• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERAPI LASER UNTUK MENGHILANGKAN RAMBUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TERAPI LASER UNTUK MENGHILANGKAN RAMBUT"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

TINJAUAN PUSTAKA Kepada Yth:

Dipresentasikan pada :

Hari/Tanggal : /

Jam : WITA

TERAPI LASER UNTUK MENGHILANGKAN RAMBUT

Oleh :

Indra Teguh Wiryo

Pembimbing:

dr. NLP Ratih Vibriyanti Karna, Sp.KK

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNUD/RSUP SANGLAH DENPASAR

2017

(3)

2 BAB I

PENDAHULUAN

Pertumbuhan rambut berlebih yang dijumpai pada wanita merupakan masalah yang cukup sering dijumpai. Diperkirakan sekitar 10% dari total seluruh wanita di dunia mengalami masalah pertumbuhan rambut berlebih ini.1 Pertumbuhan rambut yang berlebihan ini dapat memberikan stress emosional dan menimbulkan gangguan pada kualitas hidup penderitanya.2 Karena rambut yang berlebih ini merupakan masalah kosmetik, cara untuk dapat menghilangkan rambut yang berlebih itu harus mudah, dapat diterima secara kosmetik dan dengan efek samping yang minimal.3,4

Cara menghilangkan rambut yang tradisional seperti mencukur, menggunting dan mencabut merupakan metode yang murah dan mudah, namun memerlukan waktu pengulangan yang cepat karena itu sangat tidak praktis.5,6 Wanita membutuhkan pilihan metode penghilangan rambut yang bertahan lebih lama atau bahkan permanen. Saat ini, penggunaan laser untuk menghilangkan rambut atau yang sering disebut sebagai epilasi telah semakin berkembang dan menjadi pilihan utama bagi banyak wanita dengan keluhan rambut berlebih.6,7

Terdapat tiga tipe laser yang memberikan hasil baik untuk epilasi atau menghilangkan rambut yaitu laser alexandrite (755 nm), laser diode (800 nm dan 810nm) serta laser Nd-YAG (1064nm).7 Ketiga laser tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya masing – masing.7

Tujuan pembuatan tinjauan pustaka ini adalah untuk memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai penggunaan laser sebagai salah satu modalitas terapi untuk menghilangkan rambut, pilihan laser yang tersedia, kontraindikasi, prosedur tindakan dan komplikasinya.

(4)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rambut

2.1.1 Folikel Rambut

Folikel rambut merupakan organ yang terus menerus beregenerasi di tubuh manusia.9 Baik folikel rambut dan kuku, kedua organ ini merupakan penghasil struktur epitel paling keras pada tubuh manusia.9 Rambut pada manusia memiliki fungsi sebagai proteksi, sensasi dan komunikasi sosial.9,10 Adanya gangguan pada rambut seperti berkurangnya rambut pada alopesia dan pertumbuhan rambut yang berlebih pada hipertrikosis dan hirsutisme akan menyebabkan stress emosional dan psikologis pada penderitanya.2,10

Secara embriologi unit pilosebaseus berasal dari pertumbuhan ektoderm (epidermis) dan mesoderm (dermis) pada minggu ke 10 hingga 14 usia gestasional.9,11 Pembentukan folikel rambut dimulai dari kepala dan kemudian ke seluruh tubuh sejak masih di dalam rahim.10 Rambut awal yang terbentuk adalah rambut lanugo yang tidak berpigmen, halus dan tipis. Rambut lanugo ini umumnya akan terlepas antara minggu ke 32 hingga minggu ke 36, meskipun sekitar sepertiga dari seluruh bayi yang lahir masih mempertahankan rambut lanugonya sampai 3-4 minggu setelah dilahirkan.5,10

Setelah fase rambut lanugo terlewati, maka rambut di tubuh manusia terdiri dari dua kelompok utama yaitu rambut vellus dan rambut terminal.5 Rambut vellus merupakan rambut berukuran pendek, tidak bermedula, ukuran diameter kurang dari 30µm dan panjang kurang dari 2 cm, biasanya tidak berpigmen yang tetap mengikuti seluruh siklus rambut dan ditemukan di seluruh tubuh.10,11 Pada beberapa area seperti di wajah, rambut vellus ini dapat memiliki kelenjar sebasea yang besar.9 Rambut terminal merupakan rambut dengan ukuran yang lebih besar,

(5)

4 diameter lebih dari 60µm berpigmen, bermedula dan dapat tumbuh hingga panjang lebih dari 100cm, biasanya ditemukan di kulit kepala, alis mata, dan bulu mata.9,10

Gambar 1. Pembentukan folikel rambut.9

Meskipun semua folikel rambut memiliki dasar anatomi yang sama, tetapi pertumbuhannya, bentuk, ukuran, pigmentasi dan karakteristiknya sangat bervariasi dipengaruhi oleh lokasinya pada tubuh dan perbedaan genetik antar individu.10,11 Banyak dari perbedaan karakteristik ini yang dipengaruhi oleh genetik pada masa perkembangan, tetapi banyak juga yang dipengaruhi oleh hormonal di usia yang lebih dewasa.9 Seperti perubahan rambut vellus menjadi rambut terminal di area pubis, ketiak, dada dan jenggot pada laki – laki setelah usia pubertas.9

Tipe Rambut dan Karakteristik

Tipe Rambut Durasi Fase Anagen Ukuran (Diameter, Panjang)

Lanugo 1-3 bulan 40µm, 1-2cm

Vellus 1-2 minggu 30µm, <2cm

Terminal >1 tahun >60µm, 10- >100 cm

Tabel 1. Tipe Rambut dan Karakteristiknya.10

(6)

5 2.1.2. Anatomi Folikel Rambut

Folikel rambut dapat dibedakan menjadi bagian atas yang terdiri dari isthmus dan infundibulum dan bagian bawah yang terdiri dari bagian bulbar dan suprabulbar.10,12 Bagian atas dari folikel rambut ini bersifat permanen sedangkan bagian bawah beregenerasi mengikuti tiap siklus folikel rambut. 10,12 Infundibulum merupakan bagian paling proksimal dari folikel rambut, yang dimulai dari saluran kelenjar sebasea hingga ke permukaan epidermis.12,13 Isthmus adalah bagian tengah dari folikel rambut yang dimulai dari area bulge yang merupakan tempat melekatnya musculus arrector pilli menuju ke saluran kelenjar sebasea.12,13 Area bulge ini telah diketahui memiliki stem cell yang membantu regenerasi folikel rambut tiap siklusnya.10,12 Pada area bulbar, kompartemen utama penyusun folikel rambut dari luar ke dalam yaitu connective tissue sheath, outer root sheath, inner root sheath, hair cuticle, kortex rambut dan medula rambut.10,12

Gambar 2. Anatomi Folikel Rambut.12

2.1.3. Fase - Fase Folikel Rambut

Kecepatan pertumbuhan folikel rambut yang normal adalah 300-400 µm/

hari atau kira – kira 1 cm/bulan.9,10 Setiap folikel rambut akan melewati tiga fase,

(7)

6 yaitu fase pertumbuhan (anagen), fase involusi (katagen) dan fase istirahat (telogen).9,10,11 (Gambar 3)Folikel rambut kemudian akan memasuki fase anagen kembali dan rambut lama akan digantikan dengan rambut yang baru.5,11

Lamanya waktu fase anagen akan menentukan panjang dari rambut tersebut karena itu bervariasi tergantung dari letak folikel rambut di tubuh.10 Rambut di kulit kepala memiliki waktu fase anagen yang paling lama yaitu antara 2 tahun hingga 8 tahun. Rambut di kelopak mata memiliki waktu fase anagen 1-6 bulan, dan pada laki – laki rambut di kaki memiliki waktu fase anagen 5-7 bulan.10 Diperkirakan sekitar 90- 93% dari seluruh rambut di kulit kepala berada dalam fase anagen dan sisanya berada dalam fase telogen.9,11

Fase anagen merupakan fase aktif produksi batang rambut, yang terbagi menjadi 7 tahap.9,10 Tahap pertama yaitu pertumbuhan dari dermal papilla dan dimulainya aktivitas mitotik dari epitel. Tahap kedua yaitu sel matriks di dermal papilla memulai diferensiasi. Tahap ketiga sel matriks mulai menunjukkan diferensiasi ke seluruh komponen folikel rambut. Tahap keempat reaktivasi matriks melanosit. Tahap kelima batang rambut yang baru telah muncul dan menggantikan rambut lama dalam fase telogen. Tahap keenam yaitu batang rambut yang baru telah melewati permukaan epidermis. Tahap ketujuh yaitu pertumbuhan yang stabil.10

Fase katagen dimulai dari penghentian aktivitas mitotik dari sel matriks.10 Fase katagen ini berkisar selama kira – kira dua minggu.9 Pada fase katagen ini terdapat penurunan jumlah dermal papilla sebanyak 50%, karena berkurangnya matriks ekstraseluler dan migrasi dari sel dermal papilla ke jaringan sekitarnya.9 Produksi pigmen oleh melanin dihentikan dan setelah aktivitas mitotik di dalam sel matriks berhenti, sel prekursor rambut yang tersisa kemudian berdiferensiasi dan membentuk “club fiber”. Club fiber kemudian bergerak ke atas folikel rambut, dan menjadi terpisah meninggalkan dermal sheath yang disebut streamer atau stele.9,10

(8)

7 Fase telogen dimulai dari selesainya fase katagen dan terbentuknya club fiber.10 Durasi fase telogen di kulit kepala dapat mencapai kurang lebih tiga bulan.9 Fase ini sering juga disebut sebagai fase istirahat. Sekitar 1% dari folikel telogen akan terlepas setiap harinya.10

Gambar 3. Fase – fase folikel rambut.11

2.1.3. Pigmentasi Rambut

Melanosit yang aktif terdapat pada area bulbar di folikel rambut yang terletak sedikit di atas dermal papilla.10,12,13 Pigmentasi pada rambut dipengaruhi oleh sintesis dan transport melanin dari area bulbar folikel rambut ke batang rambut.10,12,13 Proses ini terjadi hanya pada fase anagen saja, dan berhenti pada fase katagen dan telogen.12,13 Pada fase anagen awal, melanosit yang terdapat di folikel rambut akan berproliferasi, berdiferensiasi, dan bermigrasi di dalam folikel rambut seiring dengan regenerasi dan bertumbuhnya batang rambut.10,12,13

Melanosit folikular menghasilkan pigmen melalui konversi enzim dari fenilalanin dan tirosine menjadi eumelanin yang berwarna coklat kehitaman dan pheomelanin yang berwarna kuning.9,10 Melanosit pada folikel rambut berproliferasi maksimal selama awal dan pertengahan fase anagen yang dipengaruhi oleh enzim tyrosinase.9,10 Keseimbangan antara sintesis pigmen warna

(9)

8 hitam dan kuning (eumelanin dan pheomelanin) diregulasi oleh melanocortin tipe 1 reseptor.12,13

Melanosit folikular sensitif terhadap proses penuaan, yang menyebabkan rambut menjadi berubah warna menjadi abu – abu dan putih.10,13 Melanosit yang ditemukan pada area bulbar rambut yang memutih jumlahnya lebih sedikit dibandingkan folikel rambut normal; namun melanosit ini masih mengekspresikan tyrosinase, mensintesis dan mentransfer melanin ke keratinosit.10,13

2.1.4. Kelainan Rambut Berlebih

Pertumbuhan rambut berlebih yang dijumpai pada wanita merupakan masalah yang cukup sering dijumpai.1 Diperkirakan sekitar 10% dari total seluruh wanita di dunia mengalami masalah pertumbuhan rambut berlebih ini.1 Pertumbuhan rambut yang berlebihan ini dapat memberikan stress emosional dan menimbulkan gangguan pada kualitas hidup penderitanya.2 Hipertrikosis dan hirsutisme merupakan pertumbuhan rambut berlebih secara tidak wajar yang dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau sindrom. Hirsutisme merupakan pertumbuhan rambut berlebih pada wanita yang mengikuti pola pertumbuhan rambut pada laki- laki (dipengaruhi hormon androgen), sedangkan hipertrikosis merupakan pertumbuhan rambut yang berlebihan secara tidak wajar pada area tubuh tertentu yang tidak dipengaruhi oleh hormon androgen.3,4,5

Sebelum pubertas, seluruh tubuh kecuali kulit kepala ditutupi oleh rambut vellus (halus, tipis dan lurus) serta kelenjar sebasea berukuran kecil.1,2 Namun pada saat pubertas, kadar hormon androgen dalam tubuh meningkat yang menyebabkan rambut vellus pada beberapa area berubah menjadi rambut terminal (lebih tebal lebih hitam dan bergelombang).10 Pada pria, akan ditemukan bertambahnya rambut terminal di daerah wajah (kumis dan jenggot), ketiak, dada, perut bagian bawah, pubis, paha, dan kedua tungkai.1,2 Apabila pada perempuan ditemukan pola pertumbuhan rambut terminal yang berlebih pada area tersebut,

(10)

9 maka disebut sebagai hirsutisme.1,2 Gejala hirsutisme ini dapat ditemukan pada penyakit hiperplasia adrenal kongenital, sindrom Cushing, sindrom polikistik ovari, dan tumor ovarium.1,2

Hipertrikosis dapat dibedakan berdasarkan distribusinya yaitu generalisata dan lokalisata.9,10 Pertumbuhan rambut hipertrikosis dapat berupa rambut vellus atau terminal.9,10 Hipertrikosis generalisata pada umumnya didapatkan sejak lahir dan berhubungan dengan sindrom tertentu seperti contohnya sindrom Ambras, hipertrikosis lanuginosa kongenital, hipertrikosis universal, dan X-linked hipertrikosis.9 Hipertrikosis lokalisata dapat ditemukan dari lesi kongenital yang terisolasi, manifestasi dari penyakit sistemik atau perubahan yang terjadi karena trauma dan peradangan pada kulit. Contoh hipertrikosis lokalisata yaitu hipertrikosis pada nevus Becker, hipertrikosis cubiti (hairy elbow syndrome).9,10

2.1.5. Metode Penghilangan Rambut Berlebih

Untuk menghilangkan rambut yang mengganggu secara kosmetik dapat menggunakan cara konvensional seperti mencukur, mencabut dan waxing atau dengan epilasi menggunakan laser.5 Perbedaan cara konvensional dan dengan menggunakan laser adalah waktu yang diperlukan untuk rambut tumbuh kembali.5,10 Dengan cara konvensional seperti mencukur dan mencabut, waktu yang diperlukan untuk rambut tumbuh kembali adalah dua sampai beberapa hari, di mana rambut yang tumbuh adalah rambut terminal.10 Dengan cara waxing, perkiraan rambut tumbuh kembali dalam waktu tiga minggu sampai satu bulan, dan rambut yang tumbuh adalah rambut terminal.10 Kedua cara konvensional di atas juga memberikan rasa nyeri dalam proses pengerjaannya, sehingga membuat pasien merasa tidak nyaman.5 Sedangkan dengan cara laser, akan didapatkan sekitar 15% rambut secara permanen tidak tumbuh lagi, dan rambut yang tumbuh akan menjadi lebih tipis dan halus (rambut terminal menjadi rambut vellus).5,10 Penggunaan anastesi topikal sebelum prosedur laser menyebabkan pasien tidak

(11)

10 merasakan nyeri saat tindakan epilasi.5,6 Kebutuhan akan metode penghilangan rambut yang praktis, dapat bertahan lama dan tidak nyeri telah menjadikan laser sebagai pilihan utama bagi banyak wanita dengan keluhan rambut berlebih.6,7

2.2. LASER 2.2.1. Definisi

Istilah “laser” sesungguhnya merupakan akronim dari light amplification by stimulated emission of radiation.14,15 Laser menguatkan sinar cahaya dengan menstimulasi photon, yang kemudian disimpan dan dilepaskan sebagai suatu pancaran cahaya (beam of light).14,15 Suatu sinar dapat disebut sebagai laser yang sesungguhnya apabila memenuhi tiga kriteria yaitu: monochromicity (sinar yang dipancarkan hanya memiliki satu panjang gelombang), collimation (semua gelombang memancar ke satu arah yang sama), dan coherence (semua gelombang berada dalam fase yang sama).14

2.2.2. Mekanisme Kerja

Setiap sistem laser terdiri dari empat komponen utama yaitu: 1. Medium (gas, cairan, atau padat) yang dapat menghasilkan sinar. 2. Sumber energi untuk mengaktivasi medium. 3. Lensa dan cermin untuk mengamplifikasi atau menguatkan sinar. 4. Sistem pemancar cahaya.14 Mekanisme kerja sistem laser yaitu adanya sumber energi mengubah atom atau molekul dari kondisi “ground state” menjadi tereksitasi. Kemudian atom atau molekul ini memancarkan photon sebelum kembali ke kondisi “ground state”. Photon yang dipancarkan ini kemudian masuk ke sebuah kontainer atau resonator yang berisi cermin dan lensa yang dapat mengamplifikasi sinar photon sebelum kemudian dipancarkan menjadi sinar laser.15

(12)

11

Gambar 4. Mekanisme kerja laser15

Pada tahun 1983, Anderson dan Parish memperkenalkan teori dari fototermolisis selektif. Teori ini menyatakan bahwa tingkat selektivitas laser terhadap targetnya dipengaruhi oleh fakta bahwa panjang gelombang yang berbeda akan diserap oleh chromophores yang berbeda di kulit. Hal ini menyebabkan kita dapat untuk menghancurkan target secara “selektif” tanpa merusak jaringan sekitarnya. Agar dapat tercapai, gelombang yang ditembakkan harus mencapai panas yang cukup untuk menghancurkan jaringan target, tetapi tidak cukup lama untuk mencapai panas yang diperlukan untuk menghancurkan jaringan normal di sekitarnya. Terdapat tiga chromophore di kulit yang dapat menjadi target laser, antara lain: air, hemoglobin dan melanin. Setiap target chromophore ini menyerap sinar dengan panjang gelombang yang berbeda. (Gambar 5) Menggunakan spektrum penyerapan ini, kita dapat memilih laser dengan panjang gelombang tertentu yang akan diserap oleh chromophore. Apabila jaringan target terletak di bawah epidermis, pengobatan untuk target tanpa kerusakan dari epidermis sulit untuk dicapai apabila tidak ada perlindungan untuk epidermis. Perlindungan ini dapat dicapai melalui sistem pendingin. Sistem pendingin ini sangat penting untuk

(13)

12 beberapa prosedur laser seperti destruksi pembuluh darah dan penghilangan rambut. Penggunaan alat pendingin ini akan mengurangi cedera pada epidermis.

Gambar 5. Perbedaan spektrum penyerapan chromophore kulit.6

2.2.3. Laser Untuk Epilasi

Hirsutisme dan hipertrikosis merupakan suatu kondisi yang sangat mengganggu rasa percaya diri wanita sehingga mengganggu kualitas hidupnya.2 Cara menghilangkan rambut yang tradisional seperti mencukur, menggunting dan mencabut merupakan metode yang murah dan mudah, namun memerlukan waktu pengulangan yang cepat karena itu sangat tidak praktis.3 Wanita membutuhkan pilihan metode penghilangan rambut yang bertahan lebih lama atau bahkan permanen.3 Metode untuk menghilangkan rambut dengan terapi sinar dan laser saat ini semakin populer karena aman,efektif, tidak nyeri dan dapat bertahan lebih lama.16

Prinsip kerja laser untuk menghilangkan rambut adalah dengan fototermolisis selektif dengan melanin sebagai chromophore.16 Melanin ini terletak di dalam hair shaft di area bulbar folikel rambut.6,16 Panjang gelombang sinar di antara 700 sampai 1000nm secara selektif diserap oleh chromophore melanin.17,18 Energi, dalam bentuk panas, akan berjalan dari rambut ke area bulbar

(14)

13 kemudian menghancurkan sel melanosit yang menghasilkan melanin (1,5 mm di bawah epidermis).16,18 Istilah penghilangan rambut secara permanen kurang tepat untuk digunakan karena sesungguhnya rambut masih dapat tumbuh kembali, sehingga istilah “long-term hair reduction” lebih tepat digunakan.7,17

Pemilihan laser mana yang bagus untuk epilasi berdasarkan dua faktor yang saling berhubungan yaitu: (1) tekstur dan warna rambut, (2) warna kulit pasien.19,20 Kedua faktor ini harus dipertimbangkan untuk mendapatkan hasil yang baik berupa penghilangan rambut tanpa mencederai melanin di kulit sekitar rambut.19,20 Melanin di kulit dapat berkompetisi dengan melanin di rambut untuk penyerapan laser. Karena itu semakin gelap warna kulit, semakin sulit laser membedakan melanin dari rambut dan melanin dari kulit, sehingga pengobatan menjadi semakin sulit.19,20 Kulit tipe Fitzpatrick I, II dan III memerlukan fluence yang lebih tinggi dengan durasi pulse yang singkat sedangkan kulit tipe IV, V dan VI membutuhkan fluence yang lebih rendah dengan durasi pulse yang lebih lama.17,19 Sistem pendingin sangat penting dalam proteksi epidermis ketika menghilangkan rambut.6,21 Tanpa pendinginan dari epidermis, melanin di kulit akan menjadi yang pertama yang menyerap sinar laser dan akan membakar kulit, tanpa menghilangkan rambut.6,21 Panjang gelombang yang digunakan untuk menghilangkan rambut juga dapat digunakan untuk menghilangkan pigmen melanin epidermal apabila digunakan tanpa pendingin.6,21 Rambut tanpa atau sangat sedikit pigmen (putih atau pirang) tidak dapat dihilangkan dengan menggunakan laser.19,22

Semakin pendek panjang gelombang, semakin rendah penetrasinya, karena itu tidak dapat mencapai folikel rambut.5,7 Laser ruby (684 nm) tidak lagi digunakan untuk menghilangkan rambut karena alasan ini.6 Laser alexandrite (755 nm), laser diode (800 nm dan 810nm) serta laser Nd-YAG (1064nm) merupakan laser yang memberikan hasil paling baik dalam epilasi atau menghilangkan

(15)

14 rambut.23 Ketiga laser tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya masing – masing.7

Laser alexandrite (755 nm) dapat menghilangkan rambut dengan pigmen sedikit pada pasien kulit putih.4 Namun pengobatan dengan alexandrite untuk pasien dengan kulit gelap dapat menyebabkan hipopigmentasi atau hiperpigmentasi paska inflamasi.4 Laser alexandrite merupakan laser pilihan untuk pasien dengan kulit Fitzpatrick tipe I sampai III. 5 Juga merupakan pilihan terbaik untuk rambut yang tipis dan halus.6 Lumezi et al (2014) melaporkan satu kasus pengobatan hirsutisme pada pasien sindroma polikistik ovari yang diterapi dengan laser alexandrite (755nm) sebanyak 4 sesi dengan interval 6 minggu didapatkan perbaikan yang signifikan.24 Davodi et al (2008) dan Khoury et al (2008) membandingkan penggunaan kombinasi laser alexandrite dengan Nd-YAG dan didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dibandingkan dengan penggunaan laser alexandrite saja.25,26

Laser diode merupakan laser yang paling sering digunakan untuk menghilangkan rambut, karena dapat digunakan untuk semua tipe kulit Fitzpatrick I-VI.4,6 Hasil optimal akan didapatkan dengan rambut hitam yang kasar.4 Terdapat dua panjang gelombang dari laser diode untuk menghilangkan rambut yang tersedia di pasaran, 800 nm dan 810 nm.6 Hanya sedikit perbedaan antara kedua panjang gelombang secara klinis, penetrasi yang lebih dalam diharapkan dengan sinar 810 nm.6 Agarwal et al (2016) melaporkan penggunaan laser diode 810nm pada 71 wanita kulit Fitzpatrick tipe IV-VI dengan hasil yang baik dan sangat sedikit efek samping.4 Mustafa et al (2014) membandingkan penggunaan kombinasi laser alexandrite (755nm) dengan diode (810nm) dan didapatkan hasil yang baik pada keduanya namun laser diode lebih diunggulkan karena mampu berpenetrasi lebih dalam ke dermis.20 Penelitian lain melaporkan efikasi laser diode yang menunjukkan pengurangan rambut sebanyak 40% setelah 1-2 sesi dan

(16)

15 pengurangan rambut sebesar 84% setelah empat sesi terapi epilasi dengan laser diode 810nm.27,28

Laser Nd-YAG (1064 nm) memiliki panjang gelombang yang tinggi sehingga dapat berpenetrasi lebih dalam ke dermis dan mengurangi resiko terjadinya kerusakan melanin di epidermis.29 Laser ini, merupakan laser yang paling aman untuk pasien kulit gelap dengan rambut hitam, karena panjang gelombang yang lebih tinggi sehingga penyerapan melanin di kulit yang sedikit.6 Alster et al (2010) melaporkan efikasi laser Nd-YAG yang menunjukkan pengurangan rambut wajah, ketiak dan kaki sebanyak 70-90% setelah 3 sesi terapi.29 Mohamed et al (2015) melaporkan penggunaan laser Nd-YAG pada 70 pasien dengan hasil yang baik setelah 6 sesi dan sangat sedikit efek samping.30 Rao et al (2005) membandingkan laser diode, alexandrite dan Nd-YAG untuk terapi epilasi rambut ketiak dan didapatkan hasil laser diode dan alexandrite memiliki tingkat efikasi yang lebih tinggi dari laser Nd-YAG.31

2.2.4. Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi penggunaan laser untuk epilasi adalah untuk menghilangkan rambut yang tidak diinginkan di tubuh secara kosmetik,terutama pada pasien dengan hirsutisme dan hipertrikosis.7 Saat ini pengunaan laser untuk epilasi juga telah sering digunakan oleh wanita normal yang ingin menghilangkan rambut pada area ketiak, bikini line, dan kaki.5,8

Terdapat beberapa kontraindikasi untuk tindakan epilasi (menghilangkan rambut) dengan menggunakan laser.7 Kontraindikasi absolut yaitu: pasien yang tidak kooperatif, pasien dengan riwayat penyakit fotosensitif seperti lupus eritematosus sistemik, pasien dengan infeksi aktif pada area yang akan dilakukan tindakan laser, pasien dengan riwayat keloid.7 Kontraindikasi relatif antara lain:

adanya luka akibat trauma tajam atau tumpul pada area lokasi tindakan laser,

(17)

16 pasien dengan penggunaan obat – obat yang dapat meningkatkan fotosensitivitas seperti minosiklin, isotretinoin dan pasien dengan ekspektasi yang tidak realistis.7

2.2.5. Prosedur Tindakan Laser

Prosedur tindakan laser untuk epilasi yaitu penjelasan mengenai prosedur yang akan dilakukan oleh operator dan pasien menandatangani informed consent.7 Pasien harus mengerti bahwa rambut yang putih, halus atau sangat pirang tidak dapat dihilangkan dengan menggunakan laser.6 Sebelum tindakan, perlu dilakukan test spot. Tindakan kemudian dapat dilakukan 2 minggu setelah test spot, apabila terdapat hasil yang baik tanpa ada efek simpang.6 Rambut yang akan dihilangkan harus dipotong terlebih dahulu, panjangnya tidak boleh melebihi 5 mm.7 Kemudian area yang akan dilakukan tindakan laser dibersihkan dengan menggunakan sabun (tidak boleh ada make up yang tersisa).7 Anastesi topikal dioleskan pada area yang akan dilakukan tindakan laser 30 – 60 menit sebelum tindakan.7 Pasien dapat diposisikan berbaring atau duduk sesuai dengan area yang akan dilakukan tindakan laser. Mata pasien ditutup dengan kapas dan pelindung mata. Operator harus menggunakan kacamata pelindung. Tindakan laser dilakukan. Setelah seluruh prosedur tindakan laser selesai, area paska tindakan dikompres dengan menggunakan air es. Kemudian dioleskan tabir surya pada area paska tindakan laser.7 Paska tindakan laser dapat ditemukan adanya eritema dan edema perifolikuler.5 Hal ini merupakan respon yang normal terhadap folikel rambut oleh pemanasan dari laser (Gambar 6).6 Eritema dan edema perifolikuler ini dapat menghilang dalam waktu 2 hari sampai satu minggu, pemberian kompres dengan air dingin dan kortikosteroid topikal dapat mempercepat penyembuhan.5 Pemberian obat analgetik umumnya tidak diperlukan, tetapi apabila pasien membutuhkan dapat diberikan parasetamol selama tiga hari.7 Pasien diberi edukasi untuk menghindari berjemur matahari dan perlu memakai tabir surya sesuai dengan anjuran.7 Apabila kulit menjadi merah, iritasi atau muncul gelembung

(18)

17 berisi air, pasien sebaiknya datang untuk kontrol dan mendapat terapi dan perawatan yang sesuai.7

Pada umumnya dalam setiap sesi hanya didapatkan sebesar 15% rambut yang dapat menghilang secara permanen.5 Setiap sesi harus diberi jeda waktu selama 1 bulan, dapat lebih lama untuk area dengan pertumbuhan rambut yang lama seperti di punggung dan di kaki. Perlindungan terhadap sinar matahari sangat penting sebelum dan setelah terapi penghilangan rambut.6

Gambar 6. Edema folikular pada penghilangan rambut dengan laser.6

2.2.6. Komplikasi

Komplikasi yang paling sering ditemukan antara lain nyeri dan rasa tidak nyaman yang dapat ditangani dengan pemberian analgesik oral.7 Komplikasi lainnya yang sering dijumpai yaitu muncul vesikel dan krusta. Apabila ditemukan dapat diobati dengan pemberian antibiotik topikal, kortikosteroid topikal serta emolien.7 Infeksi sekunder biasanya jarang ditemukan, namun apabila ada dapat diobati dengan pemberian antibiotik topikal.7

Komplikasi lainnya yaitu kelainan pigmentasi yang dapat berupa hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.5 Kelainan pigmentasi ini dapat terjadi karena pemilihan fluence, pulse duration, sistem pendingin yang tidak tepat atau pada pasien yang baru saja berjemur lama (tanned).5 Apabila kelainan yang terjadi

(19)

18 hiperpigmentasi, maka biasanya hanya sementara dan akan membaik seiring berjalannya waktu.5,32 Kelainan hiperpigmentasi ini dihasilkan karena sinar laser menstimulasi melanosit untuk menghasilkan produksi melanin lebih banyak, mirip seperti saat orang berjemur lama di bawah sinar matahari.32 Sedangkan untuk kelainan hipopigmentasi dapat menjadi permanen.5,32 Hal ini disebabkan karena terjadinya penghancuran melanosit di epidermis karena panas yang berlebihan pada tindakan laser.32

Komplikasi lain yang cukup jarang ditemukan adalah terbentuknya jerawat atau reaksi akneiformis.32,33 Carter dan Lanigan pada tahun 2006 melaporkan insiden dari reaksi akneiformis paska tindakan epilasi dengan laser sebesar 6%.33 Hasil penelitian tersebut juga menyatakan pasien usia muda lebih sering terkena dan pasien yang diterapi dengan laser NdYAG lebih mudah terkena reaksi akneiformis dibandingkan laser alexandrite.33 Pada kebanyakan kasus reaksi akneiformis yang terjadi hanya ringan dan cepat membaik.33

Komplikasi lainnya yang sangat jarang terjadi, namun tetap perlu disebutkan adalah terbentuknya jaringan parut dan hipertrikosis paradoksikal.5 Pembentukan jaringan parut dapat terjadi pada penggunaan fluence yang terlalu tinggi dan lebih sering terjadi pada penggunaan laser ruby, yang sekarang sudah tidak diindikasikan untuk epilasi lagi.5,32 Hipertrikosis paradoksikal memiliki insidens yang rendah yaitu berkisar antara 0,6% sampai 10% dan pada umumnya terjadi pada rambut daerah wajah dan leher.34 Hipertrikosis paradoksikal ini diduga terjadi karena terapi laser pada rambut vellus di area wajah menginduksi pertumbuhan rambut terminal yang lebih tebal dan lebih panjang.5,34 Patogenesis dari terjadinya hipertrikosis paradoksikal ini sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas.34 Komplikasi ini telah dilaporkan lebih sering ditemukan pada wanita dari keturunan Mediterania, Timur Tengah, Asia dan Asia Tenggara yang memiliki kulit lebih gelap (Fitzpatrick tipe III-VI).5,34

(20)

19 BAB III

RINGKASAN

Penggunaan laser untuk epilasi atau menghilangkan rambut saat ini telah semakin berkembang dan menjadi pilihan utama bagi banyak wanita dengan keluhan rambut berlebih. Terdapat tiga tipe laser yang memberikan hasil baik untuk epilasi atau menghilangkan rambut yaitu laser alexandrite (755 nm), laser diode (800 nm dan 810nm) serta laser Nd-YAG (1064nm). Indikasi penggunaan laser untuk epilasi adalah untuk menghilangkan rambut yang tidak diinginkan di tubuh secara kosmetik, terutama pada pasien dengan hirsutisme dan hipertrikosis. Komplikasi yang dapat ditemukan antara lain nyeri, infeksi sekunder, reaksi akneiformis, kelainan pigmentasi, jaringan parut dan hipertrikosis paradoksikal.

(21)

20 DAFTAR PUSTAKA

1. Alijanpour R, Aliakbarpour F. A Randomized Clinical Trial on the Comparison Between Hair Shaving and Snipping Prior to Laser Hair Removal Sessions in Women Suffering From Hirsutism. J Cosmet Dermatol. 2017; 16 (1): 70-75.

2. Shrimal A, Sardar S, Roychoudhury S, Sarkar S. Long Pulsed: Nd YAG Laser and Intense Pulse Light 755 nm for Idiopathic Facial Hirsutism: A Comparative Study. J Cutan Aesthet Surg. 2017; 10(1): 40-44.

3. Thacker P, Kumar P. Near Infrared Pulsed Light for Permanent Hair Reduction in Fitzpatrick Skin Types IV and V. J Cutan Aesthet Surg. 2016; 9(4): 249–

253.

4. Agarwal M, Velaskar S, Gold MH. Efficacy of a Low Fluence, High Repetition Rate 810nm Diode Laser for Permanent Hair Reduction in Indian Patients with Skin Types IV-VI. J Clin Aesthet Dermatol. 2016; 9(11): 29-33.

5. Ibrahimi OA, Avram MM, Hanke CW. Laser Hair Removal. Dermatologic Therapy. 2011; 24: 94-107.

6. Kaufman J. Laser and Light Therapy. In: Baumann L. Cosmetic Dermatology Principles And Practices. 2nd edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. 2009. p.212-221.

7. Buddhadev RM. Standard Guidelines of Care: Lasers and IPL Hair Reduction.

Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2008; 74: 68-74.

8. Koch D, Pratsou P, Szczecinska W. The Diverse Application of laser Hair Removal Therapy: a Tertiary Laser Unit Experience with Less Common Indication and Literature Overview. Lasers Med Sci. 2015. 30 (1): 453-467.

9. De Berker, Higgins CA, Jahoda C, Christiano AM. Biology of Hair and Nails.

In Bolognia JL, Jorizzo JL, Schaffer JV, editors. Dermatology. 3rd ed. Spain:

Elsevier. 2012. p.1075-1090.

(22)

21 10. Cotsarelis G, Botchkarev V. Biology of Hair Follicles. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: McGraw Hill. 2012. p.

960-972.

11. McGrath JA, Uitto J. Anatomy and Organization of Human Skin. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. editors. Rook’s Textbook of Dermatology.

8th ed. United Kingdom: Willey-Blackwell; 2010, p.3.13-3.14.

12. Schneider MR, Schimdt-Ullrich R, Paus R. The Hair Follicle as a Dynamic Mini Organ. Current Biology. 2009. 19: 132-142.

13. Vogt A, McElwee K, Blume Peytavi U. Biology of the Hair Follicle. Hair Growth and Disorders. 2008. 1-22.

14. Sakamoto FH, Avram MW, Anderson RR. Lasers and Other Energy Technologies-Principles & Skin Interactions. In Bolognia JL, Jorizzo JL, Schaffer JV, editors. Dermatology. 3rd ed. Spain: Elsevier. 2012. p.2251-2261.

15. Landthaler M, Baumler W, Hohenleutner U. Lasers and Flashlamps in Dermatology. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: McGraw Hill. 2012. p. 2869-2889.

16. Lim HW, Park SW, Noh SW. A Study on the Development of a Robot- Assisted Automatic Laser Hair Removal System. Photomedicine and Lase Surgery. 2014; 32: 633- 642.

17. Gupta G. Diode Laser: Permanent Hair “Reduction” Not “Removal”. Int J Trichology. 2014: 6(1): 34.

18. Weiss ET, Chapas AM, Geronemus RG. Cosmetic Applications of Nonablative Lasers and Other Light Devices. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: McGraw Hill. 2012. p.

3032-3040.

(23)

22 19. Shirkavand A, Fashtami LA, Sarkar S. Thermal Damage Patterns of Diode Hair Removal Lasers According to Various Skin Types and Hair Densities and Colors: A Simulation Study. Photomedicine and Laser Surgery. 2012; 30 (7):

374-380.

20. Mustafa FH, Jaafar MH, Ismail AH. Comparison of Alexandrite and Diode Lasers for Hair Removal in Dark and Medium Skin: Which is Better?. Journal of Lasers in Medical Sciences. 2014; 5 (4): 188-193.

21. Klavuhn KG, Green D. Importance of Cutaneus Cooling during Phototermal Epilation: Theoretical and Practical Considerations. Lasers in Surgery and Medicine. 2002; 31 (2): 97-105.

22. Jo SJ, Kim JY, Ban J. Efficacy and Safety of Hair Removal with a Long Pulsed Diode Laser Depending on the Spot Size: A Randomized, Evaluaters Blinded, Left Right Study. Ann Dermatol. 2015; 27 ( 5): 517-522.

23. Martella A, Raichi M. Photoepilation and Skin Photorejuvination: an Update.

Dermatology Reports. 2017; 9 (7116): 9-13.

24. Lumezi BG, Goci A, Lokaj V, Latifi H. Mixed Form of Hirsutism in an Adolescent Female and Laser Therapy. Iran Red Crescent Med J. 2014; 16(6):

1-4.

25. Davoudi SM, Behnia F, Gorouhi F, et al. Comparison of long-pulsed alexandrite and Nd : YAG lasers, individually and in combination, for leg hair reduction: an assessor blinded, randomized trial with 18 months of follow-up.

Arch Dermatol. 2008; 144 (10): 1323–1327.

26. Khoury JG, Saluja R, Goldman MP. Comparative evaluation of long-pulse alexandrite and long-pulse Nd : YAG laser systems used individually and in combination for axillary hair removal. Dermatol Surg. 2008: 34 (5): 665–670.

27. Eremia S, Li C, Newman N. Laser hair removal with alexandrite versus diode laser using four treatment sessions: 1-year results. Dermatol Surg. 2010: 27 (11): 925–929.

(24)

23 28. Lou WW,Quintana AT, Geronemus RG, Grossman MC. Prospective study of hair reduction by diode laser (800 nm) with long-term follow-up. Dermatol Surg. 2010: 26 (5): 428–432.

29. Alster TS, Bryan H, Williams CM. Long-pulsed Nd:YAG laser-assisted hair removal in pigmented skin: a clinical and histological evaluation. Arch Dermatol. 2010: 137 (7): 885–889.

30. Mohamed EM, Ahmed AM, Tawfik KM, Ibrahim SM. Trichoscopic changes in hair during treatment of hirsutism with 1064-nm neodymium:yttrium- aluminium- garnet laser. Journal of Cosmetic Dermatology. 2015; 15: 31-35.

31. Rao J, Goldman MP. Prospective, comparative evaluation of three laser systems used individually and in combination for axillary hair removal.

Dermatol Surg. 2005: 31 (12): 1671– 1676.

32. Lanigan SW. Incidence of side effects after laser hair removal. J Am Acad Dermatol. 2003; 49:882-886.

33. Carter JJ, Lanigan SW. Incidence of acneform reactions after laser hair removal. Lasers in Medical Science. 2006; 21(2): 82-85.

34. Desai S, Mahmoud BH. Paradoxical Hypertrichosis After Laser Therapy: A Review. Dermatologic Surgery. 2010; 36(3): 291-298.

Gambar

Gambar 1. Pembentukan folikel rambut. 9
Gambar 2. Anatomi Folikel Rambut. 12
Gambar 3. Fase – fase folikel rambut. 11
Gambar 4. Mekanisme kerja laser 15
+3

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya studi kandidat pemilihan kandidat material RGTT dapat dikembangkan lebih lanjut dengan merujuk pada pilihan stainless steel oleh karena jenis stainless steel

Dalam perkembangan hadis Nabi SAW, telah muncul berbagai hadis palsu yang tidak saja dilakukan oleh musuh-musuh Islam, tetapi juga oleh umat Islam sendiri, dengan motif

Selain itu, kemampuan literasi digital yang dimiliki oleh peserta WAG Klinik MPASI akan berhubungan dengan penerapan informasi yang dimilikinya untuk dirinya

Putnam (....) mendefinisikan modal sosial sebagai ”gambaran organisasi sosial, seperti jaringan, norma, dan kepercayaan sosial, yang memfasilitasi.. koordinasi dan kerjasama

Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 pasal 2 mengenai Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang

Konflik yang ada di Desa Danau Lancang penelitian yang dilakukan penulisan pada bulan Mei 2015 dengan melakukan observasi di lapangan, dan serta melakukan wawancara

Selain itu, kandungan antinyamuk lain dalam bunga kamboja yaitu minyak atsiri, minyak atsiri merupakan bahan aktif yang mempunyai kemampuan daya tolak terhadap gigitan

1) Kegiatan yang dilakukanselama PKL adalah pemeliharaan TM: pengendalian gulma secara kimia, perawatan gawangan, perawatan jalan, penunasan, pemupukan, analisa daun, dan panen serta