• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. kasus dan 3000 orang telah meninggal dunia. Indonesia merupakan satu diantara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "I. PENDAHULUAN. kasus dan 3000 orang telah meninggal dunia. Indonesia merupakan satu diantara"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) salah satu pandemi yang telah diputuskan oleh Word Healt Organization (WHO) pada awal tahun 2020 (WHO, 2020). Hal ini disebabkan mata rantai sebaran virus telah menular ke berbagai belahan dunia dengan sangat cepat yang bermula di Kota Wuhan, Provinsi Hubei- China (Junusi, 2020). Di luar negara China, Covid 19 telah menginfeksi 7000 kasus dan 3000 orang telah meninggal dunia. Indonesia merupakan satu diantara negara yang terkena dampak pandemi Covid-19.

Data statistik per maret 2020 menunjukkan jumlah kasus yang terkonfirmasi positif 1528 dan 114 meninggal dunia (Kementrian Kesehatan, 2020). Ternyata wabah virus corona selain bisa mempengaruhi kesehatan, juga bisa mempengaruhi pelaku bisnis yang kesulitan untuk memasarkan produk mereka, terlebih lagi merek yang telah dibangun sebelumnya menjadi tidak dikenal kembali dikarenakan Pemerintah menetapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan social distancing untuk menekan angka pertumbuhan kasus positif, beberapa negara seperti Amerika Serikat, Italia, hingga Singapura mengumumkan bahwa negaranya telah mengalami resesi akibat pandemi Covid-19. Ancaman resesi mengintai seluruh negara di dunia.

Negara dapat dikatakan terkena resesi, seperti apabila masyarakat mengalami penurunan pendapatan dengan daya beli yang rendah, tingkat pengangguran meningkat, sektor manufaktur melemah. Sejak aturan new normal diberlakukan, berbagai sektor usaha mulai kembali bangkit untuk perkembangan perekonomian Indonesia agar tidak terpuruk, salah satunya bisnis coffeshop.

(2)

2

Indonesia memiliki 3000 gerai coffeeshop yang tersebar di seluruh wilayah, namun tidak semuanya mampu bertahan terkena terpaan covid-19. Dengan demikian, dimasa pandemi ini, para pelaku bisnis ingin membangkitkan bisnis coffeshop di tengah kekhawatiran masyarakat akan penularan virus covid- 19 yang semakin tinggi, menjadi pekerjaan tidak mudah. Para pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memikirkan strategi pemasaran yang tepat serta efektif, tapi juga meyakinkan konsumen bahwa tempat coffeshop yang dimilikinya terbebas dari covid-19 (Kompas.com, 2020).

Bisnis kedai kopi adalah salah satu yang merasakan dilema karena adanya himbauan PSBB guna menekan angka penyebaran virus corona. Biasanya coffeeshop dipenuhi oleh para pengunjung, kini tampak sepi dan hanya terlihat

beberapa pegawai saja yang berjaga. Di beberapa wilayah, sejumlah kedai kopi pun mulai tutup dan tidak melayani pembeli. Namun, ada juga yang masih tetap buka, dengan cara memasarkan strategi.

Adanya pandemi Covid-19, pelaku usaha kedai kopi dituntut untuk memperhatikan strategi pemasaran yang tanggap dan dapat bertahan konsumennya, karena strategi pemasaran adalah kunci untuk meraih tujuan organisasi menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar (Kompas.com, 2020). Strategi pemasaran yang spesifik akan lebih efektif dalam mempertahankan dan meningkatkan omzet dari kedai kopi dengan cara mengikuti keinginan pasar dan tambah produk yang sedang digemari masyarakat seperti, pada masa pandemi saat ini konsumen lebih memilih membeli kebutuhan

(3)

3

sehari-hari yaitu masker, hand sanitizer dan semua hal yang berhubungan dengan kesehatan.

Penyebaran Covid-19 saat ini, masyarakat sebagai konsumen mempunyai pilihan yang beragam untuk memenuhi kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan coffeeshop. Oleh karena itu, pelaku usaha kedai kopi mengeluarkan beberapa

strategi yaitu mengeluarkan produk minuman sehat seperti jamu dan jus yang bisa meningkatkan imun tubuh dan membagikan masker kepada konsumen yang mengunjungya. Situasi dan kondisi seperti saat ini, pemilik kedai kopi bukan hanya mampu menjual produk dan jasanya saja, tetapi juga harus mempunyai kemampuan untuk memasarkan usahanya, sehingga jumlah konsumen tidak menurun tetapi semakin meningkat.

Pemilik coffeeshop harus dapat memahami selera dan perilaku konsumen, selain itu mengetahui situasi dan kondisi internal perusahaannya, sehingga dapat merumuskan strategi pemasaran yang tepat untuk tetap mempertahankan tingkat permintaan konsumen pada tingkat yang dapat memaksimalkan keuntungan.

Fenomena coffeeshop yang ada di takengon masa pandemi ini, banyak penjualan menurun, dikarenakan jam buka dikurangi, pemberlakuan jam buka malam dibatasi dan polisi dan TNI rajin berkeliling kota untuk mengingatkan warga tidak berkumpul, jika ada warga berkumpul langsung dibubarkan. Sehingga dalam sehari banyak kehilangan pendapatan terhitung dengan belasan juta.

Namun demikian, beberapa penjualan coffeeshop mempunyai harapan agar jumlah konsumen yang mengkonsumsi produk dan jasanya tidak semakin menurun, tetapi mengalami pertambahan dalam penjualan walaupun sedang dilandai covid-19 ini, sehingga dapat meningkatkan kunjungan konsumen atau masyarakat datang dan

(4)

4

mengkonsumsi produk dan jasanya, coffeeshop merencanakan menerapkan strategi pemasaran yang tepat, yang didasarkan atas analisa konsumen dan analisa situasi dan kondisi internal-eksternalnya.

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas penulis tertarik untuk menganalisa Strategi Coffeeshop Untuk Meningkatkan Kunjungan Konsumen Selama Covid-19.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada coffeeshop di Takengon selama Covid-19?

2. Bagaimana strategi pemasaran untuk meningkatkan coffeeshop di Takengon selama Covid 19?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada coffeeshop di Takengon selama Covid-19.

2. Menemukan strategi pemasaran untuk meningkatkan coffeeshop di Takengon selama Covid 19.

(5)

5

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak-pihak terterntu diantaranya:

1. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan berpikir tentang strategi pemasaran di dalam menjalankan bisnis coffeeshop di Takengon selama covid 19.

2. Bagi Coffeshop di Takengon

Membantu coffeeshop di Takengon dengan memberikan informasi dan sumbangan pemikiran mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan coffeeshop di Takengon dalam menjalankan usahanya selama Covid 19.

3. Bagi Pembaca

Sebagai tambahan informasi dan referensi bacaan bagi pembaca.

1.4 Batasan Istilah dan Pengukuran Variabel

1.4.1 Batasan Istilah

Beberapa batasan istilah yang digunakan pada penelitian ini didefinisikan sebagai berikut :

1. Coffeeshop merupakan suatu tempat atau ruangan dengan penambahan dekorasi agar lebih menarik atau dikelola dengan manajemen terstruktur memberikan pelayanan secara komersil guna memenuhi kebutuhan konsumen, dan disajikan berbagai jenis hidangan kopi olahan, serta produk lainnya untuk menunjang tempat tersebut (Marsum, 2005).

2. SWOT adalah metode analisa yang digunakan peneliti untuk menentukan strategi pemasaran coffeeshop di Takengon selama covid- 19 melalui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

(6)

6

3. SO (Strength-Opportunity) adalah strategi pengembangan yang didapatkan dari memanfaatkan kekuatan coffeeshop di Takengon selama covid-19 untuk mengambil peluang.

4. WO (Weakness-Opportunity) adalah strategi pengembangan yang didapatkan dari memperbaiki kelemahan coffeeshop di Takengon selama covid-19 dengan memanfaatkan peluang.

5. ST (Strength-Threat) adalah strategi pengembangan yang didapatkan dari menggunakan kekuatan coffeeshop di Takengon selama covid-19 untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman.

6. WT (Weakness-Threat) adalah strategi pengembangan yang didapatkan dari mengurangi kelemahan coffeeshop di Takengon selama covid-19 dan menghindari ancaman.

1.4.2 Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan pada penelitian ini meliputi dua macam variabel, yaitu variabel dari faktor internal dan variabel dari faktor eksternal :

Variabel dari faktor internal : Kekuatan (Strengths) :

1. Produk makanan dan minuman yang dijual di coffeeshop lokal sangat berkualitas.

2. Selalu dilakukan penjemuran meja dan kursi setiap pagi 3. Coffeeshop lokal menyediakan hand sanitizer dan masker.

4. Harga makanan dan minuman di coffeeshop lokal terjangkau untuk semua kalangan dengan harga yang dapat bersaing dengan Cafe-cafe lainnya.

5. Coffeeshop lokal melakukan pengecekan suhu konsumen

(7)

7

6. Karyawan di coffeeshop lokal selalu memakai sarung tangan dan rajin cuci tangan.

Kelemahan (Weaknesses) :

1. Produk makanan dan minuman di coffeeshop lokal tidak bisa bertahan lama, karena terbuat dari bahan alami tanpa bahan pengawet

2. Kurang karyawan yang melakukan penjemuran meja dan kursi setiap pagi 3. Kurangnya hand sanitizer dan masker untuk di bagikan kepada konsumen 4. Naiknya harga bahan baku saat ini yang menentu yang berpengaruh

terhadap naik turunnya penjualan coffeeshop.

5. Masih kurang fasilitas pengecekan suhu konsumen

6. Tidak semua karyawan memakai sarung tangan dan rajin cuci tangan Variabel dari faktor eksternal :

Peluang (Opportunities) :

1. Produk makanan dan minuman coffeeshop masih terbuka peluang untuk dikembangkan dan membuat inovasi makanan dan minuman yang baru yang lebih menarik dimulut dan mata konsumen

2. Peluang harga makanan dan minuman masing dapat dipertahankan dengan bekerja sama dengan supplier penyedia bahan baku agar mendapat bahan baku yang lebih murah

3. Masih terbukanya peluang coffeeshop memperluas tempat usahanya.

4. Terbukanya peluang coffeeshop memperluas promosinya melalui online selama covid-19.

Ancaman (Threats) :

(8)

8

1. Usaha pesaing yang banyak menciptakan strategi yang sama bahkan lebih berinovasi.

2. Ketersediaan bahan baku dan harga bahan baku yang dapat naik sewaktu-waktu 3. Lokasi coffeeshop sangat sempit tempat parkirnya

4. Promosi yang digencarkan dari pesaing di media social semakin meluas.

Referensi

Dokumen terkait

ICePTi 2017 is organized by Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Universitas Padjadjaran, Nano Technology and Graphene Research Center (PRINT-G), Material Science &

Dari hasil analisis cooking properties mie kering dari campuran tepung mocaf-tepung gandum dapat diketahui bahwa cooking yield dan swelling indeks meningkat hingga

hidroxyapatit menggunakan Metode Hidrotermal suhu rendah mengatakan bahwa semakin lama waktu reaksi, maka semakin tinggi konsentrasi hidroxyapatit dengan batasan

Kebanyakan partisipan yang sakit diabetes mellitus dengan ulkus kaki diabetikum mengalami stress akibat kondisi yang semakin memburuk dan terjadinya perubahan fisik,

tugas yang telah diberikan oleh guru. Analisis Peran kepala sekolah danGuru Dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar

Pada gambar 3.14 ditunjukkan potongan kode sumber yang berisi konstanta lineinput dengan tipe data array yang digunakan sebagai konstanta untuk menampung 1

Maintainability suatu peralatan dapat didefinisikan sebagai probabilitas dari komponen atau sistem yang gagal tersebut untuk bisa dipulihkan atau diperbaiki pada suatu kondisi

Dibutuhkanlah mekanisme penyimpanan data yang terorganisir dengan baik dan murah, dimana seluruh data terintegrasi dalam satu file server yang memliki kapasistas