• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Suci Andriani 1, Salman 2, dan Sriwardona 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh: Suci Andriani 1, Salman 2, dan Sriwardona 3"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PELAKSANAAN STRATEGI EKSPOSITORI OLEH GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

PESERTA DIDIK VII DI PONDOK PESANTREN SUBULUS SALAM KABUPATEN PASAMAN BARAT

Oleh:

Suci Andriani1, Salman2, dan Sriwardona3 Sucia1793@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang dari penelitian ini adalah penggunaan strategi ekspositori dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik di Pondok Pesantren Subulus Salam di Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui perencanaan guru dalam pelaksanaan strategi untuk meningkatkan motivasi dari dalam dan luar peserta didik di Pondok Pesantren Subulus Salam, untuk mengetahui pelaksanaan strategi ekspositori untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran di Pondok Pesantren Subulus Salam, untuk mengetahui evaluasi yang dilakukan guru dalam pelaksanaan strategi ekspositori untuk meningkatkan motivasi peserta didik di Pondok Pesantren Subulus Salam, untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat guru dalam pelaksanaan strategi ekspositori untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik di Pondok Pesantren Subulus Salam.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau field research, dengan menggunakan deskriptif kualitatif yaitu penelitian dengan menggambarkan melalui kata – kata. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis simpulkan bahwa pelaksanaan strategi ekpsositori oleh guru Aqidah Akhlak dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di Pondok Pesantren Subulus Salam sudah terlaksana dengan baik. Dikarenakan dengan perencanaan yang dipersiapkan guru tersebut terdapat cara guru Aqidah Akhlak yang memotivasi peserta didiknya setiap pembelajaran.

Kata kunci: strategi pembelajaran ekspositori, motivasi belajar

1 Suci andriani, Mahasiswa Pendidikan Agama Islam STAI-YAPTIP Pasaman Barat

2 Salman, Dosen Pendidikan Agaman Islam STAI-YAPTIP Pasaman Barat

3 Sriwardona, Doen Pendidikan Agama Islam STAI-YAPTIP Pasaman Barat

(2)

2 A. PENDAHULUAN

Pembelajaran dalam sekolah adalah hal yang terpenting yang perlu diperhatikan untuk peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik.

Untuk itu pembelajaran pun harus dilakukan dengan strategi yang sesuai dan mampu meningkatkan motivasi belajarnya. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi yang dapat membantu meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Menurut wina sanjaya, strategi pembelajaran ekspositori adalah salah satu diantara strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses bertutur.

Analisa penulis berdasarkan pendapat para ahli di atas adalah bahwa strategi pembelajaran ekspositori adalah di sini proses pembelajaran dilakukan langsung oleh guru dan memberikan materi langsung kemudian peran peserta didik di sini adalah mendengarkan dan sebelumnya peserta didik harus menguasai materi pembelajaran.4

Strategi ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada kelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.5 Jadi, dalam strategi ini materi pelajaran yang di sampaikan langsung oleh guru. Peserta didik tidak di tuntut untuk menemukan materi lain melainkan materi pelajaran yang sudah jadi. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara verbal yaitu pembelajaran di sampaikan secara lisan oleh seorang guru. Strategi ekspositori strategi yang banyak dan sering di gunakan.

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas – aktifitas tertentu demi terciptanya suatu tujuan.6 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), di entri motivator disebutkan memiliki 2 arti pertama orang

4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan, (Jakarta:

Pernada Media, 2008), h. 179

5 Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 19

6 Barnawi dan Muhammad Arifin, Etika dan Profesi dan Kependidikan, (Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2012), h. 75

(3)

3

(perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu, pendorong, penggerak. Kedua petugas yang ditunjuk untuk memberikan penerangan dan motivasi kepada calon akseptor keluarga berencana.7 Analisa penulis berdasarkan pengertian motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu upaya penarik dari seseorang kepada orang tersebut seakan menyebabkan timbulnya motivasi daya penarik dari orang tersebut untuk melakukan segala hal, baik itu positif maupun negatif yang akan dilaksanakannya. Dalam wikipeda Bahasa Indonesia, motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuaannya. Menurut penulis berdasarkan pengertian motivasi menurut wikipedia bahasa indonesia motivasi adalah adanya rangsangan dari diri atau orang lain kearah jalan ang akan dicapainya dan yang akan dikerjakanya.

Menurut Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within the person characterizad b affective arousal and anticipatar goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.8 Menurut penulis pendapat ahli di atas, motivasi adalah dorongan atau masukan yang positif untuk seseorang ke arah yang lebih baik, dan motivasi sangat penting bagi peserta didik, karena dalam motivasi yang tinggi akan berpengaruh kepada siswa dan hasil belajar siswa dan motivasi yang rendah akan membuat siswa mendapatkan kegagalan.

Motivasi ada 2, yaitu motivasi instrinsik dan ekstrnsik. Jadi sebagai guru kita bisa memberi motivasi kepada siswa dengan motivasi instrinsik (dari dalam), dan ekstrinsik (dari luar). Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif/berfungsinya tidak perlu diransang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik, yaitu motif-motif yang akan

7 Depdiknas, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Dep. Pendidikan Nasional, 2008), h. 134

8 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 60

(4)

4

dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.9 Menurut penulis berdasarkan penjelasan di atas adalah, motivasi ada 2, pertama motivasi instrinsik, yaitu dari dalam diri kita, sudah adanya dorongan atau keinginan dari dalam diri kita sendiri untuk melaksanakan sesuatu agar tercapainnya suatu tujuan yang kita inginkan. Kedua, motivasi ekstrinsik dari luar diri kita, misalnya orang tua, guru, teman, lingkungan, pergaulan, masyarakat dan lain-lain. Biasanya siswa yang berprestasi menganggap kegagalannya akibat kurangnya usaha yang dilakukan.

Sebaliknya siswa yang motivasi rendah akan mempersepsikan kegagalannya sebagai takdir.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan penelitian yang bersifat field research atau penelitian lapangan, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu penelitian dengan menggambarkan dengan kata-kata. Nana Sudjana dan Ibrahim mengemukakan bahwa: metode penelitian deskriptif kualitatif hanya menggunakan apa adanya tentang suatu variabel gejala atau kejadian. Metode kualitatif dalam penelitian tergantung pada ketajaman analisa, objektifitas sistematik bukan pada statistika dengan menghitung berapa besar kebenaran dalam interprestasinya.10

C. PEMBAHASAN

1. Pengertian strategi pembelajaran

Wina Sanjaya mengutip pandangan J.R. David. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.11 Komp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar

9 Ibid., h. 62

10 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004), h. 195-196

11 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008 ), h. 126

(5)

5

tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan itu, Dick and Carey menyebutkan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan penyusun di atas. Dapat disimpulkan bahwa, “strategi pembelajaran adalah sebuah perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang didesain secara khusus (baik metode, pemanfaatan berbagai sumber daya) untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Misal strategi pembelajaran yang berbentuk metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahka diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, termasuk menyediakan dan menggunakan media pembelajaran.

2. Pengertian strategi ekspositori

Menurut Roy Killen, pengertian strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.12 Analisa penulis dari pendapat di atas adalah bahwa strategi ekspositori adalah bahwa strategi ini langsung guru menyampaikan materi pembelajaran secara rinci sehingga siswa tinggal menyimak dan mencerna secara teratur dan tertib. Siswa juga dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.

3. Langkah – langkah pembelajaran Ekspositori a. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

b. Menyiapkan Peserta didik c. Presentasi dan Demonstrasi

d. Mencapai pemahaman dan penguasaan

12 Wina Sanjaya, op cit., h. 117

(6)

6 e. Memberikan latihan terbimbing

f. Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik g. Memberikan Kesempatan Latihan Mandiri

4. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori a. Keunggulan

1) Dengan strategi pembelajaran ekspositori, guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran. Guru dapat mengetahui sampai sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang disampaikan

2) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif jika materi pelajaran yang harus dikuasai peserta didik cukup luas sedangkan waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.

3) Melalui strategi pembelajaran ekspositori, selain peserta didik dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus peserta didik bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi)

4) Keuntungan lainnya adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan unruk jumlah peserta didik dan ukuran kelas yang besar.

b. Kelemahan

Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan,di antaranya sebagai berikut :

1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik..

2) Strategi ini tidak mngkin dapat melayani perbedaan setiap individu, baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, maupun perbedaan gaya belajar.

3) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, akan sulit mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, dan kemampuan berfikir kritis.

(7)

7

4) Keberhasilan strategi pembelajran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagi kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengolah kata.Tanpa itu,sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.

5) Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi saru arah (one-way communication ), kesempatan untuk mengontrol pemahaman peserta didik akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki peserta didik akan terbatas pada apa yang diberikan guru.

5. Pengertian Motivasi

Menurut Mc Donald mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di didalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.13 Analisa penulis tentang pengertian motivasi berdasarkan pendapat para ahli di atas bahwa motivasi adalah dorongan yang diberikan kepada seseorang untuk perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.

6. Pengertian Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan, sehinga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar motivasi tentu sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mengkin melakukan aktifitas belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah kekuatan, daya pendorong, atau alat pembangun

13 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 114

(8)

8

kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan tingkah laku, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.14

1. Macam – macam Motivasi Belajar

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukan dibagi menjadi dua:

1) Motif – motif bawaan

2) Motif – motif yang dipelajari b. Motivasi jasmaniah dan rohaniah:

1) Motivasi jasmani seperti refleks, insting otomatis, nafsu 2) Motivasi rohaniah seperti kemauan

c. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik:

1) Motivasi instrinsik: motif – motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah adan dorongan untuk melakukan sesuatu.

2) Motivasi ekstrinsik: motif – motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Slameto, motivasi belajar dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu:

a) Dorongan kognitif, yaitu kebutuhan untuk mengetahui, mengerti, dan memcahkan masalah. Dorongan ini timbul di dalam proses interaksi antara peserta didik dengan tugas/masalah.

b) Harga diri, yaitu ada peserta didik tertentu yang tekun belajar dan melaksanakan tuga – tugas bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan, tetapi untuk memperoleh status dan harga diri.

14 Hanafiah dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h.

26

(9)

9

c) Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai bahan pelajaran / belajar dengan niat guna mendapatkan pembenaran dari orang lain/

teman – teman. Kebutuhan ini sukar dipisahkan dengan harga diri.

Selain itu, Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sumardi Suryabrata, menyebutkan ada beberapa hal yang mendorong motivasi belajar, yaitu:

a) Adanya sifat ingin tahu untuk belajar dan menyelidiki dunia yang lebih luas.

b) Adanya sifat yang kreatif pada manusia dan berkeinginan untuk terus maju.

c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman–teman

d) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baik melalui kooperasi maupun dengan kompetisi.

e) Adanya keinginan untuk mendapatkan kenyamanan bila menguasai pelajaran.

f) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir kegiatan pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat di atas, Syamsu Yusuf, menyebutkan faktor - faktor yang mempengaruh motivasi belajar yaitu:

1. Faktor Internal

Faktor internal meliputi:

a) Faktor fisik

Faktor fisik meliputi nutrisi (gisi), kesehatan, dan fungsi – fungsi fisik (terutama panca indra).

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis berhubungan dengan aspek – aspek yang mendorong atau menghambat aktifitas belajar pada peserta didik.

2. Faktor Eksternal a) Faktor Non Sosial

Faktor non sosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu, (pagi, siang, malam), tempat, (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), sarana dan prasarana atau fasilitas belajar.

(10)

10 b) Faktor Sosial

Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik yang hadir secara langsung maupun tidak langsung (foto atau suara).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap hasil usaha seseorang.

Bila usaha yang dilakukan peserta didik itu adalah hal – hal yang positif dan menunjang serta berorientasi pada kegiatan belajar akidah akhlak, maka motivasi belajar akan mempengaruhi hasil belajar akidah akhlak.15

D. KESIMPULAN

Bagian akhir skripsi ini, penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan yang dapat diambil dan saran yang didasarkan pada temuan hasil penelitian.

Secara umum dapat penulis simpulkan bahwa Pelaksanaan strategi ekspositori oleh guru aqidah akhlak dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik dipondok pesantren subulus salam suda terlaksana dengan baik, dan sudah meningkatnya motivasi belajar peserta didik tersebut. Karena sudah dilaksanakan oleh guru Aqidah Akhlak strategi tersebut sesuai dengan langkah – langkah prosedur pelaksanaan strategi ekspositori. Secara khusus dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan Guru Dalam Pelaksanaan Strategi Ekspositori Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di Pondok Pesantren Subulus Salam, berdasarkan penelitian yang penulis lakukan perencanaan strategi ini sudah matang untuk menunjang hasil pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelaran secara efektif dan efesien. Mengenai materi pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan strategi ini berjalan dengan baik dan memang terdapat hambatan saat penyampaian materi dan hambatan itu di atasi dengan caara memotivasi peserta didik, dan di sini peserta didik menjadi lebih semangat dalam belajar karena mereka selalu mendapatkan motivasi dari gurunya. Guru Aqidah Akhlak dalam penyampaian materi

15 Sardiman AM, Op cit., h. 92-95

(11)

11

Aqidah Akhlak dengan menggunakan strategi ekspositori ini sudah berjalan dengan baik, terlihat dari sebelum pembelajaran sampai akhir dari pembelajaran tersebut sudah terlaksana dengan baik dan motivasi yang tinggi.

2. Pelaksanaan strategi ekspositori untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran, di sini guru Aqidah Akhlak melaksanakan startegi dengan baik karena terdapat pemahaman yang cepat dan tanggap dari peserta didik karena penguasaan materi oleh guru Aqidah Akhlaknya, kerena sesuai dengan strategi ekspositori yaitu penguasaan materi dari guru yang dituntut agar terciptanya pemahaman dari peserta didik dan penguasaan materi dengan baik. Maka dari sinilah pembelajaran guru Aqidah Akhlak dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dari pelaksanaan strategi ekspositori ini maka seorang guru Aqidah Akhlak melakukan pengembangan, pengembangan dalam pembelajaran memang hal terpenting dalam pembelajaran apalagi penggunaan strategi pembelajaran. Akan perlu dikembangkan agar dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

3. Evaluasi guru dalam pelaksanaan strategi ekspositori untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, di sini guru Aqidah Akhlak sudah melakukan pengevaluasi sebagai mana mestinya. Karena di sini gurunya ingin meningkatkan pembelajaran yang lebih baik dan menginginkan pembelajaran yang optimal, maka dilakukannya lah penilaian terhadap pelaksanaan strategi ekspositorinya yang digunakannya saat pembelajaran.

Mengetahui keberhasilan dari pembelajaran yang kita lakukan, baik itu keberhasilan proses belajar, model, metode, dan strategi pembelajaran, dan di sini strategi pembelajaran ekspositori sangat penting kita lakukan penilai apakah cocok dan berhasil sesui yang kita inginkan. Dan di sini guru Aqidah Akhalk di Pondok Pesantren Subulus Salam melakukan pengevaluasi terhadap pelaksanaan strateginya dengan baik dan optimal untuk terciptanya peningkatan motivasi belajar peserta didik.

4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Guru Dalam Pelaksanaan Strategi Ekspositori Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik yaitu

(12)

12

terdapat beberapa faktor dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik dimana ada kemauan, peserta didik, lingkungan sarana dan prasarana dan keluarga yang dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.

Guru Aqidah Akhlak di Pondok Pesantren Subulus Salam ini menjadi pelengkap untuk peserta didiknya supaya motivasi mereka untuk belajar itu tidak berkurang dan akan meningkatkan. Apa yang dibutuhkan oleh peserta didik akan dipenuhi dan dilengkapi oleh gurunya untuk menunjang hasil belajar dan meningkatkan motivasi dalam belajar peserta didik di Pondok Pesantren Subulus Salam.

(13)

13

DAFTAR PUSTAKA

Bahri Djamarah, Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Barnawi dan Arifin, Muhammad. 2012. Etika dan Profesi dan Kependidikan.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Dep. Pendidikan Nasional

Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta,

Hanafiah dkk. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan. Jakarta:

Pernada Media.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:

Sinar Baru Algesindo

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik melalui strategi Snowballing pada mata pelajaran

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendiskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik melalui strategi Snowballing pada mata pelajaran

Dalam meningkatkan akhlak merupakan suatu misi yang paling utama yang harus dilakukan oleh guru mata pelajaran Aqidah Akhlak kepada anak didik, Strategi merupakan

Dampak penerapan strategi mengajar ekspositori ( expository teaching) dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara adalah guru aktif

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi. Akhlak Terpuji pada peserta didik kelas II MI Bendiljati

Pelaksanaan strategi guru aqidah akhlak dalam meningkatkan membaca al-Qur’an di MTsN 4 Tulungagung adalah ketika ada siswa yang belum bisa mengaji maka guru aqidah akhlak

Pembelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlak yang terpuji melalui pemberian dan

1) Bagi peserta didik, mampu memotivasi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan kognitif dengan menerapkan model ROPES pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dalam