• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

BANGSRI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Dan Ilmu

Keguruan

Oleh:

NURUL HIDAYAH

NIM : 131310001212

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JEPARA

2015

(2)

bawah ini:

Nama : NURUL HIDAYAH

NIM : 131310001212

Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi suatupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.

Jepara, 31 Agustus 2015 Penulis

NURUL HIDAYAH NIM: 131310001212

(3)

ii Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara

Di Jepara

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan naskah skripsi dengan:

Nama : NURUL HIDAYAH

NIM : 131310001212

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Tempat, Tanggal lahir : Jepara, 22 Mei 1991

Alamat : Srikandang RT. 02 RW. 10 Bangsri Jepara

Judul : PENERAPAN STRATEGI MENGAJAR

EKSPOSITORI (EXPOSITORY TEACHING)

DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH

AKHLAK DI MI MATHOLI’UL HUDA 02

SRIKANDANG BANGSRI JEPARA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Dengan ini saya mohon agar skripsi saudari tersebut dapat dimunaqosahkan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

(4)
(5)

iv









)

ﺮﻣﺰﻟا

:

٩

(

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat

menerima pelajaran. (QS. Az-Zumar: 9)*

*

Tim Pentashih Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama RI, al-Qur'anul dan Terjemahnya, (Jakarta : Al-Fatih, 2012), hlm. 459

(6)

v

memberi arti dalam perjalanan hidupku, Teruntuk orang-orang yang

selalu hadir dan berharap ridha-Nya, khususnya buat :

1.

Ayahanda H.Abdul Qodir dan Ibunda Dewi Murwati yang dimuliakan dan

dirahmati Allah yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang dan do’a.

2.

Maz dan adik” Tercinta yang selalu membimbing dan memberikan masukan

dalam penyusunan skripsi ini.

3.

Habibi Q tersayang yang senantiasa memberikan motivasi dan menambah

semangat sampai selesainya skripsi ini.

4.

Bapak dan Ibu Dosen di UNISNU Jepara yang telah memberikan bimbingan dan

ilmu sehingga penulis dapat menjadi pribadi baru yang lebih baik.

5.

Guru-guruku yang mulia

6.

Sahabat-sahabatku di UNISNU Jepara, kebersamaan kita tak akan terhapus dari

sanubari

(7)

vi

Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang mana atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya semata, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang sederhana ini.

Shalawat salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H Muhtarom, HM selaku Rektor UNISNU Jepara.

2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara.

3. Bapak Drs. Abdul Rozaq Alkam, M.Ag yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sampai dengan selesainya skripsi ini.

4. Semua Dosen UNISNU Jepara yang memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dari mata kuliah yang ada .

5. Kepada Bapak Kepala Sekolah beserta Bapak dan Ibu guru MI Matholi’ul Huda Srikandang Bangsri Jepara yang mengijinkan penelitian pembelajaran aqidah akhlak dalam penyusunan skripsi ini.

6. Guru aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara yang telah berkenan untuk bekerja sama dengan penulis selama mengadakan penelitian.

(8)

vii motivasi dalam rangka menyelesaikan skripsi

9. Semua pihak terkait yang ikut membantu dan menyelesaikan skripsi ini. Walaupun demikian, penulis menyadari bahwa masih begitu banyak kekurangan dan kelemahan yang ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif tetap penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat sehingga mendapat ridlo dari Allah SWT. Amin.

Jepara, 31 Agustus 2015 Penulis

(9)

xi

EKSPOSITORI (EXPOSITORY TEACHING) DALAM PEMBELAJARAN

AQIDAH AKHLAK DI MI MATHOLI’UL HUDA 02 SRIKANDANG BANGSRI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015, Skripsi, Jepara: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam UNISNU Jepara, 2015.

Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengetahui prosedur penerapan strategi mengajar ekspositori (expository teaching) dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara. 2) Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi penerapan strategi mengajar ekspositori (expository teaching) dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara. 3) Untuk mengetahui dampak penerapan strategi mengajar ekspositori (expository teaching) dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Dari analisa yang penulis lakukan, dapat disimpulkan hasil sebagai berikut: Prosedur penerapan strategi mengajar ekspositori (expository teaching) dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara adalah dilakukan melalui 4 tahap yaitu: tahap persiapan, pertautan, tahap penyampaian atau penyajian materi, dan tahap evaluasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan strategi mengajar ekspositori (expository teaching) dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara adalah:

a. Faktor internal: kompetensi guru, penggunaan bahasa oleh guru dalam menerangkan materi pelajaran.

b. Faktor Eksternal: tingkat kematangan, minat, bakat, gaya belajar siswa, pemahaman siswa, sumber belajar, dan dukungan lembaga pada strategi yang digunakan.

Dampak penerapan strategi mengajar ekspositori (expository teaching) dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara adalah guru aktif menyampaikan pelajaran, siswa menjadi pasif dalam pembelajaran karena hanya mendengarkan ceramah guru tentang materi pelajaran aqidah akhlak, dan ukuran daya serap siswa berdasarkan kemampuan dalam menjawab pertanyaan guru.

(10)

viii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

ABSTRAK xi

DEKLARASI xii

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Penegasan Istilah 4 C. Rumusan Masalah 7 D. Tujuan Penelitian 7 E. Manfaat Penelitian 8 F. Kajian Pustaka……… 9 G. Metode Penelitian 11

H. Sistematika Penulisan Skripsi 16

BAB II : LANDASAN TEORI 19

A. Penerapan Strategi Mengajar Ekspositori (Expository

Teaching) 19

1. Pengertian Mengajar Ekspositori (Expository Teaching) 19 2. Prinsip-prinsip penggunaan strategi mengajar ekspositori

(Expository Teaching) 24

3. Prosedur penggunaan strategi mengajar ekspositori

(Expository Teaching) 26

4. Kelebihan dan kelemahan penggunaan strategi mengajar

(11)

ix

2. Tujuan pembelajaran aqidah akhlak 38

3. Ruang lingkup mata pelajaran aqidah akhlak 40 4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata

Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah 43 C. Penerapan Strategi Mengajar Ekspositori (Expository

Teaching) Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak 49

BAB III : KAJIAN OBYEK PENELITIAN 54

A. Data Umum MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri

Jepara 54

1.Sejarah Berdirinya MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang

Bangsri Jepara 54

2.Letak Geografis MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang

Bangsri Jepara 55

3.Visi dan Misi MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri

Jepara 55

4.Data guru dan Karyawan MI Matholi’ul Huda 02

Srikandang Bangsri Jepara 56

5.Data siswa MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang 57 6.Kurikulum MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang 61

B. Data Khusus 61

1. prosedur Penerapan Strategi Mengajar Ekspositori (Expository Teaching) Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Kecamatan

Bangsri Kabupaten Jepara 61

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Strategi Mengajar Ekspositori (Expository Teaching) dalam

(12)

x

Akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri

Jepara 66

BAB IV : ANALISIS PENERAPAN STRATEGI MENGAJAR

EKSPOSITORI (EXPOSITORY TEACHING) DALAM

PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MI MATHOLI’UL HUDA 02 SRIKANDANG BANGSRI JEPARA TAHUN

PELAJARAN 2014/2015 68

A. Analisis Prosedur Penerapan Strategi Mengajar Ekspositori (Expository Teaching) Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara 68 B. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan

Strategi Mengajar Ekspositori (Expository Teaching) dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Matholi’ul Huda 02

Srikandang Bangsri Jepara 73

C. Analisis Dampak Penerapan Strategi Mengajar Ekspositori (Expository Teaching) dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara 75

BAB V : PENUTUP 78 A. Kesimpulan 78 B. Saran-Saran 79 C. Penutup 79 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN PENUTUP

(13)

xi

EKSPOSITORI (EXPOSITORY TEACHING) DALAM PEMBELAJARAN

AQIDAH AKHLAK DI MI MATHOLI’UL HUDA 02 SRIKANDANG BANGSRI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015, Skripsi, Jepara: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam UNISNU Jepara, 2015.

Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengetahui prosedur penerapan strategi mengajar ekspositori (expository teaching) dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara. 2) Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi penerapan strategi mengajar ekspositori (expository teaching) dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara. 3) Untuk mengetahui dampak penerapan strategi mengajar ekspositori (expository teaching) dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Dari analisa yang penulis lakukan, dapat disimpulkan hasil sebagai berikut: Prosedur penerapan strategi mengajar ekspositori (expository teaching) dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara adalah dilakukan melalui 4 tahap yaitu: tahap persiapan, pertautan, tahap penyampaian atau penyajian materi, dan tahap evaluasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan strategi mengajar ekspositori (expository teaching) dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara adalah:

a. Faktor internal: kompetensi guru, penggunaan bahasa oleh guru dalam menerangkan materi pelajaran.

b. Faktor Eksternal: tingkat kematangan, minat, bakat, gaya belajar siswa, pemahaman siswa, sumber belajar, dan dukungan lembaga pada strategi yang digunakan.

Dampak penerapan strategi mengajar ekspositori (expository teaching) dalam pembelajaran aqidah akhlak di MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara adalah guru aktif menyampaikan pelajaran, siswa menjadi pasif dalam pembelajaran karena hanya mendengarkan ceramah guru tentang materi pelajaran aqidah akhlak, dan ukuran daya serap siswa berdasarkan kemampuan dalam menjawab pertanyaan guru.

(14)

19

A. Penerapan Strategi Mengajar Ekspositori (Expository Teaching) 1. Pengertian Mengajar Ekspositori (Expository Teaching)

Secara bahasa kata strategi diartikan dengan cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.1 Dan berkaitan

dengan kegiatan pendidikan pengertian strategi adalah seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.2

Slameto menyatakan strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi (pengajaran).3

Dinn Wahyudin dkk. menyatakan bahwa strategi merupakan perencanaan atau taktik yang dirancang sedemikian rupa untuk tujuan pembelajaran yang lebih khusus.4

Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa strategi adalah:

Cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasai di akhir kegiatan pembelajaran.5

1

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 2

2

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006) 3

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Kredit Semester, (Jakarta: Bumu Aksara, 1991), hlm. 90

4

Dinn Wahyudin, dkk., Pengantar Pendidikan, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2007), hlm. 3.4

5

(15)

Dan mengajar berasal dari bahasa Inggris yaitu teach. Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian ini juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu.6

Oemar Hamalik dalam buku Proses Belajar Mengajar menjelaskan bahwa mengajar adalah usaha mengorganisasikan lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.7

Dinn Wahyudin menjelaskan mengajar berarti guru memberikan pengajaran dalam bentuk penyampaian pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor) pada diri siswa agar dapat mengembangkan ilmu dan teknologi.8

Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda. Akan tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang erat sekali. Antara keduanya saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain.9

Kegiatan mengajar oleh guru dan belajar oleh siswa terjadi dalam suatu interaksi yang disebut dengan pembelajaran.

6

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 73-74

7 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. 7 hlm. 48

8

Dinn Wahyudin, dkk., Pengantar Pendidikan, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2007), hlm. 3.4., hlm. 9.32

9

(16)

Oemar Hamalik menyatakan bahwa strategi pengajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.10

Sebenarnya strategi pembelajaran itu sendiri ada beberapa macam, yaitu:

a. Strategi pengorganisasian pembelajaran

Strategi pengorganisasian pembelajaran merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi dan kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan sejenisnya. 11

b. Strategi pengelolaan pembelajaran.

Dan strategi pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya. Strategi pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan pemilihan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. 12

c. Strategi penyampaian pembelajaran

Strategi penyampaian adalah cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa atau untuk menerima serta merespon masukan dari siswa.13

10

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, op.cit., hlm. 201 11

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 5

12

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 45 13

(17)

Rowntree sebagaimana dikutip Wina Sanjaya mengelompokkan strategi penyampaian menjadi: strategi penyampaian-penemuan atau exposition-discovery learning, strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual. Dari ketiganya, yang paling banyak digunakan oleh guru adalah strategi pembelajaran exposition atau ekspositori. Meskipun strategi ekspositori dipandang kuno, kurang memberikan kesempatan untuk aktif kepada siswa, membosankan, dsb. Tetapi masih dipandang sebagai metode yang paling praktis dan efisien. Kepraktisan dan keefisienan strategi ekspositori terutama dirasakan bila menghadapi jumlah siswa yang sangat banyak, keterbatasan sarana dan prasarana belajar, keterbatasan biaya serta waktu belajar.14

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. 15

Abdul Majid menjelaskan strategi pembelajaran ekspositori adalah: Strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini, materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa itu dituntut untuk menemukan materi tersebut. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi “chalk and chalk”16

14

Ibid. hlm. 186

15

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 179

16

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 216

(18)

Dede Rosyada menjelaskan bahwa komunikasi guru pada siswa ada dua macam, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan kata, baik diucapkan maupun ditulis. Ada empat kosakata yang berkaiatan dengan bahasa verbal, yaitu: membaca, mendengar, menulis dan mengucapkan.17

Maka dalam strategi mengajar ekspositori materi pelajaran disampaikan oleh guru dengan cara lisan atau bertutur kata, membacakannya, atau menuliskannya dan siswa bertugas mendengarkannya.

Roy Killen menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung. Karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan secara langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena strategi ekspositori lebih menekan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”. 18

Jadi strategi pembelajaran ini menekankan kepada proses bertutur. Materi pembelajaran sengaja diberikan secara langsung. Peran siswa adalah menyimak untuk menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.19 Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah

dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib.

17

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (jakarta: Kencana, 2007), hlm. 147 18

Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 179 19

(19)

Abdul Majid juga menjelaskan bahwa strategi pembelajaran ekspositori mempunyai beberapa karakteristik, antara lain yaitu:

a. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal. Artinya, bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan ini. Oleh karena itu orang sering mengidentikannya dengan ceramah.

b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.

c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.20

Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali yang telah diuraikan. Strategi pembelajarab ekspositori merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Hal itu karena dalam strategi ini, peran guru sangat dominan. Dan fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa.

2. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Mengajar Ekspositori (Expository Teaching)

Tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi pembelajaran tersebut dalam menbcapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. Maka,

20

(20)

pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai.

Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori itu adalah sebagai berikut: a. Berorientasi pada tujuan

Ciri utama dari strategi mengajar ekspositori adalah materi pelajaran digunakan dengan metode ceramah. Namun tidak berarti kegiatan pembelajaran tidak mempunyai tujuan. Oleh karena itu, sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, tujuan harus terlebih dahulu diuraikan secara jelas dan terukur. Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. 21

b. Prinsip komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan adalah materi pelajaran. Proses komunikasi dikatakan efektif ketika pesan itu dapat ditangkap oleh penerima pesan (siswa) secara utuh. Kesulitan penerimaan pesan dapat berupa gangguan (noise). Setiap guru hendaknya dapat menghilangkan setiap gangguan yang mengganggu proses komunikasi.

21

(21)

c. Prinsip kesiapan

Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus jika dirinya sudah memiliki kesiapan. Dan sebaliknya individu tidak mungkin merespon stimulus jika dirnya tidak memiliki kesiapan. Maka guru harus memulai kegiatan mengajar ketika yakin bahwa siswa benar-benar siap secara fisik maupun psikis.

d. Prinsip berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran tidak hanya berlangsung saat itu, tetapi untuk waktu selanjutnya juga. Eskpositori yang berhasil adalah ketika melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disquilebrum), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri. 22

3. Prosedur Penggunaan Strategi Mengajar Ekspositori (Expository Teaching)

Abin Syamsudin Makmun menjelaskan bahwa secara garis besar prosedur penerapan strategi mengajar ekspositori adalah sebagai berikut: a. Persiapan (preparation). Guru menyiapkan bahan selengkapnya secara

sistematik dan rapi.

22

(22)

b. Pertautan (apperception) bahan terdahulu. Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang telah diajarkan.

c. Penyajian (presentation) bahan baru. Guru menyajikan dengan cara memberi ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan.

d. Evaluasi (resitation). Guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau siswa yang disuruh untuk menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri pokok-pokok yang telah dipelajari (lisan atau tertulis). 23

Wina Sanjaya menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan strategi ekspositori, yaitu:

a. Rumuskan tujuan yang ingin dicapai

Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan oleh guru. Tujuan yang ingin dicapai harus dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesifik yang berorientasi kepada hasil belajar.

b. Kuasai materi pelajaran dengan baik

Penguasaan materi pelajaran dengan baik merupakan syarat mutlak penggunaan strategi ekspositori. Penguasaan materi yang sempurna,

23

Abin Syamsudin Makmum, Psikologi Pendidikan, Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 233-234

(23)

akan membuat kepercayaan diri guru meningkat, sehingga uru akan mudah mengurus kelas.24

c. Kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampaian

Pengenalan yang baik terhadap lapangan (medan) memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mengganggu proses penyajian materi pelajaran. Hal-hal yang berkaitan dengan medan yang harus diketahui guru adalah: pertama, latar belakang siswa, seperti: kemampuan dasar atau pengalaman siswa terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan guru, minat, gaya belajar. Kedua, kondisi ruangan, baik menyangkut luas dan besarnya ruangan, posisi tempat duduk dan kelengkapan ruangan yang berguna untuk penempatan atau penggunaan media yang digunakan seperti OHP atau LCD.

Dan berkaitan dengan prosedur penerapan strategi ekspositori Wina Sanjaya menjelaskan sebagai berikut:

a. persiapan (preparation) b. penyajian (presentation) c. menghubungkan (correlation) d. menyimpulkan (generalization) e. penerapan (aplication) 24

(24)

Masing-masing langkah tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Persiapan (preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat bergantung pada tahap persiapan ini. Tujuan yang ingin dicapai dengan tahap persiapan ini adalah:

1) Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif 2) Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar 3) Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa

4) Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.25

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan adalah: 1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti negatif

2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai 3) Bukalah file dalam otak siswa

b. Penyajian (presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu:

25

(25)

1) Penggunaan bahasa

Penggunaan bahasa sangat berpengaruh untuk keberhasilan presentasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa: pertama, bahasa yang digunakan sebaiknya bahasa yang bersifat komunikatif dan mudah dipahami. Kedua, dalam penggunaan bahasa guru harus memperhatikan tingkat siswa. Misalnya tingkat kemmapuan bahasa anak SD berbeda dengan penggunaan bahasa untuk tingkat mahasiswa.

2) Intonasi suara

Intonasi suara adalah pengaturan suara sesuai dengan pesan yang akan disampaikan. Guru yang baik tahu kapan ia harus meninggikan suara dan kapan ia akan melemahkannya. Pengaturan suara dapat membuat perhatian siswa tetap terkontrol sehingga tidak membuat siswa mudah bosan. 26

Kenneth D. Moore sebagaimana dikutip oleh Dede Rosyada menjelaskan bahwa tidak semua guru memiliki bakat pembicaraan yang baik, namun mereka harus mampu menjadi komunikator yang efektif. Guru harus melatih vokalnya dan irama penyampaian pelajarannya, sehingga tidak hanya efektif menyampaikan pesan, tetapi juga nikmat untuk di dengar.27

26

Ibid., hlm. 187-188

27

(26)

3) Menjaga kontak dengan mata siswa

Melalui kontak mata, siswa akan merasa dihargai dan terlibat dalam proses pembelajaran. Guru sebaiknya terus-menerus menjaga pandangan siswa dan jangan sampai pandangan mereka tertuju pada hal-hal di luar pelajaran.

c. Menghubungkan (correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa. Langkah korelasi ini dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran.

d. Menyimpulkan (generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyajikan adalah langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang suatu paparan.28

e. Penerapan (aplication)

Langkah aplikasi adalah langkah siswa menunjukkan kemampuannya setelah mereka menyimak penjelasan guru. Melalui langkah ini guru dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Langkah ini dapat diterapkan dengan membuat tugas dan tes yang sesuai dengan materi pelajaran.

28

(27)

Oemar Hamalik menjelaskan bahwa strategi pembelajaran ekspositori dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Penyajian informasi yang diberikan melalui penjelasan simbolik atau

demonstrasi praktis.

b. Mengetes penerimaan, ungkapan dan pemahaman siswa. Bila perlu ulangi pesan/informasi tersebut.

c. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan prinsip umum sebagai latihan, dengan contoh tertentu. Menguji apakah penerapannya sudah betul atau belum. Bila perlu berikan contoh untuk periksa, sehingga diperoleh perilaku yang betul.

d. Menyediakan berbagai kesempatan kepada siswa untuk menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang nyata.29

4. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Strategi Mengajar Ekspositori (Expository Teaching)

Keunggulan/kelebihan dalam penggunaan strategi ekspositori adalah sebagai berikut:

a. Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. 30

29

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),hlm. 131 30

(28)

b. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.

c. Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi)

d. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

Dan kelemahan dari strategi mengajar ekspositori adalah:

a. Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.

b. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.31

5. Faktor-faktor yang Berpengaruh Pada Pemilihan Strategi Mengajar Wina Sanjaya menjelaskan bahwa dalam memilih satu strategi pembelajaran ada beberapa pertimbangan yang harus diambil oleh guru, pertimbangan-pertimbangan tersebut menjadi faktor yang turut berpengaruh pada pemilihan strategi mengajar, antara lain yaitu:

31

(29)

a. Pertimbangan yang berhubungan dengan kompetensi yang ingin dicapai, misalnya:

1)Tinggi rendahnya tingkat kompetensi yang ingin dicapai

2)keterampilan atau prasyarat untuk mencapai kompetensi, seperti: pemahaman siswa pada fakta, konsep, hukum atau teori tertentu. 3)Ketersediaan buku-buku sumber penunjang ketercapaian kompetensi b. Pertimbangan dari sudut siswa

1) Tingkat kematangan sisa 2) Minat, bakat dan kondisi siswa 3) Gaya belajar siswa

c. Pertimbangan-pertimbangan lainnya

1) Kemungkinan penggunaan strategi lainnya 2) Efektifitas dan efisiensi strategi yang digunakan 3) Dukungan lembaga pada strategi yang digunakan32

Selain pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran yang sekaligus menjadi faktor yang berpengaruh pada penerapan strategi pembelajaran, juga ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih metode, kriteria tersebuta antara lain :

a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat dinampakkan siswa setelah proses belajar-mengajar.

b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran. Berupa konsep, atau prosedur atau kaidah.

32

(30)

c. Besar kelas (jumlah siswa), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa metode pengajarannya berbeda dengan 50-100 orang siswa. d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa untuk menangkap dan

memperkembangkan bahan pengajaran yang diajarkan.

e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbgai jenis metode pengajaran. Guru yang tidak terampil tidak akan memperoleh pengajaran yang optimal.

f. Fasilitas yang tersedia, yaitu bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan efaktifitas pengajaran.

g. Waktu yang tersedia, yaitu jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk menyajikan bahan pengajaran guna mencapai tujuan pengajaran yang sudah ditentukan.33

B. Pembelajaran Aqidah Akhlak

1. Pengertian Pembelajaran Aqidah Akhlak

Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS dijelaskan bahwa “Pembelajaran adalah proses interkasi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.34

Aqidah akhlak terdiri dari dua kata yaitu aqidah dan akhlak yang mempunyai pengertian secara terpisah. Aqidah berasal dari kata aqoid bentuk jamak dari kata ‘aqidah yaitu sesuatu yang wajib dipercaya atau diyakini hati tanpa keraguan. Maka secara etimologis aqidah berarti kepercayaan atau keyakinan yang benar-benar menetap dan melekat dalam hati manusia. Dan secara terminologis, Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutip oleh Muhaimin menyatakan bahwa aqidah adalah suatu perkara yang harus dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa menjadi tenang,

33

Slameto, Op.Cit., hlm. 99 34

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fokus Media, 2006), hlm. 4

(31)

sehingga jiwa itu menjadi yakin serta mantap tanpa ada keraguan dalam hati dan prasangka.35

Aqidah menurut syara’ ialah: iman yang kokoh terhadap segala sesuatu yang disebut dalam al-Qur’an dan Hadis. Pokok-pokok keyakinan Islam yang terangkum dalam rukun iman merupakan pokok pembahasan dalam pelajaran aqidah yaitu: keyakinan terhadap Allah, keyakinan terhadap malaikat-malaikat Allah, keyakinan terhadap kitab-kitab Allah, keyakinan terhadap para Nabi dan para Rasul, keyakinan akan adanya hari akhir, dan keyakinan akan qodlo dan qodar.36

Abdullah Azzam mengutip dari Imam al-Ghazali menjelaskan: “apabila aqidah telah tumbuh pada jiwa muslim, maka tertanamlah dalam jiwanya rasa bahwa hanya Allah sajalah yang paling berkuasa, segala wujud yang ada ini hanyalah makhluk belaka. Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.37

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan, dalam bahasa Arab ﻖﻠﺧ diartikan sebagi tabiat, perangai atau kebiasaan.

35

Muhaimin, Wacana pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), Cet. 2, hlm. 305-306

36

Muhammad Daud Ali, pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2010), Cet. 9, hlm 210.

37

Abdullah Azzam, Aqidah Landasan Pokok Membina Ummat, (Jakarta : G I P,1993) cet. 4, hlm.

(32)

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab jama' dari bentuk mufrod "khuluqun" yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.38

a. Ibnu Maskawaih sebagaimana dikutip Aminuddin menjelaskan pengertian akhlak adalah “keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan”. 39

b. M. Abdullah Darros, akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam berakhlak yang jahat).40

c. Imam al-Ghazali sebagaimana dikutip Aminuddin menjelaskan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.41

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, terdapat lima ciri dalam perbuatan akhlak yaitu sebagai berikut:

a. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya

b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran

38

Zahrudin AR dan Hasanuddin Sinaga, Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 1

39

Aminuddin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Cet. 2, hlm. 152

40

Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga, Op.Cit.,hlm. 7 41

(33)

c. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar

d. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara

Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah.42

Sedangkan para ulama mendefinisikan pengertian akhlak dengan suatu sifat yang tertanam dalam diri dengan kuat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa diawali berpikir panjang, merenung dan memaksakan diri.43

Dengan demikian, aqidah-akhlaq merupakan mata pelajaran pendidikan agama Islam yang mengandung pengertian, pengetahuan, pemahaman dan penghayatan tentang keyakinan atau kepercayaan (iman) dalam Islam yang menetap dan melekat dalam hati yang berfungsi sebagai pandangan hidup, untuk selanjutnya diwujudkan dan memancar dalam sikap hidup, perkataan dan amal perbuatan siswa dalam segala aspek kehidupannya sehari-hari.

2. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak

Pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada orang yang sedang dididik. Berbicara tentang tujuan pendidikan tidak

42

Ibid., hlm. 153

43

(34)

dapat tidak mengajak berbicara tentang tujuan hidup. Sebab pendidikan bertujuan untuk memelihara kehidupan manusia. Dalam konteks Islam, al-Qur'an (surat 6 ayat 162) dengan tegas menyatakan bahwa apapun tindak yang dikerjakan oleh manusia dikalitkan dengan Allah.

             

Katakanlah sesungguhnya sembahyangku, seluruh ibadah hajiku, seluruh hidup dan matiku untuk Allah, Tuhan seluruh alam. (QS. Al-an’am: 162)44

Akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makluk hewani. Manusia tanpa akhlak akan hilang derajat kemanusiaannya sebagai makhluk Allah yang paling mulia, menjadi turun ke martabat hewani. Manusia yang telah lari dari sifat insaniyahnya adalah lebih berbahaya dari binatang buas.45

Aspek aqidah menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-asma’ al-husna. Aspek Akhlak menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.

Secara umum mata pelajaran aqidah akhlak bertujuan untuk: a. Menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi

44

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2000), hlm. 119

45

Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 13

(35)

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT;

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam.46

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Mata pelajaran Aqidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula, untuk dapat dijadikan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya.

Ruang lingkup mata pelajaran Aqidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

a. Aspek Aqidah (keimanan) meliputi:.

1) Kalimat thoyyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: Laa ilaaha illallah, basmalah, alhamdulillah, subhanallah, Allahu Akbar, ta’awwud, Masya Allah, Assalamu’alaikum, shalawat, Tarji’, Laa haula wala quwwata illa billah dan istighfar.

46

Perangkat Pembelajaran Madrasah Tsanawiyah/MTs. Standar Kompetensi Lulusan (SKL, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Aqidah Akhlak, http://www.karr.net/silabus_rpp_aqidah_akhlak_mts/blogs.htm

(36)

2) Al-Asma al-Husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-Ahad, al-Khaliq, ar-Rahman, ar-Rahiim, as- Sami’, ar-Razak, al-Mughny, Hamid, asy-Syakur, Quddus, ash-Shomad, Muhaimin, ‘Adhim, Karim, Kabir, Malik, Bathin, Waly, al-Mujib, al-Wahhab, al-’Alim, adh-Dhahir, ar-Rasyid, al-Hadi, as-Salam, al-Mu’min, al-Latif,al-Baqi, al-Bashir, al-Muhyi, al-Mumit, al-Qowy, al-Hakim, al-Jabbar, al-Mushawwir, al-Qadir, al-Ghafur, al-Afuww, ash-Shabur dan al-Halim.

3) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat thoyyibah, Al-Asma al-Husna dan pengenalan terhadap sholat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.

4) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rosul dan Hari akhir serta Qadla dan Qadar Allah).

b. Aspek Akhlak melliputi:

1) Pembiasaan Akhlak karimah (mahmudah), yaitu: Disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, siddiq, amanah, tabligh, Fathonah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qonaah dan tawakal.

2) Mengindari Akhlak Sayi’ah (madzmumah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat,

(37)

iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik dan murtad.

c. Aspek Adab Islami, meliputi:

1) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar dan bermain.

2) Adab terhadap Allah, yaitu: Adab di Masjid, mengaji dan beribadah.

3) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, teman dan tetangga

4) Adab terhadap lingkungan, yaitu: kepada binatang dan tumbuhan, di tempat umum dan di jalan.

d. Aspek kisah teladan, meliputi: Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, Nabi Sulaiman dengan tentara semut, masa kecil dan masa remaja Nabi Muhammad saw., Nabi Ismail, Kan’an, kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf a.s., Tsa’labah, Masithah, Ulul Azmi, Abu Lahab, Qarun, Nabi sulaiman dan umatnya, Ashabul Kahfi, Nabi Yunus dan Nabi Ayub. Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi, yaitu aqidah dan Akhlak, sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tapi ditampilkan dalam Kompetensi dasar dan indikator.47

47

Perangkat Pembelajaran, Standar Kompetensi Lulusan (SKL, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah, http://alfalahiyyah.org/ktsp/agama/SKL_SK_KD_AQIDAH_AKHLAK.pdf, hlm. 3-5

(38)

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Aqidah Akhlakdi Madrasah Ibtidaiyah

a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas I

SMT STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1

1. Mengenal rukun iman, syahadat tauhid dan syahadat rasul, al-Al-Asma al-Husna (Al Ahad dan al Kholiq)

2. Membiasakan akhlak terpuji

3. Menghindari akhlak tercela.

1.1 Menghafal enam rukun iman. 1.2 Menghafal dua kalimat syahadat. 1.3 Mengartikan dua kalimat syahadat 1.4 Mengenal sifat-sifat Allah (Al

Ahad dan al Kholiq) melalui kisah Nabi Ibrahim a.s. mencari

Tuhannya.

2.1 Membiasakan sifat disiplin dan hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Membiasakan berakhlak baik dalam mandi, tidur dan buang air

besar/kecil) dalam kehidupan sehari-hari.

3. 1. Membiasakan diri untuk

menghindari hidup kotor dalam kehidupan sehari-hari.

2

4. Memahami kalimat thayyibah (basmalah) dan Al-Asma al-Husna (Ar Rohman, ar Rohiim dan As Sami’).

5. Membiasakan akhlak terpuji

6. Menghindari akhlak tercela.

4.1. Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (basmallah).

4.2. Mengenal sifat-sifat Allah (Ar Rohman, ar Rohiim dan As Sami’) melalui kisah Nabi Sulaiman dengan tentara semut.

5.1. Membiasakan sikap ramah dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari.

5.2. Membiasakan berakhlak baik ketika berbicara dan meludah dalam kehidupan sehari-hari. 6.1. Membiasakan diri untuk

menghindari berbicara jorok/kotor dan bohong dalam kehidupan sehari-hari.

(39)

b. Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarKelas II

SMT STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1

1. Memahami kalimat thayyibah (hamdalah), dan Al-Asma Al-Husna (Ar Rozak, Al

Mughniy, Al Hamid dan Asy Syakur).

2. Membiasakan akhlak terpuji

3. Menghindari akhlak tercela.

1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (Hamdalah).

1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Asma Al-Husna (Ar Rozak, Al Mughniy, Al Hamid dan Asy Syakur).

1.3 Mengenal Allah melalui pengenalan terhadap Shalat 5 Waktu.

2.1 Membiasakan bersikap syukur nikmat, hidup sederhana dan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Membiasakan berakhlak baik ketika berpakaian, makan-minum dan bersin dalam kehidupan sehari-hari.

3.1 Menghindari sifat sombong melalui kisah masa kecil Nabi Muhammad s.a.w.

2

4. Memahami kalimat thayyibah (tasbih) dan Al-Asma al-Husna (al Quddus, Ash Shomad, Al Muhaimin dan Al Badi’). 5. Membiasakan akhlak terpuji 6. Menghindari akhlak tercela.

4.1. Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (tasbih).

4.2. Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Asma Al-Husna (Al Quddus, Ash Shomad, Al Muhaimin dan Al Badi’).

5.1. Membiasakan bersifat jujur, rajin dan percaya diri

5.2. Membiasakan berakhlak baik ketika belajar, mengaji, dan bermain dalam kehidupan sehari-hari.

6.1. Menghindari sifat malas melalui kisah masa remaja Nabi

(40)

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas III

SMT STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1

1. Memahami kalimat thayyibah (takbir), Al-Asma al-Husna (al Adhim, Al Kabiir, al Karim dan Al Malik) 2. Beriman kepada malaikat-malaikat Allah. 3. Membiasakan akhlak terpuji 4. Menghindari akhlak tercela.

1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (Allahu Akbar).

1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al- Asma al-Husna (al Adhim, Al

Kabiir, al Karim dan Al Malik). Mengenal Malaikat-malaikat Allah.

3.1Membiasakan sifat kasih sayang dan taat dalam kehidupan sehari- hari.

3.2 Membiasakan berakhlak baik terhadap kedua orang tua dalam kehidupan sehari-hari melalu kisah Nabi Ismail. Menghindari sikap durhaka kepada kedua orang tua melalui kisah Kan’an.

2

5. Memahami kalimat thayyibah (ta’awud), Al-Asma al-Husna (al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al

Wahhaab) 6. Beriman kepada

mahluk ghaib selain Malaikat.

7. Membiasakan akhlak terpuji

8. Menghindari akhlak tercela.

5.1.Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (ta’awud).

5.2.Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Asma al-Husna (al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab). 6.1.Mengenal mahluk ghaib selain

Malaikat (Jin dan syetan). 7.1.Membiasakan sikap rukun dan

tolong menolong

7.2.Membiasakan berakhlak baik terhadap saudara dalam kehidupan sehari-hari

Menghindari sifat khianat, iri dan dengki melalui kisah kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf a.s.

(41)

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarKelas IV

SMT STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1

1. Memahami kalimat thayyibah (masyaa Allah dan subhanallah) dan Al-Asma al-Husna (al Aliim, adh Dhohir, Ar Rasyiid dan Al Haadii)

2. Beriman kepada kitab-kitab Allah.

3. Membiasakan akhlak terpuji

4. Menghindari akhlak tercela.

1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (masyaa Allah dan subhanallah).

1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Asma al-Husna (al Aliim, adh Dhohir, Ar Rasyiid dan Al Haadii). 2.1 Mengenal kitab-kitab Allah. 3.1 Membiasakan sikap hormat dan

patuh dalam kehidupan sehari-hari. 3.2. Membiasakan sikap tabah dan

sabar dalam menghadapi cobaan melelui kisah Mashithah

Menghindari akhlak tercela melalui kisah Tsa’labah.

2

5. Memahami kalimat thayyibah

(assalaamu’alaikum) dan Al-Asma al-Husna (As Salaam, Al

Mukmin dan Al Latiif) 6. Beriman kepada

Rosul-rosul Allah. 7. Membiasakan akhlak terpuji 8. Menghindari akhlak tercela.

5.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (assalaamu’alaikum). 5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat

Allah yang terkandung dalam Al-Asma al-Husna (As Salaam, Al Mukmin dan Al Latiif).

6.1 Mengenal Rosul dan Nabi Allah.

7.1 Membiasakan akhlak siddiq, amanah, tabligh, fathanah dalam kehidupan sehari-hari.

7.2 Membiasakan akhlak terpuji terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari.

7.3 Mencintai dan meneladani akhlak mulia 5 Rosul Ulul Azmi. 8.1 Menghindari sifat munafiq dalam

(42)

e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V

SMT STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1

1. Memahami kalimat thayyibah (sholawat Nabi), Al-Asma al-Husna (Al Baqii dan Al Bashir)

2. Beriman kepada hari akhir (kiamat).

3. Membiasakan akhlak terpuji

4. Menghindari akhlak tercela.

1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (sholawat Nabi). 1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat

Allah yang terkandung dalam Al-Asma al-Husna (Al Baqii dan Al Bashir).

2.1 Mengenal adanya hari akhir (kiamat).

3.1 Membiasakan sikap tanggung jawab, adil, dan bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 Membiasakan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum.

4.1 Menghindari sifat hasud dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Abu Lahab

2

5. Memahami kalimat thayyibah (Tarji’) dan Al-Asma al-Husna (Al Muhyii, Al Mumiit).

6. Membiasakan akhlak terpuji

7. Menghindari akhlak tercela.

5.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (Tarji’).

5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Asma al-Husna (Al Muhyii, Al Mumiit dan Al Baqii).

6.1 Membiasakan sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari.

6.2 Membiasakan akhlak yang baik dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat.

7. 1. Membiasakan diri untuk menghindari sifat kikir dan serakah melalui kisah Qorun.

(43)

f. Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarKelas VI

SMT STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1

1.Mengenal kalimat thayyibah (laa khaula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhiim) dan Al-Asma al-Husna (Al Qowwiy, Al Hakim, Al Mushawwir dan Al Qodir)

2.Beriman kepada Taqdir Allah. 3.Membiasakan akhlak terpuji

4.Menghindari akhlak tercela.

1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (laa khaula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhiim).

1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat ang terkandung dalam Al-Asma al-Husna (Al Qowwiy, Al Hakim, Al Mushawwir dan Al Qodir).

2.1 Mengenal adanya Qodlo dan Qodar Allah (taqdir).

3.1 Membiasakan sifat optimis, qonaah dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari melaui kisah Ashabul Kahfi.

Membiasakan diri untuk menghindari sifat pesimis dan putus asa melalui kisah Nabi Sulaiman a.s dengan umatnya dan Nabi Yunus a.s.

2

5. Mengenal kalimat thayyibah (Istighfar), dan Al-Asma al-Husna (Al Ghoffuur, Ash Shobuur dan Al Halim).

6. Membiasakan akhlak terpuji

7. Menghindari akhlak tercela.

5.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (istighfar). 5.2 Mengenal Allah melalui

sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Asma al-Husna (Al Ghoffuur, Al Afuwwu, Ash Shobuur dan Al Halim). 6.1 Membiasakan sifat sabar dan

taubat dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub a.s. dan kisah Nabi Adam a.s

6.2 Membiasakan berakhlak baik terhadap Binatang dan tumbuhan dalam hidup sehari-hari.

7.1 Membiasakan diri untuk menghindari sifat marah, fasik dan murtad dalam kehidupan sehari-hari

(44)

C. Penerapan Strategi Mengajar Ekspositori (Expository Teaching) Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak

Zakiah Daradjat menyatakan bahwa: “ Aqidah akhlak adalah suatu bidang studi yang mengajarkan dan membimbing untuk dapat mengetahui, memahami dan meyakini aqidah Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik sesuai dengan ajaran Islam”.48

Tujuan pengajaran aqidah akhlak adalah: supaya anak didik terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, terpuji serta menghindari yang buruk, jelek, hina dan tercela, supaya hubungannya dengan Allah SWT dan dengan sesama makhluk selalu terpilahara dengan baik dan harmonis.49

Adnan Shaleh Baharits menyatakan bahwa pendidikan akhlak dalam Islam diarahkan pada tujuan yang tinggi, yaitu bahwa dengan penerapan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari kita dapat meraih keridhaan Allah 'Azza wa Jalla dan berpegang teguh kepada perintah-Nya, menghormati manusia karena harkat dan pribadinya, membina potensi dan mengembangkan berbagai sifat yang baik dan mulia, mewujudkan keinginan yang baik dan kuat, memelihara kebiasaan yang baik dan bermanfaat, dan mengikis perilaku yang tidak baik pada manusia dan menggantinya dengan semangat kebaikan dan keutamaan.50

48

Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, op.cit, hlm. 173 49

Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 135

50

Adnan Hasan Shalih Baharits, Tanggung Jawab Terhadap Anak Laki-laki, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), hlm. 37

(45)

Oleh karena itu, mata pelajaran aqidah akhlak harus disampaikan oleh guru dengan strategi mengajar yang tepat. Agar pembelajaran berjalan optimal dan siswa mampu menjadi orang yang beriman dan bertakwa sesuai dengan tujuan pembelajaran aqidah akhlak.

Strategi mengajar atau strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru. Strategi pembelajaran ada 3 jenis, yaitu: strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, strategi pengelolaan pembelajaran.51 Strategi pengorganisasian pembelajaran

merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi dan kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan sejenisnya.52 Strategi penyampaian adalah cara untuk

menyampaikan pembelajaran pada siswa atau untuk menerima serta merespon masukan dari siswa. Dan strategi pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya. Strategi ini berhubungan dengan pemilihan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.53

Strategi penyampaian mata pelajaran kepada siswa begitu banyak ragamnya. Setiap strategi itu memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Maka setiap strategi harus digunakan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Salah satu strategi mengajar yang paling banyak digunakan adalah strategi mengajar ekspositori.

51

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 45 52

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 5

53

(46)

Strategi pembelajaran ekspositori adalah adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.54

Abin Syamsudin Makmun menjelaskan bahwa strategi ini dikembangkan oleh Ausubel sebagai reaksi terhadap sistem yang dikembangkan oleh Bruner, yang dipandangnya sangat efisien. Ausubel sebagaimana dikutip oleh Abin Syamsudin Makmun berpendapat bahwa pada tingkat-tingkat belajar yang lebih tinggi, siswa tidak selalu harus mengalami sendiri. Siswa lebih efisien memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Yang penting siswa dikembangkan penguasaannya atas kerangka konsep-konsep dasar atau pola-pola pengertian dasar tentang sesuatu hal sehingga dapat mengorganisasikan data, informasi, dan pengalaman yang bertalian dengan hal tersebut.55

Dalam penggunaan strategi mengajar ekspositori metode pembelajaran utama yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah yaitu penuturan bahan pelajaran secara lisan. Dalam metode ceramah ini siswa duduk, melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guru itu benar. Siswa mengutip ikhtisar ceramah semampu siswa itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru. 56

54

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 179

55

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 233-234

56

Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 19

(47)

Maka dalam penggunaan strategi mengajar ekspositori seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan menjelaskan isi pelajaran dengan baik. Menjelaskan adalah menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penjelasan dapat diberikan kepada siswa di awal, di tengah atau di akhir kegiatan pelajaran. Penjelasan harus relevan dengan tujuan pelajaran, materi penjelasan harus bermakna bagi siswa dan penjelasan harus sesuai dengan latar belakang kemampuan siswa.57

Wina Sanjaya menjelaskan bahwa keberhasilan guru dalam pelaksanaan ekspositori sangat bergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan pelajaran. 58

Dede Rosyada menjelaskan bahwa seorang guru yang baik memiliki kemampuan menjelaskan berbagai informasi secara jelas dan terang.59

Memberikan penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting di dalam perbuatan guru. Karena pada umumnya interaksi komunikasi lisan di dalam kelas lebih di dominasi oleh guru dan sebagian besar kegiatan guru adalah informasi. 60 Namun sayangnya penjelasan dari guru sering tidak jelas bagi

siswa dan guru sering tidak dapat membedakan antara menjelaskan atau menceritakan. Sebagian besar kesulitan komunikasi di dalam kelas tumbuh dari penekanan belajar melalui pendekatan tutur (verbal). Guru tidak akan pernah membantu siswa untuk membuktikan nilai-nilai dari ilmu yang diperolehnya untuk menghadapi berbagai masalah yang dijumpai dalam

57

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dan Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cetr. 3, hlm. 173

58

Wina Sanjaya, Op.Cit., 59

Dede Rosyada, Op.Cit., hlm. 112 60

(48)

kenyataan hidupnya sehari-hari, jika pengajaran ilmu dan pengetahuan itu hanya dilakukan secara verbal dan dengan tujuan semata-mata untuk dikuasai dan dihafal.61

Hal ini menunjukkan bahwa dalam penerapan strategi mengajar eskpositori, guru hendaknya dapat bersikap bijaksana, sekalipun materi pelajaran telah dipersiapkan dan disampaikan dengan menggunakan metode ceramah. Ada baiknya jika guru juga menggunakan variasi metode seperti diskusi dan tanya jawab. Sebagaimana pendapat Heri Jauhari Muchtar yang menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran harus diupayakan menggunakan metode pengajaran yang bervariasi.62

Dengan demikian, dalam penggunaan strategi mengajar ekspositori guru dituntut untuk memiliki kemampuan menyampaikan pelajaran dengan baik dan sebaiknya siswa dilatih untuk bisa memahami pesan-pesan verbal (yang disampaikan secara lisan) baik melalui kegiatan mendengar maupun membaca. Dan siswa juga harus dilatih untuk memberikan tanggapan terhadap pesan yang telah disampaikan guru melalui lisan maupun tulisan. 63 Sehingga

kegiatan pelajaran aqidah akhlak yang menerapkan strategi mengajar eskpositori mampu mencapai hasil belajar yang baik.

61

Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 119

62

Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 2, hlm. 167

63

(49)

54

1. Sejarah Berdirinya MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara

Madarasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Srikandang Kecamatan Bangsri Jepara adalah sebuah lembaga pendidikan Islam tingkat dasar yang berdiri sejak tanggal 22 September 1984 yang dipelopori oleh para tokoh-tokoh masyarakat. Para tokoh masyarakat yang ada di desa Srikandang sepakat mendirikan sebuah lembaga yang berasaskan pancasila, UUD 1945 dan berdasarkan kaidah agama Islam.

Madrasah ibtidaiyah Matholi’ul 02 Srikandang Bangsri Jepara berkembang atas keinginan dan inisiatif masyarakat untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan nasional terutama dalam bidang mencerdaskan kehidupan bangsa.

MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang bertujuan membentuk anak didik yang bertaqwa, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, cerdas, cakap ,percaya diri, terampil, memiliki kemampuan mengembangkan diri serta bertanggung jawab atas pembangunan umat dan bangsa. Disamping itu, maksud didirikan MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang adalah :

a. Memajukan dan meningkatkan pendidikan Islam

b. Menyebarluaskan ajaran agama Islam Ahlussunah Waljama’ah c. Membentuk Masyarakat yang berilmu,beramal,beriman dan beragama

(50)

2. Letak Geografis MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang beralamat Desa Srikandang tepatnya di Jl. Raya Srikandang Bangsri Jepara.

3. Visi dan Misi MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang Bangsri Jepara Visi MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang adalah “Islami, Berkualitas dan Populis” yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Islami : Mampu menciptakan anak didik yang beriman ,bertaqwa dan berakhlakul karimah.

Berkualitas : Memiliki kemampuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan zaman.

Populis : Tumbuh dan berkembang dan diterima serta dipercaya masyarakat.

Misi MI Matholi’ul Huda 02 Srikandang adalah:

a. Memberikan pelayanan pendidik lahir dan batin kepada anak didik agar menjadi manusia yang berguna bagi Nusa, Bangsa dan Agama.

b. Meletakkan dasar-dasar keimanan dan keislaman pada anak didik melalui pendekatan Akhlaqul karimah dan Uswatun hasanah.

c. Membentuk anak didik yang cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur. d. Menyebarkan dan melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang

pendidikan guna tercapainya pendidikan Nasional. e. Menyiapkan generasi muda sebagai penerus perjuangan

f. Berusaha mengikuti perkembangan sesuai dengan keinginan masyarakat.

Gambar

Gambar 2. Kegiatan guru dalam menjelaskan materi pelajaran aqidah akhlak  dengan metode ceramah sebagai bagian dari penerapan strategi mengajar
Gambar 3. Kegiatan siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan  materi pelajaran aqidah akhlak dari guru 5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk prioritas pembobotan struktur hirarki level 2 berdasarkan kriteria penerapan sistem ERP yang sesuai dengan Alisha Fancy Shop yaitu faktor sistem sebagai

Restro Jakut  Aksi dalam rangka proses review pengemudi mantan Mitra Grab Car yang terkena suspend. Cut

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai potensi yang besar menjadi poros maritim dunia, dengan demikian kedaulatan dan kewibawaan NKRI di mata dunia akan tegak dan

Dalam suatu pertandingan sepak bola, dimana usaha pemain penyerang untuk mencetak gol tanpa terhalang oleh pemain bertahan (termasuk penjaga gawang) dan bola tersebut

Kadang-kala perancangan itu akan disenaraikan dalam bentuk dokumen formal yang dikenali sebagai skop projek (statement of work). b) Selepas itu, projek akan dibahagikan kepada

maka Pokja Pengadaan Barang, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya Pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2014 mengumumkan Paket tersebut di

Berdasarkan hasil observasi akhir terhadap karakter kejujuran, siswa yang mendapatkan perlakuan eksperimen yaitu dengan menggunakan SSP tematik integratif lebih baik

Hasil penelitian ini mengambarkan sebagian besar wanita pascamenopause di Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru memiliki aktivitas fisik dalam