuan penyelesaian kerugian negara

Tahapan penyelesaian kerugian negara TP dapat dilihat pada Lampiran 6 dan tahapan penyelesaian kerugian negara TGR dapat dilihat pada lampiran 7, dimana tahapan tersebut dibuat dengan mengacu pada peraturan Kep/190/X/2004, Peraturan BPK Nomor 3 Tahun 2007, dan berdasarkan observasi serta wawancara.

Kerugian Negara

ASN bukan Bendahara Pihak Ketiga

(39)

21

Mendesain Manajemen Pengetahuan

Pada tahapan ini terbagi atas:

1. Analisis Kebutuhan Fungsional (KF) sistem

SIMAPKLA .P-xxxx adalah kode yang digunakan untuk merepresentaikan kebutuhan pada SIMAPKLA, dengan SIMAPKLA adalah merupakan kode sistem, SIMAPKLA .P adalah kode fase, dan xxxx adalah digit/nomor kebutuhan. Analisis kebutuhan fungsional sistem dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Kebutuhan fungsional dan pengguna yang terlibat

KF_ID Deskripsi

SIMAPKLA .P-0001 Melihat beranda SIMAPKLA .P-0002 Melihat profil SIMAPKLA .P-0003 Mengubah profil

SIMAPKLA .P-0004 Melihat kamus

SIMAPKLA .P-0005 Mencari kamus

SIMAPKLA .P-0006 Mengubah kamus

SIMAPKLA .P-0007 Menambah kamus

SIMAPKLA .P-0008 Menghapus kamus

SIMAPKLA .P-0009 Melihat artikel SIMAPKLA .P-0010 Mencari artikel SIMAPKLA .P-0011 Menambah artikel SIMAPKLA .P-0012 Mengubah artikel SIMAPKLA .P-0013 Menghapus artikel SIMAPKLA .P-0014 Melihat berita SIMAPKLA .P-0015 Mencari berita SIMAPKLA .P-0016 Mengubah berita SIMAPKLA .P-0017 Menambah berita SIMAPKLA .P-0018 Menghapus berita SIMAPKLA .P-0019 Melihat agenda rapat SIMAPKLA .P-0020 Mencari agenda rapat SIMAPKLA .P-0021 Mengubah agenda rapat SIMAPKLA .P-0022 Menambah agaenda rapat SIMAPKLA .P-0023 Menghapus agenda rapat SIMAPKLA .P-0024 Melihat e-dokumen SIMAPKLA .P-0025 Mencari e-dokumen

SIMAPKLA .P-0026 Mengubah e-dokumen

SIMAPKLA .P-0027 Menambah e-dokumen

SIMAPKLA .P-0028 Menghapus e-dokumen SIMAPKLA .P-0029 Melihat forum

SIMAPKLA .P-0030 Menambah forum

SIMAPKLA .P-0031 Mengubah forum

SIMAPKLA .P-0032 Menghapus forum

SIMAPKLA .P-0033 Melihat TP/TGR

SIMAPKLA .P-0034 Mencari TP/TGR

SIMAPKLA .P-0035 Mengubah TP/TGR

SIMAPKLA .P-0036 Menambah TP/TGR

(40)

22

KF_ID Deskripsi

SIMAPKLA .P-0038 Melihat customercare SIMAPKLA .P-0039 Menambah customercare SIMAPKLA .P-0040 Mengubah customercare SIMAPKLA .P-0041 Menghapus customercare

Pengguna KF_ID

Admin Keseluruhan kebutuhan fungsional

Ketua/Wakil Ketua TPKN SIMAPKLA .P-0009 - SIMAPKLA .P-0013, SIMAPKLA .P-0024 - SIMAPKLA .P-0027 Anggota TPKN SIMAPKLA .P-0009 - SIMAPKLA .P-0011,

SIMAPKLA .P-0024 - SIMAPKLA .P-0027 Sekretariat TPKN SIMAPKLA .P-0002 - SIMAPKLA .P-0008,

SIMAPKLA .P-0014 - SIMAPKLA .P-0028 SIMAPKLA .P-0033 - SIMAPKLA .P-0041

User SIMAPKLA .P-0001 - SIMAPKLA .P-0002,

SIMAPKLA .P-0004 - SIMAPKLA .P-0005, SIMAPKLA .P-0009 - SIMAPKLA .P-0010,

Pengguna KF_ID

SIMAPKLA .P-0014 - SIMAPKLA .P-0015, SIMAPKLA .P-0019 - SIMAPKLA .P-0020, SIMAPKLA .P-0024 - SIMAPKLA .P-0025, SIMAPKLA .P-0029 - SIMAPKLA .P-0030, SIMAPKLA .P-0033 - SIMAPKLA .P-0034, SIMAPKLA .P-0038 - SIMAPKLA .P-0039

2. Kebutuhan Non Fungsional (KNF) sistem

KNF sistem dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Kebutuhan non fungsional

KF_ID Deskripsi

SIMAPKLA .P-0042 Sistem mudah dipelajari dan digunakan

SIMAPKLA .P-0043 Kompatibilitasi Website pada berbagai browser (chrome, mozilla)

SIMAPKLA .P-0044 Interface yang user-friendly untuk mengurangi human error

SIMAPKLA .P-0045 Bahasa yang digunakan bahasa indonesia

3. Perancangan Behavior Diagram a. Use Case Diagram

(41)

23

Tabel 7 Aktor yang terlibat dan use case

No Aktor Keterangan Pengguna

1 User Pengunjung sistem yang mempunyai hak akses terbatas hanya untuk pencarian, download dokumen, serta mengajukan pertanyaan berkaitan dengan kerugian negara

Satker di Lingkungan LAPAN

2 Admin mengelola sistem yang mempunyai hak akses tak terbatas

staf TI di TPKN-LAPAN

3 Sekretariat TPKN

mengelola kamus, mengelola berita, mengelola agenda rapat, menegelola e-dokumen, mengelola TP/TGR

Sekretariat TPKN-LAPAN

4 Anggota TPKN

memasukkan pengetahuan berkaitan dengan kerugian negara serta menjawab pertanyaan dari setiap pertanyaan user

Anggota TPKN-LAPAN

No Aktor Keterangan Pengguna

5 Ketua/Wakil Ketua TPKN

melakukan edit pengetahuan kerugian negara dan persetujuan atas pengetahuan yang dibuat oleh anggota TPKN LAPAN serta menjawab pertanyaan dari setiap pertanyaan user

Ketua dan Wakil Ketua TPKN LAPAN

No Use Case Keterangan

1 Mengelola beranda Mengelola beranda SIMAPKLA 2 Mengelola profil Mengelola profil SIMAPKLA 3 Mengelola kamus Mengelola glosarium SIMAPKLA

4 Mengelola artikel Mengelola artikel pengetahuan kerugian negara SIMAPKLA

5 Mengelola berita Mengelola berita SIMAPKLA

6 Validasi Memeriksa status login

7 Mengelola agenda rapat Mengelola agenda rapat SIMAPKLA 8 Mengelola e-dokumen Mengelola e-dokumen SIMAPKLA 9 Mengelola forum Mengelola forum SIMAPKLA 10 Mengelola TP/TGR Mengelola TP/TGR SIMAPKLA 11 Mengelola customercare Mengelola customercare SIMAPKLA

Use case diagram SIMAPKLA dapat dilihat pada Gambar 13.

(42)

24

Gambar 13 Use case SIMAPKLA

4. Perancangan Basis Data

Pada tahap ini membuat ERD, ORM dan class diagram seperti terlihat pada Gambar 14, 15, dan 16.

a. Class Diagram

(43)

25

class diagram yang memuat nama kelas, atribut dan operasi dapat dilihat pada Lampiran 9.

Gambar 14 Class diagram

b. ORM

(44)

26

Gambar 15 ORM SIMAPKLA

c. ERD

(45)

27

Gambar 16 ERD SIMAPKLA

5. Perancangan Antarmuka

Pada tahapan ini dilakukan observasi terhadap pengguna aplikasi SIMAPKLA untuk mengetahui karakteristik pengguna, meliputi usia, jenis kelamin, frekuensi penggunaan internet. Berdasarkan observasi tersebut diperoleh hasil bahwa jumlah laki-laki dan perempuan berbanding 52% dan 48%. Usia 25-35 sebanyak 36% dan usia >25-35 sebanyak 64%. Dan di lingkungan tempat kerja telah terkoneksi internet dengan frekuensi penggunaan internet setiap hari. Menurut Passig dan Levin (1999), bahwa terdapat perbedaan antara laki-laki dengan perempuan terkait desain antarmuka. Jenis kelamin laki-laki memiliki kecenderungan terhadap warna tampilan antarmuka yang tidak terlalu mencolok. Sehingga terkait warna tampilan antarmuka dibuat dengan dominan warna biru.

Perancangan halaman antarmuka terdiri dari header, footer, serta bagian tengah terbagi atas dua bagian, dimana sisi sebelah kiri merupakan navigasi menu sedangkan sebelah kanan merupakan isi yang menggambarkan setiap menu yang dipilih. Halaman utama dibagi atas dua yaitu halaman untuk administrator dan halaman user. Struktur menu pada halaman user SIMAPKLA dapat dilihat pada Lampiran 11. Dan struktur menu pada halaman administrator dapat dilihat pada Lampiran 12.

(46)

28

a. Layout Halaman Beranda

Gambar 17 Layout halaman beranda

b. Layout Halaman Artikel

(47)

29

c. Layout Halaman E-Dokumen

Gambar 19 Layout halaman e-dokumen

d. Layout Halaman TP/TGR

(48)

30

Pada halaman TP/TGR berdasarkan jenis kasus terdapat tiga pilihan, yaitu berdasarkan kasus TP, TGR, dan pihak ketiga. Pada kolom data/dokumen berisi data perkembangan penyelesaian kerugian negara yang dapat diunduh.

Memverifikasi dan Memvalidasi Manajemen Pengetahuan

Pada tahapan ini dilakukan verifikasi dan validasi terhadap masukan terkait data/informasi/pengetahuan kerugian negara apakah sudah benar. Masukan data/informasi/pengetahuan telah dilakukan verifikasi, diperoleh hasil bahwa pengetahuan yang dimasukkan memang merupakan pengetahuan berkaitan dengan kerugian negara dan bagaimana cara penyelesaiannya. Pengetahuan yang dimasukkan terdiri dari dokumen-dokumen berkaitan dengan kerugian negara (dokumen LHP BPK, dokumen LHP Inspektorat, Laporan Pemantauan TL TGR, Laporan Pemantauan TL LHP, Laporan TPKN, dan laporan lainnya), pengetahuan yang berasal dari pakar dibidang kerugian negara (pakar bidang kepegawaian, hukum, keuangan, aset), dan peraturan perundangan-undangan berkaitan dengan kerugian negara. Dan admin yang memasukkan pengetahuan ke dalam SIMAPKLA memang sudah dipisahkan berdasarkan kewenangannya.

Deskripsi uji untuk mengetahui bahwa SIMAPKLA telah sesuai dengan pengetahuan mengenai kerugian negara dari pakar dapat dilihat pada Tabel 8. Kuesioner verifikasi dan validasi dapat dilihat pada Lampiran 18.

Tabel 8 Verifikasi dan validasi

No Deskripsi SIMAPKLA Valid

(Ya | Tidak) 1 Apakah pengetahuan pada

SIMAPKLA sudah sesuai dengan pengetahuan pakar?

Pengklasifikasian pengetahuan kerugian negara telah tertampung pada sistem ini dan sesuai dengan SIMAPKLA sudah sesuai dengan keinginan pakar?

Pada SIMAPKLA terdapat menu artikel yang berkaitan dengan kerugian negara yang diisi oleh pakar, terdapat dokumen terkait kerugian negara yang dapat didownload, perkembangan penyelesaian kerugian negara, serta terdapat forum tanya jawab

Ya

3 Apakah pengetahuan yang dihasilkan terkait kerugian negara sudah cukup detail?

Semua pengetahuan terkait kerugian negara tertampung pada sistem ini

Ya

4 Jika terjadi perubahan pengetahuan apakah sistem ini dapat melakukannya?

Perubahan dapat dilakukan oleh pakar yang dalam hal ini adalah Ketua/Wakil Ketua TPKN yang dapat melakukan perubahan pengetahuan tersebut

(49)

31

No Deskripsi SIMAPKLA Valid

(Ya | Tidak) 5 Jika terdapat pengetahuan

baru, apakah sistem ini dapat melakukannya?

Penambahan pengetahuan telah diakomodir oleh sistem ini dan yang dapat melakukannya adalah pakar

Ya

6 Apakah pengetahuan yang ditampilkan sesuai dengan keinginan user

Pengetahuan yang ditampilkan pada sistem ini sesuai dengan kata kunci yang dimasukkan oleh user

Ya

Hasil implementasi dari SIMAPKLA terdiri halaman administrator yang terdiri dari empat level hal akses yaitu:

Level satu adalah admin yang mempunyai hak akses tidak terbatas, dan dapat mengelola seluruh isi yang ada pada SIMAPKLA

Level dua adalah ketua/wakil yang mempunyai hak akses untuk melakukan persetujuan terhadap pengetahuan yang dibuat oleh anggota TPKN dan dapat mengelola forum

Level tiga adalah sekretariat yang mempunyai hak akses untuk mengelola kamus, agenda rapat, e-dokumen, dan monitoring TP/TGR

Level empat adalah anggota TPKN yang mempunyai hak akses untuk memasukkan artikel berkaitan dengan kerugian negara, dan mengelola forum

Pada saat melakukan pengelolaan data pada SIMAPKLA, maka setiap admin sesuai dengan level hak aksesnya harus masuk ke dalam halaman administrator dan memasukkan username dan password yang telah didaftarkan oleh admin. Username yang dimasukkan berupa email yang terdaftar di webmail @lapan.go.id. Jika memasukkan username dan password yang tidak sesuai maka akan muncul pesan error dan tidak dapat melanjutkan ke halaman selanjutnya.

Halaman login dapat dilihat pada Gambar 21. Halaman untuk masing-masing level hak akses dapat dilihat pada Gambar 22, 23, 24, dan 25.

(50)

32

Gambar 22 Halaman admin (level akses satu)

Gambar 23 Halaman admin (level akses dua)

(51)

33

Gambar 25 Halaman admin (level akses empat)

Pada halaman administrator anggota TPKN dapat membuat pengetahuan berkaitan dengan kerugian negara, yang akan masuk ke dalam halaman user jika telah mendapatkan persetujuan dari Ketua/Wakil Ketua TPKN.

Dan halaman user yang dapat diakses oleh Satker di lingkungan LAPAN yang terhubung dengan jaringan internet. Pada halaman user, pengunjung dapat melakukan pencarian dan download dokumen terkait kerugian negara, mengetahui perkembangan penyelesaian kerugian negara, dan dapat mengajukan pertanyaan berkaitan dengan kerugian negara. Halaman user terdiri dari halaman beranda, profil, glosarium, artikel, berita, agenda rapat, edokumen, TP/TGR, forum, dan hubungi kami. Halaman beranda, artikel, e-dokumen, TP/TGR dapat dilihat pada Gambar 26, 27. Pada halaman e-dokumen terbagi atas empat kategori, yaitu LHP, pemantauan kerugian negara, laporan TPKN, perundang-undangan, dan dokumen lainnya. Halaman e-dokumen kategori LHP dapat dilihat pda Gambar 28. Pada halaman TP/TGR terbagi atas tiga kategori, yaitu berdasarkan satuan kerja, tahun kejadian dan jenis kasus. Halaman TP/TGR berdasarkan satuan kerja dapat dilihat pada Gambar 29. Halaman TP/TGR grafik berdasarkan jenis kerugian, satuan kerja, dan tahun kejadian dapat dilihat pada Gambar 30, 31, dan 32.

(52)

34

Gambar 27 Halaman artikel

Gambar 28 Halaman e-dokumen LHP

(53)

35

Gambar 30 Halaman TP/TGR grafik berdasarkan jenis kerugian

Gambar 31 Halaman TP/TGR grafik berdasarkan satuan kerja

(54)

36

Hasil implementasi lainnya baik dari halaman administrator maupun user dapat dilihat pada Lampiran 14 dan 15.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan blackbox testing dengan menguji fungsionalitas dari sistem manajemen pengetahuan penyelesaian kerugian negara. Hasil yang diperoleh pada tahap pengujian adalah bahwa dilakukan beberapa test case baik dari halaman administrator maupun halaman pengunjung, dan didapatkan bahwa hasilnya adalah valid, bahwa SIMAPKLA dari sisi fungsionalitas telah sesuai dengan perintah yang diberikan. Hasil Pengujian dapat dilihat pada Lampiran 16. Dan dilakukan pengukuran usability system menggunakan use questionaire yang terdiri dari empat kategori yaitu usefulness (US), ease of use (EU), ease of learning (EL), dan satisfaction (SC). Evaluasi ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 15 responden yaitu TPKN-LAPAN, auditor Internal, dan Satker. Kuesioner pengujian usability dapat dilihat pada Lampiran 17. Nilai untuk masing-masing kategori diperoleh dengan cara menghitung rata-rata nilai untuk setiap pertanyaan, dan menjumlahkan nilai sesuai dengan kategori. Gambar 33 menunjukkan rata-rata nilai setiap elemen parameter berdasarkan kategori untuk usefulness (US), ease of use (EU), ease of learning (EL), dan satisfaction (SC). Gambar 34 menunjukkan rata-rata nilai setiap elemen parameter secara keseluruhan berdasarkan 1 s/d 30 pertanyaan.

Gambar 33Rata-rata nilai setiap elemen parameter berdasarkan kategori

(55)

37

Gambar 34 Rata-rata nilai setiap elemen parameter secara keseluruhan

Berdasarkan hasil pengolahan data ditemukan bahwa tiga elemen dengan penilaian terendah adalah elemen pada pertanyaan no 13, 16, 30 yang masing mengacu pada kategori ease of use (EU) (nomor 13 SIMAPKLA fleksibel untuk digunakan dan nomor 16 Anda tidak melihat adanya ketidakkonsistenan pada saat menggunakan SIMAPKLA) dan kategori satisfaction (SC) (nomor 30 SIMAPKLA sangat menyenangkan untuk digunakan). Penilaian rendah atas elemen tersebut bisa disebabkan beberapa faktor. Berkaitan dengan elemen bahwa SIMAPKLA fleksibel digunakan mendapatkan penilaian rendah dikarenakan SIMAPKLA hanya dapat diakses melalui PC atau laptop sehingga menyebabkan SIMAPKLA menjadi tidak fleksibel. Pada SIMAPKLA juga ditemukan adanya ketidakkonsistenan terhadap tampilan disetiap halaman. Dan terkait dengan elemen nomor 30 bahwa SIMAPKLA sangat menyenangkan mendapatkan penilaian rendah dikarenakan dengan SIMAPKLA menyebabkan adanya keharusan untuk menggunakan sistem tersebut sehingga menambah pekerjaan pengguna SIMAPKLA. Berdasarkan kuesioner dari empat kategori masing-masing diperoleh nilai untuk usefulness (US) sebesar 5.62, ease of use (EU) sebesar 5.58, ease of learning (EL) sebesar 5.70, dan satisfaction (SC) sebesar 5.52. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa SIMAPKLA secara keseluruhan bermanfaat, mudah digunakan, mudah dipelajari, dan adanya rasanya kepuasan dengan adanya sistem tersebut.

Implementasi Sistem Manajemen Pengetahuan

SIMAPKLA di instal ke dalam salah satu server di LAPAN yang kemudian dapat diakses via internet. Spesifikasi server sebagai berikut:

1 Perangkat Lunak

Gambar

Gambar 8 Tahapan pada penelitian
Gambar 9 Topologi jaringan LAPAN Pusat-Rawamangun
Tabel 4  Anggota tim manajemen pengetahuan
Gambar 11 Tim manajemen pengetahuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak hanya terbatas pada fisik dan peralatan serta obat-obatan saja melainkan juga bisa digunakan untuk belanja yang lain dan alokasinya

Penelitian ini hanya mengeksplorasi sedikit tentang larangan meminum khamar yang menunjukan pelarangan Islam tersebut tidak bertentangan dengan HAM karena menyangkut

Sebagaimana terurai dalam definisi obat bahwa obat dapat bermanfaat untuk diagnosa, pencegahan penyakit, menyembuhkan atau memelihara kesehatan, yang hanya didapatkan pada dosis

Semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan perusahaan, maka dapat menarik perhatian investor terlebih bila didukung dengan profitabilitas yang tinggi,

Dalam penelitian Kedudukan Kitab Kuning (Kitab Fiqh) sete- lah lahirnya Kompilasi Hukum Islam ada beberapa hal yang akan dilaksanakan, antara lain, sbb :. Menelaah kitab-kitab

Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian pustaka ( library research ) dengan pendekatan kualitatif. Adapun metode analisis data penelitian ini menggunakan

Institut Seni Indonesia Surakarta). Ujian Tugas Akhir merupakan tahap akhir dalam perkuliahan untuk menyelesaikan program studi S-1 Jalur Kepenarian Jurusan Tari di Institut

Proses pembelajaran pendidikan agama terhadap siswa akan dapat menjadi efektif, jika: (1)Murid meyadari sepenuhnya arah dan tujuan belajarnya; (2)Seorang murid/siswa mempunyai