• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandangan Masyarakat Pedagang Kecil Tentang Pendidikan Formal Anak: Studi Masyarakat Desa Tulungrejo Kec. Pare Kab. Kediri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pandangan Masyarakat Pedagang Kecil Tentang Pendidikan Formal Anak: Studi Masyarakat Desa Tulungrejo Kec. Pare Kab. Kediri"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)PANDANGAN MASYARAKAT PEDAGANG KECIL TENTANG PENDIDIKAN FORMAL ANAK (Studi Masyarakat Desa Tulungrejo Kec. Pare Kab. Kediri). SKRIPSI. Diajukan Oleh: LAILANAHDIYA NIM 14130088. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Juli 2018.

(2) PANDANGAN MASYARAKAT PEDAGANG KECIL TENTANG PENDIDIKAN FORMAL ANAK (Studi Masyarakat Desa Tulungrejo Kec. Pare Kab. Kediri). SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Menempuh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd). Oleh: Lailanahdiya NIM 14130088. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Juli 2018. ii.

(3) iii.

(4) LEMBAR PERSEMBAHAN. Karya ini dipersembahkan kepada kedua orang tua saya, kakak-kakak saya dan keponakan manis saya serta guru dan dosen saya yang telah mengajari saya untuk jujur, pantang menyerah, dan berani mengambil risiko. Karya ini juga dipersembahkan kepada sahabat-sahabat saya yang begitu mengagumkan. Tanpa mereka hidup saya takkan seberwarna ini.. iv.

(5) MOTTO. ُ َ‫ج ا ىِ ِظ ف َ ا ف ْ غ‬ ُ َّ‫ٌ َ ا أ ٌَ ُّ َٖ ا اى َّ ِز ٌ َِ آ ٍَ ْ ُ ٘ا إ ِ ر َ ا ق ِ ٍ َو ى َ ن ُ ٌْ ذ َف َ غ‬ َ ََ ْ‫ذ ٘ا ف ِ ً اى‬ ِ‫ذ ٘ا ٌ َ ف ْ غَ خ‬ َّ ِ ‫اَّلل ُ ى َ ن ُ ٌْ ۖ َٗ إ ِ ر َ ا ق ِ ٍ َو ا ّ ْ ُُ ُض ٗا ف َا ّ ْ ُ ُ ُض ٗا ٌ َ ْش ف َ غ‬ َّ َِ ٌ ‫اَّلل ُ اى َّ ِز ٌ َِ آ ٍَ ْ ُ ٘ا ٍِ ْْ ن ُ ٌْ َٗ اى َّ ِز‬ َّ َٗ ۚ ‫خ‬ ٍ ‫جا‬ }‫اَّلل ُ ت ِ ََ ا ذ َؼْ ََ ي ُ ٘ َُ َخ ث ِ ٍش {اا‬ َ ‫أ ُٗ ذ ُ٘ا اىْ ِؼ ي ْ ٌَ د َ َس‬ Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.1 (QS. Al-Mujaadilah ayat 11). 1. Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2006), hlm. 543. v.

(6) vi.

(7) vii.

(8) KATA PENGANTAR. Alhamdulillahi robbil „alamin, segala puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pandangan Masyarakat Pedagang Kecil Tentang Pendidikan Formal (Studi Kasus Desa Tulungrejo Kec. Pare Kab. Kediri)”. Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita yaitu Baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa petunjuk dan kebenaran, untuk seluruh umat manusia yang kita harapkan syafaatnya di akhirat kelak. Dengan penuh rasa syukur, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Untuk itu, peneliti menyampaikan terimakasih kepada: 1. 2.. 3. 4.. 5.. 6.. Bapak Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Bapak Dr. H. Agus Maimun, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, serta segenap dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah berbagi ilmu dan membimbing selama peneliti menempuh masa perkuliahan. Ibu Alfiyana Yuli Efiyanti, MA, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Ibu Luthfiya Fathi Pusposari, M.E selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, dan memberikan kontribusi tenaga dan fikiran dalam memberikan bimbingan dan petunjuk serta pengarahan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah berperan aktif dalam menyumbangkan ilmu dan pengetahuannya kepada peneliti. Bapak Iwan Agus Wijaya selaku Kepala BAKESBANGPOL Kabupaten Kediri yang telah memberikan izin penelitian.. viii.

(9) 7.. Bapak A.Wahyudiono, S.E M.Agr selaku Kepala Desa Tulungrejo yang telah memberikan izin penelitian dan menerima dengan baik peneliti. 8. Seluruh Perangkat Desa Tulungrejo yang telah menerima dengan baik peneliti. 9. Kedua orang tua, Bapak Syahidi dan Ibu Malikah yang selalu mendoakan mengarahkan, dan memberikan dukungan dengan tulus. 10. Kakak-kakak ku Mas Fajar, Mbak Bana, Mas Adil dan Mas Novi serta keponakanku Thalita Nabila Zahrotul Firdaus yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk dapat terus menjadi pribadi yang lebih baik. 11. Sahabat-Sahabatku Desy, Ac, Ema, JB, Ye, Zulfa, Ony, dan Elly serta seluruh teman-teman seperjuangan di kelas IPS angkatan 2014 yang senantiasa memberikan semangat dan kebahagiaan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan balasan kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna, masih bnyak kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan maupun penyajian. Untuk itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan karya selanjutnya.. Malang, 22 Juni 2018 Peneliti. Lailanahdiya NIM 14130088. ix.

(10) PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN. Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agam RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987 yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: A. Huruf ‫أ‬. = A. ‫ص‬. = Z. ‫ق‬. = Q. ‫ب‬. = B. ‫ط‬. = S. ‫ك‬. = K. ‫خ‬. = T. ‫ػ‬. = Sy. ‫ه‬. = L. ‫ز‬. = Ts. ‫ص‬. = Sh. ً. = M. ‫ج‬. = J. ‫ض‬. = Dl. ُ. = N. ‫ح‬. = H. ‫ط‬. = Th. ٗ. = W. ‫ر‬. = Kh. ‫ظ‬. = Zh. ٓ. = H. ‫د‬. = D. ‫ع‬. = „. ‫ء‬. = ,. ‫ر‬. = Dz. ‫ؽ‬. = Gh. ‫ي‬. = Y. ‫س‬. = R. ‫ف‬. = F. B. Vokal Panjang Vokal (a) panjang = â Vokal (i) panjang = î Vokal (u) panjang = û. C. Vokal Diftong ْ‫ = اَو‬aw َْ = ay ‫اي‬ ْ‫ = اُو‬û ْ‫ = اي‬î. x.

(11) DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 14 Tabel 3.1 Daftar Informan .................................................................................. 47 Tabel 4.1 Pengurus Desa Tulungrejo ................................................................. 54. xi.

(12) DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 42 Gambar 3.1 Peta Desa Tulungrejo ..................................................................... 45 Gambar 3.2 Analisis Data Miles dan Huberman ............................................... 49 Gambar 4.1 Struktur Pengurus Desa Tulungrejo ............................................... 55 Gambar 4.2 Jumlah Penduduk Desa Tulungrejo ................................................ 58. xii.

(13) DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran I. : Surat Penelitian untuk BAKESBANGPOL .............................. 100. Lampiran II. : Surat Penelitian untuk Kepala Desa Tulungrejo ...................... 101. Lampiran III. : Surat Bukti Penelitian dari Kepala Desa Tulungrejo .............. 102. Lampiran IV. : Bukti Konsultasi ...................................................................... 103. Lampiran V. : Pedoman Wawancara ............................................................. 104. Lampiran VI. : Pedoman Observasi ................................................................. 111. Lampiran VII. : Dokumentasi .......................................................................... 112. Lampiran VIII. : Biodata Mahasiswa ............................................................... 115. xiii.

(14) DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i. HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii. LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iv MOTTO ............................................................................................................. v. NOTA DINAS PEMBIMBING ....................................................................... vi SURAT PERNYATAAN ................................................................................. vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii PEDOMAN TRANSLITASI ............................................................................ x. DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv ABSTRAK ........................................................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. A. B. C. D. E. F. G.. 1. Latar Belakang ....................................................................................... 1 Fokus Penelitian ..................................................................................... 7 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7 Manfaat Penelitian ................................................................................. 7 Originalitas Penelitian ............................................................................ 8 Definisi Istilah ........................................................................................ 15 Sistematika Pembahasan ........................................................................ 16. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 18 A. Landasan Teori ....................................................................................... 18 1. Pengertian Pendidikan ...................................................................... 18 a. Jalur Pendidikan ......................................................................... 19. xiv.

(15) b. Pengertian Pendidikan Formal ................................................... c. Jenis Program Pendidikan Formal ............................................. d. Jenjang Pendidikan Formal ........................................................ e. Tujuan Pendidikan ..................................................................... f. Pentingnya Pendidikan ............................................................... g. Hambatan dalam Merealisasikan Pendidikan Formal ................ 2. Masyarakat ....................................................................................... a. Pengertian Masyarakat Pedagang Kecil ...................................... b. Jenis-jenis Pekerjaan Masyarakat .............................................. 3. Upaya Orang tua Dalam Merealisasikan Pendidikan Formal .......... a. Partisipasi Biaya Sekolah Anak ................................................. b. Partisipasi Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif .... c. Partisipasi Edukatif .................................................................... 4. Integrasi Sains dan Islam ................................................................. a. Masyarakat Pedagang Menurut Islam ........................................ b. Pendidikan Anak Menurut Islam ................................................. 20 20 20 22 23 24 30 30 31 32 33 33 34 35 35 37. B. Kerangka Berfikir ................................................................................... 40 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 43 A. B. C. D. E. F. G. H.. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................................. Kehadiran Peneliti .................................................................................. Lokasi Penelitian .................................................................................... Data dan Sumber Data ........................................................................... Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... Analisis Data .......................................................................................... Pengecekan Keabsahan Data .................................................................. Prosedur Penelitian .................................................................................. 43 44 45 46 47 49 51 51. BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ....................... 53 A. Paparan Data .......................................................................................... 1. Profil Desa Tulungrejo ..................................................................... a. Sejarah Desa Tulungrejo ............................................................ b. Sistem Pemerintahan Desa Tulungrejo ...................................... c. Struktur Pengurus Desa Tulungrejo ............................................ d. Visi dan Misi Desa Tulungrejo ................................................... e. Kondisi Geografis Desa Tulungrejo ........................................... f. Kondisi Demografis Desa Tulungrejo ........................................ 2. Pandangan Masyarakat Pedagang Kecil Tentang Pendidikan Anak. a. Tujuan Pendidikan ....................................................................... xv. 53 53 53 54 55 56 57 57 59 59.

(16) b. Pentingnya Pendidikan ............................................................... 3. Upaya Orang tua Dalam Merealisasikan Pendidikan Formal .......... a. Partisipasi Biaya Sekolah Anak .................................................. b. Partisipasi Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif .... c. Partisipasi Edukatif ..................................................................... 4. Hambatan-hambatan Dalam Merealisasikan Pendidikan Formal .... c. Hambatan Internal ...................................................................... d. Hambatan Eksternal .................................................................... 61 65 65 68 70 72 72 75. B. Temuan Penelitian................................................................................... 1 Pandangan Masyarakat Pedagang Kecil Tentang Pendidikan Anak a. Tujuan Pendidikan ...................................................................... b. Pentingnya Pendidikan ............................................................... 2. Upaya Orang tua Dalam Merealisasikan Pendidikan Formal .......... a. Partisipasi Biaya Sekolah Anak .................................................. b. Partisipasi Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif .... c. Partisipasi Edukatif ..................................................................... 3. Hambatan-hambatan Dalam Merealisasikan Pendidikan Formal .... a. Hambatan Internal ...................................................................... b. Hambatan Eksternal ..................................................................... 77 77 77 77 78 78 78 79 79 79 80. BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ........................................... 81 A. Pandangan Masyarakat Pedagang Kecil Tentang Pendidikan Anak ...... 81 1. Tujuan Pendidikan ........................................................................... 81 2. Pentingnya Pendidikan .................................................................... 82 B. Upaya Orang tua Dalam Merealisasikan Pendidikan Formal ................ 86 C. Hambatan-hambatan Dalam Merealisasikan Pendidikan Formal .......... 89 1. Hambatan Internal ........................................................................... 89 2. Hambatan Eksternal ........................................................................ 91 BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 94 A. Kesimpulan ............................................................................................ 94 B. Saran ....................................................................................................... 95 LAMPIRAN. xvi.

(17) ABSTRAK Lailanahdiya. 2018. Pandangan Masyarakat Pedagang Kecil Tentang Pendidikan Formal Anak (Studi Kasus Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri). Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Luthfiya Fathi Pusposari, M.E Kata Kunci: Pandangan, Pedagang Kecil, Pendidikan Formal Anak Pendidikan formal adalah hal penting yang harus dimiliki terutama oleh anak-anak, karena pendidikan berpengaruh pada berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat mulai dari pekerjaan hingga status sosial kita dimasyarakat. Peranan masyarakat khususnya orang tua adalah yang pertama dan utama bagi pendidikan anak-anaknya. Desa Tulungrejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dengan mayoritas masyarakat Desa Tulungrejo bekerja sebagai petani dan pedagang kecil. Masyarakat pedagang kecil adalah masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang dalam jumlah eceran dipinggiran pasar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pandangannya yang kurang tentang pendidikan dan munculnya berbagai hambatan serta kurangnya partisipasi orang tua akan berakibat pada keberlangsungan pendidikan anak-anak mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) Mendeskripsikan pandangan masyarakat pedagang kecil tentang pendidikan formal anak, (2) Mendeskripsikan upaya orangtua merealisasikan pendidikan formal anak, (3) Mendeskripsikan hambatan yang dialami orangtua dalam merealisasikan pendidikan formal anak. Untuk mencapai tujuan diatas, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Sumber data penelitian ini menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini yakni (1) masyarakat pedagang kecil Desa Tulungrejo berpandangan bahwa pendidikan formal anak adalah penting karena pendidikan mempersiapkan bekal dan keterampilan agar anak mampu menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan, (2) upaya dalam merealisasikan pendidikan anak adalah dengan membiaya pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi serta menanamkan nilai-nilai kedisiplinan sedangkan (3) hambatan utama dalam merealisasikan pendidikan formal datang dari faktor budaya yakni anak sibuk bermain handphone.. xvii.

(18) ABSTRACT Lailanahdiya. 2018. The View of Small Traders Society about Children Formal Education (Case Study Tulungrejo Village Pare Regent Kediri District). Thesis, The Department of Social Science Education, The Faculty of Education and Teaching. State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang. Luthfiya Fathi Pusposari, M.E Key Words: View, Small Traders, Children's Formal Education In today‟s era society believes that formal education is the important component that must be owned by their children, because education influence many aspects of social life from job until social status within the society. The role of society especially parents is the first and main for their children before they have grown up and stood themself. Tulungrejo village is one of the village located in Pare regent Kediri district, East Java Province which consists of five subvillages with majority of Tulungrejo village society work as farmer and small traders. Small traders society are the society whose jobs are sellers in the retail volume located in market edges stalls to fulfill everyday‟s life. The incorrect view about eductaion will impact to their children‟s education. The majority of small traders in Tulungrejo Village do not pursue complete formal education. Formal education is the structured and levelled way consisting of primary education, secondary education and higher eduaction. The children education is often failed because of many hindrances, both for internal and internal hindrances also the limit of parental participation in realizing the children education. The purpose of this research are for: (1) Describing the view of small traders society about children formal education, (2) Describing the parents‟ effort in realizing the children‟s formal education, (3) Describing the hindrances faced by parents in realizing the children‟s formal education. In order to achieve the above‟s purpose this research uses qualitative method with the kind of case study research. The data source gotten in this research is primary data and secondary data. The data collection technique in this research use interview, obeservation and documentation. In this research, the researcher uses data analysis through data reduction, data serving and verification (conclusion taking). This research shows that: (1) Small traders society‟s view in Tulungrejo village about children formal education is important because they put their children at school in order to get larger general and religion knowledge thus they have ability and talent in facing the good future able to achieve successfullness in the world and the world after, (2) The effort of Tulungrejo village parents in realizing the children‟s formal education by funding their formal education from the basic education to the higher education, creating the condusive learning environment by giving learning facility in the form of courses and learning guidance, (3) The main hindrances felt by Tulungrejo village parents in realizing the children‟s formal education is the children enjoy playing handphone.. xviii.

(19) ‫املستخلص البحث‬ ‫ليلى نهضيت‪ .٨١٠٢ .‬رؤٍت املجتمع التاجزٍن الصاػزٍن عن التربيت الزسميت (دراست الحالت‬ ‫بلزٍت جىلىهج رجا منطلت باري هذًزي)‪ .‬بدث جامعي‪ ،‬كسم جزبيت العلىم الاجتماعيت‪،‬‬ ‫وليت علىم التربيت والتعليم‪ ،‬جامعت مىالها مالً ئبزاهيم ؤلاسالميت الحيىميت ماالهج‪.‬‬ ‫لطفيت فتحي بىسباساري‬ ‫الكلمات الرئيسية‪ :‬الرؤية‪ ،‬التاجرين الصاغرين‪ ،‬التربية الرسمية‬ ‫في ًىمنا هذا‪ ،‬سعم املجتمع أن التربيت الزسميت بأنها ش يء هام البذ أن ٌسيطزوها‪ ،‬ال‬ ‫سيما أوالدهم‪ .‬ألنها جإثز ئلى شتى النىاحي في الحياة اليىميت واإلاىاكف في املجتمع‪ .‬دور املجتمع‬ ‫خاصت من الىالذ هى ألاولى وألالى كبل بلىغ أوالدهم‪ .‬كزٍت جىلىهج رجا هي ئخذي اللزي في‬ ‫منطلت باري‪ ،‬هذًزي‪ ،‬جاوي الشزكيت التي جتيىن من خمس ضيىع‪ ،‬أػلب املجتمع في هذه‬ ‫اللزٍت ٌعملىن والفالح والتاجز الصاػز‪ .‬مجتمع التاجزٍن الصاػزٍن هم املجتمع ٌعملىن‬ ‫والبائعين بملذار اللليل أوالفزادي الساهنين في الىشىن خىٌ ألاسىاق للضاء اختياجاتهم‬ ‫اليىميت‪.‬رؤٍتهم الخفيضت عن التربيت جإدي ئلى مجزي جزبيت أوالدهم‪ .‬أػلبيت املجتمع التاجزٍن‬ ‫الصاػزٍن بلزٍت جىلىهج رجا ال ًلتدلىن التربيت الزسميت هماال‪.‬‬ ‫يهذف هذا البدث لـ‪ )٠( :‬وصف رؤٍت املجتمع التاجزٍن الصاػزٍن عن التربيت الزسميت‬ ‫لذي ألاوالد؛ (‪ )٨‬وصف مداولت الىالذًن في جدليم التربيت الزسميت لذي ألاوالد؛ (‪ )٣‬وصف‬ ‫الزوادع اإلاطزوخت في جدليم التربيت الزسميت لذي ألاوالد‪.‬استخذم هذا البدث اإلاذخل‬ ‫الىيفي بنىع البدث دراست الحالت مصادر البياهاث في هذا البدث هي اإلاصذر الزئيس ي‬ ‫واإلاصذر ؤلاضافي‪ .‬وطزٍلت جمع البياهاث هي اإلالابلت‪ ،‬اإلازاكبت والتىثيم‪ .‬أما طزٍلت جدليل‬ ‫البياهاث هي جلليل البياهاث‪ ،‬عزضها والاستخالص‪.‬‬ ‫وهتائج البدث هي‪ )٠( :‬رؤٍت املجتمع التاجزٍن الصاػزٍن بلزٍت جىلىهج رجا عن التربيت‬ ‫الزسميت لذي ألاوالد بأنها هامت ألنهم يهذفىن ئلى هجاح أوالدهم في سيطزة العلىم الذًنيت‬ ‫والاجتماعيت واإلاعلىماث ألاخزي الىاسعت ختى ًتأهلىن في جىجيه التدذًاث باإلاستلبل جيذا‬ ‫وٍنجحىن في الذهيا وآلاخزة؛ (‪ )٨‬مداولت الىالذًن في جدليم التربيت الزسميت بتمىٍل جزبيت‬ ‫أوالدهم الزسميت منذ مزخلت الابتذائيت ختى الجامعيت‪ ،‬وجنص يء البيئت التعليميت الهادئت‬ ‫باعطاء اإلازافم والتلعيم اإلاىثف أو التذرٍب‪ ،‬وجزسيخ الليم الاهضباطيت عن أهميت التربيت؛‬ ‫(‪ )٣‬الزوادع اإلاطزوخت من عنذ الىالذًن في جدليم التربيت الزسميت لذي ألاوالد هي خماست‬ ‫ألاوالداإلاتؼيرةوسلىههماإلاتؼلمورػبتهمبالهىاجفواإلاشيلتالاكتصادًت‪.‬‬. ‫‪xix‬‬.

(20) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anak merupakan anugerah sekaligus titipan dari Allah SWT untuk orang tua. Orang tua sudah seharusnya menjaga titipan Allah SWT dengan baik. Tanggung jawab orang tua kepada anak sangatlah banyak, salah satunya adalah bertanggung jawab atas pendidikan. putra-putri mereka. Hak dan. tanggung jawab tersebut juga telah diatur dalam pasal 1 UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 yang menyatakan bahwa pendidikan anak hasil perkawinan adalah hak dan tanggung jawab kedua orang tuanya yakni ayah dan ibunya. 2 Kerjasama tersebut mutlak diperlukan agar anak mendapatkan pendidikan dengan baik. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendidikan dibagi menjadi tiga macam, yaitu Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal, dan Pendidikan Informal. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa:3. 2. Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, (Jakarta: Kemenag, 1974), hlm. 10 3 Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003, (Jakarta:Kemendikbud, 2003), hlm. 4. 1.

(21) 2. a. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. b. Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. c. Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Di era sekarang ini masyarakat telah mengangap pendidikan formal adalah hal penting yang harus dimiliki terutama oleh anak-anak mereka, karena pendidikan berpengaruh pada berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat mulai dari pekerjaan hingga status sosial kita dimasyarakat. Pentingnya pendidikan dikuatkankan oleh Fuad Hasan, ia berpendapat bahwa pendidikan akan membantu manusia mempersiapkan diri mereka untuk bertahan dalam kehidupannya. 4 Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Nia dalam penelitiannya bahwa pendidikan merupakan salah satu bekal hidup di masa depan sekaligus modal yang dapat digunakan untuk mencari pekerjaan yang layak.5 Sependapat dengan pernyataan tersebut ibu Zaroh seorang pedagang sayur juga mengemukakan bahwa, Pendidikan amat sangat penting bagi saya. Bocah wong lak nak goblok engko lakyo gampang diapusi, petuk koncone lak yo minder, jaman informatika ek yo nek gak iso moco lakyo. 4. Oong Komar, Filsafat pendidikan non formal, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006),. hlm. 95 5. Nia Tetin Yuniarti, Persepsi Masyarakat Nelayan Terhadap Pendidikan Formal Anak, Skripsi, Fakultas Pertanian IPB, 2000, hlm..

(22) 3. piye.6 Rata-rata dari berbagai lapisan masyarakat mulai dari lapisan paling bawah hingga lapisan atas berpendapat bahwa pendidikan sangatlah penting. Pendidikan juga berfungsi sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan dan ketidaksetaraan.7 Soekartawi menyatakan bahwa, “yang menjadi indikator sosial ekonomi meliputi tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, pertambahan penduduk dan jumlah anggota keluarganya”.8 Umumnya masyarakat yang berdomisili di desa memiliki latar belakang pendidikan yang rendah, modal terbatas, sehingga mereka kurang mampu menstabilkan tingkat perekonomian. Kondisi inilah yang akan berdampak pada kehidupan keluarga yang menyangkut kehidupan sosial khususnya pendidikan bagi anak-anaknya. Pendidikan bukan menjadi prioritas bagi golongan masyarakat menengah ke bawah. Pendidikan seharusnya sudah menjadi prioritas seluruh masyarakat di Indonesia. Tetapi pendidikan bagi masyarakat menengah ke bawah bagaikan barang mewah yang tidak bisa mereka beli dan miliki. Salah satu alasan mengapa pendidikan tidak dapat tersentuh oleh masyarakat menengah ke bawah adalah karena mahalnya biaya pendidikan. Meskipun biaya pendidikannya sudah gratis pun masih memiliki masalah yaitu masalah sulitnya biaya untuk membeli seragam dan juga buku-buku sekolah karena pihak sekolah tidak memberikan secara gratis. Selain itu, kurangnya pemahaman terkait informasi dan kebijakan pendidikan yang ada 6. Wawancara dengan ZarohUtami , pedagang sayur, tanggal 30 April 2018. UNICHEF Indonesia, Ringkasan Kajian Oktober 2012, (Jakarta: UNICHEF Indonesia, 2012), hlm. 1 8 Seokarwati, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian (Teori dan Aplikasinya), (Jakarta: Rajawali, 1987), hlm. 23 7.

(23) 4. mengakibatkan munculnya. banyak. makna. tentang pendidikan. bagi. masyarakat pedagang kecil itu sendiri. Padahal saat ini, terdapat banyak bantuan atau beasiswa pendidikan yang dapat dimanfaatkan para generasi muda agar bisa melanjutkan pendidikan. Banyak cara yang dapat ditempuh, namun masyarakat seakan kurang tahu tentang cara-cara yang harus ditempuh tersebut. Peranan masyarakat khususnya orang tua adalah yang pertama dan utama bagi anak-anaknya selama belum dewasa dan mampu berdiri sendiri.9 Hal ini juga disebutkan dalam UU Republik Indonesia Nomor 20 Bab IV Pasal 7 Tahun 2003 bahwa, orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya.10 Masa depan seorang anak ditentukan oleh orang tua. Keluarga merupakan awal mula pembentukan kepribadian anak, sosialisasi, pengendalian diri, penyesuaian terhadap lingkungan sekitar, kemampuan berpikir dan hal lain yang turut menunjang keberhasilan dan kemandirian seorang anak. Jika orang tua mampu menjalankan fungsi-fungsinya, maka pendidikan dan perkembangan anak dapat terjamin. Namun hal tersebut nampaknya bertentangan dengan laporan tahunan UNICEF pada tahun 2015 yang menyatakan sekitar 4,7 juta anak Indonesia dengan usia dibawah 18 tahun mengalami putus sekolah. 11 Belum lagi kasus-. 9. Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015),. hlm. 115 10. Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Bab IV Pasal 7 Tahun 2003 Tentang Hak dan Kewajiban Orang tua, (Jakarta: Kemendikbud, 2003), hlm. 4 11 UNICHEF Indonesia, Laporan Tahunan Indonesia 2015, (Jakarta: UNICHEF Indonesia, 2015), hlm. 16.

(24) 5. kasus putus sekolah yang tidak tercatat. Kasus semacam ini tidak lain terjadi karena munculnya berbagai hambatan yang mengakibatkan anak-anak putus sekolah.. Seperti. hambatan. yang. dikemukakan. Harmayani. dalam. penelitiannya diantaranya yakni faktor ekonomi keluarga, faktor tidak naik kelas, faktor kemauan sendiri (malas), faktor lingkungan atau tempat tinggal anak menjadi hambatan anak untuk mengenyam pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.12 Kurangnya upaya orang tua dalam berpartisipasi merealisaikan pendidikan formal anak tampaknya juga menjadi masalah dalam meningkatkan pendidikan formal anak. Kasus semacam ini tidak hanya terjadi di kota tetapi juga di desa. Desa Tulungrejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur yangterdiri dari lima dusun yaitu Dusun Mulyosari, Dusun Tegalsari, Dusun Mangunrejo, Dusun Tulungrejo, dan Dusun Puhrejo.13 Mayoritas masyarakat Desa Tulungrejo bekerja sebagai petani dan pedagang.14 Dengan jumlah masyarakat pedagang sebanyak 1.245 rumah tangga.15 Pedagang terbagi menjadi dua macam yakni pedagang besar dan pedagang kecil. Dalam hal ini peneliti mengkhususkan pada pedagang kecil yakni pedagang yang menjual barang dagangannya dalam jumlah eceran atau satuan.. 12. Harmayani, Persepsi Keluarga Petani Terhadap Pendidikan Formal Anak, (JOM FISIP Universitas Riau, 2017) hlm. 13 Monografi Desa Tulungrejo 14 BPS Kabupaten Kediri, Kecamatan Pare dalam Angka 2015, (Kediri: BPS Kabupaten Kediri, 2015), hlm. 22 15 Ibid., hlm. 24.

(25) 6. Terdapat perbedaan antara masyarakat pedagang dan masyarakat nonpedagang. Perbedaan tersebut diantaranya yakni masyarakat pedagang sangatlah terbuka dan mudah beradaptasi dengan lingkungan dibandingkan dengan masyarakat nonpedagang. Sifat terbuka mereka peroleh dari interaksi yang mereka lakukan setiap harinya dengan berbagai orang baru terutama dengan para pembeli. Sedangkan sifat mudah beradaptasi merupakan tuntutan profesi mereka. Meskipun masyarakat pedagang bersifat terbuka dan mudah beradaptasi sebagian masyarakat pedagang masih banyak yang belum menaruh perhatian lebih pada pendidikan meskipun mereka menganggap pendidikan dapat mengubah kondisi kehidupan mereka. Dalam hal pendidikan anak, orang tua memiliki andil yang cukup besar terutama pada masyarakat pedagang kecil di Desa Tulungrejo. Umumnya, semakin tinggi tingkat pendapatan orang tua maka semakin tinggi pula motivasinya untuk menyekolahkan anak-anaknya dengan harapan kelak memiliki kehidupan yang lebih baik dari sekarang. Untuk mencapai keinginan tersebut orang tua akan lebih bekerja keras untuk mencari nafkah dalam membiayai kebutuhan anak-anaknya khususnya untuk membiayai pendidikan anaknya, sehingga tinggi rendahnya pendidikan anak di Desa Tulungrejo salah satunya ditentukan oleh peran orang tua. Berdasarkan latar belakang yang tersebut, akhirnya peneliti mengajukan penelitian dengan judul “Pandangan Masyarakat Pedagang Kecil Tentang Pendidikan Formal Anak (Studi Masyarakat Desa Tulungrejo Kec. Pare Kab. Kediri)”..

(26) 7. B. Fokus Penelitian Dari latar belakang masalah penelitian diatas dapat ditarik fokus penelitian sebagai berikut: 1.. Bagaimanakah pandangan masyarakat pedagang kecil tentang pendidikan formal anak?. 2.. Bagaimanakah upaya orang tua merealiasasikan pendidikan formal anak?. 3.. Apa hambatan yang dialami orang tua dalam merealisasikan pendidikan formal anak?. C. Tujuan Penelitian Dari fokus penelitian diatas dapat ditarik tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan pandangan masyarakat pedagang kecil tentang pendidikan formal anak. 2. Untuk mendeskripsikan upaya orang tua merealiasasikan pendidikan formal anak. 3. Untuk mendeskripsikan hambatan yang dialami orang tua dalam merealisasikan pendidikan formal anak. D. Manfaat Penelitian Dari tujuan penelitian diatas dapat ditarik manfaat penelitian sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Memperkaya khasanah pengetahuan tentang pentingnya pendidikan formal bagi masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu sumberdaya.

(27) 8. manusia. serta. memperkaya. pengetahuan. tentang. upaya. dalam. meningkatkan pendidikan formal anak. 2. Manfaat praktis a. Bagi masyarakat pedagang kecil Pasar Pare hasil penelitian ini dapat menjadi masukan, motivasi serta menumbuhkan kesadaran yang lebih baik bagi masyarakat dalam memerhatikan masalah pendidikan serta Sebagai informasi bahwa pendidikan mampu menaikan status atau kedudukan seseorang dimata orang lain. b. Bagi Universitas hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan. pemikiran. dalam. meningkatkan. mutu. pendidikan. khususnya terkait masalah ini serta sebagai sumber pengetahuan terkait fenomena pendidikan di masyarakat pedagang. c. Bagi Peneliti dapat menambah pengetahuan yang nantinya dapat digunakan sebagai bekal dalam meningkatkan proses belajar mengajar sesuai disiplin ilmu penulis setelah lulus dan terjun kedunia pendidikan. E. Originalitas Penelitian Penelitian tentang makna pendidikan formal bagi orang tua dilakukan oleh Dewi dan Agus pada tahun 2016. Mereka mengemukakan makna pendidikan formal bagi orang tua siswa di Pulau Poteran. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua makna pendidikan formal bagi orang tua siswa di Pulau Poteran yakni pertama, pendidikan untuk meningkatkan status sosial dan kedua pendidikan untuk gengsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan.

(28) 9. kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi Alfred Schutz. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan observasi.16 Peneliti menggunakan dasar penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Agus yakni makna pendidikan formal bagi orang tua sebagai pijakan untuk mengetahui pandangan masyarakat tentang pendidikan formal. Terdapat dua makna tentang pendidikan formal bagi orang tua yakni pendidikan untuk meningkatkan status sosial dan pendidikan untuk gengsi. Pertama pendidikan untuk meningkatkan status sosial, orang lain akan memberikan pandangan dan tempat yang berbeda terhadap orang yang berpendidikan, sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan meningkatkan status sosial mereka di masyarakat. Kedua pendidikan untuk gengsi, orang tua yang kurang memahami arti pentingnya pendidikan hanya akan memfungsikan pendidikan sebagai gengsi. Mereka akan sangat malu jika anaknya tidak mengenyam bangku sekolah sehingga orang tua memutuskan menyekolahkan anak-anaknya agar sang anak pernah merasakan sekolah.17 Kelebihan dari penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Agus adalah bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit sehingga berbagai kalangan pembaca akan mudah memahami isi penelitian yang dilakukan. Kekurangan dalam penelitian ini adalah rumusan masalah tidak sesuai dengan kesimpulan, tidak dikemukakannya cara memperoleh data sekunder serta terdapat beberapa penulisan kata dan tanda baca yang kurang tepat.. 16. Dewi dan Agus, Makna Pendidikan Formal Bagi Orang Tua Siswa Di Pulau Poteran, Jurnal Paradigma, UNESA, Vol. 04 No. 01 2016, hlm. 2-4 17 Ibid., hlm. 4.

(29) 10. Penelitian tentang persepsi terhadap pendidikan formal anak dan faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat serta hubungan persepsi dengan perilaku masyarakat nelayan dalam menyekolahkan anak dilakukan oleh Nia Tetin Yuniarti pada tahun 2000. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif atau campuran. Responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Nia berjumlah 90 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyerahkan kuisioner pada responden dan dilengkapi data-data kualitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.18 Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) secara umum rumah tangga nelayan mempunyai persepsi bahwa sekolah merupakan hal yang penting dan bermanfaat, namun mereka cenderung kurang berambisi untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi. (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terbentuknya persepsi antara lain yakni tingkat pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, keterdedahan informasi dan tingkat kesejahteraan rumah tangga. (3) Hubungan antara persepsi pentingnya mensekolahkan anak dengan perilaku mensekolahkan anak tidak selalu berbanding lurus. Peneliti menggunakan dasar penelitian yang dilakukan oleh Nia yakni hubungan antara. persepsi. pentingnya. mensekolahkan. anak. dengan. perilaku. mensekolahkan anak sebagai pijakan untuk mengetahui realisasi pendidikan formal anak.19. 18. Nia Tetin,”Persepsi Masyarakat Nelayan Terhadap Pendidikan Formal”, Skripsi, Fakultas Pertanian IPB, 2000, hlm. 28-29 19 Ibid., hlm. 92-94.

(30) 11. Kelebihan dari penelitian ini yakni digunakannya pendekatan kuantitatif dan kualitatif atau yang biasa disebut dengan pendekatan campuran, sehingga penelitian ini dapat menyajikan data kuantitatif yang ditunjang oleh data kualitatif. Kekurangan dari penelitian yang dilakukan oleh Nia yakni pada kesimpulan penelitian data kuantitatif tidak lagi dikemukakan sehingga penelitian terkesan bukan jenis penelitian kuantitatif kualitatif. tetapi. penelitian kualitatif. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dilakukan oleh Aminul Khoir pada tahun 2015. Penelitian tersebut berisi faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nelayan terhadap pendidikan anak di Desa Kedawang. Pendekatan penelitian yang digunakan oleh Aminul merupakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Lokasi penelitian berada di Desa Kedawang. Informan dari penelitian ini terdiri atas Kepala Desa Kedawang, Tokoh Masyarakat serta beberapa masyarakat nelayan yang memiliki anak usia sekolah. Data diperoleh melalui cara observasi, wawancara dan dokumentasi.20 Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi persepsi yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang memengaruhi persepsi masyarakat nelayan terhadap pendidikan anak terdiri dari faktor keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak, sikap orang tua terhadap keberlanjutan pendidikan anak, dan keterbatasan informasi yang diterima orang tua terkait pendidikan anak. Faktor ekstern yang memengaruhi 20. Aminul Khoir, Persepsi Masyarakat Nelayan Terhadap Pendidikan Formal Anak di Desa Kedawung Kec. Nguling Kab. Psuuruan, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial UM. 2015.

(31) 12. persepsi masyarakat nelayan terhadap pendidikan anak terdiri dari faktor ekonomi, serta kebiasaan masyarakat setempat yang terbiasa bersantai dengan minum kopi atau dikenal dengan istilah cangkruk an. Penelitian tentang persepsi orang tua terhadap pendidikan formal anak dan faktor yang menjadi penyebab anak putus. sekolah dilakukan oleh. Harmayani pada tahun 2017. Penelitian yang dilakukan Harmayani menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode purposive sampling. Data pada penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Jumlah informan pada penelitian ini adalah sebanyak 17 orang yang terdiri dari 7 orang tua anak yang putus sekolah, 7 orang anak yang putus sekolah dan 3 orang informan pendukung.21 Hasil penelitian yang dilakukan yakni ditemukan beberapa faktor yang menjadi penyebab anak putus sekolah diantaranya yakni faktor ekonomi keluarga, faktor tidak naik kelas, faktor kemauan sendiri (malas), faktor lingkungan atau tempat tinggal anak. Pandangan orang tua tentang pendidikan tidak semua orang tua menganggap bahwa pendidikan itu penting adapula yang memandang bahwa pendidikan hanya menghabiskan uang saja.22 Peneliti menggunakan dasar penelitian yang dilakukan oleh Harmayani yakni faktor-faktor yang menjadi penyebab anak putus sekolah sebagai pijakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat pendidikan formal anak.. 21. Harmayani, Persepsi Keluarga Petani Terhadap Pendidikan Formal Anak, JOM FISIP Vol. 4 No. 1 Februari 2017, hlm. 8 22 Ibid., hlm. 13-14.

(32) 13. Kelebihan dari penelitian ini yakni penyampaiannya sangat ringan sehingga pembaca mudah memahami apa yang disampaikan. Kekurangan dari penelitian ini yakni adanya data yang tidak urut pada data pendidikan seharusnya diurutkan dari tertinggi atau terkecil sehingga tidak lompatlompat, kesalahan penulisan di beberapa kata dan adanya kata-kata yang tidak baku. Penelitian serupa tentang persepsi keluarga tentang pendidikan formal dan faktor-faktor yang melatar belakangi anak putus sekolah dilakukan oleh Irwan dengan judul Persepsi Keluarga Petani terhadap Pendidikan Formal di Desa Tomang Kecamatan Slatiga Kabupaten Sambas pada tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.23 Hasil penelitian Irwan menunjukkan bahwa persepsi keluarga petani Desa Toman masih rendah, masyarakat merasa cukup dengan pendidikan ditingkat SD-SMP yang mereka miliki, bahkan mereka lebih cenderung berpikir bekerja untuk mencari uang dari pada bersekolah. Faktor yang paling tinggi menyebabkan anak-anak enggan bersekolah dan berhenti sekolah yakni faktor kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak dan lemahnya ekonomi keluarga disusul dengan faktor-faktor yang lain.24 Kelebihan dari penelitian yang dilakukan Irwan yakni pembahasan data dilakukan secara detail. Kekurangan dalam penelitian yang dilakukan oleh 23. Irwan, Persepsi Keluarga Petani Terhadap Pendidikan Formal Anak di Desa Tomang Kecamatan Salatiga Kabupaten Sambas, Artikel, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2017, hlm. 4-5 24 Ibid., hlm. 9.

(33) 14. Irwan yakni tidak dijelaskannya jenis penelitian yang dilakukan padahal telah disebutkan pendekatan yang ia gunakan dalam penelitiannya, tidak dijelaskan alasan menggunakan teknik keabsahan data yakni teknik trianggulasi. Adanya ketidakefektifan kalimat sehingga terkesan berbelit-belit. Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti, Judul, Bentuk, No Penerbit, dan Tahun Penelitian 1. Agus dan Dewi, Makna Pendidikan Formal Bagi Orang tua Siswa Pulau Poteran, Jurnal Paradigma Vol. 4 No 1 tahun 2016 Unesa. 2. Nia Tetin Yuniarti, Persepsi Masyarakat Nelayan terhadap Pendidikan Formal Anak (Kasus di Pantai Pamayang Desa Cikawungading Kec. Cipatujah, Kab. Tasikmalaya Jawa Barat), Skripsi, Fakultas Pertanian IPB, 2000. 3. Aminul Khoir, Persepsi Masyarakat Nelayan terhadap Pendidikan Formal Anak di Desa Kedawang Kec. Nguling Kab. Pasuruan,. Persamaan. Perbedaan. Mengkaji pandangan orang tua terhadap tentang pendidikan formal anak. Mengkaji orang tua Pulau Poteran dengan menggunakan fenomenologi Alfred Schutz. Mengkaji persepsi masyarakat terhadap pendidikan formal anak dan hambatan orang tua dalam merealisasikannya. Mengkaji masyarakat nelayan Pantai Pamayang dengan menggunakan penelitian campuran. Mengkaji pandangan masyarakat dengan menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian studi kasus.. Mengkaji masyarakat faktor yang mempengaruhi persepsi nelayan Desa Kedawang. Orisinalitas Penelitian Pada penelitian terdahulu fokus penelitiannya terhadap makna pendidikan pada orang tua siswa Pulau Poteran Pada penelitian terdahulu fokus penelitiannya terhadap masyarakat nelayan di Pantai Pamayang. Pada penelitian terdahulu fokus penelitiannya terhadap faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat nelayan Desa.

(34) 15. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial UM, 2015. 4. Harmayani, Persepsi Keluarga Petani Terhadap Pendidikan Formal Anak, Jurnal, JOM FISIP Universitas Riau, 2017. 5. Irwan, Persepsi Keluarga Petani Terhadap Pendidikan Formal Anak di Desa Sungai Toman Kec. Salatiga Kab. Sambas, Artikel Penelitian, FKIP Universitas Tanjungpura, 2017. F. Definisi Istilah. Kedawang. Mengkaji pandangan orang tua terhadap pendidikan anak dengan pendekatan kualitatif. Mengkaji aktivitasaktivitas anak setelah putus sekolah pada keluarga petani Desa Baturijal Hulu Mengkaji Mengkaji pandangan pandangan masyarakat keluarga petani tentang Desa Sungai pendidikan formal Toman anak dan hambatannya dengan pendekatan kualitatif. Pada penelitian terdahulu fokus penelitiannya terhadap keluarga petani petani Desa Baturijal Hulu Pada penelitian terdahulu fokus penelitiannya terhadap keluarga petani Desa Sungai Toman. Untuk mempermudah dalam memahami judul skripsi ini. dan. mengetahui arah dan tujuan pembahasan skripsi ini, maka berikut ini akan di paparkan penegasan judul sebagai berikut: 1. Pandangan adalah pendapat perseorangan yang berimplikasi pada perilaku orang tersebut. 2. Masyarakat pedagang kecil adalah masyarakat yang bermata pencaharian setiap harinya sebagai pedagang, yang mana pedagang kecil diartikan sebagai pedagang yang menjual barang dagangannya kepada konsumen secara eceran..

(35) 16. 3. Pendidikan formal adalah kegiatan pendidikan yang di lakukan pada sebuah lembaga formal secara sistematis,. berstruktur, bertingkat dan. berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. G. Sistematika Pembahasan Untuk memberikan gambaran mengenai isi proposal penelitian ini, maka sistematika pembahasan yang disusun sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, originalitas penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian. Pustaka. pedagang kecil,. berisi. tentang. pengertian. konteks. pandangan masyarakat. pendidikan formal, upaya orang tua. merealisasikan pendidikan formal anak serta hambatan dan solusi dalam merealisasikan pendidikan formal anak. BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran. peneliti,. pengumpulan. lokasi. penelitian,. data dan sumber. data, teknik. data, analisis data, pengecekan keabsahan data, prosedur. penelitian serta pustaka sementara..

(36) 17. BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Paparan data dan temuan penelitian berisi uraian yang terdiri atas gambaran umum latar penelitian, paparan data penelitian dan temuan penelitian. BAB V PEMBAHASAN HASIL TEMUAN Pembahasan hasil temuan berisi jawaban atas masalah penelitian. BAB VI PENUTUP Penutup berisi dua hal pokok yaitu kesimpulan dan saran..

(37) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pendidikan Secara etimologi pendidikan dalam bahasa Arab disebut tarbiyah yang diambil dari ‫ ثش تٍۃ‬-‫ ٌشتى‬- ً‫ ست‬yang berarti memelihara, mengurus, merawat, mendidik. Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu menuntun anak, sedangkan Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erzichung yang setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah, kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran dan watak, mengubah kepribadian sang anak. Kamus besar bahasa Indonesia menyatakan bahwa pendidikan berasal dari kata dasar didik yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.25 Secara terminologi pendidikan berdasarkan UU no 20 tahun 2003 diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. 25. KBBI. 18.

(38) 19. negara.26 Pendidikan menurut Ahmad D Marimba adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.27 Menurut Azyumardi Azra, pendidikan sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara efektif dan efisien.28 a. Jalur Pendidikan UU Sistem Pendidikan Nasioanl Pasal 13 menyatakan bahwa terdapat tiga jalur pendidikan yakni:29 1) Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. 2) Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. 3) Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Ketiga jalur pendidikan tersebut yakni pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal memiliki jenis pendidikan dan jenjang pendidikannya masing-masing.. Pada. penelitian ini hanya berfokus pada pendidikan formal. 26. Permendikbud, Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, hlm. 27 Abdul Hafiz dan Hasni Noor, Pendidikan Anak Dalam Perspektif Alquran, Jurnal Muallimuna, UNISKA Banjarmasin. No. 2 April 2016, hlm. 110-115 28 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2000), hlm. 3 29 Abdul Hafiz dan Hasni Noor, Op.Cit., hlm. 115.

(39) 20. b. Pengertian Pendidikan Formal Menurut UU No 20 Tahun 2003 pendidikan formal adalah “jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”. 30 Pendidikan formal juga disebut sebagai pendidikan persekolahan, pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang dilaksanakan disekolah melalui kegiatan belajar-mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.31 c. Jenis Progam Pendidikan Formal Dalam hal ini peneliti mengkhususkan jalur pendidikan formal atau sekolah terdiri dari berbagai jenis program diantaranya program pendidikan umum, program pendidikan kejuruan, program pendidikan luar biasa, program pendidikan kedinasaan, program pendidikan akademik, dan program pendidikan keagamaan serta program pendidikan profesional. Masing-masing pendidikan tersebut memiliki kriteria tertentu dalam proses mendidik peserta didik serta memuat tujuan tertentu pula.32 d. Jenjang Pendidikan Formal Berdasarkan jenjangnya pendidikannya, pendidikan formal terbagi menjadi tiga jenjang sebagai berikut: a) Pendidikan dasar. 30. Permendikbud, Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, hlm. 31 Zahara Idris dkk, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 1992), hlm.52 32 Ibid., hlm. 52-53.

(40) 21. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.33 Pendidikan dasar wajib diikuti oleh seluruh warga negara (compulsory education). Dengan kata lain, warga negara diwajibkan menempuh pendidikan dasar yang dapat membekali diirinya dengan pengetahuan dasar, nilai dan sikap dasar, serta keterampilan dasar.34 Kewajiban dalam menuntut ilmu juga ditekankan dalam agama islam, bahwasanya Allah mewajibkan menuntut ilmu bagi muslim dan muslimah, sebagaimana Dia mewajibkan sholat, puasa, zakat dan haji.35 b) Pendidikan Menengah Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Fungsi pendidikan menengah umum mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi sedangkan. fungsi. pendidikan. menengah. kejuruan. adalah. mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan pendidikan yang diikutinya, atau untuk mengikuti pendidikan. 33. Permendikbud, Ibid., Zahara Idris, Op.Cit., hlm. 53-54 35 Abu Fathan (ed), 500 Nasehat untuk Anak Sholeh/ah, (Jakarta: Asaduddin Press, 2003), hlm.74 34.

(41) 22. keprofesian pada tingkat pendidikan tinggi. 36 Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. c) Pendidikan Tinggi Pendidikan. tinggi. merupakan. jenjang. pendidikan. setelah. pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang diselenggarakan dengan sistem terbuka. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. e.. Tujuan Pendidikan Pendidikan terjadi dengan tujuan tertentu dan beragam. Masingmasing negara memiliki tujuan yang ingin dicapainya sendiri. Namun, itu tidak berarti tidak ada unsur-unsur yang sama dalam tujuan pendidikan diantara semua negara di bumi.37 Berikut adalah tujuan diselenggarakannya pendidikan menurut berbagai tokoh:38 1) Havelock dan Huberman, pendidikan formal.... bertujuan untuk membangun secara keseluruhan melalui tenaga kerja yang terampil.. 36. Ibid., hlm. 54 Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Arruz Media, 2017), hlm. 41 38 Ibid., hlm. 43-47 37.

(42) 23. 2) Johan Amos Comenius, tujuan pendidikan adalah untuk membuat persiapan yang berguna di akhirat nanti (hidup manusia di dunia adalah untuk mempersiapkan kehidupan akhirat mereka). 3) Menurut. Danim. tujuan. utama. pendidikan. adalah. proses. membangun manusia menjadi berpendidikan. 4) Muhammad Noor Syam, tujuan pendidikan adalah membentuk pribadi bahagia dunia akhirat. f. Pentingnya Pendidikan Betapa pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan karena kehidupan bersifat probabilitas dan tidak ready made. Dalam kehidupan ini, kita menghadapi iptek yang semakin kompleks dan jenis pekerjaan yang semakin banyak. Sehingga siapa saja dituntut untuk meningkatkan aktivitas pendidikan agar melahirkan manusia yang cerdas, terampil, kerja keras, teliti, tekun, dan disiplin. Hal ini dilakukan tidak lain karena F. Nietzshe menyatakan bahwa manusia merupakan mahluk yang belum berkepastian (unfixed animal) sehingga manusia perlu mempersiapkan dirinya agar dapat mencapai kemakmuran.39 Fuad Hasan juga menegaskan bahwa manusia perlu melakukan persiapan melalui ikhtiar pendidikan untuk bertahan dalam kehidupannya.40 Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangatlah penting bagi manusia demi bertahan hidup dan untuk mencapai kemakmuran. 39 40. Oong Komar, Op.Cit., hlm. 95 Ibid., hlm. 95.

(43) 24. g. Hambatan Orang Tua Dalam Merealisasikan Pendidikan Formal Proses pendidikan tidak akan sepi dari hambatan atau permasalahan yang terjadi. Masing-masing orang tua dalam mendidik anak akan dihadapkan pada berbagai macam hambatan yang berbeda satu sama lain.41 Hambatan dalam proses pendidikan ini jika tidak segera diatasi dan dicarikan solusi akan berdampak pada perkembangan anak itu sendiri. Hambatan-hambatan pendidikan diantaranya berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal).42 1) Hambatan internal, merupakan hambatan yang berasal dari anak didik sendiri. Hambatan tersebut diantaranya yakni: 43 a) Faktor genetik, genetik ialah sifat-sifat dari keturunan. Faktor-faktor keturunan yang biasanya menjadi penghambat dalam mendidik anak diantaranya adalah penyakit. Penyakit yang merupakan turunan dari orang tua dan berdampak pada anak akan menghambat proses pendidikannya. b) Faktor fisik. Salah satu penghambat dalam mendidik anak adalah faktor fisisk. Fisik anak yang kurang sempurna, seperti terganggunya alat indra dapat memengaruhi proses pendidikan anak. Alat indra yang paling penting yaitu mata dan telinga. Kurang sempurnanya fungsi mata dan telinga. 41. Ibid., hlm. 255 Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Rosdakarya, 2016), hlm. 230 43 Ibid., hlm. 230-231 42.

(44) 25. dapat menjadi kendala dalam mendidik anak. Anak yang memiliki kekurangan dalam penglihatan akan terhambat pada saat proses pembelajaran, sehingga anak lambat dalam membaca atau menulis. c) Faktor psikologis. Faktor psikologis yang timbul sebagai hambatan dalam mendidik anak dapat berupa sifat-sifat anak yang kurang baik, diantaranya yaitu sifat keras hati dan keras kepala, manja, takut, dusta (bohong), agresi dan frustasi. Sifat-sifat tersebut jika dibiarkan hingga dewasa akan merugikan orang tua dan anak itu sendiri. 2) Hambatan eksternal, merupakan hambatan yang berasal dari faktor di luar anak. Faktor eksternal tersebut diantaranya:44 a) Faktor pendidik Dalam proses pendidikan, pendidik memiliki peranan yang sangat penting. Mulai dari panutan atau teladan hingga sebagai. media. pembelajaran.. Namun. kini. pendidik. dihadapkan pada pertanyaan apakah mereka memiliki waktu yang cukup untuk mendidik anak-anak dan apakah mereka memiliki cukup keterampilan yang dibutuhkan anak-anak untuk menghadapi tantangan masa depan. b) Faktor keluarga.. 44. Ibid., hlm. 231-234.

(45) 26. Salah satu hambatan yang paling berpengaruh dalam mendidik adalah faktor keluarga. Kondisi keluarga yang harmonis dapat membantu mempermudah proses pendidikan anak. Sebaliknya, kondisi keluarga yang broken home dapat menjadi kendala saat mendidik anak.45 Selain itu kurangnya perhatian orang tua terhadap anak akan menimbulkan berbagai kesukaran pada diri anak, baik kesukaran dari segi emosional maupun perkembangan intelektual anak.46 Orang tua yang tidak mendampingi anak belajar atau mendampingi namun tidak dapat membantu mengatasi kesulitan anaknya dalam belajar akan berbeda dengan anak yang selalu didampingi orang tuanya. Tanpa dorongan orang tua anak tidak akan memiliki pendidikan yang tinggi. Karena hanya dengan kasih sayang yang tulus anak akan dapat menunjukkan potensi yang ia miliki.47 c) Faktor ekonomi. Banyak orang menyatakan pendidikan itu mahal. Meskipun biaya sekolah bagi jenjang wajib belajar 12 tahun sudah digratiskan, tetapi masih ada biaya-biaya untuk bangunan, infak, maupun buku LKS (Lembar Kerja Siswa). Selain itu orang tua juga dihadapkan pada permasalahan. 45. Ibid., hlm. 232 Nasruddin, Kerjasama Orang Tua dan Guru Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, Jurnal Serambi Ilmu Vol. 7 no. 1 th. 2009 47 Nasruddin, Ibid., hlm. 46.

(46) 27. penyediaan seragam sekolah, sepatu, tas, dan alat-alat belajar lainnya (buku, pensil, pulpen, penghapus dan lain-lain). Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah anak perlu diberi ongkos setiap hari. Belum lagi, jika lama belajar hingga sore hari, anak tentu perlu dibekali uang jajan untuk membeli makanan atau minuman. Karena kondisi perut yang lapar. dapat. mengganggu. konsentrasi. dalam. proses. belajarnya.48 Ditambah lagi dengan orang tua merasa tidak mampu lagi membiayai sekolah, ini akan menjadi pemicu anak putus sekolah.49 d) Faktor lingkungan. Lingkungan dimana anak tinggal juga berpengaruh terhadap proses pendidikannya. Anak-anak yang tumbuh dan berkembang di. daerah. yang bersih. dan. lingkungan. masyarakat yang maju akan lebih cepat berhasil dalam pendidikan dibanding anak yang tumbuh di daerah kumuh dan tertinggal.. 48 49. Helmawati, Op.Cit., hlm. 232 Mutrofin, Mengapa Mereka Tak Bersekolah, (Jakarta: LaksBang, 2015) hlm. 94.

(47) 28. e) Faktor sosial. Teman, guru, masyarakat sekitar dan tokoh masyarakat merupakan faktor sosial. Tidak mudah pada zaman sekarang ini mencari teman, guru, masyarakat atau tokoh masyarakat yang baik untuk dapat dijadikan panutan. Mereka sangat berkontribusi dalam pendidikan anak. Apabila teman, guru, masyarakat atau tokoh masyarakat baik maka baik pulalah pendidikan anak. Namun sebaliknya apabila teman, guru, masyarakat atau tokoh masyarakat kurang baik maka kurang baik pulalah pendidikan anak. f) Faktor budaya. Arus globalisasi tidak mungkin dihindari. Disamping hal-hal negatif, banyak hal-hal positif yang dapat dipelajari dan diambli manfaatnya. Hanya saja tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menyaring mana yang baik untuk dirinya dan mana yang buruk yang tidak perlu diikuti. Ketidakmampuan menyaring budaya baru dapat menjadi kendala dalam proses pendidikan anak. Kebanyakan dari anak-anak sekarang lebih memilih nongkrong di mall atau di kafe-kafe dan lebih suka bermain game atau sibuk dengan smart phone masing-masing. Anakanak. menjadi. lebih. individualis. dan. lebih. sering.

(48) 29. meninggalkan kewajiban dalam menjalankan perintah agama seperti shalat atau mengaji. g) Faktor keamanan dan kenyamanan Tempat yang aman dan nyaman ternyata dapat menjadi salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan dalam mendidik anak. Anak yang merasa tidak aman dan nyaman saat belajartidak konsentrasi terhadap apa yang dipelajarinya. Kondisi kurang aman dan nyaman ini tentu saja bukan hanya karena tempat. Tempat yang mewah tidak menjamin anak merasa aman dan nyaman, apalagi tempat yang kumuh Selain faktor yang telah disebut diatas terdapat beberapa alasan yang menjadi hambatan perolehan pendidikan di masyarakat diantaranya yakni sebagai berikut:50 1. Faktor usia Secara kelembagaan formal yang berbasis kelas faktor usia sering kali menjadi hambatan karena biasanya usia pendidikan dibatasi. Seperti halnya tingkat pendidikan sekolah dasar dibatasi dari usia 7 – 12 tahun. Ditingkat sekolah menengah pertama usia 13 – 15 tahun. Tingkat sekolah menengah atas usia 16 – 18 tahun.. 50. Abdul Latif, Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan, (Bandung: PT Rafika Aditam, 2009) hlm. 87-88.

(49) 30. 2. Faktor sosiokultur Faktor sosiokultur mencakup masalah gender. Bias gender. seringkali. menghalangi. perempuan. mengakses. pendidikan. Perempuan dinomerduakan dalam memperoleh pendidikan karena dirasa akan berakhir dengan menikah dan ikut suaminya, serta hanya akan berurusan dengan masalah rumah tangga sehingga pendidikan untuk anak perempuan dipandang tidak begitu penting. Padahal dengan mendidik anak perempuan dengan baik berarti kita telah mendidik keluarga dan generasi berikutnya.51 2. Masyarakat Pedagang Kecil a. Pengertian Masyarakat Secara etimologi kata masyarakat berasal dari bahasa latin yakni socius, yang berarti kawan dan dikenal dengan istilah society dalam bahasa inggris, serta berakar dari kata arab syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi atau musyaraka yang berarti saling bergaul.52 Masyarakat secara terminologis diartikan orang-orang yang hidup bersama di wilayah tertentu yang menghasilkan kebudayaan dan tunduk pada peraturan hukum tertentu.53. 51. John Wood, Leaving Microsoft To Change The World, terj., Widi Nugroho. (Yogyakarta: Bentang, 2007), hlm.260 52 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 118 53 Dewi Wulandari, Sosiologi Konsep dan Teori, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009) hlm.17-18.

(50) 31. b. Jenis-jenis Pekerjaan Masyarakat Dalam masyarakat terdapat berbagai jenis pekerjaan yang ditekuni untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Menurut klasifikasi baku jabatan Indonesia terdapat 10 klasifikasi golongan pokok pekerjaan yaitu TNI dan POLRI, manajer, profesional, teknisi dan asisten profesional, tenaga tata usaha, tenaga tata usaha jasa dan tenaga penjualan, pekerja terampil pertanian kehutanan dan perikanan, pekerja pengolahan dan kerajinan, operator dan perakit mesin serta pekerja kasar.54. Masing-masing. golongan. pokok. diatas. memiliki. sub. golongannya masing-masing. Pedagang tergolong dalam golongan pokok tenaga penjualan sub golongan pedagang pasar dan kaki lima.55 Pedagang bertugas menjual barang-barang konsumsi baik makanan, minuman dan barang di jalan-jalan tempat umum, pasar dan lain sebagainya.56 Menurut Manning dan Effendi pedagang terbagi menjadi dua kategori yakni pedagang besar ( pengecer besar) dan pedagang kecil (pengecer kecil):57 1) Pengecer Besar Pengecer besar dibedakan dalam dua kelompok, yaitu pedagang besar yang termasuk pengusaha warung di tepi jalan atau pojok depan. 54. Tim Penyusun KBJI 2014, Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia (KBJI) 2014, (Jakarta: Kementerian Ketenagakerjaan dan Badan Pusat Statistik, 2014), hlm. 10 55 Ibid., hlm. 90 56 Ibid., hlm. 90 57 Manning dan Effendi, Urbanisasi, Pengangguran dan Sektor Informal, (Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Pusat Penelitian UGM, 1985), hlm. 355.

(51) 32. sebuah halaman rumah, dan pedagang pasar yaitu mereka yang memiliki hak atas tempat yang tetap dalam jaringan pasar resmi. 2) Pengecer Kecil Pengecer kecil termasuk kategori pedagang kecil sektor informal mencakup pedagang pasar yang berjualan dipasar, ditepi jalan, maupun mereka yang menempati kios-kios dipinggiran pasar yang besar. Pengecer kecil juga disebut dengan pedagang kecil.58 Sehingga yang dimaksud masyarakat pedagang kecil adalah masyarakat yang sehari-hari berdagang atau berjualan dengan jumlah satuan atau eceran baik dipasar, ditepi jalan, maupun mereka yang menempati kios-kios dipinggiran pasar yang besar. 3. Upaya Orang Tua Dalam Merealisasikan Pendidikan Formal Orang tua mengemban berbagai tanggung jawab terhadap anak-anak mereka. Mulai dari tanggung jawab memelihara dan membesarkan anak, melindungi dan menjamin kesehatan anak baik secara jasmani maupun rohani hingga mendidik anak dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi hidupnya serta membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama.59 Bahkan kewajiban mendidik anak juga secara tegas termuat dalam surat At-Tahrim ayat 6 sebagai berikut:60. ....‫َاسا‬ ً ّ ٌْ ‫غ ُن ٌْ َٗأ َ ْٕ ِي ُن‬ َ ُ‫ٌَاٌَُّ َٖاآىَّ ِزٌَِْ َءا ٍَُْ٘اْقُ ْ٘أ َ ّْف‬ 58. BPS Kediri, Kabupaten Kediri Dalam Angka (Kediri Regency in Figures) 2017, (Kediri:BPS Kediri), hlm. 312 59 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2011), hlm. 63-64 60 Alquran dan terjemahannya, Op.Cit., hlm. 560.

(52) 33. Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri dan keluargamu dari api neraka... Ayat ini menjelaskan bahwa setiap orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anak mereka sekaligus menegaskan bahwa partisipasi orang tua dalam pendidikan anak sangat diperlukan. Karena pada dasarnya tanggung jawab pendidikan terletak di tangan kedua orang tua. Maka orang tua sudah seharusnya mengupayakan agar putra-putrinya mendapatkan pendidikan yang layak. Upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam merealisasikan pendidikan anak diantaranya dengan ikut berpartisipasi dalam pendidikan anak. Partisipasi tersebut terbagi partisipasi biaya sekolah, partisipasi edukatif dan partisipasi dalam menciptakan lingkungan belajar. 61 Berikut adalah ketiga partisipasi tersebut: 1) Partisipasi dalam pembiayaan sekolah. Partisipasi ini dilakukan dengan cara turut serta membiayai biaya sekolah anak. Biaya sekolah tersebut antara lain terdiri dari biaya gedung, biaya seragam sekolah, biaya spp, biaya buku dan biaya ekstrakulikuler serta biaya lainya. 2) Partisipasi membentuk lingkungan belajar yang kondusif. Partisipasi berikut dapat dilakukan dengan menciptakan budaya belajar di rumah, memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan pembelajaran di sekolah, menciptakan situasi yang 61. Siti Irene Astuti Dwiningrum, Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis dan Empirik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 243.

(53) 34. demokratis di rumah agar tukar pendapat dan pikiran sebagai sarana belajar dan membelajarkan serta menyediakan sarana belajar yang memadai sesuai dengan kemampuan orang tua dan kebutuhan sekolah.62 Partisipasi atau keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak memiliki pengaruh yang positif dalam peningkatan pendidikan anak. Anak akan merasa mendapatkan dukungan dari orang tua mereka, sehingga mereka akan lebih bersemangat dalam menempuh pendidikannya. 3) Partisipasi edukatif. Partisipasi ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:63 a) Menegur anak ketika malas belajar merupakan hal yang sering dipandang sepele oleh sebagian orang tua namun membawa dampak buruk jika tidak dilakukan. Anak akan merasa tidak ada salahnya ia tidak belajar, karena orang tua juga tidak menegurnya ketika ia malas atau tidak belajar sama sekali. b) Menemani anak saat belajar merupakan salah satu bentuk dukungan orang tua kepada anak agar mereka bersemangat dalam belajar. Anak akan merasa lebih mendapat dukungan dari orang tua.. 62 63. Ibid., hlm. 66-67 Ibid., hlm. 269.

(54) 35. c) Mengajari anak-anak saat mereka belajar. Anak akan senang dan lebih bersemangat belajar ketika mereka didampingi orang tua yang dapat mengajari mereka. d) Menasehati anak ketika ia berbuat kesalahan. Seorang anak tak luput dari berbuat salah maka seharusnya orang tua menasehati anak ketika berbuat kesalahan. 4. Integrasi Sain dengan Islam a. Masyarakat Pedagang Menurut Islam Islam adalah agama yang universal, seluruh aspek kehidupan manusia diatur ketentuan Allah SWT. Aturan Allah tidak lain bermanfaat bagi manusia itu sendiri, misalnya saja dalam hal berdagang. Perlu kita ketahui bahwasanya penyebaran islam tidak lepas dari peran masyarakat pedagang.64 Profesi pedagang dalam Islam tidak semata-mata profesi yang bersifat duniawi (kemapanan ekonomi), namun lebih dari itu adalah profesi yang bernilai ibadah.65 Hal tersebut dijelaskan dalam Quran surah An-nuur ayat 37:66. ‫اً اى صَّ ََل ج ِ َٗ إ ِ ٌ ر َا ِء‬ ِ َ ‫ج ا َس ج َٗ ََل ت َ ٍْغ ػ َ ِْ ِر مْ ِش اَّللَّ ِ َٗ إ ِ ق‬ َ ِ ‫ج اه ََل ذ ُي ْ ِٖ ٍ ِٖ ٌْ ذ‬ َ ِ‫ر‬ ْ َٗ ‫ب‬ ‫اس‬ َ َ ٌ ۙ ِ ‫اى َّض م َا ج‬ ُ ُ٘ ‫ة ف ِ ٍ ِٔ اى ْ ق ُ ي‬ ُ َّ ‫خ ا ف ُ٘ َُ ٌ َ ْ٘ ًٍ ا ذ َر َق َ ي‬ ُ َ‫اْل َت ْ ص‬ Artinya: laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.. 64. Mufti Afif, Kewirausahaan Ditinjau Dari Perspektif Islam, Jurnal Rasail, Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2016, hlm. 55 65 Ibid., hlm. 56 66 Alquran dan terjemahannya, Op.Cit., hlm. 355.

(55) 36. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa berdagang harusnya tidak menjadikan seseorang lalai dari tanggung jawabnya untuk beribadah dan melaksanakan kewajiban lainnya. Masyarakat muslim yang bekerja sebagai pedagang atau yang lebih dikenal dengan masyarakat pedagang muslim dituntut memiliki kepekaan sosial dengan memperhatikan sekelilingnya termasuk memperhatikan pendidikan anak. Pendidikan anak dalam masyarakat pedagang terutama pedagang kecil sering kali terkendala oleh masalah dana. Namun hal tersebut tidak boleh menjadi penghalang anak untuk tidak bersekolah. Karena rezeki setiap manusia berada ditangan Allah maka manusia wajib berusaha dan bertawakkal kepada Allah, sebagaimana Rasulullah saw bersabda: “seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenr-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki buurung-burung. Mereka berangkat dalam keadaan lapar, dan pulang dalam keadaan kenyang”. 67 Hal tersebut juga diperkuat dalam quran surah al-jumuah ayat 10 yang berbunyi:68. ْ ً ِ ‫ُ ُش ٗا ف‬ ْ َ ‫ض َٗ ا ت ْ ر َغ ُ ٘ا ٍِ ِْ ف‬ ِ َ ‫د اى صَّ ََل ج ُ ف َ ا ّْ ر‬ ِ ٍَ ‫ض‬ ِ َّ‫ض ِو اَّلل‬ ِ ‫اْل َ ْس‬ ِ ُ ‫ف َ ئ ِ ر َا ق‬ َُ ٘ ‫ذ‬ ُ ِ‫َٗ ا ر ْ م ُ ُش ٗا اَّللَّ َ م َ ث ِ ٍ ًش ا ى َ ؼ َ ي َّ ن ُ ٌْ ذ ُف ْ ي‬ Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.(Qs. Aljumuah:10) Kedua sumber hadist dan ayat di atas menunjukkan bahwa seseorang harus berusaha dalam mencari rezeki. Karena rezeki tersebut tidak bisa. 67 68. Mufti Afif, Op.Cit., hlm. 69 Alquran dan terjemahannya, Op.Cit., hlm. 554.

Gambar

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu  .........................................................................
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Peta Kelurahan Tulungrejo
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Modal Kerja , Keterampilan Tenaga Kerja , dan Inovasi Terhadap Pertumbuhan Usaha Kecil Batik di Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan.. Pengaruh

Tujuan dari strategi komunikasi yang dilaksanakan oleh pemerintah Kulon Progo dalam program Bela dan Beli Kulon Progo adalah untuk mensinergikan aspek-aspek

Pengujian yang diterapkan dengan melakukan perbandingan kinerja dari Raspbery Pi yang menangani lalu lintas data secara tunggal tanpa menggunakan load balancer serta

Pemerintah diharapkan lebih memper- hatikan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan perekonomian secara makar untuk menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah, dimana

Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan program hubungan masyarakat di MAN 1 Medan diadakan rapat dinas di awal tahun ajaran dan melibatkan semua elemen di

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) persiapan yang dilakukan mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran dalam menghadapi dunia kerja adalah mengikuti

GAMBAR 2.7 Diagram alir sistem PLTS grid connected dengan jaringan listrik konvensional (PLN) tanpa

hamtum isolat SAPRO-09 serta campuran jamur endofit dan saprofit Trichoderma dapat meningkatkan ketahanan terinduksi tanaman kedelai terhadap penyakit layu Fusarium baik