• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oleh : Bangkit Sanjaya

NIM. 110500078

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA 2014

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT.

BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Nama : Bangkit Sanjaya

NIM : 110500078

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan

Jurusan : Manajemen Perkebunan

Menyetujui,

Mengesahkan/Menyetujui

Lulus ujian pada tanggal :4 Juni 2014 DosenPembimbing,

Ir. Budi Winarni,MSi NIP. 19610914 199001 2001

DosenPenguji I

Jamaluddin,SP,MSi NIP. 19720612 200112 1 003

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan

Politeknik Negeri Samarinda

NurHidayatSP,MSc NIP. 19721025 200112 1 001

DosenPenguji II

Daryono, SP

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan dapat diselesaikan. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sejak masa pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) hingga selesai penyusunan laporan ini. Dengan kerendahan hati dan ketulusan, ucapan terima kasih ini penyusun sampaikan kepada :

1. Kedua orang tua yang telah melahirkan, membesarkan, dan

menyekolahkan penyusun hingga keperguruan tinggi.

2. Bapak NurHidayat SP,MSc selaku Ketua Program Studi Budidaya

Tanaman Perkebunan.

3. Ibu Ir. Budi Winarni,MSi selaku dosen pembimbing PKL

4. Bapak Jamaluddin, SP, MSi dan bapak Daryono, SP selaku dosen

penguji PKL.

5. Bapak Saptanto selaku Pimpinan PT. BudidutaAgromakmur.

6. Teman-teman mahasiswa seperjuangan yang telah mendukung

penyusun.

7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

secara langsung maupun tidak langsung membantu penyusun dalam menyelesaikan laporan ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya Laporan Praktek Kerja Lapangan ini memiliki banyak kekurangan. Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan utamanya bagi penyusun sendiri.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Praktek ... 3

C. Hasil yang Diharapkan ... 3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan... 4

B. Manajemen Perusahaan ... ... 4

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL... 5

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) ……… ... 6

1. Pengendalian GulmaSecara Kimia.. ... 6

2. Perawatan Gawangan(Perintisan)... 8

3. Perawatan Jalan ...………..……….. 10

4. Penunasan (Pruning)………... ... 12

5. Pemupukan ………. . 15

6. Analisa Daun ……….. ... 17

B. Panen dan Pengangkutan ………. .. 20

1. Panen ………. ... 20

2. Pengangkutan ………. .... 23

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 27

B. Saran ... 27 DAFTAR PUSTAKA

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman 1. Peta Lokasi...31

2. Bagan/Skema PT. Budiduta Agromakmur...32

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit menjadi primadona tanaman perkebunan di Kalimantan Timur.Tidak dipungkiri meningkatnya industri kelapa sawit di Indonesia membawa angin segar bagi perekonomian negara Indonesia. Agribisnis kelapa sawit yang berkembang dan meningkat menempatkan Indonesia di peringkat ke-2 setelah Malaysia sebagai pengekspor CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia. Perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia juga ditandai dengan meningkatnya areal lahan kelapa sawit. Areal perkebunan kelapa sawit meningkat hampir 50 kali lipat dalam kurun waktu 1995-2010 (Setyamidjaja, 2012).

Produk kelapa sawit dan turunannya menjadi primadona dalam dua dekade terakhir. Selain berdampak pada perubahan ekonomi, perkebunan kelapa sawit yang menjamur di Indonesia juga secara langsung dan tidak langsung berpengaruh pada perkembangan sosial budaya, terlebih keadaan sosial dan budaya suatu masyarakat yang bertempat atau tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit. Salah satu contoh perubahan dalam bidang ekonomi adalah cara pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau sistem mata pencaharian, perubahan dari penyadap karet menjadi petani kebun bagi perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur(Setyamidjaja,2012).

Era pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Timur dimulai pada tahun 1982 yang dirintis melalui Proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola oleh PTP VI. Pada tahun 2012 luas areal kelapa sawit baru mencapai 961.802 Ha yang terdiri dari 226.765 Ha sebagai tanaman plasma/rakyat,

(7)

17.237 Ha milik BUMN sebagai inti dan 717.825 Ha milik Perkebunan Besar Swasta. Produksi TBS (Tandan Buah Segar) sebesar 5.734.464 ton atau setara dengan 1.032.204 ton CPO (Crude Palm Oil) pada tahun 2012. Dari sejumlah perusahaan perkebunan besar swasta yang telah memperoleh izin pencadangan (ijin lokasi) sementara ini yang telah beroperasi membangun kebun dalam skala yang luas baru sebanyak ± 330 perusahaan(Anonim,2013).

Areal pertanaman kelapa sawit yang cukup luas saat ini di Kalimantan Timur terpusat di Kabupaten Paser Kabupaten Penajam Paser Utara Kabupaten Kutai Kartanegara Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Kutai Barat Kabupaten Berau Kabupaten Nunukan sedangkan beberapa kecamatan lainnya masih dalam luasan terbatas (Anonim,2013).

Banyaknya perkebunan kelapa sawit mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas namun diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan perkebunan. Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang ke perkebunan dengan harapan agar para lulusannya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya.

(8)

B. Tujuan Praktek

Tujuan dari kegiatan PKL adalah sebagai berikut :

1. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami pekerjaan-pekerjaan teknis di perusahaan perkebunan kelapa sawit.

2. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami cara mengelola perkebunan kelapa sawit.

3. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami persoalan-persoalan yang timbul di lapangan dalam mengelola perkebunan kelapa sawit.

C. Hasil yang Diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan PKL antara lain :

1. Mahasiswaterampil secara teknis melakukan kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan.

2. Dalam melakukan kegiatan, mahasiswa dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil di lapangan.

3. Menjadi mahasiswa yang terampil, berjiwa bersih dan mempunyai kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan.

(9)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Budiduta Agromakmur adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit dan karet yang terletak di Kecamatan Tenggarong dan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.Perusahaan PT. Budiduta Agromakmur memiliki luasan areal tanaman kelapa sawit 1.512,74 Ha dan luas tanaman karet 13.614,66 Ha. Sebelumnya, lahan PT. Budiduta Agromakmur adalah bekas lahan perkebunan karet dan kakao yang dikelola oleh PT. Hasfarm Product Ltd yang beroperasi sejak tahun 1976. Namun pada tahun 2007, dengan keluarnya SK Bupati Kutai Kartanegara Nomor : 503/54/SK-DISBUNKUKAR/VIII/2007. Terjadi perubahan nama dari PT. Hasfarm Product Ltd menjadi PT. Budiduta Agromakmur, serta perubahan jenis tanaman dari komoditi kakao dan kelapa sawit menjadi komoditi karetdan kelapa sawit.

B.Manajemen Perusahaan

1. Estate Manajer

Merupakan pemegang jabatan tertinggi di PT. Budiduta Agromakmur, dengan membawahi Sekretaris, Kepala Tata Usaha, Kepala Humas dan Personalia, Kepala Workshop, Asisten Kepala, Asisten Lapangan, Mandor, Satpam dan Karyawan.

2. Kepala Tata Usaha

Membawahi Departemen Logistik, Departemen Keuangan, Departemen Pergudangan dan Asisten Kepala.

(10)

3. Kepala Humas dan Personalia

Kepala Humas dan Personalia merupakan bagian yang membawahi Staf Personalia dan Humas.

4. Kepala Workshop

Membawahi Asisten Mekanik dan bertanggung jawab dalam hal perbaikan dan perawatan peralatan transportasi kebun

5. Asisten Lapangan

Asisten Lapangan membawahi beberapa mandor. 6. Mandor Wilayah

Bertanggung jawab penuh pada tiap-tiap wilayah kerja yang dipimpinnya dalam beberapa karyawan.

B. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Kegiatan PKL ini dilaksanakan lokasi Praktek Kerja Lapang di PT. Budiduta Agromakmur,Desa Jahab, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Selama 2 bulan terhitung dari tanggal 3 Maret sampai dengan tanggal 3 Mei 2014.

(11)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. PemeliharaanTanaman Menghasilkan (TM)

Pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) yaitu meliputi pengendalian gulma secara kimia, perawatan gawangan, penunasan, pemupukan, perawatan jalan dan sensus pokok.

1. Pengendalian Gulma Secara Kimia a. Tujuan

Membersihkan gulma untuk mempermudah aktivitas pemanenan, pemupukan, penunasan dan pengawasan serta mengurangi penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.

b. Dasar teori

Menurut Lubis (1992) perawatan tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Perawatan bukan hanya ditunjukkan terhadap tanaman, tetapi juga pada media tumbuh (tanah). Walaupun tanaman dirawat dengan baik, tetapi perawatan tanah diabaikan maka tidak akan banyak memberi manfaat.

Gulma atau sering juga disebut ‘tumbuhan pengganggu’ selalu dikendalikan oleh petani atau pekebun karena mengganggu kepentingan petani/pekebun tersebut. Gulma mengganggu karena bersaing dengan tanaman utama terhadap kebutuhan sumber daya (resources) yang sama yaitu unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh. Sebagai akibat dari persaingan tersebut, produksi tanaman menjadi tidak optimal atau dengan kata lain ada kehilangan hasil dari potensi hasil yang dimiliki tanaman.

(12)

Kehilangan hasil tanaman sangat bervariasi, dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain kemampuan tanaman berkompetisi (beda jenis/kultivar berbeda kemampuan bersaing), jenis-jenis gulma, umur tanaman dan umur gulma, teknik budidaya, dan durasi mereka berkompetisi. Kehilangan tersebut terbagi dua kategori, langsung dan tidak langsung.Gulma berpengaruh langsung terhadap tanaman utama dengan adanya kompetisi terhadap nutrient, air, dan cahaya (Purba, 2009).

c. Alat dan bahan

Alat: Handsprayer dengan kapasitas 15 liter, masker, mantel, kacamata, sarung tangan, ember, takaran dosis.

Bahan : Air, herbisidaGlifosat. d. Prosedur kerja

1) Penyiapan sekaligus pengecekan alat-alat yang akan digunakan dan memastikan alat yang akan digunakan dalam kondisi baik. 2) Menyiapkan bahan herbisida Glifosatdengan jumlah bahan

disesuaikan dengan jenis gulma dan jumlah tenaga kerja.

3) Memasukkanherbisida dengan dosis 100 ml larutan Glifosat kemudian menambahkan air hingga batas 15 liter, selanjutnya kep diguncang-guncang hingga larutan tercampur merata.

4) Penyemprotan dilakukan disekitar pokok kelapa sawit dengan jarak 1,5 m dari piringan.

e. Hasil yang dicapai

Penyemprotan dengan menggunakan larutan Glifosat mahasiswadalam kerja 1 hari, berhasil melakukan penyemprotan

(13)

sebanyak 3 kep untuk 45 pokok pohon dalam 3 jalur piringan. Karyawan perusahaan berhasil melakukan penyemprotan dalam 1 hari sebanyak 9 kep /orang dalam 10 pekerja berhasil melakukan 900 pokok /pohon.

f. Pembahasan

Pengendalian gulma secara kimia sangat ampuh dalam memberantas gulma yang sering tumbuh di areal perkebunan kelapa sawit sehingga perusahaan lebih banyak melakukan pengendalian secara kmiai daripada secara manual tetapi pengendalian secara kimia membutuhkan biaya yang sangat besar.

2. Perawatan Gawangan (Perintisan) a. Tujuan

Perawatan gawangan berrujuan untuk mengendalikan gulma yang terdapat di areal gawangan agar persaingan unsur hara pada tanaman kelapa sawit tidak terjadi dan mempermudah pekerjaan, seperti pengawasan, penyemprotan dan pemupukan.

b. Dasar teori

Rawat gawangan adalah pembersihan gulma kelompok anak kayu di gawangan yang dianggap merugikan tanaman maupun mengganggu pekerjaan. Gulma yang diberantas pada gawangan yang termasuk kelompok anak kayu adalah Melastoma malabathricum, Chromolaena odorata, Clidemia hirta dan Schleria sumatrensis. Pemberantasan gulma ini tidak menggunakan sistem khemis karena gulma-gulma ini tidak begitu sensitif dengan herbisida. (Sunarko, 2007).

(14)

c. Alat dan bahan Alat: Parang dan arit. Bahan : Gulma.

d. Prosedur kerja

1) Menentukan lokasi yang akan dibersihkan.

2) Menyiapkan alat yang akan digunakan dalam pembersihan gawangan.

3) Melakukan pembabatan gawangan dalam satu gawangan dikerjakan oleh 2 orang pekerja, gulma dibabat dengan ketinggian maksimal 30 cm dari permukaan tanah.

e. Hasil yang dicapai

Rawat gawangan dengan kerja 5HK berhasil melakukan 5 Ha, frekwensi kerja harus selesai dalam 1 hari kerja. dan dilakukan 1tahun sekali, Rawat gawangan dilakukan sebelum dilakukannya panen, agar memudahkan dalam pemanenan dan pengutipan berondolan.

f. Pembahasan

Perawatan gawangan dilakukan untuk membasmi gulma yang ada di areal perkebunan kelapa sawit,seperti gulma berkayu yang terdapat digawangan maupun dipiringan. Hal ini disebabkangulma berkayu sangat sulit untuk dibasmi dengan menggunakan herbisisda, rawat gawangan ini hanya di lakukan 1 tahun sekali karena biaya perusahaan tidak mencukupi untuk melakukan perawatan tanaman.

(15)

3. Perawatan Jalan a. Tujuan

Tujuan dari pemeliharaan jalan adalah untuk memperbaiki jalan yang rusak, dimana jalan ini ini akan digunakan untuk pengangkutan hasil produksi dari tempat pengumpulan hasil(TPH) ke pabrik kelapa sawit(PKS).

b. Dasar Teori

Jalan merupakan sarana utama yang harus dimiliki perkebunan kelapa sawit. Peran dan fungsi utama jalan di perkebunan sawit adalah sebagai sarana transportasi untuk mempertinggi intensitas kontrol, pengangkutan dan komunikasi. Kurang baiknya kondisi jalan dan jembatan akan menurunkan mutu produksi dan peningkatan biaya perawatan alat-alat angkut, oleh karena itu perawatan jalan dan jembatan perlu dilakukan secara rutin, Ada 5 faktor penyebab kerusakan jalan yaitu air, bahan organik, kurangnya cahaya matahari, sifat tanah (tekstur dan struktur) dan bahan angkutan yang berlebihan(Mangoensoekarjo dan Toyib, 2003).

c. Alat dan bahan

Alat : Cangkul, palu dan truk pengangkut Bahan : Batu-batuan dan tanah

d. Prosedur kerja

1) Pengangkutan batu-batuan yang sudah dipecah kedalam truk menuju ke jalan berlubang yang akan diperbaiki.

2) Batu diturunkan dari truk ke jalan yang berlubang dengan cangkul, lalu batu disusun dengan rapi.

(16)

3) Langkah terakhir, lubang yang ditutup batu kemudian ditimbun dengan tanah.

e. Hasil yang dicapai

Perawatan jalan dilakukan untuk menunjang pengangkutan hasil panen, akses karyawan dan warga sekitar desa Jahab, mempermudah mengontrol dan mengawasi kebun. Pekerja berhasil menyelesaikan perbaikan jalan sepanjang 10 m di Main Road (MR) dengan 4 pekerja.

f. Pembahasan

Perawatan jalan hanya dilakukan oleh bila ada jalan yang rusak di (MR) dan (CR). Pemeliharaan jalan di kebun kelapa sawit dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan mekanis Perbaikan secara manual dilakukan oleh tenaga kerja pria dengan membuang air dari lubang dan menimbunnya kembali setelah lubang kering dan menunas daun kelapa sawit yang telah menutupi jalan yang sering disebut dengan istilah rempes, Perawatan jalan dengan batu terutama dengan batu padas sebaiknya diminimalkan, karena batu padas yang menonjol sering merusakkan ban dan gardan kendaraan truk. Perusahaan hanya memperbaiki jalan dengan cara manual saja karena anggaran dari perusahaan sangat terbatas, Bila kondisi jalan kurang bagus, maka dapat menurunkan hasil produksi buah kelapa sawit dan peningkatan biaya perawatan transportasi. Perawatan jalan ini, hanya dilakukan 1 x setahun biaya perusahaan tidak mencukupi untuk perbaikan jalan yang ada di MR dan CR.

(17)

4. Penunasan (Pruning) a. Tujuan

Tujuan penunasan adalah untuk memperoleh tanaman yang bersih, jumlah daun yang optimal dalam satu pohon, dan memudahkan pekerjaan pemanenan bila tanaman sudah berproduksi. b. Dasar teori

Penunasan ialah pekerjaan memotong pelepah dengan tujun menjaga standar jumlah pelepah tiap pohon kelapa sawit. Jika tanaman terlambat dilakukan penunasan maka pelepah akan tumbuh lebat dan akan menyulitkan pekerjaan panen sehingga buah akan banyak yang tidak terpanen. Pada saat penunasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 (dua pelepah dibawah tandan paling bawah harus ditinggalkan) Setelah ditunas jumlah pelepah daun masih tersisa 48-54 pelepah, sehingga bunga jantan tidak mudah tumbuh, jika ditunas melewati batas songgoh dua, pohon akan kekurangan daun sehingga berat tandan buah turun. Bekas potongan tunas harus mepet atau dekat dengan pokok. Setelah dilakukan penunasan, pelepah disusun digawangan mati dan tidak boleh dibuang ke piringan, parit, atau pasar pikul(Lubis, 1992).

c. Alat dan bahan

Alat : Egrek ukuran 16 m, dodos dan parang. Bahan :Pelepah kelapa sawit.

d. Prosedur kerja

1) Penentuan blok yang tanamannya akan ditunas. 2) Persiapan peralatan penunasan.

(18)

3) Karyawan memasuki blok kerja masing-masing, kemudian melakukan pemotongan pelepah yang gondrong menggunakan egrek dengan hanya menyisakan songgo 2, potongan pelepah dekat dengan pohon sekitar ±15 cm.

4) Pelepah yang sudah terpotong disusun di jalur pelepah atau gawangan kotor dengan arah membujur.

5) Pelepah dipotong serapat mungkin ke pohon ± 15 cm agar berondolan tidak tersangkut

6) Jumlah pelepah yang dipertahankan, minimal 52 pelepah.

7) Mulai panen sampai ketinggian pohon 90 cm dari buah matang terendah, pemanen tidak dibenarkan memotong pelepah sewaktu memanen. Setelah mencapai rata-rata ketinggian ini, harus segera dilakukan penunasan pertama dengan sistem songgo 2 dan seterusnya hingga pohon mencapai umur 10 tahun.

8) Apabila tidak terdapat tandan yang matang atau kondisi pohon hanya mempunyai bunga jantan untuk sementara, maka penunasan harus tetap mempertahankan jumlah pelepah.

e. Hasil yang dicapai

Selama melakukan karyawanberhasil menyelesaikan penunasan pada puncaknya masing-masing yaitu 0.5 Ha/HK, jadi dalam 1 hari 4 karyawan dapat melakukan penunasan kurang lebih 2 Ha tergantung kondsi perkebunan, dimana pekerjaan penunasan dilakukan oleh pemanen pada pagi sampai siang hari.

(19)

f. Pembahasan

Penunasan daun ini harus dilaksanakan karena daun kelapa sawit bersifat tidak mudah rontok meskipun sudah tua atau kering. Daun baru akan rontok setelah beberapa tahun kemudian. Alat yang digunakan tergantung pada cara penunasan bisa berupa dodos, kampak, bisa juga egrek. Agar rotasi tunasan dapat terpenuhi, sebaiknya dibuat rencana penunasan tiap bulan. Menurut teori, penunasan dilakukan pada waktu panen rendah karena saat itu daun yang tidak menyangga tandan lebih banyak. Penunasandilakukan untuk memudahkan seorang pekerja untuk melakukan pemotongan buah atau pemanenan, menghindari tersangkutnya brondolan pada pelepah, memperlancar proses penyerbukan alami, mempermudah pengamatan pada saat buah masak,membuang pelepah yang sudah tidak produktif lagi sehingga intensitas cahaya bisa mudah masuk kedalam areal perkebunan kelapa sawit, penunasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 agar bunga jantan tidak mudah tumbuh dan proses pembuahan lebih maksimal. Dalam pemangkasan pemeliharaan, sisa potongan daun harus diusahakan sependek mungkin agar tidak mengganggu pelaksanaan panen tandan buah. Alat yang digunakan untuk pemangkasan pemeliharaan adalah egrek, yaitu sejenis sabit bertangkai panjang. Pemangkasan pemeliharaan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan panen atau dilaksanakan pada waktu tertentu bila pada mahkota pokok terdapat jumlah daun yang melebihi ketentuan.

(20)

5. Pemupukan b. Tujuan

Tujuan dari pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) adalah untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif, untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah dan untuk kesuburan tanah. serta menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan, sehingga tanaman dapat mencapai daya hasil produksi yang maksimum,mengganti unsure hara yang hilang karena pencucian dan yang terangkut (dikonversi) melalui produk yang dihasilkan (TBS), memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit.

c. Dasar teori

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Pupukmampu memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, dari unsur makro hingga unsur yang berbentuk mikro (Sastrosayono S, 2012.)

d. Alat dan bahan

Alat : Ember, mangkok, gayung, masker dan sarung tangan. Bahan : Pupuk kieserite dengan dosis satu 1 kg per pokok tanaman. e. Prosedur kerja

1) Persiapan alat, bahan, tenaga kerja, blok yang akan dipupuk, dan dilakukan sehari sebelum pemupukan.

(21)

2) Pupuk diangkut dari gudang menuju blok yang akan dilakukan pemupukan, pengangkutan menggunakan traktor langsir dan diecer di collection road (CR) blok yang akan dipupuk, pengeceran disesuaikan dengan keperluan pupuk perjalur tanaman.

3) Karung dibuka dan menakar pupuk serta memasukkan pupuk ke dalam ember.

4) Pupuk ditabur merata mengelilingi piringan tanaman dengan dosis 1 kg/pohon menggunakan gayung dengan jarak 30-40 cm dari batang pokok tanaman. Setiap karyawan dalam sekali masuk dapat memupuk 15 pokok tanaman.

5) Membuat lubang pocket untuk lahan miring yang melebihi 400. f. Hasil yang dicapai

Selama pengawasan mandor normal kerja 2 Ha per Hk dikerjakan 1 orang pekerja, dalam 1 hari pekerja dapat melakukan pemupukan 20/Ha dengan tenaga kerja 10 orang.Pemupukan pada tanaman menghasilkan diarahkan untuk produksi buah. Pemberian pupuk dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan menyebarkan pupuk secara merata di dalam piringan.

g. Pembahasan

Pemupukan dilakukan dalam 1 tahunhanya 2 kali akibat dana dari perusahaan tidak mencukupi untuk kebutuhan pemupukan dalam 1 tahun akibat mahalnya harga pupuk, perusahaan berhasil mencapai target pemupukan luasan rata-rata 20 Ha perhari. Tenaga pemupuk 10 orang dengan prestasi kerja rata-rata 2 Ha/orang, sesuai dengan

(22)

target yang ditentukan oleh perusahaan. Pupuk yang digunakan di perusahaan PT. Budiduta Agromakmur yaitu pupuk kieserite dengan kandungan MgO 27 % tujuannya untuk menetralkan keasaman tanah, MgO bisa menaikkan PH tanah karena mengandung unsur magnesium dan oksida.

6. Analisa Daun a. Tujuan

Tujuan analisa daun untuk mengetahui kebutuhan pupuk bagi tanaman kelapa sawit di tahun berikutnya.

b. Dasar Teori

Daun kelapa sawit membentuk suatu pelepah bersirip genap dan bertulangsejajar. Panjang pelepah dapat mencapai 9 meter, jumlah anak daun tiap pelepah dapatmencapai 380 helai. Panjang anak daun dapat mencapai 120 cm. pelepah daun sejak mulai terbentuk sampai tua mencapai waktu ±7 tahun, jumlah pelepah dalam 1 pohondapat mencapai 60 pelepah. Luas permukaan daun tanaman dewasa dapat mencapai 15 meter. Daun kelapa sawit berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan alat respirasi. Oleh karena itu pemangkasan pelepah daun sejauh mungkin dihindarkan, kecuali pangkas pendahuluan dan pangkas pemeliharaan. Jika pelepah dapat dipertahankan lebih lama berarti semakin lama pula proses fotosintesis berlangsung dan semakin banyak bahan makanan yang dikirim ke buah. Hal ini berarti tandan akan meningkat lebih berat(Adlin, 2008).

(23)

c. Alat dan bahan

Alat : Egrek, parang, mesin pemanas dan blender Bahan : Alkohol, daun kelapa sawit, kapas dan plastik

d. Prosedur kerja

1) Menentukan 10 pohon yang akan dianalisa dari setiap blok. 2) Mempersiapkan alat dan bahan.

3) Memangkas pelepah ke 17 dari pohon yang sudah ditentukan. 4) Lalu mengambil 10 helai daun dari pelepah yang telah dipangkas,

dengan ukuran panjang 10 cm.

5) Daun sampel kemudian dibersihkan dengan kapas yang sudah direndam dengan cairan alkohol.

6) Kemudian dimasukkan kedalam mesin pemanas dengan suhu 500 C selama 3 jam.

7) Setelah kering lalu diblender hingga menjadi bubuk dan dimasukkan kedalam plastik yang sudah diberi label.

8) Setelah diblender dan di keringkan hingga kering lalu dibungkus dan dikirim ke Medan untuk diambil data unsur hara yang diperlukan oleh tanaman kelapa sawit.

e. Hasil yang dicapai

Mahasiswa dan Asisten Lapangan Kebun melakukan sample analisa daun hanya didalam 1 blok. Hal ini dikarenakan, analisa daun biasanya hanya dilakukan 1 x setahun antara bulan Oktober-Desember. Pohon yang dijadikan sampel hanya sebanyak 10 pohon disetiap bloknya. Sampel analisa daun dikirim oleh perusahaan pada

(24)

akhir tahun kekota Medan untuk diteliti lebih lanjut sehingga diketahuilah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman kelapasawit. f. Pembahasan

Kesatuan contoh daun (KCD) adalah satu unit areal yang dipakai sebagai tempat pengambilan contoh daun dari pokok yang ditetapkan. Unit areal ini harus dapat mewakili suatu luasan yang tertentu yang seragam dalam hal jenis tanah dan kesuburannya, umur tanaman, perlakuan yang diberikan dan memiliki variasi yang kecil dalam hal-hal lainnya. Luasnya tergantung pada keseragaman tanaman dan tanah, misalnya 20, 25, 32, ha sesuai dengan luas blok. Dari tiap KCD dipilih 30 pokok yang memenuhi syarat untuk dipakai sebagai pokok contoh. Untuk mendapat keseragaman yang lebih baik dan mengurangi faktor kebetulan maka dikenal sistim tersebar yang ditetapkan berdasarkan luas dan jumlah pokok. Sebagai contoh untuk areal yang luasnya 20,25, 30 dan 35 ha akan terdapat penyebaran pokok contoh. Pengambilan contoh daun dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sistim terpusat dan tersebar. Untuk areal yang bergelombang atau berbukit penetapan pokok contoh tentu tidak semudah diatas. Dalam hal ini diperlukan peta situasi yang benar dan penempatan pokok secara tersebar agar mewakili tanaman pada areal tersebut. Disamping cara tersebar ini, terdapat sistim lainnya yaitu sistim terpusat yakni pokok contoh tersebut terkumpul pada 2 atau 3 barisan yang umumnya berada dengan areal yang dianggap mewakili. Pokok yang dipakai sebagai pokok contoh haruslah memenuhi beberapa ketentuan seperti berikut pokok normal, sehat dan tidak

(25)

terserang penyakit, tidak dekat dari jalan, parit atau bangunan, tidak bersebelahan dengan pokok mati atau sisipan.

7. Panen dan Pengangkutan 1) Panen

a. Tujuan

Tujuan pemanenan adalah untuk mengambil tandan buah segar (TBS) diperkebunan kelapa sawit yang telah memasuki kriteria matang buah.

b. Dasar teori

Panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Kegiatan ini memerlukan teknik tersendiri untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit, sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak sawit. Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik. Pelaksanaan pemanenan tidak secara sembarang, perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Kriteria panen yang perlu diperhatikan adalah matang panen, cara panen, alat panen, rotasi dan sistem panen, serta mutu panen. Kriteria matang panen 3 sampai 5 brondolan yang jatuh ketanah harus segera dipanen(Adiwiganda, 2002).

(26)

c. Alat dan bahan

Alat: Egrek dengan ukuran 16 m, gancu, tombak, karung kereta dorong dan pikulan.

Bahan :Tandan buah segar (TBS), brondolan dan pelepah kelapa sawit.

d. Prosedur kerja

1) Penentuan blok yang akan dipanen disesuaikan dengan rotasi panen yang telah di tentukan yaitu 2 kali/bulan.

2) Persiapan peralatan panen.

3) Pemanen memasuki blok yang akan dipanen sambil memperhatikan setiap pohon, mengamati jumlah brondolan pada piringan maupun tajuk tanaman karena terkadang brondolan terperangkap di pangkal pelepah.

4) Jika pemanen menjumpai buah matang, pemanen memotong pelepah dengan menyisakan songgo 2 dan menyusunnya digawangan mati.

5) Selanjutnya pemanen memotong buah matang atau buah yang berwarna merah dan telah ada yang memberondol, dengan menggunakan egrek ukuran 16 m. setelah itu buah diletakkan dipinggir pasar pikul. Pemanen diikuti oleh pembrondol yang mengutip brondolan yang ada dipiringan dan ketiak pelepah. 6) Setelah pemanen mencapai pertengahan blok, pemanen mulai

mengeluarkan buah menggunakan kereta dorong atau pikulan untuk dikumpulkan ke TPH.

(27)

7) TBS yang telah ada di TPH disusun 5 tandan perbaris dengan tangkai menghadap kearah jalan. Tangkai buah yang terlalu panjang dipotong sampai rapat dengan buah.

8) TBS yang telah selesai disusun diberi tanda atau nama pemanen, untuk memudahkan pengontrolan mandor dan asisten lapangan. e. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai setiap hari pemanen berhasil menyelesaikan 60 tandan/hari. Dalam melakukan kegiatan pemanenan dengan frekuensi kerja 1 hari, para pekerja dapat memanen 780 tandan buah segar (TBS) dengan jumlah karyawan 13 orang.

f. Pembahasan

Kelapa sawit salah satu jenis tanaman yang masa panennya berlangsung sepanjang tahun, yang berarti bahwa masa panen berlangsung terus menerus sepanjang usia produktifnya. Meskipun demikian produktivitasnya berfluktuasi dalam setahun, artinya ada bulan-bulan yang produktivasnya rendah dan ada bulan-bulan dimana produktivitasnya tinggi. Sebagai akibatnya, terdapat periode yang produktivitasnya meningkat dan mencapai puncaknya, kemudian turun lagi. Kelapa sawit tiap pohon hanya menghasilkan sekitar 8-10 tandan setahun dengan jumlah panen tiap bulan tidak sama. Dikenal apa yang disebut bulan panen puncak dan bulan panen rendah. Panen sekitar 3-4 kali panen bulan rendah. Sehingga selama 6 bulan berada dibawah rata-rata dan selama 6 bulan di atas rata-rata. Konsekuensi dari adanya fluktuasi ini adalah pabrik kelapa sawit harus dirancang lebih kurang sesuai dengan produktivitas puncak, yang berarti bahwa

(28)

pada bulan-bulan yang produktivitasnya rendah sebagian dari kapasitas pabrik akan menganggur. Perusahaan PT. Budiduta Agromakmur melakukan rotasi pemanenan dalam sebulan 3 kali tergantung curah hujan apabila musim kemarau dalam satu bulan hanya dilakukan panen 2 kali saja dikarenakan tingkat pematangan buah belum stabil.

2) Pengangkutan a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut segera mungkin TBSbeserta berondolanya agar tidak busuk pada saat pengangkutan ke PKS untuk diolah di pabrik, sehingga diharapkan buah tidak akan menjadi busuk.

b. Dasar teori

Pengangkutan tandan buah dapat dibagi atas dua bagian yaitu pengangkutan dari pohon yang dipanen ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dan pengangkutan dari TPH ke Pabrik kelapa sawit. Pengangkutan dari pohon ke TPH merupakan tugas pemanen atau tim pemanen, sedang pengangkutan dari TPH ke Pabrik dilakukan oleh petugas transpor. Buah mencapai titik tepat matang, kandungan ALB minyak kelapa sawit hanya sekitar 0,1 % tetapi waktu sampai dilokasi pabrik kandungan ALB tersebut telah melampaui 2%, bahkan kadang-kadang melampaui 3%. Meningkatnya kandungan ALB ini disebabkan oleh tiga peristiwa. Pertama, terjadi peningkatan dalam skala kecil akibat terjadi degradasi biologis dalam buah (yaitu proses buah menjadi lewat matang, atau mulai membusuk). Peristiwa ini timbul

(29)

karena pada saat tandan mencapai titik optimal untuk dipanen, buah-buah yang berada di ujung tandan sudah lewat matang. Penyebab kedua merupakan penyebab yang lebih besar dari pada penyebab yang pertama yaitu jatuh tandan buah ke tanah waktu dipanen. Penyebab yang terbesar adalah sebagai akibat penanganan buah dalam rangka pengankutan ke TPH dan kemudian dari TPH ke Pabrik. Dalam hal penggunaan jalan sebagai sarana transportasi, sarana transpor dapat menggunakan traktor atau truk. Pilihan terhadap salah satu jenis sarana transpor tersebut dipengaruhi oleh volume tandan yang harus diangkut, jarak yang ditempuh, tipe permukaan jalan yang dapat disediakan, kondisi topografi dan lain-lain(Anonim, 2012). c. Alat dan bahan

Alat : Traktor langsir buah, truk angkut buah, jaring pengaman buah, alat tulis dan timbangan. Tojok.

Bahan : TBS yang ada di TPH. d. Prosedur kerja

1) Pencatatan jumlah TBS setiap TPH sekaligus penimbangan buah untuk sampel berat janjang rata-rata (BJR) dimana BJR berfungsi untuk keperluan pembuatan surat pengantar buah (SPB) dan pemesanan alat angkut (truk).

2) Persiapan alat angkut yang jumlahnya disesuaikan dengan hasil panen dalam satuan ton.

3) Pelangsiran buah menggunakan traktor menuju tempat pemuatan buah pada blok yang jalannya tidak bisa dimasuki dengan truk.

(30)

sedangkan blok yang jalannya bisa dimasuki truk buah langsung dimuat ke truk pengangkut.

4) Buah dimuat menggunakan tombak/tojok kedalam truk dan dicatat jumlah janjang yang termuat dan yang afkir.

5) Brondolan dimuat kedalam truk tanpa disertai karung dan dicatat kilogram brondolan yang termuat kedalam truk.

6) Setelah truk penuh diisi dengan buah dan brondolan, bak truk kemudian ditutup menggunakan jaring penutup buah.

7) Setelah semua kegiatan diatas selesai, semua truk pengangkut buah dikumpulkan di tempat penampungan sementara. menunggu surat pengantar buah yang diberikan oleh perusahaan kepada operator truk, yang menyatakan bahwa buah siap diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS).

e. Hasil yang dicapai

PengangkutanTBS ke truk untuk diangkut ke PKS dengan frekuensi kerja 1 hari truk dapat mengangkut 64 ton dari 8 truk yang tersedia.

f. Pembahasan

Pada umumnya pengangkutan buah menggunakan kendaraan truk (dump truck atau light truck). Demikian juga jadwal tiba kendaraan truk ke lokasi panen dan tiba di pabrik harus diatur sedemikian rupa agar operasional kendaraan optimal dan proses pengolahan di pabrik berjalan lancar. Kendaraan truk harus sudah mulai mengangkut pukul 7.00 pagi dan tandan pertama diharapkan dapat sampai di pabrik pada pukul 9.00 sedangkan tandan terakhir selambat-lambatnya pukul

(31)

22.00. Setiap kendaraan truk dilayani oleh 2 atau 3 orang tukang muat dan bongkar. Pengangkutan dan pembongkaran dihitung borongan, 1 truk borongan dibayar seratus ribu rupiah.Tandan diusahakan tidak terbanting dan karung brondolan diletakan disebelah atas. Tandan busuk dan tandan kosong jangan ikut terangkut ke truk serta semua brondolan dipastikan dimuat ke dalam kendaraan. Pengangkutan buah dilakukan 2 hari sekali, disebabkan perusahaan tidak memiliki pabrik sendiri. Seluruh TBS diangkut menuju ke PKS dengan menggunakan truk dan dikirim ke PT. Jaya Mandiri Sukses di kecamatan Perian, kabupaten Kutai Kartanegara.

(32)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Selama melakukan Praktek Kerja Lapangan PT. Budiduta Agromakmur dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Kegiatan yang dilakukanselama PKL adalah pemeliharaan TM: pengendalian gulma secara kimia, perawatan gawangan, perawatan jalan, penunasan, pemupukan, analisa daun, dan panen serta pengangkutan.

2) Banyak kegiatan yang tidak dilaksanakan sesuai dengan teori karena kekurangan tenaga kerja dan kekurangan biaya produksi, yaitu pemupukan.

3) Kegiatan perawatan gawangan hanya dilakukan 1 tahun sekali tidak sesuai dengan teori.

4) Kegiatan panen kurang diperhatikan, banyak brondolan yang jatuh ketanah dan tandan buah segar banyak yang membusuk diatas pohon. 5) PT. Budiduta Agromakmur tidak mempunyai pabrik jadi tandan buah

segar (TBS) di kirim keperusahaan PT. Jaya Mandiri Sukses di kecamatan Perian, kabupaten Kutai Kartanegara.

B. Saran

1) Agar tanaman dapat berproduksi secara maksimal maka kegiatan pemupukan perlu dilaksanakan sesuai dengan anjuran yaitu: tepat jenis (sesuai kebutuhan), tepat dosis (sesuai rekomendasi), tepat waktu (curah hujan 100-200 ml/bulan), tepat cara dengan penebaran merata melingkari piringan ± 30 cm dari tajuk tanaman serta terpupuk tuntas dan Tepat tempat (di piringan).

(33)

2) Perawatan gawangan perlu dilakukan dengan rotasi 4 bulan sekali. 3) Kegiatan panen juga harus selalu diperhatikan dan tingkat kriteria panen

2 sampai 5 brondolan harus segera dipanen sebelum brondolan terlalu banyak jatuh ketanah.

4) Transportasi buah dari kebun ke pabrik harus lancar agar buah kelapa sawit yang telah dipanen tidak menginap di kebun yang mengakibatkan peningkatan ALB.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Adlin UL.2008. Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Institut Pertanian Bogor. Bogor

Adiwiganda R. 2002. Aplikasi Pupuk di Perkebunan Kelapa Sawit. Seminar Nasional Pengelolaan Pupuk pada Kelapa Sawit. PT. Sentana Adidaya Pratama. Palembang.

Anonim, 2013.Pengembangan Kelapa Sawit di Kalimantan Timur.Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda.

.

Lubis AU. 1992.Perawatan Tanaman KelapaSawit di Indonesia. PusatPenelitianPerkebunanMarihat. PemantangSiantar.

Mangoensoekarjo S. dan AT. Toyib.2003. Manajemen Budidaya Kelapa Sawit dalam Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

Anonim. 2012. Buku Pedoman Standar Operasional Perusahaan PT. Budiduta Agromakmur. Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Purba E.2009.Pengendalian Gulma Pada Tanaman Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.

Sastrosayono S. 2012. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Setyamidjaja D.2012.Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius.Yogyakarta.

Sunarko.2007.PetunjukPraktisBudidayadanPengolahanKelapaSawit. AgromediaPustaka. Jakarta.

(35)
(36)
(37)

Lampiran 2. Bagan/Skema PT. Budiduta Agromakmur

Estate Manager Kepala TU Kepala Humas &

Personalia Kepala Workshop Asisten Lapangan ‐ Dep. Logistik

‐ Dep. Keuangan ‐ Dep. Pergudangan ‐ Asisten Kepala

Staff Personalia &

(38)

Lampiran 3. Foto Kegiatan Budidaya Tanaman Kelapa Sawit

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)

Gambar 9. Alat yang digunakan untuk Analisa Daun

(47)
(48)

Gambar

Gambar 1. Pengendalian Gulma Secara Chemis
Gambar 2. Herbisida Glifosat
Gambar 3. Rawat Gawangan
Gambar 4. Perawatan Jalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan-permasalahan seperti inilah yang dalam pandangan peneliti perlu diberikan solusi terkait masalah yang dihadapi oleh siswa, maka dari itu adapun solusi

• INTA akan terus mewujudkan visi LED Enterprises di 2020 • Proyeksi peningkatan pendapatan tahun 2017 sebesar 20% • Lini usaha pendukung infrastruktur akan terus ditingkatkan

Dengan demikian keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan dapat mengurangi kecurangan dalam penyajian laporan keuangan sehingga komite audit diharapkan dapat

guru tersebut, terutama pada mata pelajaran fiqih yang lebih kepada mengetahui hukum-hukum syari’at Islam yang sesuai dengan Al-qur’an dan hadits begitu juga

Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan pada penelitian ini.Tujuan pada penelitian adalah memperoleh model terbaik untuk meramalkan jumlah pengunjung

Kajian ini diharapkan dapat dipakai sebagai tambahan informasi bagi : (1) pengusaha industri tempe dan kripek tempe kedele dalam mengorganisasikan faktor

Hasil analisis secara mandiri, pemberian konsentrasi pupuk hayati dan air kelapa menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah daun (14 HST, 21 HST, 28

Setelah dilakukan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama pada kelompok eksperiman kemudian diberikan posttest untuk mengetahui apakah ada peningkatan