• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi Pengajaran Aksara Bali Berbasis Video Tutorial pada Masa Pandemi Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Inovasi Pengajaran Aksara Bali Berbasis Video Tutorial pada Masa Pandemi Covid-19"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Inovasi Pengajaran Aksara Bali Berbasis Video Tutorial pada Masa Pandemi Covid-19

I Gusti Agung Rai Jayawangsa, I Made Aryana Putra

Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

*corresponding author: [email protected], [email protected]2

Artikel Info Abstrak

Kata kunci:

Inovasi, Pengajaran Aksara Bali, Video Tutorial, Pandemi Covid- 19--- Keywords:

Innovation, Balinese Literacy Teaching, Video Tutorial, Covid- 19 Pandemic

Pembelajaran Aksara Bali pada masa Pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri kepada pendidik. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Aksara Bali dan pembelajaran daring yang belum optimal menjadikan pembelajaran Aksara Bali menjadi lebih sulit. Pada saat seperti ini, inovasi dari guru sangat perlu dilakukan. Pembuatan tutorial pembelajaran Aksara Bali (baik membaca dan menulis) sangat tepat dilakukan, Video yang dibuat haruslah memudahkan siswa dalam memahami materi Aksara Bali itu, terlebih lagi pada pengambilan/perekaman video patut diperhitungkan. Berdasarkan model pembelajaranya, pembelajaran Aksara Bali dapat dilakukan dengan model pembelajaran habungan sinkron dan asinkron. Dalam pembuatan video tutorial pengajaran Aksara Bali dapat dilakukan dengan mempersiapkan alat-alat seperti kamera,/handphone, microphone, lazypod, dan meja, sementara dalam pengambilan/perekaman video menggunakan anggle reading.

ABSTRACT

At times like this, teacher innovation is very necessary. Making Balinese script learning tutorials (both reading and writing) is very appropriate to do, the videos made must make it easier for students to understand the Balinese script material, even more so when taking/recording videos should be taken into account. Based on the learning model, Balinese script learning can be done with synchronous and asynchronous relationship learning models. In making video tutorials for teaching Balinese script, it can be done by preparing tools such as cameras, cellphones, microphones, lazypods, and tables, while taking/recording videos using angle reading.

(2)

PENDAHULAN

Pelajaran Bahasa Bali kerap menjadi momok yang menakutkan bagi generasi muda, pasalnya Bahasa Bali tidak lagi menjadi bahasa utama terutama di daerah perkotaan. Secara klise, jika ingin mencari kambing hitam penyebab mundurnya penutur Bahasa Bali di Bali sendiri, karena gempuran modernisasi dan pariwisata. Bahasa Bali jika dilihat dari kaca mata ekonomis kapitalis tentu tidak akan semenarik bahasa asing, namun jika dilihat dari kacamata kebudayaan Bali, maka Bahasa Bali merupakan mahkota dari Kebudayaan Bali itu sendiri. Secara umum jika berbicara mengenai pembelajaran Bahasa Bali maka kita akan berbicara tentang aksara bahasa dan sastranya, Salah satu yang menjadi ketakutan siswa dalam pembelajaran Bahasa Bali adalah pada bidang Aksara Bali sehingga sering muncul pribahasa (kalimat bermakna ganda) dalam Bahasa Bali “Macane Takutin” yang jika

diartikan secara harfiah dapat berarti menakuti macan, namun dalam hal ini arti sebernarnya adalah

“Takut Membaca”. Ketakutan ini ditambah dengan peliknya proses belajar mengajar pada masa pandemic Covid-19.

Pandemi Covid-19 telah melanda dunia hampir 2 Tahun, berbagai sisi kehidupan manusia mengalami perubahan, mulai dari gaya hidup, pekerjaan hingga proses belajar di sekolah. Tentunya perubahan-perubahan ini bukanlah sesuatu hal yang mudah dilakukan. Merubah kebiasaan lama bukanlah perkara membalikan telapak tangan, namun karena pandemi Covid 19 perubahan itu haruslah dilakukan. Tren kasus penularan Covid 19 di negeri Indonesia terus bertambah.

(www.kawalcovid19.id)

Seiring dengan keadaan tersebut mentri pendidikan membuat peraturan pembelajaran dari rumah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Surat Edaran Nomor 15 ini untuk memperkuat Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Berikut ini poin-poin pedoman pelaksanaan Belajar dari Rumah (BDR) selama darurat bencana Covid-19 di Indonesia mengacu SE Sekjen Kemendikbud No. 15/2020:

(3)

a. Metode Pelaksanaan BDR

1) Pembelajaran jarak jauh dalam jaringan/online (daring) menggunakan gawai maupun laptop melalui beberapa portal dan aplikasi pembelajaran daring.

2) Pembelajaran jarak jauh luar jaringan/offline (luring) menggunakan teevisi, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak, alat peraga dan media belajar dari benda di lingkungan sekitar.

b. Peran Pendidik

Pendidik memfasilitasi pembelajaran jarak jauh secara daring, luring maupun kombinasi keduanya sesuai kondisi dan ketersediaan sarana pembelajaran.

c. Untuk pembelajaran daring, pendidik harus:

1) Membuat mekanisme untuk berkomunikasi dengan orang tua/wali dan peserta didik 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP) yang sesuai minat dan kondisi anak 3) Menghubungi orang tua untuk mendiskusikan rencana pembelajaran yang inklusif sesuai

kondisi anak didik

4) Memastikan proses pembelajaran berjalan lancar.

d. Peran Peserta Didik/Siswa

1) Menyiapkan perangkat pembelajaran (buku, alat tulis dan media lainnya) 2) Pastikan peserta didik dapat berkomunikasi secara lancar dengan guru 3) Ajak orang tua untuk mendukung proses pembelajaran

4) Siapkan tempat di rumah yang cukup nyaman untuk belajar 5) Aktif dalam diskusi dengan guru

6) Mengumpulkan tugas dan foto pembelajaran (jika ada)

7) Sampaikan ke guru atau orang tua jika ada kesulitan saat kegiatan belajar hari ini

e. Peran Orang Tua

1) Menyepakati cara untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah

2) Mendiskusikan rencana pembelajaran yang inklusif bersama guru sesuai kondisi anak didik 3) Menyiapkan perangkat pembelajaran

4) Memastikan anak didik siap mengikuti pembelajaran 5) Menyiapkan waktu untuk mendukung proses pembelajaran

6) Orang tua/wali memastikan anak mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar harian

7) Secara aktif berdiskusi dengan guru terkait tantangan dan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran daring.

Berdasarkan poin diatas, guru dituntut untuk berinovasi dalam pembelajaran, terlebih lagi pada materi Aksara Bali baik membaca maupun menulis. Menurut Everett M. Rogers, inovasi merupakan sebuah ide, gagasan, objek, dan praktik yang dilandasi dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang

(4)

atau pun kelompok tertentu untuk diaplikasikan atau pun diadopsi. Adapun ciri ciri dari inovasi/pembaharuan adalah:

1. Memiliki ciri khas, yang mana bisa diartikan menjadi sebuah inovasi memiliki ciri yang khas di setiap aspeknya, entah itu program, ide maupun gagasan, tatanan, sistem yang kemungkinan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan.

2. Memiliki ciri maupun unsur kebaruan, yang merupakan suatu inovasi harus memiliki sebuah karakteristik sebagai suatu karya serta dari buah pemikiran yang memiliki ke originalan &

kebaruan.

3. Program inovasi dilakukan melalui program yang sudah terencana, dapat diartikan sebagai bahwa sebuah inovasi bisa dilakukan melalui bentuk proses yang tidak tergesa-gesa, namun dipersiapkan dengan matang, jelas dan direncanakan terlebih dahulu.

4. Sebuah Inovasi yang diluncurkan bertujuan, suatu program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah kemana tujuannya tersebut serta target yang akan dicapai.

Pada artikel ini inovasi yang akan dibahas adalah inovasi pengajaran Aksara Bali berbasis Video. Lebih lanjut ada baiknya penulis menjelaskan mengenai gaya belajar peserta didik. Menurut Bobby De Potter peserta didik memiliki tiga jenis gaya belajar. Pertama adalah gaya belajar Visual (melihat). Gaya belajar visual berfokus pada penglihatan. Saat mempelajari hal baru, biasanya tipe ini perlu melihat sesuatu secara visual untuk lebih mudah mengerti dan memahami. Selain itu, tipe visual juga lebih nyaman belajar dengan pengunaan warna-warna, garis, maupun bentuk. Itulah mengapa, orang yang memiliki tipe visual biasanya memiliki pemahaman yang mendalam dengan nilai artistik seperti paduan warna dan lainnya. Kedua adalah gaya belajar auditori. Gaya belajar auditori lebih mengandalkan pendengaran untuk menyaring informasi/pengetahuan. Peserta didik dengan gaya belajar auditori tidak masalah dengan bentuk/tampilan saat belajar, mereka biasanya akan vokus pada suara sang guru. Ketiga adalah gaya belajar kinestetis. Gaya belajar ini menyenangi belajar yang melibatkan gerakan. Biasanya orang yang tipe ini, merasa lebih mudah mempelajari sesuatu tidak hanya sekadar membaca buku tetapi juga mempraktikkanya. Dengan melakukan atau menyentuh objek yang dipelajari akan memberikan pengalaman tersendiri bagi tipe kinestetik. Berdasarkan penjelasan gaya belajar diatas maka Pengajaran Aksara Bali berbasis Video tutorial pada artikel ini menitik beratkan pada gaya belajar siswa gabungan antara auditori dan visual. Permasalahan yang ingin dipecahkan pada karya ilmiah ini adalah bagaimanakah inovasi pembelajaran aksara bali pada masa covid 19?. Diharapkan nantinya dengan karya ilmiah ini dapat membantu guru dalam memberikan pelajaran Aksara Bali secara daring kepada peserta didik dengan baik

METODE

Metode yang digunakan dalam karya ini adalah deskripsi kualitatif . Sugiyono (2005) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis sesuatu tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Pada kesempatan ini karya ilmiah ini menekankan pada uraian-uraian dalam bentuk kalimat-kalimat terstruktur mengenai prasarana dan peralatan pendukung dalam pembuatan video tutorial pembelajaran Aksara Bali serta model pembelajaran apa yang dapat digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Model Pembelajaran

(5)

Sebelum beranjak dalam pembuatan media pembelajaran Aksara Bali secara daring, ada baiknya penulis menjelaskan terlebih dahulu mengena model-model pembelajaran daring, yaitu model pembelajaran sinkron dan asinkron.

1) Sinkron

Pembelajaran sinkron adalah pembelajaran daring yang terjadi langsung, dalam waktu nyata.

Antara guru dan semua siswa bertemu dalam satu waktu dalam sebuah aplikasi. Ini tidak dapat terjadi di mana pun dan pada waktu tertentu karena kegiatan pembelajaran semua harus hadir pada saat interaksi berlangsung. Metode ini paling mendekati pengalaman kelas konvensional.

Ada beberapa metode yang memungkinkan pembelajaran sinkron, seperti konferensi video, obrolan langsung, atau streaming langsung. Contoh alat yang dapat Anda gunakan adalah Zoom. Guru dan siswa dapat menonton melalui tautan, melihat satu sama lain melalui webcam dan berbagi atau mengambil alih layar.

Keuntungan

a) Interaktif: Dapat melakukan diskusi aktif dan masukan langsung secara pribadi, berdasarkan kecepatan belajar siswa.

b) Motivasi: Saat bersama dengan teman sekelas dan guru, Anda terdorong untuk bekerja dengan cara yang lebih fokus dan produktif.

Kekurangan

a) Satu kerangka waktu: Karena pembelajaran sinkron mengharuskan semua orang untuk mendengarkan pada waktu yang sama, seluruh kelas harus online pada waktu yang sama.

b) Persyaratan teknis: Untuk mendapatkan pengalaman belajar sinkronis yang sukses, harus memiliki koneksi Internet yang tepat dan baterai yang telah diisi. Ini berarti harus berada di rumah, terhubung ke internet. Jika sedang dalam perjalanan, ini mungkin menjadi masalah.

2) Asinkron

Pembelajaran asinron adalah pembelajaran daring yang tidak terjadi secara langsung dan tidak interaktif. Pembelajaran asinkron dapat terjadi kapan pun dan dimanapun mana pun namun tetap dalam ruang lingkup pembelajran daring. Guru dapat menyediakan konten secara online maupun ofline, dan siswa dapat mengaksesnya kapan pun siswa itu mau, cukup masuk dan mulai belajar.

Ada banyak cara untuk menyediakan pembelajaran asinkron. Contohnya adalah video online, modul pelajaran mandiri, dan artikel atau makalah yang diposting. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Ini adalah contoh

(6)

Keuntungan

a) Fleksibilitas: Dapat mengakses konten kapan pundan di mana pun. Siswa dan guru tidak perlu berada di ruangan yang tenang dengan kondisi yang sempurna.

b) Belajar dengan kemampuan siswa sendiri: Siswa dapat mengulang-ulang materi yang dibagikan oleh guru baik dibaca maupun ditonton.

Kekurangan

a) Impersonal: Meskipun pembelajaran asinkron memiliki banyak keuntungan, ia tidak memiliki sentuhan personal yang dibutuhkan banyak siswa. Ini kurang kolaboratif, memotivasi, dan guru dan siswa tidak dapat langsung menerima umpan balik.

b) Membutuhkan disiplin: Karena siswa tidak dibimbing langsung oleh guru, maka butuh kejujuran dan kedisiplinan siswa secara mandiri.

c)

Perbedaan utama antara pembelajaran sinkron dan asinkron adalah bahwa yang pertama bersifat langsung dan interaktif sedangkan yang kedua tidak. Kedua metode ini berharga dalam hal pendidikan online dan akan sangat baik jika dapat memadukan keduanya.

b. Media Pembelajaran

Adapun dalam pembuatan konten video untuk pembelajaran Aksara Bali yaitu :

1) Alat

Alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan video pembelajran Aksara Bali yaitu a) Kamera perekam video, dapat berupa handphone.

Kamera perekam video berfungsi sebagai alat utama dalam perekaman video.

b) Perekam suara (microphone)

Microphone adalah alat yang digunakan untuk merekam suara, agar dalam pebuatan video, suara pengajar dapat terdengar jelas.

c) Lazypod

Lazypod adalah alat pegang kamera yang salah satu ujungnya dapat dijepitkan pada bibir meja, dan ujung lainya memegang Handphone sebagai perekam.

d) Meja belajar

Meja belajar berfungsi sebagai alas untuk menulis maupun membaca teks Aksara Bali yang akan direkam, serta bibir meja sebagai tempat lazypod dijepitkan

(7)

2) Cara pembuatan Perekam Video

(Handphone)

Perekam suara (Microphone)

Lazypod Meja

(8)

Setelah disiapkan alat-alat dalam pembuatan video pengajaran Aksara Bali diatas, maka pembuatan video dapat dimulai. Ambil dan pasangkan handphone pada ujung lazypod.

Kemudian ujung lain dari lazypod dijepitkan pada meja. Di atas meja letakanlah buku Aksara Bali yang akan direkam, letakanlah lazypod yang telah dipasangkan handphone tepat diatas buku. Hidupkan kamera handphone dan arahkan kamera dengan posisi/ anggel reading (kamera tepat diatas buku) sehingga yang terlihat pada layar kamera adalah buku yang akan direkam.

Selanjutnya sambungkan microphone pada Handphone, pastikan microphone dekat dengan sumber suara (mulut), setelah semuanya siap, perekamanpun dapat dilakukan.

Setelah video perekaman pembelajaran Aksara Bali selesai dilakukan, hasil video dapat dibagikan ke media pembelajran daring (google classroom, Wa Group) sesuai jadwal yang telah disepakati. Jika siswa tidak mengerti dapat melakukan diskusi pada group WA maupun pada google classroom.

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan model pengajaran pada masa daring dan media pembelajaran menggunakan video dapat disimpulkan bahwa, pengajaran Aksara Bali pada masa Covid 19 dapat dilakukan menggunakan Video dengan gaya pengambilan video/ anggel reading agar siswa dapat melihat contoh/tutorial dengan mudah. Dengan penggunaan video tersebut penggabungan model pembelajaran sinkron dan asinkron dapat dilakuan, sehingga siswa dapat mengakses video pembelajaran Aksara Bali kapanpun dan dimanapun, serta untuk diskusi tanya jawab dapat dilakukan di WA group maupun google classroom.

DAFTAR PUSTAKA

Diari, K. P. Y., & Jayawangsa, I. G. A. R. (2020, June). Strategi Dan Inovasi Pembelajaran Bahasa Pemasangan lazypod pada

meja Tampilan gambar saat merekam video

pembelajran membaca Aksara Bali

(9)

Aksara Dan Sastra Bali Di Era Industri 4.0. In Prosiding Seminar Nasional Dharma Acarya (Vol.

1, No. 2).

Jayawangsa, I. G. A. R. (2021). Penjaminan Mutu Pendidikan Bahasa Bali Pada Generasi Digital dan Relevansinya Pada Masa Pandemi Covid-19. PINTU: Jurnal Penjaminan Mutu, 1(1).

Miarso Hadi, (2007) Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta : Kencana

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

Pramana, I. B. B. S. A., Ardiawan, I. K. N., Lestari, N. G. A. M. Y., Ekaningtyas, N. L. D., Psi, S., Diari, K. P. Y., ... & Andayani, K. Y. (2020). Adaptasi Di Masa Pandemi: Kajian Multidisipliner.

Nilacakra.

Rogers, Everett M., 1986, Communication Technology, New York: Free Press.

Sobry Sutikno M. , (2009). Belajar dan Pembelajaran , Prospect. Bandung

Surat Edaran Menteri PANRB No.19 Tahun 2020, Tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Covid 19 di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Suryanegara(1977). Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta. Rineka Cipta

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan, dimana perusahaan dapat mengurangi biaya modal ekuitas melalui kebijakan pengung- kapan yang lebih baik,

Untuk mencari dioda yang tepat, pertama arus yang mampu dilewatkan dioda memiliki besar minimal 1,3 kali arus beban, kedua tegangan balik dioda minimal 1,25 kali dari

3) masukkan pemidangan pada mesin jahit dengan posisi pemidangan ada di bawah tempat jarum, bagian baik kain yang akan dibordir menghadap ke atas mulailah

Penelitian terhadap bangunan Gereja Santa Perawan Maria akan dilakukan secara deskriptif dan eskploratif, sehingga penelitian ini dibatasi hanya pada gaya bangunan gereja dan

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Bank Mandiri Kantor Cabang Imam Bonjol untuk meneliti “Hubungan Pelaksanaan Team

Mahasiswa Unsyiah lebih banyak menggunakan lensa dengan jenis lensa kontak lunak dengan pola pemakaian bersifat harian, jangka waktu penggunaan lensa 1-6 bulan,

BPPI sangat berharap agar RUU yang akan digarap, mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian pusaka Indonesia, yang dirasakan selama

Hal ini dibuktikan oleh Dewantara (2012) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesulitan belajar peserta didik dalam pembelajaran keterampilan berbicara berasal dari faktor