MATERI KULIAH 12
MATERI LAY OUT DAN
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DESEMBER 2021
PENTINGNYA DESAIN TATA LETAK
Tata Letak (layout) :
merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tujuan dari penyusunan tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan dalam mencapai ;
(1) pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan, dan manusia,
(2) penggunaan tenaga kerja yang minimum,
(3) aliran / arus informasi, bahan baku, produk jadi dan manusia yang lebih baik dan lancar,
(4) kebutuhan persediaan yang rendah, (5) pemakaian ruangan yang efisien,
(6) ruang gerak yang cukup untuk operasional maupun pemeliharaan, (7) biaya produksi dan investasi modal yang rendah,
(8) fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi perubahan,
(9) Suasana kerja yang baik dan peningkatan moral karyawan, (10) lebih memudahkan konsumen,
(11) Kondisi kerja yang aman atau keselamatan kerja yang tinggi.
RENCANA TATA LETAK (LAYOUT)
• Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Merencanakan Tata Letak (Layout) :
(1) tempatkan pusat-pusat kerja berdekatan, kurangi menempatkan barang sementara,
(2) buat tanda pada lantai untuk menandai letak material dan tahapan kerja,
(3) upayakan pengurangan dalam jumlah dan ukuran penyimpan sementara,
(4) ototisasikan pengaturan material handling, sehingga pola pemindahan yang tetap dan siklus pengiriman yang baik,
(5) pemakaian mesin kecil yang banyak jauh lebih baik dari mesin besar yang sedikit,
(6) bila mungkin tempatkan robot-robot, khususnya untuk pekerjaan yang berulang-ulang.
• Keputusan mengenai tata letak (layout) mencakup penempatan yang terbaik dari mesin-mesin (dalam setting produksi), kantor, meja-meja (dalam setting kantor), atau pusat pelayanan (rumah sakit, departement store).
JENIS TATA LETAK
• Terdapat beberapa Jenis Tata Letak, antara lain : 1. Tata Letak Posisi Tetap (Fixed Position Layout) :
Dipilih apabila ukuran, bentuk maupun karakteristik lain menyebabkan produknya tidak mungkin atau sukar
dipindahkan. Umumnya terjadi pada proyek-proyek besar dan sangat memakan tempat, seperti kapal, gedung, jembatan.
2. Tata Letak Produk (Product Layout) : Dipilih apabila proses produksinya telah distandardisasikan dan
berproduksi dalam jumlah yang besar namun variasinya sedikit, dimana setiap produk akan melalui tahapan
operasi yang sama sejak dari awal sampai akhir.
Terdapat dua versi (1) lini fabrikasi membuat komponen, seperti ban mobil atau suku cadang dari logam untuk
kulkas pada serangkaian mesin, (2) lini perakitan
menempatkan suku cadang di serangkaian stasiun kerja.
JENIS TATA LETAK (2)
3. Tata Letak Proses (Process Layout) : dapat secara bersamaan menangani berbagai barang dan
jasapenyusunan tata letak di mana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam bagian yang sama (tata letak fungsional), juga menyangkut
produksi yang jumlah produknya kecil namun banyak variasinya (produksi terputus atau job shop), contoh rumah sakit, universitas.
4. Tata Letak Kantor (Office Layout) : menempatkan pekerja, perlengkapan mereka, dan ruang kantor agar informasi dapat : mengalokasikan tempat berjalan dengan lancar.
5. Tata Letak Retail (Retailer Layout) mengalokasikan tempat untuk rak-rak dan memberikan tanggapan pada perilaku konsumen. Toko eceran mencoba memamerkan
produknya sebanyak mungkin agar menarik perhatian konsumen
6. Tata Letak Gudang : menemukan paduan yang optimal antara biaya penanganan barang/bahan baku (material handling) dan ruang gudang
Mengapa MRP
Pengertian MRP (Material Requirement Planning) dan Tujuan Penerapannya :
1. Untuk menjamin kelancaran produksi, ketepatan waktu penerimaan bahan baku dan bahan pendukung lainnya oleh pihak produksi merupakan faktor yang sangat penting.
2. Tanpa perencanaan yang matang serta pengendalian yang ketat, resiko ketepatan waktu dalam pemasokan dan penerimaan material (bahan baku dan bahan pendukungnya) akan menjadi semakin tinggi yang mengakibatkan produksi tidak mampu untuk menghasilkan jumlah unit produk yang
dibutuhkan oleh Pelanggan/konsumen.
3. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik ataupun sistem yang berfungsi untuk merencanakan jadwal keperluan material yang dibutuhkan. Teknik ataupun sistem tersebut biasanya disebut Material Requirement Plan atau disingkat dengan MRP.
4. Dalam Bahasa Indonesia MRP atau Material Requirement Planning ini sering diterjemahkan menjadi Perencanaan Kebutuhan Material.
DEFINISI MRP
Menurut Stevenson (2005), Material Requirement Planning
(MRP)
Adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang
menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule) untuk barang Jadi (produk akhir) menjadi beberapa tahapan kebutuhan sub-assy, komponen dan bahan baku.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa MRP adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi dengan
menggunakan tenggang waktu sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak dipesan untuk masing-masing komponen
suatu produk yang akan dibuat.
TUJUAN MRP
Berikut ini adalah beberapa tujuan penerapan MRP (Material Requirement Planning) pada suatu perusahaan manufaktur.
1. Mengurangi jumlah persediaan : MRP dapat menentukan jumlah komponen/bahan baku yang dibutuhkan dan kapan komponen/bahan baku tersebut dibutuhkan untuk suatu Jadwal Produksi Induk (Master Produksi Schedule). Dengan demikian,
perusahaan manufaktur yang bersangkutan hanya perlu membeli material (komponen/bahan baku) tersebut pada saat dibutuhkan saja sehingga dapat menghindari kelebihan persedian material.
2. Mengurangi waktu tenggang (lead time) produksi dan pengiriman ke pelanggan : MRP mengidentifikasikan jumlah dan waktu material yang dibutuhkan sehingga pihak
purchasing (pembelian) dapat melakukan tindakan yang tepat untuk memenuhi batas waktu yang ditetapkan. Dengan demikian MRP dapat membantu untuk menghindari keterlambatan produksi yang dikarenakan oleh material.
3. Komitmen pengiriman yang realistis kepada pelanggan : Dengan menggunakan MRP, Pihak Produksi dapat memberikan informasi yang cepat terhadap kemungkinan waktu pengirimannya.
4. Meningkatkan Efisiensi Operasi : Dengan adanya MRP, setiap unit kerja dapat
terkordinasi dengan baik sehingga dapat meningkatkan efisiensi operasional setiap unit kerja pada perusahaan yang menerapkan MRP tersebut.
Sistem MRP
Sistem MRP (Material Requirement Plan)
Suatu sistem pada umumnya terdapat INPUT dan OUTPUT.
1. Input daripada sistem MRP adalah Master Production Schedule (MPS) atau Jadwal Produksi Induk,
2. Inventory Status File (Berkas Status Persediaan) dan 3. Bill of Materials (BOM) atau Daftar Material
4. sedangkan Outputnya adalah Order Release Requirement (Kebutuhan Material yang akan dipesan),
5. Order Scheduling (Jadwal Pemesanan Material) dan
6. Planned Order (Rencana Pesan di masa yang akan datang).
Berikut dibawah ini adalah 3 INPUT penting pada Material Requirement Planning (MRP) atau Perencanaan Kebutuhan
Material
TUGAS 1. (INDIVIDU)
1. Product A consists of subassemblies B and C . Subassembly B requires two part of D and one part of E. Subassembly C requires one part of D and one part of F.
a. Draw a product structure Tree (BOM) for this product
b. How many parts are needed to make 200
units of finished product
Jawab Tugas 1
Jawab a :
Jawab b :Untuk Membuat Produk A sebanyak 200 Unit maka diputuskan
dibutuhkan masing2 Part sbb :
1. Part B : 200 unit 2. Part C : 200 unit
3. Part D : (200 x 2) + ( 200 X 1) = 600 unit
4. Part E : (200 x 1) = 200 5. Part F : (200 x 1) = 200
A
C B
D (1) D
(2)
E (1)
F (1)
Soal 2 (lihat Gambar)
Assume that the master schedule calls for 200 units of product A in week 5 and 250 Units in week 6,
a. Develop a materials plan for this product b. What action should be taken immediately,
atau bagian parts mana saja yg harus
diputuskan untuk segera diadakan
BOM PRODUCT A DAN TABEL DATA MASING MASING PART
A
C (2) D
D(2) B
PART ON HAND WEEK LEAD TIME
A 75 1
B 100 2
C 50 1
D 125 2
LANGKAH LANGKAH :
1. Pahami informasi awalnya, yaitu diketahui pada jadwal induknya ada permintaan 200 produk A di minggu ke 5 dan 250 produk A di minggu ke 6
2. Kemudian gambar lah dalam bentuk bagan BIM (Bill Of Materials), shg diketahui jenis material dan jumlah material yg dibutuhkan (lihat bagan di slide 14)
3. Ketahui data awal yang ada (lihat slide 14) , adakah persediaan atau “On Hand” untuk masing masing material,
4. Ketahui juga berapa waktu yang di butuhkan untuk pengadaan masing masing Part ( Week Lead Time) /lihat slide 14.
5. Langkah selanjutnya membuat Tabel Perencanaan Material untuk masing masing PART, dan dapat dilihat pada tabel berikut :
Produk A Week
1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirements 200 250
Scheduled Receipts
On Hand 75
Net Requirements 125 250
Planned Orders
Releases 125 250
•Angka 75 berasal dari persediaan atau “on Hand”
•Angka 125 berasal dari : 200 – 75 = 125, dan angka 250 tetap krn persedian sudah habis (250 -0) = 250
•Posisi planned order kenapa jadi di minggu ke 4 dan 5 , krn week lead timenya satu minggu
Tabel Materials Plan for product A
Produk A
Week
1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirements 200 250
Scheduled Receipts
On Hand 75
Net Requirements 125 250
Planned Orders Releases 125 250
Produk D
Week
1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirements 125 250
Scheduled Receipts
On Hand 125
Net Requirements 0 250
Planned Orders Releases 0 250
Produk C (2)
Week
1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirements 250 500
Scheduled Receipts
On Hand 50
Net Requirements 200 500
Planned Orders Releases 200 500
X 2
X 2 : Maksudnya 125 dikali 2Cdan 250 di kali 2, karena 1 produk A membutuhkan 2 part c
Kesimpulan sementara
Dari Tabel Rencana di slide 16 dapat disimpulan sementara :
1. Hasil dari tabel produk A adalah : diketahui bahwa harus tersedia produk A sebanyak 125 (lihat tabel) di minggu ke 4 dan 250 di minggu ke 5
2. Hasil dari tabel produk D adalah : untuk memenuhi produk A di
point 1 diatas maka dibutuhkan produk D sebanyak 0 (lihat tabel) di minggu ke 2 dan 250 di minggu ke 3.
3. Hasil dari tabel produk C : untuk memenuhi produk A di point 1 diatas maka dibutuhkan produk C sebanyak : 200 (lihat Tabel) di minggu ke 3 dan 500 diminggu ke 4
Mahasiswa diminta lanjutkan membuat Tabel Plan untuk Part D, B
Produk D
Week
1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirements Scheduled Receipts
On Hand 0
Net Requirements
Planned Orders Releases
Produk B
Week
1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirements Scheduled Receipts On Hand
Net Requirements
Planned Orders Releases
Produk C (2)
Week
1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirements 250 500
Scheduled Receipts
On Hand 50
Net Requirements 200 500
Planned Orders Releases 200 500
Soal no 3 : TUGAS INDIVIDU
The Old Hictory Furniture Company Manufacture Chairs on the basis of the BOM below, at the present the inventories of part and Lead time are as Follows :
The Company would like to produce 500 Chairs in week 5 and 300 Chairs in week 6,
a. Develop a Materials Plan for all the part b. What action should be take now
PART ON HAND WEEK LEAD TIME
Chairs 100 1
Leg Assembly 30 2
Back Assembly 25 1
Seat 40 3
Rails 100 1
Legs 150 1
Top 30 2
Spindles 80 2
MATERIALS
TOP
SPINDLES
SEAT
RAILS
LEGS
B A C K A S S
L E G S A S S
BOM CHAIRS
CHAIRS (1)
Seat (1) Leg Assembly (1) Back Assembly (1)
TOP (1) SPINDLES (4) Legs (4)
Rails (4)
Soal no 3 : TUGAS INDIVIDU
Leg assembly Week
1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirements 400 300
Scheduled Receipts
On Hand 30
Net Requirements 370 300
Planned Orders Releases 370 300
Back Assembly
Week
1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirements 400 300
Scheduled Receipts
On Hand 25
Net Requirements 375 300
Planned Orders Releases 375 300
Produk Chairs
Week
1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirements 500 300
Scheduled Receipts
On Hand 100
Net Requirements 400 300
Planned Orders Releases 400 300
Soal no 3 : TUGAS INDIVIDU
Rails (4) Week
1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirements 370 x 4 300 x 4
Scheduled Receipts
On Hand 100
Net Requirements
Planned Orders Releases
Legs (4)
Week
1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirements 370 x 4 300 x 4
Scheduled Receipts
On Hand 150
Net Requirements
Planned Orders Releases
Seat
Week
1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirements 400 300
Scheduled Receipts
On Hand 40
Net Requirements 360 300
Planned Orders Releases 360 300
Tugas Mahasiswa:
Melanjutakan Perencanaan
Untuk Produk berikut : 1. Rails
2. Legs 3. Top
4. Spindels
Materials apa saja yang lebih dulu harus dikerjakan